SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  29
Télécharger pour lire hors ligne
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON
SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
I Ketut Suardana
Dosen Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta
Jl. Babarsari TB.VI/11. Depok, Sleman-Yogyakarta. Telp. (0274) 486836
Abstrac
Along with its geographical condition, local people culture, and some other aspects,
Tomohon city has some potential to develop as a leading industrial centre and flower
market in Indonesia. The presence of domestic industrial embryo that develop and
distribute flowers in kiosk centre exactly in Kakaskasen village can be model village that
must still to develop so that it can be a pioneer of grow of other small industrial centre in
the nearby villages
From potentials that owned by Tomohon town among other s natural potential that
support horticulture, people’s culture that like to cultivate and domestic small industry
grow. Tomohon city development focuses on the existing domestic industry in order to be
able to be advanced and developed, so that it can improve its surrounding people welfare.
Existing small industrial development involves for aspect: product, management, fund, and
marketing. The four aspect development is expected to run synergy and simultaneously so
that the result obtained can also be maximum and spread so that be able to reflect
Tomohon city as a flower city. Besides, as an industrial centre and flower marketing in
Indonesia is expected to spur on tourism development in Tomohon city and in Indonesia in
general
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Kota Tomohon telah mencanangkan “Tomohon Kota Bunga”
sebagai Ikon Kota dan sebagai referensi dasar pembangunan ekonomi daerah. Hal ini
mendorong berkembangnya usaha florikultura di Tomohon yang berdampak nyata
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penyediaan lapangan kerja, peningkatan
pendapatan masyarakat dan pertumbuhan sektor barang dan jasa.
Pada saat ini usaha florikultura di Tomohon telah berkembang dari usaha
sampingan menjadi usaha pokok yang menopang pertumbuhan ekonomi keluarga.
Produk florikultura yang dihasilkan oleh para petani Tomohon telah dipasarkan
tidak hanya ke pasar lokal, tetapi juga menyebar ke daerah sekitarnya, seperti
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan,
Maluku bahkan sampai ke Papua. Dari fakta tersebut dapat dinyatakan bahwa
pencanangan “Tomohon Kota Bunga” telah memberi dampak ganda (multiplier
effect) yang cukup signifikan terhadap kehidupan masyarakat Tomohon. Sesuai
dengan Grand Strategy “Pengembangan Industri Tanaman Hias Menuju Kota Bunga”
pada tahun 2012, pengembangan usaha tanaman hias diharapkan menjadi pusat
pertumbuhan industri tanaman hias di kawasan Indonesia Timur yang mampu
mengekspor produk florikultura ke luar negeri.
Usaha florikultura bersifat multi dimensional yang penanganannya perlu
melibatkan sektor-sektor yang terkait secara terpadu, karena di dalamnya
menyangkut aspek pengelolaan agroinput, penanganan produksi, pasca panen dan
pemasaran, pembinaan kelembagaan usaha, pembangunan infrastruktur, aspek
edukasi, investasi, penyuluhan, promosi dan regulasi. Di antara semua aspek
tersebut, kegiatan promosi merupakan aspek yang penting dan strategis. Melalui
promosi, produk petani dapat diperkenalkan kepada publik, termasuk calon pembeli,
yang pada akhirnya diharapkan terjadi transaksi pemesanan produk florikultura
untuk periode jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Kegiatan promosi juga dapat dimanfaatkan untuk pengenalan potensi Kota
Tomohon, termasuk pengembangan pariwisata dan jasa travel serta pagelaran seni
dan budaya. Dengan demikian prestasi kinerja usaha florikultura di Tomohon dan
sektor-sektor pendukungnya dapat ditampilkan secara simultan. Penampilan dan
pengemasan substansi yang atraktif merupakan unsur penting di dalam promosi.
Oleh karena itu penyelenggaraan promosi perlu dilakukan secara profesional dengan
mempertimbangkan target pengunjung.
Dari berbagai pengalaman di luar negeri, keberhasilan kegiatan promosi
ditentukan oleh cara pengemasan sesuai preferensi pengunjung. Keberhasilan
penyelenggaraan promosi tidak sekedar dinilai dari suksesnya pada saat
penyelenggaraan, tetapi juga dinilai dari jumlah wisatawan yang hadir dan jumlah
investasi pada pasca penyelenggaraan promosi.
Mengingat strategisnya kegiatan promosi dalam pengembangan usaha
florikultura dan sektor-sektor pendukungnya, maka Pemerintah Kota Tomohon akan
menyelenggarakan TOMOHON FLOWER FESTIVAL 2008 (TFF 2008) yang
melibatkan seluruh potensi sumberdaya lokal dan berkolaborasi dengan beberapa
Departemen / Kementerian Negara RI. Kegiatan ini dinilai strategis terutama bila
dikaitkandengan beberapa kegiatan promosi skala nasional maupun internasional
seperti: PEKAN FLORIKULTURA NASIONAL 2008, VISIT INDONESIA 2008, WORLD
OCEAN CONFERENCE 2009 serta VISIT NORTH SULAWESI 2010.
Sehubungan dengan itu, pelaksanaan TFF 2008 yang dilaksanakan
Pemerintah Kota Tomohon akan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
kesinambungan fungsi pelaksana masing-masing kegiatan. Dengan koordinasi yang
intensif diharapkan penyelenggaraan TFF 2008 akan memberi nilai tambah bagi
pembangunan ekonomi di kota Tomohon.
1.2. Permasalahan
1.2.1. Industri Kecil
1.2.1.1. Produk
Terbatasnya Variasi dan Kualitas Dari Produk Bunga.
1.2.1.2. Modal / Manajemen
Stagnannya Pertumbuhan Karena Terbatasnya cakupan Pasar dan
Keterbatasan Modal Untuk Meningkatkan Skala Produksi Agriculture.
1.2.1.3. Pemasaran
Skala Lokal Daripada Skala Regional Maupun Nasional. Industri bunga rumah
tangga sepertinya hanya beroperasi dalam skala lokal dari pada skala regional/
nasional atau bahkan internasional. Hal ini terindikasikan dari sistem manajemen dan
pemasaran mereka yang sederhana.
1.3. Tujuan
1. Tomohon Flower Festival 2008 bertujuan untuk mempromosikan potensi
Tomohon sebagai Kota Bunga beserta industri pendukungnya agar dapat menjadi
pusat industri bunga di Indonesia Timur, sekaligus sebagai tujuan wisata
lingkungan, baik ecotourism maupun agrotourism
2. Meningkatkan citra kota Tomohon sebagai Kota Bunga yang mensejahterakan
masyarakat
3. Meningkatkan kecintaan terhadap bunga dan tanaman hias sebagai bagian dari
budaya masyarakat
4. Memfasilitasi komunikasi antar stakeholder dalam pengembangan usaha tanaman
florikultura
5. Memfasilitasi temu bisnis antar pelaku usaha dalam rangka pengembangan
investasi usaha florikultura di Tomohon
6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di bidang usaha berbasis
produk florikultura
1.4. Alur Pikir
II. PROFIL KOTA TOMOHON
2.1. Visi dan Misi Kota Tomohon
2.1.1. Visi Kota Tomohon
Menjadikan Tomohon kota budaya yang indah, dimana masyarakat merasa
nyaman, bangga dan bersatu. Masyarakat menjunjung tinggi norma
kehidupan beriman, mapalus dan demokrasi. Menjadikan Kota Tomohon
sebagai tempat yang menarik bagi investor, bebas KKN, aman, bersih dan
ramah lingkungan hidup.
2.1.2. Misi Kota Tomohon
1. Pembuatan rencana tata ruang jangka panjang yang mencakup semua aspek
berkaitan dengan kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan hidup.
2. Mengembangkan rasa kebersamaan masyarakat yang bangga dengan sejarah
dan budaya Toumbulu yang demokratis dan mapalus sebagai bagian dari
masyarakat tanah Minahasa.
3. Mengembangkan potensi ekonomi yang selama ini belum digarap dan
menciptakan lapangan kerja jenis baru terutama di sektor pelayanan,
ekowisata dan jenis produk pertanian dan hortikultura khas.
4. Menciptakan pemerintahan kota yang bersih dan adil, dengan transparansi
dan akuntabilitas total, yang melindungi kepentingan rakyat Tomohon.
2.2. Sejarah dan Budaya Kota Tomohon
" .... tanah liar telah dibangun menjadi ladang, perkampungan yang kotor menjadi
negeri yang bersih. Jalan, hutan yang sempit dan kasar menjadi mudah dilalui ...
ada keadaan damai dan tenang .....
dan kerajaan kegelapan diganti oleh kerajaan terang yang diberkati.
Itulah kesan pertama yang anda peroleh pada saat memasuki Negeri Tomohon
Dan bila anda melihat gerakan lalu lalang pedati, orang dan penunggang kuda yang
gemuruh dan tidak sabar, tentu mudah anda bayangkan bahwa anda dipindahkan
ke suatu negeri yang besar dan makmur di suatu jalan perdagangan yang ramai."
Dikutip dalam buku
"Minahasa, Negeri, Rakyat dan Budayanya".
2.2.1. Sejarah Kota Tomohon
Tomohon sejak dahulu telah dituliskan dalam beberapa catatan
sejarah. Salah satunya terdapat dalam karya etnografis Pendeta N.
Graafland yang ketika pada tanggal 14 Januari 1864 di atas kapal Queen
Elisabeth, ia menuliskan tentang suatu negeri yang bernama Tomohon yang
dikunjunginya pada sekitar tahun 1850. Perkembangan peradaban dan
dinamika penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan dari tahun
ke tahun menjadikan Tomohon sebagai salah satu ibukota kecamatan di
Kabupaten Minahasa.
Dekade awal tahun 2000-an masyarakat di beberapa bagian wilayah
kabupaten Minahasa melahirkan inspirasi dan aspirasi kecenderungan
lingkungan strategis baik internal maupun eksternal untuk melakukan
pemekaran daerah.
Berhembusnya angin reformasi dan diimplementasikannya
kebijakan otonomi daerah, semakin mempercepat proses akomodasi
aspirasi masyarakat untuk pemekaran daerah dimaksud. Melalui proses
yang panjang secara yuridis dan pertimbangan yang matang dalam rangka
akselerasi pembangunan bangsa bagi kesejahteraan masyarakat secara
luas, maka Pemerintah Kabupaten Minahasa beserta Dewan Perwakilan
Daerah Kabupaten Minahasa merekomendasikan aspirasi masyarakat
untuk pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Tomohon, dan
Kabupaten Minahasa Utara; yang didukung oleh Pemerintah Propinsi
Sulawesi Utara.
Pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon
ditetapkan Pemerintah Pusat dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2003, dan pembentukan Kabupaten Minahasa Utara
melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003. Terbentuknya lembaga
legislatif Kota Tomohon hasil Pemilihan Umum Tahun 2004, menghasilkan
Peraturan Daerah Kota Tomohon Nomor 22 Tahun 2005 tentang Lambang
Daerah dan Peraturan Daerah Kota Tomohon Nomor 29 Tahun 2005
tentang Hari Jadi Kota Tomohon.
2.2.2. Budaya Masyarakat Tomohon
Pengaruh budaya dan adat istiadat terhadap kehidupan masyarakat
Tomohon terjadi pada pola pengelompokan sosial, dimana pada umumnya
masyarakat di Kota Tomohon ber-etnis Minahasa, maka kebiasaan dan
adat istiadat Minahasa yang hidupnya berkelompok dan mengumpul dalam
sebuah lingkungan kecil terbawa dan teraplikasikan dalam kondisi
bermasyarakat saat ini, yaitu lingkungan permukiman menjadi padat dan
bahkan pada kondisi asli tidak memiliki batas yang jelas antara satu rumah
dengan rumah yang lainnya. Pola pengelompokan berdasar ikatan
kekeluargaan dan kekerabatan terlihat jelas dalam permukiman. Kota
Tomohon juga kaya akan budaya, antara lain:
1. Mapalus
Masyarakat Kota Tomohon sama seperti masyarakat Minahasa pada
umumnya memiliki adat istiadat dan budaya yang dikenal dengan
sebutan Mapalus. Budaya mapalus atau bekerja bersama dan saling
bantu ini telah berakar dan membudaya di kalangan masyarakat
Minahasa. Budaya tersebut sampai saat ini masih terjaga dan
terpelihara. Pada kehidupan sehari-hari masih bisa dirasakan sikap
suka membantu dan bekerjasama. Kecuali beberapa kegiatan yang
merupakan rangkaian dari ‘mapalus’ seperti memakai alat tiup ketika
mengajak kelompok untuk ber’mapalus’ sudah mulai hilang. Perlahan
keaslian mulai terkikis dengan modernisasi.
2. Syukuran
Di samping itu di seluruh tanah Minahasa setiap tahunnya di setiap
kecamatan atau kawasan diadakan upacara syukuran yang dikaitkan
dengan upacara keagamaan. Kegiatan ini dipusatkan di gereja-gereja
yang ada di kecamatan atau kawasan tersebut. Maksud diadakannya
upacara syukuran adalah untuk mengucap syukur atas segala berkat
dan anugerah yang telah Tuhan berikan di Tanah Minahasa termasuk
masyarakat Tomohon dalam setahun, upacara syukuran ini memiliki
kemiripan dengan upacara "Thanksgiving" di Amerika.
3. Naik Rumah Baru
Selain upacara syukuran di atas, di tanah Minahasa juga dikenal
memiliki upacara-upacara adat yang lain seperti jika
seseorang/keluarga akan menempati sebuah rumah atau menempati
tempat kediaman baru maka orang/keluarga tersebut akan
melaksanakan upacara syukuran "Naik Rumah Baru", hal ini
dianalogikan dengan bentuk rumah tradisional Minahasa yang
berbentuk rumah panggung sehingga untuk memasukinya harus
menaiki sejumlah anak tangga.
4. Kesenian/ kebudayaan Tari
Tari Perang Kabasaran
Kota Tomohon yang
penduduknya sebagian
besar adalah suku
Minahasa, mempunyai
tarian perang yang
bernama Kabasaran.
Kabasaran adalah
sekelompok pria yang
memakai baju adat perang Minahasa. Kabasaran juga sering disebut
dengan Cakalele, tapi sebutan Cakalele adalah sama dengan tarian
perang dari daerah Maluku. Pada saat ini Tarian Perang Kabasaran
dipertunjukan pada saat-saat pawai dan juga pada waktu penjemputan
tamu-tamu penting daerah.
5. Musik
a. Kolintang
Kolintang adalah instrument
musik yang berasal dari
Minahasa biasanya Kolintang
dipakai sebagai pengiring dari
seorang penyanyi lagu-lagu daerah ataupun cuma musik instrumen
saja. Kolintang sudah sangat terkenal di Indonesia bahkan juga
sudah dipromosikan ke luar negeri. Kolintang dimainkan oleh
sebuah regu, biasanya satu regu itu terdiri dari 5 sampai 6 orang.
b. Musik Bambu
Musik bambu juga adalah musik tradisional dari Minahasa satu regu
terdiri 30 - 40 orang bahkan ada yang lebih. Musik bambu dari
Minahasa juga sudah sangat terkenal di Indonesia bahkan tidak
jarang acara dari luar Sulawesi Utara yang mengundang 1 regu
musik bambu.
6. Bahasa
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Tomohon
selain menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan juga
menggunakan bahasa daerah Minahasa. Seperti diketahui di Minahasa
terdiri dari delapan macam jenis bahasa daerah yang dipergunakan
oleh delapan etnis yang ada, seperti Tountemboan, Toulour, Tombulu,
dll. Bahasa daerah yang paling sering digunakan di Kota Tomohon
adalah bahasa Tombulu, karena memang wilayah Tomohon termasuk
dalam etnis Tombulu.
Selain bahasa percakapan di atas, ternyata ada juga masyarakat
di Minahasa dan Kota Tomohon khususnya para orang tua yang
menguasai Bahasa Belanda karena pengaruh jajahan dari Belanda serta
sekolah-sekolah jaman dahulu yang menggunakan Bahasa Belanda.
Saat ini, semakin hari masyarakat yang menguasai dan menggunakan
Bahasa Belanda tersebut semakin berkurang seiring dengan semakin
berkurangnya masyarakat berusia lanjut.
2.3. Kota Tomohon Secara Geografis dan Fisiografis
Kota Tomohon terletak pada 1015’ LU
dan 1240 50’ BT dengan luas wilayah
sebesar 147,2178 km2 atau
14.721,78 Ha.
Diagram Luas Wilayah Kota Tomohon Per Kecamatan,
Sumber: Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kota Tomohon)
Kota Tomohon terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 35 kelurahan/desa.
Secara geografis Kota Tomohon dikelilingi oleh wilayah Kabupaten
Minahasa. Artinya, dari bagian utara, selatan, timur dan barat, berbatasan
langsung dengan Kabupaten Minahasa. Secara umum, Kota Tomohon
terletak pada jalur sirkulasi utama yang menghubungkan antara Kota
Manado sebagai ibukota propinsi dan kota-kota lainnya yang berada di
wilayah Kabupaten Minahasa.
Jarak Kota Tomohon dengan beberapa kota lainnya di Sulawesi Utara adalah:
Tomohon – Bitung berjarak ± 55,0 kilometer
Tomohon – Manado berjarak ± 22,0 kilometer
Tomohon – Tondano berjarak ± 15,0 kilometer
Kota Tomohon dapat dicapai secara langsung dari Kota Manado dan
pencapaian dari Bitung menuju Tomohon dapat melalui Kota Tondano atau
melintasi Manado. Aksesibilitas ke kota-kota lain di Propinsi Sulawesi Utara
cukup lancar, melalui jalan-jalan dengan kualitas yang baik.
Untuk Iklim berdasarkan hasil pengamatan unsur-unsur iklim
yakni, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah
angin yang mewakili Tomohon diperoleh dari BMG Stasiun Manado.
Sedangkan Gambaran kondisi curah hujan rata-rata bulanan selama tahun
1993-2004 diamati oleh Stasiun Geofisika Tondano, memperlihatkan curah
hujan maksimum pertama terjadi pada bulan April dan maksimum kedua
terjadi pada bulan Nopember sebesar 245 mm. Sedangkan curah hujan
terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 98 mm. Berdasarkan peta
iklim Oldeman tipe iklim untuk lokasi Tomohon dan sekitarnya termasuk
tipe iklim D1.
Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Mewakili Lokasi Tomohon
(Sumber: Stasiun Geofisika Tondano)
Suhu udara rata-rata bulanan dari bulan ke bulan sepanjang tahun
relatif kecil variasinya. Suhu rata-rata bulanan mencapai maksimum
sekitar bulan Juli dan suhu rata-rata bulanan terendah sekitar bulan
Januari. Suhu rata-rata hanya berfluktuasi antara 22.02oC pada bulan
Januari sampai 22.8oC.
Suhu Udara Rata-rata Bulanan di Kota Tomohon
(Sumber: Stasiun Geofisika Tondano)
Pola kelembaban udara Tomohon dari bulan ke bulan cukup tinggi
walaupun pada musim kemarau. Kelembaban udara pada Bulan Juli,
Agustus dan September lebih besar dari 80%, dengan demikian berarti
pada bulan-bulan tersebut kadar uap air di udara cukup tinggi.
Kelembaban Udara Rata-rata Bulanan Kota Tomohon
(Sumber: Stasiun Geofisika Tondano)
Kondisi kecepatan dan arah angin disajikan dalam bentuk mawar
angin yang melukiskan distribusi frekuensi arah dan kecepatan angin (%).
Distribusi frekuensi arah dan kecepatan angin pada Bulan Desember dan
Januari sebagian besar berhembus angin barat dengan kecepatan dari 2
km/jam hingga lebih besar dari 11 km/jam yang memiliki kisaran 2%-33%
dan sebagian lagi angin Utara dengan kisaran 2%-37%. Pada Bulan
Februari, Maret dan April didominasi oleh angin Utara dengan kisaran 2%-
37%, sedangkan Bulan Mei sampai dengan Oktober didominasi oleh angin
selatan dengan kisaran sebesar 2%-50%. Pada bulan Juni, Juli dan Agustus
berhembus angin selatan dengan kecepatan cukup kencang. Bulan
Nopember berhembus angin barat juga cukup kencang dan sebagian angin
selatan dan utara. Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 0.5 Km/Jam
sampai dengan 36 Km/Jam.
Wilayah Kota Tomohon memiliki karakteristik topografi yang
bergunung dan berbukit yang membentang dari utara ke selatan. Akibat
kondisi topografi tersebut maka pengembangan wilayah kota menjadi
terbatas.
Terdapat empat buah gunung di Kota Tomohon dan dua
diantaranya adalah gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Lokon
dan Gunung Mahawu dimana Gunung Lokon adalah gunung tertinggi di
Kota Tomohon, memiliki ketinggian 1.580 meter.
Tabel Tinggi Gunung di Kota Tomohon
Gunung Ketinggian (meter)
Lokon 1.580
Tampusu 1.500
Tatawiran 1.474
Mahawu 1.311
(Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005)
Tabel Jumlah Kelurahan Menurut Topografi dan Kecamatan
No Kecamatan Datar Berbukit-bukit Jumlah
1. Tomohon Utara 5 4 9
2. Tomohon Timur
7 10 173. Tomohon Barat
4. Tomohon Tengah
5. Tomohon Selatan 5 4 9
Jumlah 17 18 35
(Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005)
2.4. Kependudukan Kota Tomohon
Penduduk Kota Tomohon pada tahun 2004 dalam Draft Kota
Tomohon Dalam Angka Tahun 2005 berjumlah sebanyak 86.997 jiwa.
Jumlah ini mencakup penduduk yang bertempat tinggal tetap maupun
penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap. Tabel di bawah
memperlihatkan komposisi penduduk laki-laki dan perempuan di tiap
kecamatan.
Jumlah Penduduk Kota Tomohon Tahun 2004
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2004 Jiwa)
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Tomohon Utara 12.137 11.821 23.958
2. Tomohon Timur 4.954 4.753 9.707
3. Tomohon Barat 9.489 9.945 19.434
4. Tomohon Tengah 6.778 6.432 13.210
5. Tomohon Selatan 10.578 10.110 20.688
Jumlah 43.936 43.061 86.997
(Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005 (BPS & Bappeda Kota
Tomohon)
Komposisi penduduk yang dirinci menurut jenis kelamin di Kota
Tomohon memperlihatkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dari jumlah penduduk perempuan dengan angka ratio mencapai 102. Dari
kelima kecamatan hanya satu kecamatan dengan jumlah penduduk laki-laki
lebih sedikit yaitu di Kecamatan Tomohon Tengah.
Untuk petumbuhan penduduk, dari data estimasi hasil Survey Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukan Penduduk Tomohon pada tahun
2003 sebanyak 83.544 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata
2,79% pertahun (pertumbuhan penduduk sebelum tahun 2003).
Jumlah Penduduk Kota Tomohon Tahun 2000-2004
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Angka Pertumbuhan (%)
2000 76.423 -
2001 76.943 0,68
2002 79.031 2,71
2003 83.544 5,7
2004 86.997 4,13
Rata-rata 4,13
(Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005 (BPS & Bappeda Kota
Tomohon)
Secara umum apabila dihitung sejak tahun 2000 maka angka
pertumbuhan rata-rata penduduk di Kota Tomohon (2000-2004) adalah
3,31 %.
2.5. Pariwisata Kota Tomohon
Kota Tomohon memiliki pontensi yang besar untuk pengembangan
pariwisata, karena memiliki cukup banyak obyek wisata yang memiliki
daya tarik untuk mengundang para pengunjung. Obyek wisata yang
terdapat di Kota Tomohon antara lain :
2.5.1. Agrowisata Rurukan
Terdapat di sebelah timur Kota Tomohon, ke arah gunung Mahawu
terdapat lokasi agrowisata, dengan hamparan kebun pertanian yang
dikelola oleh penduduk setempat secara tradisional. Dengan peralatan
sederhana lokasi pertanian ini terletak diantara lereng-lereng bukit yang
dibuat bedengan-bedengan secara terasering, pada saat tanaman
holtikultura ini mulai tumbuh, akan melahirkan pemandangan indah yang
menyejukkan. Tempat ini juga berudara sejuk dan nyaman.
2.5.2. Amfitheater di Woloan
Di lokasi Woloan Tua (Kelurahan Woloan I) terdapat Amfitheater terbuka
dengan pemandangan indah yang dijadikan tempat pertunjukkan tarian
dan musik asli Minahasa serta acara khusus. Amfitheater ini dikelilingi oleh
banyak waruga yang masih berada dalam posisi aslinya. Di tempat ini
masih terdapat sekitar 100 waruga.
2.5.3. Danau Linow
Danau kecil ini unik karena
mengandung kadar belerang tinggi
ini memiliki warna yang selalu
berubah tergantung pada sudut
pandang dan pencahayaan danau. Di
sekitar danau ini terdapat satwa
endemik berupa burung blibis dan
serangga yang oleh penduduk
setempat dinamakan "sayok" atau
"komo". Serangga unik yang hidup
di air tapi bersayap dan bisa terbang ini menjadi konsumsi penduduk
setempat. Kadang-kadang terdengar kicauan burung-burung kecil dan
burung putih besar yang melintasi danau.
2.5.4. Gunung Lokon
Terletak di sebelah barat dengan ketinggian 1.580 meter. Gunung berapi
aktif yang luar biasa. Menyajikan panorama pegunungan dengan kawah
yang begitu indah. Waktu yang tepat untuk memulai perjalanan dari
Kakaskasen, Tomohon adalah sekitar jam 7 pagi, dan dapat tiba di kawah
pada saat udara pagi masih sejuk.
2.5.5. Gunung Mahawu
Berada berlawanan arah dengan Gunung Lokon, memiliki lereng yang
cukup landai dengan ketinggian 1.311 meter. Memiliki pemandangan yang
menakjubkan, dengan danau kawah berwarna hijau dengan kuning
belerang.
2.5.6. Pembuatan Rumah Kayu Tradisional
Tempat pembuatan rumah kayu
traditional yang menarik ini berada di
desa Woloan. Rumah dengan
menggunakan sistem knock-down ini
dirancang untuk dapat dibongkar-
pasang agar dapat dibawah untuk
dibangun kembali di tempat yang
diinginkan oleh pembeli.
2.5.7. Rumah Makan Tinoor
Dari Kawasan Rumah Makan Tomohon akan terlihat jelas hamparan kota
Manado, serta teluk Manado yang dihiasi gugusan pulau Manado Tua,
Bunaken, Siladen, Mantehage.
2.6. Tomohon Sebagai Kota Bunga
Iklim, struktur tanah Kota Tomohon sangat sesuai untuk pengembangan
berbagai potensi pertanian. Kota Tomohon dikenal sebagai salah satu
penghasil sayuran (hortikultura) dengan wilayah pemasaran Indonesia
bagian Timur. Salah satu potensi pertanian yang dikembangkan oleh
penduduk Kota Tomohon sejak dahulu adalah budidaya tanaman hias
(floriculture). Pengembangan tanaman hias di Kota Tomohon selain karena
beberapa faktor teknis di atas, juga karena faktor budaya masyarakat yang
sejak dahulu terkenal sebagai petani tanaman hias.
Gambar 00 : Beberapa kios bunga di Kota Tomohon
Sumber : www.tomohon.go.id
Berdasarkan hasil penelitian dari BALITBANG Pengembangan
Tanaman Hias Direktorat Tanaman Hias Departemen Pertanian RI
menjelaskan bahwa Kota Tomohon terletak pada garis Wallace yang
menyebabkan beberapa jenis tanaman hias yang spesifik di Indonesia
tumbuh di Kota Tomohon.
Gambar 00 : Beberapa contoh bunga di Kota Tomohon
Sumber : www.tomohon.go.id
Budidaya tanaman hias dalam hubungannya dengan perekonomian
memiliki backward linkage serta forward linkage dengan kegiatan lainnya.
Selain itu kegiatan di bidang pertanian khususnya budidaya tanaman hias
memiliki keunggulan berbanding (comparative advantage) dengan kegiatan
lainnya. Budidaya tanaman hias adalah suatu kegiatan yang memiliki
keterkaitan lintas sektor yang mampu membangkitkan multiplier
effect yang sangat signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha, terutama
UKM (Usaha Kecil Menengah) sehingga membantu penciptaan lapangan
kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Diagram : Multiplier Effect Pengembangan Bunga
Sumber : www.tomohon.go.id
Dari gambar ini, komoditas tanaman hias memiliki arti strategis
bagi Kota Tomohon karena tanaman hias diharapkan sebagai suatu prime
mover dalam dunia pariwisata dan sekaligus menjadi leverage (pengungkit)
bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kota
Tomohon.
Letak Kota Tomohon yang strategis yang merupakan pelintasan
kabupaten/kota menuju ke ibukota Propinsi Sulawesi Utara, karena
terletak pada daerah dataran tinggi (400-1200 dpl) sehingga merupakan
daerah tujuan wisata (DTW) yang baik untuk
minat ecotourism danagrotourism karena kondisi alam yang menjanjikan.
Untuk itulah maka kota ini sangat tepat untuk dijadikan pilihan bagi
masyarakat untuk menjadikan tempat ini secondary house.
Luas panen Tanaman Hias di Kota Tomohon dalam beberapa
tahun terakhir mengalami peningkatan. Hingga tahun 2003, sentra
pengembangan tanaman hias (khususnya bunga potong) masih berada
bagian utara kota yaitu Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kakaskasen III.
Perkembangan tanaman hias di Kota Tomohon selama tahun 2005 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Jenis Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Tangkai)
Gladiol 15,00 12,00 2.400.000
Krisan 3,25 2,70 533.250
Anyelir 1,80 1,50 450.000
Kerklilly 0,31 0,20 3.200
Anthurium 1,30 1,23 31.980
Amarilis 8,51 8,34 95.910
Rosida 14,70 14,40 159.998
Anggrek 0,05 0,05 5.900
Aster 19,20 16,00 1.360.000
Mawar 0,31 0,30 1.350
Total 64,43 56,72 5.041.588
Tabel Jenis, Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Total Tanaman Hias diKota
Tomohon Tahun 2005
(Sumber: Profil Tanaman Hias di Kota Tomohon Tahun 2004. Dinas Pertanian
Kota Tomohon, Sulawesi Utara)
Dari diagram di atas terindikasi bahwa luas tanaman hias
tertinggi dicapai oleh Aster (19,2 Ha), sedangkan terendah oleh Anggrek
(0,05 Ha), namun jumlah tanaman hias Gladiol menduduki produksi total
tertinggi (2.400.000 tangkai) dan disusul oleh Aster (1.360.000 tangkai).
Urutan lima besar produksi total tanaman hias di Kota Tomohon adalah:
Gladiol, Aster, Krisan, Anyelir, dan Rosida. Adapun jenis tanaman hias yang
menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kota Tomohon meliputi bunga
potong, bunga pot, bunga taman dan bunga anggrek.
Tahun 2004 usaha pengembangan tanaman hias mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena
mampu memberdayakan 80% masyarakat Kota Tomohon, sekalipun
hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri yakni untuk penataan halaman
rumah/pekarangan.Di sampng itu peningkatan ini dapat dilihat dari
hasil/produksi tanaman hias dimana pada tahun 2004 baru mencapai ± 2
juta tangkai dan menembus angka 5 juta tangkai tahun 2005 atau
meningkat sebesar 250%, juga disebabkan karena terjadi peningkatan
jumlah kelompok tani tanaman hias dari 16 kelompok pada tahun 2004,
menjadi 55 kelompok (342,75%) pada tahun 2006.
Pengembangan tanaman hias diarahkan untuk pemanfaatan lahan
pekarangan maupun lahan tidur sehingga tidak mengganggu fungsi lahan
yang sudah diperuntukkan untuk kegiatan agro lainnya yang juga menjadi
komoditas andalan Kota Tomohon. Pengembangan tanaman hias ini
dimaksudkan untuk memberikan pendapatan tambahan, penataan lahan
yang tidak terpakai yang pada gilirannya akan menjadi tujuan wisata.
Pemanfaatan lahan pekarangan dengan penanaman tanaman hias
tidak cukup untuk konsumsi ekspor. Untuk itu dalam rangka menunjang
program pemerintah Kota Tomohon Tahun 2008 yaitu sebagai pintu
gerbang ekspor tanaman hias di kawasan Indonesia Timur maka perlu
disiapkan lahan terbuka untuk pengembangan tanaman hias seperti pada
lahan kering, sawah, lahan pertamanan kota, landscape, sedangkan lahan
tertutup untuk lahan-lahan di rumah kaca, rumah plastik, penggunaan
indoor (hotel, restoran dsb).
2.7. Instansi Terkait Dalam Program ”Tomoho Kota Bunga”
Guna mendukung upaya tersebut Presiden RI pada tanggal 13 Januari
2007 dalam perjalanan pulang dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN di Philipina melakukan kunjungan ke Kota Tomohon dan
melakukan Temu Wicara dengan petani tanaman hias setempat. Temu
Wicara Presiden RI di Tomohon dihadiri oleh Menteri Pertanian beserta
Istri, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Dalam Negeri
beserta Istri, Gubernur Sulawesi Utara beserta Istri, Walikota Tomohon
beserta Istri, dan para petani serta anggota ASBINDO cabang Tomohon
yang berjumlah sekitar 100 orang.
Dalam temu wicara dengan Presiden tersebut petani menyampaikan beberapa
informasi mengenai pengembangan tanaman hias yang sudah dilakukan
diantaranya, adalah; pembentukan kelompok tani dan Asosiasi Bunga Indonesia
cabang Tomohon, pembangunan Laboratorium Kultur Jaringan untuk mendukung
pengembangan industri florikultura dan pencanangan”Tomohon Kota Bunga”
pada tahun 2006. Disamping itu telah dilakukan festival bunga secara berkala,
pada tahun ini akan dilaksanakan pada 27-29 Januari 2007 serta telah ditetapkan
2 komoditas khas Tomohon yaitu tanaman Anggrek dan Phaius
tankerrvillaeMedimila.
Presiden RI merespon dengan baik informasi yang telah disampaikan petani, dan Presiden
RI menyarankan beberapa hal, yaitu :
1. Tumbuhkan budaya menggunakan bunga untuk ornamen pertemuan, resepsi
pernikahan, dan event-event lain yang dilaksanakan oleh masyarakat Sulawesi Utara
2. Diinstruksikan kepada Gubernur agar di dalam menyongsong WOS (World Ocean
Summit) 2009, Manado dan sekitarnya agar ditata menjadi indah dan bersih dengan
menggunakan komoditas bunga dan tanaman hias dalam penataan lanskapnya.
3. Disarankan festival bunga yang dilaksanakan secara berkala tidak hanya bersifat lokal
tetapi ditingkatkan menjadi skala nasional. Oleh karena itu diinstruksikan kepada
Gubernur, Menteri Koperasi, Menteri Pariwisata, Menteri Pertanian dan Menteri
terkait lainnya agar membantu untuk mewujudkan festival tersebut menjadi event
nasional.
4. Agar ditangkap peluang kesepakatan Negara-negara ASEAN terutama Brunei,
Malaysia, Philipina, Indonesia (yang tergabung dalam BIMP-EAGA) yang bersepakat
membenahi infrastuktur dan transportasi untuk kepentingan perdagangan, terutama
untuk pengembangan florikultura.
5. Memerintahkan Menteri Pertanian untuk merencanakan magang beberapa petani
bunga Tomohon ke negara lain seperti Jepang. Agar disiapkan bantuan finansial untuk
program magang tersebut.
Sedangkan guna memecahkan kendala dan masalah yang dihadapi petani tanaman hias di
Kota Tomohon, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian telah
mengupayakan beberapa solusi, diantaranya adalah :
1. Departemen Pertanian telah mengalokasikan bantuan langsung masyarakat (BLM)
dalam dua tahun terakhir dengan jumlah dana sekitar Rp. 210.000.000,-
2. Telah dilakukan pembentukan dan pengembangan kelompok tani tanaman hias
(kelompok tani dan asosiasi bunga) dalam Asosiasi Bunga Indonesia cabang Tomohon
3. Sedang dilakukan inisiasi pelaksanaan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) bunga
Krisan dan penataan lansekap
4. Menyampaikan hasil temu wicara tersebut kepada Departemen, Pemerintah Daerah,
Asosiasi dan kelembagaan lain yang terkait.
5. Akan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyusun Grand Design
Pengembangan Industri Florikultura Kota Tomohon dan Rencana Tindak pelaksanaan
instruksi Presiden tersebut.
6. Grand Design diarahkan kepada penataan sistem produksi yang terintegrasi dengan
sistem pemasaran lokal dalam negeri dan pasar internasional. Sedangkan rencana
tindak difokuskan pada pengembangan SDM, kelembagaan, teknologi spesifik lokasi,
sistem perbenihan, sistem produksi, perdagangan, dan pengembangan sistem
pendukung, pengembangan investasi serta pengembangan partisipasi masyarakat.
Dengan adanya perhatian yang begitu besar dari Presiden Dr. Susilo B. Yudhoyono maka
momentum ini supaya dapat mengingatkan dan meningkatkan perhatian bagi instansi
terkait dan stakeholders lainnya agar apa yang telah dicanangkan dan menjadi harapan
masyarakat Kota Tomohon khususnya dan Propinsi Sulawesi utara pada umumnya dapat
tercapai dengan baik. Diperlukan kerjasama, dukungan dan sinergisme agar institusi,
pelaku usaha dan petani dalam mewujudkan Tomohon Kota Bunga.
Sumber : Redaksi Ditjen Hortikultura / Sabtu, 03 Maret 2007
III. ANALISA
3.1. Strength/ Kekuatan
1. Kuatnya inisiatif dan motivasi masyarakat lokal untuk mengembangkan
industri bunga rumah tangga.
2. Pertumbuhan “pusat bunga” (kios pinggir jalan) pada titik tertentu sepanjang
jalan Tomohon-Manado memperkuat citra Tomohon sebagai kota bunga
3.2. Weakness/ Kelemahan
1. Terbatasnya variasi bunga
2. Display dan pengemasan bunga yang tidak menarik
3. Lemahnya manajemen dan pemasaran yang mengarah pada terbatasnya pasar
yang dapat dimasuki
4. Keterbatasan modal untuk meningkatkan produksi dan pemasaran
5. Kurangnya usaha promosi dari produksi bunga di Tomohon
3.3. Oportunity/ Kesempatan
1. Pertumbuhan industri pariwisata dan industri terkait lainnya (seperti MICE)
akan dapat meningkatkan konsumsi bunga
2. Penyelanggaraan even tahunan atas inisiatif pemerintah akan dapat
menstimulasi pengembangan agrobisnis bunga yang diselenggarakan oleh
UKM local
3. Produksi berorientasi ekspor
3.4. Threath/ Ancaman
1. Ketidakstabilan saluran pemasaran dan distribusi produk agrikultur akan
mengganggu keberlanjutan produksi bunga
2. Minimnya infrastruktur ekspor dan impor akan menjadi halangan utama
dalam mengembangankan skala produksi
3. Permintaan produk bunga yang terbatas pada tingkat lokal akan menurunkan
produksi agrikultur di Tomohon
IV. KESIMPULAN
Dengan dukungan kondisi geografis, budaya masyarakat lokal, dan berbagai
aspek lainnya, Kota Tomohon memiliki potensi untuk berkembang sebagai pusat sentra
industri dan pemasaran bunga terkemuka di Indonesia. Adanya embrio industri rumah
tangga yang membudidayakan dan mendistribusikan bungan di sentra kios tepatnya
Desa Kakaskasen bisa menjadi desa percontohan yang masih harus dikembangkan lagi,
sehingga bisa menjadi cikal bakal tumbuhnya sentra industri kecil lainnya di desa-desa
sekitar.
Dari potensi yang dimiliki kota Tomohon diantaranya potensi alam yang
mendukung holtikultura, budaya masyarakat yang memang menyukai kegiatan bercocok
tanam, dan sudah tumbuhnya industri kecil rumah tangga. Fokus pengembangan kota
Tomohon ditekankan pada pengembangan industri rumah tangga yang sudah ada, agar
bisa lebih maju dan berkembang sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar. Pengembangan industri kecil yang sudah ada, mencakup empat aspek yakni,
untuk produk, manajemen, modal, dan pemasaran. Pengembangan ke empat aspek ini
diharapkan dapat berjalan dengan sinergi dan saling berkesinambungan sehingga hasil
yang didapat juga bisa maksimal dan merata hingga mampu mencitrakan kota Tomohon
sebagai Kota Bunga. Selain itu, sebagai pusat sentra industri dan pemasaran bunga di
Indonesia, diharapkan memacu perkembangan pariwisata Kota Tomohon dan Indonesia
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TOMOHON, BADAN
PUSAT STATISTIK KOTA TOMOHON, 2007, Tomohon Dalam Angka 2007, BPS
Kota Tomohon– Sulawesi Utara
Cooper, Chris (2005) Tourism Principles and Practice. Third Edition. Essex: Pearson
Education Limited.
Hall, Michael Colin & Jenkins, John M. (1995) Tourism & Public Policy. London:
Rountledge.
DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, 2005, Indonesia Khazanah
Pariwisata Nusantara, Jakarta.
Jennings, Gayle & Nickerson, N.P. (2005) Quality Tourism Experiences. Amsterdam:
Elsevier.
Gill, Pushpinder S. (1999) Dynamics of Tourism Vol. 2: Tourism Planning and
Management. New Delhi: Anmol Publications PVT LTD.
Gunn, Clare A. (2002) Tourism Planning; Basics, Concepts and Cases. Fourth Edition.
New York: Routhledge.
Lea, John (1993) Tourism and Development in the Third World. London: Routhledge.
Lwas, Eric (1995) Tourist Destination Management. London: Routlege.
Mowforth, Martin & Munt, Ian (2003) Tourism and Sustainability: New Tourism n the Third
World. New York: Routledge.
Nirwandar, Sapta (2008) Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah.
Diakses dari http://www.wisatamelayu.com, Tanggal 2 Juli 2008, Jam 19.13.
Nuryanti, Wiendu & Hwang, Won Gyu (2001) Private and Public Sector Partnership in
Tourism Development. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pemerintahan Kota Tomohon, 2008, Tomohon Flower Festival 2008, Pemerintahan Kota
Tomohon
Theobold, William F. (2005) Global Tourism. Third Edition. Amsterdam: Elsevier.
WTO (1998) Guide or Local Authorities on Developing Sustainable Tourism. Madrid: World
Tourism Organization.
Vellas, Francois & Becherel, Lionel (1995) International Tourism An Economic Perpective.
London: Machillen Press LTD.
 www.tomohonkota.go.id
 Wuryan.files.wordpress.com
 elviesukrisni.wordpress.com
 www.panoramio.com
 www.skyscrapercity.com
 www.travel.webshots.com

Contenu connexe

Tendances

Presentation Laporan PKL
Presentation Laporan PKLPresentation Laporan PKL
Presentation Laporan PKLIan March
 
Surat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tuaSurat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tuaArya Ningrat
 
Proposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swotProposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swotFidayatul Kasanah
 
Study Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaStudy Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaInarotul Faiza
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalahoqpram
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanDadang Solihin
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisataagus chasani
 
Kuliah 7 terori pasca ketergantungan
Kuliah 7 terori pasca ketergantunganKuliah 7 terori pasca ketergantungan
Kuliah 7 terori pasca ketergantunganMukhrizal Effendi
 
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganEkologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganmusdzalifah
 
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesarAglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesarPangestu S
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)actnow2profit
 
Buku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa WisataBuku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa WisataTV Desa
 
Manajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha KecilManajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha KecilFariz Ghazzan
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Pengantar pariwisata
Pengantar pariwisataPengantar pariwisata
Pengantar pariwisataDesi Rizki
 
Analisis pasar dan pemasaran pariwisata
Analisis pasar dan pemasaran pariwisataAnalisis pasar dan pemasaran pariwisata
Analisis pasar dan pemasaran pariwisataAgrifina Nathania
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianEndah Aibara
 

Tendances (20)

Presentation Laporan PKL
Presentation Laporan PKLPresentation Laporan PKL
Presentation Laporan PKL
 
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budayaMengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
 
Surat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tuaSurat keterangan penghasilan orang tua
Surat keterangan penghasilan orang tua
 
Proposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swotProposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swot
 
Study Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaStudy Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat Indonesia
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Usaha sarana pariwisata
Usaha sarana pariwisataUsaha sarana pariwisata
Usaha sarana pariwisata
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisata
 
Kuliah 7 terori pasca ketergantungan
Kuliah 7 terori pasca ketergantunganKuliah 7 terori pasca ketergantungan
Kuliah 7 terori pasca ketergantungan
 
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganEkologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
 
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesarAglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
 
Buku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa WisataBuku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa Wisata
 
Proposal usaha online shop
Proposal usaha online shopProposal usaha online shop
Proposal usaha online shop
 
Manajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha KecilManajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha Kecil
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Pengantar pariwisata
Pengantar pariwisataPengantar pariwisata
Pengantar pariwisata
 
Analisis pasar dan pemasaran pariwisata
Analisis pasar dan pemasaran pariwisataAnalisis pasar dan pemasaran pariwisata
Analisis pasar dan pemasaran pariwisata
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 

Similaire à TOMOHON KOTA BUNGA

Pembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timurPembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timurSetiono Winardi
 
PPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdf
PPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdfPPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdf
PPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdfAggraAfg24
 
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerahElisabeth Marina
 
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, BaliPotensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, BaliChandra Daru Nusastiawan
 
Tugas makalah modul pariwisata
Tugas makalah modul pariwisataTugas makalah modul pariwisata
Tugas makalah modul pariwisataMDSmerry
 
Sejarah Kota mojokerto
Sejarah Kota mojokertoSejarah Kota mojokerto
Sejarah Kota mojokertoLuluk Agustin
 
PELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdf
PELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdfPELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdf
PELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdfa182858
 
Laporan profil bitung
Laporan profil bitung Laporan profil bitung
Laporan profil bitung Dimas Hastomo
 
A168080 projek akhir pembangunan mapan
A168080 projek akhir pembangunan mapanA168080 projek akhir pembangunan mapan
A168080 projek akhir pembangunan mapanNoratiqah Zulfa
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Septian Muna Barakati
 
Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050
Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050
Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050naana97
 
Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021
Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021
Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021astafood
 
Presentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptx
Presentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptxPresentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptx
Presentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptxBasuki Rachmad
 
Pengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoPengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoNurhakim Fauzian
 
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi DaerahPembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi DaerahHanin Pradita
 
20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptx
20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptx20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptx
20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptxMangombarPakpahan
 
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)adhinpol
 

Similaire à TOMOHON KOTA BUNGA (20)

Pembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timurPembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timur
 
PPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdf
PPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdfPPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdf
PPT_AgraAfriGunawan_21102074.pdf
 
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah
 
Landasan pemikiran
Landasan pemikiranLandasan pemikiran
Landasan pemikiran
 
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, BaliPotensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
 
Tugas makalah modul pariwisata
Tugas makalah modul pariwisataTugas makalah modul pariwisata
Tugas makalah modul pariwisata
 
Proposal bisnis
Proposal bisnisProposal bisnis
Proposal bisnis
 
H. buddu
H. budduH. buddu
H. buddu
 
Sejarah Kota mojokerto
Sejarah Kota mojokertoSejarah Kota mojokerto
Sejarah Kota mojokerto
 
PELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdf
PELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdfPELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdf
PELAN PEMBANGUNAN BANDAR MELAKA 30 TAHUN AKAN DATANG.pdf
 
Laporan profil bitung
Laporan profil bitung Laporan profil bitung
Laporan profil bitung
 
A168080 projek akhir pembangunan mapan
A168080 projek akhir pembangunan mapanA168080 projek akhir pembangunan mapan
A168080 projek akhir pembangunan mapan
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050
Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050
Pembangunan mapan mengikut islam bagi georgetown 2050
 
Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021
Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021
Proposal Talkshow Ekonomi SUMUT 2021
 
Presentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptx
Presentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptxPresentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptx
Presentasi Pitch Deck Pendidikan Orang Ilustratif Bersih Oranye.pptx
 
Pengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoPengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manado
 
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi DaerahPembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
 
20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptx
20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptx20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptx
20 OKTOBER 2023 (MATERI P5) EKONOMI KREATIF.pptx
 
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
 

Plus de ketutsuardanajogja

Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...ketutsuardanajogja
 
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...ketutsuardanajogja
 
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTAPERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTAketutsuardanajogja
 
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...ketutsuardanajogja
 
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulutJurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulutketutsuardanajogja
 
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur baliJurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur baliketutsuardanajogja
 
Jurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntbJurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntbketutsuardanajogja
 
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...ketutsuardanajogja
 
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...ketutsuardanajogja
 
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...ketutsuardanajogja
 

Plus de ketutsuardanajogja (10)

Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
 
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
 
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTAPERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
 
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
 
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulutJurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
 
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur baliJurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
 
Jurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntbJurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntb
 
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
 
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
 
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK ...
 

TOMOHON KOTA BUNGA

  • 1. PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA I Ketut Suardana Dosen Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta Jl. Babarsari TB.VI/11. Depok, Sleman-Yogyakarta. Telp. (0274) 486836 Abstrac Along with its geographical condition, local people culture, and some other aspects, Tomohon city has some potential to develop as a leading industrial centre and flower market in Indonesia. The presence of domestic industrial embryo that develop and distribute flowers in kiosk centre exactly in Kakaskasen village can be model village that must still to develop so that it can be a pioneer of grow of other small industrial centre in the nearby villages From potentials that owned by Tomohon town among other s natural potential that support horticulture, people’s culture that like to cultivate and domestic small industry grow. Tomohon city development focuses on the existing domestic industry in order to be able to be advanced and developed, so that it can improve its surrounding people welfare. Existing small industrial development involves for aspect: product, management, fund, and marketing. The four aspect development is expected to run synergy and simultaneously so that the result obtained can also be maximum and spread so that be able to reflect Tomohon city as a flower city. Besides, as an industrial centre and flower marketing in Indonesia is expected to spur on tourism development in Tomohon city and in Indonesia in general I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota Tomohon telah mencanangkan “Tomohon Kota Bunga” sebagai Ikon Kota dan sebagai referensi dasar pembangunan ekonomi daerah. Hal ini mendorong berkembangnya usaha florikultura di Tomohon yang berdampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan sektor barang dan jasa.
  • 2. Pada saat ini usaha florikultura di Tomohon telah berkembang dari usaha sampingan menjadi usaha pokok yang menopang pertumbuhan ekonomi keluarga. Produk florikultura yang dihasilkan oleh para petani Tomohon telah dipasarkan tidak hanya ke pasar lokal, tetapi juga menyebar ke daerah sekitarnya, seperti Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku bahkan sampai ke Papua. Dari fakta tersebut dapat dinyatakan bahwa pencanangan “Tomohon Kota Bunga” telah memberi dampak ganda (multiplier effect) yang cukup signifikan terhadap kehidupan masyarakat Tomohon. Sesuai dengan Grand Strategy “Pengembangan Industri Tanaman Hias Menuju Kota Bunga” pada tahun 2012, pengembangan usaha tanaman hias diharapkan menjadi pusat pertumbuhan industri tanaman hias di kawasan Indonesia Timur yang mampu mengekspor produk florikultura ke luar negeri. Usaha florikultura bersifat multi dimensional yang penanganannya perlu melibatkan sektor-sektor yang terkait secara terpadu, karena di dalamnya menyangkut aspek pengelolaan agroinput, penanganan produksi, pasca panen dan pemasaran, pembinaan kelembagaan usaha, pembangunan infrastruktur, aspek edukasi, investasi, penyuluhan, promosi dan regulasi. Di antara semua aspek tersebut, kegiatan promosi merupakan aspek yang penting dan strategis. Melalui promosi, produk petani dapat diperkenalkan kepada publik, termasuk calon pembeli, yang pada akhirnya diharapkan terjadi transaksi pemesanan produk florikultura untuk periode jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Kegiatan promosi juga dapat dimanfaatkan untuk pengenalan potensi Kota Tomohon, termasuk pengembangan pariwisata dan jasa travel serta pagelaran seni dan budaya. Dengan demikian prestasi kinerja usaha florikultura di Tomohon dan sektor-sektor pendukungnya dapat ditampilkan secara simultan. Penampilan dan pengemasan substansi yang atraktif merupakan unsur penting di dalam promosi. Oleh karena itu penyelenggaraan promosi perlu dilakukan secara profesional dengan mempertimbangkan target pengunjung. Dari berbagai pengalaman di luar negeri, keberhasilan kegiatan promosi ditentukan oleh cara pengemasan sesuai preferensi pengunjung. Keberhasilan penyelenggaraan promosi tidak sekedar dinilai dari suksesnya pada saat
  • 3. penyelenggaraan, tetapi juga dinilai dari jumlah wisatawan yang hadir dan jumlah investasi pada pasca penyelenggaraan promosi. Mengingat strategisnya kegiatan promosi dalam pengembangan usaha florikultura dan sektor-sektor pendukungnya, maka Pemerintah Kota Tomohon akan menyelenggarakan TOMOHON FLOWER FESTIVAL 2008 (TFF 2008) yang melibatkan seluruh potensi sumberdaya lokal dan berkolaborasi dengan beberapa Departemen / Kementerian Negara RI. Kegiatan ini dinilai strategis terutama bila dikaitkandengan beberapa kegiatan promosi skala nasional maupun internasional seperti: PEKAN FLORIKULTURA NASIONAL 2008, VISIT INDONESIA 2008, WORLD OCEAN CONFERENCE 2009 serta VISIT NORTH SULAWESI 2010. Sehubungan dengan itu, pelaksanaan TFF 2008 yang dilaksanakan Pemerintah Kota Tomohon akan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kesinambungan fungsi pelaksana masing-masing kegiatan. Dengan koordinasi yang intensif diharapkan penyelenggaraan TFF 2008 akan memberi nilai tambah bagi pembangunan ekonomi di kota Tomohon. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Industri Kecil 1.2.1.1. Produk Terbatasnya Variasi dan Kualitas Dari Produk Bunga. 1.2.1.2. Modal / Manajemen Stagnannya Pertumbuhan Karena Terbatasnya cakupan Pasar dan Keterbatasan Modal Untuk Meningkatkan Skala Produksi Agriculture. 1.2.1.3. Pemasaran Skala Lokal Daripada Skala Regional Maupun Nasional. Industri bunga rumah tangga sepertinya hanya beroperasi dalam skala lokal dari pada skala regional/ nasional atau bahkan internasional. Hal ini terindikasikan dari sistem manajemen dan pemasaran mereka yang sederhana. 1.3. Tujuan 1. Tomohon Flower Festival 2008 bertujuan untuk mempromosikan potensi Tomohon sebagai Kota Bunga beserta industri pendukungnya agar dapat menjadi pusat industri bunga di Indonesia Timur, sekaligus sebagai tujuan wisata lingkungan, baik ecotourism maupun agrotourism
  • 4. 2. Meningkatkan citra kota Tomohon sebagai Kota Bunga yang mensejahterakan masyarakat 3. Meningkatkan kecintaan terhadap bunga dan tanaman hias sebagai bagian dari budaya masyarakat 4. Memfasilitasi komunikasi antar stakeholder dalam pengembangan usaha tanaman florikultura 5. Memfasilitasi temu bisnis antar pelaku usaha dalam rangka pengembangan investasi usaha florikultura di Tomohon 6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di bidang usaha berbasis produk florikultura
  • 6. II. PROFIL KOTA TOMOHON 2.1. Visi dan Misi Kota Tomohon 2.1.1. Visi Kota Tomohon Menjadikan Tomohon kota budaya yang indah, dimana masyarakat merasa nyaman, bangga dan bersatu. Masyarakat menjunjung tinggi norma kehidupan beriman, mapalus dan demokrasi. Menjadikan Kota Tomohon sebagai tempat yang menarik bagi investor, bebas KKN, aman, bersih dan ramah lingkungan hidup. 2.1.2. Misi Kota Tomohon 1. Pembuatan rencana tata ruang jangka panjang yang mencakup semua aspek berkaitan dengan kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. 2. Mengembangkan rasa kebersamaan masyarakat yang bangga dengan sejarah dan budaya Toumbulu yang demokratis dan mapalus sebagai bagian dari masyarakat tanah Minahasa. 3. Mengembangkan potensi ekonomi yang selama ini belum digarap dan menciptakan lapangan kerja jenis baru terutama di sektor pelayanan, ekowisata dan jenis produk pertanian dan hortikultura khas. 4. Menciptakan pemerintahan kota yang bersih dan adil, dengan transparansi dan akuntabilitas total, yang melindungi kepentingan rakyat Tomohon. 2.2. Sejarah dan Budaya Kota Tomohon " .... tanah liar telah dibangun menjadi ladang, perkampungan yang kotor menjadi negeri yang bersih. Jalan, hutan yang sempit dan kasar menjadi mudah dilalui ... ada keadaan damai dan tenang ..... dan kerajaan kegelapan diganti oleh kerajaan terang yang diberkati. Itulah kesan pertama yang anda peroleh pada saat memasuki Negeri Tomohon Dan bila anda melihat gerakan lalu lalang pedati, orang dan penunggang kuda yang gemuruh dan tidak sabar, tentu mudah anda bayangkan bahwa anda dipindahkan ke suatu negeri yang besar dan makmur di suatu jalan perdagangan yang ramai." Dikutip dalam buku "Minahasa, Negeri, Rakyat dan Budayanya".
  • 7. 2.2.1. Sejarah Kota Tomohon Tomohon sejak dahulu telah dituliskan dalam beberapa catatan sejarah. Salah satunya terdapat dalam karya etnografis Pendeta N. Graafland yang ketika pada tanggal 14 Januari 1864 di atas kapal Queen Elisabeth, ia menuliskan tentang suatu negeri yang bernama Tomohon yang dikunjunginya pada sekitar tahun 1850. Perkembangan peradaban dan dinamika penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan dari tahun ke tahun menjadikan Tomohon sebagai salah satu ibukota kecamatan di Kabupaten Minahasa. Dekade awal tahun 2000-an masyarakat di beberapa bagian wilayah kabupaten Minahasa melahirkan inspirasi dan aspirasi kecenderungan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal untuk melakukan pemekaran daerah. Berhembusnya angin reformasi dan diimplementasikannya kebijakan otonomi daerah, semakin mempercepat proses akomodasi aspirasi masyarakat untuk pemekaran daerah dimaksud. Melalui proses yang panjang secara yuridis dan pertimbangan yang matang dalam rangka akselerasi pembangunan bangsa bagi kesejahteraan masyarakat secara luas, maka Pemerintah Kabupaten Minahasa beserta Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Minahasa merekomendasikan aspirasi masyarakat untuk pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Tomohon, dan Kabupaten Minahasa Utara; yang didukung oleh Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara. Pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon ditetapkan Pemerintah Pusat dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003, dan pembentukan Kabupaten Minahasa Utara melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003. Terbentuknya lembaga legislatif Kota Tomohon hasil Pemilihan Umum Tahun 2004, menghasilkan
  • 8. Peraturan Daerah Kota Tomohon Nomor 22 Tahun 2005 tentang Lambang Daerah dan Peraturan Daerah Kota Tomohon Nomor 29 Tahun 2005 tentang Hari Jadi Kota Tomohon. 2.2.2. Budaya Masyarakat Tomohon Pengaruh budaya dan adat istiadat terhadap kehidupan masyarakat Tomohon terjadi pada pola pengelompokan sosial, dimana pada umumnya masyarakat di Kota Tomohon ber-etnis Minahasa, maka kebiasaan dan adat istiadat Minahasa yang hidupnya berkelompok dan mengumpul dalam sebuah lingkungan kecil terbawa dan teraplikasikan dalam kondisi bermasyarakat saat ini, yaitu lingkungan permukiman menjadi padat dan bahkan pada kondisi asli tidak memiliki batas yang jelas antara satu rumah dengan rumah yang lainnya. Pola pengelompokan berdasar ikatan kekeluargaan dan kekerabatan terlihat jelas dalam permukiman. Kota Tomohon juga kaya akan budaya, antara lain: 1. Mapalus Masyarakat Kota Tomohon sama seperti masyarakat Minahasa pada umumnya memiliki adat istiadat dan budaya yang dikenal dengan sebutan Mapalus. Budaya mapalus atau bekerja bersama dan saling bantu ini telah berakar dan membudaya di kalangan masyarakat Minahasa. Budaya tersebut sampai saat ini masih terjaga dan terpelihara. Pada kehidupan sehari-hari masih bisa dirasakan sikap suka membantu dan bekerjasama. Kecuali beberapa kegiatan yang merupakan rangkaian dari ‘mapalus’ seperti memakai alat tiup ketika mengajak kelompok untuk ber’mapalus’ sudah mulai hilang. Perlahan keaslian mulai terkikis dengan modernisasi.
  • 9. 2. Syukuran Di samping itu di seluruh tanah Minahasa setiap tahunnya di setiap kecamatan atau kawasan diadakan upacara syukuran yang dikaitkan dengan upacara keagamaan. Kegiatan ini dipusatkan di gereja-gereja yang ada di kecamatan atau kawasan tersebut. Maksud diadakannya upacara syukuran adalah untuk mengucap syukur atas segala berkat dan anugerah yang telah Tuhan berikan di Tanah Minahasa termasuk masyarakat Tomohon dalam setahun, upacara syukuran ini memiliki kemiripan dengan upacara "Thanksgiving" di Amerika. 3. Naik Rumah Baru Selain upacara syukuran di atas, di tanah Minahasa juga dikenal memiliki upacara-upacara adat yang lain seperti jika seseorang/keluarga akan menempati sebuah rumah atau menempati tempat kediaman baru maka orang/keluarga tersebut akan melaksanakan upacara syukuran "Naik Rumah Baru", hal ini dianalogikan dengan bentuk rumah tradisional Minahasa yang berbentuk rumah panggung sehingga untuk memasukinya harus menaiki sejumlah anak tangga. 4. Kesenian/ kebudayaan Tari Tari Perang Kabasaran Kota Tomohon yang penduduknya sebagian besar adalah suku Minahasa, mempunyai tarian perang yang bernama Kabasaran. Kabasaran adalah sekelompok pria yang memakai baju adat perang Minahasa. Kabasaran juga sering disebut dengan Cakalele, tapi sebutan Cakalele adalah sama dengan tarian
  • 10. perang dari daerah Maluku. Pada saat ini Tarian Perang Kabasaran dipertunjukan pada saat-saat pawai dan juga pada waktu penjemputan tamu-tamu penting daerah. 5. Musik a. Kolintang Kolintang adalah instrument musik yang berasal dari Minahasa biasanya Kolintang dipakai sebagai pengiring dari seorang penyanyi lagu-lagu daerah ataupun cuma musik instrumen saja. Kolintang sudah sangat terkenal di Indonesia bahkan juga sudah dipromosikan ke luar negeri. Kolintang dimainkan oleh sebuah regu, biasanya satu regu itu terdiri dari 5 sampai 6 orang. b. Musik Bambu Musik bambu juga adalah musik tradisional dari Minahasa satu regu terdiri 30 - 40 orang bahkan ada yang lebih. Musik bambu dari Minahasa juga sudah sangat terkenal di Indonesia bahkan tidak jarang acara dari luar Sulawesi Utara yang mengundang 1 regu musik bambu. 6. Bahasa Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Tomohon selain menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan juga menggunakan bahasa daerah Minahasa. Seperti diketahui di Minahasa terdiri dari delapan macam jenis bahasa daerah yang dipergunakan oleh delapan etnis yang ada, seperti Tountemboan, Toulour, Tombulu, dll. Bahasa daerah yang paling sering digunakan di Kota Tomohon
  • 11. adalah bahasa Tombulu, karena memang wilayah Tomohon termasuk dalam etnis Tombulu. Selain bahasa percakapan di atas, ternyata ada juga masyarakat di Minahasa dan Kota Tomohon khususnya para orang tua yang menguasai Bahasa Belanda karena pengaruh jajahan dari Belanda serta sekolah-sekolah jaman dahulu yang menggunakan Bahasa Belanda. Saat ini, semakin hari masyarakat yang menguasai dan menggunakan Bahasa Belanda tersebut semakin berkurang seiring dengan semakin berkurangnya masyarakat berusia lanjut. 2.3. Kota Tomohon Secara Geografis dan Fisiografis Kota Tomohon terletak pada 1015’ LU dan 1240 50’ BT dengan luas wilayah sebesar 147,2178 km2 atau 14.721,78 Ha.
  • 12. Diagram Luas Wilayah Kota Tomohon Per Kecamatan, Sumber: Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kota Tomohon) Kota Tomohon terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 35 kelurahan/desa. Secara geografis Kota Tomohon dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Minahasa. Artinya, dari bagian utara, selatan, timur dan barat, berbatasan langsung dengan Kabupaten Minahasa. Secara umum, Kota Tomohon terletak pada jalur sirkulasi utama yang menghubungkan antara Kota Manado sebagai ibukota propinsi dan kota-kota lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Minahasa. Jarak Kota Tomohon dengan beberapa kota lainnya di Sulawesi Utara adalah: Tomohon – Bitung berjarak ± 55,0 kilometer Tomohon – Manado berjarak ± 22,0 kilometer Tomohon – Tondano berjarak ± 15,0 kilometer Kota Tomohon dapat dicapai secara langsung dari Kota Manado dan pencapaian dari Bitung menuju Tomohon dapat melalui Kota Tondano atau
  • 13. melintasi Manado. Aksesibilitas ke kota-kota lain di Propinsi Sulawesi Utara cukup lancar, melalui jalan-jalan dengan kualitas yang baik. Untuk Iklim berdasarkan hasil pengamatan unsur-unsur iklim yakni, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin yang mewakili Tomohon diperoleh dari BMG Stasiun Manado. Sedangkan Gambaran kondisi curah hujan rata-rata bulanan selama tahun 1993-2004 diamati oleh Stasiun Geofisika Tondano, memperlihatkan curah hujan maksimum pertama terjadi pada bulan April dan maksimum kedua terjadi pada bulan Nopember sebesar 245 mm. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 98 mm. Berdasarkan peta iklim Oldeman tipe iklim untuk lokasi Tomohon dan sekitarnya termasuk tipe iklim D1. Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Mewakili Lokasi Tomohon (Sumber: Stasiun Geofisika Tondano) Suhu udara rata-rata bulanan dari bulan ke bulan sepanjang tahun relatif kecil variasinya. Suhu rata-rata bulanan mencapai maksimum sekitar bulan Juli dan suhu rata-rata bulanan terendah sekitar bulan Januari. Suhu rata-rata hanya berfluktuasi antara 22.02oC pada bulan Januari sampai 22.8oC.
  • 14. Suhu Udara Rata-rata Bulanan di Kota Tomohon (Sumber: Stasiun Geofisika Tondano) Pola kelembaban udara Tomohon dari bulan ke bulan cukup tinggi walaupun pada musim kemarau. Kelembaban udara pada Bulan Juli, Agustus dan September lebih besar dari 80%, dengan demikian berarti pada bulan-bulan tersebut kadar uap air di udara cukup tinggi. Kelembaban Udara Rata-rata Bulanan Kota Tomohon (Sumber: Stasiun Geofisika Tondano) Kondisi kecepatan dan arah angin disajikan dalam bentuk mawar angin yang melukiskan distribusi frekuensi arah dan kecepatan angin (%). Distribusi frekuensi arah dan kecepatan angin pada Bulan Desember dan
  • 15. Januari sebagian besar berhembus angin barat dengan kecepatan dari 2 km/jam hingga lebih besar dari 11 km/jam yang memiliki kisaran 2%-33% dan sebagian lagi angin Utara dengan kisaran 2%-37%. Pada Bulan Februari, Maret dan April didominasi oleh angin Utara dengan kisaran 2%- 37%, sedangkan Bulan Mei sampai dengan Oktober didominasi oleh angin selatan dengan kisaran sebesar 2%-50%. Pada bulan Juni, Juli dan Agustus berhembus angin selatan dengan kecepatan cukup kencang. Bulan Nopember berhembus angin barat juga cukup kencang dan sebagian angin selatan dan utara. Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 0.5 Km/Jam sampai dengan 36 Km/Jam. Wilayah Kota Tomohon memiliki karakteristik topografi yang bergunung dan berbukit yang membentang dari utara ke selatan. Akibat kondisi topografi tersebut maka pengembangan wilayah kota menjadi terbatas. Terdapat empat buah gunung di Kota Tomohon dan dua diantaranya adalah gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Lokon dan Gunung Mahawu dimana Gunung Lokon adalah gunung tertinggi di Kota Tomohon, memiliki ketinggian 1.580 meter. Tabel Tinggi Gunung di Kota Tomohon Gunung Ketinggian (meter) Lokon 1.580 Tampusu 1.500 Tatawiran 1.474 Mahawu 1.311 (Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005)
  • 16. Tabel Jumlah Kelurahan Menurut Topografi dan Kecamatan No Kecamatan Datar Berbukit-bukit Jumlah 1. Tomohon Utara 5 4 9 2. Tomohon Timur 7 10 173. Tomohon Barat 4. Tomohon Tengah 5. Tomohon Selatan 5 4 9 Jumlah 17 18 35 (Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005) 2.4. Kependudukan Kota Tomohon Penduduk Kota Tomohon pada tahun 2004 dalam Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005 berjumlah sebanyak 86.997 jiwa. Jumlah ini mencakup penduduk yang bertempat tinggal tetap maupun penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap. Tabel di bawah memperlihatkan komposisi penduduk laki-laki dan perempuan di tiap kecamatan. Jumlah Penduduk Kota Tomohon Tahun 2004 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2004 Jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Tomohon Utara 12.137 11.821 23.958 2. Tomohon Timur 4.954 4.753 9.707 3. Tomohon Barat 9.489 9.945 19.434
  • 17. 4. Tomohon Tengah 6.778 6.432 13.210 5. Tomohon Selatan 10.578 10.110 20.688 Jumlah 43.936 43.061 86.997 (Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005 (BPS & Bappeda Kota Tomohon) Komposisi penduduk yang dirinci menurut jenis kelamin di Kota Tomohon memperlihatkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan dengan angka ratio mencapai 102. Dari kelima kecamatan hanya satu kecamatan dengan jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit yaitu di Kecamatan Tomohon Tengah. Untuk petumbuhan penduduk, dari data estimasi hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukan Penduduk Tomohon pada tahun 2003 sebanyak 83.544 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 2,79% pertahun (pertumbuhan penduduk sebelum tahun 2003). Jumlah Penduduk Kota Tomohon Tahun 2000-2004 Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Angka Pertumbuhan (%) 2000 76.423 - 2001 76.943 0,68 2002 79.031 2,71 2003 83.544 5,7 2004 86.997 4,13 Rata-rata 4,13 (Sumber: Draft Kota Tomohon Dalam Angka Tahun 2005 (BPS & Bappeda Kota Tomohon)
  • 18. Secara umum apabila dihitung sejak tahun 2000 maka angka pertumbuhan rata-rata penduduk di Kota Tomohon (2000-2004) adalah 3,31 %. 2.5. Pariwisata Kota Tomohon Kota Tomohon memiliki pontensi yang besar untuk pengembangan pariwisata, karena memiliki cukup banyak obyek wisata yang memiliki daya tarik untuk mengundang para pengunjung. Obyek wisata yang terdapat di Kota Tomohon antara lain : 2.5.1. Agrowisata Rurukan Terdapat di sebelah timur Kota Tomohon, ke arah gunung Mahawu terdapat lokasi agrowisata, dengan hamparan kebun pertanian yang dikelola oleh penduduk setempat secara tradisional. Dengan peralatan sederhana lokasi pertanian ini terletak diantara lereng-lereng bukit yang dibuat bedengan-bedengan secara terasering, pada saat tanaman holtikultura ini mulai tumbuh, akan melahirkan pemandangan indah yang menyejukkan. Tempat ini juga berudara sejuk dan nyaman. 2.5.2. Amfitheater di Woloan Di lokasi Woloan Tua (Kelurahan Woloan I) terdapat Amfitheater terbuka dengan pemandangan indah yang dijadikan tempat pertunjukkan tarian dan musik asli Minahasa serta acara khusus. Amfitheater ini dikelilingi oleh banyak waruga yang masih berada dalam posisi aslinya. Di tempat ini masih terdapat sekitar 100 waruga.
  • 19. 2.5.3. Danau Linow Danau kecil ini unik karena mengandung kadar belerang tinggi ini memiliki warna yang selalu berubah tergantung pada sudut pandang dan pencahayaan danau. Di sekitar danau ini terdapat satwa endemik berupa burung blibis dan serangga yang oleh penduduk setempat dinamakan "sayok" atau "komo". Serangga unik yang hidup di air tapi bersayap dan bisa terbang ini menjadi konsumsi penduduk setempat. Kadang-kadang terdengar kicauan burung-burung kecil dan burung putih besar yang melintasi danau. 2.5.4. Gunung Lokon Terletak di sebelah barat dengan ketinggian 1.580 meter. Gunung berapi aktif yang luar biasa. Menyajikan panorama pegunungan dengan kawah yang begitu indah. Waktu yang tepat untuk memulai perjalanan dari Kakaskasen, Tomohon adalah sekitar jam 7 pagi, dan dapat tiba di kawah pada saat udara pagi masih sejuk. 2.5.5. Gunung Mahawu Berada berlawanan arah dengan Gunung Lokon, memiliki lereng yang cukup landai dengan ketinggian 1.311 meter. Memiliki pemandangan yang menakjubkan, dengan danau kawah berwarna hijau dengan kuning belerang.
  • 20. 2.5.6. Pembuatan Rumah Kayu Tradisional Tempat pembuatan rumah kayu traditional yang menarik ini berada di desa Woloan. Rumah dengan menggunakan sistem knock-down ini dirancang untuk dapat dibongkar- pasang agar dapat dibawah untuk dibangun kembali di tempat yang diinginkan oleh pembeli. 2.5.7. Rumah Makan Tinoor Dari Kawasan Rumah Makan Tomohon akan terlihat jelas hamparan kota Manado, serta teluk Manado yang dihiasi gugusan pulau Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mantehage. 2.6. Tomohon Sebagai Kota Bunga Iklim, struktur tanah Kota Tomohon sangat sesuai untuk pengembangan berbagai potensi pertanian. Kota Tomohon dikenal sebagai salah satu penghasil sayuran (hortikultura) dengan wilayah pemasaran Indonesia bagian Timur. Salah satu potensi pertanian yang dikembangkan oleh penduduk Kota Tomohon sejak dahulu adalah budidaya tanaman hias (floriculture). Pengembangan tanaman hias di Kota Tomohon selain karena beberapa faktor teknis di atas, juga karena faktor budaya masyarakat yang sejak dahulu terkenal sebagai petani tanaman hias. Gambar 00 : Beberapa kios bunga di Kota Tomohon Sumber : www.tomohon.go.id
  • 21. Berdasarkan hasil penelitian dari BALITBANG Pengembangan Tanaman Hias Direktorat Tanaman Hias Departemen Pertanian RI menjelaskan bahwa Kota Tomohon terletak pada garis Wallace yang menyebabkan beberapa jenis tanaman hias yang spesifik di Indonesia tumbuh di Kota Tomohon. Gambar 00 : Beberapa contoh bunga di Kota Tomohon Sumber : www.tomohon.go.id Budidaya tanaman hias dalam hubungannya dengan perekonomian memiliki backward linkage serta forward linkage dengan kegiatan lainnya. Selain itu kegiatan di bidang pertanian khususnya budidaya tanaman hias memiliki keunggulan berbanding (comparative advantage) dengan kegiatan lainnya. Budidaya tanaman hias adalah suatu kegiatan yang memiliki keterkaitan lintas sektor yang mampu membangkitkan multiplier effect yang sangat signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha, terutama UKM (Usaha Kecil Menengah) sehingga membantu penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
  • 22. Diagram : Multiplier Effect Pengembangan Bunga Sumber : www.tomohon.go.id Dari gambar ini, komoditas tanaman hias memiliki arti strategis bagi Kota Tomohon karena tanaman hias diharapkan sebagai suatu prime mover dalam dunia pariwisata dan sekaligus menjadi leverage (pengungkit) bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kota Tomohon. Letak Kota Tomohon yang strategis yang merupakan pelintasan kabupaten/kota menuju ke ibukota Propinsi Sulawesi Utara, karena terletak pada daerah dataran tinggi (400-1200 dpl) sehingga merupakan daerah tujuan wisata (DTW) yang baik untuk minat ecotourism danagrotourism karena kondisi alam yang menjanjikan. Untuk itulah maka kota ini sangat tepat untuk dijadikan pilihan bagi masyarakat untuk menjadikan tempat ini secondary house. Luas panen Tanaman Hias di Kota Tomohon dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. Hingga tahun 2003, sentra pengembangan tanaman hias (khususnya bunga potong) masih berada bagian utara kota yaitu Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kakaskasen III.
  • 23. Perkembangan tanaman hias di Kota Tomohon selama tahun 2005 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Jenis Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Tangkai) Gladiol 15,00 12,00 2.400.000 Krisan 3,25 2,70 533.250 Anyelir 1,80 1,50 450.000 Kerklilly 0,31 0,20 3.200 Anthurium 1,30 1,23 31.980 Amarilis 8,51 8,34 95.910 Rosida 14,70 14,40 159.998 Anggrek 0,05 0,05 5.900 Aster 19,20 16,00 1.360.000 Mawar 0,31 0,30 1.350 Total 64,43 56,72 5.041.588 Tabel Jenis, Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Total Tanaman Hias diKota Tomohon Tahun 2005 (Sumber: Profil Tanaman Hias di Kota Tomohon Tahun 2004. Dinas Pertanian Kota Tomohon, Sulawesi Utara) Dari diagram di atas terindikasi bahwa luas tanaman hias tertinggi dicapai oleh Aster (19,2 Ha), sedangkan terendah oleh Anggrek (0,05 Ha), namun jumlah tanaman hias Gladiol menduduki produksi total tertinggi (2.400.000 tangkai) dan disusul oleh Aster (1.360.000 tangkai).
  • 24. Urutan lima besar produksi total tanaman hias di Kota Tomohon adalah: Gladiol, Aster, Krisan, Anyelir, dan Rosida. Adapun jenis tanaman hias yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kota Tomohon meliputi bunga potong, bunga pot, bunga taman dan bunga anggrek. Tahun 2004 usaha pengembangan tanaman hias mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena mampu memberdayakan 80% masyarakat Kota Tomohon, sekalipun hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri yakni untuk penataan halaman rumah/pekarangan.Di sampng itu peningkatan ini dapat dilihat dari hasil/produksi tanaman hias dimana pada tahun 2004 baru mencapai ± 2 juta tangkai dan menembus angka 5 juta tangkai tahun 2005 atau meningkat sebesar 250%, juga disebabkan karena terjadi peningkatan jumlah kelompok tani tanaman hias dari 16 kelompok pada tahun 2004, menjadi 55 kelompok (342,75%) pada tahun 2006. Pengembangan tanaman hias diarahkan untuk pemanfaatan lahan pekarangan maupun lahan tidur sehingga tidak mengganggu fungsi lahan yang sudah diperuntukkan untuk kegiatan agro lainnya yang juga menjadi komoditas andalan Kota Tomohon. Pengembangan tanaman hias ini dimaksudkan untuk memberikan pendapatan tambahan, penataan lahan yang tidak terpakai yang pada gilirannya akan menjadi tujuan wisata. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan penanaman tanaman hias tidak cukup untuk konsumsi ekspor. Untuk itu dalam rangka menunjang program pemerintah Kota Tomohon Tahun 2008 yaitu sebagai pintu gerbang ekspor tanaman hias di kawasan Indonesia Timur maka perlu disiapkan lahan terbuka untuk pengembangan tanaman hias seperti pada lahan kering, sawah, lahan pertamanan kota, landscape, sedangkan lahan tertutup untuk lahan-lahan di rumah kaca, rumah plastik, penggunaan indoor (hotel, restoran dsb).
  • 25. 2.7. Instansi Terkait Dalam Program ”Tomoho Kota Bunga” Guna mendukung upaya tersebut Presiden RI pada tanggal 13 Januari 2007 dalam perjalanan pulang dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Philipina melakukan kunjungan ke Kota Tomohon dan melakukan Temu Wicara dengan petani tanaman hias setempat. Temu Wicara Presiden RI di Tomohon dihadiri oleh Menteri Pertanian beserta Istri, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Dalam Negeri beserta Istri, Gubernur Sulawesi Utara beserta Istri, Walikota Tomohon beserta Istri, dan para petani serta anggota ASBINDO cabang Tomohon yang berjumlah sekitar 100 orang. Dalam temu wicara dengan Presiden tersebut petani menyampaikan beberapa informasi mengenai pengembangan tanaman hias yang sudah dilakukan diantaranya, adalah; pembentukan kelompok tani dan Asosiasi Bunga Indonesia cabang Tomohon, pembangunan Laboratorium Kultur Jaringan untuk mendukung pengembangan industri florikultura dan pencanangan”Tomohon Kota Bunga” pada tahun 2006. Disamping itu telah dilakukan festival bunga secara berkala, pada tahun ini akan dilaksanakan pada 27-29 Januari 2007 serta telah ditetapkan 2 komoditas khas Tomohon yaitu tanaman Anggrek dan Phaius tankerrvillaeMedimila.
  • 26. Presiden RI merespon dengan baik informasi yang telah disampaikan petani, dan Presiden RI menyarankan beberapa hal, yaitu : 1. Tumbuhkan budaya menggunakan bunga untuk ornamen pertemuan, resepsi pernikahan, dan event-event lain yang dilaksanakan oleh masyarakat Sulawesi Utara 2. Diinstruksikan kepada Gubernur agar di dalam menyongsong WOS (World Ocean Summit) 2009, Manado dan sekitarnya agar ditata menjadi indah dan bersih dengan menggunakan komoditas bunga dan tanaman hias dalam penataan lanskapnya. 3. Disarankan festival bunga yang dilaksanakan secara berkala tidak hanya bersifat lokal tetapi ditingkatkan menjadi skala nasional. Oleh karena itu diinstruksikan kepada Gubernur, Menteri Koperasi, Menteri Pariwisata, Menteri Pertanian dan Menteri terkait lainnya agar membantu untuk mewujudkan festival tersebut menjadi event nasional. 4. Agar ditangkap peluang kesepakatan Negara-negara ASEAN terutama Brunei, Malaysia, Philipina, Indonesia (yang tergabung dalam BIMP-EAGA) yang bersepakat membenahi infrastuktur dan transportasi untuk kepentingan perdagangan, terutama untuk pengembangan florikultura. 5. Memerintahkan Menteri Pertanian untuk merencanakan magang beberapa petani bunga Tomohon ke negara lain seperti Jepang. Agar disiapkan bantuan finansial untuk program magang tersebut. Sedangkan guna memecahkan kendala dan masalah yang dihadapi petani tanaman hias di Kota Tomohon, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian telah mengupayakan beberapa solusi, diantaranya adalah : 1. Departemen Pertanian telah mengalokasikan bantuan langsung masyarakat (BLM) dalam dua tahun terakhir dengan jumlah dana sekitar Rp. 210.000.000,- 2. Telah dilakukan pembentukan dan pengembangan kelompok tani tanaman hias (kelompok tani dan asosiasi bunga) dalam Asosiasi Bunga Indonesia cabang Tomohon 3. Sedang dilakukan inisiasi pelaksanaan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) bunga Krisan dan penataan lansekap 4. Menyampaikan hasil temu wicara tersebut kepada Departemen, Pemerintah Daerah, Asosiasi dan kelembagaan lain yang terkait.
  • 27. 5. Akan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyusun Grand Design Pengembangan Industri Florikultura Kota Tomohon dan Rencana Tindak pelaksanaan instruksi Presiden tersebut. 6. Grand Design diarahkan kepada penataan sistem produksi yang terintegrasi dengan sistem pemasaran lokal dalam negeri dan pasar internasional. Sedangkan rencana tindak difokuskan pada pengembangan SDM, kelembagaan, teknologi spesifik lokasi, sistem perbenihan, sistem produksi, perdagangan, dan pengembangan sistem pendukung, pengembangan investasi serta pengembangan partisipasi masyarakat. Dengan adanya perhatian yang begitu besar dari Presiden Dr. Susilo B. Yudhoyono maka momentum ini supaya dapat mengingatkan dan meningkatkan perhatian bagi instansi terkait dan stakeholders lainnya agar apa yang telah dicanangkan dan menjadi harapan masyarakat Kota Tomohon khususnya dan Propinsi Sulawesi utara pada umumnya dapat tercapai dengan baik. Diperlukan kerjasama, dukungan dan sinergisme agar institusi, pelaku usaha dan petani dalam mewujudkan Tomohon Kota Bunga. Sumber : Redaksi Ditjen Hortikultura / Sabtu, 03 Maret 2007 III. ANALISA 3.1. Strength/ Kekuatan 1. Kuatnya inisiatif dan motivasi masyarakat lokal untuk mengembangkan industri bunga rumah tangga. 2. Pertumbuhan “pusat bunga” (kios pinggir jalan) pada titik tertentu sepanjang jalan Tomohon-Manado memperkuat citra Tomohon sebagai kota bunga 3.2. Weakness/ Kelemahan 1. Terbatasnya variasi bunga 2. Display dan pengemasan bunga yang tidak menarik 3. Lemahnya manajemen dan pemasaran yang mengarah pada terbatasnya pasar yang dapat dimasuki 4. Keterbatasan modal untuk meningkatkan produksi dan pemasaran 5. Kurangnya usaha promosi dari produksi bunga di Tomohon 3.3. Oportunity/ Kesempatan 1. Pertumbuhan industri pariwisata dan industri terkait lainnya (seperti MICE) akan dapat meningkatkan konsumsi bunga
  • 28. 2. Penyelanggaraan even tahunan atas inisiatif pemerintah akan dapat menstimulasi pengembangan agrobisnis bunga yang diselenggarakan oleh UKM local 3. Produksi berorientasi ekspor 3.4. Threath/ Ancaman 1. Ketidakstabilan saluran pemasaran dan distribusi produk agrikultur akan mengganggu keberlanjutan produksi bunga 2. Minimnya infrastruktur ekspor dan impor akan menjadi halangan utama dalam mengembangankan skala produksi 3. Permintaan produk bunga yang terbatas pada tingkat lokal akan menurunkan produksi agrikultur di Tomohon IV. KESIMPULAN Dengan dukungan kondisi geografis, budaya masyarakat lokal, dan berbagai aspek lainnya, Kota Tomohon memiliki potensi untuk berkembang sebagai pusat sentra industri dan pemasaran bunga terkemuka di Indonesia. Adanya embrio industri rumah tangga yang membudidayakan dan mendistribusikan bungan di sentra kios tepatnya Desa Kakaskasen bisa menjadi desa percontohan yang masih harus dikembangkan lagi, sehingga bisa menjadi cikal bakal tumbuhnya sentra industri kecil lainnya di desa-desa sekitar. Dari potensi yang dimiliki kota Tomohon diantaranya potensi alam yang mendukung holtikultura, budaya masyarakat yang memang menyukai kegiatan bercocok tanam, dan sudah tumbuhnya industri kecil rumah tangga. Fokus pengembangan kota Tomohon ditekankan pada pengembangan industri rumah tangga yang sudah ada, agar bisa lebih maju dan berkembang sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Pengembangan industri kecil yang sudah ada, mencakup empat aspek yakni, untuk produk, manajemen, modal, dan pemasaran. Pengembangan ke empat aspek ini diharapkan dapat berjalan dengan sinergi dan saling berkesinambungan sehingga hasil yang didapat juga bisa maksimal dan merata hingga mampu mencitrakan kota Tomohon sebagai Kota Bunga. Selain itu, sebagai pusat sentra industri dan pemasaran bunga di Indonesia, diharapkan memacu perkembangan pariwisata Kota Tomohon dan Indonesia pada umumnya.
  • 29. DAFTAR PUSTAKA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TOMOHON, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TOMOHON, 2007, Tomohon Dalam Angka 2007, BPS Kota Tomohon– Sulawesi Utara Cooper, Chris (2005) Tourism Principles and Practice. Third Edition. Essex: Pearson Education Limited. Hall, Michael Colin & Jenkins, John M. (1995) Tourism & Public Policy. London: Rountledge. DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, 2005, Indonesia Khazanah Pariwisata Nusantara, Jakarta. Jennings, Gayle & Nickerson, N.P. (2005) Quality Tourism Experiences. Amsterdam: Elsevier. Gill, Pushpinder S. (1999) Dynamics of Tourism Vol. 2: Tourism Planning and Management. New Delhi: Anmol Publications PVT LTD. Gunn, Clare A. (2002) Tourism Planning; Basics, Concepts and Cases. Fourth Edition. New York: Routhledge. Lea, John (1993) Tourism and Development in the Third World. London: Routhledge. Lwas, Eric (1995) Tourist Destination Management. London: Routlege. Mowforth, Martin & Munt, Ian (2003) Tourism and Sustainability: New Tourism n the Third World. New York: Routledge. Nirwandar, Sapta (2008) Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah. Diakses dari http://www.wisatamelayu.com, Tanggal 2 Juli 2008, Jam 19.13. Nuryanti, Wiendu & Hwang, Won Gyu (2001) Private and Public Sector Partnership in Tourism Development. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pemerintahan Kota Tomohon, 2008, Tomohon Flower Festival 2008, Pemerintahan Kota Tomohon Theobold, William F. (2005) Global Tourism. Third Edition. Amsterdam: Elsevier. WTO (1998) Guide or Local Authorities on Developing Sustainable Tourism. Madrid: World Tourism Organization. Vellas, Francois & Becherel, Lionel (1995) International Tourism An Economic Perpective. London: Machillen Press LTD.  www.tomohonkota.go.id  Wuryan.files.wordpress.com  elviesukrisni.wordpress.com  www.panoramio.com  www.skyscrapercity.com  www.travel.webshots.com