METODE COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRUM (CGE)
• Baik secara teoritis maupun studi empiris terdahulu membuktikan bahwa infrastruktur, khususnya infrastruktur trasportasi memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, ketimpangan, serta meningkatkan kualitas hidup
• Namun dampak investasi infrastruktur transportasi yang berbeda perlu untuk dianilisis.
• Hasil simulai menggunakan CGE menunjukkan bahwa investasi pada jalan dan jembatan memberikan dampak pada riil PDB, konsumsi rumah tangga, serta pendapatan pajak lebih tinggi dari infrastruktur transportasi lainnya.
• Investasi pada jalan dan jembatan juga relatif memberikan dampak lebih pada peningkatan tenaga kerja serta penurunan kemiskinan.
• Untuk perdagangan, investasi jalan dan jembatan memberikan dampak pada ekspor lebih tinggi dibanding infrastruktur lainnya. Di sisi lain, investasi pada Bendungan/Rel Kereta/Bandara relatif memberikan dampak lebih tinggi daripada investasi jalan dan jembatan.
METODE RANTAI HASIL
• Digunakan untuk mengidentifikasi ultimate outcome dari proyek
• Bahan penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi sebelum dan sesudah proyek dibangun
• Ketika telah dimanfaatkan oleh pengguna, evaluasi dampak perlu dilakukan menggunakan metode yang lebih robust misalnya:
– randomized experiment
– causal inference
– instrumental variable
– different-in-different
– regression discontinuity
– dll.
1. Djoni Hartono
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia
Pemodelan Computable General Equilibrum
(CGE) pada Pengukuran Dampak Ekonomi
Makro Proyek Transportasi
2. Hasil Simulasi untuk Melihat
dampak Investasi
Infrastruktur Transportasi
pada Perekonomian
Penjelasan Metode Computable
General Equilibrium dan
Rancangan Simulasi
Peran Investasi Infrastruktur
Transportasi dalam
Perekonomian
Urgensi Infrastruktur dalam
Menunjang Pertumbuhan
Agenda
Presentasi
Kesimpulan
2
3. Indikator Indonesia Malaysia Thailand
Peringkat Daya Saing Global 36 23 32
Infrastruktur 52 22 43
Kualitas Infrastruktur keseluruhan 68 21 67
Kualitas Jalan 64 23 59
Kualitas Infrastruktur Rel 30 14 72
Kualitas Infrastruktur Pelabuhan 72 20 63
Kualitas Infrastruktur Transportasi
Udara
51 21 39
Ketersediaan tempat duduk
pesawat juta km/ minggu
14 23 15
Kualitas dari Persediaan Listrik 86 36 57
Pelanggan Telepon Selular 18 28 5
Jaringan Telepon Kabel/ 100
penduduk.
104 71 91
Pendahuluan
Kinerja Infrastruktur
Indonesia di Dunia
4. Teori Pertumbuhan Neo-Classical
Policies affect the level of long-term good
path
Teori Pertumbuhan Endogen
Investment in knowledge, R&D, and public
infrastructure.
Public expenditure on communications,
property right protection, basic schooling
(Barro, 1990)
Urgensi Infrastruktur dalam Menunjang Pertumbuhan
Pandangan Teoritis Peran Pemerintah dalam
Menunjang Pertumbuhan
4
5. Kaitan Infrastruktur dengan Pertumbuhan
"Infrastruktur dapat memberikan manfaat besar dalam pertumbuhan ekonomi,
pengurangan kemiskinan, dan kelestarian lingkungan tetapi hanya jika menyediakan
sarana yang didasari oleh permintaan yang efektif dan dilaksanakan dengan efisien.”
(World Development Report 1994)
“Akses ke penyediaan infrastruktur mendorong pembangunan manusia, dan
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.” (Sanchez-Robles, 1998; Egert et al., 2009; Ajakaiye
dan Ncube, 2010).
“Secara khusus, penyediaan infrastruktur publik dapat meningkatkan perdagangan
dan memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan”
(Ndulu, 2006; Bank Dunia, 2006).
Urgensi Infrastruktur dalam Menunjang Pertumbuhan
6. Infrastruktur sebagai bagian dari
stok modal fisik suatu negara
dan karenanya merupakan
faktor produksi (mis.,
Aschauer, 1993; Gramlich,
1994).
Pandangan Teoritis Dampak Infrastruktur terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Infrastruktur sebagai
komplementer faktor
produksi lain dengan
menurunkan biaya input atau
memperluas production frontier
(mis., Barro, 1990)
Infrastruktur diyakini dapat
mendorong produktifikas faktor
produksi sehingga berdampak
tidak langsung pada
pertumbuhan ekonomi (mis.
Fedderke dan Garlick, 2008)
01 0302
Studi
Empiris
Kontribusi infrastruktur untuk pertumbuhan industri, hasil dari peningkatan produksi
Aschauer (1989), Holtz Eakin 91994), Kashin(1995), Baltagi and Pinnoi (1995), Canning (1999), Demetriades and Mamuneas
(2000), Roller and Waverman (2001), Fernal (1999), Calderon and Serven (2003
Kontribusi infrastruktur untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Easterly and Rebelo (1993) , Sanchez-Robles (1998), Devarajan Coast (1996)
Dampak infrastruktur terhadap pemerataan pendapatan
Brenneman and Kerf (2002), Behrman and Wolfe (1987), Lavy et al (1996), Lee et al (1997), Jalan and Ravallion (2002),
Galiani et al (2002)
6
7. Kaitan Infrastruktur Transportasi dengan
Pertumbuhan
"Infrastruktur transportasi sering disebut sebagai kunci untuk mendoromg
pertumbuhan dan pembangunan karena ekonomi perlu memiliki akses ke
pasar juga ide sebelum orang bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan ekonomi. “
(Banerjee et al., 2020)
"Layanan transportasi yang efisien adalah pendorong utama ekonomi. Lebih dari
80 persen perdagangan dunia diangkut melalui laut, membuat transportasi laut
menjadi penting untuk perdagangan dan globalisasi.“ (UN Report, 2019)
“Infrastruktur transportasi memainkan peran penting dalam transisi dari
ekonomi menengah ke tinggi. Studi teoritis dan empiris telah menggarisbawahi
hubungan positif antara infrastruktur berkualitas tinggi dengan produktivitas
di berbagai ekonomi” (IMF,2015).
Peran Investasi Infrastruktur Transportasi dalam Perekonomian
8. Studi Empiris terkait
dampak Infrastruktur
Transportasi pada
Ekonomi
Author(s) Methods Country
Agbelie (2014) OLS, RE and RPM 40 Countries
Banerjee et al. (2020) OLS and Poisson Estimates China
Branco et al. (2020)
Network Equilibrium Model and Cost Effective
Analysis
Brazil
Canning and Pedroni
(2004)
Time Series Analysis (Unit root, Cointegration,
and Causality Test)
Panel Countries
Haddad et al. (2011) Inter-regional CGE Brazil
Hansen and Johansen
(2017)
Spatial CGE Norwegia
Khan et al. (2020) PMG and MG
6 Countries from
South Asia
Palei (2015) Regression Analysis 124 Countries
Park et al. (2019) 2-SLS
17 OECD and 17
Non OECD
Pradhan (2019) Panel VECM G-20
Wang et al. (2020)
Global Moran's I Analysis, Local Moran
Scatterplot, Static Panel Regression, Dynamic
Spatial Panel Regression
BRI Countries
Cigu et al. (2018) Panel Regression EU-28 Countries
Studi terdahulu banyak yang
menganalisis dampak
pembangunan rel kereta api,
jalan, bandara, dan berbagai
infrastruktur transportasi
lainnya. Metode yang
digunakan umumnya adalah
regresi, equilibrium model,
atau computable general
equilibrium (CGE)
Peran Investasi Infrastruktur Transportasi dalam Perekonomian
12. Metode Computable General Equilibrium dan Rancangan Simulasi
Pengertian Computable General Equilibrium
Secara singkat model CGE memiliki definisi
• “A system of equations that represents economic
agents’ optimum decision in a competitive market
economy.”
• Mayoritas persamaan dalam CGE adalah First
Order Conditions (FOC).
• Ilustration of FOC in relation to real observable
world.
• Model CGE menggunakan persamaan-persamaan
berdasarkan teori ekonomi (mostly microeconomic
theory)
• Persamaan non liniear dengan n variable dan n
equation membutuhkan alat bantu komputer
12
14. Data
Infrastruktur
• Daftar Proyek
Infrastruktur
Simulasi
CGE
Infras - Buildings: Resident &
Non Resident
Infras - Utility (Electricity, Gas,
Water util, Communication)
Infast - Agriculture & Farm
Infras - Road, Bridge & Port
Infras - Other Buildings
• Infrastruktur
dikelompokkan dalam
kategori
• Perhitungan Shock:
• Nilai Investasi
• Periode Konstruksi
• Share to capital
stock
(produktivitas)
• Simulasi menggunakan
Dynamic CGE
Analisis
Dampak
• Memilih variable
• Membuat laporan
• 189 Sektor Produksi
• 5 Sektor Infrastruktur
Aktivitas
Produksi
• Model Nasional
• Recursive Dynamic ModelJenis Model
• Tenaga Kerja, ModalFaktor Produksi
• Asumsi Neo-Classical
(maksimisasi, kompetisi)
• Nesting production structure
Behaviour
Empat Tahap Analisis & Karakteristik Model
Metode Computable General Equilibrium dan Rancangan Simulasi
14
15. SIMULASI
Simulasi per Jenis
Infrastruktur Transportasi
A : Jalan & Jembatan
B : Bendungan/Rel Kereta/Bandara
Skenario Simulasi
Shock sebesar 10 T
untuk masing-masing
jenis infrastruktur
Diasumsikan memiliki
masa konstruksi 2018-
2020 dan masa operasi
2021 awal
Metode Computable General Equilibrium dan Rancangan Simulasi
17. Simulasi A Simulasi B
Investasi Jalan &
Jembatan
Investasi Bendungan/Rel
Kereta/Bandara
Biaya Investasi
Rp10 Triliun
Riil PDB
Rp13.39 Triliun
Riil Konsumsi Rumah Tangga
Rp4.45 Triliun
Riil Investasi
Rp11.55 Triliun
Biaya Investasi
Rp10 Triliun
Riil PDB
Rp13.21 Triliun
Riil Konsumsi Rumah Tangga
Rp3.60 Triliun
Riil Investasi
Rp12.44 Triliun
Hasil Simulasi
18. Simulasi A Simulasi B
Investasi Jalan &
Jembatan
Investasi Bendungan/Rel
Kereta/Bandara
Import
Rp3.09 Triliun
Ekspor
Rp2.91 Triliun
Tenaga Kerja (orang)
32,860
Kemiskinan (orang)
-24,568
(-0.0086%)
Import
Rp3.11 Triliun
Ekspor
Rp2.87 Triliun
Tenaga Kerja (orang)
31,108
Kemiskinan (orang)
-20,005
(-0.0070%)Hasil Simulasi
19. Simulasi A
Simulasi B
Hasil Simulasi
Pendapatan Pajak
Investasi Jalan &
Jembatan
Investasi Bendungan/Rel
Kereta/Bandara
Rp0.13
Triliun
PPh Badan PPh OP PPn PPh Lainnya Bea Masuk
Rp0.17
Triliun
Rp0.47
Triliun
Rp0.19
Triliun
Rp0.06
Triliun
Rp0.07
Triliun
Rp0.12
Triliun
Rp0.41
Triliun
Rp0.17
Triliun
Rp0.06
Triliun
20. 20
Kesimpulan
• Baik secara teoritis maupun studi empiris terdahulu membuktikan bahwa
infrastruktur, khususnya infrastruktur trasportasi memiliki dampak positif
pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, ketimpangan, serta
meningkatkan kualitas hidup
• Namun dampak investasi infrastruktur transportasi yang berbeda perlu
untuk dianilisis.
• Hasil simulai menggunakan CGE menunjukkan bahwa investasi pada
jalan dan jembatan memberikan dampak pada riil PDB, konsumsi rumah
tangga, serta pendapatan pajak lebih tinggi dari infrastruktur transportasi
lainnya.
• Investasi pada jalan dan jembatan juga relatif memberikan dampak lebih
pada peningkatan tenaga kerja serta penurunan kemiskinan.
• Untuk perdagangan, investasi jalan dan jembatan memberikan dampak
pada ekspor lebih tinggi dibanding infrastruktur lainnya. Di sisi lain,
investasi pada Bendungan/Rel Kereta/Bandara relatif memberikan
dampak lebih tinggi daripada investasi jalan dan jembatan.
22. Aplikasi Metode Rantai Hasil
(Results Chain) dalam Pengukuran Dampak
Ekonomi Proyek Infrastruktur Publik
Hengki Purwoto
Dosen Departemen
Ilmu Ekonomi FEB-UGM
23. LATAR BELAKANG
• Infrastruktur publik: bandar udara, pelabuhan, terminal,
kereta api, irigasi, listrik, telekomunikasi, air minum, dll.
• Peran infrastruktur:
– sektor pendorong (push factor)
– sektor pengungkit (leverage power)
• Bagaimana mengukur manfaat/dampak proyek infrastruktur
publik ketika proyek belum dibangun?
– melengkapi/menyempurnakan dokumen studi kelayakan proyek
– waktu dan anggaran terbatas
• Fokus pada prospective (ex-ante) project evaluation
menggunakan metode rantai hasil (results chain)
24. EX-ANTE vs EX-POST EVALUATION
Hal yang Ditinjau EX ANTE EX POST
Kerangka waktu evaluasi dilakukan sebelum implementasi
dalam tujuannya untuk
menginformasikan pendanaan untuk
sebuah program potensial/ prioritas.
dilakukan setelah implementasi
dalam tujuannya untuk
menginformasikan pendanaan
program-program berikutnya atau
kelanjutan dari yang sudah ada.
Tipikal pertanyaan untuk
evaluasi
Apa kemungkinan dampak dari
program atau kebijakan tersebut jika
diimplementasikan?
Apa dampak aktual dari program
dan kebijakan tersebut?
Implikasi penting Perlu asumsi yang kredibel
tentang dampak yang mungkin
terjadi berdasarkan penelitian dan
evaluasi sebelumnya.
Perlu umpan balik untuk ex ante
dan selama implementasi untuk
meningkatkan estimasi secara
iteratif.
Source: “Choosing appropriate designs and methods for impact evaluation”. Dept of Industry, Innovation and
Science, Australian Gov, and RMIT University, ARTD Consultants, 2015
25. ELEMEN RANTAI HASIL
Sumber: Gertler P.J., dkk. (2016). Impact Evaluation in Practice, edisi 2. The World Bank, Washington D.C.
26. THEORY-BASED IMPACT EVALUATION (TBIE)
• Evaluasi dampak memberikan informasi tentang dampak yang dihasilkan oleh
adanya intervensi positif maupun negatif, baik langsung atau tidak langsung.
• Evaluasi dampak harus dapat mengidentifikasi faktor penyebab dampak yang
disebut sebagai atribusi sebab akibat.
Source: “A Practical Guide on Ex Ante Evaluation for Research Infrastructures”, ResInfra@DR project, 2019
27. Relevansi dampak ekonomi pembangunan proyek infrastruktur terhadap sasaran pembangunan
SASARAN PEMBANGUNAN SEBAGAI IMPACT
28. Fokus analisis manfaat berdasarkan kerangka kerja logis
Dukungan data/informasi (dokumen perencanaan proyek)
A N A L I S I S
INPUT:
Investasi
pembangunan
KERANGKA KERJA
29. Atribut/Indikator kunci analisis dampak ekonomi pada proyek infrastruktur
(1)
8
NO SEKTOR Input Output Outcome Impact
Direct Indirect
TRANSPORTASI
1 Pelabuhan • Biaya (capex)
pembangunan
pelabuhan
• Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
pelabuhan
(opex)
• Luas area fasilitas
terbangun /
dipelihara
• Jumlah fasilitas
pendukung layanan
penumpang
• Jumlah fasilitas
pendukung layanan
barang
• Produktifitas
(volume) penumpang
• Produktifitas
(volume) barang
• Kunjungan/frekuensi
kapal
• Penghematan
nilai waktu
(bongkar-muat
barang
/kontainer)
• Penyerapan
tenaga kerja di
sektor pelabuhan
• Penghematan
biaya logistik
• Efek pengganda investasi
terhadap ekonomi wilayah
• Efek pengganda terhadap
ketenagakerjaan di sektor
yang lain
• Produktifitas industri
(komoditi)
2 Kereta Api • Biaya (capex)
pembangunan
KA
• Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
KA (opex)
• Panjang jalur rel
terbangun
• Jumlah stasiun, depo
KA terbangun
• Jumlah sarana
operasional:
lokomotif, gerbong,
dll
• Produktifitas
(volume) penumpang
• Produktifitas
(volume) barang
• Frekuensi perjalanan
KA
• Penghematan
nilai waktu,
• Penghematan
biaya
transportasi,
• Penyerapan
tenaga kerja di
sektor KA
• Efek pengganda investasi
terhadap ekonomi wilayah
• Efek pengganda terhadap
ketenagakerjaan di sektor
yang lain
• Produktifitas industri
(komoditi)
3 Bandar Udara • Biaya (capex)
pembangunan
bandara
• Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
bandara (opex)
• Area bandara
terbangun
• Jumlah fasilitas
pendukung layanan
penumpang
• Jumlah fasilitas
pendukung layanan
barang
• Produktifitas
(volume) penumpang
• Produktifitas
(volume) barang
• Kunjungan/frekuensi
penerbangan
• Penghematan
nilai waktu
• Penyerapan
tenaga kerja di
sektor bandara
• Efek pengganda investasi
terhadap ekonomi wilayah
• Efek pengganda terhadap
ketenagakerjaan di sektor
yang lain
• Produktifitas industri
(komoditi)
30. Atribut/indikator dampak ekonomi dan sosial pembangunan infrastruktur
(2)
9
Skala
dampak
Sifat
dampak
DIRECT INDIRECT/INDUCED
TANGIBLE
• penghematan biaya transportasi/
perjalanan (penumpang, barang)
• efek pengganda terhadap
perekonomian wilayah
• penghematan nilai waktu
• tenaga kerja yang terserap (pada
masa konstruksi dan/atau
operasional)
• efek pengganda terhadap
ketenagakerjaan di sektor
yang lain
INTANGIBLE
respon masyarakat pengguna
terhadap layanan infrastruktur
yang direncanakan atau terbangun
• dukungan aksesibilitas ke
fasilitas sosial/umum yang
lain
• akses ke peluang
ketenagakerjaan
• koordinasi lintas sektor
terkait
32. ISU DAN PERMASALAHAN
Ketertebatasan fasilitas sisi darat dan udara
• Sisi udara: perubahan rencana perpanjangan landas pacu
dari 2.250 meter menjadi 2.450 meter (dan nantinya
diperpanjang menjadi 2.750 meter) untuk melayani
penerbangan jarak jauh; perkuatan perkerasan,
penambahan apron
• Pembangunan dan renovasi terminal penumpang dan
kargo
• Membutuhkan tambahan lahan dan opsinya adalah
perluasan arah laut dengan konstruksi dan pemangkasan
bukit, yg diestimasi akan menambah anggaran (investasi).
Ketertebatasan SDM Profesional
• Perlu penyesuaian sisi kompetensi SDM untuk dapat
“comply” dengan tuntutan kebutuhan
pengembangan bandara di masa mendatang apabila
skema pengelolaan bandara akan dilakukan secara
komersil penuh oleh pihak swasta.
Relevansi kebijakan pembangunan daerah
• Upaya meraih sasaran pembangunan di sektor
pariwisata yaitu meningkatnya peran sektor
pariwisata sebagai penggerak ekonomi daerah
• Peningkatan target pengguna jasa angkutan
udara dari 1,5 juta/thn (saat ini) menjadi 4
juta/thn
33. GAP ANALISIS PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KOMODO (1)
ASPEK BEFORE AFTER GAP
INFRASTRUKTUR • Sisi udara yang telah terbangun
berupa Runway 2250 m x 45 m,
apron seluas 31.100 m2, pavement
taxiway A 87,5 m x 23 m dan taxiway
B 433 m x 23 m
• sisi darat yang telah terbangun
berupa terminal penumpang seluas
9.867 m2, terminal kargo seluas
2.860 m2
• Penambahan sisi udara berupa
Runway menjadi 2450 m x 45 m,
apron seluas 51.300 m2, pavement
taxiway A 87,5 m x 23 m dan taxiway
B 433 m x 23 m
• Penambahan sisi darat berupa
terminal penumpang seluas 45.089
m2, terminal kargo seluas 2.860 m2
• penambahan panjang
runway 200 m x 45 m,
penambahan luas apron
20.200 m2
• penambahan area
terminal penumpang
seluas 35.222 m2
OPERASIONAL • Terselenggaranya penerbangan
domestik (frekuensi per hari).
• Terwujudnya konektivitas
antarwilayah/ daerah
• Terjadi pergerakan (keluar masuk)
penumpang melalui penerbangan
domestik
• Terjadi pergerakan (keluar masuk)
barang melalui moda penerbangan
domestik
• Terselenggaranya rute penerbangan
domestik dan internasional
(frekuensi per hari).
• Terwujudnya konektivitas
antarwilayah/ daerah dan lintas
negara
• Terjadi pergerakan (keluar masuk)
penumpang melalui penerbangan
domestic dan internasional
• Terjadi pergerakan (keluar masuk)
barang melalui moda penerbangan
domestic dan internasional
• jumlah frekuensi
penerbangan domestic
dan internasional per
hari
• jangkauan layanan
(nasional/ internasional)
• jumlah penumpang
(domestic/
internasional)
• jumlah barang
(domestic/
internasional)
34. GAP ANALISIS PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KOMODO (2)
ASPEK BEFORE AFTER GAP
KERJA SAMA • Pengelolaan bandara saat ini oleh
Unit Penyelenggara Bandar
Udara/UPBU
• Pengelolaan bandara oleh pihak
swasta pemenang tender proyek
KPBU
• Perubahan skema
pengelolaan Bandara
Komodo
LAYANAN • layanan penerbangan penumpang
dan barang domestic.
• layanan penerbangan penumpang
dan barang domestik dan
internasional
• tambahan layanan
penerbangan
internasional
(penumpang dan
barang)
IMPACT • Tingkat kunjungan wisatawan
domestik
• Pengeluaran (belanja) wisatawan
domestik
• pendapatan daerah dari sektor
pariwisata
• Tingkat kunjungan wisatawan
domestic dan mancanegara
• Pengeluaran (belanja) wisatawan
domestic dan mancanegara
• Tenaga kerja yang terserap selama
kegiatan konstruksi bandara
• Tenaga kerja yang terserap di sector
penerbangan
• Tenaga kerja yang terserap di sector
pariwisata dan lainnya
• Pendapatan daerah dari sektor
pariwisata
• peningkatan angka
kunjungan wisnus dan
wisman
• peningkatan belanja
wisnus dan wisman
• peningkatan Tenaga
kerja di bidang
konstruksi
• peningkatan Tenaga
kerja di sector
penerbangan
• peningkatan Tenaga
kerja di sector wisata
dan lainnya
• peningkatan PAD sector
pariwisata
35. INVESTASI
Pembangunan
fasilitas fisik sisi
udara dan darat
bandara
Fasilitas sisi
udara yang
terbangun
(apron, runway,
taxiway)
Fasilitas sisi
darat yang
terbangun
(terminal
penumpang dan
kargo)
Peningkatan
frekuensi
penerbangan
internasional
Peningkatan jmlh
penumpang
penerbangan
internasional
Peningkatan
volume barang
penerbangan
internasional
Efek pengganda ekonomi:
1. peningkatan pendapatan
jasa perhotelan
2. peningkatan penerimaan
PNBP kegiatan pariwisata
3. peningkatan pendapatan
dari sector
ketenagakerjaan
Penyerapan tenaga kerja:
teknis-konstruksi,
layanan ticketing, aircraft
crew, cargo handing, dll)
Efek pengganda
ketenagakerjaan:
penyerapan tenaga kerja
di bidang jasa layanan
perhotelan
INPUT OUTPUT OUTCOME IMPACT
direct indirect/induced
Peningkatan
jumlah kunjungan
wisawatan
Pendapatan jasa
layanan
penerbangan
KERANGKA ANALISIS – RANTAI HASIL
36. ATRIBUT DAMPAK EKONOMI DAN METODE/FORMULA
PENGHITUNGANNYA (1)
ATRIBUT DAMPAK FORMULA/PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DATA YANG DIGUNAKAN
DIRECT IMPACT
• Pendapatan jasa
layanan penerbangan
revenue dari jasa aeronautic dan non-aeronautic. dokumen FBC proyek Bandara
Komodo
• Penyerapan tenaga
kerja di sector
konstruksi dan jasa
layanan penerbangan
• unskill labour sebesar 20% dari nilai CAPEX dg shadow convertion
factor 0,8
• unskll labour 20% dari total biaya tenaga kerja selama periode
kerjasama masa dg shadow convertion factor 0,8
dokumen FBC proyek Bandara
Komodo
INDIRECT & INDUCED IMPACT
• Efek pengganda
terhadap penyerapan
tenaga kerja di sektor
lain
penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata yang dihitung menggunakan
pendekatan korelasi antara jumlah wisatawan dan penyerapan tenaga
kerja di bidang usaha perhotelan:
• setiap penambahan 1 orang wisatawan menyerap tenaga kerja di
bidang perhotelan sebanyak 0,01 (contoh model estimasi SDM
pariwisata di Jatim, penelitian Sanaubar dkk., 2017)
data trend jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo (10 thn
terakhir) dihitung menggunakan model matematis (regresi sederhana):
hubungan antara jumlah penumpang pesawat dan jumlah
pengunjung P. Komodo
y = 0,1694x + 51763
data perkembangan jumlah
wisatawan ke Kab Manggarai Barat
(BPS)
37. ATRIBUT DAMPAK EKONOMI DAN METODE/FORMULA
PENGHITUNGANNYA (2)
ATRIBUT DAMPAK PENDEKATAN / FORMULA YANG DIGUNAKAN DATA YANG DIGUNAKAN
INDIRECT & INDUCED IMPACT
• Efek pengganda
terhadap
perekonomian
wilayah
• potensi penerimaan PNBP dari kunjungan wisatawan ke P. Komodo
menggunakan pendekatan model hubungan antara jumlah
wisatawan dan penerimaan PNBP selama 10 thn terakhir, yg secara
matematis sbb:
y = 347846x - 2E+10
• data perkembangan jumlah
wisatawan ke Kab
Manggarai Barat (BPS)
• data perkembangan PNBP
dari kegiatan pariwisata di
Manggarai Barat (BPS) dan
Balai Taman Nasional
Komodo
• data trend perkembangan
rata-rata lama menginap
wisatawan di Manggarai
Barat (BPS)
• tarif hotel rata-rata per
malam (BPS)
• data UMR di Kab
Manggarai Barat (SK
Gubernur NTT)
• potensi pendapatan dari jasa hotel menggunakan formula:
Penerimaan = jml tamu hotel x rata-rata lama inap x tarif kamar
per malam
Jumlah tamu hotel dihitung menggunakan pendekatan model hubungan
antara jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah tamu menginap selama
10 thn terakhir, yg secara matematis sbb:
y = 1,5254x – 67593
• potensi peningkatan pendapatan dari sector ketenagakerjaan di
bidang jasa perhotelan selama periode operasional bandara,
menggunakan formula:
Pendapatan = jumlah tenaga kerja x UMR x masa pengoperasian
bandara
CATATAN:
• Proyeksi jumlah penumpang dan barang menggunakan basis data dari Dokumen FBC dengan pendekatan scenario: (1) with project;
dan (2) without project.
• Hasil proyeksi selanjutnya digunakan sebagai data dasar dalam analisis/simulasi perhitungan dampak ekonomi
38. INPUT DAN OUTPUT
INPUT OUTPUT
Komponen biaya 2020-2025 2028-2032 2035-2040 Jumlah
Sisi Udara 47.147 40.828 - 87.975
Sisi Darat 479.629 373.636 - 853.265
Fasilitas lain 111.396 60.318 2.889 174.603
Biaya penyiapan 31.909 23.825 - 55.733
Overhead 6.143 1.191 - 7.334
Financing (asuransi
dan penjaminan)
20.977 5.935 36 26.948
Jumlah 697.200 505.733 2.925 1.205.858
• Fasilitas sisi udara
• Fasilitas sisi darat
(dalam Juta Rp)
39. OUTCOME
BARANG (pada tahun ultimit 2044)
• Skenario without project: 1.500 ton per tahun.
• Skenario with project: 3.500 ton per tahun.
PENUMPANG (pada tahun ultimit 2044)
• Skenario without project: 1,5 juta pnp per tahun.
• Skenario with project: 4 juta pnp per tahun.
OUTCOME
40. DATA YANG DIGUNAKAN DALAM MENGHITUNG
ANALISIS DAMPAK EKONOMI
Proyeksi Jumlah Penumpang (Org)
? ?
Proyeksi Jumlah Barang (Kg)
Indikasi besarnya dampak ekonomi
41. PERSAMAAN MATEMATIS BERDASAR MODEL REGRESI
LINIER SEDERHANA
y = 0,1694x + 51763
R² = 0,9043
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
180.000
200.000
- 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000
jumlahpengunjungPKomodo
jumlah penumpang pesawat
Relasi antaraJumlah PenumpangPesawat dan PengunjungP. Komodo
y = 1,5254x - 67593
R² = 0,816
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
- 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 200.000
jumlahtamuhotel
jumlah pengjunjung P. Komodo
Relasi antaraJumlahPengunjungP. KomododanJumlahTamuHotel
• Data yg digunakan berbasis data timeseries dari
BPS Kab Manggarai Barat (10 tahun terakhir).
• Persamaan matematis dari hasil pemodelan
regresi sederhana digunakan sebagai formula
proyeksi:
• jumlah wisatawan/pengunjung P. Komodo
• jumlah tamu hotel
43. Mainline
Segmen B Barru-Palanro 27 2
Segmen C Barru 16 3
Segmen D Mandai-Barru 64 8
Siding Track
Segmen B Mainline-Garongkong 5 1
Segmen F Mainline-Bosowa 7 1
Segmen F Mainline-Tonasa 9 1
±127.2 17
Jalur Lokasi
Panjang
(km)
Jumlah
❑ Rencana pembangunan 6 segmen dengan panjang
jalur 142km
❑ Tediri dari 5 segmen mainline (A,B,C, D, E) dan 2 siding
track (B dan F)
❑ Melewati 3 Kabupaten dan 2 kota di Provinsi Sulawesi
Selatan
❑ Jalur B, C, D dan F akan dibangun terlebih dahulu yang
direncanakan tahun 2019
❑ Jalur A dan E akan dibangun setelah ke-4 jalur
beroperasi
RENCANA JALUR KERETA API
45. Atribut/Indikator Dampak Ekonomi
24
Atribut / Indikator Dampak Metode/Pendekatan Analisis Data yang Dibutuhkan
Direct Tangible
• Penghematan biaya perjalanan
(Rupiah)
• Selisih biaya perjalanan antara
penggunaan kendaraan pribadi
(penumpang/barang) dan angkutan KA
(penumpang/barang)
• Volume penumpang KA (org)
• Volume barang KA (ton)
• Biaya transportasi kendaraan pribadi sesuai jenis
kendaraan (penumpang/barang) (Rp/km);
• Tarif angkutan KA (penumpang/ barang) (Rp/km)
• Jarak perjalanan (km)
• Nilai waktu yang dikonversi dengan standar UMR di
daerah (Rp)
• Penghematan nilai waktu
(Rupiah)
• Selisih nilai waktu perjalanan antara
penggunaan kendaraan pribadi
(penumpang/barang) dan angkutan KA
(penumpang/barang)
• Memberikan peluang
ketenagakerjaan (orang)
• Jumlah tenaga kerja yang terserap pada
sektor kereta api – (dalam orang)
• Jumlah tenaga kerja yang akan terlibat selama
kegiatan konstruksi maupun operasi dan
pemeliharaan (orang)
Indirect Tangible •
• Efek pengganda manfaat
ekonomi (Rupiah)
• Besarnya potensi manfaat ekonomi yang
diperoleh dengan pendekatan kasus di
Eropa dan Inggris (angka pengganda antara
0,55 hingga 1,70 dari total investasi)
• Total dana investasi pembangunan, pengoperasian,
dan pemeliharaan (Rp)
• Efek ketenagakerjaan
(pekerjaan)
• Jumlah pekerjaan yang terbangkitkan di
sektor lain dengan pendekatan kasus di
Eropa dan Inggris (angka pengganda antara
0,38 hingga 2,30 pekerjaan untuk setiap
tenaga kerja yang terserap).
• Jumlah tenaga kerja yang akan terlibat selama
kegiatan konstruksi maupun operasi dan
pemeliharaan (orang)
46. INDIKATOR INPUT - OUTPUT
• INPUT: total anggaran sebesar
Rp 10.506,5 Miliar (selama
2017-2038), terdiri atas:
– Konstruksi sebesar Rp 6.573,0
Miliar (selama 2017-2021)
– Operasional sebesar Rp 3.933,5
Miliar (selama 2019-2038)
• OUTPUT
– panjang rel 142 km
– Sarana dan prasarana angkutan
KA (lokomotif, gerbong
penumpang, gerbong barang,
stasiun, dll)
0
500
1000
1500
2000
2500
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038
MiliarIDR
tahun
Capex dan Opex Pembangunan dan Pengoperasian KA Makassar - Parepare
Capex Opex
Tahun OUTPUT (Unit)
Gerbong
Penumpng
Gerbong
brng Umum
Lokomo-
tif
Kereta
Pembangkit
Gerbong
brng
semen
Lokomotif
brng
2020 12 256 16 3 - -
2025 13 269 16 3 186 10
2030 15 311 18 3 230 12
2035 15 318 18 3 288 15
2038 16 323 19 3 288 15
25
48. INDIKATOR IMPACT ASPEK EKONOMI
• Mengestimasi dampak/impact investasi terhadap aspek ekonomi.
ATRIBUT MODEL INDIKASI DAMPAK
Penghematan waktu/biaya
perjalanan
y = 0,4614x + 145,42
(R² = 0,98)
Penghematan waktu dan biaya perjalanan selama 2020-2038 secara kumulatif
mencapai:
• Rp 4,29 T (berdasar Dokumen FS)
• Rp 4,76 T atau menghemat sebesar 6,64% (estimasi- RIPPNas)
Berdasar model, setiap tambahan investasi Rp 1 M → menghemat Rp 0,46 M
Δ nilai waktu dan Δ biaya
perjalanan antara kend
pribadi dan angk KA
Penyerapan tenaga kerja Selama tahap kontruksi akan menyerap tenaga kerja sebesar 362 orang,
dengan jenis pekerjaan utk pemeliharaan/perawatan, kontruksi, dan bidang
teknik.
Aktivitas industry dan
perdagangan wilayah
y = 0,5304x + 8,6886
(R² = 0,99)
Setiap tambahan investasi Rp 1 M →memberikan kontribusi Rp 0,53 M dalam
kegiatan industry/ perdagangan wilayah
Efek pengganda (PDRB
provinsi)
y = 7,1386x - 276,11
(R² = 0,4055)
Relasi antara investasi dan manfaat ekonomi berdasar model tsb terindikasi tdk
cukup kuat (R2=0,4) → dampak thdp efek pengganda belum cukup signifikan,
dimana setiap tambahan investasi Rp 1 M akan berdampak terhadap efek
pengganda sebesar Rp 7,14 M.
27
50. A
Kota Bau-Bau terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara bagian
Selatan Pulau Buton dengan posisi koordinat sekitar 05°21’
hingga 05°30’ Lintang Selatan dan 122°30’ sampai 122°45’
Bujur Timur. Kota Baubau berada di Pulau Buton, dan tepat
terletak di Selat Buton dengan Pelabuhan Utama menghadap
Utara. Di kawasan selat inilah aktivitas lalu lintas perairan
baik nasional, regional maupun lokal sangat intensif.
B
Secara Potensi dan Karakteristik Wilayah Kota Baubau
memiliki potensi alam yang melimpah dengan
karakteristik wilayah yang cenderung subur.
C
D
Angkutan laut merupakan sarana perhubungan yang
sangat penting dan strategis di Kota Baubau yang
merupakan pintu gerbang pelayaran antar pulau di
wilayah Indonesia bagian timur.
A B C D
Dalam konsep pembangunan Pemerintah Kota Baubau,
pelabuhan ini dibangun untuk memenuhi tuntutan
kebutuhan pelayanan demi mendukung program jangka
panjang menjadikan Kota Baubau Pintu Gerbang Ekonomi
dan Pariwisata di Sulawesi Tenggara.
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN
51. MANFAAT PENGEMBANGAN PELABUHAN BAUBAU
Meningkatnya pelayanan
Peluang investasi dan
lapangan kerja
Meningkatkan PDRB
Menurunkan tingkat
kriminalitas
Pengembangan
pelabuhan, yang
mencakup
penataan area serta
perbaikan fasilitas,
diharapkan akan
mencegah peluang
kriminalitas di
pelabuhan tersebut
Pelabuhan yang baik
mendukung sistem
distribusi yang baik
yang dapat
mengundang
investor. Dan
tentunya membuka
peluang pekerjaan
Fasilitas pelabuhan
belum memadai
dibandingkan
permintaan yang ada.
Hal ini menghambat
proses bongkar muat
dan mengakibatkan
peningkatan biaya
pelabuhan (demorage)
dan berpotensi
merusak komoditas
Perbaikan sistem
distribusi komoditas
barang dan manusia
serta pertumbuhan
ekonomi di sekitar
Pelabuhan Baubau
akan memberikan
dampak positif bagi
PDRB
daerah
Memenuhi Demand
Diperkirakan tahun
2018, pelabuhan
mencapai kapasitas
maksimal. Jika tidak
dikembangkan, hal
ini akan
menghambat arus
distribusi dan
pertumbuhan
ekonomi
52. indirectdirect
Pengembangan Terminal
Peti Kemas Pelabuhan
Baubau
Efek
pengganda
OUTCOMEINPUT OUTPUT
Investasi
Sarana
prasarana angk
barang
(petikemas)
Penyerapan
tenaga kerja
Manfaat
ekonomi
Poduktivitas
barang
IMPACT
Ketenaga-
kerjaan
Penghematan
nilai waktu
KERANGKA ANALISIS – RANTAI HASIL
53. 32
Atribut/Indikator Dampak Ekonomi
Direct Tangible
• Penghematan nilai waktu
(Rupiah)
• Selisih biaya penumpukan kontainer
berdasarkan lama penumpukan yang dapat
dihemat dengan membandingkan antara
crane yang terpasang di kapal dan crane yang
ada di sisi dermaga.
• Volume kontainer (boks)
• Tarif (standar) penumpukan
petikemas (Rp/hari)
• Jumlah jam operasi per hari (jam)
• Standar produktivitas crane di kapal
dan crane di dermaga (boks/hari)
• Memberikan peluang
ketenagakerjaan (orang)
• Jumlah tenaga kerja yang terserap selama
kegiatan pembangunan dan operasional
pelabuhan
• Jumlah tenaga kerja yang akan
terlibat selama kegiatan konstruksi
maupun operasi dan pemeliharaan
(orang)
Indirect Tangible • •
• Efek pengganda manfaat
ekonomi (Rupiah)
• Peningkatan perekonomian dengan
pendekatan angka pengganda investasi (pada
kasus ini menggunakan hasil kajian
WorldBank-2017 yaitu antara 3,5 – 12,5 dari
total investasi).
• Total investasi (Rp)
• Efek ketenagakerjaan
(pekerjaan)
• Jumlah pekerjaan yang terbangkitkan di sektor
lain dengan pendekatan hasil riset (Rodrigue,
2017) untuk setiap 1 tenaga kerja yang
terserap di pelabuhan akan membangkitkan 3
– 4 pekerjaan di sektor lain).
• Jumlah tenaga kerja yang terserap di
pelabuhan (orang)
Atribut / Indikator Dampak Metode/Pendekatan Analisis Data yang Dibutuhkan
54. INDIKATOR INPUT - OUTPUT
INPUT
• Total investasi: Rp 291,13
M, terbagi atas 3 periode
sbb:
– Tahun 2016-2020: Rp87,07 M
– Tahun 2016-2025: Rp56,77 M
– Tahun 2016-2035: Rp147,29 M
OUTPUT
• Prasarana Terminal Penumpang, terdiri atas:
– Lapangan Parkir Umum: 4.000 mtr2
– Terminal Penumpang: 2.160 mtr2
• Prasarana Terminal dan Pergudangan Barang,
terdiri atas:
– Dermaga kapal container: 320 mtr
– Dermaga kapal kargo: 910 mtr
– Dermaga Penumpang: 180 mtr
– Dermaga kapal cepat: 50 mtr
– Lapangan container: 12.600 mtr2
– Gudang kargo: 1.300 mtr2
– Open storage: 7.080 mtr2
– Transit shed: 2.500 mtr2
– Lapangan parkir truk: 2.484 mtr2
• Fasilitas Handling Barang, terdiri atas:
– Crane: 6 unit
– Mobile crane 40T: 1 unit
– Reach stacker: 1 unit
– Top Leader: 1 unit
– bottom Lift: 1 unit
– Forklift: 14 unit
– Head truck: 18 unit
33
55. INDIKATOR OUTCOME
• Produktivitas pelabuhan, ditinjau dari:
– Kunjungan kapal
– Volume pnpg
– Volume barang: kargo dan petikemas
34
Tahun Kunjungan
kapal
Volume
Penumpang
Volume
Barang
Volume
Petikemas
(call) orang Ton Teus
2010 5.052 679.483 427.178 112.178
2015 5.937 729.558 1.559.869 348.370
2020 6.978 783.324 2.470.098 578.302
2025 8.201 841.052 3.911.472 959.995
2030 9.638 903.035 6.193.929 1.593.614
2032 10.281 929.089 7.444.177 1.951.771
y = 93,014x + 666171
R² = 0,7919
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1.000
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500
VolumePenumpang(Ribuorang)
Luas terminal (m2)
Luas Terminalvs Volume Penumpang
y = 777,21x + 524279
R² = 0,8318
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
VolumeBarangKargo(RibuTon)
luas open storage (unit)
Luas open storagevs Volume Barang Kargo
y = 122,54x + 2232
R² = 0,8974
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000VolumeKontainer(RibuTeus)
luas container yard (m2)
Luas container yard vs VolumeKontainer
56. INDIKATOR IMPACT ASPEK EKONOMI
• Mengestimasi dampak/impact investasi terhadap aspek ekonomi.
ATRIBUT MODEL INDIKASI DAMPAK
Penyerapan Tenaga
Kerja
Pengaruh throughput
barang per 100 ton
membangkitkan 0,05
pekerjaan (Rodrigue,
2017)
Peningkatan vol barang dari 1.297.889 ton (2013) menjadi 7.444.177
ton (2032) akan terjadi penambahan volume sekitar 6 juta ton, yg berarti
akan menciptakan 3000 pekerjaan.
Perekonomian
Wilayah: (kontribusi
thdp PDRB sector
transp dan
perdagangan)
y = 0,0613x + 163492
(R² = 0,811)
setiap penambahan volume barang kargo sebanyak 1 ton, akan
memberikan kontribusi sebesar Rp 0,0613 Juta
y = 777,21x + 524279
(R² = 0,8318)
setiap penambahan volume kontainer sebanyak 1 TeUS akan
memberikan kontribusi sebesar Rp 777,21 Juta
y = 0,5151x – 142950
(R² = 0,3037)
setiap penambahan volume 1 penumpang akan memberikan kontribusi
sebesar Rp 0,515 Juta
35
57. BEBERAPA CATATAN
• Kelebihan metode valuasi ex-ante menggunakan metode rantai
hasil:
– Basis data dan fakta terkumpul sebelum proyek dijalankan
– Key performance indicators di setiap elemen dapat mengarahkan
proyek mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
– Sasaran proyek atau penerima manfaat dapat diidentifikasi sebelum
proyek dijalankan.
• Kekurangan:
– Prospektif, belum terjadi.
– Penentuan key indicator di setiap elemen rantai hasil bersifat ad-hoc
berdasarkan teori atau tujuan dari pembangunan
– Sulit menentukan kelompok penerima manfaat (yang di-treatment) dan
yang bukan (counterfactual).
– Tidak dapat menjawab pertanyaan yang spesifik mengenai impact yang
sesungguhnya.
58. REKOMENDASI
• Digunakan untuk mengidentifikasi ultimate outcome dari
proyek
• Bahan penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi
sebelum dan sesudah proyek dibangun
• Ketika telah dimanfaatkan oleh pengguna, evaluasi dampak
perlu dilakukan menggunakan metode yang lebih robust
misalnya:
– randomized experiment
– causal inference
– instrumental variable
– different-in-different
– regression discontinuity
– dll.