Politik identitas merupakan satu sub tema pembahasan Dalam suatu kajian antopologi politik untuk membahas dan menjelaskan fenomena hubungan identitas dan politik Dalam dinamika politik baik di tingkat lokal maupun national. Mata kuliah ini memulai dengan mendefinisikan konsep identitas, baik itu identitas individu maupun identitas kelompok. Identitas dapat mencakup faktor-faktor seperti gender, etnisitas, agama, orientasi seksual, kelas sosial, dan faktor-faktor lain yang membentuk pandangan diri seseorang. Mata kuliah politik identitas sering kali menawarkan wawasan yang mendalam tentang hubungan kompleks antara identitas individu dan politik, serta pentingnya memahami peran identitas dalam pembentukan sistem politik dan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
2. Beberapa teori yang
dapat digunakan untuk
memahami politik sebagai
identitas dalam
kehidupan bermasyarakat
antara lain:
• Individu membangun identitas mereka dari
afiliasi dengan kelompok sosial tertentu. Dalam
konteks politik, identitas politik dapat
berkembang dari afiliasi dengan partai politik,
kelompok advokasi, atau kelompok sosial lainnya
yang memiliki orientasi politik tertentu.
Teori Identitas Sosial:
• Identitas politik bukanlah sesuatu yang intrinsik
atau bawaan, melainkan hasil dari proses sosial
dan budaya yang kompleks. Politik sebagai
identitas dapat terbentuk melalui interaksi sosial,
pembentukan opini, dan proses pembelajaran.
Teori Konstruksi Sosial:
3. Beberapa teori yang
dapat digunakan
untuk memahami
politik sebagai
identitas dalam
kehidupan
bermasyarakat
antara lain:
3. Teori Psikologi Politik:
• Teori ini menekankan peran psikologi individu dalam
membentuk identitas politik. Faktor-faktor seperti
nilai-nilai, keyakinan, dan pengalaman pribadi dapat
memengaruhi bagaimana seseorang mengidentifikasi
dirinya dalam konteks politik.
4. Teori Kulturalisme:
• Bagaimana identitas politik dipengaruhi oleh faktor
budaya, termasuk nilai-nilai, norma, dan simbol-simbol
yang terkait dengan politik dalam masyarakat tertentu.
Identitas politik seringkali terkait erat dengan identitas
budaya.
4. Berikut beberapa
sudut pandang
utama Perspektif
teori dalam melihat
identitas politik:
Teori Primordialism
•Pandangan ini melihat identitas sebagai sesuatu yang melekat dan permanen
pada individu, diwariskan sejak lahir dan tidak dapat diubah. Politik identitas
dalam perspektif ini berfokus pada mobilisasi kelompok berdasarkan kesamaan
primordial, seperti suku, agama, ras, dan etnis.
•Contoh: Penggunaan simbol-simbol agama dalam kampanye politik atau
pembentukan partai politik berdasarkan etnis tertentu.
Teori Konstruktivisme
•Berbeda dengan primordialism, konstruktivisme melihat identitas sebagai
sesuatu yang dikonstruksikan dan dinamis, dibentuk melalui interaksi sosial dan
budaya. Politik identitas dalam perspektif ini berfokus pada proses konstruksi
identitas dan bagaimana identitas tersebut digunakan dalam politik.
•Contoh: Framing isu politik dengan menggunakan narasi agama atau etnis
untuk memanipulasi sentimen publik.
Teori Postmodernisme
•Pandangan ini menitikberatkan pada fragmentasi dan pluralitas identitas dalam
masyarakat modern. Politik identitas dalam perspektif ini dilihat sebagai bentuk
perlawanan terhadap hegemoni dan upaya untuk memperjuangkan hak-hak
kelompok minoritas.
•Contoh: Gerakan feminisme, gerakan LGBTQ+, dan gerakan aktivisme etnis.
5. Dinamika Politik sebagai identitas
Politik identitas merupakan isu penting dalam antropologi politik, karena
berkaitan dengan hubungan antara budaya, identitas, dan kekuasaan.
Di Indonesia, politik identitas sering digunakan dalam kampanye politik
dan mobilisasi massa.
• Gerakan 212
Penting untuk memahami politik identitas secara kritis dan komprehensif
untuk menghindari dampak negatifnya.
6. Implikasi Identitas sebagai komoditi politik
• Solidaritas dan kesadaran kelompok Perjuangkan hak-hak
minoritas Partisipasi politik masyarakat
Positif:
• Polarisasi dan fragmentasi sosial Sentimen primordial
dan diskriminasi Melemahkan demokrasi dan toleransi
Negatif:
7. Diskusi Kelas
Bagaimana contoh politik identitas dalam kehidupan
bermasyarakat?
Apa strategi untuk mengatasi dampak negatif politik
identitas?
Bagaimana peran antropologi politik dalam memahami
dan menanggapi politik identitas?
8. APAKAH POLITIK IDENTITAS MEMBAHAYAKAN DEMOKRASI? DAN
BERDAMPAK PADA KUALITAS DEMOKRASI SERTA MASA DEPAN
INDONESIA? JIKA BERBAHAYA DALAM BENTUK APA? BAGAIMANA
MITIGASINYA?
9. Pengantar
Argument tentang Identitas (Avigail Eisenberg, 2009)
• Respek terhadap warga negara di ruang public, secara kelembagaan
(negara dan pemerintahan) memberikan ruang secara setara terhadap
siapa pun mereka yang ada dalam sebuah negara-wilayah
• Respek terhadap keadilan gender secara praktis di level kebijakan,
terutama respek terhadap kaum minoritas yang sering terjadi ketidakdilan
gender, keagamaan, minoritas etnik dan kelompok: non-mainstream
• Adanya akses terhadap hal hal yang bersifat pragmatis seperti
mendapatkan pendapatan, Pendidikan, rumah, dan kebebasan ruang
public
• Respek dengan keragaman warga secara agama, politik, budaya, dan kelas
sosial tanpa diskriminatif
10. PERTUMBUHAN IDENTITAS
KATEGORI
KEBEBASAN BERAGAMA EKSPRESI BUDAYA POLITIK HUKUM
KESETARAAN GENDER PENDIDIKAN POLITIK EKONOMI
PARTISIPASI MINORITAS
RENTAN-
TERPINGGIR
BUDAYA-POLITIK POLITIK
HAM AGAMA BUDAYA POLITIK-BUDAYA EKOSOB
12. Politik Identitas
Sebuah strategi politik yang berfokus pada sebuah perbedaan sebagai
kategori utamanya.
Politik Identitas tumbuh secara alami yang didasari atas pemikiran manusia
karena adanya perbedaan:
1. Perbedaan Agama ?
2. Perbedaan Suku -> Sudah selesai
3. Perbedaan Ras, Cina? Arab ?
4. Perbedaan Daerah -> sudah selesai
5. Perbedaan Bahasa -> sudah selesai
13. Kesalahan
Politik
Identitas
Identitas tidak ada yang salah
• Identitas itu -> desain tuhan
• Masyarakat dunia ini terbagi menjadi suku
agama bangsa dst-nya
• Identitas itu ada dimana saja bahkan di eropa
sekalipun
Masalahnya?
• Identitas agama & primordial -> dijadikan
instrument politik
Politik Identitas Positif Sepanjang
• Rasional, taat asas, konstruktif, tidak
menimbulkan pembelahan sosial
14. Jangankan di Indonesia, negara yang penuh sesak dengan sentimen-sentimen komunal, isu-
isu identitas masih berperan penting dalam kontestasi pemilu di Amerika Serikat dan
negara- negara Eropa.
Di negara-negara Barat itu, pertarungan politik tidak hanya ditentukan oleh isu-isu rasional
seperti layanan kesehatan dan cara mengatasi pengangguran, tetapi juga oleh posisi para
kandidat dan partai terkait isu-isu yang kental muatan identitas seperti keberadaan imigran,
aborsi, homoseksualitas, pemakaian hijab dan cadar, dan seterusnya.
Politik Identitas di Negara Lain
15. Amy Gutmann
membedakan tingkat
keadaban politik
identitas dengan
menawarkan tiga
kategori penggunaan
identitas dalam
demokrasi, yang ia
sebut sebagai good,
bad, dan ugly.
Politik identitas bisa menjadi good (beradab)
atau mempunyai peran positif dalam
demokrasi ketika ia menyediakan nilai
solidaritas dalam membangun kesadaran
publik tentang kewargaan (civic) dan
melawan diskriminasi kelompok dengan
tanpa mempromosikan supremasi kelompok
sendiri dan kebencian terhadap kelompok lain
16. Bad (Buruk)
Di antara keduanya ada bentuk politik
identitas yang oleh Gutmann disebut bad.
Politik identitas dalam kategori ini tidak secara
aktif mempromosikan kesadaran publik yang
positif, tetapi minimal tidak mengancam
demokrasi dengan mempromosikan wacana
permusuhan dan melegitimasi kekerasan
antarkelompok identitas.
17. Tidak
beradab dan
berbahaya
(ugly)
Politik identitas bisa tidak beradab dan berbahaya
(ugly) jika mempromosikan nilai yang mengutamakan
supremasi kelompok sendiri, mengampanyekan
diskriminasi, dan menekankan cara pandang
antagonistis terhadap kelompok identitas lain, apalagi
sampai melegitimasi kekerasan.
Politik identitas menjadi berbahaya jika dilakukan
dengan membangun narasi tentang perbedaan
primordial atau rasial antarkubu dalam kontestasi
politik.
Retorika-retorika politik yang menggambarkan
pertarungan politik dengan merujuk pada perang
agama, dengan menarasikan musuh dalam label-label
negatif keagamaan atau rasial, adalah praktik politik
identitas yang berbahaya
19. GLOBALISASI POLITIK IDENTITAS
ASIA
PRESIDEN-VICE PRESIDEN
EROPA BARAT
PERDANA MENTRI
SCANDIAVIA
PERDANA MENTRI
EROPA TIMUR
PERDANA MENTRI
USA
PRESIDEN-MINISTER
AMERIKA LATIN
PRESIDEN
AFRICA
PRESIDEN-VICE PRESIDEN
ASIA SELATAN
PRESIDEN
19
20. KEMUNGKINAN POLITIK IDENTITAS KE DEPAN
Politik Identitas
AGAMA
KOMODIFIKASI-
KOMERSIALISASI
EKSKLUSIVE
ETNIS
PERSELISIHAN
KONFLIK
SOSIAL
POLARISASI-
FAKSIONALISASI
BUDAYA
CHAUVINISME
POLITIK
OTORITER-KINSHIP-
CLIENTELISM
21. MANFAAT BELAJAR IDENTITAS
Politik Identitas
POLITIK
• Mendorong berpolitik secara
adil dan setara
• Respek terhadap keragaman
pilihan politik
• Menghargai seluruh warga
negara untuk mendapatkan
akses yang setara di
hadapan negara
KEWARGAAN
• Memberikan penghargaan
terhadap keragaman warga
dalam agama dan budaya
• Memiliki kepekaan terhadap
keragaman warga
• Memiliki pengetahuan yang
mendorong bersikap adil
dalam berbagai kondisi
sosial politik
KEBANGSAAN
• Keadilan dan setara dalam
berpolitik dan agama
• Setara dalam berbangsa,
humanis, plus sosialistik
22. Politik
Identitas
Dalam
Pemilu
Momentum Pertama Pemilu Serentak
• Mitigasi Resiko
• Memastikan bagaimana tahapan yang saling berdekatan
Pemilu dengan Pilkada tidak menimbulkan polariasi politik
Kencendrungan Pilkada
• Gesekan sangat tinggi
• Konflik di akar rumput
Polarisasi
• Ancaman terbesar karena era -> digitalisasi -> isu sara
• Isu sara, mudah, murah bisa mendorong pergerakan luar
biasa
Langkah kongkrit pencegahan
• Edukasi literatur digital kepemiluan
23. Fakta
Politik
Praktis
Masyarakat
Kita
Politik Kita -> Politik Mamalia
• Insting primitive
• Menghantam orang
• Menjelekan orang
• Berkonflik untuk win/ lost
Orang merasa benar berdasarkan
keyakinan, padahal belum
berdasarkan pada fakta -> post truth
24. Meraih
Suara
pemilih
• Instrumen untuk menarik masa -> Artis
Dulu
• Kekuatan Uang
• Rekayasa & memberi suara awal kemerdekaan orang beri uang
kepada wakil rakyat, tapi Sekarang calon wakil rakyat yang
memberi uang ke masyarakat
• Tokoh dan Isu Agama
• Amerika -> identitas ras dan keagamaan masih kuat
• Warna Kulit (Tetapi aturan ditegakan, transparansi)
Sekarang
• Turkey
• Kekuatan intelektual, kemampuan teknokratik, karya/ program
• Indonesia
• Kekuatan kerumanan masa menjadi kekuatan
Indonesia VS Turkey ?
25. “jangan pilih capres tertentu karena dia tidak didukung
ulama, sedangkan kami dekat dengan ulama”
“jangan memilih orang yang tidak sama dengan kita, pilihlah
saya, karena saya akan memperjuangkan agama saudara
seiman, seagama sesuku dll”
Notes de l'éditeur
Penghargaan / Respect
Negara harus menghargai dalam bidang hukum, ekonomi, partisipasi politik, HAM - EKOSOB
Agama tinggal memilih apakah bagian dalam rezmi atau diluar dari rezim, (bagian rezim dapat akses) (diluar rezim jangan harap dapat akses)
Diberikan kebebasan agama, orang agama akan semakin dewasa semakin rasional.
Kalau diperkosa, orang akan akan banyak melakukan manipulasi atas nama agama (Politik Identitas) yang akan di hadapi pada pemilu 2024