SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP
LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
WAHYUDINATA HALIM
Penulis adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas
Indonesia
1. PENDAHULUAN
Masyarakat awam masih memandang lingkungan sebagai sebuah hubungan sederhana
antara manusia dengan tumbuhan dan hewan dan alam sekitarnya. Sesungguhnya ruang
lingkup lingkungan jauh lebih luas sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No.32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam konteks pembangunan negara
dan pemberdayaan masyarakat, segala aktivitas tidak dapat mengesampingkan
eksistensi lingkungan pada titik dan batas tertentu.
Mattias Finger (2006) berpendapat bahwa krisis lingkungan hidup yang mendunia
seperti sekarang ini setidaknya disebabkan oleh pelbagai hal, yaitu kebijakan yang salah
dan gagal; teknologi yang tidak efisien bahkan cenderung merusak; rendahnya
komitmen politik, gagasan, dan ideologi yang akhirnya merugikan lingkungan; tindakan
dan tingkah laku menyimpang dari aktor-aktor negara yang ‘tersesat’, mulai dari
korporasi transnasional, merebaknya konsumerisme dan individualisme; serta individu-
individu yang tidak terbimbing dengan baik. Maka, menurut Finger jalan yang ditempuh
untuk mengatasi permasalahan lingkungan akan dilakukan melalui pembuatan kebijakan
yang lebih baik; teknologi baru dan berbeda; penguatan komitmen politik dan publik;
menciptakan gagasan dan ideologi baru yang pro-lingkungan (green thinking);
penanganan terhadap para pelanggar; serta mengubah pola kebudayaan, tingkah laku,
dan kesadaran tiap individu.
2
Dalam makalah ini, penulis membahas permasalahan lingkungan dengan menggunakan
cara pandang yang berbeda dan berada di luar kebiasaan kajian hukum lingkungan yang
telah ada, yaitu melalui pendekatan hukum konstitusi (constitutional law). Pembahasan
dalam makalah ini dimaksudkan untuk menambah alternatif sekaligus penguatan
langkah solutif dalam rangka penanganan masalah lingkungan hidup.
Perubahan iklim (climate change) adalah permasalahan global yang menarik untuk
dibahas dalam tataran sejauh mana respon dan perlindungan lingkungan yang telah atau
seharusnya diberikan oleh Konstitusi Indonesia yang dikenal dengan nama resmi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. RUMUSAN MASALAH
Perubahan iklim (climate change) adalah keniscayaan (Murdiyarso, 2003). Berbagai
penelitian ilmiah menggambarkan bahwa pemanasan global hasil sisa pembakaran dari
batu bara, kayu hutan, minyak, dan gas telah meningkat hampir mendekati angka 20%
sejak dimulainya revolusi industri. Observasi lapangan dari stasiun meteorologi di
Kutub Utara telah menunjukan adanya peningkatan temperatur suhu tahunan hingga
1°C dalam satu generasi terakhir. Dampak buruk dari meningkatnya suhu tersebut
adalah melelehnya gletser (melting of glaciers) dan tenggelamnya bongkahan es di
wilayah Alaska dan Siberia, sehingga dapat menyebabkan naiknya permukaan laut
hingga mampu menenggelamkan pulau-pulau dan menimbulkan banjir besar di berbagai
wilayah dataran rendah (Weller, 2000).
Negara kepulauan seperti Indonesia akan sangat mudah menerima efek dahsyat
meningkatnya ketinggian air laut dan munculnya topan badai. Indonesia sebagai negara
yang menggunakan sebagian wilayah garis pantainya sebagai kunci aktivitas
perekonomian, seperti misalnya di bidang pariwisata, perikanan bagi para nelayan,
pertanian berbasis air, sistem pengendalian banjir, serta ekstrasi dan pengeboran minyak
bumi-gas, sudah pasti akan menerima dampak negatif yang lebih besar akibat perubahan
iklim apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.
3
Konsekuensi masa depan terhadap perubahan iklim juga diprediksi akan lebih dramatis
lagi dan menggangu kehidupan umat manusia, seperti terancamanya distribusi vegetasi
alami dan keanekaragaman hayati, erosi dan badai yang akan memaksa relokasi
penduduk di sepanjang pantai, beban biaya yang sangat besar untuk rekonstruksi
infrastruktur pembangunan, meningkatnya alokasi dana untuk pengendalian potensi
kebakaran dan beragam penyakit, serta investasi yang sangat besar untuk pelayanan
kesehatan. Ketika menyadari sepenuhnya akan dampak buruk perubahan iklim bagi
negara-negara dunia dan khususnya Indonesia, maka langkah-langkah penting dan
strategis harus diambil dengan cara mitigasi dan adaptasi guna mencegah kerusakan
yang lebih besar.
3. PERLINDUNGAN KONSTITUSI
Kajian tentang hukum konstitusi semakin hari dianggap semakin penting bagi
kebanyakan negara di dunia, khususnya oleh negara-negara yang memiliki sistem
negara demokrasi konstitusional. Hal tersebut menjadi relevan mengingat konstitusi
adalah hukum tertinggi di dalam suatu negara (the supreme law of the land). Oleh
karena konstitusi merupakan landasan fundamental terhadap segala bentuk hukum atau
peraturan perundang-undangan, maka sebagai prinsip hukum yang berlaku secara
universal, bentuk hukum dan peraturan perundang- undangan tersebut tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi.
Konstitusi kini juga dipahami bukan lagi sekedar suatu dokumen mati, tetapi lebih dari
itu, konstitusi telah menjelma dan berfungsi sebagai prinsip-prinsip dasar dalam
penyelenggaraan suatu negara yang selalu hidup mengikuti perkembangan zamannya
(the living constitution). Dilihat dari sudut kedudukannya, konstitusi adalah kesepakatan
umum (general consensus) atau persetujuan bersama (common agreement) dari seluruh
rakyat mengenai hal-hal dasar yang terkait dengan prinsip dasar kehidupan dan
penyelenggaraan negara, serta struktur organisasi suatu negara (Asshiddiqie, 2005).
Ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam konstitusi memiliki makna penting dan
konsekuensi besar untuk dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan tanpa terkecuali,
4
baik melalui beragam kebijakan maupun produk peraturan perundangan-undangan.
Dalam kaitannya dengan perlindungan terhadap lingkungan, maka dapat tarik
kesimpulan sementara bahwa keberadaan norma atau ketentuan tentang lingkungan
hidup atau konsep pembangunan berkelanjutan di dalam konstitusi akan sangat
memiliki pengaruh hukum yang cukup signifikan.
Pertanyaan klasik dalam kajian perbandingan hukum konstitusi adalah tradisi sistem
hukum apakah yang diikuti oleh negara-negara yang bersangkutan, apakah civil law,
common law, socialist law, atau religious law? (Robinson, 1997). Sebab, pilihan sistem
hukum ini nantinya akan memberi pengaruh terhadap peranan pengadilan di dalam
sistem politik suatu negara dan keseragaman hukum melalui yurisdiksi yang berbeda.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945, Indonesia adalah negara yang
menganut prinsip demokrasi dan nomokrasi. Keduanya disejajarkan secara seimbang
untuk menutupi kelemahannya masing-masing. Lebih spesifik lagi, Indonesia juga
tengah menganut sistem demokrasi konstitusional (constitutional democracy), dimana
proses dan pelaksaaan prinsip-prinsip demokrasi harus tunduk pada ketentuan norma
yang dicantumkan dalam UUD 1945.
Walaupun tidak ada syarat mutlak bahwa sebuah konstitusi negara haruslah
menggunakan sistem demokrasi, akan tetapi menurut “Teori Demokratik”, antara
konstitusionalisme dan demokrasi sangatlah berkesesuaian. Sebab, adanya kewenangan
yang limitatif dari cabang-cabang kekuasaan negara akan memberikan tempat penting
terhadap tumbuhnya interaksi sosial dan pengambilan keputusan bagi individu dan
kelompok secara bebas. Oleh karenanya, sistem konstitusi yang demikian akan sangat
memberikan ruang luas bagi berkembangnya semangat yang lebih besar bagi gerakan
pro-lingkungan (McBeath and Rosenberg, 2006).
Dari seluruh uraian di atas, maka sudah tampak jelas bahwa terdapat kesesuaian antara
norma “berwawasan lingkungan” dengan perubahan iklim. Segala strategi dan
kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan menjadi tafsir konstitusi secara khusus
ketika penyelenggara negara ingin melaksanakan aktivitas perekonomian.
5
4. KESIMPULAN
Kesimpulan sebagai pewacanaan perlindungan terhadap lingkungan dalam perspektif
hukum konstitusi adalah:
a. Meskipun UUD 1945 sudah mencantumkan beberapa ketentuan terkait dengan
lingkungan hidup, Indonesia masih dapat dikatakan sebagai negara yang tidak
terlalu tegas mengatur konstitusionalisasi prinsip-prinsip lingkungan hidup di
dalam konstitusinya. Kiranya dalam kesempatan amandemen UUD 1945 yang
kelima, perlu untuk diformulasikan norma-norma perlindungan terhadap
lingkungan dan hak asasi manusia yang lebih kuat lagi dengan alasan- alasan
dan dampak negatif atas permasalahan lingkungan.
b. Sudah seharusnya konstitusionalisasi norma lingkungan hidup di dalam
konstitusi dibuat secara terpisah dan tidak lagi digabungkan dengan bagian
lainnya yang mengesankan lingkungan adalah faktor pelengkap di bawah faktor
ekonomi atau hanya sekedar untuk dieksploitasi demi keuntungan dan
pertumbuhan ekonomi.
c. Perlindungan terhadap lingkungan seharusnya dapat dibaca dari perspektif hak
asasi manusia. Oleh karena issu permasalahan lingkungan dan khususnya
perubahan iklim adalah issu bersama sekaligus menjadi kepentingan bersama
seluruh warga negara.
d. Penguatan norma lingkungan di dalam konstitusi memperoleh posisi yang
sentral, karena tidak mengandung kepentingan politis-pragmatis dari kelompok
atau golongan tertentu.
e. Mekanisme pengujian konstitusionalitas yang ada dalam sistem hukum dan
ketatanegaraan kita barulah sebatas produk undang-undang saja. Terhadap
produk peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang tidak terdapat
mekanisme untuk pengujian konstitusionalitasnya.
f. Perlu dipertimbangkan untuk menempatkan kewenangan pengujian
konstitusionalitas seluruh produk peraturan perundang-undangan di bawah satu
atap agar tercipta integrasi sistem perundang-undangan yang sejalan dengan
UUD 1945 secara vertikal-berjenjang.
6
g. Sosialisasi terhadap konstitusionalisasi norma lingkungan hidup teramat penting
untuk selalu dilakukan. Setidak- tidaknya pengingkatan pengetahuan konstitusi
lingkungan dapat diberikan kepada kalangan penentu kebijakan negara untuk
setiap level pemerintahan.
h. Koordinasi yang optimal para penyelenggara negara harus dilakukan melalui
sistem hierarki pemerintahan, kompetisi pasar, dan jaringan hibrida, tanpa harus
menyerahkan kedaulatan negara di berbagai bidang kehidupan kepada pihak-
pihak tertentu. Inilah yang kemudian disebut oleh Williamson (1996) sebagai
Mechanism of Governance.
7
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, J. (2005). Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Konstitusi Press.
Bodansky, Daniel M. (2008). “Is There an International Environmental Constitution?”,
dalam Indiana Journal of Global Legal Studies, University of Georgia School of
Law, Oktober.
Djajadiningrat, Surna T., (2007). Jurnal Hukum Lingkungan, Tahun I No. 1/1994,
ICEL, Jakarta. Dobson, Andrew, Green Political Thought, Routledge Taylor &
Francis Group, New York.
Erwin, M. (2008). Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan
Lingkungan Hidup, Refika Aditama, Bandung.
Finger, M. (2006). “Which Governance for Sustainable Development? An
Organizational and Institutional Perspective”, dalam Jacob Park, Ken Conca,
dan Matthias Finger, eds., The Crisis of Global Environmental Governance:
Towards a New Political Economy of Sustainability, Routledge Taylor & Francis
Group, New York.
Friedman, Thomas L. (2008). Hot, Flat and Crowded, Farrar, Straus and Giroux.
Gore, Al (2006). An Inconvenient Truth: The Planetary Emergency of Global Warming
and What We Can Do About It, Rodale Books.
Gunningham, Neil dan Peter Grabosky. (2004). Smart Regulation: Designing
Environmental Policy, Oxford Socio-Legal Studies, Oxford University Press.
Hamzah, A. (2005). Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta.
Khitoliya, R.K. (2002). Environment Protection and the Law, A.P.H. Publishing
Corporation, New Delhi.
Mahfud MD., Moh. (2009). “The Role of the Constitutional Court in the Development
of Democracy in Indonesia”, makalah dipresentasikan dalam the World
Conference on Constitutional Justice di Cape Town, Afrika Selatan pada tanggal
23-24 Januari 2009.
McGoldrick, Dominic (1996). “Sustainable Development and Human Rights: An
Integrated Conception”, dalam The International and Comparative Law
Quarterly, Vol. 45, No. 4.
Murdiyarso, D. (2003). Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan
Iklim, Penerbit Buku KOMPAS, Jakarta.
National Assessments Synthesis Team. (2000). Climate Change Impacts on the United
States, Cambridge University Press, Cambridge.
Payne, Dinah M. dan Cecily A. Rainborn. (2008) “Sustainable Development: The
Ethics Support the Economics”, dalam Thomas A. Easton, ed., Taking Sides:
Clashing Views on Controversial Environmental Issues, McGraw Hill.
Robinson, “Comparative Environmental Law: Evaluating How Legal Systems Address
Sustainable Development”, dalam Environmental Policy and Law, Vol. 27, No.
4, 1997.
Salim, Emil (2003). “Jika Iklim Berubah”, dalam Daniel Murdiyarso, Sepuluh Tahun
Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim, Penerbit Buku Kompas,
Jakarta.
8
Soemartono, R.M. Gatot P. (2008). Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta, 1996. Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia: Sebuah Pengantar,
Sinar Grafika, Jakarta.
Weller, Gunther dan Patricia Anderson, eds. (1998). Implications of Global Climate
Change in Alaska and the Bering Sea Regions, Center for Global Change and
Arctic System Research, University of Alaska Fairbanks.
Williamson, O.E. (1996). The Mechanism of Governance, Oxford University Press,
New York dan Oxford.

Contenu connexe

Tendances

Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliah
hukum_lingkungan
 
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologismutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
gilbertsg
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Yanels Garsione
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
hendricksonsagala
 
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Yogyakarta State University
 
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Universitas PGRI
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
Alen Pepa
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
Irfano
 

Tendances (20)

Geo (fnaws)
Geo (fnaws)Geo (fnaws)
Geo (fnaws)
 
Tugas3
Tugas3Tugas3
Tugas3
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliah
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologismutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
 
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
 
15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 201915, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
 
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
 
Tugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkunganTugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkungan
 
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
 
Beberapa permasalahan lingkungan hidup
Beberapa permasalahan lingkungan hidupBeberapa permasalahan lingkungan hidup
Beberapa permasalahan lingkungan hidup
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 
Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan
 

Similaire à PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM

MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
Inarotul Faiza
 
Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan
Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaanPembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan
Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan
marieacurie
 
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Hayyu Safitri
 
ekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk IIIekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk III
AyuMeyWulandari
 
Go ahead
Go aheadGo ahead
Go ahead
Yongki
 

Similaire à PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM (20)

Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
 
KEL 1 ANPEL.pptx
KEL 1 ANPEL.pptxKEL 1 ANPEL.pptx
KEL 1 ANPEL.pptx
 
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
 
Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan
Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaanPembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan
Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan
 
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkungan
 
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
 
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkunganTugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
 
15 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas ...
15 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas ...15 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas ...
15 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas ...
 
Cara menjaga lingkungan hidup
Cara menjaga lingkungan hidupCara menjaga lingkungan hidup
Cara menjaga lingkungan hidup
 
Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09
 
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
 
ekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk IIIekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk III
 
Go ahead
Go aheadGo ahead
Go ahead
 
Kkp
KkpKkp
Kkp
 
Kebij. Huk.Lingk 9.pptx
Kebij. Huk.Lingk 9.pptxKebij. Huk.Lingk 9.pptx
Kebij. Huk.Lingk 9.pptx
 
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.pptkuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
 

PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM

  • 1. PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM WAHYUDINATA HALIM Penulis adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN Masyarakat awam masih memandang lingkungan sebagai sebuah hubungan sederhana antara manusia dengan tumbuhan dan hewan dan alam sekitarnya. Sesungguhnya ruang lingkup lingkungan jauh lebih luas sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam konteks pembangunan negara dan pemberdayaan masyarakat, segala aktivitas tidak dapat mengesampingkan eksistensi lingkungan pada titik dan batas tertentu. Mattias Finger (2006) berpendapat bahwa krisis lingkungan hidup yang mendunia seperti sekarang ini setidaknya disebabkan oleh pelbagai hal, yaitu kebijakan yang salah dan gagal; teknologi yang tidak efisien bahkan cenderung merusak; rendahnya komitmen politik, gagasan, dan ideologi yang akhirnya merugikan lingkungan; tindakan dan tingkah laku menyimpang dari aktor-aktor negara yang ‘tersesat’, mulai dari korporasi transnasional, merebaknya konsumerisme dan individualisme; serta individu- individu yang tidak terbimbing dengan baik. Maka, menurut Finger jalan yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan lingkungan akan dilakukan melalui pembuatan kebijakan yang lebih baik; teknologi baru dan berbeda; penguatan komitmen politik dan publik; menciptakan gagasan dan ideologi baru yang pro-lingkungan (green thinking); penanganan terhadap para pelanggar; serta mengubah pola kebudayaan, tingkah laku, dan kesadaran tiap individu.
  • 2. 2 Dalam makalah ini, penulis membahas permasalahan lingkungan dengan menggunakan cara pandang yang berbeda dan berada di luar kebiasaan kajian hukum lingkungan yang telah ada, yaitu melalui pendekatan hukum konstitusi (constitutional law). Pembahasan dalam makalah ini dimaksudkan untuk menambah alternatif sekaligus penguatan langkah solutif dalam rangka penanganan masalah lingkungan hidup. Perubahan iklim (climate change) adalah permasalahan global yang menarik untuk dibahas dalam tataran sejauh mana respon dan perlindungan lingkungan yang telah atau seharusnya diberikan oleh Konstitusi Indonesia yang dikenal dengan nama resmi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. RUMUSAN MASALAH Perubahan iklim (climate change) adalah keniscayaan (Murdiyarso, 2003). Berbagai penelitian ilmiah menggambarkan bahwa pemanasan global hasil sisa pembakaran dari batu bara, kayu hutan, minyak, dan gas telah meningkat hampir mendekati angka 20% sejak dimulainya revolusi industri. Observasi lapangan dari stasiun meteorologi di Kutub Utara telah menunjukan adanya peningkatan temperatur suhu tahunan hingga 1°C dalam satu generasi terakhir. Dampak buruk dari meningkatnya suhu tersebut adalah melelehnya gletser (melting of glaciers) dan tenggelamnya bongkahan es di wilayah Alaska dan Siberia, sehingga dapat menyebabkan naiknya permukaan laut hingga mampu menenggelamkan pulau-pulau dan menimbulkan banjir besar di berbagai wilayah dataran rendah (Weller, 2000). Negara kepulauan seperti Indonesia akan sangat mudah menerima efek dahsyat meningkatnya ketinggian air laut dan munculnya topan badai. Indonesia sebagai negara yang menggunakan sebagian wilayah garis pantainya sebagai kunci aktivitas perekonomian, seperti misalnya di bidang pariwisata, perikanan bagi para nelayan, pertanian berbasis air, sistem pengendalian banjir, serta ekstrasi dan pengeboran minyak bumi-gas, sudah pasti akan menerima dampak negatif yang lebih besar akibat perubahan iklim apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.
  • 3. 3 Konsekuensi masa depan terhadap perubahan iklim juga diprediksi akan lebih dramatis lagi dan menggangu kehidupan umat manusia, seperti terancamanya distribusi vegetasi alami dan keanekaragaman hayati, erosi dan badai yang akan memaksa relokasi penduduk di sepanjang pantai, beban biaya yang sangat besar untuk rekonstruksi infrastruktur pembangunan, meningkatnya alokasi dana untuk pengendalian potensi kebakaran dan beragam penyakit, serta investasi yang sangat besar untuk pelayanan kesehatan. Ketika menyadari sepenuhnya akan dampak buruk perubahan iklim bagi negara-negara dunia dan khususnya Indonesia, maka langkah-langkah penting dan strategis harus diambil dengan cara mitigasi dan adaptasi guna mencegah kerusakan yang lebih besar. 3. PERLINDUNGAN KONSTITUSI Kajian tentang hukum konstitusi semakin hari dianggap semakin penting bagi kebanyakan negara di dunia, khususnya oleh negara-negara yang memiliki sistem negara demokrasi konstitusional. Hal tersebut menjadi relevan mengingat konstitusi adalah hukum tertinggi di dalam suatu negara (the supreme law of the land). Oleh karena konstitusi merupakan landasan fundamental terhadap segala bentuk hukum atau peraturan perundang-undangan, maka sebagai prinsip hukum yang berlaku secara universal, bentuk hukum dan peraturan perundang- undangan tersebut tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Konstitusi kini juga dipahami bukan lagi sekedar suatu dokumen mati, tetapi lebih dari itu, konstitusi telah menjelma dan berfungsi sebagai prinsip-prinsip dasar dalam penyelenggaraan suatu negara yang selalu hidup mengikuti perkembangan zamannya (the living constitution). Dilihat dari sudut kedudukannya, konstitusi adalah kesepakatan umum (general consensus) atau persetujuan bersama (common agreement) dari seluruh rakyat mengenai hal-hal dasar yang terkait dengan prinsip dasar kehidupan dan penyelenggaraan negara, serta struktur organisasi suatu negara (Asshiddiqie, 2005). Ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam konstitusi memiliki makna penting dan konsekuensi besar untuk dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan tanpa terkecuali,
  • 4. 4 baik melalui beragam kebijakan maupun produk peraturan perundangan-undangan. Dalam kaitannya dengan perlindungan terhadap lingkungan, maka dapat tarik kesimpulan sementara bahwa keberadaan norma atau ketentuan tentang lingkungan hidup atau konsep pembangunan berkelanjutan di dalam konstitusi akan sangat memiliki pengaruh hukum yang cukup signifikan. Pertanyaan klasik dalam kajian perbandingan hukum konstitusi adalah tradisi sistem hukum apakah yang diikuti oleh negara-negara yang bersangkutan, apakah civil law, common law, socialist law, atau religious law? (Robinson, 1997). Sebab, pilihan sistem hukum ini nantinya akan memberi pengaruh terhadap peranan pengadilan di dalam sistem politik suatu negara dan keseragaman hukum melalui yurisdiksi yang berbeda. Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945, Indonesia adalah negara yang menganut prinsip demokrasi dan nomokrasi. Keduanya disejajarkan secara seimbang untuk menutupi kelemahannya masing-masing. Lebih spesifik lagi, Indonesia juga tengah menganut sistem demokrasi konstitusional (constitutional democracy), dimana proses dan pelaksaaan prinsip-prinsip demokrasi harus tunduk pada ketentuan norma yang dicantumkan dalam UUD 1945. Walaupun tidak ada syarat mutlak bahwa sebuah konstitusi negara haruslah menggunakan sistem demokrasi, akan tetapi menurut “Teori Demokratik”, antara konstitusionalisme dan demokrasi sangatlah berkesesuaian. Sebab, adanya kewenangan yang limitatif dari cabang-cabang kekuasaan negara akan memberikan tempat penting terhadap tumbuhnya interaksi sosial dan pengambilan keputusan bagi individu dan kelompok secara bebas. Oleh karenanya, sistem konstitusi yang demikian akan sangat memberikan ruang luas bagi berkembangnya semangat yang lebih besar bagi gerakan pro-lingkungan (McBeath and Rosenberg, 2006). Dari seluruh uraian di atas, maka sudah tampak jelas bahwa terdapat kesesuaian antara norma “berwawasan lingkungan” dengan perubahan iklim. Segala strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan menjadi tafsir konstitusi secara khusus ketika penyelenggara negara ingin melaksanakan aktivitas perekonomian.
  • 5. 5 4. KESIMPULAN Kesimpulan sebagai pewacanaan perlindungan terhadap lingkungan dalam perspektif hukum konstitusi adalah: a. Meskipun UUD 1945 sudah mencantumkan beberapa ketentuan terkait dengan lingkungan hidup, Indonesia masih dapat dikatakan sebagai negara yang tidak terlalu tegas mengatur konstitusionalisasi prinsip-prinsip lingkungan hidup di dalam konstitusinya. Kiranya dalam kesempatan amandemen UUD 1945 yang kelima, perlu untuk diformulasikan norma-norma perlindungan terhadap lingkungan dan hak asasi manusia yang lebih kuat lagi dengan alasan- alasan dan dampak negatif atas permasalahan lingkungan. b. Sudah seharusnya konstitusionalisasi norma lingkungan hidup di dalam konstitusi dibuat secara terpisah dan tidak lagi digabungkan dengan bagian lainnya yang mengesankan lingkungan adalah faktor pelengkap di bawah faktor ekonomi atau hanya sekedar untuk dieksploitasi demi keuntungan dan pertumbuhan ekonomi. c. Perlindungan terhadap lingkungan seharusnya dapat dibaca dari perspektif hak asasi manusia. Oleh karena issu permasalahan lingkungan dan khususnya perubahan iklim adalah issu bersama sekaligus menjadi kepentingan bersama seluruh warga negara. d. Penguatan norma lingkungan di dalam konstitusi memperoleh posisi yang sentral, karena tidak mengandung kepentingan politis-pragmatis dari kelompok atau golongan tertentu. e. Mekanisme pengujian konstitusionalitas yang ada dalam sistem hukum dan ketatanegaraan kita barulah sebatas produk undang-undang saja. Terhadap produk peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang tidak terdapat mekanisme untuk pengujian konstitusionalitasnya. f. Perlu dipertimbangkan untuk menempatkan kewenangan pengujian konstitusionalitas seluruh produk peraturan perundang-undangan di bawah satu atap agar tercipta integrasi sistem perundang-undangan yang sejalan dengan UUD 1945 secara vertikal-berjenjang.
  • 6. 6 g. Sosialisasi terhadap konstitusionalisasi norma lingkungan hidup teramat penting untuk selalu dilakukan. Setidak- tidaknya pengingkatan pengetahuan konstitusi lingkungan dapat diberikan kepada kalangan penentu kebijakan negara untuk setiap level pemerintahan. h. Koordinasi yang optimal para penyelenggara negara harus dilakukan melalui sistem hierarki pemerintahan, kompetisi pasar, dan jaringan hibrida, tanpa harus menyerahkan kedaulatan negara di berbagai bidang kehidupan kepada pihak- pihak tertentu. Inilah yang kemudian disebut oleh Williamson (1996) sebagai Mechanism of Governance.
  • 7. 7 DAFTAR PUSTAKA Asshiddiqie, J. (2005). Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Konstitusi Press. Bodansky, Daniel M. (2008). “Is There an International Environmental Constitution?”, dalam Indiana Journal of Global Legal Studies, University of Georgia School of Law, Oktober. Djajadiningrat, Surna T., (2007). Jurnal Hukum Lingkungan, Tahun I No. 1/1994, ICEL, Jakarta. Dobson, Andrew, Green Political Thought, Routledge Taylor & Francis Group, New York. Erwin, M. (2008). Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, Refika Aditama, Bandung. Finger, M. (2006). “Which Governance for Sustainable Development? An Organizational and Institutional Perspective”, dalam Jacob Park, Ken Conca, dan Matthias Finger, eds., The Crisis of Global Environmental Governance: Towards a New Political Economy of Sustainability, Routledge Taylor & Francis Group, New York. Friedman, Thomas L. (2008). Hot, Flat and Crowded, Farrar, Straus and Giroux. Gore, Al (2006). An Inconvenient Truth: The Planetary Emergency of Global Warming and What We Can Do About It, Rodale Books. Gunningham, Neil dan Peter Grabosky. (2004). Smart Regulation: Designing Environmental Policy, Oxford Socio-Legal Studies, Oxford University Press. Hamzah, A. (2005). Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta. Khitoliya, R.K. (2002). Environment Protection and the Law, A.P.H. Publishing Corporation, New Delhi. Mahfud MD., Moh. (2009). “The Role of the Constitutional Court in the Development of Democracy in Indonesia”, makalah dipresentasikan dalam the World Conference on Constitutional Justice di Cape Town, Afrika Selatan pada tanggal 23-24 Januari 2009. McGoldrick, Dominic (1996). “Sustainable Development and Human Rights: An Integrated Conception”, dalam The International and Comparative Law Quarterly, Vol. 45, No. 4. Murdiyarso, D. (2003). Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim, Penerbit Buku KOMPAS, Jakarta. National Assessments Synthesis Team. (2000). Climate Change Impacts on the United States, Cambridge University Press, Cambridge. Payne, Dinah M. dan Cecily A. Rainborn. (2008) “Sustainable Development: The Ethics Support the Economics”, dalam Thomas A. Easton, ed., Taking Sides: Clashing Views on Controversial Environmental Issues, McGraw Hill. Robinson, “Comparative Environmental Law: Evaluating How Legal Systems Address Sustainable Development”, dalam Environmental Policy and Law, Vol. 27, No. 4, 1997. Salim, Emil (2003). “Jika Iklim Berubah”, dalam Daniel Murdiyarso, Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
  • 8. 8 Soemartono, R.M. Gatot P. (2008). Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996. Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia: Sebuah Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta. Weller, Gunther dan Patricia Anderson, eds. (1998). Implications of Global Climate Change in Alaska and the Bering Sea Regions, Center for Global Change and Arctic System Research, University of Alaska Fairbanks. Williamson, O.E. (1996). The Mechanism of Governance, Oxford University Press, New York dan Oxford.