Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
CONTOH SOP Mengatasi Pemogokan Karyawan
1. PT. ……………………………...
GUIDE SHEET
JUDUL : MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
NO. DOKUMEN :
G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
TANGGAL DIBUAT : 01 Agustus 2011
TANGGAL BERLAKU : 01 Oktober 2011
JUMLAH HALAMAN : 10 ( Sepuluh ) halaman
DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH :
Nama : Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan : Jabatan :
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
2. PT. …………………………………..
HLM : 1 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL CATATAN PERUBAHAN
NO NO DIUBAH DISETUJUI
TANGGAL ISI PERUBAHAN
PERUBAHAN DDC OLEH OLEH
01.08.02 FRM-DDC-001-00
3. PT. …………………………………..
HLM : 2 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
FALSAFAH
Pemogokan karyawan adalah hak pihak karyawan didalam perusahaan, apabila ada kesepakatan dan
kebijakan yang tidak dilaksanakan oleh pihak perusahaan setelah dilakukan musyawarah serta mufakat
secara bipartit yang sesuai dengan pasal, bab yang tertuang didalam KKB perusahaan
DEFINISI
Pemogokan kerja dapat terjadi setiap saat, apabila terdapat ketidaksesuaian antara pihak pengusaha dan
pihak karyawan didalam tuntutan yang diminta, dan tuntutan tersebut masih dalam proses pengajuan
atau usulan sedang dalam proses pembahasan antara pihak karyawan, perusahaan dan SPTPS
1. PEMOGOKAN LIAR ( WILDCAT STRIKE )
2. PEMOGOKAN SIMPATI ( SYMPATHY STRIKE )
3. PEMOGOKAN KARENA KETIDAKADILAN ( UNFAIR PRACTICES STRIKE )
4. PEMOGOKAN EKONOMI ( ECONOMIC STRIKE )
TUJUAN
Untuk memberikan masukan kepada seluruh pimpinan dilingkungan perusahaan didalam menghadapi
mengatasi setiap ada masalah pemogokan karyawan
UNSUR-UNSUR DALAM JENIS PEMOGOKAN KERJA
ADA 4 ( EMPAT ) JENIS UTAMA PEMOGOKAN YAKNI :
1. PEMOGOKAN LIAR ( WILDCAT STRIKE )
Merupakan suatu pemogokan kerja pihak karyawan yang disertai dengan perusakan dan sabotase
peralatan produksi atau aset - aset vital perusahaan. Pada tahapan ini pemogokan ini cenderung
diprovokasi oleh pihak ketiga. Biasanya terjadi secara mendadak, tanpa dapat diprediksi sebelumnya
oleh seluruh pihak didalam mengantisipasi awal kejadiannya dilapangan
4. PT. …………………………………..
HLM : 3 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
2. PEMOGOKAN SIMPATI ( SYMPATHY STRIKE )
Terjadi apabila pekerja SP( Serikat Pekerja ) / SB ( Serikat Buruh )melakukan mogok kerja untuk
pemogokan yang lain atau atas instruksi organisasi yang diatasnya atau atas solidaritas maupun
ajakan. Bahkan sering berupa intimidasi perusahaan tetangga/ industri sejenis/ satu grup usaha.
3. PEMOGOKAN KARENA KETIDAKADILAN ( UNFAIR PRACTICES STRIKE )
Merupakan pemogokan menentang terhadap praktek perlakuan tenaga kerja yang tidak adil,dengan
tujuan memprotes perlakuan ilegal dari pengusaha ataupun perusahaan.
4. PEMOGOKAN EKONOMI ( ECONOMIC STRIKE )
Terjadi karena kegagalan untuk menyepakati pelaksanaan hak-hak normatif setiap pekerja ataupun
terjadinya perselisihan kepentingan antara pekerja dengan pengusaha ataupun perusahaan yang tidak
sesuai didalam isi KKB - PP yang berlaku, menurut UU Tenaga Kerja
MENDETEKSI TAHAPAN PEMOGOKAN
LIMA FASE YANG SERING TERJADI DALAM TAHAPAN PEMOGOKAN :
1. FASE HARAPAN ( EXPECTATION )
Pengajuan Tuntutan
a. Hak Normatif
b. Kepentingan
2. FASE PERTENTANGAN ( CONTRADICTION )
Pekerja, SP (Serikat Pekerja)/ SB (Serikat Buruh) menggunakan argumentasi yang menguatkan
pendapat mereka.Argumentasi ini bisa bersifat ilmiah maupun emosional
Taktik permainan dalam (inside games) sering digunakan SP (Serikat Pekerja) untuk melakukan
kampanye terselubung didalam perusahaan dalam rangka meyakinkan, agar setiap tuntutannya telah
dianggap benar dan mendapat dukungan seluruh pekerja.
5. JUDUL CATATANKONTROL DOKUMEN GUNTUNG
MATRIKS PENYELENGGARADAN DATA
PENGENDALIAN DOKUMEN DOKUMEN
PT. PULAU SAMBU DAN DATA
PENGEMBALIAN KONTROL DOKUMEN DAN DATA
CATATAN PERUBAHAN
CONTOH STEMPEL
PT. …………………………………..
HLM : 4 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
3. FASE TEKANAN ( PRESSURE )
* Memperlambat proses kerja
* Menolak kerja lembur
* Tidak masuk dengan alasan sakit mendadak
* Cuti masal
* Menurunkan kualitas produksi dan memperbanyak afal (cacat produksi)
* Memberi tenggak waktu kepada Pengusaha
* Corat-coret ditempat umum dengan memberi ancaman
* Rapat umum dengan pimpinan organisasi pekerja yang lebih tinggi
4. FASE TARGET PERUBAHAN ( TARGET OF CHANGE )
* Mogok kerja De Facto sampai dengan tuntuannya dipenuhi dan menghasilkan kesepakatan antara
pekerja SP( Serikat Pekerja )/SB ( Serikat Buruh ) dengan pengusaha ataupun perusahaan
* Proses ini bisa cepat maupun lama, bahkan bisa berakhir dengan penutupan perusahaan,karena
kehendak pihak pengusaha
5. FASE PEMULIHAN ( RECOVERY )
* Meskipun kesepakatan telah ada, tidak menjamin bahwa pekerja mau menjalankan tugas
* Keragu-raguan yang sering timbul dari pekerja :
a. Takut di PHK ataupun pengunduran diri secara tidak baik
b. Curiga bahwa kesepakatan merupakan jebakan Pengusaha
* Proses penyelesaian perselisihan industrial karena kemauan salah satu ataupun dua belah pihak
* Ketidakpuasan karena tidak semua harapan/ tuntutan dipenuhi
* Persiapan aspek tehnis produksi dan kerusakan akibat pemogokan
6. PT. …………………………………..
HLM : 5 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
ALTERNATIF MENGATASI PEMOGOKAN
PENGUSAHA DAPAT MEMBUAT BEBERAPA ALTERNATIF BILA PERUSAHAAN MENJADI
SASARAN MOGOK KERJA :
1. BLOCKING AREA
Alternatif ini dilakukan dengan menutup wilayah atau departemen yang terkena pemogokan, serta
dengan demikian menahan kegiatan operasi mereka sampai pemogokan selesai,dengan harapan tidak
merembet ke area atau departemen lain.
2. CONTRACT OUT
Alternatif ini dilakukan dengan cara mengambil tenaga kontrak dari luar selama berlangsungnya masa
pemogokan agar tidak mempertajam efek pemogokan
3. CONTINUES PROCESS
Perusahaan terus melanjutkan operasi dengan menggunakan para atasan dan karyawan lainnya yang
tidak mogok karena tertahan pada shiftnya, sedang cuti, untuk mengisi tempat karyawan yang ikut
pemogokan tersebut
4. REPLACEMENT
Alternatif ini dilakukan jika pemogokan dilakukan dengan tidak adil serta tidak sesuai ketentuan
undang-undang yang berlaku, dengan demikian pekerja yang ikut mogok kerja telah dianggap resmi
mengundurkan diri secara tidak baik, kecuali bersedia bekerja kembali tanpa syarat apapun
5. LOCK OUT
Perusahaan menyatakan libur dengan mengunci semua jalan masuk kelokasi,sampai waktu yang tidak
ditentukan batasannya
6. MOVING THE OPERATIONAL OFFICE
Apabila memungkinkan kantor operasional dapat dipindahkan sementara untuk dapat tetap melayani
konsumen meskipun bersifat darurat atau sementara
7. PT. …………………………………..
HLM : 6 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
ACTION PLAN MENGHADAPI PEMOGOKAN
BILA SUATU PEMOGOKAN AKAN TERJADI, RENCANA-RENCANA HARUS DILAKUKAN
UNTUK MENGHADAPINYA
ADA 8 ( DELAPAN ) PEDOMAN UNTUK MENGURANGI KEBINGUNGAN :
1. AMANKAN FASILITAS
* Para penyelia hendaknya mengawasi orang asing di dalam gedung dan jalan masuk
* Prioritaskan dan kontrol fasilitas vital perusahaan
* Pertimbangakan untuk menyewa penjaga guna melindungi para pengganti yang masuk dan keluar
dari tempat kerja dan mengawasi serta mengontrol para petugas piket.
2. BERITAHUKAN PELANGGAN
Satu jawaban resmi yang baku terhadap semua pelanggan hendaknya dipersiapkan serta sebaiknya
hanya bersifat informatif
3. KONTAK SEMUA PEMASOK DAN RELASI BISNIS YANG AKAN MELEWATI PINTU
GERBANG
Tentukanlah metode alternatif untuk mendapatkan pemasok pengganti
4. PENGATURAN PETUGAS PIKET DAN DISTRIBUSI LOGISTIK ( MAKANAN )
5. SIAPKAN FOTO DAN ALAT REKAMAN KEJADIAN
Diperlukan untuk dokumentasi, pasanglah peralatan Video Tape dan Mikrophone secara jarak jauh
untuk memantau perlakuan yang salah dari lini piket serta perkembangan situasi dan kronologis awal
terjadinya pemogokan
6. CATAT SEMUA FAKTA
Catatlah fakta dilapangan apapun yang menyangkut tindakan dengan kegiatan mogok serta insiden-
insiden seperti pelanggaran, ancaman, pendudukan massa, perusakan gedung atau masalah-masalah
yang ada. Perhatikan dengan cermat setiap tanggapan polisi dan berilah respon yang cepat atas
permintaan bantuan dukungan operasi yang diperlukan oleh aparat
8. PT. …………………………………..
HLM : 7 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
7. KUMPULKAN BARANG BUKTI DAN PENDUKUNGNYA
8. BENTUK DAN INTENSIFKAN KOMUNIKASI MELALUI CRISIS CENTER ATAU
ADU STRATEGI DALAM PERUNDINGAN
ADA 14 ( EMPAT BELAS ) LANGKAH DALAM ADU STRATEGI :
1. Pastikan bahwa kita telah menetapkan sasaran yang jelas untuk setiap butir tawar-menawar
dan kita memahami tentang yang melandasi sasaran yang telah ditetapkan
2. Jangan tergesa-gesa
3. Persiapkanlah dengan baik data perusahaan yang mendukung posisi kita
4. Usahakan selalu menjaga keluwesan dalam posisi kita, jangan berbuat sesuatu yang berbahaya
untuk diri kita sendiri
5. Jangan sekedar memperhatikan diri kita sendiri dengan apa yang dikatakan dan dilakukan
pihak lain; Carilah alasan mengapa. Ingatlah bahwa motivasi ekonomi bukan satu-satunya
penjelasan atas sikap dan tindakan pihak lain
6. Hargailah arti pentingnya menyelamatkan muka pada pihak lain
7. Tetaplah berjaga-jaga pada maksud yang nyata dari pihak lain menyangkut tidak hanya tujuan
melainkan juga perioritas
8. Jadilah pendengar yang baik
9. Bangunlah satu reputasi untuk menjadi jujur tetapi tegas
10. Belajarlah untuk mengendalikan emosi kita; jangan emosi .Gunakan emosi sebagai alat bukan
hambatan
11. Pastikan ketika kita membuat setiap gerakan tawar-menawar sehingga kita tahu hubungannya
dengan semua pihak lain
9. PT. …………………………………..
HLM : 8 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
12. Ukurlah setiap gerakan terhadap sasaran
13. Ingatlah bahwa perundingan tawar-menawar kolektif, pada dasarnya merupakan bagaian dari
proses kesepakatan. Tidak mungkin mendapatkan semua kue
14. Perhatikanlah dampak dari perundingan sekarang terhadap mereka di tahun-tahun mendatang
8 ( DELAPAN ) JURUS DALAM MENCEGAH KONFLIK INDUSTRIAL
" DELAPAN JURUS " CUKUP EFEKTIF DITERAPKAN DAN DAPAT MENJADI WACANA
UNTUK DIKEMBANGKAN DALAM DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN KERJA YANG
HARMONIS TANPA KONFLIK INDUSTRIAL, SEHINGGA TERCAPAI KENYAMANAN
BEKERJA DAN BERUSAHA
PARADIGMA BARU YANG PERLU DIKEMBANGKAN AGAR TERCAPAI INDUSTRIAL SERVICE
ADALAH :
1. PROAKTIF DAN ANTI SIPATIF BUKAN REAKTIF
* Jangan menunggu bola panas
* Mengelola resiko dalam kondisi terburuk sekalipun (disiapkan contingency plan)
* Aktif melakukan akses dengan sumber informasi bukan last minutes style
2. PEMBERDAYAAN BUKAN PERSONNEL ADMINISTRATIVE
* Pemberdayaan pekerja melalui dimensi menejemen SDM realisasinya yang terukur dan terarah
dengan demikian masalah pekerja tidak cukup dilihat dari sekedar hitam / putih atau hak dan
kewajibannya
* Bersama-sama membuat rencana kerja untuk kalender kegiatan SP/SB
* Meningkatkan wawasan industrial melalui proses pelatihan atau pendidikan
10. PT. …………………………………..
HLM : 9 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
3. PARTISIPATIF MANAGEMENT BUKAN SEKEDAR SUPPORTER
a. Melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan :
* Piknik karyawan
* Seragam
* Kantin
* Tempat ibadah & perayaan hari besar keagamaan
* Koperasi
* Fasilitas seni dan olah raga
* Usaha-usaha kesejahteraan lain
b. Menciptakan hubungan kerja yang positif secara psikologis
4. SYSTEM RECRUITMENT BY COMPETENCY BUKAN BY CONNECTION
Bahwa dalam kaderisasi dan perekrutan karyawan maupun pemilihan pengurus SP/SB
diarahkan lebih didasarkan kompetensi bukan karena KKN
5. INVOLVMENT BY THIRD PARTY BUKAN PERMANENT RELATIONSHIP ONLY
Tidak semua masalah harus diselesaikan oleh perusahaan sendiri namun bisa melibatkan pihak
ketiga, misalnya : Mediasi, Arbitrase, Tokoh
* Pekerjaan yang tidak merupakan inti bisnis dapat dilakukan Outsourcing
* Tidak semua proses pekerjaan harus diselesaikan oleh pekerja tetap namun pekerja kontrak
dapat dipertimbangkan asal sesuai aturan yang berlaku ( komposisi karyawan tetap dan kontrak )
6. QUALITY ORIENTED BUKAN END RESULT ORIENTED
* Bahwa yang penting hasil saja tidak cukup karena hasil tidak mewakili efisiensi dan
produktifitas
* Orientasi pada kualitas dapat mengukur efisiensi dan produktifitas
11. PT. …………………………………..
HLM : 10 dari 10
No. Dokumen : G S T - H G A - 0 0 6 - 0 0
JUDUL MENGATASI PEMOGOKAN KERJA
7. UNION AS A PART OF JOINT EFFORT BUKAN ADVOCATION INSTITUTION ONLY
* Seringkali pengusaha melibatkan serikat pekerja hanya bila ada dipute (misalnya PHK)
* Perlu upaya bersama antara pengusaha dan SP/SB untuk peningkatan disiplin, efisiensi,
produktifitas
8. ALL MANAGERS ARE HUMAN RESOURCES MANAGERS
RUANG LINGKUP
Diterapkan serta dipergunakan untuk seluruh bagian, departemen, divisi dilingkunganya didalam tata
cara mengatasi pemogokan karyawan dilingkungan TPS group
PENGGANGGUNG JAWAB
HR & GA Manager bertanggung jawab didalam mengatasi pemogokan karyawan disetiap bagian,
departemen, divisi dengan bekerja sama bersama pihak SPTPS serta instansi yang terkait