SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
TEKNOLOGI BIOPROSES
PEMBUATAN BIOGAS
Disusun oleh: Kelompok 3
Nama : Abshami Rislaman Zainal (33112040)
Sri Handayani Layuck (33112049)
Nurul Hanna (33112063)
Miftahul Khaer (33112069)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyusun makalah mengenai Biogas ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas studi Teknologi Bioproses dan
untuk menambah wawasan mengenai Biogas. Adapun kendala-kendala yang penyusun hadapi
saat membuat makalah ini baik itu secara materi maupun kendala lainnya, akan tetapi
penyususn mengucap syukur dan berterima kasih karena penulis dapat melewati semuanya
itu sampai selesai dengan baik.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada:
 Muhammad Saleh, S.T., M.Si., selaku pembimbing bidang studi Teknologi
Bioproses yang telah membimbing dan membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
 Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas makalah
ini.
Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penyusun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.
Makassar, April 2014
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penyusunan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penyusunan ............................................................................................. 2
BAB II. PROES PEMBENTUKAN BIOGAS ...................................................................... 3
2.2 Bahan Baku .......................................................................................................... 4
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Biogas ............................4
2.3 Komposisi Biogas ................................................................................................ 7
BAB III. MANFAAT BIOGAS ............................................................................................. 8
BAB IV. PEMBUATAN BIOGAS BERASAL DARI KOTORAN TERNAK .................. 11
4.1 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Biogas .................... 11
4.2 Tahapan Proses Pembuatan Biogas .................................................................... 12
BAB V. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BIOGAS .................................................. 15
BAB VI. PENUTUP ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biogas berasal dari kata bios yang artinya hidup, sedangkan gas adalah sesuatu yang
keluar dari tungku atau dari perapian atau lubang yang dihasilkan oleh makhluk hidup
melalui proses tertentu. Proses yang dimaksud adalah proses fermentasi bahan-bahan organik
oleh bakteri-bakteri anaerob atau bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara. Biogas
mempunyai sifat mudah terbakar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pengganti minyak tanah atau LPG untuk memasak dan untuk penerangan. (Tony Bani, 2013).
Bahan baku utama pembuat biogas adalah limbah yang berasal dari bahan organik contoh
bahan organik tersebut adalah kotoran dan urine ternak, limbah pertanian sayuran, limbah
industri tahu, ikan pindang dan brem juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk
memproduksi biogas. (Tony Bani, 2013)
Berdasarkan bahan baku yang diperlukan dan teknik pembuatannya maka instalasi biogas
dapat dibuat dimanapun, artinya biogas dapat dihasilkan dimanapun juga. Instalasi biogas
dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana dan murah, ataupun dalam bentuk yangmenengah
sampai skala besar untuk kepentingan beberapa rumah secara bersama. (Tony Bani, 2013)
Sejarah penemuan biogas diawali dari proses anaerobik yang tersebar di benua Eropa.
Ilmuan Volta menemukan gas yang ada di rawa-rawa pada tahun 1770, kemudian avogadro
mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan
produk dari proses anaerobik digestion. Pastoer melakukan penelitian tentang biogas
menggunakan kotoran hewan pada tahun 1884. Era penelitian Pastoer menjadi landasan
untuk penelitian biogas hingga saat ini. (Johan Syah, 2011)
Orang yang pertama mengkaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan adalah
Alessandro Volta pada tahun 1776, kemudian pada tahun 1806, Willlam Henry dapat
mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai metan. Becham pada tahun
1868 salah satu murid Louis Pasteur dan Tappeiner pada tahun 1882 memperlihatkan asal
mikrobiologis dari pembentukan metan. (Rahman, 2005).
Alat pencerna aerobik atau disebut digester pertamakali dibangun pada tahun 1900.
Pada tahun 1950 pemakaian biogas di Eropa mulai ditinggalkan, karena BBM semakin murah
dan mudah untuk memperolehnya. Demikian juga di Negara-negara berkembang. Namun,
saat ini dengan semakin meningkatnya harga minyakdunia dan kekhawatiran akan habisnya
cadangan minyak, maka hamper semua Negara kembali melakukan upaya pencarian sumber
energi alternative dan salah satunya adalah biogas. (Tony Bani, 2013)
Di Indonesia, pengembangan biogas menjadi penting dan mendapat perhatian dari
pemerintah dan masyarakat setelah dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam mengurangi /
memangkas subsidi BBM. Dampak selanjutnya adalah masyarakat memanfaatkan kayu bakar
sebagai sumber energi alternatif. Penebangan hutan menjadi tidak terkontrol, sehingga
mengancam kelestarian tanaman, mengakibatkan banjir dan tanah longsor, serta menipisnya
cadangan air. Oleh karena itu dinas / instansi terkait perlu mendukung program
pengembangan biogas di wilayahnya. (Tony Bani, 2013)
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar kita mendapatkan hasil yang
diinginkan maka dalam makalah ini penyusun mengemukakan beberapa rumusan
masalah, sebagai berikut:
1. Pengertian Biogas
2. Prose Pembuatan Biogas
3. Komponen-komponen yang terdapat dalam biogas
4. Manfaat biogas
5. Kelebihan dan kekurangan biogas
1.3 Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini, yaitu:
1. Sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Teknologi Bioproses
2. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama mengenai
biogas
1.4 Manfaat Penyusunan
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini, yaitu agar kita dapat memahami
mengenai biogas dan dapat mengaplikasikan didalam kehidupan terutama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
BAB II
PROES PEMBENTUKAN BIOGAS
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik
(tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas
metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut
biogas. (Aldila Aulia, 2014)
Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik
terjadi secara anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi yang berlangsung pada kondisi
tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah senyawa organik
menjadi metana (biogas). Proses ini banyak dikembangkan untuk mengolah kotoran hewan
dan manusia atau air limbah yang kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa pengolahan
bahan organik dalam bentuk padat digunakan untuk kompos. (Saepul Rohman, 2009)
Secara umum, proses anaeorob terdiri dari empat tahap yakni: hidrolisis,
pembentukan asam, pembentukan asetat dan pembentukan metana. Proses anaerob
dikendalikan oleh dua golongan mikroorganisme (hidrolitik dan metanogen). Bakteri
hidrolitik memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Senyawa sederhana diuraikan oleh bakteri penghasil asam (acid-forming bacteria) menjadi
asam lemak dengan berat molekul rendah seperti asam asetat dan asam butirat. Selanjutnya
bakteri metanogenik mengubah asam-asam tersebut menjadi metana. (Saepul Rohman, 2009)
2.1 Bahan Baku
Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik diantaranya:
 Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-lain,
 Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah sagu,
 Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan
sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka,
limbah cair industri tahu,
 Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,
 Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran
unggas.
Sumber : (Saepul Rohman, 2009)
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Biogas
Laju proses anaerob yang tinggi sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi mikroorganisme, diantaranya temperatur, pH, salinitas dan ion kuat, nutrisi,
inhibisi dan kadar keracunan pada proses, dan konsentrasi padatan. Berikut ini adalah
pembahasan tentang faktor-faktor tersebut.
1) Temperatur
Gabungan bakteri anaerob bekerja dibawah tiga kelompok temperatur utama.
Temperatur kriofilik yakni kurang dari 20o
C, mesofilik berlangsung pada temperatur
20-45o
C (optimum pada 30-45o
C) dan termofilik terjadi pada temperatur 40-80o
C
(optimum pada 55-75o
C).
2) Derajat keasaman ( pH )
Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada rentang pH yang
tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimum dan bahkan dapat
menyebabkan kematian yang pada akhirnya dapat menghambat perolehan gas metana.
Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH optimal antara 6,2–7,6, tetapi yang baik
adalah 6,6–7,5. Pada awalnya media mempunyai pH ± 6 selanjutnya naik sampai 7,5.
Tangki pencerna dapat dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai pH 7,5–8,5.
Batas bawah pH adalah 6,2, dibawah pH tersebut larutan sudah toxic, maksudnya
bakteri pembentuk biogas tidak aktif. Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh
ion NH4+
dan HCO3-
. Ion-ion ini akan menentukan besarnya pH. (Yunus, 1991).
3) Nutrisi
Mikroorganisme membutuhkan beberapa vitamin esensial dan asam amino. Zat
tersebut dapat disuplai ke media kultur dengan memberikan nutrisi tertentu untuk
pertumbuhan dan metabolismenya. Selain itu juga dibutuhkan mikronutrien untuk
meningkatkan aktivitas mikroorganisme, misalnya besi, magnesium, kalsium,
natrium, barium, selenium, kobalt dan lain-lain (Malina,1992). Bakteri anaerobik
membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor,
magnesium, sodium, mangan, kalsium dan kobalt (Space and McCarthy didalam
Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi
optimum yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena apabila terjadi
kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan
nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa
tanaman terkadang diberikan dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam
digester (Gunerson and Stuckey, 1986).
4) Keracunan dan Hambatan
Keracunan (toxicity) dan hambatan (inhibition) proses anaerob dapat disebabkan oleh
berbagai hal, misalnya produk antara asam lemak mudah menguap (volatile) yang
dapat mempengaruhi pH. Zat-zat penghambat lain terhadap aktivitas mikroorganisme
pada proses anaerob diantaranya kandungan logam berat sianida.
5) Faktor Konsentrasi Padatan
Konsentrasi ideal padatan untuk memproduksi biogas adalah 7-9% kandungan kering.
Kondisi ini dapat membuat proses digester anaerob berjalan dengan baik.
6) Penentuan Kadar Metana Dengan BMP
Uji BMP (Biochemical Methane Potential) ditunjukan untuk mengukur gas metana
yang dihasilkan selama masa inkubasi secara anaerob pada media kimia. Uji BMP
dilakukan dengan cara menempatkan cairan contoh, inokulan (biakan bakteri
anaeorob) dan media kimia dalam botol serum. Botol serum ini, diinkubasi pada suhu
35o
C, lalu pengukuran dilakukan selama masa inkubasi secara periodik (biasanya
setiap 5 hari), sehingga pada akhir masa inkubasi (hari ke-30) didapatkan akumulasi
gas metana. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan jarum suntik (metoda
syringe) ke botol serum.
7) Rasio Carbon Nitrogen (C/N)
Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan makanan yang mengandung
karbon dan nitrogen secara bersamaan. CN ratio menunjukkan perbandingan jumlah
dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki jumlah karbon 15 kali dari
jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15 berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30
(C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses
pencernaan pada tingkat yang optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila
terlalu banyak karbon, nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan
proses berjalan dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah;
misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan
optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20. (Anonymous, 1999a).
8) Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat
Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti, mobilitas
bakteri metanogen di dalam bahan secara berangsur – angsur dihalangi oleh
peningkatan kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan biogas.
Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan pencampuran
bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di dalam pencerna. Hal
yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah menghilangkan unsur – unsur
hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri metanogen,
mencampurkan bahan segar dengan populasi bakteri agar proses fermentasi merata,
menyeragamkan temperatur di seluruh bagian pencerna, menyeragamkan kerapatan
sebaran populasi bakteri, dan mencegah ruang kosong pada campuran bahan.
Sumber : (Saepul Rohman, 2009)
2.3 Komposisi Biogas
Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri
metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55øC, dimana pada suhu tersebut
mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil perombakan
bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel : Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa
pertanian
Jenis Gas Kotoran Sapi Campuran Kotoran +
Sisa Pertanian
Metan (CH4)
Karbon dioksida (CO2)
Nitrogen (N2)
Karbon monoksida (CO)
Oksigen (O2)
Propena (C3H8)
Hidrogen sulfida (H2S)
Nilai kalori (kkal/m2)
65,7
27,0
2,3
0
0,1
0,7
-
6513
54 – 70
45 – 57
0,5 – 3,0
0,1
6,0
-
Sedikit
4800 - 6700
Sumber : (Harahap dkk, 1978)
Komposisi biogas yang dihasilkan terdiri dari gas metan (55 - 65 %), karbondioksida (
35-45%), nitrogen (0-3%), hydrogen (0-1 %), dan hydrogen sulfida (0-1 %). (Anunputtikul,
Rodtong, 2004).
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi.
Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah
maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4. (Sri Wahyuni, 2009)
Komposisi biogas
Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Sumber : (Sri Wahyuni, 2009)
BAB III
MANFAAT BIOGAS
Produk utama dari instalsi biogas adalah gas metan yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung kehidupan masyarakat. Manfaat biogas yang tidak secara langsung adalah
menjaga kelestarian lingkunagn hidup dan konservasi sumberdaya alam, dan lain-lain. Secara
lebih rinci manfaat penggunaan biogas adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Langsung :
 Sebagai sumber energi untuk memasak
Biogas yang diproduksi oleh satu unit instalasi biogas dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk memesak. Untuk biogas yang menggunakan bahan baku
kotoran sapi dari 3-4 ekor mampu menghasilkan biogas setara dengan 3 liter
minyak tanah per hari, dan diperkirakan mampu untuk memenuhi energi
memasak satu rumah tangga dengan 5 orang anggota keluarga.
 Sebagai sumber energi untuk penerangan
Biogas sebagai sumber energi untuk penerangan dengan cara yang sama
seperti pemanfaatan untuk memasak, artinya kompor sebagai titik akhir
penggunaan biogas diganti dengan lampu. Lampu yang digunakan adalah
lampu yang dirancang khusus atau lampu petromaks yang dimodifikasi.
Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pemanfaatan biogas untuk
memasak sekaligus sebagai sumber penerangan, biasanya dilakukan bila
jumlah sapi paling sedikit 6 ekor dengan model digester permanen bata
kapasitasnya 9 M3 (Muryanto, 2006).
 Penghasil pupuk organik siap pakai.
Manfaat lain dari penerapan biogas adalah dapat menyediakan pupuk organik
siap pakai dalan jumlah banyak sesuai dengan kapasitas digester yang
dibangun dan bahan baku yang digunakan. Kotoran ternak yang telah diproses
dalam digester biogas dapat langsung digunakan sebagai pupuk organik, dan
kaya akan kandungan unsur Nitrogen (N). Bahan baku biogas seperti kotoran
ternak merupakan bahan organik yang mempunyai kandungan Nitrogen (N)
tinggi di samping unsur C, H, dan O. Selama proses pembuatan biogas, unsur
C, H, dan O akan membentuk CH4 dan CO2, dan kandungan N yang ada
masih tetap bertahan dalam sisa bahan, yang akhirnya akan menjadi sumber N
bagi pupuk organik. (Suriawiria, 2005).
2. Manfaat Tidak Langsung
 Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca
Penerapan biogas dapat membantu pengembangan system pertanian dengan
mendaur ulang kotoran hewan untuk memproduksi biogas dan diperoleh hasil
samping berupa pupuk organik dengan mutu yang baik. Penerapan biogas
dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang dihasilkan pada dekomposisi
bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan, karena
kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi secara terbuka melainkan
difermentasi menjadi energi biogas. Gas metan termasuk gas rumah kaca
(green house gas), bersama dengan gas karbondioksida (CO2) memberikan
efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global.
Pengurangan gas metan secara lokal dengan mengembangkan biogas dapat
berperan positif dalam upaya penyelesaian masalah global efek rumah kaca,
sehingga upaya ini dapat diusulkan sebagai bagian dari program Internasional
Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism).
 Membantu Program Pelestarian Hutan, Tanah dan Air.
Meningkatnya harga BBM khususnya minyak tanah, akan mendorong
masyarakat untuk mencari alternative bahan bakar murah, salah satunya adalah
kayu bakar. Hal ini sangat mungkin terjadi di masyarakat yang berdomisili di
sekitar kawasan hutan dan perkebunan. Oleh karena itu, dengan menerapkan
biogas sebagai sumber energi di suatu wilayah, maka penebangan pohon yang
digunakan sebagai sumber energi oleh sebagian masyarakat dapat dikurangi,
bahkan dihilangkan. Dengan kata lain, bahwa pengembangan biogas di suatu
wilayah,secara tidak langsung dapat mendukung upaya pelestarian hutan atau
perkebunan di wilayah tersebut.
 Mengurangi Polusi Bau
Pengembangan biogas mempunyai sifat ramah lingkungan, disini mengandung
pengertian,bahwa penerapan biogas dapat menghilangkan bau yang tidak
sedap. Sebagai contoh, kotoran sapi yang awalnya mempunyai bau yang tidak
sedap, setelah dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas, makahasil akhir dari
proses tersebut merupakan pupuk organik yang tidak berbau. Demikian pula
untuk daerah yang banyak terdapat industri pemrosesan makanan, misalnya
tahu, tempe dan ikan pindang akan menghasilkan limbah yang menyebabkan
polusi bau yang mencemari leingkungan. Dengan penerapan biogas di daerah
tersebut, maka limbah yang dihasilkan akan tidak mencemari lingkungan lagi,
bahkan dapat dimanfaatkan sebagai energi yang dapat dimanfaaatkan sebagai
sumber panas untuk memasak dan penerangan.
 Meningkatkan sanitasi lingkungan dan keindahan.
Kotoran ternak dan limbah organik lainnya apabila tidak dikelola dengan baik
dan berserakan dimana-mana, maka akan dapat mengganggu keindahan dan
berdampak negative terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya. Disamping
itu, terdapat kemungkinan bahwa kotoran ternak banyak mengandung bakteri
Colly yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
Dengan penerapan biogas, dampak negatif tersebut dapat dikurangi atau
dihilangkan.
 Meningkatkan Pendapatan Usaha Ternak.
Pengembangan biogas dapat memberi peluang untuk menambah pendapatan
dari hasil penjualan pupuk kompos hasil dari limbah unit biogas. Selain
pendapatan dari pupuk organik, maka penerapan biogas menghasilkan gas
metan yang mempunyai nilai ekonomis. Jika seorang peternak memelihara 3
ekor sapi perah, maka akan dihasilkan biogas setara dengan 3 liter minyak
tanah sehari. Hal itu berarti peternak dapat memperoleh tambahan pendapatan
dari penghematan penggunaan minyak tanah sebesar 3 liter per hari.
 Mendukung kebijakan Pemerintah mengurangi Subsidi BBM
Penerapan biogas dalam suatu kawasan, dapat mendukung kebijakan
pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM. Dengan penggunaan biogas,
maka kebutuan masyarakat akan minyak tanah akan berkurang,hal ini akan
mengurangi beban pemerintah untuk mensubsidi BBM.
Sumber : (Lengi, 2011)
BAB IV
PEMBUATAN BIOGAS BERASAL DARI KOTORAN TERNAK
Salah satu potensi energi alternatif yang dapat dihasilkan adalah pengolahan limbah
biomassa menjadi biogas. Menurut Rochintaniawati (2010), melalui biokonversi, limbah
organik seperti tinja, sampah domestik dan limbah pertanian dapat dikonversi menjadi
bioenergi. Bioenergi merupakan gas kompleks yang terdiri dari Metana (CH4),
karbondioksida (CO2), Asam sulfida, uap air (H2O) dan gas-gas lainnya. Biokonversi limbah
organik ini melibatkan proses fermentasi. Proses biokonversi seperti ini dikenal pula sebagai
proses pencernaan anaerob. Secara kimiawi, proses terbentuknya biogas berupa metana dan
karbondioksida adalah sebagai berikut,
1. Untuk substrat berupa selulosa:
(C6 H10 O5)n + n H2O —— > 3n CO2 + 3n CH4
2. Untuk subtrat berupa senyawa komplek seperti lignin, tanin, dan polimer aromatik:
4 C6H5 COOH + 18 H2 O —— > 15 CH4 + CO2
4.1 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Biogas:
A. Alat yang digunakan:
 Reaktor biogas
 Bak pencampur
 Biodigester
 Pipa PVC ¾”
 Penampung gas yang dibuat dari plastik polyurethane
 Kompor gas
 Mesin generator
 Valve atau kran
B. Bahan yang digunakan:
 Kotoran sapi
 Air
4.2 Tahapan Proses Pembuatan Biogas:
1) Pengangkutan kotoran sapi dari kandang menuju reaktor biogas.
2) Kotoran sapi dicampur air dengan perbandingan 1:1 di bak pencampur. Sumber lain
menyebutkan perbandingan kotoran dan air yaitu 1:2. Intinya kotoran dicampur
dengan air seperlunya sampai kotoran tidak lagi menggumpal atau berbentuk padatan.
3) Kotoran yang sudah dicampur dengan air kemudian dimasukkan ke dalam
biodigester, melaui lubang yang terhubung antara bak pencampur dan biodigester.
Biodigester yang terkubur di dalam tanah ini, diisi sampai penuh untuk mendorong
udara keluar dari biodigester. Hari pertama sampai ke delapan, gas yang ada pada
biodigester dikeluarkan karena gas yang terbentuk adalah gas CO2, Fahri (2010).
Terbentuknya gas metana membutuhkan waktu 14 sampai 21 hari.
4) Gas Metahane dari hasil fermentasi tadi disalurkan ke penampung gas melalui pipa.
Penampung gas yang dibuat dari plastik polyurethane, sedangkan pipanya dapat
menggunkan PVC ¾”. Di sini gas ditampung sampai penuh terlebih dahulu dan
memiliki tekanan tertentu untuk bisa disalurkan ke aplikasi lain berupa kompor dan
mesin generator.
5) Untuk mempermudah pengendalian aliran gas, dapat digunkan valve atau kran.
6) Biodigester dapat diisi terus menerus sedemikian sehingga mendorong kotoran yang
telah lama mengendap di bagian paling bawah. Hasil samping dari proses fermentasi
akan mengasilkan limbah padat maupun cair yang dapat digunakan sebagai pupuk
organik.
Reaksi kimia yang terjadi dalam proses perubahan kotoran sapi menjadi biogas pada
kenyataannya tidak hanya menghasilkan gas metana, tetapi juga menghasilkan gas-gas
pengotor yang tidak diperlukan seperti karbondioksida,uap air dan asam sulfida.
Secara tradisional, untuk mengurangi kadar uap air dapat digunakan botol penjebak.
Botol penjebak terbuat dari botol air mineral 1,5 L, diletakkan pada bagian terbawah dari
saluran biogas, tepat setelah pembangkit. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan uap air
hasil kondensasi turun dan masuk ke dalam botol. Air yang berlebihan dalam sistem dapat
memampetkan saluran biogas, selain itu adanya kandungan air dalam biogas menurunkan
tingkat panas api dan membuat api berwarna kemerah merahan. tinggi permukaan air dari
batas bawah pipa antara 20 sampai 25 cm. Apabila terlalu rendah, gas akan mudah keluar dari
air sebelum mencapai tekanan yang diinginkan. Apabila muka air terlalu tinggi, tekanan yang
ada membesar dan hal ini dapat menghambat proses produksi biogas itu sendiri, (Anonim,
2011)
Adapun untuk mengurangi kadar CO2 dan H2S, dapat digunakan zeolit padat yang
dipanaskan dan direaksikan dengan senyawa KOH. Dari hasil penelitian Hamidi, dkk (2011)
diperoleh kesimpulan bahwa zeolit padat dapat digunakan untuk menyerap CO2 dan H2S
sehingga biogas yang dihasilkan menjadi lebih kaya akan CH4.
BAB V
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BIOGAS
Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan yang dapat
diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:
1. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
2. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
3. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung
dapat diolah.
4. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak
mencemari lingkungan.
5. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan
pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
6. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
Adapun kekurangannya adalah:
1. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
2. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi.
3. Belum dikenal masyarakat.
4. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.
Sumber : (Julkarnaini dkk, 2013)
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan
karbon dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri
pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan
saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak
mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut
diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin
menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan
dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut. Untuk itu
indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera
mengaplikasi bahan bakar nabati.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%,
Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-
0.5%.
5.2 Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar memanfaatkan bahan-bahan limbah organik
menjadi hal yang berguna, seperti biogas. Pembaca juga bisa memperdalam pengetahuan
dalam pemuatan biogas melalui makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Gujer, W. & Zehnder, A.J.B. (1983). Conversion processes in anaerobic digestion, Wat. Sci.
Tech. 15: 127-167
Ward, A.J., Hobbs, P.J., Holliman, P.J., dan Jones, D.L. (2008). Optimation of The
Anaerobic Digestion of Agricultural Resources. Bioresource Technology. 99. 7928-7940.
Widodo, T. W., Asari Ahmad., Nurhasanah A., Rahmarestia, E. (2006)., “Rekayasa dan
pengujian reaktor biogas skala kelompok tani ternak,” Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian, Jurnal Enjiring Pertanian, Hal. 41-52
Soerawidjaja, Tatang H. 2006. Potensi Sumber Daya Hayati Indonesia dalam Penyediaan
Berbagai Bentuk Energi. Program Studi Teknik Kimia.
http://riau.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/PDF/biogas.pdf

Contenu connexe

Tendances

Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKChristian Solas
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesiaPeraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesiaBilly Andreas
 
Kata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasihKata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasihNash Rul
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasMuhamad Imam Khairy
 
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganLaporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganfriska silalahi
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupHendrik Matondang
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkunganfirdaus78
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...Google+
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikFransiska Puteri
 
Pabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawitPabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawitMuhammad Yuswani
 

Tendances (20)

Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesiaPeraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
 
Kata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasihKata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasih
 
Powerpoint pendidikan
Powerpoint pendidikanPowerpoint pendidikan
Powerpoint pendidikan
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 
Pengasaman
PengasamanPengasaman
Pengasaman
 
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganLaporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
 
Pkl bab 1
Pkl bab 1Pkl bab 1
Pkl bab 1
 
Pabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawitPabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawit
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 

En vedette

PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...Nita_Arianty
 
Pemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapiPemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapifauzan_elhusein
 
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003raharjo_kusuma
 
Makalah Biogas Kelompok 3 Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang
Makalah Biogas Kelompok 3  Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung PandangMakalah Biogas Kelompok 3  Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang
Makalah Biogas Kelompok 3 Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung PandangMuhammad Adnan
 
Proposal biogas
Proposal biogasProposal biogas
Proposal biogas-
 
Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2
Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2
Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2Luvcky Wiranata
 
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativeLimbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativesuparman unkhair
 
Makalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelatMakalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelatRibut Rpc
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
 
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 202 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2Nurul Sholehuddin
 
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenKelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenMuhammad Nanda
 
Makalah bioetanol dari singkong
Makalah bioetanol dari singkongMakalah bioetanol dari singkong
Makalah bioetanol dari singkongEka FitryAlone
 

En vedette (20)

Makalah biogas
Makalah biogas Makalah biogas
Makalah biogas
 
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
 
Pemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapiPemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapi
 
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
 
Contoh karya ilmiah
Contoh karya ilmiahContoh karya ilmiah
Contoh karya ilmiah
 
Bio-Gas
Bio-Gas Bio-Gas
Bio-Gas
 
Makalah Biogas Kelompok 3 Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang
Makalah Biogas Kelompok 3  Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung PandangMakalah Biogas Kelompok 3  Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang
Makalah Biogas Kelompok 3 Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Proposal biogas
Proposal biogasProposal biogas
Proposal biogas
 
Slide penyuluhan
Slide penyuluhanSlide penyuluhan
Slide penyuluhan
 
Biogas
BiogasBiogas
Biogas
 
Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014 Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014
 
Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2
Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2
Makalah bioproses kelompok 3 politeknik negeri ujungpandang 2
 
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativeLimbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
 
Makalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelatMakalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelat
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
 
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 202 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
 
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenKelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
 
Autobiografisoekarno
AutobiografisoekarnoAutobiografisoekarno
Autobiografisoekarno
 
Biogas jadi
Biogas jadiBiogas jadi
Biogas jadi
 
Makalah bioetanol dari singkong
Makalah bioetanol dari singkongMakalah bioetanol dari singkong
Makalah bioetanol dari singkong
 

Similaire à Makalah Pembuatan Biogas

Similaire à Makalah Pembuatan Biogas (20)

Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Fix!!♥♥♥ edit
Fix!!♥♥♥ editFix!!♥♥♥ edit
Fix!!♥♥♥ edit
 
0. t851808016 taufiq makalah biogas
0. t851808016 taufiq makalah biogas0. t851808016 taufiq makalah biogas
0. t851808016 taufiq makalah biogas
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4) TERHADAP JUMLAH GAS D...
PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4)  TERHADAP JUMLAH GAS D...PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4)  TERHADAP JUMLAH GAS D...
PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4) TERHADAP JUMLAH GAS D...
 
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
 
Kompos
KomposKompos
Kompos
 
Biogas
BiogasBiogas
Biogas
 
file skripsi canggih reza
file skripsi canggih rezafile skripsi canggih reza
file skripsi canggih reza
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerob
 
42.artikel
42.artikel42.artikel
42.artikel
 
13. lap kompos
13. lap kompos13. lap kompos
13. lap kompos
 
Laporan bioteknologi
Laporan bioteknologiLaporan bioteknologi
Laporan bioteknologi
 
Energi Biogas Kelompok 10
Energi Biogas Kelompok 10Energi Biogas Kelompok 10
Energi Biogas Kelompok 10
 
Modul 2 pembelajaran 3-bioteknologi
Modul 2 pembelajaran 3-bioteknologiModul 2 pembelajaran 3-bioteknologi
Modul 2 pembelajaran 3-bioteknologi
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Bab i (wastek)
Bab i (wastek)Bab i (wastek)
Bab i (wastek)
 
16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao
 

Dernier

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Dernier (11)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Makalah Pembuatan Biogas

  • 1. TEKNOLOGI BIOPROSES PEMBUATAN BIOGAS Disusun oleh: Kelompok 3 Nama : Abshami Rislaman Zainal (33112040) Sri Handayani Layuck (33112049) Nurul Hanna (33112063) Miftahul Khaer (33112069) JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyusun makalah mengenai Biogas ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas studi Teknologi Bioproses dan untuk menambah wawasan mengenai Biogas. Adapun kendala-kendala yang penyusun hadapi saat membuat makalah ini baik itu secara materi maupun kendala lainnya, akan tetapi penyususn mengucap syukur dan berterima kasih karena penulis dapat melewati semuanya itu sampai selesai dengan baik. Terima kasih penyusun ucapkan kepada:  Muhammad Saleh, S.T., M.Si., selaku pembimbing bidang studi Teknologi Bioproses yang telah membimbing dan membantu dalam penyelesaian makalah ini.  Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini. Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penyusun sangat diharapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Akhirnya, harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan. Makassar, April 2014 Kelompok 3
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2 1.3 Tujuan Penyusunan ............................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penyusunan ............................................................................................. 2 BAB II. PROES PEMBENTUKAN BIOGAS ...................................................................... 3 2.2 Bahan Baku .......................................................................................................... 4 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Biogas ............................4 2.3 Komposisi Biogas ................................................................................................ 7 BAB III. MANFAAT BIOGAS ............................................................................................. 8 BAB IV. PEMBUATAN BIOGAS BERASAL DARI KOTORAN TERNAK .................. 11 4.1 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Biogas .................... 11 4.2 Tahapan Proses Pembuatan Biogas .................................................................... 12 BAB V. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BIOGAS .................................................. 15 BAB VI. PENUTUP ............................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biogas berasal dari kata bios yang artinya hidup, sedangkan gas adalah sesuatu yang keluar dari tungku atau dari perapian atau lubang yang dihasilkan oleh makhluk hidup melalui proses tertentu. Proses yang dimaksud adalah proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob atau bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara. Biogas mempunyai sifat mudah terbakar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah atau LPG untuk memasak dan untuk penerangan. (Tony Bani, 2013). Bahan baku utama pembuat biogas adalah limbah yang berasal dari bahan organik contoh bahan organik tersebut adalah kotoran dan urine ternak, limbah pertanian sayuran, limbah industri tahu, ikan pindang dan brem juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk memproduksi biogas. (Tony Bani, 2013) Berdasarkan bahan baku yang diperlukan dan teknik pembuatannya maka instalasi biogas dapat dibuat dimanapun, artinya biogas dapat dihasilkan dimanapun juga. Instalasi biogas dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana dan murah, ataupun dalam bentuk yangmenengah sampai skala besar untuk kepentingan beberapa rumah secara bersama. (Tony Bani, 2013) Sejarah penemuan biogas diawali dari proses anaerobik yang tersebar di benua Eropa. Ilmuan Volta menemukan gas yang ada di rawa-rawa pada tahun 1770, kemudian avogadro mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Pastoer melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan pada tahun 1884. Era penelitian Pastoer menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. (Johan Syah, 2011) Orang yang pertama mengkaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan adalah Alessandro Volta pada tahun 1776, kemudian pada tahun 1806, Willlam Henry dapat mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai metan. Becham pada tahun 1868 salah satu murid Louis Pasteur dan Tappeiner pada tahun 1882 memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan metan. (Rahman, 2005). Alat pencerna aerobik atau disebut digester pertamakali dibangun pada tahun 1900. Pada tahun 1950 pemakaian biogas di Eropa mulai ditinggalkan, karena BBM semakin murah dan mudah untuk memperolehnya. Demikian juga di Negara-negara berkembang. Namun, saat ini dengan semakin meningkatnya harga minyakdunia dan kekhawatiran akan habisnya
  • 5. cadangan minyak, maka hamper semua Negara kembali melakukan upaya pencarian sumber energi alternative dan salah satunya adalah biogas. (Tony Bani, 2013) Di Indonesia, pengembangan biogas menjadi penting dan mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat setelah dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam mengurangi / memangkas subsidi BBM. Dampak selanjutnya adalah masyarakat memanfaatkan kayu bakar sebagai sumber energi alternatif. Penebangan hutan menjadi tidak terkontrol, sehingga mengancam kelestarian tanaman, mengakibatkan banjir dan tanah longsor, serta menipisnya cadangan air. Oleh karena itu dinas / instansi terkait perlu mendukung program pengembangan biogas di wilayahnya. (Tony Bani, 2013) 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar kita mendapatkan hasil yang diinginkan maka dalam makalah ini penyusun mengemukakan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut: 1. Pengertian Biogas 2. Prose Pembuatan Biogas 3. Komponen-komponen yang terdapat dalam biogas 4. Manfaat biogas 5. Kelebihan dan kekurangan biogas 1.3 Tujuan Penyusunan Adapun tujuan penyusunan makalah ini, yaitu: 1. Sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Teknologi Bioproses 2. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama mengenai biogas 1.4 Manfaat Penyusunan Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini, yaitu agar kita dapat memahami mengenai biogas dan dapat mengaplikasikan didalam kehidupan terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
  • 6. BAB II PROES PEMBENTUKAN BIOGAS Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas. (Aldila Aulia, 2014) Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik terjadi secara anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi yang berlangsung pada kondisi tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah senyawa organik menjadi metana (biogas). Proses ini banyak dikembangkan untuk mengolah kotoran hewan dan manusia atau air limbah yang kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa pengolahan bahan organik dalam bentuk padat digunakan untuk kompos. (Saepul Rohman, 2009) Secara umum, proses anaeorob terdiri dari empat tahap yakni: hidrolisis, pembentukan asam, pembentukan asetat dan pembentukan metana. Proses anaerob dikendalikan oleh dua golongan mikroorganisme (hidrolitik dan metanogen). Bakteri hidrolitik memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Senyawa sederhana diuraikan oleh bakteri penghasil asam (acid-forming bacteria) menjadi asam lemak dengan berat molekul rendah seperti asam asetat dan asam butirat. Selanjutnya bakteri metanogenik mengubah asam-asam tersebut menjadi metana. (Saepul Rohman, 2009)
  • 7. 2.1 Bahan Baku Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik diantaranya:  Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-lain,  Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah sagu,  Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka, limbah cair industri tahu,  Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,  Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas. Sumber : (Saepul Rohman, 2009) 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Biogas Laju proses anaerob yang tinggi sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme, diantaranya temperatur, pH, salinitas dan ion kuat, nutrisi, inhibisi dan kadar keracunan pada proses, dan konsentrasi padatan. Berikut ini adalah pembahasan tentang faktor-faktor tersebut. 1) Temperatur Gabungan bakteri anaerob bekerja dibawah tiga kelompok temperatur utama. Temperatur kriofilik yakni kurang dari 20o C, mesofilik berlangsung pada temperatur 20-45o C (optimum pada 30-45o C) dan termofilik terjadi pada temperatur 40-80o C (optimum pada 55-75o C). 2) Derajat keasaman ( pH ) Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada rentang pH yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimum dan bahkan dapat menyebabkan kematian yang pada akhirnya dapat menghambat perolehan gas metana. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH optimal antara 6,2–7,6, tetapi yang baik adalah 6,6–7,5. Pada awalnya media mempunyai pH ± 6 selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai pH 7,5–8,5. Batas bawah pH adalah 6,2, dibawah pH tersebut larutan sudah toxic, maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif. Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3- . Ion-ion ini akan menentukan besarnya pH. (Yunus, 1991).
  • 8. 3) Nutrisi Mikroorganisme membutuhkan beberapa vitamin esensial dan asam amino. Zat tersebut dapat disuplai ke media kultur dengan memberikan nutrisi tertentu untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Selain itu juga dibutuhkan mikronutrien untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme, misalnya besi, magnesium, kalsium, natrium, barium, selenium, kobalt dan lain-lain (Malina,1992). Bakteri anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan, kalsium dan kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and Stuckey, 1986). 4) Keracunan dan Hambatan Keracunan (toxicity) dan hambatan (inhibition) proses anaerob dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya produk antara asam lemak mudah menguap (volatile) yang dapat mempengaruhi pH. Zat-zat penghambat lain terhadap aktivitas mikroorganisme pada proses anaerob diantaranya kandungan logam berat sianida. 5) Faktor Konsentrasi Padatan Konsentrasi ideal padatan untuk memproduksi biogas adalah 7-9% kandungan kering. Kondisi ini dapat membuat proses digester anaerob berjalan dengan baik. 6) Penentuan Kadar Metana Dengan BMP Uji BMP (Biochemical Methane Potential) ditunjukan untuk mengukur gas metana yang dihasilkan selama masa inkubasi secara anaerob pada media kimia. Uji BMP dilakukan dengan cara menempatkan cairan contoh, inokulan (biakan bakteri anaeorob) dan media kimia dalam botol serum. Botol serum ini, diinkubasi pada suhu 35o C, lalu pengukuran dilakukan selama masa inkubasi secara periodik (biasanya setiap 5 hari), sehingga pada akhir masa inkubasi (hari ke-30) didapatkan akumulasi gas metana. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan jarum suntik (metoda syringe) ke botol serum. 7) Rasio Carbon Nitrogen (C/N) Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan makanan yang mengandung karbon dan nitrogen secara bersamaan. CN ratio menunjukkan perbandingan jumlah
  • 9. dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15 berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon, nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20. (Anonymous, 1999a). 8) Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti, mobilitas bakteri metanogen di dalam bahan secara berangsur – angsur dihalangi oleh peningkatan kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan pencampuran bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di dalam pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah menghilangkan unsur – unsur hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri metanogen, mencampurkan bahan segar dengan populasi bakteri agar proses fermentasi merata, menyeragamkan temperatur di seluruh bagian pencerna, menyeragamkan kerapatan sebaran populasi bakteri, dan mencegah ruang kosong pada campuran bahan. Sumber : (Saepul Rohman, 2009)
  • 10. 2.3 Komposisi Biogas Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55øC, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel : Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian Jenis Gas Kotoran Sapi Campuran Kotoran + Sisa Pertanian Metan (CH4) Karbon dioksida (CO2) Nitrogen (N2) Karbon monoksida (CO) Oksigen (O2) Propena (C3H8) Hidrogen sulfida (H2S) Nilai kalori (kkal/m2) 65,7 27,0 2,3 0 0,1 0,7 - 6513 54 – 70 45 – 57 0,5 – 3,0 0,1 6,0 - Sedikit 4800 - 6700 Sumber : (Harahap dkk, 1978) Komposisi biogas yang dihasilkan terdiri dari gas metan (55 - 65 %), karbondioksida ( 35-45%), nitrogen (0-3%), hydrogen (0-1 %), dan hydrogen sulfida (0-1 %). (Anunputtikul, Rodtong, 2004). Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4. (Sri Wahyuni, 2009) Komposisi biogas Komponen % Metana (CH4) 55-75 Karbon dioksida (CO2) 25-45 Nitrogen (N2) 0-0.3 Hidrogen (H2) 1-5 Hidrogen sulfida (H2S) 0-3 Oksigen (O2) 0.1-0.5 Sumber : (Sri Wahyuni, 2009)
  • 11. BAB III MANFAAT BIOGAS Produk utama dari instalsi biogas adalah gas metan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan masyarakat. Manfaat biogas yang tidak secara langsung adalah menjaga kelestarian lingkunagn hidup dan konservasi sumberdaya alam, dan lain-lain. Secara lebih rinci manfaat penggunaan biogas adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Langsung :  Sebagai sumber energi untuk memasak Biogas yang diproduksi oleh satu unit instalasi biogas dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memesak. Untuk biogas yang menggunakan bahan baku kotoran sapi dari 3-4 ekor mampu menghasilkan biogas setara dengan 3 liter minyak tanah per hari, dan diperkirakan mampu untuk memenuhi energi memasak satu rumah tangga dengan 5 orang anggota keluarga.  Sebagai sumber energi untuk penerangan Biogas sebagai sumber energi untuk penerangan dengan cara yang sama seperti pemanfaatan untuk memasak, artinya kompor sebagai titik akhir penggunaan biogas diganti dengan lampu. Lampu yang digunakan adalah lampu yang dirancang khusus atau lampu petromaks yang dimodifikasi. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pemanfaatan biogas untuk memasak sekaligus sebagai sumber penerangan, biasanya dilakukan bila jumlah sapi paling sedikit 6 ekor dengan model digester permanen bata kapasitasnya 9 M3 (Muryanto, 2006).  Penghasil pupuk organik siap pakai. Manfaat lain dari penerapan biogas adalah dapat menyediakan pupuk organik siap pakai dalan jumlah banyak sesuai dengan kapasitas digester yang dibangun dan bahan baku yang digunakan. Kotoran ternak yang telah diproses dalam digester biogas dapat langsung digunakan sebagai pupuk organik, dan kaya akan kandungan unsur Nitrogen (N). Bahan baku biogas seperti kotoran ternak merupakan bahan organik yang mempunyai kandungan Nitrogen (N) tinggi di samping unsur C, H, dan O. Selama proses pembuatan biogas, unsur C, H, dan O akan membentuk CH4 dan CO2, dan kandungan N yang ada masih tetap bertahan dalam sisa bahan, yang akhirnya akan menjadi sumber N bagi pupuk organik. (Suriawiria, 2005).
  • 12. 2. Manfaat Tidak Langsung  Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca Penerapan biogas dapat membantu pengembangan system pertanian dengan mendaur ulang kotoran hewan untuk memproduksi biogas dan diperoleh hasil samping berupa pupuk organik dengan mutu yang baik. Penerapan biogas dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan, karena kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi biogas. Gas metan termasuk gas rumah kaca (green house gas), bersama dengan gas karbondioksida (CO2) memberikan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas metan secara lokal dengan mengembangkan biogas dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian masalah global efek rumah kaca, sehingga upaya ini dapat diusulkan sebagai bagian dari program Internasional Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism).  Membantu Program Pelestarian Hutan, Tanah dan Air. Meningkatnya harga BBM khususnya minyak tanah, akan mendorong masyarakat untuk mencari alternative bahan bakar murah, salah satunya adalah kayu bakar. Hal ini sangat mungkin terjadi di masyarakat yang berdomisili di sekitar kawasan hutan dan perkebunan. Oleh karena itu, dengan menerapkan biogas sebagai sumber energi di suatu wilayah, maka penebangan pohon yang digunakan sebagai sumber energi oleh sebagian masyarakat dapat dikurangi, bahkan dihilangkan. Dengan kata lain, bahwa pengembangan biogas di suatu wilayah,secara tidak langsung dapat mendukung upaya pelestarian hutan atau perkebunan di wilayah tersebut.  Mengurangi Polusi Bau Pengembangan biogas mempunyai sifat ramah lingkungan, disini mengandung pengertian,bahwa penerapan biogas dapat menghilangkan bau yang tidak sedap. Sebagai contoh, kotoran sapi yang awalnya mempunyai bau yang tidak sedap, setelah dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas, makahasil akhir dari proses tersebut merupakan pupuk organik yang tidak berbau. Demikian pula untuk daerah yang banyak terdapat industri pemrosesan makanan, misalnya tahu, tempe dan ikan pindang akan menghasilkan limbah yang menyebabkan
  • 13. polusi bau yang mencemari leingkungan. Dengan penerapan biogas di daerah tersebut, maka limbah yang dihasilkan akan tidak mencemari lingkungan lagi, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai energi yang dapat dimanfaaatkan sebagai sumber panas untuk memasak dan penerangan.  Meningkatkan sanitasi lingkungan dan keindahan. Kotoran ternak dan limbah organik lainnya apabila tidak dikelola dengan baik dan berserakan dimana-mana, maka akan dapat mengganggu keindahan dan berdampak negative terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya. Disamping itu, terdapat kemungkinan bahwa kotoran ternak banyak mengandung bakteri Colly yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungannya. Dengan penerapan biogas, dampak negatif tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan.  Meningkatkan Pendapatan Usaha Ternak. Pengembangan biogas dapat memberi peluang untuk menambah pendapatan dari hasil penjualan pupuk kompos hasil dari limbah unit biogas. Selain pendapatan dari pupuk organik, maka penerapan biogas menghasilkan gas metan yang mempunyai nilai ekonomis. Jika seorang peternak memelihara 3 ekor sapi perah, maka akan dihasilkan biogas setara dengan 3 liter minyak tanah sehari. Hal itu berarti peternak dapat memperoleh tambahan pendapatan dari penghematan penggunaan minyak tanah sebesar 3 liter per hari.  Mendukung kebijakan Pemerintah mengurangi Subsidi BBM Penerapan biogas dalam suatu kawasan, dapat mendukung kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM. Dengan penggunaan biogas, maka kebutuan masyarakat akan minyak tanah akan berkurang,hal ini akan mengurangi beban pemerintah untuk mensubsidi BBM. Sumber : (Lengi, 2011)
  • 14. BAB IV PEMBUATAN BIOGAS BERASAL DARI KOTORAN TERNAK Salah satu potensi energi alternatif yang dapat dihasilkan adalah pengolahan limbah biomassa menjadi biogas. Menurut Rochintaniawati (2010), melalui biokonversi, limbah organik seperti tinja, sampah domestik dan limbah pertanian dapat dikonversi menjadi bioenergi. Bioenergi merupakan gas kompleks yang terdiri dari Metana (CH4), karbondioksida (CO2), Asam sulfida, uap air (H2O) dan gas-gas lainnya. Biokonversi limbah organik ini melibatkan proses fermentasi. Proses biokonversi seperti ini dikenal pula sebagai proses pencernaan anaerob. Secara kimiawi, proses terbentuknya biogas berupa metana dan karbondioksida adalah sebagai berikut, 1. Untuk substrat berupa selulosa: (C6 H10 O5)n + n H2O —— > 3n CO2 + 3n CH4 2. Untuk subtrat berupa senyawa komplek seperti lignin, tanin, dan polimer aromatik: 4 C6H5 COOH + 18 H2 O —— > 15 CH4 + CO2 4.1 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Biogas: A. Alat yang digunakan:  Reaktor biogas  Bak pencampur  Biodigester  Pipa PVC ¾”  Penampung gas yang dibuat dari plastik polyurethane  Kompor gas  Mesin generator  Valve atau kran B. Bahan yang digunakan:  Kotoran sapi  Air
  • 15. 4.2 Tahapan Proses Pembuatan Biogas: 1) Pengangkutan kotoran sapi dari kandang menuju reaktor biogas. 2) Kotoran sapi dicampur air dengan perbandingan 1:1 di bak pencampur. Sumber lain menyebutkan perbandingan kotoran dan air yaitu 1:2. Intinya kotoran dicampur dengan air seperlunya sampai kotoran tidak lagi menggumpal atau berbentuk padatan. 3) Kotoran yang sudah dicampur dengan air kemudian dimasukkan ke dalam biodigester, melaui lubang yang terhubung antara bak pencampur dan biodigester. Biodigester yang terkubur di dalam tanah ini, diisi sampai penuh untuk mendorong udara keluar dari biodigester. Hari pertama sampai ke delapan, gas yang ada pada biodigester dikeluarkan karena gas yang terbentuk adalah gas CO2, Fahri (2010). Terbentuknya gas metana membutuhkan waktu 14 sampai 21 hari. 4) Gas Metahane dari hasil fermentasi tadi disalurkan ke penampung gas melalui pipa. Penampung gas yang dibuat dari plastik polyurethane, sedangkan pipanya dapat menggunkan PVC ¾”. Di sini gas ditampung sampai penuh terlebih dahulu dan memiliki tekanan tertentu untuk bisa disalurkan ke aplikasi lain berupa kompor dan mesin generator.
  • 16. 5) Untuk mempermudah pengendalian aliran gas, dapat digunkan valve atau kran. 6) Biodigester dapat diisi terus menerus sedemikian sehingga mendorong kotoran yang telah lama mengendap di bagian paling bawah. Hasil samping dari proses fermentasi akan mengasilkan limbah padat maupun cair yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses perubahan kotoran sapi menjadi biogas pada kenyataannya tidak hanya menghasilkan gas metana, tetapi juga menghasilkan gas-gas pengotor yang tidak diperlukan seperti karbondioksida,uap air dan asam sulfida. Secara tradisional, untuk mengurangi kadar uap air dapat digunakan botol penjebak. Botol penjebak terbuat dari botol air mineral 1,5 L, diletakkan pada bagian terbawah dari saluran biogas, tepat setelah pembangkit. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan uap air hasil kondensasi turun dan masuk ke dalam botol. Air yang berlebihan dalam sistem dapat
  • 17. memampetkan saluran biogas, selain itu adanya kandungan air dalam biogas menurunkan tingkat panas api dan membuat api berwarna kemerah merahan. tinggi permukaan air dari batas bawah pipa antara 20 sampai 25 cm. Apabila terlalu rendah, gas akan mudah keluar dari air sebelum mencapai tekanan yang diinginkan. Apabila muka air terlalu tinggi, tekanan yang ada membesar dan hal ini dapat menghambat proses produksi biogas itu sendiri, (Anonim, 2011) Adapun untuk mengurangi kadar CO2 dan H2S, dapat digunakan zeolit padat yang dipanaskan dan direaksikan dengan senyawa KOH. Dari hasil penelitian Hamidi, dkk (2011) diperoleh kesimpulan bahwa zeolit padat dapat digunakan untuk menyerap CO2 dan H2S sehingga biogas yang dihasilkan menjadi lebih kaya akan CH4.
  • 18. BAB V KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BIOGAS Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain: 1. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar. 2. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap. 3. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah. 4. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan. 5. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak. 6. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran. Adapun kekurangannya adalah: 1. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas. 2. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi. 3. Belum dikenal masyarakat. 4. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung. Sumber : (Julkarnaini dkk, 2013)
  • 19. BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen. Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut. Untuk itu indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati. Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1- 0.5%. 5.2 Saran Kami menyarankan kepada pembaca agar memanfaatkan bahan-bahan limbah organik menjadi hal yang berguna, seperti biogas. Pembaca juga bisa memperdalam pengetahuan dalam pemuatan biogas melalui makalah kami.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Gujer, W. & Zehnder, A.J.B. (1983). Conversion processes in anaerobic digestion, Wat. Sci. Tech. 15: 127-167 Ward, A.J., Hobbs, P.J., Holliman, P.J., dan Jones, D.L. (2008). Optimation of The Anaerobic Digestion of Agricultural Resources. Bioresource Technology. 99. 7928-7940. Widodo, T. W., Asari Ahmad., Nurhasanah A., Rahmarestia, E. (2006)., “Rekayasa dan pengujian reaktor biogas skala kelompok tani ternak,” Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Jurnal Enjiring Pertanian, Hal. 41-52 Soerawidjaja, Tatang H. 2006. Potensi Sumber Daya Hayati Indonesia dalam Penyediaan Berbagai Bentuk Energi. Program Studi Teknik Kimia. http://riau.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/PDF/biogas.pdf