SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  36
Télécharger pour lire hors ligne
IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI PENYAKIT
PADA TANAMAN TOMAT di BALAI PENELITIAN
TANAMAN SAYURAN LEMBANG
Rijal Masruri
11/318029/PN/12356
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
METODE
• LAPANGAN
1. Penghitungan Intensitas dan Insidensi
2. Pengambilan Sampel
• Laboratotium
1. Sterilisasi Alat
2. Pembuatan Media
3. Isolasi
4. Identifikasi
5. Inokulasi
Kegiatan Lapangan
Lahan D 7 dengan
luas ± 2500 𝑚2
,
dan jumlah
tanaman tomat ±
2000 tanaman
berumur 50 hari
yang di tumpang
sari dengan cabai
dan sawi.
Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
• Rumus yang digunakan
𝐼𝑃 = Ʃ
𝑛 × 𝑣
𝑍 × 𝑁
× 100%
• N = jumlah tanaman yang diamati
• Z = nilai skoring tertinggi
• n = jumlah tanaman yang memiliki skoring sama
• v = nilai skoring tanaman
Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
Sampel yang diamati adalah yang bergejala bercak dan
hawar, sebanyak 200 tanaman dari ± 2000 populasi
tanaman yang ada. Dengan pola pengambilan sampel :
Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
• Bercak
Nilai skoring mengacu pada Sastrahidayat (2011),
dengan skoring :
0 = tanaman sehat
1 = > 0 - < 10 % bagian daun terserang
2 = > 10 - < 20 % bagian daun terserang
3 = > 20 - < 40 % bagian daun terserang
4 = > 40 - < 60 % bagian daun terserang
5 = > 60 - < 100 % bagian daun terserang
Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
• Hawar
Nilai skoring mengacu pada (Henfling, 1979 cit Ambarwati
et al, 2012), dengan skoring :
0 = tanaman sehat
1 = 1 - 10 % bagian daun terserang
2 = 11 - 20 % bagian daun terserang
3 = 21 - 40 % bagian daun terserang
4 = 41 - 60 % bagian daun terserang
5 = 61 - 80 % bagian daun terserang
6 = 81 - 100 % bagian daun terserang
Penghitungan Insidensi Penyakit
tanaman
Dari hasil pengamatan dilapangan, penghitungan
insidensi dilakukan untuk gejala bercak, hawar, layu,
kerdil dan mosaik.
Rumus yang digunakan
𝐼𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
× 100%
Pengambilan sampel tanaman bergejala
LABORATORIUM
STERILISASI
ALAT
• Autoclave
• Spons
• Ember
BAHAN
• Peralatan yang akan di
sterilisasi
• Sabun
• Air
Langkah-langkah sterilisasi
• Alat beserta media di
autoclave selama 1 jam
pada suhu 1210C
• Alat dipisahkan dari media
yang masih menempel dan
dicuci dengan sabun
• Ditiriskan dan dimasukan
ke autoclave khusus
sterilisasi alat , diautoclave
selama 1 jam dengan suhu
1210C.
• Pengovenan alat-alat
dengan suhu 1500C selama
1 jam
PEMBUATAN MEDIA
Alat dan bahan media PDA
• Alat : hotplate (pemanas), magnetic
stirrer, erlenmeyer ukuran 2000 ml
saringan, lap, pisau, dan kamera.
• Bahan untuk 1 liter : kentang 200
gram, agar 20 gram, gula 20 gram
(penganti dextrose), aquades
Alat dan bahan media TZC
• Alat : hotplate (pemanas), magnetic
stirrer, erlenmeyer ukuran 2000 ml
saringan, lap, pisau, botol stok ukuran
200 ml dan kamera.
• Bahan
1. Larutan TZC A : dektrose /sukrosa
sebanyak 10 g, pepton 10 g, casamino acid
1 g, agar 20 gr, dan aquades 1 liter
2. Larutan TZC B : cairan TZC 100 ml
Pembuatan media
PDA
• Kentang dicuci dan dipotong
kecil-kecil, lalu dicuci
kembali sampai bersih
• Rebus dalam 1 liter aquades
± 1 jam
• Pisahkan sari kentang dan
kentangnya
• Tambahkan aquades hingga
volumenya 1 liter
• Tambahkan 20 gram agar
dan 20 gram gula, dan
dipanaskan kembali sampai
mendidih dan semuanya
tercampur dengan bantuan
stirrer
• Tuangkan ke dalam botol
untuk disterilisasi dalam
autoclave selama 1 jam pada
suhu 1210C
Pembuatan Media TZC
1. Panaskan dektrose/sukrosa sebanyak 10 g, pepton
10 g, casamino acid 1 g, agar 20 gr dalam 1 liter
aquades sampai semua bahan larut ± ½ jam (Larutan
TZC A)
2. Masukan dalam ukuran 200 ml di dalam botol dan di
autoclave bersamaan dengan larutan TZC B dengan
wadah terpisah selama 1 jam dengan suhu 1210C.
3. Untuk pencampuran untuk 200 ml TZC A, tunggu
larutan TZC A sampai hangat-hangat kuku, lalu
tambahkan 200 µl Larutan TZC B
4. Plating di petridish
Isolasi
Alat
• Laminar air flow cabinet
• Jarum ent
• Jarum ose
• Petrisdish
• Bunsen
• Label
• Kamera
• Pinset
• Gunting
• Plastik sil
Bahan
• Media PDA dan TZC
• Alkohol
• Sampel tanaman bergejala
Isolasi
Tunggu 3-7 hari
Identifikasi
Alat
• Mikroskop
• Laminar air flow cabinet
• Jarum ent
• Jarum ose
• Kaca preparat
• Cover glas
• Bunsen
• Tusuk gigi
• Kamera
• Selotipe
• Mikropipet
Bahan
• Biakan murni
• KOH 3%
• Media TZC
• Aquades
Identikasi Jamur dan organisme menyerupai
jamur
Pengamatan makroskopis :
1. Warna koloni
2. Pertumbuhan koloni
Pengamatan mikroskopis :
1. Morfologi hifa
2. Morfologi spora /
konidiofor dll
Inokulasi
Identikasi Bakteri
Pengamatan makroskopis :
1. Warna koloni
Uji KOH 3%
1. Untuk melihat
apakah bakteri
tersebut gram
negatif atau
positif
Ditumbuhkan pada
media selektif
Hasil Identifikasi
Hasil pengamatan visual
Gejala penyakit abiotik,
diduga kekurangan unsur P.
seluruh daun menjadi hijau
tua, muncul pigmen unggu
pada daun, terutama daun
yang tua (Handayani, 2014)
Menimbulkan bercak-
bercak hijau muda atau
kuning yang tidak teratur.
Diduga disebabkan oleh
Tobaco mosaic virus, atau
Cucumber mosaik virus
Pertumbuhan tanaman
tidak normal, tanaman
menjadi kerdil dan keluar
bungga lebih cepat.
Diduga disebabkan oleh
serangan Tobaco crinkle
virus, atau Tomato Yellow
leaf curl virus
Sampel 1 (gejala hawar)
sporangium berbentuk seperti
buah lemon, hifa tidak bersekat,
dari gejala dan bentuk sporagium
yang didapat, tanaman terserang
Phytophthora sp
Gambar : Wulandari et al, 2014
Menurut wulandari et al (2014), berwarna putih dan tipis.
Tekstur koloni agak tebal, rapat dan kasar. Pola pertumbuhan
koloni radial dengan bentuk menyerupai kelopak bunga
Sampel 2 (bercak pada daun) Hasil pengamatan
mikroskopis
Warna koloni pada media pada bagian
tengah berwarna abu-abu dikelilingi
koloni berwarna agak kuning dan ada
warna abu-abu dibagian luar
Diduga Alternaria spp,
dengan hifa yang masih
muda hialin (tidak
berwarna), yang sudah tua
berwarna coklat muda
dengan konidiofor tegak
dan bersekat, spora
berbentuk seperti gada
bersekat dengan warna
coklat
Sampel 3 (Layu)
Belum teridentifikasi, gejala layu,
dimulai dari daun tua. Biakan
berwarna putih agak unggu pada
bagian atas petridish, dan bagian
bawah berwarna hitam di tengah
dan dikelilingi biakan berwarna
kuning tua sampai kuning muda.
Hifa tidak berwarna, dan memiliki
banyak inti (senositik), terdapat
seperti klamidospora
Sampel 4 (Layu)
Belum teridentifikasi, gejala layu. Bagian
atas petrisidh biakan berwarna putih saat
berumur 4 hari dan menjadi abu-abu pada
umur >7 hari dan membentuk benjolan
pada bagian tengah, dan bagian bawah
putih pada umur <4 hari dan agak kuning
pada umur >7 hari.
Hifa tidak berwarna, bersekat dan tidak
berinti pada umur < 4 hari dan memiliki
banyak inti (senositik) pada umur > 7 hari,
spora berbentuk bulat dan bisa
membelah.
Sampel 5 a (bercak pada daun) Hasil pengamatan
mikroskopis
Warna koloni pada media
pada bagian tengah
berwarna abu-abu
dikelilingi koloni
berwarna agak kuning
dan ada warna abu-abu
dibagian luar
Diduga Alternaria spp,
dengan hifa yang masih
muda hialin (tidak
berwarna), yang sudah tua
berwarna coklat muda
dengan konidiofor tegak
dan bersekat, spora
berbentuk seperti gada
bersekat dengan warna
coklat
Sampel 5 b (bercak pada daun)
Belum teridentifikasi, gejala bercak.
Bagian atas petrisidh biakan berwarna
abu-abu pada bagian tengah dan abu-abu
agak putih pada bagian luar, dan bagian
bawah berwarna coklat pada bagian
tengah dan dikelilingi biakan berwarna
putih agak kekuningan, dan pada bagian
terluar berwarna abu-abu.
Hifa tidak berwarna, bersekat dan berinti
(hifa seluler), dan bercabang
Sampel 6 (busuk buah)
Belum teridentifikasi, gejala busuk pada
pangkal dan ujung buah. Bagian atas
petrisidh, biakan berwarna putih dan
membentuk gelombang tidak beraturan,
dan bagian bawah berwarna hitam agak
keputih-putihan dengan bagian tengah
berwarna hitam pekat.
Hifa tidak berwarna, bersekat dan berinti
(hifa seluler), dan bercabang
Sampel 7 (layu)
Nenes / ose
Sampel 7 (layu)
Dari hasil pengujian
KOH 3%, menunjukan
bahwa bakteri
merupakan bakteri
gram negatif. Dan pada
saat di tanam pada
media TZC, terlihat
koloni yang berwarna
merah, yang menjadi
ciri dari Rasltonia
solanacearum yang
ditanam pada media
TZC
Sampel 8 (bercak buah)
Belum teridentifikasi, gejala bercak pada buah mirip
gejala yang disebabkan oleh Xanthomonas
campersirs pv. Vesicatoria. Tapi setelah dilakukan
pengujian gram, bakteri adalah gram positif
sedangkan Xanthomonas campersirs pv. Vesicatoria
merupakan bakteri gram negatif
Intensitas penyakit tanaman
60,80%
64,08%
59,00%
60,00%
61,00%
62,00%
63,00%
64,00%
65,00%
bercak hawar
Histogram Instensitas Penyakit Tomat
instensitas penyakit
tomat
Insidensi penyakit tanaman
5,75% 3,90% 1,50%
96,50% 98,00%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
layu kerdil mozaik bercak hawar
Histogram Insidensi Penyakit Tomat
Insidensi
penyakit tomat
KESIMPULAN
• Penyakit tanaman tomat di sekitar wilayah Balitsa yang berhasil
teridentifikasi antara lain adalah Phytophthora sp, Alternaria sp, Rasltonia
solanacearum, Tobaco mosaic virus, Cucumber mosaik virus, Tobaco
crinkle virus,Tomato Yellow leaf curl virus serta gejala kekurangan unsur P.
• Phytophthora sp. menunjukan gejala hawar, Alternaria sp. menunjukan
gejala bercak, Rasltonia solanacearum menunjukan gejala layu, Tobaco
mosaic virus, dan Cucumber mosaik virusi menunjukan gejala mosaik,
Tobaco crinkle virus, dan Tomato Yellow leaf curl virus menunjukan gejala
kerdil.
• Intensitas gejala bercak sebesar 60,80% dan intensitas gejala bercak
sebesar 64,08%
• Insidensi / kejadian dari gejala hawar sebesar 98 %, gejala bercak 96,5%,
gejala layu 5,75 %, kerdil 3,9 % dan mosaik 1,5%.
Terimakasih

Contenu connexe

Tendances

pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
Pengujian vigor benih
Pengujian vigor benihPengujian vigor benih
Pengujian vigor benihUnhy Doel
 
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiMengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiwika_wibowo
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanamanita wahyu
 
Klasifikasi pupuk
Klasifikasi pupukKlasifikasi pupuk
Klasifikasi pupukYuliLovy
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxanamansyah
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Pedoman pengendalian hama terpadu
Pedoman pengendalian hama terpaduPedoman pengendalian hama terpadu
Pedoman pengendalian hama terpaduSatrianinadhifa
 
Bagian pada batang dan fungsinya
Bagian pada batang dan fungsinyaBagian pada batang dan fungsinya
Bagian pada batang dan fungsinyaDIAH KOHLER
 
ppt pengendalian tikus.pptx
ppt pengendalian tikus.pptxppt pengendalian tikus.pptx
ppt pengendalian tikus.pptxAnggunGunawan2
 
Unsur beneficial
Unsur beneficialUnsur beneficial
Unsur beneficialbennysatria
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBobby Denil Lesmana
 

Tendances (20)

Penyakit blas padi
Penyakit blas padiPenyakit blas padi
Penyakit blas padi
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Pengujian vigor benih
Pengujian vigor benihPengujian vigor benih
Pengujian vigor benih
 
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiMengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
 
Tanaman tomat
Tanaman tomatTanaman tomat
Tanaman tomat
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
 
Klasifikasi pupuk
Klasifikasi pupukKlasifikasi pupuk
Klasifikasi pupuk
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
 
Laporan 4 new
Laporan 4 newLaporan 4 new
Laporan 4 new
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Pedoman pengendalian hama terpadu
Pedoman pengendalian hama terpaduPedoman pengendalian hama terpadu
Pedoman pengendalian hama terpadu
 
Bagian pada batang dan fungsinya
Bagian pada batang dan fungsinyaBagian pada batang dan fungsinya
Bagian pada batang dan fungsinya
 
Hama teh
Hama tehHama teh
Hama teh
 
ppt pengendalian tikus.pptx
ppt pengendalian tikus.pptxppt pengendalian tikus.pptx
ppt pengendalian tikus.pptx
 
Unsur beneficial
Unsur beneficialUnsur beneficial
Unsur beneficial
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
 
Laporan Allelopati
Laporan AllelopatiLaporan Allelopati
Laporan Allelopati
 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 

En vedette

KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTUL
KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTULKETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTUL
KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTULRijal Masruri
 
jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...
jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...
jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...roniracuda
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosisIr. Zakaria, M.M
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Nasibah Mamas
 
PENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICA
PENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICAPENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICA
PENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICAAmir Sabri
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisYunan Malifah
 
Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau
Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau
Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau IrfanSL
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauSa Ya
 

En vedette (13)

Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTUL
KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTULKETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTUL
KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTUL
 
jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...
jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...
jurnal sistem pakar penyakit tanaman dengan menggunakn metode certainty facto...
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
 
Tomat
TomatTomat
Tomat
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
 
PENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICA
PENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICAPENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICA
PENGGUNAAN TARAF PUPUK NPK YANG BERBEDA PADA RUMPUT BRACHIARIA MUTICA
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
proposal penelitian biologi
proposal penelitian biologiproposal penelitian biologi
proposal penelitian biologi
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
 
Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau
Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau
Proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
 

Similaire à IDENTIFIKASI PENYAKIT TOMAT

Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinElka Simbolon
 
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxMATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxmulianakhalida
 
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaMetode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaIrma Suryani
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Putri Nadhilah
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4progsus6
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...ssuser72cb6d
 
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikBab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikKustam Ktm
 
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijauKAMARIAH S.Pd
 
praktikum ipa klmpk 5-1.pptx
praktikum ipa klmpk 5-1.pptxpraktikum ipa klmpk 5-1.pptx
praktikum ipa klmpk 5-1.pptxWAHIDALAMIN1
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanNurma Fauzaniar
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Materi praktikum kelas vii jadi 2
Materi praktikum kelas vii  jadi  2Materi praktikum kelas vii  jadi  2
Materi praktikum kelas vii jadi 2Bagas Ar-Rosyd
 
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiramppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiramrahmatanislami
 

Similaire à IDENTIFIKASI PENYAKIT TOMAT (20)

Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urin
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxMATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
 
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaMetode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
 
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikBab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
 
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
 
praktikum ipa klmpk 5-1.pptx
praktikum ipa klmpk 5-1.pptxpraktikum ipa klmpk 5-1.pptx
praktikum ipa klmpk 5-1.pptx
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Materi praktikum kelas vii jadi 2
Materi praktikum kelas vii  jadi  2Materi praktikum kelas vii  jadi  2
Materi praktikum kelas vii jadi 2
 
Herbarium
HerbariumHerbarium
Herbarium
 
Ppt karantina
Ppt karantinaPpt karantina
Ppt karantina
 
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiramppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
 

IDENTIFIKASI PENYAKIT TOMAT

  • 1. IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT di BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG Rijal Masruri 11/318029/PN/12356 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • 2. METODE • LAPANGAN 1. Penghitungan Intensitas dan Insidensi 2. Pengambilan Sampel • Laboratotium 1. Sterilisasi Alat 2. Pembuatan Media 3. Isolasi 4. Identifikasi 5. Inokulasi
  • 3. Kegiatan Lapangan Lahan D 7 dengan luas ± 2500 𝑚2 , dan jumlah tanaman tomat ± 2000 tanaman berumur 50 hari yang di tumpang sari dengan cabai dan sawi.
  • 4. Penghitungan Intensitas Penyakit tanaman • Rumus yang digunakan 𝐼𝑃 = Ʃ 𝑛 × 𝑣 𝑍 × 𝑁 × 100% • N = jumlah tanaman yang diamati • Z = nilai skoring tertinggi • n = jumlah tanaman yang memiliki skoring sama • v = nilai skoring tanaman
  • 5. Penghitungan Intensitas Penyakit tanaman Sampel yang diamati adalah yang bergejala bercak dan hawar, sebanyak 200 tanaman dari ± 2000 populasi tanaman yang ada. Dengan pola pengambilan sampel :
  • 6. Penghitungan Intensitas Penyakit tanaman • Bercak Nilai skoring mengacu pada Sastrahidayat (2011), dengan skoring : 0 = tanaman sehat 1 = > 0 - < 10 % bagian daun terserang 2 = > 10 - < 20 % bagian daun terserang 3 = > 20 - < 40 % bagian daun terserang 4 = > 40 - < 60 % bagian daun terserang 5 = > 60 - < 100 % bagian daun terserang
  • 7. Penghitungan Intensitas Penyakit tanaman • Hawar Nilai skoring mengacu pada (Henfling, 1979 cit Ambarwati et al, 2012), dengan skoring : 0 = tanaman sehat 1 = 1 - 10 % bagian daun terserang 2 = 11 - 20 % bagian daun terserang 3 = 21 - 40 % bagian daun terserang 4 = 41 - 60 % bagian daun terserang 5 = 61 - 80 % bagian daun terserang 6 = 81 - 100 % bagian daun terserang
  • 8. Penghitungan Insidensi Penyakit tanaman Dari hasil pengamatan dilapangan, penghitungan insidensi dilakukan untuk gejala bercak, hawar, layu, kerdil dan mosaik. Rumus yang digunakan 𝐼𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 × 100%
  • 11. STERILISASI ALAT • Autoclave • Spons • Ember BAHAN • Peralatan yang akan di sterilisasi • Sabun • Air
  • 12. Langkah-langkah sterilisasi • Alat beserta media di autoclave selama 1 jam pada suhu 1210C • Alat dipisahkan dari media yang masih menempel dan dicuci dengan sabun • Ditiriskan dan dimasukan ke autoclave khusus sterilisasi alat , diautoclave selama 1 jam dengan suhu 1210C. • Pengovenan alat-alat dengan suhu 1500C selama 1 jam
  • 13. PEMBUATAN MEDIA Alat dan bahan media PDA • Alat : hotplate (pemanas), magnetic stirrer, erlenmeyer ukuran 2000 ml saringan, lap, pisau, dan kamera. • Bahan untuk 1 liter : kentang 200 gram, agar 20 gram, gula 20 gram (penganti dextrose), aquades Alat dan bahan media TZC • Alat : hotplate (pemanas), magnetic stirrer, erlenmeyer ukuran 2000 ml saringan, lap, pisau, botol stok ukuran 200 ml dan kamera. • Bahan 1. Larutan TZC A : dektrose /sukrosa sebanyak 10 g, pepton 10 g, casamino acid 1 g, agar 20 gr, dan aquades 1 liter 2. Larutan TZC B : cairan TZC 100 ml
  • 14. Pembuatan media PDA • Kentang dicuci dan dipotong kecil-kecil, lalu dicuci kembali sampai bersih • Rebus dalam 1 liter aquades ± 1 jam • Pisahkan sari kentang dan kentangnya • Tambahkan aquades hingga volumenya 1 liter • Tambahkan 20 gram agar dan 20 gram gula, dan dipanaskan kembali sampai mendidih dan semuanya tercampur dengan bantuan stirrer • Tuangkan ke dalam botol untuk disterilisasi dalam autoclave selama 1 jam pada suhu 1210C
  • 15. Pembuatan Media TZC 1. Panaskan dektrose/sukrosa sebanyak 10 g, pepton 10 g, casamino acid 1 g, agar 20 gr dalam 1 liter aquades sampai semua bahan larut ± ½ jam (Larutan TZC A) 2. Masukan dalam ukuran 200 ml di dalam botol dan di autoclave bersamaan dengan larutan TZC B dengan wadah terpisah selama 1 jam dengan suhu 1210C. 3. Untuk pencampuran untuk 200 ml TZC A, tunggu larutan TZC A sampai hangat-hangat kuku, lalu tambahkan 200 µl Larutan TZC B 4. Plating di petridish
  • 16. Isolasi Alat • Laminar air flow cabinet • Jarum ent • Jarum ose • Petrisdish • Bunsen • Label • Kamera • Pinset • Gunting • Plastik sil Bahan • Media PDA dan TZC • Alkohol • Sampel tanaman bergejala
  • 18. Identifikasi Alat • Mikroskop • Laminar air flow cabinet • Jarum ent • Jarum ose • Kaca preparat • Cover glas • Bunsen • Tusuk gigi • Kamera • Selotipe • Mikropipet Bahan • Biakan murni • KOH 3% • Media TZC • Aquades
  • 19. Identikasi Jamur dan organisme menyerupai jamur Pengamatan makroskopis : 1. Warna koloni 2. Pertumbuhan koloni Pengamatan mikroskopis : 1. Morfologi hifa 2. Morfologi spora / konidiofor dll Inokulasi
  • 20. Identikasi Bakteri Pengamatan makroskopis : 1. Warna koloni Uji KOH 3% 1. Untuk melihat apakah bakteri tersebut gram negatif atau positif Ditumbuhkan pada media selektif
  • 22. Hasil pengamatan visual Gejala penyakit abiotik, diduga kekurangan unsur P. seluruh daun menjadi hijau tua, muncul pigmen unggu pada daun, terutama daun yang tua (Handayani, 2014) Menimbulkan bercak- bercak hijau muda atau kuning yang tidak teratur. Diduga disebabkan oleh Tobaco mosaic virus, atau Cucumber mosaik virus Pertumbuhan tanaman tidak normal, tanaman menjadi kerdil dan keluar bungga lebih cepat. Diduga disebabkan oleh serangan Tobaco crinkle virus, atau Tomato Yellow leaf curl virus
  • 23. Sampel 1 (gejala hawar) sporangium berbentuk seperti buah lemon, hifa tidak bersekat, dari gejala dan bentuk sporagium yang didapat, tanaman terserang Phytophthora sp Gambar : Wulandari et al, 2014 Menurut wulandari et al (2014), berwarna putih dan tipis. Tekstur koloni agak tebal, rapat dan kasar. Pola pertumbuhan koloni radial dengan bentuk menyerupai kelopak bunga
  • 24. Sampel 2 (bercak pada daun) Hasil pengamatan mikroskopis Warna koloni pada media pada bagian tengah berwarna abu-abu dikelilingi koloni berwarna agak kuning dan ada warna abu-abu dibagian luar Diduga Alternaria spp, dengan hifa yang masih muda hialin (tidak berwarna), yang sudah tua berwarna coklat muda dengan konidiofor tegak dan bersekat, spora berbentuk seperti gada bersekat dengan warna coklat
  • 25. Sampel 3 (Layu) Belum teridentifikasi, gejala layu, dimulai dari daun tua. Biakan berwarna putih agak unggu pada bagian atas petridish, dan bagian bawah berwarna hitam di tengah dan dikelilingi biakan berwarna kuning tua sampai kuning muda. Hifa tidak berwarna, dan memiliki banyak inti (senositik), terdapat seperti klamidospora
  • 26. Sampel 4 (Layu) Belum teridentifikasi, gejala layu. Bagian atas petrisidh biakan berwarna putih saat berumur 4 hari dan menjadi abu-abu pada umur >7 hari dan membentuk benjolan pada bagian tengah, dan bagian bawah putih pada umur <4 hari dan agak kuning pada umur >7 hari. Hifa tidak berwarna, bersekat dan tidak berinti pada umur < 4 hari dan memiliki banyak inti (senositik) pada umur > 7 hari, spora berbentuk bulat dan bisa membelah.
  • 27. Sampel 5 a (bercak pada daun) Hasil pengamatan mikroskopis Warna koloni pada media pada bagian tengah berwarna abu-abu dikelilingi koloni berwarna agak kuning dan ada warna abu-abu dibagian luar Diduga Alternaria spp, dengan hifa yang masih muda hialin (tidak berwarna), yang sudah tua berwarna coklat muda dengan konidiofor tegak dan bersekat, spora berbentuk seperti gada bersekat dengan warna coklat
  • 28. Sampel 5 b (bercak pada daun) Belum teridentifikasi, gejala bercak. Bagian atas petrisidh biakan berwarna abu-abu pada bagian tengah dan abu-abu agak putih pada bagian luar, dan bagian bawah berwarna coklat pada bagian tengah dan dikelilingi biakan berwarna putih agak kekuningan, dan pada bagian terluar berwarna abu-abu. Hifa tidak berwarna, bersekat dan berinti (hifa seluler), dan bercabang
  • 29. Sampel 6 (busuk buah) Belum teridentifikasi, gejala busuk pada pangkal dan ujung buah. Bagian atas petrisidh, biakan berwarna putih dan membentuk gelombang tidak beraturan, dan bagian bawah berwarna hitam agak keputih-putihan dengan bagian tengah berwarna hitam pekat. Hifa tidak berwarna, bersekat dan berinti (hifa seluler), dan bercabang
  • 31. Sampel 7 (layu) Dari hasil pengujian KOH 3%, menunjukan bahwa bakteri merupakan bakteri gram negatif. Dan pada saat di tanam pada media TZC, terlihat koloni yang berwarna merah, yang menjadi ciri dari Rasltonia solanacearum yang ditanam pada media TZC
  • 32. Sampel 8 (bercak buah) Belum teridentifikasi, gejala bercak pada buah mirip gejala yang disebabkan oleh Xanthomonas campersirs pv. Vesicatoria. Tapi setelah dilakukan pengujian gram, bakteri adalah gram positif sedangkan Xanthomonas campersirs pv. Vesicatoria merupakan bakteri gram negatif
  • 33. Intensitas penyakit tanaman 60,80% 64,08% 59,00% 60,00% 61,00% 62,00% 63,00% 64,00% 65,00% bercak hawar Histogram Instensitas Penyakit Tomat instensitas penyakit tomat
  • 34. Insidensi penyakit tanaman 5,75% 3,90% 1,50% 96,50% 98,00% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% layu kerdil mozaik bercak hawar Histogram Insidensi Penyakit Tomat Insidensi penyakit tomat
  • 35. KESIMPULAN • Penyakit tanaman tomat di sekitar wilayah Balitsa yang berhasil teridentifikasi antara lain adalah Phytophthora sp, Alternaria sp, Rasltonia solanacearum, Tobaco mosaic virus, Cucumber mosaik virus, Tobaco crinkle virus,Tomato Yellow leaf curl virus serta gejala kekurangan unsur P. • Phytophthora sp. menunjukan gejala hawar, Alternaria sp. menunjukan gejala bercak, Rasltonia solanacearum menunjukan gejala layu, Tobaco mosaic virus, dan Cucumber mosaik virusi menunjukan gejala mosaik, Tobaco crinkle virus, dan Tomato Yellow leaf curl virus menunjukan gejala kerdil. • Intensitas gejala bercak sebesar 60,80% dan intensitas gejala bercak sebesar 64,08% • Insidensi / kejadian dari gejala hawar sebesar 98 %, gejala bercak 96,5%, gejala layu 5,75 %, kerdil 3,9 % dan mosaik 1,5%.