SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
LAPORAN PRAKTIKUM 
TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA 
“IDENTIFIKASI GULMA” 
OLEH : 
NOVIA DWI HAZRINAH 
105040200111201 
JURUSAN BUDIDAYA PETANIAN 
FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 
MALANG 
2014
I . PENDAHULUAN 
1.1. LATAR BELAKANG 
Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada 
lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan 
dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur 
hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori 
kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma, 
dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun) serta sebagai 
tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta 
dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang 
biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai 
perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, 
menaikkan biaya-biaya usaha pertanian dan menurunkan produktivitas. 
Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu 
yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara 
langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan 
memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. Pengertian 
gulma menurut sutidjo (1974) adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai 
dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif. 
Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar 
daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh karena itu, untuk 
menangani masalah gulma, maka perlu dilakukan identifikasi gulma yang 
dimaksudkan untuk membantu para petani dalam usaha menentukan program 
pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi dapat ditingkatkan 
sebagaimana yang diharapkan. Adapun pengendalian gulma dapat dilakukan 
dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara 
fisik, pengendalian gulma dengan sistem budidaya, secara biologis, secara 
kimiawi dan secara terpadu. Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya 
sama atau serupa dengan, dan untuk ini kita dapat terlepas dari nama latin.
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM 
Tujuan dari praktikum identifikasi gulma ini adalah untuk memberikan 
pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara mengidentifikasi gulma, dan agar 
mahasiswa mampu mengenali jenis jenis gulma,nama daerah,nama latin spesis 
gulma,bentuk morfologi,dan bagian anatomi ,dan membedakan golongan gulma.
II . TINJAUAN PUSTAKA 
2.1. DEFINISI GULMA 
Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu 
yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara 
langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki 
nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. Pengertian gulma menurut 
sutidjo (1974) adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan 
tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif. 
Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan 
tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan 
sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya 
guna manusia (Mangoensoekarjo 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang 
tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai 
nilai negative (Johnny, Martin. 2006). 
Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma 
rumput. Rumputy mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya 
dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut 
pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan 
bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan 
tahunan (parennial). Rumput semusim tumbuh melimpah, tetapi kurang 
menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput tahunan (Mangoensoekarjo 
1983). 
2.2. KLASIFIKASI GULMA 
klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan. Ada beberapa 
pengertian mengenai klasifikasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 
klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut 
kaidah atau standar yang ditetapkan. 
Adanya berbagai definisi dan dekripsi gulma menunjukkan bahwa 
golongan gulma mempunyai kisaran karakter luas dan mempunyai konsekuensi 
dalam pemberantasan dan pengelolaannya. Dalam mengidentifikasi gulma dapat 
ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini:
· Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah 
diidentifikasi di herbarium. 
· Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan 
· Mencari sendiri melalui kunci identifikasi 
· Membandingkan dengan determinasi yang telah ada. 
· Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia 
Cara identifikasi dengan membandingkan tumbuhan gulma dengan 
gambar paling praktis dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah 
banyak publikasi gambar dan foto-foto gulma. Dua publikasi gulma P3GI yang 
disebutkan pada alinia pertama bab ini, sangat berguna untuk keperluan tersebut. 
Identifikasi dengan membandingkan determinasi dari spesies gulma kemudian 
mencari dengan kunci identifikasi sedikit banyak kita harus memahami istilah 
biologi yang berkenaan dengan morfologi (Sastroutomo. 1990). Bila ada spesies 
gulma yang sukar diidentifikasi, maka herbarium gulma (lengkap daun, batang, 
bunga, bunga dan akarnya) tersebut dapat dikirim ke herbarium. 
Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies 
gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan 
lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap.Sifat vegetatif gulma 
antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk 
daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan misalnya daun 
penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda untuk tiap spesies 
gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai kriteria tanaman antara 
lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-bagian bunga, warna kelopak 
bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang sari, serta bentuk ukuran -warna-jumlah 
buah/biji (Steenis, van. 1981). 
Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda 
karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar) 
gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya 
pengendalian gulma akan lebih mudah. Disamping itu juga kita harus 
memperhatikan faktor-faktor lain, seperti misalnya iklim, jenis tanah, biaya yang 
diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya 
(Tjitrosoedirjdjo, 1984).
III . BAHAN DAN METODE 
3.1. ALAT DAN BAHAN 
Alat dan bahan yang di unakan dalam praktikum identifikasi gulma di 
sajikan pada Tabel 1. 
Tabel 1. Alat dan Bahan 
No Alat dan Bahan Fungsi 
Alat 
1 Buku Identifikasi Untuk mengidentifikasi gulma 
2 Alat Tulis Untuk menulis hasil identifikasi 
gulma 
3 Kain bewarna biru Sebagai Background saat 
mendokumentasikan 
4 Kamera Untuk mendokumentasikan gulma 
Bahan 
1 Spesimen gulma lengkap dan segar Sebagai bahan percobaan 
3.2. ALUR KERJA
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1. HASIL 
1. Gulma Golongan Teki 
A. Teki (Cyperus rotundus) 
Kingdom : Plantae 
Subkingdom : Tracheobionta 
Super Divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Liliopsida 
Sub Kelas : Commelinidae 
Ordo : Cyperales 
Famili : Cyperaceae 
Genus : Cyperus 
Spesies : Cyperus rotundus L. 
Ciri morfologinya : berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan 
membentuk umbi yang banyak, tiap umbi 
mempunyai mata tunas, batang tumbuh tegak dan 
berbentuk tumpul atau segitiga, memiliki ciri bentuk 
pita dengan pertulangan daun sejajar tidak 
mempunyai ligula atau aurikula, arah daun tersebar 
merata mengelilingi batang, serta penampang daun 
berbentuk huruf V (Anonymous, 2010). 
Daur Hidup : Gulma ini hampir selalu ada di sekitar tanaman 
budidaya karena dapat berkembangbiak melalui biji, 
umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk 
dikendalikan secara mekanis. 
Habitat : Tempat-tempat basah, di sepanjang pinggir jalan 
dan di rawa-rawa, daerah dibudidayakan, dan 
terutama di sawah 
Nilai Ekonomis : Dalam persaingan dengan tanaman budidaya, 
gulma menghasilkan zat allelopati yang dapat
meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman 
budidaya, dan berguna sebagai bahan pakan bagi 
ternak (Anonymous, 2014). 
B. Cyperus iria 
Kingdom : Plantae 
Subkingdom : Tracheobionta 
Super Divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Liliopsida 
Sub Kelas : Commelinidae 
Ordo : Cyperales 
Famili : Cyperacea 
Genus : Cyperus 
Spesies : Cyperus iria 
Ciri Morfologinya :Batang: 3 menyudut tajam, berumbai, halus, 5-80- 
cm tinggi. Daun: basal, kasar menyentuh di bagian 
atas, linier, lembek, dengan secara bertahap 
meruncing titik dan 3-8 mm lebar; selubung 
cokelat kemerahan atau keunguan, membungkus 
batang di pangkalan. Bunga majemuk: umbel 
sederhana atau senyawa yang terdiri dari berbagai 
tegak-menyebarkan 3-10 mm panjang spikelets 
diratakan. Buah: tiga-siku, kacang 1,0-1,5 mm 
dengan sisi sedikit cekung, dan mengkilap 
berwarna coklat tua sampai hitam. 
Habitat : Tumbuh subur di padi sawah, lahan kering 
tanaman tahunan, dan tanaman perkebunan. 
Daur Hidup : Berkembang biak dengan cepat, dapat 
menghasilkan bibit 3,000-5,000 per tanaman, bibit 
muncul segera setelah padi ditanam; bunga bulan 
kemudian dan dapat membangun generasi kedua 
dalam musim yang sama. Bunga sepanjang tahun.
Nilai Ekonomis : Berguna sebagai bahan pakan bagi ternak 
(Buhman,1999). 
C. Rumput Kenop (Cyperus kylingia) 
Kingdom : Plantae 
Subkingdom : Tracheobionta 
Super Divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Liliopsida 
Sub Kelas : Commelinidae 
Ordo : Cyperales 
Famili : Cyperaceae 
Genus : Cyperus 
Spesies : Cyperus kyllingia 
Endl. 
Ciri Morfologinya : 
Batang : ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam, dengan tinggi 
antara 10 – 80 cm 
Daun : berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah 
daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna 
hijau mengkilat, panjang daun 10 – 60 cm, 
lebar daun 2 – 6 mm, anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis, 
keseluruhan terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 – 4. 
Tepi daun kasar dan tidak rata. Jari- jari payung 6 – 9. 
Bunga : Berisi 10 – 40, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3, 
tangkai putik bercabang3 
Buah : Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, segitiga berwarna 
coklat, panjang lebih kurang 5 mm 
Habitat : tanaman terna, menahun. 
Daur Hidup : berkembang biak dengan menggunakan biji.
Nilai Ekonomis : Berguna sebagai bahan pakan bagi ternak 
(Anonymous, 2014). 
2. Golongan Gulma Air 
A. Teratai (Nymphaea) 
Kingdom: Plantae 
Subkingdom: Tracheobionta 
Super Divisi: Spermatophyta 
Divisi: Magnoliophyt 
Kelas: Magnoliopsida 
Sub Kelas: Magnoliidae 
Ordo: Nymphaeales 
Famili: Nymphaeaceae 
Genus: Nymphaea 
Spesies: Nymphaea nouchali Brum F 
Ciri morfologinya : Nymphae sp. memiliki daun yang lebar dengan 
bentuk yang melingkar, dan tepi daun bergerigi. 
Nymphae sp. memiliki batang yang berfungsi untuk 
menyangga daun mengapung di atas air. Batang 
sebagian besar tenggelam di dalam air, namun ada 
beberapa yang muncul di atas permukaan air. 
Batang memiliki ruang udara yang berkembang 
dengan baik.Sistem akar pada hidrofi seperti 
Nymphae sp. kurang berkembang dengan baik dan 
tidak memiliki bulu akar maupun tudung akar. 
Akar pada Nymphae sp. memiliki fungsi utama 
sebagai jangkar, pelekat atau pencengkeram. 
Absorbsi lebih Ban yak dilakukan oleh batang dan 
daun. 
Daur Hidup : Perbanyakan bisa dengan biji dari bunga, daun, 
dan anakan. Di bunga teratainya – akan berbunga 
setiap 3-4 hari, dari pagi sampai sore hari. Setelah
layu, mahkota bunga mulai rontok dan menyisakan 
dasar bunga yang jadi bakal buah. 
Habitat : Danau dan Kolam. 
Nilai Ekonomis : Teratai menjadi tanaman di kebun-kebun karena 
bunganya yang indah. Pelukis Perancis bernama 
Claude Monet terkenal dengan lukisan bunga 
teratai. Teratai merupakan tanaman air yang unik. 
Teratai yang tumbuh di air yang sangat berlumpur 
(kotor, coklat), warna bunganya lebih cemerlang. 
Warna bunga bila putih lebih putih, bila merah lebih 
merah, bila merah muda makin terang warnanya. 
B. Ganggang hijau(Cyanophyta) 
Divisio : Chlorophyta 
Classsis : Cholrophyceae 
Ordo : Ulvales 
Familia : Ulvaceae 
Genus : Ulva 
Species : Ulva sp. 
Daur Hidup : Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada 
pula yang bersimbiosis dengan organism lain, 
mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak. 
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan 
zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau 
berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya 
berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi 
berupa suatu zigospora , zigospora tidak 
mempunyai alat gerak. 
Habitat : Danau dan Kolam.
Nilai Ekonomis : sebagai plankton dan merupakan komponen 
penting dalam rantai makanan air tawar, dapat 
dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella, 
penghasil O2 dari proses fotosintesis yang 
diperlukan oleh hewan-hewan air. 
3. Golongan Berdaun Lebar 
A. Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) 
Kingdom : Plantae 
Super Divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Magnoliopsida 
Sub Kelas : Asteridae 
Ordo : Asterales 
Famili : Asteraceae 
Genus : Chromolaena 
Spesies : Chromolaena odorata (L.) King 
& H.E. Robins. 
Ciri morfologinya : daun berbentuk segita, mempunyai tiga tulan daun 
yang nyata terlihat dan bila diremas akan terasa bau 
yang khas, percabangan berhadapan, perbungaan 
majemuk yang dari jauh terlihat berwarna putih. 
Habitat : Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas 
permukaan laut 
Nilai Ekonomis : Chromolaena odorata adalah salah satu tumbuhan 
yang dapat digunakan sebagai larvasida alami. 
Tumbuhan ini mengandung senyawa fenol, alkaloid, 
triterpenoid, tanin,flavonoid (eupatorin) dan 
limonen. Kandungan tanin yang terdapat dalam 
daun kirinyuh adalah 2,56%.
B. Krokot (Portulaca oleraceae L) 
Kerajaan: Plantae 
Ordo: Caryophyllales 
Famili: Portulacaceae 
Genus: Portulaca 
Spesies: P. oleracea 
Ciri morfologinya : Batangnya berwarna merah keunguan, bentuknya 
gemuk dan tebal. Daunnya juga tebal dan 
berdaging, dan bunganya berwarna kuning 
sulfur.Daun tanaman krokot merupakan daun 
tunggal berwarna hijau berbentuk bulat telur, ujung 
dan pangkalnya tumpul. Tepi daunnya rata dan 
berdaging yang memiliki panjang 1-3 cm dan lebar 
1-2cm. Bunga Krokot merupakan bunga majemuk 
yang terletak di ujung cabang. Tanaman krokot juga 
memiliki kelopak bunga bewarna hijau, bertajuk, 
dan bersayap. Mahkota bunga krokot berbentuk 
jantung, memiliki 3-5 kepala putik bewarna putih 
dan kuning. Buah krokot berbentuk kotak, berwarna 
hijau, dan memiliki biji yang banyak. Bijinya bulat 
kecil mengkilap, bewarna hitam. Sistem perakaran 
tanaman krokot yaitu akar tunggang. 
Habitat : Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas 
permukaan laut 
Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak,sayur, tanaman obat, dan 
Gelang biasa dapat dijadikan insektisida, karena
mengandung zat tanin, fosfat, mengandung 
magnesium dalam jumlah yang banyak, zat besi, 
aluminium, mangan, kalsium, potasium, sodium, 
dan urea 
C. Putri malu (Mimosa pudica) 
Kerajaan: Plantae 
Divisi: Magnoliophyta 
Kelas: Magnoliopsida 
Ordo: Fabales 
Famili: Fabaceae 
Upafamili: Mimosoideae 
Genus: Mimosa 
Spesies: M. pudica 
Ciri morfologinya : aun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk 
menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak 
daun pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian 
anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, 
ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika 
kita raba pada permukaan atas dan bawah daun 
terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm. daun 
berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun 
umumnya berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan 
melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul 
rapat dengan panjang 4-5,5 cm. Batang tumbuhan 
putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu 
batang putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh 
batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri 
yang menempel , batang tumbuhan putrid malu 
dengan rambut sikat yang mengarah secara miring 
kepermukaan tanah atau kearah bawah. Putri malu 
biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat
seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau 
kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang 
lain. Akan tetapi kelopak bunga putrid malu 
bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti 
selaput putih. Tabung mahkotanya juga berukuran 
sangat kecil, bertaju empat seperti selaput 
putih.Buah putri malu berbetuk polong, pipih 
seperti garis dan berukuran sangat kecil jika 
disbandingkan dengan buah-buah tumbuhan 
lainnya.Sama halnya seperti buah, tanaman putri 
malu juga memiliki biji, yang berukuran kecil dan 
bulat,berbentuk pipih . putri malu termasuk kedalam 
tumbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan 
berkembangbiak dengan biji. 
Habitat : Tanaman putri malu biasanya tumbuh diatas tanah 
yang lapang baik itu diladang, diperkebunan, 
diperkarangan rumah dan pada tempat yang lainnya 
disekitar kita. 
Daur hidup : berkembang biak dengan biji 
Nilai Ekonomis : sebagai tanaman obat, dan pencegah erosi karena 
memiliki akar yang kuat.
4. Golongan Berdaun Sempit 
A. Jukut Pahit (Axonopus compressus) 
Kingdom : Plantae 
Divisi : Spermatophyta 
Kelas : Dicotyledoneae 
Ordo : Poales 
Family : Poaceae 
Genus : Axonopus 
Spesies : Axonopus compressus 
(Swartz) Beauv. 
Ciri morfologinya : Sistem perakaran tunggang. Akar jukut pahit 
memiliki panyak percabangan. Akar jukut pahit 
memiliki warna coklat keputih-putihan. Akar jukut 
pahit tidak lagi memiliki rambut-rambut halus. 
Batangnya tidak berongga, bentuknya tertekan ke 
arah lateral sehingga agak pipih, tidak berbulu, 
tumbuh tegak berumpun, sering membentuk geragih 
yang pada setiap ruasnya dapat membentuk akar 
dan tunas baru, di lapangan sering tumbuh rapat 
membentuk “sheet”. 
Daunnya berbangun daun lanset, pada 
bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya 
agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi 
bulu-bulu halus yang tersebar sedang sebelah bawah 
tidak berbulu, ukuran panjangnya 2,5-37,5 cm dan 
ukuran lebar 6-16 mm. 
Bunga jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) 
Beauv.) terdiri dari dua sampai tiga tangkai yang 
ramping semuanya tergabung secara simpodial 
muncul dari upih daun paling atas berkembang
secara berturut-turut, tangkai perbungaan tidak 
berbulu, pada bagian ujung (apex) terbentuk dua 
cabang bunga atau bulir (spica) yang berhadapan 
berbentuk huruf V. 
Buah jukut pahit (Axonopus compressus 
(Swartz) Beauv.) tersusun dalam dua baris yang 
berselang-seling pada kedua sisi sumbu yang rata. 
Buah jukut pahit tidak saling tumpang tindih. Buah 
jukut pahit berwarna hijau muda. Buah jukut pahit 
berukuran kecil. Buah jukut pahit memiliki ukuran 
yang kecil. 
Biji jukut pahit (Axonopus compressus 
(Swartz) Beauv.) berbentuk sangat kecil. Biji jukut 
pahit berada di dalam buahnya. Biji jukut pahit 
tidak memiliki rambut-rambut halus atau bulu-bulu 
halus diseluruh permukaan bijinya. Biji jukut pahit 
memiliki warna putih atau memiliki warna putih 
kehijau-hijauan. Gulma ini beradaptasi dengan iklim 
tropis. 
Daur Hidup : Gulma tahunan ( perennial weeds ), gulma yang 
umurnya lebih dari 2 tahun. Gulma ini umumnya 
berkembang biak secara vegetatif dan generatif. 
Organ perkembangbiakan stolon. Pemotongan 
organ-organ tersebut biasanya terjadi saat 
pengolahan tanah. 
Habitat : Tempat-tempat basah, di sepanjang pinggir jalan 
dan di rawa-rawa, daerah dibudidayakan, dan 
terutama di sawah 
Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak
B. Eleusine indica (L.) Gaertn 
Subkingdom : Tracheobionta 
Super Divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Liliopsida 
Sub kelas : Commelinidae 
Ordo : Poales 
Famili : Poaceae 
Genus : Eleusine 
Spesies : Eleusine indica (L.) 
Gaertn 
Ciri morfologinya : Memiliki perakaran yang kuat, berumpun dengan 
jumlah sedikit buluh sering bercabang pada begian 
pangkalnya, tinggi tiap buluh bias mencapai 50 cm, 
tiap buku terdapat 3-5 daun yang saling menutupi, 
dari ketiak daun tumbuh tunas baru. Pelepah 
berwarna hijau muda, berbulu halus panjang. 
Perbungaan tegak berdiri diatas 4-6 butir terpusat 
diujung, 1 atau 2 butir yang dibawah berseling, 
panjang bulir 3-5 cm, buliran rata dan licin 4-12 
bunga. 
Daur Hidup : Semusim, Berumur pendek, Berkembangbiak 
dengan biji, Dapat tumbuh pada 200 m dpl. 
Habitat : Jenis rumput belulang ini Tumbuh liar, biasanya di 
lapangan atau pinggir pinggir jalan, memmiliki 
sedikit bulu halus, akar sangat kuat, dapat tinggi 
sampi 50cm. 
Nilai Ekonomis : Rumput ini sebagai makan ternak oleh peternak 
Guinea pig sejak dulu dan rumput ini juga di 
berikan sebagai pakan kambing. rumput ini sangat 
terbatas untuk jumlah besar. Sangat di sukai Guinea 
Pig.
C. Paspalum conjugatum Berg. 
Kingdom : Plantae 
Divisio : Spermatophyta 
Subdivisio : Angiospermae 
Kelas : Monocotyledoneae 
Ordo : Poales 
Family : Poaceae 
Genus : Paspalum 
Spesies : Paspalum conjugatum 
Berg. 
Ciri morfologinya : Akar Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) 
merupakan akar serabut (radix adventica) yang 
halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan 
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) 
mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar 
terbentuk seperti benang (filiformis) serta tidak 
memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra). 
Batang Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum 
Berg ) agak pipih (phyllocladium) dengan tinggi 20- 
75 cm, serta tidak berbulu. Warnanya hijau bercorak 
ungu, tumbuh tegak (erectus) dan termasuk batang 
rumput (calmus). Permukaan batang berusuk 
(costatus) dimana terdapat rigi-rigi yang membujur. 
Daun Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum 
Berg ) memiliki helai daun berbentuk pita 
(ligulatus) dengan ujung daun runcing (acutus). 
Serta berbulu di sepanjang tepinya dan pada 
permukannya. Pangkal daun membulat (rotundatus),
dengan panjang daun berkisar 2,5-37,5 cm dan lebar 
6-16 mm. Selain itu, tepi daun tampak berombak 
(repandus). 
Bunga Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum 
Berg ) termasuk tumbuhan berbunga tunggal (planta 
uniflora) yang tumbuh pada ujung batang (flos 
terminalis). Selain itu, ibu tangkai bunga tidak 
bercabang-cabang, sehingga bunga langsung 
terdapat pada ibu tangkainya. Berkembangbiak 
dengan biji. 
Habitat : Tumbuh sampai ketinggian sekitar 2.000 m dpl. 
Senang tumbuh di tempat yang lembab dan tidak 
menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang 
sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma yang 
mengganggu tanaman pertanian. 
Nilai Ekonomis : Dimanfaatkan sebagai pakan ternak. 
D. Rumput Jukut caladi (Melinis minutiflora) 
Kingdom : Plantae 
Subkingdom : Tracheobionta 
Superdivision : Spermatophyta 
Division : Magnoliophyta 
Class : Liliopsida 
Subclass : Commelinidae 
Order Cyperales 
Family : Poaceae 
Genus : Melinis P. Beauv. 
Species : Melinis minutiflora 
P. Beauv. 
Ciri morfologinya : Rumput perennial membentuk hamparan yang 
tebal. Batang yang tau mempunyai sifat merambat. 
Perakarannya luas dan dalam. Daunnya halus
ditutupi oleh bulu-bulu dan menghasilkan semacam 
eksudat yang bersifat lekat. Daun tersebut juga 
menghasilkan semacam minyak eteritis yang 
menyebabkan bau rangsang, tetapi dilaporkan 
bahwa bau ini tidak mempengaruhi bau air susu atau 
daging dari sapi yang memakannya. Bungany 
berbentuk mayang dengan warna keunguan. 
Sedangkan bijinya mempunyai daya tumbuh yang 
cukup baik. 
Daur Hidup : Terdapat di sungaidaerah dataran rendah terbuka. 
Dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang 
sungai dan saluran air, di lahan sawah. 
Habitat : Ada pada daerah tropis yang berasal dari afrika 
tropis 
Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak 
E. Eleusine indica (L.) Gaertn 
Kingdom : Plantae 
Superdivision : Spermatophyta 
Division : Magnoliophyta 
Class : Liliopsida 
Subclass : Commelinidae 
Ordo : Cyperales 
Family : Poaceae 
Genus : Leptochloa P. Beauv. 
Species : Leptochloa chinensis (L.) 
Nees 
Ciri morfologinya : Sebuah tanaman tahunan yang berumbai dan 
halus, memiliki tinggi sampai dengan 120 cm. 
Batang : ramping, berongga, tegak atau meninggi
dari dasar bercabang, perakaran pada node yang 
lebih rendah, halus dan tanpa bulu, umumnya 
memiliki 10-20 node, dan dapat mencapai setinggi 
50-100-cm. Daun : halus, linier, panjang 10-30 cm, 
panjang membrane ligule 1-2. Perbungaan: sempit 
oval, malai longgar, panjang poros utama 10-40 cm, 
dan dengan cabang yang berbentuk duri seperti 
cabang menyirip, panjang bulir 2-3,2 mm, keunguan 
atau hijau dan 4-6 bunga. 
Daur Hidup : Lahan basah, rawa, atau sungai di daerah dataran 
rendah terbuka.Dapat tumbuh di tanah berat atau 
ringan, sepanjang sungai dan saluran air, di lahan 
sawah 
Habitat : Afrika Tenggara, dari Kenya ke Afrika Selatan, 
Asia, dari India dan Sri Lanka ke Asia Tenggara, 
juga China, Jepang, dan Korea, Australia, New 
Guinea. 
Nilai Ekonomis : digunakan sebagai pakan untuk hewan.Biji-bijinya 
dapat berfungsi sebagai makanan bencana kelaparan 
di Afrika Timur.
4.2. PEMBAHASAN 
Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) 
dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan 
hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja, 
sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai 
hubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan 
sebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan 
mungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang 
merupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi 
sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat 
morfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi 
sistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang 
mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok 
yang sama. 
Cara klasifikasi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas 
dasar pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma 
menjadi kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula. 
Masing-masing kelompok memperlihatkan perbedaan di dalam pengendalian. 
Gulma dapat dikelompokan seperti berikut ini : 
a. Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang 
menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun 
atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai 
memproduksi biji dan kemudian mati). Karena kebanyakan umurnya 
hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut 
sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan, 
tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma 
tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, 
menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji 
yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia 
banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa
crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis 
flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya. 
b. Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan 
siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. 
Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif 
menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga, 
menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma 
tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun 
yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium 
altissimum dan Artemisia biennis. 
c. Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih 
dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). 
Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang 
berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di 
musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang 
berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup 
untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.
V . PENUTUP 
5.1. KESIMPULAN 
1. Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu 
yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik 
secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan 
dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. 
2. Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari 
sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini: 
· Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi 
di herbarium. 
· Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan 
· Mencari sendiri melalui kunci identifikasi 
· Membandingkan dengan determinasi yang telah ada. 
· Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia 
5.2. SARAN 
Lebih baik lagi dalam koordinasi antar praktikan dan saat praktikum lebih 
kondusif.
DAFTAR PUSTAKA 
Buhman, R dkk. 1999. Gulma dan Teknik pengendaliannya. Yogyakarta: 
Konisius 
Djafarudin. 1996.Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Umum. Jakarta: Bumi 
Aksara. 
Moenandir, j. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian 
Universitas Brawijaya. Jakarta. 
Nurjanah,Uswatun dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma. 
FAPERTA UNIB. Bengkulu. 
Sasfroutomo, s.s. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. 
Sukman,Yernelis dan Yakup.1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. 
Palembang: FAPERTA UNSRI 
Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian. 
Jogjakarta: Kanisius

Contenu connexe

Tendances

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Febrina Tentaka
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaNovayanti Simamora
 

Tendances (20)

PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 

Similaire à IDENTIFIKASI

331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slphtnovriandasipil
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optAdiluhungAhsan1
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaNurma Fauzaniar
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Andrew Hutabarat
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiJosua Sitorus
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfMngtad
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriUnny Ru
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxAriffatchurFauzi3
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...HotnaDoharniSiregar
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)muditateach
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramSarah Kartika
 

Similaire à IDENTIFIKASI (20)

331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 

Dernier

power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfMarisaRintania
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxIPutuSuwitra1
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxfais1231
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikajoey552517
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxfais1231
 

Dernier (13)

power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
 

IDENTIFIKASI

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA “IDENTIFIKASI GULMA” OLEH : NOVIA DWI HAZRINAH 105040200111201 JURUSAN BUDIDAYA PETANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
  • 2. I . PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma, dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun) serta sebagai tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan biaya-biaya usaha pertanian dan menurunkan produktivitas. Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. Pengertian gulma menurut sutidjo (1974) adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif. Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh karena itu, untuk menangani masalah gulma, maka perlu dilakukan identifikasi gulma yang dimaksudkan untuk membantu para petani dalam usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Adapun pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma dengan sistem budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu. Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan untuk ini kita dapat terlepas dari nama latin.
  • 3. 1.2. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum identifikasi gulma ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara mengidentifikasi gulma, dan agar mahasiswa mampu mengenali jenis jenis gulma,nama daerah,nama latin spesis gulma,bentuk morfologi,dan bagian anatomi ,dan membedakan golongan gulma.
  • 4. II . TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEFINISI GULMA Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. Pengertian gulma menurut sutidjo (1974) adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif. Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia (Mangoensoekarjo 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negative (Johnny, Martin. 2006). Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma rumput. Rumputy mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan tahunan (parennial). Rumput semusim tumbuh melimpah, tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput tahunan (Mangoensoekarjo 1983). 2.2. KLASIFIKASI GULMA klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan. Ada beberapa pengertian mengenai klasifikasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Adanya berbagai definisi dan dekripsi gulma menunjukkan bahwa golongan gulma mempunyai kisaran karakter luas dan mempunyai konsekuensi dalam pemberantasan dan pengelolaannya. Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini:
  • 5. · Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium. · Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan · Mencari sendiri melalui kunci identifikasi · Membandingkan dengan determinasi yang telah ada. · Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia Cara identifikasi dengan membandingkan tumbuhan gulma dengan gambar paling praktis dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah banyak publikasi gambar dan foto-foto gulma. Dua publikasi gulma P3GI yang disebutkan pada alinia pertama bab ini, sangat berguna untuk keperluan tersebut. Identifikasi dengan membandingkan determinasi dari spesies gulma kemudian mencari dengan kunci identifikasi sedikit banyak kita harus memahami istilah biologi yang berkenaan dengan morfologi (Sastroutomo. 1990). Bila ada spesies gulma yang sukar diidentifikasi, maka herbarium gulma (lengkap daun, batang, bunga, bunga dan akarnya) tersebut dapat dikirim ke herbarium. Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap.Sifat vegetatif gulma antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan misalnya daun penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda untuk tiap spesies gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai kriteria tanaman antara lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-bagian bunga, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang sari, serta bentuk ukuran -warna-jumlah buah/biji (Steenis, van. 1981). Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar) gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya pengendalian gulma akan lebih mudah. Disamping itu juga kita harus memperhatikan faktor-faktor lain, seperti misalnya iklim, jenis tanah, biaya yang diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya (Tjitrosoedirjdjo, 1984).
  • 6. III . BAHAN DAN METODE 3.1. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang di unakan dalam praktikum identifikasi gulma di sajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan Bahan No Alat dan Bahan Fungsi Alat 1 Buku Identifikasi Untuk mengidentifikasi gulma 2 Alat Tulis Untuk menulis hasil identifikasi gulma 3 Kain bewarna biru Sebagai Background saat mendokumentasikan 4 Kamera Untuk mendokumentasikan gulma Bahan 1 Spesimen gulma lengkap dan segar Sebagai bahan percobaan 3.2. ALUR KERJA
  • 7. IV . HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL 1. Gulma Golongan Teki A. Teki (Cyperus rotundus) Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Cyperales Famili : Cyperaceae Genus : Cyperus Spesies : Cyperus rotundus L. Ciri morfologinya : berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, batang tumbuh tegak dan berbentuk tumpul atau segitiga, memiliki ciri bentuk pita dengan pertulangan daun sejajar tidak mempunyai ligula atau aurikula, arah daun tersebar merata mengelilingi batang, serta penampang daun berbentuk huruf V (Anonymous, 2010). Daur Hidup : Gulma ini hampir selalu ada di sekitar tanaman budidaya karena dapat berkembangbiak melalui biji, umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk dikendalikan secara mekanis. Habitat : Tempat-tempat basah, di sepanjang pinggir jalan dan di rawa-rawa, daerah dibudidayakan, dan terutama di sawah Nilai Ekonomis : Dalam persaingan dengan tanaman budidaya, gulma menghasilkan zat allelopati yang dapat
  • 8. meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman budidaya, dan berguna sebagai bahan pakan bagi ternak (Anonymous, 2014). B. Cyperus iria Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Cyperales Famili : Cyperacea Genus : Cyperus Spesies : Cyperus iria Ciri Morfologinya :Batang: 3 menyudut tajam, berumbai, halus, 5-80- cm tinggi. Daun: basal, kasar menyentuh di bagian atas, linier, lembek, dengan secara bertahap meruncing titik dan 3-8 mm lebar; selubung cokelat kemerahan atau keunguan, membungkus batang di pangkalan. Bunga majemuk: umbel sederhana atau senyawa yang terdiri dari berbagai tegak-menyebarkan 3-10 mm panjang spikelets diratakan. Buah: tiga-siku, kacang 1,0-1,5 mm dengan sisi sedikit cekung, dan mengkilap berwarna coklat tua sampai hitam. Habitat : Tumbuh subur di padi sawah, lahan kering tanaman tahunan, dan tanaman perkebunan. Daur Hidup : Berkembang biak dengan cepat, dapat menghasilkan bibit 3,000-5,000 per tanaman, bibit muncul segera setelah padi ditanam; bunga bulan kemudian dan dapat membangun generasi kedua dalam musim yang sama. Bunga sepanjang tahun.
  • 9. Nilai Ekonomis : Berguna sebagai bahan pakan bagi ternak (Buhman,1999). C. Rumput Kenop (Cyperus kylingia) Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Cyperales Famili : Cyperaceae Genus : Cyperus Spesies : Cyperus kyllingia Endl. Ciri Morfologinya : Batang : ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam, dengan tinggi antara 10 – 80 cm Daun : berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna hijau mengkilat, panjang daun 10 – 60 cm, lebar daun 2 – 6 mm, anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis, keseluruhan terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 – 4. Tepi daun kasar dan tidak rata. Jari- jari payung 6 – 9. Bunga : Berisi 10 – 40, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3, tangkai putik bercabang3 Buah : Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, segitiga berwarna coklat, panjang lebih kurang 5 mm Habitat : tanaman terna, menahun. Daur Hidup : berkembang biak dengan menggunakan biji.
  • 10. Nilai Ekonomis : Berguna sebagai bahan pakan bagi ternak (Anonymous, 2014). 2. Golongan Gulma Air A. Teratai (Nymphaea) Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyt Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: Magnoliidae Ordo: Nymphaeales Famili: Nymphaeaceae Genus: Nymphaea Spesies: Nymphaea nouchali Brum F Ciri morfologinya : Nymphae sp. memiliki daun yang lebar dengan bentuk yang melingkar, dan tepi daun bergerigi. Nymphae sp. memiliki batang yang berfungsi untuk menyangga daun mengapung di atas air. Batang sebagian besar tenggelam di dalam air, namun ada beberapa yang muncul di atas permukaan air. Batang memiliki ruang udara yang berkembang dengan baik.Sistem akar pada hidrofi seperti Nymphae sp. kurang berkembang dengan baik dan tidak memiliki bulu akar maupun tudung akar. Akar pada Nymphae sp. memiliki fungsi utama sebagai jangkar, pelekat atau pencengkeram. Absorbsi lebih Ban yak dilakukan oleh batang dan daun. Daur Hidup : Perbanyakan bisa dengan biji dari bunga, daun, dan anakan. Di bunga teratainya – akan berbunga setiap 3-4 hari, dari pagi sampai sore hari. Setelah
  • 11. layu, mahkota bunga mulai rontok dan menyisakan dasar bunga yang jadi bakal buah. Habitat : Danau dan Kolam. Nilai Ekonomis : Teratai menjadi tanaman di kebun-kebun karena bunganya yang indah. Pelukis Perancis bernama Claude Monet terkenal dengan lukisan bunga teratai. Teratai merupakan tanaman air yang unik. Teratai yang tumbuh di air yang sangat berlumpur (kotor, coklat), warna bunganya lebih cemerlang. Warna bunga bila putih lebih putih, bila merah lebih merah, bila merah muda makin terang warnanya. B. Ganggang hijau(Cyanophyta) Divisio : Chlorophyta Classsis : Cholrophyceae Ordo : Ulvales Familia : Ulvaceae Genus : Ulva Species : Ulva sp. Daur Hidup : Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organism lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora , zigospora tidak mempunyai alat gerak. Habitat : Danau dan Kolam.
  • 12. Nilai Ekonomis : sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar, dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella, penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air. 3. Golongan Berdaun Lebar A. Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Kingdom : Plantae Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Chromolaena Spesies : Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins. Ciri morfologinya : daun berbentuk segita, mempunyai tiga tulan daun yang nyata terlihat dan bila diremas akan terasa bau yang khas, percabangan berhadapan, perbungaan majemuk yang dari jauh terlihat berwarna putih. Habitat : Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas permukaan laut Nilai Ekonomis : Chromolaena odorata adalah salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai larvasida alami. Tumbuhan ini mengandung senyawa fenol, alkaloid, triterpenoid, tanin,flavonoid (eupatorin) dan limonen. Kandungan tanin yang terdapat dalam daun kirinyuh adalah 2,56%.
  • 13. B. Krokot (Portulaca oleraceae L) Kerajaan: Plantae Ordo: Caryophyllales Famili: Portulacaceae Genus: Portulaca Spesies: P. oleracea Ciri morfologinya : Batangnya berwarna merah keunguan, bentuknya gemuk dan tebal. Daunnya juga tebal dan berdaging, dan bunganya berwarna kuning sulfur.Daun tanaman krokot merupakan daun tunggal berwarna hijau berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya tumpul. Tepi daunnya rata dan berdaging yang memiliki panjang 1-3 cm dan lebar 1-2cm. Bunga Krokot merupakan bunga majemuk yang terletak di ujung cabang. Tanaman krokot juga memiliki kelopak bunga bewarna hijau, bertajuk, dan bersayap. Mahkota bunga krokot berbentuk jantung, memiliki 3-5 kepala putik bewarna putih dan kuning. Buah krokot berbentuk kotak, berwarna hijau, dan memiliki biji yang banyak. Bijinya bulat kecil mengkilap, bewarna hitam. Sistem perakaran tanaman krokot yaitu akar tunggang. Habitat : Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas permukaan laut Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak,sayur, tanaman obat, dan Gelang biasa dapat dijadikan insektisida, karena
  • 14. mengandung zat tanin, fosfat, mengandung magnesium dalam jumlah yang banyak, zat besi, aluminium, mangan, kalsium, potasium, sodium, dan urea C. Putri malu (Mimosa pudica) Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Fabales Famili: Fabaceae Upafamili: Mimosoideae Genus: Mimosa Spesies: M. pudica Ciri morfologinya : aun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika kita raba pada permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm. daun berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm. Batang tumbuhan putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu batang putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri yang menempel , batang tumbuhan putrid malu dengan rambut sikat yang mengarah secara miring kepermukaan tanah atau kearah bawah. Putri malu biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat
  • 15. seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang lain. Akan tetapi kelopak bunga putrid malu bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti selaput putih. Tabung mahkotanya juga berukuran sangat kecil, bertaju empat seperti selaput putih.Buah putri malu berbetuk polong, pipih seperti garis dan berukuran sangat kecil jika disbandingkan dengan buah-buah tumbuhan lainnya.Sama halnya seperti buah, tanaman putri malu juga memiliki biji, yang berukuran kecil dan bulat,berbentuk pipih . putri malu termasuk kedalam tumbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkembangbiak dengan biji. Habitat : Tanaman putri malu biasanya tumbuh diatas tanah yang lapang baik itu diladang, diperkebunan, diperkarangan rumah dan pada tempat yang lainnya disekitar kita. Daur hidup : berkembang biak dengan biji Nilai Ekonomis : sebagai tanaman obat, dan pencegah erosi karena memiliki akar yang kuat.
  • 16. 4. Golongan Berdaun Sempit A. Jukut Pahit (Axonopus compressus) Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Poales Family : Poaceae Genus : Axonopus Spesies : Axonopus compressus (Swartz) Beauv. Ciri morfologinya : Sistem perakaran tunggang. Akar jukut pahit memiliki panyak percabangan. Akar jukut pahit memiliki warna coklat keputih-putihan. Akar jukut pahit tidak lagi memiliki rambut-rambut halus. Batangnya tidak berongga, bentuknya tertekan ke arah lateral sehingga agak pipih, tidak berbulu, tumbuh tegak berumpun, sering membentuk geragih yang pada setiap ruasnya dapat membentuk akar dan tunas baru, di lapangan sering tumbuh rapat membentuk “sheet”. Daunnya berbangun daun lanset, pada bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersebar sedang sebelah bawah tidak berbulu, ukuran panjangnya 2,5-37,5 cm dan ukuran lebar 6-16 mm. Bunga jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) terdiri dari dua sampai tiga tangkai yang ramping semuanya tergabung secara simpodial muncul dari upih daun paling atas berkembang
  • 17. secara berturut-turut, tangkai perbungaan tidak berbulu, pada bagian ujung (apex) terbentuk dua cabang bunga atau bulir (spica) yang berhadapan berbentuk huruf V. Buah jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) tersusun dalam dua baris yang berselang-seling pada kedua sisi sumbu yang rata. Buah jukut pahit tidak saling tumpang tindih. Buah jukut pahit berwarna hijau muda. Buah jukut pahit berukuran kecil. Buah jukut pahit memiliki ukuran yang kecil. Biji jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) berbentuk sangat kecil. Biji jukut pahit berada di dalam buahnya. Biji jukut pahit tidak memiliki rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus diseluruh permukaan bijinya. Biji jukut pahit memiliki warna putih atau memiliki warna putih kehijau-hijauan. Gulma ini beradaptasi dengan iklim tropis. Daur Hidup : Gulma tahunan ( perennial weeds ), gulma yang umurnya lebih dari 2 tahun. Gulma ini umumnya berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Organ perkembangbiakan stolon. Pemotongan organ-organ tersebut biasanya terjadi saat pengolahan tanah. Habitat : Tempat-tempat basah, di sepanjang pinggir jalan dan di rawa-rawa, daerah dibudidayakan, dan terutama di sawah Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak
  • 18. B. Eleusine indica (L.) Gaertn Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub kelas : Commelinidae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Eleusine Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn Ciri morfologinya : Memiliki perakaran yang kuat, berumpun dengan jumlah sedikit buluh sering bercabang pada begian pangkalnya, tinggi tiap buluh bias mencapai 50 cm, tiap buku terdapat 3-5 daun yang saling menutupi, dari ketiak daun tumbuh tunas baru. Pelepah berwarna hijau muda, berbulu halus panjang. Perbungaan tegak berdiri diatas 4-6 butir terpusat diujung, 1 atau 2 butir yang dibawah berseling, panjang bulir 3-5 cm, buliran rata dan licin 4-12 bunga. Daur Hidup : Semusim, Berumur pendek, Berkembangbiak dengan biji, Dapat tumbuh pada 200 m dpl. Habitat : Jenis rumput belulang ini Tumbuh liar, biasanya di lapangan atau pinggir pinggir jalan, memmiliki sedikit bulu halus, akar sangat kuat, dapat tinggi sampi 50cm. Nilai Ekonomis : Rumput ini sebagai makan ternak oleh peternak Guinea pig sejak dulu dan rumput ini juga di berikan sebagai pakan kambing. rumput ini sangat terbatas untuk jumlah besar. Sangat di sukai Guinea Pig.
  • 19. C. Paspalum conjugatum Berg. Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Poales Family : Poaceae Genus : Paspalum Spesies : Paspalum conjugatum Berg. Ciri morfologinya : Akar Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) merupakan akar serabut (radix adventica) yang halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti benang (filiformis) serta tidak memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra). Batang Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) agak pipih (phyllocladium) dengan tinggi 20- 75 cm, serta tidak berbulu. Warnanya hijau bercorak ungu, tumbuh tegak (erectus) dan termasuk batang rumput (calmus). Permukaan batang berusuk (costatus) dimana terdapat rigi-rigi yang membujur. Daun Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) memiliki helai daun berbentuk pita (ligulatus) dengan ujung daun runcing (acutus). Serta berbulu di sepanjang tepinya dan pada permukannya. Pangkal daun membulat (rotundatus),
  • 20. dengan panjang daun berkisar 2,5-37,5 cm dan lebar 6-16 mm. Selain itu, tepi daun tampak berombak (repandus). Bunga Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) termasuk tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) yang tumbuh pada ujung batang (flos terminalis). Selain itu, ibu tangkai bunga tidak bercabang-cabang, sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya. Berkembangbiak dengan biji. Habitat : Tumbuh sampai ketinggian sekitar 2.000 m dpl. Senang tumbuh di tempat yang lembab dan tidak menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma yang mengganggu tanaman pertanian. Nilai Ekonomis : Dimanfaatkan sebagai pakan ternak. D. Rumput Jukut caladi (Melinis minutiflora) Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivision : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Subclass : Commelinidae Order Cyperales Family : Poaceae Genus : Melinis P. Beauv. Species : Melinis minutiflora P. Beauv. Ciri morfologinya : Rumput perennial membentuk hamparan yang tebal. Batang yang tau mempunyai sifat merambat. Perakarannya luas dan dalam. Daunnya halus
  • 21. ditutupi oleh bulu-bulu dan menghasilkan semacam eksudat yang bersifat lekat. Daun tersebut juga menghasilkan semacam minyak eteritis yang menyebabkan bau rangsang, tetapi dilaporkan bahwa bau ini tidak mempengaruhi bau air susu atau daging dari sapi yang memakannya. Bungany berbentuk mayang dengan warna keunguan. Sedangkan bijinya mempunyai daya tumbuh yang cukup baik. Daur Hidup : Terdapat di sungaidaerah dataran rendah terbuka. Dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang sungai dan saluran air, di lahan sawah. Habitat : Ada pada daerah tropis yang berasal dari afrika tropis Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak E. Eleusine indica (L.) Gaertn Kingdom : Plantae Superdivision : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Subclass : Commelinidae Ordo : Cyperales Family : Poaceae Genus : Leptochloa P. Beauv. Species : Leptochloa chinensis (L.) Nees Ciri morfologinya : Sebuah tanaman tahunan yang berumbai dan halus, memiliki tinggi sampai dengan 120 cm. Batang : ramping, berongga, tegak atau meninggi
  • 22. dari dasar bercabang, perakaran pada node yang lebih rendah, halus dan tanpa bulu, umumnya memiliki 10-20 node, dan dapat mencapai setinggi 50-100-cm. Daun : halus, linier, panjang 10-30 cm, panjang membrane ligule 1-2. Perbungaan: sempit oval, malai longgar, panjang poros utama 10-40 cm, dan dengan cabang yang berbentuk duri seperti cabang menyirip, panjang bulir 2-3,2 mm, keunguan atau hijau dan 4-6 bunga. Daur Hidup : Lahan basah, rawa, atau sungai di daerah dataran rendah terbuka.Dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang sungai dan saluran air, di lahan sawah Habitat : Afrika Tenggara, dari Kenya ke Afrika Selatan, Asia, dari India dan Sri Lanka ke Asia Tenggara, juga China, Jepang, dan Korea, Australia, New Guinea. Nilai Ekonomis : digunakan sebagai pakan untuk hewan.Biji-bijinya dapat berfungsi sebagai makanan bencana kelaparan di Afrika Timur.
  • 23. 4.2. PEMBAHASAN Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja, sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang merupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi sistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok yang sama. Cara klasifikasi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas dasar pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma menjadi kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula. Masing-masing kelompok memperlihatkan perbedaan di dalam pengendalian. Gulma dapat dikelompokan seperti berikut ini : a. Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian mati). Karena kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan, tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa
  • 24. crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya. b. Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium altissimum dan Artemisia biennis. c. Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.
  • 25. V . PENUTUP 5.1. KESIMPULAN 1. Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. 2. Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini: · Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium. · Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan · Mencari sendiri melalui kunci identifikasi · Membandingkan dengan determinasi yang telah ada. · Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia 5.2. SARAN Lebih baik lagi dalam koordinasi antar praktikan dan saat praktikum lebih kondusif.
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Buhman, R dkk. 1999. Gulma dan Teknik pengendaliannya. Yogyakarta: Konisius Djafarudin. 1996.Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Moenandir, j. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Jakarta. Nurjanah,Uswatun dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma. FAPERTA UNIB. Bengkulu. Sasfroutomo, s.s. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. Sukman,Yernelis dan Yakup.1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Palembang: FAPERTA UNSRI Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian. Jogjakarta: Kanisius