Materi ini dipublikasikan pada Acara "Sarasehan MAFINDO (Masyarakat Anti Hoax Indonesia) Netizen Bijak Negara Hebat" pada 20 Desember 2018 di Hotel Neo Melawai.
Nabillah Saputri, adalah Anggota SAFEnet pada Divisi Akses Informasi Online. Ia aktif menyuarakan tentang HAM, Feminis dan Seksualitas.
SAFEnet adalah organisasi yang aktif mengkampanyekan dan mengadvokasi kebebasan berekspresi di Asia Tenggara. Selengkapnya di id.safenet.or.id
Maraknya isu hoax dan hate speech di media sosial membawa dampak buruk di masyarakat. Apakah hoax dan hate speech tersebut? selengkapnya ada di presentasi ini.
3. Pengertian Hoax
● Hoax berarti menipu. Kata hoax pertama kali
populer digunakan di pertengahan sampai
akhir abad ke-18. Plesetan dari hocus dari
kata hocus pocus.
● Istilah hocus pocus pertama kalimuncul pada
awal abad ke-17, dari tukang sulap di masa
Raja James, tepatnya 1615-1625 "Hocus
pocus, tontus talontus, vade celeriter jubeo.”
3
7. “Pengaruh Hoax diperkuat
melalui platform internet,
medsos dan mesin (bot)
otomatis yang terhubung di
dalam Artificial Intelligent (AI)
7
8. Media Sosial menjadi
rentan hoax
Algoritma dalam media sosial memfilter
interest user tanpa diketahui. Selain itu,
konten-konten dalam media sosial tidak
hanya berdasarkan kata kunci
8
10. European Commission Agains Racism
and Intoleransi (ECRI)
Perbuatanyangmengadvokasi,
mempropagandaataumenghasutfitnah,
kebencianataupencemarannama
seseorangataukelompokseseorang,
yangmenimbulkanpelecehan,ujaran
fitnah,stereotipnegatif,bentukstigma
atau pengancamankepadaorangke
orang danbentukjustifikasidari semua
bentukekspresiyangberdasarkanpada
ras, warnakulit,bahasa,agamaatau
kepercayaan,identitaskebangsaanatau
bangsa,atau etnis,danjugaketurunan,
usia,disabilitas,jeniskelamin,identitas
gender,orientasiseksual dan
karakteristikataustatuslainnya.
Pengertian Hate Speech
Hate SpeechMerujuk KepadaSIPOL
PBB
Pasal20 Ayat
(2) Kovenan InternasionalSipil-
Politik (Sipol) Komite HAM
PBB No. CCPR/C/CG/34 telah menjelas
kan makna hate speech itu
sendiri sebagai“Segala tindakan yang
menganjurkan kebencian atas dasar
kebangsaan, ras atau agama yang
merupakan hasutan untuk melakukan
diskriminasi, permusuhan atau
kekerasan harus dilarang oleh
hukum.”
10
11. Komponen Hate
Speech
● Komponen perbuatan
yang dapat dikatakan
sebagai hate speech
11
Diskrimina
si
Kekerasan
Persuasif
Langsung
dan Tidak
Langsung
12. 12
Hate speech merujuk untuk
identitas-identitas tertentu
dari pelaku hate speech itu
sendiri, yaitu (Pendapat Jayadi
Damanik dalam Persidangan
Alnoldi Bahari. Pandeglang, 22
Maret 2018)
Subyek
Hate
Speech Suku;
Agama;
Ras;
Golong
an;
Etnis;
Status
Sosial;
Status
Ekono
mi;
Kelomp
ok;
Pandan
gan
Politik;
Orienta
si
Seksual
13. Hate Speech dan Incitement
● Beberapa ahli menggunakan kata hate speech sebagai
penghasutan (incitement) keduanya mengandung
makna yang berbeda.
● Hate speech dilihat dari dampaknya pada kekuatan
orang lain pada saat diujarkan
● Sedangkan incitement dilihat dari eksistensi dan
kedudukan manusia
● Baik hate speech dan incitement menyasar kepada
diskriminasi dan kekerasan yang tertuju pada individu
yang identitasnya melekat seperti ras dan agama.
13
14. Apa bedanya ujaran (speech)
dan hasutan (incite)
kebencian dengan ujaran
biasa?
Pada dasarnya, ujaran (speech) dan
hasutan (incite) kebencian
didasarkan pada konten-konten yang
menyerang, membenci dan
berkobar-kobar sehingga
menimbulkan dampak tertentu.
Setelah ujaran dan hasutan tersebut
dilontarkan, banyak audiens yang
terinspirasi untuk melakukan
kekerasan dan menyakiti orang atau
kelompok lain.
14
15. Pembatasan Ujaran Kebencian
15
•Mencoba mengancam
reputasi
individu/kelompok
dengan ujaran palsu /
fitnah (false spoken)
•Mencoba
mengancam
reputasi individu/
kelompok dalam
bentuk tulisan (false
written)
•Suatu konten tidak
menimbilkan serangan,
kekerasan dan tidak
diskriminatif lain
kepada individu atau
kelompok tertentu
•Menghasut via
ketertiban umum
(Melanggar ketertiban
umum)
Incite a
breachof
peace
(Disorderly
Conduct)
Melanggar
Freedom of
Speech
Tindak
Slander
Tindak Libel
17. Alasan Mengapa Hoax dibasmi menurut beberapa negara
17
Indonesia
“Hoax bisa memecahbelah
secara sosial dan agama
untuk negeri bermayoritas
muslim ke-dua di dunia”
Filipina
“Menyampaikan kritik
atas tindakan
pemerintah”
Malaysia
“Setiap berita,
informasi, data dan
laporan yang
sebagian atau
seluruhnya salah,
baik dalam bentuk
artikel, rekaman
visual atau audio
atau dalam bentuk
lain yang dapat
mencerminkan kata
atau ide”
Kamboja
“Hoax adalah upaya
untuk menjatuhkan
wibawa pemimpin
negara”Myanmar
“Hoax bisa mengancam
stabilitas nasional”
Thailand
“Hoax menghina raja
dan anggota
keluarga kerajaan”
Vietnam
“Propaganda
Anti-
Pemerintah”
Singapura
Hoax tidak sejalan dengan nilai-nilai
komunitas, termasuk kebutuhan
untuk menjunjung tinggi Harmoni ras
dan agama, karena adanya “pemain
asing” yang merusak kredibilitas
tokoh dan lembaga publik dan
menyebabkan perpecahan kelompok.”
18. “● Berdasarkan argumentasi
tersebut, negara membatasi
hoax dan hate speech untuk
kepentingan politis, seperti
menguatnya digital divide di
daerah tertentu, dan pasal-
pasal lese majeste bagi
pengkritik pemerintahan
18
19. Pengaruhnya di Masyarakat
● Pola pikir masyarakat
dalam membuat opini
konstrutif
● Dengan adanya hoax akan
mengubah cara berpikir
untuk antipati terhadap
media dan pemerintahan,
yang akan merusak tatan
demokrasi
● Masifnya konten-
konten dekstruktif di
yang menyebar di
dunia maya dan
diteruskan di dunia
nyata dengan berbagai
kepentingan, baik
ekonomi, politik dan
balas dendam.
● Mengganggu stabilitas
keamanan,politikdan
eksistensi negara.
● Cyber war akan terjadi,
ketika hoax politikyang
digunakan untuk
elemen masyarakat.
19
20. Asymetric War
● Hoax dan hate speech dapat memicu asymmetric war
(dengan tersangka hoax atau hate speech lebih tinggi
dibandingkan korban) dibantu oleh pihak ketiga (proxy
war).
● Asymectric war menjerat whistle blower yang dianggap
melanggar dengan pasal-pasalkebencian,
○ Seseorang yang mengungkapkan pelanggaran yang
terjadi pada organisasidan lembaga yang
mempunyaiotoritas,
○ Pekerja dengan pengetahuan dan otoritasnya
mengungkap pelanggaran salah satu organisasidan
mempublikasikannya kepada publik
20
21. Pasal-Pasal yang Membatasi Kebebasan
Berkspresi dan Munculnya Korban Baru Akibat
Hoax dan Penafsiran Hate Speech yang Salah
● mengorbankan banyak
warga sipil yang
mengkritik penguasa,
aktivis, jurnalis,
whistleblower
● digunakan untuk
menangkap pengkritik
Jokowiatau lembaga
pemerintahan
● digunakan untuk
memenjarakan mereka dari
kelompok minoritas
● digunakan untuk orang yang
distigma penista agama /
penghina ulama
● digunakan untuk menangkap
orang yang menangkap orang
yang diduga mendukung
terorisme
21
Pasal27Ayat3UUITE
Pasal28Ayat2UUITE
22. Munculnya Ancaman dari Non-
State Group: MCA
● Seiring dengan penetrasi internet yang meningkat, terdapat
ancaman dari non-state yang aktif membuat hate speech dan
persekusi secara luring, mereka menamai dirinya sebagai Muslim
Cyber Army
● Keberadaan MCA tidak hanya ada di Facebook, Twitter, dan
Whatsapp seperti yang ramai diberitakan. Tetapi juga ada dalam
kanal media sosial lain, semisal Instagram, Telegram, dan lainnya.
Sekalipun pergerakannya tidak masif, tetapi punya kemampuan
yang cukup kuat untuk melakukan tindak pidana, seperti
melakukan doxing dan melakukan ancaman secara online.
22
23. MCA hanya meniru penampilan fisik kelompok Anonymousdengan mengganti
topeng Guy Fawkes danponco hitam dengan ikat kepala kotak-kotakuntuk
mengelabui publik dari kepentingan kotor yang merekalakukan dan
menggunakan anonimitas ituuntuk bersembunyi dari hukumanpidana UU No.
19 Tahun 2016 tentang Informasi danTransaksi Elektronik (UUITE) dan KUHP
yang dapat menjerat mereka.
23
“
“
MCA kerap kali ditulis sebagai organisasi tanpa
bentuk, tanpa ketua, tidak punya gedung dan digaji,
tanpa modal.
SAFEnet mengenali munculnya MCA pada saat
sedang melakukan monitoring kasus-kasus
penodaan agama di internet.
Persisnya, pada awal mulanya SAFEnet
menemukan video yang viral di media sosial dan
disebarluaskannya ajakan untuk memburu orang
yang dianggap menista agama Islam.