Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan spora bukan biji untuk reproduksi seksual. Mereka memiliki akar, batang, dan daun sejati serta sistem pembuluh. Ada dua fase siklus hidupnya, yaitu gametofit dan sporofit. Paku dikelompokkan berdasarkan jenis sporanya menjadi homospora, heterospora, dan peralihan.
2. Pengertian
Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah
sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati
(Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk
reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini
melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan
perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti
lumutdan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah
bersalju abadi dan lautan, dengan kecenderungan ditemukan
tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk pertanian. Total
spesies yang diketahui sekitar 12.000, dengan perkiraan 1.300
sampai 3000 lebih spesies di antaranya tumbuh di kawasan
Malesia (yang mencakup Indonesia).
3. Ciri-Ciri
Pteridophyta merupakan organisme multiseluler dan eukariotik.
Sudah memiliki akar, daun, dan batang yang jelas (kormophyta).
Akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra
(tudung akar). Jaringan akar tumbuhan paku tersusun atas
jaringan epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Batang tumbuhan paku tersusun atas jaringan epidermis,
korteks, dan silinder pusat. Pada silinder pusat terdapat jaringan
pengangkut (pembuluh angkut), sehingga tumbuhan paku sudah
memiliki pembuluh angkut (tracheophyta).
Reproduksi secara aseksual (vegetatif), yakni dengan stolon
yang menghasilkan gemma (tunas). Secara seksual (generatif),
melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh
gametogonium. Gametangium jantan (anteridium) menghasilkan
spermatozoid dan gametangium betina (arkegonium)
menghasilkan sel telur (ovum).
4. Struktur
Akar tumbuhan paku
Fase gametofit tumbuhan paku memiliki akar
semu yang disebut rhizoid, akar semu ini
seperti yang terdapat pada tumbuhan lumut.
Sedangkan fase sporofitnya memiliki akar sejati
dengan tipe akar serabut.
5. Struktur
Batang tumbuhan paku
Batang tumbuhan paku pada fase gametofit disebut
protalium. Batang ini memiliki bentuk seperti
lembaran kecil yang juga berfungsi sebagai tempat
fotosintesis. Sedangkan pada fase sporofit,
tumbuhan paku telah memiliki batang sejati dengan
jaringan pembuluh angkut xilem dan floem.
6. Struktur
Daun tumbuhan paku
Berdasarkan bentuknya, daun paku dapat dibedakan
menjadi mikrofil dan makrofil.
Daun Makrofil, yaitu daun yang ukurannya besar.
makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan
memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata,
jaringan tiang, dan bunga karang.
Daun Mikrofil, yaitu daun ang ukurannya kecil. Mikrofil
berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan
tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku
ekor kuda.
7. Berdasarkan fungsinya, daun paku dapat dibedakan
menjadi tropofil dan sporofil.
Tropofil merupakan daun yang khusus digunakan
untuk melakukan fotosintesis.
Sporofil adalah daun yang selain melakukan
fotosintesis juga dapat menghasilkan spora sebagai
media perkembangbiakan paku. Spora paku
umumnya akan muncul dari bagian bawah daun
atau pada ujung tepi daun. Spora tersebut terdapat
dalam kotak spora/ sporangium yang akan menjadi
tempat perkembangan spora, sporangium akan
menggerombol membentuk sorus.
Kotak spora
8. Pergiliran Keturunan
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan
(metagenesis), yang terdiri dari dua tahap: gametofit dan
sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan
bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk
generasi gametofit dinamakan protalus atau protalium yang
berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau
memiliki akar semu (rizoid), tidak berbatang, tidak berdaun.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang
lembab. Pembuahan sel telur mutlak memerlukan bantuan air
sebagai media spermatozoid berpindah dengan berenang
menuju arkegonium untuk membuahi sel telur. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya
tumbuh menjadi sporofit baru.
9. Pengelompokan
berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan
a.
Paku
Homospora
( isospora )
b. Paku
Heterospora
( an-isospora )
c. Paku
Peralihan
NEXT SLIDE
10. Pengelompokan
berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan
Tumbuhan paku
homospora
menghasilkan spora
dengan ukuran sama
yang tidak dapat
dibedakan antara spora
jantan dan betina.
Contoh : Lycopodium sp.
(paku kawat)
Back to Page 10
11. Pengelompokan
berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan
Tumbuhan paku
heterospora menghasilkan
spora berbeda ukuran.
Spora jantan berukuran
kecil disebut mikrospora
dan spora betina besar
disebut makrospora.
Contoh : Selaginella
sp.(paku rane), Marsilea
crenata (semanggi)
Back to Page 10
12. Pengelompokan
berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan
Paku peralihan
menghasilkan spora
dengan bentuk dan
ukuran sama, namun
berjenis kelamin
jantan atau betina.
Contoh : paku ekor
kuda ( Equisetum
debile )
Back to Page 10
13. Klasifikasi Pteridophyta
Psilophyta (paku purba
/ paku telanjang)
Lycophyta (Paku kawat
/ paku rambat)
Equisetophyta /
Sphenophyta
Pterophyta / Felicinae
(paku sejati)
C
L
O
S
I
N
G
14. Klasifikasi Pteridophyta
Psilophyta (paku purba / paku telanjang)
Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini
belum berdaun dan berakar, batang telah mempunyai
berkas pengangkut, bercabang cabang menggarpu
dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya.
Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora).
Contoh : Rhynia major dan Psilotum sp
P
A
G
E
13
15. Klasifikasi Pteridophyta
Lycophyta (Paku kawat / paku rambat)
Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral,
sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul di
ketiak daun, batang seperti kawat.
Contoh:
Selaginella sp (paku rane), sebagai tanaman hias
Lycopodium sp.(paku kawat), sebagai tanaman
hias.
Lycopodium clavatum, sebagai bahan obat-obatan.
P
A
G
E
13
16. Klasifikasi Pteridophyta
Equisetophyta / Sphenophyta
Tumbuhan paku ini memiliki daun mirip kawat serta
daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Bentuk
batangnya mirip dengan ekor kuda. Oleh karenanya,
divisio ini disebut paku ekor kuda.
Contoh :
Equisetum debile, memiliki batang yang keras
karena mengandung silika. Sporangium terdapat
pada suatu struktur berbentuk kerucut yang disebut
strobilus
P
A
G
E
13
17. Klasifikasi Pteridophyta
Pterophyta / Felicinae (paku sejati)
Pterophyta telah memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Daun umumnya berukuran besar atau disebut
juga megafil. Batangnya dapat tumbuh di bawah
tanah (seperti rhizoma) ataupun batangnya tumbuh
di atas tanah. Ciri yang khas pada divisio ini adalah
daun mudanya yang menggulung atau disebut juga
circinnatus dan di bagian permukaan bawah
daunnya terdapat sorus.
Contoh :
Adiantum cuneatum (suplir)
Adiantum farleyense (ekor merak)
Asplenium nidus (paku sarang burung)