SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
c
•Ira Faradita
•Diyana Fitriyani
•Hasan Romadon
•Annisaa Dea Jannati
•Berta Bareta
• Khoirunnisa Putri Zain
•Rusmita
•Ajeng Dwi Oktaviani
4DM JURUSAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2016/2017
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTANPENJUALAN CICILAN
DOSEN : Bpk. I Nyoman Simpen, SE. MAK
4DM JURUSAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2016/2017
Menurut Allan R. Drebin Penjualan Cicilan adalah : “Penjualan barang
yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu
yang telah ditentukan”
I. PENGERTIAN
PENJUALAN CICILAN
Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan usahawan
dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah
penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam
hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut.
Di dalam penjualan cicilan mempunyai
Ketentuan sebagai berikut :
Pembayaran Uang Muka
Yaitu pembayaran uang muka yang dilaksanakan secara tunai yang
jumlahnya sebesar persentase tertentu dari harga jual barang atau sebesar
jumlah rupiah yang telah ditentukan
Pembayaran Angsuran
Yaitu pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran yang
besarnya telah ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang
tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.
II. PENGAKUAN LABA KOTOR
Untuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat
kompleks, karena beban sehubungan dengan penjualan angsuran
tersebut tidak hanya terjadi pada saat penjualan angsuran tersebut
dilakukan, melainkan akan terjadi sepanjang penjualan angsuran
tersebut belum dilunasi.
Sesuai dengan konsep akuntansi yaitu membandingkan antara beban
dengan pendapatan (matching costs against revenue), maka pada saat
penjualan angsuran dapat ditentukan nilai dari penjualan, harga pokok
dan beban yang terjadi pada periode tersebut. Karena penagihan
penjualan angsuran meliputi beberapa periode, timbul masalah
bagaimana beban yang terjadi pada periode berikutnya misalkan
beban penagihan, administrasi, perbaikan dan kepemilikan kembali.
Metode Penetapan Laba Kotor pada Penjualan Cicilan
Ada dua pendekatan umum yang dapat diambil pada penetapan laba kotor atas
penjualan cicilan :
1. Pengakuan Laba Kotor Pada Saat Terjadinya Penjualan Angsuran
Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau
dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya
piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai
konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat
diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.
Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya yang
diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas kontrak
penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun
kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu
biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang. Jika barang tidak bergerak dijual
secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang usaha angsuran dan mengkredit
perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula laba atas penjualan aktiva tersebut.
Jurnalnya adalah:
Piutang usaha angsuran xxxxxx
Aktiva tak gerak xxxxxxx
Laba atas penjualan aktiva tak gerak
xxxxxxx
2. Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.
Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi
penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah:
Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga
pokok (Cost) dari barang-barang yang dijual atau service yang diserahkan,
sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali, maka penerimaan-
penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan
Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan
yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh
keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan
selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian
harga pokok (Cost).
Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat
baik sebagai pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi
keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga
pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan
angsuran ditandatangani.
III. PENJUALAN CICILAN
BARANG DAGANGAN
Penjualan angsuran barang dagangan proses akuntansinya hampir sama dengan penjualan
angsuran aktiva tetap. Perbedaannya terletak pada beberapa hal yaitu pada penjualan angsuran
barang dagangan tidak memperhitungkan tingkat bunga angsuran, dan metode yang digunakan
untuk pencatatan pengakuan laba hanya dengan metode laba yang diakui proposional dengan
penerimaan kas.
Adapun ketentuan akuntansi untuk penjualan angsuran barang dagangan adalah sebagai berikut :
1. Laba diakui sebesar prosentase laba kotor dikalikan kas yang direalisasi dari penjualan angsuran
( proporsional dengan penerimaan kas ).
2. Piutang, penjualan dan LKBD untuk penjualan angsuran diberi tanda tahun terjadinya agar dapat
diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan laba kotor yang realisasi pada tahun yang
bersangkutan dengan piutang tersebut.
3. Pencatatan persediaan barang dagangan dapat menggunakan metode pisik atau metode perpetual.
Untuk memberikan gambaran
tentang proses akuntansi
penjualan angsuran barang
dagangan maka diberikan contoh
seperti berikut
KAS Rp. 500.000.000 Hutang Usaha
Persediaan Rp. 400.000.000 LK yang belum direalisasi Th 92
Piutang Usaha ( Biasa) Rp. 300.000.000 LK yang belum direalisasi Th 91
Piutang Usaha Cicilan Th 92 Rp. 200.000.000 Modal Saham
Piutang Usaha Cicilan Th 91 Rp. 100.000.000 Laba yang ditahan
Rp. 1.500.000.000
Rp. 60.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 40.000.000
Rp. 500.000.000
Rp. 850.000.000
Rp. 1.500.000.000
PT. A
NERACA
Per 31 Desember 1992
Penjualan cicilan th 92 dengan tingkat laba kotor 25% dan penjulan cicilan th 91 dengan tingkat
laba kotor 40%.
Maka Transaksi dan ayat jurnal untuk PT. A yang berhubungan dengan penjulan biasa dan penjualan
angsuran th. 1993 adalah sbb:
th. 1993 adalah sbb:
1 Januari 1993 sampai dengan 31 Desember 1993
a. Pembelian barang dagang secara kredit Rp. 300.000.000 :
◦ Pembelian Rp. 300.000.000
Hutang Usaha Rp. 300.000.000
b. Penjualan terdiri dari : Tunai Rp. 400.000.000
Kredit Rp. 300.000.000
Cicilan Rp. 200.000.000
Rp. 900.000.000
◦ Kas Rp. 400.000.000
Piutang Usaha Rp. 300.000.000
Penjualan Rp. 700.000.000
◦Piutang Usaha Cicilan th 93 Rp. 200.000.000
Penjualan Cicilan Rp. 200.000.000
C. Menerima pembayaran dari debitur atas :
Piutang Usaha Rp. 280.000.000
Piutang Usaha Cicilan th. 93 Rp. 100.000.000
Piutang Usaha Cicilan th. 92 Rp. 100.000.000
Piutang Usaha Cicilan th. 91 Rp. 70.000.000
Rp. 550.000.000
◦ Kas Rp. 550.000.000
Piutang Usaha Rp. 280.000.000
Piutang Usaha Cicilan – th. 93 Rp. 100.000.000
Piutang Usaha Cicilan – th. 92 Rp. 100.000.000
Piutang Usaha Cicilan – th. 91 Rp. 70.000.000
D. Pembayaran untuk :
Hutang Usaha Rp. 350.000.000
-/- Potongan (Rp. 3.000.000)
Rp. 347.000.000
Biaya operasi Rp. 53.500.000
Jumlah kas yg dikeluarkan Rp. 400.500.000
◦ Hutang Usaha Rp. 350.000.000
B. Operasi Rp. 53.500.000
Potongan pembelian Rp. 3.000.000
Kas Rp. 400.500.000
E. Jurnal penyesuaian.
Bila pada th. 93 tingkat laba kotor dari penjualan adalah 50% maka Harga Pokok barang yang berkaitan
dengan penjulan adalah Rp. 100 juta.
◦HPP Cicilan Rp. 100.000.000
Pengiriman atas penjualan Cicilan Rp. 100.000.000
F. Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dengan HPP cicilan serta mencatat LK yang belum direalisasi.
◦ Penjualan Cicilan Rp. 200.000.000
HPP Cicilan Rp. 100.000.000
LK yang belum direalisasi th. 93 Rp. 100.000.000
G. Jurnal penyesuaian untuk mencatat LK yang direalisasi untuk :
Th. 93 = 50% x 100 juta = Rp. 50.000.000
Th. 92 = 25% x 100 juta = Rp. 25.000.000
Th. 91 = 40% x 70 juta = Rp. 28.000.000
Rp. 103.000.000
◦ LK yang belum direalisasi th. 93 Rp. 50.000.000
LK yang belum direalisasi th. 92 Rp. 25.000.000
LK yang belum direalisasi th. 91 Rp. 28.000.000
LK yang direalisasi Rp. 103.000.000
H. Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian, potongan, pembelian , dan penyisihan atas
penjualan cicilan.
Ikhtisar R/L Rp. 597.000.000
Pengiriman atas penjulan cicilan Rp. 100.000.000
Potongan pembelian Rp. 3.000.000
Persediaan BD (awal) Rp. 400.000.000
Pembelian Rp. 300.000.000
I. Untuk mencatat persediaan akhir.
Persediaan BD (akhir) Rp. 150.000.000
Ikhtisar R/L Rp. 150.000.000
J. Jurnal penutup akhir untuk perkiraan-perkiraan yang belum ditutup.
Penjualan (biasa) Rp. 700.000.000
LK yang direalisasi Rp. 103.000.000
Biaya operasi Rp. 53.500.000
Ikt. R/L Rp. 749.500.000
L . Jurnal untuk menutup pajak penghasilan ke Ikt. R/L.
Ikt. R/L Rp. 82.000.000
Pajak penghasilan Rp. 82.000.000
M. Jurnal untuk memindahkan laba bersih ke laba yang ditahan.
Ikt. R/L Rp. 220.500.000
Laba yang ditahan Rp. 220.500.000
K. Jurnal untuk mencatat pajak yang terhutang :
10% x Rp. 25.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 25.000.000 = Rp. 3.750.000
30% x Rp. 252.500.000 = Rp. 75.750.000
Rp. 82.000.000
◦Pajak penghasilan Rp. 82.000.000
Hutang pajak penghasilan Rp. 82.000.000
IV. PELAPORAN TRANSAKSI
Penyusunan Laporan Keuangan Pada Penjualan Angsuran :
1. NERACA
Penyusunan neraca pada perusahan yang melakukan penjualan nagsuran sama
dengan penjualan biasa, hanya terdapat hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Piutang usaha angsuran biasanya dikelompokkan sebaagi aktiva lancar dan harus
dijelaskan pada penjelasan laporan keuangan atau dengan catatan kaki yang
mengungkapkan tanggal jatuh temponya. Hal ini dengan asumsi bahwa definisi
dari aktiva lancar adalah sumber-sumber yang diharapkan dapat direalisir menjadi
kas atau dijual. Maka jangka waktu piutang usaha angsuran tersebut diabaikan.
b. Laba kotor yang belum direalisasikan dapat dikelompokkan:
1. Kelompok kewajiban atau pendapatan yang belum direalisasi.
2. Pengurang piutang usaha angsuran.
3. Kelompok modal yang menjadi bagian dari laba yang ditahan .
Cara yang paling umum adalah laba kotor yang belum direalisasi dicatat sebagai
kelompok kewajiban.
2. LAPORAN LABA RUGI
Di dalam penyusunan perhitungan rugi/laba untuk penjualan angsuran, harus dipisahkan
antara penjualan biasa dengan angsuran. Laba kotor penjualan angsuran periode tersebut
dikurangi dengan saldo laba kotor yang belum direalisasi pada akhir periode, yang
menghasilkan laba kotor periode tersebut yang telah direalisasi.
3. PERHITUNGAN BUNGA (Interest)
Dalam setiap penjualan angsuran ada bunga yang ditanggung oleh pembeli. Dengan demikian setiap
angsuran yang dibayarkan pembeli terdiri dari angsuran pokok pinjaman dan bunga yang diperhitungkan.
Macam-macam perhitungan bunga yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran yaitu:
1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman
2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman
3. Sistem anuitas (bunga semakin menurun dan angsuran pokok pinjaman meningkat)
PERPUTARAN PIUTANG
Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir (2004:75)
mengatakan bahwa: “Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat
dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang turn over receivable yaitu,
dengan membagi total penjualan kredit neto dengan piutang ratarata”. Menurut
Warren Reeve (2005:407) perputaran piutang adalah “Usaha (account receivable
turn over) untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas
dalam setahun”.
Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu
ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata
piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan
piutang akhir periode dibagi dua. Adakala nya angka penjualan kredit untuk suatu
periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan
kredit adalah angka total penjualan.
Perputaran.
V.
Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Rata-rata piutang = Piutang awal + piutang akhir
Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih
Perputaran Piutang = penjualan krerdit / piutang rata-rata
“Semakin tinggi perputaran piutang maka piutang
yang dapat ditagih oleh perusahaan semakin
banyak. Sehingga akan memperkecil adanya piutang
tak tertagih dan memperlancar arus kas”
VI. PEMBATALAN DAN KEPEMILIKAN KEMBALI
Apabila pihak pembeli tidak dapat menyelesaikan kewajiban atas saldo piutang
cicilannya (sesuai dengan kontrak), pihak penjual berhak untuk menarik kembali barang
dagang yang telah dijual dari si pembeli. Jika terjadi hal demikian maka pihak penjual
melakukan tindakan sebagai berikut :
1. Menilai barang-barang yang ditarik kembali dengan nilai wajar.
2. Mencatat pemilikan kembali.
3. Menghapus saldo perkiraan piutang usaha angsuran.
4. Menghapus saldo perkiraan laba kotor yang ditangguhkan.
5. Mencatat rugi dari pemilikan kembali.
mencatat barang dagang yang telah ditarik kembali :
1. Jika perusahaan menggunakan system fisik (physical inventory system) di dalam mencatat
persediaan barang dagang, maka perkiraan “Persediaan barang dagang – Pemilikan
kembali” merupakan perkiraan nominal dan akan dicantumkan pada perhitungan rugi laba
sebagai penambahan dan pembelian barang dagang.
2. jika perusahaan menggunakan system balance permanen (perpetual system) perkiraan
tersebut akan menambah persediaan barang dagang pada kartu stock.
THE END . . .
4 0
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Annisa Galih Sarasati
 
Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4
Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4
Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4Jiantari Marthen
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiAndiErwinGhozali
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAMahyuni Bjm
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)phatar_augrah
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAMahyuni Bjm
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususDIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasiAkuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasirizky nurul chasanah
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAMahyuni Bjm
 

What's hot (20)

Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
 
Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4
Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4
Makalah akuntansi keuangan lanjutan i (konsinyasi) kel. 4
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
 
Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)Persekutuan Joint Venture (JV)
Persekutuan Joint Venture (JV)
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Pilihan ganda piutang wesel
Pilihan ganda piutang weselPilihan ganda piutang wesel
Pilihan ganda piutang wesel
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasiAkuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
Akuntansi keuangan lanjutan konsinyasi
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
 

Similar to Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)

ANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptx
ANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptxANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptx
ANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptxTOYAMASARTHAPRIMA
 
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN SalatigaAkuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN SalatigaBaktii07
 
PENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptxPENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptxdefinur1
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutangmariawira
 
Bab vii. periode summary ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary   ikhtisar berkalaBab vii. periode summary   ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary ikhtisar berkalaFebri Phaniank
 
Akuntansi perusahaan dagang
Akuntansi perusahaan dagangAkuntansi perusahaan dagang
Akuntansi perusahaan dagangUcok Berutu
 
Akuntansi murabahah
Akuntansi murabahahAkuntansi murabahah
Akuntansi murabahahmadureh
 
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).pptaislentikaekwindasar
 
Akuntansi perush dagang
Akuntansi perush dagangAkuntansi perush dagang
Akuntansi perush dagangpanamjayait
 
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 akuntansi syariah PRESENTASI.pptx akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
akuntansi syariah PRESENTASI.pptxsantiuna
 
10 sistem persediaan periodik
10   sistem persediaan periodik10   sistem persediaan periodik
10 sistem persediaan periodikMainatul Ilmi
 
PKK PEMBUKUAN.pptx
PKK PEMBUKUAN.pptxPKK PEMBUKUAN.pptx
PKK PEMBUKUAN.pptxDinda464894
 
Akuntansi konsinyasi
Akuntansi konsinyasiAkuntansi konsinyasi
Akuntansi konsinyasialtvip
 

Similar to Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan) (20)

1
11
1
 
ANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptx
ANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptxANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptx
ANGGARAN KAS DAN PIUTANG.pptx
 
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN SalatigaAkuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
Akuntansi Murabahah kelompok 8 IAIN Salatiga
 
Piutang (Account Receivable)
Piutang (Account Receivable)Piutang (Account Receivable)
Piutang (Account Receivable)
 
PENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptxPENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptx
 
Ppt perusahaan dagang
Ppt perusahaan dagangPpt perusahaan dagang
Ppt perusahaan dagang
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
 
Bab vii. periode summary ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary   ikhtisar berkalaBab vii. periode summary   ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary ikhtisar berkala
 
Akuntansi perusahaan dagang
Akuntansi perusahaan dagangAkuntansi perusahaan dagang
Akuntansi perusahaan dagang
 
Akuntansi murabahah
Akuntansi murabahahAkuntansi murabahah
Akuntansi murabahah
 
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
 
Akuntansi perush dagang
Akuntansi perush dagangAkuntansi perush dagang
Akuntansi perush dagang
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.pptMinggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
 
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 akuntansi syariah PRESENTASI.pptx akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 
10 sistem persediaan periodik
10   sistem persediaan periodik10   sistem persediaan periodik
10 sistem persediaan periodik
 
PENJUALAN KONSINYASI.pptx
PENJUALAN KONSINYASI.pptxPENJUALAN KONSINYASI.pptx
PENJUALAN KONSINYASI.pptx
 
Modul 6 KB 4
Modul 6 KB 4Modul 6 KB 4
Modul 6 KB 4
 
PKK PEMBUKUAN.pptx
PKK PEMBUKUAN.pptxPKK PEMBUKUAN.pptx
PKK PEMBUKUAN.pptx
 
Akuntansi konsinyasi
Akuntansi konsinyasiAkuntansi konsinyasi
Akuntansi konsinyasi
 

Recently uploaded

Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 

Recently uploaded (16)

Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 

Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)

  • 1. c •Ira Faradita •Diyana Fitriyani •Hasan Romadon •Annisaa Dea Jannati •Berta Bareta • Khoirunnisa Putri Zain •Rusmita •Ajeng Dwi Oktaviani 4DM JURUSAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2016/2017
  • 3. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTANPENJUALAN CICILAN DOSEN : Bpk. I Nyoman Simpen, SE. MAK 4DM JURUSAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2016/2017
  • 4. Menurut Allan R. Drebin Penjualan Cicilan adalah : “Penjualan barang yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan” I. PENGERTIAN PENJUALAN CICILAN Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut.
  • 5. Di dalam penjualan cicilan mempunyai Ketentuan sebagai berikut : Pembayaran Uang Muka Yaitu pembayaran uang muka yang dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar persentase tertentu dari harga jual barang atau sebesar jumlah rupiah yang telah ditentukan Pembayaran Angsuran Yaitu pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran yang besarnya telah ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.
  • 6. II. PENGAKUAN LABA KOTOR Untuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena beban sehubungan dengan penjualan angsuran tersebut tidak hanya terjadi pada saat penjualan angsuran tersebut dilakukan, melainkan akan terjadi sepanjang penjualan angsuran tersebut belum dilunasi. Sesuai dengan konsep akuntansi yaitu membandingkan antara beban dengan pendapatan (matching costs against revenue), maka pada saat penjualan angsuran dapat ditentukan nilai dari penjualan, harga pokok dan beban yang terjadi pada periode tersebut. Karena penagihan penjualan angsuran meliputi beberapa periode, timbul masalah bagaimana beban yang terjadi pada periode berikutnya misalkan beban penagihan, administrasi, perbaikan dan kepemilikan kembali.
  • 7. Metode Penetapan Laba Kotor pada Penjualan Cicilan Ada dua pendekatan umum yang dapat diambil pada penetapan laba kotor atas penjualan cicilan : 1. Pengakuan Laba Kotor Pada Saat Terjadinya Penjualan Angsuran Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan. Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang. Jika barang tidak bergerak dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula laba atas penjualan aktiva tersebut. Jurnalnya adalah: Piutang usaha angsuran xxxxxx Aktiva tak gerak xxxxxxx Laba atas penjualan aktiva tak gerak xxxxxxx
  • 8. 2. Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas. Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah: Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga pokok (Cost) dari barang-barang yang dijual atau service yang diserahkan, sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali, maka penerimaan- penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian harga pokok (Cost). Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran ditandatangani.
  • 9. III. PENJUALAN CICILAN BARANG DAGANGAN Penjualan angsuran barang dagangan proses akuntansinya hampir sama dengan penjualan angsuran aktiva tetap. Perbedaannya terletak pada beberapa hal yaitu pada penjualan angsuran barang dagangan tidak memperhitungkan tingkat bunga angsuran, dan metode yang digunakan untuk pencatatan pengakuan laba hanya dengan metode laba yang diakui proposional dengan penerimaan kas. Adapun ketentuan akuntansi untuk penjualan angsuran barang dagangan adalah sebagai berikut : 1. Laba diakui sebesar prosentase laba kotor dikalikan kas yang direalisasi dari penjualan angsuran ( proporsional dengan penerimaan kas ). 2. Piutang, penjualan dan LKBD untuk penjualan angsuran diberi tanda tahun terjadinya agar dapat diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan laba kotor yang realisasi pada tahun yang bersangkutan dengan piutang tersebut. 3. Pencatatan persediaan barang dagangan dapat menggunakan metode pisik atau metode perpetual.
  • 10. Untuk memberikan gambaran tentang proses akuntansi penjualan angsuran barang dagangan maka diberikan contoh seperti berikut KAS Rp. 500.000.000 Hutang Usaha Persediaan Rp. 400.000.000 LK yang belum direalisasi Th 92 Piutang Usaha ( Biasa) Rp. 300.000.000 LK yang belum direalisasi Th 91 Piutang Usaha Cicilan Th 92 Rp. 200.000.000 Modal Saham Piutang Usaha Cicilan Th 91 Rp. 100.000.000 Laba yang ditahan Rp. 1.500.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 500.000.000 Rp. 850.000.000 Rp. 1.500.000.000 PT. A NERACA Per 31 Desember 1992 Penjualan cicilan th 92 dengan tingkat laba kotor 25% dan penjulan cicilan th 91 dengan tingkat laba kotor 40%. Maka Transaksi dan ayat jurnal untuk PT. A yang berhubungan dengan penjulan biasa dan penjualan angsuran th. 1993 adalah sbb:
  • 11. th. 1993 adalah sbb: 1 Januari 1993 sampai dengan 31 Desember 1993 a. Pembelian barang dagang secara kredit Rp. 300.000.000 : ◦ Pembelian Rp. 300.000.000 Hutang Usaha Rp. 300.000.000 b. Penjualan terdiri dari : Tunai Rp. 400.000.000 Kredit Rp. 300.000.000 Cicilan Rp. 200.000.000 Rp. 900.000.000 ◦ Kas Rp. 400.000.000 Piutang Usaha Rp. 300.000.000 Penjualan Rp. 700.000.000 ◦Piutang Usaha Cicilan th 93 Rp. 200.000.000 Penjualan Cicilan Rp. 200.000.000
  • 12. C. Menerima pembayaran dari debitur atas : Piutang Usaha Rp. 280.000.000 Piutang Usaha Cicilan th. 93 Rp. 100.000.000 Piutang Usaha Cicilan th. 92 Rp. 100.000.000 Piutang Usaha Cicilan th. 91 Rp. 70.000.000 Rp. 550.000.000 ◦ Kas Rp. 550.000.000 Piutang Usaha Rp. 280.000.000 Piutang Usaha Cicilan – th. 93 Rp. 100.000.000 Piutang Usaha Cicilan – th. 92 Rp. 100.000.000 Piutang Usaha Cicilan – th. 91 Rp. 70.000.000 D. Pembayaran untuk : Hutang Usaha Rp. 350.000.000 -/- Potongan (Rp. 3.000.000) Rp. 347.000.000 Biaya operasi Rp. 53.500.000 Jumlah kas yg dikeluarkan Rp. 400.500.000 ◦ Hutang Usaha Rp. 350.000.000 B. Operasi Rp. 53.500.000 Potongan pembelian Rp. 3.000.000 Kas Rp. 400.500.000
  • 13. E. Jurnal penyesuaian. Bila pada th. 93 tingkat laba kotor dari penjualan adalah 50% maka Harga Pokok barang yang berkaitan dengan penjulan adalah Rp. 100 juta. ◦HPP Cicilan Rp. 100.000.000 Pengiriman atas penjualan Cicilan Rp. 100.000.000 F. Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dengan HPP cicilan serta mencatat LK yang belum direalisasi. ◦ Penjualan Cicilan Rp. 200.000.000 HPP Cicilan Rp. 100.000.000 LK yang belum direalisasi th. 93 Rp. 100.000.000 G. Jurnal penyesuaian untuk mencatat LK yang direalisasi untuk : Th. 93 = 50% x 100 juta = Rp. 50.000.000 Th. 92 = 25% x 100 juta = Rp. 25.000.000 Th. 91 = 40% x 70 juta = Rp. 28.000.000 Rp. 103.000.000 ◦ LK yang belum direalisasi th. 93 Rp. 50.000.000 LK yang belum direalisasi th. 92 Rp. 25.000.000 LK yang belum direalisasi th. 91 Rp. 28.000.000 LK yang direalisasi Rp. 103.000.000
  • 14. H. Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian, potongan, pembelian , dan penyisihan atas penjualan cicilan. Ikhtisar R/L Rp. 597.000.000 Pengiriman atas penjulan cicilan Rp. 100.000.000 Potongan pembelian Rp. 3.000.000 Persediaan BD (awal) Rp. 400.000.000 Pembelian Rp. 300.000.000 I. Untuk mencatat persediaan akhir. Persediaan BD (akhir) Rp. 150.000.000 Ikhtisar R/L Rp. 150.000.000 J. Jurnal penutup akhir untuk perkiraan-perkiraan yang belum ditutup. Penjualan (biasa) Rp. 700.000.000 LK yang direalisasi Rp. 103.000.000 Biaya operasi Rp. 53.500.000 Ikt. R/L Rp. 749.500.000
  • 15. L . Jurnal untuk menutup pajak penghasilan ke Ikt. R/L. Ikt. R/L Rp. 82.000.000 Pajak penghasilan Rp. 82.000.000 M. Jurnal untuk memindahkan laba bersih ke laba yang ditahan. Ikt. R/L Rp. 220.500.000 Laba yang ditahan Rp. 220.500.000 K. Jurnal untuk mencatat pajak yang terhutang : 10% x Rp. 25.000.000 = Rp. 2.500.000 15% x Rp. 25.000.000 = Rp. 3.750.000 30% x Rp. 252.500.000 = Rp. 75.750.000 Rp. 82.000.000 ◦Pajak penghasilan Rp. 82.000.000 Hutang pajak penghasilan Rp. 82.000.000
  • 16. IV. PELAPORAN TRANSAKSI Penyusunan Laporan Keuangan Pada Penjualan Angsuran : 1. NERACA Penyusunan neraca pada perusahan yang melakukan penjualan nagsuran sama dengan penjualan biasa, hanya terdapat hal yang harus diperhatikan adalah: a. Piutang usaha angsuran biasanya dikelompokkan sebaagi aktiva lancar dan harus dijelaskan pada penjelasan laporan keuangan atau dengan catatan kaki yang mengungkapkan tanggal jatuh temponya. Hal ini dengan asumsi bahwa definisi dari aktiva lancar adalah sumber-sumber yang diharapkan dapat direalisir menjadi kas atau dijual. Maka jangka waktu piutang usaha angsuran tersebut diabaikan. b. Laba kotor yang belum direalisasikan dapat dikelompokkan: 1. Kelompok kewajiban atau pendapatan yang belum direalisasi. 2. Pengurang piutang usaha angsuran. 3. Kelompok modal yang menjadi bagian dari laba yang ditahan . Cara yang paling umum adalah laba kotor yang belum direalisasi dicatat sebagai kelompok kewajiban.
  • 17. 2. LAPORAN LABA RUGI Di dalam penyusunan perhitungan rugi/laba untuk penjualan angsuran, harus dipisahkan antara penjualan biasa dengan angsuran. Laba kotor penjualan angsuran periode tersebut dikurangi dengan saldo laba kotor yang belum direalisasi pada akhir periode, yang menghasilkan laba kotor periode tersebut yang telah direalisasi. 3. PERHITUNGAN BUNGA (Interest) Dalam setiap penjualan angsuran ada bunga yang ditanggung oleh pembeli. Dengan demikian setiap angsuran yang dibayarkan pembeli terdiri dari angsuran pokok pinjaman dan bunga yang diperhitungkan. Macam-macam perhitungan bunga yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran yaitu: 1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman 2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman 3. Sistem anuitas (bunga semakin menurun dan angsuran pokok pinjaman meningkat)
  • 18. PERPUTARAN PIUTANG Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir (2004:75) mengatakan bahwa: “Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang turn over receivable yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto dengan piutang ratarata”. Menurut Warren Reeve (2005:407) perputaran piutang adalah “Usaha (account receivable turn over) untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”. Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakala nya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan. Perputaran. V.
  • 19. Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut: Rata-rata piutang = Piutang awal + piutang akhir Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih Perputaran Piutang = penjualan krerdit / piutang rata-rata “Semakin tinggi perputaran piutang maka piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan semakin banyak. Sehingga akan memperkecil adanya piutang tak tertagih dan memperlancar arus kas”
  • 20. VI. PEMBATALAN DAN KEPEMILIKAN KEMBALI Apabila pihak pembeli tidak dapat menyelesaikan kewajiban atas saldo piutang cicilannya (sesuai dengan kontrak), pihak penjual berhak untuk menarik kembali barang dagang yang telah dijual dari si pembeli. Jika terjadi hal demikian maka pihak penjual melakukan tindakan sebagai berikut : 1. Menilai barang-barang yang ditarik kembali dengan nilai wajar. 2. Mencatat pemilikan kembali. 3. Menghapus saldo perkiraan piutang usaha angsuran. 4. Menghapus saldo perkiraan laba kotor yang ditangguhkan. 5. Mencatat rugi dari pemilikan kembali.
  • 21. mencatat barang dagang yang telah ditarik kembali : 1. Jika perusahaan menggunakan system fisik (physical inventory system) di dalam mencatat persediaan barang dagang, maka perkiraan “Persediaan barang dagang – Pemilikan kembali” merupakan perkiraan nominal dan akan dicantumkan pada perhitungan rugi laba sebagai penambahan dan pembelian barang dagang. 2. jika perusahaan menggunakan system balance permanen (perpetual system) perkiraan tersebut akan menambah persediaan barang dagang pada kartu stock. THE END . . .