SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Gelinas dan Dull (2008:p13), ”Sistem informasi adalah sistem buatan
manusia yang umumnya terdiri dari serangkaian komponen berbasis komputer dan
komponen manual dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta
memberikan informasi output kepada pengguna”. Sedangkan menurut O’Brien
(2005:p6), “Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi”. Berdasarkan
definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan
serangkaian komponen yang terdiri dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan komunikasi, dan sumber daya yang dapat diproses menjadi suatu informasi
yang akan diberikan kepada user atau suatu organisasi.
2.1.2 Pengertian Akuntansi
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:p8), ”Akuntansi dapat diartikan sebagai
sebuah sistem informasi yang menghasilkan pelaporan-pelaporan kepada pihak yang
berkepentingan tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan kondisi dari suatu bisnis”.
Sedangkan menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007:p4-5), ”Akuntansi adalah
suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para penggguna yang
berkepentingan”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
akuntansi adalah sistem informasi yang mengumpulkan dan mencatat data ekonomi dari
aktivitas bisnis perusahaan dan kemudian memprosesnya menjadi sebuah laporan yang
berguna di dalam pembuatan keputusan untuk berbagai pihak pemakai, baik dari dalam
maupun dari luar perusahaan.
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Sarosa (2009:p13), ”Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem
yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, serta memproses data sehingga
menghasilkan informasi yang berguna di dalam membuat suatu keputusan”. Sedangkan
menurut Rama dan Jones (2006:p5), ”Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem
dari SIM (sistem informasi manajemen) yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dari transaksi akuntansi yang rutin”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi yang dapat
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, serta memproses data sehingga dapat
menyediakan informasi akuntansi dan keuangan yang berguna untuk pengambilan suatu
keputusan.
2.1.3.2 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p8), ”Tujuan
sistem informasi akuntansi diantaranya sebagai berikut:
10
1. Mendukung operasional sehari-hari
Di dalam kegiatan operasional sehari-hari, perusahaan melakukan sejumlah aktivitas
bisnis yang biasa disebut transaksi.
2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pihak pengambil keputusan internal
Manajer perusahaan merupakan pihak pembuat keputusan utama yang akan
menggunakan hasil dari pemrosesan transaksi. Untuk itu, tujuan sistem informasi
akuntansi yaitu memberikan informasi bagi pihak pengambilan keputusan.
3. Memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan pekerjaan
Perusahaan harus memenuhi kewajibannya yaitu memberi informasi kepada pihak
pengguna eksternal seperti investor, kreditur, penagih pajak dan lainnya.”
Menurut Rama dan Jones (2006:p6), ”Kegunaan dari sistem informasi akuntansi
antara lain, sebagai berikut:
1. Menghasilkan laporan-laporan eksternal
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-
laporan khusus yang dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditur, penagih pajak
dan lainnya.
2. Mendukung aktivitas rutin
Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk mendukung aktivitas rutin
di dalam perusahaan untuk siklus operasi perusahaan seperti penerimaan pesanan,
pengiriman barang, penagihan piutang, hingga penerimaan kas.
11
3. Mendukung pengambilan keputusan
Informasi pun dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang bersifat
non-rutin pada semua tingkat organisasi, seperti informasi mengenai produk yang
paling laku terjual dan informasi mengenai pelanggan yang melakukan pembelian
terbanyak. Informasi tersebut penting untuk perencanaan produk baru, untuk
memutuskan produk yang mana yang harus selalu tersedia serta cara untuk
memasarkan produk kepada pelanggan.
4. Perencanaan dan pengendalian
Sistem informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Informasi mengenai anggaran dan biaya standar akan disimpan menggunakan sistem
informasi agar dapat dirancang laporan untuk membandingkan antara anggaran yang
telah ditetapkan dengan jumlah yang sesungguhnya.
5. Mengimplementasikan pengendalian internal
Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang
digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan dan
untuk memelihara akurasi data keuangan. Hal tersebut dapat tercapai dan berhasil
dengan membangun pengendalian ke dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi.”
2.1.3.3 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2006:p6), dapat disimpulkan bahwa ”Sistem
informasi akuntansi memiliki enam komponen, yaitu:
1. Orang
Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan menjalankan berbagai fungsi.
12
2. Prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi
Prosedur dan instruksi baik manual maupun terotomatisasi yang terlibat di dalam
kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai kegiatan
organisasi.
3. Data
Data mengenai organisasi dan proses bisnis dari organisasi.
4. Software
Software yang digunakan untuk mengolah data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi
Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peripheral devices, dan
perangkat jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan mentransmisikan data serta informasi.
6. Pengendalian internal dan langkah pengamanan
Pengendalian yang dilakukan untuk menjaga keamanan data di dalam sistem
informasi akuntansi.”
2.1.3.4 Siklus Pemrosesan Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2006:p29), ”Siklus pemrosesan transaksi pada
sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam
melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, hingga penjualan barang atau jasa.
Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi menjadi lima subsistem, antara lain:
1. Revenue cycle (siklus pendapatan), terjadi dari transaksi penjualan hingga
penerimaan kas.
13
2. Expenditure cycle (siklus pengeluaran), terdiri dari transaksi pembelian dan
pengeluaran kas.
3. Human Resource/Payroll cycle (siklus sumber daya manusia), terdiri dari peristiwa
yang berhubungan dengan perekrutan tenaga kerja dan pembayaran gaji untuk
tenaga kerja.
4. Production cycle (siklus produksi), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan
pengubahan bahan mentah menjadi produk/jasa yang siap untuk dipasarkan.
5. Financing cycle (siklus keuangan perusahaan), terdiri dari peristiwa yang
berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.”
2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Dagang dan Penerimaan
Kas
2.1.4.1 Pengertian Penjualan
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005p232), ”Penjualan merupakan jumlah
yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang dijual, baik secara tunai maupun
secara kredit”. Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:p909), dapat
disimpulkan bahwa yang termasuk transaksi penjualan adalah “(1) penjualan produk dan
(2) penyediaan jasa”. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
penjualan adalah pemindahan manfaat dan hak kepemilikan barang atau jasa dari pihak
penjual kepada pihak pembeli, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai.
2.1.4.2 Pengertian Piutang Dagang
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:p318), ”Piutang adalah klaim
yang diberikan terhadap pelanggan dan yang lainnya untuk mendapatkan uang, barang
14
atau pun jasa”. Sedangkan menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007:p512),
”Piutang adalah jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seseorang atau
perusahaan lain”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
piutang dagang adalah klaim yang diberikan kepada pelanggan yang timbul sebagai
akibat dari pertukaran manfaat ekonomis dan diharapkan dapat berubah menjadi kas di
dalam jangka waktu yang singkat.
2.1.4.3 Pengertian Penerimaan Kas
Menurut Romney dan Steinbart (2006:p371), ”Aktivitas terakhir di dalam siklus
pendapatan berhubungan dengan penerimaan kas. Kasir akan melaporkan penerimaan,
menangani remittance pelanggan dan akan menyetorkan uang ke bank”. Sedangkan
menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:p284), ”Kas termasuk uang koin, uang kertas,
cek, money order dan deposito yang tersedia untuk langsung digunakan baik yang ada di
bank maupun di institusi keuangan lainnya”.
Dari uraian tersebut, penerimaan kas digunakan sebagai sumber dana bagi suatu
perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Penerimaan kas dapat dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu penerimaan kas dalam bentuk tunai dan penerimaan kas dalam bentuk
cek, giro, serta transfer melalui bank.
2.1.4.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p416), ”Tujuan
sistem informasi akuntansi penjualan, sebagai berikut:
1. Mencatat order penjualan secara akurat dan cepat.
2. Mengidentifikasi pelanggan yang layak untuk mendapatkan kredit.
15
3. Mengirimkan produk atau melakukan pelayanan pada waktu yang tepat.
4. Menagih piutang kepada pelanggan secara tepat waktu.
5. Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas secara tepat dan akurat.
6. Memposting penjualan dan penerimaan kas ke account yang berhubungan ke dalam
buku besar piutang.
7. Mengamankan produk hingga saat pengiriman.
8. Mengamankan kas sampai deposit.”
2.1.4.5 Dokumen-Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan, Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas
Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p419),
”Dokumen-dokumen yang yang dibutuhkan di dalam sistem informasi akuntansi
penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas adalah sebagai berikut:
1. Costumer order
Berupa pesanan pembelian yang diterima dari pelanggan atau berupa formulir yang
dipersiapkan oleh karyawan penjualan dari perusahaan penjual.
2. Sales order
Berupa dokumen yang diterbitkan perusahaan berdasarkan pesanan pelanggan.
3. Picking list
Berupa salinan pesanan yang merupakan dokumen terpisah yang dikirmkan ke
bagian gudang dan untuk mengambil barang yang telah dipesan.
4. Packing slip
Berupa salinan dari picking list yang ditempelkan pada barang untuk persiapan
pengiriman.
16
5. Shipping notice
Dokumen yang digunakan sebagai bukti pengiriman barang.
6. Sales invoice
Berupa dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan untuk menyatakan berapa
jumlah penjualan.
7. Remitance advice
Berupa dokumen yang menunjukkan penerimaan kas dari pelanggan.
8. Deposit slip
Dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank.
9. Back order
Berupa dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persediaan tidak
mencukupi pesanan dari pelanggan.
10. Credit memo
Berupa dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan untuk
pengembalian penjualan dan penyisihan penjualan.
11. Credit application
Berupa formulir yang dipersiapkan ketika pelanggan mengajukan kredit.
12. Sales person call report
Berupa dokumen yang digunakan untuk menggambarkan panggilan yang dibuat oleh
bagian penjualan kepada pelanggan yang potensial dan mengidentifikasi hasil dari
panggilan tersebut.
13. Delinquent notice
Berupa catatan yang dikirimkan kepada pelanggan yang telah melewati batas saldo
kredit.
17
14. Right of notice
Berupa dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika akun dinyatakan
tidak dapat tertagih.
15. Write off notice
Berupa dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika sebuah akun piutang
telah dipertimbangkan tidak dapat tertagih.
16. Bill of lading
Berupa dokumen pengiriman yang digunakan untuk suatu perusahaan pengiriman
yang akan mengirimkan produk.
17. Cash register receipt
Berupa dokumen yang digunakan oleh retailer untuk menggambarkan penerimaan
kas.”
2.1.4.6 Prosedur-Prosedur dalam Sistem Informasi Penjualan, Piutang Dagang,
dan Penerimaan Kas
Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p422-428),
”Prosedur-prosedur di dalam sistem informasi penjualan, piutang dagang, dan
penerimaan kas sebagai berikut:
a. Order Entry
Setiap pesanan dari pelanggan dimasukkan ke dalam sebuah formulir penjualan
berdasarkan formulir pesanan pembelian dari pelanggan atau pesanan melalui
telepon. Langkah awal yang dilakukan dalam memasukkan pesanan adalah
pengecekan apakah jumlah barang yang dipesan telah tersedia. Apabila jumlah
barang yang ada tidak mencukupi, maka akan dilakukan proses back order.
18
Kemudian akan dilakukan pengecekan status kredit pelanggan dengan
membandingkan jumlah limit kredit dengan total piutang ditambah dengan total
pesanan penjualan. Apabila semua kebijakan kredit telah terpenuhi, maka akan
dibuat costumer order acknowledgement untuk pelanggan, picking list untuk bagian
gudang, dan salinan file cadangan.
b. Shipping
Apabila barang yang dipesan telah dipersiapkan oleh bagian gudang, maka proses
selanjutnya adalah proses pengiriman barang. Beberapa dokumen yang diperlukan di
dalam proses pengiriman, antara lain : packing slip, bill of lading, dan shipping
notice.
c. Billing
Setelah shipping notice diterima, pada saat itu, (1) sales invoice dicetak, (2)
pendebetan piutang pelanggan dengan jumlah yang ditagih, (3) catatan persediaan
dikurangi dengan jumlah barang yang telah dikirim, (4) sales order ditutup ke sales
history file, (5) record baru dibuat dalam sales invoice file, dan (6) jumlah penjualan
dan piutang diposting ke akun buku besar yang bersangkutan. Sales invoice akan
dikirimkan kepada pelanggan.
d. Preparing Analyses and Reports
Pada akhir hari, daftar tagihan dan ringkasan piutang akan dicetak. Daftar tagihan
adalah sebuah daftar transaksi penjualan yang terdiri dari data-data yang berkaitan
dengan tagihan penjualan yang disiapkan pada hari tersebut. Ringkasan piutang
menunjukkan perubahan pada akun pelanggan yang terjadi akibat transaksi pada hari
tersebut.
19
e. Handling Sales Returns and Allowances
Retur penjualan terjadi ketika pelanggan yang tidak puas mengirimkan kembali
seluruh atau sebagian barang yang telah dipesan. Untuk itu, memo kredit akan
disiapkan untuk mengurangi akun piutang pelanggan sebagai dampak dari retur
penjualan.
f. Processing Back Orders
Back order diperlukan ketika jumlah persediaan tidak mencukupi untuk memenuhi
semua pesanan. Back order melibatkan penyiapan form back order, menunjukkan
pelanggan yang memesan, nomor pemesanan, jumlah yang dibutuhkan, dan tanggal
permintaan. Form ini akan dikirimkan ke pemasok yang terpilih.”
2.1.4.7 Laporan-Laporan yang Digunakan Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan, Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas
Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p436-442),
”Laporan-laporan yang terkait dengan sistem informasi akuntansi, piutang dagang dan
penerimaan kas, sebagai berikut:
1. Operational listing and reports
Laporan atau daftar ini berupa kumpulan dari informasi transaksi
operasional/kegiatan sehari-hari perusahaan yang meliputi monthly statement, open
orders report, sales invoice register, shipping register, cash receipts journal, dan
credit memo register.
2. Inquiry display screens
Penyelidikan oleh karyawan klerikal yang lebih spesifik dan juga melibatkan data
yang relatif terbatas.
20
3. Scheduled managerial reports
Berupa berbagai macam laporan yang biasanya dipersiapkan secara periodik untuk
digunakan oleh manajer pemasaran, yang terdiri dari accounts receivable aging
schedule, reports on critical factors, sales analyses, dan cash flow statements.
4. Demand managerial report
Demand managerial reports adalah laporan khusus yang tidak dijadwalkan.
Informasinya juga digunakan terutama untuk pengambilan keputusan dan
pengendalian.”
2.1.5 Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
Menurut Mardiasmo (2009:p269), ”Pajak pertambahan nilai merupakan
pengganti dari pajak penjualan. Alasan penggantian ini karena pajak penjualan dirasa
sudah tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai
sasaran kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan penerimaan Negara,
mendorong ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak. Pajak pertambahan nilai
merupakan:
1. Pajak tidak langsung, dan
2. Pajak atas konsumsi dalam negeri.”
2.1.6 Sistem Pengendalian Internal
2.1.6.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Rama dan Jones (2006:p103), ”Pengendalian internal adalah proses
yang dipengaruhi oleh jajaran direksi, manajemen, dan personel lainnya, dengan tujuan
untuk menyediakan jaminan kepastian sehubungan dengan pencapaian suatu tujuan di
21
dalam beberapa kategori yaitu keefektifan dan efisiensi, laporan keuangan yang bisa
diandalkan dan kesesuaian dengan hukum serta regulasi yang berlaku”. Sedangkan
menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2003:p373), ”Pengendalian internal adalah suatu
proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam
suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan
dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut ini:
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c. Efektivitas dan efisiensi operasional.”
Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
adalah sebuah proses yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bertujuan untuk
melindungi kekayaan organisasi, mengecek keandalan informasi dalam pelaporan, dan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2.1.6.2 Komponen Sistem Pengendalian Internal
Menurut Rama dan Jones (2006:p105), ”Laporan COSO mengidentifikasikan
lima komponen pengendalian internal yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan
organisasi untuk mencapai tujuan pengendalian internal, yaitu sebagai berikut:
1. Control environment
Mengarah kepada beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk
mengendalikan kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut meliputi integritas,
nilai etika, dan filosofi manajemen serta cara operasi. Juga termasuk di dalamnya
cara pihak manajemen menentukan otoritas dan tanggung jawab, mengatur dan
22
mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari board of
directors.
2. Risk Assessment
Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap risiko yang dapat menghambat
pencapaian tujuan dari pengendalian internal.
3. Control Activities
Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk
menangani risiko yang mungkin dan risiko yang telah ada. Control activities
mencakup :
a. Performance reviews, kegiatan yang memiliki hubungan dengan analisis
terhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan
anggaran, standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya.
b. Segregation of duties, terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi
transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan juga untuk menjaga aset
yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda.
c. Application control, berkaitan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi.
d. General control, berkaitan dengan pengawasan yang lebih luas yang
berhubungan dengan berbagai aplikasi.
4. Information and Communication
Sistem Informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis maupun
manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses dan melaporkan
kejadian atas proses-proses yang terjadi di dalam suatu organisasi.
23
5. Monitoring
Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa
pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.”
2.1.7 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek
Analisis dan perancangan berorientasi objek atau object oriented analysis and
design (OOAD) mencakup analisis dan desain sebuah sistem dengan pendekatan objek,
yaitu analisis berorientasi objek (OOA) dan desain berorientasi objek (OOD).
a. Analisis berorientasi objek (object oriented analysis)
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p60), “Object oriented analysis
mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan
menampilkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
seluruh tugas tersebut”.
b. Desain berorientasi objek (object oriented design)
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p60), “Object oriented design
mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada orang-
orang dan alat-alat didalam sistem serta menunjukkan bagaimana objek-objek
tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari
setiap objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan
tertentu”.
2.1.7.1 Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p144), “Workflow adalah sequence
dari langkah-langkah pemrosesan yang menangani seluruh transaksi bisnis atau
24
permintaan dari pelanggan. Metodologi yang umumnya digunakan yaitu flowcharts dan
activity diagram. Activity diagram merupakan diagram alur kerja (workflow) sederhana
yang menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem) yang berbeda-beda, orang yang
melakukan setiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari aktivitas tersebut”.
2.1.7.2 Event Table
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p167), “Event adalah sesuatu yang
terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang dapat dijelaskan dan patut untuk diingat.
Event terbagi dalam 3 tipe, yaitu:
1. External event
Event yang terjadi diluar dari sistem, biasanya dimulai oleh external agent, yaitu
orang atau unit organisasi yang menyediakan atau menerima data dari sistem, tetapi
belum tentu mereka adalah pengguna dari sistem.
2. Temporal event
Event yang terjadi akibat dari tercapainya suatu titik waktu tertentu. Temporal event
berbeda dengan external event karena sistem ini akan menghasilkan output yang
dibutuhkan tanpa harus diperintah. Dengan kata lain, external agent tidak membuat
permintaan, tetapi sistem akan menghasilkan informasi atau output yang dibutuhkan
ketika informasi tersebut dibutuhkan.
3. State event
Event yang akan terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem, sehingga memicu
adanya kebutuhan untuk pemrosesan.”
25
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p174), “Event table adalah sebuah
pedoman dari use case yang menjabarkan event di dalam baris dan potongan-potongan
kunci informasi mengenai tiap-tiap event di dalam kolom. Sebuah event table terdiri dari
baris dan kolom yang mewakili event dan detailnya. Informasi yang ditampilkan dalam
event table terdiri dari:
1. Event
Peristiwa yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu.
2. Trigger
Sinyal yang memberitahu sistem bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik karena
adanya data yang harus diproses maupun karena suatu titik waktu tertentu.
3. Source
External agent yang memberikan data kedalam sistem.
4. Use Case
Apa yang dilakukan sistem ketika suatu peristiwa terjadi.
5. Response
Keluaran atau output yang dihasilkan oleh sistem.
6. Destination
External agent yang menerima data dari sistem.”
2.1.7.3 Use Case
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p175), “Use case adalah aktivitas
yang dilakukan oleh sistem dalam merespon event yang terjadi.“
26
2.1.7.4 Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p185), “Class diagram merupakan
diagram yang digunakan untuk menentukan problem domain classes. Pada class
diagram, kotak segi empat menggambarkan class dan garis yang menghubungkan antar
kotak segi empat (class) tersebut menunjukkan asosiasi antar class.”
Format yang digunakan untuk menentukan masing-masing atribut:
1. Attribute visibility
Visibility menunjukkan apakah object lain dapat mengakses attribute secara
langsung atau tidak. Tanda + (plus) mengindikasikan attribute dapat terlihat atau
public, dan tanda - (minus) menandakan bahwa attribute tidak dapat terlihat atau
private.
2. Attribute name
3. Type-expression
Dapat berupa character, string, integer, number, currency, atau date.
4. Initial value
5. Property
Ditempatkan dalam kurung kurawal. Contohnya: {key}.
Format yang digunakan dalam method list:
1. Method visibility
2. Method name
3. Type-expression: tipe dari return parameter dari method.
4. Method parameter list: argument yang masuk.
27
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p189), “Ada dua hirarki dalam
notasi class diagram, yaitu:
1. Generalization/specialization notation
Generalization/specialization didasarkan oleh pengelompokan hal-hal berdasarkan
persamaan dan perbedaan. Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan
jenis yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor,
sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokan
jenis-jenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil
sport, sedan, jeep, dan sebagainya. Generalization/specialization hierarchy
digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus.
2. Whole-part hierarchy notation
Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan antara sebuah objek
dengan komponennya. Ada dua jenis whole-part hierarchies, yaitu aggregation dan
composition. Aggregation digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan
antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagian-
bagain tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan composition
digunakan untuk menggambarkan hubungan keterikatan yang lebih kuat, dimana
tiap-tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah.”
2.1.7.5 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p315), ”System sequence diagam
digunakan untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use case
tunggal atau scenario. Sebuah system sequence diagram menggambarkan interaksi
28
antara sistem dengan dunia luar yang direpresentsikan oleh actor. Sistem itu sendiri
diperlakukan sebagai object tunggal yang dinamakan dengan :System.”
2.1.7.6 Data Access Layer Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p322-323), “Prinsip pemisahan
tanggung jawab diberlakukan pada data access layer. Pada sistem yang besar atau rumit
sangat wajar untuk membuat kelas-kelas yang memiliki tanggung jawab yang erat untuk
menjalankan perintah database SQL, mendapatkan hasil dari query, dan menyediakan
informasi untuk domain layer.”
Perbedaan antara bahasa pemograman dan bahasa database sebagian didorong
tren ke multilayer design. Desain, pemrograman, dan pemeliharaan suatu sistem lebih
mudah jika kelas-kelas yang terpisah dibatasi untuk mengakses database dan mengambil
data yang ada di form yang kondusif untuk diproses didalam komputer.
2.1.7.7 Interface
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p441-442), ”Interface adalah
tempat dimana sistem informasi menangkap input dan menghasilkan output, serta
terjadinya input dan output antara system dan lingkungannya. Ada dua tipe dari interface
yaitu user interface dan system interface. User interface bagian dari sistem informasi
yang membutuhkan interaksi dari user untuk menghasilkan input dan output.”
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p454-457) ”Untuk meningkatkan
kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk memiliki system interface yang dirancang
dengan baik. Shneiderman mendekripsikan panduan untuk desain interaksi yang baik
dalam "The Eight Golden Rules for Designing Interactive Interface", yaitu:
29
1. Strive for consistency (konsistensi)
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan
pada prompt, menu, serta layar bantuan.
2. Enable frequent users to use shortcuts (memungkinkan pengguna untuk
menggunakan shortcuts)
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan
interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan
fasilitas makro.
3. Offer information feedback ( memberikan umpan balik yang informatif)
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik.
Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan
umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting,
maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika
salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
4. Design dialogs to yield closure (merancang dialog untuk menghasilkan suatu
penutupan)
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal,
tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa
cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan
berikutnya.
5. Offer simple error handling (memberikan penanganan kesalahan yang sederhana)
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan
kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan
30
cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
6. Permits easy reversal of actions (mudah kembali ke tindakan sebelumnya)
Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena pengguna mengetahui
kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk
mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.
7. Support internal focus of control (mendukung tempat pengendalian internal)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang
dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.
Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator
daripada responden.
8. Reduce short-term memory load (mengurangi beban ingatan jangka pendek)
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak
tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan
untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.”
2.1.7.8 Desain Basis Data
Menurut Indrajani (2011:p51), “Desain basis data adalah proses membuat desain
yang akan mendukung operasional dan tujuan perusahaan. Tujuan desain basis data
adalah:
1. Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan oleh aplikasi dan user view.
2. Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang diperlukan.
3. Memspesifikasikan desain dengan struktur yang sesuai dengan kebutuhan sistem.”
31
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mendesain basis data, yaitu:
1. Top-down
Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-down dapat diilustrasikan
menggunakan entity relationship (ER) model yang high level, lalu
mengidentifikasikan entity, dan relationship antar entity organisasi. Pendekatan ini
sesuai bagi basis data yang kompleks.
2. Bottom-up
Dimulai dari level dasar attribute menganalisa hubungan antar attribute,
mengelompokkannya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe entity dan relasi
antara entity. Pendekatan ini sesuai bagi basis data dengan jumlah attribute yang
sedikit.
3. Inside – out
Mirip seperti pendekatan bottom-up, perbedaannya adalah pada tahap awal
mengidentifikasi major entity lalu menguraikannya menjadi entity relasi dan
attribute yang berhubungan dengan major entity.
4. Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down.
2.1.7.9 Teori Normalisasi
Menurut Indrajani (2011:p57-58), “Normalisasi adalah suatu tekhnik dengan
pendekatan bottom up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan hubungan,
dimulai dari menguji hubungan, yaitu functional dependencies antara atribut. Pengertian
lainya adalah suatu tekhnik yang menghasilkan sekumpulan hubungan dengan sifat-sifat
yang di inginkan dan memenuhi kebutuhan perusahaan.”
32
Tujuan normalisasi
Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan kesesuaian hubungan yang
mendukung data untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Adapun karakteristik
hubungan tersebut mencakup :
1. Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan perusahaan.
2. Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional
dependencies.
3. Minimal duplikasi untuk tiap atribut.
Peranan normalisasi dalam perancangan basis data
Normalisasi adalah suatu teknik formal yang dapat digunakan dalam perancangan basis
data. Peranan normalisasi dalam hal ini adalah dalam penggunaaan pendekatan bottom
up dan teknik validasi. Teknik validasi digunakan untuk memeriksa apakah struktur
relasi yang dihasilkan oleh ER modeling itu baik atau tidak baik .
Terdapat enam bentuk normalisasi yang biasa di gunakan, yaitu:
1. First normal form (1NF) atau normalisasi tingkat 1.
2. Second normal form (2NF) atau normalisasi tingkat 2.
3. Third normal form (3NF) atau normalisasi tingkat 3.
4. Boyce-codd normal form (BCNF).
5. Four normal form (4NF).
6. Five normal form (5NF).
33
2.2 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 mengambarkan dan menjelaskan kerangka pikir mengenai penulisan
dari skripsi ini.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
34
Pembangunan aplikasi ini menggunakan fase dari pengembangan system dimana
terdapat 4 fase yaitu fase inisiasi, fase analisis, fase perancangan & pengembangan, dan
fase implementasi. Pada fase awal yaitu fase inisiasi, diawali dengan persiapan dalam
mengumpulkan data-data mengenai gambaran umum perusahaan seperti visi dan misi,
tugas dan wewenang, serta Standard Operating Procedures (SOP) yang berhubungan
dengan proses penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas.
Selanjutnya data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis
data diawali dengan menganalisis SOP yang ada yaitu SOP yang berkaitan dengan
proses penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas, kemudian dari tiap SOP tersebut
akan ditelusuri aktivitas di dalam sistem, untuk acuan use case pada fase perancangan.
Desain dilakukan dengan membuat usecase berdasarkan rancangan fitur yang
telah dibuat, kemudian melakukan deskripsi usecase diagram secara detail yaitu dengan
usecase description. Domain class diagram diperoleh dari pengembangan usecase
descrption yang memberikan penjelasan mengenai alur data pada aplikasi yang akan
dirancang. Kemudian dari domain class diagram tersebut akan dibuat first cut diagram
yang lebih menjelaskan mengenai alur data beserta tipe datanya. Data access sequence
diagram menjelaskan apa yang dilakukan actor pada objek-objek dan database yang
akan dirancang. Updated Class Diagram dan Package diagram dapat dibuat melalui
Data access sequence diagram. Rancangan interface merupakan hasil output dari
diagram-diagram yang telah dirancang. Development dilakukan dengan menggunakan
pemograman VB.net, database dengan Microsoft SQL.
Implementasi dirancang dengan membuat spesifikasi hardware dan software
diengan menyesuaikan dengan kondisi IT pada PT. Kimia Farma Trading &
35
Distribution. Rancangan implementasi (jadwal) dibuat dengan menggunakan Gantt
Chart.
36

Contenu connexe

Tendances

Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)
Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)
Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)RaniaRaniaJuita
 
SIA : konsep basis data relasional
SIA :   konsep basis data relasionalSIA :   konsep basis data relasional
SIA : konsep basis data relasionalTheresia Magdalena
 
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...rian rian
 
Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...
Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...
Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...SeptiHendarwati
 
Makalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi AkuntansiMakalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi Akuntansiagarirs
 
Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014
Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014
Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014RizkytaSalsabila
 
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...rian rian
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...SarahFarhani
 
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAANSISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAANKartika Dwi Rachmawati
 
Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...
Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...
Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...ynsinaga
 
Pengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuangan
Pengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuanganPengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuangan
Pengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuanganrian rian
 
Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...
Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...
Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...Lia Sapoean
 
Kelompok sia 5 implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...
Kelompok sia 5  implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...Kelompok sia 5  implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...
Kelompok sia 5 implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...NURAIFANSUNTIA1
 
4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...
4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...
4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...ShalsabillaDMutiara
 

Tendances (20)

Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)
Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)
Artikel sia 1 & lab rania juita 43219110113 (19-03-2021)
 
Kelompok 07 (tugas pertemuan 9)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 9)Kelompok 07 (tugas pertemuan 9)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 9)
 
SIA : konsep basis data relasional
SIA :   konsep basis data relasionalSIA :   konsep basis data relasional
SIA : konsep basis data relasional
 
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
 
Sistem informasi akuntansi penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualanSistem informasi akuntansi penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualan
 
Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...
Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...
Tugas 10, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep ba...
 
Sia pdf
Sia pdfSia pdf
Sia pdf
 
Makalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi AkuntansiMakalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi Akuntansi
 
Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014
Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014
Tugas 15 sia sistem buku besar dan pelaporan rizkyta salsabila 33219010014
 
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem pela...
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan dan pengem...
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAANSISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
 
Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...
Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...
Tugas sim, yenni nalam sinaga, yananto mahadi putra, sistem informasi untuk p...
 
Pengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuangan
Pengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuanganPengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuangan
Pengaplikasian dan implementasi sistem buku besar dan pelaporan keuangan
 
Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...
Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...
Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, definisi sistem informasi, tinjauan...
 
Kelompok sia 5 implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...
Kelompok sia 5  implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...Kelompok sia 5  implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...
Kelompok sia 5 implementasi konsep sistem pengolah transaksi keuangan pada p...
 
4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...
4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...
4. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Definisi Sistem Informasi dan Tinjauan...
 
Pertemuan 1dan 2
Pertemuan 1dan 2Pertemuan 1dan 2
Pertemuan 1dan 2
 
sistem informasi akuntansi
sistem informasi akuntansi sistem informasi akuntansi
sistem informasi akuntansi
 

Similaire à SIAK PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1Ownskin
 
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...fathad
 
SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...
SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...
SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...pujirahayum99
 
Sistem informasi akutansi
Sistem informasi akutansiSistem informasi akutansi
Sistem informasi akutansisdcahyo
 
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaranSistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaranUlmi_Kalsum
 
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11FarhanFadhlillah1
 
TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...
TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...
TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...Gita Oktavianti
 
Modul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siaModul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siasdcahyo
 
Diah priantika 43218010180 tm5
Diah priantika 43218010180 tm5Diah priantika 43218010180 tm5
Diah priantika 43218010180 tm5diahpriantika
 
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docxTugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx43222110021
 
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5FarhanFadhlillah1
 
Sistem informasi akuntansi -siklus pendapatan
Sistem informasi akuntansi -siklus pendapatanSistem informasi akuntansi -siklus pendapatan
Sistem informasi akuntansi -siklus pendapatanRamdoni Rdi
 
Aplikasi konsep basis data relasional pada sistem siklus produksi
Aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem siklus produksiAplikasi konsep basis data  relasional pada sistem siklus produksi
Aplikasi konsep basis data relasional pada sistem siklus produksirian rian
 
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018dechavns
 
Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...
Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...
Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...Nany Saryono Putri
 
Tugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemenTugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemenDonny_suryo
 
Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...
Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...
Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...Hanifah Fuadah
 

Similaire à SIAK PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS (20)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1
 
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENER...
 
SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...
SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...
SIPI, Puji Rahayu, HapziALi, Tugas uts implementasi sistem informasi dan peng...
 
Kelompok 07 (tugas pertemuan 2)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 2)Kelompok 07 (tugas pertemuan 2)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 2)
 
Sistem informasi akutansi
Sistem informasi akutansiSistem informasi akutansi
Sistem informasi akutansi
 
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaranSistem informasi akuntansi   siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan siklus pengeluaran
 
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm11
 
TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...
TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...
TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAP...
 
Modul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siaModul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah sia
 
Diah priantika 43218010180 tm5
Diah priantika 43218010180 tm5Diah priantika 43218010180 tm5
Diah priantika 43218010180 tm5
 
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docxTugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
 
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
 
Sistem informasi akuntansi -siklus pendapatan
Sistem informasi akuntansi -siklus pendapatanSistem informasi akuntansi -siklus pendapatan
Sistem informasi akuntansi -siklus pendapatan
 
Aplikasi konsep basis data relasional pada sistem siklus produksi
Aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem siklus produksiAplikasi konsep basis data  relasional pada sistem siklus produksi
Aplikasi konsep basis data relasional pada sistem siklus produksi
 
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, informasi dalam praktik, 2018
 
Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...
Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...
Si & pi, nany saryono putri, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntan...
 
Minggu 1-4
Minggu 1-4Minggu 1-4
Minggu 1-4
 
Minggu 1-4
Minggu 1-4Minggu 1-4
Minggu 1-4
 
Tugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemenTugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemen
 
Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...
Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...
Si & pi, hanifah fuadah, hapzi ali, sistem informasi dan tinjauan sia, univer...
 

SIAK PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS

  • 1. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Gelinas dan Dull (2008:p13), ”Sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang umumnya terdiri dari serangkaian komponen berbasis komputer dan komponen manual dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta memberikan informasi output kepada pengguna”. Sedangkan menurut O’Brien (2005:p6), “Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan serangkaian komponen yang terdiri dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya yang dapat diproses menjadi suatu informasi yang akan diberikan kepada user atau suatu organisasi. 2.1.2 Pengertian Akuntansi Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:p8), ”Akuntansi dapat diartikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan pelaporan-pelaporan kepada pihak yang berkepentingan tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan kondisi dari suatu bisnis”. Sedangkan menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007:p4-5), ”Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan
  • 2. peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para penggguna yang berkepentingan”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengumpulkan dan mencatat data ekonomi dari aktivitas bisnis perusahaan dan kemudian memprosesnya menjadi sebuah laporan yang berguna di dalam pembuatan keputusan untuk berbagai pihak pemakai, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. 2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Sarosa (2009:p13), ”Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, serta memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna di dalam membuat suatu keputusan”. Sedangkan menurut Rama dan Jones (2006:p5), ”Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari SIM (sistem informasi manajemen) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dari transaksi akuntansi yang rutin”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi yang dapat mengumpulkan, mencatat, menyimpan, serta memproses data sehingga dapat menyediakan informasi akuntansi dan keuangan yang berguna untuk pengambilan suatu keputusan. 2.1.3.2 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p8), ”Tujuan sistem informasi akuntansi diantaranya sebagai berikut: 10
  • 3. 1. Mendukung operasional sehari-hari Di dalam kegiatan operasional sehari-hari, perusahaan melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang biasa disebut transaksi. 2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pihak pengambil keputusan internal Manajer perusahaan merupakan pihak pembuat keputusan utama yang akan menggunakan hasil dari pemrosesan transaksi. Untuk itu, tujuan sistem informasi akuntansi yaitu memberikan informasi bagi pihak pengambilan keputusan. 3. Memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan pekerjaan Perusahaan harus memenuhi kewajibannya yaitu memberi informasi kepada pihak pengguna eksternal seperti investor, kreditur, penagih pajak dan lainnya.” Menurut Rama dan Jones (2006:p6), ”Kegunaan dari sistem informasi akuntansi antara lain, sebagai berikut: 1. Menghasilkan laporan-laporan eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan- laporan khusus yang dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditur, penagih pajak dan lainnya. 2. Mendukung aktivitas rutin Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk mendukung aktivitas rutin di dalam perusahaan untuk siklus operasi perusahaan seperti penerimaan pesanan, pengiriman barang, penagihan piutang, hingga penerimaan kas. 11
  • 4. 3. Mendukung pengambilan keputusan Informasi pun dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang bersifat non-rutin pada semua tingkat organisasi, seperti informasi mengenai produk yang paling laku terjual dan informasi mengenai pelanggan yang melakukan pembelian terbanyak. Informasi tersebut penting untuk perencanaan produk baru, untuk memutuskan produk yang mana yang harus selalu tersedia serta cara untuk memasarkan produk kepada pelanggan. 4. Perencanaan dan pengendalian Sistem informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar akan disimpan menggunakan sistem informasi agar dapat dirancang laporan untuk membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan jumlah yang sesungguhnya. 5. Mengimplementasikan pengendalian internal Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan dan untuk memelihara akurasi data keuangan. Hal tersebut dapat tercapai dan berhasil dengan membangun pengendalian ke dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi.” 2.1.3.3 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006:p6), dapat disimpulkan bahwa ”Sistem informasi akuntansi memiliki enam komponen, yaitu: 1. Orang Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan menjalankan berbagai fungsi. 12
  • 5. 2. Prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi Prosedur dan instruksi baik manual maupun terotomatisasi yang terlibat di dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai kegiatan organisasi. 3. Data Data mengenai organisasi dan proses bisnis dari organisasi. 4. Software Software yang digunakan untuk mengolah data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peripheral devices, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mentransmisikan data serta informasi. 6. Pengendalian internal dan langkah pengamanan Pengendalian yang dilakukan untuk menjaga keamanan data di dalam sistem informasi akuntansi.” 2.1.3.4 Siklus Pemrosesan Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006:p29), ”Siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, hingga penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi menjadi lima subsistem, antara lain: 1. Revenue cycle (siklus pendapatan), terjadi dari transaksi penjualan hingga penerimaan kas. 13
  • 6. 2. Expenditure cycle (siklus pengeluaran), terdiri dari transaksi pembelian dan pengeluaran kas. 3. Human Resource/Payroll cycle (siklus sumber daya manusia), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan tenaga kerja dan pembayaran gaji untuk tenaga kerja. 4. Production cycle (siklus produksi), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/jasa yang siap untuk dipasarkan. 5. Financing cycle (siklus keuangan perusahaan), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.” 2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Dagang dan Penerimaan Kas 2.1.4.1 Pengertian Penjualan Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005p232), ”Penjualan merupakan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang dijual, baik secara tunai maupun secara kredit”. Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:p909), dapat disimpulkan bahwa yang termasuk transaksi penjualan adalah “(1) penjualan produk dan (2) penyediaan jasa”. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah pemindahan manfaat dan hak kepemilikan barang atau jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai. 2.1.4.2 Pengertian Piutang Dagang Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:p318), ”Piutang adalah klaim yang diberikan terhadap pelanggan dan yang lainnya untuk mendapatkan uang, barang 14
  • 7. atau pun jasa”. Sedangkan menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007:p512), ”Piutang adalah jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seseorang atau perusahaan lain”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa piutang dagang adalah klaim yang diberikan kepada pelanggan yang timbul sebagai akibat dari pertukaran manfaat ekonomis dan diharapkan dapat berubah menjadi kas di dalam jangka waktu yang singkat. 2.1.4.3 Pengertian Penerimaan Kas Menurut Romney dan Steinbart (2006:p371), ”Aktivitas terakhir di dalam siklus pendapatan berhubungan dengan penerimaan kas. Kasir akan melaporkan penerimaan, menangani remittance pelanggan dan akan menyetorkan uang ke bank”. Sedangkan menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:p284), ”Kas termasuk uang koin, uang kertas, cek, money order dan deposito yang tersedia untuk langsung digunakan baik yang ada di bank maupun di institusi keuangan lainnya”. Dari uraian tersebut, penerimaan kas digunakan sebagai sumber dana bagi suatu perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Penerimaan kas dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu penerimaan kas dalam bentuk tunai dan penerimaan kas dalam bentuk cek, giro, serta transfer melalui bank. 2.1.4.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p416), ”Tujuan sistem informasi akuntansi penjualan, sebagai berikut: 1. Mencatat order penjualan secara akurat dan cepat. 2. Mengidentifikasi pelanggan yang layak untuk mendapatkan kredit. 15
  • 8. 3. Mengirimkan produk atau melakukan pelayanan pada waktu yang tepat. 4. Menagih piutang kepada pelanggan secara tepat waktu. 5. Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas secara tepat dan akurat. 6. Memposting penjualan dan penerimaan kas ke account yang berhubungan ke dalam buku besar piutang. 7. Mengamankan produk hingga saat pengiriman. 8. Mengamankan kas sampai deposit.” 2.1.4.5 Dokumen-Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p419), ”Dokumen-dokumen yang yang dibutuhkan di dalam sistem informasi akuntansi penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas adalah sebagai berikut: 1. Costumer order Berupa pesanan pembelian yang diterima dari pelanggan atau berupa formulir yang dipersiapkan oleh karyawan penjualan dari perusahaan penjual. 2. Sales order Berupa dokumen yang diterbitkan perusahaan berdasarkan pesanan pelanggan. 3. Picking list Berupa salinan pesanan yang merupakan dokumen terpisah yang dikirmkan ke bagian gudang dan untuk mengambil barang yang telah dipesan. 4. Packing slip Berupa salinan dari picking list yang ditempelkan pada barang untuk persiapan pengiriman. 16
  • 9. 5. Shipping notice Dokumen yang digunakan sebagai bukti pengiriman barang. 6. Sales invoice Berupa dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan untuk menyatakan berapa jumlah penjualan. 7. Remitance advice Berupa dokumen yang menunjukkan penerimaan kas dari pelanggan. 8. Deposit slip Dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank. 9. Back order Berupa dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persediaan tidak mencukupi pesanan dari pelanggan. 10. Credit memo Berupa dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan untuk pengembalian penjualan dan penyisihan penjualan. 11. Credit application Berupa formulir yang dipersiapkan ketika pelanggan mengajukan kredit. 12. Sales person call report Berupa dokumen yang digunakan untuk menggambarkan panggilan yang dibuat oleh bagian penjualan kepada pelanggan yang potensial dan mengidentifikasi hasil dari panggilan tersebut. 13. Delinquent notice Berupa catatan yang dikirimkan kepada pelanggan yang telah melewati batas saldo kredit. 17
  • 10. 14. Right of notice Berupa dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika akun dinyatakan tidak dapat tertagih. 15. Write off notice Berupa dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika sebuah akun piutang telah dipertimbangkan tidak dapat tertagih. 16. Bill of lading Berupa dokumen pengiriman yang digunakan untuk suatu perusahaan pengiriman yang akan mengirimkan produk. 17. Cash register receipt Berupa dokumen yang digunakan oleh retailer untuk menggambarkan penerimaan kas.” 2.1.4.6 Prosedur-Prosedur dalam Sistem Informasi Penjualan, Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p422-428), ”Prosedur-prosedur di dalam sistem informasi penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas sebagai berikut: a. Order Entry Setiap pesanan dari pelanggan dimasukkan ke dalam sebuah formulir penjualan berdasarkan formulir pesanan pembelian dari pelanggan atau pesanan melalui telepon. Langkah awal yang dilakukan dalam memasukkan pesanan adalah pengecekan apakah jumlah barang yang dipesan telah tersedia. Apabila jumlah barang yang ada tidak mencukupi, maka akan dilakukan proses back order. 18
  • 11. Kemudian akan dilakukan pengecekan status kredit pelanggan dengan membandingkan jumlah limit kredit dengan total piutang ditambah dengan total pesanan penjualan. Apabila semua kebijakan kredit telah terpenuhi, maka akan dibuat costumer order acknowledgement untuk pelanggan, picking list untuk bagian gudang, dan salinan file cadangan. b. Shipping Apabila barang yang dipesan telah dipersiapkan oleh bagian gudang, maka proses selanjutnya adalah proses pengiriman barang. Beberapa dokumen yang diperlukan di dalam proses pengiriman, antara lain : packing slip, bill of lading, dan shipping notice. c. Billing Setelah shipping notice diterima, pada saat itu, (1) sales invoice dicetak, (2) pendebetan piutang pelanggan dengan jumlah yang ditagih, (3) catatan persediaan dikurangi dengan jumlah barang yang telah dikirim, (4) sales order ditutup ke sales history file, (5) record baru dibuat dalam sales invoice file, dan (6) jumlah penjualan dan piutang diposting ke akun buku besar yang bersangkutan. Sales invoice akan dikirimkan kepada pelanggan. d. Preparing Analyses and Reports Pada akhir hari, daftar tagihan dan ringkasan piutang akan dicetak. Daftar tagihan adalah sebuah daftar transaksi penjualan yang terdiri dari data-data yang berkaitan dengan tagihan penjualan yang disiapkan pada hari tersebut. Ringkasan piutang menunjukkan perubahan pada akun pelanggan yang terjadi akibat transaksi pada hari tersebut. 19
  • 12. e. Handling Sales Returns and Allowances Retur penjualan terjadi ketika pelanggan yang tidak puas mengirimkan kembali seluruh atau sebagian barang yang telah dipesan. Untuk itu, memo kredit akan disiapkan untuk mengurangi akun piutang pelanggan sebagai dampak dari retur penjualan. f. Processing Back Orders Back order diperlukan ketika jumlah persediaan tidak mencukupi untuk memenuhi semua pesanan. Back order melibatkan penyiapan form back order, menunjukkan pelanggan yang memesan, nomor pemesanan, jumlah yang dibutuhkan, dan tanggal permintaan. Form ini akan dikirimkan ke pemasok yang terpilih.” 2.1.4.7 Laporan-Laporan yang Digunakan Dalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Dagang, dan Penerimaan Kas Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, dan Wong-On-Wing (2000:p436-442), ”Laporan-laporan yang terkait dengan sistem informasi akuntansi, piutang dagang dan penerimaan kas, sebagai berikut: 1. Operational listing and reports Laporan atau daftar ini berupa kumpulan dari informasi transaksi operasional/kegiatan sehari-hari perusahaan yang meliputi monthly statement, open orders report, sales invoice register, shipping register, cash receipts journal, dan credit memo register. 2. Inquiry display screens Penyelidikan oleh karyawan klerikal yang lebih spesifik dan juga melibatkan data yang relatif terbatas. 20
  • 13. 3. Scheduled managerial reports Berupa berbagai macam laporan yang biasanya dipersiapkan secara periodik untuk digunakan oleh manajer pemasaran, yang terdiri dari accounts receivable aging schedule, reports on critical factors, sales analyses, dan cash flow statements. 4. Demand managerial report Demand managerial reports adalah laporan khusus yang tidak dijadwalkan. Informasinya juga digunakan terutama untuk pengambilan keputusan dan pengendalian.” 2.1.5 Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Menurut Mardiasmo (2009:p269), ”Pajak pertambahan nilai merupakan pengganti dari pajak penjualan. Alasan penggantian ini karena pajak penjualan dirasa sudah tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai sasaran kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan penerimaan Negara, mendorong ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak. Pajak pertambahan nilai merupakan: 1. Pajak tidak langsung, dan 2. Pajak atas konsumsi dalam negeri.” 2.1.6 Sistem Pengendalian Internal 2.1.6.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones (2006:p103), ”Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh jajaran direksi, manajemen, dan personel lainnya, dengan tujuan untuk menyediakan jaminan kepastian sehubungan dengan pencapaian suatu tujuan di 21
  • 14. dalam beberapa kategori yaitu keefektifan dan efisiensi, laporan keuangan yang bisa diandalkan dan kesesuaian dengan hukum serta regulasi yang berlaku”. Sedangkan menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2003:p373), ”Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan. b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. c. Efektivitas dan efisiensi operasional.” Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah sebuah proses yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bertujuan untuk melindungi kekayaan organisasi, mengecek keandalan informasi dalam pelaporan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 2.1.6.2 Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones (2006:p105), ”Laporan COSO mengidentifikasikan lima komponen pengendalian internal yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan pengendalian internal, yaitu sebagai berikut: 1. Control environment Mengarah kepada beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk mengendalikan kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut meliputi integritas, nilai etika, dan filosofi manajemen serta cara operasi. Juga termasuk di dalamnya cara pihak manajemen menentukan otoritas dan tanggung jawab, mengatur dan 22
  • 15. mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari board of directors. 2. Risk Assessment Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan dari pengendalian internal. 3. Control Activities Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menangani risiko yang mungkin dan risiko yang telah ada. Control activities mencakup : a. Performance reviews, kegiatan yang memiliki hubungan dengan analisis terhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya. b. Segregation of duties, terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan juga untuk menjaga aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda. c. Application control, berkaitan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi. d. General control, berkaitan dengan pengawasan yang lebih luas yang berhubungan dengan berbagai aplikasi. 4. Information and Communication Sistem Informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis maupun manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses dan melaporkan kejadian atas proses-proses yang terjadi di dalam suatu organisasi. 23
  • 16. 5. Monitoring Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.” 2.1.7 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Analisis dan perancangan berorientasi objek atau object oriented analysis and design (OOAD) mencakup analisis dan desain sebuah sistem dengan pendekatan objek, yaitu analisis berorientasi objek (OOA) dan desain berorientasi objek (OOD). a. Analisis berorientasi objek (object oriented analysis) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p60), “Object oriented analysis mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menampilkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh tugas tersebut”. b. Desain berorientasi objek (object oriented design) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p60), “Object oriented design mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada orang- orang dan alat-alat didalam sistem serta menunjukkan bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari setiap objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu”. 2.1.7.1 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p144), “Workflow adalah sequence dari langkah-langkah pemrosesan yang menangani seluruh transaksi bisnis atau 24
  • 17. permintaan dari pelanggan. Metodologi yang umumnya digunakan yaitu flowcharts dan activity diagram. Activity diagram merupakan diagram alur kerja (workflow) sederhana yang menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem) yang berbeda-beda, orang yang melakukan setiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari aktivitas tersebut”. 2.1.7.2 Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p167), “Event adalah sesuatu yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang dapat dijelaskan dan patut untuk diingat. Event terbagi dalam 3 tipe, yaitu: 1. External event Event yang terjadi diluar dari sistem, biasanya dimulai oleh external agent, yaitu orang atau unit organisasi yang menyediakan atau menerima data dari sistem, tetapi belum tentu mereka adalah pengguna dari sistem. 2. Temporal event Event yang terjadi akibat dari tercapainya suatu titik waktu tertentu. Temporal event berbeda dengan external event karena sistem ini akan menghasilkan output yang dibutuhkan tanpa harus diperintah. Dengan kata lain, external agent tidak membuat permintaan, tetapi sistem akan menghasilkan informasi atau output yang dibutuhkan ketika informasi tersebut dibutuhkan. 3. State event Event yang akan terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem, sehingga memicu adanya kebutuhan untuk pemrosesan.” 25
  • 18. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p174), “Event table adalah sebuah pedoman dari use case yang menjabarkan event di dalam baris dan potongan-potongan kunci informasi mengenai tiap-tiap event di dalam kolom. Sebuah event table terdiri dari baris dan kolom yang mewakili event dan detailnya. Informasi yang ditampilkan dalam event table terdiri dari: 1. Event Peristiwa yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu. 2. Trigger Sinyal yang memberitahu sistem bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik karena adanya data yang harus diproses maupun karena suatu titik waktu tertentu. 3. Source External agent yang memberikan data kedalam sistem. 4. Use Case Apa yang dilakukan sistem ketika suatu peristiwa terjadi. 5. Response Keluaran atau output yang dihasilkan oleh sistem. 6. Destination External agent yang menerima data dari sistem.” 2.1.7.3 Use Case Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p175), “Use case adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem dalam merespon event yang terjadi.“ 26
  • 19. 2.1.7.4 Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p185), “Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menentukan problem domain classes. Pada class diagram, kotak segi empat menggambarkan class dan garis yang menghubungkan antar kotak segi empat (class) tersebut menunjukkan asosiasi antar class.” Format yang digunakan untuk menentukan masing-masing atribut: 1. Attribute visibility Visibility menunjukkan apakah object lain dapat mengakses attribute secara langsung atau tidak. Tanda + (plus) mengindikasikan attribute dapat terlihat atau public, dan tanda - (minus) menandakan bahwa attribute tidak dapat terlihat atau private. 2. Attribute name 3. Type-expression Dapat berupa character, string, integer, number, currency, atau date. 4. Initial value 5. Property Ditempatkan dalam kurung kurawal. Contohnya: {key}. Format yang digunakan dalam method list: 1. Method visibility 2. Method name 3. Type-expression: tipe dari return parameter dari method. 4. Method parameter list: argument yang masuk. 27
  • 20. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p189), “Ada dua hirarki dalam notasi class diagram, yaitu: 1. Generalization/specialization notation Generalization/specialization didasarkan oleh pengelompokan hal-hal berdasarkan persamaan dan perbedaan. Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokan jenis-jenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil sport, sedan, jeep, dan sebagainya. Generalization/specialization hierarchy digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus. 2. Whole-part hierarchy notation Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan antara sebuah objek dengan komponennya. Ada dua jenis whole-part hierarchies, yaitu aggregation dan composition. Aggregation digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagian- bagain tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan composition digunakan untuk menggambarkan hubungan keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah.” 2.1.7.5 System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p315), ”System sequence diagam digunakan untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use case tunggal atau scenario. Sebuah system sequence diagram menggambarkan interaksi 28
  • 21. antara sistem dengan dunia luar yang direpresentsikan oleh actor. Sistem itu sendiri diperlakukan sebagai object tunggal yang dinamakan dengan :System.” 2.1.7.6 Data Access Layer Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p322-323), “Prinsip pemisahan tanggung jawab diberlakukan pada data access layer. Pada sistem yang besar atau rumit sangat wajar untuk membuat kelas-kelas yang memiliki tanggung jawab yang erat untuk menjalankan perintah database SQL, mendapatkan hasil dari query, dan menyediakan informasi untuk domain layer.” Perbedaan antara bahasa pemograman dan bahasa database sebagian didorong tren ke multilayer design. Desain, pemrograman, dan pemeliharaan suatu sistem lebih mudah jika kelas-kelas yang terpisah dibatasi untuk mengakses database dan mengambil data yang ada di form yang kondusif untuk diproses didalam komputer. 2.1.7.7 Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p441-442), ”Interface adalah tempat dimana sistem informasi menangkap input dan menghasilkan output, serta terjadinya input dan output antara system dan lingkungannya. Ada dua tipe dari interface yaitu user interface dan system interface. User interface bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk menghasilkan input dan output.” Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:p454-457) ”Untuk meningkatkan kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk memiliki system interface yang dirancang dengan baik. Shneiderman mendekripsikan panduan untuk desain interaksi yang baik dalam "The Eight Golden Rules for Designing Interactive Interface", yaitu: 29
  • 22. 1. Strive for consistency (konsistensi) Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. 2. Enable frequent users to use shortcuts (memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcuts) Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. 3. Offer information feedback ( memberikan umpan balik yang informatif) Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. 4. Design dialogs to yield closure (merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan) Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. 5. Offer simple error handling (memberikan penanganan kesalahan yang sederhana) Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan 30
  • 23. cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6. Permits easy reversal of actions (mudah kembali ke tindakan sebelumnya) Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. 7. Support internal focus of control (mendukung tempat pengendalian internal) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8. Reduce short-term memory load (mengurangi beban ingatan jangka pendek) Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.” 2.1.7.8 Desain Basis Data Menurut Indrajani (2011:p51), “Desain basis data adalah proses membuat desain yang akan mendukung operasional dan tujuan perusahaan. Tujuan desain basis data adalah: 1. Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan oleh aplikasi dan user view. 2. Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang diperlukan. 3. Memspesifikasikan desain dengan struktur yang sesuai dengan kebutuhan sistem.” 31
  • 24. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mendesain basis data, yaitu: 1. Top-down Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-down dapat diilustrasikan menggunakan entity relationship (ER) model yang high level, lalu mengidentifikasikan entity, dan relationship antar entity organisasi. Pendekatan ini sesuai bagi basis data yang kompleks. 2. Bottom-up Dimulai dari level dasar attribute menganalisa hubungan antar attribute, mengelompokkannya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe entity dan relasi antara entity. Pendekatan ini sesuai bagi basis data dengan jumlah attribute yang sedikit. 3. Inside – out Mirip seperti pendekatan bottom-up, perbedaannya adalah pada tahap awal mengidentifikasi major entity lalu menguraikannya menjadi entity relasi dan attribute yang berhubungan dengan major entity. 4. Mixed Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down. 2.1.7.9 Teori Normalisasi Menurut Indrajani (2011:p57-58), “Normalisasi adalah suatu tekhnik dengan pendekatan bottom up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan hubungan, dimulai dari menguji hubungan, yaitu functional dependencies antara atribut. Pengertian lainya adalah suatu tekhnik yang menghasilkan sekumpulan hubungan dengan sifat-sifat yang di inginkan dan memenuhi kebutuhan perusahaan.” 32
  • 25. Tujuan normalisasi Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup : 1. Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan perusahaan. 2. Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional dependencies. 3. Minimal duplikasi untuk tiap atribut. Peranan normalisasi dalam perancangan basis data Normalisasi adalah suatu teknik formal yang dapat digunakan dalam perancangan basis data. Peranan normalisasi dalam hal ini adalah dalam penggunaaan pendekatan bottom up dan teknik validasi. Teknik validasi digunakan untuk memeriksa apakah struktur relasi yang dihasilkan oleh ER modeling itu baik atau tidak baik . Terdapat enam bentuk normalisasi yang biasa di gunakan, yaitu: 1. First normal form (1NF) atau normalisasi tingkat 1. 2. Second normal form (2NF) atau normalisasi tingkat 2. 3. Third normal form (3NF) atau normalisasi tingkat 3. 4. Boyce-codd normal form (BCNF). 5. Four normal form (4NF). 6. Five normal form (5NF). 33
  • 26. 2.2 Kerangka Pikir Gambar 2.1 mengambarkan dan menjelaskan kerangka pikir mengenai penulisan dari skripsi ini. Gambar 2.1 Kerangka Pikir 34
  • 27. Pembangunan aplikasi ini menggunakan fase dari pengembangan system dimana terdapat 4 fase yaitu fase inisiasi, fase analisis, fase perancangan & pengembangan, dan fase implementasi. Pada fase awal yaitu fase inisiasi, diawali dengan persiapan dalam mengumpulkan data-data mengenai gambaran umum perusahaan seperti visi dan misi, tugas dan wewenang, serta Standard Operating Procedures (SOP) yang berhubungan dengan proses penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas. Selanjutnya data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis data diawali dengan menganalisis SOP yang ada yaitu SOP yang berkaitan dengan proses penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas, kemudian dari tiap SOP tersebut akan ditelusuri aktivitas di dalam sistem, untuk acuan use case pada fase perancangan. Desain dilakukan dengan membuat usecase berdasarkan rancangan fitur yang telah dibuat, kemudian melakukan deskripsi usecase diagram secara detail yaitu dengan usecase description. Domain class diagram diperoleh dari pengembangan usecase descrption yang memberikan penjelasan mengenai alur data pada aplikasi yang akan dirancang. Kemudian dari domain class diagram tersebut akan dibuat first cut diagram yang lebih menjelaskan mengenai alur data beserta tipe datanya. Data access sequence diagram menjelaskan apa yang dilakukan actor pada objek-objek dan database yang akan dirancang. Updated Class Diagram dan Package diagram dapat dibuat melalui Data access sequence diagram. Rancangan interface merupakan hasil output dari diagram-diagram yang telah dirancang. Development dilakukan dengan menggunakan pemograman VB.net, database dengan Microsoft SQL. Implementasi dirancang dengan membuat spesifikasi hardware dan software diengan menyesuaikan dengan kondisi IT pada PT. Kimia Farma Trading & 35
  • 28. Distribution. Rancangan implementasi (jadwal) dibuat dengan menggunakan Gantt Chart. 36