Makalah ini membahas tentang pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Dijelaskan pengertian kompos, cara pembuatan kompos melalui beberapa metode, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan. Pupuk kompos memiliki manfaat seperti memperbaiki tanah dan ramah lingkungan."
1. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 1
Kata pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatnya sehingga penulis boleh
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
akhir mata kuliah Green Chemistry di jurusan kimia Universitas Negeri Manado.
Makalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik jika tidak dibantu oleh berbagai pihak,
untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
Dra. E. A Karundeng, MSi selaku dosen mata kuliah Green Chemistry.
Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Green Chemistry.
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penyusun, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat harapkan untuk dijadikan
pelajaran kedepan.
Tondano, Mei 2014
Penyusun
2. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………... 3
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………… 3
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………………………….. 3
C. TUJUAN PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………… 3
BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………….. 4
A. PENGERTIAN KOMPOS ………………………………………………………………………………….. 4
B. CARA PEMBUATAN KOMPOS ……………………………………………………………………… 4
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN ..…………………. 5
D. MANFAAT/KEUNGGULAN PUPUK KOMPOS ………………………………………………………….. 7
BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………………………………….. 8
KESIMPULAN …………………………………………………………………………………. 8
SARAN …………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………. 9
3. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama tanah kita yang semakin hari semakin miskin akan
unsur haranya karena dampak negatif dari pupuk buatan, maka perlu adanya suatu tindakan
yang perlu dibudidayakan yaitu memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk organik.
Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun
kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara
berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan, selain itu, peranannya cukup besar
terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.
Pupuk organik salah satunya adalah pupuk kompos. Kompos adalah bahan-bahan
organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikro organisme yang
bekerja didalamnya. Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan
cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk
membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme
pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Pupuk kompos mudah dibuat dan teknologinya sederhana. Semua orang bisa mengerjakannya,
baik untuk skala pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan. Atas dasar inilah penulis
membuat makalah yang berjudul “Pembuatan Pupuk Kompos”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kompos?
2. Bagaimana cara pembuatan pupuk kompos?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengomposan?
4. Apa manfaat pupuk kompos?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Green Chemistry;
2. Untuk menjelaskan pengertian kompos;
3. Untuk menjelaskan cara pembuatan pupuk kompos;
4. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan;
5. Untuk menjelaskan manfaat/keunggulan pupuk kompos.
4. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kompos
Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti
tanaman, hewan, atau limbah organik. Secara ilmiah, organik dapat diartikan sebagai partikel
tanah yang bermuatan negatif sehingga dapat dikogulasikan oleh kation dan partikel tanah
untuk membentuk granula tanah.
Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling
lingkungan kita, bahkan kadang-kadang barang yang tidak terpakai, seperti sampah rumah
tangga, dedaunan jerami, alang-alang, rerumputan, sekam, batang jagung dan kotoran hewan.
Kompos yang merupakan pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang ramah
lingkungan. Unsur hara yang terdapat dalam kompos tidak akan merusak tanah seperti pupuk
buatan pabrik (pupuk anorganik). Kompos bersifat slow release sehingga tidak berbahaya bagi
tanaman walaupun jumlah yang digunakan cukup banyak.
Membuat kompos merupakan bentuk dari recycle, salah satu unsur dari 3 R, sehingga
dengan mengolah sampah menjadi kompos berarti ikut membantu mengurangi permasalahn
yang disebabkan sampah. Selain itu, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung
sebagai media tanam ataupun pupuk organik.
B. Cara Pembuatan Kompos
Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos dapat dilakukan oleh siapa saja, di
mana saja dan dengan berbagai cara. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
cara Krantz, Indore, dan Macdonald.
1).Cara Krantz
yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah organic, dll)
ditumpuk sampai setinggi 50 cm atau lebih. Kemudian diberi pupuk kandang sebagai aktifator,
setelah beberapa hari temperature mencapai 50⁰C-60⁰C, temperatur ini bisa mematikan
kuman-kuman serta biji-biji tanaman pengganggu. Tumpukan diinjak-injak sehingga keadaan
menjadi anaerob, selanjutnya ditambahkan bahan-bahan mentah sehingga tumpukan
mencapai sekitar 80 cm, demikian seterusnya perlakuan penamabahan dilakukan sampai
tumpukan menjadi tinggi sekitar 1,5 m. kemudian tumpukan harus ditutup dengan lapisan
tanah bagian atasnya, perlakuan demikian untuk mencegah kehilangan N lebih lanjut dan juga
5. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 5
melindungi kompos dari pengaruh teriknya sinar matahari. Setelah 3 bulan biasanya kompos
telah matang dan dapat dipergunakan.
2). Cara Indore
yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah, bahan organik, dll)
ditumpuk berlapis-lapis setinggi ± 60 cm dengan ukuran panjang, Lebar 2,5 x 2,5 cm. Setiap
lapis tingginya sekitar 15 cm, jadi bagi ketinggian 60 cm harus dibuat 4 lapis. Diantara lapisan-
lapisan diberikan pupuk kandang sebagai lapis yang tipis, atau disiram dengan cairan pupuk
kandang. Lakukan perlakuan pembalikan, lapisan-lapisan kompos itu secara teratur, yaitu pada
hari ke15, 30 dan 60. Pembalikan ini dimaksud untuk meratakan penguraian. Pada pembalikan
ini lapisan 1 dan ke 4 disatukan dan juga lapisan ke 2 dan ke 3 disatukan dan tumpukan ke 1
diletakkan dibawah dan tumpukan ke 2 diatasnya setelah umur kompos 60 hari kedua
tumpukan disatukan dan dilakukan pembalikan secara merata, agar kompos tetap dalam
keadaan anaerob perlu ditempatkan dibawah atap agar tidak terkena air hujan (Sutedjo, 2008).
3). Cara Macdonald
menggunakan bahan-bahan mentah, (batang-batang kecil dan daun-daunan, serasah
atau sampah tanaman) dimasukkan kedalam tempat tumpukan bahan-bahan mentah dan
mencapai tinggi sekitar 1 m, setiap 20 cm tinggi tumpukan diberi aktifator misalnya pupuk
kandang atau sayuran yang telah busuk untuk pengembangan bakteri. Didalam tumpukan itu
akan menimbulkan panas, dalam keadaan panas biji-biji tanaman dan larva hama tanaman
dapat terbunuh, pada waktu kering segera siramkan cairan pupuk kandang secukupnya dan
kemudian tutup kembali, setelah 2 sampai 3 bulan kompos dapat digunakan.
C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu;
1. Nilai C/N Bahan
Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan
semakin singkat
2. Ukuran Bahan
Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses pengomposannya, karena
semakin luas bahan yang tersentuh bakteri, untuk itu bahan perlu dicacah agar berukuran kecil.
Bahan yang keras sebaiknya dicacah hingga 0,5-1 cm, sedngkan benda yang tidak keras
dicacah dengan ukuran agak besar sekitar 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak terlalu keras
6. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 6
sebaiknya tidak terlalu kecil, karena bahan yang terlalu hancur (banyak air) kurang baik (
kelembapannya terlalu tinggi)
3. Komposisi Bahan
Pengomposan dari berbagai bahan akan lebih baik dan lebih cepat. Pengomposan bahan
organik dari tanaman akan lebih cepat bila ditambah dengan kotoran hewan, ada juga yang
menambah bahan makanan dan zat pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme sehingga
selain dari bahan organik, mikroorganisme juga mendapat makanan dari luar.
4. Jumlah Mikroorganisme
Biasanya dalam proses ini yang bekerja adalah bakteri, fungi, Actinomycetes, dan
protozoa, sering ditambahkan mikroorganisme dalam bahan yang akan dikomposkan, dengan
bertambahnya mikroorgisme maka semakin cepat pengomposan .
5. Kelembapan dan Aerasi
Umumnya mikroorganisme tersebut dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40-
60%. Kondisi tersebut harus dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal.
Kelembapan yang lebih rendah atau lebih timggi dapat menyebabkan mikroorganisme tidak
berkembanng atau mati. Adapun kebutuhan aerasi tergantung dari proses berlanngsungnya
pengomposan tersebut aerobik atau anaerobik.
6. Temperatur
Temperatur optimal sekitar 30⁰-50⁰ C (hangat). Temperatur tinggi maka organisme
akan mati. Temperatur relatif rendah mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam
keadaan dorman. Aktivitas mikroorganisme dalam pengomposan tersebut juga menghasilkan
panas sehingga untuk menjaga temperatur yang tetap optimal sering dilakukan pembalikan.
Namun ada mikrobe yang bekerja pada temperatur yang relatife tinggi yaitu 80o C seperti
trichoderma pseudokoningi dan cytopagha sp. Kedua mikrobe ini dijadikn aktivator dalam
proses pengomposan skala besar atau skala industri, seperti pengomposan tandan kosong
kelapa sawit.
7. Keasaman pH
Keasaman atau pH dalam tumpukan kompos juga mempengaruhi aktivitas
mikroorganisme. Kisaran pH yang baik yaitu sekitar 6,5-7,5 (netral). Oleh karne itu dalam
pengomposan sering ditambah kapur atau abu dapur untuk menaikkan pH
7. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 7
D. Manfaat / Keunggulan Pupuk Kompos
Pupuk kompos memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Memperbaiki struktur tanah. Lahan pertanian yang sudah terlalu lama dipupuk dengan
pupuk kimia, terutama urea ( pupuk dengan kandungan N tinggi) akan menjadi keras, liat, dan
asam. Pupuk kompos yang remah, gembur akan memperbaiki pH dan struktur tanah
2. Memiliki kandungan mikro dan makro yang lengkap, meskipun kandungan mikro dan makro
dalam kompos sedikit, tetapi kelengkapannya sangat di butuhkan tanaman. Tanaman yang
kehilangan salah satu mikro maupun makro akna terhambat pertumbuhannya, bahkan dapat
menyebabkan tanaman tidak bisa menyerap unsur hara yang diperlukan .
3. Ramah Lingkungan. Pemakaian kompos dalam pertanian maupun hobi bercocok tanam yang
ramah lingkungan, dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia, akan menjaga kelestarian
lingkungan
4. Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri
5. Mampu menyerap dan menampung air lebih lama dibandingkan dengan pupuk kimia
6. Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan
unsur hara.
8. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti
tanaman, hewan, atau limbah organik. Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah
ditemukan di sekeliling lingkungan kita. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 Cara
yaitu: 1) Cara Krantz, 2) Cara Indore, dan 3) Cara Macdonald.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu : Nilai C/N Bahan,
Ukuran Bahan, Komposisi Bahan, Jumlah Mikroorganisme, Kelembapan dan Aerasi,
Temperatur, dan Keasaman pH
Keunggulan pupuk kompos yakni : Memperbaiki struktur tanah, Memiliki kandungan
mikro dan makro yang lengkap, Ramah Lingkungan, Mudah didapat bahkan dapat di buat
sendiri, Mampu menyerap dan menampung air lebih lama, dan Membantu meningkatkan
mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara.
B. SARAN
Kesadaran akan lingkungan yang perlu dijaga, diolah, dan dirawat sangatlah penting.
Lingkungan sekitar kita memiliki banyak potensi sebagai sumber daya alam, sebagai contoh
pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos, menjadi suatu hal yang berguna bukan.
Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial bertanggung jawab mengolah lingkungan
sekitar, mendaur ulang sampah organik dan anorganik, mengolah sampah yang bisa dijadikan
kompos. Sehingga nilai sampah itu sendiri tidak hanya terletak pada hal negatif namun setelah
diolah menjadi hal yang positif bagi kita semua.
9. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 9
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia,R.2007. Cara Praktis Membuat Kompos. Jakarta: PT. Agromedia
Alamendah, 2011. Cara Sederhana Membuat Kompos Skala Rumah
Tangga.. http://alamendah.wordpress.com/2011/04/18/cara-sederhana-membuat-kompos-
skala rumah-tangga/ diakses tanggal 27/05/2014
Indriani,Yovita Hety.2002.Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya
Sutanto,R.2002. Penerapan Pertanian Organik . Jogjakarta: Kaninus
Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta