2. KEDUDUKAN AKAL DALAM
PENALARAN HUKUM
RA’YU= Menyangka (kegiatan yang melibatkan hati atau akal)
AL-QUR’AN & HADIS (SUMBER HUKUM UTAMA)
QAT’IY (PASTI) & ZHANNIY (BELUM PASTI)
3. RA’YU/AKAL DIGUNAKAN DALAM AYAT YANG BERSIFAT BELUM
PASTI.
• Dalam hal-hal yang tidak
ada hukumnya sama
sekali.
RA’YU
• Dalam hal-hal yang sudah di atur
dalam nash tetapi penunjukan
terhadap hukum tidak secara pasti
sehingga bisa menimbulkan
keragaman pemahaman
RA’YU
5. IJMA’= ijma dalam istilah ahli usul adalah kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin
dalam suatu masa tertentu setelah wafat Rasul atas hukum syara
QIYAS = menanggungkan sesuatu yang diketahui kepada sesuatu yang diketahui dalam hal
menetapkan hukum pada keduanya atau meniadakan hukum dari keduanya disebabkan ada hal
yang sama antara keduanya, dalam penetapan hukum atau peniadaan hukum
ISTIHSAN = “memperhitungkan sesuatu lebih baik” atau “adanya sesuatu itu lebih baik” atau
“mengikuti sesuatu yang lebih baik”.
URF = secara etimologi berarti sesuatu yang dipandang baik dan diterima oleh akal sehat. Sedangkan
secara terminologi istilah 'urf berarti: sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karena telah
menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan atau perkataan
AL-MASLAHAH AL-MURSALAH Beberapa sifat yang sejalan dengan tindakan dan tujuan syara’, tetapi tidak
ada dalil tertentu dari syara’ yang membenarkan atau menggugurkan, dan dengan ditetapkannya hukum
padanya akan tercapai kemaslahatan dan tertolak kerusakan manusia
6. CONTOH KASUS DALAM AHWAL SYAKHSHIYYAH YANG
DI SELESAIKAN DENGAN METODE RASIONAL
1. Mahar Wanita Yang Ditalak Suaminya Sebelum Digauli
2. Mahar Tidak Tunai Wanita Yang Ditinggal Wafat Suaminya
3. ‘Iddah Bagi Wanita Hamil Yang Ditinggal Wafat Suaminya