SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  69
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Ivor Pasaribu
Outline
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Alih Daya
Lembur
Pengupahan
Pemutusan Hubungan Kerja
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (“PKWT”)
PKWT – Perubahan UU Ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja
 PKWT dibuat berdasarkan (i) jangka waktu, atau (ii) selesainya suatu pekerjaan
tertentu;
 Jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu diatur dalam perjanjian kerja;
 Ketentuan lebih lanjut PKWT diatur dalam Peraturan Pemerintah.
PKWT
Jangka
waktu
Selesainya
pekerjaan
tertentu
Bersifat musiman
Diperkirakan penyelesaiannya dalam
waktu yang tidak terlalu lama
Berhubungan dengan produk baru,
kegiatan baru, atau produk tambahan
yang masih dalam percobaan atau
penjajakan
Sekali selesai
Sifat sementara
Maksimal 5
tahun
Lamanya waktu
berdasarkan
kesepakatan
PKWT – PP 35/2021
Perjanjian
kerja
harian
Pekerjaan tertentu yang berubah-ubah
dalam waktu dan volume pekerjaan,
dan pembayaran upah berdasarkan
kehadiran
Kurang dari 21
hari dalam 1
bulan
Jenis PKWT
Jenis Pekerjaan Tertentu
Jangka Waktu
PKWT
berdasarkan
Jangka
Waktu
Jenis Pekerjaan Tertentu Keterangan
 Pekerjaan yang
diperkirakan penyelesaian
dalam waktu tidak terlalu
lama.
 Pekerjaan dilaksanakan
paling lama 5 tahun
 Pekerjaan bersifat
musiman.
 Pekerjaan yang
pelaksanaannya
bergantung pada (i)
musim atau cuaca, atau
(ii) kondisi tertentu.
 Pekerjaan berhubungan
dengan (i) produk baru,
(ii) kegiatan baru, atau
(iii) produk tambahan
yang masih dalam
percobaan atau
penjajakan.
 Produk baru adalah
produk yang sebelumnya
belum pernah ada atau
pengembangan produk
yang sudah ada. Kegiatan
baru adalah usaha yang
baru dilaksanakan oleh
perusahaan.
*Jangka waktu keseluruhan PKWT beserta perpanjangannya tidak lebih dari 5 tahun
PKWT
berdasarkan
Selesainya
Pekerjaan
Tertentu
Jenis Pekerjaan
Tertentu
Keterangan
Pekerjaan sekali selesai  Berdasarkan kesepakatan
para pihak dalam Perjanjian
Kerja.
 Kesepakatan memuat (i)
ruang lingkup dan batasan
suatu pekerjaan yang
dinyatakan selesai, dan (ii)
lamanya waktu penyelesaian
pekerjaan disesuaikan
dengan selesainya pekerjaan.
 PKWT putus demi hukum
saat selesainya pekerjaan,
dan apabila belum selesai
dapat diperpanjang sampai
batas waktu tertentu hingga
pekerjaan selesai.
Pekerjaan yang bersifat
sementara.
Perjanjian
Kerja
Harian
Jenis Pekerjaan Tertentu Keterangan
 Pekerjaan tertentu yang
berubah-ubah dalam hal
waktu dan volume
pekerjaannya; dan
 Perjanjian kerja harus
dibuat secara tertulis, dan
dapat dibuat secara
kolektif;
 Jangka waktu kerja
kurang dari 21 hari
dalam 1 bulan;
 Hubungan kerja demi
hukum menjadi PKWTT
apabila (i) bekerja 21
hari atau lebih, (ii)
selama 3 bulan berturut-
turut;
 Pembayaran upah
berdasarkan kehadiran.
Isi dan Pencatatan PKWT
 PKWT paling sedikit memuat:
a. nama, alamat Perusahaan, dan jenis usaha;
b. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat Pekerja/Buruh;
c. jabatan atau jenis pekerjaan;
d. tempat pekerjaan;
e. besaran dan cara pembayaran Upah;
f. hak dan kewajiban Pengusaha dan Pekerja/Buruh sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau syarat kerja yang diatur dalam PP atau
PKB;
g. mulai dan jangka waktu berlakunya PKWT;
h. tempat dan tanggal PKWT dibuat; dan
i. tanda tangan para pihak dalam PKWT.
 Pengusaha mencatatkan PKWT pada Kementrian Ketenagakerjaan secara daring
paling lambat 3 hari kerja sejak penandatanganan PKWT.
Uang Kompensasi kepada Pekerja
dengan PKWT
 Uang kompensasi diberikan saat berakhirnya PKWT.
 Apabila PKWT diperpanjang, (i) uang kompensasi
diberikan saat selesainya jangka waktu PKWT awal
(sebelum perpanjangan), dan (ii) uang kompensasi
berikutnya setelah berakhirnya perpanjangan jangka
waktu PKWT.
 Tidak berlaku untuk pekerja yang bekerja kurang
dari 1 bulan (secara terus menerus).
 Tidak berlaku bagi TKA.
 Uang kompensasi tetap wajib dibayar pengusaha
dalam hal salah satu pihak mengakhiri hubungan
kerja sebelum berakhirnya jangka waktu PKWT.
 Bagi PKWT yang belum berakhir saat berlakunya PP
35/2021, uang kompensasi dihitung berdasarkan
masa kerja, yang perhitungannya dimulai sejak
tanggal diundangkannya UU Cipta Kerja (2
November 2020).
Uang
Kompensasi
kepada Pekerja
dengan PKWT
(Cont’d)
Perhitungan Uang Kompensasi
 Untuk pekerja yang bekerja 12 bulan terus menerus,
kompensasi diberikan sebesar 1 bulan upah.
 Untuk pekerja yang telah bekerja 1 bulan namun kurang dari 12
bulan, kompenasi dihitung dengan rumus: (masa kerja / 12) * 1
bulan upah
 Untuk pekerja yang bekerja lebih dari 12 bulan, besarnya
kompensasi dihitung dengan rumus: (masa kerja / 12) * 1 bulan
upah.
 Perhitungan kompensasi untuk usaha mikro dan usaha kecil
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja.
Komponen Upah sebagai Dasar Perhitungan Uang
Kompensasi:
 Terdiri dari (i) upah pokok dan (ii) tunjangan tetap.
 Apabila komponen upah tidak terdiri dari (i) upah pokok dan
(ii) tunjangan tetap, maka perhitungan kompensasi dihitung
berdasarkan upah tanpa tunjangan.
 Apabila komponen upah terdiri dari (i) upah pokok dan (ii)
tunjangan tidak tetap, maka dasar perhitungan kompensasi
adalah upah pokok.
Alih Daya
Alih Daya - Perubahan UU Ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja
 UU Cipta Kerja menghapus ketentuan mengenai:
a. penyerahan sebagian pekerjaan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau
perjanjian penyediaan jasa pekerja;
b. persyaratan pemborongan dan penyediaan jasa pekerja;
c. syarat-syarat pekerjaan yang dapat dilakukan pemborongan dan penyediaan jasa
pekerja;
d. peralihan hubungan kerja dari perusahaan pemborongan/penyediaan jasa pekerja
ke perusahaan pemberi pekerjaan dalam hal tidak dipenuhinya persyaratan
penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan.
Alih Daya - Perubahan UU Ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja
(Cont’d)
 UU Cipta Kerja memperkenalkan istilah Perusahaan Alih Daya.
 Hubungan kerja antara Perusahaan Alih Daya dan Pekerja adalah berdasarkan PKWT
atau PKWTT, wajib dibuat tertulis.
 Perusahaan Alih Daya bertanggung jawab atas pelindungan pekerja, upah dan
kesejahteraan, syarat-syarat kerja, dan perselisihan yang timbul.
 Khusus hubungan kerja dengan PKWT, perjanjian kerja harus mensyaratkan
pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja (hak-hak bagi pekerja minimal sama
dengan hak-hak yang diberikan oleh perusahaan alih daya sebelumnya) apabila terjadi
pergantian perusahaan alih daya dan objek pekerjaan tetap ada (pekerjaan yang ada
pada 1 perusahaan pemberi pekerjaan yang sama).
 Perusahaan alih daya berbentuk badan hukum dan memenuhi Perizinan Berusaha.
Alih Daya – PP 35/2021
 Pelindungan pekerja, upah, kesejahteraan, syarat kerja, dan perselisihan yang timbul
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
 Persyaratan pengalihan pelindungan hak pekerja merupakan jaminan atas
kelangsungan bekerja bagi pekerja yang memiliki hubungan kerja dengan Perusahaan
Alih Daya dengan PKWT.
 Perusahaan Alih Daya bertanggung jawab atas pemenuhan hak pekerja apabila
pekerja tidak memperoleh jaminan atas kelangsungan bekerja.
Lembur
Lembur
Waktu Kerja Lembur
 Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling lama 4 jam sehari dan 18 jam
dalam 1 minggu, tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat
mingguan dan/atau hari libur resmi.
Catatan:
Dalam UU Ketenagakerjaan dan Kepmenaker 102/2004 sebelumnya mengatur waktu
kerja lembur maksimal 3 jam sehari dan 14 jam seminggu.
Ketentuan mengenai lembur diatur lebih lanjut dalam PP 35/2021
Lembur – Cont’d
Golongan Jabatan Tertentu yang Dikecualikan
 Kewajiban membayar upah lembur dikecualikan bagi pekerja yang bekerja dalam
golongan jabatan tertentu, yang memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, perencana,
pelaksana, dan/atau pengendali jalannya perusahaan dengan waktu kerja tidak
dibatasi dan mendapat upah yang lebih tinggi (“Jabatan Tertentu”)
 Pengaturan golongan Jabatan Tertentu diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
 Jika tidak diatur, maka pengusaha wajib bayar upah lembur.
Lembur – Cont’d
Sektor Usaha atau Pekerjaan Tertentu yang Dikecualikan
 Ketentuan waktu kerja lembur tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.
 Pelaksanaan waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sesuai dengan
waktu kerja yang telah ditetapkan oleh Menaker.
Catatan:
Saat ini ketentuan waktu kerja pada sektor usaha tertentu antara lain diatur dalam (i)
Permenaker 4/2014 (hulu minyak dan gas bumi), (ii) Permenaker 11/2010 (perikatan
pada daerah operasi tertentu, (iii) Permenaker 15/2005 (pertambangan umum pada
daerah operasi tertentu), dan (iv) Kepmenaker 234/2003 (energi dan sumber daya
mineral pada daerah tertentu).
Lembur – Cont’d
Tata Cara Lembur
 Pelaksanaan waktu kerja lembur wajib memerlukan (i) perintah dari pemberi kerja
dan (ii) persetujuan dari pekerja, yang dibuat secara tertulis dan/atau media digital
 Perintah dan persetujuan dapat dibuat dalam daftar pekerja yang bersedia kerja
lembur dengan mencantumkan lamanya waktu kerja lembur, dan ditandatangani
pekerja dan pengusaha.
Lembur
Kewajiban Perusahaan
 Perusahaan yang mempekerjakan pekerja selama waktu kerja lembur, wajib (i)
membayar upah lembur, (ii) memberikan kesempatan untuk istirahat secukupnya, dan
(iii) memberi makan dan minum paling sedikit 1400 KCAL, apabila kerja lembur 4
jam atau lebih.
 Makanan dan minuman tidak dapat digantikan dalam bentuk uang.
Upah Lembur
• (i) 1.5 kali upah sejam untuk jam kerja lembur pertama, dan (ii) 2 kali upah sejam
untuk setiap jam kerja lembur berikutnya
Lembur
Upah Lembur (6 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu)
• Upah lembur pada saat waktu istirahat mingguan dan/atau libur nasional: (i) 2 kali
upah sejam untuk jam pertama sampai jam ketujuh kerja lembur, (ii) 3 kali upah
sejam untuk jam kedelapan kerja lembur, dan (iii) 4 kali upah sejam untuk jam
kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas kerja lembur.
• Apabila libur nasional jatuh pada hari kerja terpendek: (i) 2 kali upah sejam untuk
jam pertama sampai kelima kerja lembur, (ii) 3 kali upah sejam untuk jam keenam
lembur, dan (iii) 4 kali upah sejam untuk jam ketujuh, kedelapan, dan kesembilan
kerja lembur.
Lembur
Upah Lembur (5 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu)
 Upah lembur pada saat waktu istirahat mingguan dan libur nasional: (i) 2 kali upah
sejam untuk jam pertama hingga kedelapan kerja lembur, (ii) 3 kali upah sejam untuk
jam kesembilan lembur, dan (iii) 4 kali upah sejam untuk jam kesepuluh, kesebelas,
dan kedua belas kerja lembur.
Perhitungan Upah Lembur
 Perhitungan upah kerja lembur berdasarkan upah bulanan dengan rumus: 1/173 *
upah bulanan
 Apabila upah harian, upah bulanan: (i) upah harian x 25 kali (untuk 6 hari kerja
seminggu), atau (ii) upah harian x 21 kali (untuk 5 hari kerja seminggu).
 Jika upah berdasarkan satuan hasil, upah bulanan: upah sebulan setara dengan rata-
rata penghasilan dalam 12 bulan terakhir.
Pengupahan
Pengupahan
Ketentuan mengenai pengupahan diatur lebih lanjut dalam PP No. 36/2021 tentang
Pengupahan. PP No. 36/2021 mencabut PP No. 78/2015
Pengupahan
Upah Minimum
 Tidak ada lagi Upah Minimum Sektoral.
 Upah minimum terdiri dari:
a. Upah Minimum Provinsi;
b. Upah Minimum Kabupaten/Kota dengan syarat tertentu.
 Upah minimum ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan
(variabelnya adalah paritas daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja dan median
upah).
 Syarat tertentu untuk UMK adalah pertumbuhan ekonomi daerah atau inflasi pada
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Catatan:
Sebelumnya upah minimum ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan
memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Pengupahan (Cont’d)
Upah Minimum untuk Usaha Mikro dan Kecil
 Upah ditentukan melalui kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja, dengan
ketentuan:
a. paling sedikit 50% dari rata-rata konsumsi masyarakat di tingkat provinsi; dan
b. upah yang disepakati paling sedikit 25% di atas garis kemiskinan tingkat provinsi.
 Rata-rata konsumsi masyarakat dan garis kemiskinan menggunakan data yang
bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik
Kriteria Usaha Mikro dan Kecil
 Usaha mikro dan kecil yang dikecualikan dari ketentuan upah minimum wajib
mempertimbangkan faktor:
a. menggunakan sumber daya tradisional;
b. tidak bergerak pda usaha berteknologi dan tidak padat modal.
Pengupahan (Cont’d)
Upah Per Jam bagi Pekerja Paruh Waktu
 Upah per jam hanya dapat diperuntukkan bagi pekerja paruh waktu.
 Bekerja paruh waktu adalah bekerja kurang dari 7 jam dalam 1 hari dan kurang dari
35 jam dalam 1 minggu
 Kesepakatan upah per jam antara pengusaha dan pekerja tidak boleh lebih rendah dari
hasil perhitungan formula sebagai berikut:
Upah per jam: Upah sebulan
126
Pengupahan – Cont’d
Daluwarsa Penuntutan Upah
 UU Cipta Kerja menghapus ketentuan mengenai tuntutan pembayaran upah dan
segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah
melampaui 2 tahun sejak timbulnya hak
Catatan:
Ketentuan ini sebelumnya telah dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
oleh Putusan MK No. 100/PUU-X/2012
Sanksi Pidana
 Pemberi kerja yang tidak membayar upah kepada pekerja (i) sesuai dengan
kesepakatan, atau (ii) di bawah ketentuan upah minimun dikenakan sanksi pidana
maksimum 4 tahun penjada dan/atau denda Rp100 juta hingga Rp400 juta
Pemutusan Hubungan
Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja
Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja diatur lebih lanjut dalam PP No.
35/2021
Pemutusan Hubungan Kerja - Mekanisme
Surat pemberitahuan
PHK kepada pekerja
(maks 14 hari kerja
sebelum PHK)
Perundingan bipartit
Mekanisme
penyelesaian
perselisihan hubungan
industrial
menolak
Perundingan gagal
tidak menolak
Surat penolakan oleh
Pekerja
(maks 7 hari kerja
setelah pemberitahuan
PHK diterima)
Pengusaha
melaporkan PHK ke
Menaker dan/atau
Disnaker
Kabupaten/Kota
Pemutusan Hubungan Kerja – PHK yang Tidak Memerlukan
Pemberitahuan dan Hak Pekerja
Tidak Memerlukan Pemberitahuan PHK
 PHK tidak memerlukan pemberitahuan, apabila:
a. Pekerja mengundurkan diri atas kemauan sendiri
b. Berakhir hubungan kerjanya sesuai dengan PKWT
c. Pekerja mencapai usia pensiun
d. Pekerja meninggal dunia
Hak-Hak Pekerja
 Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK), Uang Penggantian Hak,
dan Uang Pisah
Catatan:
Pelanggaran terhadap kewajiban pembayaran uang pesangon, UPMK dan uang
penggantian hak dapat dikenai sanksi pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling
lama 4 tahun, dan denda paling sedikit Rp100 juta dan paling banyak Rp400 juta.
Pemutusan Hubungan Kerja – Besaran Pesangon
 Pesangon diberikan, dengan ketentuan:
a. 1 bulan upah untuk masa kerja kurang dari 1 tahun
b. 2 bulan upah untuk masa kerja 1 tahun kurang dari 2 tahun
c. 3 bulan upah untuk masa kerja 2 tahun kurang dari 3 tahun
d. 4 bulan upah untuk masa kerja 3 tahun kurang dari 4 tahun
e. 5 bulan upah untuk masa kerja 4 tahun kurang dari 5 tahun
f. 6 bulan upah untuk masa kerja 5 tahun kurang dari 6 tahun
g. 7 bulan upah untuk masa kerja 6 tahun kurang dari 7 tahun
h. 8 bulan upah untuk masa kerja 7 tahun kurang dari 8 tahun
i. 9 bulan upah untuk masa kerja 8 tahun atau lebih
Pemutusan Hubungan Kerja – Besaran UPMK
 UPMK diberikan, dengan ketentuan:
a. 2 bulan upah untuk 3 tahun kurang dari 6 tahun masa kerja
b. 3 bulan upah untuk 6 tahun kurang dari 9 tahun masa kerja
c. 4 bulan upah untuk 9 tahun kurang dari 12 tahun masa kerja
d. 5 bulan upah untuk 12 tahun kurang dari 15 tahun masa kerja
e. 6 bulan upah untuk 15 tahun kurang dari 18 tahun masa kerja
f. 7 bulan upah untuk 18 tahun kurang dari 21 tahun masa kerja
g. 8 bulan upah untuk 21 tahun kurang dari 24 tahun masa kerja
h. 10 bulan upah untuk 24 tahun masa kerja atau lebih
Pemutusan Hubungan Kerja – Uang Penggantian Hak
 Uang Penggantian Hak, meliputi:
a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur
b. Ongkos untuk memulangkan pekerja dan keluarganya ke tempat pekerja
diterima bekerja
c. Hal-hal lainnya yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
Pemutusan Hubungan Kerja – Program Pensiun
 Pengusaha yang mengikutsertakan pekerja dalam program pensiun, sesuai ketentuan
per-uu-an di bidang dana pensiun, iuran yang dibayar oleh pengusaha dapat
diperhitungkan sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban pengusaha atas pesangon,
UPMK, dan uang penggantian hak, serta uang pisah akibat PHK
 Apabila perhitungan manfaat dari program pensiun lebih kecil dari jumlah (i)
pesangon, (ii) UPMK, dan (iii) uang pisah, maka selisihnya dibayar oleh pengusaha
Contoh:
o Pesangon yang seharusnya diterima: Rp15jt
o Besarnya manfaat program pensiun yang diterima Rp10jt
o Iuran program pensiun ditanggung 60% oleh pengusaha dan 40% oleh pekerja
o Jumlah kewajiban yang masih harus dibayarkan pengusaha, dihitung dengan cara
[Rp15jt-(60% x Rp10jt)] = Rp9jt
Pemutusan Hubungan Kerja – Usaha Mikro dan Kecil
 Usaha mikro dan kecil wajib membayar uang pesangon, UPMK, uang
penggantian hak, dan uang pisah kepada pekerja akibat PHK dengan besar
yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja
Pemutusan Hubungan Kerja – Uang Pisah
 UU Cipta Kerja menghapus ketentuan mengenai syarat-syarat bagi pekerja
yang berhak untuk menerima uang pisah, yaitu (i) jabatan pekerja tidak
secara langsung mewakili kepentingan perusahaan, (ii) menyampaikan
pemberitahuan pengunduran diri 30 hari sebelum pengunduran diri, (iii) tidak
dalam ikatan dinas, dan (iv) pekerja melaksanakan kewajibannya sampai
dengan tanggal pengunduran diri
 PP No. 35/2021 mengatur bahwa besarnya uang pisah diatur dalam perjanjian
kerja/peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Corporate Action
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPM
K
UPH Uang
Pisah
Perusahaan melakukan
penggabungan, peleburan, atau
pemisahan, dan pekerja tidak
bersedia melanjutkan
hubungan kerja atau pengusaha
tidak bersedia menerima
pekerja.
1x 1x Ya Tidak
PHK oleh perusahaan akibat
pengambilalihan perusahaan.
1x 1x Ya Tidak
Pengambilalihan perusahaan
yang mengakibatkan
perubahan syarat kerja, dan
pekerja tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja.
0,5 x 1x Ya Tidak Perubahan syarat kerja
adalah perubahan hak dan
kewajiban.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Kerugian Perusahaan, Perusahaan
Tutup atau Force Majeure
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPM
K
UPH Uang
Pisah
PHK oleh pengusaha karena
efesiensi perusahaan akibat
kerugian yang dialami
perusahaan.
0,5x 1x Ya Tidak Kerugian dibuktikan antara
lain dengan hasil audit
internal atau eksternal.
PHK oleh pengusaha karena
efesiensi untuk mencegah
kerugian perusahaan.
1x 1x Ya Tidak Pencegahan kerugian antara
lain ditandai potensi
penurunan produktivitas
atau laba yang berdampak
pada operasional
perusahaan.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Kerugian Perusahaan, Perusahaan
Tutup atau Force Majeure (Cont’d)
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
PHK oleh pengusaha karena
perusahaan tutup karena
kerugian secara terus menerus
2 tahun atau kerugian tidak
secara terus menerus 2 tahun.
0,5 x 1x Ya Tidak Perusahaan berhenti
beroperasi atau tidak
mampu melanjutkan proses
produksi akibat kerugian
walaupun belum mencapai
2 tahun. Kerugian
dibuktikan antara lain
berdasar hasil audit internal
atau eksternal.
PHK oleh perusahaan karena
perusahaan tutup bukan akibat
dari kerugian.
1x 1x Ya Tidak
PHK oleh perusahaan karena
perusahaan tutup akibat force
majeure.
0,5 x 1x Ya Tidak
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Kerugian Perusahaan, Perusahaan
Tutup atau Force Majeure (Cont’d)
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
PHK oleh perusahaan karena
force majeure, namun tidak
menyebabkan perusahaan
tutup.
0,75 x 1x Ya Tidak
Alasan PHK dan Hak Pekerja – PKPU atau Kepailitan
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
PHK oleh pengusaha karena
perusahaan dalam PKPU akibat
dari kerugian perusahaan.
0,5 x 1x Ya Tidak
PHK oleh pengusaha karena
perusahaan dalam PKPU, dan
bukan akibat kerugian
perusahaan.
1x 1x Ya Tidak
Perusahaan dalam status pailit. 0,5 x 1x Ya Tidak Pembayaran dilakukan oleh
kurator.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Permohonan PHK akibat
Pelanggaran oleh Pengusaha
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
PHK oleh pengusaha karena
permohonan PHK dari pekerja
dengan alasan adanya pelanggaran
oleh pengusaha.
1 x 1x Ya Tidak Pelanggaran oleh pengusaha:
• Menganiaya, menghina,
mengancam
• Menyuruh lakukan
pekerjaan bertentangan
dengan UU
• Tidak bayar upah 3 bulan
berturut-turut
• Tidak melaksanakan
kewajiban yang
diperjanjikan
• Memberikan pekerjaan
membahayakan
PHK oleh pengusaha karena
putusan Lembaga PHI menyatakan
pengusaha tidak melakukan
pelanggaran.
Tidak Tidak Ya Ya
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Pengunduran Diri atau Mangkir
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Pekerja mengundurkan diri atas
kemauan sendiri.
Tidak Tidak Ya Ya Syarat pengunduran diri (i)
mengajukan permohonan
secara tertulis paling lambat
30 hari sebelum tanggal
mulai mengundurkan diri,
(ii) tidak terikat dalam
ikatan dinas, (iii) tetap
menjalankan kewajiban
sampai tanggal mulai
pengunduran diri.
PHK oleh pengusaha karena
pekerja mangkir selama 5 hari
kerja atau lebih berturut-turut
tanpa keterangan tertulis
dengan bukti yang sah.
Tidak Tidak Ya Ya Syarat PHK, pengusaha
telah memanggil pekerja
secara tertulis sebanyak 2
kali secara patut.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Pelanggaran Perjanjian Kerja, PP
atau PKB
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Melakukan pelanggaran
ketentuan dalam Perjanjian
Kerja, PP, atau PKB dan
sebelumnya telah diberikan SP
I, SP II, dan SP III berturut-
turut.
0.5x 1x Ya Tidak  Jangka waktu masing-
masing SP adalah 6
bulan. Pelanggaran
selama jangka waktu SP
I, diberikan SP II, dan
seterusnya sampai SP
III. Pelanggaran dalam
jangka waktu SP III,
pengusaha dapat
melakukan PHK.
 Perjanjian Kerja, PP,
dan PKB dapat memuat
pelanggaran tertentu
yang dapat diberikan SP
pertama dan terakhir.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Pelanggaran Perjanjian Kerja, PP
atau PKB (Cont’d)
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Melakukan pelanggaran yang
bersifat mendesak sebagaimana
diatur dalam Perjanjian Kerja,
PP, atau PKB (dapat dilakukan
tanpa pemberitahuan).
Tidak Tidak Ya Ya Contoh pelanggaran
bersifat mendesak, antara
lain:
a. penipuan, pencurian,
penggelapan
barang/uang
Perusahaan
b. memberikan keterangan
palsu yang merugikan
c. mabuk
d. perbuatan asusila
e. menganiaya rekan
pekerja.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Terlibat dalam Tindak Pidana
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Pekerja tidak dapat melakukan
pekerjaan selama 6 bulan
akibat ditahan karena
melakukan tindak pidana yang
menyebabkan kerugian bagi
perusahaan
Tidak Tidak Ya Ya
Pekerja dinyatakan bersalah
berdasarkan putusan
pengadilan atas tindak pidana
yang menyebabkan kerugian
bagi perusahaan sebelum
berakhirnya 6 bulan
penahanan.
Tidak Tidak Ya Ya
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Terlibat dalam Tindak Pidana
(Cont’d)
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Pekerja tidak dapat melakukan
pekerjaan selama 6 bulan
akibat ditahan karena
melakukan tindak pidana yang
tidak menyebabkan kerugian
bagi perusahaan
Tidak 1x Ya Tidak
Pekerja dinyatakan bersalah
berdasarkan putusan
pengadilan atas tindak pidana
yang tidak menyebabkan
kerugian bagi perusahaan
sebelum berakhirnya 6 bulan
penahanan
Tidak 1x Ya Tidak Apabila putusan pengadilan
memutuskan perkara
sebelum berakhirnya 6
bulan dan pekerja
dinyatakan tidak bersalah,
Pengusaha wajib
mempekerjakan pekerja
kembali.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Terlibat dalam Tindak Pidana
(Cont’d)
Kewajiban Pengusaha
 Dalam hal pekerja ditahan karena melakukan tindak pidana, Pengusaha tidak wajib
membayar upah, tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga pekerja yang
menjadi tanggungannya, dengan ketentuan sebagai berikut:
• 1 orang tanggungan, 25% upah
• 2 orang tanggungan, 35% upah
• 3 orang tanggungan, 45% upah
• 4 orang tanggungan, 50% upah
 Diberikan untuk paling lama 6 bulan sejak hari pertama pekerja ditahan.
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Sakit Berkepanjangan
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Pekerja mengalami sakit
berkepanjangan atau cacat
akibat kecelakaan kerja dan
tidak dapat melakukan
pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 bulan
2x 1x Ya Tidak PHK dapat dilakukan oleh
pengusaha atau atas
permintaan pekerja
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Mencapai Usia Pensiun
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Pekerja memasuki usia pensiun 1.75x 1x Ya Tidak
Alasan PHK dan Hak Pekerja – Meninggal Dunia
Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan
Pesangon UPMK UPH Uang
Pisah
Pekerja meninggal dunia 2x 1x Ya Tidak Diberikan kepada ahli
warisnya
Penggunaan Tenaga
Kerja Asing
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Ketentuan penggunaan tenaga kerja asing diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah No. 34/2021. PP No. 34/2021 mencabut Perpres No. 20/2018
Pemberi Kerja TKA
 Meliputi:
 Instansi Pempus, perwakilan negara asing, dan badan internasional
 Kantor perwakilan dagang asing, KPPA, dan kantor berita asing
 Perusahaan swasta asing di Indonesia
 Badan hukum (PT, yayasan) yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, atau badan
usaha asing yang terdaftar di instansi yang berwenang
 Lembaga sosial, keagamaan, pendidikan, kebudayaan
 Usaha jasa impersariat
 Badan usaha sepanjang diperbolehkan UU menggunakan TKA
Catatan: UU Cipta Kerja memperbolehkan usaha mikro dan usaha kecil didirikan oleh 1 pemegang
saham, namun Perseroan terbatas berbentuk badan hukum perorangan tidak dapat mempekerjakan
TKA
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Hubungan Kerja
 TKA hanya dapat dipekerjakan untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu,
serta memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang diduduki
 Jabatan tertentu ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat masukan dari
Kementerian atau Lembaga terkait, saat ini “jabatan tertentu” yang dapat
diduduki oleh TKA diatur dalam Kepmenaker No. 349/2019
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Pemberi Kerja TKA
 Pemberi kerja TKA dapat mempekerjakan TKA yang sedang dipekerjakan oleh
pemberi kerja TKA lain untuk jabatan yang sama, sebagai: (i) direktur atau komisaris;
atau (ii) TKA pada sektor pendidikan dan pelatihan vokasi, sektor ekonomi digital,
dan sektor migas bagi kontraktor kerja sama
Catatan: Perpres No. 20/2018 mengatur bahwa pemberi kerja TKA pada sektor tertentu
dapat mempekerjakan TKA yang sedang dipekerjakan TKA lain dalam jabatan yang
sama
 Wajib memenuhi persyaratan: (i) TKA harus mendapatkan persetujuan dari pemberi
kerja pertama; (ii) TKA dipekerjakan paling lama sampai dengan berakhirnya jangka
waktu Pengesahan RPTKA pemberi kerja TKA pertama; dan (iii) setiap pemberi kerja
wajib memperoleh Pengesahan RPTKA
Catatan: Perpres No. 18/2020 mengatur jangka waktu kerja TKA tersebut paling lama
sampai dengan berakhirnya masa kerja berdasarkan kontrak dengan pemberi kerja
pertama
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Kewajiban Pemberi Kerja
 Menunjuk TKI sebagai tenaga kerja pendamping TKA untuk alih teknologi dan alih
keahlian
 Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja pendamping TKA
sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki TKA
 Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bahasa Indonesia kepada TKA
 Kewajiban-kewajiban di atas tidak berlaku bagi TKA yang menjabat sebagai:
a. Direktur atau komisaris
b. Kepala kantor perwakilan
c. Pembina, pengurus, dan pengawas yayasan; dan
d. TKA yang dipekerjakan untuk pekerjaan yang bersifat sementara
Catatan: Perpres No. 20/2018 hanya membebaskan kewajiban-kewajiban di atas bagi
TKA yang menjabat sebagai Direksi dan/atau Komisaris
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Kewajiban Pemberi Kerja (Cont’d)
 Memulangkan TKA ke negara asalnya pada saat perjanjian kerja berakhir
 Mendaftarkan tenaga kerja asing dalam (i) program jaminan sosial nasional
bagi tenaga kerja asing yang bekerja lebih dari 6 bulan, atau (i) dalam
program asuransi perusahaan asuransi bagi TKA yang bekerja kurang dari 6
bulan (Program asuransi sekurang-kurangnya mencakup risiko kecelakaan
kerja)
Catatan: Dalam Perpres No. 20/2018, pemberi kerja TKA wajib menjamin
TKA terdaftar dalam jaminan sosial ketenagakerjaan/polis asuransi perusahaan
asuransi berbadan hukum bagi TKA yang bekerja lebih dari 6 bulan
 Memperoleh pengesahan Rencana Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing
(“RPTKA”) serta perpanjangannya
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Larangan
 Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan TKA
 Pemberi kerja dilarang mempekerjakan TKA rangkap jabatan pada
perusahaan yang sama
 Pemberi kerja dilarang mempekerjakan TKA pada jabatan yang mengurusi
personalia
Catatan: Dalam Perpres No. 20/2018, diatur bahwa TKA dilarang menduduki
jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan tertentu yang ditetapkan
Menteri.
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Flowchart Pengesahan RPTKA
Permohonan
disampaikan
Pemberi Kerja
secara daring
Penilaian Kelayakan
oleh Menteri
Hasil Penilaian
Kelayakan
diterbitkan
Pemberi Kerja
menyampaikan data
calon TKA secara
daring
Verifikasi data calon
TKA oleh Menteri
Pemberi Kerja
membayar DKPTKA
Pengesahan RPTKA
diterbitkan oleh
Menteri
Menteri sampaikan data calon TKA
kepada Menkumham sebagai
rekomendasi visa dan izin tinggal
2 Hari
Kerja
2 Hari
Kerja
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Flowchart Pengesahan RPTKA Perpanjangan
2 Hari
Kerja
Permohonan
disampaikan
Pemberi Kerja
secara daring
30 hari sebelum
berakhirnya
Pengesahan
RPTKA
Pengesahan
RPTKA
Perpanjangan
diterbitkan
oleh Menteri
Catatan:
Pengesahan RPTKA
Perpanjangan digunakan
sebagai rekomendasi untuk
mendapatkan izin tinggal
dalam rangka bekerja bagi
TKA
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Perubahan Pengesahan RPTKA
 Perubahan Pengesahan RPTKA, mengenai:
 Alamat pemberi kerja
 Identitas TKA
 Lokasi kerja TKA
 Nama tenaga kerja pendamping
 Perubahan Pengesahan RPTKA diterbitkan paling lama 2 hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
DKPTKA
 Pemberi kerja TKA wajib membayar DKPTKA untuk setiap TKA yang dipekerjakan
 Pembayaran DKPTKA dilakukan sesuai dengan jangka waktu TKA bekerja di
wilayah Indonesia
 Dilakukan setelah menerima kode billing pembayaran DKPTKA
Catatan: Dalam Perpres No. 20/2018, pembayaran DKPTKA dilakukan setelah pemberi
kerja TKA menerima notifikasi
• Pengecualian:
• Instansi Pempus
• Perwakilan negara asing
• Badan internasional
• Lembaga sosial
• Lembaga keagamaan
• Jabatan tertentu di lembaga pendidikan
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
RPTKA
 Pengesahan RPTKA terdiri dari:
• RPTKA untuk pekerjaan bersifat sementara
Diterbitkan hanya untuk 6 bulan dan tidak dapat diperpanjang. Contoh: (i) pembuatan
film komersil, (ii) audit, kendali mutu produksi, inspeksi pada kantor cabang, (iii)
pekerjaan terkait pemasangan mesin dan elektrikal, purna jual, atau produk dalam
masa penjajakan usaha, (iv) pekerjaan sekali selesai/kurang dari 6 bulan
• RPTKA untuk pekerjaan lebih dari 6 bulan
Diterbitkan untuk 2 tahun dan dapat diperpanjang
• RPTKA non-DKPTKA
Diterbitkan untuk 2 tahun dan dapat diperpanjang. Diterbitkan untuk instansi
Pemerintah, perwakilan asing, badan internasional, lembaga sosial, dan badan
keagamaan
• RPTKA KEK (Kawasan Ekonomi Khusus)
Diterbitkan untuk 5 tahun dan dapat diperpanjang. Untuk jabatan direktur atau
komisaris, RPTKA KEK berlaku selama ia menjabat sebagai direktur atau komisaris
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Pengecualian Pengesahan RPTKA
 Pengesahan RPTKA tidak berlaku bagi:
a. Direktur/komisaris dengan kepemilikan saham atau pemegang saham sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
b. Pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor perwakilan negara asing
c. TKA yang dibutuhkan pemberi kerja TKA pada (i) kegiatan produksi yang
terhenti karena keadaan darurat, (ii) vokasi, (iii) start-up, (iv) kunjungan bisnis,
dan (v) penelitian dalam jangka waktu tertentu
TKA pada Start-Up dan Vokasi
 Untuk mempekerjakan TKA pada start-up dan vokasi, pemberi kerja TKA harus
menyampaikan data calon TKA secara daring kepada Menaker, kemudian Menaker
akan menyampaikan data calon TKA kepada Menkumham sebagai rekomendasi
untuk mendapatkan visa dan izin tinggal dalam rangka bekerja
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
TKA pada Start-Up dan Vokasi
 Masa kerja TKA di perusahaan rintisan (start-up) dan vokasi diberikan paling lama 3
bulan.
 Apabila pemberi kerja bermaksud mempekerjakan TKA lebih dari jangka waktu
tersebut, maka pemberi kerja harus mendapatkan Pengesahan RPTKA. Permohonan
Pengesahan RPTKA harus diajukan oleh pemberi kerja 2 minggu sebelum
berakhirnya jangka waktu tersebut.
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanBagoes Prasetya
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjamuhammad hamdi
 
Karinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Usaha
Karinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama UsahaKarinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Usaha
Karinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama UsahaWordpress Instant
 
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/BuruhCut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruhcutzurnali
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Surat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerjaSurat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerjaVika Yurista
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Kacung Abdullah
 
Surat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS Worldwide
Surat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS WorldwideSurat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS Worldwide
Surat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS WorldwideRamanda Hadi
 
Perjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoranPerjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoranBangunKaryaMarta
 
Contoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-order
Contoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-orderContoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-order
Contoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-orderTitisan Revan
 
Contoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerjaContoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerjaAmelia Fitri
 

Tendances (20)

MOGOK KERJA
MOGOK KERJAMOGOK KERJA
MOGOK KERJA
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerja
 
Contoh KPI SDM dan HR
Contoh KPI SDM dan HR Contoh KPI SDM dan HR
Contoh KPI SDM dan HR
 
Karinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Usaha
Karinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama UsahaKarinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Usaha
Karinovcoid - Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Usaha
 
Lks bipartit 4
Lks bipartit 4Lks bipartit 4
Lks bipartit 4
 
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/BuruhCut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
 
TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)
TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)
TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)
 
PHK
PHKPHK
PHK
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Peraturan Perusahaan
Peraturan PerusahaanPeraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan
 
Surat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerjaSurat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerja
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Surat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS Worldwide
Surat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS WorldwideSurat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS Worldwide
Surat perjanjian kontrak kerja freelance 2013 CDS Worldwide
 
Perjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoranPerjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoran
 
Contoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-order
Contoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-orderContoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-order
Contoh surat-pemesanan-barang-atau-purchase-order
 
Contoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerjaContoh perjanjian kontrak kerja
Contoh perjanjian kontrak kerja
 
Motivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPTMotivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPT
 

Similaire à Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja

Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptxPresentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptxmelzmelone
 
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdfApindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdfRickyNoverto1
 
Tata cara membuat peraturan perusahaan
Tata cara membuat peraturan perusahaanTata cara membuat peraturan perusahaan
Tata cara membuat peraturan perusahaanDian Rini
 
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdfmateri bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdfBimtekHI
 
Aspek MSDM (Manajemen Functional)
Aspek MSDM (Manajemen Functional)Aspek MSDM (Manajemen Functional)
Aspek MSDM (Manajemen Functional)Mohammad Mustaqim
 
Panduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis Karyawan
Panduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis KaryawanPanduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis Karyawan
Panduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis KaryawanNovia Widya Utami
 
Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...
Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...
Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...AzmiNasti
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docMeneerGultom
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah  ketenagakerjaanMatakuliah  ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanZul Kifli
 
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdfchondroc
 
Bagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syarat
Bagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syaratBagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syarat
Bagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syaratOperator Warnet Vast Raha
 
HUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptxHUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptxssuser26622a
 
PP Nomor 35 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 35 Tahun 2021.pdfPP Nomor 35 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 35 Tahun 2021.pdffajarzega1
 
PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...
PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...
PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...Imam Prastio
 

Similaire à Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja (20)

Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptxPresentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
 
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdfApindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
 
fgd bidakara.pptx
fgd bidakara.pptxfgd bidakara.pptx
fgd bidakara.pptx
 
Tata cara membuat peraturan perusahaan
Tata cara membuat peraturan perusahaanTata cara membuat peraturan perusahaan
Tata cara membuat peraturan perusahaan
 
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdfmateri bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
 
Aspek MSDM (Manajemen Functional)
Aspek MSDM (Manajemen Functional)Aspek MSDM (Manajemen Functional)
Aspek MSDM (Manajemen Functional)
 
Panduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis Karyawan
Panduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis KaryawanPanduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis Karyawan
Panduan Mudah Menghitung Gaji Sesuai Jenis Karyawan
 
Merumahkan karyawan
Merumahkan karyawanMerumahkan karyawan
Merumahkan karyawan
 
Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...
Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...
Peraturan-Pemerintah-Nomor-35-tahun-2021-Perjanjian-Kerja-Waktu-Tertentu-Alih...
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah  ketenagakerjaanMatakuliah  ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
 
Bagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syarat
Bagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syaratBagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syarat
Bagaimana membuat kontrak kerja yang memenuhi syarat
 
HUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptxHUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptx
 
04.kepmen.100 2004.pkwt
04.kepmen.100 2004.pkwt04.kepmen.100 2004.pkwt
04.kepmen.100 2004.pkwt
 
PP Nomor 35 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 35 Tahun 2021.pdfPP Nomor 35 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 35 Tahun 2021.pdf
 
PP_Nomor_35_Tahun_2021.pdf
PP_Nomor_35_Tahun_2021.pdfPP_Nomor_35_Tahun_2021.pdf
PP_Nomor_35_Tahun_2021.pdf
 
PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...
PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...
PP No. 35 Tahun 2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Wakt...
 
PP352021.pdf
PP352021.pdfPP352021.pdf
PP352021.pdf
 
Waktu kerja lembur.pdf
Waktu kerja lembur.pdfWaktu kerja lembur.pdf
Waktu kerja lembur.pdf
 

Plus de Leks&Co

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanLeks&Co
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilLeks&Co
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusLeks&Co
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal DraftingLeks&Co
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Leks&Co
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Leks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSLeks&Co
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTILeks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiLeks&Co
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreementLeks&Co
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasLeks&Co
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanLeks&Co
 

Plus de Leks&Co (20)

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker properti
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreement
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
 

Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja

  • 1. Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja Ivor Pasaribu
  • 2. Outline Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Alih Daya Lembur Pengupahan Pemutusan Hubungan Kerja Penggunaan Tenaga Kerja Asing
  • 4. PKWT – Perubahan UU Ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja  PKWT dibuat berdasarkan (i) jangka waktu, atau (ii) selesainya suatu pekerjaan tertentu;  Jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu diatur dalam perjanjian kerja;  Ketentuan lebih lanjut PKWT diatur dalam Peraturan Pemerintah.
  • 5. PKWT Jangka waktu Selesainya pekerjaan tertentu Bersifat musiman Diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama Berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan Sekali selesai Sifat sementara Maksimal 5 tahun Lamanya waktu berdasarkan kesepakatan PKWT – PP 35/2021 Perjanjian kerja harian Pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam waktu dan volume pekerjaan, dan pembayaran upah berdasarkan kehadiran Kurang dari 21 hari dalam 1 bulan Jenis PKWT Jenis Pekerjaan Tertentu Jangka Waktu
  • 6. PKWT berdasarkan Jangka Waktu Jenis Pekerjaan Tertentu Keterangan  Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaian dalam waktu tidak terlalu lama.  Pekerjaan dilaksanakan paling lama 5 tahun  Pekerjaan bersifat musiman.  Pekerjaan yang pelaksanaannya bergantung pada (i) musim atau cuaca, atau (ii) kondisi tertentu.  Pekerjaan berhubungan dengan (i) produk baru, (ii) kegiatan baru, atau (iii) produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.  Produk baru adalah produk yang sebelumnya belum pernah ada atau pengembangan produk yang sudah ada. Kegiatan baru adalah usaha yang baru dilaksanakan oleh perusahaan. *Jangka waktu keseluruhan PKWT beserta perpanjangannya tidak lebih dari 5 tahun
  • 7. PKWT berdasarkan Selesainya Pekerjaan Tertentu Jenis Pekerjaan Tertentu Keterangan Pekerjaan sekali selesai  Berdasarkan kesepakatan para pihak dalam Perjanjian Kerja.  Kesepakatan memuat (i) ruang lingkup dan batasan suatu pekerjaan yang dinyatakan selesai, dan (ii) lamanya waktu penyelesaian pekerjaan disesuaikan dengan selesainya pekerjaan.  PKWT putus demi hukum saat selesainya pekerjaan, dan apabila belum selesai dapat diperpanjang sampai batas waktu tertentu hingga pekerjaan selesai. Pekerjaan yang bersifat sementara.
  • 8. Perjanjian Kerja Harian Jenis Pekerjaan Tertentu Keterangan  Pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaannya; dan  Perjanjian kerja harus dibuat secara tertulis, dan dapat dibuat secara kolektif;  Jangka waktu kerja kurang dari 21 hari dalam 1 bulan;  Hubungan kerja demi hukum menjadi PKWTT apabila (i) bekerja 21 hari atau lebih, (ii) selama 3 bulan berturut- turut;  Pembayaran upah berdasarkan kehadiran.
  • 9. Isi dan Pencatatan PKWT  PKWT paling sedikit memuat: a. nama, alamat Perusahaan, dan jenis usaha; b. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat Pekerja/Buruh; c. jabatan atau jenis pekerjaan; d. tempat pekerjaan; e. besaran dan cara pembayaran Upah; f. hak dan kewajiban Pengusaha dan Pekerja/Buruh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau syarat kerja yang diatur dalam PP atau PKB; g. mulai dan jangka waktu berlakunya PKWT; h. tempat dan tanggal PKWT dibuat; dan i. tanda tangan para pihak dalam PKWT.  Pengusaha mencatatkan PKWT pada Kementrian Ketenagakerjaan secara daring paling lambat 3 hari kerja sejak penandatanganan PKWT.
  • 10. Uang Kompensasi kepada Pekerja dengan PKWT  Uang kompensasi diberikan saat berakhirnya PKWT.  Apabila PKWT diperpanjang, (i) uang kompensasi diberikan saat selesainya jangka waktu PKWT awal (sebelum perpanjangan), dan (ii) uang kompensasi berikutnya setelah berakhirnya perpanjangan jangka waktu PKWT.  Tidak berlaku untuk pekerja yang bekerja kurang dari 1 bulan (secara terus menerus).  Tidak berlaku bagi TKA.  Uang kompensasi tetap wajib dibayar pengusaha dalam hal salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu PKWT.  Bagi PKWT yang belum berakhir saat berlakunya PP 35/2021, uang kompensasi dihitung berdasarkan masa kerja, yang perhitungannya dimulai sejak tanggal diundangkannya UU Cipta Kerja (2 November 2020).
  • 11. Uang Kompensasi kepada Pekerja dengan PKWT (Cont’d) Perhitungan Uang Kompensasi  Untuk pekerja yang bekerja 12 bulan terus menerus, kompensasi diberikan sebesar 1 bulan upah.  Untuk pekerja yang telah bekerja 1 bulan namun kurang dari 12 bulan, kompenasi dihitung dengan rumus: (masa kerja / 12) * 1 bulan upah  Untuk pekerja yang bekerja lebih dari 12 bulan, besarnya kompensasi dihitung dengan rumus: (masa kerja / 12) * 1 bulan upah.  Perhitungan kompensasi untuk usaha mikro dan usaha kecil berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja. Komponen Upah sebagai Dasar Perhitungan Uang Kompensasi:  Terdiri dari (i) upah pokok dan (ii) tunjangan tetap.  Apabila komponen upah tidak terdiri dari (i) upah pokok dan (ii) tunjangan tetap, maka perhitungan kompensasi dihitung berdasarkan upah tanpa tunjangan.  Apabila komponen upah terdiri dari (i) upah pokok dan (ii) tunjangan tidak tetap, maka dasar perhitungan kompensasi adalah upah pokok.
  • 13. Alih Daya - Perubahan UU Ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja  UU Cipta Kerja menghapus ketentuan mengenai: a. penyerahan sebagian pekerjaan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau perjanjian penyediaan jasa pekerja; b. persyaratan pemborongan dan penyediaan jasa pekerja; c. syarat-syarat pekerjaan yang dapat dilakukan pemborongan dan penyediaan jasa pekerja; d. peralihan hubungan kerja dari perusahaan pemborongan/penyediaan jasa pekerja ke perusahaan pemberi pekerjaan dalam hal tidak dipenuhinya persyaratan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan.
  • 14. Alih Daya - Perubahan UU Ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja (Cont’d)  UU Cipta Kerja memperkenalkan istilah Perusahaan Alih Daya.  Hubungan kerja antara Perusahaan Alih Daya dan Pekerja adalah berdasarkan PKWT atau PKWTT, wajib dibuat tertulis.  Perusahaan Alih Daya bertanggung jawab atas pelindungan pekerja, upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, dan perselisihan yang timbul.  Khusus hubungan kerja dengan PKWT, perjanjian kerja harus mensyaratkan pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja (hak-hak bagi pekerja minimal sama dengan hak-hak yang diberikan oleh perusahaan alih daya sebelumnya) apabila terjadi pergantian perusahaan alih daya dan objek pekerjaan tetap ada (pekerjaan yang ada pada 1 perusahaan pemberi pekerjaan yang sama).  Perusahaan alih daya berbentuk badan hukum dan memenuhi Perizinan Berusaha.
  • 15. Alih Daya – PP 35/2021  Pelindungan pekerja, upah, kesejahteraan, syarat kerja, dan perselisihan yang timbul diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.  Persyaratan pengalihan pelindungan hak pekerja merupakan jaminan atas kelangsungan bekerja bagi pekerja yang memiliki hubungan kerja dengan Perusahaan Alih Daya dengan PKWT.  Perusahaan Alih Daya bertanggung jawab atas pemenuhan hak pekerja apabila pekerja tidak memperoleh jaminan atas kelangsungan bekerja.
  • 17. Lembur Waktu Kerja Lembur  Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling lama 4 jam sehari dan 18 jam dalam 1 minggu, tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi. Catatan: Dalam UU Ketenagakerjaan dan Kepmenaker 102/2004 sebelumnya mengatur waktu kerja lembur maksimal 3 jam sehari dan 14 jam seminggu. Ketentuan mengenai lembur diatur lebih lanjut dalam PP 35/2021
  • 18. Lembur – Cont’d Golongan Jabatan Tertentu yang Dikecualikan  Kewajiban membayar upah lembur dikecualikan bagi pekerja yang bekerja dalam golongan jabatan tertentu, yang memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana, dan/atau pengendali jalannya perusahaan dengan waktu kerja tidak dibatasi dan mendapat upah yang lebih tinggi (“Jabatan Tertentu”)  Pengaturan golongan Jabatan Tertentu diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.  Jika tidak diatur, maka pengusaha wajib bayar upah lembur.
  • 19. Lembur – Cont’d Sektor Usaha atau Pekerjaan Tertentu yang Dikecualikan  Ketentuan waktu kerja lembur tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.  Pelaksanaan waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sesuai dengan waktu kerja yang telah ditetapkan oleh Menaker. Catatan: Saat ini ketentuan waktu kerja pada sektor usaha tertentu antara lain diatur dalam (i) Permenaker 4/2014 (hulu minyak dan gas bumi), (ii) Permenaker 11/2010 (perikatan pada daerah operasi tertentu, (iii) Permenaker 15/2005 (pertambangan umum pada daerah operasi tertentu), dan (iv) Kepmenaker 234/2003 (energi dan sumber daya mineral pada daerah tertentu).
  • 20. Lembur – Cont’d Tata Cara Lembur  Pelaksanaan waktu kerja lembur wajib memerlukan (i) perintah dari pemberi kerja dan (ii) persetujuan dari pekerja, yang dibuat secara tertulis dan/atau media digital  Perintah dan persetujuan dapat dibuat dalam daftar pekerja yang bersedia kerja lembur dengan mencantumkan lamanya waktu kerja lembur, dan ditandatangani pekerja dan pengusaha.
  • 21. Lembur Kewajiban Perusahaan  Perusahaan yang mempekerjakan pekerja selama waktu kerja lembur, wajib (i) membayar upah lembur, (ii) memberikan kesempatan untuk istirahat secukupnya, dan (iii) memberi makan dan minum paling sedikit 1400 KCAL, apabila kerja lembur 4 jam atau lebih.  Makanan dan minuman tidak dapat digantikan dalam bentuk uang. Upah Lembur • (i) 1.5 kali upah sejam untuk jam kerja lembur pertama, dan (ii) 2 kali upah sejam untuk setiap jam kerja lembur berikutnya
  • 22. Lembur Upah Lembur (6 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu) • Upah lembur pada saat waktu istirahat mingguan dan/atau libur nasional: (i) 2 kali upah sejam untuk jam pertama sampai jam ketujuh kerja lembur, (ii) 3 kali upah sejam untuk jam kedelapan kerja lembur, dan (iii) 4 kali upah sejam untuk jam kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas kerja lembur. • Apabila libur nasional jatuh pada hari kerja terpendek: (i) 2 kali upah sejam untuk jam pertama sampai kelima kerja lembur, (ii) 3 kali upah sejam untuk jam keenam lembur, dan (iii) 4 kali upah sejam untuk jam ketujuh, kedelapan, dan kesembilan kerja lembur.
  • 23. Lembur Upah Lembur (5 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu)  Upah lembur pada saat waktu istirahat mingguan dan libur nasional: (i) 2 kali upah sejam untuk jam pertama hingga kedelapan kerja lembur, (ii) 3 kali upah sejam untuk jam kesembilan lembur, dan (iii) 4 kali upah sejam untuk jam kesepuluh, kesebelas, dan kedua belas kerja lembur. Perhitungan Upah Lembur  Perhitungan upah kerja lembur berdasarkan upah bulanan dengan rumus: 1/173 * upah bulanan  Apabila upah harian, upah bulanan: (i) upah harian x 25 kali (untuk 6 hari kerja seminggu), atau (ii) upah harian x 21 kali (untuk 5 hari kerja seminggu).  Jika upah berdasarkan satuan hasil, upah bulanan: upah sebulan setara dengan rata- rata penghasilan dalam 12 bulan terakhir.
  • 25. Pengupahan Ketentuan mengenai pengupahan diatur lebih lanjut dalam PP No. 36/2021 tentang Pengupahan. PP No. 36/2021 mencabut PP No. 78/2015
  • 26. Pengupahan Upah Minimum  Tidak ada lagi Upah Minimum Sektoral.  Upah minimum terdiri dari: a. Upah Minimum Provinsi; b. Upah Minimum Kabupaten/Kota dengan syarat tertentu.  Upah minimum ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan (variabelnya adalah paritas daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja dan median upah).  Syarat tertentu untuk UMK adalah pertumbuhan ekonomi daerah atau inflasi pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Catatan: Sebelumnya upah minimum ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
  • 27. Pengupahan (Cont’d) Upah Minimum untuk Usaha Mikro dan Kecil  Upah ditentukan melalui kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja, dengan ketentuan: a. paling sedikit 50% dari rata-rata konsumsi masyarakat di tingkat provinsi; dan b. upah yang disepakati paling sedikit 25% di atas garis kemiskinan tingkat provinsi.  Rata-rata konsumsi masyarakat dan garis kemiskinan menggunakan data yang bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik Kriteria Usaha Mikro dan Kecil  Usaha mikro dan kecil yang dikecualikan dari ketentuan upah minimum wajib mempertimbangkan faktor: a. menggunakan sumber daya tradisional; b. tidak bergerak pda usaha berteknologi dan tidak padat modal.
  • 28. Pengupahan (Cont’d) Upah Per Jam bagi Pekerja Paruh Waktu  Upah per jam hanya dapat diperuntukkan bagi pekerja paruh waktu.  Bekerja paruh waktu adalah bekerja kurang dari 7 jam dalam 1 hari dan kurang dari 35 jam dalam 1 minggu  Kesepakatan upah per jam antara pengusaha dan pekerja tidak boleh lebih rendah dari hasil perhitungan formula sebagai berikut: Upah per jam: Upah sebulan 126
  • 29. Pengupahan – Cont’d Daluwarsa Penuntutan Upah  UU Cipta Kerja menghapus ketentuan mengenai tuntutan pembayaran upah dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui 2 tahun sejak timbulnya hak Catatan: Ketentuan ini sebelumnya telah dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat oleh Putusan MK No. 100/PUU-X/2012 Sanksi Pidana  Pemberi kerja yang tidak membayar upah kepada pekerja (i) sesuai dengan kesepakatan, atau (ii) di bawah ketentuan upah minimun dikenakan sanksi pidana maksimum 4 tahun penjada dan/atau denda Rp100 juta hingga Rp400 juta
  • 31. Pemutusan Hubungan Kerja Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja diatur lebih lanjut dalam PP No. 35/2021
  • 32. Pemutusan Hubungan Kerja - Mekanisme Surat pemberitahuan PHK kepada pekerja (maks 14 hari kerja sebelum PHK) Perundingan bipartit Mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial menolak Perundingan gagal tidak menolak Surat penolakan oleh Pekerja (maks 7 hari kerja setelah pemberitahuan PHK diterima) Pengusaha melaporkan PHK ke Menaker dan/atau Disnaker Kabupaten/Kota
  • 33. Pemutusan Hubungan Kerja – PHK yang Tidak Memerlukan Pemberitahuan dan Hak Pekerja Tidak Memerlukan Pemberitahuan PHK  PHK tidak memerlukan pemberitahuan, apabila: a. Pekerja mengundurkan diri atas kemauan sendiri b. Berakhir hubungan kerjanya sesuai dengan PKWT c. Pekerja mencapai usia pensiun d. Pekerja meninggal dunia Hak-Hak Pekerja  Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK), Uang Penggantian Hak, dan Uang Pisah Catatan: Pelanggaran terhadap kewajiban pembayaran uang pesangon, UPMK dan uang penggantian hak dapat dikenai sanksi pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 4 tahun, dan denda paling sedikit Rp100 juta dan paling banyak Rp400 juta.
  • 34. Pemutusan Hubungan Kerja – Besaran Pesangon  Pesangon diberikan, dengan ketentuan: a. 1 bulan upah untuk masa kerja kurang dari 1 tahun b. 2 bulan upah untuk masa kerja 1 tahun kurang dari 2 tahun c. 3 bulan upah untuk masa kerja 2 tahun kurang dari 3 tahun d. 4 bulan upah untuk masa kerja 3 tahun kurang dari 4 tahun e. 5 bulan upah untuk masa kerja 4 tahun kurang dari 5 tahun f. 6 bulan upah untuk masa kerja 5 tahun kurang dari 6 tahun g. 7 bulan upah untuk masa kerja 6 tahun kurang dari 7 tahun h. 8 bulan upah untuk masa kerja 7 tahun kurang dari 8 tahun i. 9 bulan upah untuk masa kerja 8 tahun atau lebih
  • 35. Pemutusan Hubungan Kerja – Besaran UPMK  UPMK diberikan, dengan ketentuan: a. 2 bulan upah untuk 3 tahun kurang dari 6 tahun masa kerja b. 3 bulan upah untuk 6 tahun kurang dari 9 tahun masa kerja c. 4 bulan upah untuk 9 tahun kurang dari 12 tahun masa kerja d. 5 bulan upah untuk 12 tahun kurang dari 15 tahun masa kerja e. 6 bulan upah untuk 15 tahun kurang dari 18 tahun masa kerja f. 7 bulan upah untuk 18 tahun kurang dari 21 tahun masa kerja g. 8 bulan upah untuk 21 tahun kurang dari 24 tahun masa kerja h. 10 bulan upah untuk 24 tahun masa kerja atau lebih
  • 36. Pemutusan Hubungan Kerja – Uang Penggantian Hak  Uang Penggantian Hak, meliputi: a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur b. Ongkos untuk memulangkan pekerja dan keluarganya ke tempat pekerja diterima bekerja c. Hal-hal lainnya yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
  • 37. Pemutusan Hubungan Kerja – Program Pensiun  Pengusaha yang mengikutsertakan pekerja dalam program pensiun, sesuai ketentuan per-uu-an di bidang dana pensiun, iuran yang dibayar oleh pengusaha dapat diperhitungkan sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban pengusaha atas pesangon, UPMK, dan uang penggantian hak, serta uang pisah akibat PHK  Apabila perhitungan manfaat dari program pensiun lebih kecil dari jumlah (i) pesangon, (ii) UPMK, dan (iii) uang pisah, maka selisihnya dibayar oleh pengusaha Contoh: o Pesangon yang seharusnya diterima: Rp15jt o Besarnya manfaat program pensiun yang diterima Rp10jt o Iuran program pensiun ditanggung 60% oleh pengusaha dan 40% oleh pekerja o Jumlah kewajiban yang masih harus dibayarkan pengusaha, dihitung dengan cara [Rp15jt-(60% x Rp10jt)] = Rp9jt
  • 38. Pemutusan Hubungan Kerja – Usaha Mikro dan Kecil  Usaha mikro dan kecil wajib membayar uang pesangon, UPMK, uang penggantian hak, dan uang pisah kepada pekerja akibat PHK dengan besar yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja
  • 39. Pemutusan Hubungan Kerja – Uang Pisah  UU Cipta Kerja menghapus ketentuan mengenai syarat-syarat bagi pekerja yang berhak untuk menerima uang pisah, yaitu (i) jabatan pekerja tidak secara langsung mewakili kepentingan perusahaan, (ii) menyampaikan pemberitahuan pengunduran diri 30 hari sebelum pengunduran diri, (iii) tidak dalam ikatan dinas, dan (iv) pekerja melaksanakan kewajibannya sampai dengan tanggal pengunduran diri  PP No. 35/2021 mengatur bahwa besarnya uang pisah diatur dalam perjanjian kerja/peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama
  • 40. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Corporate Action Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPM K UPH Uang Pisah Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan, atau pemisahan, dan pekerja tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha tidak bersedia menerima pekerja. 1x 1x Ya Tidak PHK oleh perusahaan akibat pengambilalihan perusahaan. 1x 1x Ya Tidak Pengambilalihan perusahaan yang mengakibatkan perubahan syarat kerja, dan pekerja tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja. 0,5 x 1x Ya Tidak Perubahan syarat kerja adalah perubahan hak dan kewajiban.
  • 41. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Kerugian Perusahaan, Perusahaan Tutup atau Force Majeure Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPM K UPH Uang Pisah PHK oleh pengusaha karena efesiensi perusahaan akibat kerugian yang dialami perusahaan. 0,5x 1x Ya Tidak Kerugian dibuktikan antara lain dengan hasil audit internal atau eksternal. PHK oleh pengusaha karena efesiensi untuk mencegah kerugian perusahaan. 1x 1x Ya Tidak Pencegahan kerugian antara lain ditandai potensi penurunan produktivitas atau laba yang berdampak pada operasional perusahaan.
  • 42. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Kerugian Perusahaan, Perusahaan Tutup atau Force Majeure (Cont’d) Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah PHK oleh pengusaha karena perusahaan tutup karena kerugian secara terus menerus 2 tahun atau kerugian tidak secara terus menerus 2 tahun. 0,5 x 1x Ya Tidak Perusahaan berhenti beroperasi atau tidak mampu melanjutkan proses produksi akibat kerugian walaupun belum mencapai 2 tahun. Kerugian dibuktikan antara lain berdasar hasil audit internal atau eksternal. PHK oleh perusahaan karena perusahaan tutup bukan akibat dari kerugian. 1x 1x Ya Tidak PHK oleh perusahaan karena perusahaan tutup akibat force majeure. 0,5 x 1x Ya Tidak
  • 43. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Kerugian Perusahaan, Perusahaan Tutup atau Force Majeure (Cont’d) Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah PHK oleh perusahaan karena force majeure, namun tidak menyebabkan perusahaan tutup. 0,75 x 1x Ya Tidak
  • 44. Alasan PHK dan Hak Pekerja – PKPU atau Kepailitan Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah PHK oleh pengusaha karena perusahaan dalam PKPU akibat dari kerugian perusahaan. 0,5 x 1x Ya Tidak PHK oleh pengusaha karena perusahaan dalam PKPU, dan bukan akibat kerugian perusahaan. 1x 1x Ya Tidak Perusahaan dalam status pailit. 0,5 x 1x Ya Tidak Pembayaran dilakukan oleh kurator.
  • 45. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Permohonan PHK akibat Pelanggaran oleh Pengusaha Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah PHK oleh pengusaha karena permohonan PHK dari pekerja dengan alasan adanya pelanggaran oleh pengusaha. 1 x 1x Ya Tidak Pelanggaran oleh pengusaha: • Menganiaya, menghina, mengancam • Menyuruh lakukan pekerjaan bertentangan dengan UU • Tidak bayar upah 3 bulan berturut-turut • Tidak melaksanakan kewajiban yang diperjanjikan • Memberikan pekerjaan membahayakan PHK oleh pengusaha karena putusan Lembaga PHI menyatakan pengusaha tidak melakukan pelanggaran. Tidak Tidak Ya Ya
  • 46. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Pengunduran Diri atau Mangkir Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Pekerja mengundurkan diri atas kemauan sendiri. Tidak Tidak Ya Ya Syarat pengunduran diri (i) mengajukan permohonan secara tertulis paling lambat 30 hari sebelum tanggal mulai mengundurkan diri, (ii) tidak terikat dalam ikatan dinas, (iii) tetap menjalankan kewajiban sampai tanggal mulai pengunduran diri. PHK oleh pengusaha karena pekerja mangkir selama 5 hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan tertulis dengan bukti yang sah. Tidak Tidak Ya Ya Syarat PHK, pengusaha telah memanggil pekerja secara tertulis sebanyak 2 kali secara patut.
  • 47. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Pelanggaran Perjanjian Kerja, PP atau PKB Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Melakukan pelanggaran ketentuan dalam Perjanjian Kerja, PP, atau PKB dan sebelumnya telah diberikan SP I, SP II, dan SP III berturut- turut. 0.5x 1x Ya Tidak  Jangka waktu masing- masing SP adalah 6 bulan. Pelanggaran selama jangka waktu SP I, diberikan SP II, dan seterusnya sampai SP III. Pelanggaran dalam jangka waktu SP III, pengusaha dapat melakukan PHK.  Perjanjian Kerja, PP, dan PKB dapat memuat pelanggaran tertentu yang dapat diberikan SP pertama dan terakhir.
  • 48. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Pelanggaran Perjanjian Kerja, PP atau PKB (Cont’d) Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Melakukan pelanggaran yang bersifat mendesak sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja, PP, atau PKB (dapat dilakukan tanpa pemberitahuan). Tidak Tidak Ya Ya Contoh pelanggaran bersifat mendesak, antara lain: a. penipuan, pencurian, penggelapan barang/uang Perusahaan b. memberikan keterangan palsu yang merugikan c. mabuk d. perbuatan asusila e. menganiaya rekan pekerja.
  • 49. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Terlibat dalam Tindak Pidana Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 bulan akibat ditahan karena melakukan tindak pidana yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan Tidak Tidak Ya Ya Pekerja dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan atas tindak pidana yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan sebelum berakhirnya 6 bulan penahanan. Tidak Tidak Ya Ya
  • 50. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Terlibat dalam Tindak Pidana (Cont’d) Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 bulan akibat ditahan karena melakukan tindak pidana yang tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan Tidak 1x Ya Tidak Pekerja dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan atas tindak pidana yang tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan sebelum berakhirnya 6 bulan penahanan Tidak 1x Ya Tidak Apabila putusan pengadilan memutuskan perkara sebelum berakhirnya 6 bulan dan pekerja dinyatakan tidak bersalah, Pengusaha wajib mempekerjakan pekerja kembali.
  • 51. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Terlibat dalam Tindak Pidana (Cont’d) Kewajiban Pengusaha  Dalam hal pekerja ditahan karena melakukan tindak pidana, Pengusaha tidak wajib membayar upah, tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga pekerja yang menjadi tanggungannya, dengan ketentuan sebagai berikut: • 1 orang tanggungan, 25% upah • 2 orang tanggungan, 35% upah • 3 orang tanggungan, 45% upah • 4 orang tanggungan, 50% upah  Diberikan untuk paling lama 6 bulan sejak hari pertama pekerja ditahan.
  • 52. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Sakit Berkepanjangan Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Pekerja mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 bulan 2x 1x Ya Tidak PHK dapat dilakukan oleh pengusaha atau atas permintaan pekerja
  • 53. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Mencapai Usia Pensiun Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Pekerja memasuki usia pensiun 1.75x 1x Ya Tidak
  • 54. Alasan PHK dan Hak Pekerja – Meninggal Dunia Alasan PHK Hak Pekerja Keterangan Pesangon UPMK UPH Uang Pisah Pekerja meninggal dunia 2x 1x Ya Tidak Diberikan kepada ahli warisnya
  • 56. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Ketentuan penggunaan tenaga kerja asing diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 34/2021. PP No. 34/2021 mencabut Perpres No. 20/2018 Pemberi Kerja TKA  Meliputi:  Instansi Pempus, perwakilan negara asing, dan badan internasional  Kantor perwakilan dagang asing, KPPA, dan kantor berita asing  Perusahaan swasta asing di Indonesia  Badan hukum (PT, yayasan) yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, atau badan usaha asing yang terdaftar di instansi yang berwenang  Lembaga sosial, keagamaan, pendidikan, kebudayaan  Usaha jasa impersariat  Badan usaha sepanjang diperbolehkan UU menggunakan TKA Catatan: UU Cipta Kerja memperbolehkan usaha mikro dan usaha kecil didirikan oleh 1 pemegang saham, namun Perseroan terbatas berbentuk badan hukum perorangan tidak dapat mempekerjakan TKA
  • 57. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Hubungan Kerja  TKA hanya dapat dipekerjakan untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu, serta memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang diduduki  Jabatan tertentu ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat masukan dari Kementerian atau Lembaga terkait, saat ini “jabatan tertentu” yang dapat diduduki oleh TKA diatur dalam Kepmenaker No. 349/2019
  • 58. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pemberi Kerja TKA  Pemberi kerja TKA dapat mempekerjakan TKA yang sedang dipekerjakan oleh pemberi kerja TKA lain untuk jabatan yang sama, sebagai: (i) direktur atau komisaris; atau (ii) TKA pada sektor pendidikan dan pelatihan vokasi, sektor ekonomi digital, dan sektor migas bagi kontraktor kerja sama Catatan: Perpres No. 20/2018 mengatur bahwa pemberi kerja TKA pada sektor tertentu dapat mempekerjakan TKA yang sedang dipekerjakan TKA lain dalam jabatan yang sama  Wajib memenuhi persyaratan: (i) TKA harus mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja pertama; (ii) TKA dipekerjakan paling lama sampai dengan berakhirnya jangka waktu Pengesahan RPTKA pemberi kerja TKA pertama; dan (iii) setiap pemberi kerja wajib memperoleh Pengesahan RPTKA Catatan: Perpres No. 18/2020 mengatur jangka waktu kerja TKA tersebut paling lama sampai dengan berakhirnya masa kerja berdasarkan kontrak dengan pemberi kerja pertama
  • 59. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Kewajiban Pemberi Kerja  Menunjuk TKI sebagai tenaga kerja pendamping TKA untuk alih teknologi dan alih keahlian  Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja pendamping TKA sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki TKA  Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bahasa Indonesia kepada TKA  Kewajiban-kewajiban di atas tidak berlaku bagi TKA yang menjabat sebagai: a. Direktur atau komisaris b. Kepala kantor perwakilan c. Pembina, pengurus, dan pengawas yayasan; dan d. TKA yang dipekerjakan untuk pekerjaan yang bersifat sementara Catatan: Perpres No. 20/2018 hanya membebaskan kewajiban-kewajiban di atas bagi TKA yang menjabat sebagai Direksi dan/atau Komisaris
  • 60. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Kewajiban Pemberi Kerja (Cont’d)  Memulangkan TKA ke negara asalnya pada saat perjanjian kerja berakhir  Mendaftarkan tenaga kerja asing dalam (i) program jaminan sosial nasional bagi tenaga kerja asing yang bekerja lebih dari 6 bulan, atau (i) dalam program asuransi perusahaan asuransi bagi TKA yang bekerja kurang dari 6 bulan (Program asuransi sekurang-kurangnya mencakup risiko kecelakaan kerja) Catatan: Dalam Perpres No. 20/2018, pemberi kerja TKA wajib menjamin TKA terdaftar dalam jaminan sosial ketenagakerjaan/polis asuransi perusahaan asuransi berbadan hukum bagi TKA yang bekerja lebih dari 6 bulan  Memperoleh pengesahan Rencana Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing (“RPTKA”) serta perpanjangannya
  • 61. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Larangan  Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan TKA  Pemberi kerja dilarang mempekerjakan TKA rangkap jabatan pada perusahaan yang sama  Pemberi kerja dilarang mempekerjakan TKA pada jabatan yang mengurusi personalia Catatan: Dalam Perpres No. 20/2018, diatur bahwa TKA dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan tertentu yang ditetapkan Menteri.
  • 62. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Flowchart Pengesahan RPTKA Permohonan disampaikan Pemberi Kerja secara daring Penilaian Kelayakan oleh Menteri Hasil Penilaian Kelayakan diterbitkan Pemberi Kerja menyampaikan data calon TKA secara daring Verifikasi data calon TKA oleh Menteri Pemberi Kerja membayar DKPTKA Pengesahan RPTKA diterbitkan oleh Menteri Menteri sampaikan data calon TKA kepada Menkumham sebagai rekomendasi visa dan izin tinggal 2 Hari Kerja 2 Hari Kerja
  • 63. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Flowchart Pengesahan RPTKA Perpanjangan 2 Hari Kerja Permohonan disampaikan Pemberi Kerja secara daring 30 hari sebelum berakhirnya Pengesahan RPTKA Pengesahan RPTKA Perpanjangan diterbitkan oleh Menteri Catatan: Pengesahan RPTKA Perpanjangan digunakan sebagai rekomendasi untuk mendapatkan izin tinggal dalam rangka bekerja bagi TKA
  • 64. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Perubahan Pengesahan RPTKA  Perubahan Pengesahan RPTKA, mengenai:  Alamat pemberi kerja  Identitas TKA  Lokasi kerja TKA  Nama tenaga kerja pendamping  Perubahan Pengesahan RPTKA diterbitkan paling lama 2 hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap
  • 65. Penggunaan Tenaga Kerja Asing DKPTKA  Pemberi kerja TKA wajib membayar DKPTKA untuk setiap TKA yang dipekerjakan  Pembayaran DKPTKA dilakukan sesuai dengan jangka waktu TKA bekerja di wilayah Indonesia  Dilakukan setelah menerima kode billing pembayaran DKPTKA Catatan: Dalam Perpres No. 20/2018, pembayaran DKPTKA dilakukan setelah pemberi kerja TKA menerima notifikasi • Pengecualian: • Instansi Pempus • Perwakilan negara asing • Badan internasional • Lembaga sosial • Lembaga keagamaan • Jabatan tertentu di lembaga pendidikan
  • 66. Penggunaan Tenaga Kerja Asing RPTKA  Pengesahan RPTKA terdiri dari: • RPTKA untuk pekerjaan bersifat sementara Diterbitkan hanya untuk 6 bulan dan tidak dapat diperpanjang. Contoh: (i) pembuatan film komersil, (ii) audit, kendali mutu produksi, inspeksi pada kantor cabang, (iii) pekerjaan terkait pemasangan mesin dan elektrikal, purna jual, atau produk dalam masa penjajakan usaha, (iv) pekerjaan sekali selesai/kurang dari 6 bulan • RPTKA untuk pekerjaan lebih dari 6 bulan Diterbitkan untuk 2 tahun dan dapat diperpanjang • RPTKA non-DKPTKA Diterbitkan untuk 2 tahun dan dapat diperpanjang. Diterbitkan untuk instansi Pemerintah, perwakilan asing, badan internasional, lembaga sosial, dan badan keagamaan • RPTKA KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Diterbitkan untuk 5 tahun dan dapat diperpanjang. Untuk jabatan direktur atau komisaris, RPTKA KEK berlaku selama ia menjabat sebagai direktur atau komisaris
  • 67. Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pengecualian Pengesahan RPTKA  Pengesahan RPTKA tidak berlaku bagi: a. Direktur/komisaris dengan kepemilikan saham atau pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan b. Pegawai diplomatik dan konsuler pada kantor perwakilan negara asing c. TKA yang dibutuhkan pemberi kerja TKA pada (i) kegiatan produksi yang terhenti karena keadaan darurat, (ii) vokasi, (iii) start-up, (iv) kunjungan bisnis, dan (v) penelitian dalam jangka waktu tertentu TKA pada Start-Up dan Vokasi  Untuk mempekerjakan TKA pada start-up dan vokasi, pemberi kerja TKA harus menyampaikan data calon TKA secara daring kepada Menaker, kemudian Menaker akan menyampaikan data calon TKA kepada Menkumham sebagai rekomendasi untuk mendapatkan visa dan izin tinggal dalam rangka bekerja
  • 68. Penggunaan Tenaga Kerja Asing TKA pada Start-Up dan Vokasi  Masa kerja TKA di perusahaan rintisan (start-up) dan vokasi diberikan paling lama 3 bulan.  Apabila pemberi kerja bermaksud mempekerjakan TKA lebih dari jangka waktu tersebut, maka pemberi kerja harus mendapatkan Pengesahan RPTKA. Permohonan Pengesahan RPTKA harus diajukan oleh pemberi kerja 2 minggu sebelum berakhirnya jangka waktu tersebut.