Proposal seminar ini membahas hubungan pengetahuan gizi ibu, sikap ibu, dan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting pada balita di Puskesmas Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain potong lintang yang melibatkan 95 responden balita. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dokumen kesehatan, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik chi
1. SEMINAR PROPOSAL
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIROMARU
Miftahul Ni’ma
(P 101 19 044)
DEPARTEMEN BIOSTATISTIK/KB DAN KEPENDUDUKAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
2. 01
02
03
04
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep
Metode Penelitian
Alur Kerangka
Konsep, Definisi
Operasional, Kriteria
Objektif dan
Hipotesis Penelitian
Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan, Manfaat
Kerangka Teori
Jenis Penelitian,
Lokasi dan Waktu
Pelaksanaan,
Populasi, Sampel,
Teknik Pengambilan
Sampel,
Pengumpulan Data,
Analisis Data,
Penyajian Data
CONTENTS
3. LATAR BELAKANG
WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terdapat 151 juta balita atau sebanyak 22%
mengalami hambatan pertumbuhannya yang terlalu pendek. Lebih dari setengah balita
stunting di dunia yang berasal dari Asia (55%) lebih dari sepertiganya (39%) di Afrika.
Menurut WHO, pada tahun 2018 Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di South-East Asian Region setelah Timor Leste (50,5%) dan India
(38,4%) yaitu sebesar 36,4%. Di tahun 2019 angka prevalensi stunting di Indonesia turun
menjadi 27,7%.
Berdasarkan hasil SSGI 2021, angka prevalensi stunting di Indonesia pada balita yaitu
sebesar 24,4%. Dari 34 Provinsi di Indonesia, Sulawesi Tengah berada pada urutan ke
delapan dengan prevalensi balita stunting sebesar 29,7%
Data Studi Status Gizi Indonesia 2021, pada pemetaan prevalensi stunting untuk setiap
wilayah Sulawesi Tengah diperoleh data kasus tertinggi kejadian stunting yaitu di
Kabupaten Sigi (40,7%). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi tahun 2021, jumlah kasus
stunting tertinggi terdapat di Puskesmas Biromaru dengan prevalensi sebesar (20,9%).
4. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan yakni “Apakah terdapat
hubungan pengetahuan, sikap dan pemberian
ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Biromaru
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi?”
5. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
1. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi ibu
dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Biromaru Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi.
2. Untuk menganalisis hubungan sikap ibu dengan kejadian
stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Biromaru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
3. Untuk menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif
dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Biromaru Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi.
Untuk menganalisis hubungan
pengetahuan, sikap dan pemberian ASI
eksklusif terhadap kejadian stunting pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Biromaru Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi.
Tujuan Khusus
6. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah informasi
dan pengetahuan tentang
pemberian makan dan
pemberian ASI eksklusif
pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Biromaru
Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi
bahan masukkan untuk Dinas
Kesehatan Kabupaten Sigi dan
instansi terkait dalam
pemecahan masalah
kesehatan terkait stunting.
8. KERANGKA KONSEP
Pengetahuan Gizi Ibu
Sikap Ibu
Pemberian ASI Eksklusif
Stunting
Keterangan :
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
9. Kriteria Objektif
Definisi Operasional
Stunting adalah kondisi
ketika tinggi badan anak
tidak sesuai dengan
usianya, dimana anak
dengan stunting memiliki
tinggi badan yang terlalu
pendek. Berdasarkan
standar antropometri
kementrian kesehatan RI,
seorang anak disebut
stunting apabila nilai z-
score indeks TB/U kurang
dari -2 SD.
Tidak stunting :
balita usia 24-59 bulan yang memiliki nilai
indeks antropometri TB/U z-score ≥-2 SD.
Namun berada pada daerah dan
krakteristik yang sama dengan balita
kategori stunting.
Stunting :
balita usia 24-59 bulan yang memiliki nilai
indeks antropometri TB/U z-score <-2 SD.
DEFINISI OPERASIONAL & KRITERIA OBJEKTIF
Stunting
10. Kriteria Objektif
Definisi Operasional
Tingkat pengetahuan gizi ibu
yang dimaksud adalah
sejauh mana pengetahuan
ibu mengenai gizi dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengukuran tingkat
pengetahuan gizi ibu
menggunakan kuesioner
yang meliputi pengertian ASI,
manfaat ASI, kandungan ASI,
jenis makanan yang bergizi
dan penyebab akan
terjadinya stunting
Diukur melalui pertanyaan
kuesioner dengan menggunakan
skala Guttman yaitu jawaban
benar diberi skor 1 dan jawaban
salah diberi skor 0.
DEFINISI OPERASIONAL & KRITERIA OBJEKTIF
Pengetahuan Gizi Ibu
Pengetahuan Cukup :
Jika skor jawaban responden ≥ 50%
Pengetahuan Rendah :
Jika skor jawaban responden < 50%
11. Kriteria Objektif
Definisi Operasional
Sikap ibu yang dimaksud
berupa cara pemberian
makanan bergizi pada balita
dalam kehidupan sehari-hari
yang meliputi pemberian
makanan dengan menu
seimbang, pemberian
makanan yang mengandung
lemak, karbohidrat, protein
dan vitamin, pemberian
makanan selingan,
pemberian makanan teratur 3
kali sehari dan pemberian
makan tepat waktu.
Diukur berdasarkan pertanyaan
dari kuesioner dengan jawaban
tertinggi diberi skor 4 dan
terendah diberi skor 1 dan
dihitung menggunakan skala
Likert.
DEFINISI OPERASIONAL & KRITERIA OBJEKTIF
Sikap Ibu
Baik :
Jika skor jawaban responden ≥ 20
Kurang baik :
Jika skor jawaban responden < 20
12. Kriteria Objektif
Definisi Operasional
Pemberian ASI eksklusif yang
dimaksud dalam penelitian ini
meliputi riwayat pemberian
ASI dari ibu kepada anaknya
selama 6 bulan, pemberian
susu formula, air tajin,
mengoleskan madu kemulut
bayi, pemberian air teh atau
air gula, pemberian air putih,
pemberian bubur nasi atau
bubur nasi tim, dan pemberian
makanan tambahan selain
ASI kepada bayi yang berusia
0-6 bulan,
Dihitung dengan menggunakan skala
Guttman yaitu jawaban benar diberi skor
1 dan jawaban salah diberi skor 0.
DEFINISI OPERASIONAL & KRITERIA OBJEKTIF
Pemberian ASI Eksklusif
ASI eksklusif :
Jika skor jawaban responden ≥ 50%
Tidak ASI eksklusif :
Jika skor jawaban responden < 50%
14. Populasi
Jenis Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif
dengan pendekatan
Cross-sectional
Lokasi & Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di
Wilayah Kerja Puskesmas Biromaru
pada bulan Agustus – September 2022
Menggunakan rumus
slovin didapatkan
sebanyak 95 responden
Sampel Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini
menggunakan teknik
Purposive Sampling
Populasi penelitian adalah
jumlah balita yang berada di
Wilayah Kerja Puskesmas
Biromaru sebanyak 1923
balita
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
METODE PENELITIAN
15. Penyajian data akan ditampilkan dalam bentuk
narasi dan beberapa tabel distribusi dan keterangan
tabel diikuti uji statistik hubungan antara variabel
independen (bebas) dan dependen (terikat).
Analisis bivariat dilakukan untuk
melihat hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Uji
statistik yang digunakan yaitu uji chi-
square dengan kemaknaan yakni 0,05.
Analisis univariat dilakukan untuk
mendeskripsikan sampel
responden dan karakteristik setiap
variabel unutk menghasilkan
dsitribusi frekuensi dan persentase
dari tiap variabel.Analisis
univariat digunakan untuk
menggambarkan karakteristik
sampel responden, serta variabel
independen (pengetahuan gizi ibu,
sikap ibu dan pemberian ASI
eksklusif) dan variabel dependen
(kejadian stunting).
ANALISIS DATA
ANALISIS BIVARIAT
ANALISIS UNIVARIAT
Penyajian Data