SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1 
ANALISA PULANG POKOK (BREAK EVEN ANALYSIS) 
Ditulis Oleh: 
M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 
Managing Director HARD-Hi SMART CONSULTING 
www.hardhismart-consulting.blogspot.com Contact : 0878-7063-5053
2 
ANALISA PULANG POKOK (BREAK EVEN ANALYSIS) Tujuan perusahaan secara keuangan adalah untuk memperoleh keuntungan (profit). Besar kecilnya keuntungan yang dihasilkan umumnya merupakan indikator dan ukuran kesuksesan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh sebab itu, manajemen harus mampu merencanakan keuntungan bagi perusahaan. PENGERTIAN PULANG POKOK (BREAK EVEN) Pulang Pokok (Break Even) adalah Suatu keadaan operasi perusahaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita suatu kerugian (Tidak Laba dan Tidak Rugi - Impas). Secara Matematis, Pulang Pokok dapat ditulis sebagai berikut : 
 TP = TR – TC 
 TP = (P x Q) – (TFC + TVC) 
 TP = (P.Q) – (TFC + v x Q) 
 TP = P.Q – TFC – v.Q 
Dimana : TP = Total Profit TFC = Total Fixed Cost TR = Total Revenue TVC = Total Variable Cost TC = Total Cost v = Variable Cost Per-unit. P = Harga jual Q = Unit yang dijual Bila terjadi Pulang Pokok, berarti Laba = 0 , sehingga TP = 0 , maka : P.Q – TFC – v.Q = 0 P.Q – v.Q = TFC (P - v).Q = TFC
3 
TFC 
Jadi, Q = = Titik Pulang Pokok = Break Even Point (BEP). (P - v) (P – v) disebut juga sebagai Kontribusi Margin (Margin Contribution). 
KARAKTERISTIK BIAYA (COST CHARACTERISTIC) 
1. Biaya Tetap (Fixed Cost) 
Biaya Tetap adalah biaya yang sampai dengan jumlah output tertentu tidak akan berubah walaupun output yang dihasilkan tersebut berubah jumlahnya. Jadi sifat Biaya Tetap : 
- Untuk jangka pendek tidak akan berubah (tetap), asalkan dalam kegiatan yang sama dan relevan. 
- Dalam jangka panjang cenderung akan berubah, terutama apabila kapasitas produksinya (dalam hal ini kapasitas mesinnya dirubah, karena harus meningkatkan kapasitas mesin atau membeli mesin yang baru). 
Faktor-faktor yang harus diperhatikan perusahaan di dalam merumuskan Biaya Tetap : 
 Keterkendalian Biaya (Cost Controllability) 
Ada biaya-biaya tetap yang dapat dikendalikan manajemen dalam jangka pendek, dan setiap tahunnya ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen. 
 Hubungan dengan Kegiatan Perusahaan 
- Biaya tetap timbul karena karena tersedianya kapasitas produksi. 
- Biaya tetap bukan sebagai akibat dari melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
4 
- Biaya tetap dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (seprti : teknologi permesinan, inovasi dan invensi dari perusahaan lain pembuat mesin-mesin dan peralatan manufaktur). 
 Kebijakan Manajemen Perusahaan (Company Policy) 
Sebagian besar biaya tetap tergantung sepenuhnya pada keputusan- keputusan manajemen. 
 Tetap Secara Total, Tetapi Variable Secara Unit 
Biaya tetap akan tetap jumlahnya untuk suatu jumlah unit tertentu (Misal: kapasitas mesin tertentu), tetapi akan bersifat variable bila dilihat dari tiap-tiap unit output yang dihasilkan. 
2. Biaya Variabel (Variable Cost) 
Biaya Variabel adalah biaya yang cenderung berubah secara proporsional dengan berubahnya volume produksi (Output). Biaya variabel ini merupakan Biaya Kegiatan (Activity Cost), yang akan timbul hanya bila ada kegiatan usaha / operasi yang dilakukan. Biaya ini tidak akan timbul seandainya tidak ada sama sekali kegiatan usaha yang dilakukan (terutama kegiatan produksi). Biaya variabel secara langsung akan meningkat atau menurun dengan berubahnya unit output yang dihasilkan. Jika output bertambah 50% maka biaya variabel juga akan meningkat sebesar 50%, begitu pula sebaliknya. 
3. Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost) 
Biaya semi variabel merupakan pos-pos biaya yang meningkat atau menurun dengan meningkat atau menurunnya output, tetapi tidak secara proporsional. Biaya semi variabel ini memiliki sifat-sifat biaya tetap dan biaya variabel.
5 
Biasanya variabilitas dari biaya semi variabel ini dapat disebabkan pengaruh gabungan dari : 
 Jangka waktu. 
 Kegiatan Usaha atau Output. 
 Kegiatan Manajemen. 
MARJIN KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN) Yang dimaksud dengan Marjin Kontribusi adalah Harga jual per-unit dikurangi dengan biaya variabel per-unit produk yang terjual tersebut. Jadi secara matematis, Marjin Kontribusi adalah : (P – v) = CM. Marjin kontribusi ini juga menunjukkan berapa sisihan (margin) yang terjadi bila Harga jual per-unit produk tersebut dikurangkan dengan biaya variabel per- unitnya. Hal ini juga menunjukkan berapa Sisihan/sisa (Margin) yang ada bila dengan melakukan Variable Cost Coverage, artinya yang diperhitungkan sebagai biaya di sini hanya yang sifatnya biaya variable saja sedangkan biaya tetapnya dianggap tidak ada. Sedangkan bila memperhitungkan juga seluruh biaya tetapnya, dinamakan Total Cost Coverage. Variable Cost Coverage dipakai biasanya untuk melakukan kompetisi dengan pesaing (competitor) lain dari perusahaan yang sejenis, supaya harga jual yang diberikan perusahaan dapat bersaing dengan para pesaing (competitors) nya. Untuk itulah makanya yang diperhitungkan sebagai biaya produksi hanya yang berupa biaya variabelnya saja dengan mengabaikan sementara biaya tetap yang telah terjadi. Karena biaya tetap sifatnya dalam jangka pendek dan selama kapasitas produksi mesin masih memenuhi untuk memproduksi seluruh permintaan pasar.
6 
TITIK PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT) Titik Pulang Pokok (Break Even Point) adalah Penjualan (dalam unit) yang menghasilkan keadaan pulang pokok (impas). Jadi analisa pulang pokok dalam BEP ini adalah : Untuk menentukan berapa unit yang harus diproduksi dan dijual yang dapat menghasilkan keadaan impas. Atau dengan kata lain, Supaya terjadi setidak- tidaknya (minimal) pulang pokok, berapa unit produk yang harus diproduksi dan dijual. Dalam analisa ini Jumlah yang diproduksi = Jumlah yang terjual, jadi asumsinya seluruh produk akan terserap di pasar (terjual) berapapun yang diproduksi. Gunanya Menghitung BEP ini adalah : Untuk mempelajari hubungan antara volume produksi / penjualan, harga dan biaya. PENJUALAN PULANG POKOK (BREAK EVEN SALES) Penjualan Pulang Pokok (Break Even Sales) adalah Penjualan (dalam mata uang) yang menghasilkan keadaan pulang pokok (impas). Break Even Sales (BES), adalah BEP dikalikan dengan harga jual produk per- unitnya. Jadi : BES = BEP x P 
 Bila BEP sudah diketahui, maka BES dapat dengan mudah dicari (jika harga jual per-unit produknya diketahui). 
 Dapat pula dicari BES tanpa mencari dahulu BEP, yakni dengan menggunakan formula :
7 
TFC 
BES = x P P – v Total Fixed Cost TFC 
= = Marginal Income Ratio MIR Dimana : Hasil Penjualan - Biaya Variabel Total P.Q - TVC 
M I R = = Hasil Penjualan P.Q Hasil Penjualan Biaya Variabel Total 
= Hasil Penjualan Hasil Penjualan TVC v.Q 
= 1 = 1 P.Q P.Q Jadi : V TFC 
M I R = 1 B E S = P 1 - v / P ILUSTRASI : PT “ X “ Profit Budget Tahun 2000 
 Penjualan (unit produksi x harga jual) = 200.000 x 250,- = 50.000.000,- 
Fixed Cost Var. Cost Total Cost 
 Biaya-biaya : 
- Bahan baku 9.000.000,- 9.000.000,- 
- T.K. Langsung 10.000.000,- 10.000.000,- 
- Overhead 18.000.000,- 7.000.000,- 25.000.000,- 
18.000.000,- 26.000.000,- 44.000.000,- Laba Yang Dianggarkan = 6.000.000,-
8 
Maka berdasarkan data anggaran tersebut, dapat dicari BEP dan BES nya dari berbagai cara, yakni : (1). Untuk Mencari BEP : TFC 18.000.000,- 
BEP = = = 150.000 unit. P – v 250 - 26.000.000 / 200.000,- TVC 
Jadi, Biaya variabel per-unit (v) = Jumlah Diproduksi 26.000.000,- 
= = 130,- per-unit 200.000 Jadi, Tingkat unit penjualan pulang pokok (BEP) perusahaan PT “X” adalah sebesar 150.000 unit, dengan demikian perusahaan mengalami kondisi BREAK EVEN (Tidak Untung dan Tidak Rugi). BUKTIKAN (CHECK) : 
 Penjualan ( 150.000 x 250 ) = 37.500.000,- 
 Biaya-biaya : 
- Biaya tetap (TFC) = 18.000.000,- - Biaya Variabel (TVC) = 19.500.000,- 
Total Biaya Produksi 37.500.000,- 
Profit / Loss = 0,- (2). Untuk Mencari BES : a). Karena tingkat BEP nya sudah diketahui sebesar 150.000 unit, maka BES tinggal mengalikannya dengan harga jual per-unit (P). Maka BES = BEP x P = 150.000 unit x Rp. 250,- = Rp. 37.500.000,-.
9 
b). Cara lain, adalah bila BEP diasumsikan belum diketahui, maka : TFC 18.000.000,- 
BES = = 1 – TVC / P.Q 1 - 26.000.000 / (250 x 200.000) = Rp. 37.500.000,- TFC 18.000.000,- 
atau : BES = = = Rp. 37.500.000,- 1 - v / P 1 - 130 / 250 BUKTIKAN (CHECK) : 
 Penjualan yang menghasilkan BES = 37.500.000,- 
 Biaya-biaya : 
- Biaya tetap (TFC) = 18.000.000,- - Biaya Variabel (TVC) *) = 19.500.000,- 
Total Biaya Produksi = 37.500.000,- 
Profit / Loss = 0,- *) Ket : 19.500.000,- didapat dari : unit BEP x biaya variabel per-unit : 26.000.000,- 
Yakni = 150.000 unit x = Rp. 19.500.000,-. 200.000 unit MARGIN OF SAFETY (MOS) Margin of Safety adalah Hubungan antara “Hasil Penjualan Pada Tingkat BEP (disebut juga BES)” dengan “Hasil Penjualan Yang Dianggarkan (disebut Budgeted Sales). 
Margin of Safety (MOS) berguna untuk mengetahui atau mengukur SEBERAPA JAUH penurunan dalam penjualan (decreasing in sales) yang masih dapat ditolerir (dibolehkan) sampai pada batas BES atau BEP (batas terendah tersebut).
10 
Margin of Safety ini dapat dinyatakan dalam : 
1. Persentase (%) antara “Penjualan Yang Dianggarkan (Budgeted Sales)” dengan “Tingkat BES” nya. 
Formula : Budgeted Sales 
MOS = X 100% BES 
2. Persentase (%) antara “Selisih Budgeted Sales dengan BES” dengan “Budgeted Sales” itu sendiri. 
Formula : Budgeted Sales - BES 
MOS = X 100% Budgeted Sales Dari contoh di atas, maka didapat MOS sebagai berikut : Rp. 50.000.000,- 
1. MOS = X 100% = 133,33 %. Rp. 37.500.000,- Artinya : Tingkat penjualan boleh turun (masih dapat ditolerir) bila turunnya sebesar 33,33 % dari BES yang sebesar Rp. 37.500.000,-. Tingkat penurunan yang masih dapat ditolerir tersebut adalah sebesar Rp. 12.500.000,- (33,33% X Rp.37.500.000,-) atau sebanyak 50.000 unit. Rp. 50.000.000,- - Rp. 37.500.000,- 
2. MOS = X 100 % = 25 %. Rp. 50.000.000,-
11 
Artinya : Tingkat penjualan boleh turun (masih dapat ditolerir) bila turunnya sebesar 25% dari Budgeted Sales yang sebesar Rp.50.000.000,- tersebut. Tingkat penurunannya yang masih dapat ditolerir tersebut adalah sebesar Rp. 12.500.000,- (25% X Rp.50.000.000,-) atau sebanyak 50.000 unit. Jadi dengan MOS dapat diketahui SENTITIFITAS TURUNNYA PENJUALAN terhadap KONDISI PULANG POKOK perusahaan. 
KETERBATASAN-KETERBATASAN ANALISA PULANG POKOK 
(The Constraints of Break Even Analysis) 
 Biaya harus dapat dikelompokkan (dipisahkan) menjadi 2 (dua), yaitu : Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Tak Tetap (Variable Cost). Pada kenyataannya, untuk membedakan biaya ke dalam kedua kelompok ini biasanya sangat sulit dilakukan, karena pada bidang-bidang tertentu akan terjadi biaya yang sekaligus atau bersamaan mengandung sifat tetap dan variabel (disebut: Semi Variable Cost). 
 Biaya Tetap (Fixed Cost) akan selalu konstan pada suatu kapasitas mesin / pabrik tertentu. Namun apabila melewati kapasitas penuh (dari mesin misalnya) maka biaya tetap tersebut pun akan berubah seperti biaya variable, namun tidak secara proporsional dengan unit produk yang akan diproduksi. 
 Biaya variable (Variable Cost) diasumsikan selalu berubah secara proporsional dengan perubahan Volume produksi / penjualan. Namun pada kenyataannya, biasanya untuk pembelian bahan baku semakin tinggi tingkat produksi maka pembelian bahan baku juga semakin banyak sehingga akan ada perolehan potongan pembelian (purchase discount) yang akan secara otomatis akan mengurangi biaya variable secara total maupun secara per-unit produk yang akan dihasilkan.
12 
 Harga jual (selling price) diasumsikan tidak akan berubah berapapun jumlah yang terjual (quantity sold). Pada kenyataannya hal ini tidaklah demikian, semakin banyak yang terjual maka biasanya akan diberikan potongan harga (price discount) atau mungkin pula dilakukan praktek diskriminasi harga (price discrimination). 
 Asumsi yang terakhir dari BEA adalah bahwasannya barang / produk yang diproduksi dan dijual adalah untuk satu macam jenis produk saja (single product). Kenyataannya, banyak terjadi diversifikasi produk (product diversification). Sehingga dengan demikian, Analisa Pulang Pokok hanya dapat dilakukan untuk masing-masing produk secara terpisah (Separated Single Product). 
Jadi : 
 Produk A, dapat dicari Break Even untuk Produk A, 
 Produk B, hanya dapat dicari Break Even untuk produk B, 
 Begitu seterusnya (tak dapat digabungkan). 
Namun dengan Analisa Sentifitas yang kreatif atas Break Even Analysis (BEA) ini dimungkinkan diketahuinya Break Even untuk produk-produk secara gabungan (mixed product).

More Related Content

What's hot

pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoliyuniar putri
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBIndra Yu
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiNovia Putri
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUIFarah Fauziah Hilman
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impasAtha Meidy
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)M Abdul Aziz
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiIka Maya Susanti
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksPuja Lestari
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Haidar Bashofi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorSucifitria
 

What's hot (20)

pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Persaingan Monopolistik
Persaingan MonopolistikPersaingan Monopolistik
Persaingan Monopolistik
 
Modul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitasModul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitas
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impas
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Penerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linierPenerapan fungsi non linier
Penerapan fungsi non linier
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektor
 

Viewers also liked

Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)Ardhy Danu
 
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
Makalah  fungsi biaya dan penerimaanMakalah  fungsi biaya dan penerimaan
Makalah fungsi biaya dan penerimaanEka Ardiyanti
 
Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)
Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)
Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)WEST NUSA TENGGARA
 
Unit 3 peran pelaku kegiatan ekonomi
Unit 3 peran pelaku kegiatan ekonomiUnit 3 peran pelaku kegiatan ekonomi
Unit 3 peran pelaku kegiatan ekonomiRandy Ikas
 
fungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomifungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomiEnvaPya
 
3. prinsip ekonomi dalam usaha perikanan
3. prinsip ekonomi dalam usaha perikanan3. prinsip ekonomi dalam usaha perikanan
3. prinsip ekonomi dalam usaha perikananRohmad Arifin
 
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabel
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabelBAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabel
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabelAnggi Indrianti
 
Ar, Mr dan Persamaan Reaksi
Ar, Mr dan Persamaan ReaksiAr, Mr dan Persamaan Reaksi
Ar, Mr dan Persamaan ReaksiAkhmad Farid
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Gondo Madden
 
Mr Herina Yuni Utami
Mr Herina Yuni UtamiMr Herina Yuni Utami
Mr Herina Yuni Utamiguest2ef754c
 
Matematika Ekonomi - Biaya Marginal
Matematika Ekonomi - Biaya MarginalMatematika Ekonomi - Biaya Marginal
Matematika Ekonomi - Biaya MarginalSonya Santoso
 
Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...
Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...
Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...Jiantari Marthen
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiHarya Wirawan
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat Yulia Angraini
 
Akuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biayaAkuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biayaArif Setiawan
 
Matematika ekonomi & bisnis
Matematika  ekonomi & bisnisMatematika  ekonomi & bisnis
Matematika ekonomi & bisnisA Gustang
 

Viewers also liked (20)

Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)
 
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
Makalah  fungsi biaya dan penerimaanMakalah  fungsi biaya dan penerimaan
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
 
Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)
Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)
Fungsi Linier pada Ekonomi (Mikro)
 
Unit 3 peran pelaku kegiatan ekonomi
Unit 3 peran pelaku kegiatan ekonomiUnit 3 peran pelaku kegiatan ekonomi
Unit 3 peran pelaku kegiatan ekonomi
 
fungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomifungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomi
 
3. prinsip ekonomi dalam usaha perikanan
3. prinsip ekonomi dalam usaha perikanan3. prinsip ekonomi dalam usaha perikanan
3. prinsip ekonomi dalam usaha perikanan
 
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabel
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabelBAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabel
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabel
 
Contoh notasi-sigma2
Contoh notasi-sigma2Contoh notasi-sigma2
Contoh notasi-sigma2
 
Ar, Mr dan Persamaan Reaksi
Ar, Mr dan Persamaan ReaksiAr, Mr dan Persamaan Reaksi
Ar, Mr dan Persamaan Reaksi
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
 
Konsep Biaya
Konsep Biaya Konsep Biaya
Konsep Biaya
 
Mr Herina Yuni Utami
Mr Herina Yuni UtamiMr Herina Yuni Utami
Mr Herina Yuni Utami
 
Matematika Ekonomi - Biaya Marginal
Matematika Ekonomi - Biaya MarginalMatematika Ekonomi - Biaya Marginal
Matematika Ekonomi - Biaya Marginal
 
Teori Biaya
Teori BiayaTeori Biaya
Teori Biaya
 
Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...
Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...
Makalah manajemen biaya (pembuatan keputusan dengan biaya relevan & penekanan...
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
 
Akuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biayaAkuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biaya
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Matematika ekonomi & bisnis
Matematika  ekonomi & bisnisMatematika  ekonomi & bisnis
Matematika ekonomi & bisnis
 

Similar to Analisa Pulang Pokok

Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event pointNur Matondang
 
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).pptPPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).pptmusicminang
 
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxAhmadKhusyaini
 
Perencanaan keuangan
Perencanaan keuanganPerencanaan keuangan
Perencanaan keuanganRiasusanti874
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirimInggarh
 
Paper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointPaper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointYusuf Darismah
 
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)Beleke MetAll
 
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxKasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxbratasendjajafamily
 
analisis-b-v-l (1).ppt
analisis-b-v-l (1).pptanalisis-b-v-l (1).ppt
analisis-b-v-l (1).pptDesmyRiani
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptfeliciaclarissa6
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointFarrelfebrinal
 
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.pptAnggaPratama111616
 
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiBab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiNenghamidah1
 
Cost Volume Profit persentasi untuk PPAk
Cost Volume Profit persentasi untuk PPAkCost Volume Profit persentasi untuk PPAk
Cost Volume Profit persentasi untuk PPAkDeeBN1
 

Similar to Analisa Pulang Pokok (20)

Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event point
 
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).pptPPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
PPT MATERI 4 BEP (YOPI DIKA SAPUTRA).ppt
 
bep_update.ppt
bep_update.pptbep_update.ppt
bep_update.ppt
 
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
 
MATEMATIKA BISNIS (BEP).pptx
MATEMATIKA BISNIS (BEP).pptxMATEMATIKA BISNIS (BEP).pptx
MATEMATIKA BISNIS (BEP).pptx
 
Perencanaan keuangan
Perencanaan keuanganPerencanaan keuangan
Perencanaan keuangan
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirim
 
Paper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointPaper Analisis break even point
Paper Analisis break even point
 
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
 
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxKasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
 
ANALISA BEP.pptx
ANALISA BEP.pptxANALISA BEP.pptx
ANALISA BEP.pptx
 
analisis-b-v-l (1).ppt
analisis-b-v-l (1).pptanalisis-b-v-l (1).ppt
analisis-b-v-l (1).ppt
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
 
Bussines plan
Bussines planBussines plan
Bussines plan
 
Prakarya BEP.ppsx
Prakarya BEP.ppsxPrakarya BEP.ppsx
Prakarya BEP.ppsx
 
bep- (1).pptx
bep- (1).pptxbep- (1).pptx
bep- (1).pptx
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
 
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
 
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiBab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
 
Cost Volume Profit persentasi untuk PPAk
Cost Volume Profit persentasi untuk PPAkCost Volume Profit persentasi untuk PPAk
Cost Volume Profit persentasi untuk PPAk
 

More from Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

More from Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. (20)

Test Kepribadian Lewat Gambar
Test Kepribadian Lewat GambarTest Kepribadian Lewat Gambar
Test Kepribadian Lewat Gambar
 
Forever Life Management
Forever Life ManagementForever Life Management
Forever Life Management
 
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang MasaManajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
 
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang MasaManajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
 
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
 
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
 
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
 
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 
CONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAPCONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAP
 
TRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERSTRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERS
 
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
 
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAUTEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
 
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIFTEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
 
THE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNINGTHE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNING
 
TIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENTTIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENT
 
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENTTOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
 
TEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASITEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASI
 
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan AndaTeknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
 
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi BisnisStrategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
 

Analisa Pulang Pokok

  • 1. 1 ANALISA PULANG POKOK (BREAK EVEN ANALYSIS) Ditulis Oleh: M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Managing Director HARD-Hi SMART CONSULTING www.hardhismart-consulting.blogspot.com Contact : 0878-7063-5053
  • 2. 2 ANALISA PULANG POKOK (BREAK EVEN ANALYSIS) Tujuan perusahaan secara keuangan adalah untuk memperoleh keuntungan (profit). Besar kecilnya keuntungan yang dihasilkan umumnya merupakan indikator dan ukuran kesuksesan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh sebab itu, manajemen harus mampu merencanakan keuntungan bagi perusahaan. PENGERTIAN PULANG POKOK (BREAK EVEN) Pulang Pokok (Break Even) adalah Suatu keadaan operasi perusahaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita suatu kerugian (Tidak Laba dan Tidak Rugi - Impas). Secara Matematis, Pulang Pokok dapat ditulis sebagai berikut :  TP = TR – TC  TP = (P x Q) – (TFC + TVC)  TP = (P.Q) – (TFC + v x Q)  TP = P.Q – TFC – v.Q Dimana : TP = Total Profit TFC = Total Fixed Cost TR = Total Revenue TVC = Total Variable Cost TC = Total Cost v = Variable Cost Per-unit. P = Harga jual Q = Unit yang dijual Bila terjadi Pulang Pokok, berarti Laba = 0 , sehingga TP = 0 , maka : P.Q – TFC – v.Q = 0 P.Q – v.Q = TFC (P - v).Q = TFC
  • 3. 3 TFC Jadi, Q = = Titik Pulang Pokok = Break Even Point (BEP). (P - v) (P – v) disebut juga sebagai Kontribusi Margin (Margin Contribution). KARAKTERISTIK BIAYA (COST CHARACTERISTIC) 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Tetap adalah biaya yang sampai dengan jumlah output tertentu tidak akan berubah walaupun output yang dihasilkan tersebut berubah jumlahnya. Jadi sifat Biaya Tetap : - Untuk jangka pendek tidak akan berubah (tetap), asalkan dalam kegiatan yang sama dan relevan. - Dalam jangka panjang cenderung akan berubah, terutama apabila kapasitas produksinya (dalam hal ini kapasitas mesinnya dirubah, karena harus meningkatkan kapasitas mesin atau membeli mesin yang baru). Faktor-faktor yang harus diperhatikan perusahaan di dalam merumuskan Biaya Tetap :  Keterkendalian Biaya (Cost Controllability) Ada biaya-biaya tetap yang dapat dikendalikan manajemen dalam jangka pendek, dan setiap tahunnya ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen.  Hubungan dengan Kegiatan Perusahaan - Biaya tetap timbul karena karena tersedianya kapasitas produksi. - Biaya tetap bukan sebagai akibat dari melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
  • 4. 4 - Biaya tetap dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (seprti : teknologi permesinan, inovasi dan invensi dari perusahaan lain pembuat mesin-mesin dan peralatan manufaktur).  Kebijakan Manajemen Perusahaan (Company Policy) Sebagian besar biaya tetap tergantung sepenuhnya pada keputusan- keputusan manajemen.  Tetap Secara Total, Tetapi Variable Secara Unit Biaya tetap akan tetap jumlahnya untuk suatu jumlah unit tertentu (Misal: kapasitas mesin tertentu), tetapi akan bersifat variable bila dilihat dari tiap-tiap unit output yang dihasilkan. 2. Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya Variabel adalah biaya yang cenderung berubah secara proporsional dengan berubahnya volume produksi (Output). Biaya variabel ini merupakan Biaya Kegiatan (Activity Cost), yang akan timbul hanya bila ada kegiatan usaha / operasi yang dilakukan. Biaya ini tidak akan timbul seandainya tidak ada sama sekali kegiatan usaha yang dilakukan (terutama kegiatan produksi). Biaya variabel secara langsung akan meningkat atau menurun dengan berubahnya unit output yang dihasilkan. Jika output bertambah 50% maka biaya variabel juga akan meningkat sebesar 50%, begitu pula sebaliknya. 3. Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost) Biaya semi variabel merupakan pos-pos biaya yang meningkat atau menurun dengan meningkat atau menurunnya output, tetapi tidak secara proporsional. Biaya semi variabel ini memiliki sifat-sifat biaya tetap dan biaya variabel.
  • 5. 5 Biasanya variabilitas dari biaya semi variabel ini dapat disebabkan pengaruh gabungan dari :  Jangka waktu.  Kegiatan Usaha atau Output.  Kegiatan Manajemen. MARJIN KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN) Yang dimaksud dengan Marjin Kontribusi adalah Harga jual per-unit dikurangi dengan biaya variabel per-unit produk yang terjual tersebut. Jadi secara matematis, Marjin Kontribusi adalah : (P – v) = CM. Marjin kontribusi ini juga menunjukkan berapa sisihan (margin) yang terjadi bila Harga jual per-unit produk tersebut dikurangkan dengan biaya variabel per- unitnya. Hal ini juga menunjukkan berapa Sisihan/sisa (Margin) yang ada bila dengan melakukan Variable Cost Coverage, artinya yang diperhitungkan sebagai biaya di sini hanya yang sifatnya biaya variable saja sedangkan biaya tetapnya dianggap tidak ada. Sedangkan bila memperhitungkan juga seluruh biaya tetapnya, dinamakan Total Cost Coverage. Variable Cost Coverage dipakai biasanya untuk melakukan kompetisi dengan pesaing (competitor) lain dari perusahaan yang sejenis, supaya harga jual yang diberikan perusahaan dapat bersaing dengan para pesaing (competitors) nya. Untuk itulah makanya yang diperhitungkan sebagai biaya produksi hanya yang berupa biaya variabelnya saja dengan mengabaikan sementara biaya tetap yang telah terjadi. Karena biaya tetap sifatnya dalam jangka pendek dan selama kapasitas produksi mesin masih memenuhi untuk memproduksi seluruh permintaan pasar.
  • 6. 6 TITIK PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT) Titik Pulang Pokok (Break Even Point) adalah Penjualan (dalam unit) yang menghasilkan keadaan pulang pokok (impas). Jadi analisa pulang pokok dalam BEP ini adalah : Untuk menentukan berapa unit yang harus diproduksi dan dijual yang dapat menghasilkan keadaan impas. Atau dengan kata lain, Supaya terjadi setidak- tidaknya (minimal) pulang pokok, berapa unit produk yang harus diproduksi dan dijual. Dalam analisa ini Jumlah yang diproduksi = Jumlah yang terjual, jadi asumsinya seluruh produk akan terserap di pasar (terjual) berapapun yang diproduksi. Gunanya Menghitung BEP ini adalah : Untuk mempelajari hubungan antara volume produksi / penjualan, harga dan biaya. PENJUALAN PULANG POKOK (BREAK EVEN SALES) Penjualan Pulang Pokok (Break Even Sales) adalah Penjualan (dalam mata uang) yang menghasilkan keadaan pulang pokok (impas). Break Even Sales (BES), adalah BEP dikalikan dengan harga jual produk per- unitnya. Jadi : BES = BEP x P  Bila BEP sudah diketahui, maka BES dapat dengan mudah dicari (jika harga jual per-unit produknya diketahui).  Dapat pula dicari BES tanpa mencari dahulu BEP, yakni dengan menggunakan formula :
  • 7. 7 TFC BES = x P P – v Total Fixed Cost TFC = = Marginal Income Ratio MIR Dimana : Hasil Penjualan - Biaya Variabel Total P.Q - TVC M I R = = Hasil Penjualan P.Q Hasil Penjualan Biaya Variabel Total = Hasil Penjualan Hasil Penjualan TVC v.Q = 1 = 1 P.Q P.Q Jadi : V TFC M I R = 1 B E S = P 1 - v / P ILUSTRASI : PT “ X “ Profit Budget Tahun 2000  Penjualan (unit produksi x harga jual) = 200.000 x 250,- = 50.000.000,- Fixed Cost Var. Cost Total Cost  Biaya-biaya : - Bahan baku 9.000.000,- 9.000.000,- - T.K. Langsung 10.000.000,- 10.000.000,- - Overhead 18.000.000,- 7.000.000,- 25.000.000,- 18.000.000,- 26.000.000,- 44.000.000,- Laba Yang Dianggarkan = 6.000.000,-
  • 8. 8 Maka berdasarkan data anggaran tersebut, dapat dicari BEP dan BES nya dari berbagai cara, yakni : (1). Untuk Mencari BEP : TFC 18.000.000,- BEP = = = 150.000 unit. P – v 250 - 26.000.000 / 200.000,- TVC Jadi, Biaya variabel per-unit (v) = Jumlah Diproduksi 26.000.000,- = = 130,- per-unit 200.000 Jadi, Tingkat unit penjualan pulang pokok (BEP) perusahaan PT “X” adalah sebesar 150.000 unit, dengan demikian perusahaan mengalami kondisi BREAK EVEN (Tidak Untung dan Tidak Rugi). BUKTIKAN (CHECK) :  Penjualan ( 150.000 x 250 ) = 37.500.000,-  Biaya-biaya : - Biaya tetap (TFC) = 18.000.000,- - Biaya Variabel (TVC) = 19.500.000,- Total Biaya Produksi 37.500.000,- Profit / Loss = 0,- (2). Untuk Mencari BES : a). Karena tingkat BEP nya sudah diketahui sebesar 150.000 unit, maka BES tinggal mengalikannya dengan harga jual per-unit (P). Maka BES = BEP x P = 150.000 unit x Rp. 250,- = Rp. 37.500.000,-.
  • 9. 9 b). Cara lain, adalah bila BEP diasumsikan belum diketahui, maka : TFC 18.000.000,- BES = = 1 – TVC / P.Q 1 - 26.000.000 / (250 x 200.000) = Rp. 37.500.000,- TFC 18.000.000,- atau : BES = = = Rp. 37.500.000,- 1 - v / P 1 - 130 / 250 BUKTIKAN (CHECK) :  Penjualan yang menghasilkan BES = 37.500.000,-  Biaya-biaya : - Biaya tetap (TFC) = 18.000.000,- - Biaya Variabel (TVC) *) = 19.500.000,- Total Biaya Produksi = 37.500.000,- Profit / Loss = 0,- *) Ket : 19.500.000,- didapat dari : unit BEP x biaya variabel per-unit : 26.000.000,- Yakni = 150.000 unit x = Rp. 19.500.000,-. 200.000 unit MARGIN OF SAFETY (MOS) Margin of Safety adalah Hubungan antara “Hasil Penjualan Pada Tingkat BEP (disebut juga BES)” dengan “Hasil Penjualan Yang Dianggarkan (disebut Budgeted Sales). Margin of Safety (MOS) berguna untuk mengetahui atau mengukur SEBERAPA JAUH penurunan dalam penjualan (decreasing in sales) yang masih dapat ditolerir (dibolehkan) sampai pada batas BES atau BEP (batas terendah tersebut).
  • 10. 10 Margin of Safety ini dapat dinyatakan dalam : 1. Persentase (%) antara “Penjualan Yang Dianggarkan (Budgeted Sales)” dengan “Tingkat BES” nya. Formula : Budgeted Sales MOS = X 100% BES 2. Persentase (%) antara “Selisih Budgeted Sales dengan BES” dengan “Budgeted Sales” itu sendiri. Formula : Budgeted Sales - BES MOS = X 100% Budgeted Sales Dari contoh di atas, maka didapat MOS sebagai berikut : Rp. 50.000.000,- 1. MOS = X 100% = 133,33 %. Rp. 37.500.000,- Artinya : Tingkat penjualan boleh turun (masih dapat ditolerir) bila turunnya sebesar 33,33 % dari BES yang sebesar Rp. 37.500.000,-. Tingkat penurunan yang masih dapat ditolerir tersebut adalah sebesar Rp. 12.500.000,- (33,33% X Rp.37.500.000,-) atau sebanyak 50.000 unit. Rp. 50.000.000,- - Rp. 37.500.000,- 2. MOS = X 100 % = 25 %. Rp. 50.000.000,-
  • 11. 11 Artinya : Tingkat penjualan boleh turun (masih dapat ditolerir) bila turunnya sebesar 25% dari Budgeted Sales yang sebesar Rp.50.000.000,- tersebut. Tingkat penurunannya yang masih dapat ditolerir tersebut adalah sebesar Rp. 12.500.000,- (25% X Rp.50.000.000,-) atau sebanyak 50.000 unit. Jadi dengan MOS dapat diketahui SENTITIFITAS TURUNNYA PENJUALAN terhadap KONDISI PULANG POKOK perusahaan. KETERBATASAN-KETERBATASAN ANALISA PULANG POKOK (The Constraints of Break Even Analysis)  Biaya harus dapat dikelompokkan (dipisahkan) menjadi 2 (dua), yaitu : Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Tak Tetap (Variable Cost). Pada kenyataannya, untuk membedakan biaya ke dalam kedua kelompok ini biasanya sangat sulit dilakukan, karena pada bidang-bidang tertentu akan terjadi biaya yang sekaligus atau bersamaan mengandung sifat tetap dan variabel (disebut: Semi Variable Cost).  Biaya Tetap (Fixed Cost) akan selalu konstan pada suatu kapasitas mesin / pabrik tertentu. Namun apabila melewati kapasitas penuh (dari mesin misalnya) maka biaya tetap tersebut pun akan berubah seperti biaya variable, namun tidak secara proporsional dengan unit produk yang akan diproduksi.  Biaya variable (Variable Cost) diasumsikan selalu berubah secara proporsional dengan perubahan Volume produksi / penjualan. Namun pada kenyataannya, biasanya untuk pembelian bahan baku semakin tinggi tingkat produksi maka pembelian bahan baku juga semakin banyak sehingga akan ada perolehan potongan pembelian (purchase discount) yang akan secara otomatis akan mengurangi biaya variable secara total maupun secara per-unit produk yang akan dihasilkan.
  • 12. 12  Harga jual (selling price) diasumsikan tidak akan berubah berapapun jumlah yang terjual (quantity sold). Pada kenyataannya hal ini tidaklah demikian, semakin banyak yang terjual maka biasanya akan diberikan potongan harga (price discount) atau mungkin pula dilakukan praktek diskriminasi harga (price discrimination).  Asumsi yang terakhir dari BEA adalah bahwasannya barang / produk yang diproduksi dan dijual adalah untuk satu macam jenis produk saja (single product). Kenyataannya, banyak terjadi diversifikasi produk (product diversification). Sehingga dengan demikian, Analisa Pulang Pokok hanya dapat dilakukan untuk masing-masing produk secara terpisah (Separated Single Product). Jadi :  Produk A, dapat dicari Break Even untuk Produk A,  Produk B, hanya dapat dicari Break Even untuk produk B,  Begitu seterusnya (tak dapat digabungkan). Namun dengan Analisa Sentifitas yang kreatif atas Break Even Analysis (BEA) ini dimungkinkan diketahuinya Break Even untuk produk-produk secara gabungan (mixed product).