SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
Perencanaan jaringan berhubungan dengan penentuan
kebutuhan pembuatan dan pengembangan kapasitas
jaringan serta proses pengenalan teknologi baru.
JARINGAN
NIRKABEL
Tujuan Perencanaan
Jaringan Nirkabel:
Covarage
Building/Vehicle
Penetration
Traffic/Capacity
Schedule
Performance
Economics
Perencanaan
Akses
Perencanaan
Core
Contoh
Perencanaan
Jaringan
ARSITEKTUR UMUM JARINGAN NIRKABEL
PERANCANGAN JARINGAN UMUM
Kapasitas
Covarage
Kualitas
•Layanan suara/data
•BER
•Eb/No
I. PERENCANAAN AKSES
I. PERENCANAAN AKSES
Link Budget
Cell Radius
BS Covarage
Total
Covarage/BS
Covarage
Area
BS Number
Input
Parameters
Propagation
Model
PERENCANAAN COVARAGE
I. PERENCANAAN AKSES
 Parameter-parameter link budget :
 Data penduduk dan geografis wilayah
Transmitter Receiver Parameter
Umum
Gain Antena Sensitivitas Frekuensi
Tinggi Antena Noise Figure Model Sel
Daya Pancara Gain dan Tinggi
Antena
Input Parameters :
PERENCANAAN COVARAGE
I. PERENCANAAN AKSES
PERENCANAAN COVARAGE
KLASIFIKASI
DAERAH
PELAYANAN
RUMUS REDAMAN PERAMBATAN
Urban Area
Lu = 69,55 +26,16 log fc – 13,82 log hb – a (hm) + (44,9
– 6,55 log hb) log R……………..(dB)
 Faktor koreksi untuk tinggi antena stasiun mobil
yang bergantung kepada tipe daerah urban yang
dibagi sebagai berikut :
Medium – small city :
a (hm) = (1,1 log fc – 0,7) hm – (1,56 log fc – 0,8) ….(dB)
Large City
a (hm) = 8,29 (log fc 1,54 hm)2 – 1,1 , fc < 200 MHz
a (hm) = 3,2 (log fc 11,75 hm)2 – 4,97 , fc > 400 MHz
Sub Urban Area Lsu = Lu (urban area) – 2 [log (fc/28)]2 – 5,4 ….(dB)
Open Area Lo = Lu (urban area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc –
40,94 ….(dB)
Keterangan :
fc = frekuensi kerja yang berharga : 150 MHz – 1500 MHz
hb = tinggi antena stasiun tetap (RBS) : 30 m – 200 m
hm = tinggi antena stasiun mobil (MS) : 1 m – 3 m
R = jarak pemancar penerima : 1 km – 20 km
Model Propagasi
Okumura Hatta
I. PERENCANAAN AKSES
PERENCANAAN COVARAGE
Parameter Notasi Spesifikasi
Frekuensi Pembawa fc 800 – 2000
MHz
Tinggi Antena BTS hb 4 -50 m
Tinggi Antena MS hm 1- 3 m
Jarak BTS dengan MS d 0,02 – 5 Km
Model Propagasi
COST 231
I. PERENCANAAN AKSES
Cell Average
Throughput
Calculation
Subscribers Supported
per Cell
BS Number
Parameter utama dalam
perancangan akses dari segi
kapasitas adalah alokasi
bandwidth







BS1Kapasitas
BandwidthTotal
BSJumlah
PERENCANAAN KAPASITAS
PERBANDINGAN PERANCANGAN
COVARAGE DAN CAPACITY
 Pemilihan teknologi akses
 Band frekuensi rendah
 Memaksimalkan tinggi
antena
 Menaikkan daya pancar
 Mengurangi standar kualitas
 Pemilihan teknologi akses
 Memperbesar band
frekuensi
 Menggunakan frekuensi re-
use
 Meminimalkan tinggi antena
Covarage Capacity
Model Trafik
Persyaratan QOS
Pemilihan Teknologi Transport
Arsitektur Jaringan
Alokasi IP Addres
Topologi Backbone
Penempatan Jaringan Backhaul
II. PERENCANAAN CORE
II. PERENCANAAN CORE
TEKNOLOGI TRANSPORT
No. Tipe Kelebihan Kelemahan
1. Dedicated Private Line • QOS baik
• Mudah dalam perancangan
• Kurang reliability
• Biaya mahal dan sensitif
terhadap jarak
• Tidak efisien dalam penanganan
trafik
2. ATM • Biaya lebih efektif
• Bandwidth on demand
• tidak senitif terhadap jarak
• Multiclass service
• Perancangan kompleks
• Terdapat protocol overhead
• Terjadi packet loss dan delay
3. Frame Relay • menggunakan frame length
• Mudah perancangan dan konfigurasi
• Biaya lebih murah
• kecepatan lebih rendah
dibanding ATM
• Kurang bagus menangani trafik
delay
• tidak ada penyediaan QOS
beragam
4. VPN • Teknologi connectionless
• Memiliki absolute QOS
• IP tunnel
• Peningkatan tunneling overhead
• Potensi performance bottlenecks
5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing
6. Carrier ethernet Implementasi Backhauling / Core berbasis Carrier
Ethernet
II. PERENCANAAN CORE
ARSITEKTUR JARINGAN
 Rancangan arus komunikasi media elektronik.
 Contoh arsitektur jaringan seperti, 1G, 2G, 3G,
EVDO, LTE, dan lain-lain
ALOKASI IP ADDRESS
 Alokasi IP address melibatkan strategi yang
sesuai untuk elemen internal jaringan serta
pelanggan.
 Penugasan IP address kepada elemen jaringan
internal
II. PERENCANAAN CORE
• Sederhana dan murah
•Kehandalan tinggi
• memiliki alternative routing
• Delay
• Kurang mendukung skalabilitas
• Kehandalan tinggi dalam alternative
routing banyak
• Proteksi baik
• laju trafik tinggi
• Biaya mahal dan kurang mendukung
skalabilitas
• Biaya murah dan terpusat
• Membutuhkan dua loncatan/hop
• Membutuhkan kinerja Hub yang kuat
TOPOLOGI BACKBONE
Penempatan backhaul menjadi hal yang penting karena
merupakan merupakan penghubung antara jaringan akses dengan
core.
1. Base Transceiver Station (BTS)
Komponen RF untuk
pengiriman/penerimaan sinyal
Software/hardware untuk
komunikasi digital /DSP
terhubung RNC dengan
backhaul link
2. Radio Network Controller (RNC)
Pembangunan sesi dan
pembubaran sesi
Pemilihan frame
3. Access Network (AN)
Gabungan BTS dan RNC
4. Packet Control Function (PCF)
Memungkinkan RNC
terhubung dengan PDSN
5. Packet Data Service Node
(PDSN)
Interface ke Internet
Home/Foreign agent untuk
mobile IP
Mengakhiri koneksi PPP
terhadap AT
Ring I (Merah)
Bandung Utara dan
Tengah
Ring II (Biru)
Bandung Tengah-
Selatan-Barat
Ring III (Oranye)
Bandung Tengah-Timur
21 BS 19 BS 17 BS
1. E-UTRAN (Evolved-UMTS
Terrestrial Radio Access Network)
 eNodeB. interface ke
perangkat pelanggan.
2. P-GW (Packet Dana Network
Gateway)
edge router antara EPC dengan
jaringan eksternal.
3. S-GW (Serving Gateway)
jembatan antara manajemen dan
switching user plane,
4. MME (Mobility Management Entity)
 authentication dan securiry,
mobility management, dan
managing subscription profile
dan service connectivity.
5. HSS (Home Subscription Service)
database dari jaringan LTE
Pengumpulan
Data
Penentuan Spesifikasi
Jaringan
Perhitungan Trafik User
Perhitungan Jumlah
eNodeB
Perhitungan Jumlah
EPC
Sama
Penempatan
eNodeB
Penempatan EPC
Analisis Jaringan dan Tekno
Ekonomi
Ya
Tidak
 CAPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE
adalah :
1. Base Station, meliputi eNodeB, tower, dan juga antena
2. Core Network, perangkat utama jaringan seluler yang
melakukan proses switching dari user ke user ataupun
dari user ke internet
3. Jaringan Transmisi, perangkat yang juga penting pada
jaringan LTE karena menghubungkan core network
dengan base station
A. CAPEX (Capital Expenditure )
 Pengeluaran dari perusahaan untuk
menciptakan manfaat di masa mendatang
INVESTASI JARINGAN LTE
 OPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE
adalah :
1. Gaji karyawan
2. Biaya pemeliharaan
3. BHP frekuensi
4. Biaya pemasaran
5. Biaya penyusutan
B. OPEX (Operational Expenditure)
 Biaya yang secara periodic dikeluarkan untuk
menjalankan produk, bisnis, atau sistem
INVESTASI JARINGAN LTE
C. NPV (Net Present Value )
 Alat utama dalam menganalisis cash flow dan
merupakan metode standar untuk menggunakan nilai
waktu dari uang untuk menilai proyek dalam jangka
panjang
D. IRR (Internal Rate of Return )
 Rate return yang membuat nilai NPV bernilai 0 atau break
event
 Jika IRR > 0 maka proyek tersebut layak untuk diinvestasikan
 Semakin besar nilai IRR, maka semakin menarik proyek
tersebut untuk diinvestasikan
INVESTASI JARINGAN LTE
Coverage Capacity
Urban
Suburba
n
Urban
Suburba
n
261 80 450 124
Jumlah Base Stasion
Jumlah EPC
Ring Merah
( Jl. Letjen S.
Parman )
Ring Biru
( Jl. Ir. H. Juanda )
Ring Hijau
( Jl. Bekasi Raya
)
Ring Hitam
( Jl. TB.
Simatupang )
Urban
Sub
Urban
Urban
Sub
Urban
Urban
Sub
Urban
Urban
Sub
Urban
136 16 151 92 60 103 48
Satu EPC terdiri
dari 200 BS
1. Dalam perancangan terlebih dahulu menentukan
tujuan dari perancangan tersebut baik dari segi
teknis maupun ekonomi
2. Perancangan jaringan nirkabel terdiri dari dua
tahap yaitu :
Perencanaan akses, meliputi perencanaan
dari segi covarage dan capacity
Perencanaan core, meliputi pemilihan
teknologi transport, arsitektur jaringan dan
penempatan backbone serta backhaul
3. Keluaran dari perencanaan akses menjadi
masukan untuk perencanaan core.
[1] Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel,
“Sesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan EVDO,
Institut Teknologi Bandung, 2015.
[2] Adit Kurniawan, Modul Perkuliahan Jaringan Akses
Nirkabel “Minggu_5 : Propagasi Akses Nirkabel”,
Institut Teknologi Bandung, 2015.
[3] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, “Perancangan
Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan
Dual Band 2,6 GHz & 700 MHz”, Institut Teknologi
Bandung, 2013.
[4] Natanael Makarios, “Prakiraan Kebutuhan Akses
Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX
untuk Kota Bandung”, Institut Teknologi Bandung,

Contenu connexe

Tendances

Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoarinnana
 
Makalah metode transformasi fourier
Makalah metode transformasi fourierMakalah metode transformasi fourier
Makalah metode transformasi fourierRegy Buana Pramana
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counterpersonal
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMRizki Nugroho
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemrajareski ekaputra
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikdwiprananto
 
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxLaporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxDaniel Sitompul
 
Sensor dan transduser
Sensor dan transduserSensor dan transduser
Sensor dan transduserAssa Rohana
 
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarteguh wicaksono
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Ishardi Nassogi
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Design Filter IIR
Design Filter IIRDesign Filter IIR
Design Filter IIRIbnu Fajar
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASAMuhammad Dany
 
Penamaan resistor pada Eagle
Penamaan resistor pada EaglePenamaan resistor pada Eagle
Penamaan resistor pada EagleSunu Pradana
 

Tendances (20)

6 wiring diagram
6 wiring diagram6 wiring diagram
6 wiring diagram
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
 
Makalah metode transformasi fourier
Makalah metode transformasi fourierMakalah metode transformasi fourier
Makalah metode transformasi fourier
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
 
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxLaporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
 
Sensor dan transduser
Sensor dan transduserSensor dan transduser
Sensor dan transduser
 
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklar
 
Sensor Suhu PTC & NTC
Sensor Suhu PTC & NTCSensor Suhu PTC & NTC
Sensor Suhu PTC & NTC
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Design Filter IIR
Design Filter IIRDesign Filter IIR
Design Filter IIR
 
Open loop motor dc Simulink
Open loop motor dc SimulinkOpen loop motor dc Simulink
Open loop motor dc Simulink
 
Transmission line waveguide
Transmission line waveguide Transmission line waveguide
Transmission line waveguide
 
5. teorema rangkaian
5. teorema rangkaian5. teorema rangkaian
5. teorema rangkaian
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Penamaan resistor pada Eagle
Penamaan resistor pada EaglePenamaan resistor pada Eagle
Penamaan resistor pada Eagle
 
routh hurwitz
routh hurwitzrouth hurwitz
routh hurwitz
 

Similaire à Perencanaan jaringan nirkabel

Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPerencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPutri Diana
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerNevi Faradina
 
Perencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan CorePerencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan CoreZaki Abdurrasyid
 
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominyaPerencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominyamohamad syahral
 
Perencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile selulerPerencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile selulerHerdito Wahyu
 
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptxKonsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptxHuang226674
 
Makalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceMakalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceAdi Pendiam
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingkhoirul effendi
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingsetioaribowo
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingindonesia
 
Training 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationTraining 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationWildan Driantama
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...BektiWidhianto
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxYuukiKun5
 

Similaire à Perencanaan jaringan nirkabel (20)

Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPerencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan Seluler
 
Mentum ellipse rev.1
Mentum ellipse rev.1Mentum ellipse rev.1
Mentum ellipse rev.1
 
Perencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan CorePerencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan Core
 
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominyaPerencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
 
Perencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile selulerPerencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile seluler
 
Interface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDMInterface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDM
 
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptxKonsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
 
Makalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceMakalah quality-of-service
Makalah quality-of-service
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
Training 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationTraining 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & Optimization
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptx
 
03. sentral telepon
03. sentral telepon03. sentral telepon
03. sentral telepon
 
Presentasi umb
Presentasi umbPresentasi umb
Presentasi umb
 
Pengenalan Ultra Mobile Broadband
Pengenalan Ultra Mobile BroadbandPengenalan Ultra Mobile Broadband
Pengenalan Ultra Mobile Broadband
 
22 31-1-pb
22 31-1-pb22 31-1-pb
22 31-1-pb
 

Dernier

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyEndarto Yudo
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1RifkiIntipeNerakajah
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenRatihPuspitaSiwi
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 

Dernier (16)

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 

Perencanaan jaringan nirkabel

  • 1. MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015
  • 2. Perencanaan jaringan berhubungan dengan penentuan kebutuhan pembuatan dan pengembangan kapasitas jaringan serta proses pengenalan teknologi baru. JARINGAN NIRKABEL Tujuan Perencanaan Jaringan Nirkabel: Covarage Building/Vehicle Penetration Traffic/Capacity Schedule Performance Economics Perencanaan Akses Perencanaan Core Contoh Perencanaan Jaringan
  • 6. I. PERENCANAAN AKSES Link Budget Cell Radius BS Covarage Total Covarage/BS Covarage Area BS Number Input Parameters Propagation Model PERENCANAAN COVARAGE
  • 7. I. PERENCANAAN AKSES  Parameter-parameter link budget :  Data penduduk dan geografis wilayah Transmitter Receiver Parameter Umum Gain Antena Sensitivitas Frekuensi Tinggi Antena Noise Figure Model Sel Daya Pancara Gain dan Tinggi Antena Input Parameters : PERENCANAAN COVARAGE
  • 8. I. PERENCANAAN AKSES PERENCANAAN COVARAGE KLASIFIKASI DAERAH PELAYANAN RUMUS REDAMAN PERAMBATAN Urban Area Lu = 69,55 +26,16 log fc – 13,82 log hb – a (hm) + (44,9 – 6,55 log hb) log R……………..(dB)  Faktor koreksi untuk tinggi antena stasiun mobil yang bergantung kepada tipe daerah urban yang dibagi sebagai berikut : Medium – small city : a (hm) = (1,1 log fc – 0,7) hm – (1,56 log fc – 0,8) ….(dB) Large City a (hm) = 8,29 (log fc 1,54 hm)2 – 1,1 , fc < 200 MHz a (hm) = 3,2 (log fc 11,75 hm)2 – 4,97 , fc > 400 MHz Sub Urban Area Lsu = Lu (urban area) – 2 [log (fc/28)]2 – 5,4 ….(dB) Open Area Lo = Lu (urban area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,94 ….(dB) Keterangan : fc = frekuensi kerja yang berharga : 150 MHz – 1500 MHz hb = tinggi antena stasiun tetap (RBS) : 30 m – 200 m hm = tinggi antena stasiun mobil (MS) : 1 m – 3 m R = jarak pemancar penerima : 1 km – 20 km Model Propagasi Okumura Hatta
  • 9. I. PERENCANAAN AKSES PERENCANAAN COVARAGE Parameter Notasi Spesifikasi Frekuensi Pembawa fc 800 – 2000 MHz Tinggi Antena BTS hb 4 -50 m Tinggi Antena MS hm 1- 3 m Jarak BTS dengan MS d 0,02 – 5 Km Model Propagasi COST 231
  • 10. I. PERENCANAAN AKSES Cell Average Throughput Calculation Subscribers Supported per Cell BS Number Parameter utama dalam perancangan akses dari segi kapasitas adalah alokasi bandwidth        BS1Kapasitas BandwidthTotal BSJumlah PERENCANAAN KAPASITAS
  • 11. PERBANDINGAN PERANCANGAN COVARAGE DAN CAPACITY  Pemilihan teknologi akses  Band frekuensi rendah  Memaksimalkan tinggi antena  Menaikkan daya pancar  Mengurangi standar kualitas  Pemilihan teknologi akses  Memperbesar band frekuensi  Menggunakan frekuensi re- use  Meminimalkan tinggi antena Covarage Capacity
  • 12. Model Trafik Persyaratan QOS Pemilihan Teknologi Transport Arsitektur Jaringan Alokasi IP Addres Topologi Backbone Penempatan Jaringan Backhaul II. PERENCANAAN CORE
  • 13. II. PERENCANAAN CORE TEKNOLOGI TRANSPORT No. Tipe Kelebihan Kelemahan 1. Dedicated Private Line • QOS baik • Mudah dalam perancangan • Kurang reliability • Biaya mahal dan sensitif terhadap jarak • Tidak efisien dalam penanganan trafik 2. ATM • Biaya lebih efektif • Bandwidth on demand • tidak senitif terhadap jarak • Multiclass service • Perancangan kompleks • Terdapat protocol overhead • Terjadi packet loss dan delay 3. Frame Relay • menggunakan frame length • Mudah perancangan dan konfigurasi • Biaya lebih murah • kecepatan lebih rendah dibanding ATM • Kurang bagus menangani trafik delay • tidak ada penyediaan QOS beragam 4. VPN • Teknologi connectionless • Memiliki absolute QOS • IP tunnel • Peningkatan tunneling overhead • Potensi performance bottlenecks 5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing 6. Carrier ethernet Implementasi Backhauling / Core berbasis Carrier Ethernet
  • 14. II. PERENCANAAN CORE ARSITEKTUR JARINGAN  Rancangan arus komunikasi media elektronik.  Contoh arsitektur jaringan seperti, 1G, 2G, 3G, EVDO, LTE, dan lain-lain ALOKASI IP ADDRESS  Alokasi IP address melibatkan strategi yang sesuai untuk elemen internal jaringan serta pelanggan.  Penugasan IP address kepada elemen jaringan internal
  • 15. II. PERENCANAAN CORE • Sederhana dan murah •Kehandalan tinggi • memiliki alternative routing • Delay • Kurang mendukung skalabilitas • Kehandalan tinggi dalam alternative routing banyak • Proteksi baik • laju trafik tinggi • Biaya mahal dan kurang mendukung skalabilitas • Biaya murah dan terpusat • Membutuhkan dua loncatan/hop • Membutuhkan kinerja Hub yang kuat TOPOLOGI BACKBONE Penempatan backhaul menjadi hal yang penting karena merupakan merupakan penghubung antara jaringan akses dengan core.
  • 16. 1. Base Transceiver Station (BTS) Komponen RF untuk pengiriman/penerimaan sinyal Software/hardware untuk komunikasi digital /DSP terhubung RNC dengan backhaul link 2. Radio Network Controller (RNC) Pembangunan sesi dan pembubaran sesi Pemilihan frame 3. Access Network (AN) Gabungan BTS dan RNC 4. Packet Control Function (PCF) Memungkinkan RNC terhubung dengan PDSN 5. Packet Data Service Node (PDSN) Interface ke Internet Home/Foreign agent untuk mobile IP Mengakhiri koneksi PPP terhadap AT
  • 17.
  • 18. Ring I (Merah) Bandung Utara dan Tengah Ring II (Biru) Bandung Tengah- Selatan-Barat Ring III (Oranye) Bandung Tengah-Timur 21 BS 19 BS 17 BS
  • 19. 1. E-UTRAN (Evolved-UMTS Terrestrial Radio Access Network)  eNodeB. interface ke perangkat pelanggan. 2. P-GW (Packet Dana Network Gateway) edge router antara EPC dengan jaringan eksternal. 3. S-GW (Serving Gateway) jembatan antara manajemen dan switching user plane, 4. MME (Mobility Management Entity)  authentication dan securiry, mobility management, dan managing subscription profile dan service connectivity. 5. HSS (Home Subscription Service) database dari jaringan LTE
  • 20. Pengumpulan Data Penentuan Spesifikasi Jaringan Perhitungan Trafik User Perhitungan Jumlah eNodeB Perhitungan Jumlah EPC Sama Penempatan eNodeB Penempatan EPC Analisis Jaringan dan Tekno Ekonomi Ya Tidak
  • 21.  CAPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE adalah : 1. Base Station, meliputi eNodeB, tower, dan juga antena 2. Core Network, perangkat utama jaringan seluler yang melakukan proses switching dari user ke user ataupun dari user ke internet 3. Jaringan Transmisi, perangkat yang juga penting pada jaringan LTE karena menghubungkan core network dengan base station A. CAPEX (Capital Expenditure )  Pengeluaran dari perusahaan untuk menciptakan manfaat di masa mendatang INVESTASI JARINGAN LTE
  • 22.  OPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE adalah : 1. Gaji karyawan 2. Biaya pemeliharaan 3. BHP frekuensi 4. Biaya pemasaran 5. Biaya penyusutan B. OPEX (Operational Expenditure)  Biaya yang secara periodic dikeluarkan untuk menjalankan produk, bisnis, atau sistem INVESTASI JARINGAN LTE
  • 23. C. NPV (Net Present Value )  Alat utama dalam menganalisis cash flow dan merupakan metode standar untuk menggunakan nilai waktu dari uang untuk menilai proyek dalam jangka panjang D. IRR (Internal Rate of Return )  Rate return yang membuat nilai NPV bernilai 0 atau break event  Jika IRR > 0 maka proyek tersebut layak untuk diinvestasikan  Semakin besar nilai IRR, maka semakin menarik proyek tersebut untuk diinvestasikan INVESTASI JARINGAN LTE
  • 24. Coverage Capacity Urban Suburba n Urban Suburba n 261 80 450 124 Jumlah Base Stasion Jumlah EPC Ring Merah ( Jl. Letjen S. Parman ) Ring Biru ( Jl. Ir. H. Juanda ) Ring Hijau ( Jl. Bekasi Raya ) Ring Hitam ( Jl. TB. Simatupang ) Urban Sub Urban Urban Sub Urban Urban Sub Urban Urban Sub Urban 136 16 151 92 60 103 48 Satu EPC terdiri dari 200 BS
  • 25. 1. Dalam perancangan terlebih dahulu menentukan tujuan dari perancangan tersebut baik dari segi teknis maupun ekonomi 2. Perancangan jaringan nirkabel terdiri dari dua tahap yaitu : Perencanaan akses, meliputi perencanaan dari segi covarage dan capacity Perencanaan core, meliputi pemilihan teknologi transport, arsitektur jaringan dan penempatan backbone serta backhaul 3. Keluaran dari perencanaan akses menjadi masukan untuk perencanaan core.
  • 26. [1] Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel, “Sesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan EVDO, Institut Teknologi Bandung, 2015. [2] Adit Kurniawan, Modul Perkuliahan Jaringan Akses Nirkabel “Minggu_5 : Propagasi Akses Nirkabel”, Institut Teknologi Bandung, 2015. [3] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, “Perancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan Dual Band 2,6 GHz & 700 MHz”, Institut Teknologi Bandung, 2013. [4] Natanael Makarios, “Prakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung”, Institut Teknologi Bandung,