SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
PANDUAN
Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial2
Saat ini pemerintah memiliki kebijakan pemerataan
ekonomi untuk mengurangi ketimpangan dengan
tiga pilar: lahan, kesempatan usaha dan sumberdaya
manusia. Untuk lahan Presiden Joko Widodo
menetapkan dua skema, yaitu:
•	 Tanah Objek Reforma Agraria (TORA): legalisasi
dan redistribusi tanah (soil) seluas 9,1 juta hektar
(UU Pokok Agraria No. 5/1960).
•	 PerhutananSosial,akseslegalmasyarakatterhadap
lahan (land) kawasan hutan negara seluas 12,7 juta
hektar (UU Kehutanan No. 41/1999).
Program Perhutanan Sosial dilaksanakan melalui
alokasi sumberdaya hutan yang dikuasai Negara
kepada masyarakat setempat sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. 83 Tahun 2016 tentang Perhutanan
Sosial.
Peraturan Menteri LHK No. 83/2016 menegaskan
bahwa Perhutanan Sosial merupakan “sistem
pengelolaan hutan lestari yang dilakukan dalam
kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat
yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat
atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku
utama untuk meningkatkan kesejahteraannya,
keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial
Dasar Hukum
•	 	UUD 1945 pasal 33 ayat 3.
•	 UU No. 41/1999 tentang
Kehutanan.
•	 UU No. 6/2014 tentang
Desa.
•	 UU No. 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
•	 Putusan Mahkamah
Konstitusi No. 35/2012.
•	 PP No. 6/2007 jo No.
3/2008 tentang Tata
Hutan Penyusunan
Rencana Pengelolaan
Hutan dan Pemanfaatan
Hutan.
•	 Perpres No. 2/2015
tentang RPJMN 2015-
2019.
•	 PerMen LHK No. P.32/2015
tentang Hutan Hak.
•	 PerMen LHK No. P.83/
Menlhk/Kum.1/10/2016
tentang Perhutanan
Sosial.
Pengantar
3
budaya dalam bentuk 1) Hutan Desa, 2) Hutan Kemasyarakatan, 3) Hutan Tanaman
Rakyat, 4) Hutan Rakyat, 5) Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.”
Melalui kebijakan ini, ada beberapa hal yang hendak dicapai oleh pemerintah,
yaitu: (a) menciptakan dan mempercepat pemerataan akses dan distribusi aset
sumberdaya hutan; (b) menyelesaikan konflik tenurial di kawasan hutan; dan (c)
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal
di dalam dan di sekitar kawasan hutan.
Buku panduan ini diterbitkan sebagai bagian dari sosialisasi kebijakan Perhutanan
Sosial terutama untuk pengajuan usulan skema Perhutanan Sosial.
Untuk melengkapi permohonan ini diperlukan data sosial ekonomi dan ekologi
serta hal teknis lainnya. Dalam pelaksanaanya akan dibentuk Kelompok Kerja
Percepatan Perhutanan Sosial (Pokja PPS) tingkat provinsi. Pokja PPS ini bertugas
membantu memfasilitasi masyarakat setempat yang ingin mengajukan permohonan
Perhutanan Sosial.
Oleh karena itu, pemerintah desa menjadi ujung tombak keberhasilan program
Perhutanan Sosial, terutama dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan
desa, melaksanakan pemberdayaan masyarakat, membina dan meningkatkan
perekonomian desa serta mengembangkan sumber pendapatan desa, sesuai yang
diatur dalam UU Desa No. 6/2014.
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial4
Pemerintah saat ini ingin memperbanyak hutan yang dapat dikelola oleh masyarakat.
Pemerintah ingin meningkatkan pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat dari 1%
menjadi 10%. Target hutan yang akan dikelola masyarakat hingga tahun 2019 adalah
seluas 12.7 juta hektar.
Guna mendukung percepatan pengelolaan hutan oleh masyarakat, KLHK
mengeluarkan Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS), yang menunjukkan lokasi-
lokasi Perhutanan Sosial seluas kurang lebih 12.7 juta hektar. PIAPS berguna sebagai
dasar untuk pengajuan Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, dan Hutan Tanaman Rakyat,
terutama yang lokasinya pada hutan negara yang belum ada izinnya. Untuk Kemitraan
Kehutanan berada pada hutan negara yang telah ada izin pengelolaannya. Sementara
Hutan Adat, merupakan pengakuan dan perlindungan wilayah masyarakat hukum adat
baik di kawasan hutan negara maupun di luar kawasan hutan negara.
Kendatipun telah ditentukan lokasi Perhutanan Sosial melalui PIAPS, namun tetap
terbuka kemungkinan untuk masyarakat mengusulkan lokasi Perhutanan Sosial melalui
mekanisme revisi peta PIAPS yang dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. 83/2016, Perhutanan Sosial sebagai bagian
dari sistem pengelolaan hutan lestari dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/
hutan adat dikategorikan ke dalam 5 sistem pengelolaan yaitu 1) Hutan Adat 2) Hutan
Kemasyarakatan, 3) Hutan Desa, 4) Kemitraan Kehutanan, 5) Hutan Tanaman Rakyat.
Perhutanan Sosial Sekilas Pandang
Hubungi Kami
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti Blok 1 Lt 11
Jl. Gatot Subroto, Jakarta 10270
Telp: (021) 5720202 Fax: (021) 5730621
Email: akps.menlhk@gmail.com
5
Persyaratan umum pengajuan
1.	 Mempunyai kelompok masyarakat dan daftar anggota, koperasi, badan usaha
milik desa, lembaga desa, lembaga adat. 

2.	 Gambaran umum wilayah: keadaan fisik, sosial ekonomi, dan potensi
kawasan. 

3.	 Peta usulan lokasi minimal skala 1: 50.000 berupa dokumen tertulis dan
salinan elektronik dalam bentuk shape file. 

Persyaratan khusus mohon dilihat di halaman berikutnya, sesuai dengan
peruntukannya.
Kategori Lokasi Bentuk Hak/
Izin
Pemohon Pemberi Hak/
Izin
Status dan
jangka waktu
1. Hutan Adat Wilayah Adat,
diluar Hutan
Negara
Hutan Hak/
Hutan Adat
Masyarakat Adat Menteri LHK Hak Menguasai/
Hak Milik
2. Hutan Desa HP & HL HPHD Koperasi Desa/
BUMDes
Menteri LHK/
Gubernur
35 tahun
dan dapat
diperpanjang
3. Hutan
Kemasyarakatan
HP dan HL IUPHKm Kelompok
Masyarakat/Koperasi
Menteri LHK/
Gubernur
4. Hutan
Tanaman Rakyat
HP IUPHHK-HTR Perseorangan/
Kelompok/Koperasi
Menteri LHK/
Gubernur
5. Kemitraan
Kehutanan
HP, HL, HK Kesepakatan Naskah Kesepatan
Kerjasama (NKK)
antara Pengelola/
Pemegang Izin
dengan Kelompok
Masyarakat/Koperasi
Menteri LHK/
Gubernur/
Koperasi
Tabel 1: Kategori Perhutanan Sosial dan Statusnya
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial6
Program Perhutanan Sosial merupakan bagian dari pembangunan desa yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia, serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan
sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan (pasal 78 ayat 1 UU Desa).
Terkait pemerintah daerah, Peraturan Menteri LHK No. 83/2016 tentang Perhutanan
Sosial Pasal 61 ayat 1-3 menjelaskan bahwa: Pemerintah dan pemerintah daerah
memfasilitasi Pemegang HPHD, IUPHKm, IUPHHK-HTR, Kemitraan Kehutanan dan
Pemangku Hutan Adat.
Fasilitasi meliputi fasilitasi pada tahap usulan permohonan, penguatan kelembagaan,
peningkatan kapasitas termasuk manajemen usaha, pembentukan koperasi, tata batas
areal kerja, penyusunan rencana pengelolaan hutan desa, rencana kerja usaha, dan
rencana kerja tahunan, bentuk-bentuk kegiatan kemitraan kehutanan, pembiayaan,
pasca panen, pengembangan usaha dan akses pasar. Pemerintah dan pemerintah daerah
dalam memberikan fasilitasi dapat dibantu oleh Pokja PPS dan penyuluh kehutanan,
instansi lain yang terkait, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi.
Amanat tersebut sejalan dengan peran pemerintah kabupaten sebagaimana diatur
dalam UU No. 23/2014 tentang pemerintahan daerah. Sebagai contoh, dalam bidang
pemberdayaan masyarakat dan desa, pemerintah daerah kabupaten/kota berwenang
untuk menyelenggarakan penataan desa; fasilitasi kerjasama antar desa dalam satu
kabupaten; pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan administrasi pemerintahan
desa.
Perhutanan Sosial
Sekilas Pandang
Peran Pemerintah Kabupaten
dan Desa
7
Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, jajaran pemerintah desa berkewajiban
membina dan mengawasi (pasal 112 UU Desa). Secara spesifik dinyatakan (pasal 115
UU Desa) bahwa pemerintah kabupaten/kota berkewajiban melakukan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa, diantaranya melakukan:
•	 Fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa.
•	 Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa.
•	 Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan.
•	 Melakukan upaya percepatan pembangunan desa melalui bantuan keuangan,
bantuan pendampingan, dan bantuan teknis.
Pendelegasian kewenangan penerbitan hak/izin Perhutanan Sosial kepada
gubernur dengan ketentuan bahwa provinsi bersangkutan telah:
a) 	Memasukkan Perhutanan Sosial ke dalam RPJMD atau mempunyai
peraturan gubernur mengenai Perhutanan Sosial; dan
b)	 Memiliki alokasi anggaran untuk Perhutanan Sosial dalam APBD (Pasal 7,
18, dan Pasal 29 Ayat 3 Permenlhk P.83/2016).
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial8
Pengertian Hutan Adat
Hutan Adat adalah hutan yang berada di wilayah masyarakat hukum adat (Pasal 1 angka
6 Permelhk No. P.32/2015 tentang Hutan Hak). Kawasan hutan negara yang berada
di dalam wilayah masyarakat hukum adat ditetapkan pemerintah sebagai Hutan Adat
setelah keberadaan masyarakat hukum adat mendapat pengakuan melalui Peraturan
Daerah (Pasal 67 Ayat 2 UU 41/1999). Sementara Areal Penggunaan Lain (APL) yang
berada di dalam wilayah masyarakat hukum adat ditetapkan pemerintah menjadi Hutan
Adat setelah keberadaan masyarakat hukum adat mendapat pengakuan melalui surat
keputusan bupati/walikota.
Dasar Hukum
1.	 Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35 Tahun 2012.
2.	 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) No. 32 Tahun
2015 tentang Hutan Hak.
3.	 Perdirjen  No. P.1/PSKL/SET/ KUM.1/2016 tentang Pedoman Verfikasi dan Validasi
Hutan Hak.
Hutan Adat
Perdirjen  No. P.1/PSKL/SET/ KUM.1/2016 tentang Pedoman Verfikasi dan Validasi Hutan Hak
Syarat Pengajuan
1.	 Perda yang menyebut MHA bersangkutan atau Perda payung pengakuan MHA.
2.	 Peta wilayah adat (lampiran Perda atau ditetapkan SK Bupati dengan
menyebutkan MHA bersangkutan).
3.	 Profil MHA (nama, pimpinan, sejarah, hukum adat, sosial, ekonomi dan budaya).
4.	 Surat permohonan kepada Menteri LHK yang ditandatangi pimpinan MHA.
9
Kewenangan Pemerintah Provinsi
1. Bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia dan/atau
Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan:
a. 	 Identifikasi Masyarakat Hukum Adat yang berada di kawasan hutan di wilayahnya.
b. 	 Memfasilitasi Masyarakat Hukum Adat melakukan pemetaan wilayah adatnya.
c. 	 Memfasilitasi Masyarakat Hukum Adat dalam mengajukan permohonan penetapan Hutan Adat
kepada Kementerian LHK.
2.	 Berkoordinasi dengan Direktorat Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat (PKTHA), Direktorat
Jenderal PSKL dan Pemerintah Kabupaten dalam melakukan  verifikasi dan validasi hutan adat.
3.	 Bersama dengan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) bertugas
untuk:
a)	 Memberikan pelayanan kepada pemangku hutan hak.
b)	 Memenuhi hak-hak pemangku hutan hak.
c)	 Mengakui dan melindungi kearifan lokal.
d)	 Memfasilitasi pembagian manfaat yang menguntungkan dan adil dari pemanfaatan sumber
daya genetik dalam hutan hak.
e)	 Memfasilitasi penguatan kelembagaan dan kapasitas pemangku hutan hak.
f)	 Mencegah perubahan fungsi hutan hak dan jual beli hutan adat.
g)	 Memfasilitasi pengembangan teknologi, bantuan permodalan dan pemasaran, serta promosi
hasil hutan kayu, bukan kayu dan jasa lingkungan.
h)	 Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan sosial (social enterpreneurship).
i)	 Memfasilitasi perolehan sertifikat legalitas kayu.
4.	 Bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memberikan insentif kepada
pemangku hutan hak, berupa:
a)	Tidak memungut PSDH hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta iuran pembayaran jasa
lingkungan.
b)	 Memberikan rekomendasi keringanan pajak bumi dan bangunan.
c)	 Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan perijinan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
dan bukan kayu, serta jasa lingkungan.
d)	 Kemudahan dalam pelayanan ekspor hasil hutan kayu dan bukan kayu.
e)	 Pengakuan atas imbal jasa lingkungan dari usaha atau pemanfaatan oleh pihak ketiga.
f)	 Memberikan rekomendasi percepatan program pemerintah yang sejalan dengan kearifan
lokal.
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial10
Hutan Desa
Hutan Desa adalah hutan negara yang berada di dalam wilayah suatu desa, dimanfaatkan
oleh desa, untuk kesejahteraan masyarakat desa tersebut (penjelasan pasal 5 paragraf
3 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan).
Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin atau hak yang dikelola
oleh desa dan untuk untuk kesejahteraan masyarakat desa (Pasal 1 angka 24 PP 6/2007
tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan).
Maksud dan Tujuan
Memberikan akses pengelolaan sumber daya hutan kepada masyarakat setempat
melalui lembaga desa.
•	 Areal kawasan: Hutan Produksi dan Hutan Lindung (termasuk HL di Perhutani).
•	 Tenurial (kepastian hak atas lahan): Hak pengelolaan Hutan Desa (HPHD).
•	 Jangka waktu: 35 tahun (dapat diperpanjang).
Kelembagaan Pengelola 	
•	 Lembaga desa (LPHD) yang diamanatkan oleh peraturan desa (Perdes).
•	 Lembaga pengelola Hutan Desa adalah lembaga desa atau BUMDes yang
diamanatkan dengan Peraturan Desa (Perdes).
•	 Pembentukan lembaga pengelola Hutan Desa memperhatikan lembaga
masyarakat yang sudah ada.
•	 Struktur lembaga pengelola desa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat desa.
Perdirjen No. P.11/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan
HPHD
11
Syarat Pengajuan
1.	 Perdes tentang Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).
2.	 SK Kades tentang susunan pengurus LPHD.
3.	 Gambaran umum wilayah (fisik, sosial ekonomi dan potensi kawasan).
4.	 Peta usulan skala 1:50.000 (sesuai luasan).
5.	 Surat permohonan kepada Menteri LHK ditandatangani Ketua LPHD dengan
diketahui Kepala Desa.
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial12
Hutan Kemasyarakatan
Hutan Kemasyarakatan
Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan
untuk memberdayakan masyarakat (penjelasan pasal 5 paragraf 4 UU No. 41/1999
tentang Kehutanan dan Pasal 1 angka 23 PP 6/2007 tentang Tata Hutan, Rencana
Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan).
Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara baik Hutan Lindung maupun Hutan
Produksi yang belum dibebani izin dan pemanfaatan utamanya ditujukan untuk
pemberdayaan masyarakat.
Maksud dan Tujuan
Pengembangan kapasitas dan pemberian akses kepada masyarakat setempat dalam
mengelola hutan lestari.
•	 Areal kawasan: Hutan Produksi dan Hutan Lindung (termasuk HL di Perhutani).
•	 Tenurial (kepastian hak atas lahan): Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm).
•	 Jangka waktu: 35 tahun (dapat diperpanjang). 	
Kelembagaan Pengelola 		
•	 Lembaga pengelola HKm dapat berbentuk kelompok, gabungan kelompok dan atau
koperasi.
•	 Beberapa kelompok tani dapat membentuk gabungan kelompok tani. Gapoktan atau
beberapa Gapoktan dapat membentuk koperasi.
•	 Kelompok tani mempunyai pertemuan reguler serta aturan dan kesepakatan dalam
pengelolaan lahan garapan.
Perdirjen No. P.12/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016
tentang Pedoman Verifikasi Permohonan  IUPHKm
13
Syarat Pengajuan
Surat permohonan permohonan kepada Menteri LHK ditandatangani Ketua
Kelompok, Ketua gabungan Kelompok Tani atau Ketua Koperasi dengan dilampiri:
a)	Daftar nama-nama pemohon dilampiri fotocopy KTP/NIK (nomer induk
kependudukan) dengan diketahui Kades/Lurah.
b)	 Gambaran umum wilayah (fisik, sosial ekonomi dan potensi kawasan).
c)	 Peta usulan skala 1:50.000 (sesuai luasan).
•	 Pengelolaan HKm adalah mengelola lahan garapan secara berkelompok, gabungan
kelompok dan atau koperasi.
•	 Lahan garapan ditanam dengan sistem agroforestri (wanatani) yang merupakan
campuran tanaman hutan tahunan dengan tanaman pertanian musiman.
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial14
Hutan Tanaman Rakyat
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman pada Hutan Produksi yang dibangun
oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan
(Pasal 1 angka 19 PP 6/2007 tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan
Pemanfaatan Hutan dan Pasal 1 angka 4 Permenlhk No. P.83/2016 tentang Perhutanan
Sosial).
IzinUsahaPemanfaatanHasilHutanKayupadaHutanTanamanRakyatyangselanjutnya
disingkat IUPHHK-HTR adalah izin usaha untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu
dan hasil hutan ikutannya pada hutan produksi yang diberikan kepada perorangan atau
koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur yang sesuai untuk menjamin kelestarian sumber daya hutan (Pasal 1 angka 1
Permenhut No. P.55/2011 tentang Tata cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman).
Maksud dan Tujuan
Meningkatan produksi dan kualitas hutan produksi.
•	 	Areal kawasan: Hutan Produksi.
•	 	Tenurial (kepastian hak atas lahan): Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada
Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR).	
•	 Jangka waktu: 35 tahun (dapat diperpanjang). 	
Kelembagaan pengelola
•	 	Perorangan
•	 	Kelompok
•	 Koperasi
Perdirjen No. P.13/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan  
IUPHHK-HTR
15
Syarat Pengajuan
1.	 Surat permohonan kepada Menteri LHK ditandatangani oleh Ketua Kelompok
Tani atau Ketua Gabungan Kelompok Tani atau Ketua Koperasi.
2.	 Daftar nama anggota Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani/Koperasi,
berikut fotocopy KTP/NIK (nomer induk kependudukan), Kartu Keluarga (KK)
atau surat keterangan kepala desa/lurah.
3.	 Gambaran umum wilayah (fisik, sosial ekonomi dan potensi kawasan).
4.	 Peta usulan skala 1:50.000 (sesuai luasan).
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial16
Kemitraan Kehutanan
Perdirjen No. 18/2016 tentang pedoman penyusunan Naskah Kesepakatan Kerjasama
Kemitraan Kehutanan merupakan kerjasama
pemanfaatan kawasan hutan antara masyarakat
dengan pengelola hutan (KPH, Perhutani)
atau pemegang izin pemanfaatan hutan (HPH,
HTI). Kerjasama antara masyarakat setempat
dengan Pengelola Hutan, Pemegang Izin usaha
pemanfaatan hutan/jasa hutan, izin pinjam
pakai kawasan hutan, atau Izin usaha industri
primer hasil hutan (Permenlhk No. P.83/2016
tentang Perhutanan Sosial).
Kemitraan merupakan kewajiban bagi
pengelola hutan dan pemegang izin
pemanfaatan sesuai dengan pasal 72 PP 6/2007
tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan
Hutan dan Pemanfaatan Hutan.
Kelembagaan masyarakat dalam kemitraaan
kehutanan adalah kelompok tani. Komoditi
yang ditanam, hak dan kewajiban masing-
masing pihak dan prosentasi bagi hasil
pemanfaatan merupakan kesepakatan antara
masyarakat dengan pengelola atau pemegang
izin pemanfatan.
Kesepakatan antara masyarakat dengan
pengelola atau pemegang izin dituangkan
dalam Naskah Kesepakatan Kerjasama (NKK).
Syarat Pengajuan
1.	 Pengelola atau Pemegang izin
mengajukan permohonan untuk
melakukan kemitraan dengan
masyarakat kepada Menteri
dengan tembusan kepada
Dirjen PSKL dan Gubernur.
2.	 Masyarakat calon mitra
mengajukan usulan untuk
bermitra kepada pengelola
atau pemegang izin dengan
tembusan kepada Dirjen PSKL.
3.	 Permohonan pengelola atau
pemegang izin dan usulan
masyarakat calon mitra
melampirkan:
a.	 Jumlah kepala keluarga yang
ikut bermitra.
b.	KTP (Kartu Tanda Penduduk)
atau NIK (Nomer Induk
Kependudukan) atau surat
keterangan tempat tinggal
dari Kepala Desa setempat.
c.	 Luas garapan.
17
Kewenangan Pemerintah Daerah
1.	 Bersama dengan Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial (PKPS), Direktorat Jenderal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan serta para pihak membentuk dan menggerakkan Kelompok Kerja Percepatan
Perhutanan Sosial (Pokja PPS) tingkat provinsi atau kabupaten.
2.	 Melakukan sosialisi Perhutanan Sosial kepada publik dan masyarakat lokal yang berada di
dalam dan sekitar hutan.
3.	 Melakukan identifikasi masyarakat yang berada di dalam dan sekitar hutan.
4.	 Mencermati Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS).
5.	 Memfasilitasi permohonan masyarakat setempat terkait program Perhutanan Sosial, yaitu:
HPHD, IUPHKm, IUPHHK-HTR atau Kemitraan Kehutanan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
6.	 Berkoordinasi dengan Balai PSKL setempat atau UPT yang ditugaskan oleh Direktorat Jenderal
PSKL untuk melakukan verifikasi permohonan masyarakat.
7.	 Mencantumkan program Perhutanan Sosial dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD).
8.	 Mengalokasikan anggaran untuk program Perhutanan Sosial dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
9.	 Memfasilitasi pemberian hak/izin Perhutanan Sosial bagi Gubernur yang telah menerima SK
pendelegasian kewenangan pemberian hak/izin Perhutanan Sosial dari Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
10.	Bersama-sama dengan Direktorat Jenderal PSKL, Kementerian LHK dan atau Kementerian/
Lembaga terkait lainnya serta para pihak memberikan fasilitasi kepada pemegang HPHD,
IUPHKm, IUPHHK-HTR, Kemitraan Kehutanan dan Pemangku Adat meliputi fasilitasi:
a)	 pada tahap usulan permohonan.
b)	 penguatan kelembagaan.
c)	 peningkatan kapasitas termasuk manajemen usaha.
d)	 pembentukan koperasi.
e)	 tata batas areal kerja.
f)	 penyusunan rencana pengelolaan hutan desa, rencana kerja usaha IUPHKm dan IUPH-
HK-HTR serta rencana kerja tahunan HPHD, IUPHKm, dan IUPHHK-HTR.
g)	 bentuk-bentuk kegiatan kemitraan kehutanan.
h)	pembiayaan.
i)	 pasca panen.
j)	 pengembangan usaha.
k)	pasar.
•	 Flyer Perhutanan Sosial Program Setapak The Asia Foundation.
•	 Muhshi, MA, 2017. Sejarah dan Praktek Perhutanan Sosial. Materi Kursus online yang diselenggarakan
oleh Environmental Leadership & Training Initiative (ELTI) –Yale School of Forestry & Environmental
Studies.
•	 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P. 83/Menlhk/Kum.1/10/2016 tentang
Perhutanan Sosial.	
•	 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 32/2015 tentang Hutan Hak.
•	 Peraturan Pemerintah No.6/2007 jo No.3/2008 tentang Tata Hutan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan dan Pemanfaatan Hutan.
•	 Perdirjen No. P.1/PSKL/SET/KUM.1/2016 tentang Pedoman Verfikasi dan Validasi Hutan Hak.
•	 Perdirjen No. P.11/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan HPHD.
•	 Perdirjen No. P.12/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHKm.
•	 Perdirjen No. P.13/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHHK-HTR.
•	 Perdirjen No. P.18/PSKL/SET/ PSL.0/12/2016 tentang Pedoman Penyusunan Naskah Kerjasama (NKK).
•	 Perdirjen PSKL No. P.14/PSKL/SET/PSL.0/11/2106 tentang Pedoman Fasilitasi, Pembentukan dan Tata
Cara Kerja Kelompok Kerja PercepatanPerhutanan Sosial (Pokja PPS).
•	 Perpres No. 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019.
•	 Policy Brief Satunama proyek PSDABM MCA-Indonesia.
•	 PSDABM KEHATI MCA-Indonesia.
•	 Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/2012.
•	 Tim Komunikasi dan Informasi Pokja RAPS.
•	 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan.
•	 UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah.
•	 UU No. 6/2014 tentang Desa.
•	 UUD 1945 pasal 33 ayat 3.
Foto depan anak Desa Kahayya, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pada 2016 Kelompok Tani Desa Kahayya
mendapatkan izin pengelolaan Hutan Kemasyarakatan dari Bupati Bulukumba, dengan total luas areal kelola
sebesar 388 ha. (Foto: Yani Saloh, PSDABM KEHATI)
Referensi
Naskah oleh Muayat A. Muhshi dan PSDABM KEHATI
Tata letak oleh PSDABM KEHATI
Direktorat Jendral Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan, KLHK dan Kantor Staf Presiden

Contenu connexe

Tendances

Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanPerkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanAdi Pujakesuma
 
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptxSuwantoSribhawono
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Perhutanan sosial dan desa
Perhutanan sosial dan desaPerhutanan sosial dan desa
Perhutanan sosial dan desaTV Desa
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak SapiProposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak SapiZul Rapi
 
MANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANMANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANEDIS BLOG
 
Resume konsultasi publik edit (upload blog)
Resume konsultasi publik edit (upload blog)Resume konsultasi publik edit (upload blog)
Resume konsultasi publik edit (upload blog)kphnganjuk
 
Materi dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhanMateri dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhanarifbogor
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanAulia Arif
 
Profil Kelurahan Batu Merah Kota Ambon
Profil Kelurahan Batu Merah Kota AmbonProfil Kelurahan Batu Merah Kota Ambon
Profil Kelurahan Batu Merah Kota AmbonBagus ardian
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiPanembahan Senopati Sudarmanto
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Perhutanan Sosial.pptx
 Perhutanan Sosial.pptx Perhutanan Sosial.pptx
Perhutanan Sosial.pptxMuhSuyutiHamsi
 
Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes   Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes Frans Dione
 

Tendances (20)

Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanPerkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
 
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Perhutanan sosial dan desa
Perhutanan sosial dan desaPerhutanan sosial dan desa
Perhutanan sosial dan desa
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak SapiProposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
 
MANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANMANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTAN
 
Resume konsultasi publik edit (upload blog)
Resume konsultasi publik edit (upload blog)Resume konsultasi publik edit (upload blog)
Resume konsultasi publik edit (upload blog)
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Materi dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhanMateri dan media penyuluhan
Materi dan media penyuluhan
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
Profil Kelurahan Batu Merah Kota Ambon
Profil Kelurahan Batu Merah Kota AmbonProfil Kelurahan Batu Merah Kota Ambon
Profil Kelurahan Batu Merah Kota Ambon
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
 
Pemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas DesaPemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas Desa
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Perhutanan Sosial.pptx
 Perhutanan Sosial.pptx Perhutanan Sosial.pptx
Perhutanan Sosial.pptx
 
Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes   Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes
 
Green Economy Indonesia
Green Economy Indonesia Green Economy Indonesia
Green Economy Indonesia
 

Similaire à Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial

Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialPeningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialRamlanNugraha3
 
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Pipiet Noorch
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllnita292601
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Resume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)editResume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)editkphnganjuk
 
Peraturan Menteri LHK Tentang Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...
Peraturan Menteri LHK Tentang  Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...Peraturan Menteri LHK Tentang  Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...
Peraturan Menteri LHK Tentang Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)Aji Sahdi Sutisna
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananJhon Blora
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuCIFOR-ICRAF
 
Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth) sebagai upaya ...
Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth)  sebagai upaya ...Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth)  sebagai upaya ...
Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth) sebagai upaya ...Farid Ma'ruf
 
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptxpresentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptxHeriSisoneto1
 
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdfoheokhr73
 

Similaire à Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial (20)

Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan SosialPeningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perhutanan Sosial
 
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
 
Cappa hd
Cappa hdCappa hd
Cappa hd
 
P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Resume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)editResume konsultasi publik edit (upload blog)edit
Resume konsultasi publik edit (upload blog)edit
 
Peraturan Menteri LHK Tentang Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...
Peraturan Menteri LHK Tentang  Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...Peraturan Menteri LHK Tentang  Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...
Peraturan Menteri LHK Tentang Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal dala...
 
Warta tenure 04e
Warta tenure 04eWarta tenure 04e
Warta tenure 04e
 
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
Supersemar kehutanan by Usep Setiawan (dimuat kompas 3 april 13)
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
 
P12 2011 0
P12 2011 0P12 2011 0
P12 2011 0
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
 
Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth) sebagai upaya ...
Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth)  sebagai upaya ...Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth)  sebagai upaya ...
Model kerjasama Triple Tracks (Pro Job, Pro Poor, Pro Growth) sebagai upaya ...
 
Hutan adat
Hutan adat Hutan adat
Hutan adat
 
Policy Brief perhutanan sosial
Policy Brief perhutanan sosialPolicy Brief perhutanan sosial
Policy Brief perhutanan sosial
 
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptxpresentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
presentasi Perencanaan desa berbasis SDGs.pptx
 
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal PerhutaniLegal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
20190410111348-program-dlh-kabupaten-bandung.pdf
 

Plus de Ryadhi EthniCitizen

Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...
Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...
Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...Ryadhi EthniCitizen
 
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum AdatPedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum AdatRyadhi EthniCitizen
 
SK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi I
SK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi ISK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi I
SK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi IRyadhi EthniCitizen
 
Pongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from Sumatra
Pongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from SumatraPongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from Sumatra
Pongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from SumatraRyadhi EthniCitizen
 
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaPermendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaRyadhi EthniCitizen
 
Kumpulan Peraturan Perhutanan Sosial
Kumpulan Peraturan Perhutanan SosialKumpulan Peraturan Perhutanan Sosial
Kumpulan Peraturan Perhutanan SosialRyadhi EthniCitizen
 
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAMTARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAMRyadhi EthniCitizen
 
PP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan Gambut
PP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan GambutPP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan Gambut
PP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan GambutRyadhi EthniCitizen
 
Perdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHD
Perdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHDPerdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHD
Perdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHDRyadhi EthniCitizen
 
PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial
PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan SosialPermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial
PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan SosialRyadhi EthniCitizen
 
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)Ryadhi EthniCitizen
 
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650Ryadhi EthniCitizen
 
Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)
Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)
Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)Ryadhi EthniCitizen
 
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650Ryadhi EthniCitizen
 
Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)
Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)
Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)Ryadhi EthniCitizen
 
JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)
JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)
JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)Ryadhi EthniCitizen
 
Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016
Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016
Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016Ryadhi EthniCitizen
 

Plus de Ryadhi EthniCitizen (20)

Panitia MHA Kab. Kerinci
Panitia MHA Kab. KerinciPanitia MHA Kab. Kerinci
Panitia MHA Kab. Kerinci
 
Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...
Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...
Surat Mendagri No. 552/1392/SJ tentang Dukungan Pengembangan Usaha Perhutanan...
 
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum AdatPedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
 
SK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi I
SK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi ISK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi I
SK Menteri LHK tentang PIAPS Revisi I
 
Pongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from Sumatra
Pongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from SumatraPongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from Sumatra
Pongo tapanuliensis, Orang Utan Species Novum from Sumatra
 
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaPermendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
 
Peta PIAPS versi 1
Peta PIAPS versi 1Peta PIAPS versi 1
Peta PIAPS versi 1
 
Kumpulan Peraturan Perhutanan Sosial
Kumpulan Peraturan Perhutanan SosialKumpulan Peraturan Perhutanan Sosial
Kumpulan Peraturan Perhutanan Sosial
 
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAMTARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
TARIK ULUR URUSAN SAMPAH DALAM TATA KELOLA WISATA ALAM
 
Ensiklopedi Fotografi Kalumpang
Ensiklopedi Fotografi KalumpangEnsiklopedi Fotografi Kalumpang
Ensiklopedi Fotografi Kalumpang
 
PP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan Gambut
PP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan GambutPP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan Gambut
PP 57 Tahun 2016: Perubahan PP 71/2014 Perlindungan dan Pengelolaan Gambut
 
Perdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHD
Perdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHDPerdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHD
Perdirjen PSKL 11/2016 tentang Permohonan HPHD
 
PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial
PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan SosialPermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial
PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial
 
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
 
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
 
Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)
Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)
Jelajah Batas (edisi 3, Agustus - September 2016)
 
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
Panduan Sederhana Penggunaan GPS Garmin Montana 650
 
Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)
Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)
Ensiklopedi Fotografi: Lembah Kerinci (Edisi 1, 2016)
 
JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)
JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)
JELAJAH BATAS (edisi 2 Juni - Juli 2016)
 
Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016
Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016
Jelajah Batas edisi 1 April-May 2016
 

Dernier

Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 

Dernier (14)

Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 

Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial

  • 2. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial2 Saat ini pemerintah memiliki kebijakan pemerataan ekonomi untuk mengurangi ketimpangan dengan tiga pilar: lahan, kesempatan usaha dan sumberdaya manusia. Untuk lahan Presiden Joko Widodo menetapkan dua skema, yaitu: • Tanah Objek Reforma Agraria (TORA): legalisasi dan redistribusi tanah (soil) seluas 9,1 juta hektar (UU Pokok Agraria No. 5/1960). • PerhutananSosial,akseslegalmasyarakatterhadap lahan (land) kawasan hutan negara seluas 12,7 juta hektar (UU Kehutanan No. 41/1999). Program Perhutanan Sosial dilaksanakan melalui alokasi sumberdaya hutan yang dikuasai Negara kepada masyarakat setempat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 83 Tahun 2016 tentang Perhutanan Sosial. Peraturan Menteri LHK No. 83/2016 menegaskan bahwa Perhutanan Sosial merupakan “sistem pengelolaan hutan lestari yang dilakukan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial Dasar Hukum • UUD 1945 pasal 33 ayat 3. • UU No. 41/1999 tentang Kehutanan. • UU No. 6/2014 tentang Desa. • UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. • Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/2012. • PP No. 6/2007 jo No. 3/2008 tentang Tata Hutan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan. • Perpres No. 2/2015 tentang RPJMN 2015- 2019. • PerMen LHK No. P.32/2015 tentang Hutan Hak. • PerMen LHK No. P.83/ Menlhk/Kum.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial. Pengantar
  • 3. 3 budaya dalam bentuk 1) Hutan Desa, 2) Hutan Kemasyarakatan, 3) Hutan Tanaman Rakyat, 4) Hutan Rakyat, 5) Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.” Melalui kebijakan ini, ada beberapa hal yang hendak dicapai oleh pemerintah, yaitu: (a) menciptakan dan mempercepat pemerataan akses dan distribusi aset sumberdaya hutan; (b) menyelesaikan konflik tenurial di kawasan hutan; dan (c) mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Buku panduan ini diterbitkan sebagai bagian dari sosialisasi kebijakan Perhutanan Sosial terutama untuk pengajuan usulan skema Perhutanan Sosial. Untuk melengkapi permohonan ini diperlukan data sosial ekonomi dan ekologi serta hal teknis lainnya. Dalam pelaksanaanya akan dibentuk Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (Pokja PPS) tingkat provinsi. Pokja PPS ini bertugas membantu memfasilitasi masyarakat setempat yang ingin mengajukan permohonan Perhutanan Sosial. Oleh karena itu, pemerintah desa menjadi ujung tombak keberhasilan program Perhutanan Sosial, terutama dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pemberdayaan masyarakat, membina dan meningkatkan perekonomian desa serta mengembangkan sumber pendapatan desa, sesuai yang diatur dalam UU Desa No. 6/2014.
  • 4. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial4 Pemerintah saat ini ingin memperbanyak hutan yang dapat dikelola oleh masyarakat. Pemerintah ingin meningkatkan pengelolaan kawasan hutan oleh masyarakat dari 1% menjadi 10%. Target hutan yang akan dikelola masyarakat hingga tahun 2019 adalah seluas 12.7 juta hektar. Guna mendukung percepatan pengelolaan hutan oleh masyarakat, KLHK mengeluarkan Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS), yang menunjukkan lokasi- lokasi Perhutanan Sosial seluas kurang lebih 12.7 juta hektar. PIAPS berguna sebagai dasar untuk pengajuan Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, dan Hutan Tanaman Rakyat, terutama yang lokasinya pada hutan negara yang belum ada izinnya. Untuk Kemitraan Kehutanan berada pada hutan negara yang telah ada izin pengelolaannya. Sementara Hutan Adat, merupakan pengakuan dan perlindungan wilayah masyarakat hukum adat baik di kawasan hutan negara maupun di luar kawasan hutan negara. Kendatipun telah ditentukan lokasi Perhutanan Sosial melalui PIAPS, namun tetap terbuka kemungkinan untuk masyarakat mengusulkan lokasi Perhutanan Sosial melalui mekanisme revisi peta PIAPS yang dilakukan setiap 6 bulan sekali. Berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. 83/2016, Perhutanan Sosial sebagai bagian dari sistem pengelolaan hutan lestari dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/ hutan adat dikategorikan ke dalam 5 sistem pengelolaan yaitu 1) Hutan Adat 2) Hutan Kemasyarakatan, 3) Hutan Desa, 4) Kemitraan Kehutanan, 5) Hutan Tanaman Rakyat. Perhutanan Sosial Sekilas Pandang Hubungi Kami Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti Blok 1 Lt 11 Jl. Gatot Subroto, Jakarta 10270 Telp: (021) 5720202 Fax: (021) 5730621 Email: akps.menlhk@gmail.com
  • 5. 5 Persyaratan umum pengajuan 1. Mempunyai kelompok masyarakat dan daftar anggota, koperasi, badan usaha milik desa, lembaga desa, lembaga adat. 
 2. Gambaran umum wilayah: keadaan fisik, sosial ekonomi, dan potensi kawasan. 
 3. Peta usulan lokasi minimal skala 1: 50.000 berupa dokumen tertulis dan salinan elektronik dalam bentuk shape file. 
 Persyaratan khusus mohon dilihat di halaman berikutnya, sesuai dengan peruntukannya. Kategori Lokasi Bentuk Hak/ Izin Pemohon Pemberi Hak/ Izin Status dan jangka waktu 1. Hutan Adat Wilayah Adat, diluar Hutan Negara Hutan Hak/ Hutan Adat Masyarakat Adat Menteri LHK Hak Menguasai/ Hak Milik 2. Hutan Desa HP & HL HPHD Koperasi Desa/ BUMDes Menteri LHK/ Gubernur 35 tahun dan dapat diperpanjang 3. Hutan Kemasyarakatan HP dan HL IUPHKm Kelompok Masyarakat/Koperasi Menteri LHK/ Gubernur 4. Hutan Tanaman Rakyat HP IUPHHK-HTR Perseorangan/ Kelompok/Koperasi Menteri LHK/ Gubernur 5. Kemitraan Kehutanan HP, HL, HK Kesepakatan Naskah Kesepatan Kerjasama (NKK) antara Pengelola/ Pemegang Izin dengan Kelompok Masyarakat/Koperasi Menteri LHK/ Gubernur/ Koperasi Tabel 1: Kategori Perhutanan Sosial dan Statusnya
  • 6. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial6 Program Perhutanan Sosial merupakan bagian dari pembangunan desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia, serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan (pasal 78 ayat 1 UU Desa). Terkait pemerintah daerah, Peraturan Menteri LHK No. 83/2016 tentang Perhutanan Sosial Pasal 61 ayat 1-3 menjelaskan bahwa: Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi Pemegang HPHD, IUPHKm, IUPHHK-HTR, Kemitraan Kehutanan dan Pemangku Hutan Adat. Fasilitasi meliputi fasilitasi pada tahap usulan permohonan, penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas termasuk manajemen usaha, pembentukan koperasi, tata batas areal kerja, penyusunan rencana pengelolaan hutan desa, rencana kerja usaha, dan rencana kerja tahunan, bentuk-bentuk kegiatan kemitraan kehutanan, pembiayaan, pasca panen, pengembangan usaha dan akses pasar. Pemerintah dan pemerintah daerah dalam memberikan fasilitasi dapat dibantu oleh Pokja PPS dan penyuluh kehutanan, instansi lain yang terkait, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi. Amanat tersebut sejalan dengan peran pemerintah kabupaten sebagaimana diatur dalam UU No. 23/2014 tentang pemerintahan daerah. Sebagai contoh, dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan desa, pemerintah daerah kabupaten/kota berwenang untuk menyelenggarakan penataan desa; fasilitasi kerjasama antar desa dalam satu kabupaten; pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa. Perhutanan Sosial Sekilas Pandang Peran Pemerintah Kabupaten dan Desa
  • 7. 7 Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, jajaran pemerintah desa berkewajiban membina dan mengawasi (pasal 112 UU Desa). Secara spesifik dinyatakan (pasal 115 UU Desa) bahwa pemerintah kabupaten/kota berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa, diantaranya melakukan: • Fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa. • Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa. • Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan. • Melakukan upaya percepatan pembangunan desa melalui bantuan keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis. Pendelegasian kewenangan penerbitan hak/izin Perhutanan Sosial kepada gubernur dengan ketentuan bahwa provinsi bersangkutan telah: a) Memasukkan Perhutanan Sosial ke dalam RPJMD atau mempunyai peraturan gubernur mengenai Perhutanan Sosial; dan b) Memiliki alokasi anggaran untuk Perhutanan Sosial dalam APBD (Pasal 7, 18, dan Pasal 29 Ayat 3 Permenlhk P.83/2016).
  • 8. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial8 Pengertian Hutan Adat Hutan Adat adalah hutan yang berada di wilayah masyarakat hukum adat (Pasal 1 angka 6 Permelhk No. P.32/2015 tentang Hutan Hak). Kawasan hutan negara yang berada di dalam wilayah masyarakat hukum adat ditetapkan pemerintah sebagai Hutan Adat setelah keberadaan masyarakat hukum adat mendapat pengakuan melalui Peraturan Daerah (Pasal 67 Ayat 2 UU 41/1999). Sementara Areal Penggunaan Lain (APL) yang berada di dalam wilayah masyarakat hukum adat ditetapkan pemerintah menjadi Hutan Adat setelah keberadaan masyarakat hukum adat mendapat pengakuan melalui surat keputusan bupati/walikota. Dasar Hukum 1. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35 Tahun 2012. 2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) No. 32 Tahun 2015 tentang Hutan Hak. 3. Perdirjen No. P.1/PSKL/SET/ KUM.1/2016 tentang Pedoman Verfikasi dan Validasi Hutan Hak. Hutan Adat Perdirjen No. P.1/PSKL/SET/ KUM.1/2016 tentang Pedoman Verfikasi dan Validasi Hutan Hak Syarat Pengajuan 1. Perda yang menyebut MHA bersangkutan atau Perda payung pengakuan MHA. 2. Peta wilayah adat (lampiran Perda atau ditetapkan SK Bupati dengan menyebutkan MHA bersangkutan). 3. Profil MHA (nama, pimpinan, sejarah, hukum adat, sosial, ekonomi dan budaya). 4. Surat permohonan kepada Menteri LHK yang ditandatangi pimpinan MHA.
  • 9. 9 Kewenangan Pemerintah Provinsi 1. Bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan: a. Identifikasi Masyarakat Hukum Adat yang berada di kawasan hutan di wilayahnya. b. Memfasilitasi Masyarakat Hukum Adat melakukan pemetaan wilayah adatnya. c. Memfasilitasi Masyarakat Hukum Adat dalam mengajukan permohonan penetapan Hutan Adat kepada Kementerian LHK. 2. Berkoordinasi dengan Direktorat Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat (PKTHA), Direktorat Jenderal PSKL dan Pemerintah Kabupaten dalam melakukan verifikasi dan validasi hutan adat. 3. Bersama dengan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) bertugas untuk: a) Memberikan pelayanan kepada pemangku hutan hak. b) Memenuhi hak-hak pemangku hutan hak. c) Mengakui dan melindungi kearifan lokal. d) Memfasilitasi pembagian manfaat yang menguntungkan dan adil dari pemanfaatan sumber daya genetik dalam hutan hak. e) Memfasilitasi penguatan kelembagaan dan kapasitas pemangku hutan hak. f) Mencegah perubahan fungsi hutan hak dan jual beli hutan adat. g) Memfasilitasi pengembangan teknologi, bantuan permodalan dan pemasaran, serta promosi hasil hutan kayu, bukan kayu dan jasa lingkungan. h) Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan sosial (social enterpreneurship). i) Memfasilitasi perolehan sertifikat legalitas kayu. 4. Bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memberikan insentif kepada pemangku hutan hak, berupa: a) Tidak memungut PSDH hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta iuran pembayaran jasa lingkungan. b) Memberikan rekomendasi keringanan pajak bumi dan bangunan. c) Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan perijinan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta jasa lingkungan. d) Kemudahan dalam pelayanan ekspor hasil hutan kayu dan bukan kayu. e) Pengakuan atas imbal jasa lingkungan dari usaha atau pemanfaatan oleh pihak ketiga. f) Memberikan rekomendasi percepatan program pemerintah yang sejalan dengan kearifan lokal.
  • 10. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial10 Hutan Desa Hutan Desa adalah hutan negara yang berada di dalam wilayah suatu desa, dimanfaatkan oleh desa, untuk kesejahteraan masyarakat desa tersebut (penjelasan pasal 5 paragraf 3 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan). Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin atau hak yang dikelola oleh desa dan untuk untuk kesejahteraan masyarakat desa (Pasal 1 angka 24 PP 6/2007 tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan). Maksud dan Tujuan Memberikan akses pengelolaan sumber daya hutan kepada masyarakat setempat melalui lembaga desa. • Areal kawasan: Hutan Produksi dan Hutan Lindung (termasuk HL di Perhutani). • Tenurial (kepastian hak atas lahan): Hak pengelolaan Hutan Desa (HPHD). • Jangka waktu: 35 tahun (dapat diperpanjang). Kelembagaan Pengelola • Lembaga desa (LPHD) yang diamanatkan oleh peraturan desa (Perdes). • Lembaga pengelola Hutan Desa adalah lembaga desa atau BUMDes yang diamanatkan dengan Peraturan Desa (Perdes). • Pembentukan lembaga pengelola Hutan Desa memperhatikan lembaga masyarakat yang sudah ada. • Struktur lembaga pengelola desa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat desa. Perdirjen No. P.11/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan HPHD
  • 11. 11 Syarat Pengajuan 1. Perdes tentang Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD). 2. SK Kades tentang susunan pengurus LPHD. 3. Gambaran umum wilayah (fisik, sosial ekonomi dan potensi kawasan). 4. Peta usulan skala 1:50.000 (sesuai luasan). 5. Surat permohonan kepada Menteri LHK ditandatangani Ketua LPHD dengan diketahui Kepala Desa.
  • 12. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial12 Hutan Kemasyarakatan Hutan Kemasyarakatan Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat (penjelasan pasal 5 paragraf 4 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan dan Pasal 1 angka 23 PP 6/2007 tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan). Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara baik Hutan Lindung maupun Hutan Produksi yang belum dibebani izin dan pemanfaatan utamanya ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat. Maksud dan Tujuan Pengembangan kapasitas dan pemberian akses kepada masyarakat setempat dalam mengelola hutan lestari. • Areal kawasan: Hutan Produksi dan Hutan Lindung (termasuk HL di Perhutani). • Tenurial (kepastian hak atas lahan): Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm). • Jangka waktu: 35 tahun (dapat diperpanjang). Kelembagaan Pengelola • Lembaga pengelola HKm dapat berbentuk kelompok, gabungan kelompok dan atau koperasi. • Beberapa kelompok tani dapat membentuk gabungan kelompok tani. Gapoktan atau beberapa Gapoktan dapat membentuk koperasi. • Kelompok tani mempunyai pertemuan reguler serta aturan dan kesepakatan dalam pengelolaan lahan garapan. Perdirjen No. P.12/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHKm
  • 13. 13 Syarat Pengajuan Surat permohonan permohonan kepada Menteri LHK ditandatangani Ketua Kelompok, Ketua gabungan Kelompok Tani atau Ketua Koperasi dengan dilampiri: a) Daftar nama-nama pemohon dilampiri fotocopy KTP/NIK (nomer induk kependudukan) dengan diketahui Kades/Lurah. b) Gambaran umum wilayah (fisik, sosial ekonomi dan potensi kawasan). c) Peta usulan skala 1:50.000 (sesuai luasan). • Pengelolaan HKm adalah mengelola lahan garapan secara berkelompok, gabungan kelompok dan atau koperasi. • Lahan garapan ditanam dengan sistem agroforestri (wanatani) yang merupakan campuran tanaman hutan tahunan dengan tanaman pertanian musiman.
  • 14. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial14 Hutan Tanaman Rakyat Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman pada Hutan Produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan (Pasal 1 angka 19 PP 6/2007 tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan dan Pasal 1 angka 4 Permenlhk No. P.83/2016 tentang Perhutanan Sosial). IzinUsahaPemanfaatanHasilHutanKayupadaHutanTanamanRakyatyangselanjutnya disingkat IUPHHK-HTR adalah izin usaha untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan ikutannya pada hutan produksi yang diberikan kepada perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur yang sesuai untuk menjamin kelestarian sumber daya hutan (Pasal 1 angka 1 Permenhut No. P.55/2011 tentang Tata cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman). Maksud dan Tujuan Meningkatan produksi dan kualitas hutan produksi. • Areal kawasan: Hutan Produksi. • Tenurial (kepastian hak atas lahan): Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR). • Jangka waktu: 35 tahun (dapat diperpanjang). Kelembagaan pengelola • Perorangan • Kelompok • Koperasi Perdirjen No. P.13/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHHK-HTR
  • 15. 15 Syarat Pengajuan 1. Surat permohonan kepada Menteri LHK ditandatangani oleh Ketua Kelompok Tani atau Ketua Gabungan Kelompok Tani atau Ketua Koperasi. 2. Daftar nama anggota Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani/Koperasi, berikut fotocopy KTP/NIK (nomer induk kependudukan), Kartu Keluarga (KK) atau surat keterangan kepala desa/lurah. 3. Gambaran umum wilayah (fisik, sosial ekonomi dan potensi kawasan). 4. Peta usulan skala 1:50.000 (sesuai luasan).
  • 16. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial16 Kemitraan Kehutanan Perdirjen No. 18/2016 tentang pedoman penyusunan Naskah Kesepakatan Kerjasama Kemitraan Kehutanan merupakan kerjasama pemanfaatan kawasan hutan antara masyarakat dengan pengelola hutan (KPH, Perhutani) atau pemegang izin pemanfaatan hutan (HPH, HTI). Kerjasama antara masyarakat setempat dengan Pengelola Hutan, Pemegang Izin usaha pemanfaatan hutan/jasa hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, atau Izin usaha industri primer hasil hutan (Permenlhk No. P.83/2016 tentang Perhutanan Sosial). Kemitraan merupakan kewajiban bagi pengelola hutan dan pemegang izin pemanfaatan sesuai dengan pasal 72 PP 6/2007 tentang Tata Hutan, Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan. Kelembagaan masyarakat dalam kemitraaan kehutanan adalah kelompok tani. Komoditi yang ditanam, hak dan kewajiban masing- masing pihak dan prosentasi bagi hasil pemanfaatan merupakan kesepakatan antara masyarakat dengan pengelola atau pemegang izin pemanfatan. Kesepakatan antara masyarakat dengan pengelola atau pemegang izin dituangkan dalam Naskah Kesepakatan Kerjasama (NKK). Syarat Pengajuan 1. Pengelola atau Pemegang izin mengajukan permohonan untuk melakukan kemitraan dengan masyarakat kepada Menteri dengan tembusan kepada Dirjen PSKL dan Gubernur. 2. Masyarakat calon mitra mengajukan usulan untuk bermitra kepada pengelola atau pemegang izin dengan tembusan kepada Dirjen PSKL. 3. Permohonan pengelola atau pemegang izin dan usulan masyarakat calon mitra melampirkan: a. Jumlah kepala keluarga yang ikut bermitra. b. KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau NIK (Nomer Induk Kependudukan) atau surat keterangan tempat tinggal dari Kepala Desa setempat. c. Luas garapan.
  • 17. 17 Kewenangan Pemerintah Daerah 1. Bersama dengan Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial (PKPS), Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta para pihak membentuk dan menggerakkan Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (Pokja PPS) tingkat provinsi atau kabupaten. 2. Melakukan sosialisi Perhutanan Sosial kepada publik dan masyarakat lokal yang berada di dalam dan sekitar hutan. 3. Melakukan identifikasi masyarakat yang berada di dalam dan sekitar hutan. 4. Mencermati Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS). 5. Memfasilitasi permohonan masyarakat setempat terkait program Perhutanan Sosial, yaitu: HPHD, IUPHKm, IUPHHK-HTR atau Kemitraan Kehutanan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 6. Berkoordinasi dengan Balai PSKL setempat atau UPT yang ditugaskan oleh Direktorat Jenderal PSKL untuk melakukan verifikasi permohonan masyarakat. 7. Mencantumkan program Perhutanan Sosial dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 8. Mengalokasikan anggaran untuk program Perhutanan Sosial dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 9. Memfasilitasi pemberian hak/izin Perhutanan Sosial bagi Gubernur yang telah menerima SK pendelegasian kewenangan pemberian hak/izin Perhutanan Sosial dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 10. Bersama-sama dengan Direktorat Jenderal PSKL, Kementerian LHK dan atau Kementerian/ Lembaga terkait lainnya serta para pihak memberikan fasilitasi kepada pemegang HPHD, IUPHKm, IUPHHK-HTR, Kemitraan Kehutanan dan Pemangku Adat meliputi fasilitasi: a) pada tahap usulan permohonan. b) penguatan kelembagaan. c) peningkatan kapasitas termasuk manajemen usaha. d) pembentukan koperasi. e) tata batas areal kerja. f) penyusunan rencana pengelolaan hutan desa, rencana kerja usaha IUPHKm dan IUPH- HK-HTR serta rencana kerja tahunan HPHD, IUPHKm, dan IUPHHK-HTR. g) bentuk-bentuk kegiatan kemitraan kehutanan. h) pembiayaan. i) pasca panen. j) pengembangan usaha. k) pasar.
  • 18. • Flyer Perhutanan Sosial Program Setapak The Asia Foundation. • Muhshi, MA, 2017. Sejarah dan Praktek Perhutanan Sosial. Materi Kursus online yang diselenggarakan oleh Environmental Leadership & Training Initiative (ELTI) –Yale School of Forestry & Environmental Studies. • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P. 83/Menlhk/Kum.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial. • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 32/2015 tentang Hutan Hak. • Peraturan Pemerintah No.6/2007 jo No.3/2008 tentang Tata Hutan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan. • Perdirjen No. P.1/PSKL/SET/KUM.1/2016 tentang Pedoman Verfikasi dan Validasi Hutan Hak. • Perdirjen No. P.11/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan HPHD. • Perdirjen No. P.12/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHKm. • Perdirjen No. P.13/PSKL/SET/ PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHHK-HTR. • Perdirjen No. P.18/PSKL/SET/ PSL.0/12/2016 tentang Pedoman Penyusunan Naskah Kerjasama (NKK). • Perdirjen PSKL No. P.14/PSKL/SET/PSL.0/11/2106 tentang Pedoman Fasilitasi, Pembentukan dan Tata Cara Kerja Kelompok Kerja PercepatanPerhutanan Sosial (Pokja PPS). • Perpres No. 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019. • Policy Brief Satunama proyek PSDABM MCA-Indonesia. • PSDABM KEHATI MCA-Indonesia. • Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/2012. • Tim Komunikasi dan Informasi Pokja RAPS. • UU No. 41/1999 tentang Kehutanan. • UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. • UU No. 6/2014 tentang Desa. • UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Foto depan anak Desa Kahayya, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pada 2016 Kelompok Tani Desa Kahayya mendapatkan izin pengelolaan Hutan Kemasyarakatan dari Bupati Bulukumba, dengan total luas areal kelola sebesar 388 ha. (Foto: Yani Saloh, PSDABM KEHATI) Referensi
  • 19. Naskah oleh Muayat A. Muhshi dan PSDABM KEHATI Tata letak oleh PSDABM KEHATI
  • 20. Direktorat Jendral Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, KLHK dan Kantor Staf Presiden