2. PEMBAHASAN
Enjoy our presentation!
TINGKATAN
MANFAAT BIODIVERTAS
INDONESIA
KEGIATAN
MANUSIA PELESTARIAN
KLASIFIKASI
MAKHLUK
HIDUP
•Keanekaragaman hayati
atau Biodivertas
menunjukan kebesaran
Tuhan YME pencipta
alam semesta .
•Biodivertas adalah
perbedaan / variasi di
antara berbagai makhluk
hidup , yang di dasarakan
pada ciri-ciri dan sifat
yang dapat di amati .
•Menurut WWF (1989)
menyebut biodiversitas
sebagai keanekaragaman
hidup di bumi, mencakup
jutaan spesies
tumbuhan, hewan,
mikroorganisme; materi
genetik yang
dikandungnya; serta
ekosistem yang dibangun
sehingga menjadi sebuah
linkungan hidup.
4. Tingkatan Biodiversitas
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman hayati yang
menunjukan seluruh variasi jumlah dan susunan gen pada makhluk hidup.
Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan
adanya keanekaragaman gen, sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi
yang dikenal dengan istilah varietas. Sekilas penampakan antarvarietas itu
sama karena masih tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, setiap
varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas
yang dimiliki oleh tiap-tiap varietas itu. Contoh keanekaragaman tingkat
gen yang mudah diamati adalah adanya perbedaan warna merah dan
hitam pada ikan koi
.
5. 2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah
keanekaragaman hayati yang menunjukkan seluruh
variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar
jenis. Contoh, keanekaragaman pada keluarga kucing.
Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan
harimau, singa, citah dan kucing.
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam
satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka
terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok.
Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya,
ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan
hidupnya.
6. 3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah keanekaragaman hayati
yang menunjukan seluruh variasi interaksi antara makhluk hidup dan
interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah
menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan
variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan
keanekaragaman ekosistem.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa
banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan,
sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah
dataran rendah.
7. Manfaat Biodiversitas
1. Nilai Manfaat Konsumtif
Artinya keanekaragaman hayati yang langsung
dikonsumsi untuk manusia.
Contohnya: Pangan, sandang, oksigen, obat-obatan,
dan lain-lain
8. 2. Nilai manfaat produktif
Artinya Keanekaragaman Hayati yang
dieksploitasi secara komersial. Seperti, usaha
pertanian, peternakan, perkebunan dan
industri.
Contohnya: Getah pohon karet untuk Industri
Ban
9. 3. Nilai manfaat Ekologis
Artinya Nilai-nilai langsung dari fungsi
keanekaragaman hayati
contohnya, Keanekaragaman tumbuhan mempunyai
nilai ekologis dalam menjaga tersedianya oksigen
sekaligus dalam mengurangi kadar karbon dioksida
10. KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI
KEANEKARAGAMAN HAYATI YANG
MENGUNTUNGKAN
KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI
KEANEKARAGAMAN HAYATI YANG
MERUGIKAN
11. Yang menguntungkan
1. Pembuatan taman-taman kota selain
meningkatkan kandungan oksigen
2. menurunkan suhu lingkungan memberi
keindahan, juga meningkatkan
keragaman hayati.
3. Pemuliaan, yakni usaha membuat
varietas unggul dengan cara melakukan
perkawinan silang.Usaha pemuliaan akan
menghasilkan varietas
4. Kegiatan penghijauan meningkatkan
keanekaragaman gen.
14. A. Distribusi hewan di Indonesia memiliki beberapa
tipe, yaitu:
1. Jenis-jenis hewan wilayah Oriental
2. Jenis-jenis hewan wilayah Australia
3. Jenis-jenis hewan peralihan Oriental-Australia
15. Wilayah oriental meliputi pulau di bagian barat
Indonesia,biasanya memiliki ciri ciri:
1. Hewan mamalia yang memiliki ukuran badan besar
2. Berbagai macam primata
3. Aneka ragam burung
16. • Mamalia berukuran besar misalnya di Gajah dan Harimau di
Sumatera, Badak bercula satu dan Banteng di Jawa .
17. • Berbagai macam primata, misalnya di Kalimantan terdapat
banyak jenis Kera seperti Orangutan, Tarsius dan Bekantan.
18. • Beraneka ragam burung yang memiliki kicauan yang merdu,
misalnya Takur Api, Murai, Jalak Bali dan Gelatik Jawa.
19. • Wilayah Australia meliputi pulau Maluku, Nusa Tenggara
Timur dan Papua. Biasanya memiliki ciri ciri
1. Hewan Berkantung
2. Mamalia berukuran kecil
3. Burung yang memiliki warna bulu mencolok dan berjambul
20. • Hewan berkantung ini misalnya adalah Kanguru, Koala dan
tidak terdapat jenis Kera.
21. • Mamalia berukuran kecil misalnya berbagai macam Tikus,
Kelelawar, Kuskus dan Kempelon Ladi.
22. • Burung yang memiliki warna bulu mencolok, misalnya adalah
Cendrawasih.
23. 3.Jenis-Jenis Hewan Wilayah Peralihan Oriental-
Australia
• Jenis-jenis hewan wilayah peralihan hanya meliputi pulau
Sulawesi. Memiliki ciri ciri mirip hewan wilayah Oriental dan
Australia, Misalnya Babirusa, Anoa, Maleo dan Musang
Sulawesi.
24. • Indonesia juga memiliki hewan Endemik, yang artinya hewan
yang hanya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain.
Misalnya seperti Komodo, Badak bercula satu, Jalak Bali,
Harimau Jawa, Maleo, dll.
25. Jenis tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia meliputi hutan tropis,
hutan musim, hutan pegunungan, hutan bakau dan sabana tropis.
Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4
kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
NO WILAYAH FLORA CONTOH
1. Flora Sumatra-
Kalimantan Tersebar di
pulau Sumatra dan
Kalimantan serta pulau-
pulau kecil di sekitarnya.
Contoh
Raflesia Arnoldi.
2. Flora Jawa-Bali Tersebar
di pulau Jawa, Madura,
Bali dan kepulauan-
kepulauan kecil
disekitarnya.
Contoh
pohon Burohal.
26. 3. Flora Kepulauan
Wallacea Tersebar di
pulau Sulawesi,
Timor, Kepulauan
Maluku dan Nusa
Tenggara.
Contoh pohon Sagu.
4. Flora Papua
Meliputi wilayah
pulau Papua dan
pulau-pulau kecil di
sekitarnya.
Contoh
Eucalyptus
27. Pemanfaatan sumber daya hayati untuk berbagai
keperluan tanpa memperhatikan kelestariannya akan
mengakibatkan kerugian yang besar contohnya
Kelangkaan Flora dan fauna karena hilangnya habitat
dan kerusakan ekosistem. Hal ini harus dicegah agar
keanekaragaman hayati dapat tetap menopang
kehidupan. Oleh karena itu kelestarian
keanekaragaman hayati harus terus dipelihara.
Pelestarian Keanekaragaman Hayati
28. Pelestarian Keanekaragaman Hayati dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. In-situ, yaitu perlindungan jenis tanamandan
hewan di habitat aslinya.
Contoh: Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
2. Ex-situ, yaitu perlindungan jenis tanaman dan
hewan yang dilakukan dengan penangkaran di
luar habitat aslinya.
Contoh: Kebun Raya dan Kebun Binatang
31. Pengertian Klasifikasi
Adalah suatu cara pengelompokan yang
didasarkan pada ciri-ciri tertentu.
Semua ahli biologi menggunakan suatu
sistem klasifikasi untuk mengelompokkan
tumbuhan ataupun hewan yang memiliki
persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan
ataupun hewan tersebut dipasang-
pasangkan dengan kelompok tumbuhan
atau hewan lainnya yang memiliki
persamaan dalam kategori lain.
32. Sejarah Klasifikasi
1. Aristoteles
Ilmuwan Yunani kuno (384-322 SM), merintis
pengelompokan hewan. Mengarang buku Historia
Animalum sehingga dikenal sebagai Bapak Zoologi.
2. Theophratus
Merupakan murid Aristoteles, merupakan ahli botani,
menurutnya tumbuhan diklasifikasikan menjadi 4
kelompok, yaitu herba, semak rendah, semak dan pohon.
Mengarang buku Hiatoria Plantarum.
3. John Ray
Ilmuwan Inggris, abad 17, merintis pengelompokan
makhluk hidup sehingga lahir konsep spesies (jenis).
4. Carolus Linnaeus
Ilmuwan Swedia, abad 18, memperkenalkan sistem tata
nama ganda (Binomial Nomenclatur). Sampai sekarang
dikenal sebagai Bapak Klasifikasi.
33. Tujuan Klasifikasi
Mendeskripsikan ciri ciri makhluk hidup untuk membedakan
tiap tiap jenis, agar mudah dikenal
Mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri
Mengetahui hubungan, kekerabatan antar makhluk hidup
Mempelajari evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya
34. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi
merupakan cara yang baik untuk
mempermudah dan menyederhanakan objek
studi tentang makhluk hidup.
Selain itu, mempelajari klasifikasi dalam biologi
sangat penting dalam memahami
keanekaragaman makhluk hidup yang sangat
kompleks di dunia ini.
Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang
membedakan dengan makhluk hidup lain, tetapi ada
beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau
lebih persamaan.
35. Jadi, dasar untuk mengelompokkan
makhluk hidup adalah sebagai berikut :
1.Berdasarkan Persamaan
Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita
dapat memasukkan bahwa ayam dan elang
adalah golongan hewan, yaitu jenis aves
(burung) karena memiliki bulu, sayap, dan
paruh.
2.Berdasarkan Perbedaan
Apabila kita mengamati perbedaan ciri yang
dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis
makanannya, maka ayam termasuk
herbivora, sedangkan elang termasuk
golongan karnivora, yaitu pemakan daging.
36. 3. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari
makhluk hidup pertama-tama yang dapat dilakukan
adalah mengamati bentuk luar dari makhluk hidup
tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap.
Apabila hendak menggolongkan beberapa tumbuhan,
maka yang dapat diamati adalah bentuk pohon,
bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lain-
lain.
Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila
kita mengamati dari ada tidaknya sel trakea,
kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada
tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri
anatomi.
37. 4. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk
menentukan klasifikasi makhluk hidup selain
berdasarkan ciri-ciri yang telah di sebutkan di atas,
bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya
jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis
DNA.
Hal tersebut dapat menentukan hubungan
kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan
lainnya.
5. Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk
memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk
hidup.
38. Manfaat Klasifikasi
Klasifikasi memungkinkan taksonomi untuk menyimpan dan memberikan informasi
tentang tanaman dan hewan secara sistematis
Nomenklatur memungkinkan taksonomi untuk memberikan nama ilmiah
Taksonomi menggunakan sistem klasifikasi natural.
Taksonomi juga menyediakan bukti yang mendukung evolusi organik
Taksonomi membuat studi morfologi, anatomi, dan fisiologi menjadi mudah
Taksonomi memungkinkan ahli biologi untuk terus menemukan spesies baru dan
memperbaru informasi tentang keanekaragaman hayati dan evolusi
Taksonomi juga memungkinkan untuk menemukan hubungan ekologis antara
organisme dan lingkungan.
39. Macam Macam Sistem Klasifikasi
Klasifikasi
Sistem Alami
Klasifikasi
Sistem Buatan
Klasifikasi
Sistem Filogenik
40. Merupakan suatu cara pengelompokan makhluk
hidup berdasarkan banyaknya persamaaan ciri
morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan
menggunakan dengan mengamati bentuk luar
tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna,
ukuran tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun,
bentuk paruh, bentuk kaki dan bentuk batang
atau hanya dari segi ciri morfologi
Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322
SM). Aristoteles seorang ahli filsafat Yunani
yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan
jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga,
dan letak bakal buah.
Klasifikasi Sistem Alami
41. Selain Aristoteles, Theophrastus (370-285 SM) yang
disebut Bapak Botani dengan karyanya berjudul “History of
Plants” yang berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi
empat kelompok, antara lain:
Pohon: tumbuhan yang memiliki batang berkayu, misalnya
pohon mangga dan pohon jeruk.
Semak/Perdu: tumbuhan berkayu, memiliki banyak ranting
dan bercabang pendek, misalnya tanaman pagar atau teh-
tehan.
Setengah Semak/Setengah Perdu: tumbuhan berbatang
rendah dengan percabangan banyak dan mudah patah,
misalnya tanaman cabai dan tanaman melati.
Herba/Terna: tanaman yang memiliki batang berair atau
berbatang lunak, misalnya tanaman bayam, kangkung atau
sawi.
Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah. Pengelompokan
makhluk hidup yang kurang dikenal masih mungkin dilakukan dalam sistem
klasifikasi ini. Sistem ini juga relatif lebih stabil karena tidak akan berubah
oleh perubahan perkembangan pengetahuan.
42. Klasifikasi Sistem Buatan
Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami,
sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna,
dan mudah dipahami apabila dibandingkan
sistem klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini
pertama kali diperkenalkan oleh
Carl Von Linnaeus (1707-1778) yang dikenal
dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli
botani berkebangsaan Swedia.
Beliau dinobatkan sebagai
“Bapak Taksonomi”.
43. Klasifikasi Sistem Buatan
Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan
atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk
hidup, dengan cara-cara berikut :
1. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu
persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri
struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk
hidup.
2. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama
atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang
memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
3. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan
klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya
persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup
yang dikelompokkan
44. Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus
adalah sebagai berikut :
Kingdom/Regnum : dunia/kerajaan
Filum/Divisio : bagian/keluarga besar
Klassis : kelas
Ordo : bangsa
Familia : suku
Genus : marga
Species : jenis
Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa
tingkatan, mulai dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk
kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya mempunyai
anggota satu jenis makhluk hidup.
45. Tiap tingkatan kelompok inilah yang
disebut takson.
Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson,
maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang
dimiliki oleh suatu makhluk hidup.
Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk
hidup yang sedikit
Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat
rendah. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkatan takson, maka semakin umum
persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu
makhluk hidup.
46. Klasifikasi Sistem Filogenik
Klasifikasi sistem filogenetik adalah suatu
sistem klasifikasi untuk mencerminkan gambaran
urutan perkembangan makhluk hidup menurut
sejarah filogenetiknya, serta jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antara takson yang satu dengan takson
yang lain.
Charles Robert Darwin (1859) dalam
bukunya “ On the Origin of Species by
Means of Natural Selection” mengkaitkan
antara klasifikasi dan evolusi.
47. Klasifikasi Sistem Filogenik
Dasar pemikiran Darwin adalah setiap makhluk hidup
mengalami perubahan sehingga sifat berbeda dengan
sifat nenek moyangnya. Kelebihan sistem klasifikasi
ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik
antar makhluk hidup yang berada dalam satu
kelompok.
Selain itu, banyak informasi yang dapat diperoleh,
misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan
mudah dan kebanyakan makhluk hidup dalam
kelompok memiliki ciri dasar yang diturunkan.
48. Mengelompokan Makhluk Hidup
1.Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan takson ini merupakan
tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup.
Untuk Semua hewan dimasukkan
dalam kingdom Animalia dan semua
tumbuhan dimasukkan dalam
kingdom Plantae .
49. 2. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)
Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam
kingdom, maka dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan
dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. Keluarga besar
tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan dan
dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan.
Misalnya hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan
kutikula yang keras dimasukkan dalam filum Arthropoda.
Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas,
sedangkan penamaan divisio tumbuhan diberi akhiran
yang khas, misalnya phyta dan mycota.
Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisio
Spermatophyta, jamur berbasidium dimasukkan dalam
divisio Basidiomycota.
50. 3. Kelas
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok
takson filum atau divisio, artinya apabila kelompok
makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri
yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas.
Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan
menyusui/mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci,
dan lain-lain.
Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu
tumbuhan berbiji berkeping satu dan berkeping dua.
Dengan demikian, kelasnya yaitu: Monocotyledonae
dan Dicotyledonae.
51. 4. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah
ordo. Pada tumbuhan, nama ordo pada umumnya
diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak
memiliki akhiran.
Contoh dari nama hewan yang mempunyai ordo yaitu
: Carnivora (bangsa pemakan daging), herbivora
(bangsa pemakan tumbuh tumbuhan).
Adapun pada tumbuhan contohnya kelas
Dicotyledonae mempunyai ordo Graminales (bangsa
rumput rumputan), Rosales (bangsa mawar
mawaran).
52. 5. Famili (Suku atau Keluarga)
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada
tingkatan famili ini terdapat suatu kelompok yang
berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri.
Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi
akhiran aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi
akhiran idae .
Contoh keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing),
Falidae (keluarga kucing).
Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae
(keluarga kentang), Rosaceae (keluarga mawar).
53. 6. Genus (Marga)
Takson genus adalah nama takson yang lebih
rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu kata
yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama
hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan
sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan huruf
kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak
dengan digaris bawah.
Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing),
Taenia (marga cacing).
Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga
mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya),
dan Solanum (marga terung-terungan).
54. 7. Species (Jenis)
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi
unit atau satuan dasar klasifikasi.
Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya dan akan menghasilkan
keturunan yang subur (fertil).
Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus,
hanya pada species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang
berada di depan merupakan nama marga (genus), sedangkan
kata yang kedua menunjukkan jenisnya.
Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan
huruf kapital.
Contohnya: Canis familaris (anjing),
Taenia solium (cacing pita) , Rosa gallica (mawar),
Carica Papaya (pepaya),
Oryza sativa (padi).
62. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk
hidup harus diberikan nama yang unik dan
dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan
kesepakatan internasional, digunakanlah
metode binomial nomenklatur. Metode
binominal nomenklatur artinya tata nama
ganda.
Sistem binomial nomenklatur ini diperkenalkan
oleh Carolus Linnaeus.
Tata Nama
63. Ada empat prinsip ajaran Linnaeus tentang tata
nama makhluk hidup, yaitu:
1. Bahasa Latin. Nama makhluk hidup harus
terdiri atas bahasa Latin atau yang dilatinkan,
karena bahasa Latin merupakan bahasa
universal yang berlaku pada masa itu.
2. Tata nama binomial. Setiap spesies makhluk
hidup diberi nama yang terdiri atas dua kata,
sehingga disebut tata nama ganda (binomial
nomenklatur).
64. 3. Ciri berpasangan. Dalam mengelompokkan
makhluk hidup digunakan ciri-ciri yang
berpasangan. Ciri yang berpasangan ini
untuk menunjukkan ada atau tidaknya suatu
struktur yang dimiliki. Dengan menggunakan
ciri yang berpasangan ini, kelompok-kelompok
besar dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok
yang lebih kecil. Daftar pasangan ciri-ciri
makhluk hidup yang berfungsi sebagai kunci
pencanderaan makhluk hidup dalam klasifikasi
sering disebut kunci dikotom atau kunci
determinasi.
65. 4. Hubungan struktural. Linnaeus
menyatakan bahwa hubungan struktural
merupakan salah satu prinsip di dalam klasifikasi
modern. Walaupun Linnaeus beranggapan
bahwa setiap jenis makhluk hidup dari generasi
ke generasi tidak akan mengalami perubahan,
namun dia berkeyakinan bahwa organisme yang
berasal darinenek moyang yang sama
mempunyai struktur tubuh yang sama pula.
66. Contoh:
• Nama ilmiah tanaman jagung adalah Zea mays.
Kata pertama (Zea) adalah nama marga/genus,
dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf
kapital. Sedangkan kata kedua (mays) adalah
penunjuk spesies, huruf pertamanya ditulis
dengan huruf kecil.
• Bila nama itu terdiri atas tiga kata, kata kedua dan
ketiga harus ditulis menyatu atau ditulis dengan
tanda penghubung. Misalnya kembang sepatu
nama ilmiahnya adalah Hibiscus rosa sinensis
harus ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus
rosa-sinensis.
67. Aturan pemberian nama spesies adalah sebagai berikut.
1. Nama spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan
nama genus, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk
spesies
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf kapital, sedangkan
huruf pertama penunjuk spesies digunakan huruf kecil
3. Nama spesies menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
4. Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya
(bisa miring, garis bawah, atau lainnya)
5. Jika nama spesies terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
69. Perkembangan Sistem Klasifikasi
Sistem Dua
Kingdom
Sistem Tiga
Kingdom
Sistem
Empat
Kingdom
Sistem
Lima
Kingdom
Sistem Enam
Kingdom
Beberapa sistem klasifikasi yang sudah dikembangkan para
ilmuwan Biologi antara lain :
70. 1. Sistem Dua Kingdom
Penemu sistem ini adalah ilmuwan yang
bernama Aristoteles 384 SM – 322 SM
(Yunani). Pengelompokan makhluk hidup
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom Tumbuhan (Plantarum), memiliki ciri-
ciri berdinding sel, berklorofil, dan berfoto sintesis.
Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap
dimasukkan dalam kerajaan tumbuhan.
b. Kingdom Hewan (Animalia), memiliki ciri-ciri
tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan dapat
bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini
seperti Protozoa, Mollusca, Porifera, Coelenterata,
Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.
71. Penemu sistem kingdom ini adalah
Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866,
pengelompokan makhluk hidup tersebut
adalah sebagai berikut:
2. Sistem Tiga Kingdom
a. Kingdom Monera, memiliki ciri-ciri tubuh tersusun
atas satu atau banyak sel, inti selnya tanpa
selubung (prokariotik), contohnya adalah bakteri
dan ganggang biru.
b. Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom
ini adalah alga, jamur, lumut, paku, dan tumbuhan
berbiji.
c. Kingdom Animalia, yang termasuk dalam
kingdom ini adalah dari golongan Protozoa sampai
golongan Chordata
72. Penemu sistem kingdom ini adalah
Robert Whittaker pada tahun 1959.
Pengelompokan makhluk hidup tersebut
berdasarkan struktur sel yang dibedakan antara sel
eukariotik, yaitu sel yang memiliki selaput inti, dan sel
prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti.
3. Sistem Empat Kingdom
a. Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa
membran (prokarion), contohnya bakteri dan ganggang biru.
b. Kingdom Fungi, mencakup semua jamur.
c. Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali
ganggang biru, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
d. Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari
Protozoa sampai Chordata.
Keempat kingdom itu antara lain:
73. Sistem ini merupakan penyempurnaan
dari sistem empat kingdom oleh
Whittaker pada tahun 1969, dengan
menggunakan dasar tingkatan
organisme, susunan sel, dan faktor
nutrisinya.
Klasifikasi ini dianut oleh banyak
ilmuwan sampai sekarang.
4. Sistem Lima Kingdom
74. Adapun sistem klasifikasi lima kingdom ini adalah sebagai berikut:
a. Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang
prokariotik, bersel satu, dan mikroskopis. Contohnya, semua bakteri dan
ganggang hijau biru (Cyanobakteri), misalnya Escherichia coli, Anabaena
sp., dan Nostoc sp.
b. Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel
satu, eukariotik, umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan
hewan. Contohnya: Euglena, Paramecium, dan Amoeba.
c. Kingdom Fungi, memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga
tidak berfotosintesis. Contohnya: Mucor, Saccharomyces, Pleurotus
(jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
d. Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel
banyak, berdinding sel yang mengandung selulosa, berklorofil,
berfotosintesis, autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan
berspora (lumut, paku) dan berbiji. Contohnya: padi, mawar, lumut hati,
dan paku ekor kuda.
e. Kingdom Animalia, memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak
berklorofil sehingga tidak berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof.
Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan sebagainya
75. Sistem Enam Kingdom,
dikemukakan oleh Woese,
tahun 1977
a. Kingdom Eubacteria
b. Kingdom Archaebacteria
c. Protista
d. Kingdom Fungi
e. Kingdom Plantae
f. Kingdom Aniimalia
5. Sistem Enam Kingdom
76. Fitra Tri Auladi
Abdilah
Yusrina Kartika
Muhammad
Naufal
Muhammad
Farras
Haikal Rifky
Raditya
Rio Richard Shafira Annisa
Aini Nurachman
Dini
Luthfi Apriansyah
TERIMA
KASIH