Salah satu sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan
untuk memenuhi standar-standar yang berlaku dalam sistem Regional dan
Internasional. ISO 9000 mempunyai dua puluh (20) elemen standar mutu yang
harus di ikuti. Dua dari ke dua puluh elemen tersebut yang di jadikan
pembahasan dalam penelitian ini, yaitu elemen inspection and Testing (Inspeksi
dan pengujian), serta elemen Statistical Techniques (Teknik Statistik). Penelitian
dilaksanakan pada Surabaya Construction Airport Project (SCAP) yang telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000, sampelnya adalah data mutu beton
pada pekerjaan Building Work dan Tiang Pancang dengan analisis statistik
menggunakan analisa regresi dan korelasi via program SPSS. Berdasarkan
hasil analisis, implementasian ISO 9001:2000 dalam bidang konstruksi pada
Surabaya Construction Airport Project (SCAP) sesuai dengan mutu yang
distandarkan.
Kata Kunci : ISO 9001:2000, Mutu Beton, Analisis Statistik
Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...
ISO 9000
1. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BETON PRECAST PADA GEDUNG
(KASUS : KANTOR PELAYANAN PAJAK TEBET JAKARTA)
Julistyana Tistogondo, ST, MT 1
ALTERNATIVE DESAIN JEMBATAN BETON PRATEGANG (KASUS:
JEMBATAN MERR II-C (MIDDLE EAST RING ROAD) SURABAYA)
Ronny DS, ST 16
PERUBAHAN KAPASITAS DAN PERKERASAN JALAN DARI 2 JALUR
MENJADI 4 JALUR (KASUS : RUAS JALAN GRESIK – DEKET)
Arifin, Ir, MMT, MT 34
EFEKTIFITAS PERSIMPANGAN JALAN PERKOTAAN (KASUS : SIMPANG
JEMURSARI & SIMPANG A. YANI KOTA SURABAYA)
Sapto Budi Wasono, ST, MT 48
KONTROL MUTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON BERBASIS ISO
9000 (KASUS: SURABAYA CONSTRUCTION AIRPORT PROJECT)
M. Ikhsan Setiawan, ST, MT 62
STUDY REKAYASA NILAI PELAKSANAAN FONDASI MESIN DI PLTMG,
TARAKAN – KALIMANTAN TIMUR
Helmy Darjanto, Ir, MT 69
NEUTRON
Volume 3 Nomor 2
Hal.
Surabaya
Agustus 2003
ISSN : 1412 - 0860
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Narotama Surabaya
www.narotama.ac.id
2. Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000
Kasus : Surabaya Construction Airport Project (SCAP)
M. Ikhsan Setiawan
Ikhsan.setiawan@narotama.ac.id
ABSTRAK
Salah satu sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan
untuk memenuhi standar-standar yang berlaku dalam sistem Regional dan
Internasional. ISO 9000 mempunyai dua puluh (20) elemen standar mutu yang
harus di ikuti. Dua dari ke dua puluh elemen tersebut yang di jadikan
pembahasan dalam penelitian ini, yaitu elemen inspection and Testing (Inspeksi
dan pengujian), serta elemen Statistical Techniques (Teknik Statistik). Penelitian
dilaksanakan pada Surabaya Construction Airport Project (SCAP) yang telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000, sampelnya adalah data mutu beton
pada pekerjaan Building Work dan Tiang Pancang dengan analisis statistik
menggunakan analisa regresi dan korelasi via program SPSS. Berdasarkan
hasil analisis, implementasian ISO 9001:2000 dalam bidang konstruksi pada
Surabaya Construction Airport Project (SCAP) sesuai dengan mutu yang
distandarkan.
Kata Kunci : ISO 9001:2000, Mutu Beton, Analisis Statistik
PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem perekonomian
global membawa dampak yang langsung maupun tidak langsung bagi sistem
perekonomian Indonesia. Pemerintah serta dunia usaha di Indonesia dituntut untuk
semakin mempertajam reaksinya dalam berbagai sektor terkait. Kebutuhan akan
adanya standar pemastian mutu diantisipasi dengan baik oleh International
Organization for Standardization (ISO), dengan diterbitkannya Quality Management
Sistem Standart ISO 9000, termasuk industri konstruksi menjadi bagian didalamnya.
Di dalam realisasinya, perlu diketahui bahwa penerapan sistem manajeman mutu ISO
9000 akan memberikan 2 (dua) keuntungan yaitu:
1. Mencapai tujuan untuk memastikan mutu kerja.
2. Mendapatkan sertifikat dari badan sertifikasi, baik yang memberikan nilai tambah
bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan para pesaingnya karena
pemilik proyek (owner) akan lebih percaya kepada kontraktor yang dapat
diandalkan mutu kerjanya.
Kendati demikian, ada juga kontraktor yang cukup memiliki keuntungan pertama
dengan cara menerapkan secara langsung filosofi manajemen mutu tersebut dalam
rangka pencapaian tujuan memastikan mutu hasil kerja. Sementara kontraktor yang
ingin mendapatkan keuntungan ganda akan memilih mendapatkan sertifikat sistem
manajemen mutu standar ISO 9000 dari badan registrasi. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh badan di Inggris yang khusus memonitor perkembangan
penerapan sistem manajemen mutu standar ISO 9000, kebanyakan perusahaan
memilih jalur sertifikasi karena adanya persyaratan dari pengguna jasa untuk
memiliki sertifikat ISO 9000. Penerapan Inspection and testing dilaksanakan
berdasarkan prosedur umum inspeksi dan pengetesan. Tujuannya adalah memastikan
bahwa inspeksi dan pengetesan selalu dilakukan sejak barang datang, dalam
rangkaian kegiatan pelaksanaan, sampai menghasilkan produk, agar persyaratan
terpenuhi. Hasil inspeksi dan pengetesan direcord dapat berupa shop drawing yang
ditandai atau checklist/lembar periksa. Seperti pada pekerjaan tiang pancang beton
3. dan pekerjaan beton, dari dua pekerjaan ini dapat dievaluasi mutu konstruksi
betonnya berdasarkan ISO 9000. Penelitian dibatasi pada evaluasi ISO-9000 terhadap
elemen Inspection and Testing dan elemen Statistical Techniques dan ISO 9000 data
mutu beton pada pekerjaan building work dan tiang pancang.
Tinjauan Pustaka. ISO adalah singkatan dari International Organization for
Standardization, suatu Organisasi Internasional para dewan standardisasi Nasional
(DSN). Dalam perkembangan, setelah ISO 9000 versi 1987 diterapkan oleh berbagai
perusahaan dan Instasi di seluruh dunia, dirasakan perlunya perubahan pada
beberapa ketentuan dalam standar yang ada. Pada tahun 1994 revisi tersebut
ditetapkan, dan sejak itu yang berlaku adalah ISO 9000 versi 1994, tapi pada akhir
tahun 2000 ada revisi lagi tentang ISO 9000:2000
Standar ISO 9000:2000 ini telah dikembangkan untuk membantu organisasi, dari
semua jenis dan ukuran, untuk menerapkan dan mengoperasikan sistem mana jemen
mutu yang efektif.
ISO 9000:2000 sistem manajemen mutu dan merincikan istilah bagi sistem
manajemen mutu.
ISO 9001:2000 persyaratan dalam sistem manajemen mutu,
ISO 9004:2000 panduan yang mempertimbangkan baik keefektifan maupun
efisiensi sistim manajemen organisasi perlu menunjukkan kemampuannya dalam
menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang
berlaku serta meningkatkan kepuasan pelanggan.mutu. Sasaran standar ini adalah
perbaikan kinerja organisasi dan kepuasan pelanggan dan pihak berkepentingan
lainnya.
ISO 19011 panduan tentang pengauditan sistem manajemen mutu dan lingkungan.
Dalam bidang jasa konstruksi nasional maupun internasional, parameter mutu hasil
kerja kontraktor ditentukan oleh :
1. Biaya pelaksanaan (bermutu bila biaya sesuai / di bawah)
2. Waktu pelaksanaan (bermutu bila pelaksanaan sesuai / dibawah rencana)
3. Karakteristik produk (bermutu bila sesuai gambar dan spesifikasi
4. Keselamatan dan kesehatan kerja (bermutu bila tidak ada kecelakaan dan penyakit
akibat kerja).
5. Semangat kerja (bermutu bila hubungan kerja ketiga unsur SDM dalam proyek,
tetap terjalin dengan baik).
Pengelolaan organisasi mencakup manajemen mutu diantara disiplin manajemen
yang lainnya. Manajemen mutu yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak untuk
memimpin organisasi kearah perbaikan kinerja.
Fokus pada pelanggan.
Organisasi bergantung pada ppelanggannya dan karenanya, hendaknya
memahami kebutuhan kini dan mendatang dari pelanggannya, hendaknya
memenuhi dan berusaha melebihi harapan pelanggan.
Kepemimpinan
Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Mereka hendaknya
menciptakandan memelihara lingkungan internal tempat orang dapat melibatkan
dirinya secara penuh dalam pencapaian sasaran organisasi.
Pelibatan orang
Orang pada semua tingkatan adalah inti sebuah organisasi dan pelibatan penuh
mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat organisasi.
Pendekatan proses
Hasil yang dikehendaki tercapai lebih efisien bila kegiatan dan sumber daya
terkait dikelola sebagai suatu proses.
Pendekatan sistem pada manajemen
4. Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling terkaitsebagai
sistem memberi sumbangan untuk keefektifan dan efisiensi organisasi
dalammencapai sasarannya.
Perbaikan berkesinambungan (kontinual)
Perbaikan berkesinambungan organisasi secara menyeluruh hendaknya dijadikan
sasaran tetap dari organisasi.
Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan.
Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi.
Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok.
Sebuah organisasi dan pemasok yang saling bergantung dan suatu hubungan
yang saling menguntungkan meningkatkan kemampuan keduanya untuk
menciptakan nilai.
ISO 9001:2000 (Elemen Inspection and Testing) di PT. Waskita Karya.
Jenis bahan/produk : beton pratekan
Kuat mampat beton pratekan minimum 500 kg/cm2
Kapasitas bearing tentang benda uji adalah 450 ton, untuk benda uji yang
berukuran 450x450 mm dan 360 ton untuk benda uji yang berukuran 400x400
mm.
Benda uji tidak akan dipindahkan sampai tes memenuhi kuat mampat 80%
untuk desain kuat mampat 28 hari dan mereka tidak akan diangkut sampai
tekan kuat mampat mencapai 28 hari.
Benda uji tidak akan dipindahkan sampai mereka sudah menetapkan untuk
sedikitnya 14 hari, setelah tuangan dengan temperatur minimum 16C atau 21
hari pada temperatur minimum 45C. Mereka tidak akan diangkut sampai
mereka sudah menetapkan sedikitnya 21 hari pada temperatur minimum 16C
atau 28 hari pada suatu temperatur minimum 45C.
Mereka tidak akan diangkut sampai mereka sudah menetapkan sedikitnya 21,
akan mempunyai kuat mampat 500 kg/cm2 (silinder).
Jika kekuatan tinggi awal semen digunakan, benda uji mungkin diangkut
sebelum 7 hari setelah tuangan, tapi setelah mendapat persetujuan.
Semua benda uji akan dikemudikan oleh palu diesel (akan dioperasikan
dengan tingkat pemadam terbuka lebar-lebar)
Benda uji disusun berderet dan memposisikan dengan antaran yang sedang
dikemudikan.
Jenis bahan/produk : Kerja beton
Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan PBI NI-2, 1971 dan JASS5 semen akan
menyesuaikan diri dengan kebutuhan AASHTO M-85, jenis air yang
digunakan adalah air yang bebas minyak, cuka, garam, masalah organik atau
penggangu.
Analisa ayakan dari kumpulan bagus dan kumpulan kasar akan dilaksanakan
sesuai dengan AASHTO T-27, kemurnian organik yang terdapat dikumpulan
yang bagus akan diuji sesuai kebutuhan AASHTO T-27.
Angka kerugian tidak akan lebih dari 12% didalam tes kesehatan sesuai
AASHTO T-104, kumpulan yang kasar terdiri dari batu dihancurkan dan akan
awet, tahan lama, dan bebas dari kotoran, masalah organik atau unsur
pengganggu lain.
Jumlah yang dikurangi karena lecet atau pengausan tidak akan lebih dari 40%
saat lecet atau pengausan sesuai AASHTO T-96.
Isi dari campuran pada perbandingan jarak dan panjangnya lebih dari 5, salah
satu tidak akan lebih dari 8% beratnya (rata-rata).
Material sambungan biasanya sesuai kebutuhan AASHTO M-153.
5. Semua beton akan ditempatkan selama hari terang, beton akan ditempatkan
secepatnya setelah pencampuran dan tidak boleh ditambahkan air setelah satu
jam pencampuran.
Tidak diijinkan menjatuhkan beton dari ketinggian 1,5 m atau menyimpan
dalam jumlah besar.
Sebelum menyimpan beton baru, permukaan beton dikeraskan dan
dibersihkan dengan menggunakan berat dan kasar, untuk spesi semen atau
pasta semen setelah dibasahi, ditutup dengan mantel yang rapi.
Untuk perawatan akan dijaga sedikitnya selama 3 hari.
Setelah 7 hari beton ditempatkan, tidak akan diijinkan lalu lintas pada
permukaan atas beton.
Rancangan Campuran Beton
Pada konstruksi beton mutu tinggi, dituntut untuk dapat merancang komposisi
campuran beton yang tepat. Pembuatan beton dengan menggunakan perbandingan
volume yang biasa dipakai 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil untuk beton biasa dan
campuran 1 semen : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil untuk beton kedap air rupanya sudah
kurang memuaskan lagi karena dapat menghasilkan kuat desak beton yang sangat
beragam (bervariasi) dalam konsep pedoman beton tahun 1989, perbandingan
campuran seperti itu hany boleh dilakukan untuk beton dengan mutu kurang dari 10
Mpa, dan dengan slump yang tidak lebih dari 100 ml. Perencanaan aduk beton
dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang sebaik-baiknya, yang antara lain untuk
mendapatkan :
Kuat desak yang tinggi sesuai perencanaan
Mudah dikerjakan
Tahan lama
Murah
Tahan arus.
DATA DAN METODE. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini,
metode statistik Deskriptif dan Inferens. Teknik dan metode pengumpulan data yang
dilakukan , adalah dengan cara :
1. Metode dokumentasi atau studi kepustakaan.
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori-teori, konsep-konsep serta
variabel-variabel penelitian. Hal tersebut bersumber dari catatan, buku, jurnal
ilmiah, dan sebagainya guna mendukung dan memperkuat penelitian yang
dilakukan.
2. Metode analisis mutu beton.
Analisis mutu beton dilakukan dari data tes inspeksi “Rincian kriteria
kebertrimaan bahan/produk” pada proyek pembangunan bandara Surabaya.
3. Metode analisis statistik
Analisis statistik dilakukan untuk dapat menarik kesimpulan statistik
(deskriptif dan inferensi) mengenai mutu konstruksi beton.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari sumber PT. Waskita Karya
yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Alamat PT ini di Jalan Biru Laut X No 10,
Jakarta 13340. Perusahaan ini bersertifikat ISO 9001:2000 yang berkompeten dibidang
pondasi, bangunan dan pekerjaan sipil, konstruksi jalan raya, jembatan, proyek
keairan, bangunan service. Dalam penulisan penelitian ini, data yang diambil adalah
data mutu beton pada pekerjaan “Building Work” dan “Tiang Pancang” di PT. Waskita
Karya Surabaya, dengan menggunakan Analisa Statistik Regresi dan Statistik Korelasi.
6. Di dalam penelitian ini untuk analisa data dengan menggunakan program SPSS
ver.10
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Deskriptif (Evaluasi Mutu Beton)
a. Untuk Building Work dengan jumlah sample (N) 84 buah, didapatkan kuat
tekan rata-rata sebasar 302,453 kg/cm2, dengan nilai slump rata-rata 12,411
cm.
b. Untuk Tiang Pancang dengan jumlah sample (N) 24 buah, di dapatkan
kuat tekan rata-rata 1398,33 kg/cm2, dengan nilai slump rata-rata 5,750 cm.
c. Berdasarkan kontrol mutu beton, didapatkan hasil sebagai berikut :
BUILDING WORK
DATA DESAIN (STANDART) REALISASI
SLUMP
KUAT TEKAN
Maksimum = 12,5 cm
Minimum = 5 cm
65 S 85 (cukup)
n = 12,41
Std. dev = 88,2
TIANG PANCANG
DATA DESAIN (STANDART) REALISASI
SLUMP
KUAT TEKAN
Maksimum = 9,0
Minimum = 2,5
25 S 35 (Baik sekali)
n = 5,750
Std. dev = 25,92
2. Analisis Prediksi (Umur Beton)
a. Building Work
Analisa mutu beton pada pekerjaan Building Work, dengan Analisa Statistik
Regresi dan Statistik Korelasi. Diperoleh persamaan regresi antar umur dengan
slump dan kuat tekan, adalah sebagai berikut :
Umur = -30,078 + 1,484 Slump + 0,09618 Kuat Tekan
Dengan slump satu-satuan akan mempengaruhi umur sebesar 1,484, dan dengan satu-
satuan kuat tekan akan mempengaruhi umur sebesar 0,09618. Untuk korelasi parsial
antara umur dengan slump adalah 27,1%, korelasi parsial antara umur dengan kuat
tekan adalah 72,1%, sedangkan derajat determinasi atau keeratan hubungan antara
slump dan kuat tekan terhadap umur adalah 54,3 %. Jadi pengaruh antara slump dan
kuat tekan terhadap umur hanya sebesar 54,3%.
b. Tiang pancang
Analisa mutu beton pada pekerjaan Tiang Pancang, diperoleh persamaan regresi
antara umur dengan slump dan kuat tekan, adalah sebagai berikut :
Umur = -79,462 + 3,793 Slump + 0,05416 Kuat Tekan
Dengan slump satu-satuan akan mempengaruhi umur sebesar 3,793, dan dan dengan
satu-satuan kuat tekan akan mempengaruhi umur sebesar 0,05416.
Untuk korelasi parsial antara umur dengan slump adalah 25,2%, korelasi parsial
antara umur dengan kuat tekan adalah 86,8%, sedangkan derajat determinasi atau
7. keeratan hubungan antara slump dan kuat tekan terhadap umur adalah 77,1%.. Jadi
pengaruh antara slump dan kuat tekan terhadapumur sebesar 77,1%.
KESIMPULAN
a. Evaluasi Mutu Beton
PEKERJAAN DESAIN REALISASI
Building Work
- Kuat Tekan
- Slump
Tiang Pancang
- Kuat Tekan
- Slump
225 kg/cm2
12 cm
600 kg/cm2
5,5
302,453 kg/cm2
12,411 cm
1398,33 kg/cm2
5,750 cm
Sehingga hasil pelaksanaan di lapangan lebih baik dari hasil rencana.
b. Evaluasi Pelaksanaan
PEKERJAAN DESAIN REALISASI
1. Building Work
2. Tiang Pancang
45 S 55 (baik sekali)
25 < S 35 (baik sekali)
65 S 85 (cukup)
25 S 35 (baik sekali)
Untuk Building Work hasil di lapangan belum memenuhi rencana, sedangkan untuk
tiang pancang hasil di lapangan sesuai dengan rencana.
c. Analisa korelasi
Untuk korelasi parsial pada pekerjaan building work, antara umur dengan slump
adalah 27,1%, korelasi parsial antara umur dengan kuat tekan adalah
72,1%,sedangkan derajat determinasi atau keratan hubungan antara slump dan kuat
tekan terhadap umur adalah 54,3%. Jadi pengaruh antara slump dan kuat tekan
terhadap umur sebesar 54,3%.
Untuk korelasi parsial pada pekerjaan tiang pancang, antara umur dengan slump
adalah 25,2%, korelasi parsial antara umur dengan kuat tekan adalah 86,8%,
sedangkan derajat determinasi atau keeratan hubungan antara slump dan kuat tekan
terhadap umur adalah 77,1%. Jadi pengaruh antara slump dan kuat tekan terhadap
umur sebesar 77,1%.
REFERENSI
Nasution S, Prof, Dr. MA ( 1993 ), Metode Research (Penelitian Umum), Cetakan Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Murdock, L,J. and Brook, K.M. Terjemahan Stephanus Hindarko, Ir. Bahan Dan Praktek
Beton, Edisi ke 4 Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wiratman Wangsadinata, Ir ( 1979 ). Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2
Cetakan ke 7 Bandung. Departemen Pekerjaan Umum.
Sutrisno Hadi, Prof. DRS. MA ( 1982 ). Statistik, Penerbit Andi Ofset, Jakarta
Santoso, Singgih (2001) SPSS Versi 10: Mengelola Data Statistik Secara Profesional.
Cetakan Pertama. Penerbit ANDI, Jogjakarta.