SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  50
ANALISIS REALANALISIS REAL
By:By:
Siti KhotijahSiti Khotijah
SISTEM BILANGAN REAL (R)
Sifat-Sifat yang akan dikaji:
Sifat Aljabar
Sifat Urutan
Sifat Kelengkapan
OpERASI BINER
Yang dimaksud dengan operasi
biner pada himpunan A adalah
fungsi dari AxA ke A.
Contoh
+ : R x R → R
(x,y) → +(x,y) = x + y
AkSIOMA 1.1.1
(SIfAT ALjABAR dARI R)
Untuk setiap a, b, c ∈ R, dengan 2 operasi biner penjumlahan (+) dan
Perkalian (.) berlaku sifat:
(A1) a + b = b + a
(A2) (a + b) + c = a + (b + c)
(A3) terdapat 0 ∈ R, sehingga a + 0 = a = 0 + a;
(A4) terdapat -a ∈ R, sehingga a + (-a) = 0 = (-a) + a;
(M1) a. b = b . a
(M2) (a.b).c = a.(b.c)
(M3) terdapat 1 ∈ R, 1 ≠ 0, sehingga a.1 = a = 1.a
(M4) untuk a ≠ 0, terdapat 1/a ∈ R, sehingga a.1/a = 1 = a.1/a;
(D) a.(b+c) = a.b + a.c
Selanjutnya (R,+.) disebut lapangan (field),
0 disebut elemen nol dan 1 disebut elemen satuan
Teorema 1.1.2
(1). Jika z, a ∈ R sehingga z + a = a , maka z = 0
(2). Jika u, b ∈ R; u.b = b dan b ≠ 0 , maka u = 1
Bukti (1) Diketahui bahwa z + a = a . Dengan menambahkan (-
a) pada kedua ruas diperoleh
(z + a) + (-a) = a + (-a)
Jika berturut-turut diaplikasikan (A2), (A4), dan (A3) pada ruas kiri
maka diperoleh
(z + a) + (-a) = z + (a + (-a)) sifat A2
= z + 0 sifat A4
= z sifat A3
Selanjutnya, jika diaplikasikan (A4) pada ruas kanan maka
diperoleh
a + (-a) = 0
Jadi disimpulkan bahwa z = 0.
Dari sifat ini berarti bahwa elemen nol tunggal.
BukTI: (2).
Diketahui u, b ∈ R; u.b = b dan b ≠ 0. Berdasarkan (M4) terdapat
1/b di R sedemikian hingga b.(1/b) = 1.
Jika kedua ruas dari u.b = b dikalikan dengan 1/b maka diperoleh:
(u.b).(1/b) = b.(1/b) (*)
Selanjutnya jika diaplikasikan berturut-turut (M2), (M4) dan (M3)
pada ruas kiri, maka diperoleh
(u.b).(1/b) = u.( b.(1/b)) sifat M2
= u.1 sifat M4
= u sifat M3
Jika diaplikasikan (M4) pada ruas kanan, maka diperoleh
b.(1/b) = 1
Jadi dari hubungan (*) disimpulkan bahwa u = 1.
Dari sifat ini berarti elemen satuan 1 tunggal.
Teorema 1.1.3
(1). Jika a, b ∈ R sehingga a + b = 0 , maka b = -a
(2). Jika a, b ∈ R; a ≠ 0 sehingga a.b = 1 , maka b = 1/a
Bukti (1) Diketahui bahwa a + b = 0 . Dengan
menambahkan -a pada kedua ruas, maka diperoleh
(-a) + (a + b) = (-a) + 0
Dengan (A2), (A4), dan (A3) pada ruas kiri, diperoleh
(-a) + (a + b) = ((-a) + a) + b = 0 + b = b
Jika diaplikasikan (A3) pada ruas kanan, maka
(-a) + 0 = -a
Jadi disimpulkan bahwa b = -a.
Dari sifat ini berarti elemen invers thd (+) tunggal
Teorema 1.1.4 Jika a, b ∈ R, maka:
(1). Persamaan a + x = b mempunyai penyelesaian tunggal x = (-a)
+ b.
(2). Jika a ≠ 0 maka persamaan ax = b mempunyai penyelesaian
tunggal x = (1/a)b.
Bukti (1) Dengan mengaplikasikan (A2), (A4), (A3), diperoleh
a + (-a + b) = (a + (-a)) + b = 0 + b = b
yang berakibat(-a + b) penyelesaian dari a + x = b.
Selanjutnya ditunjukkan penyelesaian tersebut tunggal.
Misalkan z penyelesaian lain persamaan tersebut, maka a + z = b ,
dan jika ditambahkan (-a) pada kedua ruas, maka diperoleh
(-a) + (a + z) = (-a) + b
Selanjutnya dengan mengaplikasikan (A2), (A4), dan (A3) pada ruas
kiri, maka
(-a) + (a + z) = ((-a) + a) + z = 0 + z = z
Jadi disimpulkan bahwa z = (-a) + b.
Teorema 1.1.5
Jika a ∈ R; maka
(1). a.0 = 0 (2). (-1).a = -a
(3). –(-a) = a (4). (-1)(-1) = 1
Bukti (1) Dari (M3), a.1 = a, sehingga dengan
menambahkan a.0 dan menerapkan (D) dan
(M3) akan diperoleh
a + a.0 = a.1 + a.0 = a.(1+0) = a.1 = a .
Dengan Teorema 1.1.2 (1), disimpulkan a.0 =
0.
Teorema 1.1.6
Misalkan a, b, c ∈ R,
(1). Jika a ≠ 0 , maka 1/a ≠ 0 dan 1/(1/a)
= a.
(2). Jika ab = ac dan a ≠ 0 , maka b = c.
(3). Jika ab = 0 , maka a = 0 atau b = 0
Bukti: (1). Untuk a ≠ 0 , maka 1/a ada.
Jika 1/a = 0, maka 1 = a.(1/a) = a. 0 = 0,
sehingga bertentangan dengan (M3).
Jadi 1/a ≠ 0. Selanjutnya karena (1/a).a = 1,
maka dengan Teorema 1.1.3 (2) diperoleh 1/
(1/a) = a.
Teorema 1.1.7
Tidak ada bilangan rasional r
sehingga r2
= 2.
Bukti: Andaikan terdapat bilangan rasional r sehingga r2
= 2 . Oleh
karena itu terdapat bilangan bulat p dan q dengan q ≠ 0 sehingga
(p/q)2
= 2. Tanpa mengurangi keumuman diasumsikan p, q bilangan
positif dengan faktor persekutuan terbesar 1. Karena p2
= 2q2
, maka
p2
bilangan genap. Akibatnya p juga bilangan genap. Karena jika p
ganjil, maka p2
juga ganjil. Karena 2 bukan faktor persekutuan dari p
dan q, maka q bilangan ganjil. Selanjutnya, karena p genap, maka p =
2m untuk suatu m ∈ Z. Akibatnya 2m2
= q2.
Jadi q2
bilangan genap,
sehingga q juga bilangan genap. Terdapat kontradiksi bahwa q adalah
bilangan asli yang genap sekaligus ganjil. Jadi, pengandaian di atas
salah.
Aksioma 1.2.1
(Sifat–Sifat Urutan dari R)
Terdapat himpunan bagian tak kosong P dari R
yang disebut himpunan bilangan real positif,
yang memenuhi sifat-sifat berikut :
 Jika a, b ∈ P maka a + b ∈ P.
 Jika a, b ∈ P maka a.b ∈ P.
 Jika a ∈ R maka tepat satu dari di bawah
ini akan dipenuhi:
a ∈ P, a = 0 -a ∈ P
Definisi 1.2.2
Jika a ∈ P, maka dikatakan bahwa a
bilangan real positif dan ditulis a > 0.
Jika a ∈ P ∪ {0} , maka dikatakan
bahwa a bilangan real nonnegatif
dan ditulis a ≥ 0.
 Jika -a ∈ P, maka dikatakan bahwa
a bilangan real negatif dan ditulis a
< 0.
Jika -a ∈ P ∪ {0} , maka dikatakan
bahwa a bilangan real nonpositif dan
ditulis a ≤ 0.
Definisi 1.2.3
Misalkan a, b ∈ R .
(a) Jika a – b ∈ P, maka kita tulis a > b
atau b < a.
(b) Jika a – b ∈ P ∪ {0}, maka ditulis a ≥ b
atau b ≤ a.
Teorema 1.2.4
Misalkan a, b, c ∈ R.
(a)Jika a > b dan b > c, maka a > c.
(b) Dipenuhi tepat satu dari:
a > b, a = b atau a < b.
(c) Jika a ≥ b dan a ≤ b, maka a = b.
Teorema 1.2.5
(a) Jika a ∈ R dan a ≠ 0, maka a2
> 0.
(b) 1 > 0.
(c) Jika n ∈ N, maka n > 0.
Teorema 1.2.6
Misalkan a, b,c, d ∈ R.
(a) Jika a > b, maka a + c > b + c.
(b) Jika a > b dan c > d, maka a + c
> b + d.
(c) Jika a > b dan c > 0, maka ca >
cb
Jika a > b dan c < 0, maka ca <
cb.
(d) Jika a > 0, maka 1/a > 0
Jika a < 0, maka 1/a < 0.
Teorema 1.2.7
Jika a, b ∈ ℜ dan a < b, maka a < ½ (a
+ b) < b.
Akibat 1.2.8
Jika b ∈ ℜ dan b > 0, maka 0 < ½ b < b.
Teorema 1.2.9
Jika a ∈ ℜ dan 0 ≤ a < ε untuk setiap ε > 0,
maka a = 0.
Example 1
Show that for real numbers a > 0
and b > 0, we have the inequality
chain
min(a,b) ≤ ≤ ≤ ≤
≤ max(a,b).
ba
ab
+
2
ab
2
ba +
2
22
ba +
Example 2
Bernaulli’s Inequality.
Prove that if x > -1, then
(1 + x)n
≥ 1 + nx, for all n ∈ N.
Example 3
Cauchy’s Inequality.
Prove that if n ∈ N and a1, a2, …, an and b1,
b2, …, bn are real numbers, then
(a1b1 + … + anbn)2
≤ (a1
2
+ … + an
2
) (b1
2
+ … +
bn
2
)
Definisi 1.3.1Definisi 1.3.1
UntukUntuk aa ∈∈ RR,, harga mutlak dariharga mutlak dari aa,,
dinotasikandinotasikan ||aa||, dan didefinisikan, dan didefinisikan
dengandengan
|a| = a jika a ≥ 0 dan|a| = a jika a ≥ 0 dan
= -a jika a < 0.= -a jika a < 0.
Teorema 1.3.2
(a) |a| = 0 jika dan hanya jika a = 0.
(b) |-a| = |a| untuk semua a ∈ R.
(c) |ab| = |a| |b| untuk semua a, b ∈
R .
(d) Jika c ≥ 0, maka |a| ≤ c jika dan
hanya jika –c ≤ a ≤ c.
(e) - |a| ≤ a ≤ |a| untuk semua a ∈ R.
Bukti Teorema 1.3.2
(a) Dari definisi, jika a = 0, maka |a| = 0. Sebaliknya, jika
a ≠ 0 maka –a ≠ 0, sehingga |a| ≠ 0. Jadi, jika |a| =
0, maka a = 0.
(b) Jika a = 0, maka |0| = 0 = |-0|. Jika a > 0, maka –a <
0 sehingga |a| = a = -(-a) = |-a|. Jika a < 0 maka –a >
0 sehingga |a| = -a = |-a|.
(c) Jika salah satu dari a,b bernilai nol, maka baik |ab|
maupun |a| |b| sama-sama bernilai nol. Jika a > 0 dan
b > 0 maka |ab| = ab = |a| |b|. Jika a > 0 dan b < 0
maka ab < 0 sehingga |ab| = -(ab) = a (-b) = |a| |b|,
Sedangkan untuk dua kasus yang lain dapat dikerjakan
dengan cara yang sama.
(d) Jika |a| ≤ c, maka diperoleh a ≤ c dan –a ≤ c. Hasil ini
memberikan a ≤ c dan –c ≤ a, sehingga -c ≤ a ≤ c.
Sebaliknya, jika –c ≤ a ≤ c, maka a ≤ c dan –a ≤ c
yang berarti |a| ≤ c.
(e) Substitusikan c = |a| ke dalam (d).
Teorema 1.3.3 Ketaksamaan Segitiga
Untuk sebarang bilangan real a dan b berlaku
|a + b| ≤ |a| + |b|
Bukti: Dari Teorema 1.3.2 (e), diperoleh
-|a| ≤ a ≤ |a| dan -|b| ≤ b ≤ |b|.
Dengan menjumlahkan keduanya dan
menerapkan Teorema 1.2.6 (b) akan
diperoleh
-(|a| + |b|) ≤ a + b ≤ |a| + |b|
Dengan Teorema 1.3.2 (d), disimpulkan
bahwa |a + b| ≤ |a| + |b| 
Akibat 1.3.4
Jika a dan b sebarang bilangan real, maka
(a) ||a| - |b|| ≤ |a – b|
(b) |a – b| ≤ |a| + |b|
Bukti (a) Perhatikan a = a – b + b. Dengan Ketaksamaan
Segitiga diperoleh
|a| = |a – b + b| ≤ |a – b| + |b| atau |a| - |b| ≤ |a - b|.
Dengan cara yang sama
|b| = |b – a + a| ≤ |b – a| + |a|
Akibatnya
-|a – b| = -|b – a| ≤ |a| - |b|.
Dengan menggabungkan kedua ketaksamaan ini dan
menerapkan Teorema 1.3.2 (d), maka disimpulkan bahwa
||a| - |b|| ≤ |a – b|.
(b) Dengan mengganti b pada Ketaksamaan Segitiga
dengan –b maka dihasilkan |a – b| ≤ |a| + |-b|. Karena
|-b| = |b| maka disimpulkan |a – b| ≤ |a| + |b|.
Akibat 1.3.5
Untuk sebarang bilangan a1, a2, ..., an di dalam R berlaku
| a1 + a2 + ... + an| ≤ |a1| + |a2| + ... + |an|
Bukti : Diserahkan pembaca sebagai
latihan.
Definisi 1.3.7
Misalkan a ∈ R dan ε > 0. Persekitaran- ε dari a
didefinisikan sebagai himpunan
Vε(a) = {x ∈ R : |x – a| < ε}.
Teorema 1.3.8
Misalkan a ∈ R. Jika x anggota dari
persekitaran Vε(a) untuk setiap ε > 0, maka
x = a.
Bukti: Jika x memenuhi |x – a| < ε untuk
setiap ε > 0, maka menurut Teorema
1.2.9 berlaku |x – a| = 0, yaitu x = a.
1.4 Sifat Kelengkapan dari R1.4 Sifat Kelengkapan dari R
Definisi 1.4.1Definisi 1.4.1
MisalkanMisalkan SS himpunan bagian darihimpunan bagian dari RR..
(a) Bilangan(a) Bilangan uu ∈∈ RR dikatakandikatakan batas atas daribatas atas dari SS
jika berlaku sjika berlaku s ≤ u≤ u untuk setiap suntuk setiap s ∈∈ S.S.
(b) Bilangan(b) Bilangan vv ∈∈ RR dikatakandikatakan batas bawah daribatas bawah dari SS
jika berlaku vjika berlaku v ≤ s≤ s untuk setiap suntuk setiap s ∈∈ S.S.
Definisi 1.4.2
Misalkan S himpunan bagian dari R.
(a) Jika S terbatas di atas, maka batas atas
u disebut supremum (batas atas terkecil)
dari S jika tidak ada bilangan yang lebih
kecil dari u yang merupakan batas atas
dari S.
(b) Jika S terbatas di bawah, maka batas
bawah v adalah infimum (batas bawah
terbesar) dari S jika tidak ada bilangan
yang lebih besar dari v yang merupakan
batas bawah dari S.
Lemma 1.4.3
Bilangan u adalah supremum dari
himpunan tak kosong S ⊂ R, jika dan
hanya jika memenuhi:
(a) s ≤ u untuk setiap s ∈ S.
(b) jika w < u,maka terdapat s’ ∈ S
sehingga
w < s’.
Bukti : Bukti ditinggalkan bagi pembaca.
Lemma 1.4.4
(a) Batas atas u dari himpunan tak
kosong S ⊂ R, merupakan supremum
dari S jika dan hanya jika untuk
setiap ε > 0 terdapat sε sehingga u -
ε < sε.
(b) Batas bawah v dari himpunan tak
kosong S ⊂ R, merupakan infimum
dari S jika dan hanya jika untuk
setiap ε > 0 terdapat sε sehingga sε
< v + ε.
Teorema 1.4.6 (Sifat Supremum
dari ℜ)
Setiap himpunan tak kosong di dalam ℜ
yang mempunyai batas atas pasti
mempunyai supremum di dalam ℜ.
Teorema 1.4.7 (Sifat Infimum
dari ℜ)
Setiap himpunan tak kosong di dalam ℜ
yang mempunyai batas bawah pasti
mempunyai infimum di dalam ℜ.
Contoh 1.4.8
Misalkan S himpunan bagian tak kosong
di dalam ℜ yang terbatas di atas dan
misalkan a ∈ ℜ. Didefinisikan himpunan
a + S = {a + s : s ∈ S}. Akan
ditunjukkan bahwa
sup (a + S) = a + sup S.
Soal 1
Misalkan S himpunan tak kosong terbatas di
dalam ℜ.
(a) Jika a > 0 dan aS = {as : s ∈ S}. Buktikan
bahwa
inf aS = a inf S dan sup aS = a sup S.
(b) Jika b < 0 dan bS = {bs : s ∈ S}. Buktikan
bahwa
inf bS = b sup S dan sup bS = b inf S.
Soal 2
Misalkan X himpunan tak kosong dan f : X
→ ℜ mempunyai range yang terbatas di
dalam ℜ. Jika a ∈ ℜ, maka tunjukkan
bahwa
sup {a + f(x) : x ∈ X} = a + sup {f(x) : x
∈ X}
dan
inf {a + f(x) : x ∈ X} = a + inf {f(x) : x ∈
X}.
Soal 3
Misalkan X himpunan tak kosong dan f, g : X → ℜ
mempunyai range yang terbatas di dalam ℜ.
Tunjukkan bahwa
sup{f(x) + g(x) : x∈X} ≤ sup{f(x) : x∈X} +
sup{g(x) : x∈X}
dan
inf {f(x) : x∈X} + inf {g(x) : x∈X} ≤ inf {f(x) +
g(x) : x∈X}.
Sifat Archimides
Teorema (Sifat Archimides)
Jika x ∈ R maka terdapat nx ∈ N
sehingga x < nx
Bukti (Sifat Archimides):
Andaikan teorema tidak benar, yaitu untuk
setiap n ∈ N terdapat x ∈ R sehingga n < x.
Oleh karena itu x adalah batas atas dari N,
sehingga dengan sifat supremum, maka
himpunan tak kosong N mempunyai
supremum u di dalam R. Akibatnya terdapat
m ∈ N sehingga u – 1 < m. Selanjutnya
diperoleh m + 1 ∈ N. Hal ini kontradiksi
dengan asumsi u adalah batas atas dari N.
Akibat Sifat Archimides
Jika y dan z bilangan real positif, maka :
(a) Terdapat n ∈ N sehingga z < ny.
(b) Terdapat n ∈ N sehingga 0 < 1/n < y.
(c) Terdapat n ∈ N sehingga n – 1 ≤ z < n.
Bukti Akibat Sifat Archimides:
(a) Karena x = z/y > 0, maka terdapat n ∈ N
sehingga z/y = x < n yang berarti z < ny.
(b) Dengan mengganti z = 1 pada (a), maka 1 < ny,
sehingga `1/n < y. Jadi 0 < 1/n < y.
(c) Sifat Archimides menjamin bahwa himpunan
bagian {m ∈ N : z < m} di dalam N merupakan
himpunan tak kosong. Misalkan n adalah elemen
terkecil dari himpunan tersebut, maka n - 1
bukan anggota dari himpunan tersebut,
sehingga n – 1 ≤ z < n
Eksistensi Bilangan √2
Teorema
Terdapat bilangan real positif x sehingga
x2
= 2.
Bukti :
Misalkan S = {s ∈ ℜ : 0 ≤ s, s2
< 2}, karena 1 ∈
S, maka S tidak kosong. Selanjutnya, jika t > 2
maka t2
> 2 , sehingga t ∉ S. Jadi 2 merupakan
batas atas dari S. Dengan sifat supremum, maka
S mempunyai supremum di dalam R. Sekarang
dimisalkan x = sup S. Perhatikan bahwa x > 1.
Akan ditunjukkan bahwa x2
= 2, dengan
menunjukkan bahwa tidak dipenuhi x2
< 2
maupun x2
> 2.
Andaikan x2
< 2.
Perhatikan bahwa untuk setiap n ∈ N,
berlaku 1/n2
≤ 1/n, sehingga
)12(
1121 2
2
2
2
++≤++=





+ x
n
x
nn
x
x
n
x
Karena 0 < x dan x2
< 2, maka (2 - x2
)/(2x + 1) > 0.
Akibatnya terdapat bilangan asli n sehingga
2
1 2
.
2 1
x
n x
−
<
+
Akibatnya untuk bilangan asli n berlaku
2 2 2
( 1/ ) (2 ) 2.x n x x+ < + − =
Jadi (x + 1/n) ∈ S. Kontradiksi dengan x = sup S
Andaikan x2
> 2
Perhatikan bahwa untuk sebarang bilangan asli
m2
2 2
2
1 2 1 2
.
x x
x x x
m m mm
 
− = − + > − 
 
Selanjutnya karen x > 0 dan x2
> 2, maka (x2
– 2)/2x > 0.
Sehingga terdapat bilangan asli m sehingga
2
1 2
2
x
m x
−
<
Akibatnya untuk bilangan asli m ini berlaku
2 2 2
( 1/ ) ( 2) 2.x m x x− > − − =
Ini berarti (x – 1/m) merupakan batas atas S.
Kontradiksi dengan x = sup S.
Sifat Kerapatan Bilangan Real
Teorema (Kerapatan Bilangan Rasional)
Jika x dan y bilangan real dengan x < y,
maka terdapat bilangan rasional r sehingga
x < r < y.
Bukti:
Tanpa mengurangi keumuman bukti, diasumsikan
x > 0. Dengan Sifat Archimides, terdapat bilangan
asli n sehingga n > 1/(y-x). Untuk n yang
demikian, diperoleh (ny – nx) > 1. Selanjutnya,
karena nx > 0, maka terdapat bilangan asli m
sehingga m – 1 ≤ nx < m. Sehingga m ≤ nx + 1 <
ny. Akibatnya nx < m < ny. Jadi r = m/n adalah
bilangan rasional yang memenuhi kondisi x < r <
y.
Akibat
Jika x dan y bilangan real dengan x < y, maka
terdapat bilangan irrasional z sehingga x < z < y.
Bukti:
Dengan menggunakan Teorema Kerapatan
Bilangan Rasional, pada bilangan real x/√2 dan
y/√2, terdapat bilangan rasional r sehingga
x/√2 < r < y/√2
Jadi z = r√2 adalah bilangan irrasional yang
memenuhi x < z < y.
Facebook : Citzy Fujiezchy Twitter
: @citzyfujiezchy
Skype : Citzy.fujiezchy Instagram :
citzyfujiezchy
Facebook : Citzy Fujiezchy Twitter
: @citzyfujiezchy
Skype : Citzy.fujiezchy Instagram :
citzyfujiezchy

Contenu connexe

Tendances

Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2radar radius
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 

Tendances (20)

Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 

En vedette

Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Pertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan Pecahan
Pertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan PecahanPertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan Pecahan
Pertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan Pecahannova147
 
Pertidaksamaan Rasional, Irrasional dan Mutlak
Pertidaksamaan Rasional, Irrasional dan MutlakPertidaksamaan Rasional, Irrasional dan Mutlak
Pertidaksamaan Rasional, Irrasional dan Mutlakarifakartikasari
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakMono Manullang
 
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannyaModul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannyaarif_baehaqi
 
Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)
Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)
Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)Ana Safrida
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelChristian Lokas
 
Persamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkat
Persamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkatPersamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkat
Persamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkatRahmah Salsabila
 
PERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONAL
PERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONALPERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONAL
PERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONALAdinda Dwityafani
 
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabelRpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabelNeneng Khairani
 
Menyelesaikan persamaan logaritma
Menyelesaikan persamaan logaritmaMenyelesaikan persamaan logaritma
Menyelesaikan persamaan logaritmavionk
 
Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)
Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)
Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)MiraRaudhotulJannah
 
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua VariabelRyunRun
 

En vedette (14)

Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Pertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan Pecahan
Pertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan PecahanPertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan Pecahan
Pertidaksamaan Nilai Mutlak, Irasional, dan Pecahan
 
Pertidaksamaan Rasional, Irrasional dan Mutlak
Pertidaksamaan Rasional, Irrasional dan MutlakPertidaksamaan Rasional, Irrasional dan Mutlak
Pertidaksamaan Rasional, Irrasional dan Mutlak
 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
 
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannyaModul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
 
Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)
Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)
Bahan Ajar Fungsi Logaritma dan Eksponen (Kelas XII)
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Persamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkat
Persamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkatPersamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkat
Persamaan dan pertidaksamaan eksponen, logaritma, akar dan pangkat
 
PERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONAL
PERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONALPERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONAL
PERTIDAKSAMAAN PECAHAN, MUTLAK, DAN IRRASIONAL
 
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabelRpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
 
Menyelesaikan persamaan logaritma
Menyelesaikan persamaan logaritmaMenyelesaikan persamaan logaritma
Menyelesaikan persamaan logaritma
 
Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)
Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)
Splkdv (Sistem Persamaan Linear dan kuadrat Dua Variabel)
 
Persamaan logaritma
Persamaan logaritmaPersamaan logaritma
Persamaan logaritma
 
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel
 

Similaire à Analisis Real

Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkRestuAdji5
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatAbdul Rais P
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusEman Mendrofa
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilNailul Hasibuan
 
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfHamzaHamid27
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Agoeng Siswantara
 
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkapKumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkapKha Kim
 
Kel 1 bilangan
Kel 1 bilanganKel 1 bilangan
Kel 1 bilanganMas Becak
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsisiska sri asali
 

Similaire à Analisis Real (20)

Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
 
Analisis real alternatif
Analisis real   alternatifAnalisis real   alternatif
Analisis real alternatif
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
Struktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar DocStruktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar Doc
 
Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Analisis Riel 1
Analisis Riel 1
 
1. keterbagian
1. keterbagian1. keterbagian
1. keterbagian
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
 
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkapKumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
 
keterbagian
keterbagianketerbagian
keterbagian
 
Ring
RingRing
Ring
 
Ring
RingRing
Ring
 
Kel 1 bilangan
Kel 1 bilanganKel 1 bilangan
Kel 1 bilangan
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsi
 

Plus de Citzy Fujiezchy

Plus de Citzy Fujiezchy (7)

Aljabar linear-4
Aljabar linear-4Aljabar linear-4
Aljabar linear-4
 
Aljabar linier 4
Aljabar linier 4Aljabar linier 4
Aljabar linier 4
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Fpb dan-kpk
Fpb dan-kpkFpb dan-kpk
Fpb dan-kpk
 
Matriks awal
Matriks awalMatriks awal
Matriks awal
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 

Dernier

(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfAnggaaBaraat
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 

Dernier (20)

(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 

Analisis Real

  • 2. SISTEM BILANGAN REAL (R) Sifat-Sifat yang akan dikaji: Sifat Aljabar Sifat Urutan Sifat Kelengkapan
  • 3. OpERASI BINER Yang dimaksud dengan operasi biner pada himpunan A adalah fungsi dari AxA ke A. Contoh + : R x R → R (x,y) → +(x,y) = x + y
  • 4. AkSIOMA 1.1.1 (SIfAT ALjABAR dARI R) Untuk setiap a, b, c ∈ R, dengan 2 operasi biner penjumlahan (+) dan Perkalian (.) berlaku sifat: (A1) a + b = b + a (A2) (a + b) + c = a + (b + c) (A3) terdapat 0 ∈ R, sehingga a + 0 = a = 0 + a; (A4) terdapat -a ∈ R, sehingga a + (-a) = 0 = (-a) + a; (M1) a. b = b . a (M2) (a.b).c = a.(b.c) (M3) terdapat 1 ∈ R, 1 ≠ 0, sehingga a.1 = a = 1.a (M4) untuk a ≠ 0, terdapat 1/a ∈ R, sehingga a.1/a = 1 = a.1/a; (D) a.(b+c) = a.b + a.c Selanjutnya (R,+.) disebut lapangan (field), 0 disebut elemen nol dan 1 disebut elemen satuan
  • 5. Teorema 1.1.2 (1). Jika z, a ∈ R sehingga z + a = a , maka z = 0 (2). Jika u, b ∈ R; u.b = b dan b ≠ 0 , maka u = 1 Bukti (1) Diketahui bahwa z + a = a . Dengan menambahkan (- a) pada kedua ruas diperoleh (z + a) + (-a) = a + (-a) Jika berturut-turut diaplikasikan (A2), (A4), dan (A3) pada ruas kiri maka diperoleh (z + a) + (-a) = z + (a + (-a)) sifat A2 = z + 0 sifat A4 = z sifat A3 Selanjutnya, jika diaplikasikan (A4) pada ruas kanan maka diperoleh a + (-a) = 0 Jadi disimpulkan bahwa z = 0. Dari sifat ini berarti bahwa elemen nol tunggal.
  • 6. BukTI: (2). Diketahui u, b ∈ R; u.b = b dan b ≠ 0. Berdasarkan (M4) terdapat 1/b di R sedemikian hingga b.(1/b) = 1. Jika kedua ruas dari u.b = b dikalikan dengan 1/b maka diperoleh: (u.b).(1/b) = b.(1/b) (*) Selanjutnya jika diaplikasikan berturut-turut (M2), (M4) dan (M3) pada ruas kiri, maka diperoleh (u.b).(1/b) = u.( b.(1/b)) sifat M2 = u.1 sifat M4 = u sifat M3 Jika diaplikasikan (M4) pada ruas kanan, maka diperoleh b.(1/b) = 1 Jadi dari hubungan (*) disimpulkan bahwa u = 1. Dari sifat ini berarti elemen satuan 1 tunggal.
  • 7. Teorema 1.1.3 (1). Jika a, b ∈ R sehingga a + b = 0 , maka b = -a (2). Jika a, b ∈ R; a ≠ 0 sehingga a.b = 1 , maka b = 1/a Bukti (1) Diketahui bahwa a + b = 0 . Dengan menambahkan -a pada kedua ruas, maka diperoleh (-a) + (a + b) = (-a) + 0 Dengan (A2), (A4), dan (A3) pada ruas kiri, diperoleh (-a) + (a + b) = ((-a) + a) + b = 0 + b = b Jika diaplikasikan (A3) pada ruas kanan, maka (-a) + 0 = -a Jadi disimpulkan bahwa b = -a. Dari sifat ini berarti elemen invers thd (+) tunggal
  • 8. Teorema 1.1.4 Jika a, b ∈ R, maka: (1). Persamaan a + x = b mempunyai penyelesaian tunggal x = (-a) + b. (2). Jika a ≠ 0 maka persamaan ax = b mempunyai penyelesaian tunggal x = (1/a)b. Bukti (1) Dengan mengaplikasikan (A2), (A4), (A3), diperoleh a + (-a + b) = (a + (-a)) + b = 0 + b = b yang berakibat(-a + b) penyelesaian dari a + x = b. Selanjutnya ditunjukkan penyelesaian tersebut tunggal. Misalkan z penyelesaian lain persamaan tersebut, maka a + z = b , dan jika ditambahkan (-a) pada kedua ruas, maka diperoleh (-a) + (a + z) = (-a) + b Selanjutnya dengan mengaplikasikan (A2), (A4), dan (A3) pada ruas kiri, maka (-a) + (a + z) = ((-a) + a) + z = 0 + z = z Jadi disimpulkan bahwa z = (-a) + b.
  • 9. Teorema 1.1.5 Jika a ∈ R; maka (1). a.0 = 0 (2). (-1).a = -a (3). –(-a) = a (4). (-1)(-1) = 1 Bukti (1) Dari (M3), a.1 = a, sehingga dengan menambahkan a.0 dan menerapkan (D) dan (M3) akan diperoleh a + a.0 = a.1 + a.0 = a.(1+0) = a.1 = a . Dengan Teorema 1.1.2 (1), disimpulkan a.0 = 0.
  • 10. Teorema 1.1.6 Misalkan a, b, c ∈ R, (1). Jika a ≠ 0 , maka 1/a ≠ 0 dan 1/(1/a) = a. (2). Jika ab = ac dan a ≠ 0 , maka b = c. (3). Jika ab = 0 , maka a = 0 atau b = 0 Bukti: (1). Untuk a ≠ 0 , maka 1/a ada. Jika 1/a = 0, maka 1 = a.(1/a) = a. 0 = 0, sehingga bertentangan dengan (M3). Jadi 1/a ≠ 0. Selanjutnya karena (1/a).a = 1, maka dengan Teorema 1.1.3 (2) diperoleh 1/ (1/a) = a.
  • 11. Teorema 1.1.7 Tidak ada bilangan rasional r sehingga r2 = 2. Bukti: Andaikan terdapat bilangan rasional r sehingga r2 = 2 . Oleh karena itu terdapat bilangan bulat p dan q dengan q ≠ 0 sehingga (p/q)2 = 2. Tanpa mengurangi keumuman diasumsikan p, q bilangan positif dengan faktor persekutuan terbesar 1. Karena p2 = 2q2 , maka p2 bilangan genap. Akibatnya p juga bilangan genap. Karena jika p ganjil, maka p2 juga ganjil. Karena 2 bukan faktor persekutuan dari p dan q, maka q bilangan ganjil. Selanjutnya, karena p genap, maka p = 2m untuk suatu m ∈ Z. Akibatnya 2m2 = q2. Jadi q2 bilangan genap, sehingga q juga bilangan genap. Terdapat kontradiksi bahwa q adalah bilangan asli yang genap sekaligus ganjil. Jadi, pengandaian di atas salah.
  • 12. Aksioma 1.2.1 (Sifat–Sifat Urutan dari R) Terdapat himpunan bagian tak kosong P dari R yang disebut himpunan bilangan real positif, yang memenuhi sifat-sifat berikut :  Jika a, b ∈ P maka a + b ∈ P.  Jika a, b ∈ P maka a.b ∈ P.  Jika a ∈ R maka tepat satu dari di bawah ini akan dipenuhi: a ∈ P, a = 0 -a ∈ P
  • 13. Definisi 1.2.2 Jika a ∈ P, maka dikatakan bahwa a bilangan real positif dan ditulis a > 0. Jika a ∈ P ∪ {0} , maka dikatakan bahwa a bilangan real nonnegatif dan ditulis a ≥ 0.  Jika -a ∈ P, maka dikatakan bahwa a bilangan real negatif dan ditulis a < 0. Jika -a ∈ P ∪ {0} , maka dikatakan bahwa a bilangan real nonpositif dan ditulis a ≤ 0.
  • 14. Definisi 1.2.3 Misalkan a, b ∈ R . (a) Jika a – b ∈ P, maka kita tulis a > b atau b < a. (b) Jika a – b ∈ P ∪ {0}, maka ditulis a ≥ b atau b ≤ a.
  • 15. Teorema 1.2.4 Misalkan a, b, c ∈ R. (a)Jika a > b dan b > c, maka a > c. (b) Dipenuhi tepat satu dari: a > b, a = b atau a < b. (c) Jika a ≥ b dan a ≤ b, maka a = b.
  • 16. Teorema 1.2.5 (a) Jika a ∈ R dan a ≠ 0, maka a2 > 0. (b) 1 > 0. (c) Jika n ∈ N, maka n > 0.
  • 17. Teorema 1.2.6 Misalkan a, b,c, d ∈ R. (a) Jika a > b, maka a + c > b + c. (b) Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d. (c) Jika a > b dan c > 0, maka ca > cb Jika a > b dan c < 0, maka ca < cb. (d) Jika a > 0, maka 1/a > 0 Jika a < 0, maka 1/a < 0.
  • 18. Teorema 1.2.7 Jika a, b ∈ ℜ dan a < b, maka a < ½ (a + b) < b. Akibat 1.2.8 Jika b ∈ ℜ dan b > 0, maka 0 < ½ b < b. Teorema 1.2.9 Jika a ∈ ℜ dan 0 ≤ a < ε untuk setiap ε > 0, maka a = 0.
  • 19. Example 1 Show that for real numbers a > 0 and b > 0, we have the inequality chain min(a,b) ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ max(a,b). ba ab + 2 ab 2 ba + 2 22 ba +
  • 20. Example 2 Bernaulli’s Inequality. Prove that if x > -1, then (1 + x)n ≥ 1 + nx, for all n ∈ N.
  • 21. Example 3 Cauchy’s Inequality. Prove that if n ∈ N and a1, a2, …, an and b1, b2, …, bn are real numbers, then (a1b1 + … + anbn)2 ≤ (a1 2 + … + an 2 ) (b1 2 + … + bn 2 )
  • 22. Definisi 1.3.1Definisi 1.3.1 UntukUntuk aa ∈∈ RR,, harga mutlak dariharga mutlak dari aa,, dinotasikandinotasikan ||aa||, dan didefinisikan, dan didefinisikan dengandengan |a| = a jika a ≥ 0 dan|a| = a jika a ≥ 0 dan = -a jika a < 0.= -a jika a < 0.
  • 23. Teorema 1.3.2 (a) |a| = 0 jika dan hanya jika a = 0. (b) |-a| = |a| untuk semua a ∈ R. (c) |ab| = |a| |b| untuk semua a, b ∈ R . (d) Jika c ≥ 0, maka |a| ≤ c jika dan hanya jika –c ≤ a ≤ c. (e) - |a| ≤ a ≤ |a| untuk semua a ∈ R.
  • 24. Bukti Teorema 1.3.2 (a) Dari definisi, jika a = 0, maka |a| = 0. Sebaliknya, jika a ≠ 0 maka –a ≠ 0, sehingga |a| ≠ 0. Jadi, jika |a| = 0, maka a = 0. (b) Jika a = 0, maka |0| = 0 = |-0|. Jika a > 0, maka –a < 0 sehingga |a| = a = -(-a) = |-a|. Jika a < 0 maka –a > 0 sehingga |a| = -a = |-a|. (c) Jika salah satu dari a,b bernilai nol, maka baik |ab| maupun |a| |b| sama-sama bernilai nol. Jika a > 0 dan b > 0 maka |ab| = ab = |a| |b|. Jika a > 0 dan b < 0 maka ab < 0 sehingga |ab| = -(ab) = a (-b) = |a| |b|, Sedangkan untuk dua kasus yang lain dapat dikerjakan dengan cara yang sama. (d) Jika |a| ≤ c, maka diperoleh a ≤ c dan –a ≤ c. Hasil ini memberikan a ≤ c dan –c ≤ a, sehingga -c ≤ a ≤ c. Sebaliknya, jika –c ≤ a ≤ c, maka a ≤ c dan –a ≤ c yang berarti |a| ≤ c. (e) Substitusikan c = |a| ke dalam (d).
  • 25. Teorema 1.3.3 Ketaksamaan Segitiga Untuk sebarang bilangan real a dan b berlaku |a + b| ≤ |a| + |b| Bukti: Dari Teorema 1.3.2 (e), diperoleh -|a| ≤ a ≤ |a| dan -|b| ≤ b ≤ |b|. Dengan menjumlahkan keduanya dan menerapkan Teorema 1.2.6 (b) akan diperoleh -(|a| + |b|) ≤ a + b ≤ |a| + |b| Dengan Teorema 1.3.2 (d), disimpulkan bahwa |a + b| ≤ |a| + |b| 
  • 26. Akibat 1.3.4 Jika a dan b sebarang bilangan real, maka (a) ||a| - |b|| ≤ |a – b| (b) |a – b| ≤ |a| + |b| Bukti (a) Perhatikan a = a – b + b. Dengan Ketaksamaan Segitiga diperoleh |a| = |a – b + b| ≤ |a – b| + |b| atau |a| - |b| ≤ |a - b|. Dengan cara yang sama |b| = |b – a + a| ≤ |b – a| + |a| Akibatnya -|a – b| = -|b – a| ≤ |a| - |b|. Dengan menggabungkan kedua ketaksamaan ini dan menerapkan Teorema 1.3.2 (d), maka disimpulkan bahwa ||a| - |b|| ≤ |a – b|. (b) Dengan mengganti b pada Ketaksamaan Segitiga dengan –b maka dihasilkan |a – b| ≤ |a| + |-b|. Karena |-b| = |b| maka disimpulkan |a – b| ≤ |a| + |b|.
  • 27. Akibat 1.3.5 Untuk sebarang bilangan a1, a2, ..., an di dalam R berlaku | a1 + a2 + ... + an| ≤ |a1| + |a2| + ... + |an| Bukti : Diserahkan pembaca sebagai latihan.
  • 28. Definisi 1.3.7 Misalkan a ∈ R dan ε > 0. Persekitaran- ε dari a didefinisikan sebagai himpunan Vε(a) = {x ∈ R : |x – a| < ε}. Teorema 1.3.8 Misalkan a ∈ R. Jika x anggota dari persekitaran Vε(a) untuk setiap ε > 0, maka x = a. Bukti: Jika x memenuhi |x – a| < ε untuk setiap ε > 0, maka menurut Teorema 1.2.9 berlaku |x – a| = 0, yaitu x = a.
  • 29. 1.4 Sifat Kelengkapan dari R1.4 Sifat Kelengkapan dari R Definisi 1.4.1Definisi 1.4.1 MisalkanMisalkan SS himpunan bagian darihimpunan bagian dari RR.. (a) Bilangan(a) Bilangan uu ∈∈ RR dikatakandikatakan batas atas daribatas atas dari SS jika berlaku sjika berlaku s ≤ u≤ u untuk setiap suntuk setiap s ∈∈ S.S. (b) Bilangan(b) Bilangan vv ∈∈ RR dikatakandikatakan batas bawah daribatas bawah dari SS jika berlaku vjika berlaku v ≤ s≤ s untuk setiap suntuk setiap s ∈∈ S.S.
  • 30. Definisi 1.4.2 Misalkan S himpunan bagian dari R. (a) Jika S terbatas di atas, maka batas atas u disebut supremum (batas atas terkecil) dari S jika tidak ada bilangan yang lebih kecil dari u yang merupakan batas atas dari S. (b) Jika S terbatas di bawah, maka batas bawah v adalah infimum (batas bawah terbesar) dari S jika tidak ada bilangan yang lebih besar dari v yang merupakan batas bawah dari S.
  • 31. Lemma 1.4.3 Bilangan u adalah supremum dari himpunan tak kosong S ⊂ R, jika dan hanya jika memenuhi: (a) s ≤ u untuk setiap s ∈ S. (b) jika w < u,maka terdapat s’ ∈ S sehingga w < s’. Bukti : Bukti ditinggalkan bagi pembaca.
  • 32. Lemma 1.4.4 (a) Batas atas u dari himpunan tak kosong S ⊂ R, merupakan supremum dari S jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 terdapat sε sehingga u - ε < sε. (b) Batas bawah v dari himpunan tak kosong S ⊂ R, merupakan infimum dari S jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 terdapat sε sehingga sε < v + ε.
  • 33. Teorema 1.4.6 (Sifat Supremum dari ℜ) Setiap himpunan tak kosong di dalam ℜ yang mempunyai batas atas pasti mempunyai supremum di dalam ℜ.
  • 34. Teorema 1.4.7 (Sifat Infimum dari ℜ) Setiap himpunan tak kosong di dalam ℜ yang mempunyai batas bawah pasti mempunyai infimum di dalam ℜ.
  • 35. Contoh 1.4.8 Misalkan S himpunan bagian tak kosong di dalam ℜ yang terbatas di atas dan misalkan a ∈ ℜ. Didefinisikan himpunan a + S = {a + s : s ∈ S}. Akan ditunjukkan bahwa sup (a + S) = a + sup S.
  • 36. Soal 1 Misalkan S himpunan tak kosong terbatas di dalam ℜ. (a) Jika a > 0 dan aS = {as : s ∈ S}. Buktikan bahwa inf aS = a inf S dan sup aS = a sup S. (b) Jika b < 0 dan bS = {bs : s ∈ S}. Buktikan bahwa inf bS = b sup S dan sup bS = b inf S.
  • 37. Soal 2 Misalkan X himpunan tak kosong dan f : X → ℜ mempunyai range yang terbatas di dalam ℜ. Jika a ∈ ℜ, maka tunjukkan bahwa sup {a + f(x) : x ∈ X} = a + sup {f(x) : x ∈ X} dan inf {a + f(x) : x ∈ X} = a + inf {f(x) : x ∈ X}.
  • 38. Soal 3 Misalkan X himpunan tak kosong dan f, g : X → ℜ mempunyai range yang terbatas di dalam ℜ. Tunjukkan bahwa sup{f(x) + g(x) : x∈X} ≤ sup{f(x) : x∈X} + sup{g(x) : x∈X} dan inf {f(x) : x∈X} + inf {g(x) : x∈X} ≤ inf {f(x) + g(x) : x∈X}.
  • 39. Sifat Archimides Teorema (Sifat Archimides) Jika x ∈ R maka terdapat nx ∈ N sehingga x < nx
  • 40. Bukti (Sifat Archimides): Andaikan teorema tidak benar, yaitu untuk setiap n ∈ N terdapat x ∈ R sehingga n < x. Oleh karena itu x adalah batas atas dari N, sehingga dengan sifat supremum, maka himpunan tak kosong N mempunyai supremum u di dalam R. Akibatnya terdapat m ∈ N sehingga u – 1 < m. Selanjutnya diperoleh m + 1 ∈ N. Hal ini kontradiksi dengan asumsi u adalah batas atas dari N.
  • 41. Akibat Sifat Archimides Jika y dan z bilangan real positif, maka : (a) Terdapat n ∈ N sehingga z < ny. (b) Terdapat n ∈ N sehingga 0 < 1/n < y. (c) Terdapat n ∈ N sehingga n – 1 ≤ z < n.
  • 42. Bukti Akibat Sifat Archimides: (a) Karena x = z/y > 0, maka terdapat n ∈ N sehingga z/y = x < n yang berarti z < ny. (b) Dengan mengganti z = 1 pada (a), maka 1 < ny, sehingga `1/n < y. Jadi 0 < 1/n < y. (c) Sifat Archimides menjamin bahwa himpunan bagian {m ∈ N : z < m} di dalam N merupakan himpunan tak kosong. Misalkan n adalah elemen terkecil dari himpunan tersebut, maka n - 1 bukan anggota dari himpunan tersebut, sehingga n – 1 ≤ z < n
  • 43. Eksistensi Bilangan √2 Teorema Terdapat bilangan real positif x sehingga x2 = 2.
  • 44. Bukti : Misalkan S = {s ∈ ℜ : 0 ≤ s, s2 < 2}, karena 1 ∈ S, maka S tidak kosong. Selanjutnya, jika t > 2 maka t2 > 2 , sehingga t ∉ S. Jadi 2 merupakan batas atas dari S. Dengan sifat supremum, maka S mempunyai supremum di dalam R. Sekarang dimisalkan x = sup S. Perhatikan bahwa x > 1. Akan ditunjukkan bahwa x2 = 2, dengan menunjukkan bahwa tidak dipenuhi x2 < 2 maupun x2 > 2.
  • 45. Andaikan x2 < 2. Perhatikan bahwa untuk setiap n ∈ N, berlaku 1/n2 ≤ 1/n, sehingga )12( 1121 2 2 2 2 ++≤++=      + x n x nn x x n x Karena 0 < x dan x2 < 2, maka (2 - x2 )/(2x + 1) > 0. Akibatnya terdapat bilangan asli n sehingga 2 1 2 . 2 1 x n x − < + Akibatnya untuk bilangan asli n berlaku 2 2 2 ( 1/ ) (2 ) 2.x n x x+ < + − = Jadi (x + 1/n) ∈ S. Kontradiksi dengan x = sup S
  • 46. Andaikan x2 > 2 Perhatikan bahwa untuk sebarang bilangan asli m2 2 2 2 1 2 1 2 . x x x x x m m mm   − = − + > −    Selanjutnya karen x > 0 dan x2 > 2, maka (x2 – 2)/2x > 0. Sehingga terdapat bilangan asli m sehingga 2 1 2 2 x m x − < Akibatnya untuk bilangan asli m ini berlaku 2 2 2 ( 1/ ) ( 2) 2.x m x x− > − − = Ini berarti (x – 1/m) merupakan batas atas S. Kontradiksi dengan x = sup S.
  • 47. Sifat Kerapatan Bilangan Real Teorema (Kerapatan Bilangan Rasional) Jika x dan y bilangan real dengan x < y, maka terdapat bilangan rasional r sehingga x < r < y.
  • 48. Bukti: Tanpa mengurangi keumuman bukti, diasumsikan x > 0. Dengan Sifat Archimides, terdapat bilangan asli n sehingga n > 1/(y-x). Untuk n yang demikian, diperoleh (ny – nx) > 1. Selanjutnya, karena nx > 0, maka terdapat bilangan asli m sehingga m – 1 ≤ nx < m. Sehingga m ≤ nx + 1 < ny. Akibatnya nx < m < ny. Jadi r = m/n adalah bilangan rasional yang memenuhi kondisi x < r < y.
  • 49. Akibat Jika x dan y bilangan real dengan x < y, maka terdapat bilangan irrasional z sehingga x < z < y. Bukti: Dengan menggunakan Teorema Kerapatan Bilangan Rasional, pada bilangan real x/√2 dan y/√2, terdapat bilangan rasional r sehingga x/√2 < r < y/√2 Jadi z = r√2 adalah bilangan irrasional yang memenuhi x < z < y.
  • 50. Facebook : Citzy Fujiezchy Twitter : @citzyfujiezchy Skype : Citzy.fujiezchy Instagram : citzyfujiezchy Facebook : Citzy Fujiezchy Twitter : @citzyfujiezchy Skype : Citzy.fujiezchy Instagram : citzyfujiezchy