SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
Télécharger pour lire hors ligne
BAB I


                                 PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang Masalah

      Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang tergolong ilmu dasar yang

      mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

      teknologi. Terkadang, siswa menganggap Matematika adalah sesosok monster

      yang menakutkan. Sehingga siswa tersebut akan bersikap pesimis dalam

      menyelesaikan    masalah    matematika    dan   kurang   termotivasi   untuk

      mempelajarinya. Sikap-sikap tersebut tentunya akan memengaruhi hasil yang

      akan mereka capai dalam belajar. Padahal, Matematika merupakan kunci

      utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah. Faktor

      lain yang mungkin terjadi adalah pendidik yang kurang kreatif dalam

      menyampaikan materi yang hanya mengandalkan tulisan-tulisannya sehingga

      aktivitas siswa hanya mencatat saja. Hal ini yang memungkinkan siswa

      merasa bosan karena materi yang disampaikan selalu monoton. Akibatnya,

      hasil belajar siswa tidak maksimal.

      Berdasarkan pernyataan di atas, pengajaran matematika perlu diperbarui,

      dimana siswa dituntut harus aktif dan dominan dalam kegiatan belajar

      mengajar dibanding dengan guru. Jadi, sasaran dari pembelajaran matematika

      adalah siswa diharapkan mampu berpikir logis, kritis dan sistematis. Untuk

      mengembangkan potensi tersebut maka salah satunya dengan menggunakan

      stategi pembelajaran kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif adalah

      proses pembelajaran kelompok setiap anggota kelompok akan bekerja sama

      untuk mencapai tujuan bersama pula. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar

      siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa

      yang mempunyai prestasi yang rendah pastinya akan memahami materi yang

      mereka belum pahami sedangkan siswa yang mempunyai prestasi yang baik

      akan lebih meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga, terjadilah proses take

      and give antara satu siswa dengan siswa lain.




                                                                                 1
Sesuai dengan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian yang

      berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran

      Kooperatif pada Siswa Kelas XI IPA 2 Semester Ganjil MAN 2

      Bandarlampung.     Penelitian     ini   dilakukan   untuk   mengetahui   apakah

      pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.



1.2   Identifikasi Masalah

      Dalam pokok bahasan peluang untuk siswa kelas XI Semester Ganjil

      kebanyakan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi tersebut.

      Materi peluang ini mengharuskan siswa untuk berpikir logis, inilah kelemahan

      para siswa untuk memahami materi tersebut sehingga hasil belajar siswa

      rendah. Kemungkinan lain yang terjadi adalah siswa enggan bertanya kepada

      guru entah karena malu atau takut mengeluarkan pendapatnya. Hal itu

      dikarenakan di dalam proses pembelajaran hanya berpusat pada guru sedang

      yang dilakukan siswa hanya mendengar dan mencatat saja.

      Jadi diperlukan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar proses

      pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar, salah satunya adalah dengan

      menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Sehingga di dalam kelas

      terjadilah diskusi antara satu siswa dengan siswa lainnya yang awalnya tidak

      aktif kini siswa menjadi aktif.



1.3   Pembatasan Masalah

      Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini hanya akan membahas

      masalah upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui strategi

      pembelajaran kooperatif. Dalam penelitian ini indikator meningkatnya hasil

      belajar siswa dilihat dari proses pembelajaran selama diskusi berlangsung dan

      meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari tes yang diberikan.




                                                                                    2
1.4   Rumusan Masalah

      Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian

      tindakan kelas ini adalah:

      Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi

      pembelajaran kooperatif pada pokok bahasan peluang siswa kelas XI IPA 2

      Semester Ganjil MAN 2 Bandarlampung?



1.5   Tujuan dan Kegunaan Penelitian

      Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini

      adalah:

      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

      menggunakan strategi pembelajaran kooperatif pada pokok bahasa peluang

      siswa kelas XII IPA 2 Semester Ganjil MAN 2 Bandarlampung.

      Dan kegunaan peningkatan tindakan kelas ini adalah:

      1. Bagi Siswa

         Menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan

         menganggap matematika adalah pelajaran yang menyenangkan.

      2. Bagi Guru

         Menambah kualitas dan wawasan dalam pembelajaran matematika dengan

         melaksanakan pembelajaran kooperatif.

      3. Bagi Sekolah

         Sebagai sumbangan kepada pihak sekolah maupun sekolah lainnya dalam

         rangka perbaikan proses pembelajaran matematika.




1.6   Ruang Lingkup Penelitian

      Tempat dan Waktu Penelitian


      Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Bandarlampung pada semester ganjil tahun

      2012. Dengan menyesuaikan jam pelajaran matematika kelas XI IPA 2 MAN

      2 Bandarlampung.



                                                                               3
Subyek dan Obyek Penelitian


Subyek penelitian ini adalah siswa kela XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung,

yaitu 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa putri dan 10 siswa putra. Dan obyek

penelitian ini adalah peningkatan strategi pembelajaran kooperatif.




                                                                           4
BAB II


        TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS


2.1      Tinjauan Pustaka


2.1.1    Pengertian Belajar


         Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia

         sehari-hari. Karena telah sangat dikenal sekali mengenai belajar, seakan-akan

         orang telah mengetahui dengan sendirinya apakah yang dimaksud dengan

         belajar.


         Berikut ini pendapat para ahli psikologi dalam memandang Belajar:

         1. Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process

         progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan

         bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat

         progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih

         baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga membutuhkan

         proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.


         2. McGeoch (1956) memberikan definisi belajar “learning is a change in

         performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa

         perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses latihan.


         3. Kimble memberikan definisi belajar “Learning is a relative permanent

         change in behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice.

         Dalam definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang

         bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice.




         4. Horgen (1984) memberikan definisi mengenai belajar “learning can be

         defined as any relatively, permanent change in behavior which occurs as a

         result of practice or experience” suatu hal yang muncul dalam definisi ini




                                                                                     5
adalah bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan

atau pengalaman.




5. Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau              psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.


6. Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar

merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian

menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang

ditimbulkan oleh lainnya.


Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan

semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti

perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.


7. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar

merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah

laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi

belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi

akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan

serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.


8. Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua

pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri

seseorang.


Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan

bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang



                                                                             6
sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah

        belajar dan sebelum belajar.


2.1.2   Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif


        Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiataan belajar yang

        dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

        tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam

        SPK, yaitu (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok;

        (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang

        harus dicapai.


        Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap

        kelompok belajar. Pengelompokkan siswa bisa ditetapkan berdasarkan

        beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokkan yang didasarkan atas

        minat dan bakat siswa, pengelompokkan yang didasarkan atas latar belakang

        kemampuan, pengelompokkan yang didasarkan atas campuran baik campuran

        ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan

        apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan

        utama.


        Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua

        pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai

        anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota

        kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.


        Upaya    belajar   adalah   segala   aktivitas   siswa   untuk   meningkatkan

        kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru,

        baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

        Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok,

        sehingga antarpeserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran,

        pengalaman, meupun gagasan-gagasan.




                                                                                    7
Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat

memahami sasaran setiap kegiatan belajar.


Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) (SPK). SPK merupakan

strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan

dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.


Pembelajaran     kooperatif   merupakan        model    pembelajaran         dengan

menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai

enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan

terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan

(reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan

dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan

positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan

tanggungjawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal

dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka

akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga tiap

individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi

demi keberhasilan kelompok.


SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif

(cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative

incentive   structure).   Tugas   kooperatif    berkaitan   dengan     hal    yang

menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok;

sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan salah satu                   yang

membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan

kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran

kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja




                                                                                  8
keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai

        materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.


        Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain memiliki

        dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi peserta didik

        (student archievement) juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi

        sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri,

        norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi

        pertolongan pada yang lain.


        Strategi pembelajaran ini bisa digunakan manakala:


               Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha

        individual dalam belajar.

               Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar

        saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.

               Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman

        yang lain, dan belajar dari bantuan orang lain.

               Jika   guru    menghendaki      untuk      mengembangkan   kemampuan

        komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.

               Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah

        tingkat partisipasi mereka.

               Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam

        memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.




2.1.3   Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK


        Pembelajaraan kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain

        perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih

        menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin

        dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan

        bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaaan




                                                                                  9
materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari

pembelajaran kooperatif.


Slavin, Abrani dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui

kooperatif dapat dijelaskan dari beberapai perspektif, yait perspektif motivasi,

perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi

kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan

kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling

membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya

adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap

anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.


Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling

membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota

kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi

keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, dimana

setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.


Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi

antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir

mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa

akan berusaha untuk memahami dam menimba informasi untuk menambah

pengetahuan     kognitifnya.     Dengan    demikian,    karakteristik   strategi

pembelajaran kooperatif dijelaskan di bawah ini.


a.     Pembelajaran Secara Tim

       Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim

       merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus

       mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim (anggota

       kelompok)     harus     saling   membantu    untuk    mencapai    tujuan

       pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran

       ditentukan oleh keberhasilan tim.




                                                                             10
Setiap kelompok bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas

     anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar

     belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota

     kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan

     menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan

     kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.

b.   Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

     Manajemen      mempunyai       empat    fungsi     pokok,     yaitu   fungsi

     perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.

     Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan

     menunjukkan      bahwa        pembelajaran       kooperatif    memerlukan

     perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara

     efektif, misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara

     mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan itu dan

     lain   sebagainya.    Fungsi      pelaksanaan      menunjukkan        bahwa

     pembelajaran     kooperatif     harus   dilaksanakan        sesuai    dengan

     perencanaan, malalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah

     ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati

     bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran

     kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok,

     oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota

     kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

     kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes

     maupun nontes.

c.   Kemauan untuk Bekerja Sama

     Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan

     secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu

     ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota

     kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-




                                                                               11
masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.

       Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang pintar.

d.     Keterampilan Bekerja Sama

       Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan melalui

       aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja

       sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup

       berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu

       dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan

       berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide,

       mengemukakan     pendapat,     dan   memberikan      kontribusi   kepada

       keberhasilan kelompok.



Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan di

bawah ini.

a.     Prinsip Ketergantungan Positif (Positif Interdependence)

       Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota

       kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan

       kelompoknya.    Tugas     tersebut   tentu   saja   disesuaikan   dengan

       kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan

       positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan

       manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan

       semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing

       anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan

       lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk

       menyelesaikan tugasnya.

b.     Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)

       Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh

       karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya,

       maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai




                                                                             12
dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk

     keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu

     memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian

     individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

c.   Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)

     Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas

     kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling

     memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka

     akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota

     kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,

     memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi

     kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk

     secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan

     kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan

     menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota

     kelompok.

d.   Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)

     Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu

     dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya,

     cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat

     orang lain secara santun, tidak memojokkan; cara menyampaikan

     gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.

     Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tak

     mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu,

     guru perlu terus melatih dan melatih, sampai pada akhirnya setiap

     siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.




                                                                         13
2.1.4   Prosedur Pembelajaran Kooperatif

        Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap,

        yaitu: (1) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan

        (4) pengakuan tim.

        1.     Penjelasan Materi

               Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok

               materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama

               dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi

               pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang

               materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan

               memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Pada tahap

               ini guru dapat menggunakan metode ceramah, tukar pendapat, dan

               tanya    jawab,   bahkan   kalau   perlu   guru   dapat   menggunakan

               demonstrasi. Di samping itu, guru juga dapat menggunakan barbagai

               media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik

               siswa.

        2.     Belajar dalam Kelompok

               Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok

               materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada

               kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.

               Pengelompokkan dalam SPK bersifat heterogen, artinya kelompok

               dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik

               perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik,

               serta perbedaan kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan

               akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang

               berkemampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan sedang,

               dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang (Anita

               Lie, 2005). Selanjutnya, Lie menjelaskan beberapa alasan lebih

               disukainya pengelompokkan heterogen. Pertama, kelompok heterogen

               memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan




                                                                                  14
saling mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan

            interaksi antar ras, agama, etnis, dan gender. Terakhir, kelompok

            heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu

            orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu

            asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam tim siswa

            didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan

            pendapat,    mendiskusikan      permasalahan     secara     bersama,

            membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang

            tepat.

     3.     Penilaian

            Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau

            kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes

            individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap

            siswa; dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan

            setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan

            keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama

            dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai

            bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap

            anggota kelompok.

     4.     Pengakuan Tim

            Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap

            paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan

            penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan

            tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan

            juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu

            meningkatkan prestasi mereka.



2.1.5 Keunggulan SPK

     Keunggulan pembelajaran pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi

     pembelajaran diantaranya:




                                                                              15
a.    Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan

            tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,

            menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa

            yang lain.

      b.    SPK dapat mngembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau

            gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya

            dengan ide-ide orang lain.

      c.    SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan

            menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala

            perbedaan.

      d.    SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih

            bertanggung jawab dalam belajar.

      e.    SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan

            prestasi     akademik   sekaligus     kemampuan       sosial,   termasuk

            mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif

            dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu,

            dan sikap positif terhadap sekolah.

      f.    Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji

            ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat

            berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,

            karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

      g.    SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi

            dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

      h.    Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi

            dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk

            proses pendidikan jangka panjang.

2.2   Kerangka Berpikir

      Upaya yang diperlukan untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan belajar

      di kelas selalu bergantung pada guru. Keaktifan siswa belum berkembang

      selama proses pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa masih




                                                                                 16
rendah dalam mempelajari materi peluang. Hal ini yang menjadi indikator

      perlunya upaya untuk membantu siswa agar dapat mempelajari materi peluang

      dengan lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penerapan           model

      pembelajaran     kooperatif lebih mendorong kemandirian, keaktifan dan

      tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak

      berperan    selama       kegiatan   berlangsung.   Melalui   penerapan   model

      pembelajaran kooperatif ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

      siswa pada materi peluang kelas XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung.



2.3   Hipotesis

      Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam

      penelitian ini adalah:

      Peningkatan strategi pembelajaran koopertif dapat meningkatkan hasil belajar

      siswa pada materi peluang kelas XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung.




                                                                                  17
BAB III


                             METODE PENELITIAN


3.1   Metode Penelitian


      Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut di atas, penulis menggunakan

      metode analisis data secara kuantitatif. Dalam melakukan analisi data dan

      menarik kesimpulan akhir, penulis menggunakan rumus statistik dan uji

      hipotesis.




3.2   Variabel Penelitian

      Variabel bebas : penerapan strategi pembelajaran kooperatif

      Variabel terikat : hasil belajar siswa



3.3   Populasi dan Sampel

      3.3.1   Populasi

              Berdasarkan penelitian di atas, peneliti mengambil populasi pada kelas

              XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung yang terdiri dari 25 siswa yaitu 15

              siswa putri dan 10 siswa putra.

      3.3.2   Sampel


              Peneliti menggunakan Sampel Random Sederhana (Sample Random

              Sampling). Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi

              kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi

              anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari

              populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal

              yaitu menggunakan Cointoss atau Random Numbers. Bila jumlah

              populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".


              Keuntungan menggunakan cara penarikan sampel ini, bahwa prosedur

              estimasi mudah dan sederhana. Sedangkan kerugiannya akan

              membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.


                                                                                  18
3.3.3   Teknik Sampling


              Banyaknya populasi ada 25 siswa dan peneliti menginginkan

              banyaknya sampel 5 siswa. Setelah subjek diberi nomor, yaitu nomor 1

              sampai 25, maka sampel random kita lakukan dengan salah satu cara

              demikian:


              Undian (untung-untungan)

              Pada kertas kecil-kecil peneliti tuliskan nomor subjek, satu nomor

              untuk untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung. Dengan tanpa

              prasangka, peneliti mengambil 5 gulungan kertas, sehingga nomor-

              nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang

              merupakan nomor subjek sampel penelitian.

3.4   Teknik Pengumpulan Data

      Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
      1.      Observasi
              Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi
              hasil belajar siswa dan observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif.
              Observasi hasil belajar siswa difokuskan pada pengamatan keaktifan
              siswa selama proses pembelajaran pada materi peluang. Sedangkan
              observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif difokuskan pada
              aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Dan
              pengamatan yang belum terdapat pada pedoman observasi dituliskan
              pada lembar catatan lapangan.
      2.      Angket
              Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk
              mengetahui    respon    siswa   terhadap   pelaksanaan   pembelajaran
              matematika dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif.
      3.      Wawancara
              Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada guru dan siswa
              mengenai     proses    pembelajaran   dengan   menggunakan      strategi
              pembelajaran kooperatif.
      4.      Tes
              Tes digunakan berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui
              tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi peluang dengan
              menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
      5.      Dokumentasi



                                                                                   19
Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, lembar
             wawancara, catatan lapangan, daftar kelompok siswa, dan foto-foto
             selama proses pembelajaran.




3.5   Teknik Analisis Data

      Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan
      data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan
      lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tes
      naratif yang disusun, diatur dan diringkas sehingga mudah dipahami. Hal ini
      dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara
      diskusi bersama mitra kolaborasi. Untuk menjamin pemantapan dan
      kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan
      triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
      bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
      data yang telah ada (Sugiyono, 2005:83).
      1.   Analisis Hasil Belajar Siswa
           Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan ketuntasan
           siswa, nilai individu, skor kelompok dan penghargaan kelompok.


           a.    Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa
                 ”siswa dinyatakan lulus dalam setiap tes jika nilai yang diperoleh
                 ≥ 60 dengan nilai maksimal 100”. Maka dalam penelitian ini juga
                 menggunakan      ketentuan      yang   ditetapkan   sekolah,    untuk
                 menentukan persen (%) ketuntasan siswa dengan menggunakan
                 perhitungan persen (%) ketuntasan yaitu sebagai berikut:
                 Rumus:

                 Persen (%) ketuntasan =                   x 100%


           b.    Peningkatan prestasi siswa juga dilihat dari hasil belajar jangka
                 pendeknya yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata tes
                 pada setiap siklus. Dari data perolehan skor untuk setiap tes, rata-
                 rata nilai siswa dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut
                 : rumus
                      i 25

                             xi
                       i 1
                  x
                         n

                 Dengan x = nilai siswa; n = jumlah siswa
           c.    Peningkatan      nilai    individu     siswa    diperoleh      dengan
                 membandingkan skor dasar siswa


                                                                                    20
(rata-rata nilai tes siswa sebelumnya) dengan nilai kuis sekarang.
     Aturan pemberian skor
     peningkatan individu mengikuti aturan dalam Slavin (1995:80).
     Menurut Slavin (1995:80) salah satu cara perhitungan dalam
     penentuan nilai perkembangan siswa sebagai berikut:
     Langkah 1 : menetapkan skor dasar
     Setiap siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor kuis
     sebelumnya.
     Langkah 2 : menentukan skor kuis terkini
     Siswa memperoleh skor dari kuis yang berkaitan dengan materi
     terkini.
     Langkah 3 : menghitung skor perkembangan
     Setiap siswa memperoleh poin peningkatan individu yang
     besarnya dihitung dari selisih skor sekarangdan skor dasar. Poin
     tersebut ditentukan dengan menggunakan skala berikut:
     Tabel 1 Kriteria Poin Perkembangan
     Kriteria                          Nilai Perkembangan
     Lebih dari 10 poindi bawah 5 poin
     skor dasar
     10 poin hingga 1 poin di bawah 10 poin
     skor dasar
     Skor dasar hingga 10 poin di 20 poin
     atas skor dasar
     Lebih dari 10 poin di atas skor 30 poin
     dasar
     Pekerjaan     sempurna     tanpa 30 poin
     memperhatikan skor dasar


d.   Perolehan penghargaan kelompok dengan melihat jumlah rata-rata
     skor tiap kelompok.
     Aturan perolehan penghargaan kelompok mengikuti aturan dalam
     Mohamad Nur (2005:36).
     Menurut Mohamad Nur (2005:36) ada tiga tingkat penghargaan
     yang diberikan berdasarkan skor tim rata-rata. Ketiga tingkat
     adalah sebagai berikut:
     Tabel 2 Kriteria Penghargaan Kelompok
     Kriteria (Rata-rata tim)         Penghargaan
     15                               Tim Baik
     20                               Tim Hebat
     25                               Tim Super


                                                                     21
DAFTAR PUSTAKA


Sanjaya,   Wina.(2006).Strategi   Pembelajaran   Berorientasi   Standar   Proses
Pendidikan.Bandung: Kencana Prenada Media Group
Suharsimi, Arikunto.(2010).Prosedur Penelitian.Yogyakarta: Rineka Cipta
Pusat Bahasa Depdiknas.(2002).Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka




                                                                             22

Contenu connexe

Tendances

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasikikiismayanti
 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Aisyah Turidho
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaIndah Oktriani
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat Yulia Angraini
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013randiramlan
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikStepanyCristy
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
RPP Grafik Fungsi Kuadrat
RPP Grafik Fungsi Kuadrat RPP Grafik Fungsi Kuadrat
RPP Grafik Fungsi Kuadrat Erni Susanti
 

Tendances (20)

LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
 
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
RPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDVRPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDV
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)
 
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklik
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
RPP Grafik Fungsi Kuadrat
RPP Grafik Fungsi Kuadrat RPP Grafik Fungsi Kuadrat
RPP Grafik Fungsi Kuadrat
 

En vedette

Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposalmumukholisah
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Boedi Santosa,
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatifAlina Margono
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Operator Warnet Vast Raha
 
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Cha Aisyah
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Vhentha Agabag
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Operator Warnet Vast Raha
 
Slide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaSlide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaNnoffie Khaa
 
Daftar Rujukan Skripsi Penelitian dan Pengembangan
Daftar Rujukan Skripsi Penelitian dan PengembanganDaftar Rujukan Skripsi Penelitian dan Pengembangan
Daftar Rujukan Skripsi Penelitian dan PengembanganMyla Rezietha
 
Tugas uts analisis dengan piecewise
Tugas uts analisis dengan piecewiseTugas uts analisis dengan piecewise
Tugas uts analisis dengan piecewiseWindhu Legowo
 
Panduan sks-sm pdan-sma
Panduan sks-sm pdan-smaPanduan sks-sm pdan-sma
Panduan sks-sm pdan-smaassaffah
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarPrandita Sega
 
5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-smFppi Unila
 
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...Fppi Unila
 

En vedette (20)

Skripsi matematika dari pdf
Skripsi matematika dari pdfSkripsi matematika dari pdf
Skripsi matematika dari pdf
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatif
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
Contoh Skripsi
Contoh SkripsiContoh Skripsi
Contoh Skripsi
 
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
contoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VIcontoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VI
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
 
Slide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaSlide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal Matematika
 
Daftar Rujukan Skripsi Penelitian dan Pengembangan
Daftar Rujukan Skripsi Penelitian dan PengembanganDaftar Rujukan Skripsi Penelitian dan Pengembangan
Daftar Rujukan Skripsi Penelitian dan Pengembangan
 
Tugas uts analisis dengan piecewise
Tugas uts analisis dengan piecewiseTugas uts analisis dengan piecewise
Tugas uts analisis dengan piecewise
 
Panduan sks-sm pdan-sma
Panduan sks-sm pdan-smaPanduan sks-sm pdan-sma
Panduan sks-sm pdan-sma
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
 
Cover proposal
Cover proposalCover proposal
Cover proposal
 
5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm
 
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
 

Similaire à Peningkatan Hasil Belajar Matematika (20)

yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Karil nurnisa
Karil nurnisaKaril nurnisa
Karil nurnisa
 
Prinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
Prinsip-Prinsip Belajar & ImplikasinyaPrinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
Prinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
 
Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
 
PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran think
 
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
Skripsi pembelajaran Inquiry biologiSkripsi pembelajaran Inquiry biologi
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 

Plus de STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG

Plus de STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG (9)

Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-PertamaKlasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
 
PPT Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
PPT Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanPPT Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
PPT Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
 
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanMakalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika kelas viii
Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika kelas viiiRencana pelaksanaan pembelajaran matematika kelas viii
Rencana pelaksanaan pembelajaran matematika kelas viii
 
Ppt dasar dasar evaluasi pendidikan ( membuat laporan )
Ppt dasar dasar evaluasi pendidikan ( membuat laporan )Ppt dasar dasar evaluasi pendidikan ( membuat laporan )
Ppt dasar dasar evaluasi pendidikan ( membuat laporan )
 
Analisis real ( barisan dan deret)
Analisis real ( barisan dan deret)Analisis real ( barisan dan deret)
Analisis real ( barisan dan deret)
 
Analisis real (barisan dan deret)
Analisis real (barisan dan deret)Analisis real (barisan dan deret)
Analisis real (barisan dan deret)
 
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
 
Matriks 120302115248-phpapp02
Matriks 120302115248-phpapp02Matriks 120302115248-phpapp02
Matriks 120302115248-phpapp02
 

Dernier

“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 

Dernier (20)

“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 

Peningkatan Hasil Belajar Matematika

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang tergolong ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkadang, siswa menganggap Matematika adalah sesosok monster yang menakutkan. Sehingga siswa tersebut akan bersikap pesimis dalam menyelesaikan masalah matematika dan kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Sikap-sikap tersebut tentunya akan memengaruhi hasil yang akan mereka capai dalam belajar. Padahal, Matematika merupakan kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah. Faktor lain yang mungkin terjadi adalah pendidik yang kurang kreatif dalam menyampaikan materi yang hanya mengandalkan tulisan-tulisannya sehingga aktivitas siswa hanya mencatat saja. Hal ini yang memungkinkan siswa merasa bosan karena materi yang disampaikan selalu monoton. Akibatnya, hasil belajar siswa tidak maksimal. Berdasarkan pernyataan di atas, pengajaran matematika perlu diperbarui, dimana siswa dituntut harus aktif dan dominan dalam kegiatan belajar mengajar dibanding dengan guru. Jadi, sasaran dari pembelajaran matematika adalah siswa diharapkan mampu berpikir logis, kritis dan sistematis. Untuk mengembangkan potensi tersebut maka salah satunya dengan menggunakan stategi pembelajaran kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran kelompok setiap anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama pula. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang mempunyai prestasi yang rendah pastinya akan memahami materi yang mereka belum pahami sedangkan siswa yang mempunyai prestasi yang baik akan lebih meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga, terjadilah proses take and give antara satu siswa dengan siswa lain. 1
  • 2. Sesuai dengan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas XI IPA 2 Semester Ganjil MAN 2 Bandarlampung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam pokok bahasan peluang untuk siswa kelas XI Semester Ganjil kebanyakan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi tersebut. Materi peluang ini mengharuskan siswa untuk berpikir logis, inilah kelemahan para siswa untuk memahami materi tersebut sehingga hasil belajar siswa rendah. Kemungkinan lain yang terjadi adalah siswa enggan bertanya kepada guru entah karena malu atau takut mengeluarkan pendapatnya. Hal itu dikarenakan di dalam proses pembelajaran hanya berpusat pada guru sedang yang dilakukan siswa hanya mendengar dan mencatat saja. Jadi diperlukan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar, salah satunya adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Sehingga di dalam kelas terjadilah diskusi antara satu siswa dengan siswa lainnya yang awalnya tidak aktif kini siswa menjadi aktif. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini hanya akan membahas masalah upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui strategi pembelajaran kooperatif. Dalam penelitian ini indikator meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari proses pembelajaran selama diskusi berlangsung dan meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari tes yang diberikan. 2
  • 3. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi pembelajaran kooperatif pada pokok bahasan peluang siswa kelas XI IPA 2 Semester Ganjil MAN 2 Bandarlampung? 1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif pada pokok bahasa peluang siswa kelas XII IPA 2 Semester Ganjil MAN 2 Bandarlampung. Dan kegunaan peningkatan tindakan kelas ini adalah: 1. Bagi Siswa Menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan menganggap matematika adalah pelajaran yang menyenangkan. 2. Bagi Guru Menambah kualitas dan wawasan dalam pembelajaran matematika dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif. 3. Bagi Sekolah Sebagai sumbangan kepada pihak sekolah maupun sekolah lainnya dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Bandarlampung pada semester ganjil tahun 2012. Dengan menyesuaikan jam pelajaran matematika kelas XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung. 3
  • 4. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kela XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung, yaitu 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa putri dan 10 siswa putra. Dan obyek penelitian ini adalah peningkatan strategi pembelajaran kooperatif. 4
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena telah sangat dikenal sekali mengenai belajar, seakan-akan orang telah mengetahui dengan sendirinya apakah yang dimaksud dengan belajar. Berikut ini pendapat para ahli psikologi dalam memandang Belajar: 1. Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga membutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil. 2. McGeoch (1956) memberikan definisi belajar “learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses latihan. 3. Kimble memberikan definisi belajar “Learning is a relative permanent change in behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice. Dalam definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice. 4. Horgen (1984) memberikan definisi mengenai belajar “learning can be defined as any relatively, permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience” suatu hal yang muncul dalam definisi ini 5
  • 6. adalah bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau pengalaman. 5. Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. 6. Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. 7. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. 8. Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang 6
  • 7. sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. 2.1.2 Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiataan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokkan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokkan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokkan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokkan yang didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya. Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antarpeserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, meupun gagasan-gagasan. 7
  • 8. Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar. Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning) (SPK). SPK merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga tiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan salah satu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja 8
  • 9. keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok. Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi peserta didik (student archievement) juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada yang lain. Strategi pembelajaran ini bisa digunakan manakala: Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar. Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar. Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman yang lain, dan belajar dari bantuan orang lain. Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum. Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka. Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan. 2.1.3 Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK Pembelajaraan kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaaan 9
  • 10. materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Slavin, Abrani dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapai perspektif, yait perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, dimana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan. Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dam menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya. Dengan demikian, karakteristik strategi pembelajaran kooperatif dijelaskan di bawah ini. a. Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. 10
  • 11. Setiap kelompok bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok. b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan itu dan lain sebagainya. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, malalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes. c. Kemauan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing- 11
  • 12. masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang pintar. d. Keterampilan Bekerja Sama Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan di bawah ini. a. Prinsip Ketergantungan Positif (Positif Interdependence) Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya. b. Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability) Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai 12
  • 13. dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama. c. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction) Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok. d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication) Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan; cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna. Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih, sampai pada akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik. 13
  • 14. 2.1.4 Prosedur Pembelajaran Kooperatif Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan tim. 1. Penjelasan Materi Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, tukar pendapat, dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi. Di samping itu, guru juga dapat menggunakan barbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa. 2. Belajar dalam Kelompok Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam SPK bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang (Anita Lie, 2005). Selanjutnya, Lie menjelaskan beberapa alasan lebih disukainya pengelompokkan heterogen. Pertama, kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan 14
  • 15. saling mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnis, dan gender. Terakhir, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat. 3. Penilaian Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa; dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok. 4. Pengakuan Tim Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka. 2.1.5 Keunggulan SPK Keunggulan pembelajaran pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya: 15
  • 16. a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. b. SPK dapat mngembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil). h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. 2.2 Kerangka Berpikir Upaya yang diperlukan untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan belajar di kelas selalu bergantung pada guru. Keaktifan siswa belum berkembang selama proses pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa masih 16
  • 17. rendah dalam mempelajari materi peluang. Hal ini yang menjadi indikator perlunya upaya untuk membantu siswa agar dapat mempelajari materi peluang dengan lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif lebih mendorong kemandirian, keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan berlangsung. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peluang kelas XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung. 2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Peningkatan strategi pembelajaran koopertif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peluang kelas XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung. 17
  • 18. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut di atas, penulis menggunakan metode analisis data secara kuantitatif. Dalam melakukan analisi data dan menarik kesimpulan akhir, penulis menggunakan rumus statistik dan uji hipotesis. 3.2 Variabel Penelitian Variabel bebas : penerapan strategi pembelajaran kooperatif Variabel terikat : hasil belajar siswa 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Berdasarkan penelitian di atas, peneliti mengambil populasi pada kelas XI IPA 2 MAN 2 Bandarlampung yang terdiri dari 25 siswa yaitu 15 siswa putri dan 10 siswa putra. 3.3.2 Sampel Peneliti menggunakan Sampel Random Sederhana (Sample Random Sampling). Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu menggunakan Cointoss atau Random Numbers. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss". Keuntungan menggunakan cara penarikan sampel ini, bahwa prosedur estimasi mudah dan sederhana. Sedangkan kerugiannya akan membutuhkan daftar seluruh anggota populasi. 18
  • 19. 3.3.3 Teknik Sampling Banyaknya populasi ada 25 siswa dan peneliti menginginkan banyaknya sampel 5 siswa. Setelah subjek diberi nomor, yaitu nomor 1 sampai 25, maka sampel random kita lakukan dengan salah satu cara demikian: Undian (untung-untungan) Pada kertas kecil-kecil peneliti tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung. Dengan tanpa prasangka, peneliti mengambil 5 gulungan kertas, sehingga nomor- nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel penelitian. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Observasi Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi hasil belajar siswa dan observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Observasi hasil belajar siswa difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada materi peluang. Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif difokuskan pada aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Dan pengamatan yang belum terdapat pada pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan. 2. Angket Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif. 3. Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada guru dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. 4. Tes Tes digunakan berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi peluang dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. 5. Dokumentasi 19
  • 20. Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, daftar kelompok siswa, dan foto-foto selama proses pembelajaran. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur dan diringkas sehingga mudah dipahami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2005:83). 1. Analisis Hasil Belajar Siswa Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan ketuntasan siswa, nilai individu, skor kelompok dan penghargaan kelompok. a. Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa ”siswa dinyatakan lulus dalam setiap tes jika nilai yang diperoleh ≥ 60 dengan nilai maksimal 100”. Maka dalam penelitian ini juga menggunakan ketentuan yang ditetapkan sekolah, untuk menentukan persen (%) ketuntasan siswa dengan menggunakan perhitungan persen (%) ketuntasan yaitu sebagai berikut: Rumus: Persen (%) ketuntasan = x 100% b. Peningkatan prestasi siswa juga dilihat dari hasil belajar jangka pendeknya yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata tes pada setiap siklus. Dari data perolehan skor untuk setiap tes, rata- rata nilai siswa dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut : rumus i 25 xi i 1 x n Dengan x = nilai siswa; n = jumlah siswa c. Peningkatan nilai individu siswa diperoleh dengan membandingkan skor dasar siswa 20
  • 21. (rata-rata nilai tes siswa sebelumnya) dengan nilai kuis sekarang. Aturan pemberian skor peningkatan individu mengikuti aturan dalam Slavin (1995:80). Menurut Slavin (1995:80) salah satu cara perhitungan dalam penentuan nilai perkembangan siswa sebagai berikut: Langkah 1 : menetapkan skor dasar Setiap siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor kuis sebelumnya. Langkah 2 : menentukan skor kuis terkini Siswa memperoleh skor dari kuis yang berkaitan dengan materi terkini. Langkah 3 : menghitung skor perkembangan Setiap siswa memperoleh poin peningkatan individu yang besarnya dihitung dari selisih skor sekarangdan skor dasar. Poin tersebut ditentukan dengan menggunakan skala berikut: Tabel 1 Kriteria Poin Perkembangan Kriteria Nilai Perkembangan Lebih dari 10 poindi bawah 5 poin skor dasar 10 poin hingga 1 poin di bawah 10 poin skor dasar Skor dasar hingga 10 poin di 20 poin atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor 30 poin dasar Pekerjaan sempurna tanpa 30 poin memperhatikan skor dasar d. Perolehan penghargaan kelompok dengan melihat jumlah rata-rata skor tiap kelompok. Aturan perolehan penghargaan kelompok mengikuti aturan dalam Mohamad Nur (2005:36). Menurut Mohamad Nur (2005:36) ada tiga tingkat penghargaan yang diberikan berdasarkan skor tim rata-rata. Ketiga tingkat adalah sebagai berikut: Tabel 2 Kriteria Penghargaan Kelompok Kriteria (Rata-rata tim) Penghargaan 15 Tim Baik 20 Tim Hebat 25 Tim Super 21
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Sanjaya, Wina.(2006).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Bandung: Kencana Prenada Media Group Suharsimi, Arikunto.(2010).Prosedur Penelitian.Yogyakarta: Rineka Cipta Pusat Bahasa Depdiknas.(2002).Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka 22