Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
MENGURANGI KUMUH
1. MENUJU KOTA TANPA
PERMUKIMAN KUMUH
SAMBUTAN
DEPUTI SARANA DAN PRASARANA BAPPENAS
DR. IR. DEDY SUPRIADI PRIATNA, MSC
Jakarta, 13 Februari 2013
2. DEFINISI KUMUH
UU No. 1 Tahun
UN Habitat
2011 tentang PKP
• Inadequate access to safe water, • Permukiman Kumuh :
• Inadequate access to sanitation and Permukiman yang tidak layak huni
other infrastructure, karena ketidakteraturan
• Insecure residential status (masih bangunan, tingkat kepadatan
sulit diukur dari data yang ada) bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan
• Poor structural quality of housing
prasarana yang tidak memenuhi
(floor, wall, roof)
syarat
• Overcrowding (per kapita/m2 <
7,2)
• Perumahan Kumuh :
• Indikator tersebut digunakan untuk mengukur Perumahan yang mengalamai
pencapaian Tujuan 7 (d) MDGs, kecuali penurunan kualitas fungsi sebagai
indikator poin 3 tempat hunian.
3. PROGRAM PENANGANAN KUMUH
DI INDONESIA
1 • KIP
(Kampung Improvement Program)
2 • NUSSP
(Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project)
3 • P2KP-PNPM
(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan)
4 • Co-BILD
(Community Based Initiatives for Housing and Local Development)
5 • Penyusunan RTRP
(Rencana Tindak Revitalisasi Permukiman)
6 • Program KTP2D
(Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa)
7 • Peningkatan kualitas lingkungan di kawasan perbatasan
8 • Peningkatan kualitas di kawasan rawan bencana
4. PENCAPAIAN MDGS
(PENURUNAN RUMAH TANGGA KUMUH DI PERKOTAAN)
Target MDG
Indikator Acuan Dasar Saat ini Status Sumber
2015
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Target 7D: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh (minimal 100
juta) pada tahun 2020
7.10 Proporsi rumah tangga 20,75% 12,12% 6% BPS, Susenas
kumuh perkotaan (1993) (2009) (2020)
Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan (%)
25.00
20.75
20.00 17.68 17.02
14.32 14.44 13.52 13.02 12.95
Diperlukan kerja
15.00 12.3
10.9 keras untuk mencapai
10.00 12.57 Target target 6 % di tahun
6
5.00
2020
0.00
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber: Laporan MDGs Tahun 2010 & BPS
5. PENCAPAIAN MDGS
(PENURUNAN RUMAH TANGGA KUMUH DI PERKOTAAN)
Persentase Rumah Tangga Kumuh Menurut Provinsi Tahun 2010-2011
70.00
60.00
2010
50.00
2011
40.00 Target 2015
30.00
20.00
10.00
0.00
Sumber:
Laporan MDGs Tahun
2010 & BPS
Masih tingginya jumlah rumah tangga yang menempati hunian tidak layak di perdesaan dan
perkotaan
6. TANTANGAN KE DEPAN (1)
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Klasifikasi Wilayah • Penduduk perkotaan :
2010 : 54,1 %
2015 : 59,3 %
2020 : 63,7 %
2025 : 67,5 %
• 5 provinsi dengan % penduduk
perkotaan terbesar tahun 2010:
Provinsi DKI Jakarta (100 %),
Provinsi Kepulauan Riau (79,5%),
Provinsi DI Yogyakarta (70 %),
Provinsi Banten (67,7 %),
Provinsi Jawa Barat (66,3 %).
Sumber: Proyeksi Penduduk, 2005 , BPS dalam Hasil Kajian Word
Bank
7. TANTANGAN KE DEPAN (2)
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Kelompok Umur
Perempuan Laki-laki
90-94
80-84
70-74 • Tren demografi menunjukkan
60-64 bahwa Indonesia memiliki
populasi muda, mewakili
(Tahun)
50-54
sejumlah besar rumah tangga
40-44
baru yang potensial.
30-34
20-24
10-14
0-4
-10 -5 0 5 10
(Juta Jiwa)
Sumber: Sensus Penduduk 2010, BPS dan hasil kajian World Bank
9. HARAPAN PENANGANAN
KUMUH KE DEPAN
1 Remedial Policy:
• Menyelesaikan existing condition (planning for development)
2 Preventive Policies:
• Mengutamakan perencanaan sebelum membangun
(Planning BEFORE development)
• Perencanaan dan strategy terpadu untuk mendorong
pemenuhan hunian yang layak untuk semua kalangan
10. SAPOLA & RPJMN 2015-2019
Penyusunan background study Penulisan draft naskah & Penyampaian bahan RPJMN
RPJMN 2015-2019 consencus building antar K/L rancangan teknokratis
2015-2019
Study 1:
Conduct Desk Studies to
Assess Policies and Initiatives
related to Slums Alleviation Study 5: Study 6: Study 7:
Study 3: Develop National Create Policy Design and
Study 2:
Assess Local Policy Framework Implementation Develop Pilot
Identify Slums and Informal
Conditions and for Slums Scheme for Local Projects Briefs
Settlement General Data
Institutional Alleviation in Governments
Capacities Study 4: Urban Areas
Assess Urban Land
Management with Regard to
Security of Tenure
SAPOLA
DefinisiKumuhmenurut UN HABITAT dijadikanindikatoruntukmengukurpencapaian MDGs, yaituaksesterhadap air bersih, aksesterhadapsanitasi, kualitasstrukturrumah (atap, lantai, dandinding) danjugakepadatanluaslantaiperkapitadimanarumahtersebutakantergolongkumuhapabilaluaslantailebihkecilsamadengan 7,2 m2.Di dalam UU No.1 Tahun 2011 tentangPerumahandanKawasanPermukimanterdapatdefinisi “permukimankumuh” dan “perumahankumuh”. Definisiberdasarkanundang-undanginidijadikanacuanuntukmenentukanindikatorkumuholehsemuapihak.
Program-program penanganankumuh yang telahdilaksanakanantara lain :1. KIP (Kampung Improvement Program)Program perbaikanpermukiman yang kuranglayak, baikdalamhalutilitasmaupunfasilitasnya.2. NUSSP (Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project)Proyekyang dibiayaipinjamandari ADB untukmembantu pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan di perkotaan melalui kemitraan antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat3. P2KP-PNPM (Program PenanggulanganKemiskinandiPerkotaan)Program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya4. Co-BILD (Community Based Initiatives for Housing and Local Development)Program untuk menciptakan tersedianya dukungan dalam memperkuat dan memperluas upaya pembangunan berbasis pada prakarsa kelompok (community based development) untuk perbaikan perumahan dan keadaan tempat tinggal masyarakat miskin kota5. Penyusunan RTRP (RencanaTindakRevitalisasiPermukiman)Programuntukmeningkatkankualitaslingkunganpermukiman.6. Program KTP2DProgram untukmeningkatkankualitaslingkungandikawasanperdesaan
Berdasarkanlaporan MDGs 2010, status untukproporsirumahtanggakumuhperkotaanadalah “perluperhatiankhusus”. Untukitudiperlukan akselerasi untuk mencapai target (0,73 % per tahun) jikainginmencapai target 6 % ditahun 2020. Namun tantangan untukmencapai target tersebutsemakin besar karena meningkatnya tren penduduk perkotaan (urbanisasi).
Berdasarkan data BPS,padatahun 2011 presentaserumahtanggakumuhterbesarterdapatdiProvinsi Papua Barat, NTT, dan Sulawesi Tengah. Ketigaprovinsitersebutmengalamipeningkatankumuhdaritahun 2010 ke 2011.
Data BPS menunjukkanbahwakedepannyapendudukperkotaanakanterusbertambah. Hal inidikarenakanterjadinyaurbanisasi yang terusmeningkat. Padatahun 2020 diperkirakanpendudukperkotaandi Indonesia akanmencapai 63,7%. Hal iniberpotensiakanmeningkatkanjumlahpermukimankumuhterutamadikota-kotabesar.
Berdasarkan data BPS tahun 2010, penduduk Indonesia didominasiolehpendudukusiamuda (20-34 tahun) yang merupakanusiaproduktif. Bertambahnyarumahtanggabarudaripendudukusiaproduktiftersebutmenyebabkansemakintingginyakebutuhanterhadaprumah.
Penanganankumuhdiharapkandapatdilakukandengan 2 pendekatankebijakan, yaitu:1. Remedial Policy :Menyelesaikan existing condition (planning for development)2. Preventive Policies:Mengutamakan perencanaan sebelum membangun (Planning before development)Perencanaan dan strategy terpadu untuk mendorong pemenuhan hunian yang layak untuk semua kalangan
Prosespelaksanaan SAPOLA akandisinkronkandenganpenyusunan draft RPJMN 2015-2019. Penyampaianbahanrancanganteknokratis RPJMN sudahharusselesaipadaFebruari 2014, bertepatandenganselesainyaprosesstudi 6 SAPOLA (Create Policy Implementation Scheme for Local Governments).Hal tersebut dikarenakanakandiselenggarakannyapemilihanpresidenpadaAgustus 2014 sehinggapadaFebruari 2014 setiapcalonpresidendapatmerujukpadarancanganteknokratis RPJMN 2015-2019.Kamimemintasemuapihakdisiniuntukbersama – samaterlibataktifdalamkegiatan SAPOLA untukmengatasipermasalahanpermukimankumuhdi Indonesia.