SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
STRATEGI PT HM SAMPOERNA Tbk. MEMBANGUN MEREK 
MELALUI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) 
(Studi Deskriptif Kualitatif Pada Merek Sampoerna A Mild) 
Elok Wahyu Savitry 
(0710020077) 
Universitas Brawijaya Malang 
ABSTRAK 
Sampoerna A Mild merupakan merek rokok dari PT HM Sampoerna Tbk., 
afiliasi dari Philip Morris International (PMI). A Mild adalah pionir rokok kategori 
sigaret kretek mesin mild (SKM mild), yaitu rokok kretek buatan mesin dengan kadar 
tar dan nikotin rendah atau (low tar low nicotine/LTLN). Dari awal kemunculannya 
sampai sekarang A Mild menjadi pemimpin kategori rokok LTLN di Indonesia. 
Bahkan pada tahun 2009 sampai sekarang A Mild menjadi top leader merek-merek 
rokok di Indonesia pangsa pasar sebesar 14,3 persen. Penelitian ini menggunakan 
pendekatan kualitatif deskripsi untuk menganalisis strategi PT HM Sampoerna Tbk 
membangun merek A Mild melalui Integrated Marketing Communication (IMC). 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT HM Sampoerna Tbk telah 
menerapkan Integrated Marketing Communication (IMC) dalam membangun merek 
A Mild. Platform pemasaran A Mild adalah menggunakan semua alat komunikasi 
massa untuk mewujudkan keterlibatan konsumen dewasa dan strategi komunikasi 
pemasaran A Mild adalah melakukan akuisis perokok muda dewasa yang sesuai 
dengan brand dan melakukan retensi pada konsumen setia A Mild. Terdapat empat 
pilar utama pada kegiatan komunikasi pemasaran Sampoerna untuk membangun 
merek A Mild, yaitu: Trade, event, DST (direct selling team), dan LAMP (legal age 
meeting point). 
Kata kunci: Membangun merek, Integrated Marketing Communication (IMC), 
Sampoerna A Mild. 
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
I.1 Latar Belakang 
Perkembangan dunia pemasaran 
saat ini semakin dinamis yang ditandai 
dengan persaing pasar yang semakin 
tinggi. Oleh karena itu, tiap 
perusahaan harus memiliki berbagai 
strategi pemasaran untuk menghadapi 
ketatnya persaingan pasar dan meraih 
posisi sebagai pemimpin pasar. 
Pada tahun 1989, PT HM 
Sampoerna meluncurkan merek rokok 
Sampoerna A Mild – pioneer kategori 
SKM LTLN (Sigaret Kretek Mesin 
Low Tar Low Nicotine) – sebagai salah
2 
satu strategi untuk menggeser 
dominasi kepemimpinan industri 
rokok di Indonesia. Pada awalnya A 
Mild kurang diterima oleh masyarakat. 
Oleh karena itu, Sampoerna berusaha 
melakukan berbagai macam strategi 
pemasaran yang agresif untuk merek A 
Mild agar diterima di pasar, salah 
satunya adalah dengan membangun 
merek A Mild sehingga menjadi merek 
yang kuat dan menjadi pemimpin 
pasar di Indonesia. Setelah beberapa 
tahun merancang dan menerapkan 
berbagai macam strategi, akhirnya 
Sampoerna meraih kesuksesan 
menggeser posisi pemimpin puncak 
industri rokok di Indonesia melalui 
kesuksesan merek A Mild, sehingga 
banyak kompetitor meluncurkan 
kategori rokok yang sama dengan A 
Mild. Namun, dari awal 
kemunculannya sampai sekarang A 
Mild mampu bertahan sebagai 
pemimpin pasar, tidak hanya pada 
kategorinya saja melainkan pemimpin 
rokok skala nasional. 
Berdasarkan observasi awal 
peneliti, menunjukkan bahwa 
Sampoerna menerapkan konsep Brand 
Leadership Model David A. Aaker dan 
Erich Joachimsthaler sebagai strategi 
manajemen merek dan menerapkan 
Zero based-planning model pada 
kegiatan IMC (Integrated Marketing 
Communication) untuk membangun 
merek A Mild sehingga menjadi merek 
pemimpin pasar rokok di Indonesia 
Sampai sekarang. 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang yang 
telah dijabarkan di atas maka rumusan 
masalah penelitian adalah bagaimana 
strategi PT. HM Sampoerna Tbk 
membangun merek A Mild melalui 
Integrated Marketing Communication 
(IMC)? 
1.3 Tujuan Penelitian 
Penelitian ini bertujuan untuk 
mengetahui dan mendeskripsikan 
berbagai bentuk strategi yang telah 
dilaksanakan oleh PT. HM Sampoerna 
Tbk. untuk membangun merek A 
Mild. 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1.Merek(Brand) 
Seiring dengan perkembangan 
zaman, interpretasi mengenai merek
3 
telah mengalami perkembangan. 
Terdapat berbagai macam definisi 
mengenai merek yang dikemukakan 
oleh para ahli. Don E. Schultz (2003, 
h. 304) merangkum definisi dari 
merek, yaitu; produk atau jasa yang 
diwakili oleh nama, simbol, grafis, 
atau elemen identitas lainnya yang 
terlihat dan dikenali yang (a) dapat 
dilindungi secara hukum, (b) dapat 
dipertimbangkan untuk ditukar atau 
dijual, (c) memberikan kontribusi nilai 
persepsi untuk hubungan antara 
pembeli dan penjual, (d) memiliki 
beberapa bentuk nilai finansial, dan (e) 
mengatur penciptaan nilai 
berkelanjutan oleh pemilik merek. 
2.1.1 Manfaat Merek 
Tjiptono, Chandra, dan Adriana 
(2008, h.348) menjelaskan bahwa 
merek Bermanfaat bagi produsen dan 
konsumen. Bagi produsen, merek 
berperan penting sebagai sarana 
identifikasi produk dan perusahaan, 
bentuk proteksi hukum, signal jaminan 
kualitas, sarana menciptakan asosiasi 
dan makna unik (diferensiasi), sarana 
keunggulan kompetitif, dan sumber 
financial returns. Sementara bagi 
konsumen, merek berperan krusial 
sebagai identifikasi sumber produk, 
penetapan tanggung jawab pada 
produsen atau distributor spesifik, 
pengurang risiko, penekan biaya 
pencarian internal dan eksternal, janji 
atau ikatan khusus dengan produsen, 
alat simbolis yang memproyeksikan 
citra diri, dan signal kualitas. 
Banyak manfaat yang didapat bila 
perusahaan seperti Sampoerna bisa 
mengelola merek A Mild dengan baik. 
Karena itu, dibutuhkan strategi 
manajemen merek yang tepat dalam 
rangka membangun kekuatan merek. 
2.1.2 Strategi Manajemen Merek 
Menggunakan Brand 
Leadership Model 
Hasil pengamatan awal peneliti 
menunjukkan strategi manajemen 
merek yang diterapkan Sampoerna 
untuk membangun kepemimpinan 
merek A Mild sesuai dengan 
manajemen merek dari David A. 
Aaker dan Erich Joachimsthaler yang 
disebut brand leadership model 
(model kepemimpinan pasar). Brand 
leadership lebih fokus pada 
pembangunan aset-aset merek yang
4 
akan menghasilkan keuntungan jangka 
panjang. 
Pada model kepemimpinan 
merek terdapat empat tantangan yang 
harus dikerjakan untuk mencapai 
kepemimpinan merek (Aaker dan 
Joachimsthaler, 2000, h. 25), yaitu: 
1. Menciptakan organisasi 
pembangun merek. 
2. Mengembangkan arsitektur merek 
yang komprehensif yang 
menyediakan arah strategis. 
3. Mengembangkan strategi merek 
untuk merek-merek utama yang 
mencakup memotivasi identitas 
merek, serta posisi yang 
membedakan merek dan 
beresonansi dengan pelanggan. 
4. Mengembangkan program 
membangun merek yang efisien 
dan efektif bersama-sama dengan 
sistem untuk melacak hasil. 
2.2 Pengembangan Program 
Membangun Merek Melalui 
Komunikasi Pemasaran 
Menurut Percy (2008, h. 33), 
“Kunci untuk membangun merek, di 
luar pertimbangan pemasaran yang 
jelas seperti produk yang layak, 
strategi penetapan harga yang efektif, 
dan distribusi, adalah untuk 
memposisikan merek secara tepat, dan 
membangun brand attitude yang 
positif yang akan mengarah ke ekuitas 
merek yang kuat. Inilah yang memberi 
arti sebuah merek, dan itu adalah 
komunikasi pemasaran yang 
mendorong arti dari sebuah merek”. 
Percy (2008) juga menambahkan 
bahwa “Merek memiliki arti khusus 
bagi konsumen, dan makna tersebut 
sebagian diperoleh dari pengalaman, 
tetapi yang paling utama dari 
bagaimana merek telah diposisikan 
dan disajikan kepada orang lain 
melalui komunikasi pemasaran; 
idealnya, melalui IMC”. 
2.3 Strategi Membangun Merek 
Melalui Integrated Marketing 
Communication (IMC) 
Menurut Tom Duncan dan Sandra 
Moriarty (dalam Belch dan Belch, 
2001, h. 11) “IMC adalah salah satu 
pendekatan pemasaran ‘generasi baru’ 
yang digunakan oleh perusahaan untuk 
lebih memfokuskan upaya mereka 
dalam memperoleh, mempertahankan, 
dan mengembangkan hubungan 
dengan pelanggan dan stakeholder”.
5 
Duncan juga mengatakan bahwa 
“Komunikasi pemasaran terintegrasi 
(IMC) adalah proses perencanaan, 
pelaksanaan, dan pengendalian pesan 
suatu merek untuk dapat menciptakan 
hubungan jangka panjang dengan 
pelanggan” (dalam Rangkuti, 2009, h. 
29). 
2.3.1 Proses Integrated Marketing 
Communication (IMC) 
Duncan (2005, h. 20) 
mengemukakan bahwa “IMC adalah 
proses komunikasi yang terus-menerus 
(ongoing process) yang memutar 
hubungan merek (brand relationships), 
yang menghasilkan ekuitas merek 
yang kuat, penjualan dan profit”. 
Duncan (2002, h. 8-10). 
Proses IMC dalam penelitian ini 
dijelaskan melalui sebuah konsep yang 
disebut Zero-Based Planning Model 
(model perencanaan berbasis nol). 
Menurut Duncan (2005, h. 171), Zero- 
Based Planning adalah “menentukan 
tujuan dan strategi berdasarkan pada 
kondisi terkini dari sebuah merek dan 
lingkungan pasar, yang 
mempertimbangkan poin nol”. Berikut 
tabel yang menjelaskan tahapan dari 
zero-based planning, yaitu: 
TABEL 1 
Langkah-Langkah Zero-Based 
Planning 
Zero-Based Campaign Planning 
Step Description 
1. Identifying target 
audiences 
(mengidentifikasi 
khalayak target) 
Menganalisis 
berbagai segmen 
pelanggan dan 
prospek, dan 
menentukan target 
dan sampai sejauh 
mana 
2. Analyze SWOTs 
(analisis SWOT) 
Meyimpulkan 
(kekuatan, 
kelemahan) internal 
dan (peluang, 
ancaman) eksternal 
kondisi hubungan-merek; 
menentukan 
keberhasilan fungsi 
MC dan media yang 
digunakan dalam 
tahun sebelumnya. 
3. Determine MC 
objectives 
(menentukan 
tujuan komunikasi 
pemasaran) 
Memutuskan 
program komunikasi 
pemasaran apa yang 
harus dicapai. 
4. Develop strategies 
and tactics 
(mengembangkan 
strategi dan 
taktik) 
Menentukan fungsi 
MC mana yang 
harus digunakan dan 
sejauh mana. Pilih 
pesan merek dan 
sarana pengiriman. 
Mendukung strategi 
masing-masing 
dengan alasan. 
Memutuskan kapan 
setiap program MC 
akan mulai dan 
berakhir. 
5. Determine the 
budget 
(menentukan 
anggaran) 
Memutuskan 
anggaran MC 
keseluruhan dan 
kemudian 
bagaimana uang 
akan dibagi antara 
fungsi MC yang
6 
dipilih. 
6. Evaluate 
effectiveness 
(mengevaluasi 
efektifitas) 
Melakukan tes MC 
terus-menerus dalam 
upaya untuk 
menemukan cara 
yang lebih efektif 
untuk melaksanakan 
IMC. Memantau dan 
mengevaluasi semua 
upaya IMC untuk 
menentukan 
efektivitas dan 
akuntabilitas. 
Sumber: Duncan (2005, h. 172) 
2.3.2 Bauran Komunikasi 
Pemasaran Terintegrasi 
(Integrated Marketing 
Communication Mix) 
Tom Duncan menjelaskan bahwa 
“Bauran komunikasi pemasaran adalah 
pemilihan fungsi MC (marketing 
communication), digunakan pada saat 
tertentu sebagai bagian dari program 
pemasaran”(2005, h. 8). Menurut 
Tjiptono (2008, h. 516), “Bauran 
komunikasi pemasaran terintegrasi 
terdiri atas lima elemen yang masing 
masing memiliki keunikan, yaitu 
periklanan (advertising), promosi 
penjualan (sales promotion), public 
relations, penjualan personal (personal 
selling), serta direct dan online 
marketing”. 
Dalam penelitian ini, Sampoerna 
menggunakan seluruh alat komunikasi 
pemasaran dalam komunikasi 
pemasaran terintegrasi pada merek A 
Mild. 
2.4 Kerangka Pemikiran 
Peneliti mencoba untuk 
menganalisis strategi membangun 
merek A Mild berdasarkan paradigma 
baru manajemen merek bagi merek-merek 
pemimpin yang disebut brand 
leadership model brand dari David A. 
Aaker dan Erich Joachimsthaler. 
Peneliti akan menganalisis hasil 
temuan tentang strategi membangun 
merek A Mild melalui empat tahapan 
dalam brand leadership, antara lain: 
(1)Menciptakan organisasi pembangun 
merek, (2) Mengembangkan arsitektur 
merek yang komprehensif yang 
menyediakan arah strategis,(3) 
Mengembangkan strategi merek untuk 
merek-merek utama yang mencakup 
memotivasi identitas merek, serta 
posisi yang membedakan merek dan 
beresonansi dengan pelanggan, dan 
(4)Mengembangkan program 
membangun merek yang efisien dan 
efektif bersama-sama dengan sistem 
untuk melacak hasil. 
Setelah menganalisis strategi 
membangun merek A Mild
7 
berdasarkan paradigma brand 
leadership model, kemudian 
dikombinasikan dengan menganalisis 
melalui kegiatan komunikasi 
pemasaran terintegrasi dengan 
menggunakan model zero-based 
planning dari Tom Duncan. Zero- 
Langkah-Langkah Zero-Based 
Planning (Duncan, 2005: 171), yaitu: 
Mengidentifikasi khalayak target, 
Analisis SWOT, Menentukan tujuan 
komunikasi pemasaran, 
Mengembangkan strategi dan taktik, 
Menentukan anggaran, Mengevaluasi 
efektifitas. 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
3.1 Jenis Penelitian 
Berdasarkan latar belakang 
yang telah dikemukakan di atas, jenis 
penelitian ini menggunakan penelitian 
kualitatif deskriptif dan menggunakan 
paradigma interpretif. 
3.2 Fokus Penelitian 
Fokus penelitian ini adalah 
kegiatan membangun merek oleh PT 
HM Sampoerna Tbk. pada merek 
Sampoerna A Mild berdasarkan 
penggabungan dua konsep 
membangun merek, yaitu konsep 
manajemen merek oleh David A. 
Aaker dan Erich Joachimsthaller yang 
disebut brand leadership model dan 
konsep zero-based planning model 
pada IMC oleh Tom Duncan. 
3.3 Sumber Data 
1) Data Primer: 
Sumber data primer berupa data 
hasil wawancara semi struktural 
antara penulis dengan informan 
yang telah dipilih yang dianggap 
berkompeten dalam memberikan 
data yang dibutuhkan dalam proses 
penelitian mengenai strategi 
membangun merek oleh PT HM 
Sampoerna untuk merek 
Sampoerna A Mild. 
2) Data Sekunder: 
Sumber data sekunder berasal dari 
sumber data tertulis untuk 
mendukung data primer yang 
merupakan data yang berbentuk 
dokumentasi. Adapun dokumen 
utama yang digunakan oleh 
peneliti dalam melakukan 
penelitian ini adalah annual report 
PT. HM Sampoerna Tbk., Brand 
Book PT. HM Sampoerna Tbk.,
8 
referensi buku, jurnal, dan situs-situs 
online. Selain itu, juga 
digunakan dokumen berupa artikel 
atau berita dari berbagai media 
yang relevan dengan penelitian. 
3.3 Subjek Penelitian 
Subjek penelitian adalah rokok 
merek Sampoerna A Mild yang 
dikeluarkan oleh PT HM Sampoerna 
Tbk. afiliasi dari Phillip Morris 
Indonesia (PMI). 
3.4 Teknik Penentuan Informan 
Teknik penentuan informan 
dalam penelitian ini menggunakan 
metode key person, yaitu Bapak 
Faritdar Kunto Wibisono, Area 
Marketing Executive PT. HM 
Sampoerna Tbk. wilayah Malang. 
3.5 Teknik Pengumpulan Data 
1) Wawancara 
Peneliti melakukan wawancara 
semistruktural pada key person 
berkaitan dengan strategi atau berbagai 
macam kegiatan komunikasi dalam 
rangka membangun merek Sampoerna 
A Mild oleh PT HM Sampoerna Tbk., 
khususnya melalui komunikasi 
pemasaran terpadu/Integrated 
Marketing Communication (IMC). 
2) Observasi 
Peneliti melakukan observasi non 
partisipan dengan cara mengamati 
berbagai macam kegiatan komunikasi 
pemasaran yang bertujuan untuk 
membangun merek Sampoerna A 
Mild, namun peneliti tidak terlibat 
secara langsung dalam proses kegiatan 
tersebut. 
3) Dokumentasi 
Berbagai dokumentasi yang pakai 
dalam peneliti ini antara lain: brand 
book, annual report PT HM 
Sampoerna Tbk., majalah internal 
perusahaan yaitu Lentera, serta 
berbagai macam publisitas atau berita 
dari berbagai media massa tentang PT 
HM Sampoerna dan merek Sampoerna 
A Mild yang memiliki keterkaitan atau 
relevansi dengan tema penelitian. 
4) Penelusuran Online 
penelusuran online dilakukan 
melalui beberapa situs resmi 
perusahaan, antara lain: 
www.intranet.pmi,www.sampoerna.co
9 
m dan www.amild.com (sekarang 
www.goaheadpeople.com). Situs-situs 
tersebut bisa digunakan untuk 
mengakses berbagai data yang 
diperlukan untuk mendukung dan 
melengkapi data dari hasil wawancara 
serta data hasil dokumentasi lainnya. 
Peneliti juga mengakses berbagai situs 
lainnya yang memiliki relevansi untuk 
mendukung dan melengkapi data hasil 
temuan yang telah diperoleh 
sebelumnya. 
3.6 Tahapan Analisis Data 
Analisis data yang digunakan 
dalam penelitian ini menggunakan 
model analisis Miles dan Huberman. 
Model ini menjelaskan bahwa aktivitas 
dalam analisis data kualitatif dilakukan 
secara interaktif dan berlangsung 
secara terus menerus sampai selesai 
sehingga menghasilkan data jenuh. 
3.7 Teknik Keabsahan Data 
Penilaian keabsahan data 
dalam penelitian ini adalah 
trustworthiness dengan menggunakan 
analisis triangulasi sumber, yaitu 
dengan membandingkan berbagai data 
yang telah diperleh dari berbagai 
sumber berkaitan dengan tema 
penelitian, kemudian ditarik titik 
kesamaan antara data-data yang telah 
terkumpul yang saling mendukung 
serta informasi apa saja yang menjadi 
titik perbedaan dari data yang telah 
diperoleh. 
BAB IV 
GAMBARAN UMUM 
PENELITIAN 
4.1 Sejarah PT HM Sampoerna 
Tbk. 
Sampoerna didirikan pada tahun 
1913 oleh Liem Seeng Tee, imigran 
asal Cina yang menetap di Surabaya, 
Indonesia. Keluarga Sampoerna sukses 
mempertahankan perusahaan tersebut 
sampai empat generasi. Namun, pada 
tahun 2005, perusahaan tersebut 
diakuisisi oleh Phillip Morris 
International Inc. (PMI), salah satu 
perusahaan tembakau terkemuka di 
dunia. Phillip Morris Indonesia, afiliasi 
dari PMI, mengakuisisi kepemilikan 
mayoritas atas Sampoerna lebih dari 
98 persen. Sampoerna merupakan 
salah satu produsen rokok terkemuka 
di Indonesia. Memproduksi sejumlah 
merek rokok kretek yang dikenal luas, 
seperti Sampoerna Kretek, A Mild,
10 
serta “Raja Kretek” yang legendaris 
Dji Sam Soe. 
Pada tahun 2012, Sampoerna 
memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% 
di pasar rokok Indonesia, berdasarkan 
hasil Nielsen Retail Audit Results Full 
Year 2012. Hingga saat ini Sampoerna 
mampu mempertahankan posisi 
sebagai pemimpin pasar industry 
rokok Di Indonesia. 
4.2 Tentang Merek A Mild 
Sampoerna meluncurkan merek 
Sampoerna A Mild pada 18 Desember 
1989. A Mild merupakan pioner rokok 
SKM LTLN (sigaret kretek mesin low 
tar low nicotine). Lahirnya A Mild 
didasari atas keinginan Sampoerna 
untuk bersaing dalam industri pasar 
rokok dengan cara yang berbeda sama 
sekali dari para pesaingnya, yaitu 
mengeluarkan produk rokok kategori 
baru (SKM LTLN). Perbedaan inilah 
yang membuat Sampoerna harus 
bekerja keras dalam upaya 
membangun merek A Mild. 
A Mild tetap mampu 
mempertahankan posisinya sebagai 
pemimpin pasar dari awal 
kemunculannya hingga sampai saat 
ini. Bahkan, berdasarkan Nielsen 
Retail Audit Results Full Year 2012 
(dalam Merek Kami, 
www.Sampoerna.com), “Pada tahun 
2012, A Mild mempertahankan posisi 
sebagai merek rokok dengan pangsa 
pasar terbesar di Indonesia”. Hal 
tersebut menunjukkan strategi 
Sampoerna dalam membangun merek 
A Mild telah sukses menjadikan A 
Mild tidak hanya sebagai pemimpin pasar 
pada kategorinya saja tetapi juga kategori 
lainnya. 
4.3 Kondisi Persaingan Pasar A 
Mild 
Pertumbuhan volume penjualan 
rokok di Indonesia periode 2005-2011 
tumbuh rata-rata per tahun sebesar 
5,2%. Pertumbuhan penjualan yang 
tinggi mendorong pangsa pasar rokok 
mild. Segmen rokok mild pada awal 
2011 menguasai 34% pasar rokok di 
Indonesia dan akhir 2011, pangsa 
pasar rokok mild meningkat menjadi 
35,2% (Pasar Rokok Nasional 
Tumbuh, http://www.imq21.com).
11 
Sejak saat itu segmen SKM LTLN 
terus menunjukkan tren yang positif, 
selalu meningkat dari tahun ke tahun. 
Bahkan Paul Janelle, Presiden Direktur 
PT HM Sampoerna Tbk. (Asian field 
Trip, 2013) mengungkapkan bahwa 
“Segmen SKM LTLN telah 
berkembang dari nomor 3 tahun 2009 
menjadi pemimpin yang jelas, 
mencapai 40 persen dari pangsa pasar 
pada akhir kuartal pertama 2013”. Dari 
pernyataan tersebut diketahu bahwa 
SKM LTLN selalu mengalami tren 
pertumbuhan yang positif. Rokok 
LTLN premium mampu mendominasi 
pangsa pasar yang sebelumnya selalu 
dikuasai oleh merek-merek SKT. Hal 
tersebut merupakan kesempatan yang 
sangat baik bagi Sampoerna untuk 
terus meningkatkan dan 
mengembangkan inovasi dari keluarga 
merek SKM LTLN Sampoerna, 
terutama merek A Mild. Janelle (2013) 
juga menjelaskan bahwa “Lima merek 
utama keluarga Sampoerna terwakili 
dalam sepuluh besar. Sampoerna A 
(Sampoerna A Mild, Avolution) 
adalah pemimpin pasar yang jelas 
dengan 14,3 persen”. Pernyataan 
tersebut menunjukkan bahwa A Mild 
merupakan merek rokok pemimpin 
pasar skala nasional. 
BAB V 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
5.1 Strategi PT HM Sampoerna 
Tbk. Membangun Merek 
Sampoerna A Mild 
Pada penelitian deskriptif 
kualitatif ini, peneliti menggabungkan 
dua konsep untuk menganalisis 
kegiatan membangun merek PT HM 
Sampoerna Tbk. pada merek A Mild. 
Pertama, peneliti menggunakan konsep 
manajemen merek yang telah 
dikemukakan oleh Aaker dan 
Joachimsthaller, yaitu brand 
leadership model (model 
kepemimpinan pasar). Kedua, peneliti 
menggunakan konsep yang 
dikembangkan oleh Duncan, yaitu
12 
zero-based planning model (model 
perencanaan berbasis nol). 
Berikut ini analisis lebih lanjut 
dari penerapan dua konsep tersebut 
pada kegiatan Sampoerna dalam 
membangun merek A Mild: 
5.1.1 Struktur Organisasi dan 
Proses Manajemen 
Bentuk struktur organisasi yang 
digunakan oleh PT HM Sampoerna 
Tbk (HMS) dan afiliasinya, PMI, 
termasuk pada bentuk struktur 
organisasi garis (Line Organization 
Structure). Pada struktur organisasi ini 
wewenang atasan langsung ditujukan 
kepada bawahan. Namun, struktur 
pada departemen pemasarannya 
berbentuk desentralisasi organisasi. 
Pada sebuah organisasi dengan 
pemasaran yang terdesentralisasi, 
pertanggungjawaban manajemen 
diberikan pada merek atau wilayah 
geografis. Di Sampoerna, setiap merek 
memiliki brand manager yang 
bertanggung jawab pada kebijakan-kebijakan 
strategik merek. 
Pada saat manajemen puncak 
membuat sebuah kebijakan yang 
digunakan untuk mencapai target atau 
tujuan tertentu dari perusahaan, maka 
tiap departemen pada perusahaan akan 
melaksanakan kebijakan tersebut. 
Masing-masing departemen memiliki 
tugas untuk merancang sebuah strategi 
dan tindakan untuk mencapai target 
atau tujuan manajemen puncak. Untuk 
departemen pemasaran tugas utamanya 
adalah penelitian pasar, pengendalian 
merek, pemasaran lapangan, serta 
koordinasi penjualan. Berbagai macam 
kebijakan yang telah dirancang untuk 
mencapai target yang sudah ditentukan 
kemudian akan dikomunikasikan pada 
brand management. Departemen 
pemasaran akan membagi tugas 
kepada masing-masing brand manager 
untuk merancang dan melaksanakan 
strategi untuk mencapai target 
tersebut. Pada merek A Mild, strategi 
yang dirancang dan dikembangkan 
oleh brand manager A Mild akan 
dilaksanakan oleh manajemen 
dibawahnya, manager field marketing 
(MFM), kemudian di-breakdown ke 
manager regional marketing (MRM), 
lalu di-breakdown lagi ke manager 
area marketing (MAM), sampai 
manajemen pelaksana paling bawah, 
yaitu supervisor (SPV) yang berindak
13 
sebagai pelaksana dan pengawas 
langsung dari eksekusi strategi yang 
telah dirancang untuk merek A Mild. 
5.1.2 Arsitektur Merek A Mild 
Corporate brand “Sampoerna” 
dicantumkan pada merek A Mild. Hal 
ini dimaksudkan agar masyarakat 
mengetahui bahwa A Mild merupakan 
merek keluaran PT HM Sampoerna 
Tbk. yang merupakan perusahaan 
rokok terkemuka dengan merek 
legendarisnya Dji Sam Soe, yang 
diklaim sebagai mother of all kretek. 
Merek A Mild diharapkan bisa 
menyamai kesuksesan yang diraih oleh 
merek pendahulunya dan memiliki 
nama besar perusahaan yang 
melahirkannya. 
Sampoerna juga terus mencoba 
untuk mengembangkan portofolio 
mereknya dengan menciptakan 
masterbrand ‘A’. Inovasi baru yang 
belum pernah dikembangkan oleh 
merek manapun melalui produk 
barunya, yaitu Sampoerna Avolution 
(rokok SKM LTLN super slim 
pertama di dunia) dan A Gold 
(kandungan 9 mg tar dan 0,6 mg 
nikotin pertama di Indonesia, dan 
menggunakan teknologi Tri-Zone 
Filter yang memiliki racikan cengkeh 
di filter tengahnya). Kedua merek 
tersebut tergabung dalam umbrella 
brand Sampoerna A bersama merek A 
Mild sebagai siver bullet brand, yaitu 
“Sebuah merek atau sub-merek yang 
secara positif mempengaruhi citra 
merek lain. Hal tersebut dapat berupa 
dorongan yang kuat dalam 
menciptakan, mengubah atau 
mempertahankan sebuah citra merek” 
(Aaker dan Joachimsthaller, 2005: h. 
137). Saat ini, A Mild diharapkan 
mampu mendorong citra dan ekuitas 
merek Sampoerna Avolution dan A 
Gold, serta merek masa depan yang 
dikembangkan dalam keluarga 
Sampoerna A. 
5.1.3 Identitas dan Positioning 
Merek Sampoerna A Mild 
- Identitas Merek 
Pada merek A Mild, Sampoerna 
ingin menciptakan sebuah identitas 
merek yang diibaratkan sebagai 
pemuda dewasa yang memiliki 
beberapa karakter. lebih rinci lagi telah 
dijabarkan dalam Brand Book PT HM
14 
Sampoerna Tbk. mengenai identitas 
utama merek A Mild, yaitu: 
 Leader (Modern, original, 
innovative, daring, inspiring, ahead, 
credible) 
 Excitingly Progressive (Creative, 
dynamic, vibrant, fun, premium, 
smart, intringuing, edging) 
 Perceptive (Insightful & relevan) 
Equity utama: Irreverent, 
unpredictable, edgy, playful. 
Brand Promise: Sebuah brand yang 
original, berani, dan kreatif. Pintar, 
jenaka dan membuatmu menjadi 
pemimpin grupmu melalui cara 
yang seru dan menyenangkan. 
- Positioning 
Berdasarkan identitas merek yang 
telah diciptakan untuk merek A Mild, 
Sampoerna memposisikan merek A 
Mild sebagai merek yang original, 
berani, dan kreatif. Pintar, jenaka dan 
membuat para konsumennya menjadi 
pemimpin grup melalui cara yang seru 
dan menyenangkan. Sampoerna 
mencoba mengkomunikasikan 
positioning merek A Mild melalui 
berbagai positioning statement yang 
berbeda-beda, antara lain: Taste Of 
The Future, How Low Can You Go?, 
Others Can Only Follow, Bukan Basa 
Basi, Tanya Kenapa?, dan saat ini 
adalah Go A Head. 
5.1.4 Program Membangun Merek 
Sampoerna A Mild 
Sampoerna dalam melaksanakan 
komunikasi pemasaran merek A Mild 
menggunakan konsep 360 derajat 
customer’s contact point. Pendekatan 
A Mild kepada konsumen dari 
berbagai contact point tidak hanya 
sekedar proses komunikasi biasa saja, 
tapi proses komunikasi yang 
menyerupai navigasi. Jika dalam 
komunikasi biasa, konsumen hanya 
mendengarkan dan diperlakukan 
sebagai objek penderita, sementara 
dalam navigasi, konsumen akan 
dilibatkan sebagai subjek yang 
memiliki peranan, dan konsumen akan 
dibawa ke sesuatu yang lebih baru. 
Berdasarkan pengamatan peneliti, 
Sampoerna tidak hanya memakai 
berbagai macam media dan alat 
komunikasi dalam kegiatan 
komunikasi pemasaran membangun 
merek A Mild, namun juga 
mengintegrasikannya dengan baik 
untuk menyampaikan pesan merek 
yang konsisten dan terpadu. Hal 
tersebut menunjukkan bahwa 
Sampoerna telah menerapkan konsep 
komunikasi pemasaran terintegrasi
15 
atau integrated marketing 
communication (IMC) dalam kegiatan 
komunikasi pemasaran A Mild. 
Kegiatan IMC oleh Sampoerna 
sebagai strategi untuk membangun 
merek A Mild akan dijelaskan secara 
lebih rinci dan mendalam melalui 
sebuah tahapan IMC yang disebut 
dengan zero-based planning model 
(model perencanaan berbasis nol). 
5.2 Kegiatan IMC PT HM 
Sampoerna Tbk. Membangun 
Merek Sampoerna A Mild 
Melalui Tahapan Zero-Based 
Planning Model 
Berikut adalah penjelasan lebih 
lanjut mengenai tahapan Zero-Based 
Planning Model pada konsep IMC 
oleh Tom Duncan, yaitu: 
5.2.1 Mengidentifikasi Khalayak 
Target 
"Mengidentifikasikan khalayak 
target dapat dilakukan dengan 
membuat segmentasi pasar. Secara 
garis besar, segmentasi pasar dapat 
diartikan sebagai proses 
mengelompokkan keseluruhan pasar 
yang heterogen menjadi kelompok-kelompok 
atau segmen-segmen yang 
memiliki kesamaan dalam hal 
kebutuhan, keinginan, perilaku 
dan/atau respons terhadap program 
pemasaran spesifik” (Tjiptono, 
Chandra, dan Adriana, 2008, h. 211). 
Langkah selanjutnya yang paling 
penting dalam menentukan khalayak 
target adalah menentukan segmen 
mana yang paling potensial untuk 
dijadikan target market atau disebut 
dengan targetting. Menurut rangkuti 
(2009, h. 46), “Kegiatan targetting 
adalah kegiatan untuk mengetahui 
hubungan antara profile target market 
dan masing-masing segmen. 
Hubungan masing-masing segmen 
akan menghasilkan kesimpulan 
segmen mana yang paling potensial 
dan menguntungkan untuk dijadikan 
target penjualan produk”. 
“Target pasar A Mild didefinisikan 
sebagai perokok berusia 18-29 tahun, 
termasuk mahasiswa dan profesional 
muda, yang tinggal di kota-kota besar 
dan di pinggiran kota dan yang sadar 
merek dan berorientasi pada prestige. 
Dalam hal pengelompokan sosial-ekonomi, 
A Mild diklasifikasikan 
untuk kelas ABC+” (Brand 
architecture, www.intranet.pmi).
16 
Dalam Brand Book PT HM 
Sampoerna Tbk. dijelaskan lebih 
spesifik seperti apa segmen target 
Sampoerna A. Segmen target tersebut 
dibagi menjadi dua kategori yaitu: The 
Maverick dan The Brother. Berikut 
tabel yang menjelaskan kedua kategori 
tersebut: 
TABEL 2 
Kategori segmen target 
Sampoerna A 
THE MAVERIC THE BROTHERS 
Lebih dikenal sebagai 
Metrostylos Brotherhood 
Karakter 
Authentic, 
independent, 
visionary, irreverent, 
out of the box, 
idealistic, proud in the 
personal views, 
idealistic, self 
confident = seek self 
discovery 
Social acceptance, fun, 
pragmatig, collective, 
life style, proximity 
attachment, social, 
actual, hedonistic, 
warmth, closeness = 
seek social support (a 
stage of social 
projection) 
Dimanakah tempat nongkrong mereka? 
Night club, bar, 
restoran 
Pantai, ngumpul rame-rame, 
acara gaul 
Seperti apakah tampilan mereka? 
Berpakaian rapi sesuai 
tren 
Santai, supel, mudah 
diajak bicara 
What are they looking for? 
Nilai 
tertinggi: 
Memimpin 
dalam 
ide/pemikiran, 
menjadi yang 
terdepan 
Menjadi yang 
paling cool 
menjalani 
kehidupan yang 
cool dalam 
kebersamaan 
Kebutuhan 
Emosional: 
Jujur pada diri 
sendiri, 
originalitas, 
dan 
modernitas 
Aktif dalam 
kehidupan 
sosial/pergaulan, 
originalitas dan 
modernitas. 
Kebutuhan 
Fungsional: 
Design pack 
yang dinamis, 
brand 
berkarakter, 
kuat dengan 
gayanya 
sendiri 
Design pack yang 
dinamis, brand 
berkarakter, kuat 
dengan gayanya 
sendiri 
Sumber: Data diolah peneliti berdasarkan 
Brand Book PT HM Sampoerna Tbk. 
5.2.2 Analisis SWOT 
Berikut adalah tabel alternative 
strategi hasil analisis SWOT merek A 
Mild. yaitu: 
TABEL 3 
Alternatif strategi dengan 
menggunakan Matrik TOWS 
INTERNAL 
FACTOR 
(IFAS) 
EXTERNAL 
FACTOR 
(EFAS) 
Strengths 
(S) 
Weaknesses 
(W) 
Oportunitie 
s (O) 
Melakukan 
retensi 
terhadap 
perokok 
dewasa yang 
setia melalui 
event dan 
aktivitas 
customer 
engagement. 
Meningkatka 
n penetrasi 
pasar pada 
perokok 
dewasa 
pemula dan 
perokok dari 
kategori 
rokok 
lainnya 
Memperjelas 
pesan-pesan 
merek melalui 
media dan alat-alat 
komunikasi 
pemasaran yang 
dikemas secara 
kretif dan 
inovatif.
17 
Threats (T) 
Melakukan 
aktifitas 
komunikasi 
pemasaran 
secara 
agresif, 
terutama 
pada wilayah 
yang menjadi 
basis 
kekuatan 
competitor 
dan 
akuisisi 
target 
perokok 
dewasa yang 
relevan 
dengan 
brand. 
Mempertahanka 
n dan 
mempertegas 
portofolio 
merek A Mild 
sebagai rokok 
LTLN premium 
di Indonesia. 
Sumber: Data diolah peneliti berdasarkan 
alternatif strategi matrik TOWS olehWheelen 
dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, h. 
170). 
5.2.3 Menentukan Tujuan 
Komunikasi 
Menurut Duncan (2005, h. 179). 
"Alasan utama menentukan tujuan 
komunikasi pemasaran dalam IMC 
adalah untuk menyatakan apa yang 
harus dicapai perusahaan dalam rangka 
untuk mengarahkan usaha apa yang 
harus dilakukan oleh perusahaan dan 
memungkinkan perusahaan tersebut 
untuk mengevaluasi efektifitas dari 
usaha yang telah dilakukan. Tujuan 
adalah apa yang ingin dicapai oleh 
pemasar melalui komunikasi 
pemasaran”. Berdasarkan hasil 
wawancara dengan Bapak Faritdar 
Wibisono, Area Marketing Executive 
PT HM Sampoerna Tbk. Malang, 
tujuan komunikasi pemasaran merek A 
Mild adalah: “Awareness, trial, terus 
penetration. Jadi, ketika orang sudah 
melalui tahu dan mencoba, membeli 
lagi, kemudian loyal, dan 
merekomendasikan itu adalah 
puncaknya”. (Wawancara dengan 
Faritdar Kunto Wibisono, 1 Juni 
2012). 
5.2.4 Mengembangkan Strategi dan 
Taktik 
Berdasarkan tujuan komunikasi 
pemasaran yang telah dijelaskan 
sebelumnya, Sampoerna 
mengembangkan dua langkah strategis 
dalam menjangkau perokok dewasa, 
yaitu: 
1. Melakukan akuisisi target perokok 
dewasa yang relevan dengan 
brand. 
2. Melakukan retensi untuk perokok 
dewasa yang setia melalui event dan 
aktivitas consumer engagement. 
Adapun taktik yang digunakan 
untuk melaksanakan strategi tersebut 
adalah menggunakan berbagai macam
18 
media dalam kegiatan komunikasi 
pemasaran A Mild. 
Bapak Faritdar Kunto 
Wibisono, Area Marketing Executive 
PT HM Sampoerna Tbk. mengatakan 
bahwa ”Kalau ngomong media, media 
semua kita pakai” (Wawancara dengan 
Faritdar Kunto Wibisono, 1 Juni 
2012). Beliau juga menjelaskan bahwa 
”Kegiatan komunikasi pemasaran 
dibagi menjadi mass, targetted, 
personalize”. (Wawancara dengan 
Faritdar Kunto Wibisono, 22 
November 2012) 
1. Mass; bentuk komunikasi 
pemasaran yang ditujukan untuk 
khalayak luas, bersifat above the 
line (ATL), seperti iklan elektronik 
dan non elektronik, packaging, 
online marketing. 
2. Targeted; bentuk komunikasi 
pemasaran yang ditujukan dan 
didesain khusus untuk khalayak 
target dari merek A Mild. 
3. Personalized; bentuk komunikasi 
pemasaran yang ditujukan dan 
didesain khusus untuk khalayak 
target dari merek A Mild dengan 
ketertarikan yang lebih spesifik, 
misalnya para hobbies dan 
komunitas yang termasuk segmen 
target A Mild. 
Bapak Faritdar juga menjelaskan 
bahwa terdapat 4 pilar utama pada 
kegiatan pemasaran Sampoerna untuk 
membangun merek A Mild, yaitu 
media, trade, DST dan LAMP. 
1. Media: Alat penyampai pesan yang 
digunakan oleh Sampoerna dalam 
menyampaikan pesan-pesan merek 
A Mild. 
2. Trade: Kegiatan perdagangan serta 
promosi yang dilakukan oleh para 
retailer untuk menjual produk-produk 
merek A Mild 
3. DST (direct selling team): SDM 
yang bertugas untuk melakukan 
komunikasi pemasaran dan 
penjualan produk-produk merek A 
Mild. 
4. LAMP (legal age meeting point): 
Tempat-tempat berkumpulnya 
pemuda dewasa yang menjadi 
konsumen target utama merek A 
Mild. 
Keempat pilar tersebut telah 
dimanfaatkan secara maksimal oleh 
Sampoerna untuk melakukan kegiatan 
membangun merek dengan dasar 
komunikasi pemasaran yang telah
19 
diintegrasikan sedemikian rupa 
sehingga tujuan-tujuan komunikasi 
yang telah dirancang dapat dicapai 
secara maksimal. 
Berikut adalah bauran komunikasi 
pemasaran terintegrasi merek A Mild, 
yaitu: 
a. Periklanan 
Periklanan memiliki porsi besar 
dalam komunikasi pemasaran A Mild 
karena media yang dipakai bersifat 
mass. Periklanan dipakai dalam bauran 
komunikasi pemasaran untuk 
mengkomunikasikan, menyampaikan 
dan menanamkan suatu persepsi di 
benak konsumen tentang bagaimana 
karakteristik produk, fungsi dan 
manfaat dari merek A Mild. 
Berdasarkan hasil pengamatan 
peneliti, seiring dengan perkembangan 
teknologi, perilaku konsumen, dan 
banyaknya peraturan pemerintah yang 
sangat ketat dalam membatasi kegiatan 
berpromosi pada perusahaan rokok, 
terutama beriklan pada media televisi, 
membuat media ini tidak begitu efektif 
lagi bagi Sampoerna untuk 
menempatkan iklan sebagai media 
utama dalam mencapai tujuan 
pemasaran A Mild, meskipun 
sebelumnya Sampoerna dinilai cukup 
sukses membangun merek A Mild 
dengan menggunakan media televisi. 
Jangkauan khalayaknya luas namun 
tidak efektif dalam menjangkau 
segmen target A Mild. Selain itu, 
komunikasi yang terjadi dengan 
konsumen hanya bersifat linier, artinya 
tidak ada proses timbal balik dalam 
penyampaian pesan-pesan merek 
kepada konsumen. 
b. Promosi Penjualan 
Promosi penjualan A Mild adalah 
melakukan promosi konsumen berupa 
trial dan merchandising. Namun 
bentuk utama dari promosi 
penjualannya adalah promosi dagang 
(trade promostion) melalui SRC 
(Sampoerna Retail Community), yaitu 
kegiatan promosi penjualan A Mild 
dan bentuk kepedulian Sampoerna 
kepada retailer atau pedagang kecil 
dengan mendesain toko para pedagang 
menjadi lebih modern agar tidak kalah 
bersaing dengan swalayan-swalayan 
lebih modern 
c. Public Relation 
Kegiatan PR yang utama pada 
komunikasi pemasaran A Mild adalah 
untuk mendapatkan publisitas melalui
20 
berbagai event, antara lain: 
Soundrenaline, Soundsation, Go 
Ahead Challenge, SBA (Special Brand 
Ambassador), dan A Create, dan lain-lain. 
Selain untuk mendapatkan 
publisitas media, event yang diadakan 
juga untuk meningkatkan consumer 
engagement (keterlibatan konsumen). 
d. Personal Selling 
Kegiatan personal selling yang 
dilakukan oleh A Mild dilakukan 
dengan menjual produk A Mild secara 
langsung ke end konsumen melalui 
direct selling team (DST). Jika 
pemasaran langsung dilakukan kepada 
para retailer dan end konsumen. 
Kegiatan personal selling hanya 
dilakukan kepada end konsumen saja. 
Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh 
sales promotion girls/sales promotion 
boy (SPG/SPB) di tempat-tempat 
dimana segmen target A Mild 
berkumpul ataupun event-event yang 
diselenggarakan oleh A Mild. 
e. Direct dan Online Marketing 
- Direct Marketing 
pemasaran langsung merupakan 
salah satu kegiatan pemasaran utama 
Sampoerna dalam membangun merek 
A Mild. kegiatan ini dilakukan oleh 
direct selling team (DST). Tim ini 
bertugas untuk memasarkan produk A 
Mild langsung pada retailer maupun 
langsung ke end konsumen. 
Meskipun membutuhkan biaya yang 
tidak sedikit dan SDM yang lebih 
banyak daripada alat komunikasi 
pemasaran lainnya, namun pemasaran 
langsung mampu memaksimalkan 
usaha komunikasi pemasaran pada 
merek A Mild. 
- Online Marketing 
Kegiatan komunikasi pemasaran 
melalui media internet atau disebut 
dengan online marketing dilakukan 
oleh A Mild untuk memaksimalkan 
terjalinnya hubungan yang erat dengan 
segmen target. Pemasaran online A 
Mild dilakukan melalui website 
www.amild.com (sekarang menjadi 
www.goaheadpeople.com), yaitu 
sebuah situs resmi yang dibentuk oleh 
Sampoerna untuk kegiatan komunikasi 
pemasaran merek-merek Sampoerna A 
secara online. Situs ini berisikan 
berbagai informasi serta berita seputar 
merek Sampoerna A, serta kegiatan-kegiatan 
Sampoerna yang berkaitan
21 
dengan merek A Mild dan merek 
lainnya dalam keluarga Sampoerna A. 
Pemasaran online memungkinkan 
terjadinya interaksi yang intense antara 
A Mild dengan target konsumen, serta 
interaksi antar konsumen lainnya 
dalam berbagai informasi tentang 
merek A Mild serta berbagai event 
yang berkaitan langsung maupun tidak 
langsung dengan merek A Mild. 
5.2.5 Menentukan Anggaran 
Pembagian anggaran pada kegiatan 
komunikasi pemasaran A Mild 
ditentukan oleh brand manager. 
Prosentase anggaran tersebut berbeda-beda 
pada tiap alat komunikasi yang 
dipakai, disesuaikan dengan kebutuhan 
komunikasi dan strategi pemasaran 
yang dilakukan. 
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, 
proses penganggaran Sampoerna pada 
merek A Mild menggunakan 
pendekatan top down, yaitu “sejumlah 
biaya yang dianggarkan (biasanya 
dilakukan pada tingkat eksekutif), 
kemudian uang tersebut diturunkan 
pada berbagai macam departemen” 
(Belch dan Belch, 1993, h. 298 ). Dan 
menurut peneliti, metode top down 
yang dipakai Sampoerna dalam 
mengantisipasi kompetitornya ini 
termasuk dalam metode competitive 
parity (keseimbangan kompetitif), 
yaitu “sejumlah anggaran yang 
dianggarkan dengan menyelaraskan 
prosentase pengeluaran penjualan dari 
pesaing” (belch dan Belch, 1993, h. 
303). 
5.2.6 Evaluasi Efektivitas 
Pengukuran tingkat kesuksesan 
pada alat komunikasi pemasaran yang 
bersifat mass hasilnya diukur dan 
dievaluasi oleh lembaga luar 
perusahaan, seperti AC Nielsen dan 
ICT (Indonesian cigarette tracking). 
Dan komunikasi yang bersifat 
targetted dan personalized hasilnya 
diukur dan dievaluasi oleh departemen 
internal perusahaan, yaitu consumer 
insight and marketing intelligence 
(CIMI). 
BAB VI 
KESIMPULAN DAN SARAN 
6.1 Kesimpulan 
Strategi pemasaran Sampoerna A 
Mild adalah dengan menerapkan 360 
derajat customer’s contact point, yaitu
22 
menggunakan berbagai macam alat 
komunikasi pemasaran untuk 
menciptakan kontak dengan pelanggan 
dari segala arah. Dan PT HM 
Sampoerna Tbk. menerapkan strategi 
membangun merek melalui IMC. 
Strategi yang dipakai sesuai dengan 
konsep membangun merek 
menggunakan Brand Leadership 
Model dan Zero-Based-Planning 
Model. 
Kegiatan komunikasi pemasaran 
Sampoerna untuk membangun merek 
A Mild digolongkan menjadi tiga, 
yaitu kegiatan komunikasi pemasaran 
yang bersifat mass, targeted, dan 
personalized. Serta terdapat empat 
pilar utama pada kegiatan komunikasi 
pemasaran untuk membangun merek 
Sampoerna A Mild, yaitu: trade, event, 
DST (direct selling team), dan LAMP 
(legal age meeting point). Dan 
Platform pemasaran Sampoerna adalah 
menggunakan semua alat komunikasi 
pemasaran untuk mewujudkan 
keterlibatan konsumen dewasa yang 
menjadi segmen target A Mild. 
6.2 Saran dan Rekomendasi 
Sampoerna harus tetap waspada 
terhadap pergerakan pesaing A Mild 
agar tetap menjadi market leader dan 
tidak berbalik menjadi follower di 
pasaran dengan mengevaluasi dan 
memperbaiki strategi kedepan agar 
tetap bergerak maju mencapai ekuitas 
yang paling tinggi, sesuai dengan 
positioning statement-nya sekarang 
“Go Ahead”. 
DAFTAR PUSTAKA 
BUKU: 
Aaker, David & Erich Joachimsthaler. 
2000. Brand Leadership. Sydney: 
Simon & Schuster UK Ltd. 
Belch, George E. dan Michael A. 
Belch. 1993. Introduction to 
Advertising and Promotion: An 
Integrated Marketing Communication 
Perspective. 2nd edition. New York: 
McGraw-Hill. 
Brand Book, PT HM Sampoerna Tbk. 
Duncan, Tom. 2002. IMC: Using 
Advertising and Promotion To Build 
Brands. International Edition. New 
York: McGraw-Hill. 
Duncan, Tom. 2005. Principles of 
Advertisng and IMC. 2nd edition. New 
York: McGraw-Hill. 
Percy, Lary. 2008. Strategic Integrated 
Marketing Communication: Theory 
and practice. Oxford: Elsevier Inc.
23 
Schultz, Don E. dan Heidi Schultz. 
2004. IMC-The Next Generation: Five 
Steps for Delivering Value and 
Measuring Returns Using Marketing 
Communication. New York: McGraw- 
Hill 
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen 
Strategik. Jakarta: Erlangga. 
Tjiptono, Fandy, dkk. 2008. 
Pemasaran Strategik. Yogyakarta: 
Andi. 
WAWANCARA: 
Wawancara dengan Faritdar Kunto 
Wibisono, area marketing executive 
PT HM Sampoerna Tbk. Malang, 1 
Juni 2012. 
Wawancara dengan Faritdar Kunto 
Wibisono, area marketing executive 
PT HM Sampoerna Tbk. Malang, 22 
November 2012. 
SUMBER INTERNET: 
BP, Indra. Pasar Rokok Nasional 
Tumbuh 8%. Online. 
http://www.imq21.com/news/read/116 
589/20130104/094314/Pasar-Rokok- 
Nasional-Tumbuh-8-.htm, diakses 
pada 4 Desember 2013 pukul 10.49 
WIB. 
Janelle, Paul. Asia Region Investor 
Field Trip – Surabaya, Indonesia 
June 4, 2013 . Online. 
http://www.google.com/url, diakses 
pada 2 Januari 2013 pukul 13.32 WIB. 
Philip Morris International. Brand 
Architecture. Online 
www.intranet.pmi/SA/eng/DEPTS/M 
KT/FG/BrandMkt/content/Amild/Bran 
d%20Architecture.aspx, diakses pada 
16 Juli 2012 pukul 19.36 WIB 
PT HM Sampoerna Tbk. Tentang 
Kami. Online. 
http://www.sampoerna.com/id_id/abou 
t_us/pages/sampoerna_overview.aspx, 
diakses pada 15 april 2011, pukul 
20.05 WIB.

Contenu connexe

Tendances

ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)YolaRiyana
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanHartono Ikawy
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungAfdan Rojabi
 
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Dena Purnama
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
 
Presentation bisnis plan
Presentation bisnis planPresentation bisnis plan
Presentation bisnis planDita Ovita
 
Analisis Strategi Pemasaran Internasional/Global
Analisis Strategi Pemasaran Internasional/GlobalAnalisis Strategi Pemasaran Internasional/Global
Analisis Strategi Pemasaran Internasional/GlobalNabilaRizky4
 
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)AsadCungkring97
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorDadang Solihin
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategikju haeri
 
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan InternalKelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan InternalPusvitaPutri
 
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Kartika Lukitasari
 
Tugas strategi pemasaran_nike_inc
Tugas strategi pemasaran_nike_incTugas strategi pemasaran_nike_inc
Tugas strategi pemasaran_nike_incJerry Dwi Oktavian
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanMonang Sinaga
 
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)M Abdul Aziz
 
1. Manajemen Pemasaran.ppt
1. Manajemen Pemasaran.ppt1. Manajemen Pemasaran.ppt
1. Manajemen Pemasaran.pptRahmadFebianto1
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenReni Kurniati
 
Manajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategikManajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategikUlan SaProperti
 
Pertemuan 1 karakteristik manajemen strategi
Pertemuan 1 karakteristik manajemen strategiPertemuan 1 karakteristik manajemen strategi
Pertemuan 1 karakteristik manajemen strategirisris
 

Tendances (20)

ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
 
MODEL BISNIS CANVAS
MODEL BISNIS CANVASMODEL BISNIS CANVAS
MODEL BISNIS CANVAS
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan Samsung
 
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
 
Presentation bisnis plan
Presentation bisnis planPresentation bisnis plan
Presentation bisnis plan
 
Analisis Strategi Pemasaran Internasional/Global
Analisis Strategi Pemasaran Internasional/GlobalAnalisis Strategi Pemasaran Internasional/Global
Analisis Strategi Pemasaran Internasional/Global
 
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
 
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan InternalKelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
 
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
 
Tugas strategi pemasaran_nike_inc
Tugas strategi pemasaran_nike_incTugas strategi pemasaran_nike_inc
Tugas strategi pemasaran_nike_inc
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
 
1. Manajemen Pemasaran.ppt
1. Manajemen Pemasaran.ppt1. Manajemen Pemasaran.ppt
1. Manajemen Pemasaran.ppt
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
 
Manajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategikManajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategik
 
Pertemuan 1 karakteristik manajemen strategi
Pertemuan 1 karakteristik manajemen strategiPertemuan 1 karakteristik manajemen strategi
Pertemuan 1 karakteristik manajemen strategi
 

Similaire à STRATEGI PT HM SAMPOERNA Tbk

Spirit komunikasi pemasaran
Spirit komunikasi pemasaranSpirit komunikasi pemasaran
Spirit komunikasi pemasaranAdie Thesky
 
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...lulu saniyah ulfa
 
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)AndreasPrasetia1
 
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...ClaraDiniAyunita
 
Aminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
Aminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptxAminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
Aminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptxAminullah Assagaf
 
Komunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduKomunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduriopratomo
 
Tugas Kelompok Brand Management : Intel
Tugas Kelompok Brand Management : IntelTugas Kelompok Brand Management : Intel
Tugas Kelompok Brand Management : IntelAdityaWardana23
 
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptxCHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptxCalon Asdos
 
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merekStrategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merekYudi Dwi Harjo
 
TUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptx
TUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptxTUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptx
TUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptxYenJenau
 
ETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptx
ETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptxETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptx
ETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptxYusufMuhammad65
 
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...radipanizhar
 
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10Arjuna Ahmadi
 

Similaire à STRATEGI PT HM SAMPOERNA Tbk (20)

Spirit komunikasi pemasaran
Spirit komunikasi pemasaranSpirit komunikasi pemasaran
Spirit komunikasi pemasaran
 
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
 
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
 
Strategi merek
Strategi merekStrategi merek
Strategi merek
 
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
 
PJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
PJJ PBD_29 Mei 2023.pptxPJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
PJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
 
Aminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
Aminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptxAminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
Aminullah Assagaf_PJJ PBD_29 Mei 2023.pptx
 
Komunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduKomunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpadu
 
Tugas Kelompok Brand Management : Intel
Tugas Kelompok Brand Management : IntelTugas Kelompok Brand Management : Intel
Tugas Kelompok Brand Management : Intel
 
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptxCHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
 
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merekStrategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
 
Pembuatan ekuitas pengukuran
Pembuatan ekuitas pengukuranPembuatan ekuitas pengukuran
Pembuatan ekuitas pengukuran
 
TUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptx
TUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptxTUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptx
TUGAS TM 11 KELOMPOK 4 MANAJEMEN PEMASARAN 2.pptx
 
Konsep IMC
Konsep IMCKonsep IMC
Konsep IMC
 
ETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptx
ETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptxETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptx
ETIKA PEMASARAN DALAM ISLAM MAKALAH KELOMPOK 10.pptx
 
IMC, Sesi 1
IMC, Sesi 1IMC, Sesi 1
IMC, Sesi 1
 
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
 
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
 
Rancangan Perkuliah IMC
Rancangan Perkuliah IMCRancangan Perkuliah IMC
Rancangan Perkuliah IMC
 
Teknik penulisan iiklan #1
Teknik penulisan iiklan #1Teknik penulisan iiklan #1
Teknik penulisan iiklan #1
 

Dernier

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Dernier (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

STRATEGI PT HM SAMPOERNA Tbk

  • 1. STRATEGI PT HM SAMPOERNA Tbk. MEMBANGUN MEREK MELALUI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Merek Sampoerna A Mild) Elok Wahyu Savitry (0710020077) Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Sampoerna A Mild merupakan merek rokok dari PT HM Sampoerna Tbk., afiliasi dari Philip Morris International (PMI). A Mild adalah pionir rokok kategori sigaret kretek mesin mild (SKM mild), yaitu rokok kretek buatan mesin dengan kadar tar dan nikotin rendah atau (low tar low nicotine/LTLN). Dari awal kemunculannya sampai sekarang A Mild menjadi pemimpin kategori rokok LTLN di Indonesia. Bahkan pada tahun 2009 sampai sekarang A Mild menjadi top leader merek-merek rokok di Indonesia pangsa pasar sebesar 14,3 persen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripsi untuk menganalisis strategi PT HM Sampoerna Tbk membangun merek A Mild melalui Integrated Marketing Communication (IMC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan Integrated Marketing Communication (IMC) dalam membangun merek A Mild. Platform pemasaran A Mild adalah menggunakan semua alat komunikasi massa untuk mewujudkan keterlibatan konsumen dewasa dan strategi komunikasi pemasaran A Mild adalah melakukan akuisis perokok muda dewasa yang sesuai dengan brand dan melakukan retensi pada konsumen setia A Mild. Terdapat empat pilar utama pada kegiatan komunikasi pemasaran Sampoerna untuk membangun merek A Mild, yaitu: Trade, event, DST (direct selling team), dan LAMP (legal age meeting point). Kata kunci: Membangun merek, Integrated Marketing Communication (IMC), Sampoerna A Mild. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran saat ini semakin dinamis yang ditandai dengan persaing pasar yang semakin tinggi. Oleh karena itu, tiap perusahaan harus memiliki berbagai strategi pemasaran untuk menghadapi ketatnya persaingan pasar dan meraih posisi sebagai pemimpin pasar. Pada tahun 1989, PT HM Sampoerna meluncurkan merek rokok Sampoerna A Mild – pioneer kategori SKM LTLN (Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine) – sebagai salah
  • 2. 2 satu strategi untuk menggeser dominasi kepemimpinan industri rokok di Indonesia. Pada awalnya A Mild kurang diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, Sampoerna berusaha melakukan berbagai macam strategi pemasaran yang agresif untuk merek A Mild agar diterima di pasar, salah satunya adalah dengan membangun merek A Mild sehingga menjadi merek yang kuat dan menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Setelah beberapa tahun merancang dan menerapkan berbagai macam strategi, akhirnya Sampoerna meraih kesuksesan menggeser posisi pemimpin puncak industri rokok di Indonesia melalui kesuksesan merek A Mild, sehingga banyak kompetitor meluncurkan kategori rokok yang sama dengan A Mild. Namun, dari awal kemunculannya sampai sekarang A Mild mampu bertahan sebagai pemimpin pasar, tidak hanya pada kategorinya saja melainkan pemimpin rokok skala nasional. Berdasarkan observasi awal peneliti, menunjukkan bahwa Sampoerna menerapkan konsep Brand Leadership Model David A. Aaker dan Erich Joachimsthaler sebagai strategi manajemen merek dan menerapkan Zero based-planning model pada kegiatan IMC (Integrated Marketing Communication) untuk membangun merek A Mild sehingga menjadi merek pemimpin pasar rokok di Indonesia Sampai sekarang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana strategi PT. HM Sampoerna Tbk membangun merek A Mild melalui Integrated Marketing Communication (IMC)? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai bentuk strategi yang telah dilaksanakan oleh PT. HM Sampoerna Tbk. untuk membangun merek A Mild. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Merek(Brand) Seiring dengan perkembangan zaman, interpretasi mengenai merek
  • 3. 3 telah mengalami perkembangan. Terdapat berbagai macam definisi mengenai merek yang dikemukakan oleh para ahli. Don E. Schultz (2003, h. 304) merangkum definisi dari merek, yaitu; produk atau jasa yang diwakili oleh nama, simbol, grafis, atau elemen identitas lainnya yang terlihat dan dikenali yang (a) dapat dilindungi secara hukum, (b) dapat dipertimbangkan untuk ditukar atau dijual, (c) memberikan kontribusi nilai persepsi untuk hubungan antara pembeli dan penjual, (d) memiliki beberapa bentuk nilai finansial, dan (e) mengatur penciptaan nilai berkelanjutan oleh pemilik merek. 2.1.1 Manfaat Merek Tjiptono, Chandra, dan Adriana (2008, h.348) menjelaskan bahwa merek Bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai sarana identifikasi produk dan perusahaan, bentuk proteksi hukum, signal jaminan kualitas, sarana menciptakan asosiasi dan makna unik (diferensiasi), sarana keunggulan kompetitif, dan sumber financial returns. Sementara bagi konsumen, merek berperan krusial sebagai identifikasi sumber produk, penetapan tanggung jawab pada produsen atau distributor spesifik, pengurang risiko, penekan biaya pencarian internal dan eksternal, janji atau ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang memproyeksikan citra diri, dan signal kualitas. Banyak manfaat yang didapat bila perusahaan seperti Sampoerna bisa mengelola merek A Mild dengan baik. Karena itu, dibutuhkan strategi manajemen merek yang tepat dalam rangka membangun kekuatan merek. 2.1.2 Strategi Manajemen Merek Menggunakan Brand Leadership Model Hasil pengamatan awal peneliti menunjukkan strategi manajemen merek yang diterapkan Sampoerna untuk membangun kepemimpinan merek A Mild sesuai dengan manajemen merek dari David A. Aaker dan Erich Joachimsthaler yang disebut brand leadership model (model kepemimpinan pasar). Brand leadership lebih fokus pada pembangunan aset-aset merek yang
  • 4. 4 akan menghasilkan keuntungan jangka panjang. Pada model kepemimpinan merek terdapat empat tantangan yang harus dikerjakan untuk mencapai kepemimpinan merek (Aaker dan Joachimsthaler, 2000, h. 25), yaitu: 1. Menciptakan organisasi pembangun merek. 2. Mengembangkan arsitektur merek yang komprehensif yang menyediakan arah strategis. 3. Mengembangkan strategi merek untuk merek-merek utama yang mencakup memotivasi identitas merek, serta posisi yang membedakan merek dan beresonansi dengan pelanggan. 4. Mengembangkan program membangun merek yang efisien dan efektif bersama-sama dengan sistem untuk melacak hasil. 2.2 Pengembangan Program Membangun Merek Melalui Komunikasi Pemasaran Menurut Percy (2008, h. 33), “Kunci untuk membangun merek, di luar pertimbangan pemasaran yang jelas seperti produk yang layak, strategi penetapan harga yang efektif, dan distribusi, adalah untuk memposisikan merek secara tepat, dan membangun brand attitude yang positif yang akan mengarah ke ekuitas merek yang kuat. Inilah yang memberi arti sebuah merek, dan itu adalah komunikasi pemasaran yang mendorong arti dari sebuah merek”. Percy (2008) juga menambahkan bahwa “Merek memiliki arti khusus bagi konsumen, dan makna tersebut sebagian diperoleh dari pengalaman, tetapi yang paling utama dari bagaimana merek telah diposisikan dan disajikan kepada orang lain melalui komunikasi pemasaran; idealnya, melalui IMC”. 2.3 Strategi Membangun Merek Melalui Integrated Marketing Communication (IMC) Menurut Tom Duncan dan Sandra Moriarty (dalam Belch dan Belch, 2001, h. 11) “IMC adalah salah satu pendekatan pemasaran ‘generasi baru’ yang digunakan oleh perusahaan untuk lebih memfokuskan upaya mereka dalam memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan stakeholder”.
  • 5. 5 Duncan juga mengatakan bahwa “Komunikasi pemasaran terintegrasi (IMC) adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pesan suatu merek untuk dapat menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan” (dalam Rangkuti, 2009, h. 29). 2.3.1 Proses Integrated Marketing Communication (IMC) Duncan (2005, h. 20) mengemukakan bahwa “IMC adalah proses komunikasi yang terus-menerus (ongoing process) yang memutar hubungan merek (brand relationships), yang menghasilkan ekuitas merek yang kuat, penjualan dan profit”. Duncan (2002, h. 8-10). Proses IMC dalam penelitian ini dijelaskan melalui sebuah konsep yang disebut Zero-Based Planning Model (model perencanaan berbasis nol). Menurut Duncan (2005, h. 171), Zero- Based Planning adalah “menentukan tujuan dan strategi berdasarkan pada kondisi terkini dari sebuah merek dan lingkungan pasar, yang mempertimbangkan poin nol”. Berikut tabel yang menjelaskan tahapan dari zero-based planning, yaitu: TABEL 1 Langkah-Langkah Zero-Based Planning Zero-Based Campaign Planning Step Description 1. Identifying target audiences (mengidentifikasi khalayak target) Menganalisis berbagai segmen pelanggan dan prospek, dan menentukan target dan sampai sejauh mana 2. Analyze SWOTs (analisis SWOT) Meyimpulkan (kekuatan, kelemahan) internal dan (peluang, ancaman) eksternal kondisi hubungan-merek; menentukan keberhasilan fungsi MC dan media yang digunakan dalam tahun sebelumnya. 3. Determine MC objectives (menentukan tujuan komunikasi pemasaran) Memutuskan program komunikasi pemasaran apa yang harus dicapai. 4. Develop strategies and tactics (mengembangkan strategi dan taktik) Menentukan fungsi MC mana yang harus digunakan dan sejauh mana. Pilih pesan merek dan sarana pengiriman. Mendukung strategi masing-masing dengan alasan. Memutuskan kapan setiap program MC akan mulai dan berakhir. 5. Determine the budget (menentukan anggaran) Memutuskan anggaran MC keseluruhan dan kemudian bagaimana uang akan dibagi antara fungsi MC yang
  • 6. 6 dipilih. 6. Evaluate effectiveness (mengevaluasi efektifitas) Melakukan tes MC terus-menerus dalam upaya untuk menemukan cara yang lebih efektif untuk melaksanakan IMC. Memantau dan mengevaluasi semua upaya IMC untuk menentukan efektivitas dan akuntabilitas. Sumber: Duncan (2005, h. 172) 2.3.2 Bauran Komunikasi Pemasaran Terintegrasi (Integrated Marketing Communication Mix) Tom Duncan menjelaskan bahwa “Bauran komunikasi pemasaran adalah pemilihan fungsi MC (marketing communication), digunakan pada saat tertentu sebagai bagian dari program pemasaran”(2005, h. 8). Menurut Tjiptono (2008, h. 516), “Bauran komunikasi pemasaran terintegrasi terdiri atas lima elemen yang masing masing memiliki keunikan, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), public relations, penjualan personal (personal selling), serta direct dan online marketing”. Dalam penelitian ini, Sampoerna menggunakan seluruh alat komunikasi pemasaran dalam komunikasi pemasaran terintegrasi pada merek A Mild. 2.4 Kerangka Pemikiran Peneliti mencoba untuk menganalisis strategi membangun merek A Mild berdasarkan paradigma baru manajemen merek bagi merek-merek pemimpin yang disebut brand leadership model brand dari David A. Aaker dan Erich Joachimsthaler. Peneliti akan menganalisis hasil temuan tentang strategi membangun merek A Mild melalui empat tahapan dalam brand leadership, antara lain: (1)Menciptakan organisasi pembangun merek, (2) Mengembangkan arsitektur merek yang komprehensif yang menyediakan arah strategis,(3) Mengembangkan strategi merek untuk merek-merek utama yang mencakup memotivasi identitas merek, serta posisi yang membedakan merek dan beresonansi dengan pelanggan, dan (4)Mengembangkan program membangun merek yang efisien dan efektif bersama-sama dengan sistem untuk melacak hasil. Setelah menganalisis strategi membangun merek A Mild
  • 7. 7 berdasarkan paradigma brand leadership model, kemudian dikombinasikan dengan menganalisis melalui kegiatan komunikasi pemasaran terintegrasi dengan menggunakan model zero-based planning dari Tom Duncan. Zero- Langkah-Langkah Zero-Based Planning (Duncan, 2005: 171), yaitu: Mengidentifikasi khalayak target, Analisis SWOT, Menentukan tujuan komunikasi pemasaran, Mengembangkan strategi dan taktik, Menentukan anggaran, Mengevaluasi efektifitas. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dan menggunakan paradigma interpretif. 3.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah kegiatan membangun merek oleh PT HM Sampoerna Tbk. pada merek Sampoerna A Mild berdasarkan penggabungan dua konsep membangun merek, yaitu konsep manajemen merek oleh David A. Aaker dan Erich Joachimsthaller yang disebut brand leadership model dan konsep zero-based planning model pada IMC oleh Tom Duncan. 3.3 Sumber Data 1) Data Primer: Sumber data primer berupa data hasil wawancara semi struktural antara penulis dengan informan yang telah dipilih yang dianggap berkompeten dalam memberikan data yang dibutuhkan dalam proses penelitian mengenai strategi membangun merek oleh PT HM Sampoerna untuk merek Sampoerna A Mild. 2) Data Sekunder: Sumber data sekunder berasal dari sumber data tertulis untuk mendukung data primer yang merupakan data yang berbentuk dokumentasi. Adapun dokumen utama yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah annual report PT. HM Sampoerna Tbk., Brand Book PT. HM Sampoerna Tbk.,
  • 8. 8 referensi buku, jurnal, dan situs-situs online. Selain itu, juga digunakan dokumen berupa artikel atau berita dari berbagai media yang relevan dengan penelitian. 3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah rokok merek Sampoerna A Mild yang dikeluarkan oleh PT HM Sampoerna Tbk. afiliasi dari Phillip Morris Indonesia (PMI). 3.4 Teknik Penentuan Informan Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode key person, yaitu Bapak Faritdar Kunto Wibisono, Area Marketing Executive PT. HM Sampoerna Tbk. wilayah Malang. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 1) Wawancara Peneliti melakukan wawancara semistruktural pada key person berkaitan dengan strategi atau berbagai macam kegiatan komunikasi dalam rangka membangun merek Sampoerna A Mild oleh PT HM Sampoerna Tbk., khususnya melalui komunikasi pemasaran terpadu/Integrated Marketing Communication (IMC). 2) Observasi Peneliti melakukan observasi non partisipan dengan cara mengamati berbagai macam kegiatan komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk membangun merek Sampoerna A Mild, namun peneliti tidak terlibat secara langsung dalam proses kegiatan tersebut. 3) Dokumentasi Berbagai dokumentasi yang pakai dalam peneliti ini antara lain: brand book, annual report PT HM Sampoerna Tbk., majalah internal perusahaan yaitu Lentera, serta berbagai macam publisitas atau berita dari berbagai media massa tentang PT HM Sampoerna dan merek Sampoerna A Mild yang memiliki keterkaitan atau relevansi dengan tema penelitian. 4) Penelusuran Online penelusuran online dilakukan melalui beberapa situs resmi perusahaan, antara lain: www.intranet.pmi,www.sampoerna.co
  • 9. 9 m dan www.amild.com (sekarang www.goaheadpeople.com). Situs-situs tersebut bisa digunakan untuk mengakses berbagai data yang diperlukan untuk mendukung dan melengkapi data dari hasil wawancara serta data hasil dokumentasi lainnya. Peneliti juga mengakses berbagai situs lainnya yang memiliki relevansi untuk mendukung dan melengkapi data hasil temuan yang telah diperoleh sebelumnya. 3.6 Tahapan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman. Model ini menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai selesai sehingga menghasilkan data jenuh. 3.7 Teknik Keabsahan Data Penilaian keabsahan data dalam penelitian ini adalah trustworthiness dengan menggunakan analisis triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan berbagai data yang telah diperleh dari berbagai sumber berkaitan dengan tema penelitian, kemudian ditarik titik kesamaan antara data-data yang telah terkumpul yang saling mendukung serta informasi apa saja yang menjadi titik perbedaan dari data yang telah diperoleh. BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Sejarah PT HM Sampoerna Tbk. Sampoerna didirikan pada tahun 1913 oleh Liem Seeng Tee, imigran asal Cina yang menetap di Surabaya, Indonesia. Keluarga Sampoerna sukses mempertahankan perusahaan tersebut sampai empat generasi. Namun, pada tahun 2005, perusahaan tersebut diakuisisi oleh Phillip Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Phillip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna lebih dari 98 persen. Sampoerna merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. Memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild,
  • 10. 10 serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012. Hingga saat ini Sampoerna mampu mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar industry rokok Di Indonesia. 4.2 Tentang Merek A Mild Sampoerna meluncurkan merek Sampoerna A Mild pada 18 Desember 1989. A Mild merupakan pioner rokok SKM LTLN (sigaret kretek mesin low tar low nicotine). Lahirnya A Mild didasari atas keinginan Sampoerna untuk bersaing dalam industri pasar rokok dengan cara yang berbeda sama sekali dari para pesaingnya, yaitu mengeluarkan produk rokok kategori baru (SKM LTLN). Perbedaan inilah yang membuat Sampoerna harus bekerja keras dalam upaya membangun merek A Mild. A Mild tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dari awal kemunculannya hingga sampai saat ini. Bahkan, berdasarkan Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012 (dalam Merek Kami, www.Sampoerna.com), “Pada tahun 2012, A Mild mempertahankan posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia”. Hal tersebut menunjukkan strategi Sampoerna dalam membangun merek A Mild telah sukses menjadikan A Mild tidak hanya sebagai pemimpin pasar pada kategorinya saja tetapi juga kategori lainnya. 4.3 Kondisi Persaingan Pasar A Mild Pertumbuhan volume penjualan rokok di Indonesia periode 2005-2011 tumbuh rata-rata per tahun sebesar 5,2%. Pertumbuhan penjualan yang tinggi mendorong pangsa pasar rokok mild. Segmen rokok mild pada awal 2011 menguasai 34% pasar rokok di Indonesia dan akhir 2011, pangsa pasar rokok mild meningkat menjadi 35,2% (Pasar Rokok Nasional Tumbuh, http://www.imq21.com).
  • 11. 11 Sejak saat itu segmen SKM LTLN terus menunjukkan tren yang positif, selalu meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan Paul Janelle, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Asian field Trip, 2013) mengungkapkan bahwa “Segmen SKM LTLN telah berkembang dari nomor 3 tahun 2009 menjadi pemimpin yang jelas, mencapai 40 persen dari pangsa pasar pada akhir kuartal pertama 2013”. Dari pernyataan tersebut diketahu bahwa SKM LTLN selalu mengalami tren pertumbuhan yang positif. Rokok LTLN premium mampu mendominasi pangsa pasar yang sebelumnya selalu dikuasai oleh merek-merek SKT. Hal tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik bagi Sampoerna untuk terus meningkatkan dan mengembangkan inovasi dari keluarga merek SKM LTLN Sampoerna, terutama merek A Mild. Janelle (2013) juga menjelaskan bahwa “Lima merek utama keluarga Sampoerna terwakili dalam sepuluh besar. Sampoerna A (Sampoerna A Mild, Avolution) adalah pemimpin pasar yang jelas dengan 14,3 persen”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa A Mild merupakan merek rokok pemimpin pasar skala nasional. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Strategi PT HM Sampoerna Tbk. Membangun Merek Sampoerna A Mild Pada penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti menggabungkan dua konsep untuk menganalisis kegiatan membangun merek PT HM Sampoerna Tbk. pada merek A Mild. Pertama, peneliti menggunakan konsep manajemen merek yang telah dikemukakan oleh Aaker dan Joachimsthaller, yaitu brand leadership model (model kepemimpinan pasar). Kedua, peneliti menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Duncan, yaitu
  • 12. 12 zero-based planning model (model perencanaan berbasis nol). Berikut ini analisis lebih lanjut dari penerapan dua konsep tersebut pada kegiatan Sampoerna dalam membangun merek A Mild: 5.1.1 Struktur Organisasi dan Proses Manajemen Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh PT HM Sampoerna Tbk (HMS) dan afiliasinya, PMI, termasuk pada bentuk struktur organisasi garis (Line Organization Structure). Pada struktur organisasi ini wewenang atasan langsung ditujukan kepada bawahan. Namun, struktur pada departemen pemasarannya berbentuk desentralisasi organisasi. Pada sebuah organisasi dengan pemasaran yang terdesentralisasi, pertanggungjawaban manajemen diberikan pada merek atau wilayah geografis. Di Sampoerna, setiap merek memiliki brand manager yang bertanggung jawab pada kebijakan-kebijakan strategik merek. Pada saat manajemen puncak membuat sebuah kebijakan yang digunakan untuk mencapai target atau tujuan tertentu dari perusahaan, maka tiap departemen pada perusahaan akan melaksanakan kebijakan tersebut. Masing-masing departemen memiliki tugas untuk merancang sebuah strategi dan tindakan untuk mencapai target atau tujuan manajemen puncak. Untuk departemen pemasaran tugas utamanya adalah penelitian pasar, pengendalian merek, pemasaran lapangan, serta koordinasi penjualan. Berbagai macam kebijakan yang telah dirancang untuk mencapai target yang sudah ditentukan kemudian akan dikomunikasikan pada brand management. Departemen pemasaran akan membagi tugas kepada masing-masing brand manager untuk merancang dan melaksanakan strategi untuk mencapai target tersebut. Pada merek A Mild, strategi yang dirancang dan dikembangkan oleh brand manager A Mild akan dilaksanakan oleh manajemen dibawahnya, manager field marketing (MFM), kemudian di-breakdown ke manager regional marketing (MRM), lalu di-breakdown lagi ke manager area marketing (MAM), sampai manajemen pelaksana paling bawah, yaitu supervisor (SPV) yang berindak
  • 13. 13 sebagai pelaksana dan pengawas langsung dari eksekusi strategi yang telah dirancang untuk merek A Mild. 5.1.2 Arsitektur Merek A Mild Corporate brand “Sampoerna” dicantumkan pada merek A Mild. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengetahui bahwa A Mild merupakan merek keluaran PT HM Sampoerna Tbk. yang merupakan perusahaan rokok terkemuka dengan merek legendarisnya Dji Sam Soe, yang diklaim sebagai mother of all kretek. Merek A Mild diharapkan bisa menyamai kesuksesan yang diraih oleh merek pendahulunya dan memiliki nama besar perusahaan yang melahirkannya. Sampoerna juga terus mencoba untuk mengembangkan portofolio mereknya dengan menciptakan masterbrand ‘A’. Inovasi baru yang belum pernah dikembangkan oleh merek manapun melalui produk barunya, yaitu Sampoerna Avolution (rokok SKM LTLN super slim pertama di dunia) dan A Gold (kandungan 9 mg tar dan 0,6 mg nikotin pertama di Indonesia, dan menggunakan teknologi Tri-Zone Filter yang memiliki racikan cengkeh di filter tengahnya). Kedua merek tersebut tergabung dalam umbrella brand Sampoerna A bersama merek A Mild sebagai siver bullet brand, yaitu “Sebuah merek atau sub-merek yang secara positif mempengaruhi citra merek lain. Hal tersebut dapat berupa dorongan yang kuat dalam menciptakan, mengubah atau mempertahankan sebuah citra merek” (Aaker dan Joachimsthaller, 2005: h. 137). Saat ini, A Mild diharapkan mampu mendorong citra dan ekuitas merek Sampoerna Avolution dan A Gold, serta merek masa depan yang dikembangkan dalam keluarga Sampoerna A. 5.1.3 Identitas dan Positioning Merek Sampoerna A Mild - Identitas Merek Pada merek A Mild, Sampoerna ingin menciptakan sebuah identitas merek yang diibaratkan sebagai pemuda dewasa yang memiliki beberapa karakter. lebih rinci lagi telah dijabarkan dalam Brand Book PT HM
  • 14. 14 Sampoerna Tbk. mengenai identitas utama merek A Mild, yaitu:  Leader (Modern, original, innovative, daring, inspiring, ahead, credible)  Excitingly Progressive (Creative, dynamic, vibrant, fun, premium, smart, intringuing, edging)  Perceptive (Insightful & relevan) Equity utama: Irreverent, unpredictable, edgy, playful. Brand Promise: Sebuah brand yang original, berani, dan kreatif. Pintar, jenaka dan membuatmu menjadi pemimpin grupmu melalui cara yang seru dan menyenangkan. - Positioning Berdasarkan identitas merek yang telah diciptakan untuk merek A Mild, Sampoerna memposisikan merek A Mild sebagai merek yang original, berani, dan kreatif. Pintar, jenaka dan membuat para konsumennya menjadi pemimpin grup melalui cara yang seru dan menyenangkan. Sampoerna mencoba mengkomunikasikan positioning merek A Mild melalui berbagai positioning statement yang berbeda-beda, antara lain: Taste Of The Future, How Low Can You Go?, Others Can Only Follow, Bukan Basa Basi, Tanya Kenapa?, dan saat ini adalah Go A Head. 5.1.4 Program Membangun Merek Sampoerna A Mild Sampoerna dalam melaksanakan komunikasi pemasaran merek A Mild menggunakan konsep 360 derajat customer’s contact point. Pendekatan A Mild kepada konsumen dari berbagai contact point tidak hanya sekedar proses komunikasi biasa saja, tapi proses komunikasi yang menyerupai navigasi. Jika dalam komunikasi biasa, konsumen hanya mendengarkan dan diperlakukan sebagai objek penderita, sementara dalam navigasi, konsumen akan dilibatkan sebagai subjek yang memiliki peranan, dan konsumen akan dibawa ke sesuatu yang lebih baru. Berdasarkan pengamatan peneliti, Sampoerna tidak hanya memakai berbagai macam media dan alat komunikasi dalam kegiatan komunikasi pemasaran membangun merek A Mild, namun juga mengintegrasikannya dengan baik untuk menyampaikan pesan merek yang konsisten dan terpadu. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sampoerna telah menerapkan konsep komunikasi pemasaran terintegrasi
  • 15. 15 atau integrated marketing communication (IMC) dalam kegiatan komunikasi pemasaran A Mild. Kegiatan IMC oleh Sampoerna sebagai strategi untuk membangun merek A Mild akan dijelaskan secara lebih rinci dan mendalam melalui sebuah tahapan IMC yang disebut dengan zero-based planning model (model perencanaan berbasis nol). 5.2 Kegiatan IMC PT HM Sampoerna Tbk. Membangun Merek Sampoerna A Mild Melalui Tahapan Zero-Based Planning Model Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan Zero-Based Planning Model pada konsep IMC oleh Tom Duncan, yaitu: 5.2.1 Mengidentifikasi Khalayak Target "Mengidentifikasikan khalayak target dapat dilakukan dengan membuat segmentasi pasar. Secara garis besar, segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokkan keseluruhan pasar yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku dan/atau respons terhadap program pemasaran spesifik” (Tjiptono, Chandra, dan Adriana, 2008, h. 211). Langkah selanjutnya yang paling penting dalam menentukan khalayak target adalah menentukan segmen mana yang paling potensial untuk dijadikan target market atau disebut dengan targetting. Menurut rangkuti (2009, h. 46), “Kegiatan targetting adalah kegiatan untuk mengetahui hubungan antara profile target market dan masing-masing segmen. Hubungan masing-masing segmen akan menghasilkan kesimpulan segmen mana yang paling potensial dan menguntungkan untuk dijadikan target penjualan produk”. “Target pasar A Mild didefinisikan sebagai perokok berusia 18-29 tahun, termasuk mahasiswa dan profesional muda, yang tinggal di kota-kota besar dan di pinggiran kota dan yang sadar merek dan berorientasi pada prestige. Dalam hal pengelompokan sosial-ekonomi, A Mild diklasifikasikan untuk kelas ABC+” (Brand architecture, www.intranet.pmi).
  • 16. 16 Dalam Brand Book PT HM Sampoerna Tbk. dijelaskan lebih spesifik seperti apa segmen target Sampoerna A. Segmen target tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu: The Maverick dan The Brother. Berikut tabel yang menjelaskan kedua kategori tersebut: TABEL 2 Kategori segmen target Sampoerna A THE MAVERIC THE BROTHERS Lebih dikenal sebagai Metrostylos Brotherhood Karakter Authentic, independent, visionary, irreverent, out of the box, idealistic, proud in the personal views, idealistic, self confident = seek self discovery Social acceptance, fun, pragmatig, collective, life style, proximity attachment, social, actual, hedonistic, warmth, closeness = seek social support (a stage of social projection) Dimanakah tempat nongkrong mereka? Night club, bar, restoran Pantai, ngumpul rame-rame, acara gaul Seperti apakah tampilan mereka? Berpakaian rapi sesuai tren Santai, supel, mudah diajak bicara What are they looking for? Nilai tertinggi: Memimpin dalam ide/pemikiran, menjadi yang terdepan Menjadi yang paling cool menjalani kehidupan yang cool dalam kebersamaan Kebutuhan Emosional: Jujur pada diri sendiri, originalitas, dan modernitas Aktif dalam kehidupan sosial/pergaulan, originalitas dan modernitas. Kebutuhan Fungsional: Design pack yang dinamis, brand berkarakter, kuat dengan gayanya sendiri Design pack yang dinamis, brand berkarakter, kuat dengan gayanya sendiri Sumber: Data diolah peneliti berdasarkan Brand Book PT HM Sampoerna Tbk. 5.2.2 Analisis SWOT Berikut adalah tabel alternative strategi hasil analisis SWOT merek A Mild. yaitu: TABEL 3 Alternatif strategi dengan menggunakan Matrik TOWS INTERNAL FACTOR (IFAS) EXTERNAL FACTOR (EFAS) Strengths (S) Weaknesses (W) Oportunitie s (O) Melakukan retensi terhadap perokok dewasa yang setia melalui event dan aktivitas customer engagement. Meningkatka n penetrasi pasar pada perokok dewasa pemula dan perokok dari kategori rokok lainnya Memperjelas pesan-pesan merek melalui media dan alat-alat komunikasi pemasaran yang dikemas secara kretif dan inovatif.
  • 17. 17 Threats (T) Melakukan aktifitas komunikasi pemasaran secara agresif, terutama pada wilayah yang menjadi basis kekuatan competitor dan akuisisi target perokok dewasa yang relevan dengan brand. Mempertahanka n dan mempertegas portofolio merek A Mild sebagai rokok LTLN premium di Indonesia. Sumber: Data diolah peneliti berdasarkan alternatif strategi matrik TOWS olehWheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, h. 170). 5.2.3 Menentukan Tujuan Komunikasi Menurut Duncan (2005, h. 179). "Alasan utama menentukan tujuan komunikasi pemasaran dalam IMC adalah untuk menyatakan apa yang harus dicapai perusahaan dalam rangka untuk mengarahkan usaha apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk mengevaluasi efektifitas dari usaha yang telah dilakukan. Tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh pemasar melalui komunikasi pemasaran”. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Faritdar Wibisono, Area Marketing Executive PT HM Sampoerna Tbk. Malang, tujuan komunikasi pemasaran merek A Mild adalah: “Awareness, trial, terus penetration. Jadi, ketika orang sudah melalui tahu dan mencoba, membeli lagi, kemudian loyal, dan merekomendasikan itu adalah puncaknya”. (Wawancara dengan Faritdar Kunto Wibisono, 1 Juni 2012). 5.2.4 Mengembangkan Strategi dan Taktik Berdasarkan tujuan komunikasi pemasaran yang telah dijelaskan sebelumnya, Sampoerna mengembangkan dua langkah strategis dalam menjangkau perokok dewasa, yaitu: 1. Melakukan akuisisi target perokok dewasa yang relevan dengan brand. 2. Melakukan retensi untuk perokok dewasa yang setia melalui event dan aktivitas consumer engagement. Adapun taktik yang digunakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah menggunakan berbagai macam
  • 18. 18 media dalam kegiatan komunikasi pemasaran A Mild. Bapak Faritdar Kunto Wibisono, Area Marketing Executive PT HM Sampoerna Tbk. mengatakan bahwa ”Kalau ngomong media, media semua kita pakai” (Wawancara dengan Faritdar Kunto Wibisono, 1 Juni 2012). Beliau juga menjelaskan bahwa ”Kegiatan komunikasi pemasaran dibagi menjadi mass, targetted, personalize”. (Wawancara dengan Faritdar Kunto Wibisono, 22 November 2012) 1. Mass; bentuk komunikasi pemasaran yang ditujukan untuk khalayak luas, bersifat above the line (ATL), seperti iklan elektronik dan non elektronik, packaging, online marketing. 2. Targeted; bentuk komunikasi pemasaran yang ditujukan dan didesain khusus untuk khalayak target dari merek A Mild. 3. Personalized; bentuk komunikasi pemasaran yang ditujukan dan didesain khusus untuk khalayak target dari merek A Mild dengan ketertarikan yang lebih spesifik, misalnya para hobbies dan komunitas yang termasuk segmen target A Mild. Bapak Faritdar juga menjelaskan bahwa terdapat 4 pilar utama pada kegiatan pemasaran Sampoerna untuk membangun merek A Mild, yaitu media, trade, DST dan LAMP. 1. Media: Alat penyampai pesan yang digunakan oleh Sampoerna dalam menyampaikan pesan-pesan merek A Mild. 2. Trade: Kegiatan perdagangan serta promosi yang dilakukan oleh para retailer untuk menjual produk-produk merek A Mild 3. DST (direct selling team): SDM yang bertugas untuk melakukan komunikasi pemasaran dan penjualan produk-produk merek A Mild. 4. LAMP (legal age meeting point): Tempat-tempat berkumpulnya pemuda dewasa yang menjadi konsumen target utama merek A Mild. Keempat pilar tersebut telah dimanfaatkan secara maksimal oleh Sampoerna untuk melakukan kegiatan membangun merek dengan dasar komunikasi pemasaran yang telah
  • 19. 19 diintegrasikan sedemikian rupa sehingga tujuan-tujuan komunikasi yang telah dirancang dapat dicapai secara maksimal. Berikut adalah bauran komunikasi pemasaran terintegrasi merek A Mild, yaitu: a. Periklanan Periklanan memiliki porsi besar dalam komunikasi pemasaran A Mild karena media yang dipakai bersifat mass. Periklanan dipakai dalam bauran komunikasi pemasaran untuk mengkomunikasikan, menyampaikan dan menanamkan suatu persepsi di benak konsumen tentang bagaimana karakteristik produk, fungsi dan manfaat dari merek A Mild. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, seiring dengan perkembangan teknologi, perilaku konsumen, dan banyaknya peraturan pemerintah yang sangat ketat dalam membatasi kegiatan berpromosi pada perusahaan rokok, terutama beriklan pada media televisi, membuat media ini tidak begitu efektif lagi bagi Sampoerna untuk menempatkan iklan sebagai media utama dalam mencapai tujuan pemasaran A Mild, meskipun sebelumnya Sampoerna dinilai cukup sukses membangun merek A Mild dengan menggunakan media televisi. Jangkauan khalayaknya luas namun tidak efektif dalam menjangkau segmen target A Mild. Selain itu, komunikasi yang terjadi dengan konsumen hanya bersifat linier, artinya tidak ada proses timbal balik dalam penyampaian pesan-pesan merek kepada konsumen. b. Promosi Penjualan Promosi penjualan A Mild adalah melakukan promosi konsumen berupa trial dan merchandising. Namun bentuk utama dari promosi penjualannya adalah promosi dagang (trade promostion) melalui SRC (Sampoerna Retail Community), yaitu kegiatan promosi penjualan A Mild dan bentuk kepedulian Sampoerna kepada retailer atau pedagang kecil dengan mendesain toko para pedagang menjadi lebih modern agar tidak kalah bersaing dengan swalayan-swalayan lebih modern c. Public Relation Kegiatan PR yang utama pada komunikasi pemasaran A Mild adalah untuk mendapatkan publisitas melalui
  • 20. 20 berbagai event, antara lain: Soundrenaline, Soundsation, Go Ahead Challenge, SBA (Special Brand Ambassador), dan A Create, dan lain-lain. Selain untuk mendapatkan publisitas media, event yang diadakan juga untuk meningkatkan consumer engagement (keterlibatan konsumen). d. Personal Selling Kegiatan personal selling yang dilakukan oleh A Mild dilakukan dengan menjual produk A Mild secara langsung ke end konsumen melalui direct selling team (DST). Jika pemasaran langsung dilakukan kepada para retailer dan end konsumen. Kegiatan personal selling hanya dilakukan kepada end konsumen saja. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh sales promotion girls/sales promotion boy (SPG/SPB) di tempat-tempat dimana segmen target A Mild berkumpul ataupun event-event yang diselenggarakan oleh A Mild. e. Direct dan Online Marketing - Direct Marketing pemasaran langsung merupakan salah satu kegiatan pemasaran utama Sampoerna dalam membangun merek A Mild. kegiatan ini dilakukan oleh direct selling team (DST). Tim ini bertugas untuk memasarkan produk A Mild langsung pada retailer maupun langsung ke end konsumen. Meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan SDM yang lebih banyak daripada alat komunikasi pemasaran lainnya, namun pemasaran langsung mampu memaksimalkan usaha komunikasi pemasaran pada merek A Mild. - Online Marketing Kegiatan komunikasi pemasaran melalui media internet atau disebut dengan online marketing dilakukan oleh A Mild untuk memaksimalkan terjalinnya hubungan yang erat dengan segmen target. Pemasaran online A Mild dilakukan melalui website www.amild.com (sekarang menjadi www.goaheadpeople.com), yaitu sebuah situs resmi yang dibentuk oleh Sampoerna untuk kegiatan komunikasi pemasaran merek-merek Sampoerna A secara online. Situs ini berisikan berbagai informasi serta berita seputar merek Sampoerna A, serta kegiatan-kegiatan Sampoerna yang berkaitan
  • 21. 21 dengan merek A Mild dan merek lainnya dalam keluarga Sampoerna A. Pemasaran online memungkinkan terjadinya interaksi yang intense antara A Mild dengan target konsumen, serta interaksi antar konsumen lainnya dalam berbagai informasi tentang merek A Mild serta berbagai event yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan merek A Mild. 5.2.5 Menentukan Anggaran Pembagian anggaran pada kegiatan komunikasi pemasaran A Mild ditentukan oleh brand manager. Prosentase anggaran tersebut berbeda-beda pada tiap alat komunikasi yang dipakai, disesuaikan dengan kebutuhan komunikasi dan strategi pemasaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, proses penganggaran Sampoerna pada merek A Mild menggunakan pendekatan top down, yaitu “sejumlah biaya yang dianggarkan (biasanya dilakukan pada tingkat eksekutif), kemudian uang tersebut diturunkan pada berbagai macam departemen” (Belch dan Belch, 1993, h. 298 ). Dan menurut peneliti, metode top down yang dipakai Sampoerna dalam mengantisipasi kompetitornya ini termasuk dalam metode competitive parity (keseimbangan kompetitif), yaitu “sejumlah anggaran yang dianggarkan dengan menyelaraskan prosentase pengeluaran penjualan dari pesaing” (belch dan Belch, 1993, h. 303). 5.2.6 Evaluasi Efektivitas Pengukuran tingkat kesuksesan pada alat komunikasi pemasaran yang bersifat mass hasilnya diukur dan dievaluasi oleh lembaga luar perusahaan, seperti AC Nielsen dan ICT (Indonesian cigarette tracking). Dan komunikasi yang bersifat targetted dan personalized hasilnya diukur dan dievaluasi oleh departemen internal perusahaan, yaitu consumer insight and marketing intelligence (CIMI). BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Strategi pemasaran Sampoerna A Mild adalah dengan menerapkan 360 derajat customer’s contact point, yaitu
  • 22. 22 menggunakan berbagai macam alat komunikasi pemasaran untuk menciptakan kontak dengan pelanggan dari segala arah. Dan PT HM Sampoerna Tbk. menerapkan strategi membangun merek melalui IMC. Strategi yang dipakai sesuai dengan konsep membangun merek menggunakan Brand Leadership Model dan Zero-Based-Planning Model. Kegiatan komunikasi pemasaran Sampoerna untuk membangun merek A Mild digolongkan menjadi tiga, yaitu kegiatan komunikasi pemasaran yang bersifat mass, targeted, dan personalized. Serta terdapat empat pilar utama pada kegiatan komunikasi pemasaran untuk membangun merek Sampoerna A Mild, yaitu: trade, event, DST (direct selling team), dan LAMP (legal age meeting point). Dan Platform pemasaran Sampoerna adalah menggunakan semua alat komunikasi pemasaran untuk mewujudkan keterlibatan konsumen dewasa yang menjadi segmen target A Mild. 6.2 Saran dan Rekomendasi Sampoerna harus tetap waspada terhadap pergerakan pesaing A Mild agar tetap menjadi market leader dan tidak berbalik menjadi follower di pasaran dengan mengevaluasi dan memperbaiki strategi kedepan agar tetap bergerak maju mencapai ekuitas yang paling tinggi, sesuai dengan positioning statement-nya sekarang “Go Ahead”. DAFTAR PUSTAKA BUKU: Aaker, David & Erich Joachimsthaler. 2000. Brand Leadership. Sydney: Simon & Schuster UK Ltd. Belch, George E. dan Michael A. Belch. 1993. Introduction to Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. 2nd edition. New York: McGraw-Hill. Brand Book, PT HM Sampoerna Tbk. Duncan, Tom. 2002. IMC: Using Advertising and Promotion To Build Brands. International Edition. New York: McGraw-Hill. Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertisng and IMC. 2nd edition. New York: McGraw-Hill. Percy, Lary. 2008. Strategic Integrated Marketing Communication: Theory and practice. Oxford: Elsevier Inc.
  • 23. 23 Schultz, Don E. dan Heidi Schultz. 2004. IMC-The Next Generation: Five Steps for Delivering Value and Measuring Returns Using Marketing Communication. New York: McGraw- Hill Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga. Tjiptono, Fandy, dkk. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi. WAWANCARA: Wawancara dengan Faritdar Kunto Wibisono, area marketing executive PT HM Sampoerna Tbk. Malang, 1 Juni 2012. Wawancara dengan Faritdar Kunto Wibisono, area marketing executive PT HM Sampoerna Tbk. Malang, 22 November 2012. SUMBER INTERNET: BP, Indra. Pasar Rokok Nasional Tumbuh 8%. Online. http://www.imq21.com/news/read/116 589/20130104/094314/Pasar-Rokok- Nasional-Tumbuh-8-.htm, diakses pada 4 Desember 2013 pukul 10.49 WIB. Janelle, Paul. Asia Region Investor Field Trip – Surabaya, Indonesia June 4, 2013 . Online. http://www.google.com/url, diakses pada 2 Januari 2013 pukul 13.32 WIB. Philip Morris International. Brand Architecture. Online www.intranet.pmi/SA/eng/DEPTS/M KT/FG/BrandMkt/content/Amild/Bran d%20Architecture.aspx, diakses pada 16 Juli 2012 pukul 19.36 WIB PT HM Sampoerna Tbk. Tentang Kami. Online. http://www.sampoerna.com/id_id/abou t_us/pages/sampoerna_overview.aspx, diakses pada 15 april 2011, pukul 20.05 WIB.