Terdapat tiga cara mengerjakan ibadah haji, yaitu haji ifrad, haji qiran, dan haji tamattu. Setiap cara memiliki tata tertib yang berbeda dalam melaksanakan rukun-rukun dan wajib-wajib haji.
2. Menunaikan Ibadah Haji ada 3 cara, yaitu :
1. Haji Ifrad (Ifrad artinya sendiri-sendiri).
Mengerjakan Haji sendiri dan Umrah sendiri.
2. Haji Qiran (Qiran artinya bersama-sama)
Mengerjakan Haji dan Umrah secara bersamaan .
Membayar DAM (denda) seekor domba.
3. Haji Tamattu (Tamattu artinya bersenang-senang).
Mengerjakan Umrah di bulan-bulan Haji (Syawal-Dzulqa’dah-Dzulhijjah) kemudian
melaksanakan Haji pada tahun itu juga – Membayar DAM (denda) seekor domba.
ِجَْْلِِب َّلََهأ ْنَم َّانِماًدَرْفُمْنَم َّانِمَوَنَرَقْنَم َّانِمَوََّعتَََت
Dari Ummul Mu’minin Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata;
"Di antara kami ada yang ihram untuk haji Ifrad (mendahulukan haji dari umrah),
ada yang ihram untuk haji Qiran (mengerjakan haji digabung dengan umrah
sekaligus) dan ada pula yang ihram untuk haji Tamattu’ (mendahulukan umrah dari
pada haji)." (HR. Muslim no.2118)
3. Haji Ifrad Haji Qiran Haji Tamattu
Pakai Ihram - Ihlal Hajji
Di Masjidil Haram - Thawaf Qudum
Shalat Sunat 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim - Sa’i
Pakai Ihram - Ihlal Haji & Umrah Pakai Ihram - Ihlal Umrah
Tetap pakai Ihram sampai 8 Dzulhijjah Tahallul - Lepas Ihram sampai 8 Dzulhijjah
Miqat Miqat
Berangkat ke Mina
Mekkah
8 Dzulhijjah
Setelah Terbit Fajar
menuju Mina untuk Mabit
Pakai Ihram – Ihlal Haji - Berangkat ke Mina
Setelah Terbit Fajar – Berangkat menuju Arafah
Wukuf dari waktu Tergelincir -- Terbenamnya Matahari
Setelah Matahari Terbenam
Berangkat ke Muzdalifah untuk Mabit sepanjang malam
Setelah Terbit Fajar Berangkat menuju Mina
Melontar Jumrah Aqabah – Tahallul Awwal (Lepas Ihram)
Qurban (Hadyu) bagi Haji Qiran dan Tamattu
Thawaf Ifadah – Tahallul Tsani
Kembai ke Mina sebelum Maghrib
Melontar Jumrah Ula – Wustha – Aqabah (Ba’da Dhuhur)
Nafar Awwal – 12 Dzulhijjah keluar dari Mina
9 Dzulhijjah
Mina - Arafah
9-10 Dzulhijjah
Arafah – Muzdalifah
10 Dzulhijjah
Mina
11-12-13 Dzulhijjah
Mina
Melaksanakan Thawaf Wada sebelum meninggalkan Mekkah
Selesai seluruh rangkaian Ibadah Haji
Mekkah
4. َالَق ٍمُشْعُج ِنْب ِكِالَم ِنْب َةَقاَرُس ْنَعْيَلَع َُّاَّلل ىَّلَص َِّاَّلل ُولُسَر َامَقَوْلا ِِف اًيبِطَخ َمَّلَسَو ِهيِادَالَقَف
ِْقلا ِمْوَي ََلِإ ِجَْْلا ِِف ْتَلَخَد َةَرْمُْعلا َّنِإ َََلأِةَامَي
Dari Suraqah bin Malik bin Ju'syum dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri khutbah di sebuah lembah.
Beliau mengatakan: "Sesungguhnya umrah itu masuk dalam rangkaian ibadah
haji hingga datangnya hari kiamat.“ (HR. Ahmad no.16921, Ibnu Majah no.2968)
Syarat Haji / Umrah :
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Merdeka
5. Istitha'ah
Setiap orang yang belum memenuhi syarat tersebut belum wajib Haji/ Umrah.
5. Rukun Haji Rukun Umrah
1 Ihram 1 Ihram
2 Wukuf di Arafah 2 Thawaf
3 Thawaf Ifadhah 3 Sa’i
4 Sa’i 4 Tahallul
5 Tahallul 5 Tertib
6 Tertib
Apabila meninggalkan salah satu rukun Haji,
maka Hajinya tidak sah (batal).
Apabila meninggalkan salah satu rukun Umrah,
maka Umrahnya tidak sah (batal).
6. Wajib Haji :
1. Ihram di Miqat
2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah
3. Mabit di Mina
4. Melontar Jumrah
5. Menjauhkan diri dari segala yang diharamkan
6. Thawaf Wada
Apabila meninggalkan salah satu wajib Haji, maka wajib
membayar DAM.
7. Ihram
Ihlal (kalimat ikrar) untuk memulai ibadah Haji /Umrah di Miqat.
ٌاتَومُلْعَم ٌرُهْشَأ ُّجَْْلَا
الَف َّجَْاْل َّنِهيِف َضَرَف ْنَمَفَثَفَرَوالَوقُسُفالَوَالَد ِجِجَْاْل ِِف
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu untuk mengerjakan haji,
maka tidak boleh rafats (mengeluarkan perkataan yang
menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersebadan), berbuat
fasik dan jidal (berbantah-bantahan) di dalam masa mengerjakan
haji........”. (QS. Al-Baqarah : 197).
8. ْنَمُسْفَي ََْلَو ْثُفْرَي ْمَلَف ََِِّّلل َّجَحُهُُّمأ ُهَْْدَلَو ِمْوَيَََعَجَر ْق
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa melaksanakan
hajji lalu dia tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat fasik maka dia
kembali seperti hari saat dilahirkan oleh ibunya".
(HR. Bukhari no.1424, Muslim no2404, Ahmad no.6939, Ad-Darimi no.1728).
ْمُكَكِس اَنَم ِّنَع اوُذُخ
"Ambillah dariku ibadah (manasik) haji kalian”
Dalam menjalankan ibadah haji kita wajib mengetahui (faham)
Manasik Haji (sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
melaksanakannya), jangan sampai kita banyak melakukan bid'ah.
9. ََِّّللِِب َّالِإ َةَّوُق َالَو َلْوَح َال َِّاَّلل ىَلَع ُتْلَََّوَْ َِّاَّلل ِمْسِب
Dengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya
dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.
(HR. Abu Daud no.4431, Tirmidzi no.3348(
Do’a keluar dari rumah
BISMILLAAHI TAWAKKALTU 'ALALLAAHI
LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI
11. Do’a Safar
Allah Maha Besar (3 kali)
Maha Suci Rabb yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang
sebelumnya kami tidak mampu. Dan kami akan kembali kepada Rabb kami.
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam perjalanan
ini, kami mohon perbuatan yang Engkau ridhai. Ya Allah, permudahkanlah
perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah
pendampingku dalam bepergian dan mengurusi keluarga. Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang
menyedihkan dan kepulangan yang buruk dalam harta dan keluarga."
Dan jika beliau kembali pulang, beliau membaca do'a itu lagi dan
menambahkan di dalamnya,
"AAYIBUUNA TAA`IBNUUNA 'AABIDUUNA LIRABBINAA HAAMIDUUNA”
Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji Rabb kami.”
(HR. Muslim no.2392, Abu Daud no.2232, Ahmad no.6086, Darimi no.2557,
Tirmidzi no.3369)
12. Do’a naik kendaraan
ٌيمِحَر ٌورُفَغَل ِِبَر َّنِإ اَاهَسْرُمَو اَاهَرََْم َِّاَّلل ِمْسِب
BISMILLAAHI MAJREEHA WAMURSAAHAA INNA RABBII LAGHAFUURUR-RAHIIM
Dengan nama Allah kendaraan ini bergerak dan berlabuh.
Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Hud [11] : 41)
13. َكِلَمَع َمْيِْاَوَخ َو َكَتَِاََمأ َو َكَنْيِد َهللا ُعِدْوَتَْسأ
"Aku menitipkan kepada Allah agamamu, amanahmu dan akhir dari
amal perbuatanmu.“ (HR Ahmad no.4295, Tirmidzi no.3364, Ibnumajah no.2816,
Abudaud no.2233) (Ibnu Hibban no.2376, Hakim II/97 – disepakati Imam adz-Dzahabi.
Hadits ini Hasan Silsilah Ahaadits as-Shahiihah no. 14).
Do’a mengantar orang yang hendak Safar
َكَدَّوَزَبَُِْ َرَفَغَو ىَوْقَّالت َهللاَح َرْيَْاْل َكَل َرَّسَي َو َكاَمَُْيَتْنَُ
"Semoga Allah memberikan bekal ketaqwaan kepadamu, semoga Allah
mengampuni dosamu, semoga Allah memudahkan kebaikan kepadamu
dimanapun saja kamu berada.“
(HR. Tirmidzi no.3366, Darimi 2555, Hakim II/98 disepakati oleh Imam adz-Dzahabi, Ibnu
Hibban no. 2378 (Mawaarid Zham-aan)). Hadits ini Hasan Lihat Shahihul Jami' no. 3579).
14. Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu, ia berkata:
"Datang seseorang kepada Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam
kemudian ia bertanya, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku hendak
melakukan safar, maka berikanlah aku bekal!‘ Kemudian Nabi
Shallallahu 'alahi wa sallam menjawab, 'Semoga Allah memberikan
bekal ketaqwaan kepadamu, kemudian orang itu bertanya lagi,
'Tambahkanlah lagi bekal bagiku…." Rasulullah Shallallahu 'alahi wa
sallam menjawab, 'Semoga Allah mengampuni dosamu." kemudian
orang itu bertanya lagi, 'Tambahkanlah lagi bekal bagiku…“
Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam menjawab, 'Semoga Allah
memudahkan kebaikan kepadamu dimana saja kamu berada."
(HR. Tirmidzi no.3366, Darimi 2555, Hakim II/98 disepakati oleh adz-Dzahabi,
Ibnu Hibban no. 2378 (Mawaarid Zham-aan).
Hadits ini Hasan Lihat Shahihul Jami' no. 3579).
15. UMRAH ( HAJJI TAMATTU )
DIKERJAKAN PADA BULAN-BULAN HAJJI
(SYAWWAL – DZULQA'DAH - DZULHIJJAH)
Di rumah/Pondokan sebelum naik pesawat/kendaraan
Mandi dan pakai Wangi-wangian (hanya bagi kaum laki-laki).
1.Menjelang sampai di Miqat – Pakai baju Ihram.
2.Sampai di Miqat – Ihlal untuk Umrah :
“LABBAIKALLAAHUMMA UMRATAN” ًةَرْمُع َّمُهَّلال َكْيَّبَل
16. Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma berkata:
"Kami berangkat menuju Makkah bersama Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan kami mengucapkan talbiyah (ihlal ihram):
"Labbaikallahumma labbaika bilhajj"
(Ya Allah kami memenuhi panggilanMu untuk berihram hajji).
Maka kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
memerintahkan kami, maka kami menjadikannya sebagai ihram
untuk 'umrah". (HR. Bukhari no.1468, Ahmad no.14304).
ِدَق َالَق اَمُهْنَع َُّاَّلل َيِضَر َِّاَّلل ِدْبَع ُنْب ُرِباَجَع َُّاَّلل َّلََ َِّاَّلل ِولَُُر َََم اَنْمََََْ َََّلَََُ ِِْيَلُن
ُولُقَنِجَْْلِِب َكْيَّبَل ََُّهَّلال َكْيَّبَلَنَرََمأَفَََُ ِِْيَلَع َُّاَّلل َّلََ َِّاَّلل ُولَُُراََاَْنلَعَََف َََّلةَرْمُع
17. Izar
Rida
Idhthiba’
(Pundak Kanan Terbuka)
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
Membuka pundak kanan, dan mengusap hajar aswad, serta
bertakbir kemudian berlari-lari kecil sebanyak tiga kali putaran.......
(HR. Abudaud no.1613)
Pakaian Ihram
Terbuka
Ketika melaksanakan
Thawaf Qudum / Umrah
18. Yaitu menjadikan pertengahan Rida’ (kain ihram bagian atas) di
bawah ketiak kanan ketika memulai menjalankan thawaf, kemudian
meletakkan ujung yang lainnya di pundak kiri, sehingga nampak
pundak kanan itu terbuka. Dari Ya’la bin Umayyah, ia berkata,
ََّنأََِّّبنال-صلىهللاعليهوسلم-َافَطْضُماًعِبَط
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan thawaf
dalam keadaan idhthibaa’”
(HR. Ibnu Majah no.2945. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Idhthibaa’ disunnahkan bagi laki-laki dilakukan di setiap putaran
ketika thawaf. Ketika selesai dari thawaf, tidak lagi dalam kondisi
idhthibaa’, artinya pundak kanan kembali ditutup. Sampai-sampai
ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah memakruhkan shalat dalam keadaan
pundak kanan masih terbuka (dalam keadaan masih idhthibaa’).
Al Idhthibaa’
19. Adapun yang sunnah bagi orang yang ihram adalah menjadikan selendang (Rida) pada
kedua pundak dan kedua ujungnya di dada. Ini adalah yang sunnah dan yang
dilakukan Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam. Jika seseorang berihram akan
melaksanakan Thawaf Qudum, ia menjadikan tengah selendangnya di bawah ketiak
kanan dan kedua ujung selendang pada pundaknya yang kiri dan membuka pundaknya
yang kanan (Idhthiba’), ini khusus dalam Thawaf Qudum (ketika pertama datang ke
Mekkah untuk Haji atau Umrah).
Setelah selesai Thawaf Qudum, lalu memindahkan selendangnya dan dijadikannya
pada kedua pundaknya lalu shalat dua raka'at Thawaf. Maka orang yang selalu
membuka salah satu pundaknya adalah menyalahi Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Demikian pula orang yang membuka dua pundaknya.
Sesungguhnya yang sesuai Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menutupi
kedua pundak dengan selendang ketika sedang ihram kecuali dalam Thawaf Qudum
seperti telah disebutkan. Dan jika seseorang meletakkan selendangnya tidak menutup
kedua pundaknya pada waktu dia duduk atau ketika makan atau ketika berbincang-
bincang bersama kawan-kawannya maka tidak mengapa. Tapi yang sesuai sunnah
jika dia memakai selendang maka dengan menutup kedua pundak dan ujung-ujung
selendang berada pada dadanya.
Al Idhthibaa’
20. Miqat Makani
"Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan
Miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah,
bagi penduduk Syam di Al Juhfah, bagi
penduduk Najed di Qarnul Manazil dan bagi
penduduk Yaman di Yalamlam. Itulah ketentuan
masing-masing bagi setiap penduduk negeri-
negeri tersebut dan juga bagi mereka yang bukan
penduduk negeri-negeri tersebut bila melewati
tempat-tempat tersebut dan berniat untuk hajji dan
'umrah. Sedangkan bagi orang-orang selain itu
(yang tinggal lebih dekat ke Makkah dari pada
tempat-tempat itu), maka dia memulai dari
kediamannya, dan bagi penduduk Makkah,
mereka memulainya dari (rumah mereka) di
Makkah". (HR. Bukhari no.1427, Muslim no.2022)
Maka dia ('Umar) berkata:
"Perhatikanlah batas
sejajarnya dari jalan kalian"
Lalu dia menetapkan miqat
mereka di Dzatu 'Irq.
(HR. Bukhari no.1433)
22. 3.Mulai Talbiyah dengan suara lantang :
َكْيَّبَل َّمُهَّلال َكْيَّبَلْيَّبَل َكَل َيكِرَش َال َكْيَّبَلَك
َدْمَْاْل َّنِإَةَمْعِالنَوَكَلَكْلُمْلاَوَكَل َيكِرَش َال
“LABBAIKALLAAHUMMA LABBAIK,
LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIK,
INNALHAMDA WANI'MATA LAKA WALMULK
LAA SYARIIKALAK”
"Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah. Aku datang
memenuhi panggilanMu, Tidak ada sekutu bagiMu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat milikMU begitu pula
kerajaan. Tidak ada sekutu bagiMu" (HR. Bukhari no.1448)
23. Do’a masuk
dan keluar Masjid
َدِجْسَمْلا ْمَُُدََحأ َلَخَد اَُِإا ىَّلَص َِِّبنال ىَلَع ْمِلَسُيْلَمَّلَسَو ِهْيَلَع ََُّّللَُّثْلُقَيِل
َكِتَْْحَر َابَوَْبأ ِِل ْحَتْاف َّمُهَّللَاْلُقَيْلَف َجَرَخ اَُِإَفَكُلَأَْسأ ِّنِإ َّمُهَّللَاَكِلْضَف ْنِم
“Apabila salah seorang dari kalian masuk Masjid, maka
bershalawatlah untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
(Bismillahi wash Shalatu was Salamu ‘ala Rasulillah), kemudian
ucapkanlah: 'Allahummaftahlii Abwaaba Rahmatika (Ya Allah,
bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu)', dan apabila keluar
maka ucapkanlah: 'Allahumma Inni As`aluka min Fadllika
(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon karunia-Mu'.)”
(HR. Abu Daud no.393, Ibnu Majah no.764, Ad-Darimi no.1358)
24. Do’a Melihat Ka'bah
ََْو اًفْيِرْشَْ َتْيَبْلااَذٰه ْدِز َّمُهَّللَاًةَابَهَمَو اًْْيِرْكََْو اًمْيِظْع
ْنَمْدِزَوُهَّجَح ْنَِِّم ُهَفَّرَشِظْعََْو اًفْيِرْشَْ ُهَرَمَتْاعَورِبَو اًْْيِرْكََْو اًمْيا
Ya Allah, tambahilah rumah ini kemuliaan, keagungan,
kehormatan dan kehebatan, dan tambahilah orang-orang yang
memuliakannya dan menghormatinya diantara orang-orang yang
ber-haji dan ber-umrah padanya kemuliaan, keagungan,
kehormatan dan kebaikan. (HR. Asy-Syafi’i dari Ibnu Juraij)
25. 4.Sampai di Makkah
Thawaf Qudum (Dalam keadaan suci).
ِهْيَلَع َُّاَّلل ىَّلَص َِّاَّلل َولُسَر ُتَْيأَرَةَّكَم ُمَدْقَي َنِح َمَّلَسَو
ُطَي اَم َلََّوأ َدَوَْسْاْل َنَُّْالر َمَلَتْاس اَُِإُوفْنِم ٍافَوْطَأ َةَث َالَث ُّبََُيِعْبَّالس
"Aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tatkala
datang ke Makkah (melaksanakan haji atau 'umrah) bila
menyentuh sudut Al Hajar Al Aswad ketika melaksanakan
Thawaf Qudum, Beliau berlari-lari kecil pada tiga kali putaran
dari tujuh putaran"
(HR. Bukhari no.1500, Muslim no.2212, Nasa’i no.2893)
26. Wanita yang sedang haid – Tunggu sampai bersih.
Mulai Thawaf dari Hajar Aswad
(Tanda Lampu Hijau dan Hajar Aswad).
Cium Hajar Aswad atau mengusapnya kemudian
tangan dicium atau isyarat Tangan (istilam).
27. 1. Hajar Aswad
2. Pintu Ka’bah
3. Talang Air (Mizrab Al Rahma)
4. Pondasi Ka’bah
5. Hijir Ismail (Hateem)
6. Multazam
7. Maqam Ibrahim
8. Rukun Hajar Aswad
9. Rukun Yamani
10. Rukun Syami
11. Rukun Iraqi
12. Kiswah (Penutup Ka’bah)
13. Garis coklat sebagai tanda mulai/
akhir thawaf (Sekarang diganti
dengan lampu hijau)
KA’BAH
29. Mulai Thawaf dengan membaca :
،ُرَبََْا َُّاَّللَو َِّاَّلل ِمْسِب
ِباَتِكِباًقْيِدْصََْو َكِبًَّاَْْيِا َّمُهَّللَاِباًاعَبَِْو َكِدْهَعِبًِاَفَوَو َكٍدَّمَُُ َكِيِبَِ َِّةنُس
“BISMILLAHI WALLAAHU AKBAR
Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar (HR. Ahmad no.4400)
ALLAHUMMA IIMANANBIK, WATASHDIIQAN BIKITAABIK,
WAWAFAA'AN BI'AHDIK, WATTIBAA'AN BISUNNATI NABIYYIKA MUHAMMAD”.
Ya Allah (aku berbuat ini) karena percaya kepada-Mu, karena membenarkan
kitab-Mu dan karena menyempurnakan perjanjian dengan-Mu, dan karena
menurut sunnah Nabi-Mu Muhammad.
(HR. Thabrani dan Baihaqi dari Ibnu Abbas. Al-Haitsami berkata, para perawinya shahih).
30. Arah Putaran Thawaf
َضَم َُّث َرَجَْاْل َمَلَتْاسَفِهِينَِْي ىَلَع ى
……...kemudian beliau menyentuh atau mencium
Hajar Aswad, lalu berjalan ke arah kanannya……….
(HR. Tirmidzi no.784)
33. َّنال ََّنأ اَمُهْنَع َُّاَّلل َيِضَر َرَمُع ِنْاب ْنَعَسَو ِهْيَلَع َُّاَّلل ىَّلَص َِّبَمَّل
َافَوَّطال ِتْيَبْلِِب َافَط اَُِإ َناََََُي َلََّوْاْلِشَْْيَو ٍافَوْطَأ َةَث َالَث ُّبًةَعَبَْرأ ي
Dari Ibnu'Umar radliallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam apabila thawaf di Ka'bah Baitullah (Thawaf
Qudum) berjalan cepat pada tiga putaran dan berjalan biasa
pada empat putaran lainnya. (HR. Bukhari no.1512 & 1535)
Arah Putaran Thawaf berlawanan dengan arah jarum jam
(sebanyak 7 putaran).
Tiga putaran pertama dengan lari-lari kecil (Raml) – khusus
bagi laki-laki.
34. Setiap sampai di rukun Yamani Usap atau Istilam kemudian
membaca :
“RABBANAA AATINAA FIDDUN YAA HASANAH, WAFIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINA
'ADZAABANNAAR” (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka)
(QS. Al Baqarah [2] : 201). (HR. Abu Daud no.1616, Ahmad no.14852)
ِرَّانال َابَذَع اَنِقَو ًةَنَسَح ِةَرِاآلخ ِِفَو ًةَنَسَح اَيُِّْالد ِِف اَنِْآ اَنَّبَر
35. Setiap sampai di rukun Hajar Aswad (Tanda Lampu Hijau
dan Hajar Aswad) – Cium/Usap/Istilam dan membaca :
،ُرَبََْا َُّاَّللَو َِّاَّلل ِمْسِب
ِباَتِكِباًقْيِدْصََْو َكِبًَّاَْْيِا َّمُهَّللَاِباًاعَبَِْو َكِدْهَعِبًِاَفَوَو َكٍدَّمَُُ َكِيِبَِ َِّةنُس
“BISMILLAHI WALLAAHU AKBAR
Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar (HR. Ahmad no.4400)
ALLAHUMMA IIMANANBIK, WATASHDIIQAN BIKITAABIK,
WAWAFAA'AN BI'AHDIK, WATTIBAA'AN BISUNNATI NABIYYIKA MUHAMMAD”.
Ya Allah (aku berbuat ini) karena percaya kepada-Mu, karena membenarkan
kitab-Mu dan karena menyempurnakan perjanjian dengan-Mu, dan karena
menurut sunnah Nabi-Mu Muhammad.
(HR. Thabrani dan Baihaqi dari Ibnu Abbas. Al-Haitsami berkata, para perawinya shahih).
37. Selama Thawaf perbanyak Dzikir : Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir
dan berdo'a apa saja (sesuai dengan hajat masing-masing).
َناَحْبُسا َّالِإ َهَلِإ َالَو ََِِّّلل ُدْمَْاْلَو َِّاَّللََُّّللُرَبََْأ َُّاَّللَوَالَو َلْوَح َالَوََِّّللِِب َّالِإ َةَّوُق
Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah),
Laa ilaaha Illallah (Tiada Tuhan kecuali Allah), Allahu Akbar (Allah Maha
Besar), 'Laa haula wa laa quwwata illaa billaah (Tiada daya dan upaya
kecuali dari Allah (HR. Ibnu Majah no.2948- sanadnya dhaif)
Seorang yang sedang thawaf hendaknya berdo’a dengan do’a apa saja
yang disenanginya dari kebaikan dunia dan akhirat, dan menyebut Allah
dengan dzikir-dzikir yang masyru’ berupa :
Tasbih, tahmid, tahlil, takbir, atau membaca Al-Qur’an.
(MANASIK HAJI DAN UMRAH dan Beberapa Kesalahan Yang
Dilakukan Sebagian Jama’ah : Syaikh Muhammad Shalih Al ‘Utsaimin)
38. Selesai putaran ketujuh – Mendekat ke Maqam Ibrahim.
َأَرَقَف َامَقَمْلا ىََْأَو
}لَصُم َيمِاهَرْبِإ ِامَقَم ْنِم اوُذَِّاَّتَوى{ِامَقَمْلا َفْلَخ ىَّلَصَف
Kemudian pergi ke Maqam Ibrahim dan membaca :
“WATTIHIDZUU MIM-MAQAAMI IBRAAHIIMA MUSHALLAA”
Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat shalat
(QS. al Baqarah : 125) dan shalat di belakang Maqam.
(HR. Tirmidzi no.790)
39. Selesai
Thawaf
Lalu ditempatkannya maqam itu diantaranya dengan Baitullah.
Sementara itu ayahku berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
membaca dalam shalatnya: "QUL HUWALLAHU AHAD" (Al Ikhlas: 1-4). dan
"QUL YAAAYYUHAL KAAFIRUUN.." (Al Kafirun: 1-6) (HR. Muslim no.2137)
Shalat sunat 2 raka'at di arah belakang Maqam Ibrahim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa shalat dengan menggunakan satu kain, maka hendaklah ia
serempangkan pada kedua pundaknya.“ (HR. Bukhari no.347)
40. 'Apabila kamu meminumnya, menghadaplah ke Kiblat, bacalah bismillah,
bernafas sebanyak tiga kali, dan berpuas-puaslah sampai seperti mau keluar
lagi, dan apabila kamu telah selesai, pujilah Allah 'azza wajalla.
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
'Sesungguhnya tanda perbedaan diantara kita dan orang-orang munafiq
adalah tidak berpuas-puas meminum air zamzam.‘ (HR. Ibnu Majah no.3052)
Minum air zamzam dan membasahi kepala dengannya.
َةَلْبِقْلا ْلِبْقَتْاسَف اَهْنِم َتْبِرَش اَُِإَُُْاَوَمْاس ْرَِّاَّللَضََْو ًًث َالَث ْسَّفَنََْواَُِإَف اَهْنِم ْعَّل
َّلَجَو َّزَع ََّاَّلل ْدَْاْحَف َتْغَرَفىَّلَص َِّاَّلل َولُسَر َّنِإَفَمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّاَّللَالَق
ُهَِِّإ َنِقِافَنُمْلا َْنَبَو اَنَنْيَب اَم َةَآي َّنِإْنِم َنوُعَّلَضَتَي َال ْم
42. ٍِاَد ِلَُ ْنِم ًِاَفِشَو اًعِاسَو اًقْزِرَو اًعِفََّ اًمْلِع َكُلَئَْسأ ِّنِإ َّمُهَّلَلأ
Do'a minum air Zamzam
Ya Allah Aku memohon padamu ilmu yang manfaat, rizqi yang
luas, obat dari segala penyakit. (HR. Al-Haakim)
43. Mendekat Hajar Aswad – Istilam dengan membaca :
“BISMILLAHI WALLAAHU AKBAR”.
َُّاَّللَو َِّاَّلل ِمْسِبُرَبََْا
(HR. Ahmad no.4400)
ِْنَتَعََّْالر َدْعَب َرَجَْاْل ىََْأ َُّثََِإ َجَرَخ َُّث ُهَمَلَتْاسَفاَفَّالص
Kemudian mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya.
Lalu beliau pergi menuju ke bukit Shafa.
(HR. Tirmidzi no.784 dari Jabir bin Abdullah Radliallahu ‘anhu)
Menuju bukit Shafa untuk melaksanakan Sa'i.
44. 5. SA'I – Berjalan bolak-balik 7
kali antara Shafa dan Marwah
Mendekati bukit Shafa – membaca : َعَش ْنِم َةَوْرَمْلاَو اَفَّالص َّنِإَِّاَّلل ِرِائ
“INNASH-SHAFA WALMARWATA MIN SYA'AAIRILLAH”. (QS. [2]:158) (HR. Bukhari no.4235)
Di Shafa, menghadap Ka'bah dan berdo'a dengan mengangkat tangan :
ُرَبََْا ََُّّللَأ ، ُرَبََْا ََُّّللَأ ،ُرَبََْا ََُّّللَأَل ُهَل َيكِرَش َال ُهَدْحَو َُّاَّلل َّالِإ َهَلِإ َالُدْمَْاْل ُهَلَو ُكْلُمْلا ُه
َأ ُهَدْحَو َُّاَّلل َّالِإ َهَلِإ َال ٌيرِدَق ٍِْيَش ِلَُىَلَع َوُهَوَزَْْنَابَزَْحْاْل َمَزَهَو ُهَدْبَع َرَصََِو ُهَدْعَوُهَدْحَو
“ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAAHU
WAHDAHU LAA SYARIIKALAH, LAHULMULKU WALAHULHAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI
SYAI-IN QADIIR, LA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAH ANJAZA WA'DAH WANASHARA 'ABDAH
WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH”. ( HR. Muslim no.2137 )
Bacaan ini diucapkan 3 kali dan setiap mengulang diiringi do'a menurut hajat
(kebutuhan) masing-masing (dalam bahasa yang kita mengerti).
45. Sampai di Marwah – Menghadap Ka'bah dan berdo'a sebagaimana
yang dilakukan di Shafa.
Pelaksanaan jalan dari Marwah ke Shafa adalah sebagaimana dari
Shafa ke Marwah. Jalan biasa – lari-lari kecil (di lembah, sekarang
antara dua tanda hijau) – jalan biasa.
Setiap sampai di Shafa maupun di Marwah, membaca do'a
sebagaimana yang pertama kali kita kerjakan di Shafa.
Bukit Shafa
dan Marwah
46. Jalan ke arah Marwah dengan jalan
biasa sampai tanda hijau, kemudian lari-
lari kecil (raml) “untuk laki-laki” sampai
tanda hijau berikutnya (bathnil wadi),
kemudian jalan biasa lagi sampai
Marwah
َق ْتَّبَصِْا اَُِإ ََّّتَح ِةَوْرَمْلا ََِإ َلَزَِ َُّثُاهَم َدِِفِنْطَبيِادَوْلاىَعَسََّّتَح
اَُِإىَشَم ََتَدِعَصىََْأ ََّّتَحَةَوْرَمْلاََِةَوْرَمْلا ىَلَع َلَعَفَفاَفَّالص ىَلَع َلَعَف اَم
Kemudian beliau turun ke Marwah, Ketika sampai di lembah,
beliau berlari-lari kecil. Dan sesudah itu, beliau menuju bukit
Marwa sambil berjalan kembali, setelah sampai di bukit Marwa,
beliau berbuat apa yang diperbuatnya di bukit Shafa.
(HR. Muslim no.2137)
47. Tahallul Umrah
Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata:
Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Makkah
Beliau memerintahkan para sahabat Beliau agar thawaf di
Ka'bah Baitullah dan sa‘i di bukit Shafaa dan Marwah
kemudian agar mereka bertahallul lalu mencukur rambut
(gundul) mereka atau memendekkannya".
(HR. Bukhari no.1616)
Lepas Ihram dan ganti dengan pakaian biasa sampai dengan
hari Tarwiyah (8 Zulhijjah).
Selesai pada putaran
Tahallul
Dengan cara : Gunting beberapa helai
rambut dari sisi kanan,
bagian atas kemudian sisi kiri – Selesai
Umrah.
48. “ Allahummarham almuhalliqiina wal muqashshiriin “
Ya Allah rahmatilah orang-orang yang bercukur (gundul), dan yang
menggunting (sedikit rambut) (Muttafaq ‘alaih)
َنِقِلَحُمْلا ْمَحْار َّمُهَّلالَينِرِصَقُمْلاَو
Do’a Setelah Tahallul
49. 1
2
5
6
7
Thawaf Qudum (Umrah)
3 X
4 X
Shafa
Marwah
3
4
1. Thawaf
2. Shalat di Maqam Ibrahim
3. Minum Zamzam
4. Istilam ke Hajar Aswad
5. Mulai Sa’i dari Shafa
6. Mengakhiri Sa’i di Marwah
7. Tahallul
50. HAJJI TAMATTU
8 DZULHIJJAH (TARWIYAH)
Di Pondokan (Makkah).
Pagi-pagi mandi dan pakai wangi-wangian – pakai Ihram.
Ihlal Hajji : “LABBAIKALLAAHUMMA HAJJAN”
َكْيَّبَلَّمُهَّلالًاجَح
Mulai Talbiyah dengan suara lantang :
َال َكْيَّبَل َكْيَّبَل َّمُهَّلال َكْيَّبَلَكْيَّبَل َكَل َيكِرَش
َش َال َكْلُمْلاَو َكَل َةَمْعِالنَو َدْمَْاْل َّنِإَكَل َيكِر
51. Berangkat menuju Mina dan tinggal disana (Mabit)
sampai besok paginya.
َو ِهْيَلَع َُّاَّلل ىَّلَص ََِّّبنال َّنَاَمَّلَس
ًنِِِب ِةَيِوَّْرالت َمْوَي َرْهُّظال ىَّلَصَرَع َمْوَي َةاَدَغْلا ىَّلَصَواَ
ِِب َةَف
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat Dhuhur pada
hari Tarwiyah di Mina dan shalat Subuh pada hari
Arafah di sana.“
(HR. Ahmad no.2567, Abu Daud no.1632, Ibnu Majah no.2995)
52. Makkah
7 Km
Di Pondokan (Makkah).
Pagi-pagi mandi dan pakai wangi-wangian (laki-laki), pakai baju Ihram.
Ihlal Hajji : “LABBAIKALLAAHUMMA HAJJAN”
Berangkat menuju Mina
HAJJI TAMATTU
8 DZULHIJJAH (TARWIYAH)
53. Mabit di Mina (Tarwiyah)
“Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat Dhuhur pada hari
Tarwiyah di Mina dan shalat Subuh pada hari Arafah di sana.”
(HR. Ahmad no.2567, Abu Daud no.1632, Ibnu Majah no.2995)
Perbanyak baca Al Qur_an, Dzikir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir dan
do'a apa saja yang disenangi dari kebaikan dunia dan akhirat.
54. Setelah beliau shalat shubuh (di Mina) pada pagi hari 'Arafah hingga
beliau sampai di 'Arafah tepatnya di Namirah.
Namirah yaitu suatu tempat yang beliau pergunakan untuk
beristirahat sewaktu di 'Arafah. Hingga jika dhuhur tiba, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam meneruskan perjalanan di panas terik dan
menjamak antara shalat dhuhur dan Ashar. Kemudian beliau
berkhuthbah di hadapan manusia, lalu beliau berjalan dan melakukan
wuquf di Arafah. (HR. Ahmad no.5856, Abu Daud no.1634)
Masjid Namirah
55. َال ُهَدْحَو َُّاَّلل َّالِإ َهَلِإ َالُهَل َيكِرَشْلا ُهَلَُىَلَع َوُهَو ُدْمَْاْل ُهَلَو ُكْلُمٌيرِدَق ٍِْيَش ِل
LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR
(Tiada Ilah melainkan Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya,
milik-Nya lah segala kerajaan dan pujian dan Dialah Maha
menguasai atas segala sesuatu). (HR. Tirmidzi no.3509)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sebaik-baik do'a adalah do'a pada hari 'Arafah dan sebaik-baik
apa yang aku dan para Nabi sebelumku katakan adalah
Perbanyak baca Al Qur_an, Dzikir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir dan
do'a apa saja yang disenangi dari kebaikan dunia dan akhirat.
56. 9 DZULHIJJAH (ARAFAH)
Setelah Matahari terbit menuju Arafah – Singgah di
Namirah (Shalat Dhuhur & Ashar) (Jama’ dan Qashar).
Mendengarkan Khutbah Arafah.
Wukuf di Arafah mulai tergelincir Matahari sampai
terbenamnya Matahari.
Perbanyak baca Al Qur_an, Dzikir, Tasbih, Tahmid, Tahlil,
Takbir dan do'a apa saja yang disenangi dari kebaikan dunia
dan akhirat.
58. Wukuf di Arafah
يِرَش َال ُهَدْحَو َُّاَّلل َّالِإ َهَلِإ َالُهَل َك
َع َوُهَو ُدْمَْاْل ُهَلَو ُكْلُمْلا ُهَلٌيرِدَق ٍِْيَش ِلَُىَل
LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR
(Tiada Ilah melainkan Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya,
milik-Nya lah segala kerajaan dan pujian dan Dialah Maha
menguasai atas segala sesuatu).“ (HR. Tirmidzi no.3509)
Perbanyak baca Al Qur_an, Dzikir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir dan
do'a apa saja yang disenangi dari kebaikan dunia dan akhirat.
60. Setelah Matahari terbenam segera menuju Muzdalifah untuk
Mabit (bermalam).
Shalat Maghrib & Isya (Jama Ta'khir Qashar) di Muzdalifah.
َب َمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّاَّلل ىَّلَص َُِّّبنال َعَََجٍعْمَ
ِِ ِِاَشِعْلاَو ِبِرْغَمْلا َْن
َب ْحِبَسُي ََْلَو ٍةَامَقِِِب اَمُهْنِم ٍةَدِاحَو ُّلَُِاحَو ِلَُِرْثِإ ىَلَع َالَو اَمُهَنْياَمُهْنِم ٍةَد
Dari Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma berkata;
"Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menjama' shalat Maghrib dan 'Isya' di
Jama' (Muzdalifah), pada setiap shalat tersebut dibacakan iqamat namun
beliau tidak shalat sunnat diantara keduanya dan juga tidak setelah
keduanya". (HR. Bukhari no.1561)
61. Dari Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma
berkata; "Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam menjama' shalat Maghrib dan
'Isya' di Jama' (Muzdalifah), pada setiap
shalat tersebut dibacakan iqamat namun
beliau tidak shalat sunnat diantara
keduanya dan juga tidak setelah
keduanya". (HR. Bukhari no.1561)
Muzdalifah
62. Mabit di Mina (Tasyriq)
Perbanyak baca Al Qur_an, Dzikir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir dan
do'a apa saja yang disenangi dari kebaikan dunia dan akhirat.
66. 10 DZULHIJJAH (NAHR)
Shalat Subuh di Muzdalifah.
Dari Fajar sampai sebelum Terbit Matahari berdo'a di
Masy'aril Haram (Muzdalifah).
Menuju Mina untuk melempar Jumrah Aqabah (7 KERIKIL)
َح ِلََُعَم ُ
ِِبَكُي ٍاتَيَصَح ِعْبَسِب ىَمَرَفٍاةَص
Melempar dengan tujuh kerikil dengan bertakbir pada setiap
kerikil lemparannya. (HR. Bukhari no.1632)
ُرَبََْا ََُّّللَأ،م اجَح ُهْلَعْاج َّمُهَّللَاًرْوُرْباًرْوُفْغَم اًبَِْدَو ا
“ALLAAHU AKBAR, ALLAAHUMMAJ'ALHU HAJJAN MABRUURAN
WADZAMBAM MAGHFUURAN”
Allah Maha Agung, Ya Allah jadikanlah haji yang mabrur dan
jadikanlah dosa yang diampuni (HR. Ahmad no.3855)
Hentikan Talbiyah.
67. Escalator
10 DZULHIJJAH (NAHR)
ىَمَرَُّاَّلل ىَّلَص َِّاَّلل ُولُسَرَمَّلَسَو ِهْيَلَعْمَْاْلِإَف ُدْعَب اََّمأَو ىًحُض ِرَّْحنال َمْوَي َةَرُسَّْمالش ْتَلاَز اَُ
Dari Jabir, ia berkata : “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melontar Jumrah pada hari Nahr (sepuluh Dzulhijjah) di waktu Dluha;
dan sesudah itu (yaitu tanggal sebelas, dua belas dan tiga belas) sesudah
matahari tergelincir.” (HR. Muslim no.2290)
68. Abu Az Zubair sesungguhnya telah mendengar Jabir dan Ibnu
Zubair Bahwa sesungguhnya (Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam) melempar jumrah dengan kerikil sebesar kelingking.
(HR. Ahmad no.13840)
Ukuran Kerikil
ْابَو اًرِباَج َعََِس ُهََِّأ ِْْيَبُّالز وَُبأِّنْعَي ِْْيَبُّالز َن
َْاْل ىَصَح ِلَِِِْب َةَرْمَْاْل ىَمَر ُهََِّأِفْذ
69. “Hendaklah umatku menunaikan dengan baik Manasiknya (tata
cara ibadat) dan lemparlah sebagaimana melempar dalam khadzf
(melempar dengan dua jari)” (HR. Ahmad no.13703)
Khadzf
ىَصَح ِلَِِِْب اوُمْارَو اَهَكِاسَنَم ِِتَُّمأ ْذُخْأَتِلِفْذَْاْل
70. ،ُرَبََْا ََُّّللَأامجَح ُهْلَعْاج َّمُهَّللَاُرْباًرْوُفْغَامًبَِْدَاوًرْو
Allah Maha Besar, Ya Allah jadikanlah Haji yang mabrur dan
jadikanlah dosa yang diampuni. (HR. Ahmad no.3855)
ٍاتَيَصَح ِعْبَسِب ىَمَرَفِلََُعَم ُ
ِِبَكُيٍاةَصَح
Melempar dengan tujuh kerikil
dengan bertakbir pada setiap kerikil
lemparannya. (HR. Bukhari no.1632)
Lontar Jumrah
71. َنِقِلَحُمْلا ْمَحْار َّمُهَّلالَوَينِرِصَقُمْلا
Tahallul Awwal Haji
Dari Abdullah bin Umar berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berdoa:
"Ya Allah, berilah rahmat orang-orang yang mencukur gundul (Al Muhallaqiin)."
Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, dan orang-orang yang memendekkan
rambut (Wal Muqashshiriin)?" Beliau mengulanginya: "Ya Allah, berilah rahmat
orang-orang yang mencukur gundul." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, dan
orang-orang yang memendekkan rambut?" Beliau bersabda: "Dan orang-orang yang
memendekkan (Wal Muqashshiriin).“ (HR. Malik no.785 dan Mutaffaq ‘alaihi)
72. Qurban (Hadyu)
Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya
dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). (QS. Al Hajj [22] : 36)
Lazimnya, unta disembelih dalam keadaan berdiri.
...ۖ هفٓاَو َص اَ ْْيَلَع ِ هَّللٱ َ ْْسٱ ۟اوُرُكْذٱَف...
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak
bertahallul hingga Al Hadyu sampai pada tempat
penyembelihannya". (HR. Bukhari no.1609 dari Abu Musa Al As'ari)
74. Tahallul Awwal (Lepas Ihram), afdolnya kepala digundulin
(laki-laki),
Menyembelih Qurban (Hadyu) – atau hari-hari Tasyriq.
Ke Makkah dengan pakaian biasa untuk Thawaf Ifadhah,
atau hari-hari Tasyriq.
Thawaf Ifadhah tanpa lari-lari kecil seperti Thawaf Qudum.
Shalat Sunat di Maqam Ibrahim.
Sa'i antara Shafa dan Marwah.
Tahallul Tsani – Halal seluruh perbuatan mubah yang
diharamkan ketika Ihram.
Sebelum Matahari terbenam harus sudah kembali ke Mina
untuk Mabit.
Selama mabit di Mina, perbanyak baca Qur_an, Dzikir, Tasbih, Tahmid,
Tahlil, Takbir dan do'a apa saja yang disenangi dari kebaikan dunia dan
akhirat.
75. Urutan Amalan Haji pada hari itu berdasarkan Sunnah Nabi,
Melontar Jumrah Aqabah
Menyembelih seekor kambing (hadyu) bagi haji Tamattu dan Qiran
Menggundul kepala atau memendekkan rambut, bagi laki-laki,
sedangkan bagi wanita menggunting rambut seukuran ujung jari.
Thawaf Ifadhah
Sa'i, kecuali jika telah melakukan sa'i bagi haji Ifrad dan Qiran.
Namun berdasarkan petunjuk nabi pula, amalan-amalan di atas pada hari
itu dapat dimundur majukan, misalnya seseorang thawaf dahulu baru
kemudian dia melontar, atau cukur dahulu baru dia melontar, atau
menyembelih dahulu baru dia melontar, hal tersebut tidak mengapa .
Terkenal ucapan beliau tentang masalah tersebut, yaitu,
َجَرَح ََلََ ْلَعْفِا
If'al walaa haraj
Lakukanlah dan tidak apa-apa
(HR. Bukhari, no.1621, Muslim, no.2305, Ahmad no.6201)
77. 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu melempar Al Jumrah Ad-Dunya (Al Ulaa)
dengan tujuh kerikil kemudian bertakbir pada setiap kali lemparannya, kemudian dia
maju hingga sampai pada permukaan yang datar dia berdiri menghadap qiblat dengan
agak lama, lalu berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya, kemudian melempar
jumrah Al Wustha seperti itu pula, dia mengambil jalan sebelah kiri pada dataran yang rata
lalu berdiri menghadap qiblat dengan agak lama, lalu berdo'a dengan mengangkat
kedua tangannya kemudian melempar jumrah Al 'Aqabah dari dasar lembah dan dia
tidak berhenti disitu lalu berkata: "Begitulah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam mengerjakannya". (HR. Bukhari no.1634) (Nasa’i no.3033)
Do’a Setelah Melempar Jumrah
78. 11 DZULHIJJAH (TASYRIQ)
Setelah Dhuhur melontar Jumrah Ula – Wustha – Aqabah
secara berurutan (sambil bertakbir).
Selesai melontar “ULA” menghadap Qiblat dan berdo'a
sambil mengangkat tangan.
Selesai melontar “WUSTHA” menghadap Qiblat dan
berdo'a sambil mengangkat tangan.
Selesai melontar “AQABAH” - tidak berdo'a.
79. 12 DZULHIJJAH (TASYRIQ)
Setelah Dhuhur melontar Jumrah Ula – Wustha – Aqabah
secara berurutan (sambil bertakbir).
Selesai melontar “ULA” menghadap Qiblat dan berdo'a
sambil mengangkat tangan.
Selesai melontar “WUSTHA” menghadap Qiblat dan
berdo'a sambil mengangkat tangan.
Selesai melontar “AQABAH” - tidak berdo'a.
Nafar Awwal – kembali ke Pondokan di Makkah.
(Harus sudah keluar Mina Sebelum Matahari terbenam).
80. 13 DZULHIJJAH (TASYRIQ)
Setelah Dhuhur melontar Jumrah Ula – Wustha – Aqabah
secara berurutan (sambil bertakbir).
Selesai melontar “ULA” menghadap Qiblat dan berdo'a
sambil mengangkat tangan.
Selesai melontar “WUSTHA” menghadap Qiblat dan
berdo'a sambil mengangkat tangan.
Selesai melontar “AQABAH” - tidak berdo'a.
Nafar Tsani – kembali ke Pondokan di Makkah.
81. HARI SEBELUM MENINGGALKAN MAKKAH
َع ُرِآخ َنوُكَي ََّّتَح ٌدََحأ َّنَرِفْنَي َالِتْيَبْلِِب َافَوَّطال ِهِدْه
"Janganlah seseorang pulang sebelum dia thawaf wada'
(akhir) di Baitullah.“ (HR. Muslim no.2350, Ahmad no.1835,
Darimi no.1851, Abu Daud no.1711, Ibnu Majah no.3061)
Thawaf Wada (Perpisahan) – tanpa lari-lari kecil.
Shalat Sunat di Maqam Ibrahim.
“SELESAI SELURUH RANGKAIAN IBADAH HAJJI”
84. Flow Chart Haji Tamattu
8
DZULHIJJAH
Yaumut Tarwiyah
MAKKAH M I N A
• Pagi-pagi – Pakai Ihram
• Ihlal Hajji - Mulai Talbiyah
• Berangkat menuju Mina
• Mabit (Bermalam)
• Shalat Dhuhur – Ashar – Maghrib – Isya – Subuh
(Dhuhur, Ashar dan Isya di Qashar tapi tidak di Jama’(
9
DZULHIJJAH
Yaumul Arafah
M I N A ARAFAH MUZDALIFAH
• Setelah matahari terbit
Berangkat menuju Arafah
• Singgah di Namirah – Shalat Dhuhur
& Ashar (Jama Taqdim Qashar)
• Mulai Wukuf setelah matahari tergelincir
sampai terbenam.
• Khutbah Arafah
• Berangkat ke Muzdalifah
• Shalat Maghrib & Isya (Jama' Ta'khir Qashar)
• Mabit (Bermalam(
10
DZULHIJJAH
Yaumun Nahr
MUZDALIFAH M I N A MAKKAH
• Shalat Subuh
• Fajar sampai sebelum matahari terbit
berdo'a di Masy'aril Haram
(Muzdalifah)
• Berangkat menuju Mina
• Lontar Jumrah Aqabah/ Kubra
(Hentikan Talbiyah)
• Tahallul Awwal (Lepas Ihram)
• Menyembelih Qurban (Hadyu(
(atau hari-hari Tasyriq)
• Ke Makkah dengan pakaian biasa untuk
Thawaf Ifadhah (atau hari-hari Tasyriq)
• Thawaf Ifadah (tanpa Raml)
• Shalat sunat di Maqam Ibrahim
• Sa'i (Shafa - Marwah)
• Tahallul Tsani (Halal seluruh perbuatan mubah
yang haram ketika Ihram)
• Sebelum matahari terbenam sudah kembali ke
Mina
11
DZULHIJJAH
Yaumut Tasyriq
M I N A
• Setelah Dhuhur melontar 3 Jumrah ( ULA – WUSTHA dan AQABAH/KUBRA )
• Selesai melontar “ULA” - menghadap Qiblat dan berdo'a sambil mengangkat tangan.
• Selesai melontar “WUSTHA” - menghadap Qiblat dan berdo'a sambil mengangkat tangan.
• Selesai melontar “AQABAH” – tidak berdo’a.
12
DZULHIJJAH
Yaumut Tasyriq
M I N A
• Setelah Dhuhur melontar 3 Jumrah ( ULA – WUSTHA dan AQABAH/KUBRA )
• Selesai melontar “ULA” - menghadap Qiblat dan berdo'a sambil mengangkat tangan.
• Selesai melontar “WUSTHA” - menghadap Qiblat dan berdo'a sambil mengangkat tangan.
• Selesai melontar “AQABAH” – tidak berdo’a.
• Nafar Awwal – kembali ke Makkah (harus keluar Mina sebelum matahari terbenam)
13
DZULHIJJAH
Yaumut Tasyriq
M I N A
• Setelah Dhuhur melontar 3 Jumrah ( ULA – WUSTHA dan AQABAH/KUBRA )
• Selesai melontar “ULA” - menghadap Qiblat dan berdo'a sambil mengangkat tangan.
• Selesai melontar “WUSTHA” - menghadap Qiblat dan berdo'a sambil mengangkat tangan.
• Selesai melontar “AQABAH” – tidak berdo’a.
• Nafar Tsani – kembali ke Makkah
Hari Sebelum
Keluar Makkah
MAKKAH
• Thawaf Wada (Perpisahan) – tanpa Raml
• Shalat sunat di Maqam Ibrahim ............................................ SELESAI IBADAH HAJJI
85. Jarak antara Tempat-tempat Ritual Haji
Makkah (Ka’bah) Tenda Mina 7.0 Km
Mina Arafah 12.5 Km
Arafah Muzdalifah 8.0 Km
Muzdalifah Tenda Mina 4.5 Km
Tenda Mina Jamarat 2.0 Km
Jamarat Makkah (Ka’bah) 4.5 Km
Jarak diatas diperkirakan dengan acuan Google Earth
90. Multazam
Hajar Aswad
Pintu Ka’bah
Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya, ia berkata; "Aku pernah melakukan
thawaf bersama Abdullah bin 'Amru dan setelah kami selesai dari putaran ke tujuh,
kami shalat di belakang Ka'bah. Aku kemudian berkata; 'Tidakkah kita seharusnya
memohon perlindungan kepada Allah dari neraka?' Maka ia berkata; 'Aku berlindung
kepada Allah dari neraka.' Kemudian ia berlalu, lantas mengusap rukun Hajar Aswad,
kemudian berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah lalu menempelkan dada,
kedua tangan dan pipinya di sana seraya berkata; 'Beginilah aku melihat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya'.“ (HR. Ibnu Majah no.2953)
91. LARANGAN DALAM IHRAM
1. Mencukur rambut
2. Memotong kuku
3. Menutup kepala dengan penutup yang melekat di kepala
4. Memakai pakaian berjahit bagi laki-laki
5. Memakai minyak wangi dengan sengaja pada badan,
pakaian, dalam keadaan ihram
6. Membunuh hewan buruan darat
7. Akad nikah
8. Jima’ dan yang dapat mengantarkan kepadanya
9. Bertengkar dan berjidal
92. 1.Mencukur rambut, dengan dalil firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
َغُلْبَي ََّّتَح ْمُكَوسُُِر اوُقِلََْت َالَوَناََنَمَف ُهَّلَُِ ُيْدََْلاَْوأ اًيضِرَّم مُكنِم
ِص ْنِم ُُُةَيْدِفَف ِهِسْأَّر نِم ىًَُأ ِهِبٍكُسُِ َْوأ ٍةَقَدَص َْوأ ٍامَي
"Dan jangan kamu mencukur kepalamu sebelum kurban
sampai ke tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu
yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur),
maka wajib atasnya membayar fidyah, yaitu berpuasa, atau
bersedekah, atau berkurban." [Al Baqarah:196]
93. 2.Memotong kuku
Dalam permasalahan ini tidak ada nash, baik dari
Al-Qur'an atau Sunnah. Oleh karena itu Ibnu Hazm
tidak memasukkannya ke dalam hal-hal yang
dilarang dengan sebab ihram, akan tetapi jumhur
ulama bahkan hampir seluruhnya mengqiyaskan hal
tersebut kepada rambut, bahkan Imam Ibnu
Qudamah dan Ibnu Mundzir menukilkan Ijma'
tentang ketidak bolehan memotong kuku.
94. 3.Menutup kepala dengan penutup yang
melekat di kepala
Hal itu karena larangan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam dalam kisah seorang yang sedang
berihram dan jatuh dari ontanya dengan
mengatakan:
ُهَسْأَر اْوُرِمََُّت َال
"Janganlah kalian tutupi kepalanya".
(HR. Bukhari dan Muslim)
95. 4.Memakai pakaian berjahit bagi laki-laki
Sebagaimana larangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam dalam hadits Ibnu Umar ketika beliau ditanya apa
yang dipakai seorang muhrim? Beliau menjawab:
ْرُلبْا َالَو َةَامَمِعْلا َالَو َصْيِمَقلْا ُمِرْح
ُ
امل ُسَبْلَي َالَّسَم ًِبْوَث َالَو َلْيِواَرَّسْلا َالَو َسَُِالَو ٌسْرَو ُهَالَو ُناَرَفْعَز
ُهْعَطْقَيْلَف ِْنَلْعَِ َدََِي َال ْنَأ َّالِإ ِْنَّفُْاْلِْنَبْعَكْلا َنِم َلَفَْسأ َنْوُكَي ََّّتَح اَم
"Janganlah seorang muhrim memakai gamis, imamah, burnus,
celana, pakaian yang terkena wars dan za'faran dan tidak memakai
kaos kaki kulit kecuali jika tidak mendapatkan sandal, maka
hendaklah dia memotongnya sampai menjadi dibawah dua mata
kakinya“ (HR. Bukhari no. 131 dan Muslim no.353)
96. 5. Memakai minyak wangi dengan sengaja pada badan,
pakaian, dalam keadaan ihram
ْرُلبْا َالَو َةَامَمِعْلا َالَو َصْيِمَقلْا ُمِرْح
ُ
امل ُسَبْلَي َالَّسَم ًِبْوَث َالَو َلْيِواَرَّسْلا َالَو َسُُِهٌسْرَو
َالَوَلْعَِ َدََِي َال ْنَأ َّالِإ ِْنَّفُْاْل َالَو ُناَرَفْعَزَْسأ َنْوُكَي ََّّتَح اَمُهْعَطْقَيْلَف ِْنِْنَبْعَكْلا َنِم َلَف
"Janganlah seorang muhrim memakai gamis, imamah, burnus, celana,
pakaian yang terkena wars dan za'faran (keduanya adalah jenis minyak
wangi) dan tidak memakai kaos kaki kulit kecuali jika tidak mendapatkan
sandal, maka hendaklah dia memotongnya sampai menjadi dibawah dua
mata kakinya“ (HR. Bukhari no.131 dan Muslim no.353)
ْلا َالَو ُناَرَفْعَّالز ُهَّسَم اًئْيَش ِابَيَِال ْنِم اوُسَبْلَْ َالَوُسْرَو
Dan tidak boleh memakai pakaian yang dicelup dengan Za'faran dan Wars."
(HR. Bukhari no.1442 dan Muslim no.2012)
97. 6. Membunuh hewan buruan darat
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan,
ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa diantara kamu membunuhnya dengan
sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang
dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di
antara kamu sebagai hadya (kurban) yang dibawa sampai ke Ka'bah, atau
(dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin,
atau bershiyam seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia
merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya. Allah telah mema'afkan apa
yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah
akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk)
menyiksa. Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang
yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (manangkap) binatang buruan
darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan" [Al-Maidah :95-96]
98. 7.Akad nikah, dengan dalil sabda Rasulullah
ُبُطََْي َالَو ُحِكْنَي َال ُمِرْحُمْلا
"Seorang yang berihram tidak boleh menikah dan meminang"
[HR Muslim] dan dalam riwayat lain dari shahabat Utsman
bin Affaan dengan lafadz.
ُحِكْنُي َالَو ُحِكْنَي َال َمِرْحُمْلا َّنِإ
"Sesungguhnya seorang yang berihram tidak boleh menikah
dan menikahkan orang lain“ [HR. Muslim]
99. "(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang
siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan Haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa
yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-
orang yang berakal". [Al-Baqarah :197]
8. Jima’ dan yang dapat mengantarkan kepadanya.
9. Bertengkar dan berjidal (debat kusir).
Kedua hal diatas ini dilarang dengan dalil firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
106. Haji tanpa
ke Makkah
ِل َّالِإ ُيدِرُي َال ِدِجْسَمْلا ََِإ َاحَر ْنَمَْوأ اًرْيَخ َمَّلَعَتَيَعُيُهَمِل
ُهَلَفِةَّجِْاْل ِمََت ٍاجَح ُرَْجأ.
Pergi ke Masjid untuk belajar agama atau mengajarkannya
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa pergi ke Masjid, tanpa ada maksud lain kecuali
untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya; niscaya ia akan
mendapatkan pahala haji yang sempurna”.
(HR. Al-Hakim dari Abu Umamah radhiyallahu’anhu dan dikuatkan
oleh al-‘Iraqi, adz-Dzahabi serta al-Albani).
107. َي َدَعَق َُّث ،ٍةَاعَََج ِِف َةاَدَالغ ىَّلَص ْنَمَعُلْطَْ ََّّتَح ََّاَّلل ُرَُْذُسَّْمالش،
ِْنَتَعََْر ىَّلَص َُّث؛ٍةَرْمُعَو ٍةَّجَح ِرَْجأََُهَل ْتَِاََ…ٍةَّمََت ٍةَّمََت ٍةَّمََت.
Duduk di Masjid untuk berdzikir hingga Matahari terbit lalu
shalat dua rakaat
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
“Barang siapa shalat Shubuh berjamaah, kemudian duduk
berdizikir (mengingat) Allah hingga matahari terbit, lalu shalat
dua raka’at; maka ia akan mendapatkan seperti pahala haji dan
umrah sempurna, sempurna, sempurna”.
(HR. Tirmidzi dari Anas radhiyallahu’anhu dan dinilai hasan oleh al-Albani).
Haji tanpa
ke Makkah