SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO
STEI ITB 2015
Perencanaan Jaringan Komunikasi
Nirkabel dan Analisa Tekno Ekonomi
Oleh :
MOHAMAD SYAHRAL
23213047
Cakupan
• Jumlah sel
mencukupi
untuk melayani
daerah layanan
Penetrasi
Gedung /
Kendaraan
• Menjamin
kecukupan
level sinyal di
dalam gedung
atau
kendaraan
Trafik /
Kapasitas
• Memastikan
dimensioning
yang tepat dari
resource
jaringan untuk
melayani
pelanggan
Penjadwalan
• Melakukan
perkiraan
kebutuhan
logistik,
sumberdaya,
keuangan serta
waktu
sehingga
jaringan siap
dioperasikan
Kinerja
• Jaminan
kinerja
jaringan
memenuhi
standard
minimum
kinerja yang
dipersyaratkan
untuk berbagai
layanan
Ekonomis
• Jaringan dapat
beroperasi
sehingga
memberikan
ROI yang
cukup baik
bagi investor/
penanam
modal
Mulai
Analisa
Kapasitas yang dibutuhkan
Atotal = (Erlang)
Kapasitas sistem yang
dibutuhkan dari BW yang
disediakan Asel=
(Erlang/Sel)
Jumlah Sel =
Atotal/ Asel
Luas dan jari-jari Sel
Analisa Kinerja :
 Analisa pathloss
 Analisa link budget
 Perhitungan daya
 Prenecanaan frekuensi
Optimalisasi:
 Threshold handover
 Daya Pancar
 Noise figure, dll
Selesai
Kulaitas
oke?
 Analisa data statistik
 Prediksi kebutuhan
trafik ke depan
 Distribusi penduduk
 Target pasar dan
demand
 Pertumbuhan
pengguna
1. Data market :
a. Jumlah penduduk sesuai data kependudukan termasuk distribusi
usia produktif dan distribusi per wilayah
b. Luas wilayah dan rasio luas per wilayah kecamatan
c. Kepadatan penduduk
d. Jumlah gedung perkantoran dan jumlah penghuni tiap gedung
e. Statistik pengunjung tiap tempat wisata
f. Panjang jalan yang dimiliki
2. Kebutuhan Kapasitas (bandwidth) :
a. Data
b. Suara
Dengan asumsi Voice codec = AMR-WB/G.722.2, 1 BW kanal Ethernet = 38 KBps, GoS 2%,
𝑏𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ = 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑂𝑆𝐹
𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑖𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎2
60
x busy hour call attempt x potensi pelanggan (erlang)
Jumlah base station :
a. Kapasitas :
b. Cakupan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑆 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑊 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 1 𝐵𝑆
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑆 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛
𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 1 𝐵𝑆
Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung Base Station berdasarkan Kapasitas :
a. Sektorisasi Base Station
b. Bandwidth kanal yang disediakan
c. Modulasi yang digunakan pada masing-masing Base Station
d. Jenis Duplex yang akan digunakan
e. Konfigurasi duplex
f. Penentuan daerah Urban dan Sub-Urban
g. Frekuensi yang digunakan
h. Frekuensi reuse
Model Propagasi
1. SUI Model
2. Okumura Model
3. Cost-231 Hatta Model
4. Cost-231 Walfisch-Ikegami model
5. Ericsson 9999 model
Model Frequency
(MHz)
Distance
(km)
BS
Height
(m)
Receiver
Height
(m)
Urban
Path
Loss
(dB)
Suburban
Path Loss
(dB)
Rural Path
Loss (dB)
SUI 1900 5 30 3 72.17 59.83 38.20
SUI 1900 5 80 3 72.17 59.83 38.24
SUI 2100 5 30 3 73.43 60.56 39.46
SUI 2100 5 80 3 73.43 60.56 39.46
Okumura 1900 5 30 3 126.99 116.99 96.99
Okumura 1900 5 80 3 107.37 97.37 77.37
Okumura 2100 5 30 3 127.86 117.86 97.86
Okumura 2100 5 80 3 107.34 98.24 78.24
Ericsson 1900 5 30 3 144.31 178.38 203.26
Ericsson 1900 5 80 3 140.36 174.43 199.31
Ericsson 2100 5 30 3 145.83 179.90 204.79
Ericsson 2100 5 80 3 141.86 175.95 200.83
COST 231 1900 5 30 3 194.03 189.32 189.32
COST 231 1900 5 80 3 183.66 178.94 178.94
Walfisch-Ikegami 1900 5 30 3 150.20 147.51 126.35
Walfisch-Ikegami 1900 5 80 3 150.20 147.51 126.35
Walfisch-Ikegami 2100 5 30 3 152.47 148.69 127.21
Walfisch-Ikegami 2100 5 80 3 152.47 148.69 127.21
 Pilih teknologi akses
 Gunakan band frekuensi yang
rendah
 Tingkatkan tinggi antena
 Naikkan daya pancar
 Kurangi persyaratan kualitas
 Pilih teknologi akses
 Perbesar band frekuensi
 Gunakan re-use frequency
 Kurangi persyaratan C/I
 Rendahkan tinggi antena
 Gunakan fitur software
 Gunakan antena adaptif
Model trafik
•Karakteristik trafik
jaringan
•Penempatan link
dan konfigurasi
routing
•Jam sibuk
Simpul Jaringan Inti
•Konsentrasi trafik
tinggi
•RNC pada BS
konsenstrasi
tinggi
•PDSN dekat
dengan RNC
•Volume trafik dan
teknologi
transport
Arsitektur Jaringan
inti
•Base Station
•RNC
•PDSN
•PCF
Alokasi IP Address
•Memudahkan
agregasi dan
subnetting untuk
efficient routing
dan
meminimalkan
traffic overhead
akibat routing
update
Disain topologi
backbone
•Menghubungkan
node-node
tersebut yang
sanggup
memenuhi
demand trafik,
redundancy serta
delay
performance
secara cost
effective
Penempatan
Jaringan backhaul
•Jaringan backhaul
berguna agar satu
BS dengan BS
lainnya dapat
saling
berkomunikasi,
serta sebagai
sarana untuk
memperoleh
akses ke jaringan
lain
Kelebihan dan kekurangan masing2 teknologi transport :
1. Dedicated Private
Line
• QOS baik dan bebas kongesti
• Mudah dalam perancangan untuk
mengatasi trafik peak
• Tanpa alternate-rerouting
• Biaya mahal dan sensitif terhadap jarak
• Tidak efisien dalam trafiksporadis
2. ATM • Menyediakan Bandwidth on demand
• Tidak sensitive thd jarak
• built-in rerouting
• Dynamic Bandwidth sharing
• Perancangan lebih kompleks
• Terdapat protocol overhead
• Kemungkinan packet loss dan delay
3. Frame Relay • menggunakan varable frame length
• Perancangan dan konfigurasi mudah
• Pricing tidak sensitive jarak
• kecepatan lebih rendah dibanding ATM
• Kurang bagus untuk suara
• QOS beragam
4. VPN • Jaringan private IP
• Prioritization dan schedulling
• Peningkatan tunneling overhead
• Potensi performance bottlenecks
5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing Implementasi lebih kompleks
6. Carrier ethernet Kecepatan
RING
Sederhana, murah dan
handal serta memiliki link
redundancy tetapi terlalu
banyak hop, delay yang
besar dan kurang
skalabilitas
FULLY MESH
Kehandalan tertinggi,
proteksi yang baik dan
tercepat tetapi sangat
mahal dan kurang
mendukung skalabilitas
STAR
Sederhana, terpusat,
membutuhkan 2 hop dan
kinerjanya kuat tetapi
bergantung kepada fungsi
switching dari Hub
TREE
Gabungan STAR dan RING,
bertingkat atau hirarkikal
tetapi bergantung kepada
simpul yang lebih tinggi
Asumsi setiap EPC (Evolved Packet Core) mampu menangani
200 Base Station, sehingga dibutuhkan 606/200 ≈ 4 EPC
Dengan rincian :
Ring 1 : 16 BS Urban dan 136 BS Sub-Urban : 5,37 GBps
Ring 2 : 151 Urban : 5,67 Gbps
Ring 3 : 60 BS Urban dan 92 BS Sub-Urban : 5,77 Gbps
Ring 4 : 48 BS Urban dan 103 BS Sub-Urban : 5,27 Gbps
1. Demand User : prediksi permintaan layanan dari potensial pengguna untuk jangka waktu tertentu dengan
memperhatikan data kependudukan, analisa pasar dan distribusi permintaan.
Contoh :
2. Capex (Capital Expenditure) : Capex dapat dihitung dengan asumsi instalasi dari awal atau merupakan
pengembangan dari jaringan yang sudah ada, baik dengan pengadaan sendiri atau bisa juga dengan
menyewa. Capex juga dibuat dengan jangka waktu seperti halnya demand user.
Contoh :
Pengguna LTE Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Perumahan 0 91.575 244.201 396.827 549.453 610.503
Perkantoran 0 32.160 857.60 139.360 192.960 214.400
Pariwisata 0 596 1.588 2.581 3.574 3.971
VoIP 0 124.331 331.550 538.768 745.987 828.874
Total 0 248.663 663.100 1.077.537 1.491.974 1.657.748
% 0 15% 40% 65% 90% 100%
CAPEX (Milyar) Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
eNodeB TDD 104,4 0 0 29,2 29,6 29,6
eNodeB FDD 40 0 0 7 7,5 7,5
EPC 40 0 0 20 0 20
Last Mile 3,41 0 0 0,87 0,89 0,89
Backhaul 11,8 0 0 0 0 0
Instalasi eNodeB 25,575 0 0 6,525 6,675 6,675
Instalasi EPC 0,6 0 0 0,3 0 0,3
Up front fee 320 0 0 0 0 0
Total 545,785 0 0 63,895 44,665 64,965
3. Revenue : penghitungan revenue harus memperhatikan kemampuan daya beli pengguna dan persaingan
harga dengan competitor lainnya, revenue juga dibuat mengikuti jangka waktu dari demand user.
contoh :
4. Opex (Operational Expenditure) : seperti halnya capex, opex juga dihitung mengikuti jangka waktu dan
berkaitan erat dengan capex mengenai pengadaan sendiri atau menyewa dan juga dengan penyusutan nilai
barang.
contoh :
Area Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Perumahan 82,42 219,78 357,14 494,51 549,45
Perkantoran 57,89 154,37 250,85 347,33 385,92
Pariwisata 0,18 0,48 0,77 1,07 1,19
VoIP 74,60 198,93 323,26 447,59 497,32
Total 215,08 573,56 932,03 1290,50 1433,89
Daftar OPEX Harga
Karyawan Rp 5.000.000/karyawan
Pemasaran 3% revenue
Penyusutan Perangkat 10% harga alat
Asuransi dan perawatan 3% harga alat
BHP freq (20% nasional) Rp 32.000.000.000/5 MHz
BHP penyelenggaraan 0,5% revenue
Administrasi 1% revenue
Sewa Lokasi Rp 24.000.000/base station
Operasional Jaringan Rp 50.000.000/base station
Gateway Internet Rp 8.400.000/Mbps
5. Cashflow : merupakan selisih antara akumulasi biaya capex dan opex dengan revenue berdasarkan jangka
waktunya.
contoh :
6. NPV (Net Present Value) : NPV dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini dengan memperhatikan bunga
dari kebijakan perbankan. NPV menggambarkan keuntungan pada tahun berjalan
7. IRR (internal Rate Return) : IRR merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya yang juga
menggambarkan kapan investasi mencapi BEP (Break Even Point)
Rincian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
CAPEX 545.79 0.00 0.00 63.90 44.67 64.97
OPEX 200.18 238.19 263.57 295.40 327.38 344.12
Revenue 0.00 215.08 573.56 932.03 1290.50 1433.89
Cash flow -745.97 -23.10 309.98 636.63 963.12 1089.77
Di mana :
t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan
Cft = Cashflow pada tahun ke-t
r = rate/bunga acuan
Di mana :
t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan
Cft = Cashflow pada tahun ke-t
1. Perancangan Jaring Telekomunikasi Nirkabel dimulai dengan perencanaan jaringan akses, jaringan inti dan analisa
tekno ekonomi.
2. Data kependudukan dan analisa pasar menentukan parameter teknologi dan link budget agar dapat memenuhi
layanan yang diinginkan.
3. Analisa tekno ekonomi akan lebih akurat jika sebelumnya dilakukan survey pasar dan trend perkembangan
teknologi dan kebutuhan pengguna
[1] Dr. Ir. Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel, “Sesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan
EVDO, Institut Teknologi Bandung, 2015.
[2] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, “Perancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan
Dual Band 2,6 GHz & 700 MHz”, Institut Teknologi Bandung, 2013.
[3] Noman Shabbir, Muhammad T. Sadiq, Hasnain Kashif and Rizwan Ullah4, “Comparison Of Radio Propagation
Models For Long Term Evolution (Lte) Network”, International Journal of Next-Generation Networks (IJNGN)
Vol.3, No.3, September 2011
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya

Contenu connexe

Tendances

Training 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationTraining 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationWildan Driantama
 
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)ejlp12
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
 
Sejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesiaSejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesiaRudi Hernowo
 
Antena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokalAntena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokalDr.Joko Suryana
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingsetioaribowo
 
Phased Array Radar for Fire Control System
Phased Array Radar for Fire Control SystemPhased Array Radar for Fire Control System
Phased Array Radar for Fire Control SystemDr.Joko Suryana
 
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Agus Winarko
 
Luthfi fauzi 1101188545 - paper
Luthfi fauzi   1101188545 - paperLuthfi fauzi   1101188545 - paper
Luthfi fauzi 1101188545 - paperLuthfi Fauzi
 
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan AsiaBisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan AsiaDr.Joko Suryana
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerRio Hafandi
 

Tendances (19)

Training 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationTraining 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & Optimization
 
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
 
Sejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesiaSejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesia
 
Introduction to LTE
Introduction to LTEIntroduction to LTE
Introduction to LTE
 
Bisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesiaBisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesia
 
Antena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokalAntena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokal
 
Slide minggu ke 15
Slide minggu ke 15Slide minggu ke 15
Slide minggu ke 15
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
Slide minggu ke 14
Slide minggu ke 14Slide minggu ke 14
Slide minggu ke 14
 
Msan (multi services access node)
Msan (multi services access node)Msan (multi services access node)
Msan (multi services access node)
 
Phased Array Radar for Fire Control System
Phased Array Radar for Fire Control SystemPhased Array Radar for Fire Control System
Phased Array Radar for Fire Control System
 
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
 
Wcdma
WcdmaWcdma
Wcdma
 
Luthfi fauzi 1101188545 - paper
Luthfi fauzi   1101188545 - paperLuthfi fauzi   1101188545 - paper
Luthfi fauzi 1101188545 - paper
 
MSAN
MSANMSAN
MSAN
 
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan AsiaBisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi Seluler
 
Modul 2 overview gpon
Modul 2 overview gponModul 2 overview gpon
Modul 2 overview gpon
 

Similaire à Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya

Networking performance presentation
Networking performance presentationNetworking performance presentation
Networking performance presentationanonymous anonymous
 
Presentasi Pelanggan Global Phone
Presentasi Pelanggan Global PhonePresentasi Pelanggan Global Phone
Presentasi Pelanggan Global PhoneKasman Jie
 
Makalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceMakalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceAdi Pendiam
 
Matrix Telecom
Matrix TelecomMatrix Telecom
Matrix TelecomDenny NS
 
Certified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdf
Certified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdfCertified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdf
Certified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdfUnifiedCommunication1
 
membangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.ppt
membangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.pptmembangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.ppt
membangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.pptUbaidillahHaidar
 
6.2 Jaringan komputer
6.2 Jaringan komputer6.2 Jaringan komputer
6.2 Jaringan komputerEko Siswanto
 
Presentasi matrix simado
Presentasi matrix simadoPresentasi matrix simado
Presentasi matrix simadoGreen Coffee
 
jaringankomputer_lsp_telematika_ppt.ppt
jaringankomputer_lsp_telematika_ppt.pptjaringankomputer_lsp_telematika_ppt.ppt
jaringankomputer_lsp_telematika_ppt.pptmarijangculture
 
Membangun rt,rw.net
Membangun rt,rw.netMembangun rt,rw.net
Membangun rt,rw.netAgus Cjdw
 
Teknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdf
Teknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdfTeknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdf
Teknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdfErickyBenna1
 
Slide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxSlide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxkifibo
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingkhoirul effendi
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingindonesia
 
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitasModul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitasWarstekTV
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxYuukiKun5
 

Similaire à Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya (20)

Interface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDMInterface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDM
 
Networking performance presentation
Networking performance presentationNetworking performance presentation
Networking performance presentation
 
Mentum ellipse rev.1
Mentum ellipse rev.1Mentum ellipse rev.1
Mentum ellipse rev.1
 
Presentasi Pelanggan Global Phone
Presentasi Pelanggan Global PhonePresentasi Pelanggan Global Phone
Presentasi Pelanggan Global Phone
 
00_IT SUPPORT
00_IT SUPPORT00_IT SUPPORT
00_IT SUPPORT
 
Makalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceMakalah quality-of-service
Makalah quality-of-service
 
Matrix Telecom
Matrix TelecomMatrix Telecom
Matrix Telecom
 
Certified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdf
Certified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdfCertified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdf
Certified Mikrotik Training Basic Class ( PDFDrive ).pdf
 
membangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.ppt
membangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.pptmembangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.ppt
membangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.ppt
 
6.2 Jaringan komputer
6.2 Jaringan komputer6.2 Jaringan komputer
6.2 Jaringan komputer
 
Presentasi matrix simado
Presentasi matrix simadoPresentasi matrix simado
Presentasi matrix simado
 
jaringankomputer_lsp_telematika_ppt.ppt
jaringankomputer_lsp_telematika_ppt.pptjaringankomputer_lsp_telematika_ppt.ppt
jaringankomputer_lsp_telematika_ppt.ppt
 
Membangun rt,rw.net
Membangun rt,rw.netMembangun rt,rw.net
Membangun rt,rw.net
 
Teknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdf
Teknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdfTeknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdf
Teknologi Berbasis Luas WAN 11 TKJ.pdf
 
Slide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxSlide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptx
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitasModul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptx
 
Rt/rw net
Rt/rw netRt/rw net
Rt/rw net
 

Dernier

Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyEndarto Yudo
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 

Dernier (11)

Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 

Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya

  • 1. MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO STEI ITB 2015 Perencanaan Jaringan Komunikasi Nirkabel dan Analisa Tekno Ekonomi Oleh : MOHAMAD SYAHRAL 23213047
  • 2. Cakupan • Jumlah sel mencukupi untuk melayani daerah layanan Penetrasi Gedung / Kendaraan • Menjamin kecukupan level sinyal di dalam gedung atau kendaraan Trafik / Kapasitas • Memastikan dimensioning yang tepat dari resource jaringan untuk melayani pelanggan Penjadwalan • Melakukan perkiraan kebutuhan logistik, sumberdaya, keuangan serta waktu sehingga jaringan siap dioperasikan Kinerja • Jaminan kinerja jaringan memenuhi standard minimum kinerja yang dipersyaratkan untuk berbagai layanan Ekonomis • Jaringan dapat beroperasi sehingga memberikan ROI yang cukup baik bagi investor/ penanam modal
  • 3. Mulai Analisa Kapasitas yang dibutuhkan Atotal = (Erlang) Kapasitas sistem yang dibutuhkan dari BW yang disediakan Asel= (Erlang/Sel) Jumlah Sel = Atotal/ Asel Luas dan jari-jari Sel Analisa Kinerja :  Analisa pathloss  Analisa link budget  Perhitungan daya  Prenecanaan frekuensi Optimalisasi:  Threshold handover  Daya Pancar  Noise figure, dll Selesai Kulaitas oke?  Analisa data statistik  Prediksi kebutuhan trafik ke depan  Distribusi penduduk  Target pasar dan demand  Pertumbuhan pengguna
  • 4. 1. Data market : a. Jumlah penduduk sesuai data kependudukan termasuk distribusi usia produktif dan distribusi per wilayah b. Luas wilayah dan rasio luas per wilayah kecamatan c. Kepadatan penduduk d. Jumlah gedung perkantoran dan jumlah penghuni tiap gedung e. Statistik pengunjung tiap tempat wisata f. Panjang jalan yang dimiliki 2. Kebutuhan Kapasitas (bandwidth) : a. Data b. Suara Dengan asumsi Voice codec = AMR-WB/G.722.2, 1 BW kanal Ethernet = 38 KBps, GoS 2%, 𝑏𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ = 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑂𝑆𝐹 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑖𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎2 60 x busy hour call attempt x potensi pelanggan (erlang)
  • 5. Jumlah base station : a. Kapasitas : b. Cakupan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑆 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑊 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 1 𝐵𝑆 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑆 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 1 𝐵𝑆 Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung Base Station berdasarkan Kapasitas : a. Sektorisasi Base Station b. Bandwidth kanal yang disediakan c. Modulasi yang digunakan pada masing-masing Base Station d. Jenis Duplex yang akan digunakan e. Konfigurasi duplex f. Penentuan daerah Urban dan Sub-Urban g. Frekuensi yang digunakan h. Frekuensi reuse
  • 6. Model Propagasi 1. SUI Model 2. Okumura Model 3. Cost-231 Hatta Model 4. Cost-231 Walfisch-Ikegami model 5. Ericsson 9999 model Model Frequency (MHz) Distance (km) BS Height (m) Receiver Height (m) Urban Path Loss (dB) Suburban Path Loss (dB) Rural Path Loss (dB) SUI 1900 5 30 3 72.17 59.83 38.20 SUI 1900 5 80 3 72.17 59.83 38.24 SUI 2100 5 30 3 73.43 60.56 39.46 SUI 2100 5 80 3 73.43 60.56 39.46 Okumura 1900 5 30 3 126.99 116.99 96.99 Okumura 1900 5 80 3 107.37 97.37 77.37 Okumura 2100 5 30 3 127.86 117.86 97.86 Okumura 2100 5 80 3 107.34 98.24 78.24 Ericsson 1900 5 30 3 144.31 178.38 203.26 Ericsson 1900 5 80 3 140.36 174.43 199.31 Ericsson 2100 5 30 3 145.83 179.90 204.79 Ericsson 2100 5 80 3 141.86 175.95 200.83 COST 231 1900 5 30 3 194.03 189.32 189.32 COST 231 1900 5 80 3 183.66 178.94 178.94 Walfisch-Ikegami 1900 5 30 3 150.20 147.51 126.35 Walfisch-Ikegami 1900 5 80 3 150.20 147.51 126.35 Walfisch-Ikegami 2100 5 30 3 152.47 148.69 127.21 Walfisch-Ikegami 2100 5 80 3 152.47 148.69 127.21
  • 7.
  • 8.  Pilih teknologi akses  Gunakan band frekuensi yang rendah  Tingkatkan tinggi antena  Naikkan daya pancar  Kurangi persyaratan kualitas  Pilih teknologi akses  Perbesar band frekuensi  Gunakan re-use frequency  Kurangi persyaratan C/I  Rendahkan tinggi antena  Gunakan fitur software  Gunakan antena adaptif
  • 9. Model trafik •Karakteristik trafik jaringan •Penempatan link dan konfigurasi routing •Jam sibuk Simpul Jaringan Inti •Konsentrasi trafik tinggi •RNC pada BS konsenstrasi tinggi •PDSN dekat dengan RNC •Volume trafik dan teknologi transport Arsitektur Jaringan inti •Base Station •RNC •PDSN •PCF Alokasi IP Address •Memudahkan agregasi dan subnetting untuk efficient routing dan meminimalkan traffic overhead akibat routing update Disain topologi backbone •Menghubungkan node-node tersebut yang sanggup memenuhi demand trafik, redundancy serta delay performance secara cost effective Penempatan Jaringan backhaul •Jaringan backhaul berguna agar satu BS dengan BS lainnya dapat saling berkomunikasi, serta sebagai sarana untuk memperoleh akses ke jaringan lain
  • 10. Kelebihan dan kekurangan masing2 teknologi transport : 1. Dedicated Private Line • QOS baik dan bebas kongesti • Mudah dalam perancangan untuk mengatasi trafik peak • Tanpa alternate-rerouting • Biaya mahal dan sensitif terhadap jarak • Tidak efisien dalam trafiksporadis 2. ATM • Menyediakan Bandwidth on demand • Tidak sensitive thd jarak • built-in rerouting • Dynamic Bandwidth sharing • Perancangan lebih kompleks • Terdapat protocol overhead • Kemungkinan packet loss dan delay 3. Frame Relay • menggunakan varable frame length • Perancangan dan konfigurasi mudah • Pricing tidak sensitive jarak • kecepatan lebih rendah dibanding ATM • Kurang bagus untuk suara • QOS beragam 4. VPN • Jaringan private IP • Prioritization dan schedulling • Peningkatan tunneling overhead • Potensi performance bottlenecks 5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing Implementasi lebih kompleks 6. Carrier ethernet Kecepatan
  • 11. RING Sederhana, murah dan handal serta memiliki link redundancy tetapi terlalu banyak hop, delay yang besar dan kurang skalabilitas FULLY MESH Kehandalan tertinggi, proteksi yang baik dan tercepat tetapi sangat mahal dan kurang mendukung skalabilitas STAR Sederhana, terpusat, membutuhkan 2 hop dan kinerjanya kuat tetapi bergantung kepada fungsi switching dari Hub TREE Gabungan STAR dan RING, bertingkat atau hirarkikal tetapi bergantung kepada simpul yang lebih tinggi
  • 12. Asumsi setiap EPC (Evolved Packet Core) mampu menangani 200 Base Station, sehingga dibutuhkan 606/200 ≈ 4 EPC Dengan rincian : Ring 1 : 16 BS Urban dan 136 BS Sub-Urban : 5,37 GBps Ring 2 : 151 Urban : 5,67 Gbps Ring 3 : 60 BS Urban dan 92 BS Sub-Urban : 5,77 Gbps Ring 4 : 48 BS Urban dan 103 BS Sub-Urban : 5,27 Gbps
  • 13. 1. Demand User : prediksi permintaan layanan dari potensial pengguna untuk jangka waktu tertentu dengan memperhatikan data kependudukan, analisa pasar dan distribusi permintaan. Contoh : 2. Capex (Capital Expenditure) : Capex dapat dihitung dengan asumsi instalasi dari awal atau merupakan pengembangan dari jaringan yang sudah ada, baik dengan pengadaan sendiri atau bisa juga dengan menyewa. Capex juga dibuat dengan jangka waktu seperti halnya demand user. Contoh : Pengguna LTE Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Perumahan 0 91.575 244.201 396.827 549.453 610.503 Perkantoran 0 32.160 857.60 139.360 192.960 214.400 Pariwisata 0 596 1.588 2.581 3.574 3.971 VoIP 0 124.331 331.550 538.768 745.987 828.874 Total 0 248.663 663.100 1.077.537 1.491.974 1.657.748 % 0 15% 40% 65% 90% 100% CAPEX (Milyar) Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 eNodeB TDD 104,4 0 0 29,2 29,6 29,6 eNodeB FDD 40 0 0 7 7,5 7,5 EPC 40 0 0 20 0 20 Last Mile 3,41 0 0 0,87 0,89 0,89 Backhaul 11,8 0 0 0 0 0 Instalasi eNodeB 25,575 0 0 6,525 6,675 6,675 Instalasi EPC 0,6 0 0 0,3 0 0,3 Up front fee 320 0 0 0 0 0 Total 545,785 0 0 63,895 44,665 64,965
  • 14. 3. Revenue : penghitungan revenue harus memperhatikan kemampuan daya beli pengguna dan persaingan harga dengan competitor lainnya, revenue juga dibuat mengikuti jangka waktu dari demand user. contoh : 4. Opex (Operational Expenditure) : seperti halnya capex, opex juga dihitung mengikuti jangka waktu dan berkaitan erat dengan capex mengenai pengadaan sendiri atau menyewa dan juga dengan penyusutan nilai barang. contoh : Area Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Perumahan 82,42 219,78 357,14 494,51 549,45 Perkantoran 57,89 154,37 250,85 347,33 385,92 Pariwisata 0,18 0,48 0,77 1,07 1,19 VoIP 74,60 198,93 323,26 447,59 497,32 Total 215,08 573,56 932,03 1290,50 1433,89 Daftar OPEX Harga Karyawan Rp 5.000.000/karyawan Pemasaran 3% revenue Penyusutan Perangkat 10% harga alat Asuransi dan perawatan 3% harga alat BHP freq (20% nasional) Rp 32.000.000.000/5 MHz BHP penyelenggaraan 0,5% revenue Administrasi 1% revenue Sewa Lokasi Rp 24.000.000/base station Operasional Jaringan Rp 50.000.000/base station Gateway Internet Rp 8.400.000/Mbps
  • 15. 5. Cashflow : merupakan selisih antara akumulasi biaya capex dan opex dengan revenue berdasarkan jangka waktunya. contoh : 6. NPV (Net Present Value) : NPV dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini dengan memperhatikan bunga dari kebijakan perbankan. NPV menggambarkan keuntungan pada tahun berjalan 7. IRR (internal Rate Return) : IRR merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya yang juga menggambarkan kapan investasi mencapi BEP (Break Even Point) Rincian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 CAPEX 545.79 0.00 0.00 63.90 44.67 64.97 OPEX 200.18 238.19 263.57 295.40 327.38 344.12 Revenue 0.00 215.08 573.56 932.03 1290.50 1433.89 Cash flow -745.97 -23.10 309.98 636.63 963.12 1089.77 Di mana : t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan Cft = Cashflow pada tahun ke-t r = rate/bunga acuan Di mana : t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan Cft = Cashflow pada tahun ke-t
  • 16. 1. Perancangan Jaring Telekomunikasi Nirkabel dimulai dengan perencanaan jaringan akses, jaringan inti dan analisa tekno ekonomi. 2. Data kependudukan dan analisa pasar menentukan parameter teknologi dan link budget agar dapat memenuhi layanan yang diinginkan. 3. Analisa tekno ekonomi akan lebih akurat jika sebelumnya dilakukan survey pasar dan trend perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna [1] Dr. Ir. Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel, “Sesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan EVDO, Institut Teknologi Bandung, 2015. [2] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, “Perancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan Dual Band 2,6 GHz & 700 MHz”, Institut Teknologi Bandung, 2013. [3] Noman Shabbir, Muhammad T. Sadiq, Hasnain Kashif and Rizwan Ullah4, “Comparison Of Radio Propagation Models For Long Term Evolution (Lte) Network”, International Journal of Next-Generation Networks (IJNGN) Vol.3, No.3, September 2011

Notes de l'éditeur

  1. Rincian CAPEX Harga (Rupiah) eNodeB FDD 500.000.000/site eNodeB TDD 400.000.000/site EPC 20.000.000.000/site Last Mile 10.000.000/site Jaringan Backhaul 100.000.000/km Instalasi Base Station 75.000.000/site Instalasi EPC 300.000.000/site Up Front Fee 320.000.000.000