2. Tujuan yang ingin dicapai dalam materi
ini adalah agar siswa dapat:
1. Mendeskripsikan perkembangan Konferensi
Asia Afrika (KAA) dan Peran Indonesia.
2. Mendeskripsikan perkembangan ASEAN dan
Peran Indonesia.
3. Mendeskripsikan perkembangan PBB dan
Peran Indonesia.
4. Mendeskripsikan perkembangan GNB dan
Peran Indonesia.
3. A. Konferensi Asia Afrika (KAA)
dan Peran Indonesia.
1. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada
di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan.
Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945,
negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin
meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan.
Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan
di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam,
Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya
perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya
perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok
Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang
dipimpin oleh Uni Sovyet
4. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan
baik secara ideologis maupun kepentingan
tersebut terus berlomba-lomba untuk
membangun senjata modern, sehingga situasi
dunia pada saat itu selalu diliputi oleh
kecemasan akan terjadinya perang nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-
negara yang baru merdeka untuk menggalang
persatuan dan mencari jalan keluar demi
meredakan ketegangan dunia dan memelihara
perdamaian.
5. 2. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah
terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan pendahuluan di
Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei
1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi
Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan
untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-
negara Asia-Afrika.
Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada
tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas
mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor
ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara.
6. Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain.
1. Mengadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung
pada bulan April 1955.
2. Menetapkan kelima negara peserta Konferensi
Panca Negara (Konferensi Bogor) sebagai negara-
negara sponsor.
3. Menetapkan jumlah negara Asia Afrika yang akan
diundang.
4. Menentukan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.
7. Konferensi Panca Negara sendiri dihadiri oleh
lima negara pelopor, yaitu:
• Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Ali
Sastroamijoyo.
• India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri Pandit
Jawaharlal Nehru.
• Pakistan, diwakili oleh Perdana Menteri
Mohammad Ali Jinnah.
• Srilanka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John
Kotelawa.
• Burma (sekarang Myanmar), diwakili oleh
Perdana Menteri U Nu.
8. 3. Tujuan Konferensi Asia Afrika
a. Kepentingan bersamaa negara-negara Asia Afrika.
b. Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan
budaya.
c. Kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme.
d. Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam upaya mewujudkan
perdamaian dunia.
4. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada
tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung
Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung.
Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada
tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6
diantaranya adalah negara-negara Afrika.
9. Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung
tersebut antara lain:
Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja,
Srilanka, Jepang, Laos, Sudan, Ethiopia,
Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya,
Vietnam Selatan, India, Thailand, Vietnam Utara, Indonesia,
Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.
Berbagai masalah yang dibahas dalam konferensi
tersebut antara lain:
• Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi,
sosial, budaya, dan hak asasi manusia.
• Hak menentukan nasib sendiri.
• Rasialisme (perbedaan warna kulit).
• Kerjasama internasional.
• Masalah pelucutan senjata.
• Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
• Masalah Irian Barat.
10. 5. Hasil Konferensi Asia Afrika
Hasil Pertemuan KAA telah berhasil pula merumuskan sepuluh asas
yang tercantum dalam Dasasila Bandung. Dan berikut adalah isi
Dasasila Bandung.
• Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.
• Menghormati kedaulatan wilayah setiap bangsa.
• Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik
besar maupun kecil.
• Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.
• Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara
sendirian atau secara kolektif.
• Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
• Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.
• Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.
• Memajukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
• Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
12. B. Association of South East Asia Nations
(ASEAN) dan Peran Indonesia
Sejarah Berdirinya ASEAN
ASEAN resmi dibentuk 8 Agustus 1967 di Bangkok melalui prakarsa
Deklarasi Bangkok oleh lima negara Asia Tenggara. Adapun lima negara dan
menteri luar negeri penandatangan prakarsa Deklarasi Bangkok adalah
Adam Malik dari Indonesia, Narciso Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak
dari Malaysia, S Rajaratnam dari Singapura dan Thanat Khoman dari
Thailand. Setiap bulan Oktober/ November para anggota ASEAN
mengadakan rapat umum.
Isi Deklarasi Bangkok
• Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan social dan
perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
• Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
• Meningkatkan kerjasama dan saling membantu kepentingan bersama
dalam bidang ekonomi, social, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
• Memelihara kerjasama yang erat di tengah- tengah organisasi regional
dan internasional
• Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan dan
penelitian di kawasan Asia Tenggara
13. Tujuan Utama Berdirinya ASEAN
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan social di
kawasan Asia Tenggara
• Mengembangkan kebudayaan negara- negara anggotanya.
• Memajukan perdamaian di tingkat regional.
Prinsip Utama ASEAN
• Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas
wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
• Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional
bebas dari pada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
• Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
• Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
• Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
• Kerja sama efektif antara anggota
14. Anggota ASEAN
Sekarang, ASEAN beranggotakan semua negara di Asia
Tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua Nugini).
Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
• Filipina (negara pendiri)
• Indonesia (negara pendiri)
• Malaysia (negara pendiri)
• Singapura (negara pendiri)
• Thailand (negara pendiri)
• Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
• Vietnam (28 Juli 1995)
• Laos (23 Juli 1997)
• Myanmar (23 Juli 1997)
• Kamboja (16 Desember 1998)
15. Tokoh-tokoh Pendiri ASEAN :
1. Adam Malik (Menteri Luar
Negeri Indonesia )
2. Tun Abdul Razak (Wakil
Perdana Menteri Malaysia )
16. 3. S. Rajaratnam (Menteri Luar
Negeri Singapura )
4. Thanat Khoman ( Menteri Luar
Negeri Thailand )
18. C. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Peran
Indonesia
• Sejarah Berdirinya PBB
Menurut catatan sejarah, Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 dengan
dipelopori oleh lima negara, yaitu: Amerika Serikat,
Inggris, Perancis, Rusia, dan Republik Rakyat Cina.
Berdirinya PBB dilatarbelakangi oleh sebuah cita-cita
untuk menciptakan perdamaian diantara negara-
negara di dunia setelah sebelumnya mengalami dua
peperangan besar. Perang dunia I yang berlangsung
antara tahun 1914-1918, dan perang dunia II yang
terjadi antara tahun 1939-1945.
19. • Pada tanggal 14 Agustus 1941 Presiden Amerika Serikat saat itu,
Franklin Delano Roosevelt, mengadakan pertemuan dengan Perdana
Menteri Inggris, Winston Churcill. Pertemuan yang berlangsung di
atas kapal Augusta yang berlayar di Samudera Atlantik ini
membahas tentang perdamaian dunia dan rencana untuk
menghindarkan korban yang lebih banyak lagi akibat peperangan.
Dalam pertemuan ini lahirlah sebuah kesepakatan yang disebut
dengan Piagam Atlantik.
Isi Piagam Atlantik
1. Setiap bengsa tidak dibenarkan untuk melakukan perluasan wilayah.
2. Setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
3. Setiap bangsa berhak ikut serta dalam perdagangan internasional.
4. Menciptakan perdamaian dunia agar setiap bangsa dapat hidup bebas
dari rasa takut dan kemiskinan.
Isi dari Piagam Atlantik tersebut langsung mendapatkan respon
positif dari beberapa negara di dunia. Hal tersebut ditandai dengan
diadakannya sebuah konferensi di kota Washington, Amerika Serikat
pada tanggal 1 Januari 1942 yang dihadiri oleh 26
negara yang menyetujui isi Piagam Atlantik.
20. Tujuan didirikan PBB
• Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
• Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa
berdasarkan asas-asas persamaan derajat, hak menentukan
nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara lain.
• Mengembangkan kerjasama internasional dalam
memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya,
dan kemanusiaan.
• Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan
mencegah timbulnya peperangan.
• Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta
kebebasan atau kemerdekaan fundamental tanpa
membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan
agama.
• Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai
kerja sama yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
21. • Keanggotaan dalam PBB bersifat terbuka, hingga tahun
2011 tercatat 193 negara telah bergabung dalam
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai negara yang cinta
perdamaian dan anti penjajahan, secara resmi Indonesia
menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950 dan
tercatat sebagai negara anggota PBB yang ke-60
Syarat Menjadi Aggota PBB
Adapun syarat-syarat untuk diterima menjadi anggota PBB
yaitu :
• Negara yang merdeka.
• Negara itu mencintai perdamaian.
• Bersedia memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota
PBB.
• Mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan PBB dan
disetujui oleh Majelis Umum PBB.
22. • Hak Veto dimiliki oleh Negara Negara Anggota Tetap
Dewan keamanan PBB yang saat ini dimiliki
oleh Amerika Serikat, Rusia (dulu Uni Soviet), Republik
Rakyat China menggantikan Republik China (Taiwan)
pada tahun 1979, Inggris dan Perancis.
• Pada saat ini opini yang berkembang di media-media
internasional menyebutkan keberadaan lima negara
anggota tetap dan hak veto ditinjau kembali karena
perkembangan dunia yang semakin kompleks serta
sering dianggap membuat berlarut larutnya masalah
internasional yang membawa akibat pada masalah
kemanusiaan akibat digunakannya hak ini oleh negara-
negara besar yang dianggap membawa kepentingannya
sendiri dan juga kelompok
23. Lembaga-Lembaga khusus di PBB
• Ada banyak organisasi dan badan-badan PBB yang
berfungsi untuk bekerja pada isu-isu tertentu.
Beberapa lembaga yang paling terkenal adalah Badan
Energi Atom Internasional, Organisasi Pangan dan
Pertanian, UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-
Bangsa), Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia.
• Hal ini melalui badan-badan PBB yang melakukan
sebagian besar pekerjaan kemanusiaan. Contohnya
termasuk program vaksinasi massal (melalui WHO),
menghindari kelaparan dan gizi buruk (melalui
karya WFP) dan perlindungan masyarakat rentan dan
pengungsi (misalnya, oleh UNHCR).
25. D. Gerakan Non Blok ( GNB ) dan Peran
Indonesia
Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM)
adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100
negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau
terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti
yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk
menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan
dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka
menentang imperialisme, kolonialisme, neo-
kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi
militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan
menentang segala bentuk blok politik. Mereka merepresentasikan 55
persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB. Berdirinya
Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement) diprakarsai oleh para
pemimpin negara dari Indonesia (Presiden Soekarno), Republik Persatuan
Arab–Mesir (Presiden Gamal Abdul Nasser), India (Perdana Menteri
Pandith Jawaharlal Nehru), Yugoslavia (Presiden Joseph Broz Tito), dan
Ghana (Presiden Kwame Nkrumah).
26. 1. LATAR BELAKANG
Faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non Blok adalah
sebagai berikut.
1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok
Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara
berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph
Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul
Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di
Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar
PBB, yaitu:
a) Presiden Soekarno (Indonesia),
b) PM Jawaharlal Nehru (India),
c) Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
d) Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan
e) Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).
27. 2. Tujuan Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok mempunyai tujuan, antara lain:
1) meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan
dua blok adidaya yang bersengketa;
2) mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan
damai;
3) mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara
demokratis;
4) menentang kolonialisme, politik apartheid, dan rasialisme;
5) memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan
kerja sama atas dasar persamaan derajat;
6) meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota
Gerakan Non Blok;
7) menggalang kerja sama antara negara berkembang dan
negara maju menuju terciptanya tata ekonomi dunia baru.
28. 3. Prinsip GNB adalah :
• Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
• Perjanjian non-agresi
• Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
• Kesetaraan dan keuntungan bersama
• Menjaga perdamaian
4. Asas Gerakan Non Blok
1) GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke
dalam blok dunia yang saling bertentangan.
2) GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang
sedang berkembang yang gerakannya tidak pasif.
3) GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi di
semua tempat, memegang teguh perjuangan melawan
imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme,
apartheid, dan zionisme.
29. 5. Keanggotaan GNB
Pada waktu berdirinya, GNB hanya beranggota 25
negara. Setiap diselenggarakan KTT anggotanya
selalu bertambah, sebab setiap negara dapat
diterima menjadi anggota GNB dengan
memenuhi persyaratan. Adapun syarat menjadi
anggota GNB adalah sebagai berikut:
1) menganut politik bebas dan hidup berdampingan
secara damai;
2) mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan
nasional;
3) tidak menjadi anggota salah satu pakta militer
Amerika Serikat atau Uni Soviet.
30. 6. Tempat dan tanggal KTT GNB
• KTT I – Belgrade, 1 September 1961 – 6 September 1961
• KTT II – Kairo, 5 Oktober 1964 – 10 Oktober 1964
• KTT III – Lusaka, 8 September 1970 – 10 September 1970
• KTT IV – Aljir, 5 September 1973 – 9 September 1973
• KTT V – Kolombo, 16 Agustus 1976 – 19 Agustus 1976
• KTT VI – Havana, 3 September 1979 – 9 September 1979
• KTT VII – New Delhi, 7 Maret 1983 – 12 Maret 1983
• KTT VIII – Harare, 1 September 1986 – 6 September 1986
• KTT IX – Belgrade, 4 September 1989 – 7 September 1989
• KTT X – Jakarta, 1 September 1992 – 7 September 1992
• KTT XI – Cartagena de Indias, 18 Oktober 1995 – 20 Oktober 1995
• KTT XII – Durban, 2 September 1998 – 3 September 1998
• KTT XIII – Kuala Lumpur 20 Februari 2003 – 25 Februari 2003
• KTT XIV – Havana, 11 September 2006 – 16 September 2006.