SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
Télécharger pour lire hors ligne
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
1
PEMROSESAN SMALL FORMAT AERIAL PHOTOGRAPHS
MENGGUNAKAN AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
TINGKAT DASAR
Agisoft Photoscan adalah sebuah software 3D modeling menggunakan citra/foto yang direkam
secara stereo/multi sudut, sehingga dari paralaks antar foto yang dihasilkan dapat disusun sebuah
model tiga dimensi dari foto. Agisoft dapat digunakan untuk mengolah foto udara yang direkam
menggunakan UAV/Drone, sehingga dari hasil perekamannya dapat dihasilkan mosaic orthofoto.
Titik tinggi (elevation point clouds) dan DEM resolusi tinggi serta dapat ditampilkan secara tiga di-
mensi.
Proses pembuatan orthofoto dan DEM di dalam Agisoft Photoscan melalui beberapa tahap yaitu
1. Import Foto dan Rekonstruksi Jalur Terbang
2. Align Foto
3. Input GCP
4. Optimisasi Alignment
5. Pembangunan Titik Tinggi (Dense Point Clouds)
6. Pembangunan Model 3D (Mesh)
7. Pembangunan Model Texture
8. Pembangunan DEM
9. Pembangunan Orthofoto
I. Import Foto dan Rekonstruksi Jalur Terbang
Tahap import foto dan rekonstruksi jalur terbang merupakan tahap paling awal, dimana disini kum-
pulan foto hasil survei dibuka di dalam software agisoft dan direkonstruksi urutan umum foto
menurut jalur terbang secara otomatis.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
1. Buka Agisoft Photoscan, Setelah agisoft terbuka, dari Menu Workflow pilih Add Photos, kemudian pilih semua foto
yang akan dimasukkan ke dalam project. Hindari menggunakan foto dalam format JPEG (dan format lossy lain) kare-
na akan membuat proses rekonstruksi tidak optimal. Sebaiknya gunakan format lossless seperti TIF dan BMP.
2. Setelah foto ter-import, lakukan review hasil import foto dengan menggunakan tool navigasi yang tersedia di dalam
view, apakah sudah sesuai dengan jalur terbang yang ada atau belum.
II. ALIGN PHOTOS
Align photo dilakukan untuk mengidentifikasi titik—titik yang ada di masing—masing foto dan melakukan proses matching
titik yang sama di dua atau lebih foto. Proses align photos akan menghasilkan model 3D awal, posisi kamera dan foto di-
setiap perekaman, dan sparse point clouds yang akan digunakan di tahap berikutnya.
1. Dari Menu Workflow klik Align Photos.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
2. Muncul pilihan Accuracy dan Pair Preselection. Untuk accuracy, anda bisa memilih berdasarkan kebutuhan. Untuk
kajian awal seperti melihat cakupan overlap hasil foto selama survey, gunakan accuracy low, sedangkan untuk tahap
produksi citra yang sebenarnya, gunakan accuracy highest. Sedangkan pilihan Pair Preselection digunakan untuk mem-
bantu Agisoft dalam proses aligning photos, Jika foto mempunyai koordinat bawaan dari GPS Kamera UAV (geotagged),
gunakan mode Reference. Sedangkan jika foto tidak mempunyai koordinat bawaan (ungeotagged), gunakan mode Gener-
ic. Atau bisa juga dibandingkan antara keduanya untuk melihat mana yang lebih efektif. Klik OK.
3. Proses align photos akan mulai dijalankan. Waktu pemrosesan bergantung pada pilihan accuracy dan kemampuan
Hardware dari komputer yang digunakan. Makin tinggi accuracy makin lama waktu pemrosesan. Contoh hasil align photo
seperti ditunjukkan di bawah ini.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
III. INPUT GCP
Input GCP dilakukan untuk memberikan referensi koordinat 3D (XYZ) terhadap hasil operasi align photo, sehingga model
3D yang terbentuk dapat diperbaiki kualitas geometriknya dan pada akhirnya mampu menghasilkan DEM dan Orthofoto
yang akurat sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Pada umumnya input GCP dapat dilewati dalam pemrosesan
data hasil drone, karena biasanya kamera yang terinstal di dalam drone mempunyai built in GPS receiver yang dapat
digunakan sebagai referensi koordinat. Hanya biasanya built in GPS receiver di kamera Drone mempunyai spesifikasi
navigation grade (akurasi 5 - 25 meter atau lebih), sehingga kurang seimbang dengan kedetilan orthofoto yang dihasilkan.
Oleh karena itu, untuk memperoleh orthofoto yang dapat digunakan untuk pemetaan skala detil dengan baik, kita perlu
memasukkan GCP yang diperoleh antara lain dari GPS receiver Grade Mapping (1 meter sampai sentimeter) atau Grade
Geodetic (sentimeter sampai millimeter).
1. Sebelum memasukkan GCP dalam Agisoft,1 kita perlu mematikan penggunakan GCP built in dari Kamera Drone agar
hasilnya nanti tidak rancu. Dari menu Workspace klik Reference.
2. Menu Workspace akan berubah menjadi menu reference, pilih semua foto yang sudah ter-align, kemudian klik kanan,
pilih Uncheck.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
3. Selanjutnya, siapkan data titik GCP dalam format TXT (tab delimited). Misalnya seperti gambar di bawah ini.
4. Import GCP ke dalam Agisoft dari menu Reference > Import. Masukkan lokasi file TXT hasil pengukuran GPS, kemudi-
an muncul jendela Import CSV. Yang pertama, atur sistem koordinat dan proyeksi dari data GPS anda, kemudian tentukan
delimiter kolom dari file txt GPS (untuk kasus saya menggunakan tab). Selanjutnya atur Columns sesuai dengan ket-
erangan di baris paling atas. Misalnya untuk Label kolom nomor berapa?. Demikian pula untuk koordinat latitude, longi-
tude dan elevation. Selanjutnya, karena baris pertama dari data saya adalah nama field, maka saya mulai mengimport dari
baris kedua yang dispesifikasi di pilihan Start import at row. Setelah selesai, klik OK. Muncul keterangan “cant find match
the entry”. Pilih Yes To All.
5. Daftar koordinat akan tersimpan di dalam Agisoft dalam bentuk marker. Namun posisinya di foto belum terdefinisikan,
oleh karena itu tugas selanjutnya adalah mendefinisikan lokasi GCP di foto.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
6. Klik dua kali salah satu foto yang diidentifikasi terdapat lokasi GCP pertama, foto akan ditampilkan di jendela baru. Cari
lokasi GCP kemudian klik kanan > Place Marker, pilih nama GCP yang sesuai dengan lokasi dimaksud (pertimbangkan
adanya kemungkinan relief displacement dalam penempatan GCP).
7. Selanjutnya, buka foto lain yang meliput lokasi GCP yang sama, Agisoft akan memberikan lokasi perkiraan dari GCP
yang telah dimasukkan di foto sebelumnya (biasanya posisinya bergeser), klik kanan di lokasi GCP yang seharusnya
kemudian Place Marker.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
8. Setelah GCP pertama dimasukkan ke dalam minimal dua foto (mungkin lebih, tergantung bentuk model), masih di jen-
dela foto kedua, klik kanan > filter By Marker. Agisoft akan menseleksi foto-foto yang memuat GCP pertama yang telah
dimasukkan dan kemungkinan lokasinya di foto-foto tersebut (ditandai dengan adanya grey flag di kanan atas foto). .
9. Selanjutnya, cek satu per satu foto yang ada grey flag-nya, jika foto tersebut memuat lokasi GCP pertama, lakukan
Place Marker (geser ke posisi yang benar apabila posisi yang ditunjukkan foto grey flag bergeser dari lokasi yang seha-
rusnya), jika tidak biarkan saja. Agisoft tidak akan menggunakan foto tersebut dalam rekonstruksi model. Foto yang dil-
akukan Place Marker akan memiliki Green Flag dan dipertimbangkan dalam rekonstruksi model.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
10. Setelah semua foto diidentifikasi dan dikoreksi lokasi GCP pertama-nya, hapus filter dengan cara klik tombol Reset
Filter. Seluruh foto akan ditampilkan kembali. Ulangi langkah pengisian GCP untuk GCP kedua dan seterusnya.
11. Setelah semua GCP selesai dimasukkan, lakukan operasi optimize alignment/Camera dari Menu Reference. Centang
semua menu di parameter.
12. GCP yang telah dimasukkan akan ditampilkan di dalam model sebagai Markers.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
13. Untuk mengetahui akurasi dari GCP, gunakan Tombol View Errors. Akurasi GCP berbeda dengan akurasi model/hasil
orthomosaic, untuk menguji akurasi hasil pemodelan/orthomosaic, anda harus menguji-nya dengan independent check
points (ICP) atau titik ikat independen yang tidak digunakan sebagai GCP, dan murni hanya ditujukan untuk menguji
akurasi hasil pemodelan.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
V. PEMBANGUNAN DENSE POINT CLOUDS
Dense Point Clouds adalah kumpulan titik tinggi dalam jumlah ribuan hingga jutaan titik yang dihasilkan dari pemrosesan
fotogrametri foto udara atau LIDAR. Dense point clouds nantinya dapat diolah secara lebih lanjut untuk menghasilkan Digi-
tal Surface Model, Digital Terrain Model, bahan masukan dalam proses pembuatan orthofoto dan kepentingan pemetaan
lainnya.
1. Untuk membuat Dense Point Clouds, setelah proses alignment dan uji akurasi GCP selesai, dari menu Workflow klik
Build Dense Point Clouds. Kemudian muncul pilihan Quality dan Depth Filtering. Untuk Quality terdapat beberapa
pilihan mulai dari Lowest hingga Ultra High. Makin tinggi kualitasnya, makin lama waktu pemrosesan dan makin besar
alokasi memory RAM yang dibutuhkan. Adapun untuk parameter depth filtering menunjukkan cara perlakuan ter-
hadap titik tinggi yang disinyalir merupakan noise (outliers). Ciri-cirinya biasanya nilai ketinggiannya jauh lebih besar
atau jauh lebih kecil dari titik - titik di sekitarnya. Mild filtering ditujukan untuk rekonstruksi model 3D yang kompleks
dan mempunyai banyak detil, sedangkan Aggressive filtering ditujukan untuk rekonstruksi model 3D yang sederhana
dan tidak mempunyai banyak detil. Klik OK.
2. Contoh hasil pemrosesan dense point clouds ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
VI. PEMBANGUNAN MODEL 3D (MESH)
Model 3D atau mesh adalah salah satu keluaran utama dari pemrosesan foto udara di Agisoft. Model 3D nanti digunakan
sebagai dasar pembuatan DEM baik DSM maupun DTM dan juga orthofoto. Mesh yang dihasilkan juga dapat dieksport ke
format lain untuk diproses lanjutan di software lain seperti Google Sketchup, AutoCAD atau ArcGIS.
1. Untuk membuat Mesh, dari Menu Workflow klik Build Mesh. Muncul pilihan Mesh Parameter. Untuk Surface Type,
ada dua pilihan, Height Field dan Arbitrary. Arbitrary digunakan untuk model 3D umum seperti bangunan, patung dan-
lain - lain. Sedangkan Height Field digunakan untuk obyek permukaan bumi seperti Medan/Terrain, dan struktur spa-
sial seperti jaringan Pipa, kabel, dan lain-lain. Gunakan Height Field untuk memprosesan orthofoto. Untuk Source
Data dapat menggunakan Sparse Point Cloud atau Dense Point Cloud dari tahap pemrosesan sebelumnya. Untuk
memperoleh hasil terbaik, gunakan Dense Point Clouds. Untuk parameter Face Count, ada pilihan dari Low, Medium
hingga High. Face Count ini menentukan jumlah polygon mesh yang akan dihasilkan. Face count High dapat
menghasilkan mesh dengan jutaan polygon yang mungkin nanti akan menimbulkan permasalahan visualisasi, oleh
karena itu harus ditentukan dengan bijak. Selain tiga pilihan diatas, juga terdapat dua pilihan tambahan yaitu interpo-
lation dan point classes. Untuk interpolation sendiri ada dua pilihan, yaitu interpolated dan extrapolated. Interpolated
mode akan memungkinkan beberapa gap diantara foto yang tidak terproses akan diinterpolasi secara otomatis. Pili-
han extrapolated tidak digunakan dalam pemrosesan orthofoto. Klik OK. Pilihan Point Classes akan dibahas dalam
Modul Tingkat Lanjut.
2. Hasil pembangunan Mesh dapat dilihat contohnya di gambar di bawah ini.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
VII. PEMBANGUNAN MODEL TEXTURE
Model texture adalah model fisik 3D dari kenampakan - kenampakan yang ada di area liputan foto. Model texture dapat
dieksport ke dalam berbagai format model 3D yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membuat model 3D via desktop
software lain atau via website.
1. Untuk membuat model texture, dari Menu Workflow klik Build Texture. Muncul pilihan Texture Parameter, ada bebera-
pa pilihan mapping mode, mulai dari Generic, Adaptive Orthophoto, Orthophoto, Spherical, Single Photo, Keep uv.
Anda dapat memilih dan membandingkan beberapa mapping mode yang tersedia untuk memperoleh hasil terbaik.
Demikian pula untuk parameter texture size/count dapat digunakan untuk mendetilkan tekstur dengan konsekuensi
file tekstur yang semakin besar ukurannya. Untuk pilihan blending mode, ada tiga pilihan, Mosaic, Average, Max In-
tensity dan Min Intensity. Mosaic akan mempertimbangkan detail dalam setiap foto sehingga menghasilkan orthofoto
yang balance dari segi warna dan kedetilan. Pilihan average akan menggunakan nilai piksel rata-rata dari setiap foto
yang overlap. Adapun untuk max dan min intensity menggunakan intensitas maksimum dan minimum dari piksel yang
bertampalan/overlap. Anda juga dapat mencentang pilihan Enable Color Correction untuk melakukan koreksi warna di
setiap foto, namun waktu pemrosesan akan menjadi lebih lama.
2. Berikut ini adalah contoh hasil pembuatan model texture yang dapat ditampilkan secara 3D antara lain di aplikasi
Sketchup dan Google Earth.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
IX. PEMBANGUNAN DEM
DEM atau Digital Elevation Model adalah model medan digital dalam format raster/grid yang biasanya digunakan dalam
analisa spasial/GIS berbasis raster. Dari data DEM biasanya dapat diturunkan informasi elevasi, lereng, aspek, arah
penyinaran, hingga ke pemodelan lebih lanjut seperti cut and fill, visibility, pembuatan DAS dan lain-lain. Terdapat dua
terminology terkait DEM, yaitu DSM (Digital Surface Model/ketinggian dihitung dari permukaan penutup lahan, seperti atap
bangunan, atap pohon, jembatan, dll) dan DTM (Digital Terrain Model/ketinggian dihitung dari permukaan tanah). Untuk
modul ini, terminology yang digunakan adalah DSM.
1. Untuk membuat DEM, dari Menu Workflow klik Build DEM. Muncul pilihan DEM Parameter. Untuk Coordinate System,
anda dapat mengatur apakah DEM akan dieksport dalam sistem koordinat geografis atau projected. Untuk Source
Data dapat menggunakan Sparse Point Cloud atau Dense Point Cloud dari tahap pemrosesan sebelumnya. Untuk
memperoleh hasil terbaik, gunakan Dense Point Clouds. Untuk interpolation sendiri ada dua pilihan, yaitu interpolated
dan extrapolated. Interpolated mode akan memungkinkan beberapa gap diantara foto yang tidak terproses akan di-
interpolasi secara otomatis sehingga menghasilkan DEM yang solid dan tidak mempunyai Gaps. Pilihan extrapolated
tidak digunakan dalam pemrosesan DEM. Parameter Region menentukan luas wilayah yang akan dieksport, anda
dapat membiarkan seperti default atau mengaturnya secara manual. Klik OK. Pilihan Point Classes akan dibahas
dalam Modul Tingkat Lanjut.
2. Setelah proses pembangunan DEM selesai, kita harus melakukan proses export DEM dengan cara, klik Menu File >
Export DEM>Export TIFF/BIL/XYZ. Selanjutnya muncul pilihan Export, tentukan proyeksi peta keluaran, resolusi spasial
DEM, dan batas area export. Setelah itu tentukan format keluaran apakah akan menggunakan format TIF, BIL atau XYZ.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
3. Contoh hasil pembuatan DEM ditunjukkan di gambar di bawah ini.
X. PEMBANGUNAN ORTHOFOTO
Orthofoto adalah Foto udara yang telah dikoreksi kesalahan geometriknya menggunakan data DEM dan data GCP se-
hingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemetaan tanpa adanya inkonsistensi skala di sepanjang liputan foto. Or-
thofoto dapat dibuat setelah tahap pembuatan Dense Point Clouds, Mesh dan DEM selesai dilakukan,
1. Untuk membuat orthofoto, dari Menu Workflow klik Build Orthomosaic. Muncul pilihan Orthomosaic Parameter. Untuk
pilihan Projection, pilih antara koordinat geographic atau planar/projected. Untuk parameter Surface, pilih DEM yang
dihasilkan dari langkah sebelumnya. Untuk pilihan blending mode, ada tiga pilihan, Mosaic, Average, Max Intensity
dan Min Intensity. Mosaic akan mempertimbangkan detail dalam setiap foto sehingga menghasilkan orthofoto yang
balance dari segi warna dan kedetilan. Pilihan average akan menggunakan nilai piksel rata-rata dari setiap foto yang
overlap. Adapun untuk max dan min intensity menggunakan intensitas maksimum dan minimum dari piksel yang ber-
tampalan/overlap. Anda juga dapat mencentang pilihan Enable Color Correction untuk melakukan koreksi warna di
setiap foto, namun waktu pemrosesan akan menjadi lebih lama.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
2. Setelah pembangunan Orthomosaic selesai, anda dapat mengeksport hasil foto udara orthomosaic yang telah
dihasilkan dari Menu File > Export Orthomosaic > JPEG/TIFF/PNG. Untuk pilihan projection pilih antara geographic dan
planar, demikian pula untuk pilihan lain seperti compression dan Write World file apabila diperlukan.
3. Di bawah ini adalah contoh hasil akhir dari orthomosaic foto udara, DEM dan tampilan 3D foto udara.
TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0
Bramantiyo Marjuki
XI. CLOSING REMARKS
Tutorial singkat ini adalah bagian pertama dari dua tutorial yang akan saya buat terkait pemrosesan foto udara format kecil
menggunakan Agisoft Photoscan. Bagian selanjutnya akan berisi antara lain pembuatan DTM, pembuatan kontur, Upload
hasil mosaic foto ke Handphone Android, GPS Receiver, dan webmap online services. Selain Agisoft, beberapa software
lain yang dapat mengolah foto udara format kecil antara lain MENCI APS, INPHO UAS, PHOTOMODELER, PIX4D,
SIMACTIVE CORRELATOR3D, dan lain-lain. Untuk solusi freeware/open source, anda dapat menggunakan Open-
DroneMap, DroneMapper.com, SFM-GeoRef.
Silahkan untuk menggunakan, mengubah, mengambil sebagian atau keseluruhan materi dan menyebarluaskan tutorial ini.
Kritik dan saran dapat ditujukan ke = bramantiyo.marjuki@gmail.com.

Contenu connexe

Tendances

Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiLuhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi TerseliaWachidatin N C
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarLaporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarAhmad Dani
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) bramantiyo marjuki
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaBagus ardian
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikSally Indah N
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luasKharistya Amaru
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiAnindya N. Rafitricia
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 

Tendances (20)

Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan PemetaanTugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Terselia
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
DIGITASI
DIGITASIDIGITASI
DIGITASI
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri DasarLaporan Praktikum Fotogrametri Dasar
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar
 
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 
Garis kontur
Garis konturGaris kontur
Garis kontur
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
 
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan TroposferKesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta Tematik
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 

Similaire à Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic

Integrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action Camera
Integrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action CameraIntegrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action Camera
Integrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action CameraLuhur Moekti Prayogo
 
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaras Kun Rahmanti Putri
 
Penawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambiPenawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambisigitbayhuiryanthony
 
Laporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping CitraLaporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping CitraSally Indah N
 
Tutorial digitasi word r11
Tutorial digitasi word r11Tutorial digitasi word r11
Tutorial digitasi word r11cakrahaji
 
Tips dan trik optimasi Agisoft
Tips dan trik optimasi AgisoftTips dan trik optimasi Agisoft
Tips dan trik optimasi AgisoftDany Laksono
 
Pengolahan landsat arcgis
Pengolahan landsat  arcgisPengolahan landsat  arcgis
Pengolahan landsat arcgisSetia Kasih
 
Tutorial vray sketch_up_bahasa_indonesia
Tutorial vray sketch_up_bahasa_indonesiaTutorial vray sketch_up_bahasa_indonesia
Tutorial vray sketch_up_bahasa_indonesiaGilang Prayoga
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...National Cheng Kung University
 
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMembuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMartin M. Baihaqi
 
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...Rusdianto
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Ahmad Dani
 
Praktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraPraktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraRetno Pratiwi
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaLaporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaMega Yasma Adha
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraLaporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraMega Yasma Adha
 

Similaire à Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic (20)

Integrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action Camera
Integrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action CameraIntegrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action Camera
Integrasi Sensor - Mobile Mapping System Using Action Camera
 
Tugasfotogrametri
TugasfotogrametriTugasfotogrametri
Tugasfotogrametri
 
Bab III
Bab IIIBab III
Bab III
 
Mosaik menggunakan ermapper
Mosaik menggunakan ermapperMosaik menggunakan ermapper
Mosaik menggunakan ermapper
 
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
 
Penawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambiPenawaran foto udara 7000 ha jambi
Penawaran foto udara 7000 ha jambi
 
Laporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping CitraLaporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping Citra
 
Membuat Data Spasial
Membuat Data SpasialMembuat Data Spasial
Membuat Data Spasial
 
Tutorial digitasi word r11
Tutorial digitasi word r11Tutorial digitasi word r11
Tutorial digitasi word r11
 
Tips dan trik optimasi Agisoft
Tips dan trik optimasi AgisoftTips dan trik optimasi Agisoft
Tips dan trik optimasi Agisoft
 
Pengolahan landsat arcgis
Pengolahan landsat  arcgisPengolahan landsat  arcgis
Pengolahan landsat arcgis
 
Tutorial vray sketch_up_bahasa_indonesia
Tutorial vray sketch_up_bahasa_indonesiaTutorial vray sketch_up_bahasa_indonesia
Tutorial vray sketch_up_bahasa_indonesia
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMembuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
 
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Praktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraPraktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kamera
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaLaporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraLaporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
 

Plus de bramantiyo marjuki

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintbramantiyo marjuki
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingbramantiyo marjuki
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practicesbramantiyo marjuki
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...bramantiyo marjuki
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID bramantiyo marjuki
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagerybramantiyo marjuki
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?bramantiyo marjuki
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017bramantiyo marjuki
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utarabramantiyo marjuki
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALIbramantiyo marjuki
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...bramantiyo marjuki
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practicesbramantiyo marjuki
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus Districtbramantiyo marjuki
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...bramantiyo marjuki
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, bramantiyo marjuki
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...bramantiyo marjuki
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahunbramantiyo marjuki
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regenerationbramantiyo marjuki
 

Plus de bramantiyo marjuki (20)

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagery
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata,
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
 

Dernier

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 

Dernier (20)

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 

Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic

  • 1. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 1 PEMROSESAN SMALL FORMAT AERIAL PHOTOGRAPHS MENGGUNAKAN AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 TINGKAT DASAR Agisoft Photoscan adalah sebuah software 3D modeling menggunakan citra/foto yang direkam secara stereo/multi sudut, sehingga dari paralaks antar foto yang dihasilkan dapat disusun sebuah model tiga dimensi dari foto. Agisoft dapat digunakan untuk mengolah foto udara yang direkam menggunakan UAV/Drone, sehingga dari hasil perekamannya dapat dihasilkan mosaic orthofoto. Titik tinggi (elevation point clouds) dan DEM resolusi tinggi serta dapat ditampilkan secara tiga di- mensi. Proses pembuatan orthofoto dan DEM di dalam Agisoft Photoscan melalui beberapa tahap yaitu 1. Import Foto dan Rekonstruksi Jalur Terbang 2. Align Foto 3. Input GCP 4. Optimisasi Alignment 5. Pembangunan Titik Tinggi (Dense Point Clouds) 6. Pembangunan Model 3D (Mesh) 7. Pembangunan Model Texture 8. Pembangunan DEM 9. Pembangunan Orthofoto I. Import Foto dan Rekonstruksi Jalur Terbang Tahap import foto dan rekonstruksi jalur terbang merupakan tahap paling awal, dimana disini kum- pulan foto hasil survei dibuka di dalam software agisoft dan direkonstruksi urutan umum foto menurut jalur terbang secara otomatis.
  • 2. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 1. Buka Agisoft Photoscan, Setelah agisoft terbuka, dari Menu Workflow pilih Add Photos, kemudian pilih semua foto yang akan dimasukkan ke dalam project. Hindari menggunakan foto dalam format JPEG (dan format lossy lain) kare- na akan membuat proses rekonstruksi tidak optimal. Sebaiknya gunakan format lossless seperti TIF dan BMP. 2. Setelah foto ter-import, lakukan review hasil import foto dengan menggunakan tool navigasi yang tersedia di dalam view, apakah sudah sesuai dengan jalur terbang yang ada atau belum. II. ALIGN PHOTOS Align photo dilakukan untuk mengidentifikasi titik—titik yang ada di masing—masing foto dan melakukan proses matching titik yang sama di dua atau lebih foto. Proses align photos akan menghasilkan model 3D awal, posisi kamera dan foto di- setiap perekaman, dan sparse point clouds yang akan digunakan di tahap berikutnya. 1. Dari Menu Workflow klik Align Photos.
  • 3. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 2. Muncul pilihan Accuracy dan Pair Preselection. Untuk accuracy, anda bisa memilih berdasarkan kebutuhan. Untuk kajian awal seperti melihat cakupan overlap hasil foto selama survey, gunakan accuracy low, sedangkan untuk tahap produksi citra yang sebenarnya, gunakan accuracy highest. Sedangkan pilihan Pair Preselection digunakan untuk mem- bantu Agisoft dalam proses aligning photos, Jika foto mempunyai koordinat bawaan dari GPS Kamera UAV (geotagged), gunakan mode Reference. Sedangkan jika foto tidak mempunyai koordinat bawaan (ungeotagged), gunakan mode Gener- ic. Atau bisa juga dibandingkan antara keduanya untuk melihat mana yang lebih efektif. Klik OK. 3. Proses align photos akan mulai dijalankan. Waktu pemrosesan bergantung pada pilihan accuracy dan kemampuan Hardware dari komputer yang digunakan. Makin tinggi accuracy makin lama waktu pemrosesan. Contoh hasil align photo seperti ditunjukkan di bawah ini.
  • 4. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki III. INPUT GCP Input GCP dilakukan untuk memberikan referensi koordinat 3D (XYZ) terhadap hasil operasi align photo, sehingga model 3D yang terbentuk dapat diperbaiki kualitas geometriknya dan pada akhirnya mampu menghasilkan DEM dan Orthofoto yang akurat sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Pada umumnya input GCP dapat dilewati dalam pemrosesan data hasil drone, karena biasanya kamera yang terinstal di dalam drone mempunyai built in GPS receiver yang dapat digunakan sebagai referensi koordinat. Hanya biasanya built in GPS receiver di kamera Drone mempunyai spesifikasi navigation grade (akurasi 5 - 25 meter atau lebih), sehingga kurang seimbang dengan kedetilan orthofoto yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk memperoleh orthofoto yang dapat digunakan untuk pemetaan skala detil dengan baik, kita perlu memasukkan GCP yang diperoleh antara lain dari GPS receiver Grade Mapping (1 meter sampai sentimeter) atau Grade Geodetic (sentimeter sampai millimeter). 1. Sebelum memasukkan GCP dalam Agisoft,1 kita perlu mematikan penggunakan GCP built in dari Kamera Drone agar hasilnya nanti tidak rancu. Dari menu Workspace klik Reference. 2. Menu Workspace akan berubah menjadi menu reference, pilih semua foto yang sudah ter-align, kemudian klik kanan, pilih Uncheck.
  • 5. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 3. Selanjutnya, siapkan data titik GCP dalam format TXT (tab delimited). Misalnya seperti gambar di bawah ini. 4. Import GCP ke dalam Agisoft dari menu Reference > Import. Masukkan lokasi file TXT hasil pengukuran GPS, kemudi- an muncul jendela Import CSV. Yang pertama, atur sistem koordinat dan proyeksi dari data GPS anda, kemudian tentukan delimiter kolom dari file txt GPS (untuk kasus saya menggunakan tab). Selanjutnya atur Columns sesuai dengan ket- erangan di baris paling atas. Misalnya untuk Label kolom nomor berapa?. Demikian pula untuk koordinat latitude, longi- tude dan elevation. Selanjutnya, karena baris pertama dari data saya adalah nama field, maka saya mulai mengimport dari baris kedua yang dispesifikasi di pilihan Start import at row. Setelah selesai, klik OK. Muncul keterangan “cant find match the entry”. Pilih Yes To All. 5. Daftar koordinat akan tersimpan di dalam Agisoft dalam bentuk marker. Namun posisinya di foto belum terdefinisikan, oleh karena itu tugas selanjutnya adalah mendefinisikan lokasi GCP di foto.
  • 6. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 6. Klik dua kali salah satu foto yang diidentifikasi terdapat lokasi GCP pertama, foto akan ditampilkan di jendela baru. Cari lokasi GCP kemudian klik kanan > Place Marker, pilih nama GCP yang sesuai dengan lokasi dimaksud (pertimbangkan adanya kemungkinan relief displacement dalam penempatan GCP). 7. Selanjutnya, buka foto lain yang meliput lokasi GCP yang sama, Agisoft akan memberikan lokasi perkiraan dari GCP yang telah dimasukkan di foto sebelumnya (biasanya posisinya bergeser), klik kanan di lokasi GCP yang seharusnya kemudian Place Marker.
  • 7. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 8. Setelah GCP pertama dimasukkan ke dalam minimal dua foto (mungkin lebih, tergantung bentuk model), masih di jen- dela foto kedua, klik kanan > filter By Marker. Agisoft akan menseleksi foto-foto yang memuat GCP pertama yang telah dimasukkan dan kemungkinan lokasinya di foto-foto tersebut (ditandai dengan adanya grey flag di kanan atas foto). . 9. Selanjutnya, cek satu per satu foto yang ada grey flag-nya, jika foto tersebut memuat lokasi GCP pertama, lakukan Place Marker (geser ke posisi yang benar apabila posisi yang ditunjukkan foto grey flag bergeser dari lokasi yang seha- rusnya), jika tidak biarkan saja. Agisoft tidak akan menggunakan foto tersebut dalam rekonstruksi model. Foto yang dil- akukan Place Marker akan memiliki Green Flag dan dipertimbangkan dalam rekonstruksi model.
  • 8. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 10. Setelah semua foto diidentifikasi dan dikoreksi lokasi GCP pertama-nya, hapus filter dengan cara klik tombol Reset Filter. Seluruh foto akan ditampilkan kembali. Ulangi langkah pengisian GCP untuk GCP kedua dan seterusnya. 11. Setelah semua GCP selesai dimasukkan, lakukan operasi optimize alignment/Camera dari Menu Reference. Centang semua menu di parameter. 12. GCP yang telah dimasukkan akan ditampilkan di dalam model sebagai Markers.
  • 9. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 13. Untuk mengetahui akurasi dari GCP, gunakan Tombol View Errors. Akurasi GCP berbeda dengan akurasi model/hasil orthomosaic, untuk menguji akurasi hasil pemodelan/orthomosaic, anda harus menguji-nya dengan independent check points (ICP) atau titik ikat independen yang tidak digunakan sebagai GCP, dan murni hanya ditujukan untuk menguji akurasi hasil pemodelan.
  • 10. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki V. PEMBANGUNAN DENSE POINT CLOUDS Dense Point Clouds adalah kumpulan titik tinggi dalam jumlah ribuan hingga jutaan titik yang dihasilkan dari pemrosesan fotogrametri foto udara atau LIDAR. Dense point clouds nantinya dapat diolah secara lebih lanjut untuk menghasilkan Digi- tal Surface Model, Digital Terrain Model, bahan masukan dalam proses pembuatan orthofoto dan kepentingan pemetaan lainnya. 1. Untuk membuat Dense Point Clouds, setelah proses alignment dan uji akurasi GCP selesai, dari menu Workflow klik Build Dense Point Clouds. Kemudian muncul pilihan Quality dan Depth Filtering. Untuk Quality terdapat beberapa pilihan mulai dari Lowest hingga Ultra High. Makin tinggi kualitasnya, makin lama waktu pemrosesan dan makin besar alokasi memory RAM yang dibutuhkan. Adapun untuk parameter depth filtering menunjukkan cara perlakuan ter- hadap titik tinggi yang disinyalir merupakan noise (outliers). Ciri-cirinya biasanya nilai ketinggiannya jauh lebih besar atau jauh lebih kecil dari titik - titik di sekitarnya. Mild filtering ditujukan untuk rekonstruksi model 3D yang kompleks dan mempunyai banyak detil, sedangkan Aggressive filtering ditujukan untuk rekonstruksi model 3D yang sederhana dan tidak mempunyai banyak detil. Klik OK. 2. Contoh hasil pemrosesan dense point clouds ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
  • 11. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki VI. PEMBANGUNAN MODEL 3D (MESH) Model 3D atau mesh adalah salah satu keluaran utama dari pemrosesan foto udara di Agisoft. Model 3D nanti digunakan sebagai dasar pembuatan DEM baik DSM maupun DTM dan juga orthofoto. Mesh yang dihasilkan juga dapat dieksport ke format lain untuk diproses lanjutan di software lain seperti Google Sketchup, AutoCAD atau ArcGIS. 1. Untuk membuat Mesh, dari Menu Workflow klik Build Mesh. Muncul pilihan Mesh Parameter. Untuk Surface Type, ada dua pilihan, Height Field dan Arbitrary. Arbitrary digunakan untuk model 3D umum seperti bangunan, patung dan- lain - lain. Sedangkan Height Field digunakan untuk obyek permukaan bumi seperti Medan/Terrain, dan struktur spa- sial seperti jaringan Pipa, kabel, dan lain-lain. Gunakan Height Field untuk memprosesan orthofoto. Untuk Source Data dapat menggunakan Sparse Point Cloud atau Dense Point Cloud dari tahap pemrosesan sebelumnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, gunakan Dense Point Clouds. Untuk parameter Face Count, ada pilihan dari Low, Medium hingga High. Face Count ini menentukan jumlah polygon mesh yang akan dihasilkan. Face count High dapat menghasilkan mesh dengan jutaan polygon yang mungkin nanti akan menimbulkan permasalahan visualisasi, oleh karena itu harus ditentukan dengan bijak. Selain tiga pilihan diatas, juga terdapat dua pilihan tambahan yaitu interpo- lation dan point classes. Untuk interpolation sendiri ada dua pilihan, yaitu interpolated dan extrapolated. Interpolated mode akan memungkinkan beberapa gap diantara foto yang tidak terproses akan diinterpolasi secara otomatis. Pili- han extrapolated tidak digunakan dalam pemrosesan orthofoto. Klik OK. Pilihan Point Classes akan dibahas dalam Modul Tingkat Lanjut. 2. Hasil pembangunan Mesh dapat dilihat contohnya di gambar di bawah ini.
  • 12. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki VII. PEMBANGUNAN MODEL TEXTURE Model texture adalah model fisik 3D dari kenampakan - kenampakan yang ada di area liputan foto. Model texture dapat dieksport ke dalam berbagai format model 3D yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membuat model 3D via desktop software lain atau via website. 1. Untuk membuat model texture, dari Menu Workflow klik Build Texture. Muncul pilihan Texture Parameter, ada bebera- pa pilihan mapping mode, mulai dari Generic, Adaptive Orthophoto, Orthophoto, Spherical, Single Photo, Keep uv. Anda dapat memilih dan membandingkan beberapa mapping mode yang tersedia untuk memperoleh hasil terbaik. Demikian pula untuk parameter texture size/count dapat digunakan untuk mendetilkan tekstur dengan konsekuensi file tekstur yang semakin besar ukurannya. Untuk pilihan blending mode, ada tiga pilihan, Mosaic, Average, Max In- tensity dan Min Intensity. Mosaic akan mempertimbangkan detail dalam setiap foto sehingga menghasilkan orthofoto yang balance dari segi warna dan kedetilan. Pilihan average akan menggunakan nilai piksel rata-rata dari setiap foto yang overlap. Adapun untuk max dan min intensity menggunakan intensitas maksimum dan minimum dari piksel yang bertampalan/overlap. Anda juga dapat mencentang pilihan Enable Color Correction untuk melakukan koreksi warna di setiap foto, namun waktu pemrosesan akan menjadi lebih lama. 2. Berikut ini adalah contoh hasil pembuatan model texture yang dapat ditampilkan secara 3D antara lain di aplikasi Sketchup dan Google Earth.
  • 13. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki IX. PEMBANGUNAN DEM DEM atau Digital Elevation Model adalah model medan digital dalam format raster/grid yang biasanya digunakan dalam analisa spasial/GIS berbasis raster. Dari data DEM biasanya dapat diturunkan informasi elevasi, lereng, aspek, arah penyinaran, hingga ke pemodelan lebih lanjut seperti cut and fill, visibility, pembuatan DAS dan lain-lain. Terdapat dua terminology terkait DEM, yaitu DSM (Digital Surface Model/ketinggian dihitung dari permukaan penutup lahan, seperti atap bangunan, atap pohon, jembatan, dll) dan DTM (Digital Terrain Model/ketinggian dihitung dari permukaan tanah). Untuk modul ini, terminology yang digunakan adalah DSM. 1. Untuk membuat DEM, dari Menu Workflow klik Build DEM. Muncul pilihan DEM Parameter. Untuk Coordinate System, anda dapat mengatur apakah DEM akan dieksport dalam sistem koordinat geografis atau projected. Untuk Source Data dapat menggunakan Sparse Point Cloud atau Dense Point Cloud dari tahap pemrosesan sebelumnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, gunakan Dense Point Clouds. Untuk interpolation sendiri ada dua pilihan, yaitu interpolated dan extrapolated. Interpolated mode akan memungkinkan beberapa gap diantara foto yang tidak terproses akan di- interpolasi secara otomatis sehingga menghasilkan DEM yang solid dan tidak mempunyai Gaps. Pilihan extrapolated tidak digunakan dalam pemrosesan DEM. Parameter Region menentukan luas wilayah yang akan dieksport, anda dapat membiarkan seperti default atau mengaturnya secara manual. Klik OK. Pilihan Point Classes akan dibahas dalam Modul Tingkat Lanjut. 2. Setelah proses pembangunan DEM selesai, kita harus melakukan proses export DEM dengan cara, klik Menu File > Export DEM>Export TIFF/BIL/XYZ. Selanjutnya muncul pilihan Export, tentukan proyeksi peta keluaran, resolusi spasial DEM, dan batas area export. Setelah itu tentukan format keluaran apakah akan menggunakan format TIF, BIL atau XYZ.
  • 14. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 3. Contoh hasil pembuatan DEM ditunjukkan di gambar di bawah ini. X. PEMBANGUNAN ORTHOFOTO Orthofoto adalah Foto udara yang telah dikoreksi kesalahan geometriknya menggunakan data DEM dan data GCP se- hingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemetaan tanpa adanya inkonsistensi skala di sepanjang liputan foto. Or- thofoto dapat dibuat setelah tahap pembuatan Dense Point Clouds, Mesh dan DEM selesai dilakukan, 1. Untuk membuat orthofoto, dari Menu Workflow klik Build Orthomosaic. Muncul pilihan Orthomosaic Parameter. Untuk pilihan Projection, pilih antara koordinat geographic atau planar/projected. Untuk parameter Surface, pilih DEM yang dihasilkan dari langkah sebelumnya. Untuk pilihan blending mode, ada tiga pilihan, Mosaic, Average, Max Intensity dan Min Intensity. Mosaic akan mempertimbangkan detail dalam setiap foto sehingga menghasilkan orthofoto yang balance dari segi warna dan kedetilan. Pilihan average akan menggunakan nilai piksel rata-rata dari setiap foto yang overlap. Adapun untuk max dan min intensity menggunakan intensitas maksimum dan minimum dari piksel yang ber- tampalan/overlap. Anda juga dapat mencentang pilihan Enable Color Correction untuk melakukan koreksi warna di setiap foto, namun waktu pemrosesan akan menjadi lebih lama.
  • 15. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki 2. Setelah pembangunan Orthomosaic selesai, anda dapat mengeksport hasil foto udara orthomosaic yang telah dihasilkan dari Menu File > Export Orthomosaic > JPEG/TIFF/PNG. Untuk pilihan projection pilih antara geographic dan planar, demikian pula untuk pilihan lain seperti compression dan Write World file apabila diperlukan. 3. Di bawah ini adalah contoh hasil akhir dari orthomosaic foto udara, DEM dan tampilan 3D foto udara.
  • 16. TUTORIAL SINGKAT AGISOFT PHOTOSCAN PROFESSIONAL 1.2.0 Bramantiyo Marjuki XI. CLOSING REMARKS Tutorial singkat ini adalah bagian pertama dari dua tutorial yang akan saya buat terkait pemrosesan foto udara format kecil menggunakan Agisoft Photoscan. Bagian selanjutnya akan berisi antara lain pembuatan DTM, pembuatan kontur, Upload hasil mosaic foto ke Handphone Android, GPS Receiver, dan webmap online services. Selain Agisoft, beberapa software lain yang dapat mengolah foto udara format kecil antara lain MENCI APS, INPHO UAS, PHOTOMODELER, PIX4D, SIMACTIVE CORRELATOR3D, dan lain-lain. Untuk solusi freeware/open source, anda dapat menggunakan Open- DroneMap, DroneMapper.com, SFM-GeoRef. Silahkan untuk menggunakan, mengubah, mengambil sebagian atau keseluruhan materi dan menyebarluaskan tutorial ini. Kritik dan saran dapat ditujukan ke = bramantiyo.marjuki@gmail.com.