SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
TETRALOGI FALLOT
(TOF)
DosenPengampu: Ida Ariani, M.Kep.,Sp.Kep.An
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Kharisma Ladynda
2. Erni Yunia Nugroho
3. Widian Listanti
4. Aisah Fitriani
5. Esty Apriani
6. Ariyanti
7. Aprilianto
8. Ade Panji Nugroho
9. Muharom
10.Ginta Septiana
11.Duaji Iftinan
12.Marfenda Dila
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang merupakan
suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak lahir dan terjadi karena
kelainan perkembangan dengan gejala sianosis karena terdapat kelainan VSD,
stenosispulmonal, hipertrofiventrikel kanan, dan overiding aorta .
Tetralogi of fallot paling banyak ditemukan dimana TOF ini menempati
urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum
ventrikel, defek septum atrium duktus arteriosus, atau lebih kurang 10 % dari
seluruh penyakit bawaan, dan merupakan penyebab utama diantara penyakit
jantung bawaan sianostik, 95% dari sebagian besar bayi dengan kelainan jantung
tetralogi of fallot tidak diketahui, namun berbagai faktor juga turut berperan
sebagai penyebabnya seperti pengobatan ibu ketika sedeang hamil, faktor
lingkungan setelah lahir, infeksi pada ibu, faktor genetika dan kelainan
kromosom.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tetralogi fallot (TF) ?
2. Apa saja tanda dan gejala tetralogi fallot (TF) ?
3. Bagaimana etiologi tetralogi fallot (TF) ?
4. Bagaimana patofisiologi tetralogi fallot (TF) ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang tetralogi fallot (TF) ?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot pada Anak ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tetralogi fallot (TF).
2. Mengetahui saja tanda dan gejala tetralogi fallot (TF).
3. Mengetahui etiologi tetralogi fallot (TF).
4. Mengetahui patofisiologi tetralogi fallot (TF).
5. Mengetahui saja pemeriksaan penunjang tetralogi fallot (TF).
6. Mengetahui Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot pada Anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis
yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum
ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit
adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal
bersifat progresif , makin lama makin berat.
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala Tetralogi Fallot antara lain :
1. Murmur
Merupakan suara tambahan yang dapat didengar pada denyut jantung
bayi. Pada banyak kasus, suara murmur baru akan terdengar setelah bayi
berumur beberapa hari.
2. Sianosis
Satu dari manifestasi-manifestasi tetralogi yang paling nyata, mungkin
tidak ditemukan pada waktu lahir. Obstruksi aliran keluar ventrikel kanan
mungkin tidak berat dan bayi tersebut mungkin mempunyai pintasan dari kiri
ke kanan yang besar, bahkan mungkin terdapat suatu gagal jantung kongesif.
3. Dispneu
Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik. Bayi-bayi dan anak-
anak yang mulai belajar bejalan akan bermain aktif untuk waktu singkat
kemudian akan duduk atau berbaring. Anak- anak yang lebih besar mungkin
mampu berjalan sejauh kurang lebih satu blok, sebelum berhenti untuk
beristirahat. Derajat kerusakan yang dialami jantung penderita tercermin oleh
intensitas sianosis yang terjadi. Secara khas anak-anak akan mengambil sikap
berjongkok untuk meringankan dan menghilangkan dispneu yang terjadi
akibat dari aktifitas fisik, biasanya anak tersebut dapat melanjutkan
aktifitasnya kembali dalam beberapa menit.
4. Serangan-serangan dispneu paroksimal (serangan-serangan anoksia “biru”)
Terutama merupakan masalah selama 2 tahun pertama kehidupan
penderita. Bayi tersebut menjadi dispneis dan gelisah, sianosis yang terjadi
bertambah hebat, pendertita mulai sulit bernapas. Serangan-serangan demikian
paling sering terjadi pada pagi hari.
5. Pertumbuhan dan perkembangan
Yang tidak tumbuh dan berkembang secara tidak normal dapat
mengalami keterlambatan pada tetralogi Fallot berat yang tidak diobati. Tinggi
badan dan keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rata serta otot-otot dari
jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak dan masa pubertas juga terlambat.
6. Biasanya denyut pembuluh darah normal
Seperti halnya tekanan darah arteri dan vena. Hemitoraks kiri depan
dapat menonjol ke depan. Jantung biasanya mempunyai ukuran normal dan
impuls apeks tampak jelas. Suatu gerakan sistolis dapat dirasakan pada 50%
kasus sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal ke-3 dan ke-4.
7. Bising sistolik
Yang ditemukan seringkali terdengar keras dan kasar, bising tersebut
dapat menyebar luas, tetapi paling besar intensitasnya pada tepi kiri tulang
dada. Bising sistolik terjadi di atas lintasan aliran keluar ventrikel kanan serta
cenderung kurang menonjol pada obstruksi berat dan pintasan dari kanan ke
kiri. Bunyi jantung ke-2 terdengar tunggal dan ditimbulkan oleh penutupan
katup aorta. Bising sistolik tersebut jarang diikuti oleh bising diastolis, bising
yang terus menerus ini dapat terdengar pada setiap bagian dada, baik di
anterior maupun posterior, bising tersebut dihasilkan oleh pembuluh-
pembuluh darah koleteral bronkus yang melebar atau terkadang oleh suatu
duktus arteriosus menetap.
C. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak
diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor
–factor tersebut antaralain :
1. Faktor endogen
 Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
 Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
 Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetesmelitus,
hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktoreksogen
 Riwayatkehamilanibu : sebelumnyaikut program KB oral
atausuntik,minum mobat-obatantanparesepdokter,
(thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)
 Ibumenderitapenyakitinfeksi : rubella
 Pajananterhadapsinar –X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut
jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih
dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan
terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan ,
oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin
sudah selesai.
D. Patofisiologi
Tetralogi fallot merupakan kelainan “Empat Sekawan“ yang terdiri dari defek
septum ventrikel, overriding aorta, stenosis infundibuler dan hipertrofi ventrikel
kanan. Secara anatomis sesungguhnya tetralogi fallot merupakan suatu defek
ventrikel subaraortik yang disertai deviasi ke anteriol septum infundibuler (bagian
basal dekat dari aorta). Devisiasi ini menyebabkan akar aorta bergeser ke depan
(dekstroposisi aorta), sehinnga terjadi overriding aorta terhadap septum
interventrikuler, stenosis pada bagian infundibuler ventrikel kanan dan hipoplasia
arteri pulmonal. Pada tetralogi fallot, overriding aorta biasana tidak melebihi 50
%. Apabila overriding aorta melebihi 50 %, hendaknya dipikirkan kemungkinan
adanya suatu outlet ganda ventrikel kanan.
Devisiasi septum infindibuler ke arah anteriol ini sesungguhnya merupakan
bagian yang paling esensial pada tetralogi fallot. Itulah sebabnya suatu defek
septum ventrikel dan overriding aorta yang disertai stenosis pulmonal valvuler
misalnya, tidak bisa disebut sebagai tetralogi fallot apabila tidak terdapat devisiasi
septum infundibuler ke anteriol. Kadang-kadang tetralogi fallot disertai pada
adanya septum antrium sekunder dan kelompok kelainan ini disebut sebagai
tetralogi fallot
Betapapun tekanan dalam ventrilel kanan meninggi karena obstruksi
infundibuler, tapi dengan adanya defek septum ventrikel pada tetralogi fallot,
daerah didorong ke kiri masuk ke aorta, sehingga tekanan dalam ventrikel kanan,
ventrikel kiri dan aorta relative menjadi sama. Itulah sebabnya mungkin mengapa
pada tetralogi fallot jarang terjadi gagal jantung kongestif, berbeda dengan
stenosis pulmonal yang berat tanpa disertai defek septum ventrikel, gagal jantung
kongestif bisa saja melebihi tekanan sistemik
Sianosis merupakan gejala tetralogi fallot yang utama. Berat ringanya sianosis
ini tergantung dari severitas stenosis infindibuler yang terjadi pada tetralogi fallot
dan arah pirau interventrikuler. Sianosis dapat timbul semenjak lahir dan ini
menandakan adanya suatu stenosis pulmonal yang berat atau bahkan atresia
pulmonal atau bisa pula sianosois timbul beberapa bulan kemudian pada stenosis
pulmonal yang ringan. Sianosis biasanya berkembang perlahan-lahan dengan
bertambahnya usia dan ini menandakan adanya peningkatan hipertrofi infindibuler
pulmonal yang memperberat obstruksi pada bagian itu.
Stenosis infindibuler merupakan beban tekanan berlebih yang kronis bagi
ventrkel kanan, sehingga lama-lama ventrikel kanan mengalami hipertrofi.
Disamping itu, dengan meningkatnya usia dan meningkatnya tekanan dalam
ventrikel kanan, kolateralisasi aorta pulmonal sering tumbuh luas pada tetralogi
fallot, melalui cabang-cabang mediastinal, brokhial, esophageal, subklavika dan
anomaly arteri lainya. Kolateralisasi ini disebut MAPCA ( major aorta pulmonary
collateral arteries )
E. Patways Terpaparfaktor endogen&
eksogenselamakehamilan
trimesterI-II
Kelainanjantungkongenitalsianotik:Tetralogi fallot
Defekseptum
ventrikel
Stenosis
pulmonal
Overidingaorta
Tek. sistolik puncak
ventrikel kanan=kiri
Obstruksi >>>
berat
Piraukanan
--kiri
Aliran
dara
h
paru
Obstruksi alirandarah
keluarventkanan
Hipert
ro
fi
vent
ka
na
n
Aliran
dara
h
aort
a

Percampuran
darah
kaya O2
dg CO2
O2 dlm
darah
Hipoksemi
a
Konges
tif
ven
a
PenurunanKardiak
OutputSesa
k
Sianosis(blue
spells)
Oedema
perifer
Hipoksia & laktat ↑
Kelemahan
tubuh
O2 di
otak
Asidosismetabolik
Hipoksemia
kesada
ran
Perubahan perfusi
jaringan Serebral
Peningkatan
volumecairan
tubuh
 GangguanPertukarangas
 Krg pengetahuanorangtua
:diagnostik,prognosis&perawatan
Kompen
sasi
Jangkapanjangsirkulasi
kolateral
Polisite
mia
Bayi/ anak cepat
lelah :
jika
menetek,berjala
n, beraktifitas
Perdara
han
Trombo
sis
PK : Syok Hipovolemik
Gangguan perfusi jaringan
PK : Embolisme
paruIntoleransi
aktivitas
tubuh
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaanlaboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht)
akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin
dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA
menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht
normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologi
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal,
tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung
terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak
pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah
ke paru-paru
5. Kateterisasi
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Cemas
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek
septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi
stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen,
peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau
rendah.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa
b. Riwayat kehamilan : ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen.
c. Faktor Endogen
d. Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom.
e. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
f. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, penyakit janntung atau kelainan bawaan.
g. Faktor eksogen: Riwayat kehamilan ibu
h. Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa
resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin,
jamu)
i. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
j. Pajanan terhadap sinar –X
k. Riwayat tumbuh
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan alian darah ke
pulmonal.
b. Penurunan kardiak output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif
sekunder dengan adanya malformasi jantung.
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi
( anoxiakronis, serangan sianotik akut)
3. Intervensi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
(NOC)
INTERVENSI
KEPERAWATAN
(NIC)
1. Gangguan
pertukaran
gas berhubun
gan dengan
penurunan
alian darah ke
pulmonal
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama.... x 24 jam,
diharapkan pertukaran gas efektif
Kriteria Hasil :
Respiratory status : Gas Exchange
Indikator IR ER
1.Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi
2.Oksigen yang
adekuat
3. Memelihara
kebersihan paru
4. Bebas dari tanda
distress pernafasan
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Monitor respirasi
- Monitor rata-rata,
kedalaman, irama
dan usaha respirasi
- Monitor suara
napas
- Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan/tidak
adanya ventilasi
dan suara
tambahan
- Tentukan
Kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan
ronkhi pada jalan
napas
- Monitor TTV
-
2.Penurunan kardiak
output berhubungan
dengan sirkulasi yang
tidak efektif sekunder
dengan adanya
malformasi jantung
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama .....x 24 jam,
diharapkan curah jantung efektif
Kriteria Hasil :
Status Sirkulasi
Indikator IR ER
1. Sistolik dan diastolik
dalam batas normal
2. Denyut jantung
dalam batas normal
3. Oedem perifer tidak
ada
4. Gas darah dalam
batas normal
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Regulasi
Hemodinamik
-Pantau denyut
perifer, waktu
pengisian kapiler,
dan suhu serta
warna ekstremitas
- Pantau dan
Dokumentasikan
denyut jantung,
irama dan nadi.
- Pantau asupan /
haluaran urin, dan
berat badan pasien
dengan tepat
- Minimalkan /
hilangkan stressor
lingkungan
- Pasang kateter jika
diperlukan
3. Gangguan
perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
penurunan
sirkulasi (
anoxiakronis,
serangan
sianotik akut)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama .....x 24 jam,
diharapkan perfusi jaringan efektif
Kriteria hasil :
Perfusi jaringan perifer
Indikator IR ER
1. Fungsi otot utuh
Perawatan
sirkulasi
-Melakukan
sirkulasi perifer
secara
komprehensif
- Kaji tingkat rasa
tidak nyaman /
2. Kulit utuh, warna
normal
3. Denyut proximal
dan perifer distal
kuat dan simetris
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
nyeri
- Pantau status
cairan meliputi
asupan dan
haluaran
- Rendahkan
ekstremitas untuk
sirkulasi arteri
yang tepat.
- Anjurkan latihan
gerak aktif/pasif
selama tirah
baring
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tetralogi fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang disebabakan
oleh 4 kelainan antara lain defek septum ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis
katup pulmoner, dan hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab tetralogi fallot terdiri
dari 2 faktor, yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogi fallot umumnya
akan mengalami keluhan sesak saat beraktivitas, berat badan bayi yang tidak
bertambah, clubbing fingers, dan sianosis. Pemeriksaan yang dilakukan antara
lain pemeriksaan darah, gambar radiologis, elektrokardiografi.
B. Saran
Sebainya ketika hamil harus menghindari penggunaan alkohol atau obat
yang membahayakan pada masa kehamilan, makanan haruslah mencukupi nilai
gizi serta nutrisi yang dibutuhkan supaya bayi tidak mempunyai penyakit jantung
bawaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/14763448/Patofisiologi-TOF#scribd
http://id.scribd.com/doc/81792008/Penatalaksanaan-Untuk-Penderita-Tetralogi-
Fallot-Terdiri-Atas#scribd
https://sintiyatog.wordpress.com/2014/11/14/makalah-tf/
http://www.academia.edu/8913791/Makalah_kel_blok_19_tof
T.Herdman, Heater. 2011. Nursing Diagnoses: Definitions &Klasification2014-
2015. Jakarta :BukuKedokteran EGC
N. Amin, Huda.2013.AsuhanKeperawatanBerdasarkanDiagnosaMedis& NANDA
NIC-NOC.Yogyakarta: Mediaction publishing

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
Fisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularFisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskular
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranRuang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 

Similaire à TETRALOGI OF FALLOT

Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)Sulistia Rini
 
defek septal ventrikular
defek septal ventrikular defek septal ventrikular
defek septal ventrikular Mega Tambunan
 
PPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptxPPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptxSuciMayvera1
 
Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)HerwantoYusa
 
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docxAsuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docxSetianaalirusi28
 

Similaire à TETRALOGI OF FALLOT (20)

6. tetralogi of fallot
6. tetralogi of fallot6. tetralogi of fallot
6. tetralogi of fallot
 
Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1
 
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNATetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
 
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)
 
Makalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaanMakalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaan
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Defek Septum Ventrikel
Defek Septum VentrikelDefek Septum Ventrikel
Defek Septum Ventrikel
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
 
defek septal ventrikular
defek septal ventrikular defek septal ventrikular
defek septal ventrikular
 
PPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptxPPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptx
 
Sindrom 1
Sindrom 1Sindrom 1
Sindrom 1
 
Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)
 
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
 
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docxAsuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
 

Plus de Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

Plus de Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Dernier

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Dernier (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

TETRALOGI OF FALLOT

  • 1. TETRALOGI FALLOT (TOF) DosenPengampu: Ida Ariani, M.Kep.,Sp.Kep.An Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Kharisma Ladynda 2. Erni Yunia Nugroho 3. Widian Listanti 4. Aisah Fitriani 5. Esty Apriani 6. Ariyanti 7. Aprilianto 8. Ade Panji Nugroho 9. Muharom 10.Ginta Septiana 11.Duaji Iftinan 12.Marfenda Dila STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang merupakan suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala sianosis karena terdapat kelainan VSD, stenosispulmonal, hipertrofiventrikel kanan, dan overiding aorta . Tetralogi of fallot paling banyak ditemukan dimana TOF ini menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium duktus arteriosus, atau lebih kurang 10 % dari seluruh penyakit bawaan, dan merupakan penyebab utama diantara penyakit jantung bawaan sianostik, 95% dari sebagian besar bayi dengan kelainan jantung tetralogi of fallot tidak diketahui, namun berbagai faktor juga turut berperan sebagai penyebabnya seperti pengobatan ibu ketika sedeang hamil, faktor lingkungan setelah lahir, infeksi pada ibu, faktor genetika dan kelainan kromosom. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian tetralogi fallot (TF) ? 2. Apa saja tanda dan gejala tetralogi fallot (TF) ? 3. Bagaimana etiologi tetralogi fallot (TF) ? 4. Bagaimana patofisiologi tetralogi fallot (TF) ? 5. Apa saja pemeriksaan penunjang tetralogi fallot (TF) ? 6. Bagaimana Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot pada Anak ? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian tetralogi fallot (TF). 2. Mengetahui saja tanda dan gejala tetralogi fallot (TF). 3. Mengetahui etiologi tetralogi fallot (TF). 4. Mengetahui patofisiologi tetralogi fallot (TF).
  • 3. 5. Mengetahui saja pemeriksaan penunjang tetralogi fallot (TF). 6. Mengetahui Asuhan Keperawatan Tetralogi Fallot pada Anak.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat. B. Tanda dan Gejala Tanda dan Gejala Tetralogi Fallot antara lain : 1. Murmur Merupakan suara tambahan yang dapat didengar pada denyut jantung bayi. Pada banyak kasus, suara murmur baru akan terdengar setelah bayi berumur beberapa hari.
  • 5. 2. Sianosis Satu dari manifestasi-manifestasi tetralogi yang paling nyata, mungkin tidak ditemukan pada waktu lahir. Obstruksi aliran keluar ventrikel kanan mungkin tidak berat dan bayi tersebut mungkin mempunyai pintasan dari kiri ke kanan yang besar, bahkan mungkin terdapat suatu gagal jantung kongesif. 3. Dispneu Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik. Bayi-bayi dan anak- anak yang mulai belajar bejalan akan bermain aktif untuk waktu singkat kemudian akan duduk atau berbaring. Anak- anak yang lebih besar mungkin mampu berjalan sejauh kurang lebih satu blok, sebelum berhenti untuk beristirahat. Derajat kerusakan yang dialami jantung penderita tercermin oleh intensitas sianosis yang terjadi. Secara khas anak-anak akan mengambil sikap berjongkok untuk meringankan dan menghilangkan dispneu yang terjadi akibat dari aktifitas fisik, biasanya anak tersebut dapat melanjutkan aktifitasnya kembali dalam beberapa menit. 4. Serangan-serangan dispneu paroksimal (serangan-serangan anoksia “biru”) Terutama merupakan masalah selama 2 tahun pertama kehidupan penderita. Bayi tersebut menjadi dispneis dan gelisah, sianosis yang terjadi bertambah hebat, pendertita mulai sulit bernapas. Serangan-serangan demikian paling sering terjadi pada pagi hari. 5. Pertumbuhan dan perkembangan Yang tidak tumbuh dan berkembang secara tidak normal dapat mengalami keterlambatan pada tetralogi Fallot berat yang tidak diobati. Tinggi badan dan keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rata serta otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak dan masa pubertas juga terlambat. 6. Biasanya denyut pembuluh darah normal
  • 6. Seperti halnya tekanan darah arteri dan vena. Hemitoraks kiri depan dapat menonjol ke depan. Jantung biasanya mempunyai ukuran normal dan impuls apeks tampak jelas. Suatu gerakan sistolis dapat dirasakan pada 50% kasus sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal ke-3 dan ke-4. 7. Bising sistolik Yang ditemukan seringkali terdengar keras dan kasar, bising tersebut dapat menyebar luas, tetapi paling besar intensitasnya pada tepi kiri tulang dada. Bising sistolik terjadi di atas lintasan aliran keluar ventrikel kanan serta cenderung kurang menonjol pada obstruksi berat dan pintasan dari kanan ke kiri. Bunyi jantung ke-2 terdengar tunggal dan ditimbulkan oleh penutupan katup aorta. Bising sistolik tersebut jarang diikuti oleh bising diastolis, bising yang terus menerus ini dapat terdengar pada setiap bagian dada, baik di anterior maupun posterior, bising tersebut dihasilkan oleh pembuluh- pembuluh darah koleteral bronkus yang melebar atau terkadang oleh suatu duktus arteriosus menetap. C. Etiologi Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –factor tersebut antaralain : 1. Faktor endogen  Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom  Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan  Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetesmelitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
  • 7. 2. Faktoreksogen  Riwayatkehamilanibu : sebelumnyaikut program KB oral atausuntik,minum mobat-obatantanparesepdokter, (thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)  Ibumenderitapenyakitinfeksi : rubella  Pajananterhadapsinar –X Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai. D. Patofisiologi Tetralogi fallot merupakan kelainan “Empat Sekawan“ yang terdiri dari defek septum ventrikel, overriding aorta, stenosis infundibuler dan hipertrofi ventrikel kanan. Secara anatomis sesungguhnya tetralogi fallot merupakan suatu defek ventrikel subaraortik yang disertai deviasi ke anteriol septum infundibuler (bagian basal dekat dari aorta). Devisiasi ini menyebabkan akar aorta bergeser ke depan (dekstroposisi aorta), sehinnga terjadi overriding aorta terhadap septum interventrikuler, stenosis pada bagian infundibuler ventrikel kanan dan hipoplasia arteri pulmonal. Pada tetralogi fallot, overriding aorta biasana tidak melebihi 50 %. Apabila overriding aorta melebihi 50 %, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya suatu outlet ganda ventrikel kanan. Devisiasi septum infindibuler ke arah anteriol ini sesungguhnya merupakan bagian yang paling esensial pada tetralogi fallot. Itulah sebabnya suatu defek septum ventrikel dan overriding aorta yang disertai stenosis pulmonal valvuler misalnya, tidak bisa disebut sebagai tetralogi fallot apabila tidak terdapat devisiasi septum infundibuler ke anteriol. Kadang-kadang tetralogi fallot disertai pada
  • 8. adanya septum antrium sekunder dan kelompok kelainan ini disebut sebagai tetralogi fallot Betapapun tekanan dalam ventrilel kanan meninggi karena obstruksi infundibuler, tapi dengan adanya defek septum ventrikel pada tetralogi fallot, daerah didorong ke kiri masuk ke aorta, sehingga tekanan dalam ventrikel kanan, ventrikel kiri dan aorta relative menjadi sama. Itulah sebabnya mungkin mengapa pada tetralogi fallot jarang terjadi gagal jantung kongestif, berbeda dengan stenosis pulmonal yang berat tanpa disertai defek septum ventrikel, gagal jantung kongestif bisa saja melebihi tekanan sistemik Sianosis merupakan gejala tetralogi fallot yang utama. Berat ringanya sianosis ini tergantung dari severitas stenosis infindibuler yang terjadi pada tetralogi fallot dan arah pirau interventrikuler. Sianosis dapat timbul semenjak lahir dan ini menandakan adanya suatu stenosis pulmonal yang berat atau bahkan atresia pulmonal atau bisa pula sianosois timbul beberapa bulan kemudian pada stenosis pulmonal yang ringan. Sianosis biasanya berkembang perlahan-lahan dengan bertambahnya usia dan ini menandakan adanya peningkatan hipertrofi infindibuler pulmonal yang memperberat obstruksi pada bagian itu. Stenosis infindibuler merupakan beban tekanan berlebih yang kronis bagi ventrkel kanan, sehingga lama-lama ventrikel kanan mengalami hipertrofi. Disamping itu, dengan meningkatnya usia dan meningkatnya tekanan dalam ventrikel kanan, kolateralisasi aorta pulmonal sering tumbuh luas pada tetralogi fallot, melalui cabang-cabang mediastinal, brokhial, esophageal, subklavika dan anomaly arteri lainya. Kolateralisasi ini disebut MAPCA ( major aorta pulmonary collateral arteries )
  • 9. E. Patways Terpaparfaktor endogen& eksogenselamakehamilan trimesterI-II Kelainanjantungkongenitalsianotik:Tetralogi fallot Defekseptum ventrikel Stenosis pulmonal Overidingaorta Tek. sistolik puncak ventrikel kanan=kiri Obstruksi >>> berat Piraukanan --kiri Aliran dara h paru Obstruksi alirandarah keluarventkanan Hipert ro fi vent ka na n Aliran dara h aort a  Percampuran darah kaya O2 dg CO2 O2 dlm darah Hipoksemi a Konges tif ven a PenurunanKardiak OutputSesa k Sianosis(blue spells) Oedema perifer Hipoksia & laktat ↑ Kelemahan tubuh O2 di otak Asidosismetabolik Hipoksemia kesada ran Perubahan perfusi jaringan Serebral Peningkatan volumecairan tubuh  GangguanPertukarangas  Krg pengetahuanorangtua :diagnostik,prognosis&perawatan Kompen sasi Jangkapanjangsirkulasi kolateral Polisite mia Bayi/ anak cepat lelah : jika menetek,berjala n, beraktifitas Perdara han Trombo sis PK : Syok Hipovolemik Gangguan perfusi jaringan PK : Embolisme paruIntoleransi aktivitas tubuh
  • 10. F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaanlaboratorium Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi. 2. Radiologi Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu. 3. Elektrokardiogram Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal 4. Ekokardiografi Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru 5. Kateterisasi Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Cemas
  • 11. Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah. G. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Anamnesa b. Riwayat kehamilan : ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen. c. Faktor Endogen d. Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom. e. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. f. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit janntung atau kelainan bawaan. g. Faktor eksogen: Riwayat kehamilan ibu h. Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu) i. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella j. Pajanan terhadap sinar –X k. Riwayat tumbuh 2. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan alian darah ke pulmonal. b. Penurunan kardiak output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung. c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi
  • 12. ( anoxiakronis, serangan sianotik akut) 3. Intervensi DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC) 1. Gangguan pertukaran gas berhubun gan dengan penurunan alian darah ke pulmonal Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.... x 24 jam, diharapkan pertukaran gas efektif Kriteria Hasil : Respiratory status : Gas Exchange Indikator IR ER 1.Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi 2.Oksigen yang adekuat 3. Memelihara kebersihan paru 4. Bebas dari tanda distress pernafasan Keterangan : 1. Keluhan ekstrim 2. Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 5. Tidak ada keluhan Monitor respirasi - Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi - Monitor suara napas - Auskultasi suara napas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan - Tentukan Kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas - Monitor TTV
  • 13. - 2.Penurunan kardiak output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, diharapkan curah jantung efektif Kriteria Hasil : Status Sirkulasi Indikator IR ER 1. Sistolik dan diastolik dalam batas normal 2. Denyut jantung dalam batas normal 3. Oedem perifer tidak ada 4. Gas darah dalam batas normal Keterangan : 1. Keluhan ekstrim 2. Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 5. Tidak ada keluhan Regulasi Hemodinamik -Pantau denyut perifer, waktu pengisian kapiler, dan suhu serta warna ekstremitas - Pantau dan Dokumentasikan denyut jantung, irama dan nadi. - Pantau asupan / haluaran urin, dan berat badan pasien dengan tepat - Minimalkan / hilangkan stressor lingkungan - Pasang kateter jika diperlukan 3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi ( anoxiakronis, serangan sianotik akut) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, diharapkan perfusi jaringan efektif Kriteria hasil : Perfusi jaringan perifer Indikator IR ER 1. Fungsi otot utuh Perawatan sirkulasi -Melakukan sirkulasi perifer secara komprehensif - Kaji tingkat rasa tidak nyaman /
  • 14. 2. Kulit utuh, warna normal 3. Denyut proximal dan perifer distal kuat dan simetris Keterangan : 1. Keluhan ekstrim 2. Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 5. Tidak ada keluhan nyeri - Pantau status cairan meliputi asupan dan haluaran - Rendahkan ekstremitas untuk sirkulasi arteri yang tepat. - Anjurkan latihan gerak aktif/pasif selama tirah baring
  • 15. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tetralogi fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang disebabakan oleh 4 kelainan antara lain defek septum ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katup pulmoner, dan hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab tetralogi fallot terdiri dari 2 faktor, yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogi fallot umumnya akan mengalami keluhan sesak saat beraktivitas, berat badan bayi yang tidak bertambah, clubbing fingers, dan sianosis. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan darah, gambar radiologis, elektrokardiografi. B. Saran Sebainya ketika hamil harus menghindari penggunaan alkohol atau obat yang membahayakan pada masa kehamilan, makanan haruslah mencukupi nilai gizi serta nutrisi yang dibutuhkan supaya bayi tidak mempunyai penyakit jantung bawaan.