SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  95
Télécharger pour lire hors ligne
Drs. Wanwan Setiawan, M.M
STRUKTUR DAN
FUNGSI
TUMBUHAN
UNTUK GURU SD
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
untuk Program BERMUTU
Hak Cipta pada PPPTK IPA
Dilindungi Undang-Undang
STRUKTUR DAN FUNGSI
TUMBUHAN
UNTUK GURU SD
Penulis
Drs. Wanwan Setiawan, M.M
Penelaah
Drs. M. Sohib, M.Sc.Ed
Drs. M. Syarif, M.Si
Desainer Grafis
Irman Yusron, S.Sos., Agus Maulani, A.Md., Dani Suhadi, S.Sos.
Penata Letak/Setter
Rini Nuraeni, M.Si
Diterbitkan oleh
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
untuk Program BERMUTU
Tahun Cetak
2009
BERMUTU iiiBetter Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading
KATA SAMBUTAN
Program BERMUTU (Better Education through Reform Management and Universal
Teacher Upgrading) merupakan upaya sistematis dalam meningkatkan mutu
pendidikan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai institusi, baik di tingkat
nasional, provinsi, maupun kabupaten. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini, tidak
terhenti sampai dengan kabupaten, tetapi memberdayakan forum asosiasi Pendidik
dan Tenaga Kependidikan pada unit terkecil, yaitu KKG (Kelompok Kerja Guru) dan
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).
Pemberdayaan secara optimal forum KKG dan MGMP, memerlukan berbagai
dukungan dari kita semua, baik dalam hal fasilitasi pada tingkat kebijakan maupun
dukungan pada tataran bahan analisis riil kasus, yaitu Modul Suplemen BBM (Bahan
Belajar Mandiri). PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan), sebagai salah satu institusi yang berperan dalam
pengembangan bahan belajar sesuai dengan bidang studinya telah menghasilkan
modul suplemen BBM. Suplemen BBM yang dikembangkan ini, meliputi suplemen
BBM: Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa (Indonesia dan Inggris), Matematika, dan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Adapun PPPPTK yang terlibat dalam pengembangan modul
suplemen BBM yaitu PPPPTK IPA, PPPPTK Matematika, PPPPTK IPS dan PKn, dan
PPPPTK Bahasa.
Modul suplemen BBM yang dikembangkan merupakan suplemen dari bahan belajar
dalam forum KKG dan MGMP yang dilaksanaakan dalam kurun waktu 16 kali
pertemuan (minggu), sesuai dengan program BERMUTU. Program 16 kali pertemuan
ini diharapkan dapat membawa dampak dalam hal peningkatan kompetensi
berkelanjutan (CPD: Continuous Professional Development), dan diharapkan dapat
memperoleh pengakuan angka kredit (RPL: Recognition of Prior Learning). Dalam
pengembangannya, modul ini disusun oleh Widyaiswara PPPPTK sebagai unsur NCT
(National Core Team), yang melibatkan unsur Dosen LPTK, WI LPMP, dan Guru
Pemandu untuk meninjau secara komprehensif. Dosen LPTK meninjau modul, antara
lain berdasarkan kesesuaian dengan struktur keilmuan dan kesesuaian dengan mata
kuliah tertentu di LPTK. Guru Pemandu (SD dan SMP) mengkaji modul antara lain,
berdasarkan keterpakaian di KKG dan MGMP dan keterbacaan bagi guru serta
kesesuaian dengan masalah yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas profesi.
Aspek strategi pembahasan modul ini juga digunakan sebagai dasar untuk
menganalisis keterlaksanaan pembahasan modul agar tinggi tingkat
keterlaksanaannya dan dapat terpakai secara signifikan oleh guru dalam
pembelajaran.
Jakarta, medio September 2009
Dirjen PMPTK
Dr. H. Baedhowi
NIP. 19490828 1979031 1 001
iv BERMUTU KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Modul Suplemen BBM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikembangkan
oleh PPPPTK IPA. Modul ini ditinjau juga oleh dosen LPTK, Widyaiswara LPMP, dan
Guru Pemandu (SD dan SMP). Jumlah modul yang dikembangkan berjumlah 20 buku
terdiri atas Sembilan modul untuk kegiatan di KKG dan 10 untuk kegiatan MGMP serta
satu panduan sistem pelatihan.
Modul untuk guru SD meliputi: Pengembangan Perangkat Pembelajaran; Penilaian
Hasil Belajar; Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan; Model Pembelajaran
Terpadu; Hakikat IPA dan Pendidikan IPA; Struktur dan Fungsi Tumbuhan; Benda,
Sifat dan Kegunaannya; Energi dan Perubahannya; Bumi dan Alam Semesta.
Modul untuk guru SMP meliputi: Pengembangan Perangkat Pembelajaran; Penilaian
Hasil Belajar; Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif; Hakikat IPA dan
Pendidikan IPA; Materi dan Sifatnya; Kegunaan Bahan Kimia dalam Kehidupan; Energi
dan Perubahannya; Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan; Sistem Tata Surya; dan
Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Panduan sistem pelatihan, diharapkan dapat sebagai pedoman bagi penyelenggara
yaitu LPMP, Dinas Pendidikan, PCT, DCT, dan Guru Pemandu mengelola pelatihan
dalam program BERMUTU. Dengan demikian pelaksanaan penyelenggaraan
peningkatan kompetensi guru sesuai dengan standar dan memperoleh pencapaian
sesuai dengan yang diharapkan.
Bandung, medio September 2009
Kepala PPPPTK IPA,
Herry Sukarman, MSc.Ed
NIP. 19500608 197503 1 002
BERMUTU vBetter Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Deskripsi Singkat 1
C. Tujuan 4
D. Program Penyajian 4
BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 9
A. Tubuh Tumbuhan 9
1. Sistem tunas dan sistem akar 10
2. Sistem tunas 18
3. Sistem akar 23
4. Tumbuhan berkayu 27
B. Nutrisi dan sistem pengangkutan pada tumbuhan 31
1. Kebutuhan nutrisi 31
2. Pengendalian penyerapan nutrisi 37
3. Pengangkutan dan konservasi air 39
4. Penyimpanan dan pengangkutan bentuk-bentuk senyawa organik 44
C. Adaptasi batang, daun, dan akar pada tumbuhan 49
D. Reproduksi pada tumbuhan 52
1. Model-model reproduksi 53
2. Pembentukan gamet pada bunga 55
3. Mikrospora menuju serbuk sari 57
4. Megaspora menuju telur 58
5. Penyerbukan dan pembuahan 59
6. Pembentukan biji dan buah 63
E. Aplikasi dalam Pembelajaran 66
BAB III RANGKUMAN 69
BAB IV EVALUASI 73
DAFTAR PUSTAKA 79
LAMPIRAN LKS
vi BERMUTU DAFTAR ISI/DAFTAR GAMBAR/DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Skema Tubuh Tumbuhan 10
Gambar 2.2. Potongan melintang batang tumbuhan Angiospermae 11
Gambar 2.3. Contoh Jaringan Dasar. Penampang melintang batang bunga
matahari. 12
Gambar 2.4. Sklereid daging buah pir 13
Gambar 2.5. Contoh sel-sel pada xylem dan floem tersusun dalam suatu ikatan
berada pada jaringan dasar suatu batang. 14
Gambar 2.6. Tipe-tipe sel utama pada xilem yang mengalirkan air dan garam-
garam mineral terlarut. 15
Gambar 2.7. (a) Penampang melintang batang jagung, menunjukkan bagian
epidermis
(b) Permukaan epidermis daun jagung 16
Gambar 2.8. Perkiraan lokasi meristem primer (kuning) dan meristem lateral
(merah) pada tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan primer
dan pertumbuhan sekunder. 17
Gambar 2.9. Struktur batang jagung; tumbuhan monokotil 18
Gambar 2.10. Struktur batang alfalfa; tumbuhan dikotil 19
Gambar 2.11. (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan koleus
(b) dan (c) mikrograf skaning elektron ujung tunas tumbuhan yang
sama 19
Gambar 2.12. a. sketsa susunan kuncup pada cabang pohon walnut berumur 3
tahun. b-d. Pembentukan daun pada pohon dogwood 20
Gambar 2.13. Bentuk umum daun tumbuhan dikotil (kiri) dan daun tumbuhan
monokotil (kanan). Gambar atas memperlihatkan contoh beberapa
daun tunggal dan daun majemuk. 21
Gambar 2.14. Tulang daun; Jalinan anak tulang daun tersebar di jaringan
fotosintetik 22
Gambar 2.15. struktur internal daun; menunjukkan sel-sel daun yang berbeda. 22
Gambar 2.16. Sistem akar tunggang; b. Sistem akar serabut 23
Gambar 2.17. Gambaran mikrograf ujung akar jagung 24
BERMUTU viiDAFTAR ISI/DAFTAR GAMBAR/DAFTAR TABEL
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gambar 2.18. Penampang melintang akar jagung; Pembagian jaringan dasar:
empulur dan korteks.
25
Gambar 2.19. Penampang melintang akar muda 26
Gambar 2.20. Plasmodesmata, suatu saluran yang melintasi dinding sel. 26
Gambar 2.21. Pembentukan akar lateral 27
Gambar 2.22. Struktur batang tumbuhan berkayu, memperlihatkan pertumbuhan
sekunder 28
Gambar 2.23. Hubungan antara kambium vaskuler dan sel-sel turunannya (xilem
sekunder dan floem sekunder). 29
Gambar 2.24. Pertumbuhan sekunder pada akar dikotil (penampang melintang). 29
Gambar 2.25. Lokasi kambium vaskuler pada batang tua memperlihatkan
pertumbuhan sekunder 30
Gambar 2.26. Lapisan pertumbuhan tahunan atau lingkar tahunan batang pinus
(kiri). Gambaran mikrograf pola pertumbuhan tahunan tumbuhan
dikotil: Querecus rubra (kanan). 30
Gambar 2.27. Pengambilan makanan pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan 35
Gambar 2.28. Rambut akar 36
Gambar 2.29. Lokasi dan fungsi pita kaspari dalam akar. 38
Gambar 2.30. Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan. 38
Gambar 2.31. Teori tegangan kohesi pengangkutan air 40
Gambar 2.32. Penjelasan akumulasi kalium pada sel penutup stomata yang
membesar. 42
Gambar 2.33. Tetesan madu dari ujung ekor kutu daun yang memakan gula yang
diambil dari floem tumbuhan. 45
Gambar 2.34. Penampang membujur irisan sel utama pada floem. 45
Gambar 2.35. Tahapan pemindahan nutrisi 48
Gambar 2.36. Siklus hidup tumbuhan berbunga pada umumnya. 54
Gambar 2.37. Susunan bagian-bagian bunga dengan putik tunggal. 55
Gambar 2.38. Tempat beberapa bagian bunga mawar. 56
Gambar 2.39. Skaning mikrograf serbuk sari a. ros, b. rumput, c. jenis lain dari
serbuk sari. 57
Gambar 2.40. Tahap perkembangan gametofit jantan. 58
Gambar 2.41. Beberapa tahap perkembangan tumbuhan dikotil 62
Gambar 2.42. Irisan membujur biji jagung 64
Gambar 2.43. Berbagai jenis buah; a. Nanas, buah majemuk, b. Mahoni, buah
kering, c. Strawberi, buah agregat 65
viii BERMUTU DAFTAR ISI/DAFTAR GAMBAR/DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1. Elemen Esensial Tumbuhan Darat 10
Tabel 2.2. Peran Mineral bagi Tumbuhan 20
BERMUTU 1Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran pengembangan Program BERMUTU adalah untuk mendukung upaya
peningkatan kualitas dan kinerja guru melalui peningkatan penguasaan materi
pembelajaran dan keterampilan mengajar di kelas. Untuk mendukung tercapainya
sasaran pengembangan program tersebut, khususnya dalam hal peningkatan
penguasan materi pembelajaran, PPPPTK mengembangkan modul-modul/bahan
diklat yang akan digunakan dalam kegiatan di KKG dan MGMP.
Seperti diketahui, guru-guru SD yang ada saat ini memiliki latar belakang
pendidikan yang bervariasi, tidak spesifik dengan latar belakang mata pelajaran
tertentu seperti halnya pada guru sekolah lanjutan. Dalam hal ini, tidak banyak
guru SD yang memiliki latar belakang pendidikan IPA secara khusus. Selain itu,
ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu terus berkembang. Demikian
pula halnya di bidang ilmu pengetahuan alam. Kemajuan ini tentunya perlu diikuti
oleh semua guru sehingga ilmu pengetahuan yang disampaikan kepada peserta
didik selalu mengikuti perkembangan. Berdasarkan hal tersebut di atas,
diharapkan modul ini dapat membantu memecahkan masalah tersebut.
B. Deskripsi Singkat
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Permendiknas No 22 Th 2006
tentang Standar Isi Mata pelajaran IPA SD) meliputi empat aspek (1) Makhluk
hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) Benda/materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas; (3) Energi dan perubahannya meliputi:
gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; dan (4) Bumi
dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
Modul ini (Struktur dan Fungsi Tumbuhan) disusun sebagai bahan
pengayaan guru SD agar lebih mantap dalam melaksanakan pembelajaran
2 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
sewaktu membahas salah satu dari aspek “Makhluk hidup dan proses kehidupan”
yaitu tentang tumbuhan. Materi tumbuhan yang harus dikuasai siswa sesuai
tuntutan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk kelas tinggi
tersebar mulai di kelas 4 (struktur akar, batang, daun, dan bunga); kelas 5 (cara
tumbuhan hijau membuat makanan, ketergantungan manusia dan hewan pada
tumbuhan, dan penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya); kelas 6 (ciri-
ciri khusus yang dimiliki tumbuhan, dan perkembangbiakkan tumbuhan). Namun
demikian lingkup materi yang dibahas dalam modul ini tidak seluruhnya dapat
memberikan pencerahan sesuai dengan tuntutan SK dan KD di atas, karena salah
satu materi IPA di kelas 5 (cara tumbuhan hijau membuat makanan) tidak
termasuk dalam lingkup struktur dan fungsi tumbuhan melainkan termasuk dalam
lingkup fisiologi tumbuhan.
Secara garis besar materi yang dibahas adalah sebagai berikut.
Pembahasan diawali dengan memperkenalkan tubuh tumbuhan berdasarkan
morfologi (bentuk tubuh) dan anatomi (struktur internal) tumbuhan berbunga atau
angiospermae. Tubuh tumbuhan dibedakan dalam dua sistem utama yaitu: (1)
sistem akar (root system), yaitu bagian tumbuhan yang biasanya ada di dalam
tanah, seperti akar, umbi, dan rizoma; (2) sistem tunas (shoot system). Sistem
tunas adalah bagian tumbuhan yang biasanya berada di atas tanah, termasuk
organ-organ seperti daun, tunas, batang, bunga, dan buah. Dalam sistem tunas
dan sistem akar pada tumbuhan muda memiliki tiga jaringan utama yaitu: (1)
jaringan dasar (ground tissue), (2) jaringan pembuluh, tersebar di dalam jaringan
dasar, dan (3) jaringan dermal. Masing-masing jaringan sambung menyambung di
seluruh tubuh tumbuhan.
Tumbuhan tumbuh pada bagian ujung-ujungnya yaitu pada ujung akar dan
ujung tunas. Pada setiap bagian ujung itu terdapati daerah yang ditempati oleh
sel-sel yang tidak berdiferensiasi (meristem apikal). Sel-sel ini membelah dengan
cepat, memanjang, dan berkembang menjadi sel-sel khusus yaitu jaringan dermal,
jaringan dasar, dan jaringan vaskular. Pertumbuhan pada ujung-ujung akar dan
tunas itu menghasilkan jaringan primer dalam tubuh tumbuhan.
Banyak tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan sekunder, yang
meningkatkan diameter akar dan batang tumbuhan. Tubuh sekunder tumbuhan
terdiri atas jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder yaitu:
kambium pembuluh yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) floem, serta
kambium gabus yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
BERMUTU 3BAB I PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
menggantikan epidermis pada batang dan akar. Pertumbuhan sekunder akan
menghasilkan suatu jaringan yang biasa kita sebut dengan istilah kayu.
Selanjutnya adalah pembahasan mengenai nutrisi tumbuhan serta
pengangkutannya. Banyak aspek dari struktur dan fungsi tumbuhan yang secara
adaptif merespon terhadap suatu keadaan kekurangan air, mineral, dan sumber
lingkungan lainnya.
Daun memiliki suatu pintu lintasan (stomata) yang terbentang pada
epidermis. Kebanyakan tumbuhan memelihara air dengan menutup stomata pada
malam hari. Tumbuhan akan kehilangan air pada siang hari, ketika stomata tetap
terbuka sehingga karbondioksida dapat masuk dan berpindah ke dalam daun
(yang digunakan dalam proses fotosisntesis).
Tumbuhan memiliki mekanisme khusus untuk pengangkutan air. Air tertarik
“mendaki” dari akar menuju bagian tumbuhan yang bersifat aerial. Air berpindah
melalui xilem sebagai hasil penguapan dari bagian-bagian tumbuhan (transpirasi).
Pengangkutan sukrosa dan senyawa organik lainnya pada tumbuhan dilakukan
dengan suatu mekanisme khusus yang disebut translokasi. Pengangkutan terjadi
di dalam suatu sistem tabung penyaring saling berhubungan yang meluas
sepanjang tumbuhan. Translokasi terjadi karena perbedaan tekanan turgor dalam
tabung penyaring dimana senyawa-senyawa dimasukkan ke dalam sistem dan
dikeluarkan dari sistem.
Bahasan mengenai reproduksi pada tumbuhan menyangkut reproduksi
seksual dan reproduksi aseksual. Pada tumbuhan berbunga, reproduksi seksual
membutuhkan produksi spora seperti halnya gamet. Spora dibentuk dalam suatu
struktur reproduksi khusus disebut bunga. Pada banyak spesies, bunga bekerja
sama dengan serangga, burung, dan hewan lainnya yang membantu dalam
polinasi dan penyebaran benih.
Struktur bunga jantan memproduksi mikrospora haploid yang berkembang
menjadi gametofit jantan yang belum dewasa (butir serbuk sari). Sperma dibentuk
di dalam butir serbuk sari. Struktur bunga betina memproduksi megaspora haploid
yang berkembang menjadi gametofit betina. Telur dibentuk di dalam gametofit
betina. Butir serbuk sari dilepaskan dari tumbuhan induk dan beradaptasi dalam
rangka perjalanannya menuju telur. Gametofit betina yang tersisa tetap melekat
pada tumbuhan induk dan terpelihara oleh tumbuhan induk tersebut. Melalui
proses fertilisasi (pembuahan), benih dapat berkembang. Masing-masing benih
4 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
terdiri dari sebuah sporofit embrio dan jaringan-jaringan yang memiliki fungsi
nutrisi, proteksi, dan penyebaran.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bergantung pada pengaruh
beberapa hormon berbeda. Hormon tersebut diproduksi oleh sel-sel pada bagian-
bagian tertentu dalam tumbuhan, yang seringkali diangkut menuju sel-sel pada
bagian tumbuhan lainnya dimana hormon tersebut memicu perubahan dalam
aktifitas metabolisme. Perubahan metabolik tersebut memiliki dampak yang
mudah diprediksi, contohnya ketika perubahan metabolik tersebut dapat
mempengaruhi batang untuk memanjang.
Selanjutnya, modul ini juga dilengkapi dengan aplikasi dalam
pembelajaran, berupa saran-saran tentang strategi pembelajaran siswa di kelas.
C. Tujuan
Setelah mempelajari uraian materi dalam modul ini, diharapkan Anda dapat:
1. mendeskripsikan sistem utama tubuh tumbuhan;
2. menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi pada tiga jaringan utama
tumbuhan (jaringan dasar, jaringan pembuluh, dan jaringan dermal);
3. menjelaskan mekanisme pertumbuhan sekunder pada tumbuhan berkayu;
4. mendeskripsikan mekanisme pengambilan air dan nutrisi pada tumbuhan;
5. mendeskripsikan mekanisme pengangkutan zat-zat organik di dalam tubuh
tumbuhan;
6. menjelaskan mekanisme perkembangbiakan pada tumbuhan;
7. menyusun rencana pembelajaran yang terkait dengan materi struktur dan
fungsi tumbuhan.
D. Program Penyajian
Modul ini dapat digunakan sebagai pendukung Bahan Belajar Mandiri mata
pelajaran IPA di SD kelas tinggi terkait dengan topik Perencanaan Tindakan.
Bahwa pada topik perencanaan tindakan itu guru peserta di KKG diminta
membuat RPP untuk topik-topik terpilih sesuai permasalahan yang ditemukan.
Sebelum menentukan indikator pembelajaran guru harus menentukan kedalaman
dan keluasan konsep-konsep yang harus dikuasai siswa. Modul pengayaan materi
ini terkait dengan SK, KD sebagai berikut.
BERMUTU 5BAB I PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
No.
Kelas/
Semester
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. IV/1 2. Memahami hubungan
antara struktur bagian
tumbuhan dengan
fungsinya
2.1. Menjelaskan hubungan antara
struktur akar tumbuhan dengan
fungsinya
2.2. Menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan dengan
fungsinya
2.3. Menjelaskan hubungan antara
struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya
2.4. Menjelaskan hubungan antara
bunga dengan fungsinya
2. VI/1 1. Memahami hubungan
antara ciri-ciri makhluk
hidup dengan lingkungan
tempat hidupnya
1.2 Mendeskripsikan hubungan
antara ciri-ciri khusus yang dimiliki
tumbuhan (kaktus, tumbuhan
pemakan serangga) dengan
lingkungan hidupnya
3. 2. Memahami cara
perkembangbiakkan
makhluk hidup
2.3. Mengidentifikasi cara
perkembangbiakkan tumbuhan
dan hewan
Jika materi ini menjadi pilihan yang dibahas di KKG maka alternatif
penyajiannya disarankan antara minimal 8 jam pelajaran @ 45 menit. Metode
yang digunakan adalah ceramah, curah pendapat, diskusi, dan praktikum.
6 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Alur Kegiatan
Kegiatan 1 : 10 menit
Penjelasan umum :
Topik yang akan
dipelajari, tujuan,
kegiatan belajar yang
akan dilakukan guru
peserta diskusi, dan
produk kegiatan
belajar yang
diharapkan dari
kegiatan belajar.
Kegiatan 2: 25 menit
Curah pendapat
Diskusi dan tanya jawab
tentang kesulitan serta
solusinya dalam
melaksanakan
pembelajaran materi:
 struktur bagian tumbuhan
 hubungan antara ciri-ciri
tumbuhan dengan
lingkungannya
 perkembangbiakan
tumbuhan
Kegiatan 3: 145 menit
Pengkajian modul:
Kerja kelompok
 Membuat rangkum-
an materi yang ada
pada modul
 Menjawab
pertanyaan-pertanya-
an yang ada pada
modul
Pleno
laporan hasil kerja
kelompok
Kegiatan 4: 135 menit
Kegiatan praktikum:
Kerja kelompok
 Melakukan pengamatan
langsung terhadap jaringan
tumbuhan melalui mikroskop
 Membandingkan antara hasil
pengamatan dan diagram
jaringan tumbuhan
Pleno
Laporan hasil kerja keompok
Kegiatan 5: 45 menit
Penutup
Penjelasan tugas
mandiri : Menyusun
rencana pembelajaran
Reviu hasil kegiatan
oleh fasilitator
BERMUTU 7BAB I PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Penjelasan Alur Kegiatan
Kegiatan 1: Penjelasan Umum (10 menit)
Awal pertemuan, guru pemandu menginformasikan topik yang akan
dipelajari, tujuan, kegiatan belajar yang akan dilakukan guru peserta
diskusi, dan produk kegiatan belajar yang diharapkan dari kegiatan
belajar sebagai kelengkapan portofolio. Hubungan antara materi modul
dengan materi IPA SD sesuai dengan standar isi dapat dilihat pada
Tabel 2.3 Materi IPA SD yang Berhubungan dengan Modul “Struktur dan
Fungsi Tumbuhan”.
Kegiatan 2: Curah Pendapat (25 menit)
Diskusi dan tanya jawab tentang kesulitan serta solusinya dalam
melaksanakan pembelajaran materi:
 struktur bagian tumbuhan
 hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya
 perkembangbiakan tumbuhan
Dijaring juga kesulitan guru tersebut apakah masalah yang berkaitan
dengan keluasan dan kedalaman materi, model pembelajaran, media,
ataukah evaluasinya.
Kegiatan 3: Pengkajian modul (145 menit)
Kerja kelompok:
Peserta dibagi dalam tiga kelompok besar, masing masing kelompok
mengkaji satu topik dalam modul yaitu :
 Tubuh tumbuhan
 Nutrisi dan system pengangkutan pada tumbuhan
 Reproduksi pada tumbuhan
Rangkuman materi yang ada pada modul: dapat berupa peta konsep
bagan konsep, mind map, atau bentuk lain yang sesuai dengan
kemampuan peserta.
Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada modul didiskusikan.
Selanjutnya hasil kerja kelompok peserta dilaporkan secara pleno
8 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Kegiatan 4: Kegiatan praktikum ( 135 menit)
Kerja kelompok
Peserta melakukan kegiatan praktik tentang: Struktur tumbuhan dan
Reproduksi pada tumbuhan (Lembar kegiatan terlampir.)
Hasil praktik dilaporkan dan didiskusikan.
Kegiatan 5: Penutup (45 menit)
Penjelasan tugas mandiri : Peserta diminta menyusun rencana
pembelajaran yang terkait dengan modul yaitu
 struktur bagian tumbuhan
 hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya
 perkembangbiakan tumbuhan
Kegiatan diakhiri dengan reviu hasil kegiatan oleh fasilitator
BERMUTU 9Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading
BAB II
STRUKTUR DAN FUNGSI
TUMBUHAN
A. Tubuh Tumbuhan
Di bumi ini terdapat lebih dari 275.000 jenis tumbuhan, dan tidak satupun jenis
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai contoh khusus yang dapat mewakili
tubuh tumbuhan secara keseluruhan. Namun demikian, tumbuhan yang paling
dikenal secara luas adalah Angiospermae dan Gimnospermae.
Angiospermae adalah tumbuhan berbunga, seperti bakung, pohon
mangga, dan jagung, disamping menghasilkan bunga, yang merupakan struktur
reproduksi juga menghasilkan biji yang ditutupi rapat dengan lapisan jaringan
pelindung. Biji itu dihasilkan di dalam suatu ruangan terlindungi yang disebut
ovarium (indung telur). Sedangkan Gimnospermae, contohnya pohon cemara dan
pinus, tumbuhan ini menghasilkan biji terbuka terletak pada permukaan struktur
reproduksi (tidak terbungkus dalam suatu ruangan khusus).
Angiospermae merupakan kelompok terbesar dari tumbuhan berpembuluh,
sehingga dalam modul ini tumbuhan tersebut akan dijadikan fokus pembahasan.
Anatomi dasar tumbuhan menunjukkan sejarah evolusinya sebagai makhluk hidup
yang hidup di darat. Suatu tumbuhan darat harus menempati dua lingkungan yang
berbeda yaitu tanah dan udara, pada waktu bersamaan harus mengambil sumber
daya dari kedua lingkungan itu. Tanah menyediakan air dan mineral, udara
merupakan sumber utama CO2, cahaya tidak bisa menembus jauh ke dalam
tanah. Solusi evolusioner terhadap pemisahan sumber daya ini adalah diferensiasi
tubuh tumbuhan menjadi dua sistem utama yaitu sistem akar (root system) yang
biasanya berada di bawah permukaan tanah dan sistem tunas (shoot system)
bagian tumbuhan yang biasanya berada di atas tanah, termasuk organ-organ
seperti daun, tunas, batang, bunga, dan buah.
10 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
1. Sistem Tunas dan Sistem Akar
Ciri khas tumbuhan berbunga adalah memiliki perkembangan sistem tunas dan
sistem akar yang baik. Pada Gambar 2.1 di bawah ini, terlihat bahwa kedua sistem
itu terdapat berkas pembuluh (jaringan vaskuler), saluran pengangkutan air,
mineral, dan zat organik ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Sistem tunas terdiri
atas batang, daun, dan struktur reproduksi. Batang berperan sebagai kerangka
tumbuhan untuk tumbuh ke atas. Dengan demikian, jaringan fotosintetik pada
daun dapat dikenai cahaya, dan penyerbukan pada bunga dapat terlaksana
dengan baik. Beberapa bagian pada sistem ini berperan sebagai tempat
penyimpanan makanan. Sistem Akar, umumnya tumbuh di bawah permukaan
tanah, berfungsi menyerap air dan mineral terlarut dari tanah. Pada beberapa jenis
tumbuhan, sistem akar merupakan tempat menyimpan makanan, melekatkan dan
menopang tubuh tumbuhan.
Sistem tunas dan sistem akar pada
tumbuhan muda memiliki tiga jaringan
utama yaitu: (1) jaringan dasar (ground
tissue), (2) jaringan pembuluh, tersebar di
dalam jaringan dasar, dan (3) jaringan
dermal, berfungsi sebagai pelindung yang
menutupi bagian luar tubuh tumbuhan.
Masing-masing jaringan sambung
menyambung di seluruh tubuh tumbuhan.
a. Jaringan Dasar
Sistem jaringan dasar merupakan
bagian terbesar penyusun tubuh
tumbuhan muda, menempati ruangan
antara sistem jaringan dermal dan
sistem jaringan pembuluh. Jaringan
dasar terdiri dari tiga jenis yaitu
parenkima, kolenkima, dan sklerenkima.
Ketiganya dibedakan terutama
berdasarkan pada struktur dinding
selnya. Gambar 2.1. Skema Tubuh Tumbuhan
BERMUTU 11BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa semua sel-sel yang baru akan
membentuk suatu dinding sel primer, yang disusun oleh ikatan helaian
selulosa. Selanjutnya, pada bermacam jenis sel tumbuhan terjadi penambahan
selulosa dan bahan lainnya ke dalam dinding primer, membentuk dinding sel
sekunder. Selulosa pada dinding sel itu merupakan polisakarida. Jenis bahan
yang lain pada dinding sel adalah pektin, berupa polisakarida yang
mengandung garam kalsium dan magnesium. Bahan-bahan itu menumpuk
pada lamella tengah, yaitu lapisan yang menghubungkan dinding primer sel
yang satu dengan sel lainnya, dan membantu mengikatkan sel-sel yang
berdekatan.
1) Parenkima
Sebagian besar jaringan dasar tumbuhan terdiri atas sel-sel parenkima. Sel
ini umumnya memiliki dinding sel primer yang tipis dan lunak. Sebagai
contoh, bahan lunak pada tangkai seledri adalah massa sel parenkima. Pada
batang, akar, daun, bunga, dan daging buah sel-sel parenkima membentuk
suatu massa, bersama dengan rongga udara di antara sel-selnya.
Berbagai jenis sel-sel parenkima berperan dalam fotosintesis,
penyimpanan, sekresi, dan peran lainnya. Sel-sel parenkima tetap hidup
sampai sel dalam keadaan dewasa, dan siap untuk tahap pembelahan sel.
Jika Anda melihat suatu goresan pada tumbuhan, di tempat tersebut sel-sel
Gambar 2.2. Potongan melintang batang tumbuhan Angiospermae
12 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
parenkima sedang bekerja, menyembuhkan luka dan kadangkala melakukan
regenerasi pada bagian tumbuhan yang lepas.
Jaringan parenkima dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging
daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam.
Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
2) Kolenkima
Kolenkima merupakan jaringan dasar
yang membantu menguatkan tubuh
tumbuhan. Umumnya sel-sel ini
bentuknya membulat atau silinder,
terletak tepat di bawah jaringan dermal
batang dan tangkai daun. Sebagai
contoh, kolenkima adalah benang atau
tali lunak pada tangkai seledri. Sel-sel
kolenkima tetap hidup hingga sel itu
dewasa. Dinding sel primer menjadi
tebal diisi dengan selulosa dan pektin,
sampai ke bagian sudut selnya. Akibat
interaksi dua senyawa ini membuat
kolenkima begitu liat. Apabila jaringan
ini mengalami suatu tarikan semasa
pertumbuhan, bentuk baru sel-selnya
tetap dipertahankan.
3) Sklerenkima
Bagian tumbuhan dewasa memperoleh
dukungan mekanik dan perlindungan
dari sklerenkima. Pada jaringan dasar
ini, dinding sel sekundernya mengalami
penebalan sehingga menjadi kaku atau
liat.
a. Parenkima
b.Kolenkima
c. Sklerenkima
Gambar 2.3. Contoh Jaringan
Dasar. Penampang melintang
batang bunga matahari.
BERMUTU 13BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Pada umumnya dinding sel sekunder diisi dengan lignin. Lignin mengandung
gula alkohol dengan kandungan yang beragam, bergantung pada jenis
tumbuhannya. Pada proses lignifikasi, senyawa ini mula-mula disimpan pada
sudut-sudut sel, kemudian menyebar ke lamella tengah. Keberadaan lignin
ini menimbulkan tiga efek. Pertama menambatkan selulosa pada dinding sel
sehingga bagian tersebut menjadi kuat dan kaku. Kedua, lignin menjadi
lapisan penutup yang stabil di sekeliling komponen dinding sel lainnya dan
melindungi sel dari kerusakan secara fisik atau kimiawi.
Ketiga, lignin membentuk suatu penghalang anti air di sekeliling
selulosa. Jika terjadi penumpukan lignin, air tidak dapat membuat dinding sel
berair dan tidak dapat melunakkannya. Dalam hal ini, banyak ahli biologi
yang meyakini bahwa tumbuhan berpembuluh muncul manakala sel-sel
tumbuhan mengembangkan kemampuannya untuk lignifikasi.
Sel-sel sklerenkima, dinamakan sklereid dan serabut/serat (fibers),
yang karena berkaitan dengan kemampuannya dalam memberikan kekuatan
dan perlindungan bagian-bagian tumbuhan. Serat tumbuhan berukuran
panjang, bersatu dalam ikatan berbentuk pita sejajar. Serat-serat itu dapat
dibentuk benang halus dan dipilin tanpa peregangan, diolah di pabrik
menjadi tali, kertas dan benang. Susunan sklereid mirip lembaran, berperan
sebagai pembungkus yang kuat melindungi bagian luar biji. Batok kelapa
adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung
serabut dan sklereid. Sklereida juga terdapat menyebar pada daging buah
pir, sehingga tekstur daging buah itu seperti berpasir (Gambar 2.4).
Beberapa selnya berdinding tebal berlignin, ciri dari sklereida.
Gambar 2.4. Sklereid daging buah pir
14 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Tentu saja, bila setiap sel membungkus dirinya dengan dinding sel
berlignin, pada akhirnya akan membunuh dirinya sendiri. Hal ini terjadi
karena antara sel dengan lingkungannya tidak akan terjadi pertukaran gas,
makanan, dan materi lain. Ketika terjadi lignifikasi pada dinding sel, akan
terbentuk suatu rongga dan lubang lainnya yang berfungsi sebagai saluran
antara sel-sel dengan lingkungan luar. Sebagaimana Anda ketahui, jumlah
dan ukuran bukaan sejenis pori itu, bervariasi bergantung pada peran sel-sel
yang bersangkutan.
b. Jaringan Vaskuler (Jaringan Pengangkut)
Pada tumbuhan berbunga terdapat
dua jenis jaringan vaskuler, yaitu xilem
dan floem. Kedua jenis jaringan ini
disusun oleh sel-sel penghantaran
khusus, serat, dan sel parenkima
dalam satu kelompok membentuk
ikatan khusus.
1) Xilem
Xilem berfungsi mengangkut air dan
material terlarut yang diserap dari
tanah. Disamping ini juga berperan
sebagai pendukung tumbuhan
secara mekanik.
Sel-sel pengangkutan air itu
saling bersambungan atau menyatu
di bagian ujung-ujung selnya,
membentuk pipa kapiler di
sepanjang akar, batang, dan daun.
Unsur utama xilem adalah trakeid dan unsur pembuluh (vessel element).
Kedua jenis sel-sel itu mati pada saat dewasa dan seluruh atau sebagian
dinding selnya mengandung lignin.
Trakeid merupakan sel-sel panjang dengan ujung yang lancip, antara
sel yang satu dengan yang lain saling berhubungan pada ujung-ujungnya.
Gambar 2.5. Contoh sel-sel pada
xilem dan floem tersusun dalam suatu
ikatan berada pada jaringan dasar
suatu batang.
BERMUTU 15BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Air mengalir dari sel yang satu ke sel yang lain melalui bagian dinding sel
yang tipis disebut ceruk.
Pembuluh xilem sel-selnya lebih pendek, berdinding tebal, ujung-
ujung selnya terbuka, yang satu dengan yang lain bersambungan
membentuk pembuluh, sehingga air dapat mengalir dengan bebas. Sel-sel
pembuluh ini memiliki celah dan lempeng perforasi, masing-masing terbuka
pada ujung-ujung dinding selnya. Pada beberapa sel pembuluh kayu hanya
memiliki satu bukaan yang besar. Pada unsur pembuluh yang lain, terdapat
suatu jeruji mirip tangga terentang menyilang ujung sel yang terbuka, atau
memiliki sekumpulan lempeng perforasi kecil yang melingkar.
Gambar 2.6 di atas, memperlihatkan trakeid dan sel-sel pembuluh,
bentuk-bentuk merupakan bentuk sel utama pada xilem yang
menghantarkan air dan garam mineral terlarut ke seluruh tubuh tumbuhan
berpembuluh.
2) Floem
Floem merupakan jaringan vaskuler yang menyalurkan zat makanan (gula
dan zat terlarut lainnya) hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada umumnya floem disusun oleh sel-sel pembuluh tapis, sel
pendamping, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama
floem adalah pembuluh tapis dan parenkima floem. Pembuluh tapis sel-
selnya hidup hingga dewasa. Pada dinding selnya terdapat pori-pori yang
menghubungkan materi sitoplasma antara sel-sel yang berdekatan. Pada
Gambar 2.6. Tipe-tipe sel utama pada xilem yang mengalirkan air
dan garam-garam mineral terlarut.
16 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
kebanyakan tumbuhan, sel-sel pendamping membantu pembuluh tapis
mengangkut gula hasil fotosintesis dari daun. Pada tumbuhan lain, sel
pendamping tidak menyalurkan gula namun bertindak sebagai tempat
penyimpanan makanan.
c. Jaringan Dermal
Jaringan dermal berfungsi membatasi hilangnya air dari tumbuhan, menahan
serangan mikroba, dan pada tumbuhan berkayu jaringan ini melindungi, secara
fisik, jaringan yang berada di bagian lebih dalam. Jaringan dermal dapat
dibedakan atas jaringan epidermis dan periderma (jaringan gabus).
Gambar 2.7. (a) Penampang melintang batang jagung, menunjukkan bagian epidermis
(b) Permukaan epidermis daun jagung
1) Epidermis
Biasanya hanya terdiri atas selapis sel, berbentuk pipih dan tersusun rapat.
Merupakan jaringan terluar tumbuhan yang menutupi seluruh tubuh
tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Permukaan dinding luar sel
epidermis dilapisi lilin yang kemudian terbenam dalam suatu senyawa lemak
(kutin). Penutup permukaan luar dinding sel epidermis itu disebut kutikula,
berfungsi menjaga lepasnya air dan menjaga menahan mikroba. Pada
tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan
batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
BERMUTU 17BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
2) Periderma
Periderma atau jaringan gabus merupakan pengganti epidermis ketika akar
dan batang tumbuhan diameternya bertambah besar dan berkayu, berfungsi
sebagai lapisan pelindung. Pada tumbuhan, uap air seperti halnya
karbondioksida dan oksigen umumnya bergerak melewati epidermis pada
celah-celah di antara pasangan sel-sel pendamping. Celah di antara
pasangan sel pendamping ini dinamakan stoma (jamak; stomata).
d. Pembentukan Jaringan pada Tumbuhan : Meristem
Tumbuhan yang baru mengalami pertumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan
yang lebih tua menjadi panjang melalui pembelahan dan pembesaran sel pada
ujung akar dan ujung tunas. Pertumbuhan pada ujung akar dan di ujung-ujung
tunas ini dikenal sebagai pertumbuhan primer.
Pada setiap ujung akar dan ujung tunas ini
terdapat suatu massa sel berbentuk kubah,
disebut meristem apikal. Turunan dari
beberapa sel ini berkembang menjadi
jaringan penguat pada ujung-ujung akar
dan ujung tunas tersebut.
Satu sel induk yang disebut
protoderm, akan menghasilkan epidermis;
sel induk lainnya yaitu meristem dasar
menghasilkan jaringan dasar. Sel induk
ketiga adalah prokambium, sebagai
penghasil xilem primer dan floem primer.
Sel-sel yang lain pada daerah meristem itu
membelah diri tetap menjadi meristem
apikal.
Gambar 2.8. Perkiraan lokasi meristem primer (kuning) dan meristem
lateral (merah) pada tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan primer
dan pertumbuhan sekunder.
18 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Banyak tumbuhan, seperti jagung, akan mati setelah sekali musim
pertumbuhan primer. Tumbuhan berkayu menunjukkan adanya pertumbuhan
sekunder pada daerah selain pada ujung akar dan ujung tunas.
Pertumbuhan sekunder berasal dari pengabadian sendiri massa
jaringan yang disebut meristem lateral, dan meristem lateral ini meningkatkan
diameter akar dan batang yang lebih tua.
2. Sistem Tunas
a. Susunan Berkas Pembuluh pada Sistem Tunas
Jaringan primer pada batang tumbuhan monokotil dan dikotil diorganisasikan
dalam satu dari dua pola, bergantung pada penyebaran berkas pembuluh.
Berkas pembuluh adalah susunan xilem dan floem primer yang terletak pada
jaringan dasar akar, batang, dan daun.
Batang pada kebanyakan tumbuhan monokotil (dan beberapa tumbuhan
dikotil) memiliki berkas pembuluh menyebar pada jaringan dasar. Batang pada
kebanyakan tumbuhan dikotil memiliki susunan berkas pembuluh seperti cincin
yang membagi jaringan dasar menjadi dua daerah, yaitu korteks di sebelah luar
dan empulur di sebelah dalam.
Gambar 2.9. Struktur batang jagung; tumbuhan monokotil
BERMUTU 19BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
b. Susunan Daun dan Kuncup
Pada kebanyakan tumbuhan berpembuluh, daun merupakan tempat utama
proses fotosintesis. Daun berkembang pada sisi ujung batang utama atau pada
cabang-cabang batang. Masing-masing mulai sebagai tonjolan kecil dari
meristem apikal dan membesar menjadi daun rudimenter yang tipis. Awalnya
tonjolan itu tertutup, namun seiring dengan tumbuhnya tumbuhan, terbentuklah
daun dengan jarak tertentu di sepanjang batang. Titik pada batang tempat satu
atau lebih daun menempel disebut buku, dan setiap daerah di antara dua buku
pada batang disebut ruas.
Gambar 2.11. (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan coleus (jawer kotok)
(b) dan (c) mikrograf skaning elektron ujung tunas tumbuhan yang sama
Gambar 2.10. Struktur batang alfalfa; tumbuhan dikotil
a
b c
20 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Apabila kita amati ranting
pohon kemboja di musim
kemarau, tampak ranting itu tidak
ada daunnya. Di ujung tunas
terdapat kuncup merupakan suatu
tunas yang belum berkembang
disusun oleh jaringan
meristematik, kadangkala
dilindungi dengan suatu penutup
dari modifikasi daun. Sebagai
tambahan dari ”kuncup terminal”
ini kuncup-kuncup lainnya
menyebar secara teratur dengan
jarak tertentu di sepanjang batang.
Kuncup lateral itu terbentuk di
sudut sebelah atas tempat daun
menempel pada batang.
Selanjutnya kuncup
tumbuh menjadi daun, bunga,
atau keduanya.
Bergantung pada jenis tumbuhan, pada setiap buku terdapat satu, dua,
atau tiga, atau lebih daun dan kuncup.
c. Struktur Daun
1) Bentuk Daun
Banyak daun tumbuhan dikotil seperti daun pohon jati dan daun pohon
jambu bol, memilikil daun dengan helaian yang lebar yang menempel pada
batang melalui tangkai daun. Kebanyakan tumbuhan monokotil, seperti
halnya padi dan jagung, daunnya tidak selebar daun tumbuhan dikotil.
Sebagai pengganti tangkai daun, dasar dari helaian daun tumbuhan
monokotil melingkari batang, membentuk pelepah. Beberapa jenis tumbuhan
seperti petai cina memiliki daun majemuk. Pada daun majemuk, helaian
daunnya dibagi menjadi helaian daun yang lebih kecil, dan setiap anak daun
masing-masing memiliki tangkai daun kecil. Untuk mengkontraskan, daun
Gambar 2.12. a. sketsa
susunan kuncup pada
cabang kedongdong
berumur 3 tahun.
b-d. Pembentukan daun
pada pohon kemboja
b
c
d
BERMUTU 21BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
tunggal itu tidak dibagi seperti itu. Terdapat banyak variasi dari bentuk dasar
daun. Sebagai contoh, pada beberapa daun terdapat rambut-rambut dan
sisik, daun yang lain memiliki kait.
2) Struktur Internal Daun
Daun memiliki permukaan luar yang luas yang dapat dikenai berkas cahaya
matahari dan karbondioksida di udara. Sel-sel parenkima fotosintetik terletak
di dalam daun, di antara lapisan epidermis atas dan epidermis bawah.
Rongga udara yang luas berada di antara sel-sel, meningkatkan masuknya
karbondioksida dan pelepasan oksigen selama fotosintesis berlangsung.
Berkas pembuluh pada daun atau disebut tulang daun membentuk jaringan
renda di seluruh helai daun. Tulang daun mengangkut air dan zat terlarut ke
sel-sel fotosintetik dan membawa hasil fotosintesis keluar dari daun
disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan.
Gambar 2.13. Bentuk umum daun tumbuhan dikotil (kiri) dan daun tumbuhan
monokotil (kanan). Gambar atas memperlihatkan contoh beberapa daun tunggal
dan daun majemuk.
22 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gambar 2.14. Jalinan anak tulang daun tersebar di jaringan fotosintetik.
Gambar 2.15. Struktur internal
daun, menunjukkan sel-sel daun
yang berbeda.
Lapisan jaringan yang umum pada daun, yang paling atas adalah
epidermis sebagai pelindung, dengan kutikula menutupi permukaan terluar.
Selanjutnya mesofil palisade (jaringan pagar), jaringan disusun oleh sel-sel
parenkima yang ikatannya lepas. Jaringan ini mampu melakukan
fotosintesis. Di bagian bawah jaringan palisade adalah mesofil bunga
karang. Jaringan ini lebih longgar karena ikatannya lebih lepas lagi
dibandingkan dengan yang ada pada mesofil palisade, dan merupakan
jaringan fotosintetik. Antara 15 hingga 50 persen daun berisi rongga udara
yang berada di sekeliling mesofil bunga karang dan di sekeliling dinding sel-
sel palisade. Di bagian bawah mesofil bunga karang adalah lapisan
epidermis yang lain (epidermis bawah), juga dinding selnya dilapisi kutikula.
Pada lapisan epidermis bawah ini terdapat banyak stomata, yaitu celah kecil
tempat uap air keluar dari daun dan masuknya karbondioksida.
BERMUTU 23BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
3. Sistem Akar
Tumbuhan harus menyerap air yang cukup dan mineral-mineral yang terlarut
untuk mempertahankan pertumbuhan dan pemeliharaan rutin. Untuk memenuhi
kebutuhan ini tumbuhan memerlukan permukaan akar yang luas. Apabila Anda
mengukur sistem akar gandum hitam yang muda yang hanya tumbuh selama
empat bulan, Anda akan menemukan bahwa luas permukaan sistem akarnya lebih
dari 675 meter persegi, artinya sekitar 130 kali lebih besar dari sistem akar itu
sendiri.
Sistem akar menembus ke bawah, menyebar dan menambat pada tanah
bagian bawah. Akar wortel, akar bit, dan banyak tumbuhan yang lain juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan hasil fotosintesis. Makanan itu
sebagian digunakan oleh sel-sel akar dan sebagian disalurkan ke bagian
tumbuhan yang lebih atas jika diperlukan.
a. Sistem Akar Tunggang dan Akar Serabut
Pada kebanyakan pertumbuhan
akar tumbuhan dikotil, akar
yang pertama (akar primer)
ukuran diameternya bertambah
besar dan tumbuh kearah
bawah. Akar-akar lateral
kemudian muncul di sepanjang
bagian akar.
Cabang akar termuda ditemukan di dekat ujung akar. Akar primer dan cabang-
cabang lateralnya merupakan sistem akar tunggang.
Tumbuhan wortel memiliki sistem akar tunggang, demikian pula pohon
mangga. Akar itu menembus ke dalam tanah sampai kedalaman lebih dari
enam meter.
Secara umum, akar primer pada tumbuhan monokotil masa hidupnya
pendek, seperti pada rerumputan. Di tempatnya, sejumlah akar adventisia
tumbuh dari batang tumbuhan muda. Istilah adventisia mengacu pada
Gambar 2.16. a. Sistem akar tunggang;
b. Sistem akar serabut
24 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
beberapa struktur yang timbul pada tempat yang tidak biasa, seperti akar yang
tumbuh dari batang atau dari daun. Ukuran diameter dan panjang akar
adventisia beserta cabang-cabangnya hampir sama, dan mereka membentuk
sistem akar serabut.
b. Struktur Akar
Struktur ujung akar sel-selnya dibagi dalam meristem apikal dan daerah yang
terbatas di sekitarnya, di mana meristem primer mengalami pembelahan dan
diferensiasi. Dari meristem apikal itu timbul epidermis akar, jaringan dasar, dan
jaringan vaskular. Sel-sel mengalami pemanjangan hingga jaringannya
bertambah panjang beberapa millimeter. Setelah daerah pemanjangan
tersebut, sel-selnya matang, sehingga tidak dapat tumbuh lebih jauh.
c. Tudung Akar
Pada ujung akar terdapat massa sel berbentuk kubah terbalik yang dikenal
sebagai tudung akar. Meristem apikal akar menghasilkan massa sel yang
gilirannya nanti akan menjadi pelindung. Tudung akar terdorong ke depan
seiring dengan tumbuhnya akar, dan sebagian selnya pecah dan terkelupas.
Bekas pecahan sel yang licin melumasi tudung akar.
Gambar 2.17. Gambaran mikrograf ujung akar jagung
BERMUTU 25BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
d. Epidermis Akar
Di belakang tudung akar, terbentuklah epidermis, jaringan dasar, dan jaringan
vaskular. Epidermis akar adalah permukaan yang melaksanakan absorpsi
dengan lingkungan. Beberapa sel epidermal memiliki tonjolan keluar yang
panjang, dinamakan rambut akar. Rambut-rambut akar memperluas
permukaan akar untuk melaksanakan penyerapan air dan zat-zat terlarut. Itulah
alasannya mengapa petani tidak mencabut tumbuhan dari tanahnya ketika
memindahkan tumbuhan tersebut. Terlalu banyak permukaan penyerapan yang
pecah jika mencabutnya.
e. Silinder Vaskuler
Hampir semua jaringan vaskuler
(jaringan pembuluh) pada akar
tersusun sebagai suatu kolom yang
berada di bagian tengah, dinamakan
silinder vaskuler. Jaringan dasar
yang disebut korteks akar
mengelilingi silinder vaskuler.
Pada jagung dan beberapa spesies lainnya, susunan jaringan vaskuler seperti
cincin yang membagi jaringan dasar menjadi korteks dan empulur.
Gambar 2.18. Penampang melintang
akar jagung; Pembagian jaringan dasar:
empulur dan korteks.
26 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Rongga udara yang melimpah pada jaringan dasar memungkinkan
oksigen mencapai sel-sel akar yang hidup, yang bergantung pada oksigen
untuk respirasi aerobik. Pada jaringan ini juga, banyak sel-sel korteks yang
berdekatan, sitoplasmanya berhubungan melalui plasmodesma. (jamak :
plasmodesmata).
Gambar 2.19. Penampang melintang
akar muda
Gambar 2.20. Plasmodesmata, suatu saluran yang melintasi dinding sel.
BERMUTU 27BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Air yang masuk ke dalam akar
bergerak dari satu sel ke sel lainnya
sehingga mencapai endodermis
(suatu lapisan yang teletak persis di
sebelah dalam korteks akar).
Endodermis merupakan lapisan yang
mirip sarung, terdiri atas satu lapis
sel yang tebal mengelilingi silinder
vaskuler.
Setelah lapisan endodermis,
di sebelah dalam terdapat perisikel.
Perisikel merupakan bagian dari
kolom vaskuler terdiri atas satu atau
lebih lapisan sel yang dapat
menghasilkan akar lateral (akar
samping). Akar ini tumbuh melalui
korteks dan epidermis.
4. Tumbuhan Berkayu
Siklus hidup tumbuhan berbunga dimulai dari perkecambahan biji sampai dengan
pembentukan biji, yang kemudian tumbuhan itu mati. Selama siklus hidupnya,
kebanyakan tumbuhan monokotil dan sebagian tumbuhan dikotil mengalami
sedikit atau tidak sama sekali pertumbuhan sekunder. Tumbuhan ini dikenal
sebagai tumbuhan tidak berkayu atau tumbuhan menerna (herba). Sebaliknya,
kebanyakan tumbuhan dikotil dan semua gymnospermae memperlihatkan
pertumbuhan sekunder selama satu atau lebih musim pertumbuhannya.
Tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan berkayu. Tumbuhan menerna dan
tumbuhan berkayu memiliki karakteristik sebagai berikut.
Annual : siklus hidupnya lengkap dalam satu musim pertumbuhan; bila
ada, hanya sedikit mengalami pertumbuhan sekunder. Contoh:
jagung
Gambar 2.21. Pembentukan akar lateral
korteks
Akar lateral muncul
dari aktivitas
meristematik pada
perisikel epidermis
28 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Biennial : siklus hidupnya lengkap dalam dua musim pertumbuhan
(pembentukan akar, batang, daun pada musim pertumbuhan
pertama; pembentukan bunga, biji, dan mati pada musim
pertumbuhan kedua). Contoh wortel.
Perennial : pertumbuhan vegetatif dan pembentukan biji terus menerus
sepanjang tahun. Beberapa tumbuhan memiliki jaringan
sekunder, dan sebagian lagi tidak. Contoh : semak berkayu
(mawar), tumbuhan menjalar (anggur), dan pohon (mangga).
Gambar 2.22 menunjukkan struktur batang pohon, suatu batang berkayu
tua yang telah mengalami pertumbuhan sekunder. Tampak floem yang hidup tepat
dibelakang permukaan lapisan gabus. Galih (heartwood) bagian tengah pohon
dewasa, sel-selnya telah mati. Gubal (sapwood) daerah silindris dari xilem terletak
di antara galih dan kambium vaskuler; mengandung sel-sel parenkima yang hidup
di antara pembuluh tapis dan trakeid yang tidak hidup.
Bagian yang berada di
sebelah luar kambium vaskuler
seringkali dinamakan pegagan
atau kulit kayu (bark) dan bagian
di sebelah dalam kambium
vaskuler dinamakan kayu.
a. Pembentukan Jaringan Selama Pertumbuhan Sekunder
Bagaimanakah batang pohon yang tua menjadi lebih padat dan berkayu? Hal
ini terjadi melalui kegiatan dua jenis meristem lateral. Meristem itu adalah
kambium vaskuler dan kambium gabus. Apabila suatu kambium vaskuler telah
selesai menjalani perkembangan, bentuknya mirip silinder, satu atau beberapa
sel menebal. Sel-sel meristematik itu tumbuh menjadi jaringan xilem sekunder
dan floem sekunder, yang menyalurkan air ke arah atas, bawah, dan horizontal
melalui batang atau akar yang membesar. Xilem terbentuk di sebelah dalam
kambium vaskuler, dan floem terbentuk di sebelah luar.
Gambar 2.22. Struktur batang tumbuhan berkayu,
memperlihatkan pertumbuhan sekunder
BERMUTU 29BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gambar 2.24. Pertumbuhan sekunder pada akar dikotil (penampang melintang).
(a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan koleus
(b) dan (c) Pembentukan cincin kambium vaskuler; Kambium vaskuler tumbuh
menjadi xilem dan floem sekunder. Diameter akar bertambah besar, karena
pembelahan sel-sel sejajar dengan kambium vaskuler.
(d) Epidermis diganti dengan periderm, yang tumbuh dari kambium gabus.
Massa xilem membesar dari musim ke musim, dan biasanya
menyebabkan pecahnya dinding sel floem yang tipis dalam periode
pertumbuhan tersebut. Demikian pula sel-sel floem yang baru dibentuk setiap
tahun, di sebelah luar xilem.
Massa jaringan baru pada batang atau akar menyebabkan korteks dan
lapisan di sebelah luar floem pecah dan epidermis ikut terbawa. Namun
demikian, sebagai gantinya kambium gabus dihasilkan dari sel-sel
Gambar 2.23. Hubungan antara kambium vaskuler dan sel-sel
turunannya (xilem sekunder dan floem sekunder).
30 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
meristematik. Kambium gabus menghasilkan periderma, suatu lapisan
bergabus menggantikan epidermis yang lepas. Gabus tidak sama persis
dengan pegagan. Gabus mengacu pada jaringan yang hidup dan jaringan yang
mati yang terletak di antara kambium vaskuler dan batang atau permukaan
akar.
b. Kayu awal dan Pembentukan kayu berikutnya
Pada musim kemarau pertumbuhan kambium vaskuler pada batang dan akar
tumbuhan berkayu agak terhambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada
musim hujan. Sel-sel xilem pertama yang dihasilkan di awal musim
pertumbuhan cenderung diameternya besar dan berdinding tipis; sel-sel ini
membentuk kayu awal (lihat gambar 2.26). Pertumbuhan sel berlanjut,
dihasilkan sel-sel dengan diameter lebih kecil dan dindingnya lebih tebal. Sel-
sel itu membentuk kayu berikutnya.
Gambar 2.26. Lapisan pertumbuhan tahunan atau lingkar tahunan
batang pinus (kiri). Gambaran mikrograf pola pertumbuhan tahunan
tumbuhan dikotil: Querecus rubra (kanan).
Gambar 2.25.
Lokasi kambium
vaskuler pada
batang tua
memperlihatkan
pertumbuhan
sekunder
BERMUTU 31BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Dengan berakhirnya pembentukan sel-sel berdiameter kecil pada kayu
berikutnya, kemudian beralih pada pembentukan awal musim pertumbuhan
selanjutnya yang menghasilkan sel-sel berdiameter besar. Apabila Anda
perhatikan potongan batang yang utuh dari suatu pohon yang tua, Anda tidak
akan melihat satu persatu sel-selnya. Tetapi kayu awal dan kayu berikutnya
memantulkan cahaya yang berbeda, dan memungkinkan kayu itu diidentifikasi
sebagai berkas terang dan berkas gelap yang saling bergantian. Bentuk selang
seling antara berkas terang dengan berkas gelap tersebut menunjukkan lapisan
pertumbuhan tahunan, atau lingkaran tahun.
B. Nutrisi dan Sistem Pengangkutan pada Tumbuhan
Dalam bagian ini, akan dibahas jenis-jenis adaptasi yang memungkinkan
tumbuhan darat berfungsi di lingkungannya. Tumbuhan secara umum adalah
organisme autotrof yang berfotosintesis; mereka hanya membutuhkan sinar
matahari, air, karbondioksida, dan beberapa jenis mineral. Namun, tumbuhan
sebagaimana halnya manusia, tidak memiliki pasokan tak terbatas dari seluruh
sumber daya yang diperlukan. Udara, misalnya, hanya mengandung satu bagian
karbondioksida dari 350 juta bagian yang lain. Sebagian besar tanah biasanya
kering. Disamping ini, air tanah biasanya tidak mengandung banyak mineral,
kecuali tanah kebun yang banyak mendapatkan pupuk. Sebagaimana akan Anda
lihat sendiri, banyak aspek dari struktur dan fungsi tumbuhan merupakan respon
terhadap rendahnya konsentrasi sumber daya lingkungan.
1. Kebutuhan Nutrisi
Tidak ada satu tumbuhan pun yang dapat tumbuh dengan normal ketika tumbuhan
itu kekurangan elemen esensial yang diperlukan untuk melakukan metabolisme.
Secara umum, tumbuhan memerlukan enam belas elemen esensial. Tiga di
antaranya adalah oksigen, karbondioksida, dan hidrogen, yang digunakan sebagai
bahan utama dalam pembentukan karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
Tumbuhan mendapatkan ketiga elemen itu dari air (H2O) dan dari gas oksigen (O2)
serta dari karbondioksida (CO2) di udara.
Elemen-elemen esensial lainnya tersedia bagi tumbuhan dalam bentuk
garam-garam terlarut yaitu “garam-garam mineral”. Beberapa dari garam-garam
mineral ini adalah makronutrien yang menyusun tubuh tumbuhan dalam jumlah
32 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
atau fraksi yang signifikan. Sisanya adalah mikronutrien; menyusun hanya
sebagian kecil dari jaringan tumbuhan. Mikro dan makronutrien berperan penting
dalam fotosintesis dan kegiatan-kegiatan metabolik lainnya. Kedua kategori
elemen mineral tersebut berkontribusi dalam pelarutan gradien konsentrasi yang
diperlukan untuk mengangkut zat-zat ke dalam dan keluar sel.
Tabel 2. 1 memperlihatkan enambelas unsur yang diperlukan tumbuhan.
Tabel 2.2 memperlihatkan ion-ion mineral dibedakan atas makronutrien dan
mikronutrien beserta fungsinya dan gejala defisiensi mineral yang dapat diamati
Tabel 2.1. Elemen Esensial Tumbuhan Darat
Unsur Simbol
Tersedia dalam
bentuk
Persentase
(dalam berat kering jaringan)
Karbon C CO2
45
45 96% dari total berat kering
6
Oksigen O O2 , H2O, C 2
Hidrogen H H2O
Nitrogen N NO3
-
; NH4
+ 1,5
Kalium K K
+ 1,0
Kalsium Ca Ca
++ 0,5
Magnesium Mg Mg++ 0,2
Fosfor P H2PO4
-
, HPO4
- - 0,2
Sulfur S SO4
- - 0,1
Klorin Cl Cl- 0,010
Besi Fe Fe
++
, Fe
+++ 0,010
Tembaga Cu Cu+
, Cu++ 0,006
Boron B H3BO3
0,002
Manggan Mn MN++ 0,0050
Seng Zn Zn
++ 0,0020
Molibdenum Mo MoO4
- 0,00001
Tabel 2.2. Peran Mineral bagi Tumbuhan
Makronutrien Fungsi Gejala Defisiensi
Nitrogen Komponen protein, asam nukleat,
hormone, dan koenzim
Pertumbuhan kerdil, daun tua
berwarna pucat; daun tua kuning
dan mati (klorosis)
Kalium Kofaktor yang berfungsi dalam
sintesis klorofil; zat terlarut utama
yang berfungsi dalam keseimbangan
air; pergerakan stomata
Pertumbuhan terhambat; daun tua
keriting, burik, atau bertitik-titik;
pinggir daun terbakar; batang dan
akar layu
BERMUTU 33BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Makronutrien Fungsi Gejala Defisiensi
Kalsium Berperan dalam pembentukan dan
stabilitas dinding sel dan dalam
pemeliharaan struktur dan
permeabilitas membrane;
mengaktifkan beberapa enzim;
mengatur banyak respons sel
terhadap rangsangan
Pembentukan daun terhambat;
kuncup terminal mati; pertumbuhan
akar terhambat
Magnesium Merupakan komponen klorofil;
mengaktifkan banyak enzim
Klorosis; daun gugur
Fosfor Komponen asam nukleat, fosfolipid,
ATP, beberapa koenzim
Tulang daun yang tua berwarna
keunguan; buah dan biji yang
dihasilkan sedikit; pertumbuhan
terhambat
Sulfur Komponen protein, koenzim Daun berwarna pucat atau
kekuningan; pertumbuhan
terhambat
Klorin Diperlukan dalam tahapan
pemecahan air pada fotosintesis;
berfungsi dalam menjaga
keseimbangan air
Layu; klorosis; beberapa daun mati
Besi Komponen sitokrom; mengaktifkan
beberapa enzim
Klorosis; pada rerumputan
daunnya menguning dengan garis-
garis hijau
Boron Kofaktor dalam sintesis klorofil; bias
terlibat dalam transport karbohidrat
dan sitesis asam nukleat
Kuncup terminal, cabang lateral
mati; daun menebal, mengikal,
menjadi rapuh
Manggan Aktif dalam pembentukan klorofil;
mengaktifkan beberapa enzim;
diperlukan dalam tahapan
pemutusan air dalam fotosintesis
Daun pucat, tulang daun utama
berwarna hijau; daun memutih dan
gugur
Seng Aktif dalam pembentukan klorofil;
mengaktifkan beberapa enzim
Klorosis; daun burik atau berwarna
perunggu; akar abnormal
Tembaga Komponen enzim-enzim redoks dan
biosintesis lignin
Klorosis; pada daun terdapat bintik-
bintik daun mati; pertumbuhan
terhambat; kuncup terminal mati
Molibdenum Berperan dalam fiksasi nitrogen;
kofaktor yang berfungsi dalam
reduksi nitrat
Memungkinkan defisiensi nitrogen;
daun pirang, menggulung
a. Pengambilan Air dan Nutrisi
Ketersediaan air dan garam-garam mineral terlarut sangat mempengaruhi
perkembangan akar dan ini mempengaruhi pertumbuhan keseluruhan
tumbuhan. Akar pertama bercabang dan menembus tanah di sekitarnya.
Kemudian, ketika kondisi tanah berubah, akar baru yang bercabang ke daerah-
daerah lain, menggantikan akar yang lama. Bukan berarti akar dapat
34 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
menjelajah tanah untuk mencari nutrisi, melainkan tanah yang mengandung
konsentrasi air dan ion yang lebih tinggi menyediakan rangsangan yang lebih
besar bagi pertumbuhan akar.
b. Bintil-Bintil Akar
Banyak tumbuhan berbunga mendapatkan nutrisi dengan bantuan organisme-
organisme lain yang juga mendapatkan manfaat dari tumbuhan yang
dibantunya. Hubungan semacam ini dikenal juga sebagai mutualisme. Dua
spesies itu berinteraksi dalam cara yang saling menguntungkan secara
permanen.
Coba Anda bayangkan jenis hubungan mutualistik yang membantu
tumbuhan kacang-kacangan untuk mendapatkan nitrogen! Kacang-kacangan
mencakup tumbuhan kedelai, kacang polong, kacang panjang, semanggi, dan
tumbuhan-tumbuhan lain dengan nilai ekonomi yang tinggi. Di berbagai daerah
pertanian, panen kacang-kacangan gagal karena kelangkaan nitrogen.
Sebenarnya, terdapat banyak nitrogen di udara (N=N), tetapi tumbuh-tumbuhan
tidak memiliki sarana metabolik untuk memecah ketiga ikatan kovalen dalam
tiap molekulnya. Tumbuhan komersial bergantung pada pemberian pupuk kaya
nitrogen atau aktivitas bakteri pengikat nitrogen di dalam tanah. Bakteri-bakteri
tersebut mengubah nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh
mereka sendiri dan juga tumbuh-tumbuhan.
Kacang-kacangan memiliki keuntungan dalam hal ini. Bakteri pengikat
nitrogen hidup dalam bintil-bintil akar tumbuhan tersebut. Bakteri ini makan dari
molekul-molekul organik yang dihasilkan oleh tumbuhan melalui fotosintesis.
Namun, mereka juga memasok nitrogen siap guna kepada sang tumbuhan.
BERMUTU 35BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gambar 2.27. Pengambilan makanan pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan.
Perhatikan Gambar 2.27. Gambar ini memperlihatkan bagaimana interaksi
mutualisme antara bakteri pengikat nitrogen (Rhizobium dan Bradyrhizobium) itu
terjadi.
a. Ketika sel-sel bakteri menginfeksi rambut-rambut akar, menimbulkan
pembentukan suatu benang infeksi berupa kumpulan selulosa.
b. Bakteria menggunakan benang infeksi itu sebagai jalan untuk mencapai sel-sel
korteks akar, beberapa diantaranya berbentuk tetraploid.
c. Karena terinfeksi, sel-sel itu dan bakteri yang ada di dalamnya membelah diri
dengan cepat, membentuk massa yang membengkak yang akhirnya membentuk
bintil akar. Bakteri mulai mengikat nitrogen ketika bakteri itu telah mencapai
membran sel-sel akar. Tumbuhan mengambil sejumlah nitrogen hasil pengikatan
oleh bakteri, dan bakteri mengambil senyawa yang dihasilkan tumbuhan.
d. Bintil akar pada tanaman kacang kedelai
e. Tanaman kacang kedelai pada tanah yang miskin nitrogen (kiri). Tumbuhan yang
ada di sebelah kanan diinokulasi dengan sel-sel Rhizobium dan membentuk bintil
akar.
d e
36 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
c. Mycorrhizae
Selain bintil akar, terdapat struktur-struktur lain yang membantu pengangkutan
air dan mineral-mineral terlarut ke dalam banyak spesies tumbuhan berbunga.
Mycorrizhae adalah salah satu contohnya. Nama ini berarti akar jamur, dan
merujuk pada hubungan yang saling menguntungkan antara jamur dan akar
yang masih muda. Jamur seringkali tumbuh sebagai alas dari filamen-filamen di
sekitar akar. Dalam jumlah banyak, filamen-filamen ini menyediakan area
permukaan yang luas untuk menyerap garam-garam mineral dari tanah. Jamur
memanfaatkan senyawa-senyawa gula dan senyawa yang mengandung
nitrogen. Dalam pertumbuhannya, akar memanfaatkan beberapa mineral
langka yang didapatkan oleh jamur. Dalam jenis-jenis akar jamur yang lain,
jamur hidup di dalam sel-sel korteks akar. Salah satu tumbuhan yang
bergantung pada hubungan mutualistik jenis ini adalah anggrek.
d. Rambut Akar
Rambut akar adalah perpanjangan sel-sel epidermal yang halus. Rambut akar
meningkatkan area penyerapan air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
Satu sistem akar dapat mengembangkan jutaan atau bahkan miliaran rambut
akar. Bintil akar, akar jamur, dan rambut akar adalah contoh-contoh dari
struktur-struktur khusus yang meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk
menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.
Gambar 2.28. Rambut akar
BERMUTU 37BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
2. Pengendalian Penyerapan Nutrisi
Amati lagi Gambar 2.29 yang menunjukkan struktur internal akar. Begitu air telah
diserap dari tanah di sekitarnya, air bergerak melalui korteks akar hingga
mencapai lapisan sel-sel tunggal yang menyerupai lembaran yang membungkus
silinder vaskuler (tabung pembuluh). Lapisan sel ini adalah endodermis. Suatu pita
berlilin yang dinamakan pita kaspari berperan sebagai penghalang impermeabel di
antara dinding-dinding sel-sel endodermal yang saling berbatasan. Air tidak dapat
melewati pita kaspari ini. Air dapat bergerak menuju tabung pembuluh hanya
dengan menyeberangi membran plasma sel-sel endodermal, berdifusi melalui
sitoplasma, lalu menyeberangi membran plasma di sisi yang lain. Membran
plasma memungkinkan gerakan zat-zat tertentu melalui lapisan lemak ganda
sambil menahan zat-zat yang lain. Mekanisme pengangkutan membran membantu
mengendalikan jenis-jenis larutan yang akan didistribusikan ke seluruh tumbuhan.
Kajian terkini menunjukkan bahwa akar sebagian besar tumbuhan
berbunga (tumbuhan tingkat tinggi) juga memiliki eksodermis, lapisan sel yang
berada di dalam epidermis. Lapisan ini juga memiliki pita kaspari yang berfungsi
seperti pita kaspari di dalam endodermis.
Begitu nutrisi mencapai tabung pembuluh, kemudian didistribusikan ke
berbagai jaringan yang dikoordinasikan sedemikian rupa, sehingga berpengaruh
dalam pertumbuhan tumbuhan. Sel-sel hidup di seluruh tumbuhan mengambil
nutrisi melalui mekanisme pengangkutan aktif di membran plasma. Energi dari
ATP mengarahkan pompa membran sehingga larutan bergerak masuk ke dalam
sel-sel. Pompa tersebut adalah protein-protein pengangkut yang terikat dalam
membran plasma.
Dalam sel-sel fotosintetik, ATP yang diperlukan untuk operasi pompaan
membran dibentuk pada saat berfotosintesis dan pernapasan aerob. Bagaimana
dengan sel-sel nonfotosintetik seperti sel-sel parenkim di dalam akar?
Pengendalian (kontrol) penyerapan nutrisi dilakukan dalam lapisan sel
(eksodermis) dekat permukaan akar, lalu dalam endodermis dekat tabung
pembuluh, dan akhirnya dalam membran plasma dari sel-sel hidup di
seluruh tubuh tumbuhan.
38 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Bagaimanakah mereka mendapatkan seluruh ATP yang diperlukan untuk
transportasi aktif? Dalam sel-sel tersebut, hampir semua ATP dihasilkan melalui
pernapasan aerob.
Gambar 2.29. Lokasi dan fungsi pita kaspari dalam akar.
Perhatikan Gambar 2.29! Umumnya pada akar terdapat endodermis (suatu
lapisan sel yang mengelilingi silinder vaskuler) dan eksodermis (suatu lapisan sel
tepat di sebelah dalam epidermis). Kedua lapisan ini memiliki pita kaspari
berperan dalam mengendalikan masuknya air dan nutrisi terlarut.
Gambar 2.30. Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
BERMUTU 39BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gambar 2.30 menunjukkan Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi
koordinasi pertumbuhan akar, batang, dan daun. Bila satu proses meningkat, yang
lainpun meningkat. Beberapa faktor lingkungan yang membatasi satu proses
kadangkala menimbulkan perlambatan pertumbuhan di seluruh bagian tumbuhan.
3. Pengangkutan dan Konservasi air
a. Transpirasi
Mari kita beralih pada mekanisme aktual di mana air dan nutrisi yang terlarut di
dalamnya bergerak dari akar ke batang, lalu ke daun. Sejumlah kecil air
digunakan dalam pertumbuhan dan metabolisme, namun sebagian besar
menguap ke udara. Penguapan air dari batang, daun, dan bagian-bagian
tumbuhan yang lain disebut sebagai transpirasi.
Bagaimanakah air dapat mencapai puncak tumbuhan, termasuk pohon-
pohon yang sangat tinggi? Air bergerak melalui sel-sel jaringan pembuluh yang
disebut xilem. Sebenarnya, sel-sel xilem mati ketika dewasa dan hanya dinding
sel mereka yang tinggal. Oleh karena itu, sel-sel itu sendiri tidak menarik air ke
atas, melainkan, air ditarik oleh kekuatan udara yang mengeringkan, yang
menciptakan tekanan negatif terus-menerus (tegangan) yang berlanjut ke
bawah dari daun ke akar.
40 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gambar 2.31. Teori tegangan kohesi pengangkutan air
Transpirasi melibatkan serangkaian peristiwa. Yang pertama, air
menguap dari dinding sel-sel fotosintetik di dalam daun. Lepasnya molekul air,
segera diganti oleh molekul-molekul lain dari sitoplasma. Air dari xilem di
pembuluh-pembuluh daun menggantikan air yang hilang dari sel-sel. Yang
kedua, ketika molekul-molekul air pindah dari pembuluh daun, penggantinya
ditarik dari xilem dalam batang. Penarikan ini menyebabkan air dalam xilem
berada dalam keadaan tegang. Yang ketiga, air pengganti bergerak menuju
akar, dan lebih banyak air tanah ditarik ke dalam tumbuhan mengikuti gradien
osmosis (dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Gerakan masuknya air
ini berlanjut sehingga tanah menjadi sangat kering, menyebabkan tidak ada lagi
gradien osmosis. Ketika air bergerak kontinyu melalui pipa xilem, molekul-
molekulnya tidak menjauh satu sama lain. Mengapa demikian? Beberapa waktu
yang lalu, seorang botanis, Henry Dixon, memberikan penjelasan yang bagus,
BERMUTU 41BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
yang sejak saat itu dinamakan sebagai teori kohesi-tegangan dari
pengangkutan air.
1. Kekuatan pengering dari udara menyebabkan transpirasi, yaitu penguapan
air dari daun dan bagian-bagian tumbuhan lain yang terpapar ke udara.
2. Transpirasi menyebabkan air di dalam xylem berada dalam keadaan tegang,
yang menyebar dari daun ke batang, dan menuju akar.
3. Selama molekul-molekul air lepas dari tumbuhan, terjadi ketegangan yang
terus menerus di dalam xilem, sehingga memungkinkan lebih banyak
molekul ditarik untuk menggantikan molekul-molekul air yang hilang.
4. Lajur-lajur air ditarik ke atas oleh kekuatan kolektif dari ikatan-ikatan
hidrogen di antara molekul-molekul air yang terkurung di dalam sel-sel xilem
yang sempit dan menyerupai pipa.
5. Ikatan-ikatan hidrogen cukup kuat untuk menyatukan molekul-molekul air di
dalam xilem, namun mereka tidak cukup kuat untuk mencegah perpecahan
molekul-molekulnya tersebut pada saat transpirasi dan terlepas dari daun.
b. Pengendalian Hilangnya Air
Dari keseluruhan air yang masuk ke daun, lebih dari 90%-nya hilang melalui
transpirasi. Sekitar 2% air yang ditahan di dalam daun digunakan dalam
fotosintesis, fungsi membran, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Akan tetapi, ketika
jumlah air yang hilang melalui transpirasi melebihi jumlah air yang diserap oleh
akar, terjadi dehidrasi jaringan tumbuhan yang mempengaruhi aktivitas-aktivitas
yang membutuhkan air ini.
Dalam kondisi kekurangan air yang sedang, tumbuhan akan segera layu
dan mati bila tidak ada kutikula, penutup berlilin yang mengurangi kecepatan
hilangnya air dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah. Kutikula
membantu menahan air, namun ia juga membatasi kecepatan difusi
karbondioksida ke dalam daun.
Transpirasi terjadi terutama melalui stomata, gerbang kecil di bagian
epidermis daun dan batang yang tertutupi kutikula. Begitu pula difusi
karbondioksida ke dalam daun.
42 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Ketika sepasang sel penutup membesar dipenuhi air, tekanan turgor
mendistorsi bentuk mereka sedemikian rupa sehingga mereka bergerak
menjauh satu sama lain. Hal ini menghasilkan celah di antara kedua sel
Gambar 2.32. Penjelasan akumulasi kalium pada sel penutup stomata yang membesar. (a)
pada sampel stomata yang membuka, kebanyakan kalium mengumpul pada sel penutup;
(b) pada stomata yang menutup, kalium sangat sedikit pada sel penutup, kebanyakan
kalium berada pada sel-sel epidermis lainnya.
BERMUTU 43BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
penutup, yaitu stoma yang sebenarnya. Ketika isi air dari sel-sel penutup
berkurang, tekanan turgor menurun dan stoma menutup kembali.
Ketika stomata terbuka, karbondioksida dapat diserap masuk dari udara
untuk digunakan dalam fotosintesis. Namun, ketika stoma terbuka, kecuali bila
kelembapan relatif mencapai 100%, air selalu keluar!
Stomata harus membuka dan menutup pada waktu-waktu yang
berlainan untuk mengendalikan keluarnya air dan masuknya karbondioksida.
Stoma membuka dan menutup berdasarkan jumlah air dan
karbondioksida yang tersedia di dalam dua sel penutup yang mengapitnya.
Ketika matahari muncul, karbondioksida digunakan dalam fotosintesis. Pada
gilirannya, jumlah karbondioksida dalam sel menurun, termasuk dalam sel-sel
penutup. Sebagai tambahan, panjang gelombang biru dari sinar matahari
mempengaruhi sel-sel penutup secara langsung. Efek sinar biru dan
menurunnya konsentrasi karbondioksida memicu pengangkutan kalium ke
dalam sel-sel penutup. Hal ini diikuti oleh gerakan air ke dalam sel melalui
osmosis. Seiring dengan meningkatnya tekanan air di dalam, sel-sel penutup
membengkak dan bergerak menjauh sehingga stomata membuka. Oleh karena
itu, uap air keluar dan karbodioksida masuk ke dalam daun pada siang hari.
Fotosintesis berhenti ketika matahari terbenam, namun karbondioksida
terakumulasi di dalam sel-sel sebagai hasil sampingan dari pernafasan aerob.
Kalium dalam sel-sel penutup bergerak keluar, diikuti oleh air. Sel-sel penutup
kolaps dan menutup celah di antara mereka. Oleh karena itu, transpirasi
berkurang dan air ditahan pada malam hari.
Dalam sebagian besar tumbuhan, stomata tetap membuka pada siang
hari ketika fotosintesis berlangsung. Tumbuhan kehilangan air, namun
karbondioksida dapat masuk ke dalam daun.Stomata tetap menutup sepanjang
malam ketika karbondioksida terakumulasi melalui pernafasan aerob. Oleh
karena itu, air ditahan.
Selama tanah lembap, stomata tumbuhan yang tumbuh di atasnya
dapat terus membuka di sepanjang siang. Ketika tanah dan udara kering dan
panas, stomata menutup atau hanya membuka sedikit saja sehingga air yang
menguap dapat dikurangi. Meskipun fotosintesis dan pertumbuhan melambat
sebagai konsekuensinya, tumbuhan tersebut dapat bertahan selama periode
44 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
kekeringan yang singkat. Tumbuhan dapat melakukan itu selama beberapa kali.
Dalam waktu singkat, kondisi seperti itu akan memicu produksi hormon
tumbuhan yang dinamakan asam abisit dalam akar yang berakhir di daun.
Hormon ini diproduksi secara lebih cepat ketika daun kekurangan air. Ketika
asam absisik terakumulasi di daun, sel-sel penutup mengeluarkan kaliumnya
sehingga stomata menutup.
Kita dapat melihat variasi konservasi air dalam tumbuhan-tumbuhan
kaktus dan sebagian besar tumbuhan penyimpan air lainnya. Tumbuhan ini
membuka stomata pada malam hari ketika mereka mengikat karbondioksida
melalui langkah metabolik khusus C4. Karbondioksida yang telah diikat tersebut
digunakan dalam fotosintesis keesokan harinya ketika stomata menutup.
4. Penyimpanan dan Pengangkutan Bentuk-Bentuk Senyawa Organik
Sukrosa dan senyawa-senyawa organik lainnya hasil fotosintesis digunakan di
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Sel-sel daun menggunakan sebagian dari
senyawa tersebut dan sisanya diangkut ke akar, batang, kuncup, bunga, dan
buah. Karbohidrat disimpan dalam bentuk tepung di sebagian besar sel tumbuhan.
Sejumlah lemak disimpan dalam beberapa jenis buah, termasuk buah-
buahan berdaging seperti alpukat. Protein dan lemak disimpan dalam bentuk biji.
Molekul-molekul tepung terlalu besar untuk melewati membran sel, sehingga tidak
dapat meninggalkan sel-sel tempatnya dibentuk. Molekul-molekul ini juga tidak
dapat dilarutkan sehingga dapat diangkut ke bagian-bagian tubuh tumbuhan yang
lain. Lemak relatif tidak larut dalam air dan tidak dapat diangkut keluar dari tempat
penyimpanan mereka, begitu pula protein.
Bentuk-bentuk senyawa organik yang disimpan diubah menjadi bentuk-
bentuk yang dapat diangkut melalui reaksi-reaksi khusus, yang mencakup
hidrolisis. Sebagai contoh, hidrolisis tepung membebaskan unit-unit glukosa yang
tergabung dengan unit-unit fruktosa. Gula diangkut melalui akar, batang, dan
daun, sebagian besar tumbuhan dalam bentuk sukrosa, yakni molekul yang
dihasilkan dari hidrolisis. Tepung, lemak, dan protein yang disimpan tumbuhan
diubah mejadi subunit-subunit yang lebih kecil, yang dapat larut dan diangkut
melalui badan tumbuhan.
BERMUTU 45BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
a. Translokasi
Sukrosa dan senyawa-senyawa organik lainnya didistribusikan ke seluruh
tumbuhan melalui proses translokasi, sebuah proses yang berlangsung di
dalam jaringan pembuluh yang dinamakan floem. Floem dalam tumbuhan
berbunga (tumbuhan tingkat tinggi) mengandung tabung-tabung yang saling
berhubungan yang terdiri dari sel-sel hidup. Gambar 2.34 menunjukkan salah
satu sel ini, yang disebut sebagai anggota pembuluh tapis. Ujung-ujung
pembuluh pengangkut ini berhadapan satu sama lain di dalam berkas
pembuluh dan memanjang ke seluruh bagian tumbuhan. Air dan senyawa-
senyawa organik dapat mengalir dengan cepat melalui pori-pori besar yang
terdapat di dinding ujung. Sel-sel tetangga adalah sel-sel non pengangkut yang
terletak bersebelahan dengan anggota pembuluh tapis. Sel-sel tetangga
berperan penting dalam proses translokasi.
Gambar 2.34. Penampang
membujur irisan sel utama
pada floem. Gambar pada
kotak inset memperlihatkan
bagaimana dinding sel
(lempeng tapis) memiliki
lobang-lobang pada batas
antara sel yang
berdampingan.
Gambar 2.33. Tetesan madu dari ujung ekor
kutu daun yang memakan gula yang diambil
dari floem tumbuhan.
46 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Serangga-serangga kecil yang disebut aphid membantu menunjukkan
bahwa senyawa organik mengalir di bawah tekanan floem. Seekor aphid
mengambil makanan dari daun dan batang. Ia menusukkan salah satu bagian
dari mulutnya yang disebut stilet ke dalam tabung tapis dan memakan gula
yang terlarut di dalamnya. Isi tabung tapis tersebut bertekanan tinggi, lima kali
lebih tinggi daripada tekanan yang berada di dalam sebuah ban mobil. Tekanan
ini mendorong cairan tersebut ke dalam perut aphid hingga keluar dari ujung
yang lain sebagai tetesan madu. Jika kita memarkir mobil di bawah pohon yang
sedang diserang oleh sekawanan aphid, mungkin kita akan kejatuhan tetesan-
tetesan madu tersebut.
Dalam beberapa eksperimen, aphid yang sedang makan dibius dengan
konsentrasi karbondioksida yang tinggi. Kemudian, tubuh mereka dilepaskan
dari stilet yang tertinggal dalam tabung tapis yang menjadi tempat makan sang
aphid. Analisis dari cairan yang keluar dari tabung tersebut memverifikasi
bahwa pada sebagian besar tumbuhan, bentuk karbohidrat utama yang di-
translokasi di bawah tekanan melalui floem adalah sukrosa.
b. Teori Aliran Tekanan
Di dalam tumbuhan berbunga, gula dan senyawa-senyawa organik lainnya
mengalir dari sebuah sumber menuju sebuah tempat tujuan mengikuti gradien
penurunan konsentrasi dan tekanan zat terlarut. Yang disebut sebagai sumber
adalah suatu bagian tubuh tumbuhan di mana senyawa organik dimasukkan ke
dalam sistem tabung tapis. Yang disebut sebagai tempat tujuan adalah suatu
bagian tubuh tumbuhan di mana senyawa organik dikeluarkan dari sistem
tabung tapis untuk digunakan atau disimpan.
Lokasi fotosintesis dalam daun-daun dewasa adalah contoh sebuah
sumber. Contoh lainnya adalah umbi, di mana timbunan makanan dimobilisasi
untuk diangkut menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang sedang tumbuh.
Sebaliknya, bunga-bunga muda yang tumbuh adalah bagian tujuan. Begitu pula
buah apel, pir, dan buah-buah lainnya yang Anda lihat tumbuh di pohon.
Sebenarnya, daun-daun muda, akar, dan bagian-bagian tubuh tumbuhan
lainnya pada awalnya adalah tempat tujuan, namun berubah menjadi sumber
seiring dengan berjalannya waktu.
BERMUTU 47BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Apa yang membuat gula dan senyawa-senyawa organik lainnya
mengalir dari sumber menuju tempat tujuan! Menurut teori aliran tekanan,
tekanan terbangun di ujung sumber dari sebuah sistem tabung tapis dan
mendorong zat-zat terlarut menuju tempat tujuan.
Bayangkan bagaimana sukrosa mengalir dari sumber ke tempat tujuan.
Di dalam daun, sukrosa yang dibentuk dalam sel-sel mesofil fotosintetik
diangkut ke dalam floem yang terdiri dari pembuluh-pembuluh halus. Di sini,
sukrosa dimasukkan ke dalam tabung tapis kecil. Sel-sel tabung tapis hidup
pada saat dewasa namun hanya memainkan peran pasif dalam proses
translokasi. Proses masuknya sukrosa ini bergantung pada pengeluaran energi
oleh sel-sel tetangga yang letaknya bersebelahan dengan sel-sel tabung tapis.
Seiring dengan masuknya sukrosa, konsentrasi sukrosa meningkat di
dalam tabung tapis. Sebagai akibatnya tekanan air menurun. Coba Anda ingat
kembali tekanan turgor! Tekanan cairan internal yang mendorong dinding sel,
meningkat ketika air masuk ke dalam sel melalui osmosis. Dalam kasus ini,
energi potensial air yang lebih rendah menyebabkan air masuk ke dalam
tabung tapis. Berkenaan dengan meningkatnya tekanan turgor, cairan yang
dipenuhi sukrosa ini bergerak ke dalam tabung tapis dari pembuluh-pembuluh
yang membesar. Pada akhirnya, cairan tersebut terdorong keluar dari daun
melalui batang menuju ke tempat tujuan. Di sini, cairan tersebut dikeluarkan
dari sistem tabung tapis.
48 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gambar 2.35. Tahapan pemindahan nutrisi
a. Pengisian nutrisi ke dalam sumber
b. Pengaliran nutrisi sepanjang jaringan pembuluh
c. Pengeluaran nutrisi ke tempat tujuan
Karena sukrosa ditambahkan di dalam ujung sumber dari tabung tapis
dan dikeluarkan di ujung tempat tujuan, konsentrasinya semakin menurun di
perjalanan sehingga terjadi penurunan tekanan. Sebagian besar sukrosa yang
dimasukkan ke dalam tabung-tabung tapis kecil akan mencapai tempat tujuan.
Sebaliknya, air bebas masuk dan keluar dari sistem tabung tapis di sepanjang
rute perjalanan. Oleh karena itu, hanya sedikit (jika ada sama sekali) molekul-
molekul air yang bertahan di perjalanan dan sampai ke tempat tujuan.
Meskipun demikian, air dalam ujung tempat tujuan tetap dikeluarkan menuju
sel-sel yang berada di sekitarnya ketika sukrosa dikeluarkan dan bergerak
menuju sel-sel tersebut.
a.
b.
c.
BERMUTU 49BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Perlu diingat bahwa tabung-tabung tapis hanyalah alat pasif dalam
translokasi. Sistem tabung tapis bekerja karena (1) sel-sel tetangga
menyediakan energi untuk memasukkan sukrosa ke dalam sumber dan (2)
sukrosa dikeluarkan di tempat tujuan. Oleh karena itu, selalu terdapat gradien
konsentrasi sukrosa dari sumber ke tempat tujuan dan gradien tekanan yang
menjaga sukrosa tetap bergerak.
Senyawa-senyawa organik mengalir melalui floem sebagai respon
terhadap gradien konsentrasi dan tekanan. Gradien tersebut dipertahankan
melalui pengeluaran energi di sumber, misalnya daun-daun dewasa, dan
pengeluaran zat-zat terlarut di tempat tujuan, misalnya akar.
C. Adaptasi Batang, Daun, dan Akar pada Tumbuhan
Tumbuhan, seperti makhluk hidup lainnya melakukan adaptasi untuk dapat
mempertahankan jenisnya. Adaptasi yang dapat dilakukan tumbuhan mencakup
perubahan morfologi tumbuhan. Adaptasi morfologi yang dilakukan tumbuhan,
antara lain berupa modifikasi daun, batang, dan akar.
1. Adaptasi Daun
Daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis dan menghasilkan
karbohidrat dengan menggunakan energi dari sinar matahari. Daun fotosintetik
biasanya tipis, memiliki area permukaan yang luas, dan letaknya pada batang
dengan posisi miring untuk penyerapan cahaya maksimum. Namun demikian,
daun dapat diadaptasi untuk keperluan lain termasuk sebagai tempat
penyimpanan makanan dan air, pemberi dukungan, dan pertahanan.
50 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
2. Adaptasi Batang
Batang cenderung berada di atas permukaan tanah, tegak, dan mendukung tubuh
tumbuhan. Batang mendukung daun, tunas sisi, dan organ reproduksi serta
biasanya berakhir dalam bentuk kuncup. Cabang lateral muncul dari ketiak daun
(sudut antara daun dan batang). Terdapat banyak variasi pada batang 'normal'.
Batang mungkin berada di bawah tanah, berfungsi sebagai tempat penyimpanan,
sebagai organ reproduksi atau organ pendukung.
Tempat
penyimpanan
makanan
Umbi Bawang
(Allium cepa)
Sumbu batang
yang sangat
pendek dengan
sisik daun
berdaging tebal
Sebagai
pertahanan/
kehilangan air
Duri
Opuntia marnierana
Setiap daun telah
menjadi kayu dan
duri non fotosintetik.
Duri dengan luas
permukaan yang
kecil mengurangi
kehilangan air dan
melindungi tanaman
dari hewan
herbivora.
Pemikat
Floral bracts
Bougainvillea
glabra
Daun memainkan
peran sebagai
mahkota bunga
dalam menarik
penyerbuk
Insektifor
Venus perangkap
serangga
(Dionaea muscipula)
Daun yang
dimodifikasi untuk
membentuk sebuah
perangkap serangga.
BERMUTU 51BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Fotosintetik
Phylloclade atau
cladode
Butcher’s broom
(Ruscus aculeatus)
kuncup
Struktur batang
yang mirip dan
bertindak sebagai
daun
Penyimpanan
Rhizoma Jahe
(Zingiber officinale)
Batang di dalam
tanah yang tumbuh
horizontal di bawah
permukaan tanah.
Umumnya tebal,
berdaging atau
berkayu.
Penyimpanan
Umbi Crocus
(Crocus species)
Batang (vertikal)
yang pendek,
gemuk dibangun
dari beberapa buku
dan ruas.
Berkembang di
dalam atau di
bawah tanah.
Pemanjatan/
Pendukung
Sulur Anggur
(Vitis species)
Posisi sulur dan
keberadaan/
ketiadaan sisik
daun yang
tereduksi dapat
dijadikan petunjuk
asal modifikasi
sulur dari batang
atau daun.
3. Adaptasi Akar
Akar cenderung tumbuh ke bawah, menjauhi cahaya, dan mendekati air.
Peran utama akar adalah penambatan, penyerapan, dan transportasi. Akar
harus memiliki penyesuaian untuk memenuhi berbagai fungsi lain termasuk
penyimpanan, pendukung, dan aerasi.
52 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Penyerapan
Akar udara
Anggrek epifit (spesies
Oncidium)
Tumbuhan epifit hidup
pada tumbuhan lain
untuk menyokong
pertumbuhannya. Akar
udara tersebut sedikit
yang mencapai
permukaan tanah untuk
menyerap air hujan.
Aerasi
Akar napas
Mangrov
(Spesies Sonneratia)
Akar napas memiliki
ruang udara internal
yang berhubungan
dengan akar yang
terendam air.
Perekat
Ivy (Hedera helix)
Tambahan akar
adventif tumbuh
dari batang, pada
bagian samping
untuk mencapai
permukaan.
Pendukung
Prop roots
Jagung
(Zea mays)
Akar udara
tumbuh ke arah
bawah dari
batang menuju
tanah.
D. Reproduksi pada Tumbuhan
Bagi tumbuhan berbunga, reproduksi seksual mensyaratkan dihasilkannya spora-
spora, seperti halnya gamet. Spora-spora ini terbentuk di dalam struktur
reproduksi khusus yang dinamakan bunga. Dalam berbagai spesies, bunga
dibantu oleh serangga, burung, dan binatang-binatang dalam proses yang
membantu polinasi (penyerbukan) dan penyebaran biji.
Struktur bunga jantan menghasilkan mikrospora haploid yang berkembang
menjadi gametofit jantan yang belum dewasa (butir serbuk sari). Sperma terbentuk
di dalam butir-butir serbuk sari. Struktur bunga betina memproduksi megaspora
haploid yang berkembang menjadi gametofit betina. Telur terbentuk di dalam
gametofit betina. Butir serbuk sari dikeluarkan dari tumbuhan induk dan
beradaptasi untuk mengadakan perjalanan menuju telur. Gametofit betina tetap
melekat pada tumbuhan induk dan diberi nutrisi olehnya.
Setelah terjadi fertilisasi, biji-biji berkembang. Masing-masing biji terdiri
atas sporofit embrio dan jaringan-jaringan yang berfungsi untuk menutrisi,
melindungi, dan membantu penyebarannya.
BERMUTU 53BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
1. Model-model Reproduktif
Meskipun kita mungkin tidak terlalu sering memikirkannya, tumbuhan berbunga
(tumbuhan tingkat tinggi) terlibat dalam hubungan seksual. Sebagaimana halnya
pada manusia, tumbuhan ini memiliki sistem reproduksi lengkap yang
menghasilkan sperma dan susu, menutrisi, dan melindunginya. Sebagaimana
halnya pada manusia, struktur betina dari tumbuhan berbunga mengandung
embrio pada masa awal perkembangannya. Bunga berfungsi sebagai pengundang
pihak ketiga, yaitu penyerbuk, yang berfungsi dalam menyatukan sperma dan
telur. Jauh sebelum manusia memikirkan hal tersebut, tumbuhan-tumbuhan
berbunga telah menggunakan warna-warni dan wewangian yang memikat untuk
meningkatkan kesuksesan hubungan seksual.
Banyak tumbuhan dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan oleh
manusia, mereka dapat berkembang biak secara aseksual. Ingat kembali bahwa
reproduksi seksual mensyaratkan pembentukan gamet yang diikuti oleh
pembuahan (fertilisasi). Hal ini berarti dua perangkat instruksi genetik dari dua
gamet hadir di dalam telur yang dibuahi. Reproduksi aseksual berlangsung melalui
mitosis sehingga individu-individu dari generasi yang baru adalah klon, yakni
identik secara genetik dengan tumbuhan induknya.
Apa yang biasa kita sebut tumbuhan sebenarnya adalah sporofit, badan
vegetatif yang berkembang setelah telur yang telah dibuahi (zigot) menjalani
serangkaian pembelahan dan diferensiasi sel secara mitosis. Tumbuhan lobak,
kaktus, dan pohon mangga adalah contoh-contoh sporofit. Pada suatu tahap masa
pertumbuhan dan perkembangan, sporofit memproduksi tunas-tunas reproduksi
yang dinamakan bunga. Beberapa sel dalam bunga membelah diri secara meiosis
dan berkembang menjadi gametofit yang akan memproduksi sel-sel seks haploid,
yaitu gamet. Gametofit jantan menghasilkan sperma dan gametofit betina
menghasilkan telur.
54 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Gametofit betina biasanya berbentuk badan-badan multisel kecil yang
melekat pada jaringan bunga. Gametofit jantan yang belum dewasa dilepaskan
dari bunga dalam bentuk butir-butir serbuk sari; yang seperti peti dalam kapal bagi
sel-sel yang memproduksi sperma sampai pada akhirnya mereka mendarat di
bagian bunga betina.
Pemandu kimiawi dan molekular memandu pertumbuhan gametofit jantan
yang menyerupai tabung dalam menuruni jaringan bunga betina, menuju kamar
telur dan takdir seksualnya.
Sporofit dapat juga mereproduksi diri sendiri secara aseksual melalui
beberapa cara. Tumbuhan strawberi menjulurkan batang-batangnya horisontal di
atas tanah, sementara akar serta tunas-tunasnya berkembang di setiap bintil di
sepanjang batang. Batang yang pendek di bawah tanah seperti yang dimiliki
bawang-bawangan atau lili mengeluarkan kuncup yang tumbuh menjadi tumbuhan
baru. Di musim kemarau, ketika kita menduga bahwa ia tidak melakukan apapun
selain dorman, rumput teki sebenarnya tengah melahirkan tumbuhan-tumbuhan
kecil baru pada bintil-bintil di sepanjang batang horisontalnya yang berada di
bawah tanah. Reproduksi aseksual juga berlangsung dengan bantuan manusia.
Keseluruhan kebun buah yang terdiri dari pohon pir, misalnya, ditumbuhkan
dengan cara memotong kuncup dari sebuah tumbuhan induk. Dengan kata lain,
reproduksi sosial mendominasi siklus hidup tumbuhan bunga dan ini akan menjadi
fokus pembahasan kita di sini.
Gambar 2.36. Siklus hidup tumbuhan
berbunga pada umumnya.
BERMUTU 55BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
2. Pembentukan Gamet pada Bunga
Sebuah bunga berkembang pada ujung tunas (Gambar 2.37). Selama
perkembangannya, sel-sel berdiferensiasi dan jaringan mengatur diri ke dalam
bagian-bagian nonfertil (daun kelopak dan daun mahkota) dan bagian-bagian yang
fertil (benang sari dan putik). Bagian-bagian khusus ini tumbuh dari ujung tunas
bunga yang termodifikasi, yaitu penyangga atau dasar bunga (receptaculus).
Bagian terluar, sekelompok daun kelopak (sepal) yang menyerupai daun
bersama-sama membentuk kelopak bunga (calyx). Biasanya, kelopak bunga
melingkupi bagian-bagian lainnya, sebagaimana terdapat di dalam bunga mawar
sebelum kuncup terbuka (Gambar 2.38). Di bagian yang lebih dalam, setelahnya,
adalah bunga mahkota (petal), juga menyerupai daun, yang melingkari bagian
jantan dan betina. Bersama-sama, daun mahkota bergabung membentuk mahkota
bunga. Mahkota biasanya memiliki warna pola, dan bentuk yang menarik, yang
berfungsi untuk menarik perhatian lebah dan penyerbuk lainnya.
Gambar 2.37. Susunan bagian-bagian bunga dengan putik tunggal.
56 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Di bagian dalam mahkota terdapat benang sari, yaitu bagian reproduktif
jantan. Dalam hampir seluruh spesies hidup, benang sari terdiri dari tangkai yang
ramping yang dimahkotai oleh kepala sari. Kepala sari adalah struktur bercuping
dua yang mengandung empat kantung serbuk sari, kamar-kamar di mana butir-
butir serbuk sari berkembang.
Bagian dalam yang berada di tengah-tengah sebuah bunga terdiri dari satu
putik atau lebih, yaitu bagian reproduktif betina. Sebuah putik bagaikan sebuah
kapal tanpa bukaan, sebuah rumah tanpa pintu. Bagian bawah dari putik adalah
indung telur. Indung telur adalah tempat di mana telur dikembangkan, dibuahi, dan
di mana biji menjadi matang. (Angiospermae merujuk pada putik; namanya diambil
dari kata bahasa Yunani, angeion, yang berarti sebuah bejana, dan sperma, yang
berarti biji). Banyak jenis bunga memiliki sekelompok putik yang berkumpul
bersama sedemikian rupa sehingga mereka membentuk indung telur.
Biasanya, bagian atas dari putik menyempit, membentuk lajur ramping
(tangkai putik) yang berujung pada sebuah kepala putik, tempat mendarat serbuk
sari. Putik yang berkumpul bersama dapat berbagi kepala putik dan tangkai putik
atau memiliki kepala dan tangkai putik yang terpisah.
mahkota bunga
(kombinasi semua fetal)
kelopak bunga
(kombinasi semua sepal)
dasar bunga
Gambar 2.38. Tempat beberapa bagian
bunga mawar.
BERMUTU 57BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Yang disebut sebagai bunga sempurna memiliki bagian reproduktif jantan
dan betina. Bunga yang tidak sempurna dapat memiliki bagian reproduktif jantan
atau betina saja, tidak kedua-duanya. Beberapa spesies, termasuk jagung,
memiliki bunga jantan dan betina pada tumbuhan yang sama. Spesies-spesies
lain, termasuk pohon melinjo, memiliki bunga jantan dan betina pada tumbuhan
yang berbeda.
3. Mikrospora menuju Serbuk sari
Mari kita beralih pada pembentukan serbuk sari. Serbuk sari adalah gametofit
jantan yang belum dewasa dan terdiri dari dua sel. Gambar 2.39 menunjukkan
beberapa contoh serbuk sari. Dalam hampir seluruh kasus, satu keluarga
tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan ukuran dan pahatan dinding dari serbuk
sarinya, juga jumlah pori-pori di dindingnya. Dinding-dinding tersebut cukup keras
untuk melindungi sel-sel sperma selama perjalanan berbahaya dari kepala sari ke
kepala putik. Mereka juga cukup keras untuk menahan dekomposisi. Hal ini
menjadi salah satu alasan mengapa serbuk sari dapat menjadi fosil yang baik dan
dapat menjadi petunjuk yang baik mengenai evolusi tumbuhan berbunga.
Serbuk sari mulai terbentuk ketika kepala sari tumbuh di dalam kuncup
bunga. Sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.40, setiap mikrospora di dalam
kepala sari mengalami pembelahan sel mitosis untuk menghasilkan empat sel
induk. Beberapa lapisan sel membentuk kamar berdinding di sekeliling masing-
masing massa sel. Ini adalah kantung di mana serbuk sari akan berkembang.
Masing-masing sel di dalam sebuah kantung serbuk sari mengalami meiosis dan
pada akhirnya empat sel haploid akan terbentuk. Sel-sel haploid yang dihasilkan
melalui meiosis ini bukanlah gamet, tetapi sejenis spora. Sel-sel yang dihasilkan
dalam kantung serbuk sari adalah calon mikrospora.
C
Gambar 2.39. Skaning mikrograf serbuk sari a. ros, b. rumput, c. jenis lain dari serbuk sari.
58 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
Masing-masing mikrospora mengalami pembelahan sel mitosis yang
hasilnya adalah badan haploid bersel ganda. Inilah serbuk sari. Selanjutnya,
setelah serbuk sari mendarat pada kepala putik, satu sel akan berkembang
menjadi sel-sel sperma sedangkan yang lain menjadi buluh serbuk sari yang akan
tumbuh melalui jaringan putik dan dengan demikian mengangkut sperma ke
indung telur.
4. Megaspora menuju Telur
Sementara itu, dalam putik sebuah bunga, salah satu massa sel berbentuk
lonceng telah berkembang di bagian dalam dari dinding indung telur. Masing-
masing massa adalah awal dari sebuah bakal biji yang bila segala sesuatunya
berjalan dengan baik, akan berkembang menjadi biji. Hanya satu massa berbentuk
lonceng terbentuk dalam putik sebuah bunga mangga dalam satu waktu. Ratusan
atau bahkan ribuan terbentuk dalam putik bunga lain. Cobalah Anda potong
sebuah pepaya matang dan banyaknya biji yang terdapat di dalamnya akan
membuat Anda berpikir tentang rupa dinding ovari bunga pepaya tersebut
terbentuk pada suatu waktu.
Sejalan dengan tumbuhnya massa sel, beberapa sel ini membentuk
sebuah tangkai. Sisanya berkembang menjadi jaringan bagian dalam (nuselus)
dan satu atau dua lapisan pelindung (integumen) terbentuk di sekelilingnya. Hanya
Gambar 2.33. Tahap merkembangan gametofit
jantan
Gambar 2.40. Tahap perkembangan gametofit jantan.
BERMUTU 59BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
sebagian kecil dari nuselus ini akan tertutupi oleh integumen. Biasanya, celah kecil
ini yang disebut, mikrofil, adalah tempat di mana tabung serbuk sari akan
mempenetrasi bakal biji. Di dalam massa sel, sel induk diploid membelah diri
secara meiosis.
Di dalam bakal biji, keempat sel haploid yang terbentuk setelah meiosis
disebut sebagai megaspora. Biasanya, tiga dari empat megaspora terdisintegrasi.
Sisanya, yang satu, mengalami mitosis tiga kali tanpa pembelahan sitoplasma
sehingga pada awalnya ia menjadi sel tunggal dengan delapan inti sel. Sitoplasma
terpisah hanya ketika tiap inti sel bermigrasi menuju lokasi khusus di dalam sel
tersebut. Hasilnya adalah kantung embrio bersel tujuh, yaitu gametofit betina.
Salah satu selnya adalah telur. Sel lainnya, adalah sel induk endospermae
memiliki dua inti sel. Sel ini akan membantu terbentuknya endosperma yang
merupakan, jaringan nutrisi di sekitar embrio yang akan terbentuk.
Sebuah bakal biji adalah struktur serupa tangkai yang berkembang di
dinding ovari pada sebuah putik. Ia tersusun atas sebuah sel telur di dalam
kantung embrio (gametofit betina), sebuah jaringan yang mengelilinginya
(nuselus), dan satu atau dua lapisan pelindung (integumen). Ketika telah dewasa,
sebuah bakal biji akan menjadi biji.
5. Penyerbukan dan Pembuahan
a. Penyerbukan
Perpindahan serbuk sari ke kepala putik disebut sebagai penyerbukan. Angin,
serangga, burung, atau agen-agen lain membantu perpindahan tersebut.
Hubungan di antara tumbuhan berbunga (tumbuhan tingkat tinggi)dan
penyerbuknya adalah salah satu kisah yang paling menarik dalam kisah
evolusi.
Berbagai variasi tumbuhan berbunga (tumbuhan tingkat tinggi)dapat
ditemukan hampir di mana saja, dari daerah bersalju hingga pegunungan dan
ke gurun pasir, dari air tawar ke permukaan laut. Bagaimanakah distribusi dan
keanekaragaman ini terjadi, padahal tumbuhan (tidak seperti hewan) tidak
dapat begitu saja berpindah tempat?
Untuk menjawabnya, kita harus kembali ke 430 juta tahun yang lalu
ketika tumbuhan mulai menginvasi daratan. Serangga yang dapat hidup dari
60 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN
bagian-bagian tumbuhan yang lembap dan membusuk mungkin berada di balik
semua ini. Fosil menunjukkan kepada kita bukti evolusi menuju batang yang
lebih kuat dan tumbuhan yang lebih tinggi. Kita juga memiliki fosil binatang
pemakan bangkai yang telah menyesuaikan diri sehingga tahan terpaan udara.
Tidak adanya persaingan untuk mendapatkan bagian tumbuhan yang dapat
dimakan (meskipun tipis) tampak telah mendorong beragam adaptasi cara
makan (seperti bagian tubuh untuk menyedot, merobek, dan mengunyah). Hal
itu juga telah mendorong perkembangan sayap serangga.
Tumbuhan penghasil biji pertama memasuki hutan pinggir pantai yang
lembap sekitar 395 juta tahun yang lalu. Mereka adalah nenek moyang dari
Gimnospermae dan tumbuhan berbunga. Seringkali, bakal biji dan kantung
serbuk sari terletak di dalam formasi daun yang berbentuk kerucut yang telah
termodifikasi dan tampaknya serbuk sari dapat mencapai bakal biji hanya
dengan bantuan aliran air.
Serbuk sari adalah sumber protein yang kaya. Seandainya beberapa
serangga datang dan mengasosiasikan kerucut dengan sumber makanan,
mereka akan mulai berperan sebagai agen penyerbuk. Beberapa serbuk sari
yang menyerupai debu dapat dimakan, namun sebagian akan menempel pada
badan serangga dan diangkut ke bakal biji. Serangga-serangga yang memanjat
di sekitar kerucut reproduktif mungkin bukan agen penyerbuk dengan presisi
tinggi, namun mereka lebih efektif daripada aliran air semata (yang tidak
banyak terdapat di hutan yang lebat). Serbuk sari akan dikirimkan tepat di
depan pintu rumah. Semakin lezat serbuk sari, semakin banyak kiriman yang
datang, dan semakin banyak biji yang terbentuk. Dan semakin banyak biji yang
terbentuk, semakin besar sukses reproduktif.
Yang kita deskripsikan di sini adalah kasus koevolusi, yang berarti
evolusi dua atau lebih spesies yang berhubungan dan berinteraksi erat dalam
lingkungan ekologis. Ketika satu spesies berevolusi, perubahan tersebut
mempengaruhi tekanan seleksi yang beroperasi di antara kedua spesies
tersebut. Begitu pula ketika spesies yang lain berevolusi. Dalam kisah
evolusioner kita, terdapat seleksi alam terhadap variasi tumbuhan yang mampu
menarik serangga yang berguna. Di waktu yang sama, terdapat seleksi
terhadap serangga penyerbuk. Karena kemampuan mereka untuk mengenali
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa
Strukturtumbuhan bermutu-ipa

Contenu connexe

En vedette

How I started 3d printing and what I use it for
How I started 3d printing and what I  use it forHow I started 3d printing and what I  use it for
How I started 3d printing and what I use it forWillem Van den Eynde
 
OConnorDescriptiveEssay
OConnorDescriptiveEssayOConnorDescriptiveEssay
OConnorDescriptiveEssayMatt Thura
 
Fanpage Ad Proposal
Fanpage Ad Proposal Fanpage Ad Proposal
Fanpage Ad Proposal Maru Lord
 
小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健
小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健
小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健schoowebcampus
 
Mesopotamia.. Group Dynamics
Mesopotamia.. Group DynamicsMesopotamia.. Group Dynamics
Mesopotamia.. Group DynamicsArviness Derecho
 
July Newsletter
July NewsletterJuly Newsletter
July Newslettermjcunny
 
The future of community based services and education
The future of community based services and educationThe future of community based services and education
The future of community based services and educationTraci Jones
 
MyNotifications for New Function APAR Subscription
MyNotifications for New Function APAR SubscriptionMyNotifications for New Function APAR Subscription
MyNotifications for New Function APAR SubscriptionMarna Walle
 

En vedette (15)

The Bunker Presentation
The Bunker PresentationThe Bunker Presentation
The Bunker Presentation
 
How I started 3d printing and what I use it for
How I started 3d printing and what I  use it forHow I started 3d printing and what I  use it for
How I started 3d printing and what I use it for
 
Motivask
MotivaskMotivask
Motivask
 
Bab 6 husni
Bab 6 husniBab 6 husni
Bab 6 husni
 
Yolanda (3) (1)
Yolanda (3) (1)Yolanda (3) (1)
Yolanda (3) (1)
 
OConnorDescriptiveEssay
OConnorDescriptiveEssayOConnorDescriptiveEssay
OConnorDescriptiveEssay
 
Redesigning lockers
Redesigning lockersRedesigning lockers
Redesigning lockers
 
Fanpage Ad Proposal
Fanpage Ad Proposal Fanpage Ad Proposal
Fanpage Ad Proposal
 
小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健
小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健
小山健はなぜ、無名のブログから人気マンガ家になれたのか? 先生:小山健
 
Mesopotamia.. Group Dynamics
Mesopotamia.. Group DynamicsMesopotamia.. Group Dynamics
Mesopotamia.. Group Dynamics
 
July Newsletter
July NewsletterJuly Newsletter
July Newsletter
 
The future of community based services and education
The future of community based services and educationThe future of community based services and education
The future of community based services and education
 
Plh
PlhPlh
Plh
 
Aiff
AiffAiff
Aiff
 
MyNotifications for New Function APAR Subscription
MyNotifications for New Function APAR SubscriptionMyNotifications for New Function APAR Subscription
MyNotifications for New Function APAR Subscription
 

Similaire à Strukturtumbuhan bermutu-ipa

IPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 RevIPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 RevIPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 RevIPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 RevPPGHybrid2
 
IKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptx
IKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptxIKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptx
IKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptxvirdaandika
 
IPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 RevIPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 RevPPGHybrid2
 
(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdf
(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdf(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdf
(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdfMadeirmaDwiputranti1
 
IPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 RevIPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 RevIPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 RevPPGhybrid3
 
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docxafrianarohmi1
 
X geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan laut
X geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan lautX geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan laut
X geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan lautjopiwildani
 
X geografi kd 3.7_dinamika perairan darat
X geografi kd 3.7_dinamika perairan daratX geografi kd 3.7_dinamika perairan darat
X geografi kd 3.7_dinamika perairan daratjopiwildani
 
Modul gabungan plpg sd 2013 uns
Modul gabungan plpg sd 2013  uns Modul gabungan plpg sd 2013  uns
Modul gabungan plpg sd 2013 uns Barika Akalili
 
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docxfitriyani357083
 
RPT KBAT BIO T5 2022.docx
RPT KBAT BIO T5 2022.docxRPT KBAT BIO T5 2022.docx
RPT KBAT BIO T5 2022.docxssuser75800d
 

Similaire à Strukturtumbuhan bermutu-ipa (20)

Struktur Tumbuhan
Struktur TumbuhanStruktur Tumbuhan
Struktur Tumbuhan
 
IPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 RevIPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 Rev
 
IPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 RevIPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 Rev
 
IPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 RevIPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 Rev
 
IKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptx
IKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptxIKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptx
IKM IPAS MI_UP 4 Peristiwa Alam ok.pptx
 
IPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 RevIPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 Rev
 
Gbpp fak farmasi
Gbpp fak farmasiGbpp fak farmasi
Gbpp fak farmasi
 
CONTOH RPS IDEAL.pdf
CONTOH RPS IDEAL.pdfCONTOH RPS IDEAL.pdf
CONTOH RPS IDEAL.pdf
 
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docxRPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
 
(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdf
(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdf(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdf
(KPT Belmawa) Kebijakan Implementasi MBKM-LLDIKTI-VIII.pdf
 
IPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 RevIPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 Rev
 
IPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 RevIPA Modul 2 KB 1 Rev
IPA Modul 2 KB 1 Rev
 
RPT BIO T5 2021.docx
RPT BIO T5 2021.docxRPT BIO T5 2021.docx
RPT BIO T5 2021.docx
 
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
 
X geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan laut
X geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan lautX geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan laut
X geografi kd 3.7_hidrologi dan dinamika perairan laut
 
X geografi kd 3.7_dinamika perairan darat
X geografi kd 3.7_dinamika perairan daratX geografi kd 3.7_dinamika perairan darat
X geografi kd 3.7_dinamika perairan darat
 
Modul gabungan plpg sd 2013 uns
Modul gabungan plpg sd 2013  uns Modul gabungan plpg sd 2013  uns
Modul gabungan plpg sd 2013 uns
 
Buku ajar-plh-2014 feb
Buku ajar-plh-2014 febBuku ajar-plh-2014 feb
Buku ajar-plh-2014 feb
 
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
02. Analisis Keterkaitan CP dan TP - www.ilmuguru.org.docx
 
RPT KBAT BIO T5 2022.docx
RPT KBAT BIO T5 2022.docxRPT KBAT BIO T5 2022.docx
RPT KBAT BIO T5 2022.docx
 

Strukturtumbuhan bermutu-ipa

  • 1.
  • 2. Drs. Wanwan Setiawan, M.M STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN UNTUK GURU SD Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program BERMUTU
  • 3. Hak Cipta pada PPPTK IPA Dilindungi Undang-Undang STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN UNTUK GURU SD Penulis Drs. Wanwan Setiawan, M.M Penelaah Drs. M. Sohib, M.Sc.Ed Drs. M. Syarif, M.Si Desainer Grafis Irman Yusron, S.Sos., Agus Maulani, A.Md., Dani Suhadi, S.Sos. Penata Letak/Setter Rini Nuraeni, M.Si Diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program BERMUTU Tahun Cetak 2009
  • 4. BERMUTU iiiBetter Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading KATA SAMBUTAN Program BERMUTU (Better Education through Reform Management and Universal Teacher Upgrading) merupakan upaya sistematis dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai institusi, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini, tidak terhenti sampai dengan kabupaten, tetapi memberdayakan forum asosiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada unit terkecil, yaitu KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Pemberdayaan secara optimal forum KKG dan MGMP, memerlukan berbagai dukungan dari kita semua, baik dalam hal fasilitasi pada tingkat kebijakan maupun dukungan pada tataran bahan analisis riil kasus, yaitu Modul Suplemen BBM (Bahan Belajar Mandiri). PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan), sebagai salah satu institusi yang berperan dalam pengembangan bahan belajar sesuai dengan bidang studinya telah menghasilkan modul suplemen BBM. Suplemen BBM yang dikembangkan ini, meliputi suplemen BBM: Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa (Indonesia dan Inggris), Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun PPPPTK yang terlibat dalam pengembangan modul suplemen BBM yaitu PPPPTK IPA, PPPPTK Matematika, PPPPTK IPS dan PKn, dan PPPPTK Bahasa. Modul suplemen BBM yang dikembangkan merupakan suplemen dari bahan belajar dalam forum KKG dan MGMP yang dilaksanaakan dalam kurun waktu 16 kali pertemuan (minggu), sesuai dengan program BERMUTU. Program 16 kali pertemuan ini diharapkan dapat membawa dampak dalam hal peningkatan kompetensi berkelanjutan (CPD: Continuous Professional Development), dan diharapkan dapat memperoleh pengakuan angka kredit (RPL: Recognition of Prior Learning). Dalam pengembangannya, modul ini disusun oleh Widyaiswara PPPPTK sebagai unsur NCT (National Core Team), yang melibatkan unsur Dosen LPTK, WI LPMP, dan Guru Pemandu untuk meninjau secara komprehensif. Dosen LPTK meninjau modul, antara lain berdasarkan kesesuaian dengan struktur keilmuan dan kesesuaian dengan mata kuliah tertentu di LPTK. Guru Pemandu (SD dan SMP) mengkaji modul antara lain, berdasarkan keterpakaian di KKG dan MGMP dan keterbacaan bagi guru serta kesesuaian dengan masalah yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas profesi. Aspek strategi pembahasan modul ini juga digunakan sebagai dasar untuk menganalisis keterlaksanaan pembahasan modul agar tinggi tingkat keterlaksanaannya dan dapat terpakai secara signifikan oleh guru dalam pembelajaran. Jakarta, medio September 2009 Dirjen PMPTK Dr. H. Baedhowi NIP. 19490828 1979031 1 001
  • 5. iv BERMUTU KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Modul Suplemen BBM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikembangkan oleh PPPPTK IPA. Modul ini ditinjau juga oleh dosen LPTK, Widyaiswara LPMP, dan Guru Pemandu (SD dan SMP). Jumlah modul yang dikembangkan berjumlah 20 buku terdiri atas Sembilan modul untuk kegiatan di KKG dan 10 untuk kegiatan MGMP serta satu panduan sistem pelatihan. Modul untuk guru SD meliputi: Pengembangan Perangkat Pembelajaran; Penilaian Hasil Belajar; Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan; Model Pembelajaran Terpadu; Hakikat IPA dan Pendidikan IPA; Struktur dan Fungsi Tumbuhan; Benda, Sifat dan Kegunaannya; Energi dan Perubahannya; Bumi dan Alam Semesta. Modul untuk guru SMP meliputi: Pengembangan Perangkat Pembelajaran; Penilaian Hasil Belajar; Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif; Hakikat IPA dan Pendidikan IPA; Materi dan Sifatnya; Kegunaan Bahan Kimia dalam Kehidupan; Energi dan Perubahannya; Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan; Sistem Tata Surya; dan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Panduan sistem pelatihan, diharapkan dapat sebagai pedoman bagi penyelenggara yaitu LPMP, Dinas Pendidikan, PCT, DCT, dan Guru Pemandu mengelola pelatihan dalam program BERMUTU. Dengan demikian pelaksanaan penyelenggaraan peningkatan kompetensi guru sesuai dengan standar dan memperoleh pencapaian sesuai dengan yang diharapkan. Bandung, medio September 2009 Kepala PPPPTK IPA, Herry Sukarman, MSc.Ed NIP. 19500608 197503 1 002
  • 6. BERMUTU vBetter Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Deskripsi Singkat 1 C. Tujuan 4 D. Program Penyajian 4 BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 9 A. Tubuh Tumbuhan 9 1. Sistem tunas dan sistem akar 10 2. Sistem tunas 18 3. Sistem akar 23 4. Tumbuhan berkayu 27 B. Nutrisi dan sistem pengangkutan pada tumbuhan 31 1. Kebutuhan nutrisi 31 2. Pengendalian penyerapan nutrisi 37 3. Pengangkutan dan konservasi air 39 4. Penyimpanan dan pengangkutan bentuk-bentuk senyawa organik 44 C. Adaptasi batang, daun, dan akar pada tumbuhan 49 D. Reproduksi pada tumbuhan 52 1. Model-model reproduksi 53 2. Pembentukan gamet pada bunga 55 3. Mikrospora menuju serbuk sari 57 4. Megaspora menuju telur 58 5. Penyerbukan dan pembuahan 59 6. Pembentukan biji dan buah 63 E. Aplikasi dalam Pembelajaran 66 BAB III RANGKUMAN 69 BAB IV EVALUASI 73 DAFTAR PUSTAKA 79 LAMPIRAN LKS
  • 7. vi BERMUTU DAFTAR ISI/DAFTAR GAMBAR/DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1. Skema Tubuh Tumbuhan 10 Gambar 2.2. Potongan melintang batang tumbuhan Angiospermae 11 Gambar 2.3. Contoh Jaringan Dasar. Penampang melintang batang bunga matahari. 12 Gambar 2.4. Sklereid daging buah pir 13 Gambar 2.5. Contoh sel-sel pada xylem dan floem tersusun dalam suatu ikatan berada pada jaringan dasar suatu batang. 14 Gambar 2.6. Tipe-tipe sel utama pada xilem yang mengalirkan air dan garam- garam mineral terlarut. 15 Gambar 2.7. (a) Penampang melintang batang jagung, menunjukkan bagian epidermis (b) Permukaan epidermis daun jagung 16 Gambar 2.8. Perkiraan lokasi meristem primer (kuning) dan meristem lateral (merah) pada tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. 17 Gambar 2.9. Struktur batang jagung; tumbuhan monokotil 18 Gambar 2.10. Struktur batang alfalfa; tumbuhan dikotil 19 Gambar 2.11. (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan koleus (b) dan (c) mikrograf skaning elektron ujung tunas tumbuhan yang sama 19 Gambar 2.12. a. sketsa susunan kuncup pada cabang pohon walnut berumur 3 tahun. b-d. Pembentukan daun pada pohon dogwood 20 Gambar 2.13. Bentuk umum daun tumbuhan dikotil (kiri) dan daun tumbuhan monokotil (kanan). Gambar atas memperlihatkan contoh beberapa daun tunggal dan daun majemuk. 21 Gambar 2.14. Tulang daun; Jalinan anak tulang daun tersebar di jaringan fotosintetik 22 Gambar 2.15. struktur internal daun; menunjukkan sel-sel daun yang berbeda. 22 Gambar 2.16. Sistem akar tunggang; b. Sistem akar serabut 23 Gambar 2.17. Gambaran mikrograf ujung akar jagung 24
  • 8. BERMUTU viiDAFTAR ISI/DAFTAR GAMBAR/DAFTAR TABEL STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gambar 2.18. Penampang melintang akar jagung; Pembagian jaringan dasar: empulur dan korteks. 25 Gambar 2.19. Penampang melintang akar muda 26 Gambar 2.20. Plasmodesmata, suatu saluran yang melintasi dinding sel. 26 Gambar 2.21. Pembentukan akar lateral 27 Gambar 2.22. Struktur batang tumbuhan berkayu, memperlihatkan pertumbuhan sekunder 28 Gambar 2.23. Hubungan antara kambium vaskuler dan sel-sel turunannya (xilem sekunder dan floem sekunder). 29 Gambar 2.24. Pertumbuhan sekunder pada akar dikotil (penampang melintang). 29 Gambar 2.25. Lokasi kambium vaskuler pada batang tua memperlihatkan pertumbuhan sekunder 30 Gambar 2.26. Lapisan pertumbuhan tahunan atau lingkar tahunan batang pinus (kiri). Gambaran mikrograf pola pertumbuhan tahunan tumbuhan dikotil: Querecus rubra (kanan). 30 Gambar 2.27. Pengambilan makanan pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan 35 Gambar 2.28. Rambut akar 36 Gambar 2.29. Lokasi dan fungsi pita kaspari dalam akar. 38 Gambar 2.30. Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. 38 Gambar 2.31. Teori tegangan kohesi pengangkutan air 40 Gambar 2.32. Penjelasan akumulasi kalium pada sel penutup stomata yang membesar. 42 Gambar 2.33. Tetesan madu dari ujung ekor kutu daun yang memakan gula yang diambil dari floem tumbuhan. 45 Gambar 2.34. Penampang membujur irisan sel utama pada floem. 45 Gambar 2.35. Tahapan pemindahan nutrisi 48 Gambar 2.36. Siklus hidup tumbuhan berbunga pada umumnya. 54 Gambar 2.37. Susunan bagian-bagian bunga dengan putik tunggal. 55 Gambar 2.38. Tempat beberapa bagian bunga mawar. 56 Gambar 2.39. Skaning mikrograf serbuk sari a. ros, b. rumput, c. jenis lain dari serbuk sari. 57 Gambar 2.40. Tahap perkembangan gametofit jantan. 58 Gambar 2.41. Beberapa tahap perkembangan tumbuhan dikotil 62 Gambar 2.42. Irisan membujur biji jagung 64 Gambar 2.43. Berbagai jenis buah; a. Nanas, buah majemuk, b. Mahoni, buah kering, c. Strawberi, buah agregat 65
  • 9. viii BERMUTU DAFTAR ISI/DAFTAR GAMBAR/DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1. Elemen Esensial Tumbuhan Darat 10 Tabel 2.2. Peran Mineral bagi Tumbuhan 20
  • 10. BERMUTU 1Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pengembangan Program BERMUTU adalah untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan kinerja guru melalui peningkatan penguasaan materi pembelajaran dan keterampilan mengajar di kelas. Untuk mendukung tercapainya sasaran pengembangan program tersebut, khususnya dalam hal peningkatan penguasan materi pembelajaran, PPPPTK mengembangkan modul-modul/bahan diklat yang akan digunakan dalam kegiatan di KKG dan MGMP. Seperti diketahui, guru-guru SD yang ada saat ini memiliki latar belakang pendidikan yang bervariasi, tidak spesifik dengan latar belakang mata pelajaran tertentu seperti halnya pada guru sekolah lanjutan. Dalam hal ini, tidak banyak guru SD yang memiliki latar belakang pendidikan IPA secara khusus. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu terus berkembang. Demikian pula halnya di bidang ilmu pengetahuan alam. Kemajuan ini tentunya perlu diikuti oleh semua guru sehingga ilmu pengetahuan yang disampaikan kepada peserta didik selalu mengikuti perkembangan. Berdasarkan hal tersebut di atas, diharapkan modul ini dapat membantu memecahkan masalah tersebut. B. Deskripsi Singkat Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Permendiknas No 22 Th 2006 tentang Standar Isi Mata pelajaran IPA SD) meliputi empat aspek (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas; (3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; dan (4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Modul ini (Struktur dan Fungsi Tumbuhan) disusun sebagai bahan pengayaan guru SD agar lebih mantap dalam melaksanakan pembelajaran
  • 11. 2 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN sewaktu membahas salah satu dari aspek “Makhluk hidup dan proses kehidupan” yaitu tentang tumbuhan. Materi tumbuhan yang harus dikuasai siswa sesuai tuntutan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk kelas tinggi tersebar mulai di kelas 4 (struktur akar, batang, daun, dan bunga); kelas 5 (cara tumbuhan hijau membuat makanan, ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan, dan penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya); kelas 6 (ciri- ciri khusus yang dimiliki tumbuhan, dan perkembangbiakkan tumbuhan). Namun demikian lingkup materi yang dibahas dalam modul ini tidak seluruhnya dapat memberikan pencerahan sesuai dengan tuntutan SK dan KD di atas, karena salah satu materi IPA di kelas 5 (cara tumbuhan hijau membuat makanan) tidak termasuk dalam lingkup struktur dan fungsi tumbuhan melainkan termasuk dalam lingkup fisiologi tumbuhan. Secara garis besar materi yang dibahas adalah sebagai berikut. Pembahasan diawali dengan memperkenalkan tubuh tumbuhan berdasarkan morfologi (bentuk tubuh) dan anatomi (struktur internal) tumbuhan berbunga atau angiospermae. Tubuh tumbuhan dibedakan dalam dua sistem utama yaitu: (1) sistem akar (root system), yaitu bagian tumbuhan yang biasanya ada di dalam tanah, seperti akar, umbi, dan rizoma; (2) sistem tunas (shoot system). Sistem tunas adalah bagian tumbuhan yang biasanya berada di atas tanah, termasuk organ-organ seperti daun, tunas, batang, bunga, dan buah. Dalam sistem tunas dan sistem akar pada tumbuhan muda memiliki tiga jaringan utama yaitu: (1) jaringan dasar (ground tissue), (2) jaringan pembuluh, tersebar di dalam jaringan dasar, dan (3) jaringan dermal. Masing-masing jaringan sambung menyambung di seluruh tubuh tumbuhan. Tumbuhan tumbuh pada bagian ujung-ujungnya yaitu pada ujung akar dan ujung tunas. Pada setiap bagian ujung itu terdapati daerah yang ditempati oleh sel-sel yang tidak berdiferensiasi (meristem apikal). Sel-sel ini membelah dengan cepat, memanjang, dan berkembang menjadi sel-sel khusus yaitu jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan vaskular. Pertumbuhan pada ujung-ujung akar dan tunas itu menghasilkan jaringan primer dalam tubuh tumbuhan. Banyak tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan sekunder, yang meningkatkan diameter akar dan batang tumbuhan. Tubuh sekunder tumbuhan terdiri atas jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder yaitu: kambium pembuluh yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) floem, serta kambium gabus yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
  • 12. BERMUTU 3BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN menggantikan epidermis pada batang dan akar. Pertumbuhan sekunder akan menghasilkan suatu jaringan yang biasa kita sebut dengan istilah kayu. Selanjutnya adalah pembahasan mengenai nutrisi tumbuhan serta pengangkutannya. Banyak aspek dari struktur dan fungsi tumbuhan yang secara adaptif merespon terhadap suatu keadaan kekurangan air, mineral, dan sumber lingkungan lainnya. Daun memiliki suatu pintu lintasan (stomata) yang terbentang pada epidermis. Kebanyakan tumbuhan memelihara air dengan menutup stomata pada malam hari. Tumbuhan akan kehilangan air pada siang hari, ketika stomata tetap terbuka sehingga karbondioksida dapat masuk dan berpindah ke dalam daun (yang digunakan dalam proses fotosisntesis). Tumbuhan memiliki mekanisme khusus untuk pengangkutan air. Air tertarik “mendaki” dari akar menuju bagian tumbuhan yang bersifat aerial. Air berpindah melalui xilem sebagai hasil penguapan dari bagian-bagian tumbuhan (transpirasi). Pengangkutan sukrosa dan senyawa organik lainnya pada tumbuhan dilakukan dengan suatu mekanisme khusus yang disebut translokasi. Pengangkutan terjadi di dalam suatu sistem tabung penyaring saling berhubungan yang meluas sepanjang tumbuhan. Translokasi terjadi karena perbedaan tekanan turgor dalam tabung penyaring dimana senyawa-senyawa dimasukkan ke dalam sistem dan dikeluarkan dari sistem. Bahasan mengenai reproduksi pada tumbuhan menyangkut reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Pada tumbuhan berbunga, reproduksi seksual membutuhkan produksi spora seperti halnya gamet. Spora dibentuk dalam suatu struktur reproduksi khusus disebut bunga. Pada banyak spesies, bunga bekerja sama dengan serangga, burung, dan hewan lainnya yang membantu dalam polinasi dan penyebaran benih. Struktur bunga jantan memproduksi mikrospora haploid yang berkembang menjadi gametofit jantan yang belum dewasa (butir serbuk sari). Sperma dibentuk di dalam butir serbuk sari. Struktur bunga betina memproduksi megaspora haploid yang berkembang menjadi gametofit betina. Telur dibentuk di dalam gametofit betina. Butir serbuk sari dilepaskan dari tumbuhan induk dan beradaptasi dalam rangka perjalanannya menuju telur. Gametofit betina yang tersisa tetap melekat pada tumbuhan induk dan terpelihara oleh tumbuhan induk tersebut. Melalui proses fertilisasi (pembuahan), benih dapat berkembang. Masing-masing benih
  • 13. 4 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN terdiri dari sebuah sporofit embrio dan jaringan-jaringan yang memiliki fungsi nutrisi, proteksi, dan penyebaran. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bergantung pada pengaruh beberapa hormon berbeda. Hormon tersebut diproduksi oleh sel-sel pada bagian- bagian tertentu dalam tumbuhan, yang seringkali diangkut menuju sel-sel pada bagian tumbuhan lainnya dimana hormon tersebut memicu perubahan dalam aktifitas metabolisme. Perubahan metabolik tersebut memiliki dampak yang mudah diprediksi, contohnya ketika perubahan metabolik tersebut dapat mempengaruhi batang untuk memanjang. Selanjutnya, modul ini juga dilengkapi dengan aplikasi dalam pembelajaran, berupa saran-saran tentang strategi pembelajaran siswa di kelas. C. Tujuan Setelah mempelajari uraian materi dalam modul ini, diharapkan Anda dapat: 1. mendeskripsikan sistem utama tubuh tumbuhan; 2. menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi pada tiga jaringan utama tumbuhan (jaringan dasar, jaringan pembuluh, dan jaringan dermal); 3. menjelaskan mekanisme pertumbuhan sekunder pada tumbuhan berkayu; 4. mendeskripsikan mekanisme pengambilan air dan nutrisi pada tumbuhan; 5. mendeskripsikan mekanisme pengangkutan zat-zat organik di dalam tubuh tumbuhan; 6. menjelaskan mekanisme perkembangbiakan pada tumbuhan; 7. menyusun rencana pembelajaran yang terkait dengan materi struktur dan fungsi tumbuhan. D. Program Penyajian Modul ini dapat digunakan sebagai pendukung Bahan Belajar Mandiri mata pelajaran IPA di SD kelas tinggi terkait dengan topik Perencanaan Tindakan. Bahwa pada topik perencanaan tindakan itu guru peserta di KKG diminta membuat RPP untuk topik-topik terpilih sesuai permasalahan yang ditemukan. Sebelum menentukan indikator pembelajaran guru harus menentukan kedalaman dan keluasan konsep-konsep yang harus dikuasai siswa. Modul pengayaan materi ini terkait dengan SK, KD sebagai berikut.
  • 14. BERMUTU 5BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN No. Kelas/ Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. IV/1 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya 2.1. Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya 2.2. Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya 2.3. Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya 2.4. Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya 2. VI/1 1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya 1.2 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki tumbuhan (kaktus, tumbuhan pemakan serangga) dengan lingkungan hidupnya 3. 2. Memahami cara perkembangbiakkan makhluk hidup 2.3. Mengidentifikasi cara perkembangbiakkan tumbuhan dan hewan Jika materi ini menjadi pilihan yang dibahas di KKG maka alternatif penyajiannya disarankan antara minimal 8 jam pelajaran @ 45 menit. Metode yang digunakan adalah ceramah, curah pendapat, diskusi, dan praktikum.
  • 15. 6 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Alur Kegiatan Kegiatan 1 : 10 menit Penjelasan umum : Topik yang akan dipelajari, tujuan, kegiatan belajar yang akan dilakukan guru peserta diskusi, dan produk kegiatan belajar yang diharapkan dari kegiatan belajar. Kegiatan 2: 25 menit Curah pendapat Diskusi dan tanya jawab tentang kesulitan serta solusinya dalam melaksanakan pembelajaran materi:  struktur bagian tumbuhan  hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya  perkembangbiakan tumbuhan Kegiatan 3: 145 menit Pengkajian modul: Kerja kelompok  Membuat rangkum- an materi yang ada pada modul  Menjawab pertanyaan-pertanya- an yang ada pada modul Pleno laporan hasil kerja kelompok Kegiatan 4: 135 menit Kegiatan praktikum: Kerja kelompok  Melakukan pengamatan langsung terhadap jaringan tumbuhan melalui mikroskop  Membandingkan antara hasil pengamatan dan diagram jaringan tumbuhan Pleno Laporan hasil kerja keompok Kegiatan 5: 45 menit Penutup Penjelasan tugas mandiri : Menyusun rencana pembelajaran Reviu hasil kegiatan oleh fasilitator
  • 16. BERMUTU 7BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Penjelasan Alur Kegiatan Kegiatan 1: Penjelasan Umum (10 menit) Awal pertemuan, guru pemandu menginformasikan topik yang akan dipelajari, tujuan, kegiatan belajar yang akan dilakukan guru peserta diskusi, dan produk kegiatan belajar yang diharapkan dari kegiatan belajar sebagai kelengkapan portofolio. Hubungan antara materi modul dengan materi IPA SD sesuai dengan standar isi dapat dilihat pada Tabel 2.3 Materi IPA SD yang Berhubungan dengan Modul “Struktur dan Fungsi Tumbuhan”. Kegiatan 2: Curah Pendapat (25 menit) Diskusi dan tanya jawab tentang kesulitan serta solusinya dalam melaksanakan pembelajaran materi:  struktur bagian tumbuhan  hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya  perkembangbiakan tumbuhan Dijaring juga kesulitan guru tersebut apakah masalah yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman materi, model pembelajaran, media, ataukah evaluasinya. Kegiatan 3: Pengkajian modul (145 menit) Kerja kelompok: Peserta dibagi dalam tiga kelompok besar, masing masing kelompok mengkaji satu topik dalam modul yaitu :  Tubuh tumbuhan  Nutrisi dan system pengangkutan pada tumbuhan  Reproduksi pada tumbuhan Rangkuman materi yang ada pada modul: dapat berupa peta konsep bagan konsep, mind map, atau bentuk lain yang sesuai dengan kemampuan peserta. Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada modul didiskusikan. Selanjutnya hasil kerja kelompok peserta dilaporkan secara pleno
  • 17. 8 BERMUTU BAB I PENDAHULUAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Kegiatan 4: Kegiatan praktikum ( 135 menit) Kerja kelompok Peserta melakukan kegiatan praktik tentang: Struktur tumbuhan dan Reproduksi pada tumbuhan (Lembar kegiatan terlampir.) Hasil praktik dilaporkan dan didiskusikan. Kegiatan 5: Penutup (45 menit) Penjelasan tugas mandiri : Peserta diminta menyusun rencana pembelajaran yang terkait dengan modul yaitu  struktur bagian tumbuhan  hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya  perkembangbiakan tumbuhan Kegiatan diakhiri dengan reviu hasil kegiatan oleh fasilitator
  • 18. BERMUTU 9Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN A. Tubuh Tumbuhan Di bumi ini terdapat lebih dari 275.000 jenis tumbuhan, dan tidak satupun jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai contoh khusus yang dapat mewakili tubuh tumbuhan secara keseluruhan. Namun demikian, tumbuhan yang paling dikenal secara luas adalah Angiospermae dan Gimnospermae. Angiospermae adalah tumbuhan berbunga, seperti bakung, pohon mangga, dan jagung, disamping menghasilkan bunga, yang merupakan struktur reproduksi juga menghasilkan biji yang ditutupi rapat dengan lapisan jaringan pelindung. Biji itu dihasilkan di dalam suatu ruangan terlindungi yang disebut ovarium (indung telur). Sedangkan Gimnospermae, contohnya pohon cemara dan pinus, tumbuhan ini menghasilkan biji terbuka terletak pada permukaan struktur reproduksi (tidak terbungkus dalam suatu ruangan khusus). Angiospermae merupakan kelompok terbesar dari tumbuhan berpembuluh, sehingga dalam modul ini tumbuhan tersebut akan dijadikan fokus pembahasan. Anatomi dasar tumbuhan menunjukkan sejarah evolusinya sebagai makhluk hidup yang hidup di darat. Suatu tumbuhan darat harus menempati dua lingkungan yang berbeda yaitu tanah dan udara, pada waktu bersamaan harus mengambil sumber daya dari kedua lingkungan itu. Tanah menyediakan air dan mineral, udara merupakan sumber utama CO2, cahaya tidak bisa menembus jauh ke dalam tanah. Solusi evolusioner terhadap pemisahan sumber daya ini adalah diferensiasi tubuh tumbuhan menjadi dua sistem utama yaitu sistem akar (root system) yang biasanya berada di bawah permukaan tanah dan sistem tunas (shoot system) bagian tumbuhan yang biasanya berada di atas tanah, termasuk organ-organ seperti daun, tunas, batang, bunga, dan buah.
  • 19. 10 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 1. Sistem Tunas dan Sistem Akar Ciri khas tumbuhan berbunga adalah memiliki perkembangan sistem tunas dan sistem akar yang baik. Pada Gambar 2.1 di bawah ini, terlihat bahwa kedua sistem itu terdapat berkas pembuluh (jaringan vaskuler), saluran pengangkutan air, mineral, dan zat organik ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Sistem tunas terdiri atas batang, daun, dan struktur reproduksi. Batang berperan sebagai kerangka tumbuhan untuk tumbuh ke atas. Dengan demikian, jaringan fotosintetik pada daun dapat dikenai cahaya, dan penyerbukan pada bunga dapat terlaksana dengan baik. Beberapa bagian pada sistem ini berperan sebagai tempat penyimpanan makanan. Sistem Akar, umumnya tumbuh di bawah permukaan tanah, berfungsi menyerap air dan mineral terlarut dari tanah. Pada beberapa jenis tumbuhan, sistem akar merupakan tempat menyimpan makanan, melekatkan dan menopang tubuh tumbuhan. Sistem tunas dan sistem akar pada tumbuhan muda memiliki tiga jaringan utama yaitu: (1) jaringan dasar (ground tissue), (2) jaringan pembuluh, tersebar di dalam jaringan dasar, dan (3) jaringan dermal, berfungsi sebagai pelindung yang menutupi bagian luar tubuh tumbuhan. Masing-masing jaringan sambung menyambung di seluruh tubuh tumbuhan. a. Jaringan Dasar Sistem jaringan dasar merupakan bagian terbesar penyusun tubuh tumbuhan muda, menempati ruangan antara sistem jaringan dermal dan sistem jaringan pembuluh. Jaringan dasar terdiri dari tiga jenis yaitu parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Ketiganya dibedakan terutama berdasarkan pada struktur dinding selnya. Gambar 2.1. Skema Tubuh Tumbuhan
  • 20. BERMUTU 11BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa semua sel-sel yang baru akan membentuk suatu dinding sel primer, yang disusun oleh ikatan helaian selulosa. Selanjutnya, pada bermacam jenis sel tumbuhan terjadi penambahan selulosa dan bahan lainnya ke dalam dinding primer, membentuk dinding sel sekunder. Selulosa pada dinding sel itu merupakan polisakarida. Jenis bahan yang lain pada dinding sel adalah pektin, berupa polisakarida yang mengandung garam kalsium dan magnesium. Bahan-bahan itu menumpuk pada lamella tengah, yaitu lapisan yang menghubungkan dinding primer sel yang satu dengan sel lainnya, dan membantu mengikatkan sel-sel yang berdekatan. 1) Parenkima Sebagian besar jaringan dasar tumbuhan terdiri atas sel-sel parenkima. Sel ini umumnya memiliki dinding sel primer yang tipis dan lunak. Sebagai contoh, bahan lunak pada tangkai seledri adalah massa sel parenkima. Pada batang, akar, daun, bunga, dan daging buah sel-sel parenkima membentuk suatu massa, bersama dengan rongga udara di antara sel-selnya. Berbagai jenis sel-sel parenkima berperan dalam fotosintesis, penyimpanan, sekresi, dan peran lainnya. Sel-sel parenkima tetap hidup sampai sel dalam keadaan dewasa, dan siap untuk tahap pembelahan sel. Jika Anda melihat suatu goresan pada tumbuhan, di tempat tersebut sel-sel Gambar 2.2. Potongan melintang batang tumbuhan Angiospermae
  • 21. 12 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN parenkima sedang bekerja, menyembuhkan luka dan kadangkala melakukan regenerasi pada bagian tumbuhan yang lepas. Jaringan parenkima dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. 2) Kolenkima Kolenkima merupakan jaringan dasar yang membantu menguatkan tubuh tumbuhan. Umumnya sel-sel ini bentuknya membulat atau silinder, terletak tepat di bawah jaringan dermal batang dan tangkai daun. Sebagai contoh, kolenkima adalah benang atau tali lunak pada tangkai seledri. Sel-sel kolenkima tetap hidup hingga sel itu dewasa. Dinding sel primer menjadi tebal diisi dengan selulosa dan pektin, sampai ke bagian sudut selnya. Akibat interaksi dua senyawa ini membuat kolenkima begitu liat. Apabila jaringan ini mengalami suatu tarikan semasa pertumbuhan, bentuk baru sel-selnya tetap dipertahankan. 3) Sklerenkima Bagian tumbuhan dewasa memperoleh dukungan mekanik dan perlindungan dari sklerenkima. Pada jaringan dasar ini, dinding sel sekundernya mengalami penebalan sehingga menjadi kaku atau liat. a. Parenkima b.Kolenkima c. Sklerenkima Gambar 2.3. Contoh Jaringan Dasar. Penampang melintang batang bunga matahari.
  • 22. BERMUTU 13BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Pada umumnya dinding sel sekunder diisi dengan lignin. Lignin mengandung gula alkohol dengan kandungan yang beragam, bergantung pada jenis tumbuhannya. Pada proses lignifikasi, senyawa ini mula-mula disimpan pada sudut-sudut sel, kemudian menyebar ke lamella tengah. Keberadaan lignin ini menimbulkan tiga efek. Pertama menambatkan selulosa pada dinding sel sehingga bagian tersebut menjadi kuat dan kaku. Kedua, lignin menjadi lapisan penutup yang stabil di sekeliling komponen dinding sel lainnya dan melindungi sel dari kerusakan secara fisik atau kimiawi. Ketiga, lignin membentuk suatu penghalang anti air di sekeliling selulosa. Jika terjadi penumpukan lignin, air tidak dapat membuat dinding sel berair dan tidak dapat melunakkannya. Dalam hal ini, banyak ahli biologi yang meyakini bahwa tumbuhan berpembuluh muncul manakala sel-sel tumbuhan mengembangkan kemampuannya untuk lignifikasi. Sel-sel sklerenkima, dinamakan sklereid dan serabut/serat (fibers), yang karena berkaitan dengan kemampuannya dalam memberikan kekuatan dan perlindungan bagian-bagian tumbuhan. Serat tumbuhan berukuran panjang, bersatu dalam ikatan berbentuk pita sejajar. Serat-serat itu dapat dibentuk benang halus dan dipilin tanpa peregangan, diolah di pabrik menjadi tali, kertas dan benang. Susunan sklereid mirip lembaran, berperan sebagai pembungkus yang kuat melindungi bagian luar biji. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid. Sklereida juga terdapat menyebar pada daging buah pir, sehingga tekstur daging buah itu seperti berpasir (Gambar 2.4). Beberapa selnya berdinding tebal berlignin, ciri dari sklereida. Gambar 2.4. Sklereid daging buah pir
  • 23. 14 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Tentu saja, bila setiap sel membungkus dirinya dengan dinding sel berlignin, pada akhirnya akan membunuh dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena antara sel dengan lingkungannya tidak akan terjadi pertukaran gas, makanan, dan materi lain. Ketika terjadi lignifikasi pada dinding sel, akan terbentuk suatu rongga dan lubang lainnya yang berfungsi sebagai saluran antara sel-sel dengan lingkungan luar. Sebagaimana Anda ketahui, jumlah dan ukuran bukaan sejenis pori itu, bervariasi bergantung pada peran sel-sel yang bersangkutan. b. Jaringan Vaskuler (Jaringan Pengangkut) Pada tumbuhan berbunga terdapat dua jenis jaringan vaskuler, yaitu xilem dan floem. Kedua jenis jaringan ini disusun oleh sel-sel penghantaran khusus, serat, dan sel parenkima dalam satu kelompok membentuk ikatan khusus. 1) Xilem Xilem berfungsi mengangkut air dan material terlarut yang diserap dari tanah. Disamping ini juga berperan sebagai pendukung tumbuhan secara mekanik. Sel-sel pengangkutan air itu saling bersambungan atau menyatu di bagian ujung-ujung selnya, membentuk pipa kapiler di sepanjang akar, batang, dan daun. Unsur utama xilem adalah trakeid dan unsur pembuluh (vessel element). Kedua jenis sel-sel itu mati pada saat dewasa dan seluruh atau sebagian dinding selnya mengandung lignin. Trakeid merupakan sel-sel panjang dengan ujung yang lancip, antara sel yang satu dengan yang lain saling berhubungan pada ujung-ujungnya. Gambar 2.5. Contoh sel-sel pada xilem dan floem tersusun dalam suatu ikatan berada pada jaringan dasar suatu batang.
  • 24. BERMUTU 15BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Air mengalir dari sel yang satu ke sel yang lain melalui bagian dinding sel yang tipis disebut ceruk. Pembuluh xilem sel-selnya lebih pendek, berdinding tebal, ujung- ujung selnya terbuka, yang satu dengan yang lain bersambungan membentuk pembuluh, sehingga air dapat mengalir dengan bebas. Sel-sel pembuluh ini memiliki celah dan lempeng perforasi, masing-masing terbuka pada ujung-ujung dinding selnya. Pada beberapa sel pembuluh kayu hanya memiliki satu bukaan yang besar. Pada unsur pembuluh yang lain, terdapat suatu jeruji mirip tangga terentang menyilang ujung sel yang terbuka, atau memiliki sekumpulan lempeng perforasi kecil yang melingkar. Gambar 2.6 di atas, memperlihatkan trakeid dan sel-sel pembuluh, bentuk-bentuk merupakan bentuk sel utama pada xilem yang menghantarkan air dan garam mineral terlarut ke seluruh tubuh tumbuhan berpembuluh. 2) Floem Floem merupakan jaringan vaskuler yang menyalurkan zat makanan (gula dan zat terlarut lainnya) hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya floem disusun oleh sel-sel pembuluh tapis, sel pendamping, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama floem adalah pembuluh tapis dan parenkima floem. Pembuluh tapis sel- selnya hidup hingga dewasa. Pada dinding selnya terdapat pori-pori yang menghubungkan materi sitoplasma antara sel-sel yang berdekatan. Pada Gambar 2.6. Tipe-tipe sel utama pada xilem yang mengalirkan air dan garam-garam mineral terlarut.
  • 25. 16 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN kebanyakan tumbuhan, sel-sel pendamping membantu pembuluh tapis mengangkut gula hasil fotosintesis dari daun. Pada tumbuhan lain, sel pendamping tidak menyalurkan gula namun bertindak sebagai tempat penyimpanan makanan. c. Jaringan Dermal Jaringan dermal berfungsi membatasi hilangnya air dari tumbuhan, menahan serangan mikroba, dan pada tumbuhan berkayu jaringan ini melindungi, secara fisik, jaringan yang berada di bagian lebih dalam. Jaringan dermal dapat dibedakan atas jaringan epidermis dan periderma (jaringan gabus). Gambar 2.7. (a) Penampang melintang batang jagung, menunjukkan bagian epidermis (b) Permukaan epidermis daun jagung 1) Epidermis Biasanya hanya terdiri atas selapis sel, berbentuk pipih dan tersusun rapat. Merupakan jaringan terluar tumbuhan yang menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Permukaan dinding luar sel epidermis dilapisi lilin yang kemudian terbenam dalam suatu senyawa lemak (kutin). Penutup permukaan luar dinding sel epidermis itu disebut kutikula, berfungsi menjaga lepasnya air dan menjaga menahan mikroba. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
  • 26. BERMUTU 17BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 2) Periderma Periderma atau jaringan gabus merupakan pengganti epidermis ketika akar dan batang tumbuhan diameternya bertambah besar dan berkayu, berfungsi sebagai lapisan pelindung. Pada tumbuhan, uap air seperti halnya karbondioksida dan oksigen umumnya bergerak melewati epidermis pada celah-celah di antara pasangan sel-sel pendamping. Celah di antara pasangan sel pendamping ini dinamakan stoma (jamak; stomata). d. Pembentukan Jaringan pada Tumbuhan : Meristem Tumbuhan yang baru mengalami pertumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan yang lebih tua menjadi panjang melalui pembelahan dan pembesaran sel pada ujung akar dan ujung tunas. Pertumbuhan pada ujung akar dan di ujung-ujung tunas ini dikenal sebagai pertumbuhan primer. Pada setiap ujung akar dan ujung tunas ini terdapat suatu massa sel berbentuk kubah, disebut meristem apikal. Turunan dari beberapa sel ini berkembang menjadi jaringan penguat pada ujung-ujung akar dan ujung tunas tersebut. Satu sel induk yang disebut protoderm, akan menghasilkan epidermis; sel induk lainnya yaitu meristem dasar menghasilkan jaringan dasar. Sel induk ketiga adalah prokambium, sebagai penghasil xilem primer dan floem primer. Sel-sel yang lain pada daerah meristem itu membelah diri tetap menjadi meristem apikal. Gambar 2.8. Perkiraan lokasi meristem primer (kuning) dan meristem lateral (merah) pada tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
  • 27. 18 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Banyak tumbuhan, seperti jagung, akan mati setelah sekali musim pertumbuhan primer. Tumbuhan berkayu menunjukkan adanya pertumbuhan sekunder pada daerah selain pada ujung akar dan ujung tunas. Pertumbuhan sekunder berasal dari pengabadian sendiri massa jaringan yang disebut meristem lateral, dan meristem lateral ini meningkatkan diameter akar dan batang yang lebih tua. 2. Sistem Tunas a. Susunan Berkas Pembuluh pada Sistem Tunas Jaringan primer pada batang tumbuhan monokotil dan dikotil diorganisasikan dalam satu dari dua pola, bergantung pada penyebaran berkas pembuluh. Berkas pembuluh adalah susunan xilem dan floem primer yang terletak pada jaringan dasar akar, batang, dan daun. Batang pada kebanyakan tumbuhan monokotil (dan beberapa tumbuhan dikotil) memiliki berkas pembuluh menyebar pada jaringan dasar. Batang pada kebanyakan tumbuhan dikotil memiliki susunan berkas pembuluh seperti cincin yang membagi jaringan dasar menjadi dua daerah, yaitu korteks di sebelah luar dan empulur di sebelah dalam. Gambar 2.9. Struktur batang jagung; tumbuhan monokotil
  • 28. BERMUTU 19BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN b. Susunan Daun dan Kuncup Pada kebanyakan tumbuhan berpembuluh, daun merupakan tempat utama proses fotosintesis. Daun berkembang pada sisi ujung batang utama atau pada cabang-cabang batang. Masing-masing mulai sebagai tonjolan kecil dari meristem apikal dan membesar menjadi daun rudimenter yang tipis. Awalnya tonjolan itu tertutup, namun seiring dengan tumbuhnya tumbuhan, terbentuklah daun dengan jarak tertentu di sepanjang batang. Titik pada batang tempat satu atau lebih daun menempel disebut buku, dan setiap daerah di antara dua buku pada batang disebut ruas. Gambar 2.11. (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan coleus (jawer kotok) (b) dan (c) mikrograf skaning elektron ujung tunas tumbuhan yang sama Gambar 2.10. Struktur batang alfalfa; tumbuhan dikotil a b c
  • 29. 20 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Apabila kita amati ranting pohon kemboja di musim kemarau, tampak ranting itu tidak ada daunnya. Di ujung tunas terdapat kuncup merupakan suatu tunas yang belum berkembang disusun oleh jaringan meristematik, kadangkala dilindungi dengan suatu penutup dari modifikasi daun. Sebagai tambahan dari ”kuncup terminal” ini kuncup-kuncup lainnya menyebar secara teratur dengan jarak tertentu di sepanjang batang. Kuncup lateral itu terbentuk di sudut sebelah atas tempat daun menempel pada batang. Selanjutnya kuncup tumbuh menjadi daun, bunga, atau keduanya. Bergantung pada jenis tumbuhan, pada setiap buku terdapat satu, dua, atau tiga, atau lebih daun dan kuncup. c. Struktur Daun 1) Bentuk Daun Banyak daun tumbuhan dikotil seperti daun pohon jati dan daun pohon jambu bol, memilikil daun dengan helaian yang lebar yang menempel pada batang melalui tangkai daun. Kebanyakan tumbuhan monokotil, seperti halnya padi dan jagung, daunnya tidak selebar daun tumbuhan dikotil. Sebagai pengganti tangkai daun, dasar dari helaian daun tumbuhan monokotil melingkari batang, membentuk pelepah. Beberapa jenis tumbuhan seperti petai cina memiliki daun majemuk. Pada daun majemuk, helaian daunnya dibagi menjadi helaian daun yang lebih kecil, dan setiap anak daun masing-masing memiliki tangkai daun kecil. Untuk mengkontraskan, daun Gambar 2.12. a. sketsa susunan kuncup pada cabang kedongdong berumur 3 tahun. b-d. Pembentukan daun pada pohon kemboja b c d
  • 30. BERMUTU 21BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN tunggal itu tidak dibagi seperti itu. Terdapat banyak variasi dari bentuk dasar daun. Sebagai contoh, pada beberapa daun terdapat rambut-rambut dan sisik, daun yang lain memiliki kait. 2) Struktur Internal Daun Daun memiliki permukaan luar yang luas yang dapat dikenai berkas cahaya matahari dan karbondioksida di udara. Sel-sel parenkima fotosintetik terletak di dalam daun, di antara lapisan epidermis atas dan epidermis bawah. Rongga udara yang luas berada di antara sel-sel, meningkatkan masuknya karbondioksida dan pelepasan oksigen selama fotosintesis berlangsung. Berkas pembuluh pada daun atau disebut tulang daun membentuk jaringan renda di seluruh helai daun. Tulang daun mengangkut air dan zat terlarut ke sel-sel fotosintetik dan membawa hasil fotosintesis keluar dari daun disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Gambar 2.13. Bentuk umum daun tumbuhan dikotil (kiri) dan daun tumbuhan monokotil (kanan). Gambar atas memperlihatkan contoh beberapa daun tunggal dan daun majemuk.
  • 31. 22 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gambar 2.14. Jalinan anak tulang daun tersebar di jaringan fotosintetik. Gambar 2.15. Struktur internal daun, menunjukkan sel-sel daun yang berbeda. Lapisan jaringan yang umum pada daun, yang paling atas adalah epidermis sebagai pelindung, dengan kutikula menutupi permukaan terluar. Selanjutnya mesofil palisade (jaringan pagar), jaringan disusun oleh sel-sel parenkima yang ikatannya lepas. Jaringan ini mampu melakukan fotosintesis. Di bagian bawah jaringan palisade adalah mesofil bunga karang. Jaringan ini lebih longgar karena ikatannya lebih lepas lagi dibandingkan dengan yang ada pada mesofil palisade, dan merupakan jaringan fotosintetik. Antara 15 hingga 50 persen daun berisi rongga udara yang berada di sekeliling mesofil bunga karang dan di sekeliling dinding sel- sel palisade. Di bagian bawah mesofil bunga karang adalah lapisan epidermis yang lain (epidermis bawah), juga dinding selnya dilapisi kutikula. Pada lapisan epidermis bawah ini terdapat banyak stomata, yaitu celah kecil tempat uap air keluar dari daun dan masuknya karbondioksida.
  • 32. BERMUTU 23BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 3. Sistem Akar Tumbuhan harus menyerap air yang cukup dan mineral-mineral yang terlarut untuk mempertahankan pertumbuhan dan pemeliharaan rutin. Untuk memenuhi kebutuhan ini tumbuhan memerlukan permukaan akar yang luas. Apabila Anda mengukur sistem akar gandum hitam yang muda yang hanya tumbuh selama empat bulan, Anda akan menemukan bahwa luas permukaan sistem akarnya lebih dari 675 meter persegi, artinya sekitar 130 kali lebih besar dari sistem akar itu sendiri. Sistem akar menembus ke bawah, menyebar dan menambat pada tanah bagian bawah. Akar wortel, akar bit, dan banyak tumbuhan yang lain juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan hasil fotosintesis. Makanan itu sebagian digunakan oleh sel-sel akar dan sebagian disalurkan ke bagian tumbuhan yang lebih atas jika diperlukan. a. Sistem Akar Tunggang dan Akar Serabut Pada kebanyakan pertumbuhan akar tumbuhan dikotil, akar yang pertama (akar primer) ukuran diameternya bertambah besar dan tumbuh kearah bawah. Akar-akar lateral kemudian muncul di sepanjang bagian akar. Cabang akar termuda ditemukan di dekat ujung akar. Akar primer dan cabang- cabang lateralnya merupakan sistem akar tunggang. Tumbuhan wortel memiliki sistem akar tunggang, demikian pula pohon mangga. Akar itu menembus ke dalam tanah sampai kedalaman lebih dari enam meter. Secara umum, akar primer pada tumbuhan monokotil masa hidupnya pendek, seperti pada rerumputan. Di tempatnya, sejumlah akar adventisia tumbuh dari batang tumbuhan muda. Istilah adventisia mengacu pada Gambar 2.16. a. Sistem akar tunggang; b. Sistem akar serabut
  • 33. 24 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN beberapa struktur yang timbul pada tempat yang tidak biasa, seperti akar yang tumbuh dari batang atau dari daun. Ukuran diameter dan panjang akar adventisia beserta cabang-cabangnya hampir sama, dan mereka membentuk sistem akar serabut. b. Struktur Akar Struktur ujung akar sel-selnya dibagi dalam meristem apikal dan daerah yang terbatas di sekitarnya, di mana meristem primer mengalami pembelahan dan diferensiasi. Dari meristem apikal itu timbul epidermis akar, jaringan dasar, dan jaringan vaskular. Sel-sel mengalami pemanjangan hingga jaringannya bertambah panjang beberapa millimeter. Setelah daerah pemanjangan tersebut, sel-selnya matang, sehingga tidak dapat tumbuh lebih jauh. c. Tudung Akar Pada ujung akar terdapat massa sel berbentuk kubah terbalik yang dikenal sebagai tudung akar. Meristem apikal akar menghasilkan massa sel yang gilirannya nanti akan menjadi pelindung. Tudung akar terdorong ke depan seiring dengan tumbuhnya akar, dan sebagian selnya pecah dan terkelupas. Bekas pecahan sel yang licin melumasi tudung akar. Gambar 2.17. Gambaran mikrograf ujung akar jagung
  • 34. BERMUTU 25BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN d. Epidermis Akar Di belakang tudung akar, terbentuklah epidermis, jaringan dasar, dan jaringan vaskular. Epidermis akar adalah permukaan yang melaksanakan absorpsi dengan lingkungan. Beberapa sel epidermal memiliki tonjolan keluar yang panjang, dinamakan rambut akar. Rambut-rambut akar memperluas permukaan akar untuk melaksanakan penyerapan air dan zat-zat terlarut. Itulah alasannya mengapa petani tidak mencabut tumbuhan dari tanahnya ketika memindahkan tumbuhan tersebut. Terlalu banyak permukaan penyerapan yang pecah jika mencabutnya. e. Silinder Vaskuler Hampir semua jaringan vaskuler (jaringan pembuluh) pada akar tersusun sebagai suatu kolom yang berada di bagian tengah, dinamakan silinder vaskuler. Jaringan dasar yang disebut korteks akar mengelilingi silinder vaskuler. Pada jagung dan beberapa spesies lainnya, susunan jaringan vaskuler seperti cincin yang membagi jaringan dasar menjadi korteks dan empulur. Gambar 2.18. Penampang melintang akar jagung; Pembagian jaringan dasar: empulur dan korteks.
  • 35. 26 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Rongga udara yang melimpah pada jaringan dasar memungkinkan oksigen mencapai sel-sel akar yang hidup, yang bergantung pada oksigen untuk respirasi aerobik. Pada jaringan ini juga, banyak sel-sel korteks yang berdekatan, sitoplasmanya berhubungan melalui plasmodesma. (jamak : plasmodesmata). Gambar 2.19. Penampang melintang akar muda Gambar 2.20. Plasmodesmata, suatu saluran yang melintasi dinding sel.
  • 36. BERMUTU 27BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Air yang masuk ke dalam akar bergerak dari satu sel ke sel lainnya sehingga mencapai endodermis (suatu lapisan yang teletak persis di sebelah dalam korteks akar). Endodermis merupakan lapisan yang mirip sarung, terdiri atas satu lapis sel yang tebal mengelilingi silinder vaskuler. Setelah lapisan endodermis, di sebelah dalam terdapat perisikel. Perisikel merupakan bagian dari kolom vaskuler terdiri atas satu atau lebih lapisan sel yang dapat menghasilkan akar lateral (akar samping). Akar ini tumbuh melalui korteks dan epidermis. 4. Tumbuhan Berkayu Siklus hidup tumbuhan berbunga dimulai dari perkecambahan biji sampai dengan pembentukan biji, yang kemudian tumbuhan itu mati. Selama siklus hidupnya, kebanyakan tumbuhan monokotil dan sebagian tumbuhan dikotil mengalami sedikit atau tidak sama sekali pertumbuhan sekunder. Tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan tidak berkayu atau tumbuhan menerna (herba). Sebaliknya, kebanyakan tumbuhan dikotil dan semua gymnospermae memperlihatkan pertumbuhan sekunder selama satu atau lebih musim pertumbuhannya. Tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan berkayu. Tumbuhan menerna dan tumbuhan berkayu memiliki karakteristik sebagai berikut. Annual : siklus hidupnya lengkap dalam satu musim pertumbuhan; bila ada, hanya sedikit mengalami pertumbuhan sekunder. Contoh: jagung Gambar 2.21. Pembentukan akar lateral korteks Akar lateral muncul dari aktivitas meristematik pada perisikel epidermis
  • 37. 28 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Biennial : siklus hidupnya lengkap dalam dua musim pertumbuhan (pembentukan akar, batang, daun pada musim pertumbuhan pertama; pembentukan bunga, biji, dan mati pada musim pertumbuhan kedua). Contoh wortel. Perennial : pertumbuhan vegetatif dan pembentukan biji terus menerus sepanjang tahun. Beberapa tumbuhan memiliki jaringan sekunder, dan sebagian lagi tidak. Contoh : semak berkayu (mawar), tumbuhan menjalar (anggur), dan pohon (mangga). Gambar 2.22 menunjukkan struktur batang pohon, suatu batang berkayu tua yang telah mengalami pertumbuhan sekunder. Tampak floem yang hidup tepat dibelakang permukaan lapisan gabus. Galih (heartwood) bagian tengah pohon dewasa, sel-selnya telah mati. Gubal (sapwood) daerah silindris dari xilem terletak di antara galih dan kambium vaskuler; mengandung sel-sel parenkima yang hidup di antara pembuluh tapis dan trakeid yang tidak hidup. Bagian yang berada di sebelah luar kambium vaskuler seringkali dinamakan pegagan atau kulit kayu (bark) dan bagian di sebelah dalam kambium vaskuler dinamakan kayu. a. Pembentukan Jaringan Selama Pertumbuhan Sekunder Bagaimanakah batang pohon yang tua menjadi lebih padat dan berkayu? Hal ini terjadi melalui kegiatan dua jenis meristem lateral. Meristem itu adalah kambium vaskuler dan kambium gabus. Apabila suatu kambium vaskuler telah selesai menjalani perkembangan, bentuknya mirip silinder, satu atau beberapa sel menebal. Sel-sel meristematik itu tumbuh menjadi jaringan xilem sekunder dan floem sekunder, yang menyalurkan air ke arah atas, bawah, dan horizontal melalui batang atau akar yang membesar. Xilem terbentuk di sebelah dalam kambium vaskuler, dan floem terbentuk di sebelah luar. Gambar 2.22. Struktur batang tumbuhan berkayu, memperlihatkan pertumbuhan sekunder
  • 38. BERMUTU 29BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gambar 2.24. Pertumbuhan sekunder pada akar dikotil (penampang melintang). (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan koleus (b) dan (c) Pembentukan cincin kambium vaskuler; Kambium vaskuler tumbuh menjadi xilem dan floem sekunder. Diameter akar bertambah besar, karena pembelahan sel-sel sejajar dengan kambium vaskuler. (d) Epidermis diganti dengan periderm, yang tumbuh dari kambium gabus. Massa xilem membesar dari musim ke musim, dan biasanya menyebabkan pecahnya dinding sel floem yang tipis dalam periode pertumbuhan tersebut. Demikian pula sel-sel floem yang baru dibentuk setiap tahun, di sebelah luar xilem. Massa jaringan baru pada batang atau akar menyebabkan korteks dan lapisan di sebelah luar floem pecah dan epidermis ikut terbawa. Namun demikian, sebagai gantinya kambium gabus dihasilkan dari sel-sel Gambar 2.23. Hubungan antara kambium vaskuler dan sel-sel turunannya (xilem sekunder dan floem sekunder).
  • 39. 30 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN meristematik. Kambium gabus menghasilkan periderma, suatu lapisan bergabus menggantikan epidermis yang lepas. Gabus tidak sama persis dengan pegagan. Gabus mengacu pada jaringan yang hidup dan jaringan yang mati yang terletak di antara kambium vaskuler dan batang atau permukaan akar. b. Kayu awal dan Pembentukan kayu berikutnya Pada musim kemarau pertumbuhan kambium vaskuler pada batang dan akar tumbuhan berkayu agak terhambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada musim hujan. Sel-sel xilem pertama yang dihasilkan di awal musim pertumbuhan cenderung diameternya besar dan berdinding tipis; sel-sel ini membentuk kayu awal (lihat gambar 2.26). Pertumbuhan sel berlanjut, dihasilkan sel-sel dengan diameter lebih kecil dan dindingnya lebih tebal. Sel- sel itu membentuk kayu berikutnya. Gambar 2.26. Lapisan pertumbuhan tahunan atau lingkar tahunan batang pinus (kiri). Gambaran mikrograf pola pertumbuhan tahunan tumbuhan dikotil: Querecus rubra (kanan). Gambar 2.25. Lokasi kambium vaskuler pada batang tua memperlihatkan pertumbuhan sekunder
  • 40. BERMUTU 31BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Dengan berakhirnya pembentukan sel-sel berdiameter kecil pada kayu berikutnya, kemudian beralih pada pembentukan awal musim pertumbuhan selanjutnya yang menghasilkan sel-sel berdiameter besar. Apabila Anda perhatikan potongan batang yang utuh dari suatu pohon yang tua, Anda tidak akan melihat satu persatu sel-selnya. Tetapi kayu awal dan kayu berikutnya memantulkan cahaya yang berbeda, dan memungkinkan kayu itu diidentifikasi sebagai berkas terang dan berkas gelap yang saling bergantian. Bentuk selang seling antara berkas terang dengan berkas gelap tersebut menunjukkan lapisan pertumbuhan tahunan, atau lingkaran tahun. B. Nutrisi dan Sistem Pengangkutan pada Tumbuhan Dalam bagian ini, akan dibahas jenis-jenis adaptasi yang memungkinkan tumbuhan darat berfungsi di lingkungannya. Tumbuhan secara umum adalah organisme autotrof yang berfotosintesis; mereka hanya membutuhkan sinar matahari, air, karbondioksida, dan beberapa jenis mineral. Namun, tumbuhan sebagaimana halnya manusia, tidak memiliki pasokan tak terbatas dari seluruh sumber daya yang diperlukan. Udara, misalnya, hanya mengandung satu bagian karbondioksida dari 350 juta bagian yang lain. Sebagian besar tanah biasanya kering. Disamping ini, air tanah biasanya tidak mengandung banyak mineral, kecuali tanah kebun yang banyak mendapatkan pupuk. Sebagaimana akan Anda lihat sendiri, banyak aspek dari struktur dan fungsi tumbuhan merupakan respon terhadap rendahnya konsentrasi sumber daya lingkungan. 1. Kebutuhan Nutrisi Tidak ada satu tumbuhan pun yang dapat tumbuh dengan normal ketika tumbuhan itu kekurangan elemen esensial yang diperlukan untuk melakukan metabolisme. Secara umum, tumbuhan memerlukan enam belas elemen esensial. Tiga di antaranya adalah oksigen, karbondioksida, dan hidrogen, yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembentukan karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Tumbuhan mendapatkan ketiga elemen itu dari air (H2O) dan dari gas oksigen (O2) serta dari karbondioksida (CO2) di udara. Elemen-elemen esensial lainnya tersedia bagi tumbuhan dalam bentuk garam-garam terlarut yaitu “garam-garam mineral”. Beberapa dari garam-garam mineral ini adalah makronutrien yang menyusun tubuh tumbuhan dalam jumlah
  • 41. 32 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN atau fraksi yang signifikan. Sisanya adalah mikronutrien; menyusun hanya sebagian kecil dari jaringan tumbuhan. Mikro dan makronutrien berperan penting dalam fotosintesis dan kegiatan-kegiatan metabolik lainnya. Kedua kategori elemen mineral tersebut berkontribusi dalam pelarutan gradien konsentrasi yang diperlukan untuk mengangkut zat-zat ke dalam dan keluar sel. Tabel 2. 1 memperlihatkan enambelas unsur yang diperlukan tumbuhan. Tabel 2.2 memperlihatkan ion-ion mineral dibedakan atas makronutrien dan mikronutrien beserta fungsinya dan gejala defisiensi mineral yang dapat diamati Tabel 2.1. Elemen Esensial Tumbuhan Darat Unsur Simbol Tersedia dalam bentuk Persentase (dalam berat kering jaringan) Karbon C CO2 45 45 96% dari total berat kering 6 Oksigen O O2 , H2O, C 2 Hidrogen H H2O Nitrogen N NO3 - ; NH4 + 1,5 Kalium K K + 1,0 Kalsium Ca Ca ++ 0,5 Magnesium Mg Mg++ 0,2 Fosfor P H2PO4 - , HPO4 - - 0,2 Sulfur S SO4 - - 0,1 Klorin Cl Cl- 0,010 Besi Fe Fe ++ , Fe +++ 0,010 Tembaga Cu Cu+ , Cu++ 0,006 Boron B H3BO3 0,002 Manggan Mn MN++ 0,0050 Seng Zn Zn ++ 0,0020 Molibdenum Mo MoO4 - 0,00001 Tabel 2.2. Peran Mineral bagi Tumbuhan Makronutrien Fungsi Gejala Defisiensi Nitrogen Komponen protein, asam nukleat, hormone, dan koenzim Pertumbuhan kerdil, daun tua berwarna pucat; daun tua kuning dan mati (klorosis) Kalium Kofaktor yang berfungsi dalam sintesis klorofil; zat terlarut utama yang berfungsi dalam keseimbangan air; pergerakan stomata Pertumbuhan terhambat; daun tua keriting, burik, atau bertitik-titik; pinggir daun terbakar; batang dan akar layu
  • 42. BERMUTU 33BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Makronutrien Fungsi Gejala Defisiensi Kalsium Berperan dalam pembentukan dan stabilitas dinding sel dan dalam pemeliharaan struktur dan permeabilitas membrane; mengaktifkan beberapa enzim; mengatur banyak respons sel terhadap rangsangan Pembentukan daun terhambat; kuncup terminal mati; pertumbuhan akar terhambat Magnesium Merupakan komponen klorofil; mengaktifkan banyak enzim Klorosis; daun gugur Fosfor Komponen asam nukleat, fosfolipid, ATP, beberapa koenzim Tulang daun yang tua berwarna keunguan; buah dan biji yang dihasilkan sedikit; pertumbuhan terhambat Sulfur Komponen protein, koenzim Daun berwarna pucat atau kekuningan; pertumbuhan terhambat Klorin Diperlukan dalam tahapan pemecahan air pada fotosintesis; berfungsi dalam menjaga keseimbangan air Layu; klorosis; beberapa daun mati Besi Komponen sitokrom; mengaktifkan beberapa enzim Klorosis; pada rerumputan daunnya menguning dengan garis- garis hijau Boron Kofaktor dalam sintesis klorofil; bias terlibat dalam transport karbohidrat dan sitesis asam nukleat Kuncup terminal, cabang lateral mati; daun menebal, mengikal, menjadi rapuh Manggan Aktif dalam pembentukan klorofil; mengaktifkan beberapa enzim; diperlukan dalam tahapan pemutusan air dalam fotosintesis Daun pucat, tulang daun utama berwarna hijau; daun memutih dan gugur Seng Aktif dalam pembentukan klorofil; mengaktifkan beberapa enzim Klorosis; daun burik atau berwarna perunggu; akar abnormal Tembaga Komponen enzim-enzim redoks dan biosintesis lignin Klorosis; pada daun terdapat bintik- bintik daun mati; pertumbuhan terhambat; kuncup terminal mati Molibdenum Berperan dalam fiksasi nitrogen; kofaktor yang berfungsi dalam reduksi nitrat Memungkinkan defisiensi nitrogen; daun pirang, menggulung a. Pengambilan Air dan Nutrisi Ketersediaan air dan garam-garam mineral terlarut sangat mempengaruhi perkembangan akar dan ini mempengaruhi pertumbuhan keseluruhan tumbuhan. Akar pertama bercabang dan menembus tanah di sekitarnya. Kemudian, ketika kondisi tanah berubah, akar baru yang bercabang ke daerah- daerah lain, menggantikan akar yang lama. Bukan berarti akar dapat
  • 43. 34 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN menjelajah tanah untuk mencari nutrisi, melainkan tanah yang mengandung konsentrasi air dan ion yang lebih tinggi menyediakan rangsangan yang lebih besar bagi pertumbuhan akar. b. Bintil-Bintil Akar Banyak tumbuhan berbunga mendapatkan nutrisi dengan bantuan organisme- organisme lain yang juga mendapatkan manfaat dari tumbuhan yang dibantunya. Hubungan semacam ini dikenal juga sebagai mutualisme. Dua spesies itu berinteraksi dalam cara yang saling menguntungkan secara permanen. Coba Anda bayangkan jenis hubungan mutualistik yang membantu tumbuhan kacang-kacangan untuk mendapatkan nitrogen! Kacang-kacangan mencakup tumbuhan kedelai, kacang polong, kacang panjang, semanggi, dan tumbuhan-tumbuhan lain dengan nilai ekonomi yang tinggi. Di berbagai daerah pertanian, panen kacang-kacangan gagal karena kelangkaan nitrogen. Sebenarnya, terdapat banyak nitrogen di udara (N=N), tetapi tumbuh-tumbuhan tidak memiliki sarana metabolik untuk memecah ketiga ikatan kovalen dalam tiap molekulnya. Tumbuhan komersial bergantung pada pemberian pupuk kaya nitrogen atau aktivitas bakteri pengikat nitrogen di dalam tanah. Bakteri-bakteri tersebut mengubah nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh mereka sendiri dan juga tumbuh-tumbuhan. Kacang-kacangan memiliki keuntungan dalam hal ini. Bakteri pengikat nitrogen hidup dalam bintil-bintil akar tumbuhan tersebut. Bakteri ini makan dari molekul-molekul organik yang dihasilkan oleh tumbuhan melalui fotosintesis. Namun, mereka juga memasok nitrogen siap guna kepada sang tumbuhan.
  • 44. BERMUTU 35BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gambar 2.27. Pengambilan makanan pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan. Perhatikan Gambar 2.27. Gambar ini memperlihatkan bagaimana interaksi mutualisme antara bakteri pengikat nitrogen (Rhizobium dan Bradyrhizobium) itu terjadi. a. Ketika sel-sel bakteri menginfeksi rambut-rambut akar, menimbulkan pembentukan suatu benang infeksi berupa kumpulan selulosa. b. Bakteria menggunakan benang infeksi itu sebagai jalan untuk mencapai sel-sel korteks akar, beberapa diantaranya berbentuk tetraploid. c. Karena terinfeksi, sel-sel itu dan bakteri yang ada di dalamnya membelah diri dengan cepat, membentuk massa yang membengkak yang akhirnya membentuk bintil akar. Bakteri mulai mengikat nitrogen ketika bakteri itu telah mencapai membran sel-sel akar. Tumbuhan mengambil sejumlah nitrogen hasil pengikatan oleh bakteri, dan bakteri mengambil senyawa yang dihasilkan tumbuhan. d. Bintil akar pada tanaman kacang kedelai e. Tanaman kacang kedelai pada tanah yang miskin nitrogen (kiri). Tumbuhan yang ada di sebelah kanan diinokulasi dengan sel-sel Rhizobium dan membentuk bintil akar. d e
  • 45. 36 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN c. Mycorrhizae Selain bintil akar, terdapat struktur-struktur lain yang membantu pengangkutan air dan mineral-mineral terlarut ke dalam banyak spesies tumbuhan berbunga. Mycorrizhae adalah salah satu contohnya. Nama ini berarti akar jamur, dan merujuk pada hubungan yang saling menguntungkan antara jamur dan akar yang masih muda. Jamur seringkali tumbuh sebagai alas dari filamen-filamen di sekitar akar. Dalam jumlah banyak, filamen-filamen ini menyediakan area permukaan yang luas untuk menyerap garam-garam mineral dari tanah. Jamur memanfaatkan senyawa-senyawa gula dan senyawa yang mengandung nitrogen. Dalam pertumbuhannya, akar memanfaatkan beberapa mineral langka yang didapatkan oleh jamur. Dalam jenis-jenis akar jamur yang lain, jamur hidup di dalam sel-sel korteks akar. Salah satu tumbuhan yang bergantung pada hubungan mutualistik jenis ini adalah anggrek. d. Rambut Akar Rambut akar adalah perpanjangan sel-sel epidermal yang halus. Rambut akar meningkatkan area penyerapan air dan garam-garam mineral dari dalam tanah. Satu sistem akar dapat mengembangkan jutaan atau bahkan miliaran rambut akar. Bintil akar, akar jamur, dan rambut akar adalah contoh-contoh dari struktur-struktur khusus yang meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap air dan garam-garam mineral terlarut. Gambar 2.28. Rambut akar
  • 46. BERMUTU 37BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 2. Pengendalian Penyerapan Nutrisi Amati lagi Gambar 2.29 yang menunjukkan struktur internal akar. Begitu air telah diserap dari tanah di sekitarnya, air bergerak melalui korteks akar hingga mencapai lapisan sel-sel tunggal yang menyerupai lembaran yang membungkus silinder vaskuler (tabung pembuluh). Lapisan sel ini adalah endodermis. Suatu pita berlilin yang dinamakan pita kaspari berperan sebagai penghalang impermeabel di antara dinding-dinding sel-sel endodermal yang saling berbatasan. Air tidak dapat melewati pita kaspari ini. Air dapat bergerak menuju tabung pembuluh hanya dengan menyeberangi membran plasma sel-sel endodermal, berdifusi melalui sitoplasma, lalu menyeberangi membran plasma di sisi yang lain. Membran plasma memungkinkan gerakan zat-zat tertentu melalui lapisan lemak ganda sambil menahan zat-zat yang lain. Mekanisme pengangkutan membran membantu mengendalikan jenis-jenis larutan yang akan didistribusikan ke seluruh tumbuhan. Kajian terkini menunjukkan bahwa akar sebagian besar tumbuhan berbunga (tumbuhan tingkat tinggi) juga memiliki eksodermis, lapisan sel yang berada di dalam epidermis. Lapisan ini juga memiliki pita kaspari yang berfungsi seperti pita kaspari di dalam endodermis. Begitu nutrisi mencapai tabung pembuluh, kemudian didistribusikan ke berbagai jaringan yang dikoordinasikan sedemikian rupa, sehingga berpengaruh dalam pertumbuhan tumbuhan. Sel-sel hidup di seluruh tumbuhan mengambil nutrisi melalui mekanisme pengangkutan aktif di membran plasma. Energi dari ATP mengarahkan pompa membran sehingga larutan bergerak masuk ke dalam sel-sel. Pompa tersebut adalah protein-protein pengangkut yang terikat dalam membran plasma. Dalam sel-sel fotosintetik, ATP yang diperlukan untuk operasi pompaan membran dibentuk pada saat berfotosintesis dan pernapasan aerob. Bagaimana dengan sel-sel nonfotosintetik seperti sel-sel parenkim di dalam akar? Pengendalian (kontrol) penyerapan nutrisi dilakukan dalam lapisan sel (eksodermis) dekat permukaan akar, lalu dalam endodermis dekat tabung pembuluh, dan akhirnya dalam membran plasma dari sel-sel hidup di seluruh tubuh tumbuhan.
  • 47. 38 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Bagaimanakah mereka mendapatkan seluruh ATP yang diperlukan untuk transportasi aktif? Dalam sel-sel tersebut, hampir semua ATP dihasilkan melalui pernapasan aerob. Gambar 2.29. Lokasi dan fungsi pita kaspari dalam akar. Perhatikan Gambar 2.29! Umumnya pada akar terdapat endodermis (suatu lapisan sel yang mengelilingi silinder vaskuler) dan eksodermis (suatu lapisan sel tepat di sebelah dalam epidermis). Kedua lapisan ini memiliki pita kaspari berperan dalam mengendalikan masuknya air dan nutrisi terlarut. Gambar 2.30. Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
  • 48. BERMUTU 39BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gambar 2.30 menunjukkan Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi koordinasi pertumbuhan akar, batang, dan daun. Bila satu proses meningkat, yang lainpun meningkat. Beberapa faktor lingkungan yang membatasi satu proses kadangkala menimbulkan perlambatan pertumbuhan di seluruh bagian tumbuhan. 3. Pengangkutan dan Konservasi air a. Transpirasi Mari kita beralih pada mekanisme aktual di mana air dan nutrisi yang terlarut di dalamnya bergerak dari akar ke batang, lalu ke daun. Sejumlah kecil air digunakan dalam pertumbuhan dan metabolisme, namun sebagian besar menguap ke udara. Penguapan air dari batang, daun, dan bagian-bagian tumbuhan yang lain disebut sebagai transpirasi. Bagaimanakah air dapat mencapai puncak tumbuhan, termasuk pohon- pohon yang sangat tinggi? Air bergerak melalui sel-sel jaringan pembuluh yang disebut xilem. Sebenarnya, sel-sel xilem mati ketika dewasa dan hanya dinding sel mereka yang tinggal. Oleh karena itu, sel-sel itu sendiri tidak menarik air ke atas, melainkan, air ditarik oleh kekuatan udara yang mengeringkan, yang menciptakan tekanan negatif terus-menerus (tegangan) yang berlanjut ke bawah dari daun ke akar.
  • 49. 40 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gambar 2.31. Teori tegangan kohesi pengangkutan air Transpirasi melibatkan serangkaian peristiwa. Yang pertama, air menguap dari dinding sel-sel fotosintetik di dalam daun. Lepasnya molekul air, segera diganti oleh molekul-molekul lain dari sitoplasma. Air dari xilem di pembuluh-pembuluh daun menggantikan air yang hilang dari sel-sel. Yang kedua, ketika molekul-molekul air pindah dari pembuluh daun, penggantinya ditarik dari xilem dalam batang. Penarikan ini menyebabkan air dalam xilem berada dalam keadaan tegang. Yang ketiga, air pengganti bergerak menuju akar, dan lebih banyak air tanah ditarik ke dalam tumbuhan mengikuti gradien osmosis (dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Gerakan masuknya air ini berlanjut sehingga tanah menjadi sangat kering, menyebabkan tidak ada lagi gradien osmosis. Ketika air bergerak kontinyu melalui pipa xilem, molekul- molekulnya tidak menjauh satu sama lain. Mengapa demikian? Beberapa waktu yang lalu, seorang botanis, Henry Dixon, memberikan penjelasan yang bagus,
  • 50. BERMUTU 41BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN yang sejak saat itu dinamakan sebagai teori kohesi-tegangan dari pengangkutan air. 1. Kekuatan pengering dari udara menyebabkan transpirasi, yaitu penguapan air dari daun dan bagian-bagian tumbuhan lain yang terpapar ke udara. 2. Transpirasi menyebabkan air di dalam xylem berada dalam keadaan tegang, yang menyebar dari daun ke batang, dan menuju akar. 3. Selama molekul-molekul air lepas dari tumbuhan, terjadi ketegangan yang terus menerus di dalam xilem, sehingga memungkinkan lebih banyak molekul ditarik untuk menggantikan molekul-molekul air yang hilang. 4. Lajur-lajur air ditarik ke atas oleh kekuatan kolektif dari ikatan-ikatan hidrogen di antara molekul-molekul air yang terkurung di dalam sel-sel xilem yang sempit dan menyerupai pipa. 5. Ikatan-ikatan hidrogen cukup kuat untuk menyatukan molekul-molekul air di dalam xilem, namun mereka tidak cukup kuat untuk mencegah perpecahan molekul-molekulnya tersebut pada saat transpirasi dan terlepas dari daun. b. Pengendalian Hilangnya Air Dari keseluruhan air yang masuk ke daun, lebih dari 90%-nya hilang melalui transpirasi. Sekitar 2% air yang ditahan di dalam daun digunakan dalam fotosintesis, fungsi membran, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Akan tetapi, ketika jumlah air yang hilang melalui transpirasi melebihi jumlah air yang diserap oleh akar, terjadi dehidrasi jaringan tumbuhan yang mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang membutuhkan air ini. Dalam kondisi kekurangan air yang sedang, tumbuhan akan segera layu dan mati bila tidak ada kutikula, penutup berlilin yang mengurangi kecepatan hilangnya air dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah. Kutikula membantu menahan air, namun ia juga membatasi kecepatan difusi karbondioksida ke dalam daun. Transpirasi terjadi terutama melalui stomata, gerbang kecil di bagian epidermis daun dan batang yang tertutupi kutikula. Begitu pula difusi karbondioksida ke dalam daun.
  • 51. 42 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Ketika sepasang sel penutup membesar dipenuhi air, tekanan turgor mendistorsi bentuk mereka sedemikian rupa sehingga mereka bergerak menjauh satu sama lain. Hal ini menghasilkan celah di antara kedua sel Gambar 2.32. Penjelasan akumulasi kalium pada sel penutup stomata yang membesar. (a) pada sampel stomata yang membuka, kebanyakan kalium mengumpul pada sel penutup; (b) pada stomata yang menutup, kalium sangat sedikit pada sel penutup, kebanyakan kalium berada pada sel-sel epidermis lainnya.
  • 52. BERMUTU 43BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN penutup, yaitu stoma yang sebenarnya. Ketika isi air dari sel-sel penutup berkurang, tekanan turgor menurun dan stoma menutup kembali. Ketika stomata terbuka, karbondioksida dapat diserap masuk dari udara untuk digunakan dalam fotosintesis. Namun, ketika stoma terbuka, kecuali bila kelembapan relatif mencapai 100%, air selalu keluar! Stomata harus membuka dan menutup pada waktu-waktu yang berlainan untuk mengendalikan keluarnya air dan masuknya karbondioksida. Stoma membuka dan menutup berdasarkan jumlah air dan karbondioksida yang tersedia di dalam dua sel penutup yang mengapitnya. Ketika matahari muncul, karbondioksida digunakan dalam fotosintesis. Pada gilirannya, jumlah karbondioksida dalam sel menurun, termasuk dalam sel-sel penutup. Sebagai tambahan, panjang gelombang biru dari sinar matahari mempengaruhi sel-sel penutup secara langsung. Efek sinar biru dan menurunnya konsentrasi karbondioksida memicu pengangkutan kalium ke dalam sel-sel penutup. Hal ini diikuti oleh gerakan air ke dalam sel melalui osmosis. Seiring dengan meningkatnya tekanan air di dalam, sel-sel penutup membengkak dan bergerak menjauh sehingga stomata membuka. Oleh karena itu, uap air keluar dan karbodioksida masuk ke dalam daun pada siang hari. Fotosintesis berhenti ketika matahari terbenam, namun karbondioksida terakumulasi di dalam sel-sel sebagai hasil sampingan dari pernafasan aerob. Kalium dalam sel-sel penutup bergerak keluar, diikuti oleh air. Sel-sel penutup kolaps dan menutup celah di antara mereka. Oleh karena itu, transpirasi berkurang dan air ditahan pada malam hari. Dalam sebagian besar tumbuhan, stomata tetap membuka pada siang hari ketika fotosintesis berlangsung. Tumbuhan kehilangan air, namun karbondioksida dapat masuk ke dalam daun.Stomata tetap menutup sepanjang malam ketika karbondioksida terakumulasi melalui pernafasan aerob. Oleh karena itu, air ditahan. Selama tanah lembap, stomata tumbuhan yang tumbuh di atasnya dapat terus membuka di sepanjang siang. Ketika tanah dan udara kering dan panas, stomata menutup atau hanya membuka sedikit saja sehingga air yang menguap dapat dikurangi. Meskipun fotosintesis dan pertumbuhan melambat sebagai konsekuensinya, tumbuhan tersebut dapat bertahan selama periode
  • 53. 44 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN kekeringan yang singkat. Tumbuhan dapat melakukan itu selama beberapa kali. Dalam waktu singkat, kondisi seperti itu akan memicu produksi hormon tumbuhan yang dinamakan asam abisit dalam akar yang berakhir di daun. Hormon ini diproduksi secara lebih cepat ketika daun kekurangan air. Ketika asam absisik terakumulasi di daun, sel-sel penutup mengeluarkan kaliumnya sehingga stomata menutup. Kita dapat melihat variasi konservasi air dalam tumbuhan-tumbuhan kaktus dan sebagian besar tumbuhan penyimpan air lainnya. Tumbuhan ini membuka stomata pada malam hari ketika mereka mengikat karbondioksida melalui langkah metabolik khusus C4. Karbondioksida yang telah diikat tersebut digunakan dalam fotosintesis keesokan harinya ketika stomata menutup. 4. Penyimpanan dan Pengangkutan Bentuk-Bentuk Senyawa Organik Sukrosa dan senyawa-senyawa organik lainnya hasil fotosintesis digunakan di seluruh bagian tubuh tumbuhan. Sel-sel daun menggunakan sebagian dari senyawa tersebut dan sisanya diangkut ke akar, batang, kuncup, bunga, dan buah. Karbohidrat disimpan dalam bentuk tepung di sebagian besar sel tumbuhan. Sejumlah lemak disimpan dalam beberapa jenis buah, termasuk buah- buahan berdaging seperti alpukat. Protein dan lemak disimpan dalam bentuk biji. Molekul-molekul tepung terlalu besar untuk melewati membran sel, sehingga tidak dapat meninggalkan sel-sel tempatnya dibentuk. Molekul-molekul ini juga tidak dapat dilarutkan sehingga dapat diangkut ke bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain. Lemak relatif tidak larut dalam air dan tidak dapat diangkut keluar dari tempat penyimpanan mereka, begitu pula protein. Bentuk-bentuk senyawa organik yang disimpan diubah menjadi bentuk- bentuk yang dapat diangkut melalui reaksi-reaksi khusus, yang mencakup hidrolisis. Sebagai contoh, hidrolisis tepung membebaskan unit-unit glukosa yang tergabung dengan unit-unit fruktosa. Gula diangkut melalui akar, batang, dan daun, sebagian besar tumbuhan dalam bentuk sukrosa, yakni molekul yang dihasilkan dari hidrolisis. Tepung, lemak, dan protein yang disimpan tumbuhan diubah mejadi subunit-subunit yang lebih kecil, yang dapat larut dan diangkut melalui badan tumbuhan.
  • 54. BERMUTU 45BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN a. Translokasi Sukrosa dan senyawa-senyawa organik lainnya didistribusikan ke seluruh tumbuhan melalui proses translokasi, sebuah proses yang berlangsung di dalam jaringan pembuluh yang dinamakan floem. Floem dalam tumbuhan berbunga (tumbuhan tingkat tinggi) mengandung tabung-tabung yang saling berhubungan yang terdiri dari sel-sel hidup. Gambar 2.34 menunjukkan salah satu sel ini, yang disebut sebagai anggota pembuluh tapis. Ujung-ujung pembuluh pengangkut ini berhadapan satu sama lain di dalam berkas pembuluh dan memanjang ke seluruh bagian tumbuhan. Air dan senyawa- senyawa organik dapat mengalir dengan cepat melalui pori-pori besar yang terdapat di dinding ujung. Sel-sel tetangga adalah sel-sel non pengangkut yang terletak bersebelahan dengan anggota pembuluh tapis. Sel-sel tetangga berperan penting dalam proses translokasi. Gambar 2.34. Penampang membujur irisan sel utama pada floem. Gambar pada kotak inset memperlihatkan bagaimana dinding sel (lempeng tapis) memiliki lobang-lobang pada batas antara sel yang berdampingan. Gambar 2.33. Tetesan madu dari ujung ekor kutu daun yang memakan gula yang diambil dari floem tumbuhan.
  • 55. 46 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Serangga-serangga kecil yang disebut aphid membantu menunjukkan bahwa senyawa organik mengalir di bawah tekanan floem. Seekor aphid mengambil makanan dari daun dan batang. Ia menusukkan salah satu bagian dari mulutnya yang disebut stilet ke dalam tabung tapis dan memakan gula yang terlarut di dalamnya. Isi tabung tapis tersebut bertekanan tinggi, lima kali lebih tinggi daripada tekanan yang berada di dalam sebuah ban mobil. Tekanan ini mendorong cairan tersebut ke dalam perut aphid hingga keluar dari ujung yang lain sebagai tetesan madu. Jika kita memarkir mobil di bawah pohon yang sedang diserang oleh sekawanan aphid, mungkin kita akan kejatuhan tetesan- tetesan madu tersebut. Dalam beberapa eksperimen, aphid yang sedang makan dibius dengan konsentrasi karbondioksida yang tinggi. Kemudian, tubuh mereka dilepaskan dari stilet yang tertinggal dalam tabung tapis yang menjadi tempat makan sang aphid. Analisis dari cairan yang keluar dari tabung tersebut memverifikasi bahwa pada sebagian besar tumbuhan, bentuk karbohidrat utama yang di- translokasi di bawah tekanan melalui floem adalah sukrosa. b. Teori Aliran Tekanan Di dalam tumbuhan berbunga, gula dan senyawa-senyawa organik lainnya mengalir dari sebuah sumber menuju sebuah tempat tujuan mengikuti gradien penurunan konsentrasi dan tekanan zat terlarut. Yang disebut sebagai sumber adalah suatu bagian tubuh tumbuhan di mana senyawa organik dimasukkan ke dalam sistem tabung tapis. Yang disebut sebagai tempat tujuan adalah suatu bagian tubuh tumbuhan di mana senyawa organik dikeluarkan dari sistem tabung tapis untuk digunakan atau disimpan. Lokasi fotosintesis dalam daun-daun dewasa adalah contoh sebuah sumber. Contoh lainnya adalah umbi, di mana timbunan makanan dimobilisasi untuk diangkut menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang sedang tumbuh. Sebaliknya, bunga-bunga muda yang tumbuh adalah bagian tujuan. Begitu pula buah apel, pir, dan buah-buah lainnya yang Anda lihat tumbuh di pohon. Sebenarnya, daun-daun muda, akar, dan bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya pada awalnya adalah tempat tujuan, namun berubah menjadi sumber seiring dengan berjalannya waktu.
  • 56. BERMUTU 47BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Apa yang membuat gula dan senyawa-senyawa organik lainnya mengalir dari sumber menuju tempat tujuan! Menurut teori aliran tekanan, tekanan terbangun di ujung sumber dari sebuah sistem tabung tapis dan mendorong zat-zat terlarut menuju tempat tujuan. Bayangkan bagaimana sukrosa mengalir dari sumber ke tempat tujuan. Di dalam daun, sukrosa yang dibentuk dalam sel-sel mesofil fotosintetik diangkut ke dalam floem yang terdiri dari pembuluh-pembuluh halus. Di sini, sukrosa dimasukkan ke dalam tabung tapis kecil. Sel-sel tabung tapis hidup pada saat dewasa namun hanya memainkan peran pasif dalam proses translokasi. Proses masuknya sukrosa ini bergantung pada pengeluaran energi oleh sel-sel tetangga yang letaknya bersebelahan dengan sel-sel tabung tapis. Seiring dengan masuknya sukrosa, konsentrasi sukrosa meningkat di dalam tabung tapis. Sebagai akibatnya tekanan air menurun. Coba Anda ingat kembali tekanan turgor! Tekanan cairan internal yang mendorong dinding sel, meningkat ketika air masuk ke dalam sel melalui osmosis. Dalam kasus ini, energi potensial air yang lebih rendah menyebabkan air masuk ke dalam tabung tapis. Berkenaan dengan meningkatnya tekanan turgor, cairan yang dipenuhi sukrosa ini bergerak ke dalam tabung tapis dari pembuluh-pembuluh yang membesar. Pada akhirnya, cairan tersebut terdorong keluar dari daun melalui batang menuju ke tempat tujuan. Di sini, cairan tersebut dikeluarkan dari sistem tabung tapis.
  • 57. 48 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gambar 2.35. Tahapan pemindahan nutrisi a. Pengisian nutrisi ke dalam sumber b. Pengaliran nutrisi sepanjang jaringan pembuluh c. Pengeluaran nutrisi ke tempat tujuan Karena sukrosa ditambahkan di dalam ujung sumber dari tabung tapis dan dikeluarkan di ujung tempat tujuan, konsentrasinya semakin menurun di perjalanan sehingga terjadi penurunan tekanan. Sebagian besar sukrosa yang dimasukkan ke dalam tabung-tabung tapis kecil akan mencapai tempat tujuan. Sebaliknya, air bebas masuk dan keluar dari sistem tabung tapis di sepanjang rute perjalanan. Oleh karena itu, hanya sedikit (jika ada sama sekali) molekul- molekul air yang bertahan di perjalanan dan sampai ke tempat tujuan. Meskipun demikian, air dalam ujung tempat tujuan tetap dikeluarkan menuju sel-sel yang berada di sekitarnya ketika sukrosa dikeluarkan dan bergerak menuju sel-sel tersebut. a. b. c.
  • 58. BERMUTU 49BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Perlu diingat bahwa tabung-tabung tapis hanyalah alat pasif dalam translokasi. Sistem tabung tapis bekerja karena (1) sel-sel tetangga menyediakan energi untuk memasukkan sukrosa ke dalam sumber dan (2) sukrosa dikeluarkan di tempat tujuan. Oleh karena itu, selalu terdapat gradien konsentrasi sukrosa dari sumber ke tempat tujuan dan gradien tekanan yang menjaga sukrosa tetap bergerak. Senyawa-senyawa organik mengalir melalui floem sebagai respon terhadap gradien konsentrasi dan tekanan. Gradien tersebut dipertahankan melalui pengeluaran energi di sumber, misalnya daun-daun dewasa, dan pengeluaran zat-zat terlarut di tempat tujuan, misalnya akar. C. Adaptasi Batang, Daun, dan Akar pada Tumbuhan Tumbuhan, seperti makhluk hidup lainnya melakukan adaptasi untuk dapat mempertahankan jenisnya. Adaptasi yang dapat dilakukan tumbuhan mencakup perubahan morfologi tumbuhan. Adaptasi morfologi yang dilakukan tumbuhan, antara lain berupa modifikasi daun, batang, dan akar. 1. Adaptasi Daun Daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis dan menghasilkan karbohidrat dengan menggunakan energi dari sinar matahari. Daun fotosintetik biasanya tipis, memiliki area permukaan yang luas, dan letaknya pada batang dengan posisi miring untuk penyerapan cahaya maksimum. Namun demikian, daun dapat diadaptasi untuk keperluan lain termasuk sebagai tempat penyimpanan makanan dan air, pemberi dukungan, dan pertahanan.
  • 59. 50 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 2. Adaptasi Batang Batang cenderung berada di atas permukaan tanah, tegak, dan mendukung tubuh tumbuhan. Batang mendukung daun, tunas sisi, dan organ reproduksi serta biasanya berakhir dalam bentuk kuncup. Cabang lateral muncul dari ketiak daun (sudut antara daun dan batang). Terdapat banyak variasi pada batang 'normal'. Batang mungkin berada di bawah tanah, berfungsi sebagai tempat penyimpanan, sebagai organ reproduksi atau organ pendukung. Tempat penyimpanan makanan Umbi Bawang (Allium cepa) Sumbu batang yang sangat pendek dengan sisik daun berdaging tebal Sebagai pertahanan/ kehilangan air Duri Opuntia marnierana Setiap daun telah menjadi kayu dan duri non fotosintetik. Duri dengan luas permukaan yang kecil mengurangi kehilangan air dan melindungi tanaman dari hewan herbivora. Pemikat Floral bracts Bougainvillea glabra Daun memainkan peran sebagai mahkota bunga dalam menarik penyerbuk Insektifor Venus perangkap serangga (Dionaea muscipula) Daun yang dimodifikasi untuk membentuk sebuah perangkap serangga.
  • 60. BERMUTU 51BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Fotosintetik Phylloclade atau cladode Butcher’s broom (Ruscus aculeatus) kuncup Struktur batang yang mirip dan bertindak sebagai daun Penyimpanan Rhizoma Jahe (Zingiber officinale) Batang di dalam tanah yang tumbuh horizontal di bawah permukaan tanah. Umumnya tebal, berdaging atau berkayu. Penyimpanan Umbi Crocus (Crocus species) Batang (vertikal) yang pendek, gemuk dibangun dari beberapa buku dan ruas. Berkembang di dalam atau di bawah tanah. Pemanjatan/ Pendukung Sulur Anggur (Vitis species) Posisi sulur dan keberadaan/ ketiadaan sisik daun yang tereduksi dapat dijadikan petunjuk asal modifikasi sulur dari batang atau daun. 3. Adaptasi Akar Akar cenderung tumbuh ke bawah, menjauhi cahaya, dan mendekati air. Peran utama akar adalah penambatan, penyerapan, dan transportasi. Akar harus memiliki penyesuaian untuk memenuhi berbagai fungsi lain termasuk penyimpanan, pendukung, dan aerasi.
  • 61. 52 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Penyerapan Akar udara Anggrek epifit (spesies Oncidium) Tumbuhan epifit hidup pada tumbuhan lain untuk menyokong pertumbuhannya. Akar udara tersebut sedikit yang mencapai permukaan tanah untuk menyerap air hujan. Aerasi Akar napas Mangrov (Spesies Sonneratia) Akar napas memiliki ruang udara internal yang berhubungan dengan akar yang terendam air. Perekat Ivy (Hedera helix) Tambahan akar adventif tumbuh dari batang, pada bagian samping untuk mencapai permukaan. Pendukung Prop roots Jagung (Zea mays) Akar udara tumbuh ke arah bawah dari batang menuju tanah. D. Reproduksi pada Tumbuhan Bagi tumbuhan berbunga, reproduksi seksual mensyaratkan dihasilkannya spora- spora, seperti halnya gamet. Spora-spora ini terbentuk di dalam struktur reproduksi khusus yang dinamakan bunga. Dalam berbagai spesies, bunga dibantu oleh serangga, burung, dan binatang-binatang dalam proses yang membantu polinasi (penyerbukan) dan penyebaran biji. Struktur bunga jantan menghasilkan mikrospora haploid yang berkembang menjadi gametofit jantan yang belum dewasa (butir serbuk sari). Sperma terbentuk di dalam butir-butir serbuk sari. Struktur bunga betina memproduksi megaspora haploid yang berkembang menjadi gametofit betina. Telur terbentuk di dalam gametofit betina. Butir serbuk sari dikeluarkan dari tumbuhan induk dan beradaptasi untuk mengadakan perjalanan menuju telur. Gametofit betina tetap melekat pada tumbuhan induk dan diberi nutrisi olehnya. Setelah terjadi fertilisasi, biji-biji berkembang. Masing-masing biji terdiri atas sporofit embrio dan jaringan-jaringan yang berfungsi untuk menutrisi, melindungi, dan membantu penyebarannya.
  • 62. BERMUTU 53BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 1. Model-model Reproduktif Meskipun kita mungkin tidak terlalu sering memikirkannya, tumbuhan berbunga (tumbuhan tingkat tinggi) terlibat dalam hubungan seksual. Sebagaimana halnya pada manusia, tumbuhan ini memiliki sistem reproduksi lengkap yang menghasilkan sperma dan susu, menutrisi, dan melindunginya. Sebagaimana halnya pada manusia, struktur betina dari tumbuhan berbunga mengandung embrio pada masa awal perkembangannya. Bunga berfungsi sebagai pengundang pihak ketiga, yaitu penyerbuk, yang berfungsi dalam menyatukan sperma dan telur. Jauh sebelum manusia memikirkan hal tersebut, tumbuhan-tumbuhan berbunga telah menggunakan warna-warni dan wewangian yang memikat untuk meningkatkan kesuksesan hubungan seksual. Banyak tumbuhan dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, mereka dapat berkembang biak secara aseksual. Ingat kembali bahwa reproduksi seksual mensyaratkan pembentukan gamet yang diikuti oleh pembuahan (fertilisasi). Hal ini berarti dua perangkat instruksi genetik dari dua gamet hadir di dalam telur yang dibuahi. Reproduksi aseksual berlangsung melalui mitosis sehingga individu-individu dari generasi yang baru adalah klon, yakni identik secara genetik dengan tumbuhan induknya. Apa yang biasa kita sebut tumbuhan sebenarnya adalah sporofit, badan vegetatif yang berkembang setelah telur yang telah dibuahi (zigot) menjalani serangkaian pembelahan dan diferensiasi sel secara mitosis. Tumbuhan lobak, kaktus, dan pohon mangga adalah contoh-contoh sporofit. Pada suatu tahap masa pertumbuhan dan perkembangan, sporofit memproduksi tunas-tunas reproduksi yang dinamakan bunga. Beberapa sel dalam bunga membelah diri secara meiosis dan berkembang menjadi gametofit yang akan memproduksi sel-sel seks haploid, yaitu gamet. Gametofit jantan menghasilkan sperma dan gametofit betina menghasilkan telur.
  • 63. 54 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Gametofit betina biasanya berbentuk badan-badan multisel kecil yang melekat pada jaringan bunga. Gametofit jantan yang belum dewasa dilepaskan dari bunga dalam bentuk butir-butir serbuk sari; yang seperti peti dalam kapal bagi sel-sel yang memproduksi sperma sampai pada akhirnya mereka mendarat di bagian bunga betina. Pemandu kimiawi dan molekular memandu pertumbuhan gametofit jantan yang menyerupai tabung dalam menuruni jaringan bunga betina, menuju kamar telur dan takdir seksualnya. Sporofit dapat juga mereproduksi diri sendiri secara aseksual melalui beberapa cara. Tumbuhan strawberi menjulurkan batang-batangnya horisontal di atas tanah, sementara akar serta tunas-tunasnya berkembang di setiap bintil di sepanjang batang. Batang yang pendek di bawah tanah seperti yang dimiliki bawang-bawangan atau lili mengeluarkan kuncup yang tumbuh menjadi tumbuhan baru. Di musim kemarau, ketika kita menduga bahwa ia tidak melakukan apapun selain dorman, rumput teki sebenarnya tengah melahirkan tumbuhan-tumbuhan kecil baru pada bintil-bintil di sepanjang batang horisontalnya yang berada di bawah tanah. Reproduksi aseksual juga berlangsung dengan bantuan manusia. Keseluruhan kebun buah yang terdiri dari pohon pir, misalnya, ditumbuhkan dengan cara memotong kuncup dari sebuah tumbuhan induk. Dengan kata lain, reproduksi sosial mendominasi siklus hidup tumbuhan bunga dan ini akan menjadi fokus pembahasan kita di sini. Gambar 2.36. Siklus hidup tumbuhan berbunga pada umumnya.
  • 64. BERMUTU 55BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 2. Pembentukan Gamet pada Bunga Sebuah bunga berkembang pada ujung tunas (Gambar 2.37). Selama perkembangannya, sel-sel berdiferensiasi dan jaringan mengatur diri ke dalam bagian-bagian nonfertil (daun kelopak dan daun mahkota) dan bagian-bagian yang fertil (benang sari dan putik). Bagian-bagian khusus ini tumbuh dari ujung tunas bunga yang termodifikasi, yaitu penyangga atau dasar bunga (receptaculus). Bagian terluar, sekelompok daun kelopak (sepal) yang menyerupai daun bersama-sama membentuk kelopak bunga (calyx). Biasanya, kelopak bunga melingkupi bagian-bagian lainnya, sebagaimana terdapat di dalam bunga mawar sebelum kuncup terbuka (Gambar 2.38). Di bagian yang lebih dalam, setelahnya, adalah bunga mahkota (petal), juga menyerupai daun, yang melingkari bagian jantan dan betina. Bersama-sama, daun mahkota bergabung membentuk mahkota bunga. Mahkota biasanya memiliki warna pola, dan bentuk yang menarik, yang berfungsi untuk menarik perhatian lebah dan penyerbuk lainnya. Gambar 2.37. Susunan bagian-bagian bunga dengan putik tunggal.
  • 65. 56 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Di bagian dalam mahkota terdapat benang sari, yaitu bagian reproduktif jantan. Dalam hampir seluruh spesies hidup, benang sari terdiri dari tangkai yang ramping yang dimahkotai oleh kepala sari. Kepala sari adalah struktur bercuping dua yang mengandung empat kantung serbuk sari, kamar-kamar di mana butir- butir serbuk sari berkembang. Bagian dalam yang berada di tengah-tengah sebuah bunga terdiri dari satu putik atau lebih, yaitu bagian reproduktif betina. Sebuah putik bagaikan sebuah kapal tanpa bukaan, sebuah rumah tanpa pintu. Bagian bawah dari putik adalah indung telur. Indung telur adalah tempat di mana telur dikembangkan, dibuahi, dan di mana biji menjadi matang. (Angiospermae merujuk pada putik; namanya diambil dari kata bahasa Yunani, angeion, yang berarti sebuah bejana, dan sperma, yang berarti biji). Banyak jenis bunga memiliki sekelompok putik yang berkumpul bersama sedemikian rupa sehingga mereka membentuk indung telur. Biasanya, bagian atas dari putik menyempit, membentuk lajur ramping (tangkai putik) yang berujung pada sebuah kepala putik, tempat mendarat serbuk sari. Putik yang berkumpul bersama dapat berbagi kepala putik dan tangkai putik atau memiliki kepala dan tangkai putik yang terpisah. mahkota bunga (kombinasi semua fetal) kelopak bunga (kombinasi semua sepal) dasar bunga Gambar 2.38. Tempat beberapa bagian bunga mawar.
  • 66. BERMUTU 57BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Yang disebut sebagai bunga sempurna memiliki bagian reproduktif jantan dan betina. Bunga yang tidak sempurna dapat memiliki bagian reproduktif jantan atau betina saja, tidak kedua-duanya. Beberapa spesies, termasuk jagung, memiliki bunga jantan dan betina pada tumbuhan yang sama. Spesies-spesies lain, termasuk pohon melinjo, memiliki bunga jantan dan betina pada tumbuhan yang berbeda. 3. Mikrospora menuju Serbuk sari Mari kita beralih pada pembentukan serbuk sari. Serbuk sari adalah gametofit jantan yang belum dewasa dan terdiri dari dua sel. Gambar 2.39 menunjukkan beberapa contoh serbuk sari. Dalam hampir seluruh kasus, satu keluarga tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan ukuran dan pahatan dinding dari serbuk sarinya, juga jumlah pori-pori di dindingnya. Dinding-dinding tersebut cukup keras untuk melindungi sel-sel sperma selama perjalanan berbahaya dari kepala sari ke kepala putik. Mereka juga cukup keras untuk menahan dekomposisi. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa serbuk sari dapat menjadi fosil yang baik dan dapat menjadi petunjuk yang baik mengenai evolusi tumbuhan berbunga. Serbuk sari mulai terbentuk ketika kepala sari tumbuh di dalam kuncup bunga. Sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.40, setiap mikrospora di dalam kepala sari mengalami pembelahan sel mitosis untuk menghasilkan empat sel induk. Beberapa lapisan sel membentuk kamar berdinding di sekeliling masing- masing massa sel. Ini adalah kantung di mana serbuk sari akan berkembang. Masing-masing sel di dalam sebuah kantung serbuk sari mengalami meiosis dan pada akhirnya empat sel haploid akan terbentuk. Sel-sel haploid yang dihasilkan melalui meiosis ini bukanlah gamet, tetapi sejenis spora. Sel-sel yang dihasilkan dalam kantung serbuk sari adalah calon mikrospora. C Gambar 2.39. Skaning mikrograf serbuk sari a. ros, b. rumput, c. jenis lain dari serbuk sari.
  • 67. 58 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Masing-masing mikrospora mengalami pembelahan sel mitosis yang hasilnya adalah badan haploid bersel ganda. Inilah serbuk sari. Selanjutnya, setelah serbuk sari mendarat pada kepala putik, satu sel akan berkembang menjadi sel-sel sperma sedangkan yang lain menjadi buluh serbuk sari yang akan tumbuh melalui jaringan putik dan dengan demikian mengangkut sperma ke indung telur. 4. Megaspora menuju Telur Sementara itu, dalam putik sebuah bunga, salah satu massa sel berbentuk lonceng telah berkembang di bagian dalam dari dinding indung telur. Masing- masing massa adalah awal dari sebuah bakal biji yang bila segala sesuatunya berjalan dengan baik, akan berkembang menjadi biji. Hanya satu massa berbentuk lonceng terbentuk dalam putik sebuah bunga mangga dalam satu waktu. Ratusan atau bahkan ribuan terbentuk dalam putik bunga lain. Cobalah Anda potong sebuah pepaya matang dan banyaknya biji yang terdapat di dalamnya akan membuat Anda berpikir tentang rupa dinding ovari bunga pepaya tersebut terbentuk pada suatu waktu. Sejalan dengan tumbuhnya massa sel, beberapa sel ini membentuk sebuah tangkai. Sisanya berkembang menjadi jaringan bagian dalam (nuselus) dan satu atau dua lapisan pelindung (integumen) terbentuk di sekelilingnya. Hanya Gambar 2.33. Tahap merkembangan gametofit jantan Gambar 2.40. Tahap perkembangan gametofit jantan.
  • 68. BERMUTU 59BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN sebagian kecil dari nuselus ini akan tertutupi oleh integumen. Biasanya, celah kecil ini yang disebut, mikrofil, adalah tempat di mana tabung serbuk sari akan mempenetrasi bakal biji. Di dalam massa sel, sel induk diploid membelah diri secara meiosis. Di dalam bakal biji, keempat sel haploid yang terbentuk setelah meiosis disebut sebagai megaspora. Biasanya, tiga dari empat megaspora terdisintegrasi. Sisanya, yang satu, mengalami mitosis tiga kali tanpa pembelahan sitoplasma sehingga pada awalnya ia menjadi sel tunggal dengan delapan inti sel. Sitoplasma terpisah hanya ketika tiap inti sel bermigrasi menuju lokasi khusus di dalam sel tersebut. Hasilnya adalah kantung embrio bersel tujuh, yaitu gametofit betina. Salah satu selnya adalah telur. Sel lainnya, adalah sel induk endospermae memiliki dua inti sel. Sel ini akan membantu terbentuknya endosperma yang merupakan, jaringan nutrisi di sekitar embrio yang akan terbentuk. Sebuah bakal biji adalah struktur serupa tangkai yang berkembang di dinding ovari pada sebuah putik. Ia tersusun atas sebuah sel telur di dalam kantung embrio (gametofit betina), sebuah jaringan yang mengelilinginya (nuselus), dan satu atau dua lapisan pelindung (integumen). Ketika telah dewasa, sebuah bakal biji akan menjadi biji. 5. Penyerbukan dan Pembuahan a. Penyerbukan Perpindahan serbuk sari ke kepala putik disebut sebagai penyerbukan. Angin, serangga, burung, atau agen-agen lain membantu perpindahan tersebut. Hubungan di antara tumbuhan berbunga (tumbuhan tingkat tinggi)dan penyerbuknya adalah salah satu kisah yang paling menarik dalam kisah evolusi. Berbagai variasi tumbuhan berbunga (tumbuhan tingkat tinggi)dapat ditemukan hampir di mana saja, dari daerah bersalju hingga pegunungan dan ke gurun pasir, dari air tawar ke permukaan laut. Bagaimanakah distribusi dan keanekaragaman ini terjadi, padahal tumbuhan (tidak seperti hewan) tidak dapat begitu saja berpindah tempat? Untuk menjawabnya, kita harus kembali ke 430 juta tahun yang lalu ketika tumbuhan mulai menginvasi daratan. Serangga yang dapat hidup dari
  • 69. 60 BERMUTU BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN bagian-bagian tumbuhan yang lembap dan membusuk mungkin berada di balik semua ini. Fosil menunjukkan kepada kita bukti evolusi menuju batang yang lebih kuat dan tumbuhan yang lebih tinggi. Kita juga memiliki fosil binatang pemakan bangkai yang telah menyesuaikan diri sehingga tahan terpaan udara. Tidak adanya persaingan untuk mendapatkan bagian tumbuhan yang dapat dimakan (meskipun tipis) tampak telah mendorong beragam adaptasi cara makan (seperti bagian tubuh untuk menyedot, merobek, dan mengunyah). Hal itu juga telah mendorong perkembangan sayap serangga. Tumbuhan penghasil biji pertama memasuki hutan pinggir pantai yang lembap sekitar 395 juta tahun yang lalu. Mereka adalah nenek moyang dari Gimnospermae dan tumbuhan berbunga. Seringkali, bakal biji dan kantung serbuk sari terletak di dalam formasi daun yang berbentuk kerucut yang telah termodifikasi dan tampaknya serbuk sari dapat mencapai bakal biji hanya dengan bantuan aliran air. Serbuk sari adalah sumber protein yang kaya. Seandainya beberapa serangga datang dan mengasosiasikan kerucut dengan sumber makanan, mereka akan mulai berperan sebagai agen penyerbuk. Beberapa serbuk sari yang menyerupai debu dapat dimakan, namun sebagian akan menempel pada badan serangga dan diangkut ke bakal biji. Serangga-serangga yang memanjat di sekitar kerucut reproduktif mungkin bukan agen penyerbuk dengan presisi tinggi, namun mereka lebih efektif daripada aliran air semata (yang tidak banyak terdapat di hutan yang lebat). Serbuk sari akan dikirimkan tepat di depan pintu rumah. Semakin lezat serbuk sari, semakin banyak kiriman yang datang, dan semakin banyak biji yang terbentuk. Dan semakin banyak biji yang terbentuk, semakin besar sukses reproduktif. Yang kita deskripsikan di sini adalah kasus koevolusi, yang berarti evolusi dua atau lebih spesies yang berhubungan dan berinteraksi erat dalam lingkungan ekologis. Ketika satu spesies berevolusi, perubahan tersebut mempengaruhi tekanan seleksi yang beroperasi di antara kedua spesies tersebut. Begitu pula ketika spesies yang lain berevolusi. Dalam kisah evolusioner kita, terdapat seleksi alam terhadap variasi tumbuhan yang mampu menarik serangga yang berguna. Di waktu yang sama, terdapat seleksi terhadap serangga penyerbuk. Karena kemampuan mereka untuk mengenali