3. Menghemat 90 % penggunaan air
dibandingkan dengan menanam di tanah.
Dapat diusahakan di berbagai tempat,
Dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa
tergantung musim.
Bertanam tanpa tanah,
Terhindar dari segala penyakit yang
bersumber dari tanah, Lebih bersih dan higienis.
Pemeliharaan lebih mudah, dapat tercontrol dengan baik,
Masa tanam lebih cepat panen.
Tanpa Pestisida dan Insektisida.
4. Bekerja secara bersih, semua dalam
keadaan steril,
Nutrien yang diberikan ketanaman
effisien,
Nutrien yang diberikan sesuai dengan
kebutuhkan tanaman, karena tidak
ada zat lain yang mungkin dapat
bereaksi dengan nutrient,
Tanaman bebas gulma,
Tanaman lebih jarang terkena hama
dan penyakit,
Pertumbuhan tanaman lebih
terkontrol,
Tanaman sayuran dapat berproduksi
dengan kuantitas dan kualitas yang
tinggi,
Lahan yang dibutuhkan sempit.
Bekerja tidak bersih, tidak dalam
keadaan steril.
Nutrien yang diberikan ketanaman
kurang effisien,
Nutrien yang diberikan dapat bereaksi
dengan zat yang mungkin ada dalam
tanah (karena tanah tidak steril),
Gulma sering tumbuh ditanah,
Tanaman lebih sering terserang
penyakit,
Pertumbuhan tanaman kurang
terkontrol,
Kuantitas dan kualitas produksi
tanaman kurang,
Lahan yang dibutuhkan luas.
10. Sistem Wick adalah sistem yang paling sederhana. Disebut
juga sistem pasif dengan kondisi air menggenang, yang
berarti tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi
ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan
sumbu, biasanya sumbu yang digunakan berupa kain
flannel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air.
Berbagi media dapat digunakan dalam Sistem wick, sekam
bakar,rockwool,perlite / vermikulit, atau dapat pula
menggunakan hidroton juga zeolit.
Kelemahan terbesar dari sistem ini adalah jika tanaman
besar dan menggunakan air lebih banyak dari daya serap
sumbu.
Sedangkan dalam prosesnya meliputi, semai, pindah tanam
ke sistem wick, perawatan dan panen.
12. Prinsip dari system ini adalah tanaman tumbuh
pada lapisan nutrisi yang dangkal dan
tersirkulasi sehingga tanaman dapat
memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.
14. Tanaman ditancapkan pada lubang styrofoam
yang mengapung diatas permukaaan larutan
nutrisi dalam suatu bak penampung atau
kolam sehingga akar tanaman terapung atau
terendam dalam larutan nutrisi
16. Nutrisi diberikan dengan cara meneteskan air
dan nutrisi secara terus menerus
sepanjang.Pemberian nutrisi diarahkan
langsung ke daerah perakaran tanaman
sehingga nutrisi dapat segera terserap oleh
tanaman.
18. Sistem EBB&Flow ( sistem pasang surut ) ini
merupakan salah satu alat hidroponik yang
unik karena prinsip kerjanya yaitu tanaman
mendapatkan air, oksigen dan nutrisi melalui
pompaan dari bak penampung yang dipompa
melewati media kemudian membasahi akar
tanaman (pasang), kemudian selang beberapa
waktu air bersama nutrisi akan turun (surut)
kembali melewati media menuju bak
penampungan
20. Air dan nutrisi yang akan diserap tanaman diberikan
dalam bentuk butiran kecil atau kabut. Pengkabutan ini
berasal dari pompa dari bak penampungan yang
disemprotkan menggunakan nozzel sehingga nutrisi
yang diberikan akan lebih cepat terserap akar tanaman.
Penyemprotan dilakukan berdasarkan durasi waktu
yang diatur menggunakan timer. Penyemprotan
dilakukan ke bagian akar tanaman yang sengaja
digantung. Air dan nutrisi yang telah disemprot akan
masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan
kembali
22. Media Tanam Hidroponik dibedakan menjadi media organik & non
organik
1. Media Tanam Organik
Terbuat dari bahan-bahan organik dari lingkungan sekitar
diantaranya :
Arang sekam, serbuk gergaji, sabut kelapa, akar pakis,arang,
gambut dll
23. Kelebihan
Dapat menyimpan air dan nutrisi tinggi,
Baik bagi perkembangan mikroorganisme yang
bermanfaat (mikroriza dll),
Kemampuan menyangga pH tinggi,
Porus (aerasi optimal), sehingga akar mudah
berkembang,
Banyak digunakan pada sistem drip irigasi,
Bobot ringan.
Kekurangan
Kelembaban media cukup tinggi (jamur, bakteri, mudah
berkembang biak),
Sterilitas media sulit dijamin,
Tidak permanen, hanya dapat digunakan beberapa kali,
secara rutin harus diganti.
24. Sekam bakar , dibuat dari ampas / sekam padi
yang dibakar
Cocopeat , dibuat dari serabut kelapa yang
sudah melalui proses perendaman beberapa
waktu untuk mengurangi kadar tanin di dalamnya.
Akar pakis
Berasal akar pakis yang dicacah halus
X Serbuk gergaji
Berasal dari serbuk hasil gergajian kayu
25. 2. Media Tanam Organik
Terbuat dari bahan-bahan anorganik dari lingkungan sekitar
( diantaranya : Rockwool ,Hidroton, Perlite, zeolit,kerikil,pasir )
Kelebihan
Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama,
Porus, aerasi optimal,
Cepat meloloskan air, media tidak terlalu lembab,
Sterilitasnya lebih terjamin,
Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur, bakteri, dan virus.
26. Kekurangan
Bukan media yang baik bagi
perkembangan mirco organisme
bermanfaat seperti Mikoriza,
Bobot berat, karena umumnya berupa
batuan,
Terlalu cepat mengalurkan air,
Kurang baik bagi perkembangan sistem
perakaran
27. Rockwool , dibuat dari batu apung yang dipanaskan dan dibentuk
serat serta wafer dengan spesifikasi khusus untuk tanaman sayuran
maupun tanaman hias. Rockwoll memiliki kemampuan menahan air
dan udara dalam jumlah banyak baik untuk mendukung
perkembangan akar tanaman.
Hidroton, merupakan produk dari tanah liat, yang di proses melalui
pemanasan dengan suhu tinggi lebih dari 1000 derajat Celcius,
produk ini sangat populer di kalangan petani hidroponik di Jerman.
Hydroton memiliki pori2 kecil, seperti spons, sangat baik dalam
masalah kelebihan air untuk mencegah overwatering. Hydroton
sangat inert, atau tidak memiliki kandungan hara.
Perlite, merupakan kaca vulkanik amorf yang memiliki kandungan
air yang relative , biasanya dibentuk oleh hidrasi obsidian , yang
dimana cocok untuk untuk mempercepat pertumbuhan tanaman
dari bijinya
28. Pecahan bata merah
Pasir malang
Kerikil / split
Kerikil batu pecah dengan bidang sisi tidak beraturan dapat
digunakan sebagai media tanam hidroponik.
Busa , bahan lembut berongga yang biasa digunakan untuk
pelapis / jog pada kursi,pencuci piring .
Zeolit , zeolit dibedakan menjadi dua jenis yaitu zeolit sintesis dan
zeolit alam. Zeolit sintesis adalah jenis material yang dibuat dengan
rekayasa ilmiah melalui tahapan tahapan prosedur yang cukup rumit‐
dengan menggunakan bahan alumina, silika dan phosphat serta
bahan tambahan yang lain. Zeolit alam merupakan jenis mineral
zeolit yang diperoleh langsung dari alam
32. 1. Potong Rockwool / Busa
ukuran 2,5 cm x 2,5 cm,
kemudian semprot dengan
sprayer sampai basah/lembab.
Kemudian susun di tray
kemudian dilubangi bagian
tengahnya sedalam +/- 1 cm.
2. Masukkan biji sayuran
kedalam lubang , kemudian
disemprot dengan air kembali
sampai basah . Tutup dengan
plastik hitam , letakkan tray
di tempat yang terlindung
dari sinar matahari .
33. 3. Jaga kelembapan benih setiap
hari , jika terlalu kering dapat
disemprot dengan air . Dalam
2 x 24 jam benih sudah
tumbuh. Jika sudah tumbuh
letakkan tanaman ditempat
yang kena matahari secara
bertahap untuk mencegah
etiolasi.
34. 1. Siapkan terlebih dahulu
larutan pupuk . 5 ml Larutan
A + 5 ml larutan B .
Campurkan kedalam 1 liter
air . Banyaknya larutan yang
dibuat disesuaikan dengan
besar wadah yang
digunakan .
2. Masukkan benih beserta
rockwoolnya ke pot
kecilnya . Lalu
disekeliling rockwool
tersebut dimasukkan
kerikil kecil supaya posisi
benih tidak mudah
tergoncang.
35. 1. Setelah ditanam , sayur
tersebut disiram dengan
larutan secara manual
setiap hari sampai akar
tumbuh sampai ke
permukaan air . Setelah
akar tumbuh sampai
permukaan air maka
penyiraman dihentikan .
2. Letakkan sayuran tersebut
ditempat yang terkena matahari
langsung , jika memungkinkan
sayuran tersebut terlindung dari
hujan . Lakukan pengecekan
tinggi permukaan air larutan
diwadah , jika kurang dapat
ditambahkan larutan yang baru.
36. 1. Lebih kurang 30 – 40 hari
sayuran yang ditanam
sudah dapat dipanen .
2. Cabut tanaman dari pot
kecilnya , bersihkan pot
dari sisa sisa akar sayur
dan pot tersebut dapat
digunakan untuk
penanaman berikutnya .