SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
SISTEM BILANGAN DAN ARITMATIKA

           1. PENGERTIAN ARITMATIKA

            Aritmatika


              Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka) atau dulu
              disebut ilmu hitung merupakan cabang (atau pendahulu) matematika yang
              mempelajari operasi dasar bilangan. Dalam penggunaannya oleh matematikawan,
              kata "aritmatika" sering dianggap sebagai sinonim dari teori bilangan.




            Operasi aritmatika


              Operasi dasar aritmatika adalah            penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
              pembagian, walaupun operasi-operasi lain yang lebih canggih (seperti persentase,
              akar kuadrat, pemangkatan, dan logaritma) kadang juga dimasukkan ke dalam
              kategori ini. Perhitungan dalam aritmatika dilakukan menurut suatu urutan operasi
              yang menentukan operasi aritmatika yang mana lebih dulu dilakukan.


              Aritmatika bilangan asli, bilangan bulat, bilangan rasional, dan bilangan real
              umumnya dipelajari oleh anak sekolah, yang mempelajari algoritma manual
              aritmatika. Namun demikian, banyak orang yang lebih suka menggunakan alat-alat
              seperti kalkulator, komputer, atau sempoa untuk melakukan perhitungan aritmatika.


              Penjumlahan     adalah    salah     satu    operasi   aritmatika   dasar.   Penjumlahan
              menggabungkan dua buah bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang
              merupakan jumlah



            Algoritma


              Kata Algoritma berasal dari nama seorang ahli matematika dari persia Al
              Khawarizmi. Pada awalnya kata algorism adalah istilah yang merujuk kepada aturan-
              aturan aritmetis untuk menyelesaikan persoalan dengan menggunakan bilangan
              numerik arab. Pada abad 18, istilah ini berkembang menjadi algoritma, yang




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB               Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.   MATEMATIKA DASAR      1
mencakup semua prosedur atau urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk
              menyelesaikan suatu permasalahan.

              Jika dijelaskan lebih lanjut, algoritma (Inggris: algorithm) merupakan kumpulan
              perintah     untuk   menyelesaikan    suatu   masalah.   Perintah-perintah    ini     dapat
              diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat
              berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada kriteria kondisi awal yang
              harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Algoritma akan dapat selalu
              berakhir untuk semua kondisi awal yang memenuhi kriteria, berbeda dengan
              heuristik.   Algoritma   sering   mempunyai    langkah    pengulangan     (iterasi)    atau
              memerlukan keputusan (logika Boolean dan perbandingan) sampai tugas selesai.




           2. PENDAHULUAN SISTEM BILANGAN

           Dasar utama pengembangan matematika adalah teori bilangan dan geometri. Sehingga
           tak mengherankan jika Phytagoras sejak 2500 tahun yang lalu mengungkapkannya
           dengan “the Number rule the Universe”.


           Sistem bilangan real R adalah humpunan bilangan real yang disertai dengan operasi
           penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu, antara lain :


              1. Aksioma Lapangan
              2. Aksioma Urutan
              3. Aksioma Kelengkapan




           2.1. Aksioma Lapangan


                Aksioma ini mengatur tentang ketertutupan terhadap operasi penjumlahan dan
                perkalian, sifat komutatif, asosiatif dan distributif, terdapatnya unsur 0 dan 1, serta
                terdapatnya unsur invers terhadap penjumlahan dan perkalian, juga didefinisikan
                pula operasi pengurangan dan pembagian.


                Dari aksioma dapat dibuktikan berbagai sifat yang mendasari operasi aljabar atas
                berbagai objek kalkulus, yaitu peubah, konstanta dan parameter.




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB               Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.   MATEMATIKA DASAR          2
•   { a, b ∈ R} ⇒ { a + b ∈ R ∧ ab ∈ R} , sifat tertutup terhadap penjumlahan dan
                   perkalian.


               •   { a, b ∈ R} ⇒ { a + b = b + a ∧ ab = ba} , sifat komutatif terhadap penjumlahan dan
                   perkalian.


               •   { a, b, c ∈ R} ⇒ { ( a + b ) + c = a + ( b + c ) ∧ ( ab ) c = a( bc )} ,   sifat   asosiatif   terhadap
                   penjumlahan dan perkalian.


               •   ∀a ∈ R, ∃( 0 ∧1) ∈ R ( 0 ≠ 1) ∋ a + 0 = a ∧ a ⋅1 = a , adanya unsur kesatuan terhadap

                   penjumlahan dan perkalian. Bilangan 0 dinamakan unsur kesatuan terhadap
                   penjumlahan dan bilangan 1 dinamakan unsur kesatuan terhadap perkalian.


               •   { a ∈ R} ⇒ { ∃( − a ) ∈ R ∋ a + ( − a ) = 0} ,    adanya unsur negatif atau invers terhadap
                   penjumlahan. Bilangan real –a dinamakan negatif atau lawan dari a.


               •   { a ∈ R, a ≠ 0} ⇒ {∃a −1 ∈ R ∋ a ⋅ a −1 = 1} ,          adanya unsur kebalikan atau invers

                   terhadap perkalian. Bilangan real a − dinamakan kebalikan dari a.
                                                        1




               •   { a, b, c ∈ R} ⇒ { a( b + c ) = ab + ac} , sifat distributif.


               Operasi pengurangan dan pembagian pada himpunan bilangan real didefinisikan
               sebagai berikut :


               Definisi 2.1.1. Misalkan a, b ∈R , maka


               •   Pengurangan dari a dan b, hasilnya disebut selisih dari a dan b, ditulis a − b ,

                   didefinisikan sebagai bilangan real a + ( − b ) .


               •   Pembagian dari a dan b, hasilnya disebut hasil bagi dari a dan b, b ≠ 0 , ditulis

                   a
                     , didefinisikan sebagai bilangan real ab −1 .
                   b




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                       Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.               MATEMATIKA DASAR       3
Dari aksioma lapangan kita dapat membuktikan berbagai sifat aljabar bilangan real
               berikut, yang digunakan sebagai operasi aljabar dalam menyelesaikan soal
               matematika.


               Teorema 2.1.2. Misalkan a, b, c, d ∈R , maka


               •   a = b ⇒ a + c = b + c ∧ ac = bc.


               •   a + c = b + c ⇒ a = b , hukum pencoretan untuk penjumlahan.


               •   ac = bc, c ≠ 0 ⇒ a = b , hukum pencoretan untuk perkalian.



               •   a ( b − c ) = ab − ac.

               •

               •                  ( )
                   − ( − a ) = a; a −1
                                         −1
                                              = a, a ≠ 0 .



               •   a ⋅ 0 = 0 ⋅ a = 0; a ( − b ) = ( − a ) b = −ab ∧ ( − a )( − b ) = ab.


               •   ab = 0 ⇒ a = 0 ∨ b = 0.


                   a c
               •    = ⇔ ad = bc; b, d ≠ 0
                   b d


                   a b a +b a b a −b
               •    + =    ∧ − =     , c ≠ 0.
                   c c   c  c c   c


                   a b ad + bc a b ad − bc
               •    + =       ∧ − =        , c, d ≠ 0.
                   c d   cd    c d   cd


                   a b ab              a             b ad
               •    ⋅ =   ; c, d ≠ 0 ∧                 =    , b, c, d ≠ 0.
                   c d cd              c             d   bc




           2.2. Aksioma Urutan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                     Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.      MATEMATIKA DASAR   4
Aksioma ini mengatur tentang munculnya bilangan positif dan negatif. Dari sini pula
                 setiap bilangan real dapat diurutkan dari yang kecil sampai yang besar. Dari
                 aksioma ini diturunkan berbagai sifat yang mendasari penyelesaian suatu
                 pertaksamaan. Kemudian dirancang konsep nilai mutlak sebagai ukuran jarak dua
                 bilangan real dan suatu alat untuk menyelesaikan pertaksamaan yang berkaitan
                 dengan limit.




           2.3. Aksioma Kelengkapan


                 Aksioma ini mengatur tentang perbedaan antara bilangan rasional dan bilangan
                 real. Kita mengenal terdapatnya korespondensi satu-satu di antara bilangan real
                 dan titik pada garis, tetapi sifat ini tidak dipenuhi oleh bilangan rasional. Setiap
                 bilangan real dapat digambarkan sebagai titik pada garis, dan setiap titik pada garis
                 dapat dinyatakan sebagai bilangan real.


                 Diantara setiap dua bilangan real terdapat tak hingga banyaknya bilangan rasional
                 dan irrasional. Kemudian diperkenalkan konsep selang hingga dan selang tak
                 hingga, yang akan berperan dalam kalkulus.
           3. KOMPONEN BILANGAN REAL

           Bilangan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dinamakan angka atau digit. Bilangan real dikelompokkan
           sebagai berikut :


           •   Bilangan asli (N) : 1,2,3,  digunakan untuk menghitung banyaknya objek suatu
               himpunan.


           •   Bilangan prima : 2,3,5,7,11,  adalah bilangan asli yang mempunyai tepat dua
               faktor.


           •   Bilangan komposit : 4,6,8,9,10,  adalah bilangan asli yang mempunyai lebih dari
               dua faktor.


           •   Bilangan cacah : 0,1,2,3,  adalah bilangan asli beserta unsur nol.
           •   Bilangan bulat (Z) :  ,− ,− ,− ,0,1,2,3,  .
                                        3 2 1




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB              Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.   MATEMATIKA DASAR        5
•   Bilangan genap :  ,− ,− ,0,2,4,  adalah bilangan bulat kelipatan dua. Bilangan
                                    4 2

               genap dilambangkan dengan 2n, n bilangan bulat.


           •   Bilangan ganjil :  ,− ,− ,− ,1,3,5,  adalah bilangan bulat bukan kelipatan dua.
                                     5 3 1

               Bilangan ganjil dilambangkan dengan 2n + 1 atau 2n – 1, n bilangan bulat.


                                                                                 m
           •   Bilangan pecahan : adalah bilangan berbentuk x =                    , m bilangan bulat dan n
                                                                                 n
               bilangan asli, dengan m tidak habis dibagi n. Bilangan pecahan di antara 0 dan 1
               disebut pecahan sejati.


                                                                                  m
           •   Bilangan rasional (Q) : adalah bilangan berbentuk x =                , m bilangan bulat dan n
                                                                                  n
               bilangan asli. Di sini x bilangan bulat jika m habis dibagi n dan x bilangan pecahan
               jika m tidak habis dibagi n. Bilangan rasional selalu memunyai betuk desimal berulang

               atau berhenti. Sebagai ilustrasi,   1
                                                   2
                                                       = 0,5 ,   7
                                                                 11
                                                                      = 0,636363 , dan sebagainya.


           •   Bilangan irrasional : adalah bilangan yang bukan rasional. Bilangan ini bukan hasil
               bagi bilangan bulat dan blangan asli atau tiak mempunyai bentuk desimal berulang

               atau berhenti. Sebagai ilustrasi,       2 , 3 , 3 16 , 3 log 2, π, e , dan sebagainya.


           •   Bilangan real (R) : adalah gabungan bilangan rasional dan irrasional, yang
               merupakan susunan sekelompok angka dengan aturan tertentu.




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                  Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.        MATEMATIKA DASAR     6
Satu           Prima           Komposit



                                   Asli              Nol


                                           Cacah                Bulat Negatif


                          Genap

                                             Bulat               Pecahan
                          Ganjil


                                                   Rasional           Irrasional



                                                              Real          Imajiner



                                                                 Kompleks



                                          Gambar 1.1. Pohon Bilangan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB              Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.     MATEMATIKA DASAR   7
Satu           Prima           Komposit



                                   Asli              Nol


                                           Cacah                Bulat Negatif


                          Genap

                                             Bulat               Pecahan
                          Ganjil


                                                   Rasional           Irrasional



                                                              Real          Imajiner



                                                                 Kompleks



                                          Gambar 1.1. Pohon Bilangan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB              Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.     MATEMATIKA DASAR   7
Satu           Prima           Komposit



                                   Asli              Nol


                                           Cacah                Bulat Negatif


                          Genap

                                             Bulat               Pecahan
                          Ganjil


                                                   Rasional           Irrasional



                                                              Real          Imajiner



                                                                 Kompleks



                                          Gambar 1.1. Pohon Bilangan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB              Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.     MATEMATIKA DASAR   7
Satu           Prima           Komposit



                                   Asli              Nol


                                           Cacah                Bulat Negatif


                          Genap

                                             Bulat               Pecahan
                          Ganjil


                                                   Rasional           Irrasional



                                                              Real          Imajiner



                                                                 Kompleks



                                          Gambar 1.1. Pohon Bilangan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB              Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si.     MATEMATIKA DASAR   7

Contenu connexe

Tendances

Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolahbagibagiilmu
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1Rahma Siska Utari
 
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptxppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptxAhmadLutfi67
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Penyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik pptPenyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik pptRahmi Farza
 
Ppt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ixPpt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ixadhaidul
 
penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnya
penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnyapenjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnya
penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnyaDesy Aryanti
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektorTri Wahyuni
 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Kannal Bakti Pakinde
 

Tendances (20)

Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolah
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
 
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptxppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Trigonometri Kelas X
Trigonometri Kelas XTrigonometri Kelas X
Trigonometri Kelas X
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Sifat segiempat
Sifat segiempatSifat segiempat
Sifat segiempat
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIKPANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
 
Penyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik pptPenyajian data statistik ppt
Penyajian data statistik ppt
 
Ppt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ixPpt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ix
 
penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnya
penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnyapenjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnya
penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional dan sifatnya
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
 
Materi statistika-smp
Materi statistika-smpMateri statistika-smp
Materi statistika-smp
 
Fungsi (Pemetaan)
Fungsi (Pemetaan)Fungsi (Pemetaan)
Fungsi (Pemetaan)
 
Matriks powerpoint
Matriks powerpointMatriks powerpoint
Matriks powerpoint
 

En vedette

Operasi aritmatika
Operasi aritmatikaOperasi aritmatika
Operasi aritmatikaMohamad Dani
 
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasiAritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasitaki92
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3ahmad haidaroh
 
Perkalian matrik elementer
Perkalian matrik elementerPerkalian matrik elementer
Perkalian matrik elementerTulus Setyawan
 
KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMAL
KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMALKONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMAL
KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMALUniversity OxFord
 
Tesis octopus maya
Tesis octopus mayaTesis octopus maya
Tesis octopus mayaBARAKAS
 
Prosesor kELOMPOK 2
Prosesor kELOMPOK 2Prosesor kELOMPOK 2
Prosesor kELOMPOK 2Ferry Skada
 
Pt 2 matriks1-rev
Pt 2 matriks1-revPt 2 matriks1-rev
Pt 2 matriks1-revlecturer
 
Determinan Matriks dan Invers Matriks
Determinan Matriks dan Invers MatriksDeterminan Matriks dan Invers Matriks
Determinan Matriks dan Invers MatriksRizki Safari Rakhmat
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - AhmadPertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmadahmad haidaroh
 

En vedette (20)

Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
Operasi aritmatika
Operasi aritmatikaOperasi aritmatika
Operasi aritmatika
 
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasiAritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
 
2. Sistem Bilangan
2. Sistem Bilangan2. Sistem Bilangan
2. Sistem Bilangan
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
 
Arsitektur jaringan-umts
Arsitektur jaringan-umtsArsitektur jaringan-umts
Arsitektur jaringan-umts
 
Dekoder
DekoderDekoder
Dekoder
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
Better Ideas Product Photos
Better Ideas Product PhotosBetter Ideas Product Photos
Better Ideas Product Photos
 
Bab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilanganBab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilangan
 
Perkalian matrik elementer
Perkalian matrik elementerPerkalian matrik elementer
Perkalian matrik elementer
 
KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMAL
KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMALKONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMAL
KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, AND HEKSADECIMAL
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 
Tesis octopus maya
Tesis octopus mayaTesis octopus maya
Tesis octopus maya
 
Prosesor kELOMPOK 2
Prosesor kELOMPOK 2Prosesor kELOMPOK 2
Prosesor kELOMPOK 2
 
1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo
 
Pt 2 matriks1-rev
Pt 2 matriks1-revPt 2 matriks1-rev
Pt 2 matriks1-rev
 
Determinan Matriks dan Invers Matriks
Determinan Matriks dan Invers MatriksDeterminan Matriks dan Invers Matriks
Determinan Matriks dan Invers Matriks
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - AhmadPertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
 

Similaire à Sistem bilangan dan aritmatika

Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfHamzaHamid27
 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1pt.ccc
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Ajir Aja
 
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulus
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulusMuhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulus
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulusMuhamadRafiulFajar
 
1 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev51 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev5agungyoke
 
Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )yusufhidayat1995
 
Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1tasinit
 
Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1NurFadhila6
 
Mtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptxMtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptxnamfyoid
 
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdfPPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdfnadiafriska5
 
Bilangan real firdayanti01oke
Bilangan real firdayanti01okeBilangan real firdayanti01oke
Bilangan real firdayanti01oketasinit
 
Matematika Sistem bilangan firdayanti01oke
Matematika Sistem bilangan firdayanti01okeMatematika Sistem bilangan firdayanti01oke
Matematika Sistem bilangan firdayanti01okefirdayanti8
 

Similaire à Sistem bilangan dan aritmatika (20)

Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
 
Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Analisis Riel 1
Analisis Riel 1
 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
 
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulus
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulusMuhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulus
Muhamad rafi'ul fajar 201011402127 pertemuan ke 16 & 17 kalkulus
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
1 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev51 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev5
 
Jenis jenis bilangan
Jenis jenis bilanganJenis jenis bilangan
Jenis jenis bilangan
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )
 
Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1
 
Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1
 
Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1Sistem bilangan-real-1
Sistem bilangan-real-1
 
R5 h kel 1 kalk1 1
R5 h kel 1 kalk1 1R5 h kel 1 kalk1 1
R5 h kel 1 kalk1 1
 
Mtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptxMtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptx
 
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdfPPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
 
Bilangan real firdayanti01oke
Bilangan real firdayanti01okeBilangan real firdayanti01oke
Bilangan real firdayanti01oke
 
Matematika Sistem bilangan firdayanti01oke
Matematika Sistem bilangan firdayanti01okeMatematika Sistem bilangan firdayanti01oke
Matematika Sistem bilangan firdayanti01oke
 
Bilangan Real
Bilangan RealBilangan Real
Bilangan Real
 

Plus de Dicky Alejandro

Tugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksiTugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksiDicky Alejandro
 
Tugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksiTugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksiDicky Alejandro
 
Catatan dikiwidia - Love Melda Agustin
Catatan dikiwidia - Love Melda AgustinCatatan dikiwidia - Love Melda Agustin
Catatan dikiwidia - Love Melda AgustinDicky Alejandro
 
Cinta tak mungkin berhenti
Cinta tak mungkin berhentiCinta tak mungkin berhenti
Cinta tak mungkin berhentiDicky Alejandro
 
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2Dicky Alejandro
 
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3Dicky Alejandro
 
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1Dicky Alejandro
 
Tugas Akhir Semester WAN
Tugas Akhir Semester WANTugas Akhir Semester WAN
Tugas Akhir Semester WANDicky Alejandro
 
Hasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 Rangkasbitung
Hasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 RangkasbitungHasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 Rangkasbitung
Hasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 RangkasbitungDicky Alejandro
 

Plus de Dicky Alejandro (14)

Tugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksiTugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksi
 
Tugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksiTugas 1 analisa transaksi
Tugas 1 analisa transaksi
 
Catatan dikiwidia - Love Melda Agustin
Catatan dikiwidia - Love Melda AgustinCatatan dikiwidia - Love Melda Agustin
Catatan dikiwidia - Love Melda Agustin
 
Persamaan linier
Persamaan linierPersamaan linier
Persamaan linier
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Kewirausahaan bab 2
Kewirausahaan bab 2Kewirausahaan bab 2
Kewirausahaan bab 2
 
Kecewa
KecewaKecewa
Kecewa
 
Cinta tak mungkin berhenti
Cinta tak mungkin berhentiCinta tak mungkin berhenti
Cinta tak mungkin berhenti
 
Cinta begini
Cinta beginiCinta begini
Cinta begini
 
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 2
 
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 3
 
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1
Soal Uji Kompetensi TKJ paket 1
 
Tugas Akhir Semester WAN
Tugas Akhir Semester WANTugas Akhir Semester WAN
Tugas Akhir Semester WAN
 
Hasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 Rangkasbitung
Hasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 RangkasbitungHasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 Rangkasbitung
Hasil Laporan Prakerin SMK Negeri 1 Rangkasbitung
 

Sistem bilangan dan aritmatika

  • 1. SISTEM BILANGAN DAN ARITMATIKA 1. PENGERTIAN ARITMATIKA  Aritmatika Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka) atau dulu disebut ilmu hitung merupakan cabang (atau pendahulu) matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Dalam penggunaannya oleh matematikawan, kata "aritmatika" sering dianggap sebagai sinonim dari teori bilangan.  Operasi aritmatika Operasi dasar aritmatika adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, walaupun operasi-operasi lain yang lebih canggih (seperti persentase, akar kuadrat, pemangkatan, dan logaritma) kadang juga dimasukkan ke dalam kategori ini. Perhitungan dalam aritmatika dilakukan menurut suatu urutan operasi yang menentukan operasi aritmatika yang mana lebih dulu dilakukan. Aritmatika bilangan asli, bilangan bulat, bilangan rasional, dan bilangan real umumnya dipelajari oleh anak sekolah, yang mempelajari algoritma manual aritmatika. Namun demikian, banyak orang yang lebih suka menggunakan alat-alat seperti kalkulator, komputer, atau sempoa untuk melakukan perhitungan aritmatika. Penjumlahan adalah salah satu operasi aritmatika dasar. Penjumlahan menggabungkan dua buah bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah  Algoritma Kata Algoritma berasal dari nama seorang ahli matematika dari persia Al Khawarizmi. Pada awalnya kata algorism adalah istilah yang merujuk kepada aturan- aturan aritmetis untuk menyelesaikan persoalan dengan menggunakan bilangan numerik arab. Pada abad 18, istilah ini berkembang menjadi algoritma, yang PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 1
  • 2. mencakup semua prosedur atau urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Jika dijelaskan lebih lanjut, algoritma (Inggris: algorithm) merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Algoritma akan dapat selalu berakhir untuk semua kondisi awal yang memenuhi kriteria, berbeda dengan heuristik. Algoritma sering mempunyai langkah pengulangan (iterasi) atau memerlukan keputusan (logika Boolean dan perbandingan) sampai tugas selesai. 2. PENDAHULUAN SISTEM BILANGAN Dasar utama pengembangan matematika adalah teori bilangan dan geometri. Sehingga tak mengherankan jika Phytagoras sejak 2500 tahun yang lalu mengungkapkannya dengan “the Number rule the Universe”. Sistem bilangan real R adalah humpunan bilangan real yang disertai dengan operasi penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu, antara lain : 1. Aksioma Lapangan 2. Aksioma Urutan 3. Aksioma Kelengkapan 2.1. Aksioma Lapangan Aksioma ini mengatur tentang ketertutupan terhadap operasi penjumlahan dan perkalian, sifat komutatif, asosiatif dan distributif, terdapatnya unsur 0 dan 1, serta terdapatnya unsur invers terhadap penjumlahan dan perkalian, juga didefinisikan pula operasi pengurangan dan pembagian. Dari aksioma dapat dibuktikan berbagai sifat yang mendasari operasi aljabar atas berbagai objek kalkulus, yaitu peubah, konstanta dan parameter. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 2
  • 3. { a, b ∈ R} ⇒ { a + b ∈ R ∧ ab ∈ R} , sifat tertutup terhadap penjumlahan dan perkalian. • { a, b ∈ R} ⇒ { a + b = b + a ∧ ab = ba} , sifat komutatif terhadap penjumlahan dan perkalian. • { a, b, c ∈ R} ⇒ { ( a + b ) + c = a + ( b + c ) ∧ ( ab ) c = a( bc )} , sifat asosiatif terhadap penjumlahan dan perkalian. • ∀a ∈ R, ∃( 0 ∧1) ∈ R ( 0 ≠ 1) ∋ a + 0 = a ∧ a ⋅1 = a , adanya unsur kesatuan terhadap penjumlahan dan perkalian. Bilangan 0 dinamakan unsur kesatuan terhadap penjumlahan dan bilangan 1 dinamakan unsur kesatuan terhadap perkalian. • { a ∈ R} ⇒ { ∃( − a ) ∈ R ∋ a + ( − a ) = 0} , adanya unsur negatif atau invers terhadap penjumlahan. Bilangan real –a dinamakan negatif atau lawan dari a. • { a ∈ R, a ≠ 0} ⇒ {∃a −1 ∈ R ∋ a ⋅ a −1 = 1} , adanya unsur kebalikan atau invers terhadap perkalian. Bilangan real a − dinamakan kebalikan dari a. 1 • { a, b, c ∈ R} ⇒ { a( b + c ) = ab + ac} , sifat distributif. Operasi pengurangan dan pembagian pada himpunan bilangan real didefinisikan sebagai berikut : Definisi 2.1.1. Misalkan a, b ∈R , maka • Pengurangan dari a dan b, hasilnya disebut selisih dari a dan b, ditulis a − b , didefinisikan sebagai bilangan real a + ( − b ) . • Pembagian dari a dan b, hasilnya disebut hasil bagi dari a dan b, b ≠ 0 , ditulis a , didefinisikan sebagai bilangan real ab −1 . b PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 3
  • 4. Dari aksioma lapangan kita dapat membuktikan berbagai sifat aljabar bilangan real berikut, yang digunakan sebagai operasi aljabar dalam menyelesaikan soal matematika. Teorema 2.1.2. Misalkan a, b, c, d ∈R , maka • a = b ⇒ a + c = b + c ∧ ac = bc. • a + c = b + c ⇒ a = b , hukum pencoretan untuk penjumlahan. • ac = bc, c ≠ 0 ⇒ a = b , hukum pencoretan untuk perkalian. • a ( b − c ) = ab − ac. • • ( ) − ( − a ) = a; a −1 −1 = a, a ≠ 0 . • a ⋅ 0 = 0 ⋅ a = 0; a ( − b ) = ( − a ) b = −ab ∧ ( − a )( − b ) = ab. • ab = 0 ⇒ a = 0 ∨ b = 0. a c • = ⇔ ad = bc; b, d ≠ 0 b d a b a +b a b a −b • + = ∧ − = , c ≠ 0. c c c c c c a b ad + bc a b ad − bc • + = ∧ − = , c, d ≠ 0. c d cd c d cd a b ab a b ad • ⋅ = ; c, d ≠ 0 ∧ = , b, c, d ≠ 0. c d cd c d bc 2.2. Aksioma Urutan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 4
  • 5. Aksioma ini mengatur tentang munculnya bilangan positif dan negatif. Dari sini pula setiap bilangan real dapat diurutkan dari yang kecil sampai yang besar. Dari aksioma ini diturunkan berbagai sifat yang mendasari penyelesaian suatu pertaksamaan. Kemudian dirancang konsep nilai mutlak sebagai ukuran jarak dua bilangan real dan suatu alat untuk menyelesaikan pertaksamaan yang berkaitan dengan limit. 2.3. Aksioma Kelengkapan Aksioma ini mengatur tentang perbedaan antara bilangan rasional dan bilangan real. Kita mengenal terdapatnya korespondensi satu-satu di antara bilangan real dan titik pada garis, tetapi sifat ini tidak dipenuhi oleh bilangan rasional. Setiap bilangan real dapat digambarkan sebagai titik pada garis, dan setiap titik pada garis dapat dinyatakan sebagai bilangan real. Diantara setiap dua bilangan real terdapat tak hingga banyaknya bilangan rasional dan irrasional. Kemudian diperkenalkan konsep selang hingga dan selang tak hingga, yang akan berperan dalam kalkulus. 3. KOMPONEN BILANGAN REAL Bilangan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dinamakan angka atau digit. Bilangan real dikelompokkan sebagai berikut : • Bilangan asli (N) : 1,2,3,  digunakan untuk menghitung banyaknya objek suatu himpunan. • Bilangan prima : 2,3,5,7,11,  adalah bilangan asli yang mempunyai tepat dua faktor. • Bilangan komposit : 4,6,8,9,10,  adalah bilangan asli yang mempunyai lebih dari dua faktor. • Bilangan cacah : 0,1,2,3,  adalah bilangan asli beserta unsur nol. • Bilangan bulat (Z) :  ,− ,− ,− ,0,1,2,3,  . 3 2 1 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 5
  • 6. Bilangan genap :  ,− ,− ,0,2,4,  adalah bilangan bulat kelipatan dua. Bilangan 4 2 genap dilambangkan dengan 2n, n bilangan bulat. • Bilangan ganjil :  ,− ,− ,− ,1,3,5,  adalah bilangan bulat bukan kelipatan dua. 5 3 1 Bilangan ganjil dilambangkan dengan 2n + 1 atau 2n – 1, n bilangan bulat. m • Bilangan pecahan : adalah bilangan berbentuk x = , m bilangan bulat dan n n bilangan asli, dengan m tidak habis dibagi n. Bilangan pecahan di antara 0 dan 1 disebut pecahan sejati. m • Bilangan rasional (Q) : adalah bilangan berbentuk x = , m bilangan bulat dan n n bilangan asli. Di sini x bilangan bulat jika m habis dibagi n dan x bilangan pecahan jika m tidak habis dibagi n. Bilangan rasional selalu memunyai betuk desimal berulang atau berhenti. Sebagai ilustrasi, 1 2 = 0,5 , 7 11 = 0,636363 , dan sebagainya. • Bilangan irrasional : adalah bilangan yang bukan rasional. Bilangan ini bukan hasil bagi bilangan bulat dan blangan asli atau tiak mempunyai bentuk desimal berulang atau berhenti. Sebagai ilustrasi, 2 , 3 , 3 16 , 3 log 2, π, e , dan sebagainya. • Bilangan real (R) : adalah gabungan bilangan rasional dan irrasional, yang merupakan susunan sekelompok angka dengan aturan tertentu. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 6
  • 7. Satu Prima Komposit Asli Nol Cacah Bulat Negatif Genap Bulat Pecahan Ganjil Rasional Irrasional Real Imajiner Kompleks Gambar 1.1. Pohon Bilangan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 7
  • 8. Satu Prima Komposit Asli Nol Cacah Bulat Negatif Genap Bulat Pecahan Ganjil Rasional Irrasional Real Imajiner Kompleks Gambar 1.1. Pohon Bilangan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 7
  • 9. Satu Prima Komposit Asli Nol Cacah Bulat Negatif Genap Bulat Pecahan Ganjil Rasional Irrasional Real Imajiner Kompleks Gambar 1.1. Pohon Bilangan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 7
  • 10. Satu Prima Komposit Asli Nol Cacah Bulat Negatif Genap Bulat Pecahan Ganjil Rasional Irrasional Real Imajiner Kompleks Gambar 1.1. Pohon Bilangan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Eva Siti Khuzaeva, S.Si., M.Si. MATEMATIKA DASAR 7