Dokumen tersebut membahas proses pembentukan kata dalam bahasa Indonesia melalui morfologi. Terdapat beberapa proses morfologi seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Afiksasi meliputi penggunaan awalan, infix, dan akhiran. Sedangkan reduplikasi dan komposisi merupakan cara lain dalam pembentukan kata.
7. PEMBENTUKAN KATA
Proses morfologi disebut cara pembentukan
kata-kata dengan menghubungkan morfem
yang satu dengan morfem yang lain. Morfem
adalah fonem-fonem atau urutan fonem-fonem.
Fonem yaitu tiap bunyi.[2]
PROSES MORFOLOGI
Pembentukan kata disebut juga morfologi.
Sedangkan morfologi adalah subsistem yang berupa
proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi
kata.[1]
8. • Ex : me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-.
Prefiks
• Ex: -el-, -er-, -em-, -in-,
Infiks
• Ex: -an, -kan, -i.
Sufik
• Ex: kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate.
Simulfiks
• Ex : ke-an (keadaan), per-an (persahabatan).
Konfiks
• Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali).
Superfiks
• Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali).
Interfiks
• Ex : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb.
Menjadi katab (menulis), kitab (buku), kaatib (penulis).
Transfiks
• Ex : memperkatakan, mempercayakan.
Kombinasi Afiiks
Afiksasi
9. Prefiks (Men-)
1) prefiks meN- berubah menjadi me- jika
diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem
awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/.
contoh:
meN- + lihat → melihat
meN- + rasa → merasa
10. Part 2 ^_^~
2) prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/.
Contoh:
meN- + bantu → membantu
meN- + pakai → memakai
meN- + fitnah → memfitnah
11. 3. prefiks meN- berubah menjadi men- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/
contoh:
meN- + dengar → mendengar
meN- + tulis → menulis
meN- + cuci → mencuci
meN- + jual → menjual
meN- + syarat +-kan → mensyaratkan
meN- + ziarah+-I → menziarahi
12. 4) prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/.
contoh:
meN- + sewa → menyewa
5) prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/,
/g/, /h/,dan /k/.
contoh:
meN- + ajar → mengajar
meN- + edit → mengedit
13. 6) prefiks meN– berubah menjadi menge- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang bersuku satu.
Contoh:
meN- + pel → mengepel
meN- + bor → mengebor
14. Prefiks pen-
b. prefiks peN-
prefiks peN-memiliki alomorf pe-,pem-, pen-, peny-, peng-, dan penge-.
Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks peN-.
1) prefiks peN- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar
yang berfonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/.
contoh:
peN- + panjat → pemanjat
peN- + rasa → perasa
15. 2) prefiks peN- berubah menjadi pem- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/.
Contoh:
peN- + bantu → pembantu
peN- + pakai → pemakai
3) prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/,
/sy/,/z/
contoh:
peN- + dengar → pendengar
peN- + tulis → penulis
16. 4) prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /s/.
contoh:
peN- + sewa → penyewa
5) prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/,
/g/, /h/,dan /k/.
contoh:
peN- + ajar → pengajar
peN- + edit → pengedit
17. 6) prefiks peN- berubah menjadi penge- jika
diimbuhkan pada bentuk dasar yang bersuku
satu.
Contoh:
peN- + pel → pengepel
peN- + bor → pengebor
18. Prefiks (ber-)
Prefiks ber- memiliki alomorf be- dan bel- .
Prefiks ber- berubah menjadi be- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /r/ dan suku pertama
ditutup dengan /er/.
Contoh:
ber- + runding → berunding ber- + rebutan → berebutan
19. Prefiks (per-)
1. Prefiks per- memiliki alomorf pe- dan pel-
Prefiks per- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang
berfonem awal /r/
Contoh:
Per- + redam → peredam
2. Prefiks per- berubah menjadi pel- jika diimbuhkan pada bentuk dasar ajar.
Contoh:
Per- + ajar → pelajar
3. prefiks ter- memiliki alomorf te-
Prefiks ter- berubah menjadi te- jiak diimbuhkan pada bertuk dasar yang
berfonem awal /r/ atau suku pertama ditutup dengan /er/
Contoh:
20. Prefiks (di-,ke-, se-)
Prefiks di-, ke-, se- tidak memiliki kaidah morfofonemik, oleh
karena itu prefiks tersebut tidak mempunyai alomorf
sebagaimana awalan lainnya. Awalan itu juga ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
di- + jemput → dijemput
di- + kasih → dikasih
di- + sayang → disayang
21. INFIKS
Contoh :
-el- + tunjuk → telunjuk
-er- + gigi → gerigi
-em- + guruh → gemuruh
-in- + kerja → kinerja
Bentuk terikat yang diimbuhkan pada bentuk dasar.
Pengimbuhannya ditempatkan ditengah atau diantara bentuk
dasar. Infiks dalam bahasa Indonesia antara lain: -el-, -em-, -er-, -
in-.
22. SUFIKS
Contoh:
-an + pikir → pikiran
-an + marah → satuan
-kan + tambah → tambahkan
bentuk terikat yang diimbuhkan pada akhir bentuk
dasar. Berupa –an, -kan, -i.
23. GABUNGAN AWALAN-
AKHIRAN(KONFLIK/SIMULFIKS)
Penggabungan awalan-akhiran dalam bahasa indonesia dapat
dilakukan dengan dua cara. Penggabungan/pengimbuhan yang
dilakukan dengan bersamaan pada bentuk dasar, gabungan
awal itu dinamakan konfiks. Artinya bentuk dasar yang
diimbuhkan awalan-akhiran secara bersamaan itu tidak
mempunyai tataran kata sebelumnya.
Contoh:
Per-an + tani → pertanian
pengimbuhan awalan-akhiran dalam bahasa Indonesia yang
mempunyai tataran kata sebelumnya, pengimbuhan ini
dinamakan simulfiks. Artinya pengimbuhan awalan-akhiran itu
dilakukan secara bertahap, sehingga mempunyai tataran
sebelum bentuk kompleks itu terwujud.
Contoh:
ber- + sama → bersama + -an → bersamaan
peN- + tani → petani + -an → pertanian
di- + marah → dimarah + -I → dimarahi
24. Reduplikasi
Reduplika
si
Morfemis
Reduplika
si
Sintaktis
bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna,
karena pengulangannya bersifat fonologis yang
artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem.
Contohnya: dada, pipi, paru-paru, dan lain
sebagainya.
Contoh : beres menjadi kata
beres-beres.
25. REDUPLIKASI DASAR meN dan
peN
Ketika kata dasar diawali dengan meN- adalah
reduplikasi N tetap pada menggandakan dasar
dimana konsonan awal telah luluh. Simbol R
mewakili penuh dasar reduplikasi tersebut.
Contoh:
meN- + bagi-R →
membagi-bagi
meN- + amat-R+-i →
mengamat-amati
26. Bagian Reduplikasi
• Yaitu pengulangan suku pertama pada
leksem dengan pelemahan vokal.
• Contohnya: tetangga, lelaki, sesama.
Dwipurwa
• Yaitu pengulangan leksem.
• Contohnya: pagi-pagi.Dwilingga
• Pengulangan leksem dengan variasi
fonem. Contohnya: mondar-mandir,
pontang-panting
Dwilingga salin
swara
• pengulangan bagian belakang leksem.
• Contohnya: pertama-tama, sekali-kali
• .
Dwiwasana
• merupakan pengulangan onomatope tiga
kali dengan variasi fonem.
• Conthnya: cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar-
der-dor
Trilingga
27. Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem
1. Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen
kompositum tidak dapat disisipi apapun. Contoh: buta
warna, tuna susila.
2. Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu
masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau
dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya
mungkin untuk semua komponennya sekaligus. Contoh:
kereta api menjadi perkeretaapian.
3. Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak
dapat dipertukarkan. Contoh: pulang pergi, bumi hangus.
KOMPOSISI
• Yaitu proses penggabungan dua leksem
atau lebih yang membentuk kata.
Deskripsi tersebut jelas menempatkan
majemuk sebagai satuan yang berbeda
dari frase (gabungan kata, bukan
gabungan leksem).
29. Abreviasi
• Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa
bagian leksem atau kombinasi leksem
sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus
kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah
pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut
kependekan.
• Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia).
Singkatan
Akronim
Kotraksi
Lambang
Huruf
30. Jenis-jenis kependekan:
1. Singkatan
yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf
atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh :
KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus Ibukota).
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah
satu bagian dari leksem. Contoh : Prof (Profesor).
2. Akronim
yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata
atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata
yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh :
FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/
3. Kontrasi
yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau
gabungan leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak
akan.
4. Lambang huruf
yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih
31. DERIVASI BALIK
Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya
berdasarkan pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya.
Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak diramalkan.
Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena
mengira bentuk itu merupakan padanan pasif dari memungkiri
(padahal kata pungkir tidak ada, yang ada adalah kata mungkir).
Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola peluluhan
fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.