SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  50
Télécharger pour lire hors ligne
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

Pengantar

Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti
udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai
sistim-sistim udara bertekanan. Sebelum era 1950-an, sistim-sistim pneumatik
telah dipergunakan dalam proses-proses mekanis sederhana. Sekarang ini,
sistim-sistim pneumatik memainkan peranan yang sangat penting didalam
bidang otomatisasi, hal ini ditunjang pula oleh perkembangan teknologi di
bidang sensor, prosesor dan actuator.

Secara umum, pneumatik berarti suatu aplikasi udara bertekanan sebagai
media kerja dan media kendali pada aplikasi-aplikasi industri. Silinder
pneumatik merupakan jenis actuator yang umum digunakan sebagai actuator
gerakan lurus, hal ini disebabkan karena silinder tersebut memiliki harga yang
murah, mudah dipasang, konstruksi yang kuat dan tersedia dalam berbagai
ukuran langkah kerja.
Gambar 1. Alat Pengangkat Beban dengan Menggunkan Tenaga Pneumatik




Gambar 1 menunjukan suatu contoh sistim pneumatik yang digunakan untuk
mengangkat/memindahkan beban (W). Sumber tenaga utama adalah
kompresor, yang mengisap udara dari atmosfir dan menaikan tekanannya.
Udara bertekanan tinggi ini selanjutnya disimpan didalam tangki penampung.
Udara bertekanan terlebih dahulu disaring dan didinginkan sebelum disimpan
pada tangki penampung. Kompresor digerakan dengan menggunakan motor
listrik, sumber tenaga listrik untuk motor listrik penggerak kompresor
dikendalikan dengan menggunakan saklar tekanan. Jika tekanan udara pada
tangki penampung telah mencapai yang diinginkan maka saklar tekanan akan
memutuskan sambungan daya listrik ke kompresor.




Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai yang telah
ditentukan, maka saklar tekanan akan menyambungkan daya listrik ke
kompresor. Dengan demikian, tekanan udara di dalam tangki penampung
dapat dijaga pada suatu tekanan yang relatif konstan. Selanjutnya udara
bertekanan dialirkan melalui peralatan-peralatan pneumatik untuk dipakai
mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan mengalir melalui
saluran masuk A, silinder pneumatik akan memanjang keatas, sehingga
beban terangkat. Sebaliknya jika udara bertekanan dialirkan melalui saluran
masuk B, maka silinder pneumatik akan memendek dan beban (W) dibawa
turun. Saluran buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke
atmosfir setelah digunakan didalam silinder pneumatik.
Gambar 2. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk Penyimpanan Benda
                                   Kerja




Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi sistim pneumatik di industri, dimana
sebuah silinder pneumatik dipakai untuk mendorong/mengeluarkan benda
kerja dari tempat penyimpanan benda kerja.




Sistim Pengumpan Benda Kerja
Gambar 3. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk transport benda kerja

Aplikasi lain sistim pneumatik diperlihatkan juga pada Gambar 3. Disini sistim
pneumatik digunakan pada sistim pengumpan berputar untuk benda kerja
berupa lembaran-lembaran. Benda kerja yang berupa lembaran diambil dari
tempat penyusunannya (8) oleh pengisap-pengisap (1) yang ditempatkan
pada piringan yang dapat berputar (4), kemudian ditempatkan pada konveyor
belt (2) untuk diproses lebih lanjut pada mesin (3). Alat pemutar (5) berfungsi
untuk memutar pengisap-pengisap, sedangkan alat pengangkat (6) berfungsi
untuk menggerakan alat transport naik - turun. Alat pengangkat
elektromekanik (7) digerakan oleh penggerak (6) untuk bergerak naik – turun.
Benda kerja yang berupa lembaran-lembaran disusun diatas dudukan
pengangkat (10)

Pembagian Sistim Pneumatik Berdasarkan Tekanan yang
Digunakan:

   •   Sistim pneumatik tekanan rendah:
       0 - 150 kPa (0 - 1.5 bar or 0 -21.78 psi)
•   Sistim pneumatik tekanan normal:
      150 - 1000 kPa (1.5 - 16 bar or 21.75 -232 psi)

  •   Sistim Pneumatik tekanan tinggi: 1600 kPa (16 bar or 232 psi)

Karakteristik umum silinder pneumatik:

  •   Diameter: 6 - 320 mm
  •   Panjang langkah (stroke): 1 - 2000 mm

  •   Tenaga: 2 – 50 kN

  •   Kecepatan torak: 0.02 – 1 m/s

Elemen Sistim Pneumatik
Gambar 4. Diagram Blok Komponen-komponen Sistim Pneumatik




Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan susunan
koneksi tiap elemen diperlihatkan pada Gambar 4. Bagian paling bawah dari
susunan koneksi terdapat elemen sumber tenaga atau sumber energi, yang
tentu saja berupa udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sumber
tenaga angin dihubungkan kepada elemen penerima sinyal input (dalam hal
udara bertekanan) dan selanjutnya melanjutkan udara bertekanan tersebut
kepada elemen pemroses. Berikutnya, elemen pemroses menggerakan
elemen output atau actuator untuk melakukan kerja (dalam hal ini melakukan
gerakan).

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 2

Elemen Sistim Pneumatik (lanjutan kuliah-1)

Detail yang lebih diperluas dari Gambar 4 ditunjukkan pada Gambar 5, pada
mana gambaran yang lebih lengkap dari elemen-elemen penyusun suatu
sistim pneumatik diperlihatkan, disertai dengan contoh gambar dan simbol-
simbol masing-masing.
Gambar 5. Simbol Elemen-elemen Sistim Pneumatik
Gambar 6. Diagram Aliran Sinyal dan Susunan Hardware Sistim Pneumatik




Produksi dan Distribusi Udara Bertekanan

Sumber energi atau sumber udara bertekanan yang digunakan untuk
menggerakan sistim pneumatik terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:

   •   Kompresor
   •   Tangki udara
•   Pengatur tekanan udara

  •   Saluran distribusi udara bertekanan




              Gambar 7. Instalasi Penyedia Udara Bertekanan




Pada Gambar 7, ditunjukkan layout perpipaan dari saluran distribusi udara
bertekanan dengan gardien kemiringan sebesar 1 – 2 % yang bertujuan untuk
menangkap air agar dapat mengalir keluar ke saluran pembuangan. Jika
terjadi tingkat kondensasi yang tinggi pada udara bertekanan yang dihasilkan
maka diperlukan untuk menggunakan alat pengering udara agar tingkat
kelembaban dari udara yang dihasilkan dapat diatur sesuai kebutuhan.
Kelembaban yang tinggi akan pada dari udara bertekanan dapat merusak
suatu sistim pneumatik.

Udara dikompresi sehingga berkurang kerapatannya sebesar 1/7 dari ukuran
semula. Kegagalan-kegagalan pada sistim pneumatik dapat dikurangi melalui
penyiapan udara bertekanan untuk menggerakan sistim dengan benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan udara
bertekanan yang bermutu tinggi adalah hal-hal sebagai berikut:

  •   Tersedianya jumlah udara yang cukup untuk seluruh keperluan
      pemakaian.
  •   Tipe kompresor yang digunakan harus sesuai dengan yang diperlukan
      oleh sistim.

  •   Kapasitas tangki penyimpanan udara dengan volume yang sesuai untuk
      menyimpan udara bertekanan.

  •   Udara yang diisap masuk oleh kompresor harus benar-benar bersih.

  •   Pengawasan terhadap kandungan uap air dari udara yang dikompresi
      untuk mencegah korosi dan kelembaban pada instalasi pneumatik.

  •   Gunakan minyak pelumas jika diperlukan.

  •   Hindari benturan-benturan yang dapat berasal dari tekanan udara dan
      dari hal-hal lainnya. Hal ini mirip dengan menghindari fluktuasi tegangan
      didalam sitim kelistrikan.
•   Persyaratan tekanan udara untuk operasi yang diminta harus dipenuhi.

   •   Saluran-saluran buang udara harus tersedia dengan baik.

   •   Rancangan sistim distribusi udara harus sesuai dengan standar teknis
       yang telah ditetapkan.

Komponen-komponen sistim pneumatik dirancang untuk beroperasi pada
tekanan udara 8 – 10 bar maksimum. Dalam prakteknya, untuk alas an-alasan
ekonomi dan keselamatan, maka komponen-komponen pneumatik dianjurkan
untuk digunakan pada daerah tekanan udara antara 4 –6 bar atau 400 – 600
kPa. Untuk keperluan ini, kompresor harus dirancang untuk menghasilkan
tekanan udara antara 4.5 – 6.5 bar untuk mengantisipasi kerugian-kerugian
pada saluran distribusi yang terjadi. Suatu tangki penampun diperlukan untuk
mengurangi efek fluktuasi tekanan udara. Tangki penampung difungsikan
sebagai reservoir untuk jangka pendek, sehingga mengurangi siklus on-off
dari kompresor.

Saringan Udara (Filter)

Saringan berfungsi untuk memisahkan materi-materi yang tidak diinginkan
dari udara bertekanan yang dihasilkan, sebelum didistribusikan ke peralatan
penumatik. Saringan juga berfungsi untuk memisahkan air yang berasal dari
kondensasi uap air di dalam udara bertekanan yang dihasilkan. Hasil
penyaringan dari partikel-partikel yang tidak diinginkan dan air ditampung
pada bagian dasar dari unit filter. Air dan partikel yang tertampung harus
sering dibuang melalui saluran pembuangan untuk mencegahnya masuk ke
dalam komponen-komponen pneumatik melalui udara bertekanan yang
didistribusikan.
Pengatur Tekanan Udara

Alat ini digunakan untuk mengatur besar-kecilnya tekanan udara sekunder
dari udara bertekanan yang dikirim ke komponen pneumatik. Pengaturan
tekanan dicapai melalui pengaturan sekrup pengatur yang terdapat pada
bagian atas dari pengatur tekanan.

Unit Pelumasan

Alat ini digunakan untuk mencampur dan mendistribusikan minyak pelumas
dalam bentuk uap ke komponen-komponen sitim pneumatik. Minyak pelumas
digunakan untuk melumasi bagian dalam dari komponen pneumatik untuk
mengurangi gesekan dan mencegah korosi.

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 3

Diagram Sistim Pneumatik

Penentuan Label Komponen

Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu
komponen didalam diagram sistim pneumatik.

   1. Penentuan label dengan menggunakan angka
   2. Penentuan label dengan menggunakan huruf

Penggolongan Grup

Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi
Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya
silinder.
Gambar 8. Contoh Diagram Sistim Pneumatik

Penentuan Label Komponen

Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu
komponen didalam diagram sistim pneumatik.

   1. Penentuan label dengan menggunakan angka
   2. Penentuan label dengan menggunakan huruf

Penggolongan Grup

Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi

Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya
silinder.

Label dengan Menggunakan Nomor
0Z1, 0Z2, dst           Unit sumber tenaga udara bertekanan

1A, 2A, dst             Komponen tenaga/daya

1V1, 1V2, dst           Elemen kendali

1S1, 1S2, dst           Elemen-elemen masukan (katup yang diaktifkan secara mekanis atau secara
                        manual)


              Label dengan Menggunakan Huruf


1A, 2A, dst             Komponen tenaga/daya

1S1, 2S1, dst           Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan mundur silinder 1A, 2A
                        (ditempatkan di bagian awal jarak langkah silinder)

1S2, 2S2, dst           Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan maju silinder 1A, 2A (ditempatkan
                        di akhir jarak langkah silinder)


              Gambar 8 menunjukkan pemberian angka-angka untuk pelabelan didalam
              suatu diagram pneumatik. Bagian bawah dari Gambar 8 menunjukan susunan
              untuk elemen pemasok tenaga udara bertekanan dengan nomor 0.1.
              Selanjutnya dua elemen input (tombol tekan) diberi label 1.2 dan 1.4.
              Komponen dengan label 1.3 adalah saklar roller yang dimanfaatkan sebagai
              sensor untuk mengindera keberadaan poros piston pada silider pneumatik.

              Komponen dengan label 1.6 bekerja sebagai pengolah sinyal (signal processor) Hasil
              pengolahan sinyal dikirmkan melalui komponen dengan label 1.1 ke actuator (silinder
              pneumatik) dengan label 1.0. Komponen dengan label 1.1 merupakan elemen kendali
              akhir yang berupa katup kendali arah dengan 5 saluran (ports) masukan dan memiliki
              dua arah gerak. Sinyal hasil olahan pengolah sinyal diterima oleh komponen dengan
label 1.0 dan sebagai hasilnya poros silinder pneumatik bergerak ke arah posisi sensor
dengan label 1.3.




      Gambar 9. Simbol-Simbol untuk Komponen Transmisi Udara Bertekanan

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 4

Katup Pneumatik

Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di dalam peralatan
pneumatik. Fungsi utama dari katup-katup didalam suatu sistim pneumatik
adalah untuk mengubah, membangkitkan atau menghentikan sinyal untuk
keperluan keperluan penginderaan, pemrosesan, dan pengendalian. Katup
dibagi-bagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya didalam
rangkaian penumatik. Katup juga dapat dibagi-bagi berdasarkan jenis sinyal
yang diterima, metode pengaktifan, metode kembali ke posisi semula dan
konstruksinya.

Katup yang dioperasikan sebagai element sinyal akan menghasilkan sinyal
jika diaktifkan (mis. katup tuas dan katup roler) dan katup jenis ini akan
menghasilkan sinyal yang berguna untuk memberikan informasi mengenai
posisi dari poros suatu silinder pneumatik.

Tipe katup pneumatik dapat dikenal melalui,

   •   Jumlah saluran (ports) yang dimilikinya. Misalnya katup dengan tipe
       2,3,4,5 port.
   •   Jumlah posisi kerja, misalnya katup dengan 2, 3 posisi kerja

   •   Metode pengaktifan, misalnya secara manual, dengan tekanan udara,
       atau dengan solenoid (listrik).

   •   Metode pengembalian ke posisi awal, misalnya dengan tenaga pegas,
       tenaga udara bertekanan atau dengan tenaga listrik (solenoid).

   •   Fungsi operasi khusus, misalnya melalui fungsi pengambil alihan
       secara manual.

Banyaknya terminal input-outpu atau port dari suatu katup ditunjukkan melalui
jumlah garis lurus yang digambar pada bagian luar dari kotak. Contohnya
ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Prinsip dasar posisi katup pneumatik




Katup Pneumatik Saklar Tekan

Katup dengan tipe saklar tekan dengan 3 port dan 2 posisi atau lebih sering
disebut sebagai katup 3/2 ditunjukkan simbolnya pada Gambar 13. Disebut
katup 3/2 karena memiliki 3 port atau terminal dan 2 posisi kerja yakni posisi
kiri dan kanan.

Katup jenis ini diaktifkan dengan menekannya seperti halnya saklar tekan
pada sistim listrik. Gambar 11 (A) menunjukkan posisi atau keadaan katup
sebelum ditekan atau diaktifkan, sedangkan Gambar 11 (B) menunjukkan
posisi atau keadaan setelah katup diaktifkan/diaktifkan (bergeser ke kanan).
Jika tidak ditekan katup akan kembali ke posisi normal (bergeser ke kiri)
akibat daya dorong oleh pegas.
Gambar 11. Saklar Tekan (push-button) Pneumatik
Pada posisi awal dimana katup belum diaktifkan, udara bertekanan tertahan pada port
no.1. Bila katup diaktifkan, maka ruangan (kotak) sebelah kiri akan bergeser ke kanan
sehingga port no. 1 dan no. 2 akan terhubung. Dengan demikian udara akan mengalir
dari port no. 1 ke port no. 2 dan selanjutnya keluar dari katup.

Keterangan:

1(P) = Masuk (Input)

2(A) = keluar (Output)

3(R) = Saluran Buang (exhaust)



Penggunaan Katup Saklar Tekan 3/2
Gambar 12. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 5
Katup Pneumatik Saklar Tekan (lanjutan kuliah 4)
Gambar 13. Adalah diagram rangkaian pneumatik yang menunjukan penggunaan saklar tekan
pneumatik yang secara langsung (direct) menggerakan aktuator atau elemen daya (silinder
pneumatik).
Gambar 13. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik (Simbolik) – Direct Drive




           Gambar 14. Simbol untuk Metode Aktivasi Katup-katup Pneumatik

Catatan:

   •   General manual operation: katup untuk operasi umum secara manual
   •   Pushbutton: katup yang dioperasikan dengan menekan tombol

   •   Detent lever operation: katup dengan tombol yang dapat terkunci

   •   Foot pedal operation: katup pedal dioperasikan dengan kaki

   •   Spring return: kembali ke posisi awal dengan gaya tekan pegas
•   Spring centered: berada pada posisi tengah dengan gaya tekan pegas

  •   Roller operated: dioperasikan dengan menggunakan roller

  •   Idle return roller: roller yang bekerja hanya dalam satu arah (arah maju roller
      bekerja – arah mundur tidak)

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 6
Simbol untuk Katup-katup Pneumatik
Gambar 15. Simbol untuk Katup-katup Pneumatik




Penampang Melintang Silinder Pneumatik




 Gambar 16. Penampang Melintang Silinder Pneumatik dalam Keadaan Memanjang
                      (A) dan keadaan Memendek (B)

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 7

Katup Pengendali Arah
Katup pengendali arah berfungsi untuk mengatur aliran sinyal udara
bertekanan. Penamaan standar untuk katup jenis terdiri dari dua digit angka
yang dipisah oleh tanda garis miring (/). Contoh penamaan diberikan pada
keterangan dibawah ini,

Sebagai contoh suatu katup yang diberi kode 3/2 berarti memiliki 3 port
(saluran udara) dan dua posisi kerja.

Katup pengendali arah dibagi menjadi tiga bagian, yakni

power elements (Elemen Daya), signaling elements (Elemen persinyalan) dan
processing elements (Elemen Pemrosesan).

Simbol Katup-katup Pengendali Arah
Gambar 17. Simbol Katup-katup Pengendali Arah




Keterangan:

  •   Gambar A: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – single piloted (NC), kembali ke
      posisi awal dengan tekanan udara
  •   Gambar B: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – doubble piloted (NC), kembali ke
      posisi awal dengan udara bertekanan
•   Gambar C: Katup 5/2 aktifasi dengan solenoid (NC), kembali ke posisi awal
       dengan tekanan pegas

   •   Gambar D: Katup 5/2 aktifasi dengan udara bertekanan ganda – doubble
       piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan

Katup Pengendali Arah sebagai Elemen Daya

Katup pengendali arah yang difungsikan sebagai elemen daya mengatus aliran udara
bertekanan ke silinder pneumatic yang akan dikerjakan. Untuk keperluan ini, katup
berfungsi sebagai elemen pengatur gerak maju-mundur dari silinder yang
dihubungkan dengan katup tersebut. Contoh aplikasi dari katup pengendali arah
dengan fungsi ketenagaan diperlihatkan pada Gambar 18. Pengaturan gerakan maju-
mundur dari silinder diatur dengan memberikan sinyal komando yang sesuai pada port
12 untuk gerakan mundur dan port 14 untuk gerakan maju. Sinyak komando dengan
tekana udara yang rendah sebesar 6 bar digunakan untuk mengatur kerja maju-mundur
dari silinder pneumatik yang memiliki tekan udara kerja yang lebih besar yakni
sebesar 100 bar.




            Gambar 18. Aplikasi Katup 5/2 aktifasi dengan udara(A) dan

                  Bentuk Fisik Blok Katup 5/2 Doubble Piloted (B)
Gambar 19. Penampang Melintang Katup 5/2 Doubble Piloted




Keterangan:

  •   Gambar 20 (atas) – Katup diaktifkan melalui port 12
  •   Gambar 20 (bawah) – Katup diaktifkan melalui port 14

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 8
Sensor Mekanis / Katup Roller
Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller

Keterangan:

  •   Gambar 20 (a) Katup normal roller
  •   Gambar 20 (b) Katup idle return roller
Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted – spring return
             untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive)

Keterangan :

Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button diaktifkan.

Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak
langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi sebagai
elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat komando yang
diberikan dari penekanan katup push-button.
Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah)

Catatan:

  •   Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND
  •   Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR


Tabel Logika
           Input X                     Input Y                Output A (AND)

               1                          0                          0

               0                          1                          0

               1                          1                          1


Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 9
Rantai Kendali Sistim Pneumatik
Gambar 23. Contoh Rantai Kendali Sistim Pneumatik

Catatan:

   •   Power component (1A): komponen penggerak
   •   Control element (1V2): elemen kendali

   •   Processing element (1V1): elemen pemrosesan

   •   Input element (1S1, 1S2, 1S3): elemen-elemen masukan

   •   Supply element (0Z, 0S): elemen-elemen pemasok udara bertekanan
Gambar 24. Perbandingan Aliran Informasi antara Sistim Pneumatik dengan Sistim
                                   Elektronik




                Gambar 25. Standar garis sinyal pada diagram D-S

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 10
Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder




                  Gambar 26. Diagram Displacement-Step (D-S)




Urut-urutan Gerakan Silinder

Langkah 1: 1S1 dan 2S1 diaktifkan Silinder 1A maju

Langkah 2: 1S3 diaktifkan Silinder 2A maju

Langkah 3: 2S2 diaktifkan Silinder 1A mundur

Langkah 4: 1S2 diaktifkan Silinder 2A mundur

Langkah 5: 2S1 diaktifkan Kembali ke Posisi Awal (Langkah 1)
Gambar 27. Urut-urutan kerja sistim 2 silinder
Gambar 28. Aplikasi sistim dengan 2 silinder pneumatik
Gambar 29. Diagram Rangkaian– Posisi Awal

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 11
Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder (lanjutan)
Gambar 30. Diagram Rangkaian - Langkah 1 (atas) & Langkah 2 (bawah)
Gambar 31. Diagram Rangkaian - Langkah 4 (atas) & Langkah 5 (bawah)
Gambar 32. Diagram Rangkaian - Langkah 5 (selesai)

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 12

Contoh Soal UAS:




Problem I. Jika tombol start push button diaktifkan solenoid Y1 energized
kemudian menghubungkan port 1 dan 4 dari katup solenoid 5/2 solenoid.
Hasilnya, silinder pneumatic melakukan gerakan maju. Pada saat silinder
mencapai maskimum, sensor A1 aktif, selnajutnya relay K1 energized. Pada
relay K1 energize, kontak K1 bertukar dari posisi NO ke posisi NC dan
solenoid Y2 energized. Pada saat solenoid Y2 energize, port 1 dihubungkan
ke port 2 pada katup solenoid 5/2. koneksi antara port 1 ke port 2
memundurkan silinder ke posisi awalnya. Contoh soal yang mirip akan
diberikan dalam UAS dimana suatu diagram lengkap tanpa label komponen
akan diberikan. Selanjutnya, peserta ujian diminta untuk memberikan label
yang benar pada komponen-komponen dan menjelaskan kerja sistim secara
lengkap dengan menggunakan standar label komponen yang telah dibuat.




                      Gambar 1. Sistim silinder tunggal




Problem II.Jika tombol push button Set diaktifkan relay K2 energize dan
lampu menyala (Perhatikan bahwa tombol push buton Reset digunakan
dengan konfigurasi koneksi Normal Closed (NO)). Setelah relay K2 energize,
kontak K2 terhubung dan

solenoid Y3 energize. Selanjutnya, port 1 terhubung ke port 2 pada katup
solenoid 3/2 solenoid dengan spring returns. Hasilnya, silinder bergerak maju
hingga posisi maksimumnya. Silinder ditahan pada posisi memanjang hingga
tombol [ush button Reset diaktifkan. Rangkaian ini menggunakan prinsip
dasar rangkaian latching dimana kondisi Set dikunci hingga sinyal Reset
diberikan.
Problem ini dapat menjadi salah satu soal UAS, dimana peserta diminta untuk
menggambarkan rangkaian lengkap, baik untuk bagian pneumatik maupun
the elektro-pneumatik. Selanjutnya, diminta juga untuk memberikan label
yang sesuai untuk semua komponen dan menjelaskan dengan lengkap urutan
operasi dari sistim.




     Gambar 34. Rangkaian Set dan Reset dengan Single Acting Cylinder

si Sistem Pneumatik dan Hidrolik
Halo agan-agan semua, jumpa lagi kali ini dalam postingan AutoBorneo yang lebih ke arah
pendidikan ..
yap, tentu sudah banyak orang yang mengetahui tentang suatu sistem pneumatik maupun
hidrolik. Aplikasi kedua sistem tersebut bahkan sudah mulai merambah berbagai bidang tidak
hanya dunia teknik mesin. Sistem pneumatik dan hidrolik pun menjadi salah satu mata kuliah
wajib untuk mahasiswa teknik mesin. Namun untuk membeli sebuah paket sistem tersebut, ambil
contoh pneumatik, membutuhkan biaya yang sangat tinggi mengingat alat-alat yang mendukung
sistem ini kebanyakan adalah produk impor.

Berbagai metode yang diajarkan untuk memahami sistem ini tentu belum dirasa cukup bagi
peserta didik untuk mengetahui secara lebih rinci. Di sini, hadir sebuah solusi cerdas untuk
mengatasi solusi tersebut, yakni sebuah simulasi. Simulasi tersebut hadir dalam format software.
Ada berbagi macam sofware yang ditawarkan, namun sebagian besar mengharuskan kita untuk
membelinya. Salah satu software simulasi yang bisa digunakan dalam versi demo yakni dari Lab
Volt,
Softare ini cukup mumpuni untuk digunakan sebagai media pembelajaran pneumatik. Cukup
banyak variasi rangkaian yang dapat ‘dibuat’ menggunakan software ini.

Yuk, daripada berlama-lama, langsung saja kita ke Download Area. Untuk menginstal pada versi
trial, cukup ketikkan kata “DEMO” pada kolom serial number.

Contenu connexe

Tendances

Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)gunawanzharfan
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Katup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada PneumatikKatup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada PneumatikToro Jr.
 
Pneumatik & Hidrolik
Pneumatik & HidrolikPneumatik & Hidrolik
Pneumatik & HidroliklombkTBK
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahRock Sandy
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikWahyu Pram
 
Motor Bensin dan Motor Diesel
Motor Bensin dan Motor DieselMotor Bensin dan Motor Diesel
Motor Bensin dan Motor DieselCharis Muhammad
 
Kopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKhairul Fadli
 
Materi PPT Kopling.ppt
Materi PPT Kopling.pptMateri PPT Kopling.ppt
Materi PPT Kopling.pptNaufalfaris16
 
Transmisi otomatis
Transmisi otomatisTransmisi otomatis
Transmisi otomatisaduyarpnamor
 
Sistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada MesinSistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada MesinJoko Prasetiyo
 
Sistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikSistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikMOHD SHUKRI
 
pump & compressor.pptx
pump & compressor.pptxpump & compressor.pptx
pump & compressor.pptxKrisnaIrawan1
 
Presentation(Turbocharger)
Presentation(Turbocharger)Presentation(Turbocharger)
Presentation(Turbocharger)Syihab umam
 
Sistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckSistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckKhalida Aulia
 

Tendances (20)

Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
 
Isi pneumatik
Isi pneumatikIsi pneumatik
Isi pneumatik
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Katup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada PneumatikKatup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada Pneumatik
 
Pneumatik & Hidrolik
Pneumatik & HidrolikPneumatik & Hidrolik
Pneumatik & Hidrolik
 
Sistem hidrolik
Sistem hidrolikSistem hidrolik
Sistem hidrolik
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkah
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Motor Bensin dan Motor Diesel
Motor Bensin dan Motor DieselMotor Bensin dan Motor Diesel
Motor Bensin dan Motor Diesel
 
MODUL CVT
MODUL CVTMODUL CVT
MODUL CVT
 
Presentasi Kopling
Presentasi KoplingPresentasi Kopling
Presentasi Kopling
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Kopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajar
 
Materi PPT Kopling.ppt
Materi PPT Kopling.pptMateri PPT Kopling.ppt
Materi PPT Kopling.ppt
 
Transmisi otomatis
Transmisi otomatisTransmisi otomatis
Transmisi otomatis
 
Sistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada MesinSistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada Mesin
 
Sistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikSistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N Hidrolik
 
pump & compressor.pptx
pump & compressor.pptxpump & compressor.pptx
pump & compressor.pptx
 
Presentation(Turbocharger)
Presentation(Turbocharger)Presentation(Turbocharger)
Presentation(Turbocharger)
 
Sistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckSistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truck
 

Similaire à Sistim pneumatik dan hidrolik

Pneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfPneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfTulusArdiyanto
 
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2   Penerapan Sistem RobotikMateri pertemuan 2   Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem RobotikAhmad Nawawi, S.Kom
 
Asas Sistem pneumatik -123
Asas Sistem pneumatik -123Asas Sistem pneumatik -123
Asas Sistem pneumatik -123KEN KEN
 
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter   compressors and compressed air systems (bahasa indChapter   compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa ind'Purwanto' Magl
 
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter   compressors and compressed air systems (bahasa indChapter   compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa indzhool32
 
Jobshet1 instalasi kompresor udara
Jobshet1 instalasi kompresor udaraJobshet1 instalasi kompresor udara
Jobshet1 instalasi kompresor udaraBambang Haryono
 
ppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptxppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptxRezkyAndrii
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikArya Shandy
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikIndo Permana
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikIrwan Dony
 
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdfsistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdfTriHutagalung2
 
J4012 pneumatik dan hidraulik unit1
J4012 pneumatik dan hidraulik unit1J4012 pneumatik dan hidraulik unit1
J4012 pneumatik dan hidraulik unit1Asraf Malik
 
Dasar sistem pneumatik juli 2018
Dasar sistem pneumatik juli 2018Dasar sistem pneumatik juli 2018
Dasar sistem pneumatik juli 2018Rendy Pradana
 
pengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.ppt
pengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.pptpengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.ppt
pengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.pptSupendi14
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engineAhmad Faozi
 

Similaire à Sistim pneumatik dan hidrolik (20)

Pneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfPneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdf
 
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2   Penerapan Sistem RobotikMateri pertemuan 2   Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem Robotik
 
Asas Sistem pneumatik -123
Asas Sistem pneumatik -123Asas Sistem pneumatik -123
Asas Sistem pneumatik -123
 
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter   compressors and compressed air systems (bahasa indChapter   compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa ind
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Pneumatik
PneumatikPneumatik
Pneumatik
 
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter   compressors and compressed air systems (bahasa indChapter   compressors and compressed air systems (bahasa ind
Chapter compressors and compressed air systems (bahasa ind
 
Jobshet1 instalasi kompresor udara
Jobshet1 instalasi kompresor udaraJobshet1 instalasi kompresor udara
Jobshet1 instalasi kompresor udara
 
ppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptxppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptx
 
Kp4a
Kp4aKp4a
Kp4a
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolik
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolik
 
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdfsistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
sistempneumatiknhidrolik-141024223821-conversion-gate02.pdf
 
Screw compressor
Screw compressorScrew compressor
Screw compressor
 
J4012 pneumatik dan hidraulik unit1
J4012 pneumatik dan hidraulik unit1J4012 pneumatik dan hidraulik unit1
J4012 pneumatik dan hidraulik unit1
 
Unit1
Unit1Unit1
Unit1
 
Dasar sistem pneumatik juli 2018
Dasar sistem pneumatik juli 2018Dasar sistem pneumatik juli 2018
Dasar sistem pneumatik juli 2018
 
pengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.ppt
pengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.pptpengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.ppt
pengenalan-sistem-kontrol-pneumatik.ppt
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
 

Dernier

704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 

Dernier (20)

704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 

Sistim pneumatik dan hidrolik

  • 1. Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Pengantar Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim udara bertekanan. Sebelum era 1950-an, sistim-sistim pneumatik telah dipergunakan dalam proses-proses mekanis sederhana. Sekarang ini, sistim-sistim pneumatik memainkan peranan yang sangat penting didalam bidang otomatisasi, hal ini ditunjang pula oleh perkembangan teknologi di bidang sensor, prosesor dan actuator. Secara umum, pneumatik berarti suatu aplikasi udara bertekanan sebagai media kerja dan media kendali pada aplikasi-aplikasi industri. Silinder pneumatik merupakan jenis actuator yang umum digunakan sebagai actuator gerakan lurus, hal ini disebabkan karena silinder tersebut memiliki harga yang murah, mudah dipasang, konstruksi yang kuat dan tersedia dalam berbagai ukuran langkah kerja.
  • 2. Gambar 1. Alat Pengangkat Beban dengan Menggunkan Tenaga Pneumatik Gambar 1 menunjukan suatu contoh sistim pneumatik yang digunakan untuk mengangkat/memindahkan beban (W). Sumber tenaga utama adalah kompresor, yang mengisap udara dari atmosfir dan menaikan tekanannya. Udara bertekanan tinggi ini selanjutnya disimpan didalam tangki penampung. Udara bertekanan terlebih dahulu disaring dan didinginkan sebelum disimpan pada tangki penampung. Kompresor digerakan dengan menggunakan motor listrik, sumber tenaga listrik untuk motor listrik penggerak kompresor dikendalikan dengan menggunakan saklar tekanan. Jika tekanan udara pada
  • 3. tangki penampung telah mencapai yang diinginkan maka saklar tekanan akan memutuskan sambungan daya listrik ke kompresor. Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai yang telah ditentukan, maka saklar tekanan akan menyambungkan daya listrik ke kompresor. Dengan demikian, tekanan udara di dalam tangki penampung dapat dijaga pada suatu tekanan yang relatif konstan. Selanjutnya udara bertekanan dialirkan melalui peralatan-peralatan pneumatik untuk dipakai mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan mengalir melalui saluran masuk A, silinder pneumatik akan memanjang keatas, sehingga beban terangkat. Sebaliknya jika udara bertekanan dialirkan melalui saluran masuk B, maka silinder pneumatik akan memendek dan beban (W) dibawa turun. Saluran buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke atmosfir setelah digunakan didalam silinder pneumatik.
  • 4. Gambar 2. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk Penyimpanan Benda Kerja Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi sistim pneumatik di industri, dimana sebuah silinder pneumatik dipakai untuk mendorong/mengeluarkan benda kerja dari tempat penyimpanan benda kerja. Sistim Pengumpan Benda Kerja
  • 5. Gambar 3. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk transport benda kerja Aplikasi lain sistim pneumatik diperlihatkan juga pada Gambar 3. Disini sistim pneumatik digunakan pada sistim pengumpan berputar untuk benda kerja berupa lembaran-lembaran. Benda kerja yang berupa lembaran diambil dari tempat penyusunannya (8) oleh pengisap-pengisap (1) yang ditempatkan pada piringan yang dapat berputar (4), kemudian ditempatkan pada konveyor belt (2) untuk diproses lebih lanjut pada mesin (3). Alat pemutar (5) berfungsi untuk memutar pengisap-pengisap, sedangkan alat pengangkat (6) berfungsi untuk menggerakan alat transport naik - turun. Alat pengangkat elektromekanik (7) digerakan oleh penggerak (6) untuk bergerak naik – turun. Benda kerja yang berupa lembaran-lembaran disusun diatas dudukan pengangkat (10) Pembagian Sistim Pneumatik Berdasarkan Tekanan yang Digunakan: • Sistim pneumatik tekanan rendah: 0 - 150 kPa (0 - 1.5 bar or 0 -21.78 psi)
  • 6. Sistim pneumatik tekanan normal: 150 - 1000 kPa (1.5 - 16 bar or 21.75 -232 psi) • Sistim Pneumatik tekanan tinggi: 1600 kPa (16 bar or 232 psi) Karakteristik umum silinder pneumatik: • Diameter: 6 - 320 mm • Panjang langkah (stroke): 1 - 2000 mm • Tenaga: 2 – 50 kN • Kecepatan torak: 0.02 – 1 m/s Elemen Sistim Pneumatik
  • 7. Gambar 4. Diagram Blok Komponen-komponen Sistim Pneumatik Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan susunan koneksi tiap elemen diperlihatkan pada Gambar 4. Bagian paling bawah dari susunan koneksi terdapat elemen sumber tenaga atau sumber energi, yang tentu saja berupa udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sumber tenaga angin dihubungkan kepada elemen penerima sinyal input (dalam hal udara bertekanan) dan selanjutnya melanjutkan udara bertekanan tersebut kepada elemen pemroses. Berikutnya, elemen pemroses menggerakan elemen output atau actuator untuk melakukan kerja (dalam hal ini melakukan gerakan). Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 2 Elemen Sistim Pneumatik (lanjutan kuliah-1) Detail yang lebih diperluas dari Gambar 4 ditunjukkan pada Gambar 5, pada mana gambaran yang lebih lengkap dari elemen-elemen penyusun suatu sistim pneumatik diperlihatkan, disertai dengan contoh gambar dan simbol- simbol masing-masing.
  • 8. Gambar 5. Simbol Elemen-elemen Sistim Pneumatik
  • 9. Gambar 6. Diagram Aliran Sinyal dan Susunan Hardware Sistim Pneumatik Produksi dan Distribusi Udara Bertekanan Sumber energi atau sumber udara bertekanan yang digunakan untuk menggerakan sistim pneumatik terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: • Kompresor • Tangki udara
  • 10. Pengatur tekanan udara • Saluran distribusi udara bertekanan Gambar 7. Instalasi Penyedia Udara Bertekanan Pada Gambar 7, ditunjukkan layout perpipaan dari saluran distribusi udara bertekanan dengan gardien kemiringan sebesar 1 – 2 % yang bertujuan untuk menangkap air agar dapat mengalir keluar ke saluran pembuangan. Jika terjadi tingkat kondensasi yang tinggi pada udara bertekanan yang dihasilkan
  • 11. maka diperlukan untuk menggunakan alat pengering udara agar tingkat kelembaban dari udara yang dihasilkan dapat diatur sesuai kebutuhan. Kelembaban yang tinggi akan pada dari udara bertekanan dapat merusak suatu sistim pneumatik. Udara dikompresi sehingga berkurang kerapatannya sebesar 1/7 dari ukuran semula. Kegagalan-kegagalan pada sistim pneumatik dapat dikurangi melalui penyiapan udara bertekanan untuk menggerakan sistim dengan benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan udara bertekanan yang bermutu tinggi adalah hal-hal sebagai berikut: • Tersedianya jumlah udara yang cukup untuk seluruh keperluan pemakaian. • Tipe kompresor yang digunakan harus sesuai dengan yang diperlukan oleh sistim. • Kapasitas tangki penyimpanan udara dengan volume yang sesuai untuk menyimpan udara bertekanan. • Udara yang diisap masuk oleh kompresor harus benar-benar bersih. • Pengawasan terhadap kandungan uap air dari udara yang dikompresi untuk mencegah korosi dan kelembaban pada instalasi pneumatik. • Gunakan minyak pelumas jika diperlukan. • Hindari benturan-benturan yang dapat berasal dari tekanan udara dan dari hal-hal lainnya. Hal ini mirip dengan menghindari fluktuasi tegangan didalam sitim kelistrikan.
  • 12. Persyaratan tekanan udara untuk operasi yang diminta harus dipenuhi. • Saluran-saluran buang udara harus tersedia dengan baik. • Rancangan sistim distribusi udara harus sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan. Komponen-komponen sistim pneumatik dirancang untuk beroperasi pada tekanan udara 8 – 10 bar maksimum. Dalam prakteknya, untuk alas an-alasan ekonomi dan keselamatan, maka komponen-komponen pneumatik dianjurkan untuk digunakan pada daerah tekanan udara antara 4 –6 bar atau 400 – 600 kPa. Untuk keperluan ini, kompresor harus dirancang untuk menghasilkan tekanan udara antara 4.5 – 6.5 bar untuk mengantisipasi kerugian-kerugian pada saluran distribusi yang terjadi. Suatu tangki penampun diperlukan untuk mengurangi efek fluktuasi tekanan udara. Tangki penampung difungsikan sebagai reservoir untuk jangka pendek, sehingga mengurangi siklus on-off dari kompresor. Saringan Udara (Filter) Saringan berfungsi untuk memisahkan materi-materi yang tidak diinginkan dari udara bertekanan yang dihasilkan, sebelum didistribusikan ke peralatan penumatik. Saringan juga berfungsi untuk memisahkan air yang berasal dari kondensasi uap air di dalam udara bertekanan yang dihasilkan. Hasil penyaringan dari partikel-partikel yang tidak diinginkan dan air ditampung pada bagian dasar dari unit filter. Air dan partikel yang tertampung harus sering dibuang melalui saluran pembuangan untuk mencegahnya masuk ke dalam komponen-komponen pneumatik melalui udara bertekanan yang didistribusikan.
  • 13. Pengatur Tekanan Udara Alat ini digunakan untuk mengatur besar-kecilnya tekanan udara sekunder dari udara bertekanan yang dikirim ke komponen pneumatik. Pengaturan tekanan dicapai melalui pengaturan sekrup pengatur yang terdapat pada bagian atas dari pengatur tekanan. Unit Pelumasan Alat ini digunakan untuk mencampur dan mendistribusikan minyak pelumas dalam bentuk uap ke komponen-komponen sitim pneumatik. Minyak pelumas digunakan untuk melumasi bagian dalam dari komponen pneumatik untuk mengurangi gesekan dan mencegah korosi. Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 3 Diagram Sistim Pneumatik Penentuan Label Komponen Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik. 1. Penentuan label dengan menggunakan angka 2. Penentuan label dengan menggunakan huruf Penggolongan Grup Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya silinder.
  • 14. Gambar 8. Contoh Diagram Sistim Pneumatik Penentuan Label Komponen Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik. 1. Penentuan label dengan menggunakan angka 2. Penentuan label dengan menggunakan huruf Penggolongan Grup Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya silinder. Label dengan Menggunakan Nomor
  • 15. 0Z1, 0Z2, dst Unit sumber tenaga udara bertekanan 1A, 2A, dst Komponen tenaga/daya 1V1, 1V2, dst Elemen kendali 1S1, 1S2, dst Elemen-elemen masukan (katup yang diaktifkan secara mekanis atau secara manual) Label dengan Menggunakan Huruf 1A, 2A, dst Komponen tenaga/daya 1S1, 2S1, dst Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan mundur silinder 1A, 2A (ditempatkan di bagian awal jarak langkah silinder) 1S2, 2S2, dst Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan maju silinder 1A, 2A (ditempatkan di akhir jarak langkah silinder) Gambar 8 menunjukkan pemberian angka-angka untuk pelabelan didalam suatu diagram pneumatik. Bagian bawah dari Gambar 8 menunjukan susunan untuk elemen pemasok tenaga udara bertekanan dengan nomor 0.1. Selanjutnya dua elemen input (tombol tekan) diberi label 1.2 dan 1.4. Komponen dengan label 1.3 adalah saklar roller yang dimanfaatkan sebagai sensor untuk mengindera keberadaan poros piston pada silider pneumatik. Komponen dengan label 1.6 bekerja sebagai pengolah sinyal (signal processor) Hasil pengolahan sinyal dikirmkan melalui komponen dengan label 1.1 ke actuator (silinder pneumatik) dengan label 1.0. Komponen dengan label 1.1 merupakan elemen kendali akhir yang berupa katup kendali arah dengan 5 saluran (ports) masukan dan memiliki dua arah gerak. Sinyal hasil olahan pengolah sinyal diterima oleh komponen dengan
  • 16. label 1.0 dan sebagai hasilnya poros silinder pneumatik bergerak ke arah posisi sensor dengan label 1.3. Gambar 9. Simbol-Simbol untuk Komponen Transmisi Udara Bertekanan Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 4 Katup Pneumatik Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di dalam peralatan pneumatik. Fungsi utama dari katup-katup didalam suatu sistim pneumatik adalah untuk mengubah, membangkitkan atau menghentikan sinyal untuk keperluan keperluan penginderaan, pemrosesan, dan pengendalian. Katup dibagi-bagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya didalam rangkaian penumatik. Katup juga dapat dibagi-bagi berdasarkan jenis sinyal
  • 17. yang diterima, metode pengaktifan, metode kembali ke posisi semula dan konstruksinya. Katup yang dioperasikan sebagai element sinyal akan menghasilkan sinyal jika diaktifkan (mis. katup tuas dan katup roler) dan katup jenis ini akan menghasilkan sinyal yang berguna untuk memberikan informasi mengenai posisi dari poros suatu silinder pneumatik. Tipe katup pneumatik dapat dikenal melalui, • Jumlah saluran (ports) yang dimilikinya. Misalnya katup dengan tipe 2,3,4,5 port. • Jumlah posisi kerja, misalnya katup dengan 2, 3 posisi kerja • Metode pengaktifan, misalnya secara manual, dengan tekanan udara, atau dengan solenoid (listrik). • Metode pengembalian ke posisi awal, misalnya dengan tenaga pegas, tenaga udara bertekanan atau dengan tenaga listrik (solenoid). • Fungsi operasi khusus, misalnya melalui fungsi pengambil alihan secara manual. Banyaknya terminal input-outpu atau port dari suatu katup ditunjukkan melalui jumlah garis lurus yang digambar pada bagian luar dari kotak. Contohnya ditunjukkan pada Gambar 10.
  • 18. Gambar 10. Prinsip dasar posisi katup pneumatik Katup Pneumatik Saklar Tekan Katup dengan tipe saklar tekan dengan 3 port dan 2 posisi atau lebih sering disebut sebagai katup 3/2 ditunjukkan simbolnya pada Gambar 13. Disebut katup 3/2 karena memiliki 3 port atau terminal dan 2 posisi kerja yakni posisi kiri dan kanan. Katup jenis ini diaktifkan dengan menekannya seperti halnya saklar tekan pada sistim listrik. Gambar 11 (A) menunjukkan posisi atau keadaan katup
  • 19. sebelum ditekan atau diaktifkan, sedangkan Gambar 11 (B) menunjukkan posisi atau keadaan setelah katup diaktifkan/diaktifkan (bergeser ke kanan). Jika tidak ditekan katup akan kembali ke posisi normal (bergeser ke kiri) akibat daya dorong oleh pegas.
  • 20. Gambar 11. Saklar Tekan (push-button) Pneumatik
  • 21. Pada posisi awal dimana katup belum diaktifkan, udara bertekanan tertahan pada port no.1. Bila katup diaktifkan, maka ruangan (kotak) sebelah kiri akan bergeser ke kanan sehingga port no. 1 dan no. 2 akan terhubung. Dengan demikian udara akan mengalir dari port no. 1 ke port no. 2 dan selanjutnya keluar dari katup. Keterangan: 1(P) = Masuk (Input) 2(A) = keluar (Output) 3(R) = Saluran Buang (exhaust) Penggunaan Katup Saklar Tekan 3/2
  • 22. Gambar 12. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 5 Katup Pneumatik Saklar Tekan (lanjutan kuliah 4)
  • 23. Gambar 13. Adalah diagram rangkaian pneumatik yang menunjukan penggunaan saklar tekan pneumatik yang secara langsung (direct) menggerakan aktuator atau elemen daya (silinder pneumatik).
  • 24.
  • 25. Gambar 13. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik (Simbolik) – Direct Drive Gambar 14. Simbol untuk Metode Aktivasi Katup-katup Pneumatik Catatan: • General manual operation: katup untuk operasi umum secara manual • Pushbutton: katup yang dioperasikan dengan menekan tombol • Detent lever operation: katup dengan tombol yang dapat terkunci • Foot pedal operation: katup pedal dioperasikan dengan kaki • Spring return: kembali ke posisi awal dengan gaya tekan pegas
  • 26. Spring centered: berada pada posisi tengah dengan gaya tekan pegas • Roller operated: dioperasikan dengan menggunakan roller • Idle return roller: roller yang bekerja hanya dalam satu arah (arah maju roller bekerja – arah mundur tidak) Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 6 Simbol untuk Katup-katup Pneumatik
  • 27.
  • 28. Gambar 15. Simbol untuk Katup-katup Pneumatik Penampang Melintang Silinder Pneumatik Gambar 16. Penampang Melintang Silinder Pneumatik dalam Keadaan Memanjang (A) dan keadaan Memendek (B) Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 7 Katup Pengendali Arah
  • 29. Katup pengendali arah berfungsi untuk mengatur aliran sinyal udara bertekanan. Penamaan standar untuk katup jenis terdiri dari dua digit angka yang dipisah oleh tanda garis miring (/). Contoh penamaan diberikan pada keterangan dibawah ini, Sebagai contoh suatu katup yang diberi kode 3/2 berarti memiliki 3 port (saluran udara) dan dua posisi kerja. Katup pengendali arah dibagi menjadi tiga bagian, yakni power elements (Elemen Daya), signaling elements (Elemen persinyalan) dan processing elements (Elemen Pemrosesan). Simbol Katup-katup Pengendali Arah
  • 30. Gambar 17. Simbol Katup-katup Pengendali Arah Keterangan: • Gambar A: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – single piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan tekanan udara • Gambar B: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – doubble piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan
  • 31. Gambar C: Katup 5/2 aktifasi dengan solenoid (NC), kembali ke posisi awal dengan tekanan pegas • Gambar D: Katup 5/2 aktifasi dengan udara bertekanan ganda – doubble piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan Katup Pengendali Arah sebagai Elemen Daya Katup pengendali arah yang difungsikan sebagai elemen daya mengatus aliran udara bertekanan ke silinder pneumatic yang akan dikerjakan. Untuk keperluan ini, katup berfungsi sebagai elemen pengatur gerak maju-mundur dari silinder yang dihubungkan dengan katup tersebut. Contoh aplikasi dari katup pengendali arah dengan fungsi ketenagaan diperlihatkan pada Gambar 18. Pengaturan gerakan maju- mundur dari silinder diatur dengan memberikan sinyal komando yang sesuai pada port 12 untuk gerakan mundur dan port 14 untuk gerakan maju. Sinyak komando dengan tekana udara yang rendah sebesar 6 bar digunakan untuk mengatur kerja maju-mundur dari silinder pneumatik yang memiliki tekan udara kerja yang lebih besar yakni sebesar 100 bar. Gambar 18. Aplikasi Katup 5/2 aktifasi dengan udara(A) dan Bentuk Fisik Blok Katup 5/2 Doubble Piloted (B)
  • 32. Gambar 19. Penampang Melintang Katup 5/2 Doubble Piloted Keterangan: • Gambar 20 (atas) – Katup diaktifkan melalui port 12 • Gambar 20 (bawah) – Katup diaktifkan melalui port 14 Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 8 Sensor Mekanis / Katup Roller
  • 33. Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller Keterangan: • Gambar 20 (a) Katup normal roller • Gambar 20 (b) Katup idle return roller
  • 34.
  • 35. Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted – spring return untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive) Keterangan : Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button diaktifkan. Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi sebagai elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat komando yang diberikan dari penekanan katup push-button.
  • 36.
  • 37. Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah) Catatan: • Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND • Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR Tabel Logika Input X Input Y Output A (AND) 1 0 0 0 1 0 1 1 1 Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 9 Rantai Kendali Sistim Pneumatik
  • 38. Gambar 23. Contoh Rantai Kendali Sistim Pneumatik Catatan: • Power component (1A): komponen penggerak • Control element (1V2): elemen kendali • Processing element (1V1): elemen pemrosesan • Input element (1S1, 1S2, 1S3): elemen-elemen masukan • Supply element (0Z, 0S): elemen-elemen pemasok udara bertekanan
  • 39. Gambar 24. Perbandingan Aliran Informasi antara Sistim Pneumatik dengan Sistim Elektronik Gambar 25. Standar garis sinyal pada diagram D-S Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 10
  • 40. Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder Gambar 26. Diagram Displacement-Step (D-S) Urut-urutan Gerakan Silinder Langkah 1: 1S1 dan 2S1 diaktifkan Silinder 1A maju Langkah 2: 1S3 diaktifkan Silinder 2A maju Langkah 3: 2S2 diaktifkan Silinder 1A mundur Langkah 4: 1S2 diaktifkan Silinder 2A mundur Langkah 5: 2S1 diaktifkan Kembali ke Posisi Awal (Langkah 1)
  • 41. Gambar 27. Urut-urutan kerja sistim 2 silinder
  • 42. Gambar 28. Aplikasi sistim dengan 2 silinder pneumatik
  • 43. Gambar 29. Diagram Rangkaian– Posisi Awal Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 11 Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder (lanjutan)
  • 44. Gambar 30. Diagram Rangkaian - Langkah 1 (atas) & Langkah 2 (bawah)
  • 45. Gambar 31. Diagram Rangkaian - Langkah 4 (atas) & Langkah 5 (bawah)
  • 46. Gambar 32. Diagram Rangkaian - Langkah 5 (selesai) Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 12 Contoh Soal UAS: Problem I. Jika tombol start push button diaktifkan solenoid Y1 energized kemudian menghubungkan port 1 dan 4 dari katup solenoid 5/2 solenoid. Hasilnya, silinder pneumatic melakukan gerakan maju. Pada saat silinder mencapai maskimum, sensor A1 aktif, selnajutnya relay K1 energized. Pada relay K1 energize, kontak K1 bertukar dari posisi NO ke posisi NC dan solenoid Y2 energized. Pada saat solenoid Y2 energize, port 1 dihubungkan ke port 2 pada katup solenoid 5/2. koneksi antara port 1 ke port 2 memundurkan silinder ke posisi awalnya. Contoh soal yang mirip akan diberikan dalam UAS dimana suatu diagram lengkap tanpa label komponen akan diberikan. Selanjutnya, peserta ujian diminta untuk memberikan label
  • 47. yang benar pada komponen-komponen dan menjelaskan kerja sistim secara lengkap dengan menggunakan standar label komponen yang telah dibuat. Gambar 1. Sistim silinder tunggal Problem II.Jika tombol push button Set diaktifkan relay K2 energize dan lampu menyala (Perhatikan bahwa tombol push buton Reset digunakan dengan konfigurasi koneksi Normal Closed (NO)). Setelah relay K2 energize, kontak K2 terhubung dan solenoid Y3 energize. Selanjutnya, port 1 terhubung ke port 2 pada katup solenoid 3/2 solenoid dengan spring returns. Hasilnya, silinder bergerak maju hingga posisi maksimumnya. Silinder ditahan pada posisi memanjang hingga tombol [ush button Reset diaktifkan. Rangkaian ini menggunakan prinsip dasar rangkaian latching dimana kondisi Set dikunci hingga sinyal Reset diberikan.
  • 48. Problem ini dapat menjadi salah satu soal UAS, dimana peserta diminta untuk menggambarkan rangkaian lengkap, baik untuk bagian pneumatik maupun the elektro-pneumatik. Selanjutnya, diminta juga untuk memberikan label yang sesuai untuk semua komponen dan menjelaskan dengan lengkap urutan operasi dari sistim. Gambar 34. Rangkaian Set dan Reset dengan Single Acting Cylinder si Sistem Pneumatik dan Hidrolik Halo agan-agan semua, jumpa lagi kali ini dalam postingan AutoBorneo yang lebih ke arah pendidikan ..
  • 49. yap, tentu sudah banyak orang yang mengetahui tentang suatu sistem pneumatik maupun hidrolik. Aplikasi kedua sistem tersebut bahkan sudah mulai merambah berbagai bidang tidak hanya dunia teknik mesin. Sistem pneumatik dan hidrolik pun menjadi salah satu mata kuliah wajib untuk mahasiswa teknik mesin. Namun untuk membeli sebuah paket sistem tersebut, ambil contoh pneumatik, membutuhkan biaya yang sangat tinggi mengingat alat-alat yang mendukung sistem ini kebanyakan adalah produk impor. Berbagai metode yang diajarkan untuk memahami sistem ini tentu belum dirasa cukup bagi peserta didik untuk mengetahui secara lebih rinci. Di sini, hadir sebuah solusi cerdas untuk mengatasi solusi tersebut, yakni sebuah simulasi. Simulasi tersebut hadir dalam format software. Ada berbagi macam sofware yang ditawarkan, namun sebagian besar mengharuskan kita untuk membelinya. Salah satu software simulasi yang bisa digunakan dalam versi demo yakni dari Lab Volt,
  • 50. Softare ini cukup mumpuni untuk digunakan sebagai media pembelajaran pneumatik. Cukup banyak variasi rangkaian yang dapat ‘dibuat’ menggunakan software ini. Yuk, daripada berlama-lama, langsung saja kita ke Download Area. Untuk menginstal pada versi trial, cukup ketikkan kata “DEMO” pada kolom serial number.