SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Hak Orang Dengan Gangguan
jiwa (ODGJ) dalam UU
Disabilitas No.8 th 2016
Bagus Utomo
Utomo.bagus@gmail.com
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
http://www.skizofrenia.org
Catatan
• Materi ini ringkasan saja sebagai sarana edukasi publik, untuk lebih
lengkapnya silahkan merujuk ke naskah UU Disabilitas No.8 th 2016 di:
http://www.kemendagri.go.id/media/documents/2016/05/11/u/u/uu_nomor
_8_tahun_2016.pdf
Sejumlah Istilah Penting
Penyandang Disabilitas
• Adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan
hak. (Pasal 1 )
•
Kesamaan Kesempatan
• Adalah keadaan yang memberikan peluang dan/atau menyediakan akses
kepada Penyandang Disabilitas untuk menyalurkan potensi dalam segala
aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat
Diskriminasi
• Adalah setiap pembedaan, pengecualian pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan atas dasar disabilitas yang bermaksud atau berdampak pada
pembatasan atau peniadaan pengakuan, penikmatan, atau pelaksanaan hak
Penyandang Disabilitas.
Pelindungan
• adalah upaya yang dilakukan untuk memenuhi, melaksanakan, dan
mewujudkan hak Penyandang Disabilitas.
Pemenuhan
• adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk melindungi, mengayomi, dan
memperkuat hak Penyandang Disabilitas
Penghormatan
• adalah sikap menghargai atau menerima keberadaan Penyandang Disabilitas
dengan segala hak yang melekat tanpa berkurang.
Pemberdayaan
• adalah upaya untuk menguatkan keberadaan Penyandang Disabilitas dalam
bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan potensi sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi individu atau kelompok Penyandang
Disabilitas yang tangguh dan mandiri.
Aksesibilitas
• adalah kemudahan yang disediakan untuk Penyandang Disabilitas guna
mewujudkan Kesamaan Kesempatan
Akomodasi yang Layak
• adalah modifikasi dan penyesuaian yang tepat dan diperlukan untuk
menjamin penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi manusia dan
kebebasan fundamental untuk Penyandang Disabilitas berdasarkan
kesetaraan.
Konsesi
• adalah segala bentuk potongan biaya yang diberikan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau setiap orang kepada Penyandang Disabilitas
berdasarkan kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
RAGAM PENYANDANG DISABILITAS
• Penyandang Disabilitas fisik
• Penyandang Disabilitas intelektual
• Penyandang Disabilitas mental
• Penyandang Disabilitas sensorik.
Ragam Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dialami secara tunggal, ganda, atau multi dalam jangka waktu lama yang
ditetapkan oleh tenaga medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Orang Dengan Gangguan jiwa (ODGJ)
termasuk dalam ragam Disabilitas Mental
HAK PENYANDANG DISABILITAS
• Hidup
• Bebas dari stigma
• Privasi
• Keadilan dan perlindungan hukum
• Pendidikan
• Pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi
• Kesehatan
• Politik
• Keagamaan
• Keolahragaan
• Kebudayaan dan pariwisata
• Kesejahteraan sosial
• Aksesibilitas
• Pelayanan Publik
• Pelindungan dari bencana
• Habilitasi dan rehabilitasi
• Konsesi
Perempuan dengan disabilitas memiliki hak
• Atas kesehatan reproduksi
• Menerima atau menolak penggunaan alat kontrasepsi
• Mendapatkan Pelindungan lebih dari perlakuan Diskriminasi berlapis; dan
• Untuk mendapatkan Pelindungan lebih dari tindak kekerasan, termasuk
kekerasan dan eksploitasi seksual
Anak penyandang disabilitas memiliki hak
• Mendapatkan Pelindungan khusus dari Diskriminasi, penelantaran, pelecehan,
eksploitasi, serta kekerasan dan kejahatan seksual
• Mendapatkan perawatan dan pengasuhan keluarga atau keluarga pengganti
untuk tumbuh kembang secara optimal
• Dilindungi kepentingannya dalam pengambilan keputusan
• Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak
• Pemenuhan kebutuhan khusus
• Perlakuan yang sama dengan anak lain untuk mencapai integrasi sosial dan
pengembangan individu; dan
• Mendapatkan pendampingan sosial.
Hak Hidup – Bebas Pasung dan penelantaran
• Pasal 6 Hak hidup untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak:
a. atas Penghormatan integritas;
b. tidak dirampas nyawanya;
c. mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang menjamin kelangsungan
hidupnya;
d. bebas dari penelantaran, pemasungan, pengurungan, dan pengucilan;
e. bebas dari ancaman dan berbagai bentuk eksploitasi; dan
f. bebas dari penyiksaan, perlakuan dan penghukuman lain yang kejam, tidak
manusiawi, dan merendahkan martabat manusia.
Hak Bebas dari Stigma
• Pasal 7 Hak bebas dari stigma untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak
bebas dari pelecehan, penghinaan, dan pelabelan negatif terkait kondisi
disabilitasnya.
Hak Privasi – Membentuk keluarga
• Pasal 8 Hak privasi untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak:
a. diakui sebagai manusia pribadi yang dapat menuntut dan memperoleh
perlakuan serta Pelindungan yang sama sesuai dengan martabat manusia di
depan umum;
b. membentuk sebuah keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah;
c. Penghormatan rumah dan keluarga;
d. mendapat Pelindungan terhadap kehidupan pribadi dan keluarga; dan
e. dilindungi kerahasiaan atas data pribadi, suratmenyurat, dan bentuk
komunikasi pribadi lainnya, termasuk data dan informasi kesehatan.
Hak Keadilan dan Perlindungan Hukum
• Pasal 9 Hak keadilan dan perlindungan hukum untuk Penyandang Disabilitas
meliputi hak:
a. atas perlakuan yang sama di hadapan hukum;
b. diakui sebagai subjek hukum;
c. memiliki dan mewarisi harta bergerak atau tidak bergerak;
d. mengendalikan masalah keuangan atau menunjuk orang untuk mewakili
kepentingannya dalam urusan keuangan;
e. memperoleh akses terhadap pelayanan jasa perbankan dan nonperbankan;
f. memperoleh penyediaan Aksesibilitas dalam pelayanan peradilan;
g. atas Pelindungan dari segala tekanan, kekerasan, penganiayaan,
Diskriminasi, dan/atau perampasan atau pengambilalihan hak milik;
h. memilih dan menunjuk orang untuk mewakili kepentingannya dalam hal
keperdataan di dalam dan di luar pengadilan; dan
i. dilindungi hak kekayaan intelektualnya.
Bantuan Hukum
• Pasal 95 Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 dilakukan
oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui:
a. bantuan sosial;
b. advokasi sosial; dan/atau
c. bantuan hukum.
Hak Pendidikan
• Pasal 10
a. mendapatkan pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus;
b. mempunyai Kesamaan Kesempatan untuk menjadi pendidik atau tenaga
kependidikan pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan;
c. mempunyai Kesamaan Kesempatan sebagai penyelenggara pendidikan yang
bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan; dan
d. mendapatkan Akomodasi yang Layak sebagai peserta didik.
Hak Kesehatan
• Pasal 12 Hak kesehatan untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak:
a. memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam
pelayanan kesehatan;
b. memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang
kesehatan;
c. memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau;
d. memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya;
e. memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan kebutuhannya;
f. memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah;
g. memperoleh Pelindungan dari upaya percobaan medis; dan
h. memperoleh Pelindungan dalam penelitian dan pengembangan kesehatan
yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek.
RS tidak boleh menolak melayani ODGJ
• Pasal 70 Rumah sakit jiwa maupun rumah sakit umum yang menyediakan
pelayanan psikiatri wajib memberikan pelayanan kepada Penyandang
Disabilitas sesuai dengan standar.
Pekerjaan
• Pasal 45 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin proses
rekrutmen, penerimaan, pelatihan kerja, penempatan kerja, keberlanjutan
kerja, dan pengembangan karier yang adil dan tanpa Diskriminasi kepada
Penyandang Disabilitas.
• Pasal 53
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan
Usaha Milik Daerah wajib mempekerjakan paling sedikit 2% (dua persen)
Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
(2) Perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1% (satu persen)
Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
Politik
• Pasal 75
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin agar Penyandang
Disabilitas dapat berpartisipasi secara efektif dan penuh dalam kehidupan
politik dan publik secara langsung atau melalui perwakilan.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin hak dan kesempatan
bagi Penyandang Disabilitas untuk memilih dan dipilih.
• Pasal 76 Penyandang Disabilitas berhak untuk menduduki jabatan publik.
Keagamaan
• Pasal 78 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melindungi Penyandang
Disabilitas dari tekanan dan Diskriminasi oleh pihak mana pun untuk memeluk
agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya.
Seni dan Budaya
• Pasal 85 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin Aksesibilitas
bagi Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan layanan kebudayaan dan
pariwisata
• Pasal 87 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan
potensi dan kemampuan seni budaya Penyandang Disabilitas.
• Pasal 88 Penyandang Disabilitas berhak untuk mendapatkan pengakuan dan
dukungan atas identitas budaya dan linguistik.
• Pasal 89 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melindungi hak
kekayaan intelektual Penyandang Disabilitas. (2) Pemerintah dan Pemerintah
Daerah wajib melindungi dan memajukan budaya masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai kesetaraan hak Penyandang Disabilitas.
Kesejahteraan Sosial
• Pasal 90 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial untuk Penyandang Disabilitas.
(2) Penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. rehabilitasi sosial;
b. jaminan sosial;
c. pemberdayaan sosial; dan
d. perlindungan sosial.
Jaminan Sosial - Asuransi Kesejahteraan Sosial,
• Pasal 93
(1) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 diberikan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk Penyandang Disabilitas miskin atau
yang tidak memiliki penghasilan.
(2) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial, bantuan langsung
berkelanjutan, dan bantuan khusus.
(3) Bantuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup pelatihan,
konseling, perawatan sementara, atau bantuan lain yang berkaitan.
Pelayanan Publik
• Pasal 105 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan
Pelayanan Publik yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
pelayanan jasa transportasi publik.
• Pasal 105 (4) Pendanaan Pelayanan Publik bagi Penyandang Disabilitas
bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. anggaran dan
pendapatan belanja daerah; dan/atau c. anggaran korporasi atau badan
hukum yang menyelenggarakan Pelayanan Publik.
Penanganan Bencana
• Pasal 109
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengambil langkah yang
diperlukan untuk menjamin penanganan Penyandang Disabilitas pada tahap
prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana.
(2) Penanganan Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memperhatikan Akomodasi yang Layak dan Aksesibilitas untuk
Penyandang Disabilitas.
Habilitasi dan Rehabilitasi
• Pasal 110
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan atau memfasilitasi
layanan habilitasi dan rehabilitasi untuk Penyandang Disabilitas.
(2) Habilitasi dan rehabilitasi untuk Penyandang Disabilitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan:
a. mencapai, mempertahankan, dan mengembangkan kemandirian,
kemampuan fisik, mental, sosial, dan keterampilan Penyandang Disabilitas
secara maksimal; dan
b. memberi kesempatan untuk berpartisipasi dan berinklusi di seluruh aspek
kehidupan.
Konsesi
• Pasal 114 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan Konsesi
untuk Penyandang Disabilitas. (2) Ketentuan mengenai besar dan jenis Konsesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
• Pasal 115 Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengupayakan pihak swasta
untuk memberikan Konsesi untuk Penyandang Disabilitas.
• Pasal 116 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan insentif bagi
perusahaan swasta yang memberikan Konsesi untuk Penyandang Disabilitas.
Pendataan
• Pendataan Pasal 117 (1) Penyelenggaraan pendataan terhadap Penyandang
Disabilitas dilakukan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sosial secara mandiri atau bersama dengan lembaga
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Hak Hidup Secara Mandiri dan Dilibatkan
dalam Masyarakat – Tempat Tinggal
• Pasal 23 Hak hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat untuk
Penyandang Disabilitas meliputi hak:
a. mobilitas pribadi dengan penyediaan Alat Bantu dan kemudahan untuk
mendapatkan akses;
b. mendapatkan kesempatan untuk hidup mandiri di tengah masyarakat;
c. mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk hidup secara mandiri;
d. menentukan sendiri atau memperoleh bantuan dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah untuk menetapkan tempat tinggal dan/atau pengasuhan keluarga atau
keluarga pengganti;
e. mendapatkan akses ke berbagai pelayanan, baik yang diberikan di dalam rumah, di
tempat permukiman, maupun dalam masyarakat; dan
f. mendapatkan akomodasi yang wajar untuk berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat.
Hak Berekspresi, Berkomunikasi, dan
Memperoleh Informasi
• Hak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi untuk
Penyandang Disabilitas meliputi hak:
a. memiliki kebebasan berekspresi dan berpendapat;
b. mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah
diakses; dan
c. menggunakan dan memperoleh fasilitas informasi dan komunikasi berupa
bahasa isyarat, braille, dan komunikasi augmentatif dalam interaksi resmi.
Perempuan dan anak
• Pasal 125 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan unit
layanan informasi dan tindak cepat untuk perempuan dan anak penyandang
disabilitas yang menjadi korban kekerasan.
• Pasal 126 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan Pelindungan
khusus terhadap perempuan dan anak penyandang disabilitas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelindungan dari Tindakan Diskriminasi,
Penelantaran, Penyiksaan, dan Eksploitasi
• Pasal 128
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi Penyandang Disabilitas
untuk bersosialisasi dan berinteraksi dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, dan bernegara tanpa rasa takut.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin Penyandang
Disabilitas bebas dari segala bentuk kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan
seksual
KETENTUAN PIDANA
• Pasal 144 Setiap Orang yang melakukan tindakan yang berdampak kepada
bertambah, berkurang, atau hilangnya hak kepemilikan Penyandang
Disabilitas tanpa mendapat penetapan dari pengadilan negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 142 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
• Pasal 145 Setiap Orang yang menghalang-halangi dan/atau melarang
Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan hak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 143 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Terima kasih dan semoga berguna
• Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
• Jl. Limo 26a Rt05/02 Balimester
Kampung Melayu, Jakarta Timur
Indonesia
• 6221 8514389
• Info.kpsi@gmail.com
• http://www.skizofrenia.org
• @kpsi_pusat

More Related Content

Similar to Hak ODGJ dalam UU Disabilitas No.8 th 2016

Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraAsyair26
 
hak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptx
hak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptxhak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptx
hak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptxHelmiAhmad9
 
Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraDirga Januar
 
Hak hak dasar penyandang disabilitas mental - Pekerjaan
Hak hak dasar penyandang disabilitas mental - PekerjaanHak hak dasar penyandang disabilitas mental - Pekerjaan
Hak hak dasar penyandang disabilitas mental - PekerjaanBagus Utomo
 
hak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negarahak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negaraTri Endah Lestari
 
PERLUNYA PERDA KLA2.pptx
PERLUNYA PERDA KLA2.pptxPERLUNYA PERDA KLA2.pptx
PERLUNYA PERDA KLA2.pptxBidangPPdanPA
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaDwi Anita
 
KP 1.1.3.5 Ham dan kes
KP 1.1.3.5 Ham dan kes KP 1.1.3.5 Ham dan kes
KP 1.1.3.5 Ham dan kes Carlo Prawira
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakDudi Aprillianto
 
Hak dan Kewajiban Warganegara.ppt
Hak dan Kewajiban Warganegara.pptHak dan Kewajiban Warganegara.ppt
Hak dan Kewajiban Warganegara.pptSolehCahbagus
 
TUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUTUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUbagusrs
 
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12Susanto Susanto
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusiataniariwu
 
Hukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan
Hukum Profesi Dalam Pelayanan KebidananHukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan
Hukum Profesi Dalam Pelayanan KebidananUFDK
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARARifin Sugiarto
 
HK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.pptHK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.pptatiksangaji
 

Similar to Hak ODGJ dalam UU Disabilitas No.8 th 2016 (20)

Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negara
 
hak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptx
hak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptxhak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptx
hak-hakdasarpenyandangdisabilitasmental-190517175739.pptx
 
Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negara
 
MATERI KHA.pptx
MATERI KHA.pptxMATERI KHA.pptx
MATERI KHA.pptx
 
Hak hak dasar penyandang disabilitas mental - Pekerjaan
Hak hak dasar penyandang disabilitas mental - PekerjaanHak hak dasar penyandang disabilitas mental - Pekerjaan
Hak hak dasar penyandang disabilitas mental - Pekerjaan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
 
hak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negarahak dan kewajiban warga negara
hak dan kewajiban warga negara
 
PERLUNYA PERDA KLA2.pptx
PERLUNYA PERDA KLA2.pptxPERLUNYA PERDA KLA2.pptx
PERLUNYA PERDA KLA2.pptx
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
KP 1.1.3.5 Ham dan kes
KP 1.1.3.5 Ham dan kes KP 1.1.3.5 Ham dan kes
KP 1.1.3.5 Ham dan kes
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 
Hak dan Kewajiban Warganegara.ppt
Hak dan Kewajiban Warganegara.pptHak dan Kewajiban Warganegara.ppt
Hak dan Kewajiban Warganegara.ppt
 
TUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUTUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMU
 
Pkn assignment ham
Pkn assignment hamPkn assignment ham
Pkn assignment ham
 
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Hukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan
Hukum Profesi Dalam Pelayanan KebidananHukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan
Hukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan
 
HAK DAN KEWAJIBAN.pptx
HAK DAN KEWAJIBAN.pptxHAK DAN KEWAJIBAN.pptx
HAK DAN KEWAJIBAN.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
 
HK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.pptHK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.ppt
 

More from Bagus Utomo

KPSI: Establishing and growing a civil society mental health association
KPSI: Establishing and growing a civil society mental health associationKPSI: Establishing and growing a civil society mental health association
KPSI: Establishing and growing a civil society mental health associationBagus Utomo
 
Homelessness in indonesia
Homelessness in indonesia Homelessness in indonesia
Homelessness in indonesia Bagus Utomo
 
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktpPengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktpBagus Utomo
 
Kebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primerKebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primerBagus Utomo
 
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkpPelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkpBagus Utomo
 
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Bagus Utomo
 
Membangun kemandirian ODGJ
Membangun kemandirian ODGJMembangun kemandirian ODGJ
Membangun kemandirian ODGJBagus Utomo
 
What do patients and caregivers want from mental health services
What do patients and caregivers want from mental health servicesWhat do patients and caregivers want from mental health services
What do patients and caregivers want from mental health servicesBagus Utomo
 
Profil KPSI 2021
Profil KPSI 2021Profil KPSI 2021
Profil KPSI 2021Bagus Utomo
 
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia Bagus Utomo
 
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agamaPanduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agamaBagus Utomo
 
Makna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgjMakna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgjBagus Utomo
 
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu Bagus Utomo
 
Homelessness in indonesia
Homelessness in indonesiaHomelessness in indonesia
Homelessness in indonesiaBagus Utomo
 
Bunuh diri dan faktor risikonya
Bunuh diri dan faktor risikonya Bunuh diri dan faktor risikonya
Bunuh diri dan faktor risikonya Bagus Utomo
 
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriPenatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriBagus Utomo
 
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan Jiwa
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan JiwaPengobatan Medis Orang Dengan Gangguan Jiwa
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan JiwaBagus Utomo
 
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwaPerkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwaBagus Utomo
 
Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri
Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri
Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri Bagus Utomo
 

More from Bagus Utomo (20)

KPSI: Establishing and growing a civil society mental health association
KPSI: Establishing and growing a civil society mental health associationKPSI: Establishing and growing a civil society mental health association
KPSI: Establishing and growing a civil society mental health association
 
Homelessness in indonesia
Homelessness in indonesia Homelessness in indonesia
Homelessness in indonesia
 
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktpPengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
 
Kebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primerKebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primer
 
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkpPelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
 
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
 
Membangun kemandirian ODGJ
Membangun kemandirian ODGJMembangun kemandirian ODGJ
Membangun kemandirian ODGJ
 
What do patients and caregivers want from mental health services
What do patients and caregivers want from mental health servicesWhat do patients and caregivers want from mental health services
What do patients and caregivers want from mental health services
 
Profil KPSI 2021
Profil KPSI 2021Profil KPSI 2021
Profil KPSI 2021
 
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
 
Profil KPSI
Profil KPSIProfil KPSI
Profil KPSI
 
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agamaPanduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
 
Makna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgjMakna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgj
 
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
 
Homelessness in indonesia
Homelessness in indonesiaHomelessness in indonesia
Homelessness in indonesia
 
Bunuh diri dan faktor risikonya
Bunuh diri dan faktor risikonya Bunuh diri dan faktor risikonya
Bunuh diri dan faktor risikonya
 
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriPenatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
 
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan Jiwa
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan JiwaPengobatan Medis Orang Dengan Gangguan Jiwa
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan Jiwa
 
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwaPerkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
 
Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri
Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri
Ciri-ciri gangguan jiwa yang beresiko bunuh diri
 

Recently uploaded

PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_
PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_
PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_elin560994
 
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptxEMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptxsisiliafitriapurnani
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 

Recently uploaded (6)

PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_
PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_
PENYULUHAN_KB HORMONAL DAN NON HORMONAL_
 
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptxEMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 

Hak ODGJ dalam UU Disabilitas No.8 th 2016

  • 1. Hak Orang Dengan Gangguan jiwa (ODGJ) dalam UU Disabilitas No.8 th 2016 Bagus Utomo Utomo.bagus@gmail.com Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia http://www.skizofrenia.org
  • 2. Catatan • Materi ini ringkasan saja sebagai sarana edukasi publik, untuk lebih lengkapnya silahkan merujuk ke naskah UU Disabilitas No.8 th 2016 di: http://www.kemendagri.go.id/media/documents/2016/05/11/u/u/uu_nomor _8_tahun_2016.pdf
  • 4. Penyandang Disabilitas • Adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. (Pasal 1 ) •
  • 5. Kesamaan Kesempatan • Adalah keadaan yang memberikan peluang dan/atau menyediakan akses kepada Penyandang Disabilitas untuk menyalurkan potensi dalam segala aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat Diskriminasi • Adalah setiap pembedaan, pengecualian pembatasan, pelecehan, atau pengucilan atas dasar disabilitas yang bermaksud atau berdampak pada pembatasan atau peniadaan pengakuan, penikmatan, atau pelaksanaan hak Penyandang Disabilitas.
  • 6. Pelindungan • adalah upaya yang dilakukan untuk memenuhi, melaksanakan, dan mewujudkan hak Penyandang Disabilitas. Pemenuhan • adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk melindungi, mengayomi, dan memperkuat hak Penyandang Disabilitas Penghormatan • adalah sikap menghargai atau menerima keberadaan Penyandang Disabilitas dengan segala hak yang melekat tanpa berkurang.
  • 7. Pemberdayaan • adalah upaya untuk menguatkan keberadaan Penyandang Disabilitas dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan potensi sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi individu atau kelompok Penyandang Disabilitas yang tangguh dan mandiri. Aksesibilitas • adalah kemudahan yang disediakan untuk Penyandang Disabilitas guna mewujudkan Kesamaan Kesempatan
  • 8. Akomodasi yang Layak • adalah modifikasi dan penyesuaian yang tepat dan diperlukan untuk menjamin penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental untuk Penyandang Disabilitas berdasarkan kesetaraan. Konsesi • adalah segala bentuk potongan biaya yang diberikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau setiap orang kepada Penyandang Disabilitas berdasarkan kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
  • 9. RAGAM PENYANDANG DISABILITAS • Penyandang Disabilitas fisik • Penyandang Disabilitas intelektual • Penyandang Disabilitas mental • Penyandang Disabilitas sensorik. Ragam Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dialami secara tunggal, ganda, atau multi dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • 10. Orang Dengan Gangguan jiwa (ODGJ) termasuk dalam ragam Disabilitas Mental
  • 11. HAK PENYANDANG DISABILITAS • Hidup • Bebas dari stigma • Privasi • Keadilan dan perlindungan hukum • Pendidikan • Pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi • Kesehatan • Politik
  • 12. • Keagamaan • Keolahragaan • Kebudayaan dan pariwisata • Kesejahteraan sosial • Aksesibilitas • Pelayanan Publik • Pelindungan dari bencana • Habilitasi dan rehabilitasi • Konsesi
  • 13. Perempuan dengan disabilitas memiliki hak • Atas kesehatan reproduksi • Menerima atau menolak penggunaan alat kontrasepsi • Mendapatkan Pelindungan lebih dari perlakuan Diskriminasi berlapis; dan • Untuk mendapatkan Pelindungan lebih dari tindak kekerasan, termasuk kekerasan dan eksploitasi seksual
  • 14. Anak penyandang disabilitas memiliki hak • Mendapatkan Pelindungan khusus dari Diskriminasi, penelantaran, pelecehan, eksploitasi, serta kekerasan dan kejahatan seksual • Mendapatkan perawatan dan pengasuhan keluarga atau keluarga pengganti untuk tumbuh kembang secara optimal • Dilindungi kepentingannya dalam pengambilan keputusan • Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak • Pemenuhan kebutuhan khusus • Perlakuan yang sama dengan anak lain untuk mencapai integrasi sosial dan pengembangan individu; dan • Mendapatkan pendampingan sosial.
  • 15. Hak Hidup – Bebas Pasung dan penelantaran • Pasal 6 Hak hidup untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak: a. atas Penghormatan integritas; b. tidak dirampas nyawanya; c. mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang menjamin kelangsungan hidupnya; d. bebas dari penelantaran, pemasungan, pengurungan, dan pengucilan; e. bebas dari ancaman dan berbagai bentuk eksploitasi; dan f. bebas dari penyiksaan, perlakuan dan penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat manusia.
  • 16. Hak Bebas dari Stigma • Pasal 7 Hak bebas dari stigma untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak bebas dari pelecehan, penghinaan, dan pelabelan negatif terkait kondisi disabilitasnya.
  • 17. Hak Privasi – Membentuk keluarga • Pasal 8 Hak privasi untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak: a. diakui sebagai manusia pribadi yang dapat menuntut dan memperoleh perlakuan serta Pelindungan yang sama sesuai dengan martabat manusia di depan umum; b. membentuk sebuah keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah; c. Penghormatan rumah dan keluarga; d. mendapat Pelindungan terhadap kehidupan pribadi dan keluarga; dan e. dilindungi kerahasiaan atas data pribadi, suratmenyurat, dan bentuk komunikasi pribadi lainnya, termasuk data dan informasi kesehatan.
  • 18. Hak Keadilan dan Perlindungan Hukum • Pasal 9 Hak keadilan dan perlindungan hukum untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak: a. atas perlakuan yang sama di hadapan hukum; b. diakui sebagai subjek hukum; c. memiliki dan mewarisi harta bergerak atau tidak bergerak; d. mengendalikan masalah keuangan atau menunjuk orang untuk mewakili kepentingannya dalam urusan keuangan; e. memperoleh akses terhadap pelayanan jasa perbankan dan nonperbankan; f. memperoleh penyediaan Aksesibilitas dalam pelayanan peradilan; g. atas Pelindungan dari segala tekanan, kekerasan, penganiayaan, Diskriminasi, dan/atau perampasan atau pengambilalihan hak milik; h. memilih dan menunjuk orang untuk mewakili kepentingannya dalam hal keperdataan di dalam dan di luar pengadilan; dan i. dilindungi hak kekayaan intelektualnya.
  • 19. Bantuan Hukum • Pasal 95 Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui: a. bantuan sosial; b. advokasi sosial; dan/atau c. bantuan hukum.
  • 20. Hak Pendidikan • Pasal 10 a. mendapatkan pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus; b. mempunyai Kesamaan Kesempatan untuk menjadi pendidik atau tenaga kependidikan pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan; c. mempunyai Kesamaan Kesempatan sebagai penyelenggara pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan; dan d. mendapatkan Akomodasi yang Layak sebagai peserta didik.
  • 21. Hak Kesehatan • Pasal 12 Hak kesehatan untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak: a. memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam pelayanan kesehatan; b. memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang kesehatan; c. memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau; d. memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya; e. memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan kebutuhannya; f. memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah; g. memperoleh Pelindungan dari upaya percobaan medis; dan h. memperoleh Pelindungan dalam penelitian dan pengembangan kesehatan yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek.
  • 22. RS tidak boleh menolak melayani ODGJ • Pasal 70 Rumah sakit jiwa maupun rumah sakit umum yang menyediakan pelayanan psikiatri wajib memberikan pelayanan kepada Penyandang Disabilitas sesuai dengan standar.
  • 23. Pekerjaan • Pasal 45 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin proses rekrutmen, penerimaan, pelatihan kerja, penempatan kerja, keberlanjutan kerja, dan pengembangan karier yang adil dan tanpa Diskriminasi kepada Penyandang Disabilitas. • Pasal 53 (1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah wajib mempekerjakan paling sedikit 2% (dua persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja. (2) Perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1% (satu persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
  • 24. Politik • Pasal 75 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin agar Penyandang Disabilitas dapat berpartisipasi secara efektif dan penuh dalam kehidupan politik dan publik secara langsung atau melalui perwakilan. (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin hak dan kesempatan bagi Penyandang Disabilitas untuk memilih dan dipilih. • Pasal 76 Penyandang Disabilitas berhak untuk menduduki jabatan publik.
  • 25. Keagamaan • Pasal 78 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melindungi Penyandang Disabilitas dari tekanan dan Diskriminasi oleh pihak mana pun untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
  • 26. Seni dan Budaya • Pasal 85 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan layanan kebudayaan dan pariwisata • Pasal 87 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan potensi dan kemampuan seni budaya Penyandang Disabilitas. • Pasal 88 Penyandang Disabilitas berhak untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan atas identitas budaya dan linguistik. • Pasal 89 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melindungi hak kekayaan intelektual Penyandang Disabilitas. (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melindungi dan memajukan budaya masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesetaraan hak Penyandang Disabilitas.
  • 27. Kesejahteraan Sosial • Pasal 90 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan penyelenggaraan kesejahteraan sosial untuk Penyandang Disabilitas. (2) Penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. rehabilitasi sosial; b. jaminan sosial; c. pemberdayaan sosial; dan d. perlindungan sosial.
  • 28. Jaminan Sosial - Asuransi Kesejahteraan Sosial, • Pasal 93 (1) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 diberikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk Penyandang Disabilitas miskin atau yang tidak memiliki penghasilan. (2) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial, bantuan langsung berkelanjutan, dan bantuan khusus. (3) Bantuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup pelatihan, konseling, perawatan sementara, atau bantuan lain yang berkaitan.
  • 29. Pelayanan Publik • Pasal 105 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan Pelayanan Publik yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pelayanan jasa transportasi publik. • Pasal 105 (4) Pendanaan Pelayanan Publik bagi Penyandang Disabilitas bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. anggaran dan pendapatan belanja daerah; dan/atau c. anggaran korporasi atau badan hukum yang menyelenggarakan Pelayanan Publik.
  • 30. Penanganan Bencana • Pasal 109 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengambil langkah yang diperlukan untuk menjamin penanganan Penyandang Disabilitas pada tahap prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana. (2) Penanganan Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan Akomodasi yang Layak dan Aksesibilitas untuk Penyandang Disabilitas.
  • 31. Habilitasi dan Rehabilitasi • Pasal 110 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan atau memfasilitasi layanan habilitasi dan rehabilitasi untuk Penyandang Disabilitas. (2) Habilitasi dan rehabilitasi untuk Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan: a. mencapai, mempertahankan, dan mengembangkan kemandirian, kemampuan fisik, mental, sosial, dan keterampilan Penyandang Disabilitas secara maksimal; dan b. memberi kesempatan untuk berpartisipasi dan berinklusi di seluruh aspek kehidupan.
  • 32. Konsesi • Pasal 114 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan Konsesi untuk Penyandang Disabilitas. (2) Ketentuan mengenai besar dan jenis Konsesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. • Pasal 115 Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengupayakan pihak swasta untuk memberikan Konsesi untuk Penyandang Disabilitas. • Pasal 116 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan insentif bagi perusahaan swasta yang memberikan Konsesi untuk Penyandang Disabilitas.
  • 33. Pendataan • Pendataan Pasal 117 (1) Penyelenggaraan pendataan terhadap Penyandang Disabilitas dilakukan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial secara mandiri atau bersama dengan lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 34. Hak Hidup Secara Mandiri dan Dilibatkan dalam Masyarakat – Tempat Tinggal • Pasal 23 Hak hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak: a. mobilitas pribadi dengan penyediaan Alat Bantu dan kemudahan untuk mendapatkan akses; b. mendapatkan kesempatan untuk hidup mandiri di tengah masyarakat; c. mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk hidup secara mandiri; d. menentukan sendiri atau memperoleh bantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menetapkan tempat tinggal dan/atau pengasuhan keluarga atau keluarga pengganti; e. mendapatkan akses ke berbagai pelayanan, baik yang diberikan di dalam rumah, di tempat permukiman, maupun dalam masyarakat; dan f. mendapatkan akomodasi yang wajar untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 35. Hak Berekspresi, Berkomunikasi, dan Memperoleh Informasi • Hak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak: a. memiliki kebebasan berekspresi dan berpendapat; b. mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah diakses; dan c. menggunakan dan memperoleh fasilitas informasi dan komunikasi berupa bahasa isyarat, braille, dan komunikasi augmentatif dalam interaksi resmi.
  • 36. Perempuan dan anak • Pasal 125 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan unit layanan informasi dan tindak cepat untuk perempuan dan anak penyandang disabilitas yang menjadi korban kekerasan. • Pasal 126 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan Pelindungan khusus terhadap perempuan dan anak penyandang disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 37. Pelindungan dari Tindakan Diskriminasi, Penelantaran, Penyiksaan, dan Eksploitasi • Pasal 128 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi Penyandang Disabilitas untuk bersosialisasi dan berinteraksi dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara tanpa rasa takut. (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin Penyandang Disabilitas bebas dari segala bentuk kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual
  • 38. KETENTUAN PIDANA • Pasal 144 Setiap Orang yang melakukan tindakan yang berdampak kepada bertambah, berkurang, atau hilangnya hak kepemilikan Penyandang Disabilitas tanpa mendapat penetapan dari pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). • Pasal 145 Setiap Orang yang menghalang-halangi dan/atau melarang Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
  • 39. Terima kasih dan semoga berguna • Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia • Jl. Limo 26a Rt05/02 Balimester Kampung Melayu, Jakarta Timur Indonesia • 6221 8514389 • Info.kpsi@gmail.com • http://www.skizofrenia.org • @kpsi_pusat