3. DAFTAR ISI
A. Berekspresi
B. Bereksperimen
C. Pengertian Dasar Seni Lukis
1 . Mengamati 4 . Menalar
2 . Menayangkan 5 . menyajikan
3 . mencoba
1 . Penciptaan seni rupa murni
2. Aspek operasional
1 . Ruang lingkup seni lukis 4 . tekstur
2 . Unsur visual 5 . bentuk
3 . ruang
5. A. BEREKSPRESI
1 . Mengamati
Pertama-tama, marilah kita melakukan pengamatan terhadap realitas internal dari
kehidupan spiritual kita, misalnya dengan cara memusatkan perhatian pada
kehidupan rohani kita, hal itu mungkin berkenaan dengan cita- cita, emosi, intuisi,
gairah, nalar, kepribadian dan pengalaman-pengalaman kejiwaan lain yang sekarang
kita alami.
2 . Menayangkan
Kemudian kita dapat bertanya kepada diri sendiri, gejala kejiwaan mana yang paling
bermasalah, yang paling penting untuk diekspresikan lewat kegiatan melukis.
Diharapkan dengan cara itu kehidupan batin kita akan menjadi lebih tenang, sehat,
dan seimbang. Lalu tetapkanlah itu sebagai gagasan atau sumber inspirasi kreativitas
kita. (penentuan tema atau subject matter).
3 . Mencoba
Selanjutnya cobalah mereka-reka wujud visual gagasan tersebut, dalam imajinasi kita,
lalu buatlah sketsa-sketsa alternatif bagaimana rupa karya lukisan yang kita inginkan,
apakah figuratif menyerupai bentuk-bentuk alamiah, semi figuratif karena telah
mengalami distorsi dari bentuk alamiahnya, atau non figuratif, yang sama sekali tidak
melukiskan gejala alamiah lagi, melainkan hanya bentuk-bentuk abstrak. Tidak ada
batasan yang dapat mengekang kebebasan kreatif kita dalam memilih gambaran wujud
lukisan. Batasannya adalah pencapaian kepuasan berekspresi, sama dengan
terealisasinya suatu gagasan menjadi lukisan.
6. A. BEREKSPRESI
4 . Menalar
Dari sejumlah sketsa yang telah kita buat sebelumnya, analisislah kekuatan
dan kelemahan setiap sketsa. baik dari aspek konseptual, visual, dan
kemungkinan penggunaan media teknik berkarya yang sesuai. Pilihlah
salah satu sketsa paling representatif yang memenuhi harapan kita.
Kemudian berekspresilah dengan penuh rasa percaya diri. Untuk menandai
lukisan telah selesai atau belum, tolok ukurnya adalah kepuasan yang kita
alami. Jika rasa puas itu telah muncul dalam hati kita, kepuasan
mempersepsi wujud lukisan yang kita ciptakan, maka lukisan itu dapat
dibubuhi dengan tanda tangan atau inisial kita. Sebagai bukti kitalah
penciptanya, dan kita bertanggung jawab penuh atas ciptaan tersebut.
5 . Menyajikan
Pengertian penyajian sebuah lukisan, berbeda dengan penyajian makalah
dalam kegiatan seminar atau diskusi. Dalam konteks ini kita mengerjakan
pemberian bingkai yang sesuai, baik ukurannya, warnanya, maupun
kesesuaian dengan aliran lukisan kita. Selanjutnya menulis ringkasan
konsep, deskripsi visual, pembuatan label (judul lukisan, tahun, media yang
digunakan, ukuran, nama pencipta, serta foto karya lukisan).
7. B. BEREKSPERIMEN
1 . Penciptaan seni rupa murni
Bereksperimen dalam Seni RupaPenciptaan seni rupa murni adalah kegiatan
berkarya seni lukis, seni grafis, seni patung, seni serat, dan lain-lain, untuk
mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalaman kehidupan menjadi suatu
perwujudan visual yang dilandasi dengan kepekaan artistik. Kepekaan artistik
disini dapat berarti "memerlukan kemampuan dalam mengelola atau
mengorganisir elemen-elemen visual untuk mewujudkan gagasan menjadi sebuah
karya nyata".
a.Aspek Konseptual
1) Penemuan Sumber Inspirasi
2) Penetapan Interes Seni
3) Penetapan Interes Bentuk
4) Penetapan Prinsip estetik
a.Aspek visual
Struktur Visual
Komposisi
Gaya pribadi
8. B. BEREKSPERIMEN
2. Aspek Operasional dalam Bereksperimen dalam Seni Rupa
Langkah-langkah kerja dalam proses perwujudan karya secara keseluruhan
dimulai dari penetapan bahan, peralatan utama dan pendukung, serta teknik-
teknik dalam memperlakukan bahan beserta peralatannya. Seluruh proses
tersebut dikelompokkan ke dalam tiga tahap:
1. Tahap persiapan. Melakukan pengadaan dan pengolahan bahan utama, bahan
pendukung, dan pengadaan peralatan.
2. Tahap Pelaksanaan. Berkenaan dengan pengalaman artistik, aktivitas proses
kreasi dari awal sampai selesai.
3. Tahap akhir. Karya seni rupa yang sudah selesai diciptakan, masih
membutuhkan tindakan-tindakan khusus agar siap untuk dipamerkan. Jenis
karya seni rupa tertentu memerlukan pembersihan secara menyeluruh, lapisan
pengawet (coating), atau lembaran kaca dan bingkai. Jenis lain membutuhkan
kemasan. Semuanya harus digarap dengan baik dan benar, sampai sebuah
karya seni rupa sudah siap untuk dipamerkan.
9. C. PENGERTIAN DASAR SENI LUKIS
1 . Ruang lingkup seni lukis
Secara teknis lukisan adalah pembubuhan pigmen atau wama dengan bahan
pelarut di atas permukaan bidang dasar, seperti pada kanvas, panel untuk
menghasilkan sensasi atau ilusi ruang, gerakan, tekstur, untuk
mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif, baik yang sifatnya
intelektual, emosi, simbolik, relegius, dan lain-lain.
10. 2. Unsur Visual
Garis Warna Hangat dan Warna
Sejuk
Warna Warna Kromatik dan
Akromatik
Sifat Warna Warna Objek dan Warna
Pigmen
Notasi Warna
Warna-Warna Antara
Unsur terpenting dalam karya seni rupa adalah garis, warna,
Sifat Warna,Warna Objek dan Warna Pigmen, Notasi Warnaa
Warna-Warna Antara. Elemen atau unsur yang dapat dilihat
dalam seni rupa merupakan sebuah bagian yang penting dalam
menciptakan karya seni rupa. Elemen rupa merupakan obyek
material yang akan disusun agar menjadi sebuah karya seni.
Unsur-unsur atau elemen tersebut diantaranya: garis, bidang,
tekstur, gelap terang, warna, nada/irama (rhytme), dan
komposisi. Sebagai berikut :
11. 3. Ruang
RUANG, SPACE, EXTENS OR AREA OF GROUND, SURFACE ETC. ARTINYA, RUANG ADALAH
KELUASAN DARI SUATU BIDANG ATAU PERMUKAAN. DALAM DESIGN ELEMENTER
DISEBUTKAN RUANG BISA DIKATAKAN BENTUK DUA ATAU TIGA DIMENSIONAL, BIDANG
ATAU KELUASAN. KELUASAN POSITIF
ATAU NEGATIF YANG DIBATASI OLEH LIMIT.
4. Tekstur
ADA UMUMNYA PELUKIS MEMANFAATKAN TEKSTUR YANG MERUPAKAN KUALITAS DARI
SUATU PERMUKAAN, NILAI KESAN RABA ATAU BERKAITAN DENGAN INDRA PERABA.
SUATU STRUKTUR PENGGAMBARAN PERMUKAAN OBJEK, SEPERTI BUAH-BUAHAN, BATU,
KAIN, KULIT, RAMBUT, BARANG ELEKTRONIK, DAN LAIN SEBAGAINYA. TEKSTUR BISA
KASAR, HALUS, LUNAK, KERAS, BERBUTIR, BISA JUGA KASAR ATAU LICIN, TERATUR, ATAU
TIDAK BERATURAN, SESUAI DENGAN KUALITAS YANG AKAN DIEKSPRESIKAN SANG
PELUKIS.
12. 5. Bentuk
SEMUA KARYA SENI RUPA TENTU MEMILIKI BENTUK, APAKAH BENTUK TERSEBUT EALISTIK ATAU
ABSTRAK, REPRESENTASIONAL ATAU NON REPRESENTASIONAL, DIRANCANG DENGAN CERMAT ATAU
DIHASILKAN DENGAN SPONTAN. APAPUN JENIS DAN ALIRAN SENI LUKIS, SEMUANYA MERUPAKAN
PENGORGANISASIAN ELEMEN RUPA MENJADI BENTUK SENI. DALAM TEORI SENI, PEMAKAIAN ISTILAH
BENTUK MERUPAKAN TERJEMAHAN DARI BAHASA INGGRIS "SHAPE", SEDANGKAN ISTILAH WUJUD
MERUPAKAN TERJEMAHAN DARI "FORM". BENTUK BIASANYA DIARTIKAN SEBAGAI ASPEK VISUAL,
BAGIAN-BAGIAN YANG TERGABUNG MENJADI SATU YANG DISEBUT RUPA ATAU WUJUD. WUJUD
MENGANDUNG PENGERTIAN YANG KHAS DALAM KONTEKS SENI RUPA. BENTUK DALAM PENGERTIAN
SENI LUKIS MEMILIKI BANYAK SEGI, ADA BENTUK FIGURATIF, BENTUK SEMI FIGURATIF DAN BENTUK
NON FIGURATIF. BENTUK FIGURATIF BISA MENGHASILKAN BENTUK IMITATIF YAITU BERUPAYA MENIRU
SEGALA BENTUK PERWUJUDAN BENDA-BENDA ALAM (KEINDAHAN ALAM PEGUNUNGAN, FAUNA,
FLORA, PANTAI, DAERAH PERTANIAN, POTRET, DALAM SETTING ALAMIAHNYA) ATAU BENTUK-
BENTUK CIPTAAN MANUSIA (SEPERTI PABRIK, ISTANA, KOTA, MENARA, PELABUHAN, HOTEL, DAN
LAIN-LAIN) OBJEK INI DI LUKIS PERSIS SEPERTI KEADAAN ASLINYA.
13. D. PENCIPTAAN DESAIN
Desain sebagai kata kerja berarti proses penciptaan objek baru,
sedangkan sebagai kata benda desain berarti hasil akhir sebuah proses
kreatif baik dalam wujud rencana, proposal, atau karya desain sebagai
objek nyata.
Sebagai aktivitas reka letak atau perancangan, desain dikerjakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan benda-benda fugsional yang
estetis.
Proses kreasi desain mencakup
(1) studi pendahuluan
(2) Profil Pasar dan Segmen Konsumen.
(3) Alternatif Desain,
(4) Uji coba, dan
(5) Standar prosedur Produksi.
14. E. PRINSIP DESAIN
1. Keselarasan (harmony)
Dalam suatu desain adalah keteraturan tatanan di antara bagian-bagian
desain, yaitu susunan yang seimbang, menjadi satu kesatuan yang
padu dan utuh, masing-masing saling mengisi sehingga mencapai
kualitas yang disebut harmoni.
2. Kesebandingan (proportion)
Merupakan perbandingan antar satu bagian dengan bagian lain, atau
antara bagian-bagian dengan unsur keseluruhan secara visual
memberikan efek menyenangkan, artinya tidak timpang atau janggal
baik dari segi bentuk maupun warna.
3. Irama (rythme)
Dalam pengertian visual dapat dirasakan karena ada faktor pengulangan
di atas bidang atau dalam ruang, yang menyebabkan timbulnya efek
optik seperti gerakan, getaran, atau perpindahan dari unsur yang satu
ke unsur yang lain.
15. 4. Keseimbangan (balance)
Dalam penciptaan desain adalah upaya penciptaan karya yang memiliki
daya tarik visual. Kesimbangan pada unsur dan bagian desain, maupun
pada keindahan dan fungsi desain.
5. Penekanan (emphasis)
Dalam merealisasi gagasan desain, adalah penentuan faktor utama yang
ditonjolkan karena kepentingannya, ada faktor pendukung gagasan yang
penyajiannya tidak perlu mengundang perhatian, meski kehadirannya
dalam keseluruhan desain tetap penting.