SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  144
Télécharger pour lire hors ligne
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
Untuk Usia Dini (U5-U12), Usia Muda (U13-U20) & Senior
                  Copyright @2012 by Timo Scheunemann




           Penyusun       : Timo Scheunemann

           Penulis        : Timo Scheunemann

                           Claudio Reyna

                           DR. Javier Perez

                           DR. Paul Gunadi

           Tim Revisi     : Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri

           Penerjemah     : Gheeto TW dan Timo Scheunemann

           Lay out        : Gheeto TW, Timo Scheunemann, Kasmawati

           Penyunting     : Kasmawati

           Tata Letak     : Kasmawati

           Desain Sampul : Gheeto TW

           Foto           : Koleksi Pribadi Matias Ibo
UCAPAN TERIMA KASIH



Pertama dan terutama Puji Syukur kepada Tuhan; sumber kekuatan dan kemampuanku.
Beribu ucapan terima kasih saya tujukan kepada banyak pihak yang ikut andil secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Kurikulum Sepak bola Indonesia ini.
Bp. Djohar Arifin selaku Ketua PSSI, Bp. Bob Hippy selaku Exco Pembinaan Usia Muda PSSI
dan Bp. Arifin Panigoro atas dukungannya.
Tom Byer dan Claudio Reyna yang sudah menjembatani perijinan penggunaan sebagian dari
US Soccer Curriculum.
Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri dan Wim Rijsbergen untuk masukan-masukannya.
DR. Perez, DR. Paul Gunadi, Matias Ibo dan Heru Sugiri untuk sumbangan materinya.
Gheeto TW dan Kasmawati Wicaksono yang peran dan bantuannya sangat saya hargai.

Isteri saya tercinta Devi dan orang tua serta kakak saya Sven, Rainer, Ralph dan Silke atas
dukungan morilnya selama ini.
Asisten pelatih saya yang setia Heri serta sahabat James, Rino, Nehemia Wagiyono, dan Paul
Richardson.
Mentor saya Martin Hagele serta Markus Weidner, Bernd Stroeber, Horst Hrubesch, Inggo
Weniger, Stefen Freund dan Ralf Peter dari DFB.

Semua pelatih yang pernah melatih dan semua pemain yang turut andil dalam
perkembangan saya sebagai pemain dan pelatih sepak bola.
Terima kasih.




        In Loving Memory : Puji Purnawan (Mantan Punggawa Pra-Olimpiade 1992).



                Untuk Bangsaku demi berkumandangnya “Indonesia Raya”
                                  di pentas Piala Dunia.
Sambutan Exco Usia Muda



Pembinaan sepakbola usia muda Indonesia tengah menjadi perhatian yang serius dan terus menerus
ditekuni PSSI untuk mempersiapkan sebuah desain timnas masa depan Indonesia .
Fondasi untuk membentuk timnas senior yang tangguh sudah jelas harus dimulai dengan
mempersiapkan pemain sejak usia muda. Maka pola pembinaan pemain usia muda yang seharusnya
menjadi tanggung jawab klub telah beralih menjadi “peluang “ dengan hadirnya Akademi Sepakbola
Nusantara di Indonesia .

Kehadiran Akademi Nusantara yang dibangun oleh PSSI dengan kepemimpinan pembaharuan telah
mendapatkan porsi yang layak . Ini dibuktikan dengan adanya kompetisi usia muda dan lahirnya
kurikulum untuk pelatihan bagi pemain usia muda .

Visi dari kurikulum pembinaan usia muda ini juga sekaligus menjadi fondasi dasar untuk pembinaan
pelatih dalam melatih pemain usia muda .

Target kurikulum sepakbola ini adalah, untuk memberikan panduan bagi para pelatih. Maka
diharapkan, akan hadir pemain berbakat dan tangguh di Indonesia di masa depan.

Terima kasih .
Jakarta , 1 April 2012

Bob Hippy
Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda
Pendahuluan




Xavi, gelandang FC Barcelona, saat ditanya soal kehebatan FC Barcelona menjawab demikian,
 “Di La Masia (akademi FC Barcelona) kami tidak ditempa untuk menang namun untuk berkembang.”
Salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam pembinaan “grass root” (U5-U12) dan usia muda
(U13-U20) di Indonesia adalah fokus SSB yang salah; fokus SSB lebih ke arah menggapai kemenangan
daripada membina pemain hingga bisa mencapai potensi maksimalnya.

SSB sibuk menggapai prestasi sebagai klub hingga lupa bahwa prestasi sebenarnya adalah
pembentukan pemain secara menyeluruh; teknik (bagaimana melakukan sesuatu), taktik (pengertian
permainan atau pengertian akan mengapa melakukan sesuatu), fisik dan mental (menempa karakter
yang positif dan kuat yang begitu penting artinya baik untuk kehidupan sang pemain secara
keseluruhan maupun untuk perkembangannya sebagai pemain bola).

Sudah saatnya kita bersama menyatukan tekad memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Bukan
untuk kita pribadi atau SSB kita masing-masing namun untuk Indonesia. Mari kita berlomba
menelurkan pemain-pemain yang berbakat dan berkarakter demi kemajuan sepak bola Indonesia.

Kurikulum ini adalah bagian dari langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh Badan Usia Muda
PSSI. Dengan adanya kurikulum ini harapan kami program latihan di semua SSB di seluruh Indonesia
menjadi; (1) lebih berkualitas , (2) lebih “age specific” atau tepat usia, (3) lebih terarah secara baku
atau dengan kata lain memiliki standar yang sama.

Segala kekurangan yang ada mohon dimaaafkan. Semoga pada edisi kedua berikutnya dapat lebih
mendekati sempurna.

Untuk memahami dan melaksanakan pedoman ini diperlukan kesungguhan dan usaha yang
maksimal dari anda. Dibutuhkan kemauan untuk belajar serta totalitas dalam melaksanakan profesi
anda sebagai seorang pelatih. Entah dibayar atau bekerja secara suka rela, seorang pelatih harus
mengerti bahwa perannya begitu penting di dalam menempa generasi penerus bangsa. Berangkat
dari pemahaman ini diharapkan anda sebagai seorang pelatih menganggap serius peran anda dan
karenanya berusaha untuk terus belajar, mempersiapkan latihan secara maksimal dan berinteraksi
dengan pemain dengan penuh rasa tanggung jawab.

Tetap semangat, jangan putus asa! Bersama kita bisa meraih keajaiban yang kita idam-idamkan
bersama; mendengar “Indonesia Raya” berkumandang di pentas Piala Dunia!
Semoga Tuhan memberkati usaha kita bersama.

Salam,

Timo Scheunemann
Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI
Daftar Isi




Ucapan Terima kasih ……………….........................................................................................                         ii
Sambutan Ketua Umum PSSI ...............................................................................................                     iii
Sambutan Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda……………………………………..                                                                      iv
Pendahuluan Direktur Pembinan Usia Muda …………………………………………………………………..                                                                         v
Daftar Isi .................................................................................................................. ...........   vi
Keterangan Tanda Gambar: ................................................................................................                   ix


Bab I        Prinsip Bermain .................................................................................................              1
             A. Gaya Permainan : Garis Besar .......................................................................                        1
             B. Gaya Permainan: Spesifikasi .........................................................................                       2
             C. Prinsip Bermain bagi Pelatih, Pemain, dan Tim ..............................................                                4

Bab II       Konsep Melatih ..................................................................................................               6
             A. Fondasi Program Pembinaan yang Berkualitas ..............................................                                    6
                1. Fasilitas/Faktor Pendukung ....................................................................                           7
                2. Faktor Pembina (Pelatih) ........................................................................                         8
                3. Program Pembinaan Rutin .....................................................................                             9
             B. Falsafah Program Pembinaan .......................................................................                          10
                1. Hubungan Latihan dengan Pertandingan ………………………………………. ………                                                                10
                2. Empat Komponen yang saling melengkapi …………………………………….… ……                                                                10
             C. Intisari Materi Kepelatihan ............................................................................                    11
             D. Materi Kepelatihan : Istilah Umum ................................................................                          13
             E. Materi Kepelatihan : Fisik ..............................................................................                   14
                 1. Hal-hal yang meningkatkan Kemampuan Tubuh .....................................                                         14
                 2. Pemahaman Istilah-istilah Fisik ...............................................................                         15
             F. Materi Kepelatihan Teknik ............................................................................                      19
                1. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Menyerang ........................................                                      20
                2. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Bertahan ............................................                                   21
             G. Materi Kepelatihan Taktik .............................................................................                     22
                1. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Menyerang .........................................                                     23
                2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan .............................................                                  33
             H. Materi kepelatihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental ......................                                            38
             I. Materi Kepelatihan Situasi Standar (Set Piece) dan Formasi ..........................                                       39
                1. Penjabaran Situasi Standar .....................................................................                         40
             J. Materi Kepelatihan Penjaga Gawang ............................................................                              46
                1. Kualifikasi Penjaga Gawang ....................................................................                          47
             K. Gaya kepelatihan ..........................................................................................                 53
                1. Garis Besar Mengenai Kepelatihan & Persiapan Latihan .........................                                           53
                2. Menciptakan suasana dan sarana berlatih yang kondusif bagi
                     perkembangan Pemain ...........................................................................                        55
                3. Meracik Menu Latihan & Organisasi Latihan ...........................................                                    56

Bab III      Kurikulum Sesuai Kelompok Umur ...................................................................... 59
             A. Mengatur Perkembangan Pemain Berdasarkan Umur dan Tingkatan ........... 59
B. Frekuensi Materi Latihan Sesuai Kelompok Umur .......................................... ... 63
              1. Frekuensi Latihan Fisik Sesuai Kelompok Umur .. .......................................... 63
              2. Frekuensi Latihan Teknik Sesuai Kelompok Umur ......................................... 64
              3. Frekuensi Latihan Taktik Sesuai Kelompok Umur........................................... 65
              4. Frekuensi Latihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental Sesuai
                  Kelompok Umur.............................................................................................. 66
           C. Kurikulum setahun untuk masing-masing kelompok umur................................. 67
           D. Struktur Program Latihan Untuk Masing-masing Tingkatan Kelompok Umur..... 81
               1. Tingkat Pemula/Fun Phase (U5-U8 Tahun).................................................... 81
                  1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 81
                  2) Contoh Program Latihan ...................................................................... 82
               2. Tingkat Dasar/Foundation Phase (U9-U12 Tahun) ....................................... 84
                  1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 84
                  2) Contoh Program Latihan ....................................................................... 85
               3. Tingkat Menengah/Formative Phase (U13-U14 Tahun) ............................... 88
                  1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 88
                  2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 89
               4. Tingkat Mahir/Final Youth (U15-U20 Tahun) ............................................... 91
                  1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 91
                  2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 92
           E. Format Latihan Fisik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ………………………………... 94
           F. Format latihan Teknik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 96
               1. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 1 (15 Tahun keatas) ........................ 97
               2. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 2 (15 Tahun keatas) ........................ 98
           G. Format latihan Taktik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 101
               1. Contoh Latihan Taktik Bertahan ................................................................. 101
               2. Contoh Latihan Taktik Menyerang .............................................................. 103

Bab IV Kesalahan-kesalahan yang umum terjadi di Indonesia dalam hal organisasi
       latihan, pembuatan program latihan serta eksekusi latihan ................................ 106


Bab V      Teori Sepak Bola Modern .......................................................... ...........................   109
           A. Prinsip-prinsip Sepak Bola Modern ………………………………………………………………                                                    109
           B. Prinsip-prinsip Dasar Bermain 4-4-2 Dengan Benar …………………………………….                                              111
           C. Langkah-Langkah Menuju 4-4-2 (sekaligus 4-3-3) ……………………………………...                                              118
           D. Pengertian Taktik 4-3-3 ……………………………………………………………………….……..                                                      135
              1. Pengertian Taktik Lapangan Kecil Sebagai Tahapan Menuju 4-3-3 ………..                                        137
                  1) Formasi 2-2 ………………………….……………………………………………………………                                                         138
                  2) Formasi 3-1 ……………………………………………..………………………………………                                                         140
                  3) Formasi 3-2 ………………………………………………………………….……………..……                                                        143
                  4) Formasi 3-1-2-1 ……………………………………………………………………….……..…                                                      144

Bab VI Teori Melatih Secara Modern ..............................................................................           146
       A. Teori Melatih Fisik………………………………………………………………………………………                                                              146
           1. Komponen Latihan Fisik ……...………………………………………………………………                                                          146
           2. Kiat Praktis Meningkatkan Fisik Pemain …………………………………………….                                                     148
           3. Pemahaman Dasar Gizi ………………………………………………………………………                                                              150
           4. Berbagai Cara Mengevaluasi Fisik Secara Obyektif & Praktis ……………..                                            152
           5. Panduan Khusus Penggunaan Gym (Fitness Studio) ………………………….…                                                   157
       B. Teori Melatih Teknik …………………………………………………………… ………….… .……                                                           159
       C. Teori Melatih Taktik ………………………………………………………………………….… ……                                                            161
D. Teori Melatih Mental ……………………………………………………………………………………                                                                163
                1. Pemahaman Dasar ………………………………………………………………………………..                                                                  163
                2. Pembinaan Mental Pemain ……………………………………………………………………                                                                164
                3. Kiat Praktis Meningkatkan Mental Pemain ……………………………………………                                                         170

Bab VII Berbagai Variasi Latihan Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil……… 173
        A. Variasi Latihan Fisik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil ...….. 173
        B. Variasi Latihan Teknik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 179
        C. Variasi Latihan Taktik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 198

Bab VIII Mencegah dan Merawat Cedera ...........................................................................                    199
         A. Petunjuk Umum ………………………………………………………………………………..…………                                                                      199
         B. Penangganan Pada Cedera ……………………………………………………………..………….                                                                  201
         C. Sepuluh Hal Praktis Menangkal Flu ……………………………………………………..………                                                             220

Bab IX       Pemahaman Dasar Peraturan Pertandingan (Laws of the Game)........................... 222

Bab X        Lampiran …………………………………………………………………………………………………………….                                                                     262
             A. Scouting Pemain …………………………………………………………………………………………..                                                                 262
             B. Formulir Data Diri Pemain & Panduan Scouting ……………………………………………                                                       266
             C. Scouting Tim Lawan ……………………………………………………………………………………..                                                                270

Daftar Pustaka .............................................................................................................. ......... 278
KETERANGAN GAMBAR
BAB I
                        PRINSIP BERMAIN
               A. GAYA PERMAINAN - GARIS BESAR
                     Elemen kunci untuk pelatih dan pemain
                        yang membentuk gaya permainan


1. Pertandingan

Gaya penyerangan
Semua tim disarankan untuk menunjukkan gaya bermain yang menyerang yang ditunjukkan
saat menguasai bola dan dengan melakukan pergerakan tanpa bola dengan cepat.

Transisi cepat dan penyelesaian akhir
Mendorong semua kelompok umur untuk mengusahakan kecepatan bermain, menghindari
menggiring bola berlebihan (over dribbling), mengusahakan pergerakan yang terorganisasi
dan pergerakan cepat tanpa bola serta cepat mencari penyelesaian akhir.

Posisi spesifik
Sebuah tim harus memiliki pertahanan yang terorganisasi, menjaga posisi spesifik masing-
masing dalam formasi. Dilain pihak, pemain akan mencari ruang dan melakukan pergerakan
untuk mendukung penyerangan walau harus bergerak jauh dari posisi mereka semula.


2. Formasi

Formasi 4-3-3 dan 4-2-2
Tim di kelompok umur 12 tahun ke atas akan menggunakan formasi 4-3-3, (dengan variasi
4-2-3-1 atau 4-1-2-3 ). Tim di usia lanjutan (U15 ke atas) dapat juga menggunakan formasi
4-4-2. Untuk usia dini/grassroot (U5 - U12) disarankan bermain 4 v 4 dan 7 v 7 sebagai
tahapan menuju pemahaman 4-3-3 yang benar.
                                                                                            1
4 Bek
Semua formasi yang digunakan oleh tim pada pertandingan 11 v 11 harus terus membuat
4 baris bek. 4 bek menyediakan konsistensi dalam pertahanan dan memberikan ruang bagi
bek luar untuk bergerak maju saat menyerang.




                  B. GAYA PERMAINAN : SPESIFIKASI
                    Elemen kunci bagi pelatih dan pemain yang
                          menegaskan gaya permaian



1. Fisik

Speed and Agility (Kecepatan dan ketangkasan)
Kualitas-kualitas ini akan terkandung dalam pertandingan (game) dan permainan yang
menggunakan bola sejak kelompok usia dini/grassroot (U5 - U12).

Endurance (Daya Tahan)
Pemain secara individu dan seluruh tim dilatih untuk mampu melakukan pergerakan dengan
intensitas tinggi. Usia dini/grassroot (U5 - U12) mendapatkan daya tahan hanya melalui
game/permainan dan latihan teknik. Latihan khusus endurance diharamkan.

Ketahanan dan Kekuatan
Pemain yang kuat mengembangkan kecepatan mereka dengan lebih cepat, mampu
menangkal cedera dan lebih kompetitif dalam pertandingan. Usia dini/grassroot (U5 - U12)
tidak perlu berlatih ketahanan dan kekuatan karena belum adanya hormon testosterone.



2. Teknik

Passing dan receiving (mengumpan dan menerima bola)
Passing bola bawah yang dilakukan dengan keras/tegas selagi berhadap-hadapan pada jarak
yang bervariasi serta menerima bola yang bergerak dilakukan di semua kelompok umur.

Shooting (melesatkan tembakan)
Pemain harus menumbuhkan kemampuan untuk shooting dari jarak yang bervariasi. Semua
pemain harus didorong untuk banyak melakukan shooting dari jarak-jarak yang berbeda
selama permainan.

Ball Control and turning (kontrol bola dan berbalik dengan bola)
Pemain harus didorong untuk tetap mengontrol bola dan menggunakan teknik gerakan
memutar yang berbeda guna bergerak menjauh dari pemain bertahan.



                                                                                       2
3. Taktik

Bermain dari belakang
Semua tim harus merasa nyaman bermain bola semenjak dari belakang melewati lapangan
tengah dan dari sana menuju bagian akhir lapangan. Umpan-umpan pendek dari kaki ke
kaki yang sudah menjadi ciri khas sepak bola Indonesia hendaknya dipertahankan dan
diperbaiki kualitasnya.

Possession and Transition (penguasaan bola dan transisi)
Semua tim harus terus menjaga penguasaan bola dengan hanya menggunakan satu/dua
sentuhan saja. Pemain harus didorong untuk mendukung dan bergerak sambil berkreasi
dalam menentukan arah passing. Setelah permainan penguasaan bola berjalan dengan baik
tim harus belajar bagaimana mengumpan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya dengan
mulus dan efektif.


Transisi Penyerangan/Pertahanan dan Serangan Balik yang cepat
Ketika penguasaan bola hilang, pemain harus bereaksi cepat dan melakukan tekanan untuk
mendapatkan bola kembali. Ketika bola kembali dikuasai, pemain harus segera mungkin
melakukan serangan balik.




4. Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental

Respect and Discipline (respek dan disiplin)
Pemain harus beradaptasi pada aturan di dalam tim dan menghargai rekan satu tim, pelatih,
wasit dan lawan.

Cooperation (Kerjasama)
Setiap pemain menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari tim dalam satu unit, dan harus
bekerjasama dengan rekan satu tim untuk meraih sasaran bersama dalam tiap sesi dan
permainan, sebagaimana untuk seluruh musim kompetisi.

Competitiveness (Menumbuhkan Jiwa Kompetisi)
Pemain yang memiliki jiwa kompetisi (spirit pantang menyerah) harus dihargai karena usaha
dan fokus mereka.




                                                                                        3
C. PRINSIP BERMAIN (PRINSIPLES OF PLAY)
                             Untuk pelatih, pemain dan tim

1. Pelatih
Permainan penguasaan bola (possession) dan permainan lapangan lebih kecil (small sided
games) dengan lebih sedikit pemain sangat baik untuk menumbuhkan pengertian taktis
sekaligus mengasah kemampuan teknis pemain.
Berlatih dengan lawan dan kompetisi dengan sistim reward and punishment (pemberian
penghargaan dan hukuman) dalam sesi latihan harus dilakukan untuk menumbuhkan jiwa
kompetisi dalam diri pemain.
Permainan yang memiliki intensitas tinggi didasari oleh kecepatan dan ketangkasan. Singkat
tetapi intensif dalam setiap bagian latihan. Beri waktu untuk istirahat lalu pacu kinerja
mereka saat latihan sehingga memaksimalkan hasil latihan.


2. Pemain

Maksimal satu, dua atau tiga sentuhan : Meminimalkan jumlah sentuhan menambah
kecepatan permainan. Bermainlah dengan sederhana : jangan paksakan situasi, terlalu
banyak menggiring bola, sembarangan dengan bola, atau memilih opsi yang sulit.

Tetap menjaga bola di tanah : Bola yang dimainkan mendatar di atas tanah akan lebih
mudah dikontrol dan dapat didistribusikan dengan lebih efektif dan cepat oleh tim.

Akurasi dan kualitas passing : Passing harus keras dan akurat, dengan bobot yang tepat.

Sentuhan pertama : Pastikan sentuhan pertama dilakukan secara terkontrol tanpa
menghentikan bola. Sentuhlah bola menjauh dari tekanan dan arahkan ke daerah yang
bebas.

Pemahaman dan kewaspadaan : Semua pemain, dengan atau tanpa bola harus terus
menerus mengamati lapangan, kawan dan lawan.

Situasi 1 v 1 : Bentuk determinasi pemain untuk secepatnya menguasai bola kembali saat
bertahan dan bermain sederhana saat menyerang dangan cara menyentuh bola ke samping
dengan cepat guna melewati lawan.

Transisi individu : Pemain harus bereaksi dengan cepat ketika penguasaan bola berganti dari
penyerangan ke pertahanan dan sebaliknya.

Shooting : Selalu perhatikan gawang lawan. Semua pemain didorong untuk melesatkan
tembakan.

Mengambil resiko : Sepak bola adalah olah raga yang memungkinkan terjadinya banyak
kesalahan. Kesalahan-kesalahan adalah bagian dari permainan dan proses belajar. Pemain
didorong untuk mengambil resiko dalam sesi latihan guna mengembangkan kecepatan
bermain.
                                                                                          4
3. Tim

Semua pemain bertahan dan semua pemain menyerang : Semua pemain harus terlibat
dalam permainan sebagai satu unit.

Ciptakan situasi menang jumlah : Sepak bola adalah permainan yang mengandalkan jumlah
pemain. Saat menyerang diupayakan untuk menang jumlah sedangkan bertahan untuk
minimal tidak kalah jumlah.

Aliran bola : Bola harus mengalir dari dalam ke luar, dari luar ke dalam sisi permainan. Bola
lebih mudah dikuasai di sisi luar lapangan karena sisi dalam lapangan tekanan lawan lebih
besar (tentu saja hal ini bisa berubah tergantung situasi).

Prinsip segitiga dan pilihan arah passing : Pemain yang menguasai bola harus terus menerus
menerima dukungan dan setidaknya memiliki 2 pilihan untuk melakukan passing. Saat usia
dini/grassroot (U5-U12) ajarkan pemain membentuk ketupat saat menyerang guna
menciptakan 3 opsi mengumpan; ke kiri, ke kanan dan kedepan/belakang.

Kecepatan permainan : Pergerakan cepat bola (saat menyerang), sedangkan saat bertahan
(tanpa bola) menciptakan situasi 2 v 1 (menang jumlah).

Pergerakan tanpa bola : Cari ruang terbaik yang tersedia untuk memberikan pilihan arah
untuk mengumpan bagi pemain yang sedang menguasai bola.

Melakukan tekanan sebagai satu unit : Melakukan gerakan menekan yang terorganisasi
dengan rapi (menekan secara bersama-sama) sehingga memaksa lawan melakukan
kesalahan.

Perpindahan (Transisi) : Upayakan perpindahan dengan mengurangi jumlah operan yang
dibutuhkan untuk mendekati area target atau gawang lawan.

Arah permainan : Permainan mengalir dalam 2 arah (bertahan dan menyerang). Selalu
tekankan prinsip sederhana namun penting ini dalam semua latihan yang dilakukan.

Miliki inisiatif selama permainan : Situasi sulit bisa terjadi kapan saja. Tim harus mampu
beradaptasi saat terjadi situasi yang berbeda/tidak terencana. Beberapa pemain harus
dipersiapkan sebagai pemimpin rekan-rekannya dilapangan.




                                                                                            5
BAB II
             KONSEP MELATIH

A. FONDASI PROGRAM PEMBINAAN YANG BERKUALITAS




                                                6
1. Fasilitas & Faktor Pendukung
Lapangan Yang Memadai
Lapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah asal rata). Jika di desa Anda hanya
ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7.
Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA.

Pengetahuan Gizi
Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi
makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain.

Dukungan Penuh Orang Tua
Kegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh
tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak
ditekan.

Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi
Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan
sesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di
daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di
www.ssbindonesia.com. Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif.

Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi
Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu.

Banyak Bola!
Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.

Cones
Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.

Kostum dan Rompi
Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan.

Peralatan Bantu Lainnya
Tersedia pula tangga koordinasi, 2-4 gawang kecil, beberapa barbel (2-5 kg), gawang-gawang
pendek untuk rintangan serta tiang-tiang plastik.




                                                                                             7
2. Faktor Pembina (Pelatih)

Kualitas
   Standar sertifikasi D dan C.
   Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku,
    internet, dll).
   Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain.

Kuantitas
Pembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu
mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah
melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot
(U5 - U12).

Teladan
Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku :
tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur,
dll.

Motivator
Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan
perkataan dan bahasa tubuh yang positif.

Mengutamakan Pendidikan Formal
Perlu memahami konsep “Student athlete”; seorang pemain adalah seorang murid sekolah,
baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain,
pelatih dan orang tua. CI PELATIH YANG BERKUALITAS

Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain
Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain
misalnya dengan latihan atau pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed
dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter
perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri
sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.

Berjiwa Pemimpin
Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh pada respek pemain pada pelatih.
Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :
 Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.
 Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan
   saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri
   maupun dengan tim lawan .
 Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah
   pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi.
   Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.
 Kompeten : Memiliki kemampuan yang memadai untuk duduk di dalam posisi pelatih.

                                                                                       8
Maka perlu untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan, baik secara umum
    maupun dalam bidang kepelatihan.
   Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak-anak didiknya, melihat potensi
    terbaik berdasarkan kemampuan, bukan pilih-pilih.
   Konsisten : Tegakkan peraturan dan hukum. Pujilah pemain tanpa pandang bulu. Setali
    tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan
    peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu.


Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan
Buatlah program latihan yang :
 Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.
 Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.
 Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan
   sembarangan membuat program latihan.
 Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.
 Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan,
   tema latihan terlihat jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih. Membuat program
   yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa.
 Sesuai prinsip “Benang Merah “ : Masing-masing sesi latihan saling berkaitan, saling
   berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan
   keutuhan latihan yang baik.
 Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke
   waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang
   dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif.

Pengetahuan Taktik
Selain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar
mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah :
 Taktik bertahan ; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.
 Taktik menyerang ; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.
 Situasi standar; Lemparan ke dalam, free kick, tendangan penjuru dan goal kick.
 Taktik hari pertandingan; Penentuan tipe pemain dan formasi yang dipilih, pergantian
    pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding.




3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin
Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah
program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut.


             ”Practice doesn’t makes perfect, perfect practice makes perfect”
                        (latihan saja tidak menghasilkan kematangan,
                     tetapi latihan yang matang membuat kematangan)



                                                                                           9
B. FALSAFAH PROGRAM PEMBINAAN
                          Pengertian inti metode melatih

1. Hubungan Latihan Dengan Pertandingan
Tujuan dari sesi latihan adalah untuk mempersiapkan pemain untuk kompetisi.
Pertandingan memperlihatkan perkembangan taktik, teknik, fisik dan jiwa kebersamaan
(Psychososial)/Mental dalam diri pemain.




2. Empat Komponen Yang Saling Melengkapi




Fisik
Pemain yang kuat dan ulet akan memberikan keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya
seorang pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk menjaga konsentrasinya
dan cenderung melakukan banyak kesalahan.

Teknik
Semua pemain di dalam tim diharuskan memiliki kemampuan individu yang sesuai dengan
posisi masing-masing. Sebagai contoh, seorang pemain tengah tentu memiliki teknik dan
keahlian yang berbeda dengan seorang pemain di posisi bek luar.

Taktik
Bagian ini menolong pemain agar menyatu dengan tim. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan pemain yang cerdas, mampu beradaptasi dalam situasi yang berganti-ganti
dalam pertandingan-pertandingan yang dihadapi.


                                                                                      10
Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental
Manusia sering dipengaruhi oleh emosinya. Pelatih harus bisa melatih pemain untuk
menggunakan emosi-emosi ini untuk keuntungan mereka dan mengarahkan emosi mereka
menjadi sebuah kekuatan dan bukan kelemahan bagi mereka.


     Titik lemah terbesar pemain kita selain kualitas umpan dan
                   kecepatan dalam bermain adalah
                      mental dan pengertian taktik.
               Titik lemah pemain = Titik lemah pelatih!




                     C. Intisari Materi Kepelatihan
                 Area Pengembangan saat berlatih sepak bola


Materi Kepelatihan

         1. Fisik

         2. Teknik

         3. Taktik


         4. Jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental

         5. Set piece (gerakan dan alur bola yang direncanakan - Situasi

             Standar)

         6. Formasi

         7. Penjaga Gawang



                                                                               11
12
D. MATERI KEPELATIHAN : ISTILAH UMUM
                  Definisi untuk Istilah-istilah khusus dalam Sepak Bola




1. Taktik
Aksi individu atau bersama-sama yang ditunjukkan oleh pemain atau sekelompok pemain
untuk mengambil kesempatan dari seorang pemain lawan atau sekelompok pemain lawan
atau tim lawan secara keseluruhan.
Penjelasan : Sebuah taktik adalah alat untuk membangun strategi.
Contoh : Perpindahan bola dengan cepat dari satu sisi lapangan ke sisi lain.


2. Strategi
Sebuah pemahaman atau ide yang disepakati bersama oleh seluruh anggota tim sejak awal
pertandingan dengan tujuan mengalahkan lawan.
Penjelasan : Strategi berhubungan dengan formasi tim dan juga sistim yang digunakan oleh
tim.
Contoh : Strategi pertahanan - tiga striker maju guna melakukan tekanan dan pemain
gelandang tengah mendekati lawan di area tengah untuk menghalangi mereka berbalik.
Diharapkan dengan cara demikian bola bisa direbut kembali di area pertahanan lawan.


3. Formasi
Pengaturan posisi pemain dan pembagian tugas pada masing-masing pemain di lapangan
yang diatur sejak awal pertandingan.
Penjelasan : Ini biasanya ditulis dalam tiga angka yang mengidentifikasi pemain di posisi
pertahanan, tengah dan penyerangan.
Contoh : 4-3-3, berarti ada 4 pemain bertahan (defenders), 3 pemain tengah (midfielders)
dan 3 penyerang (strikers).




4. Sistem
Sebuah formasi yang secara khusus menyorot pada bentuk dan atau peran untuk satu atau
beberapa pemain.
Penjelasan : Sebuah Sistim adalah kombinasi formasi dan strategi.
Contoh : 4-4-2 dengan bentuk seperti berlian di tengah sehingga memungkinkan pemain bek
sayap bergerak naik ke area yang lebih luas didepannya.




                                                                                       13
E. MATERI KEPELATIHAN : FISIK


1. Hal-hal yang Meningkatkan Kemampuan Tubuh

  1) Kekuatan
          Daya Tahan Kekuatan/Power
          Daya Eksplosifitas
          Kekuatan Maksimal


  2) Daya Tahan
          Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
          Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
          Tenaga yang Dihasilkan Otot dengan laktat (Anaerobic Lactic)
          Tenaga yang dihasilkan Otot tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)


  3) Kecepatan
          Reaksi
          Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
          Kecepatan Maksimal
          Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan
          Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)

  4)   Kelenturan & Mobilitas Otot
  5)   Koordinasi & Kelincahan
  6)   Kemampuan Motorik Dasar
  7)   Daya Tanggap & Kewaspadaan (Awareness)


                                                                          14
2. Pemaham Istilah-Istilah Fisik
    Hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan tubuh


1) Kekuatan
  Kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan
  beban yang bervariasi.

  Daya Tahan Kekuatan/Power
  Kemampuan untuk memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi
  dalam kurun waktu yang lama.

  Dengan Cepat Menghasilkan Kekuatan Tubuh Yang Besar ( Daya Eksplosifitas )
  Kemampuan untuk mengendalikan gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban
  tinggi dalam kurun waktu sependek mungkin (secepat mungkin).

  Kekuatan Maksimal
  Kemampuan otot melakukan gerak yang maksimal dengan beban dalam kurun waktu
  pendek.


2) Daya Tahan ( Endurance )
  Kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tertentu dan dalam
  kurun waktu tertentu.

  Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
  Kemampuan untuk melakukan aktivitas gerak tubuh secara aerobic. Pengertian aerobic
  itu sendiri adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan oksigen. Semakin lama
  jangka waktu latihan, semakin dominan fungsi oksigen.
  Penjelasan : Ini adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang cukup sehingga
  tidak menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh. Artinya karena adanya
  keseimbangan antara produksi energi tubuh dan energi yang digunakan oleh tubuh
  pemain bisa melakukan latihan tanpa halangan.
  Contoh : Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan pemain, latihan yang bersifat
  aerobic terjadi secara terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4 hingga 6 menit
  dan menggunakan sekitar 85% fungsi kerja maksimal jantung.

  Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
  Kemampuan untuk menggabungkan antara kemampuan aerobic dan sistim energi
  anaerobic di dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk memperoleh performa
  terbaik dalam aktivitas fisik yang dinamis.
  Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan dengan persediaan oksigen yang cukup namun
  juga membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber energi lain tidak tersedia, akan
  mengakibatkan gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh.
  Contoh : Tergantung dari usia dan tingkat kemampuan pemain, kondisi ini terjadi pada
  kurun waktu 2 sampai 3 menit dan menggunakan lebih dari 85 % fungsi kerja maksimal
  jantung.


                                                                                    15
Tenaga Yang Dihasilkan Otot Dengan Laktat (Anaerobic Lactic)
 Merupakan aktivitas fisik yang terus menerus menghasilkan asam laktat konsentrasi
 tinggi di dalam kurun waktu yang pendek. Berbeda dengan aktifitas aerobic yang
 menggunakan oksigen, anaerobic adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan
 laktat terbentuk. Kondisi ini dapat terjadi misalnya saat berlari cepat dalam kurun waktu
 lama.
 Penjelasan : Ketika intensitas latihan terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sistem
 energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic) tidak mampu menyediakan semua
 energi yang dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh membutuhkan
 sistem energi yang lainnya dan hal ini justru menjadi penyebab berkurangnya kekuatan
 tubuh. Oleh sebab itu sistem energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan sebuah zat
 kimia yang disebut sebagai asam laktat (lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan
 memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas
 fisik sewaktu-waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk mendaur ulang asam laktat dan
 mendorong terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan inilah, ketahanan pemain
 dalam mentolerir asam laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat penting.
 Contoh : Tergantung dari kemampuan dan tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta
 saat melakukan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan dengan kekuatan maksimal
 selama kurun waktu 45 detik. Sebagai contoh, melakukan sprint selama 45 detik adalah
 contoh aktifitas pengerakan otot tanpa oksigen yang menyebabkan terbentuknya asam
 laktat.

 Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)
 Aktivitas fisik yang dinamis, intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan menggunakan
 sumber energi yang tersimpan di dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa
 oksigen dan tanpa terbentuknya laktat. Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak
 pendek. Sebagai contoh, berlari sprint sejauh 20 meter dengan di selingi istirahat adalah
 contoh aktifitas pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai menyebabkan
 terbentuknya asam laktat.

Keterangan Tambahan
 Sistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga ada 3 tahapan, yaitu:
 a. Anaerobic alactic selama 15 detik pertama
 b. Anaerobic lactic pada 2 menit berikutnya, lalu
 c. Aerobic untuk latihan dengan jangka waktu 4 menit ke atas.

 Jalan kaki, bersepeda atau renang santai termasuk olah raga ringan. Di sini kebutuhan
 otot akan oksigen terpenuhi dengan baik ketika bernafas. Proses pembuatan energinya
 didapat dari karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat, sehingga energinya bisa
 bertahan lama. Ini berguna untuk diet.
 Sedangkan lari cepat, angkat berat, push up atau olah raga yang lain yang membutuhkan
 tenaga besar dan membutuhkan waktu lama seperti sepak bola, termasuk dalam olah
 raga berat. Ketika tiba-tiba diperlukan energi yang besar di saat oksigen tidak ada maka
 glikolen (zat yang menyimpan cadangan energi pada sel yang dibentuk oleh glukosa)
 dipisahkan untuk membuat energi kembali. Tapi dalam prosesnya akan terjadi
 penumpukan asam laktat sehingga otot pada tubuh menjadi kelelahan dan jika
 berlangsung lama akan terasa capek sekali.

   Ketika berolah raga, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan diurai dan menyatu
                                                                                         16
dengan lemak tubuh supaya otot tetap normal. Lemak bisa diurai dengan energi yang
   digunakan pada saat melakukan olah raga ringan selama 20 menit terus menerus.
   Mengapa kita dapat kelelahan? Kelelahan pada otot di saat tubuh membuat energi,
   disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan oleh glikogen di saat proses
   penguraiannya. Jika melakukan olah raga dengan menumpukkan asam laktat, akan
   mengakibatkan kelelahan pada otot.

   Dalam istilah kesehatan ada istilah yang disebut mitochondria mass, kemampuan sel
   otot untuk menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot kekurangan oksigen. Dasar
   endurance yang baik ditambah berlatih keras dalam waktu singkat (interval)
   meningkatkan masa mitochondria. Sedangkan mitochondria itu sendiri adalah semacam
   “pabrik energi” dalam sel otot kita.



3) Kecepatan
   Kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun
   waktu sesingkat mungkin.

   Reaksi
   Proses yang tercepat yang dapat dilakukan seseorang baik secara fisik maupun
   menggunakan otaknya dalam menanggapi peristiwa yang terjadi dilapangan dengan
   tujuan melakukan gerakan yang diperlukan sesuai situasi.

   Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
   Peningkatan kecepatan secara tiba-tiba dari posisi berdiri atau langkah lambat ke
   berlari.

   Kecepatan Maksimal
   Gerakan tercepat yang mungkin dilakukan oleh tubuh atau salah satu bagian tubuh.

   Daya Tahan tubuh Mempertahankan Kecepatan (Speed Endurance)
   Menjaga kecepatan semaksimal mungkin sesuai kemampuan selama mungkin.

   Kemampuan Merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)
   Berbeda dengan seorang pelari 100 meter, seorang pemain bola harus mampu berlari
   sekaligus merubah arah lari dengan cepat.


4) Kelenturan Dan Mobilitas Otot
   Kemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan kelenturan
   otot dan pergerakan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan.

5) Koordinasi Dan Kelincahan
   Koordinasi adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna
   menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus.
   Kelincahan (Agility) adalah kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat
   mengolah bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.
  Kemampuan koordinasi dan kelincahan berhubungan erat dengan kemampuan-

                                                                                      17
kemampuan di bawah ini :
      Balance/Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor-faktor di dalam dan
        luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan
        tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.
      Persepsi jarak (Depth Perseption) : Kemampuan mengira-ngira jarak dan
        kecepatan bola/lawan.
      Pergerakan Kompleks (Complex Movement ) : Kemampuan melakukan beberapa
        gerakan tubuh secara bersamaan atau berturut-turut.
        Contoh : Melakukan gerakan berputar dengan bola lalu melakukan trik individu
        untuk kemudian melesatkan tembakan atau umpan adalah gerakan kompleks.
      Kemampuan bereaksi dengan cepat (badan) dan mengantisipasi situasi (otak).
      Kemampuan Orientasi : kemampuan untuk cepat kembali mengetahui arah
        setelah terjatuh, tabrakan atau berputar dengan cepat.
      Kemampuan berganti arah lari (badan) dan berganti fokus (mental) dari
        menyerang ke bertahan dan sebaliknya.
      Ritme (Rhythm) : Kemampuan merubah ritme lari dari pelan ke cepat, cepat ke
        pelan, langkah kecil ke langkah panjang, langkah panjang ke langkah kecil, serta
        berlari sambil melompat.
      Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor di dalam dan di luar diri
        pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau
        posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.



6) Kemampuan Motorik Dasar
   Pergerakan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di luar tubuh (misalnya
   saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau mengubah arah tubuh).
   Kemampuan motorik dasar lainnya mencakup menendang, melempar, menangkap dan
   lain-lain.



7) Daya Tanggap Dan Kewaspadaan (Awareness)
   Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu menggabungkan
   penilaian dengan aksi yang cepat.



  Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 – 12 tahun! Utamakan
   juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 – 15 tahun karena pemain di
  kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan.



 INGAT : Gabungkan latihan kecepatan, daya tahan, bahkan koordinasi sebanyak mungkin dengan
 bola. Artinya, latihan daya tahan (endurance) didapatkan melalui latihan yang direncanakan
 dengan rapi, dengan intensitas tinggi dan menggunakan bola, dalam bentuk permainan (game)
 atau latihan teknik yang sekaligus melatih daya tahan (endurance). Setali tiga uang kecepatan
 hendaknya selalu dilakukan tanpa bola dan dengan bola, jangan hanya tanpa bola saja.




                                                                                             18
F. MATERI KEPELATIHAN : TEKNIK MENYERANG
                       & BERTAHAN


TEKNIK MENYERANG
   1. Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving)
   2.   Berlari dengan bola (Speed Driblling)
   3.   Mengolah bola (Dribbling)
   4.   Berbalik dengan bola (Turning)
   5.   Melesatkan tembakan (Shooting)
   6.   Kontrol Bola (Ball Controll)
   7.   Menyundul (Heading)
   8.   Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking)
   9.   Melindungi Bola (Shielding the Ball)
   10. Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn)
   11. Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing)


TEKNIK BERTAHAN
    1. Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending)
   2. Penempatan Posisi dan sikap tubuh (Body shape)
   3. Melakukan antisipasi

                                                                      19
4. Reaksi
     5. Mencegat (Intercept)
     6. Mencegah lawan berbalik
     7. Melakukan tackling




1.   Pemahaman Istilah-Istilah Teknis Menyerang (Ofense)

Teknik : Kemampan pemain untuk melakukan tugasnya dan mengeksekusi gerakan-gerakan
sepak bola dengan mulus dan efisien.

     1) Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving) :
        memindahkan bola mendatar atau di udara dari satu pemain ke pemain lainnya
        dengan jarak yang bervariasi.


     2) Berlari dengan bola (Speed Driblling) : Gerakan kontrol pada bola dengan
        kecepatan tinggi tanpa mengubah lintasan bola.


     3) Mengolah bola (Dribbling) : Gerakan kontrol bola dengan rapat, menggunakan
        kedua kaki serta terus meneruskan mengubah lintasan/arah bola.


     4) Berbalik dengan bola (Turning) : Menggunakan satu atau lebih dari satu
        sentuhan pada bola dengan tujuan berputar bersama dengan bola.


     5) Melesatkan Tembakan (Shooting) : Menendang bola ke arah gawang dengan
        tujuan untuk menciptakan gol.


     6) Kontrol Bola (Ball Controll) : Menerima dan mengarahkan bola secara tepat di
        udara atau di lapangan.


     7) Menyudul (Heading) : Mengarahkan bola dengan kepala dengan tujuan untuk
        menjaukan bola dari gawang, passing, atau mencetak gol.


     8) Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking) : Gerakan penyerangan dengan bola
        di kaki untuk mengalahkan pemain bertahan lawan. Disini yang ditempa adalah Skill
        (kemampuan teknis dengan lawan).


     9) Melindungi Bola (Shielding the Ball) : Menjaga bola dari seorang pemain
        bertahan dengan cara melindungi bola dengan badan.


                                                                                       20
10) Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn) : Perubahan arah bola
         dengan kaki saat menerima umpan dari rekan tim dengan tujuan untuk
         membuat gerakan berikutnya seperti dribbling, passing, atau shooting.

    11) Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing) :
         Umpan bola dari sisi lebar lapangan ke sisi tengah ke arah gawang dengan
         tujuan untuk memberi kesempatan pada rekan satu tim untuk menciptakan gol.




2. Pemahaman Istilah-Istilah Teknik Bertahan (Defense)

   1)   Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending) : Berbagai upaya dengan tujuan untuk
        memperoleh kembali penguasaan bola yang dikuasai lawan.


   2)   Penempatan posisi dan sikap tubuh ( Body Shape ) : Sikap atau
        penempatan posisi tubuh sehingga pemain dapat melakukan gerakan pertahanan
        berikutnya dengan tepat.

   3)   Melakukan Antisipasi
        Antisipasi pemain untuk mempersulit lawan melakukan serangan. Pemain
        bertahan membaca/menebak alur bola atau pergerakan lawan sebelum terjadi.


   4)   Reaksi
        Reaksi pemain terhadap gerakan - gerakan lawan sesaat setelah dilakukan.


   5)   Mencegat (Intercept)
        Gerakan mencegat alur bola untuk memeroleh kembali penguasaan bola ketika
        bola tersebut sedang dioper oleh pemain-pemain lawan.

   6)   Mencegah Lawan Berbalik
        Tekanan pada lawan yang membelakangi gawang dengan tujuan menggagalkan
        niat lawan untuk berbalik menghadap gawang.

   7)   Melakukan Tackling
        Kontak yang dibuat dengan kaki ketika bola sedang ada di kaki lawan dengan
        tujuan untuk mencegah gerakan penyerangan berikutnya atau memeroleh
        penguasaan bola kembali .




                                                                                   21
G. MATERI KEPELATIHAN : TAKTIK
                         MENYERANG & BERTAHAN
Berbagai aspek untuk mengembangkan pemahaman pada sebuah pertandingan/game



   1. Prinsip Penyerangan                         1. Prinsip Pertahanan
      Mengkreasi ruang (membuka ruang)                Menjaga pemain lawan (marking)
      Mendukung rekan tim (support)                   Menekan lawan (Press)
      Melebar : menggunakan lebar lapangan            Melindungi, (cover)
      Memanjang: menggunakan panjang                  Keseimbangan melalui pergeseran
       lapangan                                        Mengamati pergerakan lawan dan
      Berlari diagonal                                 bola (reaksi) serta mampu
      Bermain ke arah depan                            memprediksi (membaca) arah
      Kecepatan permainan (bola bawah, 1-3             pergerakan/alur bola (antisipasi)
       sentuhan umpan tegas, banyak                    Berganti tempat (saling mengisi)
       melakukan pergerakan tanpa bola)
      Pergantian posisi: saling mengisi posisi   2. Zona Defense
       sesuai situasi                                  Membentuk “segitiga” dan “pisang”
      Kreativitas (gerakan pemain untuk               Bergeser bersama secara diagonal
       memasuki daerah pertahanan lawan                Bergantian menjaga lawan (Tidak
       dengan cara bervariasi seperti                   terus menjaga lawan yang sama)
       “overlap”, umpan 1-2 yang dikenal
       dengan “one-two”, pantulan,                3. Memberi Tekanan (Pressing)
       terobosan, umpan silang, trik individu,         Dilakukan secara kolektif sehingga
       kecepatan membawa bola atau “speed               tercipta 2 V 1 (double) atau 3 V 1
       dribbling”)                                      (triple)

   2. Penguasaan Bola                             4. Gerakan Mundur dan Kembali ke
   3. Transisi                                       Posisi Awal
   4. Kombinasi Permainan                              Lari ke dalam/masuk
   5. Pergantian sisi Permainan                        Mengisi posisi paling belakang lebih
                                                        dulu.
      Pergantian langsung dari sisi ke sisi
                                                       1-3 pemain melakukan tekanan,
      Pergantian sisi dengan memakai
                                                        memberi waktu pemain lain untuk
       pemain jangkar sebagai jembatan
                                                        turun kembali ke posisi bertahan
   6. Serangan balik (Counter Attacking)
                                                  5. Kepadatan Pertahanan (Compact)
   7. Membangun serangan dari belakang
   8. Melakukan penyelesaian di daerah
      pertahanan lawan



Untuk keterangan masing-masing istilah di atas baca halaman-halaman berikut serta bagian
                 pengertian sistim 4-4-2 dan 4-3-4 halaman 109 - 145.




                                                                                               22
1. Pemahaman Istilah-Istilah Taktik Menyerang ( Ofense)

1) Prinsip penyerangan : Pergerakan dasar individu atau bersama-sama untuk satu atau
   beberapa pemain yang bertujuan untuk mengkreasi peluang bagi penyerang.

1a. Mengkreasikan ruang (membuka ruang) : Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk
    menghasilkan kesempatan melakukan operan yang efektif.


                                                            Sebagai contoh: 4 v 1
                                                            permainan       penguasaan
                                                            bola di mana para pemain
                                                            bergerak ke area lebar
                                                            untuk membuat pilihan
                                                            arah passing.
                                                            Penting: Jangan biasakan
                                                            pemain menempati pojok
                                                            kotak permainan guna
                                                            memudahkan penguasaan
                                                            bola (tidak terkepung di
                                                            pojok).




1b. Mendukung rekan tim (Support) : Menawarkan bantuan oleh rekan setim yang berada di
    sekitar bola dengan tujuan untuk menerima umpan.




                                                             Satu pemain bergerak
                                                             pada sisi yang dekat
                                                             dengan rekan setim yang
                                                             menguasai bola guna
                                                             menciptakan opsi yang
                                                             jelas.




                                                                                    23
1c. Aksi Lanjutan (Anschlussaktion)
    Setelah memberikan umpan sang pengumpan melakukan aksi lanjutan bergerak ke
    daerah kosong guna mendukung rekan tim (support). Apabila umpan tidak berhasil aksi
    lanjutan sang pengumpan berupa gerakan bertahan.




                                                             Sebagai contoh : Setelah
                                                             memberikan umpan
                                                             pada pemain depan (1),
                                                             winger bergerak ke sisi kiri
                                                             guna memberi support
                                                             pada pemain depan (2).




1d. Melebar : menggunakan lebar lapangan. Pergerakan dan distribusi penyerang ke arah
    lebar lapangan untuk menciptakan ruang dan membangun serangan dalam sebuah
    pertandingan/game.




                                                             Seorang pemain bergerak
                                                             ke area lebar untuk
                                                             membuka ruang.
                                                             Tujuannya adalah untuk
                                                             menyulitkan pertahanan
                                                             lawan.




                                                                                       24
1e. Memanjang : Menggunakan panjang lapangan. Pergerakan seorang pemain atau
    sekelompok pemain ke posisi depan untuk menciptakan opsi saat menyerang dalam
    pertandingan/game.




                                                              Seorang pemain bergerak
                                                              maju dengan tujuan untuk
                                                              memeroleh bola sehingga
                                                              makin dekat dengan
                                                              gawang.




1f. Overlap run : Pergerakan rekan setim dari belakang pemain yang sedang menguasai bola
    ke arah depan untuk menciptakan kesempatan passing atau keuntungan lainnya untuk
    tim.




                                                                  Gelandang tengah
                                                                  atau bek sayap berlari
                                                                  ke depan dari
                                                                  belakang pemain
                                                                  sayap untuk
                                                                  menciptakan
                                                                  kesempatan passing.




                                                                                      25
1g. Overlap Pass : Umpan kepada rekan se tim yang melakukan overlap run. Umpan
    diberikan secara langsung atau melewati orang ketiga (tidak langsung).




                                                                Sebagai contoh:
                                                                Pemain gelandang
                                                                tengah memberikan
                                                                umpan langsung ke
                                                                pemain sayap yang
                                                                muncul dari belakang
                                                                (1) atau memberikan
                                                                umpan pada striker
                                                                (2a) yang kemudian
                                                                meneruskan pada
                                                                pemain sayap yang
                                                                telah bergerak maju
                                                                (2b).




1h. Pantulan (Pin ball) dan umpan terobosan (through pass) : Usaha menembus pertahanan
    lawan dengan memantulkan bola serta melakukan umpan terobosan ke daerah di
    belakang garis pertahanan lawan.



                                                              Gelandang
                                                              mengumpankan bola ke
                                                              striker (1) yang
                                                              memantulkan bola
                                                              dengan satu sentuhan
                                                              bisa kembali pada
                                                              gelandang yang sama
                                                              atau ke gelandang
                                                              lainnya (2). Selanjutnya
                                                              gelandang melesatkan
                                                              umpan terobosan
                                                              (diantara pemain
                                                              belakang lawan) ke arah
                                                              sayap kanan yang
                                                              bergerak maju (3).




                                                                                    26
1i. Umpan One - Two : Melesatkan umpan (biasanya jarak pendek). Untuk kemudian
   melakukan pergerakan (biasanya ke depan) guna langsung menerima umpan kembali.




                                                        Guna membebaskan diri dari
                                                        tekanan lawan seorang
                                                        pemain memberikan umpan
                                                        jarak dekat kepada rekan se
                                                        tim nya (1), melakukan
                                                        pergerakan maju dan langsung
                                                        menerima umpan kembali (2)




1j. Lari Diagonal : Sebuah gerakan serang diagonal ke arah depan, membuat ruang yang
    biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan passing.




                                                             Pemain sisi luar
                                                             membuat pergerakan
                                                             diagonal ke arah depan
                                                             dengan tujuan untuk
                                                             membuat kesemapatan
                                                             melakukan passing.




                                                                                  27
1k. Bermain ke arah depan (Forward play) : Alur bola yang efektif dan tepat ke daerah
     pertahanan lawan atau gawang lawan.




                                                              Gelandang tengah
                                                              mengoper kepada
                                                              pemain lapangan tengah
                                                              atau mengarahkan pada
                                                              striker yang tak dijaga
                                                              lawan guna
                                                              memindahkan bola ke
                                                              daerah pertahanan
                                                              lawan.




1l. Kecepatan Permainan : Alur bola yang cepat menciptakan kesempatan pada tim
    penyerang untuk menembus pertahanan lawan.


                                                              Pemain dari tim yang
                                                              sama mengoper bola
                                                              dengan cepat dengan
                                                              satu, dua atau tiga
                                                              sentuhan, menghindari
                                                              lawan merebut bola.
                                                              Agar permainan bisa
                                                              berjalan dengan cepat
                                                              sesuai asas sepak bola
                                                              modern bola harus
                                                              dimainkan menyusur
                                                              tanah dengan tegas dan
                                                              tepat. Hindari umpan
                                                              yang memantul (tidak
                                                              mulus) karena akan
                                                              memperlambat
                                                              permainan.




                                                                                   28
1m. Pergantian Posisi (saling mengisi posisi sesuai situasi) : Sebuah pergantian posisi oleh
dua orang pemain dalam satu tim, biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan
pada pemain bertahan dan menghasilkan pilihan untuk passing.




                                                                  Penyerang kiri dan kanan
                                                                  saling berganti posisi untuk
                                                                  membingungkan perhatian
                                                                  pemain bertahan lawan
                                                                  dan menciptakan
                                                                  kesempatan utnuk passing.




2) Penguasaan Bola (Possession) : Umpan bola berulang-ulang di antara pemain
   dalam tim yang sama.




                                                                    Contoh : 5 v 3. Lima
                                                                    pemain di dalam satu tim
                                                                    mempertahankan
                                                                    penguasaan bola dari
                                                                    tekanan tiga pemain
                                                                    lawan.




                                                                                               29
3) Transisi : Upaya untuk mengumpan bola secara kolektif, bersama-sama sebagai sebuah
   tim dimulai dari daerah pertahanan hingga daerah penyerangan tanpa melakukan long
   ball langsung ke depan.




                                                              Usaha bersama untuk
                                                              mengumpan bola mulai
                                                              dari daerah pertahanan
                                                              hingga daerah
                                                              penyerangan.




4) Kombinasi Permainan : Pengaturan alur bola dengan cepat dan efektif dengan bola
   oleh dua pemain atau lebih dari tim yang sama.




                                                               Aksi yang melibatkan
                                                               tiga pemain dengan
                                                               pergerakan cepat, baik
                                                               kecepatan bola
                                                               maupun kecepatan
                                                               pemain.




                                                                                   30
5) Pergantian sisi Permainan : Mengirimkan bola dari satu sisi lapangan ke sisi yang
   berseberangan. Misalnya dari sisi kanan luar ke sisi kiri luar, dengan tujuan untuk
   mengacaukan organisasi pertahanan lawan dan mengambil keuntungan dari kelengahan
   lawan.




                                                                Umpan jauh (long
                                                                pass) dari sisi luar
                                                                kanan ke sisi luar kiri,
                                                                dengan tujuan
                                                                mengacaukan
                                                                pertahanan lawan dan
                                                                memudahkan
                                                                pergerakan maju dari
                                                                bola.




6) Serangan Balik (Counter attack) : Gerakan vertikal yang cepat dan efektif untuk
   mengirim bola ke depan secepatnya setelah tim berhasil merebut bola kembali dengan
   tujuan untuk mengejutkan lawan dan memeroleh keuntungan dari pertahanan lawan
   yang masih belum sempat terorganisir dengan baik.



                                                                  Umpan jauh dari
                                                                  penjaga gawang
                                                                  kepada pemain di
                                                                  sisi luar kiri ketika
                                                                  bola kembali
                                                                  dikuasai, memberi
                                                                  peluang kepada
                                                                  pertahanan lawan
                                                                  yang belum
                                                                  terorganisir dengan
                                                                  baik.




                                                                                       31
7) Membangun serangan dari belakang : adalah sebuah usaha bersama untuk
   mengirimkan bola dari daerah pertahanan menuju ke daerah penyerangan melalui
   serangkaian umpan pendek dan sedang (tidak langsung mengumpan jauh ke depan).




                                                                  Sebagai contoh :
                                                                  Penjaga gawang
                                                                  membangun
                                                                  serangan melalui bek
                                                                  kiri. Bek kiri
                                                                  kemudian
                                                                  mengumpan pada
                                                                  gelandang bertahan
                                                                  yang selanjutnya
                                                                  mengumpankan bola
                                                                  pada sayap kiri.




8) Penyelesaian di daerah pertahanan lawan : Usaha bersama di sisi ke-3 lapangan,
   (attacking third atau daerah pertahanan lawan) dengan tujuan untuk menciptakan
   kesempatan mencetak gol.


                                                                  Sebagai contoh :
                                                                  Pemain sayap kiri
                                                                  menggiring bola
                                                                  memasuki sisi kiri
                                                                  pertahanan lawan
                                                                  dan memberikan
                                                                  umpan silang,
                                                                  mencari rekan yang
                                                                  dapat melakukan
                                                                  penyelesaian akhir.




                                                                                        32
2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan (Defense)
1) Prinsip Pertahanan : Gerakan yang dilakukan baik secara individual atau bersama-
   sama oleh satu atau lebih pemain yang tujuannya mengatasi serangan lawan.

1a. Menjaga pemain lawan (marking) : Seorang atau sekelompok pemain bertahan
   memerhatikan pemain-pemain penyerang, dengan tujuan mengurangi kesempatan
   mereka berpartisipasi di dalam penyerangan.




                                                            Pertahanan menjaga jalur
                                                            lari lawan, yang berupaya
                                                            mendukung rekan se timnya
                                                            yang sedang menguasai
                                                            bola.




1b. Menekan lawan (Press) : Aksi individu pemain bertahan yang menjaga dengan tujuan
untuk melakukan penguasaan bola.




                                                            Seorang pemain bertahan
                                                            mencegah pemain lawan
                                                            agar tidak menguasai bola
                                                            terlalu lama atau berhasil
                                                            memberikan bola kepada
                                                            timnya sekaligus mencoba
                                                            untuk mengambil kembali
                                                            penguasaan bola.




                                                                                     33
1c. Melindungi (Cover) : Seorang pemain menciptakan garis pertahanan kedua yang
    tujuannya untuk menambah kekuatan pertahanan.




                                                                 Seorang pemain
                                                                 pertahanan tengah yang
                                                                 berada di belakang
                                                                 seorang gelandang
                                                                 tengah siap membantu
                                                                 jika mungkin saja
                                                                 penyerang lawan
                                                                 mengecoh gelandang
                                                                 tengah.




1d. Keseimbangan melalui Pergeseran : Pergeseran posisi yang terkordinasi dari para pemain
     bertahan, dari satu sisi ke sisi lainnya sesuai dengan pergerakan bola di lapangan
     dengan tujuan untuk mengatur kembali posisi pertahanan (Lihat bagian pengertian
     sistem 4-4-2 dan 4-3-3 serta pengertian taktik lapangan kecil).




                                                                 Pergerakan yang
                                                                 dilakukan secara kolektif
                                                                 (bersama-sama) dengan
                                                                 tujuan untuk mengatur
                                                                 kembali daerah
                                                                 pertahanan di depan
                                                                 bola seiring dengan
                                                                 pergerakan bola dari
                                                                 gelandang tengah ke
                                                                 sayap kanan.




                                                                                        34
1e. Mengikuti (Tracking) : Seorang pemain bertahan mengejar penyerang lawan yang
   membuat gerakan maju untuk menciptakan kesempatan passing.




                                                              Seorang bek kiri
                                                             mengikuti atau menempel
                                                             sayap kanan tim lawan
                                                             guna mencegah adanya
                                                             kesempatan
                                                             mengumpan.




1f. Berganti tempat (saling mengisi) : Pergantian posisi dari 2 pemain bertahan dengan
    tujuan menggalang pertahanan dengan lebih efisien.




                                                              Seorang bek tengah
                                                              bergerak dari area tengah
                                                              untuk menjaga
                                                              penyerang kanan lawan,
                                                              di saat yang sama bek kiri
                                                              belari ke area tengah
                                                              untuk menempati posisi
                                                              bek tengah.




                                                                                      35
2) Daerah Pertahanan (Zona Defense) : Pengaturan pemain bertahan di area
   pertahanan berdasarkan ruang (bukan lawan) untuk menciptakan pertahanan yang
   efektif. (lihat bagian pengertian sistem 4-4-2).




                                                              Penyebaran posisi yang
                                                              seimbang dengan jarak
                                                              yang sama dalam area
                                                              pertahanan untuk
                                                              mencegah penyerang
                                                              lawan mencetak gol.




3) Menekan secara kolektif (Pressing) : gerakan pertahanan yang mantap, terus
  menerus dan terorganisasi dari para pemain bertahan untuk menutup pergerakan para
  penyerang.




                                                              Sebagai contoh :
                                                              Dalam permainan
                                                              6 V 6 ini terjadi tekanan
                                                              dari para pemain
                                                              gelandang tengah dan
                                                              bek kanan untuk
                                                              memeroleh kembali
                                                              penguasaan bola.




                                                                                      36
4) Gerakan Mundur dan Kembali ke Posisi Awal : Pergerakan seorang atau
  sekelompok pemain belakang, ke arah posisi pertahanan dengan tujuan untuk mengatur
  kembali pola pertahanan tim.




                                                               Pemain bertahan di
                                                               kiri, tengah dan kanan
                                                               berlari ke belakang
                                                               untuk memperkuat
                                                               garis pertahanan dekat
                                                               dengan gawang.




5) Kepadatan Pertahanan (Compact) : Sebuah aksi penumpukan pemain bertahan di
  area tengah, menjaga gawang mereka dan mencegah tim lawang membangun serangan.




                                                                Para pemain bertahan
                                                                dekat dengan gawang
                                                                mereka sendiri,
                                                                menempatkan diri
                                                                mereka sendiri saling
                                                                berdekatan dalam
                                                                jarak yang sama
                                                                dengan tujuan untuk
                                                                menjaga gawang dan
                                                                mempersulit
                                                                penyerang lawan.




                                                                                    37
H. MATERI KEPELATIHAN :
Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental


1. DASAR
     Motivasi
     Kepercayaan Diri
     Kerjasama
     Membuat Keputusan/Kebulatan Tekad

2. TINGKAT LANJUT
     Jiwa Kompetisi
     Konsentrasi
     Komitmen
     Pengendalian Diri

3. SOSIAL
     Komunikasi
     Rasa Hormat (Respek) dan Disiplin




                                          38
I. MATERI KEPELATIHAN :
                  Situasi Standar (Set Piece) & Formasi


SITUASI STANDAR/BOLA MATI (SET PIECE)
             1. Awal Pertandingan (Kick Off)
             2. Tendangan Gawang (Goal Kick)
             3. Lemparan ke Dalam (Throw-in)
             4. Tendangan Sudut (Corner Kick)
             5. Tendangan Bebas Langsung (Direct Free Kick)
             6. Tendangan Bebas Tidak Langsung (Indirect Free Kick)
             7. Penalti
[Baca halaman-halaman berikut tentang penjabaran situasi standar/Bola mati]




FORMASI*
         5 v 5     = 3 - 1 - 0 Saat bertahan, 1-2-1 (ketupat) saat menyerang
         6 v 6     = 3 - 2 - 0 Saat bertahan, 1-3-1 saat menyerang
         7 v 7     = 3 - 2 - 1 Saat bertahan, 2-3-1 saat menyerang
         8 v 8     = 3 - 1- 2 - 1 Saat bertahan, double diamond/ketupat saat
           menyerang (1 - 2 - 1 - 2 - 1)
         9 v 9     = 4 - 3 - 1 atau 3 - 3 - 2
         11 v 11 = 4 - 3 - 3 atau 4 - 4 - 2
      * Termasuk penjaga gawang


                                                                                39
1. Penjabaran Situasi Standar (Bola Mati)
       Saya sempat terheran-heran dengan perhatian yang diberikan klub-klub Eropa
terhadap situasi-situasi standar atau bola mati. Porsi latihan yang tergolong besar diberikan
untuk melatih tendangan penalti, tendangan bebas, tendangan penjuru, bahkan lemparan
ke dalam. Hampir setiap latihan diakhiri dengan latihan bola-bola mati. Hal ini dilakukan
karena rata-rata setiap dua atau tiga gol terjadi lewat situasi bola mati. Tidak percaya? Coba
Anda perhatikan saat menonton bola di TV. Menurut statistik di majalah Sport Bild edisi
pertengahan Desember 2006, bisa disimpulkan bahwa pada prinsipnya semakin tinggi kelas
permainan atau dengan kata lain, semakin tinggi liganya, semakin penting pula situasi
standar.

       Begitu seringnya kita melihat seorang Ronaldihno, Beckham, Lampard, Ballack,
Gerrard, dan masih banyak lagi pemain lain yang memecah kebuntuan lewat situsai bola
mati. Karena statistik membuktikan bahwa situasi standar begitu penting peranannya dalam
sepak bola masa kini, seorang pelatih yang bijaksana dengan sendirinya akan
mempersiapkan pasukannya baik dalam menghalau maupun melesatkan bola mati.
       Situasi standar menjadi semakin penting peranannya di era sepak bola modern yang
begitu kompetetif seperti sekarang ini karena kualitas antar tim secara keseluruhan hampir
sama. Oleh karena itu, setiap kesempatan bola mati betul-betul dipergunakan dengan sebaik
mungkin guna memenangkan pertandingan yang sebenarnya berlangsung cukup seimbang.


1)   TENDANGAN BEBAS
     a) Di bawah ini beberapa contoh variasi tendangan bebas:

Variasi 1

                                                        Keterangan:
                                                                Pemain B berlari ke bola
                                                        seolah- olah akan menendang bola
                                                        untuk kemudian melompati bola
                                                        lalu terus berlari sesuai arah panah.
                                                        Sesaat setelah pemain B mulai
                                                        berlari, pemain A berlari ke arah
                                                        bola,    berpura-pura melakukan
                                                        tembakan        untuk      kemudian
                                                        mengumpankan          bola     secara
                                                        mendatar ke depan pemain B.
                                                        Pemain B mengumpankan bola
                                                        dengan keras ke mulut gawang guna
                                                        disambar oleh pemain G, F atau E.
                                                        Pemain E, F dan G hendaknya
mempertajam efek tipuan dengan cara berpura-pura menginginkan bola diumpankan
kepada mereka secara langsung.
Penting: Tidak boleh ada pemain di sisi kanan lapangan dengan harapan lawan tidak
         menjaga daerah tersebut. Selain itu umpan dari pemain A ke B harus dilakukan di
         saat yang tepat untuk menghindari off side.

                                                                                           40
Variasi 2

                                                            Keterangan:
                                                                    Pemain A mengumpan
                                                            bola pada pemain B yang berlari
                                                            di depan pagar betis lawan dari
                                                            sebelah kanan ke sebelah kiri
                                                            untuk kemudian menerima bola
                                                            dan melepaskan tembakan ke
                                                            arah gawang lawan. Pemain C
                                                            berlari di belakang pagar betis
                                                            lawan dari kiri ke kanan guna
                                                            mengalihkan perhatian lawan.
                                                            Penting: Pemain C memang off
                                                            side tapi hanya secara pasif
                                                            karena bola tidak mengarah ke
                                                            C melainkan ke B.




  b)   Prinsip dasar bertahan saat lawan melakukan tendangan bebas:

           Semakin dekat letak tendangan bebas ke gawang semakin panjang pagar betis itu
            sendiri. Sebaliknya, semakin jauh letak tendangan bebas semakin sedikit pula
            pemain yang dibutuhkan di dalam barisan pagar betis.
           Pengaturan pagar betis dilakukan oleh kiper atau seorang pemain depan yang
            berdiri di belakang posisi bola.
           Pengaturan pagar betis dilakukan sesuai tinggi badan. Pemain tertinggi berdiri di
            sebelah paling luar pagar betis. Semakin ke dalam semakin pendek pula tinggi
            badan pemain. Logikanya di bagian gawang yang terjaga oleh kiper, pagar boleh
            rendah. Bagian gawang yang jauh dari jangkuan kiper idealnya terjaga oleh
            pemain-pemain yang yang setinggi mungkin.
           Selain pagar betis, penjagaan lawan biasanya dilakukan secara man to man
            marking. Posisi badan pemain bertahan semestinya berada di antara lawan dan
            titik tengah gawang (di atas “invisible line”).

 [Usahakan semua pemain bertahan naik hingga selevel dengan pagar betis. Saat tendangan
bebas dilakukan satu-dua orang pemain mundur kearah gawang, selebihnya mengikuti
pergerakan lawan. Sama seperti situasi standar yang lain, pembagian tugas harus jelas.
Masing-masing pemain mutlak harus mengetahui secara persis tugasnya saat tendangan
bebas diberikan. Pelatih harus memberi instruksi sebelum pertandingan. Jangan sampai
situasi standar terjadi baru pemain saling memberi instruksi satu sama yang lain. Secara
otomatis masing-masing pemain harus mengetahui ke mana dia harus menempatkan
dirinya]




                                                                                           41
Catatan :
“Invisible Line”     adalah garis imjinasi yang tentunya tidak bisa dilihat dengan mata. Secara mental
tarik garis lurus antara bola dan titik tengah gawang. Di atas garis inilah - di antara bola dan titik
tengah gawang—seorang pemain seharusnya menempatkan dirinya sehingga penjagaan lawan
secara optimal bisa terlaksana. Bagi seorang penjaga gawang prinsip invisible line juga sangat
membatu dalam menempatkan posisi. Prinsipnya sama; penjaga gawang menempatkan dirinya di
atas garis imajinasi yang membentang lurus antara bola yang hendak ditendang ke arah gawang dan
titik tengah gawang. Semakin jauh posisi bola semakin dekat posisi penjaga gawang dengan garis
gawang. Sebaliknya, semakin dekat bola ke gawang posisi kiper semakin mendekati bola yang
hendak ditendang guna menyempitkan sudut tendang. Jangan lupa; tempatkan posisi di atas
invisible line, jangan disamping kiri atau kanannya (lihat bagian penjaga gawang halaman 46).




2) TENDANGAN PENJURU

Variasi tendangan penjuru yang paling populer di Eropa saat ini, khususnya di Jerman adalah
sebagai berikut:

                                                          Keterangan:
                                                          Pemain A melakukan
                                                         tendangan penjuru.
                                                          Pemain I dan J mengawal
                                                         pertahanan untuk mengatisipasi
                                                         kemungkinan serangan balik.
                                                          Pemain G dan H menjaga second
                                                         line. Dengan kata lain, kedua
                                                         pemain ini bertugas mencari bola
                                                         muntah untuk kemudian secepat
                                                         mungkin melesatkan tembakan ke
                                                         arah    gawang      lawan.    Perlu
                                                         ditekankan bahwa pemain G dan H
                                                         haram mengontrol bola dengan
                                                         lama apalagi mendribel bola.
                                                         Mengumpan pun sebaiknya jangan
                                                         dilakukan karena risiko kehilangan
    bola teralu besar. Apabila pemain second line kehilangan bola ujung-ujungnya adalah
    serangan balik yang bisa fatal akibatnya. Disiplin tinggi untuk bermain aman mutlak
    dimiliki kedua pemain ini.
   Pemain B berlari ke depan tiang jauh. Tugas pemain B adalah; (1) memberi aba-aba
    kepada pemain A untuk melakukan tendangan penjuru saat semua pemain telah siap, (2)
    mengganggu konsentrasi kiper lawan, serta (3) menyambar bola liar yang sekiranya
    terjadi di daerah tiang jauh.
   Pemain C, D, E, F berlari sesuai arah lari yang digambarkan di atas. Jarak lari pemain C
    paling pendek, sementara jarak lari pemain F paling jauh. Kecepatan berlari termasuk
    tinggi, mendekati sprint, sehingga bola yang disambar akan melaju dengan deras ke arah
    gawang lawan.

                                                                                                   42
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA

Contenu connexe

Tendances

Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010
Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010
Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010rantax
 
Contohproposolbantuandana bulu tangkis
Contohproposolbantuandana bulu tangkisContohproposolbantuandana bulu tangkis
Contohproposolbantuandana bulu tangkisyuswadi31
 
Surat keterangan aktif belajar
Surat keterangan aktif belajarSurat keterangan aktif belajar
Surat keterangan aktif belajarSepul Deppest
 
Contoh surat permohonan latihan gabungan pramuka
Contoh surat permohonan latihan gabungan pramukaContoh surat permohonan latihan gabungan pramuka
Contoh surat permohonan latihan gabungan pramukaSDN Cimanggu Warungkondang
 
Berita acara pemilihan
Berita acara pemilihanBerita acara pemilihan
Berita acara pemilihanWira Yulna
 
contoh pengisian Blangko kp4
contoh pengisian Blangko kp4 contoh pengisian Blangko kp4
contoh pengisian Blangko kp4 Wandi Nata
 
Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013Gus Andy
 
Piagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK DPiagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK DRicky Virmansyah
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSidik Abdullah
 
Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desa
Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desaSurat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desa
Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desaRaFuzi Diqi
 
Surat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakarta
Surat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakartaSurat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakarta
Surat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakartaPramudito Hutomo
 
Surat dispensasi nur adli
Surat dispensasi nur adliSurat dispensasi nur adli
Surat dispensasi nur adliWawan Kurniawan
 
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKAsurat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKANurdin Al-Azies
 
Anggaran biaya turnamen
Anggaran biaya turnamenAnggaran biaya turnamen
Anggaran biaya turnamenDinal Mumtaz
 
Upacara apel pembukaan pramuka
Upacara apel pembukaan pramukaUpacara apel pembukaan pramuka
Upacara apel pembukaan pramukamastur demak
 
Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014
Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014
Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014Operator Warnet Vast Raha
 

Tendances (20)

Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010
Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010
Proposal turnamen sepak bola persibon cup 2010
 
Contohproposolbantuandana bulu tangkis
Contohproposolbantuandana bulu tangkisContohproposolbantuandana bulu tangkis
Contohproposolbantuandana bulu tangkis
 
Surat keterangan aktif belajar
Surat keterangan aktif belajarSurat keterangan aktif belajar
Surat keterangan aktif belajar
 
Contoh surat permohonan latihan gabungan pramuka
Contoh surat permohonan latihan gabungan pramukaContoh surat permohonan latihan gabungan pramuka
Contoh surat permohonan latihan gabungan pramuka
 
Berita acara pemilihan
Berita acara pemilihanBerita acara pemilihan
Berita acara pemilihan
 
contoh pengisian Blangko kp4
contoh pengisian Blangko kp4 contoh pengisian Blangko kp4
contoh pengisian Blangko kp4
 
Makalah PJOK
Makalah PJOKMakalah PJOK
Makalah PJOK
 
Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013
 
Piagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK DPiagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK D
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
 
Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desa
Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desaSurat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desa
Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi perangkat desa
 
Surat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakarta
Surat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakartaSurat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakarta
Surat undangan kejuaraan futsal smp se dki jakarta
 
Surat dispensasi nur adli
Surat dispensasi nur adliSurat dispensasi nur adli
Surat dispensasi nur adli
 
Makalah Sepak Bola
Makalah Sepak BolaMakalah Sepak Bola
Makalah Sepak Bola
 
Surat keterangan siswa aktif belajar
Surat keterangan siswa aktif belajarSurat keterangan siswa aktif belajar
Surat keterangan siswa aktif belajar
 
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKAsurat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
 
Anggaran biaya turnamen
Anggaran biaya turnamenAnggaran biaya turnamen
Anggaran biaya turnamen
 
Upacara apel pembukaan pramuka
Upacara apel pembukaan pramukaUpacara apel pembukaan pramuka
Upacara apel pembukaan pramuka
 
Surat domisili
Surat domisiliSurat domisili
Surat domisili
 
Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014
Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014
Proposal permohonan bantuan team futsal tahun anggaran 2014
 

En vedette

Program latihan sepakbola
Program latihan sepakbolaProgram latihan sepakbola
Program latihan sepakbolaTaufik Saleh
 
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2Jafet Wullur
 
Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1rizal_sy
 
Mengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan Muda
Mengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan MudaMengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan Muda
Mengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan Mudamohamad achwani
 
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012Muhammad Ropia
 
Program latihan
Program latihanProgram latihan
Program latihanMasmur
 
Modul Latihan Sukan Bola Sepak
Modul Latihan Sukan Bola SepakModul Latihan Sukan Bola Sepak
Modul Latihan Sukan Bola SepakSekolah
 
Soccer (genius hour)
Soccer (genius hour)Soccer (genius hour)
Soccer (genius hour)eclouse
 
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...emi nadjwa
 
MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...
MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...
MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...mohamad achwani
 
Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...
Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...
Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...Yuliansyah Phypatia
 
Teladan seorang pendidik
Teladan seorang pendidikTeladan seorang pendidik
Teladan seorang pendidikAgnescia Sera
 
Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...
Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...
Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...Ari Sudewa
 
The evaluation of hand grip strength among badminton
The evaluation of hand grip strength among badmintonThe evaluation of hand grip strength among badminton
The evaluation of hand grip strength among badmintonSado Anatomist
 
Juklak o2 sn smp 2016
Juklak o2 sn smp  2016Juklak o2 sn smp  2016
Juklak o2 sn smp 2016Hilmi Janggo
 
Pergaulan buruk merusak kebiasaan baik
Pergaulan buruk merusak kebiasaan baikPergaulan buruk merusak kebiasaan baik
Pergaulan buruk merusak kebiasaan baikAgnescia Sera
 
Taktik dan strategi bermain sepak bola
Taktik dan strategi bermain sepak bolaTaktik dan strategi bermain sepak bola
Taktik dan strategi bermain sepak bolaHasyim Asyarie
 

En vedette (20)

Program latihan sepakbola
Program latihan sepakbolaProgram latihan sepakbola
Program latihan sepakbola
 
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 2
 
Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1
 
Mengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan Muda
Mengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan MudaMengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan Muda
Mengeksplorasi Program Pelatihan Serta Pertandingan Sepakbola Usia Dini dan Muda
 
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
Rpp program latihah sepak bola ssb putra intan 2012
 
Program latihan
Program latihanProgram latihan
Program latihan
 
Training plan
Training planTraining plan
Training plan
 
Modul Latihan Sukan Bola Sepak
Modul Latihan Sukan Bola SepakModul Latihan Sukan Bola Sepak
Modul Latihan Sukan Bola Sepak
 
Soccer (genius hour)
Soccer (genius hour)Soccer (genius hour)
Soccer (genius hour)
 
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
 
MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...
MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...
MENGEKSPLORASI PROGRAM PELATIHAN DAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA DINI DAN USI...
 
Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...
Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...
Program latihan servis bawah bola voli mini dengan menggunakan metode keselur...
 
Teladan seorang pendidik
Teladan seorang pendidikTeladan seorang pendidik
Teladan seorang pendidik
 
Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...
Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...
Berbagai Teknik Pemanasan, Peregangan, Dribble, Passing, Lay Up, Hingga Pendi...
 
The evaluation of hand grip strength among badminton
The evaluation of hand grip strength among badmintonThe evaluation of hand grip strength among badminton
The evaluation of hand grip strength among badminton
 
Juklak o2 sn smp 2016
Juklak o2 sn smp  2016Juklak o2 sn smp  2016
Juklak o2 sn smp 2016
 
Flash card
Flash cardFlash card
Flash card
 
Format raport word
Format raport wordFormat raport word
Format raport word
 
Pergaulan buruk merusak kebiasaan baik
Pergaulan buruk merusak kebiasaan baikPergaulan buruk merusak kebiasaan baik
Pergaulan buruk merusak kebiasaan baik
 
Taktik dan strategi bermain sepak bola
Taktik dan strategi bermain sepak bolaTaktik dan strategi bermain sepak bola
Taktik dan strategi bermain sepak bola
 

Similaire à KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA

Modul Sepak Bola.pdf
Modul Sepak Bola.pdfModul Sepak Bola.pdf
Modul Sepak Bola.pdfMellaYosiska
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruNurHidayah332
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruFarahYudian
 
Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber BelajarPusat Sumber Belajar
Pusat Sumber BelajarAgus Gunawan
 
Pembelajaran motorik tk
Pembelajaran motorik tkPembelajaran motorik tk
Pembelajaran motorik tkDian Permana
 
Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007UNRAM
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)wahidinnoor
 
Kelas 8 PJOK BS press ok.pdf
Kelas 8 PJOK BS press ok.pdfKelas 8 PJOK BS press ok.pdf
Kelas 8 PJOK BS press ok.pdfUlfaPridayanti
 
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madrajuklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madraSuaidin -Dompu
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifJasmin Jasin
 
Tunjangan Profesi Guru 2009
Tunjangan Profesi Guru 2009Tunjangan Profesi Guru 2009
Tunjangan Profesi Guru 2009oum
 
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Amphie Yuurisman
 
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Shina romandiyah
 

Similaire à KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA (20)

Kelas09 penjasorkes
Kelas09 penjasorkesKelas09 penjasorkes
Kelas09 penjasorkes
 
Modul Sepak Bola.pdf
Modul Sepak Bola.pdfModul Sepak Bola.pdf
Modul Sepak Bola.pdf
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guruKelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
Kelas 03 sd_pendidikan_agama_islam_dan_budi_pekerti_guru
 
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guruBuku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
Buku BSE Kelas 03 sd pendidikan agama islam dan budi pekerti guru
 
Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber BelajarPusat Sumber Belajar
Pusat Sumber Belajar
 
Pembelajaran motorik tk
Pembelajaran motorik tkPembelajaran motorik tk
Pembelajaran motorik tk
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007Laporan Ppl Fkip Unram 2007
Laporan Ppl Fkip Unram 2007
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
 
Kelas 8 PJOK BS press ok.pdf
Kelas 8 PJOK BS press ok.pdfKelas 8 PJOK BS press ok.pdf
Kelas 8 PJOK BS press ok.pdf
 
Bola keranjang
Bola keranjangBola keranjang
Bola keranjang
 
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madrajuklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
juklak penyusunan proyeksi kebutuhan kepala sekolah madra
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
 
Kbm yang-efektif
Kbm yang-efektifKbm yang-efektif
Kbm yang-efektif
 
Draft Buku Bu Tri.pdf
Draft Buku Bu Tri.pdfDraft Buku Bu Tri.pdf
Draft Buku Bu Tri.pdf
 
Tunjangan Profesi Guru 2009
Tunjangan Profesi Guru 2009Tunjangan Profesi Guru 2009
Tunjangan Profesi Guru 2009
 
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
Buku guru pai kelas 3 revisi 2018
 
Pembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran MendengarkanPembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran Mendengarkan
 
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
Pedomanpelaksanaanusbnpai2012
 

KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA

  • 1.
  • 2. KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA Untuk Usia Dini (U5-U12), Usia Muda (U13-U20) & Senior Copyright @2012 by Timo Scheunemann Penyusun : Timo Scheunemann Penulis : Timo Scheunemann Claudio Reyna DR. Javier Perez DR. Paul Gunadi Tim Revisi : Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri Penerjemah : Gheeto TW dan Timo Scheunemann Lay out : Gheeto TW, Timo Scheunemann, Kasmawati Penyunting : Kasmawati Tata Letak : Kasmawati Desain Sampul : Gheeto TW Foto : Koleksi Pribadi Matias Ibo
  • 3. UCAPAN TERIMA KASIH Pertama dan terutama Puji Syukur kepada Tuhan; sumber kekuatan dan kemampuanku. Beribu ucapan terima kasih saya tujukan kepada banyak pihak yang ikut andil secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Kurikulum Sepak bola Indonesia ini. Bp. Djohar Arifin selaku Ketua PSSI, Bp. Bob Hippy selaku Exco Pembinaan Usia Muda PSSI dan Bp. Arifin Panigoro atas dukungannya. Tom Byer dan Claudio Reyna yang sudah menjembatani perijinan penggunaan sebagian dari US Soccer Curriculum. Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri dan Wim Rijsbergen untuk masukan-masukannya. DR. Perez, DR. Paul Gunadi, Matias Ibo dan Heru Sugiri untuk sumbangan materinya. Gheeto TW dan Kasmawati Wicaksono yang peran dan bantuannya sangat saya hargai. Isteri saya tercinta Devi dan orang tua serta kakak saya Sven, Rainer, Ralph dan Silke atas dukungan morilnya selama ini. Asisten pelatih saya yang setia Heri serta sahabat James, Rino, Nehemia Wagiyono, dan Paul Richardson. Mentor saya Martin Hagele serta Markus Weidner, Bernd Stroeber, Horst Hrubesch, Inggo Weniger, Stefen Freund dan Ralf Peter dari DFB. Semua pelatih yang pernah melatih dan semua pemain yang turut andil dalam perkembangan saya sebagai pemain dan pelatih sepak bola. Terima kasih. In Loving Memory : Puji Purnawan (Mantan Punggawa Pra-Olimpiade 1992). Untuk Bangsaku demi berkumandangnya “Indonesia Raya” di pentas Piala Dunia.
  • 4.
  • 5. Sambutan Exco Usia Muda Pembinaan sepakbola usia muda Indonesia tengah menjadi perhatian yang serius dan terus menerus ditekuni PSSI untuk mempersiapkan sebuah desain timnas masa depan Indonesia . Fondasi untuk membentuk timnas senior yang tangguh sudah jelas harus dimulai dengan mempersiapkan pemain sejak usia muda. Maka pola pembinaan pemain usia muda yang seharusnya menjadi tanggung jawab klub telah beralih menjadi “peluang “ dengan hadirnya Akademi Sepakbola Nusantara di Indonesia . Kehadiran Akademi Nusantara yang dibangun oleh PSSI dengan kepemimpinan pembaharuan telah mendapatkan porsi yang layak . Ini dibuktikan dengan adanya kompetisi usia muda dan lahirnya kurikulum untuk pelatihan bagi pemain usia muda . Visi dari kurikulum pembinaan usia muda ini juga sekaligus menjadi fondasi dasar untuk pembinaan pelatih dalam melatih pemain usia muda . Target kurikulum sepakbola ini adalah, untuk memberikan panduan bagi para pelatih. Maka diharapkan, akan hadir pemain berbakat dan tangguh di Indonesia di masa depan. Terima kasih . Jakarta , 1 April 2012 Bob Hippy Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda
  • 6. Pendahuluan Xavi, gelandang FC Barcelona, saat ditanya soal kehebatan FC Barcelona menjawab demikian, “Di La Masia (akademi FC Barcelona) kami tidak ditempa untuk menang namun untuk berkembang.” Salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam pembinaan “grass root” (U5-U12) dan usia muda (U13-U20) di Indonesia adalah fokus SSB yang salah; fokus SSB lebih ke arah menggapai kemenangan daripada membina pemain hingga bisa mencapai potensi maksimalnya. SSB sibuk menggapai prestasi sebagai klub hingga lupa bahwa prestasi sebenarnya adalah pembentukan pemain secara menyeluruh; teknik (bagaimana melakukan sesuatu), taktik (pengertian permainan atau pengertian akan mengapa melakukan sesuatu), fisik dan mental (menempa karakter yang positif dan kuat yang begitu penting artinya baik untuk kehidupan sang pemain secara keseluruhan maupun untuk perkembangannya sebagai pemain bola). Sudah saatnya kita bersama menyatukan tekad memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Bukan untuk kita pribadi atau SSB kita masing-masing namun untuk Indonesia. Mari kita berlomba menelurkan pemain-pemain yang berbakat dan berkarakter demi kemajuan sepak bola Indonesia. Kurikulum ini adalah bagian dari langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh Badan Usia Muda PSSI. Dengan adanya kurikulum ini harapan kami program latihan di semua SSB di seluruh Indonesia menjadi; (1) lebih berkualitas , (2) lebih “age specific” atau tepat usia, (3) lebih terarah secara baku atau dengan kata lain memiliki standar yang sama. Segala kekurangan yang ada mohon dimaaafkan. Semoga pada edisi kedua berikutnya dapat lebih mendekati sempurna. Untuk memahami dan melaksanakan pedoman ini diperlukan kesungguhan dan usaha yang maksimal dari anda. Dibutuhkan kemauan untuk belajar serta totalitas dalam melaksanakan profesi anda sebagai seorang pelatih. Entah dibayar atau bekerja secara suka rela, seorang pelatih harus mengerti bahwa perannya begitu penting di dalam menempa generasi penerus bangsa. Berangkat dari pemahaman ini diharapkan anda sebagai seorang pelatih menganggap serius peran anda dan karenanya berusaha untuk terus belajar, mempersiapkan latihan secara maksimal dan berinteraksi dengan pemain dengan penuh rasa tanggung jawab. Tetap semangat, jangan putus asa! Bersama kita bisa meraih keajaiban yang kita idam-idamkan bersama; mendengar “Indonesia Raya” berkumandang di pentas Piala Dunia! Semoga Tuhan memberkati usaha kita bersama. Salam, Timo Scheunemann Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI
  • 7. Daftar Isi Ucapan Terima kasih ………………......................................................................................... ii Sambutan Ketua Umum PSSI ............................................................................................... iii Sambutan Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda…………………………………….. iv Pendahuluan Direktur Pembinan Usia Muda ………………………………………………………………….. v Daftar Isi .................................................................................................................. ........... vi Keterangan Tanda Gambar: ................................................................................................ ix Bab I Prinsip Bermain ................................................................................................. 1 A. Gaya Permainan : Garis Besar ....................................................................... 1 B. Gaya Permainan: Spesifikasi ......................................................................... 2 C. Prinsip Bermain bagi Pelatih, Pemain, dan Tim .............................................. 4 Bab II Konsep Melatih .................................................................................................. 6 A. Fondasi Program Pembinaan yang Berkualitas .............................................. 6 1. Fasilitas/Faktor Pendukung .................................................................... 7 2. Faktor Pembina (Pelatih) ........................................................................ 8 3. Program Pembinaan Rutin ..................................................................... 9 B. Falsafah Program Pembinaan ....................................................................... 10 1. Hubungan Latihan dengan Pertandingan ………………………………………. ……… 10 2. Empat Komponen yang saling melengkapi …………………………………….… …… 10 C. Intisari Materi Kepelatihan ............................................................................ 11 D. Materi Kepelatihan : Istilah Umum ................................................................ 13 E. Materi Kepelatihan : Fisik .............................................................................. 14 1. Hal-hal yang meningkatkan Kemampuan Tubuh ..................................... 14 2. Pemahaman Istilah-istilah Fisik ............................................................... 15 F. Materi Kepelatihan Teknik ............................................................................ 19 1. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Menyerang ........................................ 20 2. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Bertahan ............................................ 21 G. Materi Kepelatihan Taktik ............................................................................. 22 1. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Menyerang ......................................... 23 2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan ............................................. 33 H. Materi kepelatihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental ...................... 38 I. Materi Kepelatihan Situasi Standar (Set Piece) dan Formasi .......................... 39 1. Penjabaran Situasi Standar ..................................................................... 40 J. Materi Kepelatihan Penjaga Gawang ............................................................ 46 1. Kualifikasi Penjaga Gawang .................................................................... 47 K. Gaya kepelatihan .......................................................................................... 53 1. Garis Besar Mengenai Kepelatihan & Persiapan Latihan ......................... 53 2. Menciptakan suasana dan sarana berlatih yang kondusif bagi perkembangan Pemain ........................................................................... 55 3. Meracik Menu Latihan & Organisasi Latihan ........................................... 56 Bab III Kurikulum Sesuai Kelompok Umur ...................................................................... 59 A. Mengatur Perkembangan Pemain Berdasarkan Umur dan Tingkatan ........... 59
  • 8. B. Frekuensi Materi Latihan Sesuai Kelompok Umur .......................................... ... 63 1. Frekuensi Latihan Fisik Sesuai Kelompok Umur .. .......................................... 63 2. Frekuensi Latihan Teknik Sesuai Kelompok Umur ......................................... 64 3. Frekuensi Latihan Taktik Sesuai Kelompok Umur........................................... 65 4. Frekuensi Latihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental Sesuai Kelompok Umur.............................................................................................. 66 C. Kurikulum setahun untuk masing-masing kelompok umur................................. 67 D. Struktur Program Latihan Untuk Masing-masing Tingkatan Kelompok Umur..... 81 1. Tingkat Pemula/Fun Phase (U5-U8 Tahun).................................................... 81 1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 81 2) Contoh Program Latihan ...................................................................... 82 2. Tingkat Dasar/Foundation Phase (U9-U12 Tahun) ....................................... 84 1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 84 2) Contoh Program Latihan ....................................................................... 85 3. Tingkat Menengah/Formative Phase (U13-U14 Tahun) ............................... 88 1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 88 2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 89 4. Tingkat Mahir/Final Youth (U15-U20 Tahun) ............................................... 91 1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 91 2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 92 E. Format Latihan Fisik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ………………………………... 94 F. Format latihan Teknik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 96 1. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 1 (15 Tahun keatas) ........................ 97 2. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 2 (15 Tahun keatas) ........................ 98 G. Format latihan Taktik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 101 1. Contoh Latihan Taktik Bertahan ................................................................. 101 2. Contoh Latihan Taktik Menyerang .............................................................. 103 Bab IV Kesalahan-kesalahan yang umum terjadi di Indonesia dalam hal organisasi latihan, pembuatan program latihan serta eksekusi latihan ................................ 106 Bab V Teori Sepak Bola Modern .......................................................... ........................... 109 A. Prinsip-prinsip Sepak Bola Modern ……………………………………………………………… 109 B. Prinsip-prinsip Dasar Bermain 4-4-2 Dengan Benar ……………………………………. 111 C. Langkah-Langkah Menuju 4-4-2 (sekaligus 4-3-3) ……………………………………... 118 D. Pengertian Taktik 4-3-3 ……………………………………………………………………….…….. 135 1. Pengertian Taktik Lapangan Kecil Sebagai Tahapan Menuju 4-3-3 ……….. 137 1) Formasi 2-2 ………………………….…………………………………………………………… 138 2) Formasi 3-1 ……………………………………………..……………………………………… 140 3) Formasi 3-2 ………………………………………………………………….……………..…… 143 4) Formasi 3-1-2-1 ……………………………………………………………………….……..… 144 Bab VI Teori Melatih Secara Modern .............................................................................. 146 A. Teori Melatih Fisik……………………………………………………………………………………… 146 1. Komponen Latihan Fisik ……...……………………………………………………………… 146 2. Kiat Praktis Meningkatkan Fisik Pemain ……………………………………………. 148 3. Pemahaman Dasar Gizi ……………………………………………………………………… 150 4. Berbagai Cara Mengevaluasi Fisik Secara Obyektif & Praktis …………….. 152 5. Panduan Khusus Penggunaan Gym (Fitness Studio) ………………………….… 157 B. Teori Melatih Teknik …………………………………………………………… ………….… .…… 159 C. Teori Melatih Taktik ………………………………………………………………………….… …… 161
  • 9. D. Teori Melatih Mental …………………………………………………………………………………… 163 1. Pemahaman Dasar ……………………………………………………………………………….. 163 2. Pembinaan Mental Pemain …………………………………………………………………… 164 3. Kiat Praktis Meningkatkan Mental Pemain …………………………………………… 170 Bab VII Berbagai Variasi Latihan Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil……… 173 A. Variasi Latihan Fisik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil ...….. 173 B. Variasi Latihan Teknik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 179 C. Variasi Latihan Taktik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 198 Bab VIII Mencegah dan Merawat Cedera ........................................................................... 199 A. Petunjuk Umum ………………………………………………………………………………..………… 199 B. Penangganan Pada Cedera ……………………………………………………………..…………. 201 C. Sepuluh Hal Praktis Menangkal Flu ……………………………………………………..……… 220 Bab IX Pemahaman Dasar Peraturan Pertandingan (Laws of the Game)........................... 222 Bab X Lampiran ……………………………………………………………………………………………………………. 262 A. Scouting Pemain ………………………………………………………………………………………….. 262 B. Formulir Data Diri Pemain & Panduan Scouting …………………………………………… 266 C. Scouting Tim Lawan …………………………………………………………………………………….. 270 Daftar Pustaka .............................................................................................................. ......... 278
  • 11. BAB I PRINSIP BERMAIN A. GAYA PERMAINAN - GARIS BESAR Elemen kunci untuk pelatih dan pemain yang membentuk gaya permainan 1. Pertandingan Gaya penyerangan Semua tim disarankan untuk menunjukkan gaya bermain yang menyerang yang ditunjukkan saat menguasai bola dan dengan melakukan pergerakan tanpa bola dengan cepat. Transisi cepat dan penyelesaian akhir Mendorong semua kelompok umur untuk mengusahakan kecepatan bermain, menghindari menggiring bola berlebihan (over dribbling), mengusahakan pergerakan yang terorganisasi dan pergerakan cepat tanpa bola serta cepat mencari penyelesaian akhir. Posisi spesifik Sebuah tim harus memiliki pertahanan yang terorganisasi, menjaga posisi spesifik masing- masing dalam formasi. Dilain pihak, pemain akan mencari ruang dan melakukan pergerakan untuk mendukung penyerangan walau harus bergerak jauh dari posisi mereka semula. 2. Formasi Formasi 4-3-3 dan 4-2-2 Tim di kelompok umur 12 tahun ke atas akan menggunakan formasi 4-3-3, (dengan variasi 4-2-3-1 atau 4-1-2-3 ). Tim di usia lanjutan (U15 ke atas) dapat juga menggunakan formasi 4-4-2. Untuk usia dini/grassroot (U5 - U12) disarankan bermain 4 v 4 dan 7 v 7 sebagai tahapan menuju pemahaman 4-3-3 yang benar. 1
  • 12. 4 Bek Semua formasi yang digunakan oleh tim pada pertandingan 11 v 11 harus terus membuat 4 baris bek. 4 bek menyediakan konsistensi dalam pertahanan dan memberikan ruang bagi bek luar untuk bergerak maju saat menyerang. B. GAYA PERMAINAN : SPESIFIKASI Elemen kunci bagi pelatih dan pemain yang menegaskan gaya permaian 1. Fisik Speed and Agility (Kecepatan dan ketangkasan) Kualitas-kualitas ini akan terkandung dalam pertandingan (game) dan permainan yang menggunakan bola sejak kelompok usia dini/grassroot (U5 - U12). Endurance (Daya Tahan) Pemain secara individu dan seluruh tim dilatih untuk mampu melakukan pergerakan dengan intensitas tinggi. Usia dini/grassroot (U5 - U12) mendapatkan daya tahan hanya melalui game/permainan dan latihan teknik. Latihan khusus endurance diharamkan. Ketahanan dan Kekuatan Pemain yang kuat mengembangkan kecepatan mereka dengan lebih cepat, mampu menangkal cedera dan lebih kompetitif dalam pertandingan. Usia dini/grassroot (U5 - U12) tidak perlu berlatih ketahanan dan kekuatan karena belum adanya hormon testosterone. 2. Teknik Passing dan receiving (mengumpan dan menerima bola) Passing bola bawah yang dilakukan dengan keras/tegas selagi berhadap-hadapan pada jarak yang bervariasi serta menerima bola yang bergerak dilakukan di semua kelompok umur. Shooting (melesatkan tembakan) Pemain harus menumbuhkan kemampuan untuk shooting dari jarak yang bervariasi. Semua pemain harus didorong untuk banyak melakukan shooting dari jarak-jarak yang berbeda selama permainan. Ball Control and turning (kontrol bola dan berbalik dengan bola) Pemain harus didorong untuk tetap mengontrol bola dan menggunakan teknik gerakan memutar yang berbeda guna bergerak menjauh dari pemain bertahan. 2
  • 13. 3. Taktik Bermain dari belakang Semua tim harus merasa nyaman bermain bola semenjak dari belakang melewati lapangan tengah dan dari sana menuju bagian akhir lapangan. Umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki yang sudah menjadi ciri khas sepak bola Indonesia hendaknya dipertahankan dan diperbaiki kualitasnya. Possession and Transition (penguasaan bola dan transisi) Semua tim harus terus menjaga penguasaan bola dengan hanya menggunakan satu/dua sentuhan saja. Pemain harus didorong untuk mendukung dan bergerak sambil berkreasi dalam menentukan arah passing. Setelah permainan penguasaan bola berjalan dengan baik tim harus belajar bagaimana mengumpan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya dengan mulus dan efektif. Transisi Penyerangan/Pertahanan dan Serangan Balik yang cepat Ketika penguasaan bola hilang, pemain harus bereaksi cepat dan melakukan tekanan untuk mendapatkan bola kembali. Ketika bola kembali dikuasai, pemain harus segera mungkin melakukan serangan balik. 4. Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental Respect and Discipline (respek dan disiplin) Pemain harus beradaptasi pada aturan di dalam tim dan menghargai rekan satu tim, pelatih, wasit dan lawan. Cooperation (Kerjasama) Setiap pemain menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari tim dalam satu unit, dan harus bekerjasama dengan rekan satu tim untuk meraih sasaran bersama dalam tiap sesi dan permainan, sebagaimana untuk seluruh musim kompetisi. Competitiveness (Menumbuhkan Jiwa Kompetisi) Pemain yang memiliki jiwa kompetisi (spirit pantang menyerah) harus dihargai karena usaha dan fokus mereka. 3
  • 14. C. PRINSIP BERMAIN (PRINSIPLES OF PLAY) Untuk pelatih, pemain dan tim 1. Pelatih Permainan penguasaan bola (possession) dan permainan lapangan lebih kecil (small sided games) dengan lebih sedikit pemain sangat baik untuk menumbuhkan pengertian taktis sekaligus mengasah kemampuan teknis pemain. Berlatih dengan lawan dan kompetisi dengan sistim reward and punishment (pemberian penghargaan dan hukuman) dalam sesi latihan harus dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri pemain. Permainan yang memiliki intensitas tinggi didasari oleh kecepatan dan ketangkasan. Singkat tetapi intensif dalam setiap bagian latihan. Beri waktu untuk istirahat lalu pacu kinerja mereka saat latihan sehingga memaksimalkan hasil latihan. 2. Pemain Maksimal satu, dua atau tiga sentuhan : Meminimalkan jumlah sentuhan menambah kecepatan permainan. Bermainlah dengan sederhana : jangan paksakan situasi, terlalu banyak menggiring bola, sembarangan dengan bola, atau memilih opsi yang sulit. Tetap menjaga bola di tanah : Bola yang dimainkan mendatar di atas tanah akan lebih mudah dikontrol dan dapat didistribusikan dengan lebih efektif dan cepat oleh tim. Akurasi dan kualitas passing : Passing harus keras dan akurat, dengan bobot yang tepat. Sentuhan pertama : Pastikan sentuhan pertama dilakukan secara terkontrol tanpa menghentikan bola. Sentuhlah bola menjauh dari tekanan dan arahkan ke daerah yang bebas. Pemahaman dan kewaspadaan : Semua pemain, dengan atau tanpa bola harus terus menerus mengamati lapangan, kawan dan lawan. Situasi 1 v 1 : Bentuk determinasi pemain untuk secepatnya menguasai bola kembali saat bertahan dan bermain sederhana saat menyerang dangan cara menyentuh bola ke samping dengan cepat guna melewati lawan. Transisi individu : Pemain harus bereaksi dengan cepat ketika penguasaan bola berganti dari penyerangan ke pertahanan dan sebaliknya. Shooting : Selalu perhatikan gawang lawan. Semua pemain didorong untuk melesatkan tembakan. Mengambil resiko : Sepak bola adalah olah raga yang memungkinkan terjadinya banyak kesalahan. Kesalahan-kesalahan adalah bagian dari permainan dan proses belajar. Pemain didorong untuk mengambil resiko dalam sesi latihan guna mengembangkan kecepatan bermain. 4
  • 15. 3. Tim Semua pemain bertahan dan semua pemain menyerang : Semua pemain harus terlibat dalam permainan sebagai satu unit. Ciptakan situasi menang jumlah : Sepak bola adalah permainan yang mengandalkan jumlah pemain. Saat menyerang diupayakan untuk menang jumlah sedangkan bertahan untuk minimal tidak kalah jumlah. Aliran bola : Bola harus mengalir dari dalam ke luar, dari luar ke dalam sisi permainan. Bola lebih mudah dikuasai di sisi luar lapangan karena sisi dalam lapangan tekanan lawan lebih besar (tentu saja hal ini bisa berubah tergantung situasi). Prinsip segitiga dan pilihan arah passing : Pemain yang menguasai bola harus terus menerus menerima dukungan dan setidaknya memiliki 2 pilihan untuk melakukan passing. Saat usia dini/grassroot (U5-U12) ajarkan pemain membentuk ketupat saat menyerang guna menciptakan 3 opsi mengumpan; ke kiri, ke kanan dan kedepan/belakang. Kecepatan permainan : Pergerakan cepat bola (saat menyerang), sedangkan saat bertahan (tanpa bola) menciptakan situasi 2 v 1 (menang jumlah). Pergerakan tanpa bola : Cari ruang terbaik yang tersedia untuk memberikan pilihan arah untuk mengumpan bagi pemain yang sedang menguasai bola. Melakukan tekanan sebagai satu unit : Melakukan gerakan menekan yang terorganisasi dengan rapi (menekan secara bersama-sama) sehingga memaksa lawan melakukan kesalahan. Perpindahan (Transisi) : Upayakan perpindahan dengan mengurangi jumlah operan yang dibutuhkan untuk mendekati area target atau gawang lawan. Arah permainan : Permainan mengalir dalam 2 arah (bertahan dan menyerang). Selalu tekankan prinsip sederhana namun penting ini dalam semua latihan yang dilakukan. Miliki inisiatif selama permainan : Situasi sulit bisa terjadi kapan saja. Tim harus mampu beradaptasi saat terjadi situasi yang berbeda/tidak terencana. Beberapa pemain harus dipersiapkan sebagai pemimpin rekan-rekannya dilapangan. 5
  • 16. BAB II KONSEP MELATIH A. FONDASI PROGRAM PEMBINAAN YANG BERKUALITAS 6
  • 17. 1. Fasilitas & Faktor Pendukung Lapangan Yang Memadai Lapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah asal rata). Jika di desa Anda hanya ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7. Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA. Pengetahuan Gizi Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain. Dukungan Penuh Orang Tua Kegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak ditekan. Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan sesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di www.ssbindonesia.com. Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif. Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu. Banyak Bola! Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain. Cones Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan. Kostum dan Rompi Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan. Peralatan Bantu Lainnya Tersedia pula tangga koordinasi, 2-4 gawang kecil, beberapa barbel (2-5 kg), gawang-gawang pendek untuk rintangan serta tiang-tiang plastik. 7
  • 18. 2. Faktor Pembina (Pelatih) Kualitas  Standar sertifikasi D dan C.  Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku, internet, dll).  Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain. Kuantitas Pembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot (U5 - U12). Teladan Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku : tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur, dll. Motivator Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan perkataan dan bahasa tubuh yang positif. Mengutamakan Pendidikan Formal Perlu memahami konsep “Student athlete”; seorang pemain adalah seorang murid sekolah, baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain, pelatih dan orang tua. CI PELATIH YANG BERKUALITAS Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain misalnya dengan latihan atau pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim. Berjiwa Pemimpin Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh pada respek pemain pada pelatih. Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :  Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.  Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri maupun dengan tim lawan .  Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi. Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.  Kompeten : Memiliki kemampuan yang memadai untuk duduk di dalam posisi pelatih. 8
  • 19. Maka perlu untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan, baik secara umum maupun dalam bidang kepelatihan.  Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak-anak didiknya, melihat potensi terbaik berdasarkan kemampuan, bukan pilih-pilih.  Konsisten : Tegakkan peraturan dan hukum. Pujilah pemain tanpa pandang bulu. Setali tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu. Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan Buatlah program latihan yang :  Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.  Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.  Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan sembarangan membuat program latihan.  Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.  Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan, tema latihan terlihat jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih. Membuat program yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa.  Sesuai prinsip “Benang Merah “ : Masing-masing sesi latihan saling berkaitan, saling berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan keutuhan latihan yang baik.  Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif. Pengetahuan Taktik Selain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah :  Taktik bertahan ; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.  Taktik menyerang ; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.  Situasi standar; Lemparan ke dalam, free kick, tendangan penjuru dan goal kick.  Taktik hari pertandingan; Penentuan tipe pemain dan formasi yang dipilih, pergantian pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding. 3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut. ”Practice doesn’t makes perfect, perfect practice makes perfect” (latihan saja tidak menghasilkan kematangan, tetapi latihan yang matang membuat kematangan) 9
  • 20. B. FALSAFAH PROGRAM PEMBINAAN Pengertian inti metode melatih 1. Hubungan Latihan Dengan Pertandingan Tujuan dari sesi latihan adalah untuk mempersiapkan pemain untuk kompetisi. Pertandingan memperlihatkan perkembangan taktik, teknik, fisik dan jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental dalam diri pemain. 2. Empat Komponen Yang Saling Melengkapi Fisik Pemain yang kuat dan ulet akan memberikan keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya seorang pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk menjaga konsentrasinya dan cenderung melakukan banyak kesalahan. Teknik Semua pemain di dalam tim diharuskan memiliki kemampuan individu yang sesuai dengan posisi masing-masing. Sebagai contoh, seorang pemain tengah tentu memiliki teknik dan keahlian yang berbeda dengan seorang pemain di posisi bek luar. Taktik Bagian ini menolong pemain agar menyatu dengan tim. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pemain yang cerdas, mampu beradaptasi dalam situasi yang berganti-ganti dalam pertandingan-pertandingan yang dihadapi. 10
  • 21. Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental Manusia sering dipengaruhi oleh emosinya. Pelatih harus bisa melatih pemain untuk menggunakan emosi-emosi ini untuk keuntungan mereka dan mengarahkan emosi mereka menjadi sebuah kekuatan dan bukan kelemahan bagi mereka. Titik lemah terbesar pemain kita selain kualitas umpan dan kecepatan dalam bermain adalah mental dan pengertian taktik. Titik lemah pemain = Titik lemah pelatih! C. Intisari Materi Kepelatihan Area Pengembangan saat berlatih sepak bola Materi Kepelatihan 1. Fisik 2. Teknik 3. Taktik 4. Jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental 5. Set piece (gerakan dan alur bola yang direncanakan - Situasi Standar) 6. Formasi 7. Penjaga Gawang 11
  • 22. 12
  • 23. D. MATERI KEPELATIHAN : ISTILAH UMUM Definisi untuk Istilah-istilah khusus dalam Sepak Bola 1. Taktik Aksi individu atau bersama-sama yang ditunjukkan oleh pemain atau sekelompok pemain untuk mengambil kesempatan dari seorang pemain lawan atau sekelompok pemain lawan atau tim lawan secara keseluruhan. Penjelasan : Sebuah taktik adalah alat untuk membangun strategi. Contoh : Perpindahan bola dengan cepat dari satu sisi lapangan ke sisi lain. 2. Strategi Sebuah pemahaman atau ide yang disepakati bersama oleh seluruh anggota tim sejak awal pertandingan dengan tujuan mengalahkan lawan. Penjelasan : Strategi berhubungan dengan formasi tim dan juga sistim yang digunakan oleh tim. Contoh : Strategi pertahanan - tiga striker maju guna melakukan tekanan dan pemain gelandang tengah mendekati lawan di area tengah untuk menghalangi mereka berbalik. Diharapkan dengan cara demikian bola bisa direbut kembali di area pertahanan lawan. 3. Formasi Pengaturan posisi pemain dan pembagian tugas pada masing-masing pemain di lapangan yang diatur sejak awal pertandingan. Penjelasan : Ini biasanya ditulis dalam tiga angka yang mengidentifikasi pemain di posisi pertahanan, tengah dan penyerangan. Contoh : 4-3-3, berarti ada 4 pemain bertahan (defenders), 3 pemain tengah (midfielders) dan 3 penyerang (strikers). 4. Sistem Sebuah formasi yang secara khusus menyorot pada bentuk dan atau peran untuk satu atau beberapa pemain. Penjelasan : Sebuah Sistim adalah kombinasi formasi dan strategi. Contoh : 4-4-2 dengan bentuk seperti berlian di tengah sehingga memungkinkan pemain bek sayap bergerak naik ke area yang lebih luas didepannya. 13
  • 24. E. MATERI KEPELATIHAN : FISIK 1. Hal-hal yang Meningkatkan Kemampuan Tubuh 1) Kekuatan  Daya Tahan Kekuatan/Power  Daya Eksplosifitas  Kekuatan Maksimal 2) Daya Tahan  Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)  Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)  Tenaga yang Dihasilkan Otot dengan laktat (Anaerobic Lactic)  Tenaga yang dihasilkan Otot tanpa Laktat (Anaerobic Alactic) 3) Kecepatan  Reaksi  Kemampuan Akselerasi (Acceleration)  Kecepatan Maksimal  Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan  Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed) 4) Kelenturan & Mobilitas Otot 5) Koordinasi & Kelincahan 6) Kemampuan Motorik Dasar 7) Daya Tanggap & Kewaspadaan (Awareness) 14
  • 25. 2. Pemaham Istilah-Istilah Fisik Hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan tubuh 1) Kekuatan Kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan beban yang bervariasi. Daya Tahan Kekuatan/Power Kemampuan untuk memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi dalam kurun waktu yang lama. Dengan Cepat Menghasilkan Kekuatan Tubuh Yang Besar ( Daya Eksplosifitas ) Kemampuan untuk mengendalikan gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi dalam kurun waktu sependek mungkin (secepat mungkin). Kekuatan Maksimal Kemampuan otot melakukan gerak yang maksimal dengan beban dalam kurun waktu pendek. 2) Daya Tahan ( Endurance ) Kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity) Kemampuan untuk melakukan aktivitas gerak tubuh secara aerobic. Pengertian aerobic itu sendiri adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan oksigen. Semakin lama jangka waktu latihan, semakin dominan fungsi oksigen. Penjelasan : Ini adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang cukup sehingga tidak menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh. Artinya karena adanya keseimbangan antara produksi energi tubuh dan energi yang digunakan oleh tubuh pemain bisa melakukan latihan tanpa halangan. Contoh : Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan pemain, latihan yang bersifat aerobic terjadi secara terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4 hingga 6 menit dan menggunakan sekitar 85% fungsi kerja maksimal jantung. Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power) Kemampuan untuk menggabungkan antara kemampuan aerobic dan sistim energi anaerobic di dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk memperoleh performa terbaik dalam aktivitas fisik yang dinamis. Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan dengan persediaan oksigen yang cukup namun juga membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber energi lain tidak tersedia, akan mengakibatkan gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh. Contoh : Tergantung dari usia dan tingkat kemampuan pemain, kondisi ini terjadi pada kurun waktu 2 sampai 3 menit dan menggunakan lebih dari 85 % fungsi kerja maksimal jantung. 15
  • 26. Tenaga Yang Dihasilkan Otot Dengan Laktat (Anaerobic Lactic) Merupakan aktivitas fisik yang terus menerus menghasilkan asam laktat konsentrasi tinggi di dalam kurun waktu yang pendek. Berbeda dengan aktifitas aerobic yang menggunakan oksigen, anaerobic adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan laktat terbentuk. Kondisi ini dapat terjadi misalnya saat berlari cepat dalam kurun waktu lama. Penjelasan : Ketika intensitas latihan terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sistem energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic) tidak mampu menyediakan semua energi yang dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh membutuhkan sistem energi yang lainnya dan hal ini justru menjadi penyebab berkurangnya kekuatan tubuh. Oleh sebab itu sistem energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan sebuah zat kimia yang disebut sebagai asam laktat (lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas fisik sewaktu-waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk mendaur ulang asam laktat dan mendorong terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan inilah, ketahanan pemain dalam mentolerir asam laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat penting. Contoh : Tergantung dari kemampuan dan tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta saat melakukan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan dengan kekuatan maksimal selama kurun waktu 45 detik. Sebagai contoh, melakukan sprint selama 45 detik adalah contoh aktifitas pengerakan otot tanpa oksigen yang menyebabkan terbentuknya asam laktat. Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat (Anaerobic Alactic) Aktivitas fisik yang dinamis, intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan menggunakan sumber energi yang tersimpan di dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan tanpa terbentuknya laktat. Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak pendek. Sebagai contoh, berlari sprint sejauh 20 meter dengan di selingi istirahat adalah contoh aktifitas pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai menyebabkan terbentuknya asam laktat. Keterangan Tambahan Sistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga ada 3 tahapan, yaitu: a. Anaerobic alactic selama 15 detik pertama b. Anaerobic lactic pada 2 menit berikutnya, lalu c. Aerobic untuk latihan dengan jangka waktu 4 menit ke atas. Jalan kaki, bersepeda atau renang santai termasuk olah raga ringan. Di sini kebutuhan otot akan oksigen terpenuhi dengan baik ketika bernafas. Proses pembuatan energinya didapat dari karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat, sehingga energinya bisa bertahan lama. Ini berguna untuk diet. Sedangkan lari cepat, angkat berat, push up atau olah raga yang lain yang membutuhkan tenaga besar dan membutuhkan waktu lama seperti sepak bola, termasuk dalam olah raga berat. Ketika tiba-tiba diperlukan energi yang besar di saat oksigen tidak ada maka glikolen (zat yang menyimpan cadangan energi pada sel yang dibentuk oleh glukosa) dipisahkan untuk membuat energi kembali. Tapi dalam prosesnya akan terjadi penumpukan asam laktat sehingga otot pada tubuh menjadi kelelahan dan jika berlangsung lama akan terasa capek sekali. Ketika berolah raga, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan diurai dan menyatu 16
  • 27. dengan lemak tubuh supaya otot tetap normal. Lemak bisa diurai dengan energi yang digunakan pada saat melakukan olah raga ringan selama 20 menit terus menerus. Mengapa kita dapat kelelahan? Kelelahan pada otot di saat tubuh membuat energi, disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan oleh glikogen di saat proses penguraiannya. Jika melakukan olah raga dengan menumpukkan asam laktat, akan mengakibatkan kelelahan pada otot. Dalam istilah kesehatan ada istilah yang disebut mitochondria mass, kemampuan sel otot untuk menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot kekurangan oksigen. Dasar endurance yang baik ditambah berlatih keras dalam waktu singkat (interval) meningkatkan masa mitochondria. Sedangkan mitochondria itu sendiri adalah semacam “pabrik energi” dalam sel otot kita. 3) Kecepatan Kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun waktu sesingkat mungkin. Reaksi Proses yang tercepat yang dapat dilakukan seseorang baik secara fisik maupun menggunakan otaknya dalam menanggapi peristiwa yang terjadi dilapangan dengan tujuan melakukan gerakan yang diperlukan sesuai situasi. Kemampuan Akselerasi (Acceleration) Peningkatan kecepatan secara tiba-tiba dari posisi berdiri atau langkah lambat ke berlari. Kecepatan Maksimal Gerakan tercepat yang mungkin dilakukan oleh tubuh atau salah satu bagian tubuh. Daya Tahan tubuh Mempertahankan Kecepatan (Speed Endurance) Menjaga kecepatan semaksimal mungkin sesuai kemampuan selama mungkin. Kemampuan Merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed) Berbeda dengan seorang pelari 100 meter, seorang pemain bola harus mampu berlari sekaligus merubah arah lari dengan cepat. 4) Kelenturan Dan Mobilitas Otot Kemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan kelenturan otot dan pergerakan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan. 5) Koordinasi Dan Kelincahan Koordinasi adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus. Kelincahan (Agility) adalah kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat mengolah bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola. Kemampuan koordinasi dan kelincahan berhubungan erat dengan kemampuan- 17
  • 28. kemampuan di bawah ini :  Balance/Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor-faktor di dalam dan luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.  Persepsi jarak (Depth Perseption) : Kemampuan mengira-ngira jarak dan kecepatan bola/lawan.  Pergerakan Kompleks (Complex Movement ) : Kemampuan melakukan beberapa gerakan tubuh secara bersamaan atau berturut-turut. Contoh : Melakukan gerakan berputar dengan bola lalu melakukan trik individu untuk kemudian melesatkan tembakan atau umpan adalah gerakan kompleks.  Kemampuan bereaksi dengan cepat (badan) dan mengantisipasi situasi (otak).  Kemampuan Orientasi : kemampuan untuk cepat kembali mengetahui arah setelah terjatuh, tabrakan atau berputar dengan cepat.  Kemampuan berganti arah lari (badan) dan berganti fokus (mental) dari menyerang ke bertahan dan sebaliknya.  Ritme (Rhythm) : Kemampuan merubah ritme lari dari pelan ke cepat, cepat ke pelan, langkah kecil ke langkah panjang, langkah panjang ke langkah kecil, serta berlari sambil melompat.  Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor di dalam dan di luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan. 6) Kemampuan Motorik Dasar Pergerakan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di luar tubuh (misalnya saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau mengubah arah tubuh). Kemampuan motorik dasar lainnya mencakup menendang, melempar, menangkap dan lain-lain. 7) Daya Tanggap Dan Kewaspadaan (Awareness) Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu menggabungkan penilaian dengan aksi yang cepat. Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 – 12 tahun! Utamakan juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 – 15 tahun karena pemain di kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan. INGAT : Gabungkan latihan kecepatan, daya tahan, bahkan koordinasi sebanyak mungkin dengan bola. Artinya, latihan daya tahan (endurance) didapatkan melalui latihan yang direncanakan dengan rapi, dengan intensitas tinggi dan menggunakan bola, dalam bentuk permainan (game) atau latihan teknik yang sekaligus melatih daya tahan (endurance). Setali tiga uang kecepatan hendaknya selalu dilakukan tanpa bola dan dengan bola, jangan hanya tanpa bola saja. 18
  • 29. F. MATERI KEPELATIHAN : TEKNIK MENYERANG & BERTAHAN TEKNIK MENYERANG 1. Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving) 2. Berlari dengan bola (Speed Driblling) 3. Mengolah bola (Dribbling) 4. Berbalik dengan bola (Turning) 5. Melesatkan tembakan (Shooting) 6. Kontrol Bola (Ball Controll) 7. Menyundul (Heading) 8. Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking) 9. Melindungi Bola (Shielding the Ball) 10. Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn) 11. Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing) TEKNIK BERTAHAN 1. Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending) 2. Penempatan Posisi dan sikap tubuh (Body shape) 3. Melakukan antisipasi 19
  • 30. 4. Reaksi 5. Mencegat (Intercept) 6. Mencegah lawan berbalik 7. Melakukan tackling 1. Pemahaman Istilah-Istilah Teknis Menyerang (Ofense) Teknik : Kemampan pemain untuk melakukan tugasnya dan mengeksekusi gerakan-gerakan sepak bola dengan mulus dan efisien. 1) Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving) : memindahkan bola mendatar atau di udara dari satu pemain ke pemain lainnya dengan jarak yang bervariasi. 2) Berlari dengan bola (Speed Driblling) : Gerakan kontrol pada bola dengan kecepatan tinggi tanpa mengubah lintasan bola. 3) Mengolah bola (Dribbling) : Gerakan kontrol bola dengan rapat, menggunakan kedua kaki serta terus meneruskan mengubah lintasan/arah bola. 4) Berbalik dengan bola (Turning) : Menggunakan satu atau lebih dari satu sentuhan pada bola dengan tujuan berputar bersama dengan bola. 5) Melesatkan Tembakan (Shooting) : Menendang bola ke arah gawang dengan tujuan untuk menciptakan gol. 6) Kontrol Bola (Ball Controll) : Menerima dan mengarahkan bola secara tepat di udara atau di lapangan. 7) Menyudul (Heading) : Mengarahkan bola dengan kepala dengan tujuan untuk menjaukan bola dari gawang, passing, atau mencetak gol. 8) Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking) : Gerakan penyerangan dengan bola di kaki untuk mengalahkan pemain bertahan lawan. Disini yang ditempa adalah Skill (kemampuan teknis dengan lawan). 9) Melindungi Bola (Shielding the Ball) : Menjaga bola dari seorang pemain bertahan dengan cara melindungi bola dengan badan. 20
  • 31. 10) Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn) : Perubahan arah bola dengan kaki saat menerima umpan dari rekan tim dengan tujuan untuk membuat gerakan berikutnya seperti dribbling, passing, atau shooting. 11) Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing) : Umpan bola dari sisi lebar lapangan ke sisi tengah ke arah gawang dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada rekan satu tim untuk menciptakan gol. 2. Pemahaman Istilah-Istilah Teknik Bertahan (Defense) 1) Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending) : Berbagai upaya dengan tujuan untuk memperoleh kembali penguasaan bola yang dikuasai lawan. 2) Penempatan posisi dan sikap tubuh ( Body Shape ) : Sikap atau penempatan posisi tubuh sehingga pemain dapat melakukan gerakan pertahanan berikutnya dengan tepat. 3) Melakukan Antisipasi Antisipasi pemain untuk mempersulit lawan melakukan serangan. Pemain bertahan membaca/menebak alur bola atau pergerakan lawan sebelum terjadi. 4) Reaksi Reaksi pemain terhadap gerakan - gerakan lawan sesaat setelah dilakukan. 5) Mencegat (Intercept) Gerakan mencegat alur bola untuk memeroleh kembali penguasaan bola ketika bola tersebut sedang dioper oleh pemain-pemain lawan. 6) Mencegah Lawan Berbalik Tekanan pada lawan yang membelakangi gawang dengan tujuan menggagalkan niat lawan untuk berbalik menghadap gawang. 7) Melakukan Tackling Kontak yang dibuat dengan kaki ketika bola sedang ada di kaki lawan dengan tujuan untuk mencegah gerakan penyerangan berikutnya atau memeroleh penguasaan bola kembali . 21
  • 32. G. MATERI KEPELATIHAN : TAKTIK MENYERANG & BERTAHAN Berbagai aspek untuk mengembangkan pemahaman pada sebuah pertandingan/game 1. Prinsip Penyerangan 1. Prinsip Pertahanan  Mengkreasi ruang (membuka ruang)  Menjaga pemain lawan (marking)  Mendukung rekan tim (support)  Menekan lawan (Press)  Melebar : menggunakan lebar lapangan  Melindungi, (cover)  Memanjang: menggunakan panjang  Keseimbangan melalui pergeseran lapangan  Mengamati pergerakan lawan dan  Berlari diagonal bola (reaksi) serta mampu  Bermain ke arah depan memprediksi (membaca) arah  Kecepatan permainan (bola bawah, 1-3 pergerakan/alur bola (antisipasi) sentuhan umpan tegas, banyak  Berganti tempat (saling mengisi) melakukan pergerakan tanpa bola)  Pergantian posisi: saling mengisi posisi 2. Zona Defense sesuai situasi  Membentuk “segitiga” dan “pisang”  Kreativitas (gerakan pemain untuk  Bergeser bersama secara diagonal memasuki daerah pertahanan lawan  Bergantian menjaga lawan (Tidak dengan cara bervariasi seperti terus menjaga lawan yang sama) “overlap”, umpan 1-2 yang dikenal dengan “one-two”, pantulan, 3. Memberi Tekanan (Pressing) terobosan, umpan silang, trik individu,  Dilakukan secara kolektif sehingga kecepatan membawa bola atau “speed tercipta 2 V 1 (double) atau 3 V 1 dribbling”) (triple) 2. Penguasaan Bola 4. Gerakan Mundur dan Kembali ke 3. Transisi Posisi Awal 4. Kombinasi Permainan  Lari ke dalam/masuk 5. Pergantian sisi Permainan  Mengisi posisi paling belakang lebih dulu.  Pergantian langsung dari sisi ke sisi  1-3 pemain melakukan tekanan,  Pergantian sisi dengan memakai memberi waktu pemain lain untuk pemain jangkar sebagai jembatan turun kembali ke posisi bertahan 6. Serangan balik (Counter Attacking) 5. Kepadatan Pertahanan (Compact) 7. Membangun serangan dari belakang 8. Melakukan penyelesaian di daerah pertahanan lawan Untuk keterangan masing-masing istilah di atas baca halaman-halaman berikut serta bagian pengertian sistim 4-4-2 dan 4-3-4 halaman 109 - 145. 22
  • 33. 1. Pemahaman Istilah-Istilah Taktik Menyerang ( Ofense) 1) Prinsip penyerangan : Pergerakan dasar individu atau bersama-sama untuk satu atau beberapa pemain yang bertujuan untuk mengkreasi peluang bagi penyerang. 1a. Mengkreasikan ruang (membuka ruang) : Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk menghasilkan kesempatan melakukan operan yang efektif. Sebagai contoh: 4 v 1 permainan penguasaan bola di mana para pemain bergerak ke area lebar untuk membuat pilihan arah passing. Penting: Jangan biasakan pemain menempati pojok kotak permainan guna memudahkan penguasaan bola (tidak terkepung di pojok). 1b. Mendukung rekan tim (Support) : Menawarkan bantuan oleh rekan setim yang berada di sekitar bola dengan tujuan untuk menerima umpan. Satu pemain bergerak pada sisi yang dekat dengan rekan setim yang menguasai bola guna menciptakan opsi yang jelas. 23
  • 34. 1c. Aksi Lanjutan (Anschlussaktion) Setelah memberikan umpan sang pengumpan melakukan aksi lanjutan bergerak ke daerah kosong guna mendukung rekan tim (support). Apabila umpan tidak berhasil aksi lanjutan sang pengumpan berupa gerakan bertahan. Sebagai contoh : Setelah memberikan umpan pada pemain depan (1), winger bergerak ke sisi kiri guna memberi support pada pemain depan (2). 1d. Melebar : menggunakan lebar lapangan. Pergerakan dan distribusi penyerang ke arah lebar lapangan untuk menciptakan ruang dan membangun serangan dalam sebuah pertandingan/game. Seorang pemain bergerak ke area lebar untuk membuka ruang. Tujuannya adalah untuk menyulitkan pertahanan lawan. 24
  • 35. 1e. Memanjang : Menggunakan panjang lapangan. Pergerakan seorang pemain atau sekelompok pemain ke posisi depan untuk menciptakan opsi saat menyerang dalam pertandingan/game. Seorang pemain bergerak maju dengan tujuan untuk memeroleh bola sehingga makin dekat dengan gawang. 1f. Overlap run : Pergerakan rekan setim dari belakang pemain yang sedang menguasai bola ke arah depan untuk menciptakan kesempatan passing atau keuntungan lainnya untuk tim. Gelandang tengah atau bek sayap berlari ke depan dari belakang pemain sayap untuk menciptakan kesempatan passing. 25
  • 36. 1g. Overlap Pass : Umpan kepada rekan se tim yang melakukan overlap run. Umpan diberikan secara langsung atau melewati orang ketiga (tidak langsung). Sebagai contoh: Pemain gelandang tengah memberikan umpan langsung ke pemain sayap yang muncul dari belakang (1) atau memberikan umpan pada striker (2a) yang kemudian meneruskan pada pemain sayap yang telah bergerak maju (2b). 1h. Pantulan (Pin ball) dan umpan terobosan (through pass) : Usaha menembus pertahanan lawan dengan memantulkan bola serta melakukan umpan terobosan ke daerah di belakang garis pertahanan lawan. Gelandang mengumpankan bola ke striker (1) yang memantulkan bola dengan satu sentuhan bisa kembali pada gelandang yang sama atau ke gelandang lainnya (2). Selanjutnya gelandang melesatkan umpan terobosan (diantara pemain belakang lawan) ke arah sayap kanan yang bergerak maju (3). 26
  • 37. 1i. Umpan One - Two : Melesatkan umpan (biasanya jarak pendek). Untuk kemudian melakukan pergerakan (biasanya ke depan) guna langsung menerima umpan kembali. Guna membebaskan diri dari tekanan lawan seorang pemain memberikan umpan jarak dekat kepada rekan se tim nya (1), melakukan pergerakan maju dan langsung menerima umpan kembali (2) 1j. Lari Diagonal : Sebuah gerakan serang diagonal ke arah depan, membuat ruang yang biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan passing. Pemain sisi luar membuat pergerakan diagonal ke arah depan dengan tujuan untuk membuat kesemapatan melakukan passing. 27
  • 38. 1k. Bermain ke arah depan (Forward play) : Alur bola yang efektif dan tepat ke daerah pertahanan lawan atau gawang lawan. Gelandang tengah mengoper kepada pemain lapangan tengah atau mengarahkan pada striker yang tak dijaga lawan guna memindahkan bola ke daerah pertahanan lawan. 1l. Kecepatan Permainan : Alur bola yang cepat menciptakan kesempatan pada tim penyerang untuk menembus pertahanan lawan. Pemain dari tim yang sama mengoper bola dengan cepat dengan satu, dua atau tiga sentuhan, menghindari lawan merebut bola. Agar permainan bisa berjalan dengan cepat sesuai asas sepak bola modern bola harus dimainkan menyusur tanah dengan tegas dan tepat. Hindari umpan yang memantul (tidak mulus) karena akan memperlambat permainan. 28
  • 39. 1m. Pergantian Posisi (saling mengisi posisi sesuai situasi) : Sebuah pergantian posisi oleh dua orang pemain dalam satu tim, biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan pada pemain bertahan dan menghasilkan pilihan untuk passing. Penyerang kiri dan kanan saling berganti posisi untuk membingungkan perhatian pemain bertahan lawan dan menciptakan kesempatan utnuk passing. 2) Penguasaan Bola (Possession) : Umpan bola berulang-ulang di antara pemain dalam tim yang sama. Contoh : 5 v 3. Lima pemain di dalam satu tim mempertahankan penguasaan bola dari tekanan tiga pemain lawan. 29
  • 40. 3) Transisi : Upaya untuk mengumpan bola secara kolektif, bersama-sama sebagai sebuah tim dimulai dari daerah pertahanan hingga daerah penyerangan tanpa melakukan long ball langsung ke depan. Usaha bersama untuk mengumpan bola mulai dari daerah pertahanan hingga daerah penyerangan. 4) Kombinasi Permainan : Pengaturan alur bola dengan cepat dan efektif dengan bola oleh dua pemain atau lebih dari tim yang sama. Aksi yang melibatkan tiga pemain dengan pergerakan cepat, baik kecepatan bola maupun kecepatan pemain. 30
  • 41. 5) Pergantian sisi Permainan : Mengirimkan bola dari satu sisi lapangan ke sisi yang berseberangan. Misalnya dari sisi kanan luar ke sisi kiri luar, dengan tujuan untuk mengacaukan organisasi pertahanan lawan dan mengambil keuntungan dari kelengahan lawan. Umpan jauh (long pass) dari sisi luar kanan ke sisi luar kiri, dengan tujuan mengacaukan pertahanan lawan dan memudahkan pergerakan maju dari bola. 6) Serangan Balik (Counter attack) : Gerakan vertikal yang cepat dan efektif untuk mengirim bola ke depan secepatnya setelah tim berhasil merebut bola kembali dengan tujuan untuk mengejutkan lawan dan memeroleh keuntungan dari pertahanan lawan yang masih belum sempat terorganisir dengan baik. Umpan jauh dari penjaga gawang kepada pemain di sisi luar kiri ketika bola kembali dikuasai, memberi peluang kepada pertahanan lawan yang belum terorganisir dengan baik. 31
  • 42. 7) Membangun serangan dari belakang : adalah sebuah usaha bersama untuk mengirimkan bola dari daerah pertahanan menuju ke daerah penyerangan melalui serangkaian umpan pendek dan sedang (tidak langsung mengumpan jauh ke depan). Sebagai contoh : Penjaga gawang membangun serangan melalui bek kiri. Bek kiri kemudian mengumpan pada gelandang bertahan yang selanjutnya mengumpankan bola pada sayap kiri. 8) Penyelesaian di daerah pertahanan lawan : Usaha bersama di sisi ke-3 lapangan, (attacking third atau daerah pertahanan lawan) dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan mencetak gol. Sebagai contoh : Pemain sayap kiri menggiring bola memasuki sisi kiri pertahanan lawan dan memberikan umpan silang, mencari rekan yang dapat melakukan penyelesaian akhir. 32
  • 43. 2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan (Defense) 1) Prinsip Pertahanan : Gerakan yang dilakukan baik secara individual atau bersama- sama oleh satu atau lebih pemain yang tujuannya mengatasi serangan lawan. 1a. Menjaga pemain lawan (marking) : Seorang atau sekelompok pemain bertahan memerhatikan pemain-pemain penyerang, dengan tujuan mengurangi kesempatan mereka berpartisipasi di dalam penyerangan. Pertahanan menjaga jalur lari lawan, yang berupaya mendukung rekan se timnya yang sedang menguasai bola. 1b. Menekan lawan (Press) : Aksi individu pemain bertahan yang menjaga dengan tujuan untuk melakukan penguasaan bola. Seorang pemain bertahan mencegah pemain lawan agar tidak menguasai bola terlalu lama atau berhasil memberikan bola kepada timnya sekaligus mencoba untuk mengambil kembali penguasaan bola. 33
  • 44. 1c. Melindungi (Cover) : Seorang pemain menciptakan garis pertahanan kedua yang tujuannya untuk menambah kekuatan pertahanan. Seorang pemain pertahanan tengah yang berada di belakang seorang gelandang tengah siap membantu jika mungkin saja penyerang lawan mengecoh gelandang tengah. 1d. Keseimbangan melalui Pergeseran : Pergeseran posisi yang terkordinasi dari para pemain bertahan, dari satu sisi ke sisi lainnya sesuai dengan pergerakan bola di lapangan dengan tujuan untuk mengatur kembali posisi pertahanan (Lihat bagian pengertian sistem 4-4-2 dan 4-3-3 serta pengertian taktik lapangan kecil). Pergerakan yang dilakukan secara kolektif (bersama-sama) dengan tujuan untuk mengatur kembali daerah pertahanan di depan bola seiring dengan pergerakan bola dari gelandang tengah ke sayap kanan. 34
  • 45. 1e. Mengikuti (Tracking) : Seorang pemain bertahan mengejar penyerang lawan yang membuat gerakan maju untuk menciptakan kesempatan passing. Seorang bek kiri mengikuti atau menempel sayap kanan tim lawan guna mencegah adanya kesempatan mengumpan. 1f. Berganti tempat (saling mengisi) : Pergantian posisi dari 2 pemain bertahan dengan tujuan menggalang pertahanan dengan lebih efisien. Seorang bek tengah bergerak dari area tengah untuk menjaga penyerang kanan lawan, di saat yang sama bek kiri belari ke area tengah untuk menempati posisi bek tengah. 35
  • 46. 2) Daerah Pertahanan (Zona Defense) : Pengaturan pemain bertahan di area pertahanan berdasarkan ruang (bukan lawan) untuk menciptakan pertahanan yang efektif. (lihat bagian pengertian sistem 4-4-2). Penyebaran posisi yang seimbang dengan jarak yang sama dalam area pertahanan untuk mencegah penyerang lawan mencetak gol. 3) Menekan secara kolektif (Pressing) : gerakan pertahanan yang mantap, terus menerus dan terorganisasi dari para pemain bertahan untuk menutup pergerakan para penyerang. Sebagai contoh : Dalam permainan 6 V 6 ini terjadi tekanan dari para pemain gelandang tengah dan bek kanan untuk memeroleh kembali penguasaan bola. 36
  • 47. 4) Gerakan Mundur dan Kembali ke Posisi Awal : Pergerakan seorang atau sekelompok pemain belakang, ke arah posisi pertahanan dengan tujuan untuk mengatur kembali pola pertahanan tim. Pemain bertahan di kiri, tengah dan kanan berlari ke belakang untuk memperkuat garis pertahanan dekat dengan gawang. 5) Kepadatan Pertahanan (Compact) : Sebuah aksi penumpukan pemain bertahan di area tengah, menjaga gawang mereka dan mencegah tim lawang membangun serangan. Para pemain bertahan dekat dengan gawang mereka sendiri, menempatkan diri mereka sendiri saling berdekatan dalam jarak yang sama dengan tujuan untuk menjaga gawang dan mempersulit penyerang lawan. 37
  • 48. H. MATERI KEPELATIHAN : Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental 1. DASAR  Motivasi  Kepercayaan Diri  Kerjasama  Membuat Keputusan/Kebulatan Tekad 2. TINGKAT LANJUT  Jiwa Kompetisi  Konsentrasi  Komitmen  Pengendalian Diri 3. SOSIAL  Komunikasi  Rasa Hormat (Respek) dan Disiplin 38
  • 49. I. MATERI KEPELATIHAN : Situasi Standar (Set Piece) & Formasi SITUASI STANDAR/BOLA MATI (SET PIECE) 1. Awal Pertandingan (Kick Off) 2. Tendangan Gawang (Goal Kick) 3. Lemparan ke Dalam (Throw-in) 4. Tendangan Sudut (Corner Kick) 5. Tendangan Bebas Langsung (Direct Free Kick) 6. Tendangan Bebas Tidak Langsung (Indirect Free Kick) 7. Penalti [Baca halaman-halaman berikut tentang penjabaran situasi standar/Bola mati] FORMASI*  5 v 5 = 3 - 1 - 0 Saat bertahan, 1-2-1 (ketupat) saat menyerang  6 v 6 = 3 - 2 - 0 Saat bertahan, 1-3-1 saat menyerang  7 v 7 = 3 - 2 - 1 Saat bertahan, 2-3-1 saat menyerang  8 v 8 = 3 - 1- 2 - 1 Saat bertahan, double diamond/ketupat saat menyerang (1 - 2 - 1 - 2 - 1)  9 v 9 = 4 - 3 - 1 atau 3 - 3 - 2  11 v 11 = 4 - 3 - 3 atau 4 - 4 - 2 * Termasuk penjaga gawang 39
  • 50. 1. Penjabaran Situasi Standar (Bola Mati) Saya sempat terheran-heran dengan perhatian yang diberikan klub-klub Eropa terhadap situasi-situasi standar atau bola mati. Porsi latihan yang tergolong besar diberikan untuk melatih tendangan penalti, tendangan bebas, tendangan penjuru, bahkan lemparan ke dalam. Hampir setiap latihan diakhiri dengan latihan bola-bola mati. Hal ini dilakukan karena rata-rata setiap dua atau tiga gol terjadi lewat situasi bola mati. Tidak percaya? Coba Anda perhatikan saat menonton bola di TV. Menurut statistik di majalah Sport Bild edisi pertengahan Desember 2006, bisa disimpulkan bahwa pada prinsipnya semakin tinggi kelas permainan atau dengan kata lain, semakin tinggi liganya, semakin penting pula situasi standar. Begitu seringnya kita melihat seorang Ronaldihno, Beckham, Lampard, Ballack, Gerrard, dan masih banyak lagi pemain lain yang memecah kebuntuan lewat situsai bola mati. Karena statistik membuktikan bahwa situasi standar begitu penting peranannya dalam sepak bola masa kini, seorang pelatih yang bijaksana dengan sendirinya akan mempersiapkan pasukannya baik dalam menghalau maupun melesatkan bola mati. Situasi standar menjadi semakin penting peranannya di era sepak bola modern yang begitu kompetetif seperti sekarang ini karena kualitas antar tim secara keseluruhan hampir sama. Oleh karena itu, setiap kesempatan bola mati betul-betul dipergunakan dengan sebaik mungkin guna memenangkan pertandingan yang sebenarnya berlangsung cukup seimbang. 1) TENDANGAN BEBAS a) Di bawah ini beberapa contoh variasi tendangan bebas: Variasi 1 Keterangan: Pemain B berlari ke bola seolah- olah akan menendang bola untuk kemudian melompati bola lalu terus berlari sesuai arah panah. Sesaat setelah pemain B mulai berlari, pemain A berlari ke arah bola, berpura-pura melakukan tembakan untuk kemudian mengumpankan bola secara mendatar ke depan pemain B. Pemain B mengumpankan bola dengan keras ke mulut gawang guna disambar oleh pemain G, F atau E. Pemain E, F dan G hendaknya mempertajam efek tipuan dengan cara berpura-pura menginginkan bola diumpankan kepada mereka secara langsung. Penting: Tidak boleh ada pemain di sisi kanan lapangan dengan harapan lawan tidak menjaga daerah tersebut. Selain itu umpan dari pemain A ke B harus dilakukan di saat yang tepat untuk menghindari off side. 40
  • 51. Variasi 2 Keterangan: Pemain A mengumpan bola pada pemain B yang berlari di depan pagar betis lawan dari sebelah kanan ke sebelah kiri untuk kemudian menerima bola dan melepaskan tembakan ke arah gawang lawan. Pemain C berlari di belakang pagar betis lawan dari kiri ke kanan guna mengalihkan perhatian lawan. Penting: Pemain C memang off side tapi hanya secara pasif karena bola tidak mengarah ke C melainkan ke B. b) Prinsip dasar bertahan saat lawan melakukan tendangan bebas:  Semakin dekat letak tendangan bebas ke gawang semakin panjang pagar betis itu sendiri. Sebaliknya, semakin jauh letak tendangan bebas semakin sedikit pula pemain yang dibutuhkan di dalam barisan pagar betis.  Pengaturan pagar betis dilakukan oleh kiper atau seorang pemain depan yang berdiri di belakang posisi bola.  Pengaturan pagar betis dilakukan sesuai tinggi badan. Pemain tertinggi berdiri di sebelah paling luar pagar betis. Semakin ke dalam semakin pendek pula tinggi badan pemain. Logikanya di bagian gawang yang terjaga oleh kiper, pagar boleh rendah. Bagian gawang yang jauh dari jangkuan kiper idealnya terjaga oleh pemain-pemain yang yang setinggi mungkin.  Selain pagar betis, penjagaan lawan biasanya dilakukan secara man to man marking. Posisi badan pemain bertahan semestinya berada di antara lawan dan titik tengah gawang (di atas “invisible line”). [Usahakan semua pemain bertahan naik hingga selevel dengan pagar betis. Saat tendangan bebas dilakukan satu-dua orang pemain mundur kearah gawang, selebihnya mengikuti pergerakan lawan. Sama seperti situasi standar yang lain, pembagian tugas harus jelas. Masing-masing pemain mutlak harus mengetahui secara persis tugasnya saat tendangan bebas diberikan. Pelatih harus memberi instruksi sebelum pertandingan. Jangan sampai situasi standar terjadi baru pemain saling memberi instruksi satu sama yang lain. Secara otomatis masing-masing pemain harus mengetahui ke mana dia harus menempatkan dirinya] 41
  • 52. Catatan : “Invisible Line” adalah garis imjinasi yang tentunya tidak bisa dilihat dengan mata. Secara mental tarik garis lurus antara bola dan titik tengah gawang. Di atas garis inilah - di antara bola dan titik tengah gawang—seorang pemain seharusnya menempatkan dirinya sehingga penjagaan lawan secara optimal bisa terlaksana. Bagi seorang penjaga gawang prinsip invisible line juga sangat membatu dalam menempatkan posisi. Prinsipnya sama; penjaga gawang menempatkan dirinya di atas garis imajinasi yang membentang lurus antara bola yang hendak ditendang ke arah gawang dan titik tengah gawang. Semakin jauh posisi bola semakin dekat posisi penjaga gawang dengan garis gawang. Sebaliknya, semakin dekat bola ke gawang posisi kiper semakin mendekati bola yang hendak ditendang guna menyempitkan sudut tendang. Jangan lupa; tempatkan posisi di atas invisible line, jangan disamping kiri atau kanannya (lihat bagian penjaga gawang halaman 46). 2) TENDANGAN PENJURU Variasi tendangan penjuru yang paling populer di Eropa saat ini, khususnya di Jerman adalah sebagai berikut: Keterangan:  Pemain A melakukan tendangan penjuru.  Pemain I dan J mengawal pertahanan untuk mengatisipasi kemungkinan serangan balik.  Pemain G dan H menjaga second line. Dengan kata lain, kedua pemain ini bertugas mencari bola muntah untuk kemudian secepat mungkin melesatkan tembakan ke arah gawang lawan. Perlu ditekankan bahwa pemain G dan H haram mengontrol bola dengan lama apalagi mendribel bola. Mengumpan pun sebaiknya jangan dilakukan karena risiko kehilangan bola teralu besar. Apabila pemain second line kehilangan bola ujung-ujungnya adalah serangan balik yang bisa fatal akibatnya. Disiplin tinggi untuk bermain aman mutlak dimiliki kedua pemain ini.  Pemain B berlari ke depan tiang jauh. Tugas pemain B adalah; (1) memberi aba-aba kepada pemain A untuk melakukan tendangan penjuru saat semua pemain telah siap, (2) mengganggu konsentrasi kiper lawan, serta (3) menyambar bola liar yang sekiranya terjadi di daerah tiang jauh.  Pemain C, D, E, F berlari sesuai arah lari yang digambarkan di atas. Jarak lari pemain C paling pendek, sementara jarak lari pemain F paling jauh. Kecepatan berlari termasuk tinggi, mendekati sprint, sehingga bola yang disambar akan melaju dengan deras ke arah gawang lawan. 42