Dokumen tersebut membahas tentang pergeseran paradigma dari keunggulan daya saing menjadi keunggulan kolaboratif dalam pembangunan daerah. Kolaborasi antar berbagai pihak dipandang sebagai kunci untuk meningkatkan daya saing daerah melalui inovasi bersama dan peningkatan keterampilan serta produktivitas.
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
1. DARI KEUNGGULAN DAYA SAING
MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF
Sugeng Budiharsono
Unit Manajemen Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Dipresentasikan pada Pelatihan Daring Pusat Pengembangan Kawasan Perdesaan yang
Berdayasaing yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis KAHMI, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Universitas Nusa Bangsa dan
Alumni Pengembangan Wilayah Perdesaan (APWD) yang diselenggarakan pada tanggal 29-30Maret 2022
5. DAYA SAING
Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that
determine the level of productivity of a country (Schwab and Porter,
2007)
Pendefinisian daya saing tergantung dimana lokasi daya saing
tersebut didefinisikan, apakah di aras mikro (perusahaan) atau di
aras makro (nasional).
Diantara kedua konsep daya saing tersebut, muncul konsep daya
saing daerah, yang mendapatkan perhatian yang besar pada
beberapa tahun terakhir, hal ini disebabkan karena daerah
merupakan kunci dalam organisasi dan tata kelola pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan kesejahteraan.
Meyer-Stamer (2003), daya saing daerah didefinisikan sebagai
kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan yang
tinggi dan penghidupan masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut
pada standar kehidupan yang tinggi. Sedangkan Huggins (2003)
menyatakan bahwa daya saing daerah yang sejati hanya terjadi ketika
pertumbuhan berkelanjutan dicapai pada tingkat tenaga kerja yang
meningkatkan standar kehidupan.
6. Teori Daya Saing Negara
Factor
Driven
• Mengandalkan SDA &
lingkungan alam
• Tenaga kerja yg
murah & melimpah
Investment
Driven
• Perusahaan fokus
pada peningkatan
investasi di bidang
teknologi, pabrik,
infrastruktur
Innovation
Driven
• Penciptaan teknologi
& metode terbaru
• Pengembangan
industri dlm
berinovasi
Wealth
Driven
• Perusahaan mulai
kehilangan daya saing
kompetitifnya krn
berbagai alasan (mis:
tdk berinovasi krn
terlalu fokus
mempertahankan
posisi perusahaan)
6
Porter (1990) membagi tahapan pembangunan baik negara maupun daerah berdasarkan
keunggulan kompetitifnya ke dalam 4 fase:
Meningkat (advance) Menurun (decline)
Tiga tahap pertama melibatkan peningkatan keunggulan kompetitif
suatu bangsa secara bertahap dan umumnya berkaitan dg
kemakmuran ekonomi yg semakin meningkat
Bangsa di tahap keempat
mengandalkan
kemakmurannya, yg pd
akhirnya akan menurun
8. PELD
Berkelanjutan
Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat
Kinerja Wilayah
Kesenjangan antar wilayah
PDRB
Produktivitas
Tenaga kerja
Laju penyerapan
tenaga kerja
Penelitian
dan
Pengembang
an Teknologi
Infrastruktur
dan modal
manusia
Investasi UMKM
Kelembagaan
dan modal
sosial
Struktur
Ekonomi
Struktur Sosial
Kegiatan
Inovatif
Pusat
Pengambilan
Keputusan
Aksesibilitas
wilayah
Ketrampilan
angkatan kerja
Lingkungan Identitas Wilayah
Tujuan dan Sasaran
Kategori
Dasar
Faktor
Pembangunan
Penentu
Keberha-
silan
Sumber
daya
alam
Modifikasi
Konsep Daya
Saing Daerah
“Imre Lengyel”
9. TOPI
DAYA SAING
DAERAH
REGIONAL TRANSFERS
NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR
NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR
Jumlah Upah Jumlah
Keuntungan
Pasar Lokal Pasar Ekspor
Perusahaan A
Perusahaan B
Sektor x
Sektor y
Sektor z
Input Wilayah
• Komposisi sektoral
• Spesialisasi
• Distribusi Perusahaan
• Kepemilikan (FDI)
Output Wilayah
• Produktifitas wilayah
• Unit labour cost
• Keuntungan
• Market shares
Outcome Wilayah
PDRB/Tenaga Kerja
Jumlah orang yang bekerja
Modal
Tenaga Kerja Lahan
Infrastruktur dasar
dan Aksesibilitas
Lingkungan
Kualitas tempat
Sumber Daya Manusia
Lingkungan Produktif
Kelembagaa
n
Teknologi
Keinovasian
Kewirausahaan
Internasionalisasi
Modal sosial
Insfrastruktur
pengetahuan Penduduk dan
migrasi
Budaya
13. HUBUNGAN INOVASI DENGAN DAYA SAING DAERAH
Keterampilan
Perusahaan
Inovasi/Kreatifitas
Persaingan
Investasi
H. M. Treasury. 2004
Masuknya perusahaan
baru akan
meningkatkan
persaingan
Meningkatnya pesaingan
akan memberikan insentif
untuk investasi usaha
Investasi modal fisik
akan meningkatkan
kapasitas inovasi
perusahaan
Keterampilan akan
meningkatkan kapasitas
perusahaan dalam
mengembangkan dan
menggunakan teknologi
baru
Peningkatan persaingan
mendorong persaingan
Ketrampilan manajemen
akan meningkatkan
kewirausahaan dan
keunggulan bisnis.
Perusahaan baru akan
meningkatkan permintaan
terhadap keterampilan
17. KEUNGGULAN KOLABORATIF
• Konsep Keunggulan Daya Saing walaupun masih dimanfaatkan sampai
awal abad ke-21, namun secara konseptual, konsep tersebut telah
disanggah oleh Kanter (1994)
• Rita Gunther McGrath dalam bukunya The End of Competitive
Advantage (2013) secara lebih tegas lagi menjelaskan pentingnya
Keunggulan Kolaboratif daripada Keunggulan Daya Saing. Hal ini
karena keunggulan kompetitif berkelanjutan tidak lagi mungkin
dilakukan oleh perusahaan secara sendiri-sendiri dan menyarankan
perusahaan untuk mencari mitra untuk berkolaborasi dalam rangka
bertahan dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
• Antar organisasi terkait dan antar bagian dalam suatu organisasi satu
sama lain merupakan keniscayaan untuk saling terhubung dalam
suatu kemitraan kolaboratif.
18. KOLABORASI DALAM ALIANSI BISNIS
• Aliansi harus menghasilkan manfaat bagi para mitra, tetapi lebih
dari sekadar kesepakatan. Aliansi adalah sistem hidup yang
berkembang secara progresif dalam kemungkinan mereka.
• Aliansi yang akhirnya dianggap berhasil oleh kedua mitra
melibatkan kolaborasi (menciptakan nilai baru bersama) daripada
sekadar pertukaran. Mitra menghargai keterampilan yang dibawa
masing-masing ke aliansi.
• Aliansi tidak dapat "dikendalikan" oleh sistem formal tetapi
membutuhkan jaringan padat koneksi interpersonal dan
infrastruktur internal yang meningkatkan pembelajaran.
19. KEUNTUNGAN BERKOLABORASI
Menurunkan biaya produksi
Akses ke tenaga kerja yang
lebih murah
Peningkatan kreativitas dan
inovasi
Pengelolaan logistik yang
lebih cerdas
Organisasi yang ramping
Produk / layanan yang lebih
baik
Margin yang ditingkatkan
Peluang peningkatan
pendapatan
Retensi pelanggan yang lebih
tinggi
Meningkatkan kelincahan
Meningkatkan pengambilan
keputusan
Jarak dan waktu yang
mengecil
20. TAHAPAN MEMBANGUN KOLABORASI
1. Seleksi dan Pengenalan;
2. Pengikatan Kolaborasi;
3. Menyiapkan Pembenahan;
4. Belajar Berkolaborasi;
5. Mengubah dari Dalam; dan
6. Mengelola Pilihan.
21. PERBANDINGAN BERBAGAI KEUNGGULAN
Keunggulan komparatif Keunggulan kompetitif Keunggulan Kolaboratif
Biaya tanah Penelitian dan Pengembangan Jejaring
Infrastruktur Teknologi Klaster industri
Perpajakan Peraturan Aliansi strategis
Biaya tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja Kemitraan publik-swasta
Jarak ke bahan baku Basis keterampilan Antar modalitas
Mengangkut Kompetensi inti Kepercayaan dan
pemberdayaan
Biaya modal Kualitas hidup Tata kelola terbuka
Lokasi pasar Modal sosial Sistem cerdas
Skala ekonomi Ruang lingkup ekonomi
22. MAKNA KEUNGGULAN DALAM
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
• Desa-desa yang telah memperoleh dana desa dan alokasi dana
desa, lebih merasa hebat dengan usaha sendiri melalui
BUMDESnya dan bersaing antar desa bahkan saling mematikan.
• Kabupaten/kota merasa hebat dan bangga berusaha sendiri
mengembangkan ekonomi wilayahnya.
• Padahal dengan berkolaborasi akan dapat meningkatkan posisi
tawar yang lebih baik, lebih berdaaya saing, dan memperoleh
keuntungan lainnya seperti yang sudah disebutkan di atas,
24. CURRICULUM VITAE
Nama : Sugeng Budiharsono
Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 13 Juli 1960
Pendidikan : a. Sarjana Pertanian, IPB, 1983
b. Doktor Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB, 1995
c. Short course on Local Economic Development, ITC ILO, Turin, Italia, 2009
d. Short course on Local Governance and Rural Development, Wageningen University and
Research, CDI, Netherlands, 2010
e. Short course on Market Access for Sustainable Development, Wageningen University and
Research, CDI, Netherlands, 2013
Pekerjaan saat ini : a. Unit Manajemen Strategis, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, 2015 -
b. Unit Manajemen Strategis Kemenetrian Ketenagakerjaan, 2020 -
c. Dosen pascasarjana Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Nusa
Bangsa Bogor
d. Gerson Lehrman Group council member, 2015 -
Pengalaman pekerjaan : a. Chief Technical Advisor for PRSP, Kemenko Bidang Kesra, 2003-2004
b. Chief Technical Advisor for Local Economic Development, BAPPENAS, 2006-2014
c. Staf Ahli di Sekjen DPD RI
d. Konsultan di berbagai Kementerian/Lembaga dan berbagai mitra pembangunan seperti
World Bank, Asian Development Bank, JICA, GTZ/GIZ dan CIDA
e. Pengajar di international short course di Malaysia, Thailand dan South Africa.