SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM 
PADA MASA KHULAFAUR ROSYIDIN 
DISUSUN OLEH : 
KELOMPOK II 
1. ANWAR ADI : 15.1.12.4.102 
2. SHOLIHA NURWULAN : 15.1.12.4.108 
3. ABDUL BASIT : 15.1.12.4.130 
SEMESTER/KELAS : VD 
DOSEN PEMBIMBING : 
M. SALEH ENDING 
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI 
MATARAM 
1
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kita 
semua untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan sebaik-baiknya untuk 
memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam. 
Juga tidak lupa teriring salam dan sholawat kehadirat Rasulullah SAW yang telah 
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yaitu Addinul 
Islam.Memberikan pencerahan pada setiap hati manusia untuk berfikir menyaksikan 
kekuasaan Illahi Robbi yang memiliki tingkat keilmuan yang maha tinggi. 
Terima kasih kami haturkan kepada bapak dosen yang telah memberikan dorongan 
serta motifasi keilmuannya dalam membimbing dan memberikan dorongan dalam pembuatan 
makalah ini.Dan tidak lupa diucapkan terima kasih kepada semua anggota yang telah 
mencurahkan segala kemampuannya demi tersusunnya makalah ini. 
Penyusunan makalah ini salah satunya bertujuan untuk menjaga kemurnian 
kebudayaan islam dan spiritualnya atas berbagai bangsa yang telah tercemari oleh buku-buku 
yang tersedia dalam bahasa inggris yang ditulis oleh para penulis Eropa. 
Tujuan islam tidak pernah mengajarkan pada ancaman kekerasan seperti yang diduga 
keras oleh para orientalis.Islam mengajarkan pada keluhuran akhlaq yang diterapkan oleh 
para pemimpin setelah Rasulullah SAW.Kebijakan,kearifan,keadilan yang menjadi sifat para 
pemimpin terdahulu patut untuk kita tiru teladannya. 
Dengan adanya makalah ini semoga dapat sedikit memberikan informasi dan 
pemahaman teladan para pemimpin terdahulu yang bisa diterapkan pada kehidupan sekarang 
ini.Agar bisa menjadi islam yang tumbuh subur sehingga menjadi generasi yang cakap,cerdas 
serta berakhlaq mulia,berguna bagi nusa,bangsa dan agama.Semoga Allah menerima upaya 
sederhana ini.Semoga para pembaca dapat memberikan sedikit saran dan kritik untuk 
memperbaiki kekurangan dan kelemahan bagi penyusunan makalah selanjutnya. 
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 
2
DAFTAR ISI 
3 
SAMPUL 
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i 
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii 
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 
C. Tujuan ........................................................................................................... 3 
BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................ 4 
A. Pengertian Khulafaurasyidin ........................................................................ 4 
B. Khalifah Abu Bakar Ash Sidiq .................................................................... 4 
C. Khalifah Umar Ibn Al-Khatab ...................................................................... 10 
D. Khalifah Usman Ibn Affan ........................................................................... 15 
E. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib ......................................................................... 20 
BAB III : PENUTUP KESIMPULAN....................................................................... 26 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
4 
A. Latar Belakang 
Ketika islam diperkenalkan sebagai pola dasar, kaum Muslimah telah dijanjikan 
oleh Al – Quran akan menjadi komunitas terbaik dipanggung sejarah bagi sesama umat 
manusia lainnya. Akibatnya diterimanya dorongan ajaran seperti ini , secara tidak 
langsung telah memberikan produk pandangan bagi mereka sendiri untuk melakukan 
permainan budaya sebaik mungkin. 
Terdapat banyak perspektif dalam membaca banyak fakta sejarah , terutama 
terhadap sejarah peradaban umat Islam. Perbedaan cara pandang tersebut sebagai akibat 
dari khazanah pengetahuan tentang sejarah yang berbeda. Hal itu dipicu dari 
keberagaman teori sejarah. Lebih–lebih sejarah islam yang sebagian besar adalah sejarah 
tentang polotik dan kekuasaan yang berujung pada kepentingan kelompok maupun 
individual semata. 
Pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kelompok, 
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu komunitas masyarakat, bangsa dan Negara 
tidak akan maju,aman dan terarah jika tidak adanya pemimpin. Maka pemimpin menjadi 
kunci keberhasilkan dalam suatu komunitas masyarakat. Pemimpin yang mampu 
memberi rasa aman, temtram, mampu mewujudkan keinginan rakyatnya. Maka dianggap 
sebagai pemimpin yang sukses. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dicintai 
oleh yang dipimpinnya, sehingga pikirannya selalu didukung, perintahnya selalu di ikuti 
dan rakyat membelanya tanpa diminta terlebih dahulu. Figur kepemimnan yang 
mendekati penjelasan tersebut adalah Rasulullah beserta para sahabatnya (khulafaur 
Rasyidin). 
Wafatnya nabi Muhammad sebagai pemipin agama maupun Negara menyisahkan 
persoalan pelik. Nabi tidak meninggalkan wasiat kepada seorangpun sebagai penerusnya.
Akibatnya, para sahabat mempermasalahkan dan saling berusaha untuk mengajukan 
calon pilihan dari kelompoknya. Ahmad Amin mencatat sedikitnya ada 3 kelompok yang 
berkeinginan menjadi penerus Nabi, yaitu 
a. Kelompok atau golongan mencalonkan Ali Bin Abi Tholib, dikarenakanYang paling 
berhak adalah para ahl-bait Rasulullah sendiri. 
b. Kelompok atau golongan Anshar mencalonkan Saad bin Ubadah, dikarenakan 
Golongan anshar merupakan golongan penolong Nabiteraniaya di Makkah dan beliau 
pun meninggal dalam keadaan puas terhadap Anshar. 
c. Kelompok atau golongan Kaum Muhajirin mencalonkan Abubakar as-shidiq, 
dikarenakan Kaum Muhajirin merupakan kaum yang pertama mempercayai ajaran 
Nabi dan selalu menemani beliau dalam suka dan duka 
Perselisihan tersebut berdampak pada tertundanya pemakaman Rasullah serta terjadinya 
peristiwa saqifa,dimana Abu bakar di baiat sebagai penerus Nabi . Masa khulafa’ al- 
Rasyidun merupakan nama keemasan, zaman ideal, di mana pemerintahan dijalankan 
seperti halnya pemerintahan masa Nabi. Indikator yang dapat di lihat adalah: 
1. Pembentukannya dengan suara rakyat 
2. Pemerintahan dijalankan dengan musyawarah 
3. Kedaulatan Hukum Ilahi diaplikasikan dalam kehidupan bernegara, sehingga terdapat 
keyakinan bahwa segala gerak gerik dipertanggung jawabkan kepada Allah. 
4. Kekuasaan Negara tidak didominasi oleh satu kelompok ataupun golongan. 
Selain mampu menciptakan tatanan pemerintahan yang ideal, masa khulaf’ al rasyidun 
terkenal dengan kemampuanya mengalahkan dua imperium besar sebelumnya yaitu 
Persia dan Roma. 
Masing-masing khalifah memiliki kekhasan dalam memerintah umat 
Islam.Mereka berusaha keras melanjutkan dakwah Nabi ke seluruh alam. Pentingnya 
mempelajari sejarah ini agar mahasiswa dapat memperoleh banyak pelajaran hidup dari 
pengalaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin. Sehingga nantinya mahasiswa tidak akan 
melakukan kesalahan serupa yang pernah dilakukan para sahabat ketika mahasiswa 
menjadi pemimpin. 
5
6 
B. Rumusan Masalah 
1. Jelaskan pengertian khulafaur Rosyidin ? 
2. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar Ash-Shidiq ? 
3. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Umar Ibn Khatab ? 
4. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ustman Ibn Affan ? 
5. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib ? 
C. TUJUAN 
1. Agar dapat memahami pengertian Khulafaur Rosyidin. 
2. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar Ash- 
Shidiq. 
3. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Umar Ibn Khatab. 
4. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ustman Bin Affan. 
5. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib.
BAB II 
PEMBAHASAN 
7 
A. PENGERTIAN KHULAFAURASYIDIN 
Menurut bahasa, Khalifah ( خ ل ي فة Khalīfah) merupakan mashdar dari fi’il madhi 
khalafa , yang berarti : menggantikan atau menempati tempatnya. Menurut istilah adalah 
gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad 
SAW (570–632). Kata "Khalifah" sendiri dapat diterjemahkan sebagai "pengganti" atau 
"perwakilan". Dalam Al-Qur'an, manusia secara umum merupakan khalifah Allah di 
muka bumi untuk merawat dan memberdayakan bumi beserta isinya. Sedangkan khalifah 
secara khusus maksudnya adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai Imam 
umatnya, dan secara kondisional juga menggantikannya sebagai penguasa sebuah 
edentitas kedaulatan Islam (negara). Sebagaimana diketahui bahwa Muhammad saw 
selain sebagai Nabi dan Rasul juga sebagai Imam, Penguasa, Panglima Perang, dan lain 
sebagainya.1 
Khulafaur Rasyidin merupakan pemimpin umat Islam dari kalangan sahabat pasca 
Nabi wafat. Mereka merupakan pemimpin yang dipilih langsung oleh para sahabat 
melalui mekanisme yang demokratis. Siapa yang terpilih, maka sahabat yang lain 
memberikan baiat (sumpah setia) pada calon yang terpilih tersebut. Ada dua cara dalam 
pemilihan khalifah ini , yaitu : pertama, secara musyawarah oleh para sahabat Nabi. 
Kedua, berdasarkan atas penunjukan khalifah sebelumnya. 
B. KHALIFAH ABU BAKAR ASH- SHIDDIQ ( TAHUN 11 H- 13 H/632 M- 634 M) 
a. Latar Belakang Kehidupan Abu Bakar Ash-Shidiq 
1 Ahmad Jamil, Sejarah KebudayDinamika Paan Islam (Gresik:Putra Kembar Jaya,2011), hal 22
Abu Bakar Ash- Shidddiq ( nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi 
Quhafah bin Utsman bin Amr bin Masud bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay 
bin Ghalib bin Fihr At- Taimi Al- Quraisy). Dilahirkan pada tahun 573 M. Ayahnya 
bernama Utsman ( Abu Kuhafah) bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Lu’ay, 
berasal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al- Khair Salmah binti 
Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Garis keturunannya bertemu pada 
neneknya, yaitu Ka’ab bin Sa’ad. 2 
Abu Bakar adalah nama gelar sedang nama aslinya Abdullah Ibn Abu 
Kuhafah, lalu ia mendapat gelar Al-Shiddiq setelah masuk agama islam. Semenjak 
masa kanak-kanak, ia adalah sosok pribadi yang terkenal jujur, tulus, penyayang dan 
suka beramal, sehingga masyarakat mekah menaruh hormat kepadanya. Ia selalu 
berbuat yang terbaik untuk menolong fakir miskin. 3 
Abu Bakar merupakan orang yang pertama masuk Islam ketika Islam mulai 
didakwakan. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak diragukan lagi. Abu 
Bakar juga merupakan seorang yang jernih tabi’atnya, persahabatan dan 
kepercayaannya yang kekal kepada kenabian Nabi Muhammad SAW menjadi sebuah 
tanda bukti ketulusan hatinya.4 
Abu bakar adalah sahabat yang terpercaya dan dikagumi oleh Nabi. Ia pemuda 
yang pertama kali menerima seruan Nabi tanpa banyak pertimbangan. Seluruh 
kehidupannya dicurahkan untuk perjuangan suci membela dakwah Nabi Muhammad, 
sehingga ia lebih dicintai oleh Nabi dari para sahabat lainnya. Demikian juga Nabi 
sangat menyayanginya sehingga nabi menunjuknya sebagai imam shalat penggangti 
nabi.5 
8 
b. Pengangkatan Sebagai Khalifah 
Sampai akhir hayat, Nabi Tidak menunjuk seseorang sebagai khalifah. Pada 
saat jenazah Nabi belum dimakamkan di antara umat Islam, ada yang mengusulkan 
2 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2008 ), hal. 67 
3 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,1997),hal.89.cetakan ke-2 
4 H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, (Jakarta : Tride, Cetakan I, 2003), hal. 68 
5 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), hal 89
untuk cepat- cepat memikirkan pengganti Nabi. Itulah perselisihan pertama terjadi 
pasca Nabi wafat. Perselisihan tersebut berlanjut ke perselisihan kedua di Saqifa Bani 
Sa’idah6, pada saat kaum Anshar menuntut diadakannya pemilihan khalifah. Sikap 
kaum Anshar ini menunujukkan bahwa kaum Anshar lebih memiliki rasa kepedulian 
dalam hal berpolitik dibandingkan dengan kaum Muhajirin. 
Dalam pertemuan tersebut, sebelum kaum Muhajirin datang, golongan 
Khajraz telah sepakat mencalonkan Salad bin Ubadah, sebagai pengganti Rasul. Akan 
tetapi suku Aus belum menjawab atas pandangan tersebut sehingga terjadilah 
perdebatan antara mereka dan pada akhirnya Salad bin Ubadah yang tidak 
menginginkan adanya perpecahan mengatakan bahwa ini merupakan awal dari 
perpecahan. Melihat situasi yang memanas, Abu Ubaidah mengajak kaum Anshar 
agar bersikap tenang dan toleran, kemudian Basyir bin Sa’ad Abi An Nu’man bin 
Basyir berpidato dengan mengatakan agar tidak memperpanjang masalah ini. 
Keadaan yang sudah tenang ini, Abu Bakar berpidato , “ Ini Umar dan Abu Ubaidah, 
siapa yang kamu kehendaki di antara mereka berdua, maka bai’atlah.7 
Baik Umar maupun Abu Ubaidah merasa keberatan atas ucapan Abu Bakar 
dengan mempertimbangkan berbagai alasan, diantaranya adalah ditunjukinya Abu 
Bakar sebagai pengganti rasul dalam imam shalat dan ini membuat Abu bakar lebih 
berhak menjadi pengganti Rasulullah SAW. Sebelum keduanya membai’at Abu 
Bakar, Basyir bin Sa’ad mendahuluinya, kemudian Umar dan Abu Ubaidah dan 
diikuti secara serentak oleh semua hadirin. 
9 
c. Peran dan Fungsi Abu Bakar 
Sepak terjang pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu 
Bakar ketika ia diangkat menjadi khalifah. Secara lengkap isi pidatonya sebagai 
berikut : 
6 Suatu tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul dan membahas masalah- masalah umat. Pertemuan kali 
ini khusus diselenggarakan untuk menimbang siapa yang harus memegang tumpuk pemerintahan di kalangan 
mereka setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Ketika Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar ibn Al 
Khattab dan Abu ‘Ubaidah diberitahu akan hal ini, beliau segera menyatakan kesediaannya berpartisipasi dalam 
pertemuan ini. 
7 Ibid.hal 90
“ Wahai manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu 
percayakan, padahal aku bukan orang yang terbaik di antara kamu. Apabila aku 
melaksanakan tugasku dengan baik, bantulah aku, dan jika aku salah, luruskanlah 
aku. Kebenaran adalah suatu kepearcayaan, dan kedustaan adalah suatu 
pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kamu adalah orang kuat bagiku sampai 
aku memenuhi hak- haknya, dan orang kuat di antara kamu adalah lemah bagiku 
hingga aku mengambil haknya, Insya Allah. Janganlah salah seorang dari kamu 
meninggalkan Jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan jihad 
maka Allah akan menimpakan atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku 
selama aku taat kepada Allah dan Rasulnya, jika aku tidak menaati Allah dan Rasul 
Nya, sekali- kali janganlah kamu menaatiku. Dirikanlah shalat, semoga Allah 
merahmati kamu.” 8 
Ucapan pertama ketika dibai’at menunjukkan garis besar politik dan 
kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan antara lain : 
a. Kebijaksanaan pengurusan terhadap agama 
Pada awal pemerintahannya ia diuji dengan adanya ancaman yang datang dari 
umat Islam sendiri yang menentang kepemimpinannya yakni mereka yang belum 
cukup imannya tampil sebagai penentang demikian juga kaum yahudi dan 
Kristen. Di antara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang- orang yang 
murtad, orang- orang yang tidak mau membayar zakat, orang- orang yang 
mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.9 
10 
b. Kebijaksanaan Kenegaraan 
Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau kenegaraan antara lain : 
1) Bidang Eksekutif 
Untuk pelaksanaan tugas- tugas eksekutif, Abu Bakar melakukan 
pembagian kekuasaan di kalangan sahabat senior, Abu Bakar mengangkat tiga 
orang sahabat yaitu : Ali , Usman dan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris Negara 
8 H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, hal. 69-70 
9 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern),hal. 92
(Katib) yang berkedudukan di kota Madinah. Untuk memegang keuangan Negara, 
Abu Bakar menunjuk Abu Ubaidah sebagai Bendahara. Sedangkan untuk jabatan 
hakim agung diserahkan kepada ‘Umar ibn Al Khattab, sementara dalam 
membantu khalifah memutuskan urusan- urusan kenegaraan, Abu Bakar juga 
membentuk Majelis Syura yang terdiri dari ‘Umar, Usman, Ali, Abd al – Rahman 
ibn ‘Awf, Mu’adz ibn Jabal, Ubay ibn Ka’b dan Zaid bin Tsabit.10 
11 
2) Pertahanan dan Keamanan 
Dengan mengorganisasikan pasukan- pasukan yang ada untuk 
mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu disebarkan 
untuk memelihara stabilitas di dalam maupun di luar negeri. Di antara panglima 
yang ada ialah Khalid bin Walid, Musanna bin Harisah,, Amr bin ‘Ash, Zaid bin 
Sufyan dan lain- lain. 
3) Yudikatif 
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khattab dan selama masa 
pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu permasalahan yang berarti untuk 
dipecahkan, hal ini karena kemampuan dan sifat Umar sendiri dan masyarakat 
pada waktu itu dikenal ‘alim 
4) Sosial ekonomi 
Sebuah lembaga mirip Bait Al Mal. Di dalamnya dikelola harta benda 
yang di dapat dari zakat, infak, shadaqah, ghanimah dan lain- lain. Penggunaan 
harta tersebut digunakan untuk gaji pegawai Negara dan untuk kesejahteraan umat 
sesuai dengan aturan yang ada. 
Pada masa Abu Bakar ini, bagi orang yang enggan enggan dan 
membangkang dalam membayar dapat dihukum dengan denda, bahkan dapat 
diperangi dan dibunuh. Hal ini dilakukan oleh Abu Bakar sepeninggal Rasulullah 
SAW, karena banyak suku Arab yang tidak mau membayar zakat dan hanya mau 
10 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Konstekstualisasi Doktrin Politik Islam , (Jakarta : Gaya Media Pratama, 
2000), hal. 51
mengerjakan shalat. Abu Bakar pernah menyatakan, “ Demi Allah, Saya akan 
memerangi siapapun yang membeda- bedakan zakat dan shalat “.11 
d. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar 
Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan (terutama memerangi 
orang- orang murtad), khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan Persia dan Romawi 
yang selalu berkeinginan menghancurkan eksistensi Islam. Untuk menghadapi Persia, 
Abu Bakar mengirim tentara Islam di bawah pimpinan Khalid bin walid dan 
Mutsanna bin Haritsah dan berhasil merebut beberapa daerah penting Irak dari 
kekuasaan Persia. Adapun untuk menghadapi Romawi, Abu Bakar memilih empat 
panglima Islam terbaik yaitu, Amr bin al Ash di front palestina, Yazid bin Abi Sufyan 
di front damaskus, Abu Ubaidah di front Hims dan Syurahbil bin Hasanah di front 
Yordania. Empat pasukan ini kemudian dibantu oleh Khalid bin Walid yang 
bertempur di front Siria.12 
e. Penilaian terhadap Khalifah Abu Bakar 
Berdasarkan pengalaman, Abu Bakar menggaris bawahi bahwa jabatan 
khalifah merupakan masalah yang cukup rawan dan sangat krusial. Keretakan sesame 
muslim, munculnya gerakkan nabi-nabi palsu, dan gerakkan pembangkang sempat 
mengancam eksistensi negeri islam yang baru saja berdiri dan mengganggu 
kedamaian imperium islam. Dengan sepenuh jiwa Abu Bakar telah berhasil 
memadamkan gerakkan islam tersebut. Abu Bakar tidak hanya berhasil 
menyelamatkan islam dari situasi anarkis didalam negeri, melainkan berhasil 
menjadikan islam sebagai agama besar dunia melaluim sikapnya mengalihkan 
perhatian kepada upaya penaklukan yang membawa kemenangan gemilang beberapa 
wilayah perbatasan imperium Bizantium.13 
Abu bakar adalah sahabat sejati Nabi Muhammad memilih keyakinan 
terhadap Nabi Muhammad menanggung segala penderitaan dan kekejaman pihak 
musuh islam, dan selalu siap memikul beban derita apapun demi tegakknya 
11 Al Furqan Hasbi, 125 Masalah Zakat, ( Solo: Tiga Serangkai, Cetakan Pertama, 2008 ), hal. 27 
12 Dedi Supriyadi, Op. cit. hal. 71 
13 Prof.K.Ali, Op. cit hal.100 
12
perjuangan Islam. Kunci Keteguhan Abu Bakar terletak pada keyakinannya kepada 
kebesaran Nabi Muhammad . “Jangan panggil aku khalifah Allah, tapi panggillah aku 
Khalifah Rasulullah”, ungkapnya, ia adalah orang pertama yang berusaha 
mengumpulakan ayat-ayat Al-quran dalam sebuah mushaf. Ia sangat penyayang 
kepada fakir miskin. Oleh karena itu ia menggunakan seluruh kekayaannya untuk 
menolong mereka.14 
Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam membangun pranata 
social di bidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasilan tersebut tidak lepas 
dari sikap keterbukaannya, yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada 
tokoh- tokoh sahabat untuk ikut membicarakan berbagai masalah sebelum mengambil 
keputusan melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislative. 
13 
f. Peradaban Pada Masa Abu Bakar 
Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Khalifah Abu Bakar antara lain : 
a) Penghimpunan Al Quran, Abu Bakar memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit 
untuk menghimpun Al- Quran dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari 
hapalan kaum muslimin 
b) Dalam bidang pranata social ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan 
kesejahteraan social rakyat dengan cara mengelola zakat, infak dan sedekah yang 
berasal dari kaum muslimin. 
Abu Bakar menjalankankan roda pemerintahannya selama lebih kurang 2 Tahun. 
c) Praktik pemerintahan Khalifah Abu Bakar terpenting lainnya adalah mengenai 
suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin 
Khattab untuk menggantikannya. 
C. KHALIFAH UMAR IBN AL- KHATTAB (TAHUN 13 H- 23 H/634 M- 644 M) 
a. Latar Belakang Kehidupan Umar ibn Al- Khattab 
Umar ibn Al- Khattab yang memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin 
Nufail bin Abd Al Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin 
Ka’ab bin lu’ay adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash- Shiddiq. 
14 Ibid.hal.101
Dia adalah salah seorang sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi 
Muhammad SAW. 
Kebesarannya terletak pada keberhasilannya, baik sebagai negarawan yang 
bijaksana, maupun sebagai Mujtahid yang ahli dalam membangun Negara besar yang 
ditegakkan atas prinsip- prinsip keadilan, persamaan, dan persaudaraan yang 
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. 
Umar ibn Al- Khattab dilahirkan di Mekkah pada 513 H dari keturunan suku 
Quraisy yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya 
perang Fijar dan tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW. Sebelum 
masuk Islam, Umar termasuk di antara kaum Kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh 
orang- orang yang sudah masuk Islam dengan gelar Abu Hafs. Setelah Umar masuk 
islam, dia menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela Islam ia menerima 
gelar al-Faruq.15 
b. Pengabdian Umar sebelum menjadi khalifah 
Umar sama sekali tidak mengambil bagian dalam hijarah pertama ke 
Abessinia, karena pada saat itu ia belum memeluk islam.namun pada kesempatan 
hijrah ke madinah umarlah yang mengawal 20 muhajirin ke madinah. Selama 
dimadinah umar selalu aktif membantu perjuangan nabi baik dalam suka maupun 
duka. Ia turut berjuang dalam perang Badar, Uhud, Khandaq, dan turut menyertai 
Nabi dalam perjanjian Hudaibiyah. Pada awalnya ia tidak menerima perjanjian 
tersebut yang dirasakan merugikkan pihak islam. Namun padaa akhirnya ia menerima 
perjanjian tersebut setelah Nabi menjelaskan perkenan Tuhan melalui wahyu yang 
diterima Nabi. Setelah Nabi meninggal dunia, ia bersama dengan abu bakar hadir 
dipertemuan Bani Sa’idah, tempat tokoh-tokoh Anshor menyelenggarakan 
musyawarah memilih pengganti kepemimpinan islam. Ketika sampai pada puncak 
pengambilan keputusan , Umarlah yang pertama kali membaiat kepemimpinan Abu 
Bakar Sebagai khalifah pertama dan selalu mendukung kebijaksanaannya dalam masa 
pemerintahan Abu Bakar. 
14 
15 Ibid
Setelah Abu Bakar meninggal, Umar menggantikan jabatan khalifah islam dan 
meneruskan kebijakkan-kebijakkan yang sebelumnya telah ditempuh oleh Khalifah 
Abu Bakar. Dalam waktu yang tidak lama Umar berhasil menundukkan kekuasaan 
imperium Persia dan Romawi menjadi bagian dari kekuasaan islam.16 
c. Pengangkatan Umar ibn Al- Khattab Sebagai Khalfah 
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/ 13 H, menunjuk Umar ibn 
Al Khattab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang 
belum pernah terjadi sebelumnya, tapi nampaknya ada beberapa factor dalam 
penunjukan ini antara lain : 
a. Kehawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang 
15 
nyaris menyeret ke perpecahan. 
b. Kaum Anshar dan kaum Muhajirin saling mengklaim sebagai golongan yang 
berhak menjadi Khalifah 
c. Kaum Islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan 
pembangkang. 17 
Penunjukan Abu Bakar terhadap Umar yang dilakukan disaat ia mendadak sakit 
pada masa jabatannya merupakan suatu yang baru, tetapi harus dicatat bahwa 
penunujukan itu dilakukan dalam bentuk rekomendasi atau saran yang diserahkan 
pada persetujuan umat. 
Abu Bakar telah memanggil Abdur-Rahman bin Auf dan ia menanyakan tentang 
Umar. "Dialah yang mempunyai pandangan terbaik, tetapi dia terlalu keras," kata 
Abdur-Rahman. " Setelah Abdur-Rahman keluar ia memanggil Usman bin Affan dan 
ditanyanya tentang Umar. "Semoga Allah telah memberi pengetahuan kepada saya 
tentang dia," kata Usman, "bahwa isi hatinya lebih baik dari lahirnya. Tak ada orang 
yang seperti dia di kalangan kita." Setelah itu Abu Bakr meminta pendapat Sa'id bin 
Zaid dan beberapa orang sahabat Nabi ketika mendengar saran-saran Abu Bakar 
mengenai pe-nunjukan Umar sebagai khalifah. Ia merasa tidak cukup hanya 
bermusyawarah dengan orang-orang bijaksana di kalangan Muslimin, terutama 
16 Prof.K.Ali, hal.102-103 
17 Dedi Supriyadi, Op. cit. hal. 78
setelah ada pihak yang menentang, dari dalam kamar di rumahnya itu Abu Bakr 
menjenguk kepada orang-orang yang ada di Masjid, dan berkata kepada mereka: 
"Setujukah kalian dengan orang yang dicalonkan menjadi pemimpin kalian? Saya 
sudah berijtihad menurut pendapat saya dan tidak saya mengangkat seorang kerabat. 
Yang saya tunjuk menjadi pengganti adalah Umar bin Khattab. Patuhi dan taatilah 
dia!" Mereka menjawab: "Kami patuh dan taat." Ketika itu ia mengangkat tangan ke 
atas seraya berkata: "Ya Allah, yang kuinginkan untuk mereka hanyalah yang ter-baik 
untuk mereka .18 
Setelah dilantik menjadi khalifah, ‘Umar berpidato di hadapan umat Islam untuk 
menjelaskan visi politik dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan dalam memimpin 
kaum muslimin, dalam pidatonya berbunyi : 
“Aku telah dipilih menjadi Khalifah. Kerendah hatian Abu Bakar sejalan dengan 
jiwanya yang terbaik di antara kalian dan lebih kuat terhadap kalian serta juga lebih 
mampu memikul urusan- urusan kamu yang penting. Aku diangkat untuk menjadi 
Khalifah tidak sama dengan beliau. Seandainya aku tahu ada orang yang lebih kuat 
untuk memikul jabatan ini dari padaku, maka aku lebih suka memilih memberikan 
leherku untuk dipenggal daripada memikul jabatan ini. 19 
d. Ekspansi Islam Masa Pemerintahan Kahalifah Umar ibn Al- Khattab 
Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar (13 H/ 634 M- 23 H/ 644 M ), 
sebagian besar ditandai oleh penaklukan- penaklukan untuk melebarkan Islam ke luar 
Arab. Sejarah mencatat, Umar telah berhasil membebaskan negeri- negeri jajahan 
Imperium Romawi dan Persia yang dimulai dari awal pemerintahannya, bahkan sejak 
pemerintahan sebelumnya. Segala tindakan yang dilakukan untuk menghadapi dua 
kekuatan itu jelas bukan hanya menyangkut kepentingan keagamaan saja, namun juga 
untuk kepentingan politik. 
Faktor- faktor yang melatarbelakangi timbulnya konflik antara umat Islam dengan 
Romawi dan Persia antara lain : 
18 Muhammad Husain Haikal , Al- Faruq ‘Umar, diterjemahkan oleh Ali Audah, Umar Bin Khattab (Bogor : 
Pustaka Litera AntarNusa, cetakan ke- 3, 2002), hal. 133- 135 
19 Muhammad Iqbal, Op.cit. hal. 55 
16
a. Bangsa Romawi dan Persia tidak menaruh hormat terhadap maksud baik Islam 
b. Semenjak Islam masih lemah, Romawi dan Persia selalu berusaha 
17 
menghancurkan Islam 
c. Bangsa Romawi dan Persia sebagai Negara yang subur dan terkenal dengan 
kemakmurannya, tidak berkenan menjalin hubungan perdagangan dengan negeri-negeri 
Arab. 
d. Bangsa Romawi dan Persia bersikap ceroboh menghasut suku- suku Badui untuk 
menentang Islam. 
e. Letak geografis kekuasaan Romawi dan Persia sangat strategis untuk kepentingan 
keamanan dan pertahanan islam. 
e. Umar ibn Khattab : Madinah Sebagai Negara Adikuasa 
Semenjak penaklukan Persia dan romawi , pemerintahan Islam menjadi 
adikuasa dunia yang memiliki wilayah kekuasaan luas meliputi, semenanjung Arabia, 
palestina, Siria, Irak, Persia, dan Mesir. 
Umar ibn Al- Khattab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil 
dan pandai, dan seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai 
pengelolaan wilayah kekuasaan yang luas, ia menata struktur kekuasaan dan 
administrasi pemerintahan Negara Madinah berdasarkan semangat Demokrasi. 
f. Peradaban pada masa Khalifah Umar 
Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administrative 
pemerintahan, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. 
Pemikiran Khalifah Umar bin Khattab khususnya dalam peradilan yang masih 
berlaku samapai sekarang adalah sebagai berikut : 20 
1. Kedudukan lembaga peradilan ( wajib di tengah- tengah masyarakat ) 
2. Memahami kasus persoalan, baru memutuskannya 
3. Samakan pandangan anda kepada kedua belah pihak, dan berlaku adillah. 
4. Kewajiban pembuktian 
5. Lembaga damai 
20 Dedi Supriyadi, Op.cit. hal. 82-83
6. Penundaan persidangan 
7. Kebenaran dan keadilan adalah masalah universal 
8. Kewajiban menggali hukum yang hidup dan melakukan penalaran logis. 
9. Orang Islam haruslah berlaku adil 
10. Larangan bersidang ketika emosional. 
Khalifah Umar bin Khattab menjalankankan roda pemerintahannya selama lebih 
kurang 10 Tahun. 
18 
g. Wafat Khalifah Umar 
Setelah menjalankan pemerintahan selama sepuluh tahun yang penuh dengan 
kejayaan, khalifah Umar meninggal sebab kekejaman tangan seorang budak Persia 
yang bernama “Abu Lukluk” pada tahun 23 H/ 643 M. menurut Amir Ali,kematian 
Khalifah Umar merupakan duka besar bagi islam. Sungguh watak kepemimpinan 
Khalifah Umar yang sangat keras namun juga bijaksana cocok sebagai figure 
pemimpin bangsa Arab yang berwatak susah diatur. Ia tegak bagaikan benteng yang 
melindungi rakyatnya dari setiap serangan musuh. Sepeninggalan umar, kekuatan 
yang pernah mengancam kesatuan muslim muncul kembali seperti timbulnya paham 
kesukuan atau tribalisme dan beberapa kebiasan tak bermoral suku-suku badui mulai 
muncul kembali.21 
D. KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN ( TAHUN 23 H- 35 H/ 644 M- 656 M ) 
1. Latar Belakang Kehidupan Utsman Bin Affan 
Nama beliau adalah Utsman bin 'Affan bin Abil 'Ash bin Umayyah bin 
Abdisy Syams bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab. Beliau menisbatkan 
dirinya kepada bani Umayyah, salah satu kabilah Quraisy. Beliau dilahirkan pada 
tahun 576 M di Mekah. Beliau tumbuh diatas akhlak yang mulia dan perangai 
yang baik. Beliau sangat pemalu, bersih jiwa dan suci lisannya, sangat sopan 
santun, pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain. Beliau suka ketenangan 
dan tidak suka keramaian/kegaduhan, perselisihan, teriakan keras. Dan beliau 
21 Prof.K.Ali, Op. cit hal.117
rela mengorbankan nyawanya demi untuk menjauhi hal-hal tersebut. Dan karena 
kebaikan akhlak dan mu'amalahnya, beliau dicintai oleh Quraisy, hingga 
merekapun menjadikannya sebagai perumpamaan. Dari sini Imam Asy-S ya'bi 
mengatakan : "Dahulu Utsman sangat dicintai oleh orang-orang Quraisy, mereka 
menjadikannya sebagai suri taudalan, mereka memuliakannya. Sampai-sampai 
para ibu dari kalangan orang-orang Arab, jika menghibur anaknya, dia 
mengatakan : Demi Allah yang Maha Penyayang, aku mencintaimu seperti 
kecintaan Quraisy kepada Utsman . 22 
Ibu Khalifah Utsman bin Affan adalah Urwy bin Kuriz bin Rabiah. Utsman 
bin Affan masuk Islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakar. Sesaat setelah 
masuk Islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil Ash. Ia 
dijuluki dzun nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW secara berurutan 
setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kalsum. 
2. Pengangkatan Khalifah Usman bin Affan 
Panitia pemilihan Khalifah, memilih Usman menjadi Khalifah ketiga 
menggantikan Umar bin Khattab. Pemerintahan Usman bi Affan ini berlangsung dari 
tahun 644 sampai 656 M. ketika Usman dipilih, Usman telah tua ( 70 tahun) dengan 
kepribadian yang agak lemah. 
Dalam Pidato pelantikan (inaugural speech) dari khalifah terpilih Utsman bin 
Affan ra, setelah beliau dibai’at adalah sebagai berikut : 
“ Amma ba’du, sesungguhnya, tugas ini telah dipikulkan kepadaku dan aku 
telah menerimanya, dan sesungguhnya aku adalah muttabi’ (pengikut sunnah 
Rasulullah SAW) dan bukannya seorang mubtadi’ (seorang yang berbuat bid’ah). 
Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai selain Kitab Allah dan 
Sunnah Nabi Nya, yaitu mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang- orang 
sebelumku dalam hal- hal yang kamu sekalian telah bersepakat dan telah kamu 
jadikan sebagai kebiasaan, membuat kebiasaan baru yang layak bagi ahli kebajukan 
dalam hal- hal yang belum kamu jadikan sebagai kebiasaan, dan mencegah diriku dari 
22 Abdurrahman At Tamimi, Utsman Bin Affan Radiyallahu ‘Anhu Khalifah Yang Terzalimi, ( Maktabah Abu 
Salma Al Atsari, 2008), hal. 6 
19
bertindak atas kamu kecuali dalam hal- hal yang kamu sendiri telah menyebabkannya. 
“ 23 
Kelemahan ini dipergunakan oleh orang- orang di sekitarnya untk mengejar 
keuntungan pribadi, kemewahan dan kekayaan. Hal ini dimanfaatkan terutama oleh 
keluarganya sendiri dari golongan Umayyah. Banyak pangkat- pangkat tinggi dan 
jabatan- jabatn penting dikuasai oleh familinya. Pelaksanaan pemerintahan seperti ini, 
dalam bahasa orang sekarang disebut nepotisme (kecenderungan untuk 
mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara (keluarga sendiri ). 
3. Visi dan Misi Khalifah Utsman bin Affan 
Dalam pidato pelantikan Utsman bin Affan tergambar bahwa beliau adalah sebagai 
seorang Sufi, dan citra pemerintahannya lebih bercorak agama ketimbang corak 
politik, dalam pidato itu Usman mengingatkan beberapa hal penting : 24 
a. Agar umat Islam selalu berbuat baik sebagai bekal ke hari akhirat. 
b. Agar umat Islam tidak terpedaya dengan kemewahan dunia. 
c. Agar umat Islam mau mengambil iktibar dari masa lalu, mengambil yang baik 
20 
dan menjauhkan yang buruk. 
d. Sebagai Khalifah ia akan menjalankan perintah Al Quran dan Sunnah. 
e. Ia akan melakukan apa yang telah dilakukan pendahulunya 
f. Umat Islam boleh mengkritiknya jika ia menyimpang dari ketetntuan hokum. 
g. Penyebaran Islam pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan 
Pada masa pemerintahannya perluasan daerah Islam diteruskan ke Barat sampai 
Maroko, ke timur menuju India dan ke Utara bergerak ke arah konstantinopel. Pada 
umumnya perluasan wilayah Islam ini dilakukan karena memenuhi kehendak 
jenderal- jenderalnya. 
Namun pada saat Utsman bin Affan menjabat sebagai Khalifah Utsman dituduh oleh 
sebahagian sahabat telah mengangkat familinya untuk menduduki jabatan- jabatan 
istana. Pemberontakan dimulai di Mesir, kemudian orang- orang yang sudah terbakar 
23 Inu Kencana Syafi’ie, Ilmu Pemerintahan dan Al- Quran, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, Cetakan I, 2004), hal. 
152-153 
24 Dedi Supriyadi, Op. cit, hal. 90-91
emosinya datang ke Madinah, tempat tinggal Khalifah. Ia dikepung di rumahnya, 
karena menolak untuk menyerah maka ia dibunuh oleh salah seorang pengacau, 
peristiwa itu terjadi pada tahun 656 H, kemudian dipilihlah penggantinya yang 
akhirnya dipegang oleh Ali bin Abi Thalib.25 
21 
4. Sebab-sebab Pemberontakkan 
Sebab-sebab terjadinya pemberontakkan yang berakhir dengan terbunuhnya khalifah 
Usman dapat teliti dari berbagai segi. Pertama, bahwa ditengah-tengah mayarakat 
terdapat sejumlah kelompok yang memeluk islam dengan tidak sepenuh kesadaran 
melainkan demi kepentingan-kepentigan tertentu seperti Abdullah Ibn Saba’, orang 
yaman yang semula pengikut agama yahudi. Mereka ini menyebarkan hasutan 
terhadap Usman. Setelah berpindah dari Bashrah, Kufah lalu ke Syiria, ia berhasil 
menyebar isu jahatnya, lalu ia berpindah ke mesir untuk tujuan yang sama. 
Keberhasilan propaganda jahat Abdullah Ibn Saba’ membuat jumlah kekuatan 
pemberontak semakin bertambah banyak. Mereka sebagian besar terdiri dari bangsa-bangsa 
lain yang semula penentang pertempuran. Mereka ini sebenarnya masih 
menyimpan kebencian dan permusuhan terhadap islam. Mereka mengambil 
kesempatan kacau ini dan bergabung dengan kaum pemberontak. 
Kedua, bahwa persaingan dan permusuhan antara keluarga Hasyim dan 
keluarga Umayyah turut memperlemah kekuatan Usman dan menjadi sebab utama 
kegagalan Usman di akhir masa pemerintahannya 
Ketiga, lemahnya karakter kepemimpinan Usman turut juga menyokong 
kegagalannya, khususnya dalam menghadapi gejolak pemberontakkan. Bahwa 
Usman adalah Pribadi yang sederhana, saleh, dan berhati lemah lembut. Sifat 
sederhana dan sikap lemah lembut sangat tidak sesuai dalam urusan politik dan 
pemerintahan, lebih-lebih dari kondisi yang kritis. Pada kondisi yang demikian 
diperlukan ketegasan sikap untuk menegakkan stabilitas pemerintahan. Sikap seperti 
ini tidak dimiliki oleh Usman. Ia adalah figure yang terlalu baik yang tidak mudah 
25 Habib Boulares, Islam Biang Ketakutan atau Tumpuan Harapan ?, ( Bandung : Pustaka Hidayah, Cetakan I, 
2003), hal. 123
menerima laporan-laporan bahwa pihak-pihak musuh telah menghasutnya dan 
merusak stabilitas Negara.26 
5. Peradaban pada masa Khalifah Utsman bin Affan 
Di antara jasa- jasa Usman Bin Affan yang lain adalah tindakannya untuk 
menyalin dan membuat Al- Quran standar, yang di dalam kepustakaan disebut dengan 
kodifikasi al Quran.27 
Standarisasi Al Quran perlu diadakan, karena pada masa pemerintahannya 
wilayah Islam telah sangat luas dan didiami oleh berbagai suku bangsa dengan 
berbagai bahasa dan dialek yang tidak sama. Karena itu, di kalangan pemeluk agama 
Islam terjadi perbedaan ungkapan dan ucapan tentang ayat- ayat al quran yang 
disebarkan melalui hafalan. Perbedaan cara mengucapkan itu menimbulkan 
perbedaan arti. Berita tentang ini sampai pada Usman. Ia lalu membentuk Panitia 
yang kembali dipimpin oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin naskah Al- Quran yang 
telah dihimpun di masa Khalifah Abu Bakar dahulu, disimpan oleh Hafsah, janda 
Nabi Muhammad SAW. Panitia ini bekerja dengan satu disiplin tertentu, menyalin 
naskah Al Quran ke dalam lima Mushaf (kumpulan lembaran- lembaran yang ditulis, 
dan Al Quran itu sendiri disebut pula Mushaf ), untuk dijadikan standar dalam 
penulisan dan bacaan Quran di wilayah kekuasaan Islam pada waktu itu. Semua 
naskah yang dikirim ke ibukota Propinsi ( Makkah, Kairo, Damaskus, Baghdad) itu 
disimpan dalam masjid. Satu naskah tinggal di Madinah untuk mengenang jasa 
Usman, naskah yang disalin di masa pemerintahnnya itu disebut Mushaf Usmany atau 
al- Imam karena ia menajadi standar bagi Quran yang lain. Kemudian disalin dan 
diberi tanda- tanda bacaan di Mesir seperti yang kita lihat sekarang ini. 28 
Khalifah Utsman bin Affan menjalankankan roda pemerintahannya selama 
22 
lebih kurang 12 Tahun. 
26 Prof.K.Ali, Op. cit hal.129 
27 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, ( Jakarta : 
PT RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 178-179 
28 ibid
E. KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB ( TAHUN 36 H- 41 H/ 656 M-661 M) 
23 
1. Kelahiran Khalifah Ali Bin Abi Thalib 
Ali r.a dilahirkan hari Jum'at, 13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum Nabi 
Muhammad s.a.w. mendapat risalah, Sepanjang ingatan orang, inilah untuk pertama 
kali seorang wanita melahirkan puteranya dalam Ka'bah. Kelahiran bayi ini hanya 
disaksikan oleh ayah bundanya saja. Kejadian yang luar biasa ini, beritanya segera 
tersiar ke berbagai penjuru. Berbondong- bondonglah mereka, terutama keluarga Bani 
Hasyim, datang ke Ka'bah, guna menyaksikan bayi yang baru lahir. Di antara yang 
datang ialah Nabi Muhammad s.a.w. Bayi ini saudara misan beliau sendiri. Beliau 
menggendong bayi tersebut, kemudian bersama ayah-ibunya pulang ke rumah Abu 
Thalib. 
Ali adalah putera Abu Thalib, seorang paman yang mengasuh Nabi semenjak 
sang kakek meninggal dunia. Ali tergolong pada keturunan keluarga Hasyimiyah, 
sama dengan garis keturunan Nabi Muhammad. Garis keturunan inilah yang 
menduduki kekuasaan tertinggi atas ka’bah dan sekitarnya sebelum Nabi lahir. Ali 
lahir pada tahun kesepuluh sebelum tahun kerasulan Muhammad. Semenjak kecil ia 
selalu bersama Nabi, sehingga masa kecil Ali tumbuh dalam pengasuhan dan 
bimbingan Nabi. Nabi sangat mencintainnya ibarat anaknya sendiri, dan Nabi 
berkenan menikahkannya dengan Fatimah, putrid Nabi pada tahun kedua hijrah. 
Karena semenjak masa kanak-kanak Ali selalu bersatu rumah dengan Nabi 
Muhammad, maka ia banyak mengetahui prihal kehidupan Nabi Muhammad. Ketika 
Nabi menyerukan kepada ajaran islam, Ali tergolong generasi pertama yang 
mempercayai dan mengikuti seruan Nabi Muhammad tersebut.29 
Ketika di bawah asuhan Rasul Allah s.a.w., Ali r.a. pernah diberi julukan 
"Abu Turab", yang artinya "Si Tanah". Pemberian julukan itu erat kaitannya dengan 
peristiwa ditemuinya Ali r.a. di satu hari sedang tidur berbaring di atas tanah. Yang 
menemuinya Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Beliau menghampirinya dan duduk 
dekat kepalanya sambil mengusap-usap punggungnya guna membuang debu-tanah. 
29 Prof.K Ali. Hal. 135
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. membangunkannya seraya berkata: "Duduklah, 
engkau hai Abu Turab!" Nama Abu Turab ini paling disukai oleh Ali r.a. Ia sangat 
bangga bila dipanggil dengan nama itu. 30 
2. Proses Pengangkatan Ali Bin abi Thalib 
Menurut penuturan Abu Mihnaf, sebagaimana tercantum dalam Syarh Nahjil 
Balaghah, jilid IV, halaman 8, dikatakan, bahwa ketika itu kaum Muhajirin dan 
Anshar berkumpul di masjid Rasul Allah s.a.w. Dengan harap-harap cemas mereka 
menunggu berita tentang siapa yang akan menjadi Khalifah baru. Masjid yang 
menurut ukuran masa itu sudah cukup besar, penuh sesak dibanjiri orang. Di antara 
tokoh-tokoh muslimin yang menonjol tampak hadir Ammar bin Yasir, Abul Haitsam 
bin At Thaihan, Malik bin 'Ijlan dan Abu Ayub bin Yazid. Mereka bulat berpendapat, 
bahwa hanya Ali bin Abi Thalib r.a. lah tokoh yang paling mustahak dibai'at. 
Diantara mereka yang paling gigih berjuang agar Imam Ali r.a. dibai'at ialah Ammar 
bin Yasir. Dalam mengutarakan usulnya, pertama-tama Ammar mengemukakan rasa 
syukur karena kaum Muhajirin tidak terlibat dalam pembunuhan Khalifah Utsman 
r.a. Kepada kaum Anshar, Ammar menyatakan, jika kaum Anshar hendak 
mengkesampingkan kepentingan mereka sendiri, maka yang paling baik ialah 
membai'at Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah. Ali bin Abi Thalib, kata Ammar, 
mempunyai keutamaan dan ia pun orang yang paling dini memeluk Islam. Kepada 
kaum Muhajirin, Ammar mengatakan: kalian sudah mengenal betul siapa Ali bin Abi 
Thalib. Oleh karena itu aku tak perlu menguraikan kelebihan-kelebihannya lebih 
panjang lebar lagi. Kita tidak melihat ada orang lain yang lebih tepat dan lebih baik 
untuk diserahi tugas itu! Usul Ammar secara spontan disambut hangat dan didukung 
oleh yang hadir. Malahan kaum Muhajirin mengatakan: "Bagi kami, ia memang satu-satunya 
orang yang paling afdhal!" Setelah tercapai kata sepakat, semua yang hadir 
berdiri serentak, kemudian berangkat bersama-sama ke rumah Imam Ali r.a. 
30 H.M.H. Al Hamid Al Husaini, Sejarah Hidup Ali Bin Abi Thalib ra, (Jakarta : Lembaga Penyelidikan Islam, 
1981), hal. 6-7 
24
Di depan rumahnya mereka beramai-ramai minta dan mendesak agar Imam 
Ali r.a. keluar. Setelah Imam Ali r.a. keluar, semua orang berteriak agar ia bersedia 
mengulurkan tangan sebagai tanda persetujuan dibai'at menjadi Amirul Mukminin. 
Pada mulanya Imam Ali r.a. menolak dibai'at sebagai Khalifah. Dengan terus terang 
ia menyatakan : "Aku lebih baik menjadi wazir yang membantu daripada menjadi 
seorang Amir yang berkuasa. Siapa pun yang kalian bai'at sebagai Khalifah, akan 
kuterima dengan rela. Ingatlah, kita akan menghadapi banyak hal yang 
menggoncangkan hati dan fikiran." Jawaban Imam Ali r.a. yang seperti itu tak dapat 
diterima sebagai alasan oleh banyak kaum muslimin yang waktu itu datang 
berkerumun di rumahnya. Mereka tetap mendesak atau setengah memaksa, supaya 
Imam Ali r.a. bersedia dibai'at oleh mereka sebagai Khalifah. Dengan mantap mereka 
menegaskan pendirian: "Tidak ada orang lain yang dapat menegakkan pemerintahan 
dan hukum-hukum Islam selain anda. Kami khawatir terhadap ummat Islam, jika 
kekhalifahan jatuh ketangan orang lain…" 
Beberapa saat lamanya terjadi saling-tolak dan saling tukar pendapat antara 
Imam Ali r.a. dengan mereka. Para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. dan para pemuka 
kaum Muhajirin dan Anshar mengemukakan alasannya masing-masing tentang apa 
sebabnya mereka mempercayakan kepemimpinan tertinggi kepada Imam Ali r.a. 
Betapapun kuat dan benarnya alasan yang mereka ajukan Imam Ali r.a. tetap 
menyadari, jika ia menerima pembai'atan mereka pasti akan menghadapi berbagai 
macam tantangan dan kesulitan gawat. Baru setelah Imam Ali r.a. yakin benar, bahwa 
kaum muslimin memang sangat menginginkan pimpinannya, dengan perasaaan berat 
ia menyatakan kesediaannya untuk menerima pembai'atan mereka. Satu-satunya 
alasan yang mendorong Imam Ali r.a. bersedia dibai'at, ialah demi kejayaan Islam, 
keutuhan persatuan dan kepentingan kaum muslimin. Rasa tanggung jawabnya yang 
besar atas terpeliharanya nilai-nilai peninggalan Rasul Allah s.a.w., membuatnya siap 
menerima tanggung jawab berat di atas pundaknya. Sungguh pun demikian, ia tidak 
pernah lengah, bahwa situasi yang ditinggalkan oleh Khalifah Utsman r.a. benar-benar 
merupakan tantangan besar yang harus ditanggulangi. 
25
Keputusan Imam Ali r.a. untuk bersedia dibai'at sebagai Amirul Mukminin 
disambut dengan perasaan lega dan gembira oleh sebagian besar kaum muslimin. 
Kepada mereka Imam Ali r.a. meminta supaya pembai'atan dilakukan di masjid agar 
dapat disaksikan oleh umum. Kemudian Imam Ali r.a. juga memperingatkan, jika 
sampai ada seorang saja yang menyatakan terus terang tidak menyukai dirinya, maka 
ia tidak akan bersedia dibai'at. Mereka dapat menyetujui permintaan Imam Ali r.a., 
lalu ramai-ramai pergi menuju masjid. Setibanya di Masjid, ternyata orang pertama 
yang menyatakan bai'atnya ialah Thalhah bin 
Ubaidillah. Menyaksikan kesigapan Thalhah itu, seorang bernama Qubaisah 
bin Dzuaib Al Asadiy menanggapi: "Aku Khawatir, jangan-jangan pembai'atan 
Thalhah itu tidak sempurna!" Ia mengucapkan tanggapannya itu karena tangan 
Thalhah memang lumpuh sebelah. Orang lain membiarkan komentar itu lewat begitu 
saja. Zubair bin Al-'Awwam segera mengikuti jejak Thalhah menyatakan bai'at 
kepada Imam Ali r.a. Sesudah itu barulah kaum Muhajirin dan Anshar menyatakan 
bai'atnya masing-masing. Yang tidak ikut menyatakan bai'at ialah Muhammad bin 
Maslamah, Hasan bin Tsabit, Abdullah bin Salam, Abdullah bin Umar, Usamah bin 
Zaid, Saad bin Abi Waqqash, dan Ka'ab bin Malik. Tata cara pembai'atan dilakukan 
menurut prosedur sebagaimana yang lazim berlaku atas diri Khalifah-khalifah 
sebelumnya. Sesuai dengan tradisi pada masa itu, sesaat setelah dibai'at 
Amirul Mukminin Imam Ali r.a. menyampaikan amanatnya yang pertama. 
26 
Antara lain mengatakan: 
"Sebenarnya aku ini adalah seorang yang sama saja seperti kalian. Tidak ada 
perbedaan dengan kalian dalam masalah hak dan kewajiban. Hendaknya kalian 
menyadari, bahwa ujian telah datang dari Allah s.w.t. Berbagai cobaan dan fitnah 
telah datang mendekati kita seperti datangnya malam yang gelap-gulita. Tidak ada 
seorang pun yang sanggup mengelak dan menahan datangnya cobaan dan fitnah itu, 
kecuali mereka yang sabar dan berpandangan jauh. Semoga Allah memberikan 
bantuan dan perlindungan. "Hati-hatilah kalian sebagaimana yang telah diperintahkan 
oleh Allah s.w.t. kepada kalian, dan berhentilah pada apa yang menjadi larangan-Nya.
Dalam hal itu janganlah kalian bertindak tergesa-gesa, sebelum kalian menerima 
penjelasan yang akan kuberikan. "Ketahuilah bahwa Allah s.w.t. di atas 'Arsy-Nya 
Maha Mengetahui, bahwa sebenarnya aku ini tidak merasa senang dengan kedudukan 
yang kalian berikan kepadaku. Sebab aku pernah mendengar sendiri Rasul Allah 
s.a.w. berkata: "Setiap waliy (penguasa atau pimpinan) sesudahku, yang diserahi 
pimpinan atas kaum muslimin, pada hari kiyamat kelak akan diberdirikan pada ujung 
jembatan dan para Malaikat akan membawa lembaran riwayat hidupnya. Jika waliy 
itu seorang yang adil, Allah akan menyelamatkannya karena keadilannya. Jika waliy 
itu seorang yang dzalim, jembatan itu akan goncang, lemah dan kemudian lenyaplah 
kekuatannya. Akhirnya orang itu akan jatuh ke dalam api neraka…"31 
3. Peristiwa tahkim Pada Masa Ali Bin Abi Thalib 
Konflik politik antara Ali Bin Abi Thalib dengan Muawwiyah Ibn Abi Sufyan 
diakhiri dengan Tahkim. Dari pihak Ali Ibn Abi Thalib diutus seorang ulama yang 
terkenal sangat jujur dan tidak “ cerdik” dalam politik yaitu Abu Musa Al Asyari. 
Sebaliknya dari pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan diutus seorang yang sangat terkenal 
sangat “cerdik” dalam berpolitik yaitu Amr ibn Ash. 
Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak 
Muawiyah Ibn Abi Sufyan karena kecerdikan Amr Ibn Ash yang dapat mengalahkan 
Abu Musa Al Asyari. Pendukung Ali Ibn Abi Thalib, kemudian terpecah menjadi 
dua, yaitu kelompok pertama adalah mereka yang secara terpaksa menghadapi hasil 
Tahkim dan mereka tetap setia kepada Ali Ibn Abi Thalib, sedangkan kelompok yang 
kedua adalah kelompok yang menolak hasil Tahkim dan kecewa terhadap 
kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian melakukan gerakan perlawanan 
terhadap semua pihak yang terlibat dalam Tahkim, termasuk Ali Ibn Abi Thalib.32 
Khalifah Ali bin Abi Thalib menjalankankan roda pemeriintahannya selama 
27 
lebih kurang 5 Tahun. 
4. Sebab-sebab Kegagalan Khalifah Ali 
31 Ibid, h. 83-85 
32 Dedi Supriyadi, Loc.cit
Kegagalan Khalifah Ali yang sekaligus sebagai kemenangan muawiyah tidak terlepas 
dari beberapa fakta sebagaimana disampaikan sebagai berikut 
Pertama, pada masa awal pemerintahannya, sikap berperang melawan persekutuan 
Thalhah, Zubair dan A’isyah secara umum memperlemah kedudukan Ali. Ketika 
Thalhah dan Zubai bersedia berunding untuk mengakhiri pertempuran, tiba-tiba 
pengikut ali menangkap Thalhah dan Zubair lalu mereka membunuh keduanya. 
Kematian dua tokoh ini otomatis meningkatkan kemarahan pengikut mu’awiyah dan 
semakin bertambah pengikutnya. Sementara peristiwa ini justru mengurangi kekuatan 
dukungan atas perjuangan Ali. 
Kedua, bahwa pemberontak yang terjadi khususnya Bashrah, Kufah, mesir, Syiria, 
serta pengakuan kemerdekaan atas beberapa wilayah negeri muslim sangat merugikan 
dan menyulitkan posisi Ali. Terlepasnya Ali oleh mu’awiyah merupakan pertanda 
kehancuran kekuatan Khalifah Ali. 
Ketiga, mu’awiyah didukung kesatuan masyarakat syiria yang setian dan 
mendambakkan Umayyah sebagai pemimpinny, sementara itu Ali bersandar pada 
dukungan masyarakat Kufah yang berjiwa lemah dan tidak memberikan bantuan yang 
sepenuhnya kepada Khalifah Ali terutama dalam kondisi dan situasi yang berbahaya. 
Keempat, persainagn antara keluarga dan keturunan Hasyimiah dengan keturunan 
Umayyah turut mempersulit posisi Ali. Pada sisi lainnya, kondisi permusuhan seperti 
ini sangat menguntungkan mu’awiyah yang mereka sedang bangkit. Mereka bersatu 
menuntut balas atas kematian Khalifah Usman. 
28
BAB III 
PENUTUP 
KESIMPULAN 
A. Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Khalifah Abu Bakar antara lain : 
Penghimpunan Al Quran, mengelola zakat, infak dan sedekah yang berasal dari kaum 
muslimin, sedangkan dalam Praktik pemerintahan Khalifah Abu Bakar terpenting lainnya 
adalah mengenai suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar 
bin Khattab untuk menggantikannya. 
B. Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administratif 
pemerintahan, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. Pemikiran 
Khalifah Umar bin Khattab khususnya dalam peradilan yang masih berlaku sampai 
sekarang 
C. Di antara jasa- jasa Usman Bin Affan adalah tindakannya untuk menyalin dan membuat 
Al- Quran standar, yang di dalam kepustakaan disebut dengan kodifikasi al Quran 
D. Yang paling terkenal pada msa Ali ini adalah terjadinya Tahkim antara Ali Bin Abi 
Thalib dengan Muawwiyah Ibn Abi Sufyan . Dari pihak Ali Ibn Abi Thalib diutus 
seorang ulama yang terkenal sangat jujur dan tidak “ cerdik” dalam politik yaitu Abu 
Musa Al Asyari. Sebaliknya dari pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan diutus seorang yang 
sangat terkenal sangat “cerdik” dalam berpolitik yaitu Amr ibn Ash. 
Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak Muawiyah Ibn 
Abi Sufyan karena kecerdikan Amr Ibn Ash yang dapat mengalahkan Abu Musa Al Asyari. 
Pendukung Ali Ibn Abi Thalib, kemudian terpecah menjadi dua, yaitu kelompok pertama 
adalah mereka yang secara terpaksa menghadapi hasil Tahkim dan mereka tetap setia kepada 
Ali Ibn Abi Thalib, sedangkan kelompok yang kedua adalah kelompok yang menolak hasil 
Tahkim dan kecewa terhadap kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian melakukan 
gerakan perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat dalam Tahkim, termasuk Ali Ibn Abi 
Thalib. 
29
DAFTAR PUSTAKA 
At Tamimi Abdurrahman, Utsman Bin Affan Radiyallahu ‘Anhu Khalifah Yang Terzalimi. 
Maktabah Abu Salma Al Atsari, 2008. 
Jamil Ahmad, Sejarah Kebudayan Dinamika Islam. Gresik:Putra Kembar Jaya, 2011. 
Hasbi Al Furqan, 125 Masalah Zakat. Solo: Tiga Serangkai, Cetakan Pertama, 2008. 
Supriyadi Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : CV Pustaka Setia, 2008. 
H.M.H. Al Husaini Al Hamid, Sejarah Hidup Ali Bin Abi Thalib ra, Jakarta : Lembaga 
Penyelidikan Islam, 1981. 
H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, Jakarta : Tride, Cetakan I, 2003. 
Kencana Syafi’ie Inu, Ilmu Pemerintahan dan Al- Quran, Jakarta : PT Bumi Aksara, Cetakan 
I, 2004. 
Husain Haikal Muhammad, Al- Faruq ‘Umar, diterjemahkan oleh Ali Audah, Umar Bin 
Khattab. Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, cetakan ke- 3, 2002. 
Iqbal Muhammad, Fiqh Siyasah Konstekstualisasi Doktrin Politik Islam , Jakarta : Gaya 
Media Pratama, 2000. 
Prof. Ali. K, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, cetakan 
ke-II, 1997, 
30

Contenu connexe

Tendances

Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifatPpt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifatGatot Birowo - STIE AAS
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Makalah tentang syirik
Makalah tentang syirikMakalah tentang syirik
Makalah tentang syirikamrin syahrafi
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANAmalia Damayanti
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Maghfur Amien
 
Makalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an IIMakalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an IINur Rohmah
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufUlfiatu Rochmah
 
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhMasa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhfriskacaca
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis Musyfi'ah Musyfi'ah
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Ltfltf
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anRobet Saputra
 

Tendances (20)

Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifatPpt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Ppt syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Makalah tentang syirik
Makalah tentang syirikMakalah tentang syirik
Makalah tentang syirik
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Makalah isim
Makalah isimMakalah isim
Makalah isim
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
Makalah ijtihad
Makalah ijtihadMakalah ijtihad
Makalah ijtihad
 
Makalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an IIMakalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an II
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhMasa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 

Similaire à Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Pemimpin dalam-islam
Pemimpin    dalam-islamPemimpin    dalam-islam
Pemimpin dalam-islamHelmon Chan
 
Ciri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammad
Ciri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammadCiri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammad
Ciri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammadAdila Ayuni
 
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAWKepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAWPermana Sasmita
 
MEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUAN
MEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUANMEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUAN
MEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUANFirstky Firstky
 
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islamKonsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islamAlamsyah Pratama
 
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'Ana Zuliyanti
 
Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3Mahasiswa
 
Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]
Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]
Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]akmalmustafakamal
 
Konsep Al Quran Tentang Kepemimpinan
Konsep Al Quran Tentang KepemimpinanKonsep Al Quran Tentang Kepemimpinan
Konsep Al Quran Tentang Kepemimpinanvivid rohmaniyah
 
Fiqh amal islami
Fiqh amal islamiFiqh amal islami
Fiqh amal islamiazmi bahari
 
Kelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptx
Kelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptxKelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptx
Kelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptxBlackpearl267939
 
BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)
BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)
BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)ICMI Pusat
 
kesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islamkesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islamArib Herzi
 
Nahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikNahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikMoh Imron Aja
 
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad CheemaKhilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad CheemaAhmadi Muslim
 
11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power point
11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power point11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power point
11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power pointKhairaniBabai
 

Similaire à Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin (20)

Pemimpin dalam-islam
Pemimpin    dalam-islamPemimpin    dalam-islam
Pemimpin dalam-islam
 
Ciri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammad
Ciri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammadCiri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammad
Ciri ciri dan bukti kepimpinan nabi muhammad
 
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAWKepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
 
MEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUAN
MEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUANMEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUAN
MEMBANGKITKAN ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUAN
 
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islamKonsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islam
 
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
 
Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3
 
Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]
Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]
Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]
 
Konsep Al Quran Tentang Kepemimpinan
Konsep Al Quran Tentang KepemimpinanKonsep Al Quran Tentang Kepemimpinan
Konsep Al Quran Tentang Kepemimpinan
 
Fiqh amal islami
Fiqh amal islamiFiqh amal islami
Fiqh amal islami
 
Kelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptx
Kelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptxKelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptx
Kelompok 5 Etika dan Moral Perencanaan.pptx
 
BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)
BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)
BEDAH FIQH KEPEMIMPINAN - NALTRA (RUBRIK: KAJIAN)
 
Modul PIM 3123 SEM6
Modul PIM 3123 SEM6Modul PIM 3123 SEM6
Modul PIM 3123 SEM6
 
Masyarakat Madani
Masyarakat MadaniMasyarakat Madani
Masyarakat Madani
 
kesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islamkesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islam
 
Politik islam
Politik islamPolitik islam
Politik islam
 
Nahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikNahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politik
 
Tamadun islam
Tamadun islamTamadun islam
Tamadun islam
 
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad CheemaKhilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
 
11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power point
11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power point11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power point
11.-Kepemimpinan-dalam-Islam.power point
 

Plus de Sholiha Nurwulan

Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSholiha Nurwulan
 
Grup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikGrup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikSholiha Nurwulan
 
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 

Plus de Sholiha Nurwulan (7)

Soal bangun-datarr
Soal bangun-datarrSoal bangun-datarr
Soal bangun-datarr
 
Soal bangun-datar
Soal bangun-datarSoal bangun-datar
Soal bangun-datar
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
Grup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikGrup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklik
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
 
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
 

Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

  • 1. MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR ROSYIDIN DISUSUN OLEH : KELOMPOK II 1. ANWAR ADI : 15.1.12.4.102 2. SHOLIHA NURWULAN : 15.1.12.4.108 3. ABDUL BASIT : 15.1.12.4.130 SEMESTER/KELAS : VD DOSEN PEMBIMBING : M. SALEH ENDING JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam. Juga tidak lupa teriring salam dan sholawat kehadirat Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yaitu Addinul Islam.Memberikan pencerahan pada setiap hati manusia untuk berfikir menyaksikan kekuasaan Illahi Robbi yang memiliki tingkat keilmuan yang maha tinggi. Terima kasih kami haturkan kepada bapak dosen yang telah memberikan dorongan serta motifasi keilmuannya dalam membimbing dan memberikan dorongan dalam pembuatan makalah ini.Dan tidak lupa diucapkan terima kasih kepada semua anggota yang telah mencurahkan segala kemampuannya demi tersusunnya makalah ini. Penyusunan makalah ini salah satunya bertujuan untuk menjaga kemurnian kebudayaan islam dan spiritualnya atas berbagai bangsa yang telah tercemari oleh buku-buku yang tersedia dalam bahasa inggris yang ditulis oleh para penulis Eropa. Tujuan islam tidak pernah mengajarkan pada ancaman kekerasan seperti yang diduga keras oleh para orientalis.Islam mengajarkan pada keluhuran akhlaq yang diterapkan oleh para pemimpin setelah Rasulullah SAW.Kebijakan,kearifan,keadilan yang menjadi sifat para pemimpin terdahulu patut untuk kita tiru teladannya. Dengan adanya makalah ini semoga dapat sedikit memberikan informasi dan pemahaman teladan para pemimpin terdahulu yang bisa diterapkan pada kehidupan sekarang ini.Agar bisa menjadi islam yang tumbuh subur sehingga menjadi generasi yang cakap,cerdas serta berakhlaq mulia,berguna bagi nusa,bangsa dan agama.Semoga Allah menerima upaya sederhana ini.Semoga para pembaca dapat memberikan sedikit saran dan kritik untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan bagi penyusunan makalah selanjutnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 2
  • 3. DAFTAR ISI 3 SAMPUL KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 C. Tujuan ........................................................................................................... 3 BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................ 4 A. Pengertian Khulafaurasyidin ........................................................................ 4 B. Khalifah Abu Bakar Ash Sidiq .................................................................... 4 C. Khalifah Umar Ibn Al-Khatab ...................................................................... 10 D. Khalifah Usman Ibn Affan ........................................................................... 15 E. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib ......................................................................... 20 BAB III : PENUTUP KESIMPULAN....................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang Ketika islam diperkenalkan sebagai pola dasar, kaum Muslimah telah dijanjikan oleh Al – Quran akan menjadi komunitas terbaik dipanggung sejarah bagi sesama umat manusia lainnya. Akibatnya diterimanya dorongan ajaran seperti ini , secara tidak langsung telah memberikan produk pandangan bagi mereka sendiri untuk melakukan permainan budaya sebaik mungkin. Terdapat banyak perspektif dalam membaca banyak fakta sejarah , terutama terhadap sejarah peradaban umat Islam. Perbedaan cara pandang tersebut sebagai akibat dari khazanah pengetahuan tentang sejarah yang berbeda. Hal itu dipicu dari keberagaman teori sejarah. Lebih–lebih sejarah islam yang sebagian besar adalah sejarah tentang polotik dan kekuasaan yang berujung pada kepentingan kelompok maupun individual semata. Pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kelompok, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu komunitas masyarakat, bangsa dan Negara tidak akan maju,aman dan terarah jika tidak adanya pemimpin. Maka pemimpin menjadi kunci keberhasilkan dalam suatu komunitas masyarakat. Pemimpin yang mampu memberi rasa aman, temtram, mampu mewujudkan keinginan rakyatnya. Maka dianggap sebagai pemimpin yang sukses. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dicintai oleh yang dipimpinnya, sehingga pikirannya selalu didukung, perintahnya selalu di ikuti dan rakyat membelanya tanpa diminta terlebih dahulu. Figur kepemimnan yang mendekati penjelasan tersebut adalah Rasulullah beserta para sahabatnya (khulafaur Rasyidin). Wafatnya nabi Muhammad sebagai pemipin agama maupun Negara menyisahkan persoalan pelik. Nabi tidak meninggalkan wasiat kepada seorangpun sebagai penerusnya.
  • 5. Akibatnya, para sahabat mempermasalahkan dan saling berusaha untuk mengajukan calon pilihan dari kelompoknya. Ahmad Amin mencatat sedikitnya ada 3 kelompok yang berkeinginan menjadi penerus Nabi, yaitu a. Kelompok atau golongan mencalonkan Ali Bin Abi Tholib, dikarenakanYang paling berhak adalah para ahl-bait Rasulullah sendiri. b. Kelompok atau golongan Anshar mencalonkan Saad bin Ubadah, dikarenakan Golongan anshar merupakan golongan penolong Nabiteraniaya di Makkah dan beliau pun meninggal dalam keadaan puas terhadap Anshar. c. Kelompok atau golongan Kaum Muhajirin mencalonkan Abubakar as-shidiq, dikarenakan Kaum Muhajirin merupakan kaum yang pertama mempercayai ajaran Nabi dan selalu menemani beliau dalam suka dan duka Perselisihan tersebut berdampak pada tertundanya pemakaman Rasullah serta terjadinya peristiwa saqifa,dimana Abu bakar di baiat sebagai penerus Nabi . Masa khulafa’ al- Rasyidun merupakan nama keemasan, zaman ideal, di mana pemerintahan dijalankan seperti halnya pemerintahan masa Nabi. Indikator yang dapat di lihat adalah: 1. Pembentukannya dengan suara rakyat 2. Pemerintahan dijalankan dengan musyawarah 3. Kedaulatan Hukum Ilahi diaplikasikan dalam kehidupan bernegara, sehingga terdapat keyakinan bahwa segala gerak gerik dipertanggung jawabkan kepada Allah. 4. Kekuasaan Negara tidak didominasi oleh satu kelompok ataupun golongan. Selain mampu menciptakan tatanan pemerintahan yang ideal, masa khulaf’ al rasyidun terkenal dengan kemampuanya mengalahkan dua imperium besar sebelumnya yaitu Persia dan Roma. Masing-masing khalifah memiliki kekhasan dalam memerintah umat Islam.Mereka berusaha keras melanjutkan dakwah Nabi ke seluruh alam. Pentingnya mempelajari sejarah ini agar mahasiswa dapat memperoleh banyak pelajaran hidup dari pengalaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin. Sehingga nantinya mahasiswa tidak akan melakukan kesalahan serupa yang pernah dilakukan para sahabat ketika mahasiswa menjadi pemimpin. 5
  • 6. 6 B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan pengertian khulafaur Rosyidin ? 2. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar Ash-Shidiq ? 3. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Umar Ibn Khatab ? 4. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ustman Ibn Affan ? 5. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib ? C. TUJUAN 1. Agar dapat memahami pengertian Khulafaur Rosyidin. 2. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar Ash- Shidiq. 3. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Umar Ibn Khatab. 4. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ustman Bin Affan. 5. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib.
  • 7. BAB II PEMBAHASAN 7 A. PENGERTIAN KHULAFAURASYIDIN Menurut bahasa, Khalifah ( خ ل ي فة Khalīfah) merupakan mashdar dari fi’il madhi khalafa , yang berarti : menggantikan atau menempati tempatnya. Menurut istilah adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (570–632). Kata "Khalifah" sendiri dapat diterjemahkan sebagai "pengganti" atau "perwakilan". Dalam Al-Qur'an, manusia secara umum merupakan khalifah Allah di muka bumi untuk merawat dan memberdayakan bumi beserta isinya. Sedangkan khalifah secara khusus maksudnya adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai Imam umatnya, dan secara kondisional juga menggantikannya sebagai penguasa sebuah edentitas kedaulatan Islam (negara). Sebagaimana diketahui bahwa Muhammad saw selain sebagai Nabi dan Rasul juga sebagai Imam, Penguasa, Panglima Perang, dan lain sebagainya.1 Khulafaur Rasyidin merupakan pemimpin umat Islam dari kalangan sahabat pasca Nabi wafat. Mereka merupakan pemimpin yang dipilih langsung oleh para sahabat melalui mekanisme yang demokratis. Siapa yang terpilih, maka sahabat yang lain memberikan baiat (sumpah setia) pada calon yang terpilih tersebut. Ada dua cara dalam pemilihan khalifah ini , yaitu : pertama, secara musyawarah oleh para sahabat Nabi. Kedua, berdasarkan atas penunjukan khalifah sebelumnya. B. KHALIFAH ABU BAKAR ASH- SHIDDIQ ( TAHUN 11 H- 13 H/632 M- 634 M) a. Latar Belakang Kehidupan Abu Bakar Ash-Shidiq 1 Ahmad Jamil, Sejarah KebudayDinamika Paan Islam (Gresik:Putra Kembar Jaya,2011), hal 22
  • 8. Abu Bakar Ash- Shidddiq ( nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi Quhafah bin Utsman bin Amr bin Masud bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr At- Taimi Al- Quraisy). Dilahirkan pada tahun 573 M. Ayahnya bernama Utsman ( Abu Kuhafah) bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Lu’ay, berasal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al- Khair Salmah binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Garis keturunannya bertemu pada neneknya, yaitu Ka’ab bin Sa’ad. 2 Abu Bakar adalah nama gelar sedang nama aslinya Abdullah Ibn Abu Kuhafah, lalu ia mendapat gelar Al-Shiddiq setelah masuk agama islam. Semenjak masa kanak-kanak, ia adalah sosok pribadi yang terkenal jujur, tulus, penyayang dan suka beramal, sehingga masyarakat mekah menaruh hormat kepadanya. Ia selalu berbuat yang terbaik untuk menolong fakir miskin. 3 Abu Bakar merupakan orang yang pertama masuk Islam ketika Islam mulai didakwakan. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak diragukan lagi. Abu Bakar juga merupakan seorang yang jernih tabi’atnya, persahabatan dan kepercayaannya yang kekal kepada kenabian Nabi Muhammad SAW menjadi sebuah tanda bukti ketulusan hatinya.4 Abu bakar adalah sahabat yang terpercaya dan dikagumi oleh Nabi. Ia pemuda yang pertama kali menerima seruan Nabi tanpa banyak pertimbangan. Seluruh kehidupannya dicurahkan untuk perjuangan suci membela dakwah Nabi Muhammad, sehingga ia lebih dicintai oleh Nabi dari para sahabat lainnya. Demikian juga Nabi sangat menyayanginya sehingga nabi menunjuknya sebagai imam shalat penggangti nabi.5 8 b. Pengangkatan Sebagai Khalifah Sampai akhir hayat, Nabi Tidak menunjuk seseorang sebagai khalifah. Pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan di antara umat Islam, ada yang mengusulkan 2 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2008 ), hal. 67 3 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,1997),hal.89.cetakan ke-2 4 H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, (Jakarta : Tride, Cetakan I, 2003), hal. 68 5 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), hal 89
  • 9. untuk cepat- cepat memikirkan pengganti Nabi. Itulah perselisihan pertama terjadi pasca Nabi wafat. Perselisihan tersebut berlanjut ke perselisihan kedua di Saqifa Bani Sa’idah6, pada saat kaum Anshar menuntut diadakannya pemilihan khalifah. Sikap kaum Anshar ini menunujukkan bahwa kaum Anshar lebih memiliki rasa kepedulian dalam hal berpolitik dibandingkan dengan kaum Muhajirin. Dalam pertemuan tersebut, sebelum kaum Muhajirin datang, golongan Khajraz telah sepakat mencalonkan Salad bin Ubadah, sebagai pengganti Rasul. Akan tetapi suku Aus belum menjawab atas pandangan tersebut sehingga terjadilah perdebatan antara mereka dan pada akhirnya Salad bin Ubadah yang tidak menginginkan adanya perpecahan mengatakan bahwa ini merupakan awal dari perpecahan. Melihat situasi yang memanas, Abu Ubaidah mengajak kaum Anshar agar bersikap tenang dan toleran, kemudian Basyir bin Sa’ad Abi An Nu’man bin Basyir berpidato dengan mengatakan agar tidak memperpanjang masalah ini. Keadaan yang sudah tenang ini, Abu Bakar berpidato , “ Ini Umar dan Abu Ubaidah, siapa yang kamu kehendaki di antara mereka berdua, maka bai’atlah.7 Baik Umar maupun Abu Ubaidah merasa keberatan atas ucapan Abu Bakar dengan mempertimbangkan berbagai alasan, diantaranya adalah ditunjukinya Abu Bakar sebagai pengganti rasul dalam imam shalat dan ini membuat Abu bakar lebih berhak menjadi pengganti Rasulullah SAW. Sebelum keduanya membai’at Abu Bakar, Basyir bin Sa’ad mendahuluinya, kemudian Umar dan Abu Ubaidah dan diikuti secara serentak oleh semua hadirin. 9 c. Peran dan Fungsi Abu Bakar Sepak terjang pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu Bakar ketika ia diangkat menjadi khalifah. Secara lengkap isi pidatonya sebagai berikut : 6 Suatu tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul dan membahas masalah- masalah umat. Pertemuan kali ini khusus diselenggarakan untuk menimbang siapa yang harus memegang tumpuk pemerintahan di kalangan mereka setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Ketika Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar ibn Al Khattab dan Abu ‘Ubaidah diberitahu akan hal ini, beliau segera menyatakan kesediaannya berpartisipasi dalam pertemuan ini. 7 Ibid.hal 90
  • 10. “ Wahai manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu percayakan, padahal aku bukan orang yang terbaik di antara kamu. Apabila aku melaksanakan tugasku dengan baik, bantulah aku, dan jika aku salah, luruskanlah aku. Kebenaran adalah suatu kepearcayaan, dan kedustaan adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kamu adalah orang kuat bagiku sampai aku memenuhi hak- haknya, dan orang kuat di antara kamu adalah lemah bagiku hingga aku mengambil haknya, Insya Allah. Janganlah salah seorang dari kamu meninggalkan Jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan jihad maka Allah akan menimpakan atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasulnya, jika aku tidak menaati Allah dan Rasul Nya, sekali- kali janganlah kamu menaatiku. Dirikanlah shalat, semoga Allah merahmati kamu.” 8 Ucapan pertama ketika dibai’at menunjukkan garis besar politik dan kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan antara lain : a. Kebijaksanaan pengurusan terhadap agama Pada awal pemerintahannya ia diuji dengan adanya ancaman yang datang dari umat Islam sendiri yang menentang kepemimpinannya yakni mereka yang belum cukup imannya tampil sebagai penentang demikian juga kaum yahudi dan Kristen. Di antara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang- orang yang murtad, orang- orang yang tidak mau membayar zakat, orang- orang yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.9 10 b. Kebijaksanaan Kenegaraan Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau kenegaraan antara lain : 1) Bidang Eksekutif Untuk pelaksanaan tugas- tugas eksekutif, Abu Bakar melakukan pembagian kekuasaan di kalangan sahabat senior, Abu Bakar mengangkat tiga orang sahabat yaitu : Ali , Usman dan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris Negara 8 H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, hal. 69-70 9 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern),hal. 92
  • 11. (Katib) yang berkedudukan di kota Madinah. Untuk memegang keuangan Negara, Abu Bakar menunjuk Abu Ubaidah sebagai Bendahara. Sedangkan untuk jabatan hakim agung diserahkan kepada ‘Umar ibn Al Khattab, sementara dalam membantu khalifah memutuskan urusan- urusan kenegaraan, Abu Bakar juga membentuk Majelis Syura yang terdiri dari ‘Umar, Usman, Ali, Abd al – Rahman ibn ‘Awf, Mu’adz ibn Jabal, Ubay ibn Ka’b dan Zaid bin Tsabit.10 11 2) Pertahanan dan Keamanan Dengan mengorganisasikan pasukan- pasukan yang ada untuk mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabilitas di dalam maupun di luar negeri. Di antara panglima yang ada ialah Khalid bin Walid, Musanna bin Harisah,, Amr bin ‘Ash, Zaid bin Sufyan dan lain- lain. 3) Yudikatif Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khattab dan selama masa pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu permasalahan yang berarti untuk dipecahkan, hal ini karena kemampuan dan sifat Umar sendiri dan masyarakat pada waktu itu dikenal ‘alim 4) Sosial ekonomi Sebuah lembaga mirip Bait Al Mal. Di dalamnya dikelola harta benda yang di dapat dari zakat, infak, shadaqah, ghanimah dan lain- lain. Penggunaan harta tersebut digunakan untuk gaji pegawai Negara dan untuk kesejahteraan umat sesuai dengan aturan yang ada. Pada masa Abu Bakar ini, bagi orang yang enggan enggan dan membangkang dalam membayar dapat dihukum dengan denda, bahkan dapat diperangi dan dibunuh. Hal ini dilakukan oleh Abu Bakar sepeninggal Rasulullah SAW, karena banyak suku Arab yang tidak mau membayar zakat dan hanya mau 10 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Konstekstualisasi Doktrin Politik Islam , (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2000), hal. 51
  • 12. mengerjakan shalat. Abu Bakar pernah menyatakan, “ Demi Allah, Saya akan memerangi siapapun yang membeda- bedakan zakat dan shalat “.11 d. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan (terutama memerangi orang- orang murtad), khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan Persia dan Romawi yang selalu berkeinginan menghancurkan eksistensi Islam. Untuk menghadapi Persia, Abu Bakar mengirim tentara Islam di bawah pimpinan Khalid bin walid dan Mutsanna bin Haritsah dan berhasil merebut beberapa daerah penting Irak dari kekuasaan Persia. Adapun untuk menghadapi Romawi, Abu Bakar memilih empat panglima Islam terbaik yaitu, Amr bin al Ash di front palestina, Yazid bin Abi Sufyan di front damaskus, Abu Ubaidah di front Hims dan Syurahbil bin Hasanah di front Yordania. Empat pasukan ini kemudian dibantu oleh Khalid bin Walid yang bertempur di front Siria.12 e. Penilaian terhadap Khalifah Abu Bakar Berdasarkan pengalaman, Abu Bakar menggaris bawahi bahwa jabatan khalifah merupakan masalah yang cukup rawan dan sangat krusial. Keretakan sesame muslim, munculnya gerakkan nabi-nabi palsu, dan gerakkan pembangkang sempat mengancam eksistensi negeri islam yang baru saja berdiri dan mengganggu kedamaian imperium islam. Dengan sepenuh jiwa Abu Bakar telah berhasil memadamkan gerakkan islam tersebut. Abu Bakar tidak hanya berhasil menyelamatkan islam dari situasi anarkis didalam negeri, melainkan berhasil menjadikan islam sebagai agama besar dunia melaluim sikapnya mengalihkan perhatian kepada upaya penaklukan yang membawa kemenangan gemilang beberapa wilayah perbatasan imperium Bizantium.13 Abu bakar adalah sahabat sejati Nabi Muhammad memilih keyakinan terhadap Nabi Muhammad menanggung segala penderitaan dan kekejaman pihak musuh islam, dan selalu siap memikul beban derita apapun demi tegakknya 11 Al Furqan Hasbi, 125 Masalah Zakat, ( Solo: Tiga Serangkai, Cetakan Pertama, 2008 ), hal. 27 12 Dedi Supriyadi, Op. cit. hal. 71 13 Prof.K.Ali, Op. cit hal.100 12
  • 13. perjuangan Islam. Kunci Keteguhan Abu Bakar terletak pada keyakinannya kepada kebesaran Nabi Muhammad . “Jangan panggil aku khalifah Allah, tapi panggillah aku Khalifah Rasulullah”, ungkapnya, ia adalah orang pertama yang berusaha mengumpulakan ayat-ayat Al-quran dalam sebuah mushaf. Ia sangat penyayang kepada fakir miskin. Oleh karena itu ia menggunakan seluruh kekayaannya untuk menolong mereka.14 Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam membangun pranata social di bidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh- tokoh sahabat untuk ikut membicarakan berbagai masalah sebelum mengambil keputusan melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislative. 13 f. Peradaban Pada Masa Abu Bakar Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Khalifah Abu Bakar antara lain : a) Penghimpunan Al Quran, Abu Bakar memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al- Quran dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hapalan kaum muslimin b) Dalam bidang pranata social ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan social rakyat dengan cara mengelola zakat, infak dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin. Abu Bakar menjalankankan roda pemerintahannya selama lebih kurang 2 Tahun. c) Praktik pemerintahan Khalifah Abu Bakar terpenting lainnya adalah mengenai suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikannya. C. KHALIFAH UMAR IBN AL- KHATTAB (TAHUN 13 H- 23 H/634 M- 644 M) a. Latar Belakang Kehidupan Umar ibn Al- Khattab Umar ibn Al- Khattab yang memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail bin Abd Al Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin Ka’ab bin lu’ay adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash- Shiddiq. 14 Ibid.hal.101
  • 14. Dia adalah salah seorang sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi Muhammad SAW. Kebesarannya terletak pada keberhasilannya, baik sebagai negarawan yang bijaksana, maupun sebagai Mujtahid yang ahli dalam membangun Negara besar yang ditegakkan atas prinsip- prinsip keadilan, persamaan, dan persaudaraan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Umar ibn Al- Khattab dilahirkan di Mekkah pada 513 H dari keturunan suku Quraisy yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya perang Fijar dan tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW. Sebelum masuk Islam, Umar termasuk di antara kaum Kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh orang- orang yang sudah masuk Islam dengan gelar Abu Hafs. Setelah Umar masuk islam, dia menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela Islam ia menerima gelar al-Faruq.15 b. Pengabdian Umar sebelum menjadi khalifah Umar sama sekali tidak mengambil bagian dalam hijarah pertama ke Abessinia, karena pada saat itu ia belum memeluk islam.namun pada kesempatan hijrah ke madinah umarlah yang mengawal 20 muhajirin ke madinah. Selama dimadinah umar selalu aktif membantu perjuangan nabi baik dalam suka maupun duka. Ia turut berjuang dalam perang Badar, Uhud, Khandaq, dan turut menyertai Nabi dalam perjanjian Hudaibiyah. Pada awalnya ia tidak menerima perjanjian tersebut yang dirasakan merugikkan pihak islam. Namun padaa akhirnya ia menerima perjanjian tersebut setelah Nabi menjelaskan perkenan Tuhan melalui wahyu yang diterima Nabi. Setelah Nabi meninggal dunia, ia bersama dengan abu bakar hadir dipertemuan Bani Sa’idah, tempat tokoh-tokoh Anshor menyelenggarakan musyawarah memilih pengganti kepemimpinan islam. Ketika sampai pada puncak pengambilan keputusan , Umarlah yang pertama kali membaiat kepemimpinan Abu Bakar Sebagai khalifah pertama dan selalu mendukung kebijaksanaannya dalam masa pemerintahan Abu Bakar. 14 15 Ibid
  • 15. Setelah Abu Bakar meninggal, Umar menggantikan jabatan khalifah islam dan meneruskan kebijakkan-kebijakkan yang sebelumnya telah ditempuh oleh Khalifah Abu Bakar. Dalam waktu yang tidak lama Umar berhasil menundukkan kekuasaan imperium Persia dan Romawi menjadi bagian dari kekuasaan islam.16 c. Pengangkatan Umar ibn Al- Khattab Sebagai Khalfah Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/ 13 H, menunjuk Umar ibn Al Khattab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tapi nampaknya ada beberapa factor dalam penunjukan ini antara lain : a. Kehawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang 15 nyaris menyeret ke perpecahan. b. Kaum Anshar dan kaum Muhajirin saling mengklaim sebagai golongan yang berhak menjadi Khalifah c. Kaum Islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan pembangkang. 17 Penunjukan Abu Bakar terhadap Umar yang dilakukan disaat ia mendadak sakit pada masa jabatannya merupakan suatu yang baru, tetapi harus dicatat bahwa penunujukan itu dilakukan dalam bentuk rekomendasi atau saran yang diserahkan pada persetujuan umat. Abu Bakar telah memanggil Abdur-Rahman bin Auf dan ia menanyakan tentang Umar. "Dialah yang mempunyai pandangan terbaik, tetapi dia terlalu keras," kata Abdur-Rahman. " Setelah Abdur-Rahman keluar ia memanggil Usman bin Affan dan ditanyanya tentang Umar. "Semoga Allah telah memberi pengetahuan kepada saya tentang dia," kata Usman, "bahwa isi hatinya lebih baik dari lahirnya. Tak ada orang yang seperti dia di kalangan kita." Setelah itu Abu Bakr meminta pendapat Sa'id bin Zaid dan beberapa orang sahabat Nabi ketika mendengar saran-saran Abu Bakar mengenai pe-nunjukan Umar sebagai khalifah. Ia merasa tidak cukup hanya bermusyawarah dengan orang-orang bijaksana di kalangan Muslimin, terutama 16 Prof.K.Ali, hal.102-103 17 Dedi Supriyadi, Op. cit. hal. 78
  • 16. setelah ada pihak yang menentang, dari dalam kamar di rumahnya itu Abu Bakr menjenguk kepada orang-orang yang ada di Masjid, dan berkata kepada mereka: "Setujukah kalian dengan orang yang dicalonkan menjadi pemimpin kalian? Saya sudah berijtihad menurut pendapat saya dan tidak saya mengangkat seorang kerabat. Yang saya tunjuk menjadi pengganti adalah Umar bin Khattab. Patuhi dan taatilah dia!" Mereka menjawab: "Kami patuh dan taat." Ketika itu ia mengangkat tangan ke atas seraya berkata: "Ya Allah, yang kuinginkan untuk mereka hanyalah yang ter-baik untuk mereka .18 Setelah dilantik menjadi khalifah, ‘Umar berpidato di hadapan umat Islam untuk menjelaskan visi politik dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan dalam memimpin kaum muslimin, dalam pidatonya berbunyi : “Aku telah dipilih menjadi Khalifah. Kerendah hatian Abu Bakar sejalan dengan jiwanya yang terbaik di antara kalian dan lebih kuat terhadap kalian serta juga lebih mampu memikul urusan- urusan kamu yang penting. Aku diangkat untuk menjadi Khalifah tidak sama dengan beliau. Seandainya aku tahu ada orang yang lebih kuat untuk memikul jabatan ini dari padaku, maka aku lebih suka memilih memberikan leherku untuk dipenggal daripada memikul jabatan ini. 19 d. Ekspansi Islam Masa Pemerintahan Kahalifah Umar ibn Al- Khattab Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar (13 H/ 634 M- 23 H/ 644 M ), sebagian besar ditandai oleh penaklukan- penaklukan untuk melebarkan Islam ke luar Arab. Sejarah mencatat, Umar telah berhasil membebaskan negeri- negeri jajahan Imperium Romawi dan Persia yang dimulai dari awal pemerintahannya, bahkan sejak pemerintahan sebelumnya. Segala tindakan yang dilakukan untuk menghadapi dua kekuatan itu jelas bukan hanya menyangkut kepentingan keagamaan saja, namun juga untuk kepentingan politik. Faktor- faktor yang melatarbelakangi timbulnya konflik antara umat Islam dengan Romawi dan Persia antara lain : 18 Muhammad Husain Haikal , Al- Faruq ‘Umar, diterjemahkan oleh Ali Audah, Umar Bin Khattab (Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, cetakan ke- 3, 2002), hal. 133- 135 19 Muhammad Iqbal, Op.cit. hal. 55 16
  • 17. a. Bangsa Romawi dan Persia tidak menaruh hormat terhadap maksud baik Islam b. Semenjak Islam masih lemah, Romawi dan Persia selalu berusaha 17 menghancurkan Islam c. Bangsa Romawi dan Persia sebagai Negara yang subur dan terkenal dengan kemakmurannya, tidak berkenan menjalin hubungan perdagangan dengan negeri-negeri Arab. d. Bangsa Romawi dan Persia bersikap ceroboh menghasut suku- suku Badui untuk menentang Islam. e. Letak geografis kekuasaan Romawi dan Persia sangat strategis untuk kepentingan keamanan dan pertahanan islam. e. Umar ibn Khattab : Madinah Sebagai Negara Adikuasa Semenjak penaklukan Persia dan romawi , pemerintahan Islam menjadi adikuasa dunia yang memiliki wilayah kekuasaan luas meliputi, semenanjung Arabia, palestina, Siria, Irak, Persia, dan Mesir. Umar ibn Al- Khattab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil dan pandai, dan seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai pengelolaan wilayah kekuasaan yang luas, ia menata struktur kekuasaan dan administrasi pemerintahan Negara Madinah berdasarkan semangat Demokrasi. f. Peradaban pada masa Khalifah Umar Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administrative pemerintahan, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. Pemikiran Khalifah Umar bin Khattab khususnya dalam peradilan yang masih berlaku samapai sekarang adalah sebagai berikut : 20 1. Kedudukan lembaga peradilan ( wajib di tengah- tengah masyarakat ) 2. Memahami kasus persoalan, baru memutuskannya 3. Samakan pandangan anda kepada kedua belah pihak, dan berlaku adillah. 4. Kewajiban pembuktian 5. Lembaga damai 20 Dedi Supriyadi, Op.cit. hal. 82-83
  • 18. 6. Penundaan persidangan 7. Kebenaran dan keadilan adalah masalah universal 8. Kewajiban menggali hukum yang hidup dan melakukan penalaran logis. 9. Orang Islam haruslah berlaku adil 10. Larangan bersidang ketika emosional. Khalifah Umar bin Khattab menjalankankan roda pemerintahannya selama lebih kurang 10 Tahun. 18 g. Wafat Khalifah Umar Setelah menjalankan pemerintahan selama sepuluh tahun yang penuh dengan kejayaan, khalifah Umar meninggal sebab kekejaman tangan seorang budak Persia yang bernama “Abu Lukluk” pada tahun 23 H/ 643 M. menurut Amir Ali,kematian Khalifah Umar merupakan duka besar bagi islam. Sungguh watak kepemimpinan Khalifah Umar yang sangat keras namun juga bijaksana cocok sebagai figure pemimpin bangsa Arab yang berwatak susah diatur. Ia tegak bagaikan benteng yang melindungi rakyatnya dari setiap serangan musuh. Sepeninggalan umar, kekuatan yang pernah mengancam kesatuan muslim muncul kembali seperti timbulnya paham kesukuan atau tribalisme dan beberapa kebiasan tak bermoral suku-suku badui mulai muncul kembali.21 D. KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN ( TAHUN 23 H- 35 H/ 644 M- 656 M ) 1. Latar Belakang Kehidupan Utsman Bin Affan Nama beliau adalah Utsman bin 'Affan bin Abil 'Ash bin Umayyah bin Abdisy Syams bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab. Beliau menisbatkan dirinya kepada bani Umayyah, salah satu kabilah Quraisy. Beliau dilahirkan pada tahun 576 M di Mekah. Beliau tumbuh diatas akhlak yang mulia dan perangai yang baik. Beliau sangat pemalu, bersih jiwa dan suci lisannya, sangat sopan santun, pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain. Beliau suka ketenangan dan tidak suka keramaian/kegaduhan, perselisihan, teriakan keras. Dan beliau 21 Prof.K.Ali, Op. cit hal.117
  • 19. rela mengorbankan nyawanya demi untuk menjauhi hal-hal tersebut. Dan karena kebaikan akhlak dan mu'amalahnya, beliau dicintai oleh Quraisy, hingga merekapun menjadikannya sebagai perumpamaan. Dari sini Imam Asy-S ya'bi mengatakan : "Dahulu Utsman sangat dicintai oleh orang-orang Quraisy, mereka menjadikannya sebagai suri taudalan, mereka memuliakannya. Sampai-sampai para ibu dari kalangan orang-orang Arab, jika menghibur anaknya, dia mengatakan : Demi Allah yang Maha Penyayang, aku mencintaimu seperti kecintaan Quraisy kepada Utsman . 22 Ibu Khalifah Utsman bin Affan adalah Urwy bin Kuriz bin Rabiah. Utsman bin Affan masuk Islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakar. Sesaat setelah masuk Islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil Ash. Ia dijuluki dzun nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kalsum. 2. Pengangkatan Khalifah Usman bin Affan Panitia pemilihan Khalifah, memilih Usman menjadi Khalifah ketiga menggantikan Umar bin Khattab. Pemerintahan Usman bi Affan ini berlangsung dari tahun 644 sampai 656 M. ketika Usman dipilih, Usman telah tua ( 70 tahun) dengan kepribadian yang agak lemah. Dalam Pidato pelantikan (inaugural speech) dari khalifah terpilih Utsman bin Affan ra, setelah beliau dibai’at adalah sebagai berikut : “ Amma ba’du, sesungguhnya, tugas ini telah dipikulkan kepadaku dan aku telah menerimanya, dan sesungguhnya aku adalah muttabi’ (pengikut sunnah Rasulullah SAW) dan bukannya seorang mubtadi’ (seorang yang berbuat bid’ah). Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai selain Kitab Allah dan Sunnah Nabi Nya, yaitu mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang- orang sebelumku dalam hal- hal yang kamu sekalian telah bersepakat dan telah kamu jadikan sebagai kebiasaan, membuat kebiasaan baru yang layak bagi ahli kebajukan dalam hal- hal yang belum kamu jadikan sebagai kebiasaan, dan mencegah diriku dari 22 Abdurrahman At Tamimi, Utsman Bin Affan Radiyallahu ‘Anhu Khalifah Yang Terzalimi, ( Maktabah Abu Salma Al Atsari, 2008), hal. 6 19
  • 20. bertindak atas kamu kecuali dalam hal- hal yang kamu sendiri telah menyebabkannya. “ 23 Kelemahan ini dipergunakan oleh orang- orang di sekitarnya untk mengejar keuntungan pribadi, kemewahan dan kekayaan. Hal ini dimanfaatkan terutama oleh keluarganya sendiri dari golongan Umayyah. Banyak pangkat- pangkat tinggi dan jabatan- jabatn penting dikuasai oleh familinya. Pelaksanaan pemerintahan seperti ini, dalam bahasa orang sekarang disebut nepotisme (kecenderungan untuk mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara (keluarga sendiri ). 3. Visi dan Misi Khalifah Utsman bin Affan Dalam pidato pelantikan Utsman bin Affan tergambar bahwa beliau adalah sebagai seorang Sufi, dan citra pemerintahannya lebih bercorak agama ketimbang corak politik, dalam pidato itu Usman mengingatkan beberapa hal penting : 24 a. Agar umat Islam selalu berbuat baik sebagai bekal ke hari akhirat. b. Agar umat Islam tidak terpedaya dengan kemewahan dunia. c. Agar umat Islam mau mengambil iktibar dari masa lalu, mengambil yang baik 20 dan menjauhkan yang buruk. d. Sebagai Khalifah ia akan menjalankan perintah Al Quran dan Sunnah. e. Ia akan melakukan apa yang telah dilakukan pendahulunya f. Umat Islam boleh mengkritiknya jika ia menyimpang dari ketetntuan hokum. g. Penyebaran Islam pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan Pada masa pemerintahannya perluasan daerah Islam diteruskan ke Barat sampai Maroko, ke timur menuju India dan ke Utara bergerak ke arah konstantinopel. Pada umumnya perluasan wilayah Islam ini dilakukan karena memenuhi kehendak jenderal- jenderalnya. Namun pada saat Utsman bin Affan menjabat sebagai Khalifah Utsman dituduh oleh sebahagian sahabat telah mengangkat familinya untuk menduduki jabatan- jabatan istana. Pemberontakan dimulai di Mesir, kemudian orang- orang yang sudah terbakar 23 Inu Kencana Syafi’ie, Ilmu Pemerintahan dan Al- Quran, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, Cetakan I, 2004), hal. 152-153 24 Dedi Supriyadi, Op. cit, hal. 90-91
  • 21. emosinya datang ke Madinah, tempat tinggal Khalifah. Ia dikepung di rumahnya, karena menolak untuk menyerah maka ia dibunuh oleh salah seorang pengacau, peristiwa itu terjadi pada tahun 656 H, kemudian dipilihlah penggantinya yang akhirnya dipegang oleh Ali bin Abi Thalib.25 21 4. Sebab-sebab Pemberontakkan Sebab-sebab terjadinya pemberontakkan yang berakhir dengan terbunuhnya khalifah Usman dapat teliti dari berbagai segi. Pertama, bahwa ditengah-tengah mayarakat terdapat sejumlah kelompok yang memeluk islam dengan tidak sepenuh kesadaran melainkan demi kepentingan-kepentigan tertentu seperti Abdullah Ibn Saba’, orang yaman yang semula pengikut agama yahudi. Mereka ini menyebarkan hasutan terhadap Usman. Setelah berpindah dari Bashrah, Kufah lalu ke Syiria, ia berhasil menyebar isu jahatnya, lalu ia berpindah ke mesir untuk tujuan yang sama. Keberhasilan propaganda jahat Abdullah Ibn Saba’ membuat jumlah kekuatan pemberontak semakin bertambah banyak. Mereka sebagian besar terdiri dari bangsa-bangsa lain yang semula penentang pertempuran. Mereka ini sebenarnya masih menyimpan kebencian dan permusuhan terhadap islam. Mereka mengambil kesempatan kacau ini dan bergabung dengan kaum pemberontak. Kedua, bahwa persaingan dan permusuhan antara keluarga Hasyim dan keluarga Umayyah turut memperlemah kekuatan Usman dan menjadi sebab utama kegagalan Usman di akhir masa pemerintahannya Ketiga, lemahnya karakter kepemimpinan Usman turut juga menyokong kegagalannya, khususnya dalam menghadapi gejolak pemberontakkan. Bahwa Usman adalah Pribadi yang sederhana, saleh, dan berhati lemah lembut. Sifat sederhana dan sikap lemah lembut sangat tidak sesuai dalam urusan politik dan pemerintahan, lebih-lebih dari kondisi yang kritis. Pada kondisi yang demikian diperlukan ketegasan sikap untuk menegakkan stabilitas pemerintahan. Sikap seperti ini tidak dimiliki oleh Usman. Ia adalah figure yang terlalu baik yang tidak mudah 25 Habib Boulares, Islam Biang Ketakutan atau Tumpuan Harapan ?, ( Bandung : Pustaka Hidayah, Cetakan I, 2003), hal. 123
  • 22. menerima laporan-laporan bahwa pihak-pihak musuh telah menghasutnya dan merusak stabilitas Negara.26 5. Peradaban pada masa Khalifah Utsman bin Affan Di antara jasa- jasa Usman Bin Affan yang lain adalah tindakannya untuk menyalin dan membuat Al- Quran standar, yang di dalam kepustakaan disebut dengan kodifikasi al Quran.27 Standarisasi Al Quran perlu diadakan, karena pada masa pemerintahannya wilayah Islam telah sangat luas dan didiami oleh berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa dan dialek yang tidak sama. Karena itu, di kalangan pemeluk agama Islam terjadi perbedaan ungkapan dan ucapan tentang ayat- ayat al quran yang disebarkan melalui hafalan. Perbedaan cara mengucapkan itu menimbulkan perbedaan arti. Berita tentang ini sampai pada Usman. Ia lalu membentuk Panitia yang kembali dipimpin oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin naskah Al- Quran yang telah dihimpun di masa Khalifah Abu Bakar dahulu, disimpan oleh Hafsah, janda Nabi Muhammad SAW. Panitia ini bekerja dengan satu disiplin tertentu, menyalin naskah Al Quran ke dalam lima Mushaf (kumpulan lembaran- lembaran yang ditulis, dan Al Quran itu sendiri disebut pula Mushaf ), untuk dijadikan standar dalam penulisan dan bacaan Quran di wilayah kekuasaan Islam pada waktu itu. Semua naskah yang dikirim ke ibukota Propinsi ( Makkah, Kairo, Damaskus, Baghdad) itu disimpan dalam masjid. Satu naskah tinggal di Madinah untuk mengenang jasa Usman, naskah yang disalin di masa pemerintahnnya itu disebut Mushaf Usmany atau al- Imam karena ia menajadi standar bagi Quran yang lain. Kemudian disalin dan diberi tanda- tanda bacaan di Mesir seperti yang kita lihat sekarang ini. 28 Khalifah Utsman bin Affan menjalankankan roda pemerintahannya selama 22 lebih kurang 12 Tahun. 26 Prof.K.Ali, Op. cit hal.129 27 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 178-179 28 ibid
  • 23. E. KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB ( TAHUN 36 H- 41 H/ 656 M-661 M) 23 1. Kelahiran Khalifah Ali Bin Abi Thalib Ali r.a dilahirkan hari Jum'at, 13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum Nabi Muhammad s.a.w. mendapat risalah, Sepanjang ingatan orang, inilah untuk pertama kali seorang wanita melahirkan puteranya dalam Ka'bah. Kelahiran bayi ini hanya disaksikan oleh ayah bundanya saja. Kejadian yang luar biasa ini, beritanya segera tersiar ke berbagai penjuru. Berbondong- bondonglah mereka, terutama keluarga Bani Hasyim, datang ke Ka'bah, guna menyaksikan bayi yang baru lahir. Di antara yang datang ialah Nabi Muhammad s.a.w. Bayi ini saudara misan beliau sendiri. Beliau menggendong bayi tersebut, kemudian bersama ayah-ibunya pulang ke rumah Abu Thalib. Ali adalah putera Abu Thalib, seorang paman yang mengasuh Nabi semenjak sang kakek meninggal dunia. Ali tergolong pada keturunan keluarga Hasyimiyah, sama dengan garis keturunan Nabi Muhammad. Garis keturunan inilah yang menduduki kekuasaan tertinggi atas ka’bah dan sekitarnya sebelum Nabi lahir. Ali lahir pada tahun kesepuluh sebelum tahun kerasulan Muhammad. Semenjak kecil ia selalu bersama Nabi, sehingga masa kecil Ali tumbuh dalam pengasuhan dan bimbingan Nabi. Nabi sangat mencintainnya ibarat anaknya sendiri, dan Nabi berkenan menikahkannya dengan Fatimah, putrid Nabi pada tahun kedua hijrah. Karena semenjak masa kanak-kanak Ali selalu bersatu rumah dengan Nabi Muhammad, maka ia banyak mengetahui prihal kehidupan Nabi Muhammad. Ketika Nabi menyerukan kepada ajaran islam, Ali tergolong generasi pertama yang mempercayai dan mengikuti seruan Nabi Muhammad tersebut.29 Ketika di bawah asuhan Rasul Allah s.a.w., Ali r.a. pernah diberi julukan "Abu Turab", yang artinya "Si Tanah". Pemberian julukan itu erat kaitannya dengan peristiwa ditemuinya Ali r.a. di satu hari sedang tidur berbaring di atas tanah. Yang menemuinya Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Beliau menghampirinya dan duduk dekat kepalanya sambil mengusap-usap punggungnya guna membuang debu-tanah. 29 Prof.K Ali. Hal. 135
  • 24. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. membangunkannya seraya berkata: "Duduklah, engkau hai Abu Turab!" Nama Abu Turab ini paling disukai oleh Ali r.a. Ia sangat bangga bila dipanggil dengan nama itu. 30 2. Proses Pengangkatan Ali Bin abi Thalib Menurut penuturan Abu Mihnaf, sebagaimana tercantum dalam Syarh Nahjil Balaghah, jilid IV, halaman 8, dikatakan, bahwa ketika itu kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul di masjid Rasul Allah s.a.w. Dengan harap-harap cemas mereka menunggu berita tentang siapa yang akan menjadi Khalifah baru. Masjid yang menurut ukuran masa itu sudah cukup besar, penuh sesak dibanjiri orang. Di antara tokoh-tokoh muslimin yang menonjol tampak hadir Ammar bin Yasir, Abul Haitsam bin At Thaihan, Malik bin 'Ijlan dan Abu Ayub bin Yazid. Mereka bulat berpendapat, bahwa hanya Ali bin Abi Thalib r.a. lah tokoh yang paling mustahak dibai'at. Diantara mereka yang paling gigih berjuang agar Imam Ali r.a. dibai'at ialah Ammar bin Yasir. Dalam mengutarakan usulnya, pertama-tama Ammar mengemukakan rasa syukur karena kaum Muhajirin tidak terlibat dalam pembunuhan Khalifah Utsman r.a. Kepada kaum Anshar, Ammar menyatakan, jika kaum Anshar hendak mengkesampingkan kepentingan mereka sendiri, maka yang paling baik ialah membai'at Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah. Ali bin Abi Thalib, kata Ammar, mempunyai keutamaan dan ia pun orang yang paling dini memeluk Islam. Kepada kaum Muhajirin, Ammar mengatakan: kalian sudah mengenal betul siapa Ali bin Abi Thalib. Oleh karena itu aku tak perlu menguraikan kelebihan-kelebihannya lebih panjang lebar lagi. Kita tidak melihat ada orang lain yang lebih tepat dan lebih baik untuk diserahi tugas itu! Usul Ammar secara spontan disambut hangat dan didukung oleh yang hadir. Malahan kaum Muhajirin mengatakan: "Bagi kami, ia memang satu-satunya orang yang paling afdhal!" Setelah tercapai kata sepakat, semua yang hadir berdiri serentak, kemudian berangkat bersama-sama ke rumah Imam Ali r.a. 30 H.M.H. Al Hamid Al Husaini, Sejarah Hidup Ali Bin Abi Thalib ra, (Jakarta : Lembaga Penyelidikan Islam, 1981), hal. 6-7 24
  • 25. Di depan rumahnya mereka beramai-ramai minta dan mendesak agar Imam Ali r.a. keluar. Setelah Imam Ali r.a. keluar, semua orang berteriak agar ia bersedia mengulurkan tangan sebagai tanda persetujuan dibai'at menjadi Amirul Mukminin. Pada mulanya Imam Ali r.a. menolak dibai'at sebagai Khalifah. Dengan terus terang ia menyatakan : "Aku lebih baik menjadi wazir yang membantu daripada menjadi seorang Amir yang berkuasa. Siapa pun yang kalian bai'at sebagai Khalifah, akan kuterima dengan rela. Ingatlah, kita akan menghadapi banyak hal yang menggoncangkan hati dan fikiran." Jawaban Imam Ali r.a. yang seperti itu tak dapat diterima sebagai alasan oleh banyak kaum muslimin yang waktu itu datang berkerumun di rumahnya. Mereka tetap mendesak atau setengah memaksa, supaya Imam Ali r.a. bersedia dibai'at oleh mereka sebagai Khalifah. Dengan mantap mereka menegaskan pendirian: "Tidak ada orang lain yang dapat menegakkan pemerintahan dan hukum-hukum Islam selain anda. Kami khawatir terhadap ummat Islam, jika kekhalifahan jatuh ketangan orang lain…" Beberapa saat lamanya terjadi saling-tolak dan saling tukar pendapat antara Imam Ali r.a. dengan mereka. Para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. dan para pemuka kaum Muhajirin dan Anshar mengemukakan alasannya masing-masing tentang apa sebabnya mereka mempercayakan kepemimpinan tertinggi kepada Imam Ali r.a. Betapapun kuat dan benarnya alasan yang mereka ajukan Imam Ali r.a. tetap menyadari, jika ia menerima pembai'atan mereka pasti akan menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan gawat. Baru setelah Imam Ali r.a. yakin benar, bahwa kaum muslimin memang sangat menginginkan pimpinannya, dengan perasaaan berat ia menyatakan kesediaannya untuk menerima pembai'atan mereka. Satu-satunya alasan yang mendorong Imam Ali r.a. bersedia dibai'at, ialah demi kejayaan Islam, keutuhan persatuan dan kepentingan kaum muslimin. Rasa tanggung jawabnya yang besar atas terpeliharanya nilai-nilai peninggalan Rasul Allah s.a.w., membuatnya siap menerima tanggung jawab berat di atas pundaknya. Sungguh pun demikian, ia tidak pernah lengah, bahwa situasi yang ditinggalkan oleh Khalifah Utsman r.a. benar-benar merupakan tantangan besar yang harus ditanggulangi. 25
  • 26. Keputusan Imam Ali r.a. untuk bersedia dibai'at sebagai Amirul Mukminin disambut dengan perasaan lega dan gembira oleh sebagian besar kaum muslimin. Kepada mereka Imam Ali r.a. meminta supaya pembai'atan dilakukan di masjid agar dapat disaksikan oleh umum. Kemudian Imam Ali r.a. juga memperingatkan, jika sampai ada seorang saja yang menyatakan terus terang tidak menyukai dirinya, maka ia tidak akan bersedia dibai'at. Mereka dapat menyetujui permintaan Imam Ali r.a., lalu ramai-ramai pergi menuju masjid. Setibanya di Masjid, ternyata orang pertama yang menyatakan bai'atnya ialah Thalhah bin Ubaidillah. Menyaksikan kesigapan Thalhah itu, seorang bernama Qubaisah bin Dzuaib Al Asadiy menanggapi: "Aku Khawatir, jangan-jangan pembai'atan Thalhah itu tidak sempurna!" Ia mengucapkan tanggapannya itu karena tangan Thalhah memang lumpuh sebelah. Orang lain membiarkan komentar itu lewat begitu saja. Zubair bin Al-'Awwam segera mengikuti jejak Thalhah menyatakan bai'at kepada Imam Ali r.a. Sesudah itu barulah kaum Muhajirin dan Anshar menyatakan bai'atnya masing-masing. Yang tidak ikut menyatakan bai'at ialah Muhammad bin Maslamah, Hasan bin Tsabit, Abdullah bin Salam, Abdullah bin Umar, Usamah bin Zaid, Saad bin Abi Waqqash, dan Ka'ab bin Malik. Tata cara pembai'atan dilakukan menurut prosedur sebagaimana yang lazim berlaku atas diri Khalifah-khalifah sebelumnya. Sesuai dengan tradisi pada masa itu, sesaat setelah dibai'at Amirul Mukminin Imam Ali r.a. menyampaikan amanatnya yang pertama. 26 Antara lain mengatakan: "Sebenarnya aku ini adalah seorang yang sama saja seperti kalian. Tidak ada perbedaan dengan kalian dalam masalah hak dan kewajiban. Hendaknya kalian menyadari, bahwa ujian telah datang dari Allah s.w.t. Berbagai cobaan dan fitnah telah datang mendekati kita seperti datangnya malam yang gelap-gulita. Tidak ada seorang pun yang sanggup mengelak dan menahan datangnya cobaan dan fitnah itu, kecuali mereka yang sabar dan berpandangan jauh. Semoga Allah memberikan bantuan dan perlindungan. "Hati-hatilah kalian sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah s.w.t. kepada kalian, dan berhentilah pada apa yang menjadi larangan-Nya.
  • 27. Dalam hal itu janganlah kalian bertindak tergesa-gesa, sebelum kalian menerima penjelasan yang akan kuberikan. "Ketahuilah bahwa Allah s.w.t. di atas 'Arsy-Nya Maha Mengetahui, bahwa sebenarnya aku ini tidak merasa senang dengan kedudukan yang kalian berikan kepadaku. Sebab aku pernah mendengar sendiri Rasul Allah s.a.w. berkata: "Setiap waliy (penguasa atau pimpinan) sesudahku, yang diserahi pimpinan atas kaum muslimin, pada hari kiyamat kelak akan diberdirikan pada ujung jembatan dan para Malaikat akan membawa lembaran riwayat hidupnya. Jika waliy itu seorang yang adil, Allah akan menyelamatkannya karena keadilannya. Jika waliy itu seorang yang dzalim, jembatan itu akan goncang, lemah dan kemudian lenyaplah kekuatannya. Akhirnya orang itu akan jatuh ke dalam api neraka…"31 3. Peristiwa tahkim Pada Masa Ali Bin Abi Thalib Konflik politik antara Ali Bin Abi Thalib dengan Muawwiyah Ibn Abi Sufyan diakhiri dengan Tahkim. Dari pihak Ali Ibn Abi Thalib diutus seorang ulama yang terkenal sangat jujur dan tidak “ cerdik” dalam politik yaitu Abu Musa Al Asyari. Sebaliknya dari pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan diutus seorang yang sangat terkenal sangat “cerdik” dalam berpolitik yaitu Amr ibn Ash. Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan karena kecerdikan Amr Ibn Ash yang dapat mengalahkan Abu Musa Al Asyari. Pendukung Ali Ibn Abi Thalib, kemudian terpecah menjadi dua, yaitu kelompok pertama adalah mereka yang secara terpaksa menghadapi hasil Tahkim dan mereka tetap setia kepada Ali Ibn Abi Thalib, sedangkan kelompok yang kedua adalah kelompok yang menolak hasil Tahkim dan kecewa terhadap kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian melakukan gerakan perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat dalam Tahkim, termasuk Ali Ibn Abi Thalib.32 Khalifah Ali bin Abi Thalib menjalankankan roda pemeriintahannya selama 27 lebih kurang 5 Tahun. 4. Sebab-sebab Kegagalan Khalifah Ali 31 Ibid, h. 83-85 32 Dedi Supriyadi, Loc.cit
  • 28. Kegagalan Khalifah Ali yang sekaligus sebagai kemenangan muawiyah tidak terlepas dari beberapa fakta sebagaimana disampaikan sebagai berikut Pertama, pada masa awal pemerintahannya, sikap berperang melawan persekutuan Thalhah, Zubair dan A’isyah secara umum memperlemah kedudukan Ali. Ketika Thalhah dan Zubai bersedia berunding untuk mengakhiri pertempuran, tiba-tiba pengikut ali menangkap Thalhah dan Zubair lalu mereka membunuh keduanya. Kematian dua tokoh ini otomatis meningkatkan kemarahan pengikut mu’awiyah dan semakin bertambah pengikutnya. Sementara peristiwa ini justru mengurangi kekuatan dukungan atas perjuangan Ali. Kedua, bahwa pemberontak yang terjadi khususnya Bashrah, Kufah, mesir, Syiria, serta pengakuan kemerdekaan atas beberapa wilayah negeri muslim sangat merugikan dan menyulitkan posisi Ali. Terlepasnya Ali oleh mu’awiyah merupakan pertanda kehancuran kekuatan Khalifah Ali. Ketiga, mu’awiyah didukung kesatuan masyarakat syiria yang setian dan mendambakkan Umayyah sebagai pemimpinny, sementara itu Ali bersandar pada dukungan masyarakat Kufah yang berjiwa lemah dan tidak memberikan bantuan yang sepenuhnya kepada Khalifah Ali terutama dalam kondisi dan situasi yang berbahaya. Keempat, persainagn antara keluarga dan keturunan Hasyimiah dengan keturunan Umayyah turut mempersulit posisi Ali. Pada sisi lainnya, kondisi permusuhan seperti ini sangat menguntungkan mu’awiyah yang mereka sedang bangkit. Mereka bersatu menuntut balas atas kematian Khalifah Usman. 28
  • 29. BAB III PENUTUP KESIMPULAN A. Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Khalifah Abu Bakar antara lain : Penghimpunan Al Quran, mengelola zakat, infak dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin, sedangkan dalam Praktik pemerintahan Khalifah Abu Bakar terpenting lainnya adalah mengenai suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikannya. B. Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administratif pemerintahan, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. Pemikiran Khalifah Umar bin Khattab khususnya dalam peradilan yang masih berlaku sampai sekarang C. Di antara jasa- jasa Usman Bin Affan adalah tindakannya untuk menyalin dan membuat Al- Quran standar, yang di dalam kepustakaan disebut dengan kodifikasi al Quran D. Yang paling terkenal pada msa Ali ini adalah terjadinya Tahkim antara Ali Bin Abi Thalib dengan Muawwiyah Ibn Abi Sufyan . Dari pihak Ali Ibn Abi Thalib diutus seorang ulama yang terkenal sangat jujur dan tidak “ cerdik” dalam politik yaitu Abu Musa Al Asyari. Sebaliknya dari pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan diutus seorang yang sangat terkenal sangat “cerdik” dalam berpolitik yaitu Amr ibn Ash. Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan karena kecerdikan Amr Ibn Ash yang dapat mengalahkan Abu Musa Al Asyari. Pendukung Ali Ibn Abi Thalib, kemudian terpecah menjadi dua, yaitu kelompok pertama adalah mereka yang secara terpaksa menghadapi hasil Tahkim dan mereka tetap setia kepada Ali Ibn Abi Thalib, sedangkan kelompok yang kedua adalah kelompok yang menolak hasil Tahkim dan kecewa terhadap kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian melakukan gerakan perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat dalam Tahkim, termasuk Ali Ibn Abi Thalib. 29
  • 30. DAFTAR PUSTAKA At Tamimi Abdurrahman, Utsman Bin Affan Radiyallahu ‘Anhu Khalifah Yang Terzalimi. Maktabah Abu Salma Al Atsari, 2008. Jamil Ahmad, Sejarah Kebudayan Dinamika Islam. Gresik:Putra Kembar Jaya, 2011. Hasbi Al Furqan, 125 Masalah Zakat. Solo: Tiga Serangkai, Cetakan Pertama, 2008. Supriyadi Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : CV Pustaka Setia, 2008. H.M.H. Al Husaini Al Hamid, Sejarah Hidup Ali Bin Abi Thalib ra, Jakarta : Lembaga Penyelidikan Islam, 1981. H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, Jakarta : Tride, Cetakan I, 2003. Kencana Syafi’ie Inu, Ilmu Pemerintahan dan Al- Quran, Jakarta : PT Bumi Aksara, Cetakan I, 2004. Husain Haikal Muhammad, Al- Faruq ‘Umar, diterjemahkan oleh Ali Audah, Umar Bin Khattab. Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, cetakan ke- 3, 2002. Iqbal Muhammad, Fiqh Siyasah Konstekstualisasi Doktrin Politik Islam , Jakarta : Gaya Media Pratama, 2000. Prof. Ali. K, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, cetakan ke-II, 1997, 30