Materi Seminar Underground Structure sesi Terowongan
disampaikan oleh
Ir. Agita Widjajanto, M.Sc
pada Seminar Nasional Underground Structure di Universitas SIliwangi Tasikmalaya tahun 2012
Seminar Nasional UnderGround Structure - Sesi Materi Terowongan
1. Struktur Terowongan dan
Manajemen Konstruksinya
Agita WidjajantoAgita Widjajanto
Badan Pembinaan KonstruksiBadan Pembinaan Konstruksi
Kementrian Pekerjaan UmumKementrian Pekerjaan Umum
Seminar Underground StructureSeminar Underground Structure
UNSILUNSIL TasikmalayaTasikmalaya, 2, 244 MaretMaret 20201212
2. PendahuluanPendahuluan
Perencanaan dan PertimbanganPerencanaan dan Pertimbangan
Struktur TerowonganStruktur Terowongan
Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Metodologi Konstruksi TerowonganMetodologi Konstruksi Terowongan
Tren Masa DepanTren Masa Depan
KesimpulanKesimpulan
Struktur Terowongan dan
Manajemen Konstruksinya
3. Berbagai alasan untuk
membangun terowongan
Alasan tata guna lahan dan lokasiAlasan tata guna lahan dan lokasi
PertimbanganPertimbangan IsolaIsolassii
Perlindungan lingkunganPerlindungan lingkungan
AlasanAlasan TopograTopografifi
Keuntungan sosialKeuntungan sosial
4. 1. Alasan tata guna lahan dan lokasi
Tokyo Subway - Iidabashi Station
(Tokyo - Japan)
5. The Santa Claus Village
Unique Christmas theme park on the Arctic
Circle in Finnish Lapland
2. PertimbanganPertimbangan IsolaIsolassii – Iklim– Iklim
6. Above-ground structures are more sensitive to
earthquake than underground ones
Kobe Earthquake (Japan - 1995)
Severe damage to the Kobe City Hall No damage to the underground shopping mall
located below
2. PertimbanganPertimbangan IsolaIsolassii – Bencana Alam– Bencana Alam
10. Tempat parkir di the square Estienne
d ’Orves in Marseilles (France)
Situasi «sebelum» dan «sesudah» pembangunan
tempat parkir bawah tanah
3. Preservasi Lingkungan - EstetikaPreservasi Lingkungan - Estetika
11. The Green Heart Tunnel
(The Netherlands)
3. Preservasi Lingkungan - EkologiPreservasi Lingkungan - Ekologi
12. The Gothard Base Tunnel
(Switzerland)
4. Alasan TopografiAlasan Topografi
13. Jalan Arteri Utama Kota Boston, USA
5. Keuntungan sosialKeuntungan sosial
14. PendahuluanPendahuluan
Perencanaan dan PertimbanganPerencanaan dan Pertimbangan
Struktur TerowonganStruktur Terowongan
Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Metodologi Konstruksi TerowonganMetodologi Konstruksi Terowongan
Tren Masa DepanTren Masa Depan
KesimpulanKesimpulan
Struktur Terowongan dan
Manajemen Konstruksinya
15. Pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam penentuan struktur terowongan
Aspek keselamatan, psikologi dan kesehatanAspek keselamatan, psikologi dan kesehatan
Perlindungan lingkungan bawah tanah .....Perlindungan lingkungan bawah tanah .....
Hubungan antara struktur terowongan dan permukaanHubungan antara struktur terowongan dan permukaan
tanah .....tanah .....
Teknik konstruksi .....Teknik konstruksi .....
Site Investigation – geologi, hydrologi dan kondisiSite Investigation – geologi, hydrologi dan kondisi
seismikseismik
Analisis Resiko .....Analisis Resiko .....
Penilaian struktur terowongan .....Penilaian struktur terowongan .....
Kriteria penggunaan ruang bawah tanah yang optimal .....Kriteria penggunaan ruang bawah tanah yang optimal .....
16. Perlindungan lingkungan bawah tanah .....Perlindungan lingkungan bawah tanah .....
Penggunaan ruang bawah tanah adalah irreversible,Penggunaan ruang bawah tanah adalah irreversible,
sehingga perlu kehati-hatian dalam perencanaan;sehingga perlu kehati-hatian dalam perencanaan;
Keberadaan muka air tanah merupakan hal yangKeberadaan muka air tanah merupakan hal yang
paling krusial dalam pengembangan ruang bawahpaling krusial dalam pengembangan ruang bawah
tanah, hal ini dapat berakibat pada terganggunyatanah, hal ini dapat berakibat pada terganggunya
kualitas dan aliran air tanah;kualitas dan aliran air tanah;
Lingkungan geologi secara permanen akan berubahLingkungan geologi secara permanen akan berubah
akibat pembangunan ruang bawah tanah dan tidakakibat pembangunan ruang bawah tanah dan tidak
mungkin untuk dikembalikan seperti semula,mungkin untuk dikembalikan seperti semula,
sehingga pengendalian yang jelek dapat berakibatsehingga pengendalian yang jelek dapat berakibat
pada stabilitas struktur ruang bawah tanah;pada stabilitas struktur ruang bawah tanah;
Bila melewati situs berakibat berubahnya metodeBila melewati situs berakibat berubahnya metode
konstruksi dan waktu pelaksanaan;konstruksi dan waktu pelaksanaan;
17. Hubungan antara struktur terowongan danHubungan antara struktur terowongan dan
permukaan tanah .....permukaan tanah .....
Struktur transisi antara permukaan dan ruang bawahStruktur transisi antara permukaan dan ruang bawah
tanah perlu penanganan khusus;tanah perlu penanganan khusus;
Penentuan letak pintu akses ke ruang bawah tanahPenentuan letak pintu akses ke ruang bawah tanah
saat konstruksi, terutama di daerah perkotaansaat konstruksi, terutama di daerah perkotaan
merupakan hal yang paling sulit;merupakan hal yang paling sulit;
Peletakan sistem ventilasi terowongan jalan, terkaitPeletakan sistem ventilasi terowongan jalan, terkait
isu polusi, gangguan yang dapat ditimbulkan sepertiisu polusi, gangguan yang dapat ditimbulkan seperti
kebisingan, polusi, kecepatan angin dan estetika;kebisingan, polusi, kecepatan angin dan estetika;
18. Teknik konstruksi .....Teknik konstruksi .....
Kerusakan pada struktur sekitarnya akibat konstruksiKerusakan pada struktur sekitarnya akibat konstruksi
bawah tanah sekarang sudah dapat di atasi;bawah tanah sekarang sudah dapat di atasi;
Biaya dan waktu konstruksi terowongan menjadiBiaya dan waktu konstruksi terowongan menjadi
semakin murah relatif terhadap kontruksi di atassemakin murah relatif terhadap kontruksi di atas
tanah;tanah;
Peningkatan teknologi menjadikan proyekPeningkatan teknologi menjadikan proyek
terowongan makin aman saat pelaksanaan konstruksi;terowongan makin aman saat pelaksanaan konstruksi;
Mekanisasi pressure-balanced shields (slurry atauMekanisasi pressure-balanced shields (slurry atau
earth pressure);earth pressure);
Progres pada metode cut and cover, terutama terkaitProgres pada metode cut and cover, terutama terkait
ground support (slurry atau precast wall, grouting danground support (slurry atau precast wall, grouting dan
anchors);anchors);
19. Analisis Resiko .....Analisis Resiko .....
Resiko finansial (cost overruns; FIRR tidak tercapai);Resiko finansial (cost overruns; FIRR tidak tercapai);
Resiko tidak diterima dan digunakan oleh Publik;Resiko tidak diterima dan digunakan oleh Publik;
Perubahan kondisi tanah (kondisi geologi, geomekanikaPerubahan kondisi tanah (kondisi geologi, geomekanika
atau kebocoran yang tidak diduga);atau kebocoran yang tidak diduga);
Resiko konstruksi lainnya (TBM rusak, Cutting toolsResiko konstruksi lainnya (TBM rusak, Cutting tools
cepat aus, face collapse, sealing bocor);cepat aus, face collapse, sealing bocor);
Resiko kontrak akibat problem pada konstruksi ataupunResiko kontrak akibat problem pada konstruksi ataupun
terkait pekerjaan tambah, keterlambatan waktuterkait pekerjaan tambah, keterlambatan waktu
penyelesaian , perselisihan dan klaim);penyelesaian , perselisihan dan klaim);
Resiko lingkungan (dampak terhadap kualitas air tanah,Resiko lingkungan (dampak terhadap kualitas air tanah,
kerusakan pada bangunan disekitar, polusi udara dankerusakan pada bangunan disekitar, polusi udara dan
kebisingan);kebisingan);
Resiko operasi;Resiko operasi;
23. Penilaian struktur terowongan .....Penilaian struktur terowongan .....
Perlu perhitungan Biaya Siklus Hidup :Perlu perhitungan Biaya Siklus Hidup :
1)1) Biaya pembebasan lahan;Biaya pembebasan lahan;
2)2) Biaya konstruksi;Biaya konstruksi;
3)3) Penghematan akibat perencanaan tertentu (AC);Penghematan akibat perencanaan tertentu (AC);
4)4) Penghematan energi – thermal;Penghematan energi – thermal;
5)5) Biaya pemeliharaan;Biaya pemeliharaan;
6)6) Biaya penggantian – banyak terowongan KABiaya penggantian – banyak terowongan KA
telah berumur lebih dari 100 tahun;telah berumur lebih dari 100 tahun;
Perlu perhitungan keuntungan tidak langsungPerlu perhitungan keuntungan tidak langsung
(Penilaian atas komunitas);(Penilaian atas komunitas);
24. Washington Metro Tunnel Costs 1969 - 1994
Prices for mining & lining ~20' Dia. Tunnels
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96
Year
TunnelCostperLinealFoot
(Convertedto1995dollars)
Earth
Rock
Mixed or varying
Linear ( )Regression
Biaya Konstruksi
29. Kriteria penggunaan ruang bawah tanahKriteria penggunaan ruang bawah tanah
yang optimal .....yang optimal .....
Perlu benar-benar diperhitungkan kebutuhan suatuPerlu benar-benar diperhitungkan kebutuhan suatu
komunitas;komunitas;
Maksimalkan keuntungan dari penggunaan ruangMaksimalkan keuntungan dari penggunaan ruang
bawah tanah sebagai ruang yang mungkin untukbawah tanah sebagai ruang yang mungkin untuk
dikembangkan;dikembangkan;
Revitalisasi ruang di atas terowongan untuk perbaikanRevitalisasi ruang di atas terowongan untuk perbaikan
lingkungan sekitar (hutan/taman kota);lingkungan sekitar (hutan/taman kota);
Penggunaan ruang bawah tanah yang paling efektifPenggunaan ruang bawah tanah yang paling efektif
berdasar pada kondisi struktur geologi;berdasar pada kondisi struktur geologi;
Perencanaan untuk kesinambungan penggunaan ruangPerencanaan untuk kesinambungan penggunaan ruang
bawah tanah;bawah tanah;
30. PendahuluanPendahuluan
Perencanaan dan PertimbanganPerencanaan dan Pertimbangan
Struktur TerowonganStruktur Terowongan
Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Metodologi Konstruksi TerowonganMetodologi Konstruksi Terowongan
Tren Masa DepanTren Masa Depan
KesimpulanKesimpulan
Struktur Terowongan dan
Manajemen Konstruksinya
31. Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Topografi dan struktur geologi;Topografi dan struktur geologi;
Kondisi geologi yang spesifik;Kondisi geologi yang spesifik;
Arkeologi – dapat menambah biaya dan waktuArkeologi – dapat menambah biaya dan waktu
konstruksi akibat kehatihatian dalam ekskavasi,konstruksi akibat kehatihatian dalam ekskavasi,
pengkatalogan dan redesain untuk melindungi lokasi;pengkatalogan dan redesain untuk melindungi lokasi;
Perancangan (Planning) – konstruksi ruang bawahPerancangan (Planning) – konstruksi ruang bawah
tanah irreversible !!!;tanah irreversible !!!;
32. Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Air tanah :Air tanah :
a)a) Tekanan air tanah dan alirannya dapat mempengaruhi stabilitasTekanan air tanah dan alirannya dapat mempengaruhi stabilitas
excavation faces dan kekuatan struktur penyangga permanen;excavation faces dan kekuatan struktur penyangga permanen;
b)b) Kebocoran akibat air tanah pada struktur terowongan yang telahKebocoran akibat air tanah pada struktur terowongan yang telah
selesai akan berakibat pada kualitas ruangan dan sulit untukselesai akan berakibat pada kualitas ruangan dan sulit untuk
diperbaiki;diperbaiki;
c)c) Komposisi kimia air tanah berkorelasi dengan tingkat korosiKomposisi kimia air tanah berkorelasi dengan tingkat korosi
struktur terowongan;struktur terowongan;
d)d) Ekskavasi dan penggunaan terowongan dapat menyebabkanEkskavasi dan penggunaan terowongan dapat menyebabkan
polusi pada air tanah;polusi pada air tanah;
e)e) Pergerakan air tanah dapat mengakibatkan penurunan permukaanPergerakan air tanah dapat mengakibatkan penurunan permukaan
tanah disekitarnya;tanah disekitarnya;
f)f) Air tanah dapat difungsikan sebagai mekanisme sealing untukAir tanah dapat difungsikan sebagai mekanisme sealing untuk
penyimpanan produk tertentu, seperti gas dan minyak;penyimpanan produk tertentu, seperti gas dan minyak;
33. Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Penurunan permukaan tanah dan kerusakan bangunan :Penurunan permukaan tanah dan kerusakan bangunan :
a)a) Survei yang ektensif atas geometrik dan kondisi bangunanSurvei yang ektensif atas geometrik dan kondisi bangunan
yang mungkin terpengaruh sepanjang rute terowongan;yang mungkin terpengaruh sepanjang rute terowongan;
b)b) 3D analisis finite element yang komprehensif termasuk3D analisis finite element yang komprehensif termasuk
progresive ekskavasi terowongan, respon tanah dan responprogresive ekskavasi terowongan, respon tanah dan respon
struktur yang dapat memperkirakan pergerakan dan distressstruktur yang dapat memperkirakan pergerakan dan distress
struktural dengan berbagai variasi prosedur konstruksi;struktural dengan berbagai variasi prosedur konstruksi;
c)c) Pemasangan dan survei titik kontrol yang dapat menentukanPemasangan dan survei titik kontrol yang dapat menentukan
pergerakan vertikal, kemiringan dan rotasi suatu bangunan;pergerakan vertikal, kemiringan dan rotasi suatu bangunan;
d)d) Mengintegrasikan seluruh survei dan data prediksi kedalamMengintegrasikan seluruh survei dan data prediksi kedalam
sistem GIS sebagai komparasi real time dan peringatan;sistem GIS sebagai komparasi real time dan peringatan;
e)e) Penggunaan isu manajemen resiko dan perancangan mitigasiPenggunaan isu manajemen resiko dan perancangan mitigasi
resiko sebagai kriteria dalam seleksi kontraktor;resiko sebagai kriteria dalam seleksi kontraktor;
34. Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Pengaruh Metode Konstruksi :Pengaruh Metode Konstruksi :
a)a) Penampang melintang terowongan umumnya bulat jikaPenampang melintang terowongan umumnya bulat jika
dibor dgn TBM. Dan akan mempunyai dinding vertikaldibor dgn TBM. Dan akan mempunyai dinding vertikal
jika dikonstruksi diantara slurry walls;jika dikonstruksi diantara slurry walls;
b)b) Desain lining (ketebalan dan kekuatan) tergantung padaDesain lining (ketebalan dan kekuatan) tergantung pada
pergerakan tanah sekitarnya selama ekskavasi;pergerakan tanah sekitarnya selama ekskavasi;
c)c) Kedalaman terowongan dari permukaan tanah sangatKedalaman terowongan dari permukaan tanah sangat
tergantung pada metode konstruksi yang digunakan. Padatergantung pada metode konstruksi yang digunakan. Pada
kasus cut and cover, makin dekat permukaan makin baik.kasus cut and cover, makin dekat permukaan makin baik.
Pada kasus terowongan yang menggunakan TBM butuhPada kasus terowongan yang menggunakan TBM butuh
minimum kedalaman agar dapat memanfaatkan archingminimum kedalaman agar dapat memanfaatkan arching
efek dari tanah;efek dari tanah;
d)d) Bila kondisi batuan memungkinkan untuk metodeBila kondisi batuan memungkinkan untuk metode
konstruksi tertentu maka profil terowongan dapatkonstruksi tertentu maka profil terowongan dapat
dijustifikasi pada lapisan tersebut;dijustifikasi pada lapisan tersebut;
35. PendahuluanPendahuluan
Perencanaan dan PertimbanganPerencanaan dan Pertimbangan
Struktur TerowonganStruktur Terowongan
Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Metodologi Konstruksi TerowonganMetodologi Konstruksi Terowongan
Tren Masa DepanTren Masa Depan
KesimpulanKesimpulan
Struktur Terowongan dan
Manajemen Konstruksinya
36. Metodologi Konstruksi Terowongan
Teknologi Terowongan KonvensionalTeknologi Terowongan Konvensional
1)1) Metode Cut and Cover;Metode Cut and Cover;
2)2) Metode Jacking;Metode Jacking;
3)3) Immersed Tunnel;Immersed Tunnel;
4)4) NATM;NATM;
Teknologi Terowongan Mekanis – TBMTeknologi Terowongan Mekanis – TBM
1)1) Slurry Shields;Slurry Shields;
2)2) EPB;EPB;
3)3) Rock Tunneling Machine;Rock Tunneling Machine;
4)4) Micro Tunneling;Micro Tunneling;
5)5) Multi Micro Shield Tunneling Methods;Multi Micro Shield Tunneling Methods;
37. Metodologi Cut and Cover pada
Underpass Tomang
PerluPerlu Mempunyai clearence yang terbatas karena
dibawah jalan tol Cawang - Grogol;
Melalui Jl. Jenderal S. Parman dan Jl. Tomang Raya
yang tidak boleh ditutup selama pelaksanaan (masalah
pengaturan lalu lintas);
Konstruksi menggunakan Sistem Diafragma Wall
sebagai tembok penahan tanah sekaligus berfungsi
sebagai Struktur dinding terowongan dan konstruksi
bored pile pada bagian box;
Masalah utilitas (PDAM, Telkom, PLN dan PJU);
38. 117000
STA0+247
7950
TOTAL (1+2+3) = Rp. 36.384.499.095,00
PENYELESAIAN
TAHAP II
TAHAP I
GROGOL
STA0+200
STA0+225
Jl.GelongBaruSel
STA0+275
STA0+300
STA0+250
HARMONI
STA0+425
STA0+400
STA0+350
STA0+325
PILARPILAR PILAR
STA0+364
STA0+375
STA0+450
STA0+475
STA0+500
PJU
PIER
STA0+525
STA0+579.2
STA0+550
Jl.WijayaKusuma
Panel 1x0.5m
PILARPILAR
PILAR
POS POLISI
SLIPI
Tugu
PIER
Rambu PJU
HIGH MASH
GUARDRIIL
POHON Ø20
PIER
STA0+650
STA0+625
7151
RETAIN
IN
G WALL
STA0+700
+
GUARDRIILGUARDRIIL
STA0+675
100 m75
SKALA
0 5 25 50
DENAH UNDERPASS THP II
KEBON JERUK/MERAK
STA0+600
STA0+575
PIER
PIER
7950
9150
9150
STA0+485
9150
1000020000 10000
86200
20000 10000
86200
DENAHUNDERPASS TOMANG
48. Melalui jalan Jend.Melalui jalan Jend.
Sudirman yang tidakSudirman yang tidak
boleh ditutup selamaboleh ditutup selama
pelaksanaanpelaksanaan;;
KonstruksinyaKonstruksinya
menggunakan sistemmenggunakan sistem
Concrete Box JackingConcrete Box Jacking
dengan tumpuandengan tumpuan
dongkrakdongkrak
menggunakan jackingmenggunakan jacking
abutmentabutment;;
Metodologi Jacking pada
Underpass Dukuh Atas
49.
50.
51.
52. Keunggulan Metodologi Immersed Tunnel
1) Sangat cocok untuk selat dangkal dengan struktur tanah
lunak;
2) Kemungkinan tertabraknya struktur oleh kapal tidak ada;
3) Kemudahan dalam konstruksi untuk selat yang relatif dalam;
4) Kecilnya dampak lingkungan yang timbul selama operasi;
5) Permasalahan ROW menjadi tidak bermasalah;
6) Kemudahan kapal besar untuk berlalu lalang di selat tersebut;
7) Tidak adanya pengaruh cuaca buruk (badai) bagi kendaraan
yang lewat;
8) Biaya operasi maupun pemeliharaan adalah kecil;
9) Ketahanan untuk mencapai umur desainnya adalah besar,
karena struktur ini tahan terhadap beban dinamik, hal ini
dikarenakan struktur ini merupakan struktur yang cukup
fleksibel;
60. Metodologi NATM ..... 4
1) Alat drilling atau
blasting;
2) Angkut material
bongkahan;
3) Perkuatan dengan
shortcrete, baik
dengan dry spraying
(dry mixed + water)
dicampur dengan
kecepatan air antara
20m/s – 30m/s
ataupun wet spraying
(ready mixed);
63. Teknologi
TBM Jepang
Kurangnya ruang diKurangnya ruang di
perkotaanperkotaan
Teknologi mTeknologi modernodern ddanan
generalisgeneralisasiasi
penggunaanpenggunaan TBMTBM
GeometriGeometri TBMTBM
dirancang untukdirancang untuk
setiap proyeksetiap proyek
TBM
66. Terowongan Loetschberg
-Panjang of 34,5 km (62%
telah selesai)
-Total of 88 km (akses dan
galeri)
-Most powerful TBM
-D = 9,4 m e L = 142 m
TBM
67. Perbandingan antara metode terowongan
perkotaan umumnya dan Metode MMST
diaphragm wall
lebar ruang konstruksi
(lebar)
kedalaman
overburden
(dalam)
dinding
penahan
(a) Teowongan Cut and Cover (c) Multi Micro Shield
Tunnel
(b) Terowongan Shield
Konvensional
lebar ruang konstruksi
(lebar)
overburden
depth
(shallow)
lebar ruang konstruksi
(kecil)
68. Tidak ada limitas lebar
penampang melintang;
Perlu pengaturan manajemen
lalu lintas saat konstruksi;
Perlu lebar ruang konstruksi
permukaan yang cukup;
Tidak efisien dalam pekerjaan
pengerukan dan pembuangan
material;
Kecepatan boring yang tinggi
dengan penampang terowongan
yang besar dikarenakan
pelaksanaan boring yang
sekaligus;
Perlu lebar ruang konstruksi
permukaan yang cukup;
Perlu lebar ruang konstruksi di
dalam tanah untuk pergerakan
TBM;
Manajemen lalu lintas lebih
sederhana dibanding metode cut
and cover;
Besarnya volume slurry dan
material yang perlu dibuang;
Telah dipahami efek struktural dan
lingkungan yang ditimbulkan;
Metode Cut & cover Metode terowongan shield
konvensional
Karakteristik
69. Penggunaan ruang konstruksi di atas dan di bawah
permukaan yang lebih sempit;
Efisien dalam penggunaan ruang bawah tanah;
Ukuran shaft yang lebih kecil dibandingkan metode
konvensional;
Aplikatif untuk kedalaman yang rendah, lebih kecil dari
diameter terowongan;
Ukuran tail void yang kecil, memberikan efek yang kecil
terhadap penurunan permukaan;
Dengan hanya menggunakan Shield TBM yang mini,
dimungkinkan untuk membangun berbagai variasi
kombinasi ukuran terowongan;
Sedikit volume slurry dan material yang dibutuhkan;
Karakteristik MMST
70. Kuantitas tanah dari terowongan shield
Metode Terowongan
Shield Konvensional
MMST
Kuantitas tanah dari ekskavasi mekanis
Pertimbangan pada
vertical earth pressure
Ekskavasi tunggal
overburden pressure, loosening earth pressure
Multi ekskavasi
proses loading-unloading
proses multi loosening earth pressure
71. PendahuluanPendahuluan
Perencanaan dan PertimbanganPerencanaan dan Pertimbangan
Struktur TerowonganStruktur Terowongan
Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Metodologi Konstruksi TerowonganMetodologi Konstruksi Terowongan
Tren Masa DepanTren Masa Depan
KesimpulanKesimpulan
Struktur Terowongan dan
Manajemen Konstruksinya
72. Penggunaan terowongan di perkotaan maupun terowongan panjang
sepanjang pegunungan merupakan solusi konektivitas dan kemacetan;
Hukum kepemilikan atas tanah perlu dibatasi untuk mempermudah
dalam pembangunan struktur ruang bawah tanah;
Terkait perkembangan teknologi :
1) Untuk alasan keselamatan, ekonomi dan kecepatan konstruksi
dilakukan dengan TBM;
2) Namun hal ini menjadikan kita tidak dapat mengetahui kondisi
geologi yang dapat digunakan untuk perencanaan proyek yang
akan datang;
3) Sistem utilitas ruang bawah tanah dan gedung menjadi lebih
efisien bila diintegrasikan sepanjang siklus hidupnya dari
perencanaan sampai pembongkaran kembali, hal ini
memungkinkan untuk membangun database yang terintegrasi
untuk struktur ruang bawah tanah beserta kondisi geologinya;
4) Meningkatnya penggunaan trenchless technology sebagai bagian
dari site investigasi dan metode konstruksi proyek terowongan
yang besar (micro tunneling dan directional drilling);
Tren Masa Depan
73. PendahuluanPendahuluan
Perencanaan dan PertimbanganPerencanaan dan Pertimbangan
Struktur TerowonganStruktur Terowongan
Penggunaan Data GeologiPenggunaan Data Geologi
Metodologi Konstruksi TerowonganMetodologi Konstruksi Terowongan
Tren Masa DepanTren Masa Depan
KesimpulanKesimpulan
Struktur Terowongan dan
Manajemen Konstruksinya
74. Telah terjadi peningkatan yang signifikan akan
kebutuhan struktur terowongan di dunia
Kelayakan struktur terowongan tergantung pada
analisa biaya ekonomi secara komprehensif (biaya
siklus hidup + keuntungan tidak langsung)
Metode konstruksi dan teknologi terowongan sangat
bergantung pada kondisi geologi, lokasi terowongan,
panjang terowongan, kebijakan lokal, dll
Pengetahuan dan Teknologi Terowongan telah
memungkinkan pembangunannya di berbagai kondisi
lingkungan
Kesimpulan