SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
TEORI BELAJAR KOGNITIF
( Gestalt dan Cognitive-Field dari Kurt Lewin)
Oleh Kelompok VI :
Hanafi (10530504215)
Nurul Fatma (10536504315)
Hayatullah (10536504415)
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oktober, 2016
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Belajar Kognitif” tepat
pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Teori Belajar
Matematika”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami dan
mengetahui bagaimanakah sebenarnya teori belajar kognitif tersebut menurut
tokoh ahli dalam hal ini gestalt dan kurt lewin. Semoga makalah ini dapat berguna
untuk para pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teori
Belajar Matematika atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan
makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada makala kami
agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.
Makassar, oktober 2016
Kelompok 6
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1. Latar Belakang ..............................................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3
A. Teori Belajar Gestalt .....................................................................................3
1. definisi dan sejarah muncunya teori gestalt ..............................................3
2. karakteristik teori belajar kognitif gestalt..................................................4
3. hukum dalam teori belajar kognitif gestalt................................................5
4. tokoh dalam teori belajar kognitif gestalt..................................................5
5. prinsip-prinsip belajar teori belajar kognitif gestalt ..................................5
6. implementasi teori belajar kognitif gestalt................................................6
7. kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif gestalt............................7
B. Teori Belajar Cognitive-field dari lewin ......................................................7
1. kontruksi dasar field theory (teori medan) ................................................7
2. teori cognitive-field Kurt Lewin ...............................................................9
3. penggunaan teori medan dalam belajar....................................................10
4. evaluasi konsep medan kognitive ............................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
1. Kesimpulan..............................................................................................15
2. Saran........................................................................................................16
Daftar Pustaka ......................................................................................................iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teori pembelajaran penyedia panduan bagi pengajar untuk membawa
siswa didik dalam dalam mengembangkan kogniftif, emosional, sosial, fisik,
dan spiritual. Panduan-panduan tersebut adalah kejelasan informasi yang
mendeskripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan, dan untuk kerjaan
penting. Hal ini adalah untuk mengantisipasi perubahan yang perlu diantisipasi,
yaitu perubahan yang sifatnya sedikit demi sedikit (piecemeal) dan yang
bersifat sistemik (systemic). Jadi teori pembelajaran itu penting sebagai suatu
dasar pengetahuan yang memandu praktek pendidikan “bagaimana
memfasilitasi belajar” dalam dunia pendidikan yang senantasia berubah,
terlebih dalam cakupanyang sistematik.
Praktek pembelajaran adalah suatu subsistem yang merupakan bagian
dari sebuah sistem. Jika dalam sebuah perjalana, sistemnya berubah, maka
subsistemnya pasti berubah, oleh karena masing-masing kebutuhan subsistem
harus memiliki titik temu dengan sistenya supaya sistem tersebut dapat
mendukung subsistemnya secara berkelanjutan. Jadi perubahan sistemik yang
terjadi pada sistem pembelajaran mesti diikuti oleh perubahan sistemik pada
subsistem teori pembelajaran harus diikuti oleh perubahan paradigma
pembelajaran.
Alur berpikir diatas terbangun dari sejarah perkembangan teori
pembelajaran. Sebelum para tokoh psikologi membangun dan menemukan
teori belajar kognitif, terlebih dahulu sudah terdapat beberapa teori
pembelajran yang telah muncul dan berkembang. Namun teori pembelajaran
yang ada saat itu mereka anggap masih kurang sempurna, hingga akhirnya
menginspirasi beberapa tokoh psikologi untuk menyikapi kekurangan-
kekurangan dari beberapa teori belajar yang lebih awaldan diangap masih ada
beberapa celah kekurangan, yang diantaranya adalah teori behavioristik hal ini
juga berlaku untuk teori pembelajaran kognitif itu sendiri. Seiring
2
berkembangnya zaman selanjutnya pasti akan ditemukan kekurangan-
kekurangan dari teori kognitif ini dalam menjawab tuntutan zaman. Hal
tersebut sekaligus memberikan inspirasi bagi tokoh psikologi (diera
selanjutnya) untuk mengkontruksi teori baru yang lebih mampu membantu
untuk menjawab tuntutan zaman. Teori baru tersebut diantaranya adalah teori
gestalt dan kurt lewin.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana belajar dalam pandangan teori Gestalt?
2. Bagaimana belajar kognitif (teori field) menurut Kurt Lewin?
3. Tujuan
1. Mengetahui definisi belajar kognitif.
2. Mengetahui sejarah munculnya teori gestalt.
3. Memahami karakteristik teori belajar gestalt dan cognitive field dari lewin.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori gestalt.
5. Mengetahui penggunaan teori medan dari lewin.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Kognitif Gestalt
1. Definisi dan Sejarah Munculnya Teori Gestalt
Kognitif erat kaitannya dengan mental, yakni mempelajari proses mental,
bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat dan belajar. Kemudian
berhubungan pula dengan topik perhatian, persepsi, memori, bahasa, berfikir,
dan membuat keputusan. Kognitif dapat dimaknai juga sebagai psikologi
khusus pada pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari proses mental.
Istilah ‘Gestalt’ sendiri merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar
dicari terjamahannay dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestal bisa bermacam-
macam diantaranya ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa inggris) atau bentuk, hal,
peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Terjamahannya dalam bahasa inggrispun
bermacam-macam antara lain ‘shape psychology’, ‘configurationism’, ‘whole
psychology’ dan sebagainya. Karena adanya kesimpangsiuran dalam
penerjamahannya, akhirnya para sarjana di seluruh duniasepakat untuk
menggunakan istilah ‘Gestalt’ tanpa menerjamahkan kedalam bahasa lain.
Untuk memudahkan dalam memberikan pengertian tentang Gestalt dan dapat
dijelaskan di dalam pengerian psikologi Gestalt, yaitu merupakan suatu aliran
psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau
totalitas.
Teori kognitif dan Gestalt lebih menekankan pada proses mental (proses
pemikiran) yang melatar belakangi kegiatan atau aktivitas belajar. Sudut
pandang ini didasarkan atas aliran strukturalisme atau aspek neurologi sebagai
latar belakang pembentukan teorinya. Kedua teori ini menekankan pada proses
sensasi dan persepsi yang melatarbelakangi belajar. Asumsinya, perubahan
dalam proses merupakan landasan belajar. Proses perseptual dasar bekerja
berdasar prinsip-prinsip Gestal yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana
individu mengorganisasikan (atau mereorganisasikan) potongan-potongan
informasi menjadi suatu keseluruhan yang lebih mempunyai makna.
4
Teori belajar Gestal ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan
dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang
pengamatan dan problem solving, dari pengamatan ini ia mengatakan bahwa
metode menghafal disekolah kurang efektif, dan menghendaki agar murid
belajar dengan pengertian atau pemahaman bukan hafalan akademis.
Sumbangan ini diikuti oleh tokoh-tokoh lainnya, seperti Wolfgang Kohler
(1887-1959) yang meneliti tentang “insight” pada simpanse yaitu mengenai
metalitas simpanse (ape) di pulau canary. Kurt Koffka (1886-1941) yang
menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatannya, dan
Kurt Lewin (1892-1947) yang mengembangkan suatu teori belajar kognitif
(cognitif field) dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi
sosial.
Menurut teori Gestalt, teori strukturalisme dan behaviorisme melakukan
kekeliruan, diantaranya karena reductinictic approach, artinya keduanya
mencoba membagi pokok bahasa menjadi elemen-elemen dasar, sedangkan
behaviorisme mereduksi prilaku menjadi kebiasaan (habits), respons berkondisi
atau secara umum dapat dikemukakan hubungan stimulus-respon. Aliran
Gestalt tidak setuju mengenai reduksi ini.
2. Karakteristik Teori Belajar Kognitif Gestalt
1. Hukum keterdekatan, hukum ketertutupan, dan hukum kesamaan
2. Melakukan banyak latihan
3. Adanya pemahaman belajar Insight. Makna Insight dapat dijelaskan
sebagai pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses
Insight, invidu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui
proses trial-error lagi. Timbulnya Insight pada individu tergantung pada:
a. Kesanggupan. Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan itelegensi
invidu.
b. Pengalaman. Dengan belajar, individu akan mendapat suatu
pengalaman dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya Insight.
5
c. Latihan. Latihan banyak akan mempertinggi keamampuan Insight
dalam situasi yang bersamaan.
d. Trial and error. Apabila seseorang akan melakukan percobaan-
percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan
masalah tersebut.
3. Hukum dalam Teori Belajar Kognitif Gestalt
1. Hukum pragnanz, yang mengatakan bahwa organisasi psikologi selalu
cenderung kearah yang bermakna atau penuh arti (pragnanz).
2. Hukum kesamaan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung
membentuk Gestalt (keseluruhan).
3. Hukum kecenderungan mengatakan bahwa hal-hal yang berdekatan
cenderung membentuk Gestalt.
4. Hukum ketertutupan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang tertutup
cenderungan berbentuk Gestalt.
5. Hukum kontinuitas yang mengatakan bahwa hal-hal yang
berkesinambungan cenderungan membentuk Gestalt.
4. Tokoh dalam Teori Belajar Kognitif Gestalt
1. Max Wertheimer (1880-1943)
2. Kurt Koffka (1886-1941)
3. Wolfgang Kohler (1887-1959)
4. Kurt Lewin (1892-1947)
5. Prinsip-Prinsip Belajar Teori Belajar Kognitif Gestalt
1. Principle of Proximity : bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik
waktu maupun ruang ) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai
suatu bentuk tertentu.
6
2. Principle of Similarity : bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang
berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu
figure atau bentuk tertentu.
3. Principle of Objective Set : Organisasi berdasarkan mental set yang sudah
terbentuk sebelumnya.
4. Principle of Continuity : Organisasi berdasarkan kesinambungan pola.
5. Principle of closure/ principle of good form: bahwa seriap bidang
pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang.
Penampilan suatu objek seperti ukuran , potongan, warna dan sebagainya
membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat
samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan
figure. Contoh: perubahan nada tidak merubah persepsi tentang melodi.
6. Principle of Isomorphism : Organisasi berdasarkan konteks.
6. Implementasi Teori Belajar Kognitif Gestalt
1. Pengalaman tilikan (insight). Tilikan memegang peranan yang penting
dalam prilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam
suatu objek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna(meaningful learning). Kebermaknaan unsur-
unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari.
3. Perilaku bertujuan (purposive behavior). Perilaku terarah pada tujuan.
Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulasi-respons, tetapi ada
keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan
berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapai.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal
tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari
tujuan sebagai arah aktifitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam
memahami tujuannya.
7
4. Prinsip ruang hidup (life space). Perilaku individu memiliki keterkaitan
dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang
diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi
lingkungan kehidupan peserta didik.
5. Transfer dalam belajar pemindahan popla-pola prilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu kesituasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer
belajar terjadi dengan terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek
dari suatu konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Judd
menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas
dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum
(generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip poko dari suatu persoalan dan menemukan
generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam
situasi lain.
7. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitif Gestalt
Kelebihan dalam teori belajar ini ialah dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah juga meningkatkan
motivasi belajar peserta didik karena peserta didik dikondisikan untuk
menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan atau pengalaman
dirinya, menimbulkan ketertarikan tersendiri.
Kekurangan dari teori belajar ini ialah membutuhkan biaya banyak
karena dibutuhkan banyak fasilias pendukung , serta keberhasilan belajar tidak
dapat dilihat dari peserta didik saja tapi harus dilihat secara keseluruhan.
B. Teori Belajar Cognitive- Field dari Lewin
1. Kontruksi Dasar Field Theory (teori medan)
Teori Medan atau Field Theory, merupakan salah satu teori yang
termasuk rumpun Cognitive-gestalt-Field. Teori ini sama dengan Gestalt
menekankan keseluruhan dan kesatupaduan . sebagai langkah awal, penting
sekali mengenali pondasi yang mengkontruksi teori ini. Menurut psikologi
gestalt, keseluruhan itu berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya atau
8
menbagi-bagi berarti mendistorsi. Kita tidak dapat memahami atau menikmati
pengalaman mendengarkan simfoni musik orchestra dengan menganalisa
konribusi musisi-musisi yang bermain didalamnya secara terpisah. Atau kita
juga tidak mungkin dapat menikmati keindahan sebuah lukisan bila melihat
bagian-bagiannya secara terpisah. Pada pokoknya, psikologi Gestalt selalu
memberikan penekanan pada totalitas atau keseluruhan, bukan pada bagian-
bagian.
Berbeda dengan kaum behavioral yang berpendapat bahwa belajar adalah
pengalaman empiris, maka menurut Gestaltis belajar adalah fenomena konitif.
Kognisi sendiri dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencerminkan
pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Kognisi tidak dapat diukur
secara langsung, namun melalui prilaku yang ditampilkan dan dapat diamati.
Oleh sebab itu belajar merupakan proses mental dan aspek-aspek belajar adalah
unik bagi spesies manusia.
Ahli-ahli gestalt juga beranggapan bahwa benda-benda hidup berbeda
dengan mesin, selalu hidup dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya.
Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field
(medan persepsi). Setiap medan persepsi memiliki oeganisasi, yang cenderung
dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu,
psikologi gestalt menekankan adanya pengorganisasian proses-proses dalam
persepsi, belajar dan problem solving dan juga mempercayai bahwa setiap
individu diarahkan untuk mengorganisasikan serpihan informasi yang
bersumber dari beragam cara atau proses. Pengorganisasian inilah yang
kemudian mempengaruhi makna yang dibentuk.
Gestaltian juga menganut pandangan yang berbeda dalam memandang
problem tubuh-pikiran. Mereka mengasumsikan adanya Isomorphism yakni
adanya hubungan antara aktifitas otak dengan kesadaran, antara pengalaman
psikologis dengan proses yang ada di dalam otak. Psikologi gestalt berkali-kali
menyatakan pendapatnya bahwa dunia fenomenal (kesadaran) adalah
ekspresiyang akurat dari situasi. Kesadaran pula yang menjadikan semua
informasi sensoris menjadi bermakna.
9
Dalam kaitannya dengan pokok-pokok teori belajar menurut aliran
Gestalt, disamping hukum-hukum pengamatan yang menentukan proses
belajar, menurut alran ini insight adalah ini belajar. Insight dapat diartikan
pemahaman atau pencerahan sehingga seorang pelajar dapat menyelesaikan
problem ataupun tugas belajar. Maka menurut aliran ini, remedial atau
pengulang-ulangan materi bukan hal penting walaupun belajar dengan insight
dapat juga diulangi. Contoh: pengulang-ulangan dalam melakukan latiha UN
membuat siswa mungkin dapat menjawab soal saat ujian berlangsung namun
belum tentu dia memahami subtansi soal sehingga bila soal sehingga bila soal
berbedadengan rumus yang sama belum tentu dia dapat menyelesaikannya.
Belajar dengan insight membuat siswa memahami subtansi masalah hingga
bila soal diulang dalam format berbeda ia masih dapat menyelesaikannya.
2. Teori cognitive-field kurt lewin
Kurt Lewin (1890-1947) menaruh perhatian pada kepribadian dan
psikologisosial. Lewin memandang bahwa masing-masing individu berbeda
didalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan
psikologis dimana individu beraksi disebut sebagai “life space”. Life space
mencangkup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi,misalnya:
orang-orang yang ia jumpai, objek material yang ia hadapi, serta fungsi-fungsi
kejiwaan yang ia miliki.
Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil tindakan agar
kekuatan-kekuatan, baik yang dari:
1. Dalanm diri individu seperti; tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan
2. Luar diri individu, seperti; tantangan dan permasalahan.
Dalam medan hidup ini ada sesuatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi
untuk mencapainya selalu ada barier atau hambatan. Individu memiliki satu
atau sejumlah dorongan dan berusaha mengatasi hambatan untuk mencapai
tujuan tersebut. Apabila individu telah berhasil mencapai tujuan, maka ia
masuk ke dalam medan atau lapangan psikologis baru yang didalamnya berisi
10
tujuan baru dengan hambatan-hambatan yang baru pula. Demikian seterusnya
individu keluar dari suatu medan dan masuk ke medan psikologis berikutnya.
Hall dan Lindzey merangkum poin untama Teori Medan Kognitif
Lewin sebagai berikut:
1. Perilaku adalah fungsi dari medan yang ada pada saat perilaku
tersebut terjadi.
2. Analisa tingkah laku dmulai dengan sebagai keseluruhan dari
komponen-komponen tingkah laku yang terpisah dan berbeda.
3. Individu yang konkret dlam sebuah situasi nyata (konkret) dapat
digambarkan secara matematis.
Dalam teori ini kita juga bisa melihat bagaimana Kurt Lewin
berpertautkan pemahaman dari topologi (lifespace misalnya), psikologi
(kebutuhan,aspirasi), dan sosiologi ( misalnya medan gaya-motif yang jelas
tergantung pada tekanan kelompok). Ketiganya saling berhubungan dalam
sebuah tingkah laku. Intinya, teori medan merupakan sekumpulan konsep
dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan psikologis. Konsep-konsep
teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagi gejala psikologis dan
sosiologis. Termasuk tingkah laku bayi dan ank-anak, masa adelesen,
keterbelakangan mental, masalah-masalah kelompok minoritas, perbedaan
karakter nasional dan dinamika kelompok.
3. Penggunaan Teori Medan dalam Belajar
1. Belajar sebagai perubahan sistem kognitif
Teori medan (Field Theory) Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam
situasi belajar berada dalam satu medan atau lapangan psikologis.
menghadapi suatu tujuan yang ingin capai, tetapi selalu terdapat hambatan
yaitu mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila
hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan
masuk ke dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
11
Menurut teoti ini belajar berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk
mencapai tujuan. Kurikulum sekolah dengan segala macam tuntutannya,
berupa kegiatan belajar didalam kelas, laboratorium, di workshop, di luar
sekolah, penyelesaian tugas-tugas, ujia-ulangan dan lain-lain, pada dasarnya
merupakan hambatan yang harus diatasi.
Menurut Lewin belajar terjadi akibat perubahan struktur kogniitf.
Perubahan kognitif adalah hasil dari dua macam kekuatan yaitu struktur
medan kogntif dan motivasi internal individu.
Apabila seseorang belajar , maka dia akan tambah pengetahuannya.
Artinya tahu lebih banyak dari pada sebelum ia belajar. Ini berarti ruang
hidupnya lebih terdeferensasi, lebih banyak subregion yang dimilikinya,
yang dihubngkan dengan jalur-jalur tertentu. Dengan kata lain orang tahu
lebih banyak tentang fakta-fakta dan saling berhubungan antara fakta-fakta
itu.
Perubahan struktur pengetahuan (struktur kognitif) dapat dikarena
ulangan; situasi mungkin perlu diulang-ulang sebelum strukturnya berubah.
Akan tetapi yang penting bukan bahwa ulangan itu terjadi melainkan truktur
kognitigf itu berubah. Dengan pengaturan masalah (problem) yang lebih
baik, struktur mungkin dapat berubah dengan ulangan yang sangat sedikit.
Hal ini telah dibuktikan dalam eksperimen mengenai insight.terlalu banyak
ulangan tidak menambah belajar. Sebaliknya ulangan itu mungkin
menyebabkan kejenuhan psikologis (psycological satiation) yang dapat
membawa disorganisasi (kekacauan) dan dediferensiasi(kekaburan) dalam
sistem kognitif.
Perubahan dalam struktur kognitif kognitif ini untuk sebagian
berlangsung dengan prinsip pemolaan (patterning) dalam pengamatan, jadi
disinilah lagi terbukti betapa pentingnya pengamatan itu dalam belajar.
Perubahan itu disebabkan oleh kekuatan yang telah intriksik ada dalam
struktur kognitif tetapi struktur kognitif juga berubah-ubah sesuai dengan
yang ada pada individu. Disinilah terjadi belajar dengan motivasi.
12
2. Hadiah dan Hukuman menurut Kurt Lewin
Hadiah dan hukuman merupakan sarana motivasi yang efektif. Tetapi
dalam penggunaanya memerlukan pengawasan. Nilai yang baik bagi peserta
didik pada umumnya merupakan sesuatu hal yang diinginkan(hadiah).
Tetapi, tugas-tugas dalam belajar untuk mencapai nilai tersebut pada
umumnya dianggap sebagai hukuman yang membebani dan kurang
menarik.
Ahli-ahli yang mengikuti/menerima law of effect dan law of
reinforcement seringkali mengalisis sampai menungsur lingkungan atau
keadaan yang mendorong pelajar untuk mendekati hadiah dan menjauhi
hukuman. Kurt Lewin menggambarkan situasi yang mengandung hadiah
atau hukuman itu sebagai suatu yang mengandung konflik.
a. Situasi yang mengandung hukuman
Sebagai contoh : dalam suatu situasi terdapat seseorang yang harus
melakukan suatu pekerjaan yang ia tidak suka atau tidak menyenagkan,
karena adanya kebutuhan untuk meninggalkan tugas yang tidak
menyenangkan itu. Supaya ia tetap dalam pekerjaan itu maka ada
ancaman hukuman kalau dia tak mengerjakan.
Dalam situasi ini seseorang mengalami konflik antara dua hal yang
tidak menyenangkan itu, maka kecenderungannya ialah ia akan
meninggalkan situasi yang serba tidak menyenangkan, untuk
menghindari dua hal itu. Supaya seseorang tidak meninggalkan medan
itu maka harus ada rintangan. Rintangan ini dalam kehidupan biasa
adalah kekuasaan, konkretnya lagi, dalam situasi konflik seperti yang
digambarkan diatas perlu pengawasan.
b. Situasi yang mengandung hadiah
Sebagai contoh: dalam situasi yangmengandung hadiah tidak perlu
lagi seseorang dilakukan pengawasan seperti hal diatas, karena sifat
menarik hadiah itu akan menahan pribadi seseorang untuk tetap dalam
medan tersebut. Tetapi, tantangan perlu diberikan untuk mencegah
13
supaya seseorang tidak langsung mencapai hadiah tersebut tanpa
mengerjakan tugas yang harus dikerjakannya.
Karena hadiah itu sangat berhubungan dengan aktivitas
melaksanakan tugas secara eksternal, maka selalu ada
kecenderunganuntuk mencari jalan pintas, yaitu mendapatkan hadiah
tanpa melaksanakan tugasnya terlebih dahulu. Karena danya
kecenderungan hal tersebut, maka haruslah dicegah supaya seseorang
mendapat hadiah jalan yang tidak seharusnya. Karena iti, disini
pengawasan pada situasi yang mengandung hukuman.
3. Masalah berhasil dan gagal
Kurt Lewin lebihsetuju menggunakan istilah sukses dan gagal dari
pada istilah hadiah dan hukuman. Sebab apabila tujuan-tujuan yang akan
kita capai itu adalah interinsik, maka kita lebih tepat menggunakan istilah
berhasil atau gagal daripada terminologi hadiah dan hukuman. Istilah hadiah
dan hukuman ini lebih dekat oada pendekatan nonpsikologis sedang istilah
sukses dan gagal merupakan kajian dalam pendekatan psikologis. secara
psikologis yang penting memang adalah bagaimana yang dialami individu
dalam mengahdapi suatu problem. Suatu pengalaman sukses haruslah
dimengerti sesuai dengan apa yang telah dikerjakan atau dicapai oleh
seseorang (pelajar) yang merasa sukses karena ia naik kelas walau tidak
dengan nilai terbaik.
4. Sukses memberi mobilisasi energi cadangan
Kurt Lewin beranggapan bahwa dinamika kepribadian itu dikarenakan
oleh adanya energi dalam diri seseorang yang disebut energi psikis. Energi
psikis inilah yang dipergunakan untuk aktivitas seperti mengamati,
mengingat, berfikir dan sebagainya. Dalam keadaan sehari-hari, hanya
sedikit saja energi yang psikis yang dipergunakan dan sisanya tersimpan
sebagai energi cadangan. Apabila orang mendapat pengalaman sukses,
maka akan terjadi mobilisasi energi cadangan sehinggakemampuan individu
untuk menyelesaikan problem bertambah. Oleh sebab itu secara praktis
14
sangat dianjurkan untuk sebanyak mungkin memberikan kesempatan kepada
para peserta didik kita supaya mereka mendapatkan pengalaman sukses.
4. Evaluasi Konsep Medan Kognitif
Kritik terhadap teori lewin dpat dikelompokkan dalam 5 topik yaitu:
1. Lewin tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau
ligkunganobjektif, memang dikemukakan sifat bondaris antara
lingkungan psikologis dengan lingkungan objektif yang permenable,
namun hal ini tidak diikuti oleh penjelasan dinamika bagaimana
lingkungan luar itu mempengaruhi region-region atau menjadi region
baru.
2. Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai
tingkah laku. Ini merupakan teori yang mementingkan masa kini dan
masa yang akan datang. Teori ini juga terlalu bersibuk diri dengan
aspek-aspek yang mendalam dari kepribadian sehingga mengabaikan
tingkah laku monitoris dari luar.
3. Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika.
Memang tidak mudah memahami jiwa dengan memakai rumus-rumus
matematika. Bahkan lewin berani mengambil resiko dengan memakai
istilah-istilah dalam matematika dan fisika untuk dipakai dlam
psikologi dengan makna yang sangat berbeda dengan makna aslinya.
4. Penggunaan konsep-konsep topologi telah menyimpang dari arti
sebenarnya. Penggambaran topologis dan vaktorial dri lewin tidak
mengungkapkan sesuatu yang baru tentang tingkah laku.
5. Banyak konsep dan konstruk yang tidak didefinisikan secara jelas
sehingga memberikan arti yang kabur.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar gestalt.
Peletak dasar teori gestalt adalah Merx Wertheimer (1880-1943) yang meneliti
tentang pengamatan dan problem solving. Sumbangannya diikuti oleh Kurt
Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-
hukum pengamatan, kemudian Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meneliti
tentang insight pada simpase.
Dari Eksperimen-eksperimen kohler menjelaskan terhadap simpanse
bahwa simpanse yang dipakai untuk percobaan harus dapat membentuk
persepsi tentang situasi total dan saling menghubungkan antara semua hal yang
relevan dengan Problem yang dihadapinya sebelum muncul insight. Dari
percobaan tersebut menunjukkan simpanse dapat memecahkan insightnya, dan
ia akan mentransfer insight tersebut untuk memecahkan problem lain yang
dihadapinya
Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip
dasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat
fenomena keseluruhan lebih dari pada bagian-bagiannya. Keseluruhan ini
memberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain :
1. Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya
secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya
2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
16
3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa,
lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi yang lebih luas.
5. Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh
insight.
6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi
membei dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
7. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
8. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu
bejana yang diisi.
Dari pembahasan Teori Belajar kognitif dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
1. Pandangan Teori Belajar Kognitif adalah:
2. Elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki
oleh tiap individu.
3. Perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar
dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
4. Belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran,
untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.
Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal
dalam berpikir yakni pengolahan informasi.
Belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral
yang bersifat jasmaniah meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak
lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa.
Teori belajar kognitif lebih menekankan arti penting proses internal,
mental manusia. Tingkah laku manusia yang tampak, tak dapat diukur dan
diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti : motivasi, kesengajaan,
keyakinan dan sebagainya.
2. Saran
17
Hendaknya pengetahuan tentang kognitif siswa perlu dikaji secara
mendalam oleh para calon guru dan para guru demi menyukseskan proses
pembelajaran di kelas. Tanpa pengetahuan tentang kognitif siswa, guru akan
mengalami kesulitan dalam membelajarkannya di kelas, yang pada akhirnya
mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang dilakukan oleh guru
di kelas. Karena faktor kognitif yang dimiliki oleh siswa merupakan salah satu
faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di kelas.
Faktor kognitif merupakan jendela bagi masuknya berbagai pengetahuan siswa
melalui kegiatan belajar baik secara mandiri maupun secara kelompok.
iii
Daftar Pustaka
Baharuddin, Dr, H, Nur Esa Wahyuni, M,Pd, Teori Belajar dan Pembelajaran,
Jogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2008.
http://teori-belajar-dan-pembelajaran.blogspot.co.id/2009/04/teori-belajar-
gestalt.html. diakses pada pukul 20:23 WITA.
Abu Ahmad & Widodo Aupriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta,
2003.
Al Rasyidin & Wahyudin Nur Nasution, Teori Belajar dan pembelajaran, Medan
:Perdana Publishing, 2011.

Contenu connexe

Tendances

Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikIka Pratiwi
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerAisyah Turidho
 
Makalah Teori Ausubel
Makalah Teori AusubelMakalah Teori Ausubel
Makalah Teori AusubelIra Marion
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)
Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)
Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)prayogo07
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranSusi Yanti
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Teori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokulturalTeori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokulturaltitiwerdhy
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaLia Oktafiani
 
Ppt teori gestalt
Ppt teori gestaltPpt teori gestalt
Ppt teori gestaltFath Anissa
 
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptTeori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptRahmah Salsabila
 
Ppt keterampilan-proses
Ppt keterampilan-prosesPpt keterampilan-proses
Ppt keterampilan-prosesshovi fatimah
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumAmbar Fidianingsih
 

Tendances (20)

Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
 
Makalah Teori Ausubel
Makalah Teori AusubelMakalah Teori Ausubel
Makalah Teori Ausubel
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)
Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)
Contoh penggunaan-komponen-kognitif-dari-taksonomi-bloom (1)
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Teori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokulturalTeori belajar sosiokultural
Teori belajar sosiokultural
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
 
Ppt teori gestalt
Ppt teori gestaltPpt teori gestalt
Ppt teori gestalt
 
Prinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaranPrinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaran
 
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptTeori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky ppt
 
Ppt keterampilan-proses
Ppt keterampilan-prosesPpt keterampilan-proses
Ppt keterampilan-proses
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 

Similaire à TEORI BELAJAR KOGNITIF

Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistikPujiati Puu
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifFAJAR MENTARI
 
Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Yoshiie Srinita
 
Makalah teori pembelajaran
Makalah teori pembelajaranMakalah teori pembelajaran
Makalah teori pembelajaranArif Wicaksono
 
Teori belajar humanistik bu nur asyiah
Teori belajar humanistik bu nur asyiahTeori belajar humanistik bu nur asyiah
Teori belajar humanistik bu nur asyiahnurasiyahnabil
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxSALMIARISAM
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik3ry21
 
Landasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docx
Landasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docxLandasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docx
Landasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docxJAMILUDDIN38
 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SDFikahati Rachmawati
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaSeptian Muna Barakati
 
Teori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneTeori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneAbdul Rais P
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppmaditin
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismePratiwiKartikaSari
 
Makalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaranMakalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaranNaa Sadjo
 

Similaire à TEORI BELAJAR KOGNITIF (20)

Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistik
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
 
Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)
 
Teori Belajar Bruner
Teori Belajar BrunerTeori Belajar Bruner
Teori Belajar Bruner
 
Makalah teori pembelajaran
Makalah teori pembelajaranMakalah teori pembelajaran
Makalah teori pembelajaran
 
Teori belajar humanistik bu nur asyiah
Teori belajar humanistik bu nur asyiahTeori belajar humanistik bu nur asyiah
Teori belajar humanistik bu nur asyiah
 
Nicky
NickyNicky
Nicky
 
Nicky
NickyNicky
Nicky
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docx
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
 
Landasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docx
Landasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docxLandasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docx
Landasan_pengembangan_kurikulum_pdf.docx
 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
 
Teori Gestalt
Teori GestaltTeori Gestalt
Teori Gestalt
 
Teori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneTeori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgne
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
 
Makalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaranMakalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaran
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Dernier

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Dernier (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

TEORI BELAJAR KOGNITIF

  • 1. TEORI BELAJAR KOGNITIF ( Gestalt dan Cognitive-Field dari Kurt Lewin) Oleh Kelompok VI : Hanafi (10530504215) Nurul Fatma (10536504315) Hayatullah (10536504415) Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oktober, 2016
  • 2. i Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Belajar Kognitif” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Teori Belajar Matematika”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami dan mengetahui bagaimanakah sebenarnya teori belajar kognitif tersebut menurut tokoh ahli dalam hal ini gestalt dan kurt lewin. Semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teori Belajar Matematika atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada makala kami agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi. Makassar, oktober 2016 Kelompok 6
  • 3. ii Daftar Isi Kata Pengantar ......................................................................................................i Daftar Isi...............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 1. Latar Belakang ..............................................................................................1 2. Rumusan Masalah.........................................................................................2 3. Tujuan............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3 A. Teori Belajar Gestalt .....................................................................................3 1. definisi dan sejarah muncunya teori gestalt ..............................................3 2. karakteristik teori belajar kognitif gestalt..................................................4 3. hukum dalam teori belajar kognitif gestalt................................................5 4. tokoh dalam teori belajar kognitif gestalt..................................................5 5. prinsip-prinsip belajar teori belajar kognitif gestalt ..................................5 6. implementasi teori belajar kognitif gestalt................................................6 7. kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif gestalt............................7 B. Teori Belajar Cognitive-field dari lewin ......................................................7 1. kontruksi dasar field theory (teori medan) ................................................7 2. teori cognitive-field Kurt Lewin ...............................................................9 3. penggunaan teori medan dalam belajar....................................................10 4. evaluasi konsep medan kognitive ............................................................13 BAB III PENUTUP.............................................................................................15 1. Kesimpulan..............................................................................................15 2. Saran........................................................................................................16 Daftar Pustaka ......................................................................................................iii
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Teori pembelajaran penyedia panduan bagi pengajar untuk membawa siswa didik dalam dalam mengembangkan kogniftif, emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Panduan-panduan tersebut adalah kejelasan informasi yang mendeskripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan, dan untuk kerjaan penting. Hal ini adalah untuk mengantisipasi perubahan yang perlu diantisipasi, yaitu perubahan yang sifatnya sedikit demi sedikit (piecemeal) dan yang bersifat sistemik (systemic). Jadi teori pembelajaran itu penting sebagai suatu dasar pengetahuan yang memandu praktek pendidikan “bagaimana memfasilitasi belajar” dalam dunia pendidikan yang senantasia berubah, terlebih dalam cakupanyang sistematik. Praktek pembelajaran adalah suatu subsistem yang merupakan bagian dari sebuah sistem. Jika dalam sebuah perjalana, sistemnya berubah, maka subsistemnya pasti berubah, oleh karena masing-masing kebutuhan subsistem harus memiliki titik temu dengan sistenya supaya sistem tersebut dapat mendukung subsistemnya secara berkelanjutan. Jadi perubahan sistemik yang terjadi pada sistem pembelajaran mesti diikuti oleh perubahan sistemik pada subsistem teori pembelajaran harus diikuti oleh perubahan paradigma pembelajaran. Alur berpikir diatas terbangun dari sejarah perkembangan teori pembelajaran. Sebelum para tokoh psikologi membangun dan menemukan teori belajar kognitif, terlebih dahulu sudah terdapat beberapa teori pembelajran yang telah muncul dan berkembang. Namun teori pembelajaran yang ada saat itu mereka anggap masih kurang sempurna, hingga akhirnya menginspirasi beberapa tokoh psikologi untuk menyikapi kekurangan- kekurangan dari beberapa teori belajar yang lebih awaldan diangap masih ada beberapa celah kekurangan, yang diantaranya adalah teori behavioristik hal ini juga berlaku untuk teori pembelajaran kognitif itu sendiri. Seiring
  • 5. 2 berkembangnya zaman selanjutnya pasti akan ditemukan kekurangan- kekurangan dari teori kognitif ini dalam menjawab tuntutan zaman. Hal tersebut sekaligus memberikan inspirasi bagi tokoh psikologi (diera selanjutnya) untuk mengkontruksi teori baru yang lebih mampu membantu untuk menjawab tuntutan zaman. Teori baru tersebut diantaranya adalah teori gestalt dan kurt lewin. 2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana belajar dalam pandangan teori Gestalt? 2. Bagaimana belajar kognitif (teori field) menurut Kurt Lewin? 3. Tujuan 1. Mengetahui definisi belajar kognitif. 2. Mengetahui sejarah munculnya teori gestalt. 3. Memahami karakteristik teori belajar gestalt dan cognitive field dari lewin. 4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori gestalt. 5. Mengetahui penggunaan teori medan dari lewin.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Teori Kognitif Gestalt 1. Definisi dan Sejarah Munculnya Teori Gestalt Kognitif erat kaitannya dengan mental, yakni mempelajari proses mental, bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat dan belajar. Kemudian berhubungan pula dengan topik perhatian, persepsi, memori, bahasa, berfikir, dan membuat keputusan. Kognitif dapat dimaknai juga sebagai psikologi khusus pada pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari proses mental. Istilah ‘Gestalt’ sendiri merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjamahannay dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestal bisa bermacam- macam diantaranya ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Terjamahannya dalam bahasa inggrispun bermacam-macam antara lain ‘shape psychology’, ‘configurationism’, ‘whole psychology’ dan sebagainya. Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjamahannya, akhirnya para sarjana di seluruh duniasepakat untuk menggunakan istilah ‘Gestalt’ tanpa menerjamahkan kedalam bahasa lain. Untuk memudahkan dalam memberikan pengertian tentang Gestalt dan dapat dijelaskan di dalam pengerian psikologi Gestalt, yaitu merupakan suatu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Teori kognitif dan Gestalt lebih menekankan pada proses mental (proses pemikiran) yang melatar belakangi kegiatan atau aktivitas belajar. Sudut pandang ini didasarkan atas aliran strukturalisme atau aspek neurologi sebagai latar belakang pembentukan teorinya. Kedua teori ini menekankan pada proses sensasi dan persepsi yang melatarbelakangi belajar. Asumsinya, perubahan dalam proses merupakan landasan belajar. Proses perseptual dasar bekerja berdasar prinsip-prinsip Gestal yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana individu mengorganisasikan (atau mereorganisasikan) potongan-potongan informasi menjadi suatu keseluruhan yang lebih mempunyai makna.
  • 7. 4 Teori belajar Gestal ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatan ini ia mengatakan bahwa metode menghafal disekolah kurang efektif, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian atau pemahaman bukan hafalan akademis. Sumbangan ini diikuti oleh tokoh-tokoh lainnya, seperti Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meneliti tentang “insight” pada simpanse yaitu mengenai metalitas simpanse (ape) di pulau canary. Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatannya, dan Kurt Lewin (1892-1947) yang mengembangkan suatu teori belajar kognitif (cognitif field) dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. Menurut teori Gestalt, teori strukturalisme dan behaviorisme melakukan kekeliruan, diantaranya karena reductinictic approach, artinya keduanya mencoba membagi pokok bahasa menjadi elemen-elemen dasar, sedangkan behaviorisme mereduksi prilaku menjadi kebiasaan (habits), respons berkondisi atau secara umum dapat dikemukakan hubungan stimulus-respon. Aliran Gestalt tidak setuju mengenai reduksi ini. 2. Karakteristik Teori Belajar Kognitif Gestalt 1. Hukum keterdekatan, hukum ketertutupan, dan hukum kesamaan 2. Melakukan banyak latihan 3. Adanya pemahaman belajar Insight. Makna Insight dapat dijelaskan sebagai pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses Insight, invidu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Timbulnya Insight pada individu tergantung pada: a. Kesanggupan. Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan itelegensi invidu. b. Pengalaman. Dengan belajar, individu akan mendapat suatu pengalaman dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya Insight.
  • 8. 5 c. Latihan. Latihan banyak akan mempertinggi keamampuan Insight dalam situasi yang bersamaan. d. Trial and error. Apabila seseorang akan melakukan percobaan- percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan masalah tersebut. 3. Hukum dalam Teori Belajar Kognitif Gestalt 1. Hukum pragnanz, yang mengatakan bahwa organisasi psikologi selalu cenderung kearah yang bermakna atau penuh arti (pragnanz). 2. Hukum kesamaan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk Gestalt (keseluruhan). 3. Hukum kecenderungan mengatakan bahwa hal-hal yang berdekatan cenderung membentuk Gestalt. 4. Hukum ketertutupan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderungan berbentuk Gestalt. 5. Hukum kontinuitas yang mengatakan bahwa hal-hal yang berkesinambungan cenderungan membentuk Gestalt. 4. Tokoh dalam Teori Belajar Kognitif Gestalt 1. Max Wertheimer (1880-1943) 2. Kurt Koffka (1886-1941) 3. Wolfgang Kohler (1887-1959) 4. Kurt Lewin (1892-1947) 5. Prinsip-Prinsip Belajar Teori Belajar Kognitif Gestalt 1. Principle of Proximity : bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang ) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai suatu bentuk tertentu.
  • 9. 6 2. Principle of Similarity : bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu. 3. Principle of Objective Set : Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnya. 4. Principle of Continuity : Organisasi berdasarkan kesinambungan pola. 5. Principle of closure/ principle of good form: bahwa seriap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu objek seperti ukuran , potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure. Contoh: perubahan nada tidak merubah persepsi tentang melodi. 6. Principle of Isomorphism : Organisasi berdasarkan konteks. 6. Implementasi Teori Belajar Kognitif Gestalt 1. Pengalaman tilikan (insight). Tilikan memegang peranan yang penting dalam prilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa. 2. Pembelajaran yang bermakna(meaningful learning). Kebermaknaan unsur- unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. 3. Perilaku bertujuan (purposive behavior). Perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulasi-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktifitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
  • 10. 7 4. Prinsip ruang hidup (life space). Perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik. 5. Transfer dalam belajar pemindahan popla-pola prilaku dalam situasi pembelajaran tertentu kesituasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip poko dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. 7. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitif Gestalt Kelebihan dalam teori belajar ini ialah dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah juga meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena peserta didik dikondisikan untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan atau pengalaman dirinya, menimbulkan ketertarikan tersendiri. Kekurangan dari teori belajar ini ialah membutuhkan biaya banyak karena dibutuhkan banyak fasilias pendukung , serta keberhasilan belajar tidak dapat dilihat dari peserta didik saja tapi harus dilihat secara keseluruhan. B. Teori Belajar Cognitive- Field dari Lewin 1. Kontruksi Dasar Field Theory (teori medan) Teori Medan atau Field Theory, merupakan salah satu teori yang termasuk rumpun Cognitive-gestalt-Field. Teori ini sama dengan Gestalt menekankan keseluruhan dan kesatupaduan . sebagai langkah awal, penting sekali mengenali pondasi yang mengkontruksi teori ini. Menurut psikologi gestalt, keseluruhan itu berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya atau
  • 11. 8 menbagi-bagi berarti mendistorsi. Kita tidak dapat memahami atau menikmati pengalaman mendengarkan simfoni musik orchestra dengan menganalisa konribusi musisi-musisi yang bermain didalamnya secara terpisah. Atau kita juga tidak mungkin dapat menikmati keindahan sebuah lukisan bila melihat bagian-bagiannya secara terpisah. Pada pokoknya, psikologi Gestalt selalu memberikan penekanan pada totalitas atau keseluruhan, bukan pada bagian- bagian. Berbeda dengan kaum behavioral yang berpendapat bahwa belajar adalah pengalaman empiris, maka menurut Gestaltis belajar adalah fenomena konitif. Kognisi sendiri dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencerminkan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui prilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Oleh sebab itu belajar merupakan proses mental dan aspek-aspek belajar adalah unik bagi spesies manusia. Ahli-ahli gestalt juga beranggapan bahwa benda-benda hidup berbeda dengan mesin, selalu hidup dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field (medan persepsi). Setiap medan persepsi memiliki oeganisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu, psikologi gestalt menekankan adanya pengorganisasian proses-proses dalam persepsi, belajar dan problem solving dan juga mempercayai bahwa setiap individu diarahkan untuk mengorganisasikan serpihan informasi yang bersumber dari beragam cara atau proses. Pengorganisasian inilah yang kemudian mempengaruhi makna yang dibentuk. Gestaltian juga menganut pandangan yang berbeda dalam memandang problem tubuh-pikiran. Mereka mengasumsikan adanya Isomorphism yakni adanya hubungan antara aktifitas otak dengan kesadaran, antara pengalaman psikologis dengan proses yang ada di dalam otak. Psikologi gestalt berkali-kali menyatakan pendapatnya bahwa dunia fenomenal (kesadaran) adalah ekspresiyang akurat dari situasi. Kesadaran pula yang menjadikan semua informasi sensoris menjadi bermakna.
  • 12. 9 Dalam kaitannya dengan pokok-pokok teori belajar menurut aliran Gestalt, disamping hukum-hukum pengamatan yang menentukan proses belajar, menurut alran ini insight adalah ini belajar. Insight dapat diartikan pemahaman atau pencerahan sehingga seorang pelajar dapat menyelesaikan problem ataupun tugas belajar. Maka menurut aliran ini, remedial atau pengulang-ulangan materi bukan hal penting walaupun belajar dengan insight dapat juga diulangi. Contoh: pengulang-ulangan dalam melakukan latiha UN membuat siswa mungkin dapat menjawab soal saat ujian berlangsung namun belum tentu dia memahami subtansi soal sehingga bila soal sehingga bila soal berbedadengan rumus yang sama belum tentu dia dapat menyelesaikannya. Belajar dengan insight membuat siswa memahami subtansi masalah hingga bila soal diulang dalam format berbeda ia masih dapat menyelesaikannya. 2. Teori cognitive-field kurt lewin Kurt Lewin (1890-1947) menaruh perhatian pada kepribadian dan psikologisosial. Lewin memandang bahwa masing-masing individu berbeda didalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis dimana individu beraksi disebut sebagai “life space”. Life space mencangkup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi,misalnya: orang-orang yang ia jumpai, objek material yang ia hadapi, serta fungsi-fungsi kejiwaan yang ia miliki. Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil tindakan agar kekuatan-kekuatan, baik yang dari: 1. Dalanm diri individu seperti; tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan 2. Luar diri individu, seperti; tantangan dan permasalahan. Dalam medan hidup ini ada sesuatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi untuk mencapainya selalu ada barier atau hambatan. Individu memiliki satu atau sejumlah dorongan dan berusaha mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila individu telah berhasil mencapai tujuan, maka ia masuk ke dalam medan atau lapangan psikologis baru yang didalamnya berisi
  • 13. 10 tujuan baru dengan hambatan-hambatan yang baru pula. Demikian seterusnya individu keluar dari suatu medan dan masuk ke medan psikologis berikutnya. Hall dan Lindzey merangkum poin untama Teori Medan Kognitif Lewin sebagai berikut: 1. Perilaku adalah fungsi dari medan yang ada pada saat perilaku tersebut terjadi. 2. Analisa tingkah laku dmulai dengan sebagai keseluruhan dari komponen-komponen tingkah laku yang terpisah dan berbeda. 3. Individu yang konkret dlam sebuah situasi nyata (konkret) dapat digambarkan secara matematis. Dalam teori ini kita juga bisa melihat bagaimana Kurt Lewin berpertautkan pemahaman dari topologi (lifespace misalnya), psikologi (kebutuhan,aspirasi), dan sosiologi ( misalnya medan gaya-motif yang jelas tergantung pada tekanan kelompok). Ketiganya saling berhubungan dalam sebuah tingkah laku. Intinya, teori medan merupakan sekumpulan konsep dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan psikologis. Konsep-konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagi gejala psikologis dan sosiologis. Termasuk tingkah laku bayi dan ank-anak, masa adelesen, keterbelakangan mental, masalah-masalah kelompok minoritas, perbedaan karakter nasional dan dinamika kelompok. 3. Penggunaan Teori Medan dalam Belajar 1. Belajar sebagai perubahan sistem kognitif Teori medan (Field Theory) Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam satu medan atau lapangan psikologis. menghadapi suatu tujuan yang ingin capai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk ke dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
  • 14. 11 Menurut teoti ini belajar berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Kurikulum sekolah dengan segala macam tuntutannya, berupa kegiatan belajar didalam kelas, laboratorium, di workshop, di luar sekolah, penyelesaian tugas-tugas, ujia-ulangan dan lain-lain, pada dasarnya merupakan hambatan yang harus diatasi. Menurut Lewin belajar terjadi akibat perubahan struktur kogniitf. Perubahan kognitif adalah hasil dari dua macam kekuatan yaitu struktur medan kogntif dan motivasi internal individu. Apabila seseorang belajar , maka dia akan tambah pengetahuannya. Artinya tahu lebih banyak dari pada sebelum ia belajar. Ini berarti ruang hidupnya lebih terdeferensasi, lebih banyak subregion yang dimilikinya, yang dihubngkan dengan jalur-jalur tertentu. Dengan kata lain orang tahu lebih banyak tentang fakta-fakta dan saling berhubungan antara fakta-fakta itu. Perubahan struktur pengetahuan (struktur kognitif) dapat dikarena ulangan; situasi mungkin perlu diulang-ulang sebelum strukturnya berubah. Akan tetapi yang penting bukan bahwa ulangan itu terjadi melainkan truktur kognitigf itu berubah. Dengan pengaturan masalah (problem) yang lebih baik, struktur mungkin dapat berubah dengan ulangan yang sangat sedikit. Hal ini telah dibuktikan dalam eksperimen mengenai insight.terlalu banyak ulangan tidak menambah belajar. Sebaliknya ulangan itu mungkin menyebabkan kejenuhan psikologis (psycological satiation) yang dapat membawa disorganisasi (kekacauan) dan dediferensiasi(kekaburan) dalam sistem kognitif. Perubahan dalam struktur kognitif kognitif ini untuk sebagian berlangsung dengan prinsip pemolaan (patterning) dalam pengamatan, jadi disinilah lagi terbukti betapa pentingnya pengamatan itu dalam belajar. Perubahan itu disebabkan oleh kekuatan yang telah intriksik ada dalam struktur kognitif tetapi struktur kognitif juga berubah-ubah sesuai dengan yang ada pada individu. Disinilah terjadi belajar dengan motivasi.
  • 15. 12 2. Hadiah dan Hukuman menurut Kurt Lewin Hadiah dan hukuman merupakan sarana motivasi yang efektif. Tetapi dalam penggunaanya memerlukan pengawasan. Nilai yang baik bagi peserta didik pada umumnya merupakan sesuatu hal yang diinginkan(hadiah). Tetapi, tugas-tugas dalam belajar untuk mencapai nilai tersebut pada umumnya dianggap sebagai hukuman yang membebani dan kurang menarik. Ahli-ahli yang mengikuti/menerima law of effect dan law of reinforcement seringkali mengalisis sampai menungsur lingkungan atau keadaan yang mendorong pelajar untuk mendekati hadiah dan menjauhi hukuman. Kurt Lewin menggambarkan situasi yang mengandung hadiah atau hukuman itu sebagai suatu yang mengandung konflik. a. Situasi yang mengandung hukuman Sebagai contoh : dalam suatu situasi terdapat seseorang yang harus melakukan suatu pekerjaan yang ia tidak suka atau tidak menyenagkan, karena adanya kebutuhan untuk meninggalkan tugas yang tidak menyenangkan itu. Supaya ia tetap dalam pekerjaan itu maka ada ancaman hukuman kalau dia tak mengerjakan. Dalam situasi ini seseorang mengalami konflik antara dua hal yang tidak menyenangkan itu, maka kecenderungannya ialah ia akan meninggalkan situasi yang serba tidak menyenangkan, untuk menghindari dua hal itu. Supaya seseorang tidak meninggalkan medan itu maka harus ada rintangan. Rintangan ini dalam kehidupan biasa adalah kekuasaan, konkretnya lagi, dalam situasi konflik seperti yang digambarkan diatas perlu pengawasan. b. Situasi yang mengandung hadiah Sebagai contoh: dalam situasi yangmengandung hadiah tidak perlu lagi seseorang dilakukan pengawasan seperti hal diatas, karena sifat menarik hadiah itu akan menahan pribadi seseorang untuk tetap dalam medan tersebut. Tetapi, tantangan perlu diberikan untuk mencegah
  • 16. 13 supaya seseorang tidak langsung mencapai hadiah tersebut tanpa mengerjakan tugas yang harus dikerjakannya. Karena hadiah itu sangat berhubungan dengan aktivitas melaksanakan tugas secara eksternal, maka selalu ada kecenderunganuntuk mencari jalan pintas, yaitu mendapatkan hadiah tanpa melaksanakan tugasnya terlebih dahulu. Karena danya kecenderungan hal tersebut, maka haruslah dicegah supaya seseorang mendapat hadiah jalan yang tidak seharusnya. Karena iti, disini pengawasan pada situasi yang mengandung hukuman. 3. Masalah berhasil dan gagal Kurt Lewin lebihsetuju menggunakan istilah sukses dan gagal dari pada istilah hadiah dan hukuman. Sebab apabila tujuan-tujuan yang akan kita capai itu adalah interinsik, maka kita lebih tepat menggunakan istilah berhasil atau gagal daripada terminologi hadiah dan hukuman. Istilah hadiah dan hukuman ini lebih dekat oada pendekatan nonpsikologis sedang istilah sukses dan gagal merupakan kajian dalam pendekatan psikologis. secara psikologis yang penting memang adalah bagaimana yang dialami individu dalam mengahdapi suatu problem. Suatu pengalaman sukses haruslah dimengerti sesuai dengan apa yang telah dikerjakan atau dicapai oleh seseorang (pelajar) yang merasa sukses karena ia naik kelas walau tidak dengan nilai terbaik. 4. Sukses memberi mobilisasi energi cadangan Kurt Lewin beranggapan bahwa dinamika kepribadian itu dikarenakan oleh adanya energi dalam diri seseorang yang disebut energi psikis. Energi psikis inilah yang dipergunakan untuk aktivitas seperti mengamati, mengingat, berfikir dan sebagainya. Dalam keadaan sehari-hari, hanya sedikit saja energi yang psikis yang dipergunakan dan sisanya tersimpan sebagai energi cadangan. Apabila orang mendapat pengalaman sukses, maka akan terjadi mobilisasi energi cadangan sehinggakemampuan individu untuk menyelesaikan problem bertambah. Oleh sebab itu secara praktis
  • 17. 14 sangat dianjurkan untuk sebanyak mungkin memberikan kesempatan kepada para peserta didik kita supaya mereka mendapatkan pengalaman sukses. 4. Evaluasi Konsep Medan Kognitif Kritik terhadap teori lewin dpat dikelompokkan dalam 5 topik yaitu: 1. Lewin tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau ligkunganobjektif, memang dikemukakan sifat bondaris antara lingkungan psikologis dengan lingkungan objektif yang permenable, namun hal ini tidak diikuti oleh penjelasan dinamika bagaimana lingkungan luar itu mempengaruhi region-region atau menjadi region baru. 2. Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai tingkah laku. Ini merupakan teori yang mementingkan masa kini dan masa yang akan datang. Teori ini juga terlalu bersibuk diri dengan aspek-aspek yang mendalam dari kepribadian sehingga mengabaikan tingkah laku monitoris dari luar. 3. Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika. Memang tidak mudah memahami jiwa dengan memakai rumus-rumus matematika. Bahkan lewin berani mengambil resiko dengan memakai istilah-istilah dalam matematika dan fisika untuk dipakai dlam psikologi dengan makna yang sangat berbeda dengan makna aslinya. 4. Penggunaan konsep-konsep topologi telah menyimpang dari arti sebenarnya. Penggambaran topologis dan vaktorial dri lewin tidak mengungkapkan sesuatu yang baru tentang tingkah laku. 5. Banyak konsep dan konstruk yang tidak didefinisikan secara jelas sehingga memberikan arti yang kabur.
  • 18. 15 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar gestalt. Peletak dasar teori gestalt adalah Merx Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Sumbangannya diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum- hukum pengamatan, kemudian Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meneliti tentang insight pada simpase. Dari Eksperimen-eksperimen kohler menjelaskan terhadap simpanse bahwa simpanse yang dipakai untuk percobaan harus dapat membentuk persepsi tentang situasi total dan saling menghubungkan antara semua hal yang relevan dengan Problem yang dihadapinya sebelum muncul insight. Dari percobaan tersebut menunjukkan simpanse dapat memecahkan insightnya, dan ia akan mentransfer insight tersebut untuk memecahkan problem lain yang dihadapinya Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip dasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomena keseluruhan lebih dari pada bagian-bagiannya. Keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain : 1. Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya 2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
  • 19. 16 3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya. 4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi yang lebih luas. 5. Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight. 6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang mengerakan seluruh organisme. 7. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan. 8. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi. Dari pembahasan Teori Belajar kognitif dapat kami simpulkan sebagai berikut : 1. Pandangan Teori Belajar Kognitif adalah: 2. Elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu. 3. Perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. 4. Belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi. Belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral yang bersifat jasmaniah meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa. Teori belajar kognitif lebih menekankan arti penting proses internal, mental manusia. Tingkah laku manusia yang tampak, tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti : motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya. 2. Saran
  • 20. 17 Hendaknya pengetahuan tentang kognitif siswa perlu dikaji secara mendalam oleh para calon guru dan para guru demi menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Tanpa pengetahuan tentang kognitif siswa, guru akan mengalami kesulitan dalam membelajarkannya di kelas, yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang dilakukan oleh guru di kelas. Karena faktor kognitif yang dimiliki oleh siswa merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Faktor kognitif merupakan jendela bagi masuknya berbagai pengetahuan siswa melalui kegiatan belajar baik secara mandiri maupun secara kelompok.
  • 21. iii Daftar Pustaka Baharuddin, Dr, H, Nur Esa Wahyuni, M,Pd, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2008. http://teori-belajar-dan-pembelajaran.blogspot.co.id/2009/04/teori-belajar- gestalt.html. diakses pada pukul 20:23 WITA. Abu Ahmad & Widodo Aupriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2003. Al Rasyidin & Wahyudin Nur Nasution, Teori Belajar dan pembelajaran, Medan :Perdana Publishing, 2011.