Dokumen tersebut membahas tentang penulisan hukum dan perancangan hukum (legal drafting). Ringkasannya adalah: (1) penulisan hukum penting untuk praktisi hukum seperti advokat dan hakim, (2) terdapat metode IRAC dan CRARC dalam penulisan hukum yang membahas issue, rule, application, dan conclusion, (3) perancangan hukum melibatkan proses pra-penulisan, penulisan, dan editing.
3. • Mulai dengan menulis untuk
kepentingan hukum (penulisan hukum)
• Penting sekali untuk praktisi hukum
seperti advokat, hakim, in-house
lawyers, jaksa, dll
• Tujuan : Untuk menginformasikan,
membujuk, mencatat suatu hal penting
• Untuk hakim, jika ditulis secara tidak
baik atau bahkan salah maka pesan
yang mau disampaikan tidak akan
tercapai. Jika ini adalah suatu putusan
pengadilan, maka putusan tersebut
tentu berisiko dibantah lebih lanjut
(upaya hukum seperti banding, kasasi,
dll)
• Untuk advokat, jika salah menulis
bahasa hukum maka bisa kalah di
suatu kasus, kehilangan klien,
dokumen menjadi ambigu tidak jelas
(berakibat sengketa), malpraktik, dll
Legal Writing – Cont’d
4. Terdapat tiga tipe :
Legal Writing – Cont’d
Untuk menginformasikan, misalnya surat kepada klien, surat kepada pihak
ketiga, nasihat hukum dan memo. Surat termasuk komunikasi elektronik
seperti surat elektronik dan WhatsApp misalnya
Untuk membujuk, misalnya gugatan, memori banding, memori kasasi
Untuk mencatat atau mendokumentasikan, misalnya akta, kontrak, wasiat,
resolusi rapat umum pemegang saham, dll
5. Legal Writing - Process
Pra Penulisan
• Pra penulisan melibatkan riset, rencana, dan uraian poin-
poin utama
Penulisan
• Penulisan mengikuti rencana dan uraian poin-poin utama
yang sudah ada
Mengedisi dan
membaca ulang
• Mengedisi dan membaca ulang, mungkin yang terpenting
dalam proses penulisan. Umumnya revisi bisa berulang-
ulang, kadang bahkan dihapuskan sama sekali bagian-
bagian tertentu
6. Legal Writing – Importance of Clarity
Language is the central tool of our trade. You know, when we’re looking
at a statute, trying to figure out what it means, we’re relying on the
language. When we’re construing the Constitution, we’re looking at
words. Those are the building blocks of the law. And so if we’re not
fastidious with the language…it dilutes the effectiveness and clarity of the
law.” – Chief Justice John G. Roberts Jr.
“[Supreme Court] opinions are going to be used for lawyers, for other
judges – to tell them what the law is. It’s an explanation of what the law
is. … And if it is poorly written, sometimes you just kind of throw your
hands up and look for something else. That’s not good.” – Chief Justice
Roberts
7. Legal Writing –
How to be a
better Writer
1. Banyak membaca
“I think you develop a lot as a
writer the more you read. And
so whenever I was having a
lot of time to read, I think I
would have improved a good
bit as a writer” – Chief
Justice John G. Roberts Jr.
2. Banyak latihan menulis
8. Legal Writing – How to be a better Thinker
Menulis
“I think a judge learns more about a case
if he has to put his thoughts down on
paper. It helps you think through a case,
and when you write it out yourself, you
often learn things about the case that you
hadn’t realized. It’s part of the learning
process and decisional process that I
think is really quite important.” – Justice
John Paul Stevens
10. Legal Drafting
Perancangan hukum adalah bagian dari penulisan hukum. Di sini
kita akan fokus dalam perancangan pendapat hukum dan
perancangan suatu klaim (gugatan) atau jawaban terhadap klaim
(gugatan) tersebut
Bagaimana memulainya? Ikuti tahapan penulisan hukum :
Ini tiga tahap besar yang perlu dilewati
Pra
penulisan
Penulisan
Edisi dan
Pembacaan
ulang
11. Legal Drafting – Pra Penulisan
“In general I would surround myself with all the raw materials – the record in
the case, the important precedents, obviously, the statute, the regulations – and
put it all there. And I would tend to try to write up a little outline of thoughts.
Usually, I try to do it on a single piece of paper and then just try to move them
around a little bit and see what seemed to fit. And at the end of a couple of
days, maybe even longer, I’d have this densely packed piece of paper with
arrows and X’s out and boxes moved. At one point, ideally, it kind of crystallizes
to – this is the right organization…Nobody else could look at this piece of
paper and have the foggiest idea what it meant.” – Chief Justice Roberts
13. Metode IRAC
• IRAC adalah singkatan dari Issue, Rule, Application/Analysis,
Conclusion
• Setiap Issue mempunyai Rule, Application/Analysis dan
Conclusion sendiri-sendiri
• Misalnya: Issue 1, Rule 1, Application 1, Conclusion 1. Lalu, Issue 2,
Rule 2, Application 2, Conclusion 2, dst
14. IRAC - Issue
Apa itu Issue?
• Ini berkaitan dengan permasalahan (issue) yang muncul dari fakta-fakta suatu peristiwa hukum
• Mengapa ada sengketa? Apakah ini suatu cidera janji atas perjanjian, perbuatan melawan hukum, atau
sengketa merek?
Issue perlu dibuat dalam satu pernyataan atau pertanyaan
PENTING, Issue di sini tidak bisa lepas dari fakta yang terjadi
Contoh: (i) apakah ABC telah melakukan penipuan terhadap DEF sebelum perjanjian XXX
ditandatangani? (ii) apakah tanah yang dipersengketakan adalah betul tanah milik penggugat?
15. IRAC - Rule
Analisa hukum selalu harus
berdasarkan dasar hukum (aturan
hukum)
Untuk Indonesia sebagai negara
dengan sistem hukum sipil (civil
law country) maka peraturan
perundang-undangan-lah yang
utama sebagai dasar hukum.
Namun, berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan,
asas hukum, yurisprudensi, doktrin
hukum, selalu bisa dirujuk sebagai
bagian dari dasar hukum
16. IRAC - Rule
Contoh:
i. Penipuan dalam perjanjian merujuk pada cacat kehendak. Pasal
1328 KUHPerdata mengatur, “Penipuan merupakan suatu alasan
untuk pembatalan perjanjian apabila tipu muslihat yang dipakai
oleh salah satu pihak adalah sedemikian rupa hingga terang dan
nyata bahwa pihak yang lain tidak telah membuat perikatan itu
jika tidak dilakukan tipu-muslihat tersebut. Penipuan tidak
dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan.”
ii. Pasal 19 ayat (2c) dan Pasal 23 (2) UU Pokok Agraria yang
mengatur bahwa sertipikat tanah adalah alat pembuktian yang
kuat terhadap hak atas tanah.
17. IRAC – Application/Analysis
• Aplikasi aturan hukum menjawab
pertanyaan, “bagaimana aturan-aturan
hukum berlaku terhadap fakta tertentu
dan keadaan kasus ini?”
• Di sini bagian terpenting dan terpanjang
dalam penulisan.
• Melibatkan aplikasi aturan hukum
terhadap fakta permasalahan yang ada.
• PENTING: jangan hanya menyatakan
kesimpulan tanpa juga membahas
pertimbangan dan alasan untuk itu.
18. IRAC – Application/Analysis Cont’d
• Penipuan merupakan suatu alasan untuk pembatalan perjanjian
apabila tipu mustlihat yang dipakai oleh salah satu pihak adalah
sedemikian rupa hingga terang dan nyata bahwa pihak yang lain
tidak telah membuat perikatan itu jika tidak dilakukan tipu-
muslihat tersebut.
• Penipuan tidak dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan
• Dari sini, perlu dianalisa apakah suatu perbuatan dapat
dimaksudkan sebagai suatu penipuan. Bagaimana caranya?
19. IRAC – Application/Analysis Cont’d
• Unsur-unsur dibedah dan dijelaskan. “tipu muslihat” “oleh salah
satu pihak” “terang dan nyata pihak lain tidak membuat perikatan
jika tidak ada tipu muslihat”
• Unsur “tipu muslihat” bisa dijelaskan dari aspek pidana penipuan.
Misalnya: tipu muslihat itu selalu akan melibatkan rangkaian
kebohongan.
• Unsur “salah satu pihak” merujuk ke pihak dalam perjanjian atau
pihak lain di luar perjanjian juga? Dari sini bisa dimunculkan asas
kepribadian dalam perjanjian, bahwa perjanjian hanya mengikat
pihak-pihak yang membuatnya dan tidak bisa merugikan pihak
ketiga (Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPerdata)
20. IRAC – Application/Analysis Cont’d
• Bisa merujuk bagaimana yurisprudensi melihat penipuan perdata.
Misalnya: penipuan harus dibuktikan dengan suatu putusan pidana
terlebih dulu (sehingga dalil/gugatan prematur), perjanjian yang
dibuat akta otentik meniadakan unsur penipuan, orang yang
berpendidikan dan telah membaca perjanjian meniadakan
penipuan, pelaksanaan prestasi meniadakan penipuan, dll
• Tentunya, semua Aplikasi/Analisa peraturan harus dikaitkan
dengan fakta yang terjadi, jika tidak, tidak akan bermanfaat
21. IRAC – Application/Analysis Cont’d
Bisa juga merujuk pada doktrin hukum. J. Satrio misalnya
menjelaskan
i. Bahwa bohong saja tidak cukup, sehingga harus ada serangkaian
kebohongan yaitu serangkaian cerita yang tidak benar dan setiap
sikap/tindakan yang bersifat menipu,
ii. Pengadilan perdata pada umumnya mengikuti pendapat
pengadilan pidana terkait dengan tindak pidana penipuan namun
dengan catatan bahwa tipu muslihat dalam Pasal 1328
KUHPerdata tidak hanya meliputi tipu muslihat dalam Pasal 378
KUHP, tetapi meliputi sarana-sarana lain, bahkan ia menjelaskan
bahwa bohong saja tidak cukup, dan harus ada serangkaian
kebohongan, dan
22. IRAC – Application/Analysis Cont’d
iii. Orang yang merasa dirinya ditipu wajib membuktikan di
depan hakim bahwa seandainya tidak ada penipuan
a. maka ia tidak mungkin menutup perjanjian tersebut, atau
b. maka ia tidak menutup perjanjian tersebut dengan syarat-syarat
seperti yang ada dalam perjanjian tersebut.
23. IRAC - Conclusion
• Kesimpulan umumnya
sederhana dan jelas
• Kesimpulan seharusnya jelas
dengan sendirinya jika sudah
mengikuti Issue, Rule, dan
Application secara benar
• Frase yang menunjukkan
kesimpulan misalnya “kami
menyimpulkan” “kami
berpendapat” “disimpulkan
bahwa” “kami berpandangan”
24. IRAC – Conclusion Cont’d
• Contoh kesimpulan kasus penipuan perdata
• Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
i. Asas kepribadian berlaku bagi perjanjian sehingga pihak lain
tidak dapat dianggap turut melakukan
penipuan/persekongkolan dengan pihak lain di dalam
perjanjian;
ii. Tidak ada rangkaian kebohongan ataupun tipu muslihat oleh
ABC;
iii. Yang disampaikan hanyalah prasangka tanpa pembuktian.
Oleh karena itu, jelas bahwa ABC tidak melakukan penipuan
terhadap DEF sebelum penandatanganan perjanjian antara ABC
dan DEF.
25. IRAC Cont’d
• Tentukan permasalahan hukum yang
ada dalam bentuk pertanyaan dengan
menggunakan fakta material, nama pihak dan
unsur-unsur relevan dalam aturan hukum
Issue
• Pecah aturan hukum dalam unsur-unsur
dan memasukkan definisi-definisi dari
undang-undang dan aturan lain
Rule
• Buat koneksi antara unsur-unsur hukum dan
permasalahan faktual, buat analogi antara fakta yang ada
dan yurisprudensi yang ada, bedakan permasalahan
hukum dan yurisprudensi, buat asumsi yang jelas,
identifikasi fakta-fakta tambahan
Application
• Capai kesimpulan yang meyakinkan dari
semua permasalahan hukum yang ada, cari
pembenaran secara hukum kenapa kesimpulan
alternatif tidak diambil
Conclusion
27. CRACRD Method
• CRARC = Conclusion, Rule (Rule Explanation),
Application/Analysis, Rebuttal and Refutation, Conclusion
• Bedanya, CRARC lebih persuasif. Dimulai dengan
kesimpulan dan lalu pada isu yang lebih netral
• Argumen CRARC menyampaikan argumen terkuat dulu, lalu
diikuti dengan argumen yang kurang kuat. Ini metode terbaik
untuk penulisan yang bertujuan membujuk, seperti gugatan di
pengadilan
28. CRARC Method Cont’d
• Bagian terpenting penekanan dalam argumen adalah awal dan
akhir, dan penekanan paling kurang ada di bagian tengah
• Argumen mulai dan ditutup dengan kesimpulan yang membujuk
• Jadi, bagian mengenai Rebuttal and Refutation pas di bagian
tengah argumen
29. CRARC Method Cont’d
• Bagian kesimpulan secara jelas meringkas
argumen utama terhadap permasalahan dan
mengapa seharusnya penggugat akan menang
Conclusion
• Bagian ini terdiri dari pernyataan atau rangkaian
pernyataan dari aturan hukum, atau yurisprudensi, atau
doktrin hukum yang dianggap penting dan mengikat
terhadap permasalahan hukum
Rule
• Analisa fakta yang ada di sini dan
aplikasikan fakta kasus dengan aturan
hukum yang relevan
Application
• Bantah argumen terkuat lawan satu
per satu dan nyatakan bahwa argumen
tersebut salah, lalu bantah yang kedua, dst
Rebuttal and
Refutation
• Kesimpulan final sesuai dengan
kesimpulan di awal dan sampaikan apa
yang dikehendaki (misalnya, ganti rugi)
Conclusion
30. CRARC - Contoh dalam Aplikasi
• Conclusion: PT ABC tidak melakukan PMH karena tanah sengketa adalah tanah
hak PT ABC
• Rule: sertipikat tanah adalah bukti yang kuat atas kepemilikan setiap orang
• Application: PT ABC membeli tanah dari DEF dan sudah menguasai tanah
tersebut lebih dari 5 tahun. Pembelian dilakukan dengan akta jual beli di
hadapan PPAT sesuai prosedur hukum yang berlaku
• Rebuttal and Refutation: Klaim penggugat bahwa penggugat melakukan PMH
tidak tepat karena PT ABC membeli tanah sengketa secara sah dari DEF
berdasarkan akta jual beli di hadapan PPAT, balik nama atas nama PT ABC, dan
dibuktikan kembali berdasarkan SKPT, dan karenanya harus ditolak.
• Conclusion: Terbukti bahwa tanah sengketa telah dibeli oleh PT ABC, milik PT
ABC secara sah, dan karenanya PT ABC harus dilindungi secara hukum
31. • Issue: apakah PT ABC telah melakukan PMH atas tanah
sengketa?
• Rule: sertipikat tanah adalah bukti yang kuat atas kepemilikan
setiap orang
• Application: PT ABC membeli tanah dari DEF dan sudah
menguasai tanah tersebut lebih dari 5 tahun. Pembelian
dilakukan dengan akta jual beli di hadapan PPAT sesuai
prosedur hukum yang berlaku
• Conclusion: PT ABC tidak melakukan PMH karena tanah
sengketa adalah tanah hak PT ABC
CRARC – Contoh dalam Aplikasi Cont’d
32. PRO
• IRAC selalu cara yang valid untuk
menyusun analisis hukum
• IRAC telah terbukti sebagai
kerangka yang berguna untuk
mengembangkan penalaran hukum
dan mendidik mahasiswa berpikir
seperti advokat
• IRAC direkomendasikan bagi
mahasiswa hukum sejak hari
pertama
• IRAC berguna sebagai bangunan
hukum dan dari sana dikembangkan
menjadi analisis dan penulisan yang
lebih canggih
KONTRA
• Paradigma IRAC tidak mendidik
mahasiswa untuk fleksibel dalam
pendekatan mereka terhadap hukum
dan untuk kreatif dalam analisis
• Permasalahan hukum yang kompleks
tidak bisa dipecah secara sederhana
• Apa yang tidak sederhana jangan di-
”sederhana”-kan
• Profesi advokat seharusnya tidak
menggunakan konsep formulasi
seperti IRAC yang tidak secara cukup
mengajarkan kompleksitas
sesungguhnya dari analisa hukum dan
komunikasinya
Pro dan Kontra
33. • Gerald Lebovits, Cracking the Code to Writing Legal Arguments: From IRAC to
CRARC to Combinations in Between, New York State Bar Association Journal,
July 2010, Vol. 82 No. 6, 49 – 53
• Marie Bittner, The IRAC Method of Case Study Analysis, The Social Studies,
81:5, 227-230
• Diane B. Kraft, CREAC in the Real World, Cleveland State Law Review, 567
(2015), 567 – 597
• Kelley Burton, “Think Like a Lawyer” Using a Legal Reasoning Grid and
Criterion-Referenced Assessment Rubric on IRAC (Issue, Rule, Application,
Conclusion), Journal of Learning Design, 2017, Vol. 10 No. 2, 57 – 68
Daftar Pustaka
34. • Lawrence J. Trautman and friends, IRAC! IRAC! IRAC!: How to
Brief any Legal Issue
• Saunders, Using the I-R-A-C Structure in Writing Exam Answers
• Collection of Writings, Legal Writing Institute, The Second Draft,
Vol. 10, No. 1, November 1995
• Carol M. Bast and Margie Hawkins, Foundations of Legal
Research & Writing (4th edition), DELMAR CENGAGE Learning,
2010
• Michael D. Murray and Christy Hallam DeSanctis, Legal Writing
and Analysis, Foundation Press, 2009
Daftar Pustaka Cont’d
35. Terima Kasih
Menara Palma 17th Floor Suite 17-02B
JL. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav.6
Jakarta Selatan 12950, Indonesia
Ph: +62 21 5795 7550
F: +62 215795 7551