1. MATERI SISTEM GERAK
Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pasif
Jenis Tulang
Bentuk Tulang
Proses pembentukan
Tulang
Klasifikasi Tulang
Hubungan antar Tulang
(persendian)
Gangguan pada Tulang
dan Sendi
Sistem Gerak Aktif
Struktut otot
Jenis-jenis Otot
Jenis-jenis Gerak Otot
Mekanisme Gerak Otot dan
Sumber Energi
Gangguan pada Otot
2. Sistem Gerak Pasif
A. Rangka Manusia
Fungsi Rangka :
Memberi bentuk dan ukuran tubuh
Membentuk persendian yang berfungsi untuk gerakan
Tempat pelekatan otot
Bekerja sebagai pengungkit
Sebagai penyokong berat badan
Melindungi organ-organ seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung,
dan paru-paru
Tempat pembentukan sel-sel darah dan sel-sel imunitas (sumsum tulang)
Penyimpan kalsium
B. Jenis Tulang
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam
proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat
proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh
cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia
pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi
tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago.
Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas
persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak
mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat
kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago.
Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada
matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan
Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium.
Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak
mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast
yaitu sel pembentuk condrosit.
a. Tulang rawan hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut
kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh
dapat dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi
terutama dinding trachea yang berbentuk cincin.
3. Contoh:
a. rangka janin
b. ujung-ujung tulang panjang
c. kosta bagian tulang rawan
d. laring
e. trakea dan bronkus.
b. Tulang rawan fibrosa
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen.
Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang,
pada tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
Contoh:
a) di antara tulang pubis (tulang kemaluan);
b) diskus (keping rawan) di antara tulang vertebrata.
c. Tulang rawan elastis
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning
yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati
bila manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
Contoh:
a) serabut telinga;
b) tuba eustachii.
4. 2. Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras merupakan kumpulan sel tulang yang mengeluarkan matriks yang
mengandung zat kapur dan fosfat. Kedua zat ini menyebabkan tulang menjadi keras. Pada
tulang keras, osteoblas pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut osteosit (sel tulang).
Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam
kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan
nutrisi osteosit.
Matriks Tulang:
Tulang keras dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak dan tulang spons (tulang
berongga).
a. Tulang Kompak
kompak (tulang padat) mempunyai matriks tulang yang rapat dan padat, misalnya
pada tulang pipa.
b. Tulang Spons
Tulang spons matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi oleh
jaringan sumsum tulang. Apabila berwarna merah berarti mengandung sel-sel darah merah,
misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwarna kuning berarti mengandung sel-sel
lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.
C. Bentuk Tulang
1. Tulang Pipa
Tulang pipa mempunyai ciri-ciri:
Bentuknya bulat panjang seperti pipa.
Pada kedua ujungnya berbonggol.
Di dalamnya berisi sumsum kuning dan lemak.
Sumsum kuning merupakan cadangan untukpembentukan sumsum merah.
Tulangsp
ons
Tulangkompak
5. Contoh:
tulang paha
tulang lengan atas
tulang kering
tulang betis
ruas-ruas jari tangan
ruas jari kaki
tulang hasta
tulang pengumpil.
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
f. Bagian ujung yang disebut epifsis.
g. Bagian tengah yang disebut diafisis.
h. Di antara epifsis dan diafsis terdapat cakra epifisis (discus epiphysealis). Cakra ini
kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi.
Di pusatnya terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Ronggaterbentuk karena
aktivitas osteoklas (perombak tulang).
2. Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan
jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons)
yang di dalamnya berisi sumsum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah.
Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh.
Contoh:
a. tulang tengkorak
b. belikat
c. rusuk
d. tulang wajah
3. Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan berukuran pendek, tidak beraturan. Tulang
pendek diselubungi jaringan padat tipis.Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan
tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat.Karena kuatnya,maka tulang
pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti terdapat padatulang pergelangan tangan.
6. Contoh:
a. Tulang pergelangan tangan
b. Tulang pergelangan kaki
c. Tulang telapaktangan
d. Tulang telapak kaki.
C. Proses pembentukan Tulang
Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada
waktu perkembangan embrio. Tulang yang terbentuk mula-mula adalah tulang rawan
(kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim (jaringan embrional). Sesudah kartilago
terbentuk, rongga yang ada di dalamnya akan terisi oleh osteoblas. Sel-sel osteoblas
terbentuk secara konsentris yaitu dari dalam keluar. Setiap sel melingkari pembuluh darah
dan serabut saraf yang membentuk sistem Havers.
Substansi di sekitar tulang disebut matriks tulang, tersusun atas senyawa protein.
Selanjutnya terjadi pengisian kapur dan fosfor sehingga matriks tulang menjadi keras.
Pengerasan tulangdisebut osifikasi.
Osifikasi dibedakan menjadi 2 macam sebagai berikut:
a. Osifikasi kondral yaitu pembentukan tulang dari tulang rawan. Terjadi pada tulang
pipa dan tulang pendek.
b. Osifikasi desmal yaitu pembentukan tulang dari membran jaringan mesenkim.
Terjadi pada tulang pipih.
Proses pertumbuhan tulang manusia dimulai sejak janin berusia delapan minggu
sampai umur kurang lebih 25 tahun, bahkan lebih dari itu masih terjadi pembentukan
tulang.
Urutan proses pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut:
a. Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian
tengah epifisis dan bagian tengah diafisis, serta pada jaringan ikat pembungkus
tulang rawan.
b. Osteosit terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di
tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang banyak mengandung pembuluh
darah dan serabut saraf.
c. Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah
mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras.
d. Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan diafisis membentuk daerah antara
yang tidak mengalami pengerasan, disebut cakraepifisis. Bagian ini berupa tulang
rawan yang mengandung banyak osteoblas.
7. e. Bagian cakraepifisis terus mengalami penulangan. Penulangan bagian ini
menyebabkan tulang memanjang.
f. Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoblas yang merusak tulang sehingga
tulang menjadi berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh sumsum tulang.
D. Klasifikasi Tulang
E. Hubungan antar tulang (Persendian)
Artikulasi adalah istilah untuk menyatakan hubungan antartulang. Akan tetapi,
pada umumnya orang lebih sering menggunakan istilah persendian daripada istilah
artikulasi. Sebuah artikulasi terdiri atas dua atau lebih tulang yang berhubungan.
Berdasarkan keleluasaan dalam bergerak, terdapat tiga jenis persendian pada manusia,
yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
1. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang rapat sehingga tidak memungkinkan
pergerakan sama sekali. Kedua tulang dihubungkan oleh jaringan ikat atau tulang rawan.
Sinartr
osis
8. Contoh persendian sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang membentuk tengkorak
kepala. Persendian sinartrosis dapat dibagi menjadi dua, yaitu sinkondrosis dan
sinfibrosis. Disebut sinkondrosis jika antara kedua ujung tulang dihubungkan oleh tulang
rawan (kartilago), contohnya sendi sutura pada tengkorak kepala. Sementara itu, disebut
sinfibrosis jika kedua ujung tulang dihubungkan oleh serabut jaringan ikat, contohnya akar
gigi.
2. Amfiartrosis
Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yang berhubungan dilapisi oleh
tulang rawan hialin. Bantalan tulang rawan hialin cukup tebal. Di bagian luar, kedua tulang
tersebut diikat oleh jaringan ikat longgar. Struktur pada amfiartrosis masih memungkinkan
pergerakan yang terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya sebatas gerak mendekat dan
menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini adalah hubungan antartulang
belakang.
3. Diartrosis
Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh jaringan ikat
longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut dapat bergerak dengan leluasa.
Antara jaringan ikat longgar dan tulang-tulang yang membentuk persendian terdapat ruang
yang berisi cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas. Berdasarkan arah gerakan
yang dihasilkan persendian diartrosis, persendian ini dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis seperti berikut.
a. Sendi Peluru
Sendi peluru mampu melakukan gerakan ke banyak arah. Sendi ini merupakan
sendi yang paling bebas melakukan gerakan.
Contohnya:
a. Sendi gelang bahu
b. sendi gelang panggul
Tulang
lenganatas
Tulan
g
belik
at
9. b. Sendi Putar
Sendi putar mampu melakukan gerakan berputar yang bertumpu pada satu sumbu.
Contoh:
a. Tulang atlas dengan tulang tengkorak
b. tulang pengumpil dengan tulang hasta
c. tulang betis dengan tulang kering.
c. Sendi Engsel
Hubungan antartulang di mana ujung-ujungnya seperti engsel dan berbentuk
lekukan. Gerakan sendi ini mempunyai 1 poros.
Contoh:
a. Siku
b. Lutut
c. Ruas-ruas jari.
c. Sendi Elipsoid
Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggoldan ujung-
ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karenaitu, gerakan yang
dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru.
Tulang
pergelanga
n
Tulangpengum
pil
Tulang
lenganatas
Tulang hasta
Tulan
g
kerin
g
Tula
ng
betis
10. Contoh:
a. hubungan antara tulang pengumpil
b. tulangpergelangan tangan.
e. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnyamembentuk
hubungan mirip seperti pelana dan tubuh orang yang menunggangi kudanya.
Contoh:
a. sendi yang dibentuk oleh tulang-tulangtelapak tangan
b. tulang pergelangan tangan
d. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnyasedikit rata
sehingga terjadi gerakan menggeser.
Contohnya persendianyang dibentuk oleh tulang-tulang:
a. pergelangan tangan
b. pergelangan kaki
c. antartulang selangka.
Tulang
pergelangan
kaki
Tulang
pergelangan
tangan
Tulang
trapesium
Tulang
telapak
tangan
11. F. Gangguan Pada Tulangdan Sendi
1. Fisura dan Fraktura
Fisura, yaitu tulang mengalami retak.
Sedangkan fraktura tulang mengalami patah
tulang akibat mengalami benturan keras,
misalnya kecelakaan.
Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu
dengan mengembalikan pada susunan semula
secepat mungkin. Untuk menyambungnya
biasanya digunakan pen/platina
2. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan gangguan tulang
dengan gejala penurunan massa tulang sehingga
tulang menjadi rapuh. Osteoporosis terjadi karena
ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria dan
wanita, kurangnya asupan kalsium, serta vitamin
D.
3. Rakitis
Rakitis erupakan penyakit tulang dimana
kaki melengkung menyerupai huruf O atau X.
Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan vitamin
D dan zat kapur (kalsium) pada makanan
sehingga pertumbuhan dan pembentukan tulang
tidak sempurna.
4. Lordosis
Keadaan tulang belakang melengkung ke depan.
12. 5. Kifosis 6. Skoliosis
Keadaan tulang belakang melengkung ke belakang. Keadaan tulang belakang melengkung
ke kanan atau ke kiri.
6. Dislokasi
7. Ankilosi
13. Sistem Gerak Aktif
A. Struktur Otot
Otot-otot merupakan sebuah jaringan di dalam tubuh yang memiliki 3 karakteristik, yaitu:
Kontraktibilitas: kemampuan untuk memendek.
Ekstensibilitas: kemampuan untuk memanjang.
Elastisitas: kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau
memanjang.
Otot terdiri atas benang-benang atau serabut otot. Saat dilihat di bawahmikroskop serabut
otot terlihat bergaris-garis. Masing-masing serabut terdiri dari ribuan benang-benang yang
disebut miof bril. Masing-masing miofi bril terdiri dari filamen protein. Ada 2 tipe filamen yaitu
aktin dan miosin.
Apabila dilihat tanpa bantuan mikroskop maka otot terdiri dari:
Tendon: urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.
Ventrikel: empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.
Origo: ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak.
Insersio: ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.
Diskus interkaris :bagian khas otot jantung yang merupakan batas.
14. Dari hasil pengamatan melalui irisan satu serabut otot yangdibesarkan terlihat bahwa
serabut otot dipadati dengan miofibril. Miofibril dikelilingi sitoplasma yang mengandung banyak
inti, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Membran sel otot disebut sarkolema, sedangkan
sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma.
Nukleus dan mitokondria terdapat tepat di bawah membrane sel. Retikulum endoplasma
meluas di antara myofibril-miofibril.
B. Sruktur Otot Rangka
Disebut otot rangka karena melekat pada rangka. Satu sel otot disebut serabut otot.
Serabut otot terdiri dari sejumlah miofibril. Di dalam miofibril tersusun secara teratur filamen
kontraktil, yaitu aktin dan miosin. Kontraksi otot rangka cepat, kuat, dan disadari. Setiap serabut
otot dibungkus oleh endomisium, Kumpulan berkas-berkas serabut dibungkus oleh fasia
15. propia/perimisium, Sedangkan otot (daging) dibungkus oleh selaput fasiasuper fisalis/epimisium.
Endomisium, perimisium, dan epimisium bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan
otot pada tulang.
Bagian gabungan otot, yaitu tendon, adalah ujung otot lurik yang mengecil dan keras
berwarna putih kekuningan serta melekat pada tulang. Ventrikel (empal) adalah bagian tengah
gabungan otot yang mempunyai daya kontraksi. Setiap kumpulan otot mempunyai dua tendon
atau lebih. Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan tendon
yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo. Otot yang sering dilatih, akan
membesar, disebut hipertrofi, dan yang mengisut disebut atrofi.
C. JENIS-JENIS OTOT
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan
menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
1. Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat
lintang.Otot ini bekerja di bawah kesadaran.Pada otot lurik,
fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap
(anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-
selang.Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak
inti.Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan
mempunyai periode istirahat berkali - kali.Otot rangka ini
memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super
fasialis.
2. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat
dalam (otot viseral).Otot polos tersusun dari sel – sel yang
berbentuk kumparan halus.Masing – masing sel memiliki satu
inti yang letaknya di tengah.Kontraksi otot polostidak menurut
kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom.Otot polos
terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:
a. Dinding saluran pencernaan
b. Saluran-saluran pernapasan
c. Pembuluh darah
d. Saluran kencing dan kelamin
16. 3. Otot Jantung
Otot jantung bercabang - cabang dan saling
beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.Letak inti sel
di tengah Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan
otot lurik hanya saja serabut – serabutnya.Dengan demikian,
otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut
kehendak.
Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan.
Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan,
melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.rangsangan kedua memperkuat
rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua .dengan demikian
terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . tonus yang maksimum terus – menerus
disebut tetanus.
D. Jenis-jenis Gerak Otot
Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis seperti berikut ini:
1. Antagonis
a. Ekstensi – Fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan, sedangkan fleksi adalah gerak membengkokkan.
Misalnya saat kita berdiri kaki dalam posisi lurus disebut ekstensi, sedangkan saat jongkok kaki
dalam posisi menekuk disebut fleksi.
Eksten
si
Fle
ksi
17. b. Abduksi – Adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan, sedangkan adduksi adalah gerakan mendekati
badan. Contoh: gerak tangan sejajar bahu disebut abduksi, sedangkan gerak (sikap sempurna)
disebut adduksi.
c. Depresi – Elevasi
Depresi adalah gerak menurunkan, sedangkan elevasi adalah gerak mengangkat,
misalnya gerakan menunduk dan menengadah.
d. Supinasi – Pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan, sedangkan pronasi adalah gerak
menelungkupkan tangan. Kedua macam gerakan ini seperti gerakan melingkar satusumbu sentral
sehingga disebut juga rotasi.
Pron
asi
Supin
asi
El
ev
asi
De
pr
esi
Abduksi Adduksi
18. 2. Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus.
E. Mekanisme gerak otot dan sumber energi
1. ANATOMI SARKOMER
Pada miofibril terdapat bagianbagian yang terang, jernih, daerah tersebut disebut
Isotrop(I), kemudian ada juga daerah gelap yang disebut Anisotrop (A). Ada daerah terang yang
membagi daerah A yang disebut zone H, sedangkan pada daerah I juga terdapat sebuah garis
gelap yang membagi daerah I yang disebut zone Z. Terdapat pula bagian yang terdapat di antara
dua garis Z yang disebut sarkomer.
2. MEKANISME GERAK OTOT
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun
atas garis-garis gelap dan terang. Penampakan tersebut
disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun
atas satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer
dibatasi dua garis Z. Sarkomer mengandung dua jenis
filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein
tipis disebut aktin. Kedua jenis filamen ini letaknya
saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak
sebagai gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap
pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin
19. dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H.
Sementara itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I. Ketika otot
berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir. Akibatnya, zona H dan pita I
memendek sehingga sarkomer juga memendek.
Jika otot mendapatkan rangsang, asetilkolin dalam otot akan membebaskan ion kalsium
yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini mengakibatkan otot berkontraksi. Apabila
sudah tidak ada rangsangan, ion kalsium akan direabsorpsi. Akibatnya, konsentrasi ion kalsium
berkurang sehingga ikatan antara aktin dan miosin terlepas. Dengan demikian, sarkomer akan
memanjang dan otot dalam keadaan relaksasi.
3. MEKANISME KONTRAKSI OTOT:
Mekanisme kontraksi otot berlangsung dengan urutan sebagai berikut.
a) Pusat motorik di otak mengirimkan impuls/rangsang menuju otot
melalui saraf motorik (saraf kranial dan saraf spinal).
b) Sesampainya di ujung akson saraf motorik, rangsang dilanjutkan oleh neurohumor
(hormon saraf) berupa asetilkolin atau epinefrin
(adrenalin) menuju ke otot (reseptor pada otot) yang mempunyai
aktin.Setelah rangsang sampai di reseptor, energi dilepaskan, maka aktin akan bergeser,
zona H mengecil bahkan menghilang dan sarkomer memendek. Garis saling mendekat
dan otot berkontraksi (berkerut). Jarak antara garis Z satu dan garis Z yang lainnya
disebut sarkomer.
d) Setelah kontraksi, ujung saraf motorik mengeluarkan suatu zat
yang dapat menetralisasi/ menghambat kerja neurohumor yang dihasilkan sebelumnya,
serta kolinesterasi untuk menghambat asetil kolin dan Mono Amina Oksida (MAO) serta
menghambat epinefrin/ adrenalin, sehingga aktin (miofilamen tipis) dan miosin
(miofilamen tebal) merenggang, zona H terbuka, garis Z satu dan garis Z yang lainnya
saling menjauh, otot kembali relaksasi.
20. 4. ENERGI UNTUK KONTRAKSI OTOT
Energi awal yang diperlukan untuk kontraksi berasal dari ATP yang tersedia di otot.
o ATP ADP + P + Energi
Akan tetapi, ATP yang tersedia hanya cukup untuk kegiatan otot selama5 detik. Dalam
otot selain ATP tersedia pula kreatin fosfat yang berenergi yang dimanfaatkan pada waktu
kontraksi otot. Selanjutnya keratin melepaskan energinya.
o Kreatin P Kreatin + P + Energi
o ADP + P ATP
o ATP ADP + P
Energi yang berasal dari ATP dan kreatin fosfat di dalam otot dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan otot selama 15 detik. Jika aktivitas otot berlanjut dan persediaan kreatin P habis, energi
diperoleh dari penguraian glukogen yang ada di otot. Selain dari penguraian glukogen, glukosa.
Darah juga dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kontraksi otot.
o Glukosa Glukosa
o Glukosa + NAD Asam piruvat + NADH2 + 2 ATP
o Asam piruvat + O2 CO2 + H2O + 36 ATP
Jika energi untuk kegiatan otot secara aerob tidak mencukupi, prosesglukolisis dipercepat
dan terjadi pembentukan asam laktat.
o Asam piruvat + 2 NADH2 Asam laktat + 2 NAD
Asam laktat yang terbentuk dalam otot akan diuraikan menjadi karbondioksida dan air.
Setelah kegiatan otot berlangsung (selesai), penguraianasam laktat memerlukan oksigen.
o Asam laktat + O2 CO2 + H2O
21. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa energi kontraksi ototdiperoleh dari:
a) Sistem fosfagen, yaitu diperoleh dari persediaan kreatin fosfat dan ATP, cukup untuk
kegiatan otot selama 15 detik, misalnya, lari 100 m.
b) Sistem glikogen, asam laktat yang menyuplai ATP cukup untukkegiatan otot selama
30 - 40 detik, misalnya, lari 400 m.
c) Sistem aerobik. Energi yang dihasilkan semuanya diperoleh darirespirasi aerob,
misalnya joging.
5. Gangguan Pada Otot
Atrofi otot:
merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan
kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
Distrofi otot:
penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot anak-
anak.
Hipertrofi otot:
merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat
karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
Hernia abdominal:
kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot
masuk ke rongga perut.
Kram atau kejang:
kram disebabkan oleh kejang otot. Otot tiba-tiba berkontraksi sangat kuat sehingga sakit.
Kram dapat terjadi saat cuaca dingin atau aktivitas otot terlalu berat. Kram bias juga
merupakan gejala ketidakseimbangan air dan iondi dalam tubuh.
Tetanus:
merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.
Nyeri otot:
Nyeri otot biasanya diderita orang berusia lanjut. Penyakit ini mungkin disebabkan
pembengkakan jaringan penghubung otot. Jaringan yang membengkak menekan ujung
saraf dan pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terhambat dan timbul rasa nyeri.
Nyeri otot biasanya kambuh pada cuaca dingin dan dapat diatasi dengan pijat dan
menghangatkan badan.
Polio:
Polio disebabkan infeksi virus pada saraf yang mengendalikan gerakan otot rangka.
Orang yang terserang penyakit polio dapat menjadi lumpuh. Penyakit ini dapat dicegah
dengan imunisasi polio pada bayi.