SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
METODE RITTER PADA KONSTRUKSI
RANGKA BATANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI
KONSEP METODE RITTER
Konsep dasar dalam perhitungan besarnya gaya-gaya batang pada kontruksi rangka batang
statis tertentu dengan menggunakan Metode Ritter adalah memutus konstruksi rangka
batang tersebut menjadi dua bagian dengan memotong batang-batangnya. Pemotongan
batang-batang tersebut diupayakan maksimal memotong maksimal 3 batang yang tidak
bertemu dalam satu titik simpul. Pemotongan tersebt dilakukan terhadap batang-batang
yang akan dihitung besarnya gaya-gaya batangnya. Perhitungan gaya-gaya batang
ditentukan berdasarkan analisis keseimbangan momen (∑M = 0). Batang yang terpotong
dimisalkan sebagai batang tarik, dimana apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai
positif maka pemisalan tersebut benar, sedangkan apabila hasil perhitungan menunjukkan
nilai negatif maka batang yang dimisalkan adalah batang tekan.
KONSEP METODE RITTER
Kelebihan dari Metode Ritter dibandingkan metode-metode yang telah dibahas
sebelumnya adalah bahwa dengan metode ini dapat melakukan perhitungan gaya-gaya
batang langsung ke batang yang diinginkan tanpa harus menghitung berurutan dari tepi
kiri maupun kanan dari batang-batang pada kontruksi rangka batang. Misalnya apabila
diinginkan untuk menghitung besarnya gaya-gaya batang pada bagian tengah kontruksi,
maka gaya-gaya batang tersebut bisa langsung dihitung.
KONSEP METODE RITTER
Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan besarnya gaya-gaya batang pada
konstruksi rangka batang dengan menggunakan Metode Ritter adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa apakah konstruksi rangka batang adalah struktur statis tertentu sehingga
gaya-gaya batang pada kontruksi rangka batang dapat diselesaikan secara statis tertentu.
2. Menentukan gaya-gaya reaksi yang ada pada perletakan konstruksi rangka batang status
tertentu dengan cara seperti pada balok/gelar sederhana.
3. Gaya-gaya luar yang bekerja pada kontruksi rangka batang didistribusikan pada tiap titik
simpul. Apabila terdapat gaya luar yang bekerja pada sebuah batang atau tidak tepat pada
titik simpul, maka gaya tersebut harus didistribusikan pada titik-titik simpul pada batang
tersebut.
KONSEP METODE RITTER
Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan besarnya gaya-gaya batang pada
konstruksi rangka batang dengan menggunakan Metode Ritter adalah sebagai berikut :
4. Menggambarkan potongan pada kontruksi rangka batang statis tertentu yang kan
dihitung gaya-gaya batangnya, yang sedapat mungkin dilakukan pemotongan dengan
memotong maksimal 3 buah batang (yang belum diketahui besar gayanya). Apabila
dilakukan perhitungan gaya batang untuk seluruh batang pada suatu konstruksi rangka
batang statis tertentu dengan bentuk yang simetris, pemotongan dari bagian kiri dan
kanan disarankan dengan pola yang sama.
5. Menghitung besarnya gaya-gaya batang berdasarkan keseimbangan momen ∑M = 0
6. Merekap besarnya gaya-gaya batang dalam bentuk tabulasi
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Diketahui suatu kontruksi rangka batang ABCDEFGH dengan batang vertikal dan batang horisontal
masing-masing sepanjang 4 m dengan gaya p1 = 1 ton, p2 = 2 ton, dan p3 = 1 ton. Dengan
menggunakan Metode Ritter, hitunglah besarnya gaya-gaya batang yang bekerja pada kontruksi
rangka batang tersebut.
S1
S4 S8
S5 S9 S12
S13S10S6S2
S3 S11
C D E
A B
G HF
4m 4m 4m 4m
4m
S7
P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
S1
S4 S8
S5 S9 S12
S13S10S6S2
S3 S11
C D E
A B
G HF
4m
S7
P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton
I
I
II
II
III
III
VIII
VIII
IV
IV
VII
VII
VI
VI
V
V
RA = 2 Ton RB = 2 Ton
Gambar Pemotongan Kontruksi Rangka Batang
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Potongan I-I
∑MF = 0
RA . 4 + S1 Sin 45˚. 4 = 0
2 . 4 + S1 Sin 45˚. 4 = 0
S1 Sin 45˚ . 4 = -8
S1 Sin 45 = -2
S1 = -2,83 Ton (Gaya Tekan)
∑MC = 0
RA . 4 + S2 . 4=0
2 . 4 + S2 . 4 = 0
-S2 . 4 = -8
S2 = 2 Ton (Gaya Tarik)
S1
S2
A
I
I
RA = 2 Ton
S3
C
F
4m
4m
S1 S5
S6S2
S3
C
A
F
II
II
RA = 2 Ton
G
4m 4m
4m
∑MG = 0
RA . 8 + S3 . 4 + S1 Sin 45˚. 8 = 0
2 . 8 + S3 . 4 + (-2) . 8 = 0
S3 . 4 = 0
S3 = 0 Ton
∑MC = 0
RA . 4 + S6 . 4=0
2 . 4 + S6 . 4 = 0
-S6 . 4 = -8
S6 = 2 Ton (Gaya Tarik)
Potongan II-II
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Potongan III-III
∑MG = 0
RA . 8 + S4 . 4 – P1 . 4 = 0
2 . 8 + S4 . 4 – 1 . 4 = 0
S4 . 4= -12
S4 = -3 Ton (Gaya Tekan)
∑MD = 0
RA . 8 – P1 . 4 – S5 . Cos 45˚ . 4 - S6 . 4 = 0
2 . 8 – 1 . 4 – S5 Cos 45 . 4 – 2 . 4 = 0
-S5 Cos 45 . 4 = -4
S5 = 1,41 Ton (Gaya Tarik)
∑ME = 0
RA . 12 – P1 . 8 – P2 . 4 – S5 Cos 45˚. 8 – S6 . 4 – S7 . 4 = 0
2 . 12 – 1. 8 - 2 . 4 – 1 . 8 – 2 . 4 – S7 . 4 = 0
-S7 . 4 = 8
S7 = -2 Ton (Gaya Tekan)
∑MG = 0
RA . 8 + P1 . 4 +S8 . 4=0
2 . 8 + 1 . 4 + S8 . 4 = 0
S8 . 4 = -12
S8 = -3 Ton (Gaya Tekan)
Potongan IV-IV
S1
S4
S5
S6S2
S3
C D
A
GF
S7
P = 1 ton
III
III
RA = 2 Ton
4m 4m
4m
S1
S4 S8
S5 S9
S6S2
S3
C D
A
GF
S7
P = 1 ton P = 2 ton
IV
IV
RA = 2 Ton
E
4m
4m 4m 4m
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Potongan V-V
∑MH = 0
-RB . 4 - S12 Sin 45˚. 4 = 0
-2 . 4 - S12 Sin 45˚. 4 = 0
-S12 Sin 45˚ . 4 = 8
S12 Sin 45 = -2
S12 = -2,83 Ton (Gaya Tekan)
∑ME = 0
-RB . 4 + S13 . 4=0
-2 . 4 + S13 . 4 = 0
S13 . 4 = 8
S13 = 2 Ton (Gaya Tarik)
∑MG = 0
-RB . 8 – S11 . 4 - S12 Sin 45˚. 8 = 0
-2 . 8 – S11 . 4 - (-2) . 8 = 0
-S11 . 4 = 0
S11 = 0 Ton
∑ME = 0
-RB . 4 + S10 . 4=0
-2 . 4 + S10 . 4 = 0
S10 . 4 = 8
S10 = 2 Ton (Gaya Tarik)
Potongan VI-VI
S12
S13
S11
E
B
H
4m
V
V
RB = 2 Ton
4m
S9 S12
S13S10
S11
E
B
G H
4m
VI
VI
RB = 2 Ton
4m 4m
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Potongan VII-VII
∑MG = 0
-RB . 8 – S8 . 4 + P3 . 4 = 0
-2 . 8 – S8 . 4 + 1 . 4 = 0
-S8 . 4= -12
S8 = -3 Ton (Gaya Tekan)
∑MD = 0
-RB . 8 + P3 . 4 + S9 . Cos 45˚ . 4 + S10 . 4 = 0
-2 . 8 + 1 . 4 + S9 Cos 45 . 4 + 2 . 4 = 0
S9 Cos 45˚. 4 = 4
S9 Cos 45˚ = 1
S9 = 1,41 Ton (Gaya Tarik)
∑MC = 0
-RB . 12 + P3 . 8 + P2 . 4 + S9 Cos 45˚. 8 + S10 . 4 + S7 . 4 = 0
-2 . 12 + 1. 8 + 2 . 4 + 1 . 8 + 2 . 4 + S7 . 4 = 0
S7 . 4 = -8
S7 = -2 Ton (Gaya Tekan)
∑MG = 0
-RB . 8 + P3 . 4 - S4 . 4=0
-2 . 8 + 1 . 4 – S4 . 4 = 0
-S4 . 4 = 12
S4 = -3 Ton (Gaya Tekan)
Potongan VIII-VIII
S8
S9 S12
S13S10
S11
D E
B
G H
4m
S7
P = 1 ton
VII
VII
RB = 2 Ton
4m 4m
S8
S5 S9 S12
S13S10
S11
C D E
B
G H
4m
S7
P = 2 ton P = 1 ton
VIII
VIII
RB = 2 Ton
4m 4m4m
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Tabulasi besarnya gaya-gaya batang
Batang
Gaya Batang (ton)
Tarik Tekan
S1 - 2,83
S2 2,00 -
S3 - -
S4 - 3,00
S5 1,41 -
S6 2,00 -
S7 - 2,00
S8 - 3,00
S9 1,41 -
S10 2,00 -
S11 - -
S12 - 2,83
S13 2,00 -
Ada Pertanyaan?

More Related Content

What's hot

Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Aziz Adi
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2tekpal14
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)MOSES HADUN
 
titik buhul dan cremona
titik buhul dan cremonatitik buhul dan cremona
titik buhul dan cremonaWahh Yudi
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Bayu Janasuputra
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 

What's hot (20)

Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
analisa-struktur
analisa-strukturanalisa-struktur
analisa-struktur
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
 
titik buhul dan cremona
titik buhul dan cremonatitik buhul dan cremona
titik buhul dan cremona
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 

Similar to METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsitriya3
 
Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2
Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2
Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2Neli Narulita
 
Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2radar radius
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarModul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Modul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsungModul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsungMOSES HADUN
 
Gerak Melingkar Beraturan
Gerak Melingkar BeraturanGerak Melingkar Beraturan
Gerak Melingkar BeraturanMusyirul
 
Kinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkarKinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkaremri3
 
statika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesinstatika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesinRudi Wicaksana
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian ESoal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian Edattebayo90
 
Gerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius Usman
Gerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius UsmanGerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius Usman
Gerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius UsmanPutri Aulia
 
X - Fisika - Gerak Melingkar Beraturan
X - Fisika - Gerak Melingkar BeraturanX - Fisika - Gerak Melingkar Beraturan
X - Fisika - Gerak Melingkar BeraturanRatih Juniarti Maulida
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxGentaPermata2
 
2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwoodBayu Pranata
 

Similar to METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG (20)

Balok gerber
Balok gerberBalok gerber
Balok gerber
 
Cremona2
Cremona2Cremona2
Cremona2
 
Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsi
 
Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2
Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2
Soal Kinematika Rotasi dan Pembahasan 2
 
Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2
 
F10 - Gerak Melingkar.pdf
F10 - Gerak Melingkar.pdfF10 - Gerak Melingkar.pdf
F10 - Gerak Melingkar.pdf
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarModul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
 
Modul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsungModul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsung
 
Gerak Melingkar Beraturan
Gerak Melingkar BeraturanGerak Melingkar Beraturan
Gerak Melingkar Beraturan
 
Kinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkarKinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkar
 
statika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesinstatika struktur"partikel" teknik mesin
statika struktur"partikel" teknik mesin
 
Dinamika Rotasi
Dinamika RotasiDinamika Rotasi
Dinamika Rotasi
 
DINAMIKA ROTASI.pptx
DINAMIKA ROTASI.pptxDINAMIKA ROTASI.pptx
DINAMIKA ROTASI.pptx
 
Momen inersia
Momen inersiaMomen inersia
Momen inersia
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian ESoal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
 
Gerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius Usman
Gerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius UsmanGerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius Usman
Gerak Melingkar Beraturan created by Dr. Ahma Yulius Usman
 
X - Fisika - Gerak Melingkar Beraturan
X - Fisika - Gerak Melingkar BeraturanX - Fisika - Gerak Melingkar Beraturan
X - Fisika - Gerak Melingkar Beraturan
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood
 

More from MOSES HADUN

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARMOSES HADUN
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan MOSES HADUN
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG MOSES HADUN
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1MOSES HADUN
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekanMOSES HADUN
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAMOSES HADUN
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanMOSES HADUN
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alamMOSES HADUN
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANMOSES HADUN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganMOSES HADUN
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUMOSES HADUN
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGMOSES HADUN
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal MOSES HADUN
 

More from MOSES HADUN (20)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alam
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkungan
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal
 

Recently uploaded

MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenRatihPuspitaSiwi
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1RifkiIntipeNerakajah
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyEndarto Yudo
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 

Recently uploaded (15)

MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 

METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

  • 1. METODE RITTER PADA KONSTRUKSI RANGKA BATANG JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI
  • 2. KONSEP METODE RITTER Konsep dasar dalam perhitungan besarnya gaya-gaya batang pada kontruksi rangka batang statis tertentu dengan menggunakan Metode Ritter adalah memutus konstruksi rangka batang tersebut menjadi dua bagian dengan memotong batang-batangnya. Pemotongan batang-batang tersebut diupayakan maksimal memotong maksimal 3 batang yang tidak bertemu dalam satu titik simpul. Pemotongan tersebt dilakukan terhadap batang-batang yang akan dihitung besarnya gaya-gaya batangnya. Perhitungan gaya-gaya batang ditentukan berdasarkan analisis keseimbangan momen (∑M = 0). Batang yang terpotong dimisalkan sebagai batang tarik, dimana apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai positif maka pemisalan tersebut benar, sedangkan apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai negatif maka batang yang dimisalkan adalah batang tekan.
  • 3. KONSEP METODE RITTER Kelebihan dari Metode Ritter dibandingkan metode-metode yang telah dibahas sebelumnya adalah bahwa dengan metode ini dapat melakukan perhitungan gaya-gaya batang langsung ke batang yang diinginkan tanpa harus menghitung berurutan dari tepi kiri maupun kanan dari batang-batang pada kontruksi rangka batang. Misalnya apabila diinginkan untuk menghitung besarnya gaya-gaya batang pada bagian tengah kontruksi, maka gaya-gaya batang tersebut bisa langsung dihitung.
  • 4. KONSEP METODE RITTER Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan besarnya gaya-gaya batang pada konstruksi rangka batang dengan menggunakan Metode Ritter adalah sebagai berikut : 1. Memeriksa apakah konstruksi rangka batang adalah struktur statis tertentu sehingga gaya-gaya batang pada kontruksi rangka batang dapat diselesaikan secara statis tertentu. 2. Menentukan gaya-gaya reaksi yang ada pada perletakan konstruksi rangka batang status tertentu dengan cara seperti pada balok/gelar sederhana. 3. Gaya-gaya luar yang bekerja pada kontruksi rangka batang didistribusikan pada tiap titik simpul. Apabila terdapat gaya luar yang bekerja pada sebuah batang atau tidak tepat pada titik simpul, maka gaya tersebut harus didistribusikan pada titik-titik simpul pada batang tersebut.
  • 5. KONSEP METODE RITTER Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan besarnya gaya-gaya batang pada konstruksi rangka batang dengan menggunakan Metode Ritter adalah sebagai berikut : 4. Menggambarkan potongan pada kontruksi rangka batang statis tertentu yang kan dihitung gaya-gaya batangnya, yang sedapat mungkin dilakukan pemotongan dengan memotong maksimal 3 buah batang (yang belum diketahui besar gayanya). Apabila dilakukan perhitungan gaya batang untuk seluruh batang pada suatu konstruksi rangka batang statis tertentu dengan bentuk yang simetris, pemotongan dari bagian kiri dan kanan disarankan dengan pola yang sama. 5. Menghitung besarnya gaya-gaya batang berdasarkan keseimbangan momen ∑M = 0 6. Merekap besarnya gaya-gaya batang dalam bentuk tabulasi
  • 6. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER Diketahui suatu kontruksi rangka batang ABCDEFGH dengan batang vertikal dan batang horisontal masing-masing sepanjang 4 m dengan gaya p1 = 1 ton, p2 = 2 ton, dan p3 = 1 ton. Dengan menggunakan Metode Ritter, hitunglah besarnya gaya-gaya batang yang bekerja pada kontruksi rangka batang tersebut. S1 S4 S8 S5 S9 S12 S13S10S6S2 S3 S11 C D E A B G HF 4m 4m 4m 4m 4m S7 P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton
  • 7. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER S1 S4 S8 S5 S9 S12 S13S10S6S2 S3 S11 C D E A B G HF 4m S7 P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton I I II II III III VIII VIII IV IV VII VII VI VI V V RA = 2 Ton RB = 2 Ton Gambar Pemotongan Kontruksi Rangka Batang
  • 8. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER Penyelesaian : Potongan I-I ∑MF = 0 RA . 4 + S1 Sin 45˚. 4 = 0 2 . 4 + S1 Sin 45˚. 4 = 0 S1 Sin 45˚ . 4 = -8 S1 Sin 45 = -2 S1 = -2,83 Ton (Gaya Tekan) ∑MC = 0 RA . 4 + S2 . 4=0 2 . 4 + S2 . 4 = 0 -S2 . 4 = -8 S2 = 2 Ton (Gaya Tarik) S1 S2 A I I RA = 2 Ton S3 C F 4m 4m S1 S5 S6S2 S3 C A F II II RA = 2 Ton G 4m 4m 4m ∑MG = 0 RA . 8 + S3 . 4 + S1 Sin 45˚. 8 = 0 2 . 8 + S3 . 4 + (-2) . 8 = 0 S3 . 4 = 0 S3 = 0 Ton ∑MC = 0 RA . 4 + S6 . 4=0 2 . 4 + S6 . 4 = 0 -S6 . 4 = -8 S6 = 2 Ton (Gaya Tarik) Potongan II-II
  • 9. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER Penyelesaian : Potongan III-III ∑MG = 0 RA . 8 + S4 . 4 – P1 . 4 = 0 2 . 8 + S4 . 4 – 1 . 4 = 0 S4 . 4= -12 S4 = -3 Ton (Gaya Tekan) ∑MD = 0 RA . 8 – P1 . 4 – S5 . Cos 45˚ . 4 - S6 . 4 = 0 2 . 8 – 1 . 4 – S5 Cos 45 . 4 – 2 . 4 = 0 -S5 Cos 45 . 4 = -4 S5 = 1,41 Ton (Gaya Tarik) ∑ME = 0 RA . 12 – P1 . 8 – P2 . 4 – S5 Cos 45˚. 8 – S6 . 4 – S7 . 4 = 0 2 . 12 – 1. 8 - 2 . 4 – 1 . 8 – 2 . 4 – S7 . 4 = 0 -S7 . 4 = 8 S7 = -2 Ton (Gaya Tekan) ∑MG = 0 RA . 8 + P1 . 4 +S8 . 4=0 2 . 8 + 1 . 4 + S8 . 4 = 0 S8 . 4 = -12 S8 = -3 Ton (Gaya Tekan) Potongan IV-IV S1 S4 S5 S6S2 S3 C D A GF S7 P = 1 ton III III RA = 2 Ton 4m 4m 4m S1 S4 S8 S5 S9 S6S2 S3 C D A GF S7 P = 1 ton P = 2 ton IV IV RA = 2 Ton E 4m 4m 4m 4m
  • 10. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER Penyelesaian : Potongan V-V ∑MH = 0 -RB . 4 - S12 Sin 45˚. 4 = 0 -2 . 4 - S12 Sin 45˚. 4 = 0 -S12 Sin 45˚ . 4 = 8 S12 Sin 45 = -2 S12 = -2,83 Ton (Gaya Tekan) ∑ME = 0 -RB . 4 + S13 . 4=0 -2 . 4 + S13 . 4 = 0 S13 . 4 = 8 S13 = 2 Ton (Gaya Tarik) ∑MG = 0 -RB . 8 – S11 . 4 - S12 Sin 45˚. 8 = 0 -2 . 8 – S11 . 4 - (-2) . 8 = 0 -S11 . 4 = 0 S11 = 0 Ton ∑ME = 0 -RB . 4 + S10 . 4=0 -2 . 4 + S10 . 4 = 0 S10 . 4 = 8 S10 = 2 Ton (Gaya Tarik) Potongan VI-VI S12 S13 S11 E B H 4m V V RB = 2 Ton 4m S9 S12 S13S10 S11 E B G H 4m VI VI RB = 2 Ton 4m 4m
  • 11. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER Penyelesaian : Potongan VII-VII ∑MG = 0 -RB . 8 – S8 . 4 + P3 . 4 = 0 -2 . 8 – S8 . 4 + 1 . 4 = 0 -S8 . 4= -12 S8 = -3 Ton (Gaya Tekan) ∑MD = 0 -RB . 8 + P3 . 4 + S9 . Cos 45˚ . 4 + S10 . 4 = 0 -2 . 8 + 1 . 4 + S9 Cos 45 . 4 + 2 . 4 = 0 S9 Cos 45˚. 4 = 4 S9 Cos 45˚ = 1 S9 = 1,41 Ton (Gaya Tarik) ∑MC = 0 -RB . 12 + P3 . 8 + P2 . 4 + S9 Cos 45˚. 8 + S10 . 4 + S7 . 4 = 0 -2 . 12 + 1. 8 + 2 . 4 + 1 . 8 + 2 . 4 + S7 . 4 = 0 S7 . 4 = -8 S7 = -2 Ton (Gaya Tekan) ∑MG = 0 -RB . 8 + P3 . 4 - S4 . 4=0 -2 . 8 + 1 . 4 – S4 . 4 = 0 -S4 . 4 = 12 S4 = -3 Ton (Gaya Tekan) Potongan VIII-VIII S8 S9 S12 S13S10 S11 D E B G H 4m S7 P = 1 ton VII VII RB = 2 Ton 4m 4m S8 S5 S9 S12 S13S10 S11 C D E B G H 4m S7 P = 2 ton P = 1 ton VIII VIII RB = 2 Ton 4m 4m4m
  • 12. ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER Penyelesaian : Tabulasi besarnya gaya-gaya batang Batang Gaya Batang (ton) Tarik Tekan S1 - 2,83 S2 2,00 - S3 - - S4 - 3,00 S5 1,41 - S6 2,00 - S7 - 2,00 S8 - 3,00 S9 1,41 - S10 2,00 - S11 - - S12 - 2,83 S13 2,00 -