1. “Seorang mukmin yang sakit, ia tidak
mendapatkan pahala dari sakitnya, namun
diampuni dosa-dosanya”
2. Menurut agama Islam, semua
musibah atau bencana yang mendera
manusia adalah sisebabkan oleh
perbuatan manusia itu sendiri, baik
berupa penyakit,kecelakaan,
kehilangan, bencana alam, bahkan
hingga kematian. Apabila kita sering
berbuat zalim, biasanya Allah SWT
memberikan peringatan kepada kita
berupa penyakit
"Apa saja nikmat yang kamu
peroleh adalah dari Allah, dan apa
saja bencana yang menimpamu,
Maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu (Nabi
Muhammad) menjadi Rasul
kepada segenap manusia. dan
cukuplah Allah menjadi saksi.“
(QS. An-Nisa': 79)
Allah SWT sangat menyayangi kita. Kita diberi peringatan berupa penyakit dan
musibah karena Allah Maha Penyanyang. Allah SWT memberikan peringatan
kepada kita agar kita mau kembali ke jalan yang benar, jalan yang dirahmati dan
diridhai Allah SWT.
3. 1. Menghapus Dosa
2. Tetap Mendapatkan Pahala Dari Amal Kebaikan Yang Biasa
Dilakukannya Diwaktu Sehat
3. Memperoleh Pahala Kebaikan
4. Memperoleh Derajat Yang Tinggi di Sisi Allah SWT
5. Memperoleh Ganjaran Berupa Surga
6. Menjadi jalan kita untuk membersihkan penyakit batin
7. Menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah
8. Mendorong kita untuk menjalani hidup lebih sehat
9. Mengajarkan kepada kita bagaimana merasakan penderitaan
orang lain
10. Dapat mengkikis sifat sombong , besar kepala dan ujub
11. Memperkuat harapan kepada Allah
12. Melatih merendam rasa marah dan berbesar hati
Hikmah yang didapat Muslim dari sakit yang diderita
4. 1. Menghapus Dosa
Kita harus mengeluhkan sakit kepada Allah dan ikhlas menerimanya. Di samping
itu jangan lupa berobat kapada ahlinya . Dalam hadis Thabrani dinyatakan bahwa
“Seorang mukmin yang sakit, ia tidak mendapatkan pahala dari sakitnya, namun
diampuni dosa-dosanya”. Ini berarti bahwa sakit pada manusia merupakan salah
satu wujud kasih sayang Allah
“Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyaki
tatau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali
dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari)
5. 2. Tetap Mendapatkan Pahala Dari Amal Kebaikan Yang Biasa
Dilakukannya Diwaktu Sehat
“apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan suatu kebaikan,
maka allah berfirman kepada malaikat: “catatlah bagi hamba-ku pahala seperti
yang biasa ia lakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah).
“Apabila salah seorang hamba sakit atau bepergian (safar), maka Allah
mancatat pahalanya seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia tidak
bepergian atau sehat.” (HR. Bukhari).
6. 3. Memperoleh Pahala Kebaikan
Barangsisapa dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya, maka dia (diuji) dengan
suatu musibah. (HR. Bukhari).
“Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah
mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari).
7. 4. Memperoleh Derajat Yang Tinggi di Sisi Allah SWT
“Wabah adalah syahadah (mati syahid) bagi setiap muslim.”(HR. Bukhari)
Hal ini karena di dalam surga ada derajat tertentu yang harus dicapai, bila seorang
muslim tidak mampu mencapainya dengan suatu amal, maka ia bisa
mem¬peroleh derajat yang tinggi itu dengan musibah atau penyakit yang
dideritanya
“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat
mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan
mencobanya agar dia dapat mencapai derajat itu.” (HR. Thabrani)
8. 5. Memperoleh Ganjaran Berupa Surga
“Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia
bersabar, maka Aku ganti kedua matanya itu dengan surga.” (HR. Ahmad).
Dengan demikian, meskipun tidak menyenangkan, sakit merupakan ujian yang
dapat memberikan keutamaan dan manfaat yang besar, baik bagi si penderita
maupun keluarganya. Oleh karena itu, penyakit harus dihadapi dengan sikap,
pemikiran dan prilaku yang positif.
9. 6. Menjadi jalan kita untuk membersihkan penyakit batin
sakit dapat menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit
biasanya orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya, sehingga ia akan
bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah SWT. Zat yang
mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya
untuk bertobat
”Sesungguhnya besarnya pahala (balasan) sangat ditentukan oleh besarnya
cobaan. Dan jika sekiranya Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan
menguji dan memberikan cobaan kepada mereka”. (HR. Tirmidzi dan Baihaqi).
10. 7. Menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah
saat allah menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tertentu yang menjadi
penyebab itu semua. tidak mungkin allah subhanahu wa ta’ala melakukan
sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik semua
itu.
sakit dapat menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit
biasanya orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya, sehingga ia akan
bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah SWT. Zat yang
mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya
untuk bertobat.
11. 8. Mendorong kita untuk menjalani hidup lebih sehat
“Siapa yang meninggalkan sesuatu (yang haram) karena Allah, Allah akan
menggantikannya dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Abu Nu’aim dalam Al
Hilyah )
secara medis sakit merupakan suatu peringatan (warning) mengenai tingkat
kekuatan tubuh kita. Jika tubuh kita mengalami satu kondisi, kemudian berakibat
sakit, hal itu merupakan peringatan agar kita menghindari kondisi yang sama
yang dapat menyebabkan sakit tersebut. Sakit juga memberi kesempatan kepada
kita untuk beristirahat dan berkonsultasi dengan dokter sehingga penyakit yang
ada tidak menjadi lebih parah dan sulit diobati. Tak jarang, sakit yang dialami
mencegah seseorang agar tidak terkena penyakit yang lebih berat lagi.
12. 9. Mengajarkan kepada kita bagaimana merasakan penderitaan orang lain
sakit mengajarkan kepada kita bagaimana merasakan penderitaan orang lain,
seperti halnya puasa yang mendidik kita agar mengetahui bagaimana pedihnya rasa
lapar dan dahaga yang dialami kaum papa. Rasa sakit harusnya melahirkan
kepekaan sosial yang lebih tinggi
Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah
kamu ke luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu
janganlah kamu memasukinya. (HR. Bukhari)
Janganlah orang sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim)
13. 10. Dapat mengkikis sifat sombong , besar kepala dan ujub
“Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih,
ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan
jiwanya beku. Oleh karena itu, musibah dalam bentuk apa pun
adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya, akan membersihkan
karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar
kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia
menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, martabatnya diangkat dan
jiwanya dimuliakan, pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit
yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.“
14. 11. Memperkuat harapan kepada Allah
Rasulullah, maka beliau bersabda : “Bacalah Al-Qur’an dan minumlah madu,
karena membaca Al-Qur’an merupakan obat untuk penyakit yang berada di
dalam dada dan madu adalah obat untuk tiap penyakit”.
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]
Al An’am (ayat: 17), “Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan
jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-
tiap sesuatu.”
15. 12. Melatih merendam rasa marah dan berbesar hati
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al Hadid: 22-23)
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al Hadid: 22-23)
16. Mengobati sakit :
Rasulullah, maka beliau bersabda : “Bacalah Al-Qur’an dan minumlah madu,
karena membaca Al-Qur’an merupakan obat untuk penyakit yang berada di
dalam dada dan madu adalah obat untuk tiap penyakit”.
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
(HR. Muslim)
"Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus: 57).
17. Mengobati sakit :
Rasulullah, maka beliau bersabda : “Bacalah Al-Qur’an dan minumlah madu,
karena membaca Al-Qur’an merupakan obat untuk penyakit yang berada di
dalam dada dan madu adalah obat untuk tiap penyakit”.
“Obatilah orang-orang sakit di antaramu dengan sedekah” (HR. Baihaqi. Hadits
mi dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’).