SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  61
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 177


3.3    Metoda Ground Penetrating Radar (GPR)

3.3.1 Pendahuluan

       Penelitian geologi yang dilakukan di kuliah lapangan Karangsambung ini salah
satunya adalah termasuk menyelidiki struktur bawah permukaan. Salah satu metoda
pengukuran geofisika yang cukup baik dalam memberikan bacaan atau image bawah
permukaan yang baik untuk kedalaman rendah adalah metoda Ground Penetrating Radar
(GPR) atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Georadar. GPR merupakan metode
geofisika yang menggunakan pulsa radar atau radiasi elektromagnetik dalam microwave band
(UHF/VHF) yang nantinya direfleksikan oleh lapisan bawah permukaan untuk mendapatkan
citra bawah permukaan. GPR dapat digunakan dalam berbagai media, termasuk batu, tanah,
es, air bersih, trotoar dan struktur keras lainnya. Karena hal itulah metoda ini dapat
mendeteksi objek, perubahan materi, dan rongga maupun retakan serta kegunaan lainnya
dalam keperluan geoteknik.

       Instrumentasi Ground Penetrating Radar (GPR) terdiri dari sebuah pembangkit sinyal,
antena transmitter, sebagai pemancar sinyal elektromagnetik dan antena receiver sebagai
pendeteksi gelombang elektromagnetik       yang terpantulkan. Signal radar ditransmisikan
sebagai pulsa-pulsa yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu
tertentu. Mode konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode
monostatik dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam
satu antena. sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah. Dalam
istilah di kelas perkuliahan atau di praktikum, kita lebih mengenal istilahnya dengan sebutan
metoda pengukuran instrumen shielded dan unshielded.

       Transmitter membangkitkan pulsa gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu
sesuai dengan karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver diset untuk
melakukan scan yang secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan
ditampilkan pada layar monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu
waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik menjalar dari transmitter, target dan ke
receiver. Tampilan ini disebut radargram, dan tampilan ini cukup mirip dengan tampilan
penampang seismik.

       Untuk pengolahan data mentah GPR dan untuk membantu kami menginterpretasi
data, software yang digunakan adalah Software Reflexw versi 4.5, yang dikeluarkan oleh


                                                           Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                            Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 178


Sandmeier Scientific Software. Relexw merupakan contoh software sederhana yang dengan
baik dapat digunakan untuk memproses, menganalisa dan membantu menginterpretasi data
hasil pengukuran GPR. Reflexw secara khusus didesain untuk melakukan processing secara
lengkap dan membantu menginterpretasi data GRP baik secara 2D ataupun 3D. Program ini
support untuk format data GPR. Terpisah dari filter-filter alogaritma standar yang ada,
cakupan luas dari metoda khusus juga tersedia dalam fitur program ini seperti pengolahan
dengan borehole dan spasial.




3.3.2 Akuisisi Data

3.3.2.1 Alat dan Perlengkapan

       Dalam survey pengukuran metoda GPR ini, adapun alat dan perlengkapan yang
digunakan untuk tiap survey adalah,

Untuk survey GPR tipe shielded, perlengkapan yang digunakan adalah,

   1. MALA X3M 100 MHz Shielded Antenna
   2. Water plate
   3. MALA X3M Control Unit
   4. Power supply (baterai)
   5. Profile encoder (hipchain benang)
   6. Tongkat penarik antena
   7. Accu + converter
   8. Unit display (laptop)
   9. Kabel port ke laptop
   10. GPS Garmin 60 Csx
   11. Payung/ponco
   12. Alat keselamatan kerja

Sedangkan untuk survey GPR tipe un-shielded, perlengkapan yang digunakan adalah,

   1. MALA 100 MHz Un-Shielded Antenna
   2. Antenna handles
   3. MALA ProEx Control Unit
   4. Kabel power supply


                                                        Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 179


  5. Tas (backpack)
  6. Profile encoder (meteran tali)
  7. Accu + converter
  8. Unit display (laptop)
  9. Kabel port ke laptop
  10. GPS Garmin 60 Csx
  11. Payung/ponco
  12. Alat keselamatan kerja


  (a)                                                                              (b)




                                                                        (d)
           (c)




Gambar 3.3.2.1-1 Instrument yang digunakan dalam pengukuran GPR; (a) MALA X3M 100
MHz Shielded Antenna, (b) MALA X3M Control Unit, (c) hipchain benang, (d) GPS Garmin




                                                      Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                       Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 180




 (a)                                                                                (b)




                                                                        (d)
          (c)




Gambar 3.3.2.1-2 Instrument yang digunakan dalam pengukuran GPR; (a) MALA 100 MHz
 Un-Shielded Antenna Electronics, (b) MALA 100 MHz Un-Shielded Antenna, (c) MALA
ProEx Control Unit beserta backpack, (d) Set up instrument pengukuran GPR un-shielded




       Gambar 3.3.2.1-3 Set Instrumentasi GPR tipe Shielded ketika di lapangan



                                                       Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                        Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 181


3.3.2.2 Pengambilan Data

         Survey pengukuran metoda GPR dilakukan pada tanggal 31 Mei hingga 4 Juni 2012.
Pengukuran dilakukan di beberapa lokasi yang berbeda. Jenis pengukuran yang digunakan
adalah pengukuran refleksi atau yang biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP).
Gambaran umum cara pengukuran dengan metoda CRP ditunjukan oleh gambar berikut,



                                               Perpindahan
       Fixed offset



       Tx             Rx                      Tx             Rx                    Tx           Rx



                                                                                                     V1
                            Transmited wave                       Reflected wave




                                                                                                     V2




                                                                                                     V3


                Gambar 3.3.2.2-1 Gambaran pengukuran GPR dengan metoda CRP

Pada survey ini parameter yang digunakan adalah sebagai berikut,

        Frekuensi kerja (Fc) = 100 MHz
        Time window (W) = … ns
        Window Length = … dB
                                              Disesuaikan untuk mendapatkan bentuk
        Lower cutoff = … MHz
                                              trace/spectrum yang baik atau sesuai dengan
        Lower Plateau = … MHz                target struktur yang diharapkan terlihat.
        Upper Plateau = … MHz
        Upper cutoff = … MHz
        Offset = 20 cm (untuk unshielded) & 100 cm (untuk shielded)
        Interval trace = ± 0.2 s
        Parameter lain disesuaikan dengan kondisi akuisisi di lapangan




                                                                       Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 182


Sedangkan jadwal untuk tiap lokasi pada pengukuran metoda GPR di kuliah lapangan
Karangsambung ini adalah seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini,

No      Hari, tanggal          Lokasi Penelitian                      Keterangan
1    Kamis, 31 Mei 2012           Kampus LIPI         Dilakukan oleh kelompok geofisika 9&10
2    Jumat, 1 juni 2012           Kampus LIPI         Dilakukan oleh kelompok geofisika 7&8
3    Sabtu, 2 Juni 2012          Kali Gending         Dilakukan oleh kelompok geofisika 5&6
4    Minggu, 3 Juni 2012        Sadang Wetan          Dilakukan oleh kelompok geofisika 3&4
5    Senin, 4 Juni 2012     Bendungan Kali Gending    Dilakukan oleh kelompok geofisika 1&2

                Tabel 3.3.2.1-1 Jadwal pengukuran GPR per lokasi penelitian



3.3.2.3 Kondisi Pengukuran Lapangan

       Sebuah survey yang baik tentunya harus mempunyai catatan-catatan lapangan tentang
bagaimana kondisi keberjalanan proses akuisisi data di lapangan. Informasi tambahan
mengenai kondisi lapangan untuk tiap line pengukuran mutlak diperlukan mengingat itu akan
menjadi informasi yang sangat penting dalam pengolahan data dan interpretasi nantinya. Pada
kasus pengukuran metoda GPR, informasi tambahan seperti elevasi line, kontur daerah
penelitian, keterdapatan bangunan di sekitar area penelitian, dan titik-titik penyebab diffraksi
yang tidak diinginkan di data, wajib menjadi catatan lapangan. Semua itu akan sangat
membantu untuk proses pengolahan data dan interpretasi data GPR kemudian. Berikut kami
sertakan kondisi pengukuran lapangan metoda GPR untuk tiap lokasi dan line yang berbeda,




                                                             Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                              Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 183


1. Lokasi Penelitian Bendungan Kali Gending




                                             LOKASI PENELITIAN




    Gambar 3.3.2.3-1 Peta rupabumi lokasi penelitian Bendungan Kali Gending




               Gambar 3.3.2.3-2 Lintasan Line 1.1 dari peta satelit




                                                      Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                       Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 184




 Gambar 3.3.2.3-3 Lintasan Line 1.2(garis biru); Line 1.3(garis merah) dari peta satelit




Gambar 3.3.2.3-4 Lintasan Line 2.1(garis kuning); Line 2.2(garis hijau); Line 2.3(garis
merah); Line 2.4(garis ungu); Line 2.5(garis biru); Line 2.6(garis hitam) dari peta satelit




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 185




Gambar 3.3.2.3-5 Foto akuisisi lapangan; Kiri: pengukuran untuk line 1.1, kanan: Lintasan
                  line 2.6 yang menyebrangi bendungan Kali Gending




           Gambar 3.3.2.3-6 Foto akuisisi lapangan pada pengukuran line 1.1




                                                         Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                          Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 186


 2. Lokasi Penelitian Sadang Wetan



                                             LOKASI PENELITIAN




           Gambar 3.3.2.3-7 Peta rupabumi lokasi penelitian Sadang Wetan




Gambar 3.3.2.3-8 Lintasan Line 3.1(garis kuning); Line 3.2(garis merah); Line 3.3(garis
                     ungu); Line 3.4(garis biru) dari peta satelit




                                                       Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                        Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 187




Gambar 3.3.2.3-9 Lintasan Line 4.1(garis merah); Line 4.2(garis kuning) dari peta satelit
                            Lokasi line GPR kelompok 3&4




                                                            Lapisan lempung “warna-warni”


           Gambar 3.3.2.3-10 Foto lapangan bukit lempung di Sadang Wetan




                                                           Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                            Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 188




Gambar 3.3.2.3-11 Foto lapangan kondisi medan diatas bukit lempung di Sadang Wetan




                                                           Line 4.2 menyusuri jalan
                                                           aspal hingga jembatan




              Gambar 3.3.2.3-12 Foto lapangan pengukuran pada line 4.2




                                                      Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                       Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 189


3. Lokasi Penelitian Kali Gending




                                              LOKASI PENELITIAN




          Gambar 3.3.2.3-13 Peta rupabumi lokasi penelitian Kali Gending




Gambar 3.3.2.3-14 Lintasan Line 5.1(garis biru); Line 5.2(garis kuning); Line 5.3(garis
                              merah) dari peta satelit




                                                        Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 190




Gambar 3.3.2.3-15 Lintasan Line 6.1(garis biru) ; Line 6.2(garis merah); Line 6.3(garis
                   kuning); Line 6.4(garis hitam) dari peta satelit




Gambar 3.3.2.3-16 Lintasan Line 6.5(garis merah); Line 6.6(garis hitam); Line 6.7(garis
                              kuning) dari peta satelit




                                                        Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 191




      Gambar 3.3.2.3-17 Foto-foto akuisis lapangan di pinggir Kali Gending



                                            LOKASI PENELITIAN
4. Lokasi Penelitian Kampus LIPI




         Gambar 3.3.2.3-18 Peta rupabumi lokasi penelitian Kampus LIPI


                                                    Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                     Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 192




Gambar 3.3.2.3-19 Lintasan Line 7.1(garis biru) ; Line 7.2(garis merah); Line 7.3(garis
                   kuning); Line 7.4(garis hitam) dari peta satelit




Gambar 3.3.2.3-20 Lintasan Line 8.1(garis merah); Line 8.2(garis hijau); Line 8.3(garis
                   kuning); Line 8.4(garis hitam) dari peta satelit




                                                        Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 193


5. Lokasi Penelitian Kampus LIPI


                                                             LOKASI PENELITIAN




       Gambar 3.3.2.3-21 Peta rupabumi lokasi penelitian Kampus LIPI




              Gambar 3.3.2.3-22 Lintasan Line 9.1 dari peta satelit




                                                     Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                      Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 194




                  Gambar 3.3.2.3-23 Lintasan Line 10.1 dari peta satelit




3.3.3 Pengolahan Data

3.3.3.1 Tahap Pengolahan

       Dari survey pengukuran metoda GPR di lapangan maka kami mendapatkan data
keluaran alat/instrument yang berupa data refleksi gelombang elektromagnet secara travel
time, bentuknya hampir mirip dengan data travel time gelombang seismik. Dalam melakukan
pengolahan data GPR pada data pengukuran langsung lapangan metoda GPR di kuliah
lapangan Karangsambung ini, adapun flowchart yang kami gunakan sebagai referensi dan
dasar step-step pengolahan data GPR adalah seperti yang ditunjukan oleh gambar berikut,




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 195



                                        IMPORT DATA



                                STATIC CORR – MOVE START TIME



                                          DEWOW



                                         GAIN - AGC



                                       BANDPASS FILTER



                                    BACKGROUND REMOVAL



                                         STACK TRACE



                                      VELOCITY ADAPTION



                                          FK FILTER



                                         MIGRATION



                                          ATTRIBUTE


                     Gambar 3.3.3-1 Flow chart pengolahan data GPR


       Pengukuran GPR yang dilakukan di kuliah lapangan Karangsambung ini dilakukan
selama 5 hari dan mengambil lokasi yang berbeda-beda. Lokasi yang berbeda akan membuat
target survey yang berbeda, kondisi lingkungan yang berbeda dan faktor lain yang berbeda
sehingga parameter dalam pengolahannya pun tidak akan sama untuk semua tempat
pengukuran. Setiap target bahkan mempunyai resolusi vertikalnya tersendiri, tergantung pada
frekuensi dan konstanta dielektrik yang dimilikinya (Basson, 1992). Bahkan untuk satu tempat
pengukuran, tiap line dapat mempunyai parameter pengolahan data yang berbeda.

       Selanjutnya akan kami sajikan hasil pengolahan data GPR semua line survey pada 5
daerah survey dan pada 5 hari pengambilan data yang berbeda tapi sebelum itu akan kami
lakukan contoh pengolahan untuk salah satu data line GPR. Sebagai contoh pengolahan, kami


                                                             Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                                Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 196


mencoba mengambil dari daerah penelitian Sadang Wetan yang dilakukan kelompok
pengukuran 3&4. Data yang didapat dari pengukuran lapangan pada lokasi ini adalah
sejumlah 6 line, dengan 4 line pengukuran shielded dan 2 line pengukuran un-shielded. Data
yang coba kami contohkan untuk diolah adalah line 4.2.

       Hasil pengukuran lapangan dengan instrument GPR memberikan kita raw data atau
data mentah. Kemudian raw data yang ada diolah menggunakan software reflexw yang
pengolahannya dicontohkan pada gambar dan penjelasan dibawah ini,

   a. Import Raw Data

Buka program Reflexw. Buatlah folder untuk menyimpan semua proyek pengolahan data
yang akan kita lakukan. Pindahkan semua data line kedalam folder ASCII dalam folder
project yang baru saja kita buat tersebut. Setelah kita mengkonfirmasi folder project yang
diinginkan maka akan tampak tampilan jendela program seperti dibawah ini,




                   Gambar 3.3.3-2 Jendela kerja awal program Reflexw




                                                         Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                          Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 197


Kemudian pilih tab “Modules” pada toolbar menu lalu pilih submenu “2-D data anlysis”.
Maka kemudian akan muncul tampilan jendela kerja sebagai berikut,




   Gambar 3.3.3-3 Tampilan jendela pengolahan radargram sebelum meng-import data


Pada menu toolbar pilih menu “File” lalu pilih submenu “Import”. Import digunakan untuk
memasukan dan membuka raw data GPR yang kita inginkan untuk diolah. Setelah masuk
pada submenu “Import” maka akan menampilkan jendela program seperti dibawah ini,




              Gambar 3.3.3-4 Tampilan jendela parameter meng-import data

                                                        Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 198


Pada jendela import diatas, masukan parameter-parameter data yang akan kita olah.
Parameter dimasukan berdasarkan parameter akuisisi data yang dilakukan di lapangan.
Dalam melakukan pengolahan data GPR untuk line ini, parameter import yang kami ubah
adalah sebagai berikut,

   Distance Dimension: METER  tergantung pada satuan jarak yang ingin kita gunakan
   Data Type: Constant Offset  menggambarkan jarak antara transmitter dan receiver yang
    selalu konstan
   Profile Direction: X  menggambarkan sumbu profile radargram yang akan kita
    gunakan. Dalam hal ini dihunakan sumbu-X
   Profile Constant: Y  menggambarkan sumbu yang tegak lurus dengan line sumbu
    utama yang digunakan dalam pengambilan data
   Koordinat X, Y dan Z: parameter ini boleh kita isi atau juga tidak. Karena setelah kami
    mencoba, ternyata di dalam header data itu sendiri sudah ada data jarak pengukuran.
    Namun jika kita ingin lebih presisi maka boleh menggunakan koordinat UTM X, Y dan
    juga elevasi.
   Format data: RAMAC
   Output Format: New 16 bit integer
   File name spesification: terserah kita apakah mau automatic atau manual. Ini hanya
    sebatas penamaan tidak berpengaruh pada pengolahan.

Lalu setelah parameter pada jendela kerja import sudah selesai dilakukan, sebelum data kita
ekstrak maka coba dulu men-set parameter pada jendela “Plot Option”. Untuk masuk ke
jendela kerja tersebut, klik gambar jendela plot option yang letaknya paling bawah kanan
pada jendela kerja import. Lalu pada pilihan menu “Plot Option” tersebut ada beberapa
pilihan menu yang kami ubah adalah sebagai berikut,

   Plotmode: Pointmode
   Plotsuboption: Cek list pilhan autointerpolasi untuk membantu kita agar program
    menginterpolasi bentuk data pada trace-trace yang kosong atau rusak. Cek list juga
    pilihan menu tampilan jendela kerja yang akan digunakan, apakah lebih nyaman dengan
    tampilan vertikal atau horizontal. Cek list juga depth axis untuk membantu tampilan
    kedalaman semu lapisan. Masukan kecepatan lapisan yang dibutuhkan untuk depth axis
    sesuai dengan kecepatan lapisan bawah permukaan di lapangan atau yang ingin kita cari.



                                                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 199


   Dalam pengolahan data line 4.2 ini, karena daerahnya adalah dominasi lempung-lanau
   maka kami coba masukan kecepatan 0.07 m/ns.

Kemudian tutup jendela Plot Option dan pada jendela kerja Import, ekstrak data line yang
akan diolah dengan memilih pilihan menu “Convert to Reflex”. Setelah raw data *.rd3 kita
dibuka dan diekstrak maka akan menampilkan tampilan radargram dibawah ini,




       Gambar 3.3.3-5 Tampilan radargram rawdata line 4.2 dalam rona hitam putih



Jika kita kurang terbiasa dalam mengolah data GPR dalam tampilan hitam-putih maka kita
bisa memilih tampilah berwarna untuk membantu membedakan kontas amplitudo lebih jelas.
Kami memilih rona warna default “Rainbow 2” untuk pengolahan seluruh data GPR. Dalam
pelette colour yang berbeda, tampilan radargram akan seperti gambar dibawah ini,




    Gambar 3.3.3-6 Tampilan radargram rawdata line 4.2 dalam rona warna Rainbow 2


                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 200


   b. Static Correction – Move Start Time

Langkah pertama yang kami gunakan dalam mengolah data line ini adalah koreksi statik atau
static correction. Static correction pertama yang kami gunakan adalah ”Move Starttime”.
Koreksi ini bertujuan untuk menggembalikan waktu tiba pertama gelombang pada
pengolahan trace pada kontras pertama lapisan yang ditemukan (menempatkan posisi awal
gelombang ke titik nol). Gunakan pilihan “manual input” agar kita bisa memasukan data
waktu yang akan di potong secara manual. Static correction adalah langkah awal yang
digunakan pada tahapan processing ini.




                                                                        Tampilan status amplitudo dan
                                                                        waktu di tiap trace yang
                                                                        ditunjuk kursor mouse
                        Waktu yang harus “dipotong”
                        agar mengembalikan posisi
                        awal gelombang ke titik nol




  Masukan waktu yang
  akan dipotong.




                                                                           Tampilan processing label
                                                                           yang sedang dilakukan. Naikan
                                                                           terus sejalan bertambahnya
                                                                           tahapan processing.


         Gambar 3.3.3-7 Tampilan jendela kerja untuk koreksi statik- move starttime


Setelah kita liat waktu di trace yang akan kita potong lalu dimasukan waktu tersebut dalam
kolom “move time [ns]”. Waktu yang kita masukan bernilai negatif karena waktu yang
dimasukan adalah yang akan dipotong atau pada radargram, kontras lapisan pertama akan
dinaikan pada sumbu Time = 0 ns. Untuk melihat preview tampilan trace setelah diolah, kita



                                                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 201


dapat melihat tampilan “filtered trace” yang berada di sebelah tampilan “original trace”. Jika
memang pada tampilan preview, trace terpotong sudah terlihat bagus maka tak perlu diubah
lagi waktunya. Sebelum di-“Start”, selalu naikan tahap “Processing Label” sejalan dengan
bertambahnya proses pengolahan data. Tampilan data setelah di- move start time adalah
ditunjukan oleh gambar dibawah ini,




               Gambar 3.3.3-8 Tampilan radargram setelah terkoreksi statik


Terlihat dari hasil pengolahan, posisi awal gelombang bergeser ke titik waktu nol. Ini akan
mempermudah kita untuk melakukan pengolahan kedepannya.

   c. 1-D Filter – Dewow

Koreksi selanjutnya adalah 1-D Filter – Dewow. Dewow adalah langkah prosesing yang
dilakukan untuk menghilangkan frekuensi sangat rendah yang terekam dalam radargram.
Dewow termasuk kedalam temporal filtering. Wow adalah noise frekuensi rendah yang
terekam oleh sistem radar. Terjadi akibat instrumen elektronik yang tersaturasi oleh nilai
amplitudo yang besar dari gelombang langsung (direct wave) dan gelombang udara.
Tampilan jendela kerjanya adalah seperti gambar dibawah ini,




                                                           Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                            Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 202




                  Gambar 3.3.3-9 Tampilan jendela kerja koreksi dewow


Pada parameter koreksi ini, kita usahakan menginput time window yang tepat dengan cara
meaikannya atau menurunkan “time window” yang ada. Pada penentuannya yang harus kita
jaga adalah agar spektrum gelombang original dan yang filtered mempunyai puncak
frekuensi yang hampir sama dan amplitudo yang tidak berbeda jauh, ini dimaksudkan agar
tidak ada frekuensi diluar data asli yang masuk ke dalam processing atau ada sinyal pada
frekuensi tertentu yang terpotong. Pada pengolahan data line 4.2 ini, time window untuk
dewow yang menurut kami tepat adalah 23 ns.




                                                        Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 203




                                                          Frekuensi spektrum yg dijaga sama


                                                          Frekuensi pada spektrum awal yang
                                                .
                                                          dipotong karena noise cukup tinggi

Gambar 3.3.3-10 Kenampakan spektrum sinyal asli dan yang terfilter pada koreksi dewow



Setelah parameter dimasukan lalu “Start” proses koreksi, maka kita akan mendapatkan hasil
data terkoreksi dewow seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini,




              Gambar 3.3.3-11 Tampilan radargram setelah terkoreksi dewow



Terlihat dari hasil pengolahan tampilan data lebih terang, frekuensi-frekuensi rendah yang
tadi didominasi oleh amplitudo sebesar -12000 mulai menghilang sehingga data lebih
“terang”. Dominasi amplitudo terlihat kembali ke amplitudo = 0. Dapat dilihat juga kontras-
kontras lapisan yang tadi tertutup sekarang bisa lebih terlihat.

   d. Gain – AGC

Koreksi berikutnya adalah AGC. Kenapa data harus di gain? Karena sinyal radar sangat cepat
teratenuasi ketika menjalar kedalam permukaan bumi, sehingga sinyal dari kedalaman yang
lebih tinggi menjadi sangat kecil/lemah, untuk menampilkan informasi pada kedalaman ini



                                                              Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                               Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 204


sulit dilakukan. Adanya pelemahan energi pada saat sinyal melewati batuan atau perlapisan
tanah dan agar sinyal pada kedalaman yang lebih tinggi dapat sama kuatnya dengan sinyal
datang dari kedalaman yang lebih dangkal maka perlu dilakukan proses Gain. Proses gain
yang dilakuakan pada penelitian ini adalah “Automatic Gain Control (AGC)”. AGC cukup
baik dilakukan ketika target kita adalah melihat struktur, namun untuk target geoteknik atau
mencari target-target mineral tertentu, lebih baik kita menggunakan “manual gain” atau
menggunakan “gain function” tertentu.




                Ubah bentuk trace agar
                bagus gelombangnya




             Gambar 3.3.3-12 Tampilan jendela kerja processing gain AGC


Pada processing AGC, “window length” yang kita gunakan akan sangat tergantung pada hasil
filtered trace yang diinginkan. Usahakan mendapatkan filtered trace yang spike untuk tiap
gelombang dan usahakan mendapatkan window length yang memberikan besar amplitudo
gelombang yang relatif sama dalam satu trace. Juga perhatikan filtered spectrum yang
dihasilkan, usahakan mendapatkan spektrum yang memiliki satu puncak dan memang meng-
gain daerah spektrum frekuensi yang kita inginkan. Setelah parameter kita masukan dan


                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 205


processing label dinaikan kemudian di-start maka hasil processing akan memberikan hasil
radargram sebagai berikut,




             Gambar 3.3.3-13 Tampilan radargram setelah dilakukan gain AGC



Mungkin secara visual tampilannya banyak terlihat “semut”-nya, tapi jangan khawatir, noise-
noise yang ada bisa kita filter dengan filter frekuensi pada tahap processing selanjutnya.
Setidaknya kita sudah bisa melihat kontras lapisan-lapisan bawah permukaan dengan lebih
jelas.

    e. 1-D Filter – Bandpass Frequency

Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan
(noise), dengan membatasi nilai jangkauan frekuensi sinyal pada radargram. Dalam
pengolahan data GPR ada beberapa jenis filter yang bisa digunakan, yaitu : Trapezoidal
Bandpass, Butterworth Bandpass, dan Notch Filter. Pada Trapezoidal Bandpass ada dua tipe
filter, yaitu : High Cut Filter (Low Pass Filter) dan Low Cut Filter (High Pass filter).
Sedangkan pada Butterworth Bandpass, kita memfilter berdasarkan waktu penjalaran
frekuensi yang dibutuhkan. Untuk procsessing kali ini, kami menggunakan filter frekuensi
secara trapezoidal.




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 206




   Range spektrum frekuensi
   yang diloloskan




              Gambar 3.3.3-14 Tampilan jendela kerja koreksi bandpass filter


Pada parameter koreksi filter frekuensi ini, nilai parameter yang kami gunakan adalah, untuk
Lower cutoff : 10 MHz, untuk Lower Plateau: 20 MHz, untuk Upper Plateau: 60 MHz, dan
untuk Upper cutoff : 70 MHz. Kami melihat bahwa jangkauan sinyal dengan frekuensi yang
disebutkan sebelumnya cukup baik untuk membatasi jangkaunya sinyal pada radargram.
Sebelumnya kami telah mencoba untuk mengubah-ubah frekuensinya dengan range yang lain
namun pada range lain itu, noise udara masih tidak terfilter, masih terdapat noise rendah di
trace bawah, dsb. Dalam menentukan berapa range frekuensi yang tepat, selain dari berapa
besar frekuensi sinyal yang ingin diloloskan yang telah kita ketahui sebelumnya, kita juga
dapat melihatnya dari bentuk filtered trace dan filtered spectrum-nya. Tentukanlah range
frekuensi yang memotong frekuensi yang tidak diperlukan muncul seperti frekuensi ruang
kosong, noise koheren, sehingga bentuk spektrum mempunyai puncak frekuensi sinyal yang
baik. Lanjut pada langkah pengolahan, setelang range frekuensi ditentukan, diinput dalam
menu “filter parameter” lalu di-start maka hasil radagram yang akan kita dapatkan adalah
sebagai berikut,


                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 207




  Gambar 3.3.3-15 Tampilan radargram setelah dilakukan filter bandpass frekuensi yang
                        terlihat lebih bersih dari sebelumnya


Terlihat radargram hasil pengolahan memperlihatkan kontras lapisan struktur bawah
permukaan yang cukup baik. Apa yang kami interpretasi awal sebagai frekuensi udara, yang
berada di bawah jembatan, setelah di filter frekunsi sudah terlihat lebih bersih. Kontras
lapisan dibawah lintasan survey sudah terlihat lebih baik, noise-noise “semut” yang tadi ada
sudah banyak menghilang sehingga kontras yang kemungkinan adalah sebuah lapisan
menjadi lebih jelas terlihat.

   f. 2-D Filter – Background Removal

Background removal dikenal juga dengan sebutan background substraction, proses ini
bertujuan untuk menghilangkan noise yang selalu muncul secara konsisten pada seluruh
profil, sehingga menutupi sinyal yang sebenarnya. Efek yang dilakukan proses ini adalah
dengan menghilangkan energi koheren yang horizontal. Untuk melakukan koreksi ini,
masuklah pada menu bar “Processing” lalu pilihlah submenu “2-D Filter”, maka akan muncul
jendela kerja sebagai berikut,




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 208




            Gambar 3.3.3-16 Tampilan jendela kerja koreksi background removal


Dalam melakukan koreksi ini hampir tidak ada parameter default yang kami ubah. Parameter
yang ada sudah mewakili apa yang ingin kami koreksi yaitu mengkoreksi bacground removal
untuk seluruh line dalam seluruh parameter waktu terekam agar data bersih dari frekuensi
yang konstan muncul. Setelah nilai processing label dinaikan lalu dilakukan start maka hasil
koreksi radargram yang kami dapatkan adalah seperti dibawah ini,




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 209




 Gambar 3.3.3-17 Tampilan radargram setelah dilakukan background removal. Sinyal/noise
                     yang konsisten muncul sudah lebih berkurang


Dari hasil pengolahan setelah di background kita dapat melihat sinyal yang konsisten muncul
pada seluruh profil sudah menghilang. Contohnya sinyal untuk lapisan yang kemungkinan
adalah gangguang dari lapisan aspal, setelah di koreksi sudah banyak menghilang juga
dengan sinyal sejenis lainnya.

   g. 2-D Filter – Stack Trace

Tahap pengolahan selanjutnya adalah men-stack trace. Sama halnya dengan pengolahan data
seismik, proses stacking ini dilakukan untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N).
Asumsi yang digunakan adalah bahwa sinyal mempunyai fase yang sama, sedangkan noise
berfase acak, maka pengumpulan trace diharapkan akan memperkuat amplitude sinyal dan
melemahkan amplitudo noise. Untuk melakukan koreksi ini, masuk pada jendela kerja “2D
Filter” lalu pilih “stack trace” pada spesifikasi filternya, maka kita melihat tampilan jendela
kerja seperti di bawah ini,




                                                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 210




                                  Jumlah trace yang akan di-stack.
                                  Seimbangkan nilainya dgn S/N ratio
                                  dan informasi yg ingin dilihat.




           Gambar 3.3.3-18 Tampilan jendela kerja tahap processing stack trace


Pada processing stack trace ini untuk line pengukuran ini kami menggunakan parameter
jumlah trace yang akan di stack adalah sebesar 8 trace. Jumalah ini kami seimbangkan
dengan pertambahan S/N ratio yang diharapkan dan juga informasi yang ingin dilihat. Kami
mengusahakan agar informasi kontras lapisan yang ingin dilihat tidak terlihat buram dan
menghilang karena jumlah trace yang di stack yang terlalu tinggi. Setelah di-start maka akan
memberikan hasil radargram sebagai berikut,




                                                           Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                            Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 211




            Gambar 3.3.3-19 Tampilan radargram setelah dilakukan stack trace



Terlihat tampilan sudah lebih bersih dari noise terutama untuk di bagian bawah, noise pada
daerah dibawah jembatan sudah terlihat mengecil walau tidak sepenuhnya hilang dan juga
tampilah kontras amplitudo yang sebelumnya terlihat seperti patah-patah sekarang sudah
lebih smooth atau halus.

   h. FK – Filter

Pada F-K Filter dilakukan filter dua dimensi, filter ini akan memilah frekuensi temporal dan
spasial, dan didesian dalam fungsi frekuensi-bilangan gelombang (k). Umumnya digunakan
untuk menghilangkan noise koheren, yaitu noise yang secara teratur dari tarace ke trace (pada
umumnya noise terjadi secara acak dikenal dengan istilah random noise) sepanjang profil.
Untuk melakukan pengolahan FK-Filter ini pertama kita buka menu processing lalu masuk ke
submenu “FK-filter/FK-spectrum” maka kita akan dibawa masuk ke jendela dibawah ini,




                                                           Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                            Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 212




            Gambar 3.3.3-20 Tampilan jendela generate FK-filter/FK-spectrum


Tapi sebelum kita melakukan filter terhadap radargramnya, kita harus melakukan dulu analisa
kecepatan untuk struktur yang kita lihat di radargram dengan menggunakan adaptasi
kecepatan. Hal tersebut bisa kita lakukan dengan menu “interactive velocity adaption”
dengan menklik icon yang ditunjukan pada gambar dibawah,




   Gambar 3.3.3-21 Tampilan toolbar pada toolbar menu utama untuk melakukan proses
                                  velocity adaption

Lalu kami lakukan determinasi kecepatan dengan memplot garis lurus pada kontras aplitudo
yang kita prediksi sebuah lapisan dan diperlukan data kecepatannya untuk melakukan filter




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 213


kecepatan. Lalu beberapa contoh determinasi kecepatan yang kami lakukan adalah seperti
yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini,




  Gambar 3.3.3-22 Tampilan radargram saat kita memplot garis untuk melakukan velocity
                                      adaption

Dengan informasi kecepatan yang sudah kita dapat, kami lanjutkan melakukan FK-filter
untuk memfilter kecepatan yang dirasa tidak mewakili struktur yang kita inginkan. Mari kita
lihat jendela kerja dibawah ini,




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 214




                         Pilih manual input untuk membuat range frekuensi
                         secara manual dengan langsung pick di radargram. Pilih
                         bandpass untuk tipe filter yang dilakukan.




   Gambar 3.3.3-23 Tampilan jendela kerja untuk meng-input parameter processing FK-
                                  filter/FK-spectrum

Pertma kita pilih jenis FK-spectrum-nya “manual input” agar kita membuat range frekuensi
secara manual dengan cara menitik titik-titik bentuk range yang ingin diambil. Dilakukan
manual dengan membuat titik range itu langsung pada tampilan radargram. Sejalan dengan
setiap titik dibuat maka program secara otomatis akan menginput nilai koorniat kx dan
frekuensinya pada tabel yang tersedia di sebelah kanan. Adapun bentuk range FK-filter yang
kami ambil adalah sebagai berikut,




                                                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 215




 Gambar 3.3.3-24 Tampilan radargram saat kita memplot area frekuensi yang akan di-filter



Lalu dengan parameter yang telah ditetapkan, kemudian di-start dan didapatkan tampilan
radargram setelah pengolahan sebagaimana yang ditunjukan gambar dibawah ini,




         Gambar 3.3.3-25 Tampilan radargram setelah dilakukan koreksi FK-Filter



Terlihat pada gambar diatas, noise dan frekuensi yang tidak diperlukan sudah terfilter dan
dari tampilan radargram diatas kita sudah bisa mulai digunakan untuk menginterpretasi
struktur bawah permukaan yang terekam oleh pengukuran instrument GPR. Tapi untuk lebih
merasionalkan data dan membantu interpretasi kita maka kita memerlukan satu lagi tahapan
koreksi yaitu, koreksi statik untuk topografi.




                                                         Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                          Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 216


   i. Static Correction

Berbeda dengan koreksi statik yang kita lakukan di tahap awal, koreksi statik disini adalah
dilakukan untuk memperbaiki kondisi topografi dari akuisis data di lapangan. Kondisi
lapangan pastilah tidak ideal dimana topografi hanya datar-datar saja tapi pastilah
mempunyai undulasi pada elevasinya, dan faktor elevasi menjadi sebuah hal penting dalam
menginterpretasi struktur bawah permukaan. Dasar dari teori ini adalah dimana kita berusaha
menaikan atau menurunkan tampilan kontras lapisan pada jarak tertentu kepada waktu
tertentu sesuai dengan elevasi tercatatnya. Dari data elevasi pada pencatatan topografi kita
akan mempunyai ketinggian suatu titik. Lalu elevasi itu kita normalkan dengan mencari
selisihnya dengan referensi ketinggian tertentu, dalam kasus ini kami mengambil ketinggian
titik yang paling tinggi dari suatu line yang sedang diolah. Kemudian selisih ketinggian
tersebut dibagi dengan kecepatan lapisan yang mendominasi atau yang diselidiki di bawah
permukaan daerah lintasan yang disurvey. Sebagai contoh untuk line ini, titik jarak 100 m
mempunyai elevasi 131m lalu selisih dengan 143m memberikan selisih -10m lalu dibagi
dengan kecepatan 0.07m/ns yang merupakan kecepatan lapisan lempung, dimana memang
daerah Sadang Wetan didominasi oleh geologi lempung. Hasil pembagian itu memberikan
hasil waktu 142.847 ns dan waktu itu lah yang nantinya akan diinput ke dalam table koreksi
statik. Adapun cara lainnya adalah dengan cara men-load data topo dalam bentuk ASCII yang
sudah kita punya sebelumnya jika kita tidak ingin memasukan angkanya secara manual
kedalam tabel.




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 217




                                                   Data waktu olah elevasi topogafi
                                                   diinput di tabel ini bersama dengan
                                                   koordinat jarak titiknya.




  Gambar 3.3.3-26 Tampilan jendela kerja untuk koreksi statik- move to positive time atau
                               koreksi untuk topografi

Gambar diatas adalah tampilan jendela kerja koreksi statik yang akan kita lakukan. Karena
akan dilakukan koreksi topografi maka jenis koreksi yang dipilih adalah “move to positive
time” pilihan ini memungkinkan program untuk menambahkan waktu pada trace sesuai
dengan nilai waktu yang kita input ataupun di-picking, dimana nilai waktu itu mewakili
topografi. Setelah kita menginput koordinat jarak dan juga waktu topo di titik tersebut dalam
tabel, lalu pilih jenis koreksi statik, naikan processing labelnya kemudian di-start maka
akhirnya kita akan mendapatkan hasil tampilan radargram dibawah ini,




                                                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 218




 Gambar 3.3.3-25 Tampilan akhir radargram line 4.2 setelah dilakukan koreksi statik untuk
       topografi sekaligus meghasilkan radargram yang siap untuk diinterpretasi


Tampilan radargram diatas adalah yang sudah terkoreksi topografi dan siap untuk
diinterpretasi. Untuk topografinya sudah mewakili topografi kondisi asli di lapangan dimana
awal pengukuran memiliki elevasi yang lebih tinggi dan semakin ke titik akhir pengukuran,
semakin ke jembatan, elevasinya semakin rendah.




3.3.3.2 Hasil Pengolahan

       Selanjutnya akan kami perlihatkan hasil pengolahan raw data GPR untuk line
pengukuran lainnya dari 5 lokasi penelitian yang berbeda. Parameter pengolahan disesuaikan
dengan faktor-faktor yang ada di lapangan dan target yang dicari namun secara step
pengolahan hampir sama seperti step pengolahan line 4.2 diatas. Berikut hasil pengolahan
dari line pengukuran metoda GPR yang lainnya,




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 219


   1. Lokasi Bendungan Kali Gending

Line 1.1 (Shielded)

Raw data di-import kemudian langsung dilakukan koreksi statik, berupa move start time




Koreksi statik untuk topografi(dapat dilakukan dari tahap processing awal)




Dewow




Gain AGC




Bandpass frequency




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 220




Background removal




Stacking + FK filter




Setelah di muting, kemudian mendapatkan hasil akhir




                                                        Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                         Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 221


Line 1.2 (Shielded)

Dengan cara yang sama, raw data yang memberikan tampilan radargram seperti dibawah ini,




Dilakukan pengolahan dengan parameter tertentu sehingga memberikan hasil akhir
pengolahan radargram yang siap diinterpretasi seperti gambar dibawah ini,




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 222


Line 1.3 (Un-Shielded)




Line 1.4 (Shielded)




                               Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 223


Line 1.5 (Shielded)




Line 1.6 (Shielded)




                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 224


Line 2.1 (Un-Shielded)




Line 2.2 – 2.6 (Shielded)

Raw data untuk 5 line yang dilakukan oleh kelompok 2 dengan menggunakan instrumen GPR
Shielded tidak ditemukan. Tidak ada pengolahan data untuk line tersebut.




   2. Lokasi Sadang Wetan

Line 3.1 (Un-Shielded)




                                                          Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                           Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 225


Line 3.2 (Shielded)




Line 3.3 (Shielded)




                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 226


Line 3.4 (Shielded)




Line 4.1 (Un-Shielded)

Data tidak memunculkan tampilan radargram dikarenakan kemungkinan data yang
diberikan kosong/corrputed.

Line 4.2 (Shielded)




                                                      Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                                       Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 227


   3. Lokasi Kali Gending

Line 5.1 (Un-Shielded)




Line 5.2 (Shielded)




                                  Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                   Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 228


Line 6.1 (Shielded)




Line 6.2 (Shielded)




                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 229


Line 6.3 (Shielded)




Line 6.4 (Shielded)




                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 230


Line 6.5 (Shielded)




Line 6.6 (Shielded)




                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 231


Line 6.7 (Un-Shielded)




   4. Lokasi Kampus LIPI

Line 7.1 (Shielded)




                                 Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                  Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 232


Line 7.2 (Shielded)




Line 7.3 (Shielded)




                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 233


Line 7.4 (Un-Shielded)




Line 8.1 (Shielded)




                               Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 234


Line 8.2 (Shielded)




Line 8.3 (Shielded)




                            Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                             Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 235


Line 8.4 (Shielded)




Line 8.5 (Un-Shielded)




                               Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 236


Line 8.6 (Un-Shielded)




   5. Lokasi Kampus LIPI

Line 9.1 (Shielded)




                                 Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                  Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 237


Line 10.1 (Shielded)




Lanjutan radargram untuk line 10.1 …




                                             Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
                                              Kuliah Lapangan Karangsambung 2012

Contenu connexe

Tendances

Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (Bandung Teknologi Institute
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Eddy Ibrahim
 
forward & inverse modelling
forward & inverse modellingforward & inverse modelling
forward & inverse modellingEh Ujank
 
Resume metode geomagnet
Resume metode geomagnetResume metode geomagnet
Resume metode geomagnetMuhammad Arief
 
Metode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surferMetode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surferFitra Rayhan Akbar
 
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINVPengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINVDery Marsan
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisikakeynahkhun
 
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi4153240014
 
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Fajar Perdana
 
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaanAnalisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaanacymile
 
Analisis data geofisika
Analisis data geofisikaAnalisis data geofisika
Analisis data geofisikavidya amalia
 
Analisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WINAnalisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WINDery Marsan
 

Tendances (20)

Inversi 2008
Inversi 2008Inversi 2008
Inversi 2008
 
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3
 
forward & inverse modelling
forward & inverse modellingforward & inverse modelling
forward & inverse modelling
 
Resume metode geomagnet
Resume metode geomagnetResume metode geomagnet
Resume metode geomagnet
 
Metode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surferMetode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surfer
 
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINVPengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
 
Geolistrik 2
Geolistrik 2Geolistrik 2
Geolistrik 2
 
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode GravitasiEksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisika
 
Geolistrik ppt
Geolistrik pptGeolistrik ppt
Geolistrik ppt
 
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
 
Eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaEksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimia
 
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
 
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaanAnalisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
Analisi data gravity untuk menentukan struktur bawah permukaan
 
Analisis data geofisika
Analisis data geofisikaAnalisis data geofisika
Analisis data geofisika
 
Analisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WINAnalisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WIN
 

En vedette

Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganheny novi
 
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan MinistingModul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan MinistingFajar Perdana
 
Tomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaTomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaFajar Perdana
 
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Fajar Perdana
 
Inversi Tomografi Sederhana
Inversi Tomografi SederhanaInversi Tomografi Sederhana
Inversi Tomografi SederhanaFajar Perdana
 
Ground Penetrating Radar (GPR)
Ground Penetrating Radar (GPR) Ground Penetrating Radar (GPR)
Ground Penetrating Radar (GPR) Abhijit Patil
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamFajar Perdana
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingFajar Perdana
 
Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012
Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012
Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Fajar Perdana
 
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchInversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchFajar Perdana
 
Eliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential EquationEliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential EquationFajar Perdana
 
Gravity, Expl.ravity
 Gravity, Expl.ravity Gravity, Expl.ravity
Gravity, Expl.ravityahmadraza05
 
ground penetrating radar
ground penetrating radarground penetrating radar
ground penetrating radarGauravate
 

En vedette (18)

Reflex tutorial
Reflex tutorialReflex tutorial
Reflex tutorial
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
 
DASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIKDASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIK
 
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan MinistingModul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
 
Tomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaTomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time Sederhana
 
1960 parasnis-1-28
1960 parasnis-1-281960 parasnis-1-28
1960 parasnis-1-28
 
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
 
Inversi Tomografi Sederhana
Inversi Tomografi SederhanaInversi Tomografi Sederhana
Inversi Tomografi Sederhana
 
Ground Penetrating Radar (GPR)
Ground Penetrating Radar (GPR) Ground Penetrating Radar (GPR)
Ground Penetrating Radar (GPR)
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
 
Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012
Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012
Pengolahan Data Geolistrik KARSAM 2012
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
 
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchInversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
 
Eliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential EquationEliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential Equation
 
Gravity, Expl.ravity
 Gravity, Expl.ravity Gravity, Expl.ravity
Gravity, Expl.ravity
 
ground penetrating radar
ground penetrating radarground penetrating radar
ground penetrating radar
 

Similaire à Pengolahan Data GPR KARSAM 2012

S(full permission)
S(full permission)S(full permission)
S(full permission)Lasmi11
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batassyafrilr
 
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...Arif Hidayat
 
RADAR - Elektronika Komunikasi
RADAR - Elektronika KomunikasiRADAR - Elektronika Komunikasi
RADAR - Elektronika Komunikasiuswatun khasanah
 
Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)mardian saputra
 
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptxRendiAr2
 
Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...
Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...
Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...Rivaldy Fachrul Armando
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...Uofa_Unsada
 
Sistem UAV Untuk Perhitungan Volume
Sistem UAV Untuk Perhitungan VolumeSistem UAV Untuk Perhitungan Volume
Sistem UAV Untuk Perhitungan VolumeTutus Kusuma
 
Ringkasan artikel sistem embedded 2
Ringkasan artikel sistem embedded 2Ringkasan artikel sistem embedded 2
Ringkasan artikel sistem embedded 2Dimas Kalbuadi
 
Sri utami_csamt
Sri utami_csamt Sri utami_csamt
Sri utami_csamt Sri Utami
 
VER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptx
VER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptxVER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptx
VER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptxChairulSoleh3
 
Ringkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqr
Ringkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqrRingkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqr
Ringkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqrAbdul Lathifudin Ghafur
 
Gelombang Elektromagnetik - Radar
Gelombang Elektromagnetik - Radar Gelombang Elektromagnetik - Radar
Gelombang Elektromagnetik - Radar Adisa Alifya
 
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)Ari Jayati
 
Sistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSS
Sistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSSSistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSS
Sistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSSLuhur Moekti Prayogo
 

Similaire à Pengolahan Data GPR KARSAM 2012 (20)

S(full permission)
S(full permission)S(full permission)
S(full permission)
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batas
 
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
 
RADAR - Elektronika Komunikasi
RADAR - Elektronika KomunikasiRADAR - Elektronika Komunikasi
RADAR - Elektronika Komunikasi
 
Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)Gps (global Positioning System)
Gps (global Positioning System)
 
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
4. Penentuan gnns statis menggunakan metode deferensial.pptx
 
Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...
Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...
Ringkasan artikel 2 FPGA Berdasarkan Pembangkit Pulsa RF untuk Spektrometer N...
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
 
Sistem UAV Untuk Perhitungan Volume
Sistem UAV Untuk Perhitungan VolumeSistem UAV Untuk Perhitungan Volume
Sistem UAV Untuk Perhitungan Volume
 
Pertemuan 81
Pertemuan 81Pertemuan 81
Pertemuan 81
 
Ringkasan artikel sistem embedded 2
Ringkasan artikel sistem embedded 2Ringkasan artikel sistem embedded 2
Ringkasan artikel sistem embedded 2
 
Sri utami_csamt
Sri utami_csamt Sri utami_csamt
Sri utami_csamt
 
VER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptx
VER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptxVER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptx
VER 0.1. RADAR DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG HUTAN.pptx
 
Ringkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqr
Ringkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqrRingkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqr
Ringkasan artikel - fpga berdasarkan rf pulse generator untuk spketrometer nqr
 
Gelombang Elektromagnetik - Radar
Gelombang Elektromagnetik - Radar Gelombang Elektromagnetik - Radar
Gelombang Elektromagnetik - Radar
 
1152
11521152
1152
 
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
 
GPS Rozi saputra
GPS Rozi saputraGPS Rozi saputra
GPS Rozi saputra
 
Sistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSS
Sistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSSSistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSS
Sistem Referensi dan Penentuan Posisi - Format Data GNSS
 

Dernier

MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyEndarto Yudo
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 

Dernier (11)

MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 

Pengolahan Data GPR KARSAM 2012

  • 1. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 177 3.3 Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) 3.3.1 Pendahuluan Penelitian geologi yang dilakukan di kuliah lapangan Karangsambung ini salah satunya adalah termasuk menyelidiki struktur bawah permukaan. Salah satu metoda pengukuran geofisika yang cukup baik dalam memberikan bacaan atau image bawah permukaan yang baik untuk kedalaman rendah adalah metoda Ground Penetrating Radar (GPR) atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Georadar. GPR merupakan metode geofisika yang menggunakan pulsa radar atau radiasi elektromagnetik dalam microwave band (UHF/VHF) yang nantinya direfleksikan oleh lapisan bawah permukaan untuk mendapatkan citra bawah permukaan. GPR dapat digunakan dalam berbagai media, termasuk batu, tanah, es, air bersih, trotoar dan struktur keras lainnya. Karena hal itulah metoda ini dapat mendeteksi objek, perubahan materi, dan rongga maupun retakan serta kegunaan lainnya dalam keperluan geoteknik. Instrumentasi Ground Penetrating Radar (GPR) terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter, sebagai pemancar sinyal elektromagnetik dan antena receiver sebagai pendeteksi gelombang elektromagnetik yang terpantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antena. sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah. Dalam istilah di kelas perkuliahan atau di praktikum, kita lebih mengenal istilahnya dengan sebutan metoda pengukuran instrumen shielded dan unshielded. Transmitter membangkitkan pulsa gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu sesuai dengan karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik menjalar dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan ini disebut radargram, dan tampilan ini cukup mirip dengan tampilan penampang seismik. Untuk pengolahan data mentah GPR dan untuk membantu kami menginterpretasi data, software yang digunakan adalah Software Reflexw versi 4.5, yang dikeluarkan oleh Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 2. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 178 Sandmeier Scientific Software. Relexw merupakan contoh software sederhana yang dengan baik dapat digunakan untuk memproses, menganalisa dan membantu menginterpretasi data hasil pengukuran GPR. Reflexw secara khusus didesain untuk melakukan processing secara lengkap dan membantu menginterpretasi data GRP baik secara 2D ataupun 3D. Program ini support untuk format data GPR. Terpisah dari filter-filter alogaritma standar yang ada, cakupan luas dari metoda khusus juga tersedia dalam fitur program ini seperti pengolahan dengan borehole dan spasial. 3.3.2 Akuisisi Data 3.3.2.1 Alat dan Perlengkapan Dalam survey pengukuran metoda GPR ini, adapun alat dan perlengkapan yang digunakan untuk tiap survey adalah, Untuk survey GPR tipe shielded, perlengkapan yang digunakan adalah, 1. MALA X3M 100 MHz Shielded Antenna 2. Water plate 3. MALA X3M Control Unit 4. Power supply (baterai) 5. Profile encoder (hipchain benang) 6. Tongkat penarik antena 7. Accu + converter 8. Unit display (laptop) 9. Kabel port ke laptop 10. GPS Garmin 60 Csx 11. Payung/ponco 12. Alat keselamatan kerja Sedangkan untuk survey GPR tipe un-shielded, perlengkapan yang digunakan adalah, 1. MALA 100 MHz Un-Shielded Antenna 2. Antenna handles 3. MALA ProEx Control Unit 4. Kabel power supply Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 3. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 179 5. Tas (backpack) 6. Profile encoder (meteran tali) 7. Accu + converter 8. Unit display (laptop) 9. Kabel port ke laptop 10. GPS Garmin 60 Csx 11. Payung/ponco 12. Alat keselamatan kerja (a) (b) (d) (c) Gambar 3.3.2.1-1 Instrument yang digunakan dalam pengukuran GPR; (a) MALA X3M 100 MHz Shielded Antenna, (b) MALA X3M Control Unit, (c) hipchain benang, (d) GPS Garmin Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 4. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 180 (a) (b) (d) (c) Gambar 3.3.2.1-2 Instrument yang digunakan dalam pengukuran GPR; (a) MALA 100 MHz Un-Shielded Antenna Electronics, (b) MALA 100 MHz Un-Shielded Antenna, (c) MALA ProEx Control Unit beserta backpack, (d) Set up instrument pengukuran GPR un-shielded Gambar 3.3.2.1-3 Set Instrumentasi GPR tipe Shielded ketika di lapangan Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 5. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 181 3.3.2.2 Pengambilan Data Survey pengukuran metoda GPR dilakukan pada tanggal 31 Mei hingga 4 Juni 2012. Pengukuran dilakukan di beberapa lokasi yang berbeda. Jenis pengukuran yang digunakan adalah pengukuran refleksi atau yang biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Gambaran umum cara pengukuran dengan metoda CRP ditunjukan oleh gambar berikut, Perpindahan Fixed offset Tx Rx Tx Rx Tx Rx V1 Transmited wave Reflected wave V2 V3 Gambar 3.3.2.2-1 Gambaran pengukuran GPR dengan metoda CRP Pada survey ini parameter yang digunakan adalah sebagai berikut,  Frekuensi kerja (Fc) = 100 MHz  Time window (W) = … ns  Window Length = … dB Disesuaikan untuk mendapatkan bentuk  Lower cutoff = … MHz trace/spectrum yang baik atau sesuai dengan  Lower Plateau = … MHz target struktur yang diharapkan terlihat.  Upper Plateau = … MHz  Upper cutoff = … MHz  Offset = 20 cm (untuk unshielded) & 100 cm (untuk shielded)  Interval trace = ± 0.2 s  Parameter lain disesuaikan dengan kondisi akuisisi di lapangan Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 6. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 182 Sedangkan jadwal untuk tiap lokasi pada pengukuran metoda GPR di kuliah lapangan Karangsambung ini adalah seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini, No Hari, tanggal Lokasi Penelitian Keterangan 1 Kamis, 31 Mei 2012 Kampus LIPI Dilakukan oleh kelompok geofisika 9&10 2 Jumat, 1 juni 2012 Kampus LIPI Dilakukan oleh kelompok geofisika 7&8 3 Sabtu, 2 Juni 2012 Kali Gending Dilakukan oleh kelompok geofisika 5&6 4 Minggu, 3 Juni 2012 Sadang Wetan Dilakukan oleh kelompok geofisika 3&4 5 Senin, 4 Juni 2012 Bendungan Kali Gending Dilakukan oleh kelompok geofisika 1&2 Tabel 3.3.2.1-1 Jadwal pengukuran GPR per lokasi penelitian 3.3.2.3 Kondisi Pengukuran Lapangan Sebuah survey yang baik tentunya harus mempunyai catatan-catatan lapangan tentang bagaimana kondisi keberjalanan proses akuisisi data di lapangan. Informasi tambahan mengenai kondisi lapangan untuk tiap line pengukuran mutlak diperlukan mengingat itu akan menjadi informasi yang sangat penting dalam pengolahan data dan interpretasi nantinya. Pada kasus pengukuran metoda GPR, informasi tambahan seperti elevasi line, kontur daerah penelitian, keterdapatan bangunan di sekitar area penelitian, dan titik-titik penyebab diffraksi yang tidak diinginkan di data, wajib menjadi catatan lapangan. Semua itu akan sangat membantu untuk proses pengolahan data dan interpretasi data GPR kemudian. Berikut kami sertakan kondisi pengukuran lapangan metoda GPR untuk tiap lokasi dan line yang berbeda, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 7. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 183 1. Lokasi Penelitian Bendungan Kali Gending LOKASI PENELITIAN Gambar 3.3.2.3-1 Peta rupabumi lokasi penelitian Bendungan Kali Gending Gambar 3.3.2.3-2 Lintasan Line 1.1 dari peta satelit Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 8. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 184 Gambar 3.3.2.3-3 Lintasan Line 1.2(garis biru); Line 1.3(garis merah) dari peta satelit Gambar 3.3.2.3-4 Lintasan Line 2.1(garis kuning); Line 2.2(garis hijau); Line 2.3(garis merah); Line 2.4(garis ungu); Line 2.5(garis biru); Line 2.6(garis hitam) dari peta satelit Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 9. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 185 Gambar 3.3.2.3-5 Foto akuisisi lapangan; Kiri: pengukuran untuk line 1.1, kanan: Lintasan line 2.6 yang menyebrangi bendungan Kali Gending Gambar 3.3.2.3-6 Foto akuisisi lapangan pada pengukuran line 1.1 Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 10. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 186 2. Lokasi Penelitian Sadang Wetan LOKASI PENELITIAN Gambar 3.3.2.3-7 Peta rupabumi lokasi penelitian Sadang Wetan Gambar 3.3.2.3-8 Lintasan Line 3.1(garis kuning); Line 3.2(garis merah); Line 3.3(garis ungu); Line 3.4(garis biru) dari peta satelit Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 11. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 187 Gambar 3.3.2.3-9 Lintasan Line 4.1(garis merah); Line 4.2(garis kuning) dari peta satelit Lokasi line GPR kelompok 3&4 Lapisan lempung “warna-warni” Gambar 3.3.2.3-10 Foto lapangan bukit lempung di Sadang Wetan Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 12. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 188 Gambar 3.3.2.3-11 Foto lapangan kondisi medan diatas bukit lempung di Sadang Wetan Line 4.2 menyusuri jalan aspal hingga jembatan Gambar 3.3.2.3-12 Foto lapangan pengukuran pada line 4.2 Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 13. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 189 3. Lokasi Penelitian Kali Gending LOKASI PENELITIAN Gambar 3.3.2.3-13 Peta rupabumi lokasi penelitian Kali Gending Gambar 3.3.2.3-14 Lintasan Line 5.1(garis biru); Line 5.2(garis kuning); Line 5.3(garis merah) dari peta satelit Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 14. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 190 Gambar 3.3.2.3-15 Lintasan Line 6.1(garis biru) ; Line 6.2(garis merah); Line 6.3(garis kuning); Line 6.4(garis hitam) dari peta satelit Gambar 3.3.2.3-16 Lintasan Line 6.5(garis merah); Line 6.6(garis hitam); Line 6.7(garis kuning) dari peta satelit Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 15. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 191 Gambar 3.3.2.3-17 Foto-foto akuisis lapangan di pinggir Kali Gending LOKASI PENELITIAN 4. Lokasi Penelitian Kampus LIPI Gambar 3.3.2.3-18 Peta rupabumi lokasi penelitian Kampus LIPI Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 16. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 192 Gambar 3.3.2.3-19 Lintasan Line 7.1(garis biru) ; Line 7.2(garis merah); Line 7.3(garis kuning); Line 7.4(garis hitam) dari peta satelit Gambar 3.3.2.3-20 Lintasan Line 8.1(garis merah); Line 8.2(garis hijau); Line 8.3(garis kuning); Line 8.4(garis hitam) dari peta satelit Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 17. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 193 5. Lokasi Penelitian Kampus LIPI LOKASI PENELITIAN Gambar 3.3.2.3-21 Peta rupabumi lokasi penelitian Kampus LIPI Gambar 3.3.2.3-22 Lintasan Line 9.1 dari peta satelit Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 18. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 194 Gambar 3.3.2.3-23 Lintasan Line 10.1 dari peta satelit 3.3.3 Pengolahan Data 3.3.3.1 Tahap Pengolahan Dari survey pengukuran metoda GPR di lapangan maka kami mendapatkan data keluaran alat/instrument yang berupa data refleksi gelombang elektromagnet secara travel time, bentuknya hampir mirip dengan data travel time gelombang seismik. Dalam melakukan pengolahan data GPR pada data pengukuran langsung lapangan metoda GPR di kuliah lapangan Karangsambung ini, adapun flowchart yang kami gunakan sebagai referensi dan dasar step-step pengolahan data GPR adalah seperti yang ditunjukan oleh gambar berikut, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 19. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 195 IMPORT DATA STATIC CORR – MOVE START TIME DEWOW GAIN - AGC BANDPASS FILTER BACKGROUND REMOVAL STACK TRACE VELOCITY ADAPTION FK FILTER MIGRATION ATTRIBUTE Gambar 3.3.3-1 Flow chart pengolahan data GPR Pengukuran GPR yang dilakukan di kuliah lapangan Karangsambung ini dilakukan selama 5 hari dan mengambil lokasi yang berbeda-beda. Lokasi yang berbeda akan membuat target survey yang berbeda, kondisi lingkungan yang berbeda dan faktor lain yang berbeda sehingga parameter dalam pengolahannya pun tidak akan sama untuk semua tempat pengukuran. Setiap target bahkan mempunyai resolusi vertikalnya tersendiri, tergantung pada frekuensi dan konstanta dielektrik yang dimilikinya (Basson, 1992). Bahkan untuk satu tempat pengukuran, tiap line dapat mempunyai parameter pengolahan data yang berbeda. Selanjutnya akan kami sajikan hasil pengolahan data GPR semua line survey pada 5 daerah survey dan pada 5 hari pengambilan data yang berbeda tapi sebelum itu akan kami lakukan contoh pengolahan untuk salah satu data line GPR. Sebagai contoh pengolahan, kami Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 20. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 196 mencoba mengambil dari daerah penelitian Sadang Wetan yang dilakukan kelompok pengukuran 3&4. Data yang didapat dari pengukuran lapangan pada lokasi ini adalah sejumlah 6 line, dengan 4 line pengukuran shielded dan 2 line pengukuran un-shielded. Data yang coba kami contohkan untuk diolah adalah line 4.2. Hasil pengukuran lapangan dengan instrument GPR memberikan kita raw data atau data mentah. Kemudian raw data yang ada diolah menggunakan software reflexw yang pengolahannya dicontohkan pada gambar dan penjelasan dibawah ini, a. Import Raw Data Buka program Reflexw. Buatlah folder untuk menyimpan semua proyek pengolahan data yang akan kita lakukan. Pindahkan semua data line kedalam folder ASCII dalam folder project yang baru saja kita buat tersebut. Setelah kita mengkonfirmasi folder project yang diinginkan maka akan tampak tampilan jendela program seperti dibawah ini, Gambar 3.3.3-2 Jendela kerja awal program Reflexw Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 21. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 197 Kemudian pilih tab “Modules” pada toolbar menu lalu pilih submenu “2-D data anlysis”. Maka kemudian akan muncul tampilan jendela kerja sebagai berikut, Gambar 3.3.3-3 Tampilan jendela pengolahan radargram sebelum meng-import data Pada menu toolbar pilih menu “File” lalu pilih submenu “Import”. Import digunakan untuk memasukan dan membuka raw data GPR yang kita inginkan untuk diolah. Setelah masuk pada submenu “Import” maka akan menampilkan jendela program seperti dibawah ini, Gambar 3.3.3-4 Tampilan jendela parameter meng-import data Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 22. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 198 Pada jendela import diatas, masukan parameter-parameter data yang akan kita olah. Parameter dimasukan berdasarkan parameter akuisisi data yang dilakukan di lapangan. Dalam melakukan pengolahan data GPR untuk line ini, parameter import yang kami ubah adalah sebagai berikut,  Distance Dimension: METER  tergantung pada satuan jarak yang ingin kita gunakan  Data Type: Constant Offset  menggambarkan jarak antara transmitter dan receiver yang selalu konstan  Profile Direction: X  menggambarkan sumbu profile radargram yang akan kita gunakan. Dalam hal ini dihunakan sumbu-X  Profile Constant: Y  menggambarkan sumbu yang tegak lurus dengan line sumbu utama yang digunakan dalam pengambilan data  Koordinat X, Y dan Z: parameter ini boleh kita isi atau juga tidak. Karena setelah kami mencoba, ternyata di dalam header data itu sendiri sudah ada data jarak pengukuran. Namun jika kita ingin lebih presisi maka boleh menggunakan koordinat UTM X, Y dan juga elevasi.  Format data: RAMAC  Output Format: New 16 bit integer  File name spesification: terserah kita apakah mau automatic atau manual. Ini hanya sebatas penamaan tidak berpengaruh pada pengolahan. Lalu setelah parameter pada jendela kerja import sudah selesai dilakukan, sebelum data kita ekstrak maka coba dulu men-set parameter pada jendela “Plot Option”. Untuk masuk ke jendela kerja tersebut, klik gambar jendela plot option yang letaknya paling bawah kanan pada jendela kerja import. Lalu pada pilihan menu “Plot Option” tersebut ada beberapa pilihan menu yang kami ubah adalah sebagai berikut,  Plotmode: Pointmode  Plotsuboption: Cek list pilhan autointerpolasi untuk membantu kita agar program menginterpolasi bentuk data pada trace-trace yang kosong atau rusak. Cek list juga pilihan menu tampilan jendela kerja yang akan digunakan, apakah lebih nyaman dengan tampilan vertikal atau horizontal. Cek list juga depth axis untuk membantu tampilan kedalaman semu lapisan. Masukan kecepatan lapisan yang dibutuhkan untuk depth axis sesuai dengan kecepatan lapisan bawah permukaan di lapangan atau yang ingin kita cari. Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 23. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 199 Dalam pengolahan data line 4.2 ini, karena daerahnya adalah dominasi lempung-lanau maka kami coba masukan kecepatan 0.07 m/ns. Kemudian tutup jendela Plot Option dan pada jendela kerja Import, ekstrak data line yang akan diolah dengan memilih pilihan menu “Convert to Reflex”. Setelah raw data *.rd3 kita dibuka dan diekstrak maka akan menampilkan tampilan radargram dibawah ini, Gambar 3.3.3-5 Tampilan radargram rawdata line 4.2 dalam rona hitam putih Jika kita kurang terbiasa dalam mengolah data GPR dalam tampilan hitam-putih maka kita bisa memilih tampilah berwarna untuk membantu membedakan kontas amplitudo lebih jelas. Kami memilih rona warna default “Rainbow 2” untuk pengolahan seluruh data GPR. Dalam pelette colour yang berbeda, tampilan radargram akan seperti gambar dibawah ini, Gambar 3.3.3-6 Tampilan radargram rawdata line 4.2 dalam rona warna Rainbow 2 Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 24. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 200 b. Static Correction – Move Start Time Langkah pertama yang kami gunakan dalam mengolah data line ini adalah koreksi statik atau static correction. Static correction pertama yang kami gunakan adalah ”Move Starttime”. Koreksi ini bertujuan untuk menggembalikan waktu tiba pertama gelombang pada pengolahan trace pada kontras pertama lapisan yang ditemukan (menempatkan posisi awal gelombang ke titik nol). Gunakan pilihan “manual input” agar kita bisa memasukan data waktu yang akan di potong secara manual. Static correction adalah langkah awal yang digunakan pada tahapan processing ini. Tampilan status amplitudo dan waktu di tiap trace yang ditunjuk kursor mouse Waktu yang harus “dipotong” agar mengembalikan posisi awal gelombang ke titik nol Masukan waktu yang akan dipotong. Tampilan processing label yang sedang dilakukan. Naikan terus sejalan bertambahnya tahapan processing. Gambar 3.3.3-7 Tampilan jendela kerja untuk koreksi statik- move starttime Setelah kita liat waktu di trace yang akan kita potong lalu dimasukan waktu tersebut dalam kolom “move time [ns]”. Waktu yang kita masukan bernilai negatif karena waktu yang dimasukan adalah yang akan dipotong atau pada radargram, kontras lapisan pertama akan dinaikan pada sumbu Time = 0 ns. Untuk melihat preview tampilan trace setelah diolah, kita Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 25. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 201 dapat melihat tampilan “filtered trace” yang berada di sebelah tampilan “original trace”. Jika memang pada tampilan preview, trace terpotong sudah terlihat bagus maka tak perlu diubah lagi waktunya. Sebelum di-“Start”, selalu naikan tahap “Processing Label” sejalan dengan bertambahnya proses pengolahan data. Tampilan data setelah di- move start time adalah ditunjukan oleh gambar dibawah ini, Gambar 3.3.3-8 Tampilan radargram setelah terkoreksi statik Terlihat dari hasil pengolahan, posisi awal gelombang bergeser ke titik waktu nol. Ini akan mempermudah kita untuk melakukan pengolahan kedepannya. c. 1-D Filter – Dewow Koreksi selanjutnya adalah 1-D Filter – Dewow. Dewow adalah langkah prosesing yang dilakukan untuk menghilangkan frekuensi sangat rendah yang terekam dalam radargram. Dewow termasuk kedalam temporal filtering. Wow adalah noise frekuensi rendah yang terekam oleh sistem radar. Terjadi akibat instrumen elektronik yang tersaturasi oleh nilai amplitudo yang besar dari gelombang langsung (direct wave) dan gelombang udara. Tampilan jendela kerjanya adalah seperti gambar dibawah ini, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 26. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 202 Gambar 3.3.3-9 Tampilan jendela kerja koreksi dewow Pada parameter koreksi ini, kita usahakan menginput time window yang tepat dengan cara meaikannya atau menurunkan “time window” yang ada. Pada penentuannya yang harus kita jaga adalah agar spektrum gelombang original dan yang filtered mempunyai puncak frekuensi yang hampir sama dan amplitudo yang tidak berbeda jauh, ini dimaksudkan agar tidak ada frekuensi diluar data asli yang masuk ke dalam processing atau ada sinyal pada frekuensi tertentu yang terpotong. Pada pengolahan data line 4.2 ini, time window untuk dewow yang menurut kami tepat adalah 23 ns. Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 27. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 203 Frekuensi spektrum yg dijaga sama Frekuensi pada spektrum awal yang . dipotong karena noise cukup tinggi Gambar 3.3.3-10 Kenampakan spektrum sinyal asli dan yang terfilter pada koreksi dewow Setelah parameter dimasukan lalu “Start” proses koreksi, maka kita akan mendapatkan hasil data terkoreksi dewow seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini, Gambar 3.3.3-11 Tampilan radargram setelah terkoreksi dewow Terlihat dari hasil pengolahan tampilan data lebih terang, frekuensi-frekuensi rendah yang tadi didominasi oleh amplitudo sebesar -12000 mulai menghilang sehingga data lebih “terang”. Dominasi amplitudo terlihat kembali ke amplitudo = 0. Dapat dilihat juga kontras- kontras lapisan yang tadi tertutup sekarang bisa lebih terlihat. d. Gain – AGC Koreksi berikutnya adalah AGC. Kenapa data harus di gain? Karena sinyal radar sangat cepat teratenuasi ketika menjalar kedalam permukaan bumi, sehingga sinyal dari kedalaman yang lebih tinggi menjadi sangat kecil/lemah, untuk menampilkan informasi pada kedalaman ini Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 28. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 204 sulit dilakukan. Adanya pelemahan energi pada saat sinyal melewati batuan atau perlapisan tanah dan agar sinyal pada kedalaman yang lebih tinggi dapat sama kuatnya dengan sinyal datang dari kedalaman yang lebih dangkal maka perlu dilakukan proses Gain. Proses gain yang dilakuakan pada penelitian ini adalah “Automatic Gain Control (AGC)”. AGC cukup baik dilakukan ketika target kita adalah melihat struktur, namun untuk target geoteknik atau mencari target-target mineral tertentu, lebih baik kita menggunakan “manual gain” atau menggunakan “gain function” tertentu. Ubah bentuk trace agar bagus gelombangnya Gambar 3.3.3-12 Tampilan jendela kerja processing gain AGC Pada processing AGC, “window length” yang kita gunakan akan sangat tergantung pada hasil filtered trace yang diinginkan. Usahakan mendapatkan filtered trace yang spike untuk tiap gelombang dan usahakan mendapatkan window length yang memberikan besar amplitudo gelombang yang relatif sama dalam satu trace. Juga perhatikan filtered spectrum yang dihasilkan, usahakan mendapatkan spektrum yang memiliki satu puncak dan memang meng- gain daerah spektrum frekuensi yang kita inginkan. Setelah parameter kita masukan dan Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 29. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 205 processing label dinaikan kemudian di-start maka hasil processing akan memberikan hasil radargram sebagai berikut, Gambar 3.3.3-13 Tampilan radargram setelah dilakukan gain AGC Mungkin secara visual tampilannya banyak terlihat “semut”-nya, tapi jangan khawatir, noise- noise yang ada bisa kita filter dengan filter frekuensi pada tahap processing selanjutnya. Setidaknya kita sudah bisa melihat kontras lapisan-lapisan bawah permukaan dengan lebih jelas. e. 1-D Filter – Bandpass Frequency Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan (noise), dengan membatasi nilai jangkauan frekuensi sinyal pada radargram. Dalam pengolahan data GPR ada beberapa jenis filter yang bisa digunakan, yaitu : Trapezoidal Bandpass, Butterworth Bandpass, dan Notch Filter. Pada Trapezoidal Bandpass ada dua tipe filter, yaitu : High Cut Filter (Low Pass Filter) dan Low Cut Filter (High Pass filter). Sedangkan pada Butterworth Bandpass, kita memfilter berdasarkan waktu penjalaran frekuensi yang dibutuhkan. Untuk procsessing kali ini, kami menggunakan filter frekuensi secara trapezoidal. Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 30. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 206 Range spektrum frekuensi yang diloloskan Gambar 3.3.3-14 Tampilan jendela kerja koreksi bandpass filter Pada parameter koreksi filter frekuensi ini, nilai parameter yang kami gunakan adalah, untuk Lower cutoff : 10 MHz, untuk Lower Plateau: 20 MHz, untuk Upper Plateau: 60 MHz, dan untuk Upper cutoff : 70 MHz. Kami melihat bahwa jangkauan sinyal dengan frekuensi yang disebutkan sebelumnya cukup baik untuk membatasi jangkaunya sinyal pada radargram. Sebelumnya kami telah mencoba untuk mengubah-ubah frekuensinya dengan range yang lain namun pada range lain itu, noise udara masih tidak terfilter, masih terdapat noise rendah di trace bawah, dsb. Dalam menentukan berapa range frekuensi yang tepat, selain dari berapa besar frekuensi sinyal yang ingin diloloskan yang telah kita ketahui sebelumnya, kita juga dapat melihatnya dari bentuk filtered trace dan filtered spectrum-nya. Tentukanlah range frekuensi yang memotong frekuensi yang tidak diperlukan muncul seperti frekuensi ruang kosong, noise koheren, sehingga bentuk spektrum mempunyai puncak frekuensi sinyal yang baik. Lanjut pada langkah pengolahan, setelang range frekuensi ditentukan, diinput dalam menu “filter parameter” lalu di-start maka hasil radagram yang akan kita dapatkan adalah sebagai berikut, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 31. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 207 Gambar 3.3.3-15 Tampilan radargram setelah dilakukan filter bandpass frekuensi yang terlihat lebih bersih dari sebelumnya Terlihat radargram hasil pengolahan memperlihatkan kontras lapisan struktur bawah permukaan yang cukup baik. Apa yang kami interpretasi awal sebagai frekuensi udara, yang berada di bawah jembatan, setelah di filter frekunsi sudah terlihat lebih bersih. Kontras lapisan dibawah lintasan survey sudah terlihat lebih baik, noise-noise “semut” yang tadi ada sudah banyak menghilang sehingga kontras yang kemungkinan adalah sebuah lapisan menjadi lebih jelas terlihat. f. 2-D Filter – Background Removal Background removal dikenal juga dengan sebutan background substraction, proses ini bertujuan untuk menghilangkan noise yang selalu muncul secara konsisten pada seluruh profil, sehingga menutupi sinyal yang sebenarnya. Efek yang dilakukan proses ini adalah dengan menghilangkan energi koheren yang horizontal. Untuk melakukan koreksi ini, masuklah pada menu bar “Processing” lalu pilihlah submenu “2-D Filter”, maka akan muncul jendela kerja sebagai berikut, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 32. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 208 Gambar 3.3.3-16 Tampilan jendela kerja koreksi background removal Dalam melakukan koreksi ini hampir tidak ada parameter default yang kami ubah. Parameter yang ada sudah mewakili apa yang ingin kami koreksi yaitu mengkoreksi bacground removal untuk seluruh line dalam seluruh parameter waktu terekam agar data bersih dari frekuensi yang konstan muncul. Setelah nilai processing label dinaikan lalu dilakukan start maka hasil koreksi radargram yang kami dapatkan adalah seperti dibawah ini, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 33. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 209 Gambar 3.3.3-17 Tampilan radargram setelah dilakukan background removal. Sinyal/noise yang konsisten muncul sudah lebih berkurang Dari hasil pengolahan setelah di background kita dapat melihat sinyal yang konsisten muncul pada seluruh profil sudah menghilang. Contohnya sinyal untuk lapisan yang kemungkinan adalah gangguang dari lapisan aspal, setelah di koreksi sudah banyak menghilang juga dengan sinyal sejenis lainnya. g. 2-D Filter – Stack Trace Tahap pengolahan selanjutnya adalah men-stack trace. Sama halnya dengan pengolahan data seismik, proses stacking ini dilakukan untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N). Asumsi yang digunakan adalah bahwa sinyal mempunyai fase yang sama, sedangkan noise berfase acak, maka pengumpulan trace diharapkan akan memperkuat amplitude sinyal dan melemahkan amplitudo noise. Untuk melakukan koreksi ini, masuk pada jendela kerja “2D Filter” lalu pilih “stack trace” pada spesifikasi filternya, maka kita melihat tampilan jendela kerja seperti di bawah ini, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 34. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 210 Jumlah trace yang akan di-stack. Seimbangkan nilainya dgn S/N ratio dan informasi yg ingin dilihat. Gambar 3.3.3-18 Tampilan jendela kerja tahap processing stack trace Pada processing stack trace ini untuk line pengukuran ini kami menggunakan parameter jumlah trace yang akan di stack adalah sebesar 8 trace. Jumalah ini kami seimbangkan dengan pertambahan S/N ratio yang diharapkan dan juga informasi yang ingin dilihat. Kami mengusahakan agar informasi kontras lapisan yang ingin dilihat tidak terlihat buram dan menghilang karena jumlah trace yang di stack yang terlalu tinggi. Setelah di-start maka akan memberikan hasil radargram sebagai berikut, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 35. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 211 Gambar 3.3.3-19 Tampilan radargram setelah dilakukan stack trace Terlihat tampilan sudah lebih bersih dari noise terutama untuk di bagian bawah, noise pada daerah dibawah jembatan sudah terlihat mengecil walau tidak sepenuhnya hilang dan juga tampilah kontras amplitudo yang sebelumnya terlihat seperti patah-patah sekarang sudah lebih smooth atau halus. h. FK – Filter Pada F-K Filter dilakukan filter dua dimensi, filter ini akan memilah frekuensi temporal dan spasial, dan didesian dalam fungsi frekuensi-bilangan gelombang (k). Umumnya digunakan untuk menghilangkan noise koheren, yaitu noise yang secara teratur dari tarace ke trace (pada umumnya noise terjadi secara acak dikenal dengan istilah random noise) sepanjang profil. Untuk melakukan pengolahan FK-Filter ini pertama kita buka menu processing lalu masuk ke submenu “FK-filter/FK-spectrum” maka kita akan dibawa masuk ke jendela dibawah ini, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 36. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 212 Gambar 3.3.3-20 Tampilan jendela generate FK-filter/FK-spectrum Tapi sebelum kita melakukan filter terhadap radargramnya, kita harus melakukan dulu analisa kecepatan untuk struktur yang kita lihat di radargram dengan menggunakan adaptasi kecepatan. Hal tersebut bisa kita lakukan dengan menu “interactive velocity adaption” dengan menklik icon yang ditunjukan pada gambar dibawah, Gambar 3.3.3-21 Tampilan toolbar pada toolbar menu utama untuk melakukan proses velocity adaption Lalu kami lakukan determinasi kecepatan dengan memplot garis lurus pada kontras aplitudo yang kita prediksi sebuah lapisan dan diperlukan data kecepatannya untuk melakukan filter Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 37. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 213 kecepatan. Lalu beberapa contoh determinasi kecepatan yang kami lakukan adalah seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini, Gambar 3.3.3-22 Tampilan radargram saat kita memplot garis untuk melakukan velocity adaption Dengan informasi kecepatan yang sudah kita dapat, kami lanjutkan melakukan FK-filter untuk memfilter kecepatan yang dirasa tidak mewakili struktur yang kita inginkan. Mari kita lihat jendela kerja dibawah ini, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 38. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 214 Pilih manual input untuk membuat range frekuensi secara manual dengan langsung pick di radargram. Pilih bandpass untuk tipe filter yang dilakukan. Gambar 3.3.3-23 Tampilan jendela kerja untuk meng-input parameter processing FK- filter/FK-spectrum Pertma kita pilih jenis FK-spectrum-nya “manual input” agar kita membuat range frekuensi secara manual dengan cara menitik titik-titik bentuk range yang ingin diambil. Dilakukan manual dengan membuat titik range itu langsung pada tampilan radargram. Sejalan dengan setiap titik dibuat maka program secara otomatis akan menginput nilai koorniat kx dan frekuensinya pada tabel yang tersedia di sebelah kanan. Adapun bentuk range FK-filter yang kami ambil adalah sebagai berikut, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 39. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 215 Gambar 3.3.3-24 Tampilan radargram saat kita memplot area frekuensi yang akan di-filter Lalu dengan parameter yang telah ditetapkan, kemudian di-start dan didapatkan tampilan radargram setelah pengolahan sebagaimana yang ditunjukan gambar dibawah ini, Gambar 3.3.3-25 Tampilan radargram setelah dilakukan koreksi FK-Filter Terlihat pada gambar diatas, noise dan frekuensi yang tidak diperlukan sudah terfilter dan dari tampilan radargram diatas kita sudah bisa mulai digunakan untuk menginterpretasi struktur bawah permukaan yang terekam oleh pengukuran instrument GPR. Tapi untuk lebih merasionalkan data dan membantu interpretasi kita maka kita memerlukan satu lagi tahapan koreksi yaitu, koreksi statik untuk topografi. Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 40. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 216 i. Static Correction Berbeda dengan koreksi statik yang kita lakukan di tahap awal, koreksi statik disini adalah dilakukan untuk memperbaiki kondisi topografi dari akuisis data di lapangan. Kondisi lapangan pastilah tidak ideal dimana topografi hanya datar-datar saja tapi pastilah mempunyai undulasi pada elevasinya, dan faktor elevasi menjadi sebuah hal penting dalam menginterpretasi struktur bawah permukaan. Dasar dari teori ini adalah dimana kita berusaha menaikan atau menurunkan tampilan kontras lapisan pada jarak tertentu kepada waktu tertentu sesuai dengan elevasi tercatatnya. Dari data elevasi pada pencatatan topografi kita akan mempunyai ketinggian suatu titik. Lalu elevasi itu kita normalkan dengan mencari selisihnya dengan referensi ketinggian tertentu, dalam kasus ini kami mengambil ketinggian titik yang paling tinggi dari suatu line yang sedang diolah. Kemudian selisih ketinggian tersebut dibagi dengan kecepatan lapisan yang mendominasi atau yang diselidiki di bawah permukaan daerah lintasan yang disurvey. Sebagai contoh untuk line ini, titik jarak 100 m mempunyai elevasi 131m lalu selisih dengan 143m memberikan selisih -10m lalu dibagi dengan kecepatan 0.07m/ns yang merupakan kecepatan lapisan lempung, dimana memang daerah Sadang Wetan didominasi oleh geologi lempung. Hasil pembagian itu memberikan hasil waktu 142.847 ns dan waktu itu lah yang nantinya akan diinput ke dalam table koreksi statik. Adapun cara lainnya adalah dengan cara men-load data topo dalam bentuk ASCII yang sudah kita punya sebelumnya jika kita tidak ingin memasukan angkanya secara manual kedalam tabel. Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 41. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 217 Data waktu olah elevasi topogafi diinput di tabel ini bersama dengan koordinat jarak titiknya. Gambar 3.3.3-26 Tampilan jendela kerja untuk koreksi statik- move to positive time atau koreksi untuk topografi Gambar diatas adalah tampilan jendela kerja koreksi statik yang akan kita lakukan. Karena akan dilakukan koreksi topografi maka jenis koreksi yang dipilih adalah “move to positive time” pilihan ini memungkinkan program untuk menambahkan waktu pada trace sesuai dengan nilai waktu yang kita input ataupun di-picking, dimana nilai waktu itu mewakili topografi. Setelah kita menginput koordinat jarak dan juga waktu topo di titik tersebut dalam tabel, lalu pilih jenis koreksi statik, naikan processing labelnya kemudian di-start maka akhirnya kita akan mendapatkan hasil tampilan radargram dibawah ini, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 42. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 218 Gambar 3.3.3-25 Tampilan akhir radargram line 4.2 setelah dilakukan koreksi statik untuk topografi sekaligus meghasilkan radargram yang siap untuk diinterpretasi Tampilan radargram diatas adalah yang sudah terkoreksi topografi dan siap untuk diinterpretasi. Untuk topografinya sudah mewakili topografi kondisi asli di lapangan dimana awal pengukuran memiliki elevasi yang lebih tinggi dan semakin ke titik akhir pengukuran, semakin ke jembatan, elevasinya semakin rendah. 3.3.3.2 Hasil Pengolahan Selanjutnya akan kami perlihatkan hasil pengolahan raw data GPR untuk line pengukuran lainnya dari 5 lokasi penelitian yang berbeda. Parameter pengolahan disesuaikan dengan faktor-faktor yang ada di lapangan dan target yang dicari namun secara step pengolahan hampir sama seperti step pengolahan line 4.2 diatas. Berikut hasil pengolahan dari line pengukuran metoda GPR yang lainnya, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 43. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 219 1. Lokasi Bendungan Kali Gending Line 1.1 (Shielded) Raw data di-import kemudian langsung dilakukan koreksi statik, berupa move start time Koreksi statik untuk topografi(dapat dilakukan dari tahap processing awal) Dewow Gain AGC Bandpass frequency Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 44. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 220 Background removal Stacking + FK filter Setelah di muting, kemudian mendapatkan hasil akhir Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 45. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 221 Line 1.2 (Shielded) Dengan cara yang sama, raw data yang memberikan tampilan radargram seperti dibawah ini, Dilakukan pengolahan dengan parameter tertentu sehingga memberikan hasil akhir pengolahan radargram yang siap diinterpretasi seperti gambar dibawah ini, Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 46. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 222 Line 1.3 (Un-Shielded) Line 1.4 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 47. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 223 Line 1.5 (Shielded) Line 1.6 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 48. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 224 Line 2.1 (Un-Shielded) Line 2.2 – 2.6 (Shielded) Raw data untuk 5 line yang dilakukan oleh kelompok 2 dengan menggunakan instrumen GPR Shielded tidak ditemukan. Tidak ada pengolahan data untuk line tersebut. 2. Lokasi Sadang Wetan Line 3.1 (Un-Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 49. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 225 Line 3.2 (Shielded) Line 3.3 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 50. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 226 Line 3.4 (Shielded) Line 4.1 (Un-Shielded) Data tidak memunculkan tampilan radargram dikarenakan kemungkinan data yang diberikan kosong/corrputed. Line 4.2 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 51. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 227 3. Lokasi Kali Gending Line 5.1 (Un-Shielded) Line 5.2 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 52. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 228 Line 6.1 (Shielded) Line 6.2 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 53. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 229 Line 6.3 (Shielded) Line 6.4 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 54. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 230 Line 6.5 (Shielded) Line 6.6 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 55. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 231 Line 6.7 (Un-Shielded) 4. Lokasi Kampus LIPI Line 7.1 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 56. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 232 Line 7.2 (Shielded) Line 7.3 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 57. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 233 Line 7.4 (Un-Shielded) Line 8.1 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 58. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 234 Line 8.2 (Shielded) Line 8.3 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 59. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 235 Line 8.4 (Shielded) Line 8.5 (Un-Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 60. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 236 Line 8.6 (Un-Shielded) 5. Lokasi Kampus LIPI Line 9.1 (Shielded) Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
  • 61. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR) | 237 Line 10.1 (Shielded) Lanjutan radargram untuk line 10.1 … Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009 Kuliah Lapangan Karangsambung 2012