1. QUO-VADIS HMI, Refleksi Gerakan Kultural vs Gerakan Politik Fuad Amsyari, Disampaikan dalam Sarasehan Mengenang DR. Ir. Imad uddin (Bang Imad) , ITB Bandung, 30 Januari 2012
2. GERAKAN KULTURAL : Aktifitas individu/kelompok masyarakat yang terkait berbagai kepentingan masyarakat kecuali tentang ‘kekuasaan negara, kebijakan, dan kelembagaannya’
3. GERAKAN POLTIK : Aktifitas individu/kelompok masyarakat yang memfokus pada persoalan ‘kekuasaan negara, kebijakan, dan kelembagaannya’
4. Konsep pemikiran terkait kekuasaan negara, kebijakan, dan kelembagaannya dikenal sebagai permasalahan politik dan disebut sebagai IDEOLOGI POLITIK .
5. Ada dua Ideologi Politik yang dominan di Indonesia sejak kemerdekaan: 1. Ideologi Politik Sekuler , (disamarkan sebagai Nasionalisme) 2. Ideologi Islam Politik
6. VISI IDEOLOGI POLITIK SEKULER : Mengelola Indonesia TANPA MENGACU TUNTUNAN AGAMA, mengikuti alur pikirnya Pemegang Kekuasaan yang dipilih Rakyat melalui Pemilu, untuk kemajuan dan kejayaan Bangsa-Negara.
7. VISI IDEOLOGI ‘ISLAM POLITIK’ : Mengelola Indonesia sesuai Syariat yang dituntunkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, demi kemuliaan dan kejayaan Bangsa-Negara.
10. Kompetisi Ideologi Tahap I 1. Ideologi ‘ Islam Politik’ diwakili: Masyumi, NU, PSII, Perti, dkk 2. Ideologi ‘ Politik Sekuler’ diwakili: PNI, PSI, PKI, Murba, dkk
11. Konsolidasi Politik Sekuler melalui: (Setelah Dekrit 1959) 1. Presiden Seumur Hidup 2. Demokrasi Terpimpin, 3. Asas Tunggal 4. Demokrasi Pancasila
12. Kompetisi Ideologi Tahap II 1. Ideologi Islam Politik diwakili: PPP, PBB, PKS, PKNU, dkk 2. Ideologi Politik Sekuler diwakili: PDIP, Golkar, PD, Gerindra, dkk
13. Kompetisi Ideologi Politik di Era Reformasi melalui PEMILU : Pilleg, Pilpres, Pilkada yang diwarnai: Peran Politik Uang dengan Pengusaha besar di belakangnya.
14. DILEMMA IDEOLOGI 1. Semua Partai Politik memang beri’tikad Membangun Bangsa-Negara, namun CARA MEMBANGUNNYA TIDAK MESTI BENAR (Akar perbedaan Ideologi Politik )
15. 2. Bisa saja ADA warga negara yang TIDAK bermaksud memajukan bangsa-negaranya karena kebodohan atau terperangkap menjadi kaki tangan kepentingan asing, namun cara bekerjanya amat halus dan tersamar (Akar terjadinya pengkhianatan dalam Pembangunan Bangsa )
17. AGAMA bukan simbul sosial biasa, tidak seperti suku, ras, strata ekonomi, alamat rumah, atau kewarga-negaraan yang mudah disetarakan antara satu orang dengan lainnya. Beragama memberi dampak serius bagi nasib manusia jika ditanggalkan atau diganti.
18. Pilihan terhadap suatu agama & pemahamannya akan menentukan cara hidup yang bersangkutan dalam: -MENGURUS DIRI -MENGATUR KELUARGA -MENGELOLA BANGSA-NEGARA A gama Islam memberi tuntunan jelas melalui: AQIDAH & SYARIAH
19. Aqidah adalah ajaran tentang keyakinan hati : 1- Allah swt adalah tuhannya 2- Muhammad adalah Rasul-Nya, 3-M engikuti tuntunn Allah akan membwa keberhasilan dlm kehidupan dunia-akherat 4-M eninggalkan tuntunan Allah akan merugikn proses kehidupannya di dunia-akherat
20. Syariah adalah petunjuk teknis-operasional untuk menjalani hidup sehari-hari, apapun posisi yang dipunyainya di dunia: - mengurus pribadi seperti ibadah mahdhah, makan-minum, berpakaian, dll - mengurus keluarga seperti hubungan anak-orang tua, antara tetangga, waris, dll - mengatur/ mengelola masyarakat-bangsa-negara , termasuk membuat kebijakan poleksosbudhankam
21. Implikasi Keimanan dan Ketaqwaan (AQIDAH-SYARIAH): Ketidak-taatan akan Syariat Islam berdampak negatif, yang jika terkait Syariat Sosial- Kenegaraan akan berdampak: 1. Kerusakan Agama Islam dan Umatnya 2. Krisis multi-dimensi pada Bangsa-negara
23. RETROSPEKTIF Kuantitatif: Saat kemerdekaan penduduk muslim lebih dari 95%, di awal 1980 tinggal 90%, dan di awal 2000 tinggal 86% nya. Proporsi merosot tajam . Kualitatif: Aplikasi syariat amat lemah, terutama terhadap ajaran sosial-kenegaraan Islam dalam praktek mengelola berbangsa-bernegara. Kebijakan poleksosbudhankam jauh dari syariat.
24. PROSPEKTIF: 1) Proporsi umat Islam akan semakin merosot , nilai Islam semakin kurang dihayati. 2) Peradaban negeri ini didominasi oleh Nilai Non-Islam yang Materialistik-Hedonis
25. 3) Sumber Daya Alam kian tergerus dieksplorasi dan dieksploitasi. 4) Rakyat miskin dan sakit tetap tinggi dan semakin besar jumlahnya 5). Akhlak bangsa kian rusak, jauh dari nilai keluhuran budi, kejahatan semakin tidak berperikemanusiaan .
26. 6). Keakraban sosial luntur, penuh gejolak dan pertikaian sosial, mengancam disintegrasi bangsa 7). Kedaulatan bangsa melemah, kian tergantung pada kemauan asing .
27. Pertanyaannya adalah: “ Apakah prospek seperti ini akan menguntungkan bangsa Indonesia atau menghancurkan negeri ini?” TENTU MERUSAK DAN WAJIB DICEGAH
28. SOLUSI ADA DI: Tataran POLITIK, BUKAN Tataran BUDAYA/KULTUR
29. MENGAPA? Karena Akar Krisisnya adalah: KUALITAS PEMIMPIN NEGARA, yang mengadop IDEOLOGI POLITIK SEKULER
31. Tesis Ideologi Islam Politik, Indonesia, yang mayoritas penduduknya muslim, hanya akan bisa menjadi negeri mulia dan jaya , mampu bersaing dengan negara sekuler yang sudah kokoh-kuat, jika negeri ini dikelola sesuai tuntunan Allah swt bidang sosial-kenegaraan .
32. Rasional Tesis tersebut: 1. Negeri ini akan memperoleh Pertolongan Allah, dari jalur empirik dan non-empirik 2. Terhindar dari eksploitasi, baik SDA & SDM nya oleh kekuatan asing yg materialistik-hedonistik, 3. Tegaknya keadilan dan efektifitas hukum untuk memberantas kedholiman, kejahatan, korupsi. 4. Ketenteraman dalam kehidupan sosialnya karena berkembangnya akhlak mulia dari penduduk
33. HMI WADAH ‘CALON DAN INTELEKTUAL MUSLIM’ INDONESIA
34. Intelektual Muslim: - Pemeluk Islam yang terdidik, -Cenderung beragama dg kesadaran, -Memiliki pemahaman ilmu secara memadai, -Memahami Islam dengan penalaran yang sistematis dan terbuka
35. Problematika umat-bangsa, harus dicermati semua kaum muslimin , terutama oleh: Intelektual muslim Mereka itu paling bertanggung jawab di hadapan Allah swt nanti. .
36. TOKOH & ORGANISASI ISLAM SUDAH LAMA BERGERAK AKTIF dalam PERJUANGAN ISLAM tapi justru Proporsi umat Islam di Indonesia semakin mengecil dan kondisi umat dan bangsa makin terpuruk. maka wajibdilakukan ‘Evaluasi/Review’ Strategi Perjuangan Islam
38. Keberhasilan Perjuangan Islam: 1. Bagi Umat Islam: ajaran Islam diterima dan dilaksanakan secara utuh/kaffah dalam semua bidang kehidupan di dunia, 2. Bagi Masyarakat Heterogen: Tuntunan Islam terkait sosial-kenegaraan dipilih untuk dipakai mengelola negeri demi kemuliaan dan kejayaan bangsa-negara.
39. Kebangkitan Islam diukur dari: Bertanbah banyaknya individu muslim , disertai Tuntunan Islam ditaati, termasuk diterapkan dalam proses pengelolaan kehidupan sosial-politik pada masyarakat yang majemuk/heterogen, agar tercapai kejayaan umat-bangsa. KEDUANYA SALING BERKAIT
40. INDIKATOR DALAM SKALA NEGARA: a). Proporsi muslim di negeri meningkat; b). Pengelolaan negeri mengikuti syariat sosial-kenegaraan yang diajarkan Allah swt. Peran Intelektual Muslim untuk mencapai prestasi menyeluruh ini MUTLAK.
41. Intelektual muslim menjadi ujung tombak Perjuangan Islam menuju Kebangkitan Islam.
42. Strategi Dasar membawa kejayaan umat-bangsa: a). Mengubah cara berpikir intelektual muslim agar yakin bahwa syariat sosial-kenegaraan Islam merupakan penyelamat umat-bangsa
43. b). Pro-Aktif mengupayakan agar Kepala Negara dan Pimpinan L embaga Negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) dipegang Figur yang faham Syariat c). Bekerja sistematis membawa umat kian mampu- berdaya di tengah masyarakat yang plural, serta memahami CARA YANG BENAR melepaskan diri dari tekanan-jebakan Faham Sekulerime yang sedang mendominasi dunia
44. Proses menyiapkan intelektual muslim yg mampu berperan membawa misi Islam: a) Reorientasi Cita-cita, yakni siap mengambil peran strategis: - Politisi Muslim: siap menjadi Penguasa Negeri - Pengusaha Muslim: siap menjadi pebisnis besar - Ilmuan Muslim: untuk pengendalian teknologi - Militer Muslim: peran dalam pembelaan negara
45. b) Pendalaman materi ke Islaman dan Sains-teknologi untuk mendukung cita2 itu: 1. Aqidah 2. Syariat 3. Sain-tek 4. Manajemen
46. Titik Kritisnya: Pimpinan Negara memilih menjadi Pengikut Negara Sekuler yang kini sedang di posisi adidaya atau memilih menjadi Kekuatan Dunia Islam yang mulia-jaya karena menerapkan Syariat Sosial- Kenegaraan Islam dalam mengelola negerinya
47. MANA YANG MAU DIPILIH HMI, DENGAN PARA INTELEKTUIL MUSLIM INDONESIANYA?
49. MAKNA OPERASIONALNYA: Proaktif membangun kekuatan kultural intelektual muslim (kemapanan aqidah, syariah, sain-teknologi, manajemen), dan sekaligus memihak &memperkokoh kekuatan Partai Islam dalam pertarungannya melawan kekuatan Politik Sekuler di Indonesia.