SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  63
Télécharger pour lire hors ligne
Alun–Alun Kota Blit ar   Rencana Aksi Kota Hijau




                   0
BAB I
                            PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang
       Pertumbuhan   kota   yang    begitu   cepat   berimplikasi   terhadap
timbulnya berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, banjir,
permukiman kumuh, kesenjangan sosial, dan berkurangnya luasan ruang
terbuka hijau. Permasalahan perkotaan semakin berat karena hadirnya
fenomena perubahan iklim, sehingga kota menjadi tidak nyaman untuk
ditinggali.
       Dalam upaya memberikan kenyaman dan lingkungan sehat bagi
warga kota, konsep Kota Hijau dapat menjadi solusi bagi pelaku
pembangunan. Kota Hijau     sedang dicanangkan di seluruh dunia agar
masing-masing kota memberi kontribusi terhadap penurunan emisi
karbon untuk penurunan pemanasan global. Kota             hijau merupakan
simbol   kedekatan   alam   dengan       pembangunan.    Karakteristik   dan
kerentanan alam menjadi dasar terhadap konsep pembangunan.
       Begitu pula dengan Indonesia, yang saat ini telah mencanangkan
program kota hijau yang berbasiskan masyarakat melalui               Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang dalam implementasinya dimuat
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Kota.
Penyelenggaraan penataan ruang yang terintegrasi menjadi unsur penting
didalam mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Bersama-sama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam
menjalankan   program   P2KH   diharapkan     bisa   memenuhi       ketetapan
Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, terutama
guna mencapai Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30 %, yang sekaligus
juga merespon perubahan iklim yang terjadi.



                                     1
Rencana Aksi Kota Hijau

       Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan, dalam hal
pengefektifan     dan   mengefisiensikan   sumberdaya       air   dan   energi,
mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin
adanya kesehatan lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan
alami dan buatan, yang berdasarkan perencanaan dan perancangan kota
yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan
(lingkungan, sosial, dan ekonomi).
       Kota Hijau memiliki 8 (delapan) atribut yaitu Green Planning and
Desain, Green Community, Green Building, Green Energy, Green Water,
Green Transportation, Green Waste, Green Openspace. Atribut tersebut
kemudian menjadi variabel penting dan ditindaklanjuti dalam penyusunan
Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH).
       Berdasarkan pada pemikiran tersebut, perlu disusun RAKH Kota
Blitar Tahun 2012 – 2014 dengan mengacu pada rencana tata ruang yang
berlaku. Harapannya RAKH bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam
perwujudan Kota Blitar sebagai kota hijau berkelanjutan.

1.2.   Visi Kota
       Kota Blitar merupakan kota yang memiliki karakteristik dan
potensi berupa objek wisata yang bersifat kebangsaan/kepahlawanan.
Salah satu objek wisata kebangsaan adalah Makam Sang Proklamator
Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Keberadaan Makam Bung Karno
menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan pariwisata di Kota Blitar
yang   juga   membawa      pengaruh   positif   bagi    perkembangan    sektor
perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor pariwisata, perdagangan dan
jasa   tersebut    memberikan   konsekuensi     logis   berupa    pertambahan
kebutuhan lahan terbangun. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Blitar harus
berusaha mempertahankan dan mengoptimalkan potensi-potensi tersebut
dengan tetap memperhatikan daya tampung dan daya dukung wilayah



                                      2
agar Kota tetap sustain (berkelanjutan). Untuk mewujudkan kondisi
tersebut, disusunlah Visi Kota Blitar yang tertuang dalam Visi Rencana
Tata   Ruang      Wilayah   (RTRW)     Kota   Blitar   Tahun   2011-2030    yaitu
“Mewujudkan Kota Blitar sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung
oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan”.
       Visi tersebut dijabarkan dalam 4 kunci utama yang dijabarkan
dengan 2 hal yang berkaitan dengan Kota Blitar yang berkelanjutan.
Pertama, Pengembangan sektor pertanian yang mendukung keberlanjutan
ketahanan pangan utamanya bagi Kota Blitar. Kedua, Menciptakan Kota
Blitar yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dalam Hal ini
Pemerintah Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang
aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu
memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas
pertanian perkotaan maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai
tambah bagi Kota Blitar. Berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar
tidak hanya memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun
juga bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang
akan datang dengan memperhatikan lingkungan.

1.3.   Tujuan Keikutsertaan dalam Program P2KH
       Pemerintah Kota Blitar berminat untuk mengikuti Program Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dengan tujuan sebagai berikut:
       1. Komitmen       dalam       melaksanakan      program     pembangunan
          berkelanjutan       yang     sejalan    dengan       Penataan    Ruang
          Berkelanjutan sebagaimana Visi RTRW Kota Blitar Tahun 2011 -
          2030.
       2. Sinkronisasi      program    pengembangan        Kota   Hijau    antara
          Pemerintah Kota Blitar dengan Pemerintah Pusat maupun dengan



                                         3
Rencana Aksi Kota Hijau

         lainnya agar tujuan Kota Blitar sebagai Kota Hijau dapat tercapai
         dan dipertahankan.
       3. Melanjutkan Program Pembangunan di Bidang Penataan Ruang
         dan   Pengelolaan    Lingkuingan   Hidup    yang   sudah    lama
         dilaksanakan untuk mewujudkan tata ruang kota dan lingkungan
         hidup yang aman, nyaman dan sehat.
1.4.   Manfaat Keikutsertaan Bagi Kota
       Manfaat keikutsertaan Pemerintah Kota Blitar mengikuti P2KH
adalah mewujudkan Kota Blitar sebagai salah satu Kota Hijau di
Indonesia. Pemerintah Kota Blitar berharap keikutsertaannya dalam P2KH
mampu memberi manfaat bagi perbaikan lingkungan di Kota Blita dan
sebagai adapatasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim yang
sudah mulai terasa di Kota Blitar. Indikasi perubahan iklim di Kota Blitar
ditandai dengan musim kemarau dan penghujan yang sudah tidak
terprediksi.




                                    4
1 BAB II
                          PROFIL KOTA BLITAR



1.1 Profil Umum
        Kota Blitar merupakan kota terkecil kedua di Jawa Timur dengan
luas wilayah 32,58 km² yang dibagi dalam tiga wilayah Kecamatan
(Sananwetan, Kepanjenkidul, dan Sukorejo) dan 21 Kelurahan. Jumlah
penduduk Kota Blitar pada akhir Tahun 2010 berjumlah 40.574 Jiwa
dengan kepadatan penduduk 4.316,06 jiwa/Km2.

1.1.1    Kondisi Geografis
        Kota Blitar merupakan ibu kota Blitar, secara geografis wilayah
Kota Blitar terletak 112°14' - 112°28' Bujur Timur dan 8°2' - 8°8' Lintang
Selatan dengan luas wilayah ± 3257,85 Ha, yang dibagi dalam tiga
wilayah Kecamatan (Sukorejo, Kepanjenkidul, dan Sananwetan) dengan
21 Kelurahan (Tlumpu, Turi, Sukorejo, Tanjungsari, Karangsari, Blitar,
Kapunden, Kepanjen Kidul, Kauman, Tanggung, Ngadirejo, Kepanjen Lor,
Bendo, Sentul, Rembang, Plosokerep, Sananwetan, Gedog,           Klampok,
Karangtengah dan Bendogerit). Wilayah Kota Blitar berada di lereng
Gunung Kelud dan dkelilingi oleh wilayah Kabupaten Blitar.         Secara
administasi batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
   Batas wilayah utara   : Kec. Nglegok dan Kec. Garum, Kabupaten
    Blitar
   Batas wilayah selatan :      Kec.       Garum   dan   Kec.   Kanigoro,
    Kabupaten Blitar
   Batas wilayah Barat   : Kec. Kanigoro dan Kec. Sanankulon Kab. Blitar
   Batas wilayah Timur : Kec. Sanankulon dan Kec. Nglegok, Kab. Blitar




                                        5
Rencana Aksi Kota Hijau

 Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan
                              Kota Blitar
       NO          KECAMATAN/KELURAHAN    LUAS WILAYAH (HA)
     Kecamatan Kepanjenkidul                          1050,23
        1   Kepanjenkidul                               86,70
        2   Kepanjenlor                                 61,32
        3   Kauman                                      68,03
        4   Bendo                                      151,85
        5   Tanggung                                   223.00
        6   Sentul                                     268,30
        7   Ngadirejo                                  191,02

          1     Rembang                                                  84,42
          2     Klampok                                                 153,07
          3     Plosokerep                                              124,81
          4     Karangtengah                                            179,54
          5     Sananwetan                                              212,79
          6     Bendogerit                                              195,52
          7     Gedog                                                   265,00
        Kecamatan Sukorejo                                              992,46
          1     Tumpu                                                   101,53
          2     Karangsari                                               88,24
          3     Turi                                                     50,86
          4     Blitar                                                  133,20
          5     Sukorejo                                                146,62
          6     Pakunden                                                226,20
          7     Tanjungsari                                             245,80
                    Jumlah Penduduk Kota Blitar                        3257,85
        Sumber : Blitar Dalam Angka Kota Blitar 2010
1.1.2    Topografi
        Kota    Blitar    mempunyai         ketinggian   yang   bervariasi.   Kondisi
topografi di Kota Blitar rata-rata adalah 156 meter, dengan rincian untuk
wilayah Kota Blitar bagian utara ketinggiannya adalah 245 meter dengan
tingkat kemiringan 2-15˚, bagian tengah memiliki ketinggian rata-rata
sebesar 185 meter          dengan kemiringan 0-2˚, sedangkan untuk wilayah
bagian selatan memiliki ketinggian rata-rata sebesar 140 meter dengan

                                               6
tingkat kemiringan berkisar dari 0-2˚.   Rata-rata ketinggian Kota Blitar
dari permukaan air laut sekitar 156 m.
        Dengan melihat kondisi ketinggian dari tiap wilayah, baik bagian
utara, tengah maupun selatan memiliki perbedaan ketinggian antara 25
meter sampai 50 meter, maka secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
kondisi topografi wilayah Kota Blitar merupakan daerah dengan dataran
rendah atau datar.
        Kedalaman tanah di Kota Blitar bervariasi mulai dari 30 - 90 cm
yang meliputi 71,5% dari luas wilayah. Urutan selanjutnya dengan
kedalaman 60 - 90 cm meliputi 15,5% dan terkecil dengan kedalaman 30
- 60 cm meliputi 13% dari luas Kota Blitar.

1.1.3    Kondisi Tanah
        Jenis tanah di Kota Blitar termasuk dalam jenis tanah Litosol dan
Regosol dengan tingkat kesuburan yang cukup baik akibat pengaruh dari
debu vulkanis Gunung Kelud. Jenis tanah regosol       berasal dari bahan
vulkanis serta batuan endapan kapur, dimana tanah regosol yang di Kota
Blitar berasosiasi denga tanah litosol yang berasal dari batuan beku basis
sampai intermedier. Jenis tanah litosol ini mempunyai konsistensi
gembur, porositas, daya tahan untuk menahan air yang baik dan tahan
terhadap erosi.
        Kemampuan tanah yang akan dijelaskan adalah kedalaman efektif
tanah dan tekstur tanah. Untuk kedalaman efektif tanah rata – rata diatas
90 cm, sehingga cocok untuk vegetasi mengoptimalkan pertumbuhan
akarnya.
        Sedangkan untuk tekstur tanah termasuk dalam tekstur tanah
halus dengan jenis tanah litosol dan regosol yang mencakup 75% dari
seluruh wilayah kota. Hal ini berarti tanah yang ada mempunyai
kemampuan menahan dan mengikat air cukup besar. Sisanya 25%



                                     7
Rencana Aksi Kota Hijau

memiliki tekstur sedang yang sifatnya kurang mampu menahan air,
namun jika dilihat dari penyediaan unsur hara maka tekstur halus ini
relatif baik dibandingkan tekstur sedang.

1.1.4      Profil Demografi
         Pada tahun 2011 penduduk Kota                        Blitar jumlahnya mencapai
148.834 jiwa, atau naik menjadi 3,78% dari tahun 2010. Jika diperinci
tiap kecamatan, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan
Sananwetan yaitu sebesar 42.803 jiwa, Kecamatan Sukorejo sebanyak
50.411 jiwa dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan
Kepanjenkidul yaitu sebesar 42.803 jiwa.

                  Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Tahun 2011
                                               Jumlah                              Kepadatan
                                                             Pertumbuhan
   No.    Kecamatan           Luas   (km2)    Penduduk                             Penduduk
                                                             Penduduk (%)
                                                (jiwa)                             (Jiwa/km2)
  1       Sukorejo                 9.92         50.411          4,19%                 4.076
  2       Kepanjen Kidul           10.5         42.803          3,48%                 5.082
  3       Sananwetan              12.15         55.620          3,72%                 5.262
          Total                   32.57        148.834          3,78%                 4.803
  Sumber                   : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Blitar




                                                                               SDK Santa Maria, Sekolah Adiwiyata




                                                 8
Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030
                     Gambar 2. 1 Peta Administratif Kota Blitar


                                            9
Rencana Aksi Kota Hijau

1.1.5    Kondisi Hidrologi
        Sungai yang melewati Kota Blitar adalah Sungai Lahar dengan
panjang ± 7,84 km. Hulu Sungai Lahar berada di Gunung Kelud menuju
ke Sungai Brantas. Selain Sungai Lahar, ada beberapa sungai-sungai
kecil/anak sungai lain, baik yang berasal dari limpahan mata air ataupun
sungai alami lainnya. Dari bentuk topografi Kota Blitar, maka arah aliran
air akan menuju ke arah selatan. Kota Blitar jika dilihat secara hidrologis
memiliki tiga wilayah DPS (Daerah Pengairan Sungai), yaitu:
― PS Lahar
― DPS Cari
― DPS Sumber Nanas
        Penentuan DPS ini berdasarkan dari topografi dimana DPS diambil
dari daerah tertinggi serta luas pengaliran yang ada memungkinkan aliran
dari saluran induk masuk ke sungai terdekat. Ditinjau dari kondisi fisik
kota yang merupakan dataran rendah dengan aliran utama berupa
sungai, maka saluran yang terdapat di Kota Blitar dapat dibagi dua
saluran drainase, yaitu drainase makro dan mikro. Wilayah drainase
makro meliputi:
― Daerah pengaliran Sungai Lahar melayani tangkapan air hujan di Blitar
   Utara, Tengah dan Barat
― Daerah pengaliran Sungai Cari melayani tangkapan air hujan di Blitar
   Utara dan Timur
― Daerah pengaliran Sungai Sumber Nanas melayani tangkapan air
   hujan di Blitar Utara dan Barat
        Selain terdapat air permukaan berupa sungai, Kota Blitar juga
memiliki beberapa lokasi sumber mata air yang tersebar di seluruh
wilayah Kota Blitar dengan jumlah keseluruhan 26 lokasi. Sumber air
terbesar yaitu Sumber Wayuh yang memiliki luas areal 506 m² dan
Sumber Jaran yang mempunyai luas 300 m², sedangkan sumber air
lainnya memiliki debit air yang cukup kecil.


                                     10
1.1.6     Sistem Jaringan Air Bersih
        Sumber utama air bersih di Kota Blitar adalah berasal dari air
permukaan yang kondisinya relatif tetap, karena mengikuti daur hidrologi.
Saat ini cadangan sumberdaya air di Kota Blitar dapat dikatakan masih
surplus, baik dari air permukaan, air tanah maupun air hujan. Cadangan
sumberdaya air yang cukup banyak berasal dari air permukaan, paling
banyak       di      Kelurahan           Pakunden           sebesar         325,796           juta/m3,
KelurahanTanggung             sebesar       205,829        juta/m3,        Kelurahan          Ngadirejo
sebesar 89,783 juta/m3, Kelurahan Sentul sebesar 163,974 juta/m3 dan
yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Turi sebesar 1.89 juta/m3.
Selain itu juga terdapat sumber mata air yang jumlahnya 25 sumber air,
dengan sumber terbesar Kali Wayuh yang mempunyai luas 400 m2 dan
sumber Pakunden yang mempunyai luas 300 m2 yang kesemuannya
terletak di Kelurahan Pakunden.
        Dalam pelayanan kebutuhan air bersih untuk pelanggan, PDAM
Kota Blitar mengambil air baku yang berasal dari dua sumber yaitu sumur
bor dan mata air. Sumber air baku sumur bor berjumlah 18 unit dan satu
mata air dengan total kapasitas terpasang sebesar 497 l/detik dengan
rincian tujuh sumur yang berfungsi, sembulan sumur rusak, satu sumur
belum berfungsi karena tidak ada pompa, dua buah sumur belum
berfungsi karena masih dalam tahap pelaksanaan dan satu buah mata air
yang belum berfungsi karena masih menunggu pembangunan menara air.
      Tabel 2. 3 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum
                              Tahun 2009
                                       Sungai/
   No.    Kecamatan    Ledeng Sumur            Kemasan Lainnya
                                        Hujan
   1.   Sukorejo        3.769   9353     506     825      94
   2.   Kepanjen Kidul  3.059   6542     354     577      65
   3.   Sananwetan      3.331  12472     674     1101    125
          Total        10 159  28367    1534     2503    284
  Sumber : PDAM Daerah Kota Blitar dan BPS Kota Blitar (Indikator Makro Ekonomi Kota Blitar



                                                   11
Rencana Aksi Kota Hijau

1.1.7    Sistem Jaringan Sampah
        Pemerintah Kota Blitar memiliki 2 unit instalasi pengolahan sampah
tuntas di Kelurahan Blitar dengan kapasitas pengolahan ± 10 m³/hari
yang dikelola oleh DKP dan Kelurahan Gedog (IPESATU) dengan kapasitas
pengolahan ± 70 m³/hari bekerjasama dengan pihak swasta. Timbunan
sampah yang dihasilkan penduduk Kota Blitar              diperkiraan 2.5 liter per
orang per hari dengan total sampah yang dihasilkan di seluruh kota
adalah sekitar ± 334 m3/hari. Asumsi tersebut diambil berdasarkan data
jumlah penduduk 140.574 jiwa Tahun 2010 (sumber Kota Blitar Dalam
Angka 2011) jiwa atau 39.427 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 3
(tiga) kecamatan atau 21 kelurahan dengan kepadatan penduduk antara
35 sampai 42 jiwa/hektar.


   Tabel 2. 4 Jumlah Rumah Tangga menurut Cara Pembuangan
                             Sampah Tahun 2011
                          Jumlah                  Cara Pembuangan
    No.   Kecamatan
                             RT       Angkut Timbun Bakar Ke Kali Lainnya
    1.   Sukorejo          15,788      2,023   1,528      0     815  11,422
    2.   Kepanjen Kidul    11,362      2,895   2,190      0     516   5,761
    3.   Sananwetan        16,027      3,384   5,238      0     765   6,640
          Total            43,177      8,302   8,956      0    2,096 23,823
   Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

  Tabel 2. 5 Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan dan Perkiraan
                Timbulan Sampah per Hari Tahun 2011
                                       Jumlah Rumah           Timbulan Sampah
     No.          Kecamatan
                                          Tangga                  (m3/hari)
     1.   Sukorejo                         15,788                  177.62
     2.   Kepanjen Kidul                   11,362                  141.21
     3.   Sananwetan                       16,027                  168.00
               Total                       43,177                  485.74
   Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar




                                         12
1.1.8      Sistem Jaringan Drainase
        Kondisi drainase Kota Blitar masih merupakan drainase gabungan
dimana pembuangan air limbah dan air hujan serta air kotor disalurkan
dalam satu saluran. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan
lahan untuk drainase disamping keterbatasan dana untuk pengadaannya.
Secara umum sistem drainase yang ada di Kota Blitar adalah sistem
drainase tertutup, sedangkan di pinggiran kota saluran airnya adalah
drainase terbuka.
        Kondisi jaringan drainase kota secara umum relatif teratur dengan
baik dan memadai,       sehingga tidak pernah terjadi banjir. Pada kondisi
terburukpun genangan air terjadi tidak lebih dari 1 jam surut kembali.
        a. Kondisi fisik saluran drainase Kota Blitar secara umum baik
            yaitu 865 (94,84%) saluran dari total 912 saluran drainase.
        b. Kondisi aliran, 399 saluran dapat mengalirkan dengan lancar,
            484 saluran kurang lancar dan sisanya 29(3.18%) saluran
            dalam kondisi tidak lancar.
            (sumber : Laporan Akhir Penyusunan Sistem Informasi Jalan,
            2009)

1.1.9      Sistem Pengelolaan Limbah
        Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan Validasi Data
Sanitasi Dasar Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tahun 2008 maka
kepemilikan jamban yang layak di Kota Blitar + 67,5 % (layak dari
kriteria    Dinas   Kesehatan).   Salah    satu   strategi   untuk   mengatasi
kepemilikan     jamban     yang    relative   kecil   tersebut   Kota    Blitar
mengembangkan konsep IPAL komunal mengingat kepadatan penduduk
dibeberapa kelurahan yang tinggi serta lahan yang sempit. Sampai
dengan tahun 2010 Kota Blitar telah memiliki 14 IPAL Sanimas (14 KSM)
dengan total jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 1.087 SR atau



                                      13
Rencana Aksi Kota Hijau

melayani     4.136    jiwa.   Dari    hasil   evaluasi     yang   dilakukan,   tingkat
penggunanan IPAL Sanimas oleh masyarakat adalah 100 % dari kapasitas
rencana. Pelaksanaan program pembangunan IPAL komunal sampai
dengan pemeliharaannya relatif baik. Inti dari program ini sebenarnya
adalah pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat yang diwakili
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dapat secara langsung ikut dalam
proses perencanaan sampai pemeliharaannya. Dengan konsep tersebut
program ini tidak terlalu banyak mengalami masalah dikarenakan para
KSM relatif telah bekerja dengan baik.


 Tabel 2. 6 Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air
                              Besar Tahun 2011
                                                  Tempat Buang Air Besar
  No.    Kecamatan       Jumlah RT
                                          Sendiri   Bersama    Umum      Tidak Ada
   1. Sukorejo             15,788          4982        -         334          -
   2. Kepanjen Kidul       11,362          5308        -         424          -
   3. Sananwetan           16,027          9096        -         620          -
   4. Dst                  43,177         19,386       0        1,378        0
 Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

 Tabel 2. 7 Jumlah Rumah Tangga Tanpa Tanki Septik Tahun 2011
                                                Jumlah Rumah Tangga
      No.                 Kecamatan
                                                 Tanpa Tangki Septik
       1.  Sukorejo                                      777
       2.  Kepanjen Kidul                                548
       3.  Sananwetan                                   1,026
                        TOTAL                           2,351
    Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

1.1.10 Ruang Terbuka Hijau
         Kawasan ruang terbuka hijau di Kota Blitar tersebar diseluruh
wilayah kota. Ruang terbuka hijau terdiri atas taman kota dan median
jalan,    lapangan,   makam,         tempat    rekreasi,    sawah   perkotaan,    dan
sebagainya.


                                          14
Berdasarkan kepemilikannya, RTH perkotaan dibedakan dalam
kategori RTH privat dan RTH publik. RTH privat di Kota Blitar berupa RTH
pekarangan rumah pribadi dan pekarangan/ halaman perkantoran.
Sedangkan untuk kondisi luasan masing-masing RTH di Kota Blitar dapat
dilihat pada tabel berikut ini.


  Tabel 2. 8 Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Blitar

        No.                             Lokasi                 Luas ( Ha )
     RTH PUBLIK                                                    649.3601
     1. RTH PADA JALUR JALAN KOTA                                     0.1125
          1    Pot jalan Ir. Soekarno 50 set                          0.0025
          2    Taman sepanjang Jl. Sudanco S.                         0.0800
          3    Taman sepanjang Jl. Jaksa Agung Suprapto               0.0250
          4    Pot Alamanda Jl. S. Parman 40 bj                       0.0050
     2. RTH TAMAN PERSIMPANGAN JALAN, MONUMEN                         0.0964
          5    Pulau jalan di perempatan BRI                          0.0023
          6    Pulau jalan di perempatan toko sumber waras            0.0023
          7    Pulau jalan di perempatan toko sidomulyo               0.0023
          8    Pulau jalan di perempatan toko ijo                     0.0006
          9    Taman perempatan bok ireng                             0.0007
         10    Pot bis beton perempatan lovi sejumlah 24 pot          0.0019
         11    Taman batas sanankulon                                 0.0120
         12    Batas kota Rembang                                     0.0036
         13    Taman perenpatan Plosokerep                            0.0036
         14    Taman Pulau timur stadion                              0.0028
         15    Taman tugu wahana Jl. Jend Sudirman                    0.0005
         16    Taman halaman peta Supriyadi                           0.0120
         17    Taman Tugu Pancasila                                   0.0120
         18    Taman Pintu masuk Jl. S. Parman                        0.0375
         19    Taman Patung Ir. Soekarno                              0.0025
     2. RTH TAMAN                                                     6.5395
         20    Taman selatan penjara                                  0.0038
         21    Taman selatan es mini I                                0.0014
         22    Taman tugu adipura Jl. Mawar                           0.0015
         23    Taman patung Koi sangut                                0.0040
         24    Taman timur jembatan sangut                            0.0005
         25    Taman pojok stadion 4 unit                             0.0040
         26    Bak taman depan stadion                                0.0200
         27    Taman barat pos polisi pleret                          0.0020


                                             15
Rencana Aksi Kota Hijau


   No.                            Lokasi                   Luas ( Ha )
    28    Bak Taman depan stadion                                 0.0015
    29    Taman timur SPBU Gedog                                  0.0008
    30    Taman selatan SPBU Kebon Rojo                           0.0015
    31    Pot alamanda lapangan sananwetan 25 buah                0.0035
    32    Taman TMP Suprijadi                                     0.0200
    33    Taman kantor KLH                                        0.0750
    34    Taman Aloon-aloon                                       3.4000
    35    Taman di ling sekolah                                   3.0000
3. RTH LAPANGAN OLAHRAGA DAN MAKAM                              56.2570
    36    Makam Kota Blitar ( Tersebar )                        22.2270
    38    Komplek makam Bung Karno                                1.6000
    39    Lapangan kota/kecamatan/kelurahan (Tersebar)          26.4300
    40    Lapangan Sekolah                                        2.0000
    41    Stadion                                                 4.0000
3. RTH HUTAN KOTA DAN KEBUN BIBIT                                 9.3200
    42    Hutan kota Kebun Rojo                                   2.9100
    43    Agrowisata belimbing                                    5.0000
    44    Hutan kota di Tanjungsari                               0.8000
    45    Hutan Kota Gedog                                        0.3600
    46    Hutan Kota Tanggung                                     0.2500
4. RTH PENGAMAN JALUR KA, SUTT, SUNGAI DAN BUFFER
ZONE                                                           577.0347
    48    Taman lintasan KA, Jl. Tanjung                         0.0050
    49    Buffer KA Double Track                               152.9500
    50    Buffer SUTT                                           40.0000
    51    Buffer Sungai                                        163.4700
    52    Taman bis beton timur lintasan KA, Jl. Tanjung         0.0015
    53    Kav. konservasi di TPA                                 1.0000
    54    Konservasi sumur PDAM                                  0.5000
    55    Sempadan mata air                                     75.3982
5. TANAH BENGKOK BERUPA SAWAH YANG DISEWAKAN                   123.6400
6. BATALYON INFANTERI 511                                       20.0700
7. KEBUN RAKYAT, TANAMAN LANGKA                                  1.2000
8. KEBUN BINATANG MINI                                           1.3000
RTH PRIVAT                                                   1,309.5040
     1    Sawah                                              1,032.5840
     2    Lingkungan Permukiman                                276.9200
           Jumlah TOTAL                                      1,958.8641
           Wil Perencanaan                                   3,257.2500
Sumber: Bappeda Kota Blitar




                                    16
1.2 Potensi dan Masalah
        Potensi dan masalah yang akan dibahas pada sub bab ini berkaitan
dengan penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Blitar.

1.2.1     Potensi
        Pemanfaatan lahan untuk kawasan tidak terbangun baik berupa
sawah dan tegalan masih mendominasi penggunaan lahan di Kota Blitar
yaitu sekitar 1.666 Ha atau 48%. Dengan ketersediaan lahan tersebut
maka masih dimungkikan adanya pengembangan ruang terbuka hijau.


                  Tabel 2. 9 Penggunaan Lahan Kota Blitar
                                   Kecamatan      Kecamatan     Kecamatan
                                                                             Luas Total
 No.    Penggunaan Lahan          Kepanjenkidul   Sananwetan     Sukorejo
                                                                                (Ha)
                                      (Ha)           (Ha)          (Ha)
        Kawasan Industri dan
 1
        Pergudangan                       8.339         5.697       24.208       38.244
 2      Kawasan Olahraga                  1.547         1.767        0.437        3.751
 3      Kawasan Pariwisata                 2.94         6.535        1.251       10.726
        Kawasan Pelayanan
 4
        Kesehatan                         4.904         5.273        0.905       11.082
        Kawasan Pelayanan
 5
        Pendidikan                       21.979        27.482       12.169        61.63
        Kawasan Pelayanan
 6
        Peribadatan                       1.341         2.055        0.846        4.242
 7      Kawasan Pemakaman                 3.882         9.272        9.073       22.227
        Kawasan Perdagangan
 8
        dan Jasa                          37.92        11.665       28.045        77.63
 9      Kawasan Perkantoran              21.138        22.276        1.826        45.24
        Kawasan Pertahanan dan
 10
        Keamanan                          1.565        21.912        0.337       23.814
        Kawasan Pertanian Lahan
 11
        Basah (sawah)                   347.141       460.586      348.497     1156.224
        Kawasan Pertanian Lahan
 12
        Kering (bukan sawah)            202.528       148.893      158.696      510.117
        Kawasan Perumahan dan
 13
        Permukiman                      371.286       481.391      397.469     1250.146
        Kawasan Ruang Terbuka
 14
        Hijau                            14.749         6.836        6.096       27.681


                                            17
Rencana Aksi Kota Hijau

                               Kecamatan       Kecamatan          Kecamatan
                                                                                  Luas Total
 No.    Penggunaan Lahan      Kepanjenkidul    Sananwetan          Sukorejo
                                                                                     (Ha)
                                  (Ha)            (Ha)               (Ha)
        Kawasan Terminal
 15
        Angkutan                       6.18               3.205        0.939          10.324
 16     Sungai                        2.562           -                1.204           3.766
 17     TPA                               -          0.406                             0.406
                TOTAL             1050          1215.25              992             3257.25
Sumber: RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030

1.2.2     Masalah
        Isu lingkungan hidup di Kota Blitar sebagaiamana tercantum dalam
SLHD Kota Blitar Tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1. Alih Fungsi
            Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, di
   Kota     Blitar,   maka   kebutuhan        akan        perumahan        akan    semakin
   meningkat pula sehingga            berdampak           padalahan pertanian           yang
   semakin berkurang sebagai akibat dari alih fungsi lahan pertanian
   menjadi kawasan permukiman. Berdasarkan data yang diperoleh dari
   Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar telah terjadi alih fungsi lahan
   pertanian menjadi kawasan terbangun sebanyak 51 ha selama periode
   2004 sampai 2010 atau terjadi alih fungsi lahan pertanian sebanyak
   4,28 % dibandingkan dengan tahun 2004. Jumlah mutasi lahan
   pertanian menjadi kawasan terbangun terbanyak terjadi pada tahun
   2006 sejumlah 26 ha dan yang terkecil terjadi pada tahun 2009 tidak
   ada mutasi lahan.
            Penurunan      produksi   sawah      di        kota    Blitar,     salah    satu
   penyebabnya adalah luas lahan sawah pertanian di kota Blitar
   mengalami penyusutan yang sangat drastis selama lima tahun mulai
   tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, hal ini dapat diketahui dari
   Tabel SE-9. Perubahan lahan ini sebagai akibat pengalihfungsian lahan
   pertanian menjadi lahan non pertanian atau lahan terbangun. Dari


                                         18
grafik 3.20 dapat diketahui perubahan lahan pertanian                        pada tahun
  2008 sampai dengan tahun 2011.

                                   Grafik 3.20
                         Perubahan Lahan Pertanian ( Ha )


                 1144
                                  1141               1141

                                                                   1134
                                                                                   1130




             2007            2008               2009            2010          2011

         Sumber : SLHD Kota Blitar Tahun 2011
               Gambar 2. 2 Perubahan Lahan Pertanian
2. Matinya Sumber Mata Air
         Sumber mata air yang ada di Kota Blitar sebanyak 27 buah.
  Tetapi akhir-akhir ini sudah ada 2 buah yang mati, bahkan ada
  beberapa     yang      debitnya        sudah         menurun.        Penyebabnya        cukup
  beragam, selain karena faktor alam, beberapa di antaranya juga
  disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Di samping sumber mata air
  tersebut    dijadikan       tempat       pembuangan            sampah,      pohon-pohon
  pelindung yang ada di sekitar sumber mata air juga ditebang secara
  sembarangan dan tidak digantikan,.
3. Pencemaran Air Sungai
         Masih rendahnya tingkat pengetahuan sebagian masyarakat
  akan   pentingnya        pelestarian          fungsi      lingkungan     hidup     sehingga
  berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup seperti
  pencemaran air limbah tahu di sungai sumber wayuh dan sumber



                                                19
Rencana Aksi Kota Hijau

  jaran Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo             karena air limbah
  tahu langsung dibuang ke sungai, sedangkan IPAL yang tersedia
  belum optimal penggunaannya Berdasarkan hasil pengujian, kualitas
  air sungai sumber wayuh dan sumber jaran telah terjadi peningkatan
  kualitas dari semula kelas IV menjadi kelas III kriteria baku mutu air
  sesuai      PP nomor 82 tahun 2001. Hal ini disebabkan karena
  kandungan COD, BOD, Phospat total dan Sulfida telah memenuhi baku
  mutu yang telah ditetapkan.
4. Persampahan
           Permasalahan sampah di perkotaan termasuk Kota Blitar adalah
  masalah yang pelik namun harus memiliki solusi yang matang dan
  terintegrasi.   Wilayah   perkotaan   yang   biasanya    kesulitan   dalam
  penyediaan lahan guna menampung sampah, karena sebagian besar
  telah digunakan sebagai permukiman. Tak terkecuali Kota Blitar,
  akhir-akhir ini masalah sampah mulai dirasakan telah mengalami
  kendala yang signifikan dalam penanganannya secara tuntas.
           Perkiraan timbunan sampah di Kota Blitar pada tahun 2009
  sebanyak 348,64 m3/hari, sedangkan timbunan sampat yang dapat
  tertanggulangi hanya 50 % saja. Timbunan sampah ini setiap
  tahunnya terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
  penduduk Kota Blitar, selain itu sulitnya mencari lokasi TPA juga
  merupakan kendala yang serius bagi Kota Blitar karena lokasi TPA
  yang ada berada di wilayah Kabupaten Blitar.Untuk mengurangi
  volume timbunan sampah, maka Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas
  Keberihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar telah mengupayakan
  lokasi pengolahan sampah menjadi kompos di setiap Kecamatan,
  sedangkan saat ini PemerintahKota Blitar telah memiliki Instalasi
  Pengolahan Sampah Tuntas (IPESATU) di Kecamatan Sananwetan.



                                   20
1.3 Program Unggulan
        Program Unggulan yang dilaksanakan Kota Blitar dalam bidang
Lingkungan Hidup adalah program Kampung Iklim (Climate Village),
Mitigasi Kota Blitar dengan menurunkan 26% Emisi Tahun 2020

1.3.1    Program Kampung Iklim
        Kegiatan ini merupakan respon terhadap program kampung Iklim
yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Secara garis besar
merupakan upaya yang terencana dan intensif dalam langkah             mitigasi
dan adaptasi    akibat perubahan iklim. Hal ini berkaitan dengan indikasi
perubahan iklim di Kota Blitar pada 10 Tahun terakhir sebagai berikut:
    a. Curah    hujan    cenderung   menurun   dari   2400   menjadi     1350
        mm/Tahun
    b. Temperatur udara rata-rata meningkat dari 29˚C menjadi 31˚C
    c. Anomali cuaca yang berdampak pada kegagalan panen vegetasi
        lokal berupa rambutan.
    d. Hujan turun tidak intensif sehingga cadangan air tanah menurun
        dan beberapa mata air mengering.
    e. Penurunan level; air tanah dengan indikasi pendangkalan sumur
        dari rata-rata 4 m menjadi 7 m dan mulai tercemar rembesan
        tinja/bakteri ecoli.




                                                             Kampung Iklim Kelurahan Pakunden




                                     21
Rencana Aksi Kota Hijau

      Pada program ini dipilih 1 kelurahan sebagai pilot program
Kampung Iklim yang ada di Kota Blitar.
      Tujuan program tersebut adalah:
   1. Zero waste water (Limbah Cair)
   2. Zero solid waste (Sampah)
   3. Zero Air Polution ( Polusi Udara)
   4. Energi terbaharukan (Biogas)
   5. PJU Energi Matahari
   6. Air Bersih tanpa dimasak
   7. Penghijauan dan revitalisasi sumber air
                 Bentuk kegiatan:
   1. Launching Kelurahan Pakunden sebagai pilot program climate
       village     atau   Kampung    Iklim   untuk   Kota   Blitard   dan
       mengalokasikan anggaran + 1 Miliar.
   2. Pembangunan talud pelindung untuk mata air sumber wayuh dan
       sumber jaran serta pembangunan sumur resan.
   3. Pembangunan final treatment limbah tahu di aliran sungai sumber
       wayuh.
   4. Bakti sosial berupa pembersihan sungai dan penanaman bibit
       pohon buah rambutan sebanyak 300 batang, bibit pohon suren
       sebanyak 700 batang dan bibit pohon kelengkeng 200 batang
       terutama di lokasi sekitar sumber air di Kelurahan Pakunden.
       Rambutan dan Kelengkeng dipilih karena merupakan tanaman
       produktif dan cocok untuk tumbuh di wilayah Blitar sedangkan
       suren dipilih sebagai sarana peneduh dan resapan yang relatif
       dapat bertahan lama karena daunnya yang tidak bisa dimakan
       ternak dan memliki kandungan zat yang dapat menolak serangga
       perusak



                                    22
5. Pemberian bantuan mesin pencacah sampah sebagai salah satu
        upaya pengurangan timbulan dan pemanfaatan sampah kepada
        sekolah adiwiyata.
   6. Pemberian bantuan gerobak sampah secara simbolis kepada
        Kelurahan Pakunden. Gerobak sampah nantinya berjumlah 15
        yang akan dibagi kepada RW se Kelurahan Pakunden serta
        Kelurahan yang mempunyai industri rokok sejumlah 6 kelurahan
   7. Penyerahan secara simbolis tempat sampah basah dan kering
        serta bunga sanseiviera sebagai tanaman penyerap polusi kepada
        tim penggerak PKK Kelurahan Pakunden . Tempah sampah basah
        kering sejumlah 15 set rencananya akan diserahkan kepada 3
        Puskesmas induk Kecamatan se Kota Blitar, Terminal Patria, PKK
        serta kelurahan yang mempunyai industri rokok. 2.3.1 Mitigasi
        Kota Blitar menuju penurunan Emisi 26% Tahun 2020.
   8. Pengadaan papan nama mata air.
   9. Pembangunan SR dengan IPAL.

1.3.2    Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar dengan
         Menurunkan 26% Emisi Tahun 2020
        Kegiatan ini merupakan respon perubahan iklim dan mitigasi di
Kota Blitar. Tujuan program tersebut adalah:
   1. Menurunkan Ekspose gas metan dari limbah domestik maupun
        limbah industri rumah tangga
   2. Menurunkan ekspose gas metan sampah dengan Sanitary Landfill
   3. Pengendalian     ekspose   karbon   pada    sistem   transportasi   dan
        industri dengan kontrol emisi gas buang
   4. Peningkatan paparan oksigen dengan penghijauan
        Bentuk kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar
dengan menurunkan 26% emisi tahun 2020 meliputi :



                                    23
Rencana Aksi Kota Hijau

1. Pembangunan laboratorium dan pengadaan peralatan laboratorium
   kualitas air dan udara sebagai salah satu upaya pemantauan
   kualitas lingkungan di kota blitar.
2. Pembangunan konstruksi perlindungan mata air di lokasi mata air
3. Pembangunan IPAL Puskesmas.
4. Pembangunan biogas limbah tahu.
5. Studi Pembangunan Impounding Reservoir dan Penyediaan Lahan.
6. Pembangunan IPAL Komunal sebanyak 14 Unit dan sumur resapan
   Air Hujan sebanyak 100 Unit
7. Rencana Pembangunan TPA Sanitary Landfill pada Tahun 2012
   yang   didahului   dengan    penyusunan          Masterplan   TPA,   Studi
   Kelayakan, DED dan penyiapan lahan TPA Tahun 2011.
8. Kajian Kerentanan Kota Blitar terhadap perubahan iklim yang
   menyebabkan kekeringan atau curah hujan ekstrem.
9. Dialog pembelajaran bersama terkait dampak perubahan iklim.
10.Sosialisasi kebijakan lingkungan.



                            Adipura dan Adiwiyata




                                 24
1.4     Pencapaian
      Kota Blitar telah melaksanakan program/kegiatan dalam rangka
Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang saat ini sedang
ditingkatkan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian
Pekerjaan Umum melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH).
      Pemerintah Kota Blitar melalui beberapa Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD), seperti Bappeda, Dinas PU, Kantor Lingkungan Hidup,
Dinas     Kebersihan    dan    Pertamanan,       Dinas     Kesehatan,    Badan
Pemberdayaan Masyarakat maupun Kecamatan dan Kelurahan secara
terpadu     dan   bersinergi   dengan     masyarakat       telah   dan    terus
melaksanakan kegiatan penataan ruang dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan prestasi sebagai berikut :


        Tabel 2. 10 Pencapaian Bidang Lingkungan Hidup Kota Blitar
          Nama                 Deskripsi               Pemberi
No.                                                             Periode
       Penghargaan           Penghargaan            Penghargaan
1.    Otonomi Award      Sebagai pemenang           JPIP        2006
                         kategori partisipaasi
                         masyarakat
2.    Otonomi Award      Sebagai pemenang           JPIP                2006
                         kategori inovasi
                         pelayanan publik
                         bidang kesehatan
3.    Penghargaan        Sebagai pemenang           Presiden RI         2006
      Pemrakarsa         kategori konsistensi
      Pembangunan        dan keberlanjutan
      Manusia            program
      Indonesia
4.    Penghargaan        Menggerakkan dan           Menteri             2006
      Manggala Karya     memberdayakan              Kesehatan
      Bakti Husada       masyarakat untuk           Republik
      Arutala            hidup sehat                Indonesia
5.    Penghargaan        Peningkatan                Gubernur            2008
      Gubernur Jawa      Pelayanan Publik           Jawa Timur
      Timur              Terbaik se jawa Timur


                                     25
Rencana Aksi Kota Hijau

            Nama                    Deskripsi           Pemberi
No.                                                              Periode
         Penghargaan              Penghargaan        Penghargaan
6.      Otonomi Award         Nominasi kategori      JPIP        2009
                              sanitasi
7.      Adipura               Kota Menengah          Kementerian      2005-
                                                     Lingkungan       2012
                                                     Hidup
8.      Tata Ruang            Kota Menengah          Kementrian       2008
        Berkelanjutan                                Pekerjaan
        Award                                        Umum
9.      Adiwiyata             Calon Sekolah          Kementrian       2009
                              Adiwiyata              Lingkungan
                                                     Hidup
10.     Adiwiyata             Penghargaan Sekolah    Gubernur         2010 -
                              Peduli dan Berbudaya   Jawa Timur       2011
                              Lingkungan ( SDK
                              Santa Maria Kota
                              Blitar)
11.     Adiwiyata             Penghargaan Sekolah    Kementerian      2012
        Mandiri               Peduli dan Berbudaya   Lingkungan
                              Lingkungan ( SDK       Hidup
                              Santa Maria Kota
                              Blitar)
12.     Cipta Wisata          Penghargaan di         Kementrian       2011
        Award                 Bidang Pariwisata      Kebudayaan
                              yang Berkelanjutan     dan Pariwisata
13.     Green City            Penghargaan di         Kementerian      2012
                              Bidang Lingkungan      Lingkungan
                              Hidup                  Hidup
     Sumber : Bappeda Kota Blitar




                                        26
BAB III
       STRATEGI, KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN


       Pemerintah Kota Blitar mempunyai komitmen untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan. Komitmen tersebut ditekankan pada
tujuan penataan ruang Kota Blitar yang berbunyi “Mewujudkan Kota Blitar
sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung oleh sektor pertanian,
perdagangan       dan       jasa    yang         aman,     nyaman,       produktif,    dan
berkelanjutan”.
       Aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berarti Kota Blitar
berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang aman dan nyaman untuk
ditinggali, serta produktif dalam artian mampu memberikan hasil yang
optimal dengan meningkatkan produktifitas pertanian perkotaan maupun
kegiatan lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi Kota Blitar.
Sedangkan berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar tidak hanya
memperhatikan      generasi        saat    ini    dalam    tata    ruang,   namun      juga
bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang akan
datang dengan memperhatikan lingkungan. Tujuan tersebut dijabarkan
pada penetapan kebijakan, strategi dan rencana pengembangan.

3.1.   Kebijakan dan Strategi
       Kebijakan dan strategi untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam RTRW Kota Blitar Tahu 2011-
2030 adalah sebagai berikut :
   1. Green Open Space
       Kebijakan        :   peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota
       Strategi         :   a. mempertahankan             fungsi   dan    menata      ruang
                               terbuka hijau yang ada;
                            b. mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah



                                             27
Rencana Aksi Kota Hijau

                        beralih fungsi; dan
                     c. meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau
                        meliputi hutan kota, lapangan olahraga terbuka,
                        taman kota, taman lingkungan, sabuk hijau,
                        jalur   hijau   jalan,     sempadan,    dan    inovasi
                        penyediaan RTH lainnya.
2. Green Community
  Kebijakan      :   peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota
  Strategi       :   mendorong peran serta masyarakat dan swasta
                     dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka
                     hijau kota.
3. Green Water
  Kebijakan      :   peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
                     sarana dan prasarana lingkungan permukiman
  Strategi       :   d. mengembangkan            sistem   jaringan    drainase
                        secara terintegrasi; dan
                     e. mengembangkan konservasi sumber daya air
                        untuk       menjaga          ketersediaan        serta
                        keberlanjutan sumber daya air
4. Green Waste
  Kebijakan      :   peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
                     sarana dan prasarana lingkungan permukiman
  Strategi       :   a. meningkatkan sistem pengelolaan persampahan
                        terpadu dengan teknik-teknik yang berwawasan
                        lingkungan; dan
                     b. meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah
                        rumah tangga yang berbasis komunal.




                                   28
5. Green Energy
   Kebijakan   :   peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
                   sarana dan prasarana lingkungan permukiman
   Strategi    :   mengembangkan prasarana jaringan listrik dan
                   sumber energi listrik alternatif
6. Green Transportation
   Kebijakan   :   peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar
                   pusat kegiatan.
   Strategi    :   mengembangkan sistem transportasi massal dan
                   ramah lingkungan.




                                                      Kebun Bibit Kelurahan Rembang




                                 29
Rencana Aksi Kota Hijau



                                       3.2.   Rencana Pengembangan
                                                       Green       Planning          merupakan
                                              perwujudan       rencana      tata    ruang     dan
                                              rancang kota yang berbasis lingkungan
                                              hidup. Dalam penyusunan rencana tata
                                              ruang dan rancang kota harus sesuai
                                              dengan peraturan perundang-undangan
                                              yang berlaku dan dilaksanakan secara
                                              terus     menerus      dan     sinergis      antara
                                              perencanaan,           pemanfaatan              dan
                                              pengendalian pemanfaatan ruang.
                                                       Green open space berarti bahwa
                                              meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH
                                              sesuai           dengan               karakteristik
                                              kota/kabupaten dengan target RTH 30%.
                                              Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti
                                              amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun
                                              2007     tentang     Penataan        Ruang     yang
                                              menyatakan       bahwa       penyediaan       ruang
                                              terbuka hijau harus memenuhi minimal
                                              30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah
                                              total.     Rincian    ruang     terbuka       hijau
                                              meliputi     ruang    terbuka        hijau    privat
                                              sebesar 10% dan ruang terbuka hijau
                                              publik sebesar 20%.
                                                       Rencana      pengembangan            ruang
Jalur Hijau Jalan Sudancho Supriyadi
                                              terbuka hijau di Kota Blitar sebagaimana
                                              disebutkan dalam RTRW                Kota     Blitar

                                                  30
Tahun 2011 – 2030 adalah dengan penyediaan ruang terbuka hijau privat
dan publik.
       Ruang terbuka hijau privat seluas kurang lebih 10,8 % dari luas
Kota meliputi :
a. pekarangan rumah;
b. halaman perkantoran, fasilitas umum, pertokoan, dan tempat usaha;
c. sawah dengan luas kurang lebih 366 Ha.
       Ruang terbuka hijau publik seluas kurang lebih 20% dari luas Kota
Blitar meliputi :
a. ruang terbuka hijau taman dan hutan kota
       ruang terbuka hijau taman lingkungan dan taman kota dengan
       luas kurang lebih 35 Ha;
       ruang terbuka hijau hutan kota antara lain Kebon Rojo dan Hutan
       Kota Tanjungsari dengan luas kurang lebih 11 Ha; dan
       ruang terbuka hijau sabuk hijau dengan luas kurang lebih 350 Ha.
b. ruang terbuka hijau jalur hijau jalan
       ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan dengan luas kurang
       lebih 61 Ha;
       ruang terbuka hijau pulau jalan dan median, dengan luas kurang
       lebih 0,19 Ha; dan
       ruang terbuka hijau pedestrian dengan luas kurang lebih 0,02 Ha.
c. ruang terbuka hijau fungsi tertentu.
       ruang terbuka hijau sempadan sungai dengan luas kurang lebih
       156 Ha;
       ruang terbuka hijau sempadan mata air dengan luas kurang lebih
       129 Ha;
       ruang terbuka hijau sempadan jalur KA dengan luas kurang lebih
       24 Ha;



                                    31
Rencana Aksi Kota Hijau

        ruang terbuka hijau jalur SUTET/SUTT dengan luas kurang lebih
        37 Ha;
        ruang terbuka hijau TPA dengan luas kurang lebih 5 Ha; dan
        ruang terbuka hijau pemakaman dengan luas kurang lebih 33 Ha.
        Green    transportation      merupakan            perwujudan    penggunaan
transportasi publik ramah lingkungan, berjalan kaki dan bersepeda.
Upaya    perwujudan     green    transportation       difokuskan     pada    rencana
pelayanan angkutan umum.
        Rencana pelayanan angkutan umum difokuskan pada penggunaan
moda transportasi yang ramah lingkungan baik dengan transportasi
umum massal maupun dengan moda transportasi lain, yaitu :
 a. pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) pada koridor-
   koridor jalan utama;
 b. revitalisasi dan pengembangan halte diseluruh wilayah Kota Blitar
   terutama      pada   tempat    yang        strategis   disetiap   rute   angkutan
   perkotaan; dan
 c. penataan moda transportasi lain, berupa lokasi-lokasi pangkalan ojek
   dan becak.
        Rencana jaringan jalan pejalan kaki adalah pengembangan jalur
pejalan kaki yang       diprioritaskan    untuk mendukung            pengembangan
kawasan wisata meliputi : Jalan Merdeka, Jalan A. Yani, Jalan Ir.
Soekarno, Jalan Sudancho Suprijadi, Jalan Diponegoro, Jalan Sultan
Agung, dan Jalan Dr. Sutomo.




                                         32
Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

     Gambar 3. 1 Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau


                               33
Rencana Aksi Kota Hijau

     Green waste merupakan perwujudan konsep zero waste. Rencana
pengembangan zero waste dituangkan dalam pengelolaan air limbah dan
persampahan.      Rencana   pengelolaan      air    limbah      meliputi   sistem
pengelolaan air limbah rumah tangga dan sistem pengeloaan air limbah
bukan rumah tangga.
     Sistem    pengelolaan    air   limbah     rumah     tangga    direncanakan
menggunakan sistem on-site dan sistem off-site.              Pengelolaan limbah
rumah tangga dengan sistem on-site diarahkan pada kawasan perumahan
kepadatan rendah dan sedang, sedangkan pengelolaan limbah rumah
tangga dengan sistem off-site diarahkan pada kawasan perumahan
kepadatan sedang sampai tinggi, terutama pada kawasan kumuh dan
perumahan yang dilakukan oleh pengembang.
     Sistem pembuangan air limbah bukan rumah tangga diarahkan
pada pengembangan sistem pengolahan air limbah pada kawasan industri
dan peternakan.
     Rencana sistem persampahan meliputi rencana Tempat Pengelolaan
Akhir (TPA) dan rencana Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Terpadu (TPST), dengan rencana pengembangan meliputi :
a. pengembangan TPA di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan;
b. peningkatan pengelolaan sampah melalui sistem sanitary landfill;
c. pengembangan dan peningkatan TPS diseluruh kelurahan menjadi
   Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST);
d. peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
   sampah secara mandiri; dan
e. peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam
   pengembangan dan pengelolaan TPA Bersama.
     Green     Community       merupakan           perwujudan     pengembangan
jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang



                                     34
sehat. Bentuk peran masyarakat dilakukan dalam penataan ruang
maupun dalam kebijakan pembangunan lainnya baik dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian.
        Dalam   tahap    perencanaan,        masyarakat   dapat   memberikan
masukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah. Bentuk
peran    masyarakat     dalam   tahap    pemanfaatan,     maasyarakat      dapat
bekerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang serta memanfaatkan ruang
yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana pembangunan yang telah
ditetapkan. Sedangkan dalam pengendalian, masyarakat dapat ikutserta
dalam memantau, mengawasi, melaporkan dan mengajukan keberatan
pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.




                                                             Pengolahan Limbah Non Domestik




                                        35
Rencana Aksi Kota Hijau




Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

Gambar 3. 2 Rencana Pengembangan Sistem Persampahan



                               36
Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

Gambar 3. 3 Rencana Pengembangan Sistem Pengelolaan Limbah



                                 37
Rencana Aksi Kota Hijau

      Green energy merupakan perwujudan pemanfaatan energi yang
efisien dan ramah lingkungan. Rencana pengembangan sistem jaringan
energi meliputi pembangkit listrik dan jaringan prasarana energi.
      Rencana pembangkit listrik meliputi :
a. pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di
    Kecamatan Kepanjenkidul;
b. pengembangan pembangkit listrik tenaga surya; dan
c. pengembangan          listrik   tenaga     altenatif    lainnya   yang   ramah
    lingkungan.
      Rencana jaringan prasarana energi meliputi jaringan transmisi
tenaga listrik dan bangunan pengelolaan jaringan listrik.
      Green water merupakan upaya menerapkan konsep ekodrainase
dan zero run off. Konsep ini ditekankan pada rencana pengembangan
system drainase perkootaan dan sistem prasarana sumberdaya air.
      Rencana        pengembangan        sistem   drainase      dilakukan   dengan
revitalisasi sistem jaringan drainase primer, sistem jaringan drainase
sekunder,   dan      sistem   jaringan   drainase    tersier.   Sistem   prasarana
sumberdaya air ditekankan pada pengembangan sistem pengendalian
banjir, meliputi :
a. perlindungan terhadap daerah aliran sungai melalui konservasi daerah
    aliran sungai dan pengendalian pembangunan kawasan budidaya;
b. pengembangan sistem jaringan drainase tersistem dengan saluran
    pembuangan utama meliputi :
     1. Sungai Lahar berserta anak sungainya;
     2. Sungai Cari berserta anak sungainya;
     3. Sungai Sumber Nanas berserta anak sungainya; dan
     4. Kali Tugu/Sumber Saman berserta berserta anak sungainya.
c. melakukan pengerukan secara berkala pada sungai –sungai tersebut.



                                         38
Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030


Gambar 3. 4 Rencana Pengembangan Sistem Drainase



                             39
Rencana Aksi Kota Hijau

                                   BAB IV
                      RENCANA AKSI KOTA HIJAU


4.1. Kegiatan Utama P2KH
    Rencana    aksi   untuk   mewujudkan     Blitar    Kota   Hijau   meliputi
penarapan beberapa atribut Kota Hijau. Atribut kota hijau terdiri dari :
   1. Perencanaan dan perancangan kota (Green Planning and Design),
      yang bertujuan meningkatkan kualitas rencana tata ruang dan
      rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau, upaya
      adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
   2. Pembangunan ruang terbuka hijau (Green Open Space)
      untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan
      karakteristik kota/kabupaten, dengan target RTH 30%.
   3. Komunitas hijau (Green Community)
      yaitu pengembangan jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat,
      dan dunia usaha yang sehat.
   4. Pengurangan dan pengolahan limbah dan sampah (Green Waste)
      yaitu dengan menerapkan pengelolaan limbah dan sampah hingga
      menghasilkan zero waste.
   5. Pengembangan        sistem    transportasi      berkelanjutan    (Green
      Transportation)
      yaitu dengan mendorong warga untuk menggunakan transportasi
      publik ramah lingkungan, serta berjalan kaki dan bersepeda dalam
      jarak pendek.
   6. Peningkatan kualitas air (Green Water) dengan menerapkan konsep
      ekodrainase dan zero runoff.
   7. Green Energy, yaitu pemanfaatan sumber energi yang efisien dan
      ramah lingkungan.



                                     40
8. Green Building, yaitu penerapan bangunan hijau yang hemat
      energi.
    Dalam       pelaksanaannya   Kota    Blitar   sendiri   belum   mampu
menerapkan kedelapan atribut Kota Hijau secara keseluruhan. Program
dan kegiatan yang mendukung Kota Hijau di Kota Blitar pada tahun 2014
diarahkan pada pelaksanaan green water, green waste, green community,
green open space, green planning and design. Program dan kegiatan itu
tertuang jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Blitar
Tahun 2011 – 2015 sebagai berikut :
   1. Rencana Aksi Green Planning and Design
      Program/kegiatan pada atribut green planning and design meliputi
      a. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan
      b. Penyusunan Kebijakan Investasi bagi Pembangunan Fasilitas
         Infrastruktur
      c. Fasilitasi   Perencanaan   Pengembangan      Kawasan   Agrowisata
         Blimbing dan Urban sanitation Project to Support PNPM Mandiri
      d. Pengembangan Blitar Kota Sehat
      e. Sinkronisasi Program Pembangunan Sanitasi Kota
      f. Kajian Sanitasi berbasis masyarakat
      g. Pengarustamaan gender dalam pembangunan sanitasi kota
      h. Rencana Induk Drainase Kota
      i. Penyusunan EHRA
      j. Rencana Induk Ruang Terbuka Hijau Kota Blitar
      k. Penyusunan Green Map
      l. Penyusunann DED Taman Kota
      m. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Pemanfaatan Ruang Lintas
         Kabupaten/Kota (Fasilitasi P2KH)
      n. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan



                                    41
Rencana Aksi Kota Hijau

  o. Revisi Rencana Tata Ruang
  p. Penyusunan Prosedur dan Manual Pengendalian Pemanfaatan
     Ruang
  q. Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah
  r. Rencana Induk Drainase Kota
           Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2
  (dua)     SKPD yang membidangi penataan ruang yaitu Badan
  Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum
  Daerah Kota Blitar.
2. Rencana Aksi Green Water
  Program/kegiatan pada atribut green water meliputi :
  a. Konservasi Sumber daya air dan pengendalian kerusakan
     sumber - sumber air
  b. Pembangunan saluran drainase / gorong-gorong
  c. Pembangunan jaringan air bersih/air minum
  d. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih
           Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3
  (tiga)     SKPD   yang   membidangi     lingkungan     hidup   dan
  keciptakaryaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas
  Pekerjaan Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.
3. Rencana Aksi Green Waste
  Program/kegiatan pada atribut green waste meliputi :
  a. Pemantauan kualitas lingkungan
  b. Pengembangan produksi ramah lingkungan
  c. Peningkatan sarana dan prasarana pengendalian lingkungan
     hidup
  d. Peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan
     hidup



                              42
e. Pengendalian dampak perubahan iklim
  f. Pembangunan Sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
     (DAK Sanitasi)
  g. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
  h. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
     persampahan
  i. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan
  j. Pembangunan TPA sanitary landfill
       Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3
  (tiga) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, dan lingkungan
  hidup yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan
  Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.
4. Rencana Aksi Green Community
  Program/kegiatan pada atribut green community meliputi :
  a. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan sanitasi
  b. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang
     lingkungan
  c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata
     ruang
  d. Sosialisasi kebijakan, norma, standart, prosedur dan manual
     pengelolaan RTH
  e. Peningkatan      peran   serta   masyarakat   dalam   pengelolaan
     persampahan
  f. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan
  g. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
  h. Sosialisasi P2KH
       Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 5
  (lima) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, lingkungan hidup



                                 43
Rencana Aksi Kota Hijau

  dan perencanaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas
  Pekerjaan Umum Daerah, Kantor Lingkungan Hidup Bappemas dan
  Keluarga Berencana dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5. Rencana Aksi Green Open Space
  Program/kegiatan pada atribut green open space meliputi :
  a. Pemeliharaan RTH
  b. Pengembangan taman rekreasi
  c. Peningkatan sarana prasarana taman kota
  d. Pemeliharaan keindahan taman dan sarana olahraga
  e. Pembangunan Taman Kota dan Supervisi Kelurahan Bendogerit
  f. Penataan RTH
  g. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengendalian Lingkungan
     Hidup
  h. Konversi   Sumber   Daya    Air   dan   Pengendalian   Kerusakan
     Sumber-Sumber Air
       Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2
  (dua) SKPD yang membidangi lingkungan hidup yaitu Dinas
  Kebersihan dan Pertamanan dan Kantor Lingkungan Hidup.




                                                      Pengolahan Sampah di Kota Blitar




                                44
45
Rencana Aksi Kota Hijau

       Tabel 4. 1 Rencana Aksi Green Planning and Design

                           Tahun (dalam ribu rp.)
        Program dan
No.                                                        Ket.
          Kegiatan
                          2012       2013       2014
Bappeda
 1   Sosialisasi          125.000    110.250    115.700    APBD
     Kebijakan
     Perencanaan
     Pembangunan
 2   Penyusunan            50.000     52.000     53.000    APBD
     Kebijakan
     Investasi bagi
     Pembangunan
     Fasilitas
     Infrastruktur
 3   Fasilitasi            55.000     60.000     60.000    APBD
     Perencanaan
     Pengembangan
     Kawasan
     Agrowisata
     Blimbing dan
     Urban sanitation
     Project to Support
     PNPM Mandiri
 4   Pengembangan          50.000     55.000     60.000    APBD
     Blitar Kota Sehat
 5   Sinkronisasi         150.000    157.000    165.000    APBD
     Program
     Pembangunan
     Sanitasi Kota
 6   Kajian Sanitasi      150.000           0          0   APBD
     berbasis
     masyarakat
 7   Pengarustamaan              0   100.000           0   APBD
     Gender dalam
     Pembangunan
     sanitasi Kota
 8   Rencana Induk               0   246.000           0   APBD
     Drainase Kota
 9   Penyusunan EHRA             0          0   131.000    APBD


                              46
Tahun (dalam ribu rp.)
           Program dan
 No.                                                                   Ket.
             Kegiatan
                                    2012         2013       2014
  10  Rencana Induk     300.000                         0          0   APBN
      Ruang Terbuka
      Hijau Kota Blitar
  11 Penyusunan Green   100.000                         0          0   APBN
      Map
  12 Penyusunann DED     90.000                         0          0   APBN
      Taman Kota
  13 Koordinasi dan      75.000                         0          0   APBD
      Fasilitasi
      Penyusunan
      Pemanfaatan
      Ruang Lintas
      Kabupaten/Kota
      (Fasilitasi P2KH)
 Dinas Pekerjaan Umum Daerah
  12 Penyusunan         200.000                  200.000    200.000    APBD
      rencana tata
      bangunan dan
      lingkungan
  13 Revisi rencana           0                         0   350.000    APBD
      tata ruang
  14 Penyusunan          50.000                         0          0   APBD
      prosedur dan
      manual
      pengendalian
      pemanfaatan
      ruang
  15 Penyusunan         150.000                         0          0
      kebijakan
      manajemen                                                        APBD
      pengelolaan
      sampah
  16 Rencana Induk            0                  246.000           0   APBD
      Drainase Kota
Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar




                                          47
Rencana Aksi Kota Hijau

                Tabel 4. 2 Rencana Aksi Green Open Space

                                      Tahun (dalam ribu rp.)
          Program dan
  No.                                                                   Ket.
            Kegiatan
                                  2012           2013        2014
 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
  1   Pemeliharaan                                                      APBD
                        617.454                  781.000     734.375
      RTH
  2   Pengembangan      369.445                  197.500     232.875    APBD
      taman rekreasi
  3   Peningkatan       101.943                  63.0000      66.150    APBD
      sarana
      prasarana
      taman kota
  4   Pemeliharaan            0                  262.500     275.625    APBD
      keindahan
      taman dan
      sarana olahraga
  5   Pembangunan       910.000                         0           0   APBN
      Taman Kota dan
      Supervisi
      Kelurahan
      Bendogerit
  6   Penataan RTH      196.400                         0           0   APBD
 Kantor Lingkungan Hidup
  7   Peningkatan        99.562                         0           0   APBD
      Sarana dan
      Prasarana
      Pengendalian
      Lingkungan
      Hidup
  8   Konversi           50.000                         0           0   APBD
      Sumber Daya
      Air dan
      Pengendalian
      Kerusakan
      Sumber-Sumber
      Air
Sumber : DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar




                                            48
Tabel 4. 3 Rencana Aksi Green Community

           Program dan                   Tahun (dalam ribu rp.)
No.                                                                                 Ket.
             Kegiatan                 2012           2013          2014
Bappemas dan KB
     Pemberdayaan
     Masyarakat dalam
 1   Proses                 47.250                    49.612         52.093         APBD
     Pembangunan
     Sanitasi
Kantor Lingkungan Hidup
     Peningkatan edukasi
     dan komunikasi
 2                          30.000                    30.000         30.000         APBD
     masyarakat di
     bidang lingkungan
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
     Sosialisasi peraturan
     perundang-
 3                          50.000                           0              0       APBD
     undangan tentang
     rencana tata ruang
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
     Sosialisasi
     kebijakan, norma,
 4   standart, prosedur     75.000                    71.250         67.687         APBD
     dan manual
     pengelolaan RTH
     Peningkatan peran
     serta masyarakat
 5                         125.000                           0              0       APBD
     dalam pengelolaan
     persampahan
     Sosialisasi kebijakan
 6   pengelolaan            35.000                           0              0       APBD
     persampahan
     Koordinasi Penilaian
 7                         150.000                  157.500        165.375          APBD
     Kota Sehat/Adipura
Bappeda
 8   Sosialisasi P2KH      100.000                           0              0       APBN
Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar,
          Bapemas & KB




                                           49
Rencana Aksi Kota Hijau

             Tabel 4. 4 Rencana Aksi Green Waste

      Program dan         Tahun (dalam ribu rp.)
No.                                                       Ket.
        Kegiatan       2012        2013        2014
Kantor Lingkungan Hidup
 1   Pemantauan          15.000    95.000                 APBD
     kualitas                                  150.000
     lingkungan
 2   Pengembangan        10.000    12.500       15.000    APBD
     produksi ramah
     lingkungan
 3   Peningkatan      1.075.000 1.075.000    1.075.000    APBD
     sarana dan
     prasarana
     pengendalian
     lingkungan hidup
 4   Peningkatan        642.328   674.444      708.166    APBD
     sarana dan
     prasarana
     pemantauan
     lingkungan hidup
 5   Pengendalian       334.057   350.760      368.298    APBD
     dampak
     perubahan iklim
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
     Pembangunan        938.668   985.601    1.034.882    APBD
     Sarana Sanitasi
     Lingkungan
 6
     Berbasis
     Masyarakat (DAK
     Sanitasi)
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
     Penyediaan         545.000   950.000             0   APBD
     prasarana dan
 7   sarana
     pengelolaan
     persampahan
     Peningkatan        520.000                573.300    APBD
     operasi dan                  546.000
 8
     pemeliharaan
     prasarana dan


                              50
Program dan                     Tahun (dalam ribu rp.)
 No.                                                                         Ket.
             Kegiatan                    2012         2013        2014
         sarana
         persampahan
         Pengembangan              11.620.00         3.000.000   1.500.000   APBD
         teknologi                         0
  9
         pengolahan
         persampahan
         Pembangunan               6.000.000         8.000.000           0   APBN
  10     TPA sanitary
         landfill
Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar




       Agrowisata Belimbing Karangsari




                                                51
Rencana Aksi Kota Hijau

                   Tabel 4. 5 Rencana Aksi Green Water

           Program dan                 Tahun (dalam ribu rp.)
 No.                                                                         Ket.
             Kegiatan               2012            2013          2014
 Kantor Lingkungan Hidup
  1   Konservasi           20.000                    20.000                  APBD
      Sumber daya air                                              30.000
      dan pengendalian
      kerusakan sumber
      - sumber air
 Dinas Pekerjaan Umum Daerah
      Pembangunan          90.500                    95.000        99.750    APBD
  2   saluran drainase /
      gorong-gorong
      Pembangunan         892.584                  937.213        984.073    APBD
      jaringan air
  3   bersih/air
      minum(DAK Air
      Minum)
 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
      Koordinasi           70.000                             0          0   APBD
      Pengelolaan
  4
      Prokasih/Superkas
      ih
Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar




                                                                         Pengolahan Limbah Domestik




                                           52
4.2.    Komitmen Daerah Terhadap RAKH
        Rencana Aksi Kota Hijau Tahun 2012-2014 Kota Blitar ini disusun
berdasarkan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-
2015. Dokumen tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-2015.
        Sumber pembiayan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari APBD
Kota Blitar dan dana-dana hibah seperti WASAP-D untuk kegiatan
sanitasi, Aus-Aid untuk sanitasi dan persampahan serta dana-dana DAK,
Bantuan Propinsi atau mungkin dana lainnya.
        Komitmen Pemerintah Kota Blitar terhadap pelaksanaan Kota Hijau
dapat    ditinjau   dari   penyelenggaraan    program/kegiatan     yang   telah
dilaksanakan    pada       masing-masing    SKPD   terkait.   Program/kegiatan
tersebut dijabarkan dalam project digest.


 Tabel 4. 6 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Air Limbah)
  No.    Kegiatan       Anggaran     Tahun       Ket.      SKPD
   1  Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan
      Hidup
      DAK Bidang     1.081.300.000 2007      DAK, DAU      KLH
      Lingkungan
      Hidup
      Sanitasi          230.000.000 2007     Dana          KLH
      Masyarakat                             Perimbangan
      Sanitasi          200.000.000 2008     Dana          DKP
      Masyarakat                             Perimbangan
      Pembangunan       447.500.000 2008                   DPKD
      Jamban (dana
      ISSDP di
      DPKD)keluarga

                                       53
Rencana Aksi Kota Hijau

No.      Kegiatan       Anggaran      Tahun        Ket.    SKPD
      Pembangunan       329.808.000 2008                   DPKD
      IPAL (Dana
      ISSDP DPKD)
      Pembangunan                     2008                 DPKD
      jamban (P5K)      170.000.000
2     Program Peningkatan Pengendalian Polusi
      Pengujian kadar                 2009      Dana        KLH
      polusi dan         74.436.000             Perimbangan
      limbah padat
      dan limbah cair
      Bangga            250.000.000 2009        Dana        DPKD
      Sanimas                                   Perimbangan
      ISSDP             158.940.000 2009                    DPKD
                        300.000.000 2009                    DPKD

      Sanimas LH        200.000.000 2009                   DPKD
3     Program Peningkatan Pengendalian Polusi
      Pengujian kadar      6.125.000 2010     Dana         KLH
      polusi dan                              Perimbangan
      limbah padat
      dan limbah cair
      Pembangun/cair     75.000.000 2010      Dana         KLH
      yang                                    Perimbangan
      menimbulkan
      polusi tempat
      pembuangan
      benda padat
4     Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan
      Hidup
      Pemantauan        300.000.000 2010      Dana         KLH
      Kualitas                                Perimbangan
      Lingkungan
      Peningkatan     1.053.937.500 2010      DAK LH       KLH
      sarana dan
      Prasarana
      Pengendalian
                                54
No.       Kegiatan      Anggaran      Tahun       Ket.     SKPD
      lingkungan
      Hidup
      Peningkatan       400.000.000 2010      Banprop      DPU
      sarana dan
      Prasarana
      Pengendalian
      lingkungan
      Hidup
      Pembangunan       375.000.000 2010      Dana         DPKD
      IPAL                                    Perimbangan
      (Implementasi
      Renstra
      Sanitasi)
5     Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
      Limbah
      Pengembangan      967.810.000 2010      DAK          DPKD
      jaringan
      distribusi air
      bersih (DAK Air
      Minum dan
      Sanitasi)
6     Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam

      Pembangunan      302.850.000 2011      Hibah         KLH
      tempat                                 AUSAID
      pembuangan
      benda
      padat/cair yang
      menimbulkan
      polusi
7     Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
      Limbah
      Pembangunan      893.970.000 2011      DAK           DPU
      sarana sanitasi
      lingkungan
      berbasis
                                55
Rencana Aksi Kota Hijau

No.     Kegiatan            Anggaran        Tahun     Ket.     SKPD
      masyarakat

 8    Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
      Hidup
      Peningkatan    1.053.937.500 2011      DAK           KLH
      sarana dan
      prasarana
      pengendalian
      lingkungan
      hidup
      Peningkatan       611.741.485 2011     DBHCHT        KLH
      sarana dan
      prasarana
      pemantauan
      lingkungan
      hidup
 9    HIBAH WASAP-D
      Pembangunan        3.000.0000 2011     SLBM          DPKD
      Sanitasi                               (Sanitasi
      Berbasis                               Lingkungan
      Masyarakat                             Berbasis
                                             Masyarakat)
                                             WASAP D


10    Pemberdayaan Komunitas Perumahan
      Pembangunan        831.943.000 2011     DAK         DPU
      sarana dan                              perumahan
      prasarana                               dan
      lingkungan                              permukiman
      perumahan dan
      permukiman
11    Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam
      Pengendalian       318.150.000 2011     Dana        KLH
      dampak                                  Perimbangan
      perubahan iklim
Sumber : APBD Kota Blitar Tahun 2007-2011
                                     56
Tabel 4. 7 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Sampah)
No.      Kegiatan      Anggaran     Tahun   Keterangan    SKPD
1     Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Sampah
      Penyediaan       199.000.000 2007     Dana          KLH
      prasarana dan                         Perimbangan
      sarana
      pengelolaan
      persampahan
      Peningkatan      133.480.000 2007     Dana          KLH
      operasi dan                           Perimbangan
      pemeliharaan
      prasarana dan
      sarana
      persampahan
      Peningkatan       75.000.000 2007     Dana          KLH
      kemampuan                             Perimbangan
      aparat
      pengelolaan
      persampahan
      Kerjasama        475.000.000 2007     Dana          KLH
      Pengelolaan                           Perimbangan
      persampahan
      Peningkatan      230.000.000 2007     Dana          KLH
      pemeliharaan                          Perimbangan
      alat berat
      persampahan
      Pengelolaan      584.858.220 2007     Dana          KLH
      Lingkungan                            Perimbangan
      Penyediaan        40.000.000 2008     Dana          DKP
      prasarana dan                         Perimbangan
      sarana
      pengelolaan
      persampahan

                              57
Rencana Aksi Kota Hijau

No.      Kegiatan      Anggaran    Tahun     Keterangan    SKPD
      Peningkatan      465.618.000 2008      Dana          DKP
      operasi dan                            Perimbangan
      pemeliharaan
      prasarana dan
      sarana
      persampahan
      Pengembangan    1.111.300.000 2008     DAK, DAU      DKP
      teknologi
      pengolahan
      persampahan
      Kerjasama        550.000.000 2008      Dana          DKP
      Pengelolaan                            Perimbangan
      persampahan
      Pengelolaan      823.120.000 2008      Dana          DKP
      Lingkungan                             Perimbangan
      Penyediaan       267.862.500 2009      Dana          DKP
      prasarana dan                          Perimbangan
      sarana
      pengelolaan
      persampahan
      Peningkatan      545.000.000 2009      Dana          DKP
      operasi dan                            Perimbangan
      pemeliharaan
      prasarana dan
      sarana
      persampahan
      Kerjasama        550.000.000 2009      Dana          DKP
      Pengelolaan                            Perimbangan
      persampahan
      Sosialisasi       50.000.000 2009      Dana          DKP
      Kebijakan                              Perimbangan
      Pengelolaan

                              58
No.      Kegiatan      Anggaran    Tahun   Keterangan    SKPD
      Persampahan
      Penyediaan        94.750.000 2010    Dana          DKP
      prasarana dan                        Perimbangan
      sarana
      pengelolaan
      persampahan
      Peningkatan      405.940.000 2010    Dana          DKP
      operasi dan                          Perimbangan
      pemeliharaan
      prasarana dan
      sarana
      persampahan
      Kerjasama       1.597.078.000 2010   Dana          DKP
      Pengelolaan                          Perimbangan
      persampahan
      Sosialisasi       50.000.000 2010    Dana          DKP
      Kebijakan                            Perimbangan
      Pengelolaan
      Persampahan
      Peningkatan      680.000.000 2010    Dana          DKP
      Peran Serta                          Perimbangan
      Masyarakat
      dalam
      pengelolaan
      persampahan
      Penyediaan       255.500.000 2011    Dana        DKP
      prasarana dan                        perimbangan
      sarana
      pengelolaan
      persampahan
      Peningkatan      285.000.000 2011    Dana        DKP
      operasi dan                          perimbangan

                              59
Rencana Aksi Kota Hijau

 No.         Kegiatan              Anggaran        Tahun       Keterangan         SKPD
        pemeliharaan
        prasarana dan
        sarana
        persampahan
        Kerjasama                1.830.000.000 2011           Dana        DKP
        pengelolaan                                           perimbangan
        persampahan
        Pengembangan             1.543.500.000 2011           AUSAID, IEG         DKP
        teknologi
        pengolahan
        persampahan

Sumber : Bappeda Kota Blitar




                                            Rambu Lalu Lintas dengan Energi Matahari
                                            di Jalan Citarum




                                           60
                  Partisipasi Masyarakat
    Green and Clean Kelurahan Karangsari
Tabel 4. 8 Project Digest Green Water
                                              Keteranga
No      Kegiatan          Anggaran     Tahun                 SKPD
                                                   n
1    Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
     dan Jaringan Pengairan Lainnya
     Rehabilitasi/pem    150.000.000 2008                    DPU
     eliharaan
     jaringan irigasi
     Pembangunan       5.000.000.000   2009    Bantuan      DPU
     jaringan irigasi                          Propinsi
     Penyusunan          106.980.000   2010    Dana         DPU
     sistem informasi                          Perimbanga
     database                                  n
     drainase
     Pembangunan          37.500.000   2010    Dana         DPKD
     drainase                                  Perimbanga
     (Implementasi                             n
     Renstra Sanitasi)
     Pembangunan       4.975.000.000   2010    Banprop      DPU
     saluran air untuk
     pengembangan
     ekonomi
     produktif
2    Program Pengendalian Pencemaran   dan Perusakan lingkungan
     Hidup
     Peningkatan         597.500.000   2010    Banprop      DPU
     sarana dan
     Prasarana
     Pengendalian
     lingkungan
     Hidup
     Koordinasi           70.000.000   2011    Dana         DKP
     Pengelolaan                               Perimbanga
     Prokasih/Superk                           n
     asih
Sumber : Bappeda Kota Blitar

                                61
Rencana Aksi Kota Hijau

              Tabel 4. 9 Project Digest Green Open Space

No.       Kegiatan         SKPD   Anggaran       Tahun         KET.

1     Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
      Peningkatan
                                                         Pembangunan
      Sarana dan
                                                         Taman Kehati,
      Prasarana            KLH                   2012
                                  99,562,000             DAK Rp.
      Pengendalian
                                                         477.637.000
      Lingkungan Hidup
2     Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
      Sosialisasi
      Kebijakan Norma,
      Standar, Prosedur    DKP                   2012         DAU
                                  40,000,000
      dan Manual
      Pengelolaan RTH
      Penataan RTH          DKP                   2012         DAU
                                  196,400,000
      Pemeliharaan RTH      DKP                   2012         DAU
                                  617,454,850
      Pengembangan
                           DKP                   2012          DAU
      Taman Rekreasi              369,445,000
      Peningkatan
      Sarana Prasarana     DKP                   2012          DAU
                                  101,943,650
      Taman Kota
3     Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam
      Konversi Sumber
      Daya Air dan
      Pengendalian
                           KLH                   2012
      Kerusakan                    50,000,000
      Sumber-Sumber
      Air
 Sumber : Bappeda Kota Blitar




                                   62

Contenu connexe

Tendances

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangPenataan Ruang
 
Leaflet RTRW Kota Blitar
Leaflet RTRW Kota BlitarLeaflet RTRW Kota Blitar
Leaflet RTRW Kota BlitarWikan Estika
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaPenataan Ruang
 
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANGRENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANGAnton Riyanto
 
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Joy Irman
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanArdita Putri Usandy
 
Perencanaan perumahan dan pembiayaannya
Perencanaan perumahan dan pembiayaannyaPerencanaan perumahan dan pembiayaannya
Perencanaan perumahan dan pembiayaannyaNurul Angreliany
 
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012inideedee
 
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) SampahRehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampahinfosanitasi
 
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1Yulianto Dwi Prasetyo
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTRhenny ferniza
 
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)Joy Irman
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah Dadang Solihin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BandungPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Penataan Ruang
 
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWAANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWAchris_william
 

Tendances (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
 
Leaflet RTRW Kota Blitar
Leaflet RTRW Kota BlitarLeaflet RTRW Kota Blitar
Leaflet RTRW Kota Blitar
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
 
Peta draft RTRW Jakarta
Peta draft RTRW JakartaPeta draft RTRW Jakarta
Peta draft RTRW Jakarta
 
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANGRENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
 
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
 
Perencanaan perumahan dan pembiayaannya
Perencanaan perumahan dan pembiayaannyaPerencanaan perumahan dan pembiayaannya
Perencanaan perumahan dan pembiayaannya
 
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
 
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) SampahRehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
 
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
Penyusunan rdtr berbasis bidang tanah 1
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
 
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWAANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
 

En vedette

Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...
Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...
Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...Elly Ratni
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
 
Peta Komunitas Hijau Kota Blitar
Peta Komunitas Hijau Kota BlitarPeta Komunitas Hijau Kota Blitar
Peta Komunitas Hijau Kota BlitarWikan Estika
 
Bab 1 news
Bab 1 newsBab 1 news
Bab 1 newsJona1972
 
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7 Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7 Sisilia Herjanti
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPenataan Ruang
 

En vedette (7)

Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...
Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...
Kebijakan perencanaan pembangunan kota blitar dalam mendukung pengelolaan lin...
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
 
Peta Komunitas Hijau Kota Blitar
Peta Komunitas Hijau Kota BlitarPeta Komunitas Hijau Kota Blitar
Peta Komunitas Hijau Kota Blitar
 
Bab 1 news
Bab 1 newsBab 1 news
Bab 1 news
 
2 PLN
2 PLN2 PLN
2 PLN
 
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7 Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
 

Similaire à Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabarAdvisory Specialist for P2KP
 
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdfNgakanKetutAcwinDwij
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editMohammad Subhan
 
Profile KOTAKU Kota Probolinggo
Profile KOTAKU Kota ProbolinggoProfile KOTAKU Kota Probolinggo
Profile KOTAKU Kota Probolinggokomunikasiosp
 
PAPARAN PKP edit.pptx
PAPARAN PKP  edit.pptxPAPARAN PKP  edit.pptx
PAPARAN PKP edit.pptxIsmailSSiMSi
 
Arahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimArahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimGalih Putro
 
Lokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puLokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puNendi Subakti
 
Pengantar perencanaan pembangunan
Pengantar perencanaan pembangunanPengantar perencanaan pembangunan
Pengantar perencanaan pembangunanUnikarta Tenggarong
 
AMPL Komunitas-1.pptx
AMPL Komunitas-1.pptxAMPL Komunitas-1.pptx
AMPL Komunitas-1.pptxirfan650248
 
apbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdf
apbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdfapbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdf
apbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdfrahmaginasalsabila
 
20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...
20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...
20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...ssuser19fa931
 
Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...
Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...
Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...RizkieDani
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementCIFOR-ICRAF
 
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdfContoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdfDiahIr1
 
Bahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdf
Bahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdfBahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdf
Bahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdfdesakulonprogo
 

Similaire à Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar (20)

20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabar
 
Dokumen SSK Belitung 2018
Dokumen SSK Belitung 2018Dokumen SSK Belitung 2018
Dokumen SSK Belitung 2018
 
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
 
Paper stuper
Paper stuperPaper stuper
Paper stuper
 
Profile KOTAKU Kota Probolinggo
Profile KOTAKU Kota ProbolinggoProfile KOTAKU Kota Probolinggo
Profile KOTAKU Kota Probolinggo
 
PAPARAN PKP edit.pptx
PAPARAN PKP  edit.pptxPAPARAN PKP  edit.pptx
PAPARAN PKP edit.pptx
 
Arahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimArahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltim
 
Lokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puLokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau pu
 
Pengantar perencanaan pembangunan
Pengantar perencanaan pembangunanPengantar perencanaan pembangunan
Pengantar perencanaan pembangunan
 
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
Plastik n sampah plastik pantau februari 2021
 
AMPL Komunitas-1.pptx
AMPL Komunitas-1.pptxAMPL Komunitas-1.pptx
AMPL Komunitas-1.pptx
 
Gerdu Taskin
Gerdu TaskinGerdu Taskin
Gerdu Taskin
 
apbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdf
apbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdfapbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdf
apbd kota surakarta tahun 2023 kel 1.pdf
 
20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...
20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...
20220113_Paparan - Kebijakan IKLH dalam Indikator Pembangunan Lingkungan Daer...
 
Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...
Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...
Evaluasi Pelaksanaan DAK Stunting dan Aksi Konvergensi dalamPemanfaatan Penda...
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove Management
 
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdfContoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
Contoh Proposal Kegiatan CV Liong.pdf
 
Laporan_Besusu Tengah.doc
Laporan_Besusu Tengah.docLaporan_Besusu Tengah.doc
Laporan_Besusu Tengah.doc
 
Bahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdf
Bahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdfBahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdf
Bahan Sosialisasi PMK Pengelolaan Dana Desa Tahun 2023-share (1).pdf
 

Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

  • 1. Alun–Alun Kota Blit ar Rencana Aksi Kota Hijau 0
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan kota yang begitu cepat berimplikasi terhadap timbulnya berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, banjir, permukiman kumuh, kesenjangan sosial, dan berkurangnya luasan ruang terbuka hijau. Permasalahan perkotaan semakin berat karena hadirnya fenomena perubahan iklim, sehingga kota menjadi tidak nyaman untuk ditinggali. Dalam upaya memberikan kenyaman dan lingkungan sehat bagi warga kota, konsep Kota Hijau dapat menjadi solusi bagi pelaku pembangunan. Kota Hijau sedang dicanangkan di seluruh dunia agar masing-masing kota memberi kontribusi terhadap penurunan emisi karbon untuk penurunan pemanasan global. Kota hijau merupakan simbol kedekatan alam dengan pembangunan. Karakteristik dan kerentanan alam menjadi dasar terhadap konsep pembangunan. Begitu pula dengan Indonesia, yang saat ini telah mencanangkan program kota hijau yang berbasiskan masyarakat melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang dalam implementasinya dimuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Kota. Penyelenggaraan penataan ruang yang terintegrasi menjadi unsur penting didalam mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Bersama-sama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam menjalankan program P2KH diharapkan bisa memenuhi ketetapan Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, terutama guna mencapai Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30 %, yang sekaligus juga merespon perubahan iklim yang terjadi. 1
  • 3. Rencana Aksi Kota Hijau Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan, dalam hal pengefektifan dan mengefisiensikan sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin adanya kesehatan lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan alami dan buatan, yang berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan (lingkungan, sosial, dan ekonomi). Kota Hijau memiliki 8 (delapan) atribut yaitu Green Planning and Desain, Green Community, Green Building, Green Energy, Green Water, Green Transportation, Green Waste, Green Openspace. Atribut tersebut kemudian menjadi variabel penting dan ditindaklanjuti dalam penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH). Berdasarkan pada pemikiran tersebut, perlu disusun RAKH Kota Blitar Tahun 2012 – 2014 dengan mengacu pada rencana tata ruang yang berlaku. Harapannya RAKH bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam perwujudan Kota Blitar sebagai kota hijau berkelanjutan. 1.2. Visi Kota Kota Blitar merupakan kota yang memiliki karakteristik dan potensi berupa objek wisata yang bersifat kebangsaan/kepahlawanan. Salah satu objek wisata kebangsaan adalah Makam Sang Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Keberadaan Makam Bung Karno menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan pariwisata di Kota Blitar yang juga membawa pengaruh positif bagi perkembangan sektor perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor pariwisata, perdagangan dan jasa tersebut memberikan konsekuensi logis berupa pertambahan kebutuhan lahan terbangun. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Blitar harus berusaha mempertahankan dan mengoptimalkan potensi-potensi tersebut dengan tetap memperhatikan daya tampung dan daya dukung wilayah 2
  • 4. agar Kota tetap sustain (berkelanjutan). Untuk mewujudkan kondisi tersebut, disusunlah Visi Kota Blitar yang tertuang dalam Visi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Blitar Tahun 2011-2030 yaitu “Mewujudkan Kota Blitar sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan”. Visi tersebut dijabarkan dalam 4 kunci utama yang dijabarkan dengan 2 hal yang berkaitan dengan Kota Blitar yang berkelanjutan. Pertama, Pengembangan sektor pertanian yang mendukung keberlanjutan ketahanan pangan utamanya bagi Kota Blitar. Kedua, Menciptakan Kota Blitar yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dalam Hal ini Pemerintah Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas pertanian perkotaan maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi Kota Blitar. Berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar tidak hanya memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun juga bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang akan datang dengan memperhatikan lingkungan. 1.3. Tujuan Keikutsertaan dalam Program P2KH Pemerintah Kota Blitar berminat untuk mengikuti Program Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dengan tujuan sebagai berikut: 1. Komitmen dalam melaksanakan program pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan Penataan Ruang Berkelanjutan sebagaimana Visi RTRW Kota Blitar Tahun 2011 - 2030. 2. Sinkronisasi program pengembangan Kota Hijau antara Pemerintah Kota Blitar dengan Pemerintah Pusat maupun dengan 3
  • 5. Rencana Aksi Kota Hijau lainnya agar tujuan Kota Blitar sebagai Kota Hijau dapat tercapai dan dipertahankan. 3. Melanjutkan Program Pembangunan di Bidang Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkuingan Hidup yang sudah lama dilaksanakan untuk mewujudkan tata ruang kota dan lingkungan hidup yang aman, nyaman dan sehat. 1.4. Manfaat Keikutsertaan Bagi Kota Manfaat keikutsertaan Pemerintah Kota Blitar mengikuti P2KH adalah mewujudkan Kota Blitar sebagai salah satu Kota Hijau di Indonesia. Pemerintah Kota Blitar berharap keikutsertaannya dalam P2KH mampu memberi manfaat bagi perbaikan lingkungan di Kota Blita dan sebagai adapatasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim yang sudah mulai terasa di Kota Blitar. Indikasi perubahan iklim di Kota Blitar ditandai dengan musim kemarau dan penghujan yang sudah tidak terprediksi. 4
  • 6. 1 BAB II PROFIL KOTA BLITAR 1.1 Profil Umum Kota Blitar merupakan kota terkecil kedua di Jawa Timur dengan luas wilayah 32,58 km² yang dibagi dalam tiga wilayah Kecamatan (Sananwetan, Kepanjenkidul, dan Sukorejo) dan 21 Kelurahan. Jumlah penduduk Kota Blitar pada akhir Tahun 2010 berjumlah 40.574 Jiwa dengan kepadatan penduduk 4.316,06 jiwa/Km2. 1.1.1 Kondisi Geografis Kota Blitar merupakan ibu kota Blitar, secara geografis wilayah Kota Blitar terletak 112°14' - 112°28' Bujur Timur dan 8°2' - 8°8' Lintang Selatan dengan luas wilayah ± 3257,85 Ha, yang dibagi dalam tiga wilayah Kecamatan (Sukorejo, Kepanjenkidul, dan Sananwetan) dengan 21 Kelurahan (Tlumpu, Turi, Sukorejo, Tanjungsari, Karangsari, Blitar, Kapunden, Kepanjen Kidul, Kauman, Tanggung, Ngadirejo, Kepanjen Lor, Bendo, Sentul, Rembang, Plosokerep, Sananwetan, Gedog, Klampok, Karangtengah dan Bendogerit). Wilayah Kota Blitar berada di lereng Gunung Kelud dan dkelilingi oleh wilayah Kabupaten Blitar. Secara administasi batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :  Batas wilayah utara : Kec. Nglegok dan Kec. Garum, Kabupaten Blitar  Batas wilayah selatan : Kec. Garum dan Kec. Kanigoro, Kabupaten Blitar  Batas wilayah Barat : Kec. Kanigoro dan Kec. Sanankulon Kab. Blitar  Batas wilayah Timur : Kec. Sanankulon dan Kec. Nglegok, Kab. Blitar 5
  • 7. Rencana Aksi Kota Hijau Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan Kota Blitar NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS WILAYAH (HA) Kecamatan Kepanjenkidul 1050,23 1 Kepanjenkidul 86,70 2 Kepanjenlor 61,32 3 Kauman 68,03 4 Bendo 151,85 5 Tanggung 223.00 6 Sentul 268,30 7 Ngadirejo 191,02 1 Rembang 84,42 2 Klampok 153,07 3 Plosokerep 124,81 4 Karangtengah 179,54 5 Sananwetan 212,79 6 Bendogerit 195,52 7 Gedog 265,00 Kecamatan Sukorejo 992,46 1 Tumpu 101,53 2 Karangsari 88,24 3 Turi 50,86 4 Blitar 133,20 5 Sukorejo 146,62 6 Pakunden 226,20 7 Tanjungsari 245,80 Jumlah Penduduk Kota Blitar 3257,85 Sumber : Blitar Dalam Angka Kota Blitar 2010 1.1.2 Topografi Kota Blitar mempunyai ketinggian yang bervariasi. Kondisi topografi di Kota Blitar rata-rata adalah 156 meter, dengan rincian untuk wilayah Kota Blitar bagian utara ketinggiannya adalah 245 meter dengan tingkat kemiringan 2-15˚, bagian tengah memiliki ketinggian rata-rata sebesar 185 meter dengan kemiringan 0-2˚, sedangkan untuk wilayah bagian selatan memiliki ketinggian rata-rata sebesar 140 meter dengan 6
  • 8. tingkat kemiringan berkisar dari 0-2˚. Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m. Dengan melihat kondisi ketinggian dari tiap wilayah, baik bagian utara, tengah maupun selatan memiliki perbedaan ketinggian antara 25 meter sampai 50 meter, maka secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kondisi topografi wilayah Kota Blitar merupakan daerah dengan dataran rendah atau datar. Kedalaman tanah di Kota Blitar bervariasi mulai dari 30 - 90 cm yang meliputi 71,5% dari luas wilayah. Urutan selanjutnya dengan kedalaman 60 - 90 cm meliputi 15,5% dan terkecil dengan kedalaman 30 - 60 cm meliputi 13% dari luas Kota Blitar. 1.1.3 Kondisi Tanah Jenis tanah di Kota Blitar termasuk dalam jenis tanah Litosol dan Regosol dengan tingkat kesuburan yang cukup baik akibat pengaruh dari debu vulkanis Gunung Kelud. Jenis tanah regosol berasal dari bahan vulkanis serta batuan endapan kapur, dimana tanah regosol yang di Kota Blitar berasosiasi denga tanah litosol yang berasal dari batuan beku basis sampai intermedier. Jenis tanah litosol ini mempunyai konsistensi gembur, porositas, daya tahan untuk menahan air yang baik dan tahan terhadap erosi. Kemampuan tanah yang akan dijelaskan adalah kedalaman efektif tanah dan tekstur tanah. Untuk kedalaman efektif tanah rata – rata diatas 90 cm, sehingga cocok untuk vegetasi mengoptimalkan pertumbuhan akarnya. Sedangkan untuk tekstur tanah termasuk dalam tekstur tanah halus dengan jenis tanah litosol dan regosol yang mencakup 75% dari seluruh wilayah kota. Hal ini berarti tanah yang ada mempunyai kemampuan menahan dan mengikat air cukup besar. Sisanya 25% 7
  • 9. Rencana Aksi Kota Hijau memiliki tekstur sedang yang sifatnya kurang mampu menahan air, namun jika dilihat dari penyediaan unsur hara maka tekstur halus ini relatif baik dibandingkan tekstur sedang. 1.1.4 Profil Demografi Pada tahun 2011 penduduk Kota Blitar jumlahnya mencapai 148.834 jiwa, atau naik menjadi 3,78% dari tahun 2010. Jika diperinci tiap kecamatan, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Sananwetan yaitu sebesar 42.803 jiwa, Kecamatan Sukorejo sebanyak 50.411 jiwa dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Kepanjenkidul yaitu sebesar 42.803 jiwa. Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Tahun 2011 Jumlah Kepadatan Pertumbuhan No. Kecamatan Luas (km2) Penduduk Penduduk Penduduk (%) (jiwa) (Jiwa/km2) 1 Sukorejo 9.92 50.411 4,19% 4.076 2 Kepanjen Kidul 10.5 42.803 3,48% 5.082 3 Sananwetan 12.15 55.620 3,72% 5.262 Total 32.57 148.834 3,78% 4.803 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Blitar SDK Santa Maria, Sekolah Adiwiyata 8
  • 10. Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030 Gambar 2. 1 Peta Administratif Kota Blitar 9
  • 11. Rencana Aksi Kota Hijau 1.1.5 Kondisi Hidrologi Sungai yang melewati Kota Blitar adalah Sungai Lahar dengan panjang ± 7,84 km. Hulu Sungai Lahar berada di Gunung Kelud menuju ke Sungai Brantas. Selain Sungai Lahar, ada beberapa sungai-sungai kecil/anak sungai lain, baik yang berasal dari limpahan mata air ataupun sungai alami lainnya. Dari bentuk topografi Kota Blitar, maka arah aliran air akan menuju ke arah selatan. Kota Blitar jika dilihat secara hidrologis memiliki tiga wilayah DPS (Daerah Pengairan Sungai), yaitu: ― PS Lahar ― DPS Cari ― DPS Sumber Nanas Penentuan DPS ini berdasarkan dari topografi dimana DPS diambil dari daerah tertinggi serta luas pengaliran yang ada memungkinkan aliran dari saluran induk masuk ke sungai terdekat. Ditinjau dari kondisi fisik kota yang merupakan dataran rendah dengan aliran utama berupa sungai, maka saluran yang terdapat di Kota Blitar dapat dibagi dua saluran drainase, yaitu drainase makro dan mikro. Wilayah drainase makro meliputi: ― Daerah pengaliran Sungai Lahar melayani tangkapan air hujan di Blitar Utara, Tengah dan Barat ― Daerah pengaliran Sungai Cari melayani tangkapan air hujan di Blitar Utara dan Timur ― Daerah pengaliran Sungai Sumber Nanas melayani tangkapan air hujan di Blitar Utara dan Barat Selain terdapat air permukaan berupa sungai, Kota Blitar juga memiliki beberapa lokasi sumber mata air yang tersebar di seluruh wilayah Kota Blitar dengan jumlah keseluruhan 26 lokasi. Sumber air terbesar yaitu Sumber Wayuh yang memiliki luas areal 506 m² dan Sumber Jaran yang mempunyai luas 300 m², sedangkan sumber air lainnya memiliki debit air yang cukup kecil. 10
  • 12. 1.1.6 Sistem Jaringan Air Bersih Sumber utama air bersih di Kota Blitar adalah berasal dari air permukaan yang kondisinya relatif tetap, karena mengikuti daur hidrologi. Saat ini cadangan sumberdaya air di Kota Blitar dapat dikatakan masih surplus, baik dari air permukaan, air tanah maupun air hujan. Cadangan sumberdaya air yang cukup banyak berasal dari air permukaan, paling banyak di Kelurahan Pakunden sebesar 325,796 juta/m3, KelurahanTanggung sebesar 205,829 juta/m3, Kelurahan Ngadirejo sebesar 89,783 juta/m3, Kelurahan Sentul sebesar 163,974 juta/m3 dan yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Turi sebesar 1.89 juta/m3. Selain itu juga terdapat sumber mata air yang jumlahnya 25 sumber air, dengan sumber terbesar Kali Wayuh yang mempunyai luas 400 m2 dan sumber Pakunden yang mempunyai luas 300 m2 yang kesemuannya terletak di Kelurahan Pakunden. Dalam pelayanan kebutuhan air bersih untuk pelanggan, PDAM Kota Blitar mengambil air baku yang berasal dari dua sumber yaitu sumur bor dan mata air. Sumber air baku sumur bor berjumlah 18 unit dan satu mata air dengan total kapasitas terpasang sebesar 497 l/detik dengan rincian tujuh sumur yang berfungsi, sembulan sumur rusak, satu sumur belum berfungsi karena tidak ada pompa, dua buah sumur belum berfungsi karena masih dalam tahap pelaksanaan dan satu buah mata air yang belum berfungsi karena masih menunggu pembangunan menara air. Tabel 2. 3 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Tahun 2009 Sungai/ No. Kecamatan Ledeng Sumur Kemasan Lainnya Hujan 1. Sukorejo 3.769 9353 506 825 94 2. Kepanjen Kidul 3.059 6542 354 577 65 3. Sananwetan 3.331 12472 674 1101 125 Total 10 159 28367 1534 2503 284 Sumber : PDAM Daerah Kota Blitar dan BPS Kota Blitar (Indikator Makro Ekonomi Kota Blitar 11
  • 13. Rencana Aksi Kota Hijau 1.1.7 Sistem Jaringan Sampah Pemerintah Kota Blitar memiliki 2 unit instalasi pengolahan sampah tuntas di Kelurahan Blitar dengan kapasitas pengolahan ± 10 m³/hari yang dikelola oleh DKP dan Kelurahan Gedog (IPESATU) dengan kapasitas pengolahan ± 70 m³/hari bekerjasama dengan pihak swasta. Timbunan sampah yang dihasilkan penduduk Kota Blitar diperkiraan 2.5 liter per orang per hari dengan total sampah yang dihasilkan di seluruh kota adalah sekitar ± 334 m3/hari. Asumsi tersebut diambil berdasarkan data jumlah penduduk 140.574 jiwa Tahun 2010 (sumber Kota Blitar Dalam Angka 2011) jiwa atau 39.427 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan atau 21 kelurahan dengan kepadatan penduduk antara 35 sampai 42 jiwa/hektar. Tabel 2. 4 Jumlah Rumah Tangga menurut Cara Pembuangan Sampah Tahun 2011 Jumlah Cara Pembuangan No. Kecamatan RT Angkut Timbun Bakar Ke Kali Lainnya 1. Sukorejo 15,788 2,023 1,528 0 815 11,422 2. Kepanjen Kidul 11,362 2,895 2,190 0 516 5,761 3. Sananwetan 16,027 3,384 5,238 0 765 6,640 Total 43,177 8,302 8,956 0 2,096 23,823 Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tabel 2. 5 Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan dan Perkiraan Timbulan Sampah per Hari Tahun 2011 Jumlah Rumah Timbulan Sampah No. Kecamatan Tangga (m3/hari) 1. Sukorejo 15,788 177.62 2. Kepanjen Kidul 11,362 141.21 3. Sananwetan 16,027 168.00 Total 43,177 485.74 Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar 12
  • 14. 1.1.8 Sistem Jaringan Drainase Kondisi drainase Kota Blitar masih merupakan drainase gabungan dimana pembuangan air limbah dan air hujan serta air kotor disalurkan dalam satu saluran. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan lahan untuk drainase disamping keterbatasan dana untuk pengadaannya. Secara umum sistem drainase yang ada di Kota Blitar adalah sistem drainase tertutup, sedangkan di pinggiran kota saluran airnya adalah drainase terbuka. Kondisi jaringan drainase kota secara umum relatif teratur dengan baik dan memadai, sehingga tidak pernah terjadi banjir. Pada kondisi terburukpun genangan air terjadi tidak lebih dari 1 jam surut kembali. a. Kondisi fisik saluran drainase Kota Blitar secara umum baik yaitu 865 (94,84%) saluran dari total 912 saluran drainase. b. Kondisi aliran, 399 saluran dapat mengalirkan dengan lancar, 484 saluran kurang lancar dan sisanya 29(3.18%) saluran dalam kondisi tidak lancar. (sumber : Laporan Akhir Penyusunan Sistem Informasi Jalan, 2009) 1.1.9 Sistem Pengelolaan Limbah Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan Validasi Data Sanitasi Dasar Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tahun 2008 maka kepemilikan jamban yang layak di Kota Blitar + 67,5 % (layak dari kriteria Dinas Kesehatan). Salah satu strategi untuk mengatasi kepemilikan jamban yang relative kecil tersebut Kota Blitar mengembangkan konsep IPAL komunal mengingat kepadatan penduduk dibeberapa kelurahan yang tinggi serta lahan yang sempit. Sampai dengan tahun 2010 Kota Blitar telah memiliki 14 IPAL Sanimas (14 KSM) dengan total jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 1.087 SR atau 13
  • 15. Rencana Aksi Kota Hijau melayani 4.136 jiwa. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, tingkat penggunanan IPAL Sanimas oleh masyarakat adalah 100 % dari kapasitas rencana. Pelaksanaan program pembangunan IPAL komunal sampai dengan pemeliharaannya relatif baik. Inti dari program ini sebenarnya adalah pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat yang diwakili KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dapat secara langsung ikut dalam proses perencanaan sampai pemeliharaannya. Dengan konsep tersebut program ini tidak terlalu banyak mengalami masalah dikarenakan para KSM relatif telah bekerja dengan baik. Tabel 2. 6 Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun 2011 Tempat Buang Air Besar No. Kecamatan Jumlah RT Sendiri Bersama Umum Tidak Ada 1. Sukorejo 15,788 4982 - 334 - 2. Kepanjen Kidul 11,362 5308 - 424 - 3. Sananwetan 16,027 9096 - 620 - 4. Dst 43,177 19,386 0 1,378 0 Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tabel 2. 7 Jumlah Rumah Tangga Tanpa Tanki Septik Tahun 2011 Jumlah Rumah Tangga No. Kecamatan Tanpa Tangki Septik 1. Sukorejo 777 2. Kepanjen Kidul 548 3. Sananwetan 1,026 TOTAL 2,351 Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 1.1.10 Ruang Terbuka Hijau Kawasan ruang terbuka hijau di Kota Blitar tersebar diseluruh wilayah kota. Ruang terbuka hijau terdiri atas taman kota dan median jalan, lapangan, makam, tempat rekreasi, sawah perkotaan, dan sebagainya. 14
  • 16. Berdasarkan kepemilikannya, RTH perkotaan dibedakan dalam kategori RTH privat dan RTH publik. RTH privat di Kota Blitar berupa RTH pekarangan rumah pribadi dan pekarangan/ halaman perkantoran. Sedangkan untuk kondisi luasan masing-masing RTH di Kota Blitar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. 8 Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Blitar No. Lokasi Luas ( Ha ) RTH PUBLIK 649.3601 1. RTH PADA JALUR JALAN KOTA 0.1125 1 Pot jalan Ir. Soekarno 50 set 0.0025 2 Taman sepanjang Jl. Sudanco S. 0.0800 3 Taman sepanjang Jl. Jaksa Agung Suprapto 0.0250 4 Pot Alamanda Jl. S. Parman 40 bj 0.0050 2. RTH TAMAN PERSIMPANGAN JALAN, MONUMEN 0.0964 5 Pulau jalan di perempatan BRI 0.0023 6 Pulau jalan di perempatan toko sumber waras 0.0023 7 Pulau jalan di perempatan toko sidomulyo 0.0023 8 Pulau jalan di perempatan toko ijo 0.0006 9 Taman perempatan bok ireng 0.0007 10 Pot bis beton perempatan lovi sejumlah 24 pot 0.0019 11 Taman batas sanankulon 0.0120 12 Batas kota Rembang 0.0036 13 Taman perenpatan Plosokerep 0.0036 14 Taman Pulau timur stadion 0.0028 15 Taman tugu wahana Jl. Jend Sudirman 0.0005 16 Taman halaman peta Supriyadi 0.0120 17 Taman Tugu Pancasila 0.0120 18 Taman Pintu masuk Jl. S. Parman 0.0375 19 Taman Patung Ir. Soekarno 0.0025 2. RTH TAMAN 6.5395 20 Taman selatan penjara 0.0038 21 Taman selatan es mini I 0.0014 22 Taman tugu adipura Jl. Mawar 0.0015 23 Taman patung Koi sangut 0.0040 24 Taman timur jembatan sangut 0.0005 25 Taman pojok stadion 4 unit 0.0040 26 Bak taman depan stadion 0.0200 27 Taman barat pos polisi pleret 0.0020 15
  • 17. Rencana Aksi Kota Hijau No. Lokasi Luas ( Ha ) 28 Bak Taman depan stadion 0.0015 29 Taman timur SPBU Gedog 0.0008 30 Taman selatan SPBU Kebon Rojo 0.0015 31 Pot alamanda lapangan sananwetan 25 buah 0.0035 32 Taman TMP Suprijadi 0.0200 33 Taman kantor KLH 0.0750 34 Taman Aloon-aloon 3.4000 35 Taman di ling sekolah 3.0000 3. RTH LAPANGAN OLAHRAGA DAN MAKAM 56.2570 36 Makam Kota Blitar ( Tersebar ) 22.2270 38 Komplek makam Bung Karno 1.6000 39 Lapangan kota/kecamatan/kelurahan (Tersebar) 26.4300 40 Lapangan Sekolah 2.0000 41 Stadion 4.0000 3. RTH HUTAN KOTA DAN KEBUN BIBIT 9.3200 42 Hutan kota Kebun Rojo 2.9100 43 Agrowisata belimbing 5.0000 44 Hutan kota di Tanjungsari 0.8000 45 Hutan Kota Gedog 0.3600 46 Hutan Kota Tanggung 0.2500 4. RTH PENGAMAN JALUR KA, SUTT, SUNGAI DAN BUFFER ZONE 577.0347 48 Taman lintasan KA, Jl. Tanjung 0.0050 49 Buffer KA Double Track 152.9500 50 Buffer SUTT 40.0000 51 Buffer Sungai 163.4700 52 Taman bis beton timur lintasan KA, Jl. Tanjung 0.0015 53 Kav. konservasi di TPA 1.0000 54 Konservasi sumur PDAM 0.5000 55 Sempadan mata air 75.3982 5. TANAH BENGKOK BERUPA SAWAH YANG DISEWAKAN 123.6400 6. BATALYON INFANTERI 511 20.0700 7. KEBUN RAKYAT, TANAMAN LANGKA 1.2000 8. KEBUN BINATANG MINI 1.3000 RTH PRIVAT 1,309.5040 1 Sawah 1,032.5840 2 Lingkungan Permukiman 276.9200 Jumlah TOTAL 1,958.8641 Wil Perencanaan 3,257.2500 Sumber: Bappeda Kota Blitar 16
  • 18. 1.2 Potensi dan Masalah Potensi dan masalah yang akan dibahas pada sub bab ini berkaitan dengan penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Blitar. 1.2.1 Potensi Pemanfaatan lahan untuk kawasan tidak terbangun baik berupa sawah dan tegalan masih mendominasi penggunaan lahan di Kota Blitar yaitu sekitar 1.666 Ha atau 48%. Dengan ketersediaan lahan tersebut maka masih dimungkikan adanya pengembangan ruang terbuka hijau. Tabel 2. 9 Penggunaan Lahan Kota Blitar Kecamatan Kecamatan Kecamatan Luas Total No. Penggunaan Lahan Kepanjenkidul Sananwetan Sukorejo (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Kawasan Industri dan 1 Pergudangan 8.339 5.697 24.208 38.244 2 Kawasan Olahraga 1.547 1.767 0.437 3.751 3 Kawasan Pariwisata 2.94 6.535 1.251 10.726 Kawasan Pelayanan 4 Kesehatan 4.904 5.273 0.905 11.082 Kawasan Pelayanan 5 Pendidikan 21.979 27.482 12.169 61.63 Kawasan Pelayanan 6 Peribadatan 1.341 2.055 0.846 4.242 7 Kawasan Pemakaman 3.882 9.272 9.073 22.227 Kawasan Perdagangan 8 dan Jasa 37.92 11.665 28.045 77.63 9 Kawasan Perkantoran 21.138 22.276 1.826 45.24 Kawasan Pertahanan dan 10 Keamanan 1.565 21.912 0.337 23.814 Kawasan Pertanian Lahan 11 Basah (sawah) 347.141 460.586 348.497 1156.224 Kawasan Pertanian Lahan 12 Kering (bukan sawah) 202.528 148.893 158.696 510.117 Kawasan Perumahan dan 13 Permukiman 371.286 481.391 397.469 1250.146 Kawasan Ruang Terbuka 14 Hijau 14.749 6.836 6.096 27.681 17
  • 19. Rencana Aksi Kota Hijau Kecamatan Kecamatan Kecamatan Luas Total No. Penggunaan Lahan Kepanjenkidul Sananwetan Sukorejo (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Kawasan Terminal 15 Angkutan 6.18 3.205 0.939 10.324 16 Sungai 2.562 - 1.204 3.766 17 TPA - 0.406 0.406 TOTAL 1050 1215.25 992 3257.25 Sumber: RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030 1.2.2 Masalah Isu lingkungan hidup di Kota Blitar sebagaiamana tercantum dalam SLHD Kota Blitar Tahun 2011 adalah sebagai berikut : 1. Alih Fungsi Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, di Kota Blitar, maka kebutuhan akan perumahan akan semakin meningkat pula sehingga berdampak padalahan pertanian yang semakin berkurang sebagai akibat dari alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar telah terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan terbangun sebanyak 51 ha selama periode 2004 sampai 2010 atau terjadi alih fungsi lahan pertanian sebanyak 4,28 % dibandingkan dengan tahun 2004. Jumlah mutasi lahan pertanian menjadi kawasan terbangun terbanyak terjadi pada tahun 2006 sejumlah 26 ha dan yang terkecil terjadi pada tahun 2009 tidak ada mutasi lahan. Penurunan produksi sawah di kota Blitar, salah satu penyebabnya adalah luas lahan sawah pertanian di kota Blitar mengalami penyusutan yang sangat drastis selama lima tahun mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, hal ini dapat diketahui dari Tabel SE-9. Perubahan lahan ini sebagai akibat pengalihfungsian lahan pertanian menjadi lahan non pertanian atau lahan terbangun. Dari 18
  • 20. grafik 3.20 dapat diketahui perubahan lahan pertanian pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Grafik 3.20 Perubahan Lahan Pertanian ( Ha ) 1144 1141 1141 1134 1130 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber : SLHD Kota Blitar Tahun 2011 Gambar 2. 2 Perubahan Lahan Pertanian 2. Matinya Sumber Mata Air Sumber mata air yang ada di Kota Blitar sebanyak 27 buah. Tetapi akhir-akhir ini sudah ada 2 buah yang mati, bahkan ada beberapa yang debitnya sudah menurun. Penyebabnya cukup beragam, selain karena faktor alam, beberapa di antaranya juga disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Di samping sumber mata air tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah, pohon-pohon pelindung yang ada di sekitar sumber mata air juga ditebang secara sembarangan dan tidak digantikan,. 3. Pencemaran Air Sungai Masih rendahnya tingkat pengetahuan sebagian masyarakat akan pentingnya pelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup seperti pencemaran air limbah tahu di sungai sumber wayuh dan sumber 19
  • 21. Rencana Aksi Kota Hijau jaran Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo karena air limbah tahu langsung dibuang ke sungai, sedangkan IPAL yang tersedia belum optimal penggunaannya Berdasarkan hasil pengujian, kualitas air sungai sumber wayuh dan sumber jaran telah terjadi peningkatan kualitas dari semula kelas IV menjadi kelas III kriteria baku mutu air sesuai PP nomor 82 tahun 2001. Hal ini disebabkan karena kandungan COD, BOD, Phospat total dan Sulfida telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. 4. Persampahan Permasalahan sampah di perkotaan termasuk Kota Blitar adalah masalah yang pelik namun harus memiliki solusi yang matang dan terintegrasi. Wilayah perkotaan yang biasanya kesulitan dalam penyediaan lahan guna menampung sampah, karena sebagian besar telah digunakan sebagai permukiman. Tak terkecuali Kota Blitar, akhir-akhir ini masalah sampah mulai dirasakan telah mengalami kendala yang signifikan dalam penanganannya secara tuntas. Perkiraan timbunan sampah di Kota Blitar pada tahun 2009 sebanyak 348,64 m3/hari, sedangkan timbunan sampat yang dapat tertanggulangi hanya 50 % saja. Timbunan sampah ini setiap tahunnya terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Kota Blitar, selain itu sulitnya mencari lokasi TPA juga merupakan kendala yang serius bagi Kota Blitar karena lokasi TPA yang ada berada di wilayah Kabupaten Blitar.Untuk mengurangi volume timbunan sampah, maka Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Keberihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar telah mengupayakan lokasi pengolahan sampah menjadi kompos di setiap Kecamatan, sedangkan saat ini PemerintahKota Blitar telah memiliki Instalasi Pengolahan Sampah Tuntas (IPESATU) di Kecamatan Sananwetan. 20
  • 22. 1.3 Program Unggulan Program Unggulan yang dilaksanakan Kota Blitar dalam bidang Lingkungan Hidup adalah program Kampung Iklim (Climate Village), Mitigasi Kota Blitar dengan menurunkan 26% Emisi Tahun 2020 1.3.1 Program Kampung Iklim Kegiatan ini merupakan respon terhadap program kampung Iklim yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Secara garis besar merupakan upaya yang terencana dan intensif dalam langkah mitigasi dan adaptasi akibat perubahan iklim. Hal ini berkaitan dengan indikasi perubahan iklim di Kota Blitar pada 10 Tahun terakhir sebagai berikut: a. Curah hujan cenderung menurun dari 2400 menjadi 1350 mm/Tahun b. Temperatur udara rata-rata meningkat dari 29˚C menjadi 31˚C c. Anomali cuaca yang berdampak pada kegagalan panen vegetasi lokal berupa rambutan. d. Hujan turun tidak intensif sehingga cadangan air tanah menurun dan beberapa mata air mengering. e. Penurunan level; air tanah dengan indikasi pendangkalan sumur dari rata-rata 4 m menjadi 7 m dan mulai tercemar rembesan tinja/bakteri ecoli. Kampung Iklim Kelurahan Pakunden 21
  • 23. Rencana Aksi Kota Hijau Pada program ini dipilih 1 kelurahan sebagai pilot program Kampung Iklim yang ada di Kota Blitar. Tujuan program tersebut adalah: 1. Zero waste water (Limbah Cair) 2. Zero solid waste (Sampah) 3. Zero Air Polution ( Polusi Udara) 4. Energi terbaharukan (Biogas) 5. PJU Energi Matahari 6. Air Bersih tanpa dimasak 7. Penghijauan dan revitalisasi sumber air Bentuk kegiatan: 1. Launching Kelurahan Pakunden sebagai pilot program climate village atau Kampung Iklim untuk Kota Blitard dan mengalokasikan anggaran + 1 Miliar. 2. Pembangunan talud pelindung untuk mata air sumber wayuh dan sumber jaran serta pembangunan sumur resan. 3. Pembangunan final treatment limbah tahu di aliran sungai sumber wayuh. 4. Bakti sosial berupa pembersihan sungai dan penanaman bibit pohon buah rambutan sebanyak 300 batang, bibit pohon suren sebanyak 700 batang dan bibit pohon kelengkeng 200 batang terutama di lokasi sekitar sumber air di Kelurahan Pakunden. Rambutan dan Kelengkeng dipilih karena merupakan tanaman produktif dan cocok untuk tumbuh di wilayah Blitar sedangkan suren dipilih sebagai sarana peneduh dan resapan yang relatif dapat bertahan lama karena daunnya yang tidak bisa dimakan ternak dan memliki kandungan zat yang dapat menolak serangga perusak 22
  • 24. 5. Pemberian bantuan mesin pencacah sampah sebagai salah satu upaya pengurangan timbulan dan pemanfaatan sampah kepada sekolah adiwiyata. 6. Pemberian bantuan gerobak sampah secara simbolis kepada Kelurahan Pakunden. Gerobak sampah nantinya berjumlah 15 yang akan dibagi kepada RW se Kelurahan Pakunden serta Kelurahan yang mempunyai industri rokok sejumlah 6 kelurahan 7. Penyerahan secara simbolis tempat sampah basah dan kering serta bunga sanseiviera sebagai tanaman penyerap polusi kepada tim penggerak PKK Kelurahan Pakunden . Tempah sampah basah kering sejumlah 15 set rencananya akan diserahkan kepada 3 Puskesmas induk Kecamatan se Kota Blitar, Terminal Patria, PKK serta kelurahan yang mempunyai industri rokok. 2.3.1 Mitigasi Kota Blitar menuju penurunan Emisi 26% Tahun 2020. 8. Pengadaan papan nama mata air. 9. Pembangunan SR dengan IPAL. 1.3.2 Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar dengan Menurunkan 26% Emisi Tahun 2020 Kegiatan ini merupakan respon perubahan iklim dan mitigasi di Kota Blitar. Tujuan program tersebut adalah: 1. Menurunkan Ekspose gas metan dari limbah domestik maupun limbah industri rumah tangga 2. Menurunkan ekspose gas metan sampah dengan Sanitary Landfill 3. Pengendalian ekspose karbon pada sistem transportasi dan industri dengan kontrol emisi gas buang 4. Peningkatan paparan oksigen dengan penghijauan Bentuk kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar dengan menurunkan 26% emisi tahun 2020 meliputi : 23
  • 25. Rencana Aksi Kota Hijau 1. Pembangunan laboratorium dan pengadaan peralatan laboratorium kualitas air dan udara sebagai salah satu upaya pemantauan kualitas lingkungan di kota blitar. 2. Pembangunan konstruksi perlindungan mata air di lokasi mata air 3. Pembangunan IPAL Puskesmas. 4. Pembangunan biogas limbah tahu. 5. Studi Pembangunan Impounding Reservoir dan Penyediaan Lahan. 6. Pembangunan IPAL Komunal sebanyak 14 Unit dan sumur resapan Air Hujan sebanyak 100 Unit 7. Rencana Pembangunan TPA Sanitary Landfill pada Tahun 2012 yang didahului dengan penyusunan Masterplan TPA, Studi Kelayakan, DED dan penyiapan lahan TPA Tahun 2011. 8. Kajian Kerentanan Kota Blitar terhadap perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan atau curah hujan ekstrem. 9. Dialog pembelajaran bersama terkait dampak perubahan iklim. 10.Sosialisasi kebijakan lingkungan. Adipura dan Adiwiyata 24
  • 26. 1.4 Pencapaian Kota Blitar telah melaksanakan program/kegiatan dalam rangka Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang saat ini sedang ditingkatkan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Pemerintah Kota Blitar melalui beberapa Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), seperti Bappeda, Dinas PU, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat maupun Kecamatan dan Kelurahan secara terpadu dan bersinergi dengan masyarakat telah dan terus melaksanakan kegiatan penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup dengan prestasi sebagai berikut : Tabel 2. 10 Pencapaian Bidang Lingkungan Hidup Kota Blitar Nama Deskripsi Pemberi No. Periode Penghargaan Penghargaan Penghargaan 1. Otonomi Award Sebagai pemenang JPIP 2006 kategori partisipaasi masyarakat 2. Otonomi Award Sebagai pemenang JPIP 2006 kategori inovasi pelayanan publik bidang kesehatan 3. Penghargaan Sebagai pemenang Presiden RI 2006 Pemrakarsa kategori konsistensi Pembangunan dan keberlanjutan Manusia program Indonesia 4. Penghargaan Menggerakkan dan Menteri 2006 Manggala Karya memberdayakan Kesehatan Bakti Husada masyarakat untuk Republik Arutala hidup sehat Indonesia 5. Penghargaan Peningkatan Gubernur 2008 Gubernur Jawa Pelayanan Publik Jawa Timur Timur Terbaik se jawa Timur 25
  • 27. Rencana Aksi Kota Hijau Nama Deskripsi Pemberi No. Periode Penghargaan Penghargaan Penghargaan 6. Otonomi Award Nominasi kategori JPIP 2009 sanitasi 7. Adipura Kota Menengah Kementerian 2005- Lingkungan 2012 Hidup 8. Tata Ruang Kota Menengah Kementrian 2008 Berkelanjutan Pekerjaan Award Umum 9. Adiwiyata Calon Sekolah Kementrian 2009 Adiwiyata Lingkungan Hidup 10. Adiwiyata Penghargaan Sekolah Gubernur 2010 - Peduli dan Berbudaya Jawa Timur 2011 Lingkungan ( SDK Santa Maria Kota Blitar) 11. Adiwiyata Penghargaan Sekolah Kementerian 2012 Mandiri Peduli dan Berbudaya Lingkungan Lingkungan ( SDK Hidup Santa Maria Kota Blitar) 12. Cipta Wisata Penghargaan di Kementrian 2011 Award Bidang Pariwisata Kebudayaan yang Berkelanjutan dan Pariwisata 13. Green City Penghargaan di Kementerian 2012 Bidang Lingkungan Lingkungan Hidup Hidup Sumber : Bappeda Kota Blitar 26
  • 28. BAB III STRATEGI, KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN Pemerintah Kota Blitar mempunyai komitmen untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Komitmen tersebut ditekankan pada tujuan penataan ruang Kota Blitar yang berbunyi “Mewujudkan Kota Blitar sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan”. Aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berarti Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas pertanian perkotaan maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi Kota Blitar. Sedangkan berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar tidak hanya memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun juga bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang akan datang dengan memperhatikan lingkungan. Tujuan tersebut dijabarkan pada penetapan kebijakan, strategi dan rencana pengembangan. 3.1. Kebijakan dan Strategi Kebijakan dan strategi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam RTRW Kota Blitar Tahu 2011- 2030 adalah sebagai berikut : 1. Green Open Space Kebijakan : peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota Strategi : a. mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada; b. mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah 27
  • 29. Rencana Aksi Kota Hijau beralih fungsi; dan c. meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau meliputi hutan kota, lapangan olahraga terbuka, taman kota, taman lingkungan, sabuk hijau, jalur hijau jalan, sempadan, dan inovasi penyediaan RTH lainnya. 2. Green Community Kebijakan : peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota Strategi : mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau kota. 3. Green Water Kebijakan : peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana lingkungan permukiman Strategi : d. mengembangkan sistem jaringan drainase secara terintegrasi; dan e. mengembangkan konservasi sumber daya air untuk menjaga ketersediaan serta keberlanjutan sumber daya air 4. Green Waste Kebijakan : peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana lingkungan permukiman Strategi : a. meningkatkan sistem pengelolaan persampahan terpadu dengan teknik-teknik yang berwawasan lingkungan; dan b. meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berbasis komunal. 28
  • 30. 5. Green Energy Kebijakan : peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana lingkungan permukiman Strategi : mengembangkan prasarana jaringan listrik dan sumber energi listrik alternatif 6. Green Transportation Kebijakan : peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan. Strategi : mengembangkan sistem transportasi massal dan ramah lingkungan. Kebun Bibit Kelurahan Rembang 29
  • 31. Rencana Aksi Kota Hijau 3.2. Rencana Pengembangan Green Planning merupakan perwujudan rencana tata ruang dan rancang kota yang berbasis lingkungan hidup. Dalam penyusunan rencana tata ruang dan rancang kota harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dilaksanakan secara terus menerus dan sinergis antara perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Green open space berarti bahwa meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan karakteristik kota/kabupaten dengan target RTH 30%. Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyatakan bahwa penyediaan ruang terbuka hijau harus memenuhi minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah total. Rincian ruang terbuka hijau meliputi ruang terbuka hijau privat sebesar 10% dan ruang terbuka hijau publik sebesar 20%. Rencana pengembangan ruang Jalur Hijau Jalan Sudancho Supriyadi terbuka hijau di Kota Blitar sebagaimana disebutkan dalam RTRW Kota Blitar 30
  • 32. Tahun 2011 – 2030 adalah dengan penyediaan ruang terbuka hijau privat dan publik. Ruang terbuka hijau privat seluas kurang lebih 10,8 % dari luas Kota meliputi : a. pekarangan rumah; b. halaman perkantoran, fasilitas umum, pertokoan, dan tempat usaha; c. sawah dengan luas kurang lebih 366 Ha. Ruang terbuka hijau publik seluas kurang lebih 20% dari luas Kota Blitar meliputi : a. ruang terbuka hijau taman dan hutan kota ruang terbuka hijau taman lingkungan dan taman kota dengan luas kurang lebih 35 Ha; ruang terbuka hijau hutan kota antara lain Kebon Rojo dan Hutan Kota Tanjungsari dengan luas kurang lebih 11 Ha; dan ruang terbuka hijau sabuk hijau dengan luas kurang lebih 350 Ha. b. ruang terbuka hijau jalur hijau jalan ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan dengan luas kurang lebih 61 Ha; ruang terbuka hijau pulau jalan dan median, dengan luas kurang lebih 0,19 Ha; dan ruang terbuka hijau pedestrian dengan luas kurang lebih 0,02 Ha. c. ruang terbuka hijau fungsi tertentu. ruang terbuka hijau sempadan sungai dengan luas kurang lebih 156 Ha; ruang terbuka hijau sempadan mata air dengan luas kurang lebih 129 Ha; ruang terbuka hijau sempadan jalur KA dengan luas kurang lebih 24 Ha; 31
  • 33. Rencana Aksi Kota Hijau ruang terbuka hijau jalur SUTET/SUTT dengan luas kurang lebih 37 Ha; ruang terbuka hijau TPA dengan luas kurang lebih 5 Ha; dan ruang terbuka hijau pemakaman dengan luas kurang lebih 33 Ha. Green transportation merupakan perwujudan penggunaan transportasi publik ramah lingkungan, berjalan kaki dan bersepeda. Upaya perwujudan green transportation difokuskan pada rencana pelayanan angkutan umum. Rencana pelayanan angkutan umum difokuskan pada penggunaan moda transportasi yang ramah lingkungan baik dengan transportasi umum massal maupun dengan moda transportasi lain, yaitu : a. pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) pada koridor- koridor jalan utama; b. revitalisasi dan pengembangan halte diseluruh wilayah Kota Blitar terutama pada tempat yang strategis disetiap rute angkutan perkotaan; dan c. penataan moda transportasi lain, berupa lokasi-lokasi pangkalan ojek dan becak. Rencana jaringan jalan pejalan kaki adalah pengembangan jalur pejalan kaki yang diprioritaskan untuk mendukung pengembangan kawasan wisata meliputi : Jalan Merdeka, Jalan A. Yani, Jalan Ir. Soekarno, Jalan Sudancho Suprijadi, Jalan Diponegoro, Jalan Sultan Agung, dan Jalan Dr. Sutomo. 32
  • 34. Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030 Gambar 3. 1 Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau 33
  • 35. Rencana Aksi Kota Hijau Green waste merupakan perwujudan konsep zero waste. Rencana pengembangan zero waste dituangkan dalam pengelolaan air limbah dan persampahan. Rencana pengelolaan air limbah meliputi sistem pengelolaan air limbah rumah tangga dan sistem pengeloaan air limbah bukan rumah tangga. Sistem pengelolaan air limbah rumah tangga direncanakan menggunakan sistem on-site dan sistem off-site. Pengelolaan limbah rumah tangga dengan sistem on-site diarahkan pada kawasan perumahan kepadatan rendah dan sedang, sedangkan pengelolaan limbah rumah tangga dengan sistem off-site diarahkan pada kawasan perumahan kepadatan sedang sampai tinggi, terutama pada kawasan kumuh dan perumahan yang dilakukan oleh pengembang. Sistem pembuangan air limbah bukan rumah tangga diarahkan pada pengembangan sistem pengolahan air limbah pada kawasan industri dan peternakan. Rencana sistem persampahan meliputi rencana Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) dan rencana Tempat Pembuangan Sampah Sementara Terpadu (TPST), dengan rencana pengembangan meliputi : a. pengembangan TPA di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan; b. peningkatan pengelolaan sampah melalui sistem sanitary landfill; c. pengembangan dan peningkatan TPS diseluruh kelurahan menjadi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST); d. peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah secara mandiri; dan e. peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam pengembangan dan pengelolaan TPA Bersama. Green Community merupakan perwujudan pengembangan jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang 34
  • 36. sehat. Bentuk peran masyarakat dilakukan dalam penataan ruang maupun dalam kebijakan pembangunan lainnya baik dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Dalam tahap perencanaan, masyarakat dapat memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah. Bentuk peran masyarakat dalam tahap pemanfaatan, maasyarakat dapat bekerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang serta memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana pembangunan yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam pengendalian, masyarakat dapat ikutserta dalam memantau, mengawasi, melaporkan dan mengajukan keberatan pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengolahan Limbah Non Domestik 35
  • 37. Rencana Aksi Kota Hijau Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030 Gambar 3. 2 Rencana Pengembangan Sistem Persampahan 36
  • 38. Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030 Gambar 3. 3 Rencana Pengembangan Sistem Pengelolaan Limbah 37
  • 39. Rencana Aksi Kota Hijau Green energy merupakan perwujudan pemanfaatan energi yang efisien dan ramah lingkungan. Rencana pengembangan sistem jaringan energi meliputi pembangkit listrik dan jaringan prasarana energi. Rencana pembangkit listrik meliputi : a. pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Kecamatan Kepanjenkidul; b. pengembangan pembangkit listrik tenaga surya; dan c. pengembangan listrik tenaga altenatif lainnya yang ramah lingkungan. Rencana jaringan prasarana energi meliputi jaringan transmisi tenaga listrik dan bangunan pengelolaan jaringan listrik. Green water merupakan upaya menerapkan konsep ekodrainase dan zero run off. Konsep ini ditekankan pada rencana pengembangan system drainase perkootaan dan sistem prasarana sumberdaya air. Rencana pengembangan sistem drainase dilakukan dengan revitalisasi sistem jaringan drainase primer, sistem jaringan drainase sekunder, dan sistem jaringan drainase tersier. Sistem prasarana sumberdaya air ditekankan pada pengembangan sistem pengendalian banjir, meliputi : a. perlindungan terhadap daerah aliran sungai melalui konservasi daerah aliran sungai dan pengendalian pembangunan kawasan budidaya; b. pengembangan sistem jaringan drainase tersistem dengan saluran pembuangan utama meliputi : 1. Sungai Lahar berserta anak sungainya; 2. Sungai Cari berserta anak sungainya; 3. Sungai Sumber Nanas berserta anak sungainya; dan 4. Kali Tugu/Sumber Saman berserta berserta anak sungainya. c. melakukan pengerukan secara berkala pada sungai –sungai tersebut. 38
  • 40. Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030 Gambar 3. 4 Rencana Pengembangan Sistem Drainase 39
  • 41. Rencana Aksi Kota Hijau BAB IV RENCANA AKSI KOTA HIJAU 4.1. Kegiatan Utama P2KH Rencana aksi untuk mewujudkan Blitar Kota Hijau meliputi penarapan beberapa atribut Kota Hijau. Atribut kota hijau terdiri dari : 1. Perencanaan dan perancangan kota (Green Planning and Design), yang bertujuan meningkatkan kualitas rencana tata ruang dan rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau, upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. 2. Pembangunan ruang terbuka hijau (Green Open Space) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan karakteristik kota/kabupaten, dengan target RTH 30%. 3. Komunitas hijau (Green Community) yaitu pengembangan jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang sehat. 4. Pengurangan dan pengolahan limbah dan sampah (Green Waste) yaitu dengan menerapkan pengelolaan limbah dan sampah hingga menghasilkan zero waste. 5. Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan (Green Transportation) yaitu dengan mendorong warga untuk menggunakan transportasi publik ramah lingkungan, serta berjalan kaki dan bersepeda dalam jarak pendek. 6. Peningkatan kualitas air (Green Water) dengan menerapkan konsep ekodrainase dan zero runoff. 7. Green Energy, yaitu pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan. 40
  • 42. 8. Green Building, yaitu penerapan bangunan hijau yang hemat energi. Dalam pelaksanaannya Kota Blitar sendiri belum mampu menerapkan kedelapan atribut Kota Hijau secara keseluruhan. Program dan kegiatan yang mendukung Kota Hijau di Kota Blitar pada tahun 2014 diarahkan pada pelaksanaan green water, green waste, green community, green open space, green planning and design. Program dan kegiatan itu tertuang jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Blitar Tahun 2011 – 2015 sebagai berikut : 1. Rencana Aksi Green Planning and Design Program/kegiatan pada atribut green planning and design meliputi a. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan b. Penyusunan Kebijakan Investasi bagi Pembangunan Fasilitas Infrastruktur c. Fasilitasi Perencanaan Pengembangan Kawasan Agrowisata Blimbing dan Urban sanitation Project to Support PNPM Mandiri d. Pengembangan Blitar Kota Sehat e. Sinkronisasi Program Pembangunan Sanitasi Kota f. Kajian Sanitasi berbasis masyarakat g. Pengarustamaan gender dalam pembangunan sanitasi kota h. Rencana Induk Drainase Kota i. Penyusunan EHRA j. Rencana Induk Ruang Terbuka Hijau Kota Blitar k. Penyusunan Green Map l. Penyusunann DED Taman Kota m. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Pemanfaatan Ruang Lintas Kabupaten/Kota (Fasilitasi P2KH) n. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan 41
  • 43. Rencana Aksi Kota Hijau o. Revisi Rencana Tata Ruang p. Penyusunan Prosedur dan Manual Pengendalian Pemanfaatan Ruang q. Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah r. Rencana Induk Drainase Kota Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2 (dua) SKPD yang membidangi penataan ruang yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar. 2. Rencana Aksi Green Water Program/kegiatan pada atribut green water meliputi : a. Konservasi Sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber - sumber air b. Pembangunan saluran drainase / gorong-gorong c. Pembangunan jaringan air bersih/air minum d. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3 (tiga) SKPD yang membidangi lingkungan hidup dan keciptakaryaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup. 3. Rencana Aksi Green Waste Program/kegiatan pada atribut green waste meliputi : a. Pemantauan kualitas lingkungan b. Pengembangan produksi ramah lingkungan c. Peningkatan sarana dan prasarana pengendalian lingkungan hidup d. Peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan hidup 42
  • 44. e. Pengendalian dampak perubahan iklim f. Pembangunan Sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (DAK Sanitasi) g. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan h. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan i. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan j. Pembangunan TPA sanitary landfill Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3 (tiga) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, dan lingkungan hidup yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup. 4. Rencana Aksi Green Community Program/kegiatan pada atribut green community meliputi : a. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan sanitasi b. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang d. Sosialisasi kebijakan, norma, standart, prosedur dan manual pengelolaan RTH e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan f. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan g. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura h. Sosialisasi P2KH Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 5 (lima) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, lingkungan hidup 43
  • 45. Rencana Aksi Kota Hijau dan perencanaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum Daerah, Kantor Lingkungan Hidup Bappemas dan Keluarga Berencana dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5. Rencana Aksi Green Open Space Program/kegiatan pada atribut green open space meliputi : a. Pemeliharaan RTH b. Pengembangan taman rekreasi c. Peningkatan sarana prasarana taman kota d. Pemeliharaan keindahan taman dan sarana olahraga e. Pembangunan Taman Kota dan Supervisi Kelurahan Bendogerit f. Penataan RTH g. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengendalian Lingkungan Hidup h. Konversi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2 (dua) SKPD yang membidangi lingkungan hidup yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Kantor Lingkungan Hidup. Pengolahan Sampah di Kota Blitar 44
  • 46. 45
  • 47. Rencana Aksi Kota Hijau Tabel 4. 1 Rencana Aksi Green Planning and Design Tahun (dalam ribu rp.) Program dan No. Ket. Kegiatan 2012 2013 2014 Bappeda 1 Sosialisasi 125.000 110.250 115.700 APBD Kebijakan Perencanaan Pembangunan 2 Penyusunan 50.000 52.000 53.000 APBD Kebijakan Investasi bagi Pembangunan Fasilitas Infrastruktur 3 Fasilitasi 55.000 60.000 60.000 APBD Perencanaan Pengembangan Kawasan Agrowisata Blimbing dan Urban sanitation Project to Support PNPM Mandiri 4 Pengembangan 50.000 55.000 60.000 APBD Blitar Kota Sehat 5 Sinkronisasi 150.000 157.000 165.000 APBD Program Pembangunan Sanitasi Kota 6 Kajian Sanitasi 150.000 0 0 APBD berbasis masyarakat 7 Pengarustamaan 0 100.000 0 APBD Gender dalam Pembangunan sanitasi Kota 8 Rencana Induk 0 246.000 0 APBD Drainase Kota 9 Penyusunan EHRA 0 0 131.000 APBD 46
  • 48. Tahun (dalam ribu rp.) Program dan No. Ket. Kegiatan 2012 2013 2014 10 Rencana Induk 300.000 0 0 APBN Ruang Terbuka Hijau Kota Blitar 11 Penyusunan Green 100.000 0 0 APBN Map 12 Penyusunann DED 90.000 0 0 APBN Taman Kota 13 Koordinasi dan 75.000 0 0 APBD Fasilitasi Penyusunan Pemanfaatan Ruang Lintas Kabupaten/Kota (Fasilitasi P2KH) Dinas Pekerjaan Umum Daerah 12 Penyusunan 200.000 200.000 200.000 APBD rencana tata bangunan dan lingkungan 13 Revisi rencana 0 0 350.000 APBD tata ruang 14 Penyusunan 50.000 0 0 APBD prosedur dan manual pengendalian pemanfaatan ruang 15 Penyusunan 150.000 0 0 kebijakan manajemen APBD pengelolaan sampah 16 Rencana Induk 0 246.000 0 APBD Drainase Kota Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar 47
  • 49. Rencana Aksi Kota Hijau Tabel 4. 2 Rencana Aksi Green Open Space Tahun (dalam ribu rp.) Program dan No. Ket. Kegiatan 2012 2013 2014 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 1 Pemeliharaan APBD 617.454 781.000 734.375 RTH 2 Pengembangan 369.445 197.500 232.875 APBD taman rekreasi 3 Peningkatan 101.943 63.0000 66.150 APBD sarana prasarana taman kota 4 Pemeliharaan 0 262.500 275.625 APBD keindahan taman dan sarana olahraga 5 Pembangunan 910.000 0 0 APBN Taman Kota dan Supervisi Kelurahan Bendogerit 6 Penataan RTH 196.400 0 0 APBD Kantor Lingkungan Hidup 7 Peningkatan 99.562 0 0 APBD Sarana dan Prasarana Pengendalian Lingkungan Hidup 8 Konversi 50.000 0 0 APBD Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air Sumber : DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar 48
  • 50. Tabel 4. 3 Rencana Aksi Green Community Program dan Tahun (dalam ribu rp.) No. Ket. Kegiatan 2012 2013 2014 Bappemas dan KB Pemberdayaan Masyarakat dalam 1 Proses 47.250 49.612 52.093 APBD Pembangunan Sanitasi Kantor Lingkungan Hidup Peningkatan edukasi dan komunikasi 2 30.000 30.000 30.000 APBD masyarakat di bidang lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Daerah Sosialisasi peraturan perundang- 3 50.000 0 0 APBD undangan tentang rencana tata ruang Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sosialisasi kebijakan, norma, 4 standart, prosedur 75.000 71.250 67.687 APBD dan manual pengelolaan RTH Peningkatan peran serta masyarakat 5 125.000 0 0 APBD dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi kebijakan 6 pengelolaan 35.000 0 0 APBD persampahan Koordinasi Penilaian 7 150.000 157.500 165.375 APBD Kota Sehat/Adipura Bappeda 8 Sosialisasi P2KH 100.000 0 0 APBN Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar, Bapemas & KB 49
  • 51. Rencana Aksi Kota Hijau Tabel 4. 4 Rencana Aksi Green Waste Program dan Tahun (dalam ribu rp.) No. Ket. Kegiatan 2012 2013 2014 Kantor Lingkungan Hidup 1 Pemantauan 15.000 95.000 APBD kualitas 150.000 lingkungan 2 Pengembangan 10.000 12.500 15.000 APBD produksi ramah lingkungan 3 Peningkatan 1.075.000 1.075.000 1.075.000 APBD sarana dan prasarana pengendalian lingkungan hidup 4 Peningkatan 642.328 674.444 708.166 APBD sarana dan prasarana pemantauan lingkungan hidup 5 Pengendalian 334.057 350.760 368.298 APBD dampak perubahan iklim Dinas Pekerjaan Umum Daerah Pembangunan 938.668 985.601 1.034.882 APBD Sarana Sanitasi Lingkungan 6 Berbasis Masyarakat (DAK Sanitasi) Dinas Kebersihan dan Pertamanan Penyediaan 545.000 950.000 0 APBD prasarana dan 7 sarana pengelolaan persampahan Peningkatan 520.000 573.300 APBD operasi dan 546.000 8 pemeliharaan prasarana dan 50
  • 52. Program dan Tahun (dalam ribu rp.) No. Ket. Kegiatan 2012 2013 2014 sarana persampahan Pengembangan 11.620.00 3.000.000 1.500.000 APBD teknologi 0 9 pengolahan persampahan Pembangunan 6.000.000 8.000.000 0 APBN 10 TPA sanitary landfill Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar Agrowisata Belimbing Karangsari 51
  • 53. Rencana Aksi Kota Hijau Tabel 4. 5 Rencana Aksi Green Water Program dan Tahun (dalam ribu rp.) No. Ket. Kegiatan 2012 2013 2014 Kantor Lingkungan Hidup 1 Konservasi 20.000 20.000 APBD Sumber daya air 30.000 dan pengendalian kerusakan sumber - sumber air Dinas Pekerjaan Umum Daerah Pembangunan 90.500 95.000 99.750 APBD 2 saluran drainase / gorong-gorong Pembangunan 892.584 937.213 984.073 APBD jaringan air 3 bersih/air minum(DAK Air Minum) Dinas Kebersihan dan Pertamanan Koordinasi 70.000 0 0 APBD Pengelolaan 4 Prokasih/Superkas ih Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar Pengolahan Limbah Domestik 52
  • 54. 4.2. Komitmen Daerah Terhadap RAKH Rencana Aksi Kota Hijau Tahun 2012-2014 Kota Blitar ini disusun berdasarkan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011- 2015. Dokumen tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-2015. Sumber pembiayan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari APBD Kota Blitar dan dana-dana hibah seperti WASAP-D untuk kegiatan sanitasi, Aus-Aid untuk sanitasi dan persampahan serta dana-dana DAK, Bantuan Propinsi atau mungkin dana lainnya. Komitmen Pemerintah Kota Blitar terhadap pelaksanaan Kota Hijau dapat ditinjau dari penyelenggaraan program/kegiatan yang telah dilaksanakan pada masing-masing SKPD terkait. Program/kegiatan tersebut dijabarkan dalam project digest. Tabel 4. 6 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Air Limbah) No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD 1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan Hidup DAK Bidang 1.081.300.000 2007 DAK, DAU KLH Lingkungan Hidup Sanitasi 230.000.000 2007 Dana KLH Masyarakat Perimbangan Sanitasi 200.000.000 2008 Dana DKP Masyarakat Perimbangan Pembangunan 447.500.000 2008 DPKD Jamban (dana ISSDP di DPKD)keluarga 53
  • 55. Rencana Aksi Kota Hijau No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD Pembangunan 329.808.000 2008 DPKD IPAL (Dana ISSDP DPKD) Pembangunan 2008 DPKD jamban (P5K) 170.000.000 2 Program Peningkatan Pengendalian Polusi Pengujian kadar 2009 Dana KLH polusi dan 74.436.000 Perimbangan limbah padat dan limbah cair Bangga 250.000.000 2009 Dana DPKD Sanimas Perimbangan ISSDP 158.940.000 2009 DPKD 300.000.000 2009 DPKD Sanimas LH 200.000.000 2009 DPKD 3 Program Peningkatan Pengendalian Polusi Pengujian kadar 6.125.000 2010 Dana KLH polusi dan Perimbangan limbah padat dan limbah cair Pembangun/cair 75.000.000 2010 Dana KLH yang Perimbangan menimbulkan polusi tempat pembuangan benda padat 4 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan Hidup Pemantauan 300.000.000 2010 Dana KLH Kualitas Perimbangan Lingkungan Peningkatan 1.053.937.500 2010 DAK LH KLH sarana dan Prasarana Pengendalian 54
  • 56. No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD lingkungan Hidup Peningkatan 400.000.000 2010 Banprop DPU sarana dan Prasarana Pengendalian lingkungan Hidup Pembangunan 375.000.000 2010 Dana DPKD IPAL Perimbangan (Implementasi Renstra Sanitasi) 5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Pengembangan 967.810.000 2010 DAK DPKD jaringan distribusi air bersih (DAK Air Minum dan Sanitasi) 6 Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam Pembangunan 302.850.000 2011 Hibah KLH tempat AUSAID pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polusi 7 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Pembangunan 893.970.000 2011 DAK DPU sarana sanitasi lingkungan berbasis 55
  • 57. Rencana Aksi Kota Hijau No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD masyarakat 8 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Peningkatan 1.053.937.500 2011 DAK KLH sarana dan prasarana pengendalian lingkungan hidup Peningkatan 611.741.485 2011 DBHCHT KLH sarana dan prasarana pemantauan lingkungan hidup 9 HIBAH WASAP-D Pembangunan 3.000.0000 2011 SLBM DPKD Sanitasi (Sanitasi Berbasis Lingkungan Masyarakat Berbasis Masyarakat) WASAP D 10 Pemberdayaan Komunitas Perumahan Pembangunan 831.943.000 2011 DAK DPU sarana dan perumahan prasarana dan lingkungan permukiman perumahan dan permukiman 11 Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam Pengendalian 318.150.000 2011 Dana KLH dampak Perimbangan perubahan iklim Sumber : APBD Kota Blitar Tahun 2007-2011 56
  • 58. Tabel 4. 7 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Sampah) No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD 1 Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Sampah Penyediaan 199.000.000 2007 Dana KLH prasarana dan Perimbangan sarana pengelolaan persampahan Peningkatan 133.480.000 2007 Dana KLH operasi dan Perimbangan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Peningkatan 75.000.000 2007 Dana KLH kemampuan Perimbangan aparat pengelolaan persampahan Kerjasama 475.000.000 2007 Dana KLH Pengelolaan Perimbangan persampahan Peningkatan 230.000.000 2007 Dana KLH pemeliharaan Perimbangan alat berat persampahan Pengelolaan 584.858.220 2007 Dana KLH Lingkungan Perimbangan Penyediaan 40.000.000 2008 Dana DKP prasarana dan Perimbangan sarana pengelolaan persampahan 57
  • 59. Rencana Aksi Kota Hijau No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD Peningkatan 465.618.000 2008 Dana DKP operasi dan Perimbangan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Pengembangan 1.111.300.000 2008 DAK, DAU DKP teknologi pengolahan persampahan Kerjasama 550.000.000 2008 Dana DKP Pengelolaan Perimbangan persampahan Pengelolaan 823.120.000 2008 Dana DKP Lingkungan Perimbangan Penyediaan 267.862.500 2009 Dana DKP prasarana dan Perimbangan sarana pengelolaan persampahan Peningkatan 545.000.000 2009 Dana DKP operasi dan Perimbangan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Kerjasama 550.000.000 2009 Dana DKP Pengelolaan Perimbangan persampahan Sosialisasi 50.000.000 2009 Dana DKP Kebijakan Perimbangan Pengelolaan 58
  • 60. No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD Persampahan Penyediaan 94.750.000 2010 Dana DKP prasarana dan Perimbangan sarana pengelolaan persampahan Peningkatan 405.940.000 2010 Dana DKP operasi dan Perimbangan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Kerjasama 1.597.078.000 2010 Dana DKP Pengelolaan Perimbangan persampahan Sosialisasi 50.000.000 2010 Dana DKP Kebijakan Perimbangan Pengelolaan Persampahan Peningkatan 680.000.000 2010 Dana DKP Peran Serta Perimbangan Masyarakat dalam pengelolaan persampahan Penyediaan 255.500.000 2011 Dana DKP prasarana dan perimbangan sarana pengelolaan persampahan Peningkatan 285.000.000 2011 Dana DKP operasi dan perimbangan 59
  • 61. Rencana Aksi Kota Hijau No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Kerjasama 1.830.000.000 2011 Dana DKP pengelolaan perimbangan persampahan Pengembangan 1.543.500.000 2011 AUSAID, IEG DKP teknologi pengolahan persampahan Sumber : Bappeda Kota Blitar Rambu Lalu Lintas dengan Energi Matahari di Jalan Citarum 60 Partisipasi Masyarakat Green and Clean Kelurahan Karangsari
  • 62. Tabel 4. 8 Project Digest Green Water Keteranga No Kegiatan Anggaran Tahun SKPD n 1 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Rehabilitasi/pem 150.000.000 2008 DPU eliharaan jaringan irigasi Pembangunan 5.000.000.000 2009 Bantuan DPU jaringan irigasi Propinsi Penyusunan 106.980.000 2010 Dana DPU sistem informasi Perimbanga database n drainase Pembangunan 37.500.000 2010 Dana DPKD drainase Perimbanga (Implementasi n Renstra Sanitasi) Pembangunan 4.975.000.000 2010 Banprop DPU saluran air untuk pengembangan ekonomi produktif 2 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan Hidup Peningkatan 597.500.000 2010 Banprop DPU sarana dan Prasarana Pengendalian lingkungan Hidup Koordinasi 70.000.000 2011 Dana DKP Pengelolaan Perimbanga Prokasih/Superk n asih Sumber : Bappeda Kota Blitar 61
  • 63. Rencana Aksi Kota Hijau Tabel 4. 9 Project Digest Green Open Space No. Kegiatan SKPD Anggaran Tahun KET. 1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Peningkatan Pembangunan Sarana dan Taman Kehati, Prasarana KLH 2012 99,562,000 DAK Rp. Pengendalian 477.637.000 Lingkungan Hidup 2 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sosialisasi Kebijakan Norma, Standar, Prosedur DKP 2012 DAU 40,000,000 dan Manual Pengelolaan RTH Penataan RTH DKP 2012 DAU 196,400,000 Pemeliharaan RTH DKP 2012 DAU 617,454,850 Pengembangan DKP 2012 DAU Taman Rekreasi 369,445,000 Peningkatan Sarana Prasarana DKP 2012 DAU 101,943,650 Taman Kota 3 Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam Konversi Sumber Daya Air dan Pengendalian KLH 2012 Kerusakan 50,000,000 Sumber-Sumber Air Sumber : Bappeda Kota Blitar 62