1. ن يما اإل يق طر
THORIQUL IMAN
[Jalan Menuju Keimanan]
2. Aqidah = pondasi keimanan
Tingkah laku manusia ditentukan oleh aqidahnya
3. FASE HIDUP MANUSIA
ANAK-ANAK
Belum baligh
Belum ada
pembebanan
hukum syariat
REMAJA
Masa peralihan
(awal baligh)
RESAH, mulai
mempertanyakan
hakikat hidup.
DEWASA
Sudah baligh
Sudah terkena
TAKLIF
(pembebanan
hukum syariat)
4. َعِفُرا ِنْوُنْجَْملا ِنَع ٍةَثَالَث ْنَع ُمَلَقْلاَّتَح ِهِلْقَع َلىَع ِبْوُلْغَْملَأَرْبَي
َصال ِنَعَو َظَقْيَتْسَي َّتَح ِمَِائنال ِنَعَوُمِلَتَْْح َّتَح ِِّيِب“
Pena diangkat dari tiga golongan: orang gila yang akalnya
tertutup sampai sembuh, orang yang tidur sehingga
bangun, dan anak kecil sehingga baligh.”
{HR. Ibnu Khuzaimah Ibnu Hibban dan Ad-Daruquthni}
10. Keimanan harus muncul dari proses
BERFIKIR,
BUKAN TAQLID (ikut-ikutan) atau
hanya mengandalkan PERASAAN,
karena sangat berbahaya.
11. Mengapa berbahaya?
Lihatlah apa yang disembah penganut
agama dan kepercayaan lain:
Patung Dewa/ Tuhan
Matahari
Api
Pohon
Batu
Tempat-tempat keramat
18. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat)
bagi orang yang berakal.”
(TQS. Ali ‘Imran [3]: 190)
30. “Apakah mereka tidak memperhatikan unta,
bagaimana ia diciptakan?
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
Dan gunung-gunung,bagaimana ia ditegakkan?
Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?”
(TQS. Al-Ghasyiyah [88]: 17-20).
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38. Semua keindahan di alam semesta tidak
mungkin ada dengan sendirinya.
Tidak mungkin pula hanya kebetulan
Semuanya pasti DICIPTAKAN
39. Diciptakan oleh siapa?
Pasti oleh SESUATU yang:
Tidak lemah dan tidak terbatas
Tidak berawal dan tidak berakhir
Dialah AL-KHALIQ (PENCIPTA)
40. SIAPAKAH AL-KHALIQ KITA?
Untuk mengetahuinya, kita memerlukan kabar dari Al-
Quran yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad
SAW.
“Katakanlah, Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.”
(QS. Al-Ikhlas:1)
42. Suatu hari, Imam, Malik ditanya tentang makna istiwa’
(persemayaman-NYA).
“Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah, yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur
segala urusan…” [QS.Yunus (10): 3]
43. Apa jawaban Imam Malik?
Imam Malik lama terduduk bahkan mengeluarkan keringat,
lalu menjawab:
“Persemayaman itu bukan sesuatu yang dapat diketahui.
Kayfiyah (cara)-Nya bukanlah hal yang dapat dipahami.
Mengimaninya adalah wajib, tetapi menanyakannya
adalah bid’ah/ salah.”
44. Jadi, kita TIDAK BOLEH membayangkan
rupa (wujud) Allah, karena Dzat Allah
dan hakikatNya berada di luar
jangkauan akal manusia (tidak
terindera).
45. Tapi, sesuatu yang tidak terindera
bukan berarti tidak ada.
Coba perhatikan gambar-gambar
berikut…
46. Kita YAKIN ada yang
membuat baju-baju ini
meskipun TIDAK
MELIHATNYA.
47.
48. Percayakah orang komunis (atheis)
terhadap wujud al-Khaliq?
TIDAK, karena menurut mereka, sesuatu
yang tidak terindera berarti TIDAK ADA.
Tuhan tidak terlihat, berarti Tuhan
tidak ada.
49. Jadi, iman kepada Allah adalah keyakinan
atas keberadaan/ wujud-Nya.
Wujud Allah dapat dibuktikan melalui
keberadaan makhlukNya.
52. “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakan kalian dan orang-orang sebelum
kalian, agar kalian bertakwa.”
[QS.al-Baqarah (2): 21]
Semua berasal dari Allah
53. Untuk apa manusia dan kehidupan
ini ada?
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah
(beribadah) kepada-Ku.”
[QS. Adz-Dzariyat (51): 56]
Untuk beribadah kepada Allah SWT
54. Akan ke mana manusia dan
kehidupan ini setelah mati?
55. “Mengapa kalian kafir kepada Allah, padahal
kalian tadinya mati lalu Allah menghidupkan kalian,
kemudian Allah mematikan kalian dan
menghidupkan kembali kalian, kemudian
kepadaNyalah kalian dikembalikan?”
[QS. Al-Baqarah (2): 28]
Kembali kepada Allah
56. Rangkuman:
Sebelum kehidupan:
Manusia diciptakan
ALLAH SWT
Kehidupan dunia
Hidup untuk
beribadah kepada
ALLAH SWT
Setelah kehidupan:
Manusia kembali
kepada ALLAH SWT
PENCIPTAAN mahkluk
Allah ciptakan aturan
(perintah & larangan)
Hari Kebangkitan
HISAB amal
57. Apa konsekuensi keimanan kita
terhadap Allah?
◦ Harus tahu & paham aturan Allah
caranya: dengan belajar (menuntut ilmu)
◦ Harus selalu taat pada perintah Allah & menjauhi
laranganNya.
caranya: dengan mengamalkan ilmu,
karena Allah semata (IKHLAS)