SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
Anggota Kelompok :
1. Adinda Namira Putri
2. Dessy Triana Ramadhani
3. Dinia Tausiyah Difrentiana
Jenis danPembentukan Kata
Materinya adalah...
Pembentukan
Kata
Contoh kata : Makan, Minum, Mandi, dll.
Pembentukkan Kata
.
Morfologi
Di Luar
Proses
Morfologi
Proses Morfologis
Afiksasi Reduplikasi Komposisi
PEMBENTUKAN KATA
Proses morfologi disebut cara pembentukan
kata-kata dengan menghubungkan morfem
yang satu dengan morfem yang lain. Morfem
adalah fonem-fonem atau urutan fonem-fonem.
Fonem yaitu tiap bunyi.[2]
PROSES MORFOLOGI
Pembentukan kata disebut juga morfologi.
Sedangkan morfologi adalah subsistem yang berupa
proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi
kata.[1]
• Ex : me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-.
Prefiks
• Ex: -el-, -er-, -em-, -in-,
Infiks
• Ex: -an, -kan, -i.
Sufik
• Ex: kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate.
Simulfiks
• Ex : ke-an (keadaan), per-an (persahabatan).
Konfiks
• Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali).
Superfiks
• Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali).
Interfiks
• Ex : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb.
Menjadi katab (menulis), kitab (buku), kaatib (penulis).
Transfiks
• Ex : memperkatakan, mempercayakan.
Kombinasi Afiiks
Afiksasi
Prefiks (Men-)
1) prefiks meN- berubah menjadi me- jika
diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem
awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/.
contoh:
meN- + lihat → melihat
meN- + rasa → merasa
Part 2 ^_^~
2) prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/.
Contoh:
meN- + bantu → membantu
meN- + pakai → memakai
meN- + fitnah → memfitnah
3. prefiks meN- berubah menjadi men- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/
contoh:
meN- + dengar → mendengar
meN- + tulis → menulis
meN- + cuci → mencuci
meN- + jual → menjual
meN- + syarat +-kan → mensyaratkan
meN- + ziarah+-I → menziarahi
4) prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/.
contoh:
meN- + sewa → menyewa
5) prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/,
/g/, /h/,dan /k/.
contoh:
meN- + ajar → mengajar
meN- + edit → mengedit
6) prefiks meN– berubah menjadi menge- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang bersuku satu.
Contoh:
meN- + pel → mengepel
meN- + bor → mengebor
Prefiks pen-
b. prefiks peN-
prefiks peN-memiliki alomorf pe-,pem-, pen-, peny-, peng-, dan penge-.
Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks peN-.
1) prefiks peN- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar
yang berfonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/.
contoh:
peN- + panjat → pemanjat
peN- + rasa → perasa
2) prefiks peN- berubah menjadi pem- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/.
Contoh:
peN- + bantu → pembantu
peN- + pakai → pemakai
3) prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/,
/sy/,/z/
contoh:
peN- + dengar → pendengar
peN- + tulis → penulis
4) prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /s/.
contoh:
peN- + sewa → penyewa
5) prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/,
/g/, /h/,dan /k/.
contoh:
peN- + ajar → pengajar
peN- + edit → pengedit
6) prefiks peN- berubah menjadi penge- jika
diimbuhkan pada bentuk dasar yang bersuku
satu.
Contoh:
peN- + pel → pengepel
peN- + bor → pengebor
Prefiks (ber-)
Prefiks ber- memiliki alomorf be- dan bel- .
Prefiks ber- berubah menjadi be- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /r/ dan suku pertama
ditutup dengan /er/.
Contoh:
ber- + runding → berunding ber- + rebutan → berebutan
Prefiks (per-)
1. Prefiks per- memiliki alomorf pe- dan pel-
Prefiks per- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang
berfonem awal /r/
Contoh:
Per- + redam → peredam
2. Prefiks per- berubah menjadi pel- jika diimbuhkan pada bentuk dasar ajar.
Contoh:
Per- + ajar → pelajar
3. prefiks ter- memiliki alomorf te-
Prefiks ter- berubah menjadi te- jiak diimbuhkan pada bertuk dasar yang
berfonem awal /r/ atau suku pertama ditutup dengan /er/
Contoh:
Prefiks (di-,ke-, se-)
Prefiks di-, ke-, se- tidak memiliki kaidah morfofonemik, oleh
karena itu prefiks tersebut tidak mempunyai alomorf
sebagaimana awalan lainnya. Awalan itu juga ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
di- + jemput → dijemput
di- + kasih → dikasih
di- + sayang → disayang
INFIKS
Contoh :
-el- + tunjuk → telunjuk
-er- + gigi → gerigi
-em- + guruh → gemuruh
-in- + kerja → kinerja
Bentuk terikat yang diimbuhkan pada bentuk dasar.
Pengimbuhannya ditempatkan ditengah atau diantara bentuk
dasar. Infiks dalam bahasa Indonesia antara lain: -el-, -em-, -er-, -
in-.
SUFIKS
Contoh:
-an + pikir → pikiran
-an + marah → satuan
-kan + tambah → tambahkan
bentuk terikat yang diimbuhkan pada akhir bentuk
dasar. Berupa –an, -kan, -i.
GABUNGAN AWALAN-
AKHIRAN(KONFLIK/SIMULFIKS)
 Penggabungan awalan-akhiran dalam bahasa indonesia dapat
dilakukan dengan dua cara. Penggabungan/pengimbuhan yang
dilakukan dengan bersamaan pada bentuk dasar, gabungan
awal itu dinamakan konfiks. Artinya bentuk dasar yang
diimbuhkan awalan-akhiran secara bersamaan itu tidak
mempunyai tataran kata sebelumnya.
Contoh:
Per-an + tani → pertanian
 pengimbuhan awalan-akhiran dalam bahasa Indonesia yang
mempunyai tataran kata sebelumnya, pengimbuhan ini
dinamakan simulfiks. Artinya pengimbuhan awalan-akhiran itu
dilakukan secara bertahap, sehingga mempunyai tataran
sebelum bentuk kompleks itu terwujud.
Contoh:
ber- + sama → bersama + -an → bersamaan
peN- + tani → petani + -an → pertanian
di- + marah → dimarah + -I → dimarahi
Reduplikasi
Reduplika
si
Morfemis
Reduplika
si
Sintaktis
bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna,
karena pengulangannya bersifat fonologis yang
artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem.
Contohnya: dada, pipi, paru-paru, dan lain
sebagainya.
Contoh : beres menjadi kata
beres-beres.
REDUPLIKASI DASAR meN dan
peN
 Ketika kata dasar diawali dengan meN- adalah
reduplikasi N tetap pada menggandakan dasar
dimana konsonan awal telah luluh. Simbol R
mewakili penuh dasar reduplikasi tersebut.
Contoh:
 meN- + bagi-R →
membagi-bagi
 meN- + amat-R+-i →
mengamat-amati
Bagian Reduplikasi
• Yaitu pengulangan suku pertama pada
leksem dengan pelemahan vokal.
• Contohnya: tetangga, lelaki, sesama.
Dwipurwa
• Yaitu pengulangan leksem.
• Contohnya: pagi-pagi.Dwilingga
• Pengulangan leksem dengan variasi
fonem. Contohnya: mondar-mandir,
pontang-panting
Dwilingga salin
swara
• pengulangan bagian belakang leksem.
• Contohnya: pertama-tama, sekali-kali
• .
Dwiwasana
• merupakan pengulangan onomatope tiga
kali dengan variasi fonem.
• Conthnya: cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar-
der-dor
Trilingga
Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem
1. Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen
kompositum tidak dapat disisipi apapun. Contoh: buta
warna, tuna susila.
2. Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu
masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau
dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya
mungkin untuk semua komponennya sekaligus. Contoh:
kereta api menjadi perkeretaapian.
3. Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak
dapat dipertukarkan. Contoh: pulang pergi, bumi hangus.
KOMPOSISI
• Yaitu proses penggabungan dua leksem
atau lebih yang membentuk kata.
Deskripsi tersebut jelas menempatkan
majemuk sebagai satuan yang berbeda
dari frase (gabungan kata, bukan
gabungan leksem).
LUAR PROSES MORFOLOGIS
Abreviasi
• Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa
bagian leksem atau kombinasi leksem
sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus
kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah
pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut
kependekan.
• Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia).
Singkatan
Akronim
Kotraksi
Lambang
Huruf
Jenis-jenis kependekan:
1. Singkatan
yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf
atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh :
KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus Ibukota).
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah
satu bagian dari leksem. Contoh : Prof (Profesor).
2. Akronim
yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata
atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata
yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh :
FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/
3. Kontrasi
yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau
gabungan leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak
akan.
4. Lambang huruf
yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih
DERIVASI BALIK
Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya
berdasarkan pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya.
Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak diramalkan.
Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena
mengira bentuk itu merupakan padanan pasif dari memungkiri
(padahal kata pungkir tidak ada, yang ada adalah kata mungkir).
Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola peluluhan
fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.
Proses Morfologi Pembentukan Kata

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
SALAH NALAR
SALAH NALARSALAH NALAR
SALAH NALAR
 
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.pptAturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
 
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragrafPengembangan paragraf
Pengembangan paragraf
 
Kalimat langsung dan tak langsung
Kalimat langsung dan  tak langsungKalimat langsung dan  tak langsung
Kalimat langsung dan tak langsung
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Diksi dan Kalimat Efektif
Diksi dan Kalimat EfektifDiksi dan Kalimat Efektif
Diksi dan Kalimat Efektif
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Imbuhan
ImbuhanImbuhan
Imbuhan
 
Presentasi penalaran ilmiah
Presentasi penalaran ilmiahPresentasi penalaran ilmiah
Presentasi penalaran ilmiah
 
KONVENSI NASKAH KARYA ILMIAH
KONVENSI NASKAH KARYA ILMIAHKONVENSI NASKAH KARYA ILMIAH
KONVENSI NASKAH KARYA ILMIAH
 
Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Power point Teks Diskusi
Power point Teks DiskusiPower point Teks Diskusi
Power point Teks Diskusi
 
Retorika
Retorika Retorika
Retorika
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 

Similaire à Proses Morfologi Pembentukan Kata

Similaire à Proses Morfologi Pembentukan Kata (20)

Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan
 
5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
 
Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptxProses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
 
KATA DAN PEMBENTUKANNYA
KATA DAN PEMBENTUKANNYAKATA DAN PEMBENTUKANNYA
KATA DAN PEMBENTUKANNYA
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Makalah morfologi
Makalah morfologiMakalah morfologi
Makalah morfologi
 
MORFOLOGI
MORFOLOGIMORFOLOGI
MORFOLOGI
 
Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)
 
Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
 
Morfolog ipps
Morfolog ippsMorfolog ipps
Morfolog ipps
 
Morfologi pembentukan verba referensi
Morfologi pembentukan verba  referensiMorfologi pembentukan verba  referensi
Morfologi pembentukan verba referensi
 
Proses Pembentukan kata.pptx
Proses Pembentukan kata.pptxProses Pembentukan kata.pptx
Proses Pembentukan kata.pptx
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasar
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
 

Dernier

KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 

Dernier (20)

KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 

Proses Morfologi Pembentukan Kata

  • 1. Anggota Kelompok : 1. Adinda Namira Putri 2. Dessy Triana Ramadhani 3. Dinia Tausiyah Difrentiana Jenis danPembentukan Kata
  • 3. Contoh kata : Makan, Minum, Mandi, dll.
  • 4.
  • 7. PEMBENTUKAN KATA Proses morfologi disebut cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Morfem adalah fonem-fonem atau urutan fonem-fonem. Fonem yaitu tiap bunyi.[2] PROSES MORFOLOGI Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah subsistem yang berupa proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata.[1]
  • 8. • Ex : me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-. Prefiks • Ex: -el-, -er-, -em-, -in-, Infiks • Ex: -an, -kan, -i. Sufik • Ex: kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate. Simulfiks • Ex : ke-an (keadaan), per-an (persahabatan). Konfiks • Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali). Superfiks • Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali). Interfiks • Ex : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb. Menjadi katab (menulis), kitab (buku), kaatib (penulis). Transfiks • Ex : memperkatakan, mempercayakan. Kombinasi Afiiks Afiksasi
  • 9. Prefiks (Men-) 1) prefiks meN- berubah menjadi me- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/. contoh: meN- + lihat → melihat meN- + rasa → merasa
  • 10. Part 2 ^_^~ 2) prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/. Contoh: meN- + bantu → membantu meN- + pakai → memakai meN- + fitnah → memfitnah
  • 11. 3. prefiks meN- berubah menjadi men- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/ contoh: meN- + dengar → mendengar meN- + tulis → menulis meN- + cuci → mencuci meN- + jual → menjual meN- + syarat +-kan → mensyaratkan meN- + ziarah+-I → menziarahi
  • 12. 4) prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. contoh: meN- + sewa → menyewa 5) prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /g/, /h/,dan /k/. contoh: meN- + ajar → mengajar meN- + edit → mengedit
  • 13. 6) prefiks meN– berubah menjadi menge- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang bersuku satu. Contoh: meN- + pel → mengepel meN- + bor → mengebor
  • 14. Prefiks pen- b. prefiks peN- prefiks peN-memiliki alomorf pe-,pem-, pen-, peny-, peng-, dan penge-. Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks peN-. 1) prefiks peN- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/. contoh: peN- + panjat → pemanjat peN- + rasa → perasa
  • 15. 2) prefiks peN- berubah menjadi pem- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/. Contoh: peN- + bantu → pembantu peN- + pakai → pemakai 3) prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/ contoh: peN- + dengar → pendengar peN- + tulis → penulis
  • 16. 4) prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. contoh: peN- + sewa → penyewa 5) prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /g/, /h/,dan /k/. contoh: peN- + ajar → pengajar peN- + edit → pengedit
  • 17. 6) prefiks peN- berubah menjadi penge- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang bersuku satu. Contoh: peN- + pel → pengepel peN- + bor → pengebor
  • 18. Prefiks (ber-) Prefiks ber- memiliki alomorf be- dan bel- . Prefiks ber- berubah menjadi be- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /r/ dan suku pertama ditutup dengan /er/. Contoh: ber- + runding → berunding ber- + rebutan → berebutan
  • 19. Prefiks (per-) 1. Prefiks per- memiliki alomorf pe- dan pel- Prefiks per- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /r/ Contoh: Per- + redam → peredam 2. Prefiks per- berubah menjadi pel- jika diimbuhkan pada bentuk dasar ajar. Contoh: Per- + ajar → pelajar 3. prefiks ter- memiliki alomorf te- Prefiks ter- berubah menjadi te- jiak diimbuhkan pada bertuk dasar yang berfonem awal /r/ atau suku pertama ditutup dengan /er/ Contoh:
  • 20. Prefiks (di-,ke-, se-) Prefiks di-, ke-, se- tidak memiliki kaidah morfofonemik, oleh karena itu prefiks tersebut tidak mempunyai alomorf sebagaimana awalan lainnya. Awalan itu juga ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: di- + jemput → dijemput di- + kasih → dikasih di- + sayang → disayang
  • 21. INFIKS Contoh : -el- + tunjuk → telunjuk -er- + gigi → gerigi -em- + guruh → gemuruh -in- + kerja → kinerja Bentuk terikat yang diimbuhkan pada bentuk dasar. Pengimbuhannya ditempatkan ditengah atau diantara bentuk dasar. Infiks dalam bahasa Indonesia antara lain: -el-, -em-, -er-, - in-.
  • 22. SUFIKS Contoh: -an + pikir → pikiran -an + marah → satuan -kan + tambah → tambahkan bentuk terikat yang diimbuhkan pada akhir bentuk dasar. Berupa –an, -kan, -i.
  • 23. GABUNGAN AWALAN- AKHIRAN(KONFLIK/SIMULFIKS)  Penggabungan awalan-akhiran dalam bahasa indonesia dapat dilakukan dengan dua cara. Penggabungan/pengimbuhan yang dilakukan dengan bersamaan pada bentuk dasar, gabungan awal itu dinamakan konfiks. Artinya bentuk dasar yang diimbuhkan awalan-akhiran secara bersamaan itu tidak mempunyai tataran kata sebelumnya. Contoh: Per-an + tani → pertanian  pengimbuhan awalan-akhiran dalam bahasa Indonesia yang mempunyai tataran kata sebelumnya, pengimbuhan ini dinamakan simulfiks. Artinya pengimbuhan awalan-akhiran itu dilakukan secara bertahap, sehingga mempunyai tataran sebelum bentuk kompleks itu terwujud. Contoh: ber- + sama → bersama + -an → bersamaan peN- + tani → petani + -an → pertanian di- + marah → dimarah + -I → dimarahi
  • 24. Reduplikasi Reduplika si Morfemis Reduplika si Sintaktis bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna, karena pengulangannya bersifat fonologis yang artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem. Contohnya: dada, pipi, paru-paru, dan lain sebagainya. Contoh : beres menjadi kata beres-beres.
  • 25. REDUPLIKASI DASAR meN dan peN  Ketika kata dasar diawali dengan meN- adalah reduplikasi N tetap pada menggandakan dasar dimana konsonan awal telah luluh. Simbol R mewakili penuh dasar reduplikasi tersebut. Contoh:  meN- + bagi-R → membagi-bagi  meN- + amat-R+-i → mengamat-amati
  • 26. Bagian Reduplikasi • Yaitu pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. • Contohnya: tetangga, lelaki, sesama. Dwipurwa • Yaitu pengulangan leksem. • Contohnya: pagi-pagi.Dwilingga • Pengulangan leksem dengan variasi fonem. Contohnya: mondar-mandir, pontang-panting Dwilingga salin swara • pengulangan bagian belakang leksem. • Contohnya: pertama-tama, sekali-kali • . Dwiwasana • merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem. • Conthnya: cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar- der-dor Trilingga
  • 27. Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem 1. Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen kompositum tidak dapat disisipi apapun. Contoh: buta warna, tuna susila. 2. Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya mungkin untuk semua komponennya sekaligus. Contoh: kereta api menjadi perkeretaapian. 3. Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak dapat dipertukarkan. Contoh: pulang pergi, bumi hangus. KOMPOSISI • Yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Deskripsi tersebut jelas menempatkan majemuk sebagai satuan yang berbeda dari frase (gabungan kata, bukan gabungan leksem).
  • 29. Abreviasi • Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan. • Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Singkatan Akronim Kotraksi Lambang Huruf
  • 30. Jenis-jenis kependekan: 1. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh : KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus Ibukota). Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Contoh : Prof (Profesor). 2. Akronim yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh : FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/ 3. Kontrasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak akan. 4. Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih
  • 31. DERIVASI BALIK Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya berdasarkan pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya. Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak diramalkan. Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena mengira bentuk itu merupakan padanan pasif dari memungkiri (padahal kata pungkir tidak ada, yang ada adalah kata mungkir). Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola peluluhan fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.